Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona...

69
Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona Gempa Tasikmalaya Tanggal 2 September 2009 Tugas akhir ini dibuat untuk mendapatkan gelar Strata-1 Disusun Oleh: Mentaria Fildayen Diyanti (104097003121) KONSENTRASI GEOFISIKA PROGRAM STUDI MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Transcript of Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona...

Page 1: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona

Gempa Tasikmalaya Tanggal 2 September 2009

Tugas akhir ini dibuat untuk mendapatkan gelar Strata-1

Disusun Oleh:

Mentaria Fildayen Diyanti

(104097003121)

KONSENTRASI GEOFISIKA

PROGRAM STUDI MIPA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

Abstrak

Gempa bumi merusak daerah Tasikmalaya pada tanggal 2 September 2009

telah merubuhkan bangunan di daerah tersebut. Gempa kekuatanm 7,3 Ricther

pada kedalaman 30 Km dan berpusat di 142 Km Barat Daya Tasikmalaya Jawa

Barat dirasakan hamper di seluruh pulau Jawa. Banyak korban tewas ataupun luka

akibat terperangkap dalam reruntuhan bangunan karena tidak sempat untuk

menyelamatkan diri, sehingga penelitian mengenai percepatan tanah maksimum di

daerah percepatan getaran tanah maksimum dilakukan di tempat kejadian. Dengan

menggunakan metode Empiris badan magnitud, maka akan didapat hasil

pendekatan dengan di lapangan. Dari hasil pengolahan data tersebut estimasi

dilakukan dengan cara meregresikan dengan parameter – parameter yang ada

yaitu magnitude, jarak hyposenter, dan PGA dengan bantuan SPSS statistic 17

akan diperoleh pendekatan percepatan tanah maksimum gempa bumi di daerah

Tasikmalaya pada tanggal 2 September 2009 yakni sebesar 636,9 gal.

Kata kunci : Gempa Bumi, percepatan tanah, magnitude, hyposenter, SPSS

Statistic 17

Page 3: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Penentuan Formula Empiris

Percepatan Tanah Di Zona Gempa Tasikmalaya Tanggal 2 September 2009 “

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga, dan pengikut-pengikut beliau

hingga akhir waktu.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun

material sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih yang

sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada :

1. Ayahanda ( Drs. Tarmizi, M. Si ) dan Ibunda ( Kusbandiah ) , terima kasih

untuk setiap untaian do’a kasih saying, perhatian, dukungan, semangat dan

motivasi yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini.

2. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi.

3. Bapak Drs. Sutrisno, M.Si dan Bapak Arif Tjahjjono, M.Si selaku Ketua

Program dan Sekjur Studi Fisika.

Page 4: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

4. Ibu Tati Zera, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Arif Tjahjono,

M. Si sebagai Pembimbing II, terima kasih atas dorongan dan nasihatnya

selama penulis menempuh kuliah dan mengerjakan tugas akhir ini.

5. Muhammad Alfaraby Widiyanto dan Andika Aji Widiyanto, sebagai

seseorang yang sangat berpengaruh dalam memberikan dukungan secara

spirit dan moril untuk menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.

6. Dan seluruh pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan

satu persatu yang telah membantu secara spirit dan moril sehingga

terselesaikannya tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini masih banyak

kekurangan sehingga diharapkan kritik serta sarannya demi sempurnanya tulisan

ini.

Akhirnya Allah Jualah penulis mengembalikan segala urusan dan kepada-Nya

saya memohon keridhoan-Nya.

Jakarta, Juli 2010

Penulis

Mentaria Fildayen Diyanti

Page 5: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

DAFTAR ISI

HAL

HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7

1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7

1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 8

Page 6: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

BAB II DASAR TEORI

2.1 Percepatan Tanah ............................................................................................ 9

2.2 Magnitude ....................................................................................................... 13

2.3 Kedalaman Sumber Gempa ............................................................................ 13

2.4 Jarak Hypiosenter ............................................................................................ 14

2.5 Waktu Gempa ................................................................................................. 16

2.6 Intensitas Gempa ............................................................................................. 16

2.7 Jenis-Jenis Gempa Bumi ................................................................................. 17

2.8 Zonasi Kerentanan Bencana Gempa Bumi ..................................................... 18

2.8.1. Jenis Morfodinamik .............................................................................. 18

2.8.2. Jarak Episenter Gempa Bumi ................................................................ 19

2.8.3. Sifat Fisis Batuan / Tanah ..................................................................... 19

2.8.4. Struktur Geologi .................................................................................... 19

2.8.5. Kepadatan Penduduk dan Infrastruktur ................................................. 19

2.9 Parameter-parameter Gempa Bumi ................................................................. 20

2.10 Proses Terjadinya Gempa Bumi.................................................................... 21

2.11 Tinjauan Geologi ........................................................................................... 23

Page 7: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

BAB III METOD PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 29

3.2 Data dan Peralatan Penelitian.......................................................................... 29

3.2.1 Pengertian Variabel ................................................................................ 29

3.2.2 Data Penelitian ....................................................................................... 31

3.3 Teknik Pengolahan Data ................................................................................. 33

3.3.1. Regresi Berganda Antara Variabel Jarak Hyposenter (X1) dan

Magnitude (X2) Terhadap Variabel Resultan Komp. Horizontal

PGA (gals) ........................................................................................... 33

3.3.2. Uji Normalitas Data .............................................................................. 36

3.3.3. Uji Asumsi Klasi ................................................................................... 38

3.3.4. Diskriptif Variabel ................................................................................ 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perhitungan Dari Regresi Berganda Antara Variabel Magnitude (X1)

dan Jarak Hyposenter (X2) Terhadap Variabel Resultan Komp. Horizontal

PGA (gals) ................................................................................................. 45

Page 8: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

4.2 Hasil Pengolahan Data Regrsi Berganda Antara Variabel Magnitude

(X1) dan Variabel Jarak Hyposenter (X2) Terhadap Variabel Resultan

Komp. Horizontal PGA (gals) ....................................................................... 46

4.3 Hasil Pengolahan Data Dengan Menggunakan Variabel Hyposenter

dan Variabel Magnitude Terhadap Resultan Komp. Horizontal PGA

(gals) .............................................................................................................. 48

4.4 Hasil Kontur dari Data Antara Variabel Hyposenter dan Variabel

Magnitude Terhadap Variabel Resultan Komp. Horizontal PGA (gals) ....... 49

4.5 Hasil Analisa Seluruh Perhitungan Anatara Variabel Magnitude

Dengan Variabel Hyposenter Terhadap Variabel Resultan Komp.

Horizontal (gals) ............................................................................................ 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 55

5.2 Saran ................................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan Nilai Percepatan Tanah dengan Intensitas........................... 16

Tabel 3.1 Hubungan PGA dengan Hyposenter dan Magnitude ............................ 31

Tabel 3.2 Variabel-variabel Gempa Bumi ............................................................ 33

Tabel 3.3 Model Summary .................................................................................... 34

Tabel 3.4 Tabel Anova .......................................................................................... 35

Tabel 3.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .............................................. 36

Tabel 3.6. Test Of Normality ................................................................................ 37

Tabel 3.7 Descriptive Statistics ............................................................................. 42

Tabel 3.8 Residual Statistics ................................................................................. 43

Tabel 4.1 Tabel Model Summary.......................................................................... 45

Tabel 4.2 Tabel Coefficients ................................................................................. 46

Tabel 4.3 Hubungan Antara PGA dengan Hyposenter Dan Magnitude Serta

Percepatan (�) ...................................................................................... 48

Page 10: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Proses terjadinya Tumbukan antar Lempeng .................................... 3

Gambar 1.2 Pergerakan Lempeng Secara Divergen ............................................. 4

Gambar 1.3 Pergerakan Lempeng Secara Konvergen .......................................... 5

Gambar 2.1 Potongan Bumi yang Diasumsikan sebagai Bola dari Jarak

Di atas .............................................................................................. 14

Gambar 2.2 Peta Paleografi Jawa Barat ................................................................ 26

Gambar 2.3 Peta Distribusi Sesar Jawa Barat ....................................................... 27

Gambar 4.1 Peta Isoseimal Gempa Tasikmalaya 2 September 2009 .................... 49

Gambar 4.2 Peta Kontur PGA Gempa Bumi Tasikmalaya ................................... 50

Page 11: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 PGA Sensor Accelerograph Cimerak (CMJI)

Lampiran 2 Tabel Distribusi Normal

Lampiran 3 Tabel Distribusi T

Lampiran 4 Tabel Statistik F-Max

Lampiran 5 Tabel Distribusi F

Lampiran 6 Tabel Standardized Range Statistik

Lampiran 7 Tabel Harga Kritis Tes Sampel Kolmogrov-Smirnov

Lampiran 8 Tabel Statistik Durbin Watson

Page 12: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang termasuk zona kegempaan

dengan seismisitas tinggi. Karena terletak di pertemuan batas antar lempeng

tektonik utama, antara lain Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng

Indo-Australia. Pertemuan lempeng-lempeng tersebut membentuk zona subduksi

(interplate). Khususnya di sepanjang daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan

sebelah selatan Pulau Jawa. Dan tentunya juga terletak di beberapa daerah di

sekitar Pulau Maluku, sebelah barat dan utara Papua. Pergerakan lempeng-

lempeng tektonik ini juga dapat menimbulkan zona sesar geser (intraplate). Dari

dua jenis zona inilah kemudian di lakukan penelitian mengenai sumber gempa

(studi seismologi). Akibat tumbukan antara lempeng itu juga, maka terbentuk

daerah penunjaman memanjang di sebelah Barat Pulau Sumatera, sebelah Selatan

Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah Utara

Kepulauan Maluku, dan sebelah Utara Papua.

Konsekuensi dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan,

pegunungan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi. Dengan

demikian Indonesia rawan terhadap bencana letusan gunung api dan gempa bumi.

Page 13: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

2

Namun, dari semua bencana yang dapat mengakibatkan kerusakan dan korban

jiwa, salah satu yang perlu diwaspadai adalah setelah terjadinya gempa bumi pada

suatu wilayah belum tentu pergerakan dari kulit bumi tersebut telah usai. Justru

yang perlu diwaspadai adalah jika terjadi kembali gempa di tempat ataupun di

sekitar tempat yang pernah terjadi gempa.

Teori lempeng tektonik juga banyak menerangkan tentang kapan dan

bagaimana gunung-gunung yang aktif terjadi pada pertemuan batas-batas

lempeng. Pada waktu dua lempeng saling berbenturan, bagian-bagian kerak bumi

terangkat ke atas dan lipatan oleh tekanan yang kuat dan dorongan batu-batuan

yang terjadi. Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

mengetahui kecepatan dan arah gerakan suatu lempeng dibandingkan dengan

lempeng yang lain.

Lempeng tektonik terbukti bermanfaat di segala aspek dari segala yang

dapat di lihat di bumi. Teori ini menjelaskan bahwa litosfer bumi terbagi dalam

lempeng-lempeng (dengan ketebalan sekitar 100 km) yang bergerak berputar di

atas astenosfer. Lempeng ini bergerak dalam arah yang berbeda-beda dan bertemu

satu dengan yang lainnya di perbatasan-perbatasan lempeng(plate boundaries).

Pergesaran lempeng yang disebabkan oleh tenaga tektonik kemudian di

kenal dengan lempeng tektonik. Pergeseran lempeng yang menumbuk lempeng

lain, selain membentuk lipatan dan gunung serta gunung api, maka seluruh

aktifitas pergeseran lempeng ini menyebabkan timbulnya getaran pada kulit bumi

dan mempengaruhi seluruh fenomena yang berada di permukaan bumi. Dari

Page 14: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

3

fenomena-fenomena yang terjadi di alam salah satunya adalah gempa bumi.

Karena akibat dari terjadinya gempa ini justru membuat lempengan-lempengan di

bawah permukaan laut akan terus bergerak sampai dimana titik dari lempeng

tersebut mengalami titik dimana gerakan lempeng tersebut sudah tidak bisa

bergerak lagi.

Gambar 1.1. Proses-terjadinya-tumbukan-antar-lempeng

Selain dampak diatas, konsekuensi lain dari tumbukan antar lempeng ialah

menimbulkan patahan (sesar) di busur kepulauan. Proses terjadinya patahan

dibusur kepulauan. Bidang sesar (fault plane) adalah sebuah bidang yang

merupakan bidang kontak antara 2 blok tektonik. Pergeseran bidang sesar dapat

berkisar dari antara beberapa meter sampai mencapai ratusan kilometer. Sesar ini

kemudian menjadi jalur lemah, dan lebih banyak lagi terjadi pada lapisan yang

keras dan rapuh.

Gunung api terletak pada zona rekahan dari lempeng bumi, dan

mengakibatkan panjang dari suatu gunung api sangat bervariasi, dimulai dari yang

panjangnya hanya beberapa kilometer hingga ribuan kilometer. Agar magma

Page 15: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

4

dapat mencapai permukaan dari mantel bumi, maka rekahan ini harus memiliki

bagian yang terbuka cukup lebar. Kasus ini terjadi pada saat lempeng tektonik

terangkat oleh tekanan yang sangat besar atau pada saat lempeng tektonik terpisah

dan terbentuk celah yang terbuka yang secara lambat melebar (divergen).

Gambar 1.2. pergerakan-lempeng-secara-divergen

Kejadian seperti di atas terjadi pula pada kondisi kebalikannya, dimana

dua buah lempeng tektonik saling bertubrukan (subduksi). Sebuah lempeng

menghujam di bawah lempeng lainnya, maka sebagai konsekuensinya lempeng

makin melengkung dan sangat mudah untuk terbuka, yang kemudian dapat

memungkinkan magma terinjeksi keluar dan mencapai permukaan bumi.

Page 16: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

5

Gambar 1.3. Pergerakan-lempeng-secara-konvergen

Gempa bumi yang terjadi akan menimbulkan getaran, sebagai akibat dari

getaran gempa bumi itu menyebabkan benda-benda dan bangunan ataupun yang

ada di wilayah gempa akan mengalami gerakan. Gerakan itu ada dua macam

yakni gerakan arah tegak (vertikal) dan gerakan arah mendatar (horizontal).

Bila diamati dari kedua gaya tersebut biasanya yang paling mempengaruhi

adalah arah gerak vertikal. Dengan hanya sedikit mengubah gaya gravitasinya

yang bekerja pada struktur bangunan, maka bangunan itu bisa mengalami

kerusakan.

Tetapi sebagian besar getaran gempa bumi tidak selalu dapat dirasakan

oleh manusia. Terutama gempa yang berskala rendah. Namun dengan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kegempaan, gempa dapat diketahui dan

dipelajari baik dari lokasi sumber gempa, sifat, mekanisme, lokasi penyebaran dan

ataupun besarnya kekuatan gempa tersebut.

Page 17: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

6

Kemudian dari itu berdasarkan data historis tentang gempa bumi, gempa-

gempa yang kuat banyak terjadi di daerah Jawa Barat. Dan banyak pula

diantaranya yang menyebabkan bencana. Sebagai contoh gempa bumi yang terjadi

di Tasikmalaya.

Disamping itu ada pula data menunjukan, apabila disuatu daerah pernah

mengalami gempa, maka kemungkinan terjadinya gempa di kemudian hari di

daerah tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan daerah lain yang belum

pernah mengalami gempa.

Untuk mencari model empiris percepatan tanah yang sesuai untuk kondisi

di Jawa Barat khususnya di Tasikmalaya yang pernah terjadi gempa diperlukan

data-data gempa bumi kuat dari hasil pengamatan Accelerograph, dengan jumlah

yang memadai, karena medium yang dilalui gempa adalah badan bumi yang

terdiri dari berbagai lapisan dan pengaruh geologi setempat. Apabila terjadi

resonansi yakni waktu getar gelombang gempa, lapisan tanah sebagai media dan

bangunan sebagai penerima beban gempa tersebut saling akan mendekati. Oleh

karenanya, sangat menarik untuk dilakukan penelitian tentang penyebaran

percapatan tanah maksimal pada permukaan di daerah Jawa Barat khususnya di

Tasikmalaya dengan menggunakan metode rumus umum exponensial dengan

menggunakan badan Magnitude Body.

Page 18: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

7

1. 2. Tujuan Penelitian

Tujuan dan sasaran penelitian ini adalah :

a) Menentukan percepatan tanah akibat gempa Tasikmalaya tanggal 2

September 2009 dengan menggunakan rumusan percepatan tanah badan

magnitude body.

b) Menganalisa hasil getaran permukaan tanah percepatan tanah dengan

kerusakan yang terjadi di lapangan.

1. 3. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi mengenai menghitung koefisien dari rumusan

eksponensial dari magnitude body. Dari hasil rumusan ini, maka dapat ditentukan

kekuatan gempa yang terjadi apabila gempa berulang kembali. Kemudian,

menganalisa kerusakan yang terjadi dengan persamaan rumusan eksponensial ini

dengan yang terjadi di lapangan.

1. 4. Manfaat Penelitian

Adanya penelitian ini diharapkan menjadi perhatian apabila gempa terjadi

kembali tetapi alat rusak, maka dengan persamaan ini dapat ditentukan kerusakan

dan meminimalisasikan korban yang berada di sekitar maupun wilayah gempa dan

bagi wilayah yang pernah terkena gempa

1. 5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini di bagi dalam 5 (lima) bab, yaitu :

Bab I : Pendahuluan, yang menerangkan tentang latar belakang, maksud dan

tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Page 19: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

8

Bab II : Teori Dasar, yang menerangkan tentang teori dasar percepatan tanah,

magnitudo, kedalaman sumber gempa, jarak hiposenter, waktu gempa, intensitas

gempa, jenis-jenis gempa, zonasi kerentanan bencana gempa bumi, parameter-

parameter gempa bumi, tinjauan geologi.

Bab III : Metode Penelitian, yang menerangkan tentang waktu dan tempat

penelitian, data dan peralatan penelitian, teknik pengolahan data.

Bab IV : Hasil dan Pembahasan, yang menerangkan tentang hasil dan

pembahasan, hasil analisa.

Bab V : Kesimpulan dan Saran, yang menerangkan tentang kesimpulan dan saran

penelitian.

Page 20: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

9

BAB II

DASAR TEORI

2. 1. Percepatan Tanah

Percepatan tanah adalah faktor utama yang mempengaruhi konstruksi

bangunan. Akibat dari percepatan ini menimbulkan momen gaya yang

terdistribusikan merata di titik-titik bangunan. Karenanya percepatan tanah

merupakan titik tolak perhitungan bangunan tahan gempa.

Rumusan untuk menghitung percepatan tanah setempat masih dalam taraf

penelitian. Hal ini, disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhinya

terutama sifat- sifat lapisan batuan setempat. Karena itu, rumusan yang ada dalam

beberapa literatur merupakan empiris yang belum tentu dapat dipergunakan di

suatu daerah / negara yang sifat batuannya berlainan.

Beberapa metoda untuk mendapatkan percepatan tanah setempat antara lain :

1. Hubungan antara intensitas gempa dengan percepatan tanah menurut

Guttenberg dan Richter (Sulaiman, 1974)

Log α = 3

I- 0,5 (2 – 1)

Dengan : α = Percepatan tanah (gals)

I = Intensitas gempa (MMI)

2. Hubungan antara percepatan, magnitude dan jarak hiposenter menurut

Kawashumi (Wiratman, 1979)

Page 21: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

10

Log α = 2,3 log ��

���

100 + Ms – 5,4500 – 0,00084 ( ∆ - 100)

Untuk ∆ < 100 Km (2 – 2a)

Log α = 2,3 log ��

���

100 + Ms – 5,2038 – 0,00092 ( ∆ - 100)

Untuk ∆� 100 Km (2 – 2b)

Dengan : α = Percepatan tanah (gals)

Ms = Magnitudo gelombang permukaan (SR)

∆ = Jarak Hiposenter (Km)

3. Hubungan antara percepatan, magnitudo dan jarak hiposenter menurut M. V.

Mickey (Hasanudin, 1994)

α = 4

1

74,01 10.10)04,3(

− Ms

(2 – 3)

Dengan : α = Percepatan tanah (gals)

Ms = Magnitudo gelombang permukaan (SR)

∆ = Jarak Hiposenter (Km)

4. Hubungan antara percepatan, magnitudo dan jarak hiposenter menurut Mc.

Guirre RK (Said Muhammad, 1987)

Model ini menggunakan metoda empiris sebagai berikut :

α = 301,1

)25(

)27,0(3,472

+∆

Msex (2 – 4)

Dengan : α = Percepatan tanah (gals)

∆ = Jarak hiposenter (Km)

Ms = Magnitudo gelombang permukaan (SR)

Page 22: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

11

5. Hubungan percepatan, magnitudo dan jarak hiposenter menurut Donovan :

Dengan menggunakan nilai rata- rata percepatan tanah gempa bumi yang

terjadi di Amerika Serikat, Jepang, Papua New Guinea, Donovan menjabarkan

suatu model empiris (Said Muhammad, 1987) :

α = 32,1)25(

)5,0exp(1080

+∆

Ms (2 -5)

Dengan : α = Percepatan tanah (gals)

∆ = Jarak hiposenter (Km)

Ms = Magnitudo gelombang permukaan (SR)

6. Hubungan antara percepatan, magnitudo dan jarak hiposenter menurut Esteva.

Berdasarkan data gempa bumi California yang telah dikoreksi dan di evaluasi

secara statistik, dapat di peroleh model rumusan Esteva (Budiono, 1989)

α = 2)40(

)8,0exp(560

+∆

Ms (2 – 6)

Dengan : α = Percepatan tanh (gals)

Ms = Magnitudo gelombang permukaan (SR)

∆ = Jarak hiposenter (Km)

7. Hubungan antara percepatan, magnitudo dan jarak hiposenter dan kondisi

tanah setempat menurut K. Kanai (Wiratman, 1979) :

Sedangkan Kanai (1966) menyatakan untuk menentukan percepatan tanah

suatu tempat, perambatan gelombang gempa pada batuan dasar harus

diperhitungkan. Model perhitungan ini akan memberikan hasil yang lebih baik

Page 23: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

12

mengingat sifat batuan dasar lebih dominan dan mudah diketahui. Metode ini

memberikan hasil rumusan sebagai berikut :

α = γ . ra (2 – 7)

γ = 1 + 5,0

2

00

22

0

3,01

1

1

1

���

���

��

��

��

���

����

�+

���

���

��

��

��

���

����

�−

+

T

T

TT

T

c

c

a r = T

Ms )183

167,0(log)6,3

66,1(61,0

10 ∆−+∆

∆+−

C = 2.2

11.

e

e

ρ

ρ

Dengan : α = Percepatan tanah (gals)

a r = Percepatan tanah bedrock

C = Impedansi antara lapisan permukaan dan dasar

2,1 ρρ = Rapat massa lapisan permukaan dan dasar

e = Konstanta elastik

γ = Faktor perbesaran

T = Periode getaran gempa

T 0 = Periode getaran tanah

∆ = jarak hiposenter (Km)

Ms = Magnitudo gelombang permukaan (SR)

Page 24: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

13

2. 2. Magnitude

Magnitudo adalah suatu besaran gempa bumi yang menyatakan besarnya

energi yang di lepas suatu gempa (ledakan) dipusatnya. Dalam hal proses

perhitungannya harga percepatan tanah di permukaan tanah menggunakan

magnitudo surface waves (Ms). Namun ada juga data yang diperoleh

menggunakan magnitudo gempa lokal (MI) atau magnitudobody waves (Mb).

Hubungan yang dapat di tarik dari ketiga skala ini telah ditemukan oleh

Gutterberg, sehingga perhitungan mudah di peroleh. Dari hubungan tersebut dapat

di peroleh sebagai berikut (Ismail Sulaiman, 1989):

Mb = 0,56 Ms + 2,9

Mb = 1,7 + 0,8 MI – 0,01 MI 2 (2 – 8)

Dengan : Ms = Magnitudo gelombang permukaan (Surface waves)

Mb = Magnitudo gelombang Badan (Body waves)

MI = Magnitudo gempa local

2. 3. Kedalaman Sumber Gempa

Kedalaman sumber gempa yang diketahui bervariasi mulai dari dangkal,

menengah, dan dalam yang harga batasannya tergantung dari keadaan tektonik

setempat. Keadaan tektonik pada daerah Jawa Barat dan sekitarnya di pengaruhi

oleh subduksi lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia.

Klasifikasi kedalaman sumber gempa, yang umumnya di gunakan :

Page 25: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

14

A. Gempa dangkal (h = 0 – 60 Km)

B. Gempa menengah (h = 61 – 300 Km)

C. Gempa dalam (h = > 300 Km)

2. 4. Jarak Hiposenter

Hiposenter adalah jarak antara sumber gempa bumi dengan daerah yang

menjadi pengamatan (stasiun). Dengan beranggapan bahwa bumi adalah bulat,

jarak hiposenter dapat ditemukan dengan di cari beberapa persamaan.

Gambar 2.1. Potongan bumi yang diasumsikan sebagai bola, dari jarak di atas

secara matematika diketahui posisi dari sipengamat (stasiun) yaitu :

X s = r cos Φ cos θ (2 – 9)

Y s = r cos Φ sin θ (2 - 10)

Z s = r sin Φ (2 – 11)

Page 26: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

15

Dengan :

Φ = 180

*πsΦ (rad)

θ = (rad)

r = Jari- jari bumi (6378 Km)

sΦ = lintang si pengamat (Der)

sθ = Bujur pengamat (Der)

(X s , Y s , Z s ) = koordinat titik pengamat

Sehingga posisi kedalaman sumber gempa dapat dituliskan sebagai berikut :

X h = (r – h) cos Φ cos θ (2 – 12)

Y h = (r – h) cos Φ sin θ (2 – 13)

Z h = (r – h) sin Φ (2 - 14)

Φ = 180

*πhΦ (rad)

θ = 180

*πθ h (rad)

hΦ = Lintang episenter (Der)

hθ = Bujur episenter (Der)

h = Kedalaman gempa

(X h , Y h , z h ) = Koordinat episenter

Jarak hiposenter (R) dapat dihitung dengan :

R = ( ) ( ) ( ) KmZZYYXX shshsh

222−+−+− (2 – 15)

180*πθs

Page 27: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

16

2. 5 Waktu Gempa

Waktu yang terjadi pada saat terjadinya gempa di lokasi atau di kenal juga

dengan origin time. Origin time ini mencatat kejadian gempa dari pusatnya dan

menuju ke stasiun. Pada waktu terjadi gempa origin time menjalarkan gelombang

seismik yang menyebabkan terjadinya patahan atau runtuhan di darat atau di laut

saat gempa.

2. 6 Intensitas Gempa

Intensitas gempa merupakan skala yang di hitung terhadap kerusakan

wilayah atau bangunan di dekat terjadinya gempa bumi (episenter). Intensitas

sendiri merupakan penilaian yang subjektif, karena masing-masing pengamat

dapat berbeda-beda penilaiannya terhadap nilai intensitas. Sklala intensitas yang

digunakan di Indonesia adalah skala MMI (Modified Mercally Intensity). Berikut

hubungan nilai percepatan tanah intensitas.

Tabel 2.1. Hubungan nilai percepatan tanah dengan intensitas.

Zona

Percepatan Tanah

(gal)

Intensitas

(MMI)

1 > 324 > IX

2 245 – 324,4 VIII – IX

3 196 – 245 VII – VIII

4 127,4 – 196 VI – VII

5 32,9 – 127,4 V – VI

6 < 39,2 V

Page 28: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

17

2. 7. Jenis-jenis gempa bumi

Secara umum, jenis-jenis gempa bumi terbagi dalam tiga bagian, yaitu :

1. Gempa bumi tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena adanya pelepasan

energi batuan di dalam kerak bumi.

2. Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa yang terjadi akibat aktivitas magma

pada gunung berapi.

3. Gempa bumi runtuhan / terban, yaitu gempa yang terjadi akibat adanya

runtuhan terutama pada daerah pertambangan dan daerah longsor di lereng

gunung.

Disamping itu ada pula, gempa bumi artifisial seperti ledakan nuklir dan

eksplorasi minyak bumi dan barang tambang. Di bumi kita ini terdapat 3 (tiga)

jalur utama gempa bumi dimana 2 (dua) diantaranya bertemu di Indonesia. Tiga

jalur utama gempa bumi tersebut adalah :

1) Jalur Sirkum Pasifik. Jalur ini di mulai dari Cardille ras de los

Andes (Chili, Equador, dan Karibia), Amerika Tengah, Meksiko,

California, Alaska, Jepang, Taiwan, Philipina, Indonesia (Sulawesi

utara dan Irian), dan berakhir di Selandia Baru.

2) Jalur Mediterania. Jalur ini di mulai dari Azares, mediteran

(Maroko, Portugal, Italia, Rumania), Turki, Iran, Irak, Afganistan,

Himalaya, Indonesia (Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Laut

Banda) dan berakhir di Maluku.

3) Jalur Mid Atlantik. Jalur ini di mulai dari Mid Atlantik Ridge,

yaitu di Islandia, Spitsbergen dan Atlantik Selatan.

Page 29: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

18

2. 8. Zonasi Kerentanan Bencana Gempa Bumi

Zonasi kerentanan bencana gempa bumi merupakan pewilayahan suatu

kawasan berdasarkan tingkat kerentanan terhadap bahaya goncangan gempa bumi.

Daerah bencana termasuk pada zona kerentanan gerakan tanah tinggi (Peta Zona

Kerentanan Gerakan tanah Jawa Barat dan sekitarnya, DVMBG, 2004), artinya di

daerah ini sering terjadi gerakan tanah, sedangkan gerakan tanah lama masih

dapat aktif kembali.

Berdasarkan Peta Potensi Kejadian Gerakan Tanah Provinsi Jawa Barat bulan

Maret 2009 (Badan Geologi), daerah tersebut termasuk Zona Potensi Terjadi

Gerakan Tanah Menengah Tinggi artinya daerah ini mempunyai potensi tinggi

untuk terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan

tanah dapat aktif kembali.

Besar-kecilnya bahaya goncangan gempa bumi di suatu tempat berhubungan

erat dengan beberapa kondisi, yaitu :

2.8.1. Jenis Morfodinamik

Besar-kecinya bahaya goncangan gempa juga mempengaruhi oleh

morfodinamik dari keadaan alam disekitar tempat terjadinya gempa. Ini berarti

jenis morfodinamik dari alam sekitar dapat berkembang dinamis sesuai dengan

perubahan kerak bumi yang berada di dalam lapisan bumi. Secara umum kondisi

morfologi lokasi bencana gerakan tanah di wilayah Kecamatan Manonjaya tempat

yang menjadi kerusakan terparah merupakan perbukitan bergelombang dengan

kemiringan lereng agak terjal sampai ( 17� > 30� ).

Page 30: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

19

2.8.2. Jarak Episenter Gempa Bumi

Jarak episenter gempa bumi juga menjadi salah satu yang mempengaruhi

besar-kecilnya kekuatan gempa. Apabila jarak pusat gempa berada dekat dengan

stasiun, maka nilai yang di rekam oleh alat akn lebih besar di bandingkan dengan

jarak kestasiun lainnya. Oleh karena itu, jarak pusat gempa sangat diperlukan oleh

alat untuk menentukan secara pasti dimana letak pusat gempa terjadi.

2.8.3. Sifat Fisis Batuan / Tanah

Sifat fisis dari batuan tempat terjadinya gempa merupakan hal yang sangat

penting karena, dengan meneliti dari sifat fisis tanah dan batuan dapat diperoleh

informasi secara pasti bagaimana sifat pergerakan dari lempeng yang akan

mempengaruhi batuan yang ada dipermukaan bumi. Sifat fisik batuan breksi

vulkanik, konsisten rendah, kurang kompak dengan sementasi lemah, sehingga

mudah lepas.

2.8.4. Struktur Geologi

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Tasikmalaya, Jawa, Skala 1 : 100,00

(Budhitrisna T., P3G, 1986), Daerah Tasikmalaya dan sekitarnya disusun oleh :

batupasir tufaan, batupasir, batupasir gampingan, konglornerat, breksi gunungapi,

tufa, batulempung tufaan, breksi tufa, breksi gampingan dari Formasi Bentang

(Tmpb), Breksi gunungapi, lahar dan tufa dari Gunung Galunggung.

2.8.5. Kepadatan Penduduk dan Infrastruktur

Lahan daerah bencana gerakan tanah pada umumnya berupa pemukiman,

persawahan, dan kolam-kolam ikan. Lokasi bencana merupakan daerah longsoran

Page 31: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

20

lama, yang aktif kembali. Umumnya rumah-rumah di kampung Tasikmalaya tidak

aman dari gerakan tanah, karena daerah tersebut rentan gerakan tanah yang

umumnya berupa retakan, nendatan, dan rayapan.

2.9. Parameter-parameter Gempa Bumi

Parameter dari gempa bumi yang banyak diketahui :

1) Waktu terjadinya gempa ( Origin Time )

Waktu yang tejadi pada saat terjadinya gempa. Hal ini sangat dibutuhkan

karena untuk memastikan waktu pada saat terjadinya gempa dan waktu

berakhirnya gempa dengan demikian dari waktu Origin Time dapat

dilihat waktu yag pasti terjadinya gempa.

2) Kedalaman pusat genpa (Depth)

Pusat terjadinya gempa yang terjadi pasti memiliki kedalaman yang pasti

dimana terjadinya pergerakan lempeng yang menimbulkan terjadinya

gempa. Karena kedalaman pusat gempa inilah yang akan menjadi titik

dimana terjadinya gempa berasal dan bernilai bervariasi. Kedalaman

gempa pada saaat gempa memiliki gelombang dari titik-titik yang di

jalarkan oleh gelombang gempa. Oleh karena itu, kedalaman pusat

gempa sangat penting dalam menentukan dimana gempa terjadi.

3) Jarak episenter ketempat pengamat (Stasiun / Sensor)

Jarak pusat gempamenjadi salah satu parameter yang penting. Karena

dengan mengetahui jarak pusat gempa pada stasiun dapat diperkirakan

titik pada kedalaman berapa pusat gempa terjadi. Jarak episenter gempa

dengan stasiun memiliki keterkaitan yang sangat erat. Oleh sebab itu,

Page 32: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

21

jarak pada setiap stasiun memiliki jarak yang berbeda-beda tetapi pusat

gempa pada semua stasiun pasti sama.

4) Energi gempa bumi (Magnitude)

Magnitude gempa adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya

energi seismik yang dipancarkan oleh sumber gempa. Besaran ini akan

berharga sama, meskipun dihitung dari tempat yang berbeda. Skala yang

kerap digunakan untuk menyatakan magnitude ge,pa ini adalah Skala

Richter (Richter Scale). Magnitude yang dihasilkan oleh gempa pada

setiap stasiun pasti beda.

5) Intensitas

Secara umum, magnitude di Indonesia menggunakan skala MMI

(Modified Mercally Intensity). Oleh karena itu, dapat di lihat kekuatan

pada setiap gempa yang dihasilkan. Intensitas gempa yang dihasilkan

pada setiap gempa di Indonesia sudah dapat diketahui kelompok

intensitasnya bergantung pada percepatan maksimal tanah yang

dihasilkan.

2. 10. Proses Terjadinya Gempa Bumi

Apabila dua buah lempeng bertumbukan, maka pada daerah batas antara

dua lempeng akan terjadi regangan. Salah satu, lempeng akan menyusup kebawah

lempeng yang lain, masuk kebawah lapisan asthenosfer. Pada umumnya, lempeng

samudera akan menyusup ke bawah lempeng benua. Hal ini, disebabkan lempeng

samudera mempunyai densitas yang lebih besar dibandingkan dengan lempeng

benua. Apabila tegangan tersebut telah sedemikian besar sehingga melampaui

Page 33: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

22

kekuatan kulit bumi, tempat tersebut berada di daerah terlemah. Kulit bumi yang

hancur tersebut akan melepaskan energi atau tegangan sebagian atau seluruhnya

untuk kembali kekeadaan semula pada daerah batas inilah timbul gempa bumi.

Proses terjadinya gempa tektonik dikarenakan adanya gerakan pergeseran

tektonik yang saling menekan. Karena permukaan lempeng yang kasar saling

bergesekan dan terjadi gaya tekan (stress) pada batuan disekitarnya maka

kondisinya menjadi terjepit dan terkunci. Disinilah terjadi penimbunan energi

yang semakin bertambah besar sampai dengan jangka waktu yang lama. Ketika

energi dalam batuan ini melewati batas maksimum maka batuan tersebut akan

patah. Sehingga terjadi perpindahan energi secara tiba-tiba. Setelah terjadi

perpindahan maka gaya-gaya yang bekerja akan kemlbali seperti semula (Elastic

Rebound Theory).

Energi yang terakumulasi akhirnya melepaskan dan memancarkan

gelombang-gelombang gempa yang membawa energi-energi tersebut.

Gelomabang-gelombang ini bergerak dari sumbernya dan berjalan menjalar

melalui batuan-batuan pada kerak bumi dan juga melaui media cair seperti air laut

(penyebab tsunami). Dengan waktu dan kecepatan tertentu akhirnya gelombang-

gelombang ini sampai pada permukaan bumi yang menimbulkan getaran-getaran.

Akhirnya juga dapat menyebabkan kerusakan (failure) seperti patahan, pemekaran

lateral, pergeseran tanah longsor dan lain-lain.

Page 34: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

23

2. 11. Tinjauan Geologi

Keadaan geologi Jawa Barat merupakan tatanan geologi yang menarik. Di

bagian barat laut dari Indonesia terdapat paparan sunda yang relatif stabil di

lingkari dengan sistem pegunungan sirkum sunda yang menjalar dari kepulauan

Filipina, melalui Maluku hingga ke lembah Brahmaputra di Assam. Bagian dari

sistem pegunungan sunda yang terletak di sebelah selatan paparan sunda

selanjutnya disebut pegunungan sunda.

Struktur geologi Jawa Barat didapatkan sebagai akibat dari kegiatan

tektonik daerah tersebut. Jawa Barat memiliki pola struktur yang agak rumit di

kerenakan adanya pertemuan pola tektonik Sumatera dan Jawa terdapat di sini

misalnya arah utara – selatan, timur laut – barat daya, timur – barat dan juga barat

laut – tenggara. Pola struktur tersebut di punyai oleh lipatan ataupun juga sesar.

Didaerah pantai selatan Jawa Barat terdapat lipatan –lipatan dengan

patahan dari cimandiri yang berlanjut ke dalam laut sebagai patahan dalam lautan

(submarin fault) di mana gempa yang terjadi di daerah tersebut dirasakan di

daerah Sukabumi. Pelabuhan ratu bahkan ke timur sampai ke Garut dan

Tasikmalaya yang terkadang menimbulkan kerusakan baik harta benda maupun

korban jiwa.

Patahan Cimandiri termasuk dalam Bandung Zone yang merupakan jalur

longitudinal dari depresi dengan lebar 20-40 km dan memanjang dari pelabuhan

ratu melalui lembah Cimandiri (Sukabumi), Cianjur, Bandung, Garut, lembah

Citandui (Tasikmalaya) dan berakhir di sesar arakan. Menurut bentuknya

merupakan bagian atas dari Geanti Klinal Jawa Api terjadi patahan pada masa

Page 35: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

24

akhir tersier. Sebagian besar dari Jawa Barat terdiri dari endapan vulkanik muda

dan endapan alluvial serta diselingi bukit batuan tersier.

Jawa Barat merupakan salah satu wilayah yang berada pada zona patahan

(sesar geser) di bawah permukaannya. Hal ini berarti Jawa Barat merupakan

wilayah yang kompleks karena terdapat zona subduksi (interplate) dan zona sesar

geser (intraplate) yang menjadi awal terjadinya gempa bumi. Zona yang terdapat

di Jawa Barat salah satunya adalah sesar Lembang, Cimandiri dan Baribis.

Zona-zona sesar ini terbentuk akibat proses geologi yang berlangsung

selama jutaan tahun. Dikarenakan pengaruh aktivitas dari tumbukan lempeng

Indo-Australia dengan lempeng Eurasia yang berlangsung dari zaman dahulu.

Akibat dari proses tektonik yang berlangsung terus menerus hingga saat ini

seluruh batuan tersebut mengalami pengangkatan, pelipatan, pensesaran.

Gempa bumi terjadi pada tanggal 2 September 2009 di selatan Pulau Jawa,

tepatnya 142 km dari sebelah barat daya Tasikmalaya atau berada pada 7.778����

107.328°E. Kejadian gempa ini menurut data base BMKG berasal dari kedalaman

30 km dan magnitudenya 7.3 pada tanggal 02 September 2009 jam 14:55:01.

Dimana efeknya juga dirasakan di beberapa wilayah Jawa Barat seperti Sukabumi,

Garut, Bandung, Cianjur, Ciwidey, bahkan Jakarta.

Pemicu terjadinya gempa bumi adalah pengaruh pergerakan lempeng

Australia dengan lempeng Sunda (Lempeng Asia Tenggara) pada batas zona

suvduksi dengan kecepatan pergerakan relatifnya 59 mm/tahun. Pada batas zona

tersebut terjadi patahan (Fault) yang menimbulkan efek radiasi gelombang seismic

Page 36: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

25

setelah terjadi akumulasi energi pada materi batuannya. Meskipun pusat

gempanya terjadi di laut, tetapi gempa ini tidak berpotensi menyebabkan tsunami.

Pergeseran lempeng-lempeng ini mempengaruhi sesar-sesar yang terdapat

di wilayah Jawa Barat, antara lain sesar cimandiri, sesar garut, sesar tasik.

Sedangkan sesar lembang hanya terkena reaksi (imbas) sesar-sesar di

sekelilingnya. Sehingga wilayah Bandung Utara, Bandung Barat, Bogor, dan

Jakarta juga mengalami getaran gempa yang dapat dirasakan. Efek terparahnya

berdasarkan ukuran intensitas terjadi di daerah Garut, Tasikmalaya, Cianjur, dan

Sukabumi.

Gambar 2.1 Peta Paleografi Jawa Barat (M. Untung, 1982)

Melalui media satelit, diketahui daerah Jawa Barat memiliki banyak

bentang alam yang diduga merupakan hasil pensesaran. Jalur sesar tersebut

umumnya berarah barat-timur, utara-selatan, timurlaut-baratdaya, baratlaut-

Page 37: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

26

tenggara. Struktur sesar dengan arah barat-timur umumnya berjenis sesar naik

sedangkan sesar dengan arah lainnya biasanya berupa mendatar. Sedangkan sesar

normal umumnya berarah bervariasi. Dari sekian banyak sesar yang berkembang

di daerah Jawa Barat ada 3 (tiga) struktur regional yang memegang peranan

penting yaitu sesar Cimandiri, sesar Baribis dan sesar Lembang. Ketiga sesar

tersebut pertama kali diperkenalkan oleh Van Bemmelen (1949) dan diduga masih

aktif hingga sekarang.

(1) Sesar Cimandiri di anggap merupakan sesar paling tua, membentang mulai

dari Teluk Pelabuhanratu menerus ke timur melalui lembah Cimandiri,

Cipatat-rajamandala, Gunung Tanggubanprahu-Burangrang dan diduga

terus ke timur laut menuju Subang.

(2) Sesar Baribis yang letaknya di bagian utara Jawa merupakan sesar naik

dengan arah relatif barat-timur, membentang mulai Purwakarta hingga ke

arah daerah Baribis di Kadipaten-Majalengka.

(3) Sesar Lembang yang letaknya di utara Bandung, membentang kurang

lebih 30 km ke arah barat-timur. Sesar ini berjenis sesar normal (sesar

turun) dimana blok bagian utara relatif turun membentuk morfologi

dataran (dataran lembang).

Page 38: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

Barat, maka dapat diketahui secara umu sumber terjadinya gempa bumi akibat

sesar (interpolate), tentunya di sekitar wilayah

gerakan sesar inilah getar

maka dapat dilakukan estimasi lebih lanjut, seperti studi pemetaan risiko gempa

bumi atau Seismic Zoning berdasarkan distribusi percepatan g

Ground Accelaration). Percepatan gerakan tanah merupakan percepatan

gelombang gempa yang sampai di permukaan bumi. Estimasi PGA ini sangat

bergantung pada magnitudo, banyak sekali metode yang dapat digunakan. Metode

yang biasa dipakai ad

Richter, dan metode Kanai. Hasil estimasi PGA ini berguna untuk

merepresentasikan distribusi tingkat risiko gempa bumi. Nilai distribusinya dapat

di buat ke dalam bentuk peta. Biasanya nilai PGA (Peak Ground

Gambar 2.2. Peta Distribusi Sesar Jawa Barat ( E. K. Kertapati et, al ,. 1998)

Dari gambar di atas dapat yang merupakan distribusi sesar di wilayah Jawa

Barat, maka dapat diketahui secara umu sumber terjadinya gempa bumi akibat

sesar (interpolate), tentunya di sekitar wilayah

gerakan sesar inilah getar

Kemudian dari data

maka dapat dilakukan estimasi lebih lanjut, seperti studi pemetaan risiko gempa

bumi atau Seismic Zoning berdasarkan distribusi percepatan g

Ground Accelaration). Percepatan gerakan tanah merupakan percepatan

gelombang gempa yang sampai di permukaan bumi. Estimasi PGA ini sangat

bergantung pada magnitudo, banyak sekali metode yang dapat digunakan. Metode

yang biasa dipakai ad

Richter, dan metode Kanai. Hasil estimasi PGA ini berguna untuk

merepresentasikan distribusi tingkat risiko gempa bumi. Nilai distribusinya dapat

di buat ke dalam bentuk peta. Biasanya nilai PGA (Peak Ground

Gambar 2.2. Peta Distribusi Sesar Jawa Barat ( E. K. Kertapati et, al ,. 1998)

Dari gambar di atas dapat yang merupakan distribusi sesar di wilayah Jawa

Barat, maka dapat diketahui secara umu sumber terjadinya gempa bumi akibat

sesar (interpolate), tentunya di sekitar wilayah

gerakan sesar inilah getar

Kemudian dari data

maka dapat dilakukan estimasi lebih lanjut, seperti studi pemetaan risiko gempa

bumi atau Seismic Zoning berdasarkan distribusi percepatan g

Ground Accelaration). Percepatan gerakan tanah merupakan percepatan

gelombang gempa yang sampai di permukaan bumi. Estimasi PGA ini sangat

bergantung pada magnitudo, banyak sekali metode yang dapat digunakan. Metode

yang biasa dipakai adalah metode Murphy

Richter, dan metode Kanai. Hasil estimasi PGA ini berguna untuk

merepresentasikan distribusi tingkat risiko gempa bumi. Nilai distribusinya dapat

di buat ke dalam bentuk peta. Biasanya nilai PGA (Peak Ground

Gambar 2.2. Peta Distribusi Sesar Jawa Barat ( E. K. Kertapati et, al ,. 1998)

Dari gambar di atas dapat yang merupakan distribusi sesar di wilayah Jawa

Barat, maka dapat diketahui secara umu sumber terjadinya gempa bumi akibat

sesar (interpolate), tentunya di sekitar wilayah

gerakan sesar inilah getaran interplate di rekam dari waktu ke waktu.

Kemudian dari data-data yang diperoleh melalui hasil rekaman tersebut

maka dapat dilakukan estimasi lebih lanjut, seperti studi pemetaan risiko gempa

bumi atau Seismic Zoning berdasarkan distribusi percepatan g

Ground Accelaration). Percepatan gerakan tanah merupakan percepatan

gelombang gempa yang sampai di permukaan bumi. Estimasi PGA ini sangat

bergantung pada magnitudo, banyak sekali metode yang dapat digunakan. Metode

alah metode Murphy

Richter, dan metode Kanai. Hasil estimasi PGA ini berguna untuk

merepresentasikan distribusi tingkat risiko gempa bumi. Nilai distribusinya dapat

di buat ke dalam bentuk peta. Biasanya nilai PGA (Peak Ground

Gambar 2.2. Peta Distribusi Sesar Jawa Barat ( E. K. Kertapati et, al ,. 1998)

Dari gambar di atas dapat yang merupakan distribusi sesar di wilayah Jawa

Barat, maka dapat diketahui secara umu sumber terjadinya gempa bumi akibat

sesar (interpolate), tentunya di sekitar wilayah

an interplate di rekam dari waktu ke waktu.

data yang diperoleh melalui hasil rekaman tersebut

maka dapat dilakukan estimasi lebih lanjut, seperti studi pemetaan risiko gempa

bumi atau Seismic Zoning berdasarkan distribusi percepatan g

Ground Accelaration). Percepatan gerakan tanah merupakan percepatan

gelombang gempa yang sampai di permukaan bumi. Estimasi PGA ini sangat

bergantung pada magnitudo, banyak sekali metode yang dapat digunakan. Metode

alah metode Murphy –

Richter, dan metode Kanai. Hasil estimasi PGA ini berguna untuk

merepresentasikan distribusi tingkat risiko gempa bumi. Nilai distribusinya dapat

di buat ke dalam bentuk peta. Biasanya nilai PGA (Peak Ground

Gambar 2.2. Peta Distribusi Sesar Jawa Barat ( E. K. Kertapati et, al ,. 1998)

Dari gambar di atas dapat yang merupakan distribusi sesar di wilayah Jawa

Barat, maka dapat diketahui secara umu sumber terjadinya gempa bumi akibat

sesar (interpolate), tentunya di sekitar wilayah-wilayah sesar tersebut. Melalui

an interplate di rekam dari waktu ke waktu.

data yang diperoleh melalui hasil rekaman tersebut

maka dapat dilakukan estimasi lebih lanjut, seperti studi pemetaan risiko gempa

bumi atau Seismic Zoning berdasarkan distribusi percepatan g

Ground Accelaration). Percepatan gerakan tanah merupakan percepatan

gelombang gempa yang sampai di permukaan bumi. Estimasi PGA ini sangat

bergantung pada magnitudo, banyak sekali metode yang dapat digunakan. Metode

– O’Brien, metode Gutenberg

Richter, dan metode Kanai. Hasil estimasi PGA ini berguna untuk

merepresentasikan distribusi tingkat risiko gempa bumi. Nilai distribusinya dapat

di buat ke dalam bentuk peta. Biasanya nilai PGA (Peak Ground

Gambar 2.2. Peta Distribusi Sesar Jawa Barat ( E. K. Kertapati et, al ,. 1998)

Dari gambar di atas dapat yang merupakan distribusi sesar di wilayah Jawa

Barat, maka dapat diketahui secara umu sumber terjadinya gempa bumi akibat

wilayah sesar tersebut. Melalui

an interplate di rekam dari waktu ke waktu.

data yang diperoleh melalui hasil rekaman tersebut

maka dapat dilakukan estimasi lebih lanjut, seperti studi pemetaan risiko gempa

bumi atau Seismic Zoning berdasarkan distribusi percepatan gerakan tanah (Peak

Ground Accelaration). Percepatan gerakan tanah merupakan percepatan

gelombang gempa yang sampai di permukaan bumi. Estimasi PGA ini sangat

bergantung pada magnitudo, banyak sekali metode yang dapat digunakan. Metode

O’Brien, metode Gutenberg

Richter, dan metode Kanai. Hasil estimasi PGA ini berguna untuk

merepresentasikan distribusi tingkat risiko gempa bumi. Nilai distribusinya dapat

di buat ke dalam bentuk peta. Biasanya nilai PGA (Peak Ground Acceleration)

27

Gambar 2.2. Peta Distribusi Sesar Jawa Barat ( E. K. Kertapati et, al ,. 1998)

Dari gambar di atas dapat yang merupakan distribusi sesar di wilayah Jawa

Barat, maka dapat diketahui secara umu sumber terjadinya gempa bumi akibat

wilayah sesar tersebut. Melalui

data yang diperoleh melalui hasil rekaman tersebut

maka dapat dilakukan estimasi lebih lanjut, seperti studi pemetaan risiko gempa

erakan tanah (Peak

Ground Accelaration). Percepatan gerakan tanah merupakan percepatan

gelombang gempa yang sampai di permukaan bumi. Estimasi PGA ini sangat

bergantung pada magnitudo, banyak sekali metode yang dapat digunakan. Metode

O’Brien, metode Gutenberg –

Richter, dan metode Kanai. Hasil estimasi PGA ini berguna untuk

merepresentasikan distribusi tingkat risiko gempa bumi. Nilai distribusinya dapat

Acceleration)

Page 39: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

28

maksimum terjadi akibat pengaruh sesar. Berdasarkan distribusi sesar-sesar di

wilayah Jawa Barat, maka PGA (Peak Ground Acceleration) tinggi berada di

bagian timur dan semakin mengecil ke arah utara. Semakin besar PGA yang

terjadi di suatu tempat maka risiko bahayanya semakin besar.

Page 40: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan

yakni selama 6 (enam) bulan terhitung dari bulan September 2009 sampau dengan

bulan Februari 2010. Sedangkan, tempat pengambilan dan pengolahan data

dilakukan di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang beralamat di

kalan Angkasa I No.2 Kemayoran Jakarta Pusat.

Data penelitian yang didapat berupa data sekunder dari data gempa utama

daerah Tsikmalaya di Jawa Barat. Data yang ddidapat berupa data dalam bentuk

PGA sensor accelerograph. Data ini juga direkam oleh stasiun Cimerak dimana

stasiun ini di anggap sebagai stasiun terdekat dengan lokasi gempa di

Tasikmalaya. Namun, selain data GPA data yang diperlukan untuk mendapatkan

nilai perhitungan yang mendekati alat adalah data Magnitude dan data Jarak

Hyposenter.

3.2 Data dan Peralatan Penelitian

3.2.1. Pengertian Variabel

Variabel adalah suatu karakteristik yang akan diobservasi dari suatu satuan

padasebuah pengamatan. Karakteristik yang dimiliki satuan ini pada keadannya

berbeda-beda (berubah-ubah) atau memiliki gejala yang bervariasi dari satu satuan

pengamatan ke satu pengamatan lainnya, atau untuk satuan pengamatan yang

Page 41: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

30

sama karakteristiknya berubah menurut waktu atau tempat. Karakteristik ini

adalah cirri tertentu pada suatu objek yang akan diteliti, yang dapat membedakan

objek tersebut dari objek lainnya. Sedangkan objek yang karakteristiknya sedang

di amati dinamakan satuan pengamatan. Karakteristik tersebut setidaknya dapat

diklasifikasikan ke dalam dua buah kategori yang berbeda, atau yang dapat

memberikan sekurang-kurangnya dua hasil pengukuran atau perhitungan yang

nilai numeriknya berbeda. Dengan demikian satu satuan pengematan dikatakan

sebagai variabel apabila memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sebaliknya

jika karakteristiknya semua sama, maka satuan pengamatan tersebut bukan

variabel.

Sementara data adalah segala fakta atau suatu keterangan tentang sesuatu

yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Dengan demikian

data berbeda dengan informasi. Informasi adalah berita, yang merupakan hasil

pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Ruseffendi, 1998:21).

Selain dari berbagai macam variabel, dilihat dari hubungan antar variabel,

dikenal bermacam-macam variabel, antara lain : variabel independen dan variabel

dependen.

Variabel independen (bebas, eksogenus) adalah variabel yang menjadi

sebab terjadinya (pengaruh) variabel dependen (terikat, endogenus). Variabel

dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen.

Hubungan variabel independen dengan variabel dependen biasanya dapat ditulis

dalam sebuah persamaan atau fungsi tertentu. Dengan demikian dalam suatu

Page 42: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

31

persamaan, maka akan didapat nilai X itu apabila dan sudah pasti diketahui nilai

Y yang pasti dan terikat.

3.2.2. Data Penelitian

Untuk mendapatkan nilai percepatan tanah yang mendekati alat, maka data

yang digunakan adalah data percepatan tanah gempa bumi di daerah Tasikmalaya.

Data parameter ini didapat dari data base BMG Pusat Kemayoran Jakarta, serta

dari stasiun Cimerak. Dengan demikian nilai percepatan tanah gempa bumi utama

yang sesuai dengan data parameter gempa bumi tersebut. Dari gempa bumi utama

Tasikmalaya didapat 10 data yang terekam oelh alat. Diantaranya :

Tabel. 3.1 Hubungan PGA denga Hyposenter dan Magnitude

No. PGA

(gals)

Hypocenter

(km)

Magnitude

(SR)

1 204.355083 138.444 7.3

2 16.553516 132.517 6.0

3 2.034822 139.807 5.1

4 4.193705 136.469 5.4

5 0.345897 441.514 5.6

6 3.829204 373.046 6.8

7 0.027183 605.214 5.2

8 3.798569 142.282 5.5

9 0.510862 800.816 5.3

10 1.163203 1246.222 7.6

Page 43: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

32

Metode yang digunakan dalam perhitungan ini adalah bentuk rumus umum

empiris percepatan tanah yang dipergunakan magnitude body, yaitu :

� = ���������

���

(3 – 1)

Dimana : � adalah perceptan tanah

a, b, c adalah konstanta

Mb adalah Magnitude Body

R adalah Jarak hyposenter

Dari persamaan di atas akan di dapat nilai konstanta a, b, c yang dianggap sebagai

nilai pendekatan alat. Oleh karena itu, nilai n yang digunakan sebagai penambah

dari jarak Hyposenter. Jadi, rumus di atas dapat ditulis juga dikalikan dengan

dengan Ln.

Ln � = Ln a + Ln b + c ( R + n)

(3 – 2 )

Selanjutnya masing- masing dari konstanta tersebut akan dapat dihitung dengan

metode linire bergnada, yaitu:

Y = a + bX1 + cX2

(3 – 3) Dengan : Ln � adalah Y

Ln a adalah A

Page 44: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

33

Mb adalah ��

Ln (R + n) adalah ��

Dengan menggunakan bantuan SPSS, maka nilai konstanta yang di cari

dapat ditentukan, yakni dengan penjelasan sebagai berikut. Dari persamaaan di (3-

3) dengan bantuan SPSS, maka persamaan (3 – 4) dapat diubah menjadi :

Gals = - 225.099 + 47.856 Magnitude – 0.090 Jarak Hyposenter

(3 – 4)

Jadi, didapat persamaan percepatan yangdigunakan Magnitude body adalah :

� = ���������������������

�������� (3 –5)

3.3 Teknik Pengolahan Data

3.3.1 Regresi Berganda antara variabel Jarak Hyposenter (X1) dan

Magnitude (X2) terhadap variabel Resultan Komp. Horizontal PGA

(gals)

Tabel 3.2. Variabel-variabel gempa bumi

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 MAG, HIPOa . Enter

a. All requested variables entered.

Page 45: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

34

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel yang digunakan dalam

perhitungan ini adalah Magnitude dan Hyposenter. Karena dari variabel inilah

akan didapat nilai perhitungan pendekatan alat. Dengan menggunakan

perhitungan SPSS akan dilihat hasil, apakah ada hubungan yang kuat antara

variabel Magnitude dan Variabel Hyposenter dengan Resultan Komp. Horizontal

PGA (gals).

Tabel 3.3. Model Summary

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .713a .508 .367 5.063991676E1 2.302

a. Predictors: (Constant), MAG, HIPO

b. Dependent Variable: PGA

Berdasarkan tabel Model Summary dapat dilihat bahwa :

1) Nilai koefisien korelasi kekuatan hubungan antara variabel Resultan komp.

Horizontal PGA (gals) adalah sebesar 0,713. Hal ini berarti bahwa

kekuatan hubungan antara variabel jarak Hyposenter dan variabel

Magnitude terhadap variabel Resultan Komp. Horizontal PGA

(gals)adalah sangat kuat.

2) Nilai determinasi atau nilai Adjusted R square pengaruh antara variabel

Jarak Hyposenter dan variabel Magnitude terhadap variabel Resultan

Komp. Horizontal PGA (gals) adalah sebesar 0,367 atau 36,7%. Hal ini

berarti bahwa variabel Resultan Komp. Horizontal PGA (gals) dapat

dijelaskan oleh variabel Jarak Hyposenter dan variabek Magnitude sebesar

Page 46: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

35

36,7% selebihnya 63,3% (100% - 36,7% = 63,3%) berasal dari variabel

lain atau factor lain yang tidak diteliti dalam model regresi ini.

3) Nilai standar error yang telah dihitung diperoleh nilai sebesar 50,64 %. Ini

berarti pengaruh antara variabel jarak Hyposenter dan variabel Magnitude

terhadap Resultan Komp. Horizontal PGA (gals) sangat besar.

Tabel 3.4. Tabel Anova

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 18528.770 2 9264.385 3.613 .084a

Residual 17950.808 7 2564.401

Total 36479.578 9

a. Predictors: (Constant), MAG, HIPO

b. Dependent Variable: PGA

F-test atau uji simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-

sama antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika F hitung > F

tabel, maka ada pengaruh bersama-sama antara variabel independen terhadap

varabel dependen. F tabel dihitung dengan cara df1 = k – 1, df2 = n – k, k adalah

jumlah variabel dependen dan independen.

Berdasarkan tabel Anova di atas menunjukan bahwa nilai F hitung adalah

sebesar 3,613 > F tabel adalah 4,74 (df1 = 3 – 1 = 2, df2 = 10 – 3 = 7) dan nilai

signifikan sebesar 0,084 > � = 0,05. Karena F hitung 59,873 > F tabel 4,00 dan

nilai signifikan 0,000 < � = 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini

Page 47: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

36

berarti bahwa variabel Jarak Hyposenter dan variabel Magnitude secara bersama-

sama secara tidak langsung berpengaruh terhadap variabel Resultan Komp.

Horizontal PGA (gals).

3.3.2 Uji Normalitas Data

Tabel 3.5. One – Sample Kolmogaraov – Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jarak Hypo Magnitude Resultan

Komp.

Horizontal

PGA (GAL)

N 10 10 10

Normal parametera

Mean

Std. Deviation

415.63310

3.745205E2

5.9800

.91869

23.6812204

63.6654262

Most extreme

Absolute

.267 .267 .445

Differences

Positive

Negative

.267

-.225

.260

-.169

.445

-.355

Kolmogorov-Smirnov Z .845 .824 1.406

Asymp. Sig. (2-tailed) .473 .506 .038

a. Test distribution is Normal

Berdasarkan tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat bahwa :

1) Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig variabel Jarak

Hyposenter adalah 0,845 dan 0,473 > 0,5. Dengan demikian H0 diterima.

Hal ini berarti variabel jarak Hyposenter tidak normal.

Page 48: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

37

2) Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig variabel Magnitude

adalah 0,824 dan 0,506 > 0,5. Dengan demikian H0 diterima. Hal ini

berarti variabel Magnitude berdistribusi normal.

3) Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dan nilai Asymp. Sig variabel Resultan

Komp. Horizontal PGA (gals) adalah 1,406 dan 0,038 < 0,5. Dengan

demikian H0 ditolak. Hal ini berarti variabel Resultan horizontal tidak

terdistribusi normal.

Tabel 3.6. Test of Normality

Dari data tabel di atas kriteria pengambilan keputusan yaitu jika signifikasi >

0,05 maka data terdistribusi normal, dan jika signifikasi < 0,05 maka data tidak

terditribusi dengan normal.oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan dari tabel di

atas adalah:

a) Data variabel resultan Komp. Horizontal PGA (gals) memiliki nilai

signifikasi 0,00. Karena signifikasi kurang dari 0,05 maka data dinyatakan

berdistribusi tidak normal.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PGA .445 10 .000 .420 10 .000

HIPO .260 10 .053 .839 10 .043

MAG .267 10 .041 .798 10 .014

a. Lilliefors Significance Correction

Page 49: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

38

b) Data pada variabel Hyposenter memiliki nilai signifikasi 0,053. Karena

data signifikasi lebih dari 0,05 maka data signifikasi ini dinyatakan

berdistribusi normal.

c) Data pada variabel magnitude memiliki nilai 0,041. Karena nilai

signifikasi kurang dari 0,05 maka data signifikasi tersebut dinyatakan tidak

terdistribusi dengan normal.

3.3.3. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Linieritas / Normalitas

Garfik 3.1. Normal P-P of regression Standardized Residual

Page 50: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

39

Berdasarkan grafik normal P – P of Regression Standardized

Residual dapat disimpulkan bahwa titik penyebaran data merata dekat

mengikuti arah garis horizontal. Hal ini berarti bahwa model mendekati

arah garis linier, maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas.

a) Multikolinieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain

dalam satu model. Adanya kemiripan berarti adanya korelasi yang sangat

kuat antar variabel independen dengan variabel independen lainnya. Untuk

mengetahui hal tersebut dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inlfation

Factor) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance kurang dari 0,1.

1. nilaiVIF variabel Jarak Hypo adalah 0,884 < 10 dan nilai Tolerance

adalah 1,131 > 0,1, maka model regresi linier berganda ini masih

mengandung multikolinieritas.

2. Nilai VIF variabel Magnitude adalah 0,884 < 10 dan nilai

Tolerance adalah 1,131 > 0,1 , maka model regresi linier berganda

ini masih mengandung multikolinieritas.

b) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi

variabel pengganggu e1 pada periode tertentu dengan variabel pengganggu

periode sebelumnya (e1–1). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi

dapat dilihat dari nilai Durbin Watson. Jika Durbin Watson berada di

daerah no Autoccorelasi dengan patokan nilai Durbin Watson hitung

Page 51: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

40

mendekati angka 2, maka model regresi terbebas dari aotokorelasi.

Berdasarkan tabel Summary dan dengan jumlah variabel bebas (k) = 2

dapat diketahui nilai Durbin Watson adalah sebesar 2,302 dan batas bawah

(dl) = 1,54 dan batas atas (du) = 0,95. Karena nilai DW lebih besar dari 2,

maka dapat disimpulkan bahwa model regresi mengandung autokorelasi.

c) Heterokedastisitas

Cara melihat regresi terbebas atau tidaknya dari asumsi

heterokedastisitas dapat dilihat melalui beberapa cara diantaranya adalah

melalui penyebaran scatterplot sebagai berikut : pada scatterplot di bawah

ini menunjukan bahwa :

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar

angaka 0

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah garis

linier saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh memiliki pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola

Pada scatterplot di bawah ini menunjukan bahwa titik-titik menyebar

dengan pola dari sisi kiri atas menurun dari sisi kanan bawah angka 0 dan pada

sumbu Y, maka model regresi ini masih mengadung masalah heterokedastisitas.

Jadi dapat disimpulkan nilai model regresi inimenyebabkan penaksiran atau

estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi

sangat tinggi.

Page 52: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

41

Grafik 3.2. Scatterplot

3.3.4 Diskriptif Variabel

Tabel 3.7. Descriptive Statistic

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

deviation

Jarak

Hypo

Magnitude

Resultan

Komp.

Horizontal

PGA

(GAL)

Valid N

(listwise)

10

10

10

10

132.517

5.1

.0272

1246.222

7.6

204.3551

4.15633E2

5.9800

2.368120E

1

374.520459

.91869

63.6654262

Page 53: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

42

Berdasarkan tabel Descriptive Statistics dapat diperoleh :

1. Nilai Minimum Jarak Hyposenter adalah 132.517 dan nilai maksimum

jarak Hyposenter adalah sebesar 1246.222, sedangkan rata-rata jarak

Hyposenter adalah sebesar 4.15633E2 dengan standar error(tingkat

penyimpangan) adalah sebesar 374,520459.

2. Nilai minimum Magnitude adalah sebesar 5,10 dan nilai maksimum

Magnitude adalah sebesar 7,60, sedangkan rata-rata Magnitude adalah

sebesar 5,9800 dengan standar error (tingkat penyimpangan) adalah

sebesar 0,91869

3. Nilai Minimum Resultan Komp. Horizontal PGA (gals) adalah sebesar

0,0272 dan nilai maksimum Resultan Komp. Horizontal PGA (gals) adalah

sebesar 204,3551, sedangkan rata-rata Resultan Komp. Horizontal PGA

(gals) adalah sebesar 2,3681E1 dengan standar error (tingkat

penyimpangan) adalah sebesar 63,6654262.

Tabel 3.8. Residual Statistics

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -43.51975250 1.11792664

E2

23.68120440 4.537347516E1 10

Residual -6.292589951E1 9.25624237

1E1

.000000000 4.466020872E1 10

Std. Predicted Value -1.481 1.942 .000 1.000 10

Std. Residual -1.243 1.828 .000 .882 10

a. Dependent Variable: gals

Page 54: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

43

Dari tabel Residual Statistics dapat dilihat :

1) Nilai Predicted Value dengan nilai -43.51975250 dan nilai maksimum

predicted value sebesar 1.11792664E2. Sedangkan nilai mean 23.68 serta

nilai standart deviasi 4.54

2) Nilai residual minimum yaitu sebesar -6.29 sedanngkan nilai maksimum

sebesar 1.12. nilai standar deviasi dari residual sebesar 4.47

3) Nilai minimum standar predicted value sebesar -1.481 serta maksimum

standar predicted value sebesar 1.942 dengan nilai standar deviasi sebesar

1.00

4) Nilai minimum standar residual -1.243 sedangkan nilai maksimum standar

residual sebesar 1.828 dengan nilai standar deviasinya sebesar 0.882

Page 55: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

44 �

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Perhitungan Dari Regresi Berganda anatara variabel Jarak Hypo

(X1) dan Magnitude (X2) terhadap variabel Resultan Komp. Horizontal

PGA (gals):

Tabel 4.1 Tabel Model Summary

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .713a .508 .367 5.063991676E1 2.302

a. Predictors: (Constant), MAG, HIPO

b. Dependent Variable: PGA

Berdasarkan tabel Model Summary dapat dilihat bahwa :

1) Nilai koefisien korelasi kekuatan hubungan antara variabel Resultan komp.

Horizontal PGA (gals) adalah sebesar 0,713. Hal ini berarti bahwa

kekuatan hubungan antara variabel jarak Hyposenter dan variabel

Magnitude terhadap variabel Resultan Komp. Horizontal PGA

(gals)adalah sangat kuat.

2) Nilai determinasi atau nilai Adjusted R square pengaruh antara variabel

Jarak Hyposenter dan variabel Magnitude terhadap variabel Resultan

Page 56: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

45 �

Komp. Horizontal PGA (gals) adalah sebesar 0,367 atau 36,7%. Hal ini

berarti bahwa variabel Resultan Komp. Horizontal PGA (gals) dapat

dijelaskan oleh variabel Jarak Hyposenter dan variabek Magnitude sebesar

36,7% selebihnya 63,3% (100% - 36,7% = 63,3%) berasal dari variabel

lain atau factor lain yang tidak diteliti dalam model regresi ini.

3) Nilai standar error yang telah dihitung diperoleh nilai sebesar 50,64 %. Ini

berarti pengaruh antara variabel jarak Hyposenter dan variabel Magnitude

terhadap Resultan Komp. Horizontal PGA (gals) sangat besar.

4.2 Hasil Pengolahan Data Regresi Berganda Antara Variabel Magnitude

(X1) dan Variabel Jarak Hyposenter (X2) Terhadap Variabel Resultan

Komp. Horizontal PGA (gals)

Tabel 4.2 Tabel Koefisien

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) -225.099 112.806 -1.995 .086

HIPO -.090 .048 -.529 -1.877 .103 .884 1.131

MAG 47.856 19.544 .691 2.449 .044 .884 1.131

a. Dependent Variable: PGA

T-test atau uji parsial bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual (parsial)terhadap

variabel dependen. Dimana T tabel dihitung dengan cara df = n – k, k

adalah jumlah variabel independen. Berdasarkan tabel Coefficient di atas

Page 57: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

46 �

menunjukan bahwa T hitung adalah sebesar – 1,995 < nilai T tabel 2,00 (n

– k = 10 – 1 = 9 = 2,26) dan nilai signifikan 0,086 > � = 0,05. Hal ini

berarti secara parsial antara variabel independen dengan variabel dependen

tidak berpengaruh.

1) Karena nilai T hitung variabel Jarak Hyposenter – 1,887 < nilai T

tabel = 2,26 dan nilai signifikan 0,103 > � = 0,05, maka H0

diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel Jarak

Hyposenter tidak berpengaruh terhadap variabel Resultan Komp.

Horizontal PGA (gals)

2) Karena nilai T hitung variabel Magnitude 2,449 > nilai T tabel =

2,26 dan nilai signifikan 0,044 > � = 0,05, maka H0 ditolak dan

H1 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel Magnitude berpengaruh

terhadap variabel Resultan Komp. Horizontal PGA (gals).

3) Dengan persamaan regresi linier sebagai berikut :

Y = � + �1X1 + �2 X2 atau

Gals = -225,099 – 0,090 magnitude + 47,856 Jarak Hyposenter

Hal ini berarti bahwa :

1. Jika variabel Jarak Hyposenter dan Magnitude dianggap Konstan,

maka nilai variabel Gals adalah sebesar – 225,099.

2. Jika variabel Jarak Hyposenter ditambah sebesar 1 poin dan

variabel Magnitude konstan, maka variabel Gals akan menurun

sebesar 225,999.

Page 58: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

47 �

3. Jika variabel magnitude ditambah sebesar 1 poin dan variabel Jarak

Hyposenter konstan,maka variabel Gals menurun sebesar –

178,133.

Jadi, dapat persamaan percepatan tanah yang digunakan oleh Magnitude body

adalah :

� ���������� �������

���

�� � ������

4.3. Hasil Pengolahan data dengan menggunakan variabel Hyposenter dan

variabel magnitude terhadap resultan komp. Horizontal PGA (gals)

Tabel 4.3 Hubungan antara PGA dengan Hyposenter dan magnitude serta

percepatan (��

PGA

HYPO (km) Mag (SR) (gal) ��

1 204.355 138.444 7.3 6369.62

2 16.5535 132.517 6 6086.095

3 2.03482 139.807 5.1 6435.046

4 4.19371 136.469 5.4 6275.275

5 0.3459 441.514 5.6 20873.49

6 3.8292 373.046 6.8 17596.78

7 0.02718 605.214 5.2 28707.55

8 3.79857 142.282 5.5 6553.453

9 0.51086 8000.82 5.3 382631.5

10 1.163203 1246.22 7.6 59383.42

Page 59: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

48 �

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa :

1) Percepatan tanah di pengaruhi oleh Resultan Komp. Horizontal PGA

(gals) juga Magnitude dan juga Jarak Hyposenter. Semakin besar kekuatan

magnitudenya dan semakin dalam jarak Hyposenternya maka semakin

besar pula percepatan tanah yang di rekam oleh alat.

2) Walaupun Resultan Komp. Horizontal PGA (gals) bervariasi atau naik-

turun tidak mempengaruhi Magnitude dan juga Jarak Hyposenternya.

Karena Hyposenter dan Magnitude mempengaruhi nilai percepatan tanah

(�).

3) Pada saat Resultan Komp. Horizontal PGA (gals) 4.19371 dengan jarak

Hyposenter 136.469 serta kekuatan 5.4 SR mendapatkan nilai percepatan

tanah yang paling kecil yakni sebesar 6275.275. ini berarti pada saat

kekuatan 5.4 SR getaran yang di rekam oleh alat melemah dan oleh sebab

itu yang dirasakan di permukaan ialah getaran yang kurang kuat.

4) Pada saat resultan Komp. Horizontal PGA (gals) 1.163203 dengan Jarak

Hyposenter 1246.22 serta dengan kekuatan 7.6 SR mendapatkan nilai

percepatan tanah yang paling besar yakni sebesar 59383.42. ini berarti

pada saat resultan Komp. Horizontal yang besar dan dengan kekuatan

besar pula menghasilkan nilai percepatan yang besar pula.

5) Variabel Resultan Komp. Horizontal, variabel Hyposenter, variabel

Magnitude merupakan variabel yang berkaitan erat untuk mendapatkan

nilai pendekatan alat. Karena dari variabel ini dapat diperhitungkan nilai

percepatan tanah yang mempengaruhi terjadinya gempa.

Page 60: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

4.4. Hasil Kontur dari Data antara Variabel Hyposente

lautan dengan lokasi 8.24 LS dan 107.3

kedalaman 30 Km. dapat di lihat juga bahwa kekusakan yang parah terjadi tentu

di Tasikmalaya, selanjutnya di daerah Garut

Ke

sampai di daerah Jakarta

6) Nilai percepatan tanah (

Magnitude serta nilai resultan komp. Horizontal PGA.

4.4. Hasil Kontur dari Data antara Variabel Hyposente

Magnitude terhadap Variabel Resultan Komp. Horizontal PGA (gals)

Gambar 4.1

Dari gambar peta isoseimal di atas dapat diketahui bahwa gempa terjadi di

lautan dengan lokasi 8.24 LS dan 107.3

kedalaman 30 Km. dapat di lihat juga bahwa kekusakan yang parah terjadi tentu

di Tasikmalaya, selanjutnya di daerah Garut

Kekuatan gempa juga dirasakan sampai

sampai di daerah Jakarta

Nilai percepatan tanah (

Magnitude serta nilai resultan komp. Horizontal PGA.

4.4. Hasil Kontur dari Data antara Variabel Hyposente

Magnitude terhadap Variabel Resultan Komp. Horizontal PGA (gals)

Gambar 4.1 Peta Isoseimal Gempa Tasikmalaya 2 September 2009

Dari gambar peta isoseimal di atas dapat diketahui bahwa gempa terjadi di

lautan dengan lokasi 8.24 LS dan 107.3

kedalaman 30 Km. dapat di lihat juga bahwa kekusakan yang parah terjadi tentu

di Tasikmalaya, selanjutnya di daerah Garut

kuatan gempa juga dirasakan sampai

sampai di daerah Jakarta

Nilai percepatan tanah (�) dipengaruhi oleh jarak Hyposenter dan

Magnitude serta nilai resultan komp. Horizontal PGA.

4.4. Hasil Kontur dari Data antara Variabel Hyposente

Magnitude terhadap Variabel Resultan Komp. Horizontal PGA (gals)

Peta Isoseimal Gempa Tasikmalaya 2 September 2009

Dari gambar peta isoseimal di atas dapat diketahui bahwa gempa terjadi di

lautan dengan lokasi 8.24 LS dan 107.3

kedalaman 30 Km. dapat di lihat juga bahwa kekusakan yang parah terjadi tentu

di Tasikmalaya, selanjutnya di daerah Garut

kuatan gempa juga dirasakan sampai

sampai di daerah Jakarta dan Bali. Dari gambar juga dapat dilihat pada keterangan

Nilai percepatan tanah (�) dipengaruhi oleh jarak Hyposenter dan

Magnitude serta nilai resultan komp. Horizontal PGA.

4.4. Hasil Kontur dari Data antara Variabel Hyposente

Magnitude terhadap Variabel Resultan Komp. Horizontal PGA (gals)

Peta Isoseimal Gempa Tasikmalaya 2 September 2009

Dari gambar peta isoseimal di atas dapat diketahui bahwa gempa terjadi di

lautan dengan lokasi 8.24 LS dan 107.32 BT serta dengan kekuatan 7.3 SR dan di

kedalaman 30 Km. dapat di lihat juga bahwa kekusakan yang parah terjadi tentu

di Tasikmalaya, selanjutnya di daerah Garut

kuatan gempa juga dirasakan sampai ke seluruh dengan wilayah

. Dari gambar juga dapat dilihat pada keterangan

) dipengaruhi oleh jarak Hyposenter dan

Magnitude serta nilai resultan komp. Horizontal PGA.

4.4. Hasil Kontur dari Data antara Variabel Hyposente

Magnitude terhadap Variabel Resultan Komp. Horizontal PGA (gals)

Peta Isoseimal Gempa Tasikmalaya 2 September 2009

Dari gambar peta isoseimal di atas dapat diketahui bahwa gempa terjadi di

2 BT serta dengan kekuatan 7.3 SR dan di

kedalaman 30 Km. dapat di lihat juga bahwa kekusakan yang parah terjadi tentu

di Tasikmalaya, selanjutnya di daerah Garut Cilacap, Cianjur. Selain itu,

seluruh dengan wilayah

. Dari gambar juga dapat dilihat pada keterangan

) dipengaruhi oleh jarak Hyposenter dan

Magnitude serta nilai resultan komp. Horizontal PGA.

4.4. Hasil Kontur dari Data antara Variabel Hyposenter dan VAriabel

Magnitude terhadap Variabel Resultan Komp. Horizontal PGA (gals)

Peta Isoseimal Gempa Tasikmalaya 2 September 2009

Dari gambar peta isoseimal di atas dapat diketahui bahwa gempa terjadi di

2 BT serta dengan kekuatan 7.3 SR dan di

kedalaman 30 Km. dapat di lihat juga bahwa kekusakan yang parah terjadi tentu

Cilacap, Cianjur. Selain itu,

seluruh dengan wilayah Jawa bahkan

. Dari gambar juga dapat dilihat pada keterangan

49

) dipengaruhi oleh jarak Hyposenter dan

r dan VAriabel

Magnitude terhadap Variabel Resultan Komp. Horizontal PGA (gals)

Peta Isoseimal Gempa Tasikmalaya 2 September 2009

Dari gambar peta isoseimal di atas dapat diketahui bahwa gempa terjadi di

2 BT serta dengan kekuatan 7.3 SR dan di

kedalaman 30 Km. dapat di lihat juga bahwa kekusakan yang parah terjadi tentu

Cilacap, Cianjur. Selain itu,

Jawa bahkan

. Dari gambar juga dapat dilihat pada keterangan

Page 61: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

yang disampaikan kekuatan dengan skala MMI menunjukan daerah Tasikmalaya

merupakan daerah yang memiliki skala kerusakan tingkat paling parah yaitu

sekitar VII

kekuatan skala kecil yakni pada skala II

terjadinya tsunami. Ini disebabkan karena, pusat gempa yang terjadi jauh dari

permukaan laut dan pergeseran lempeng yang terjadi tidak terlalu membuat

gelombang besar dari dalam laut. Jadi, meskipun gempa yang terjadi di dalam laut

namun tidak menimbulkan tsunami.

bumi Tasikmalaya pada tanggal 2009 pada pukul 14.55 WIB

di lihat peta gelombang seismic yang menjalar dari lautan tempat pusat gempa

yang disampaikan kekuatan dengan skala MMI menunjukan daerah Tasikmalaya

merupakan daerah yang memiliki skala kerusakan tingkat paling parah yaitu

sekitar VII –

kekuatan skala kecil yakni pada skala II

Walaupun pusat gempa terjadi dilautan tetapi tidak menimbulkan

terjadinya tsunami. Ini disebabkan karena, pusat gempa yang terjadi jauh dari

permukaan laut dan pergeseran lempeng yang terjadi tidak terlalu membuat

gelombang besar dari dalam laut. Jadi, meskipun gempa yang terjadi di dalam laut

namun tidak menimbulkan tsunami.

Berdasarkan gambar di atas yang merupakan peta kontur PGA gempa

bumi Tasikmalaya pada tanggal 2009 pada pukul 14.55 WIB

di lihat peta gelombang seismic yang menjalar dari lautan tempat pusat gempa

yang disampaikan kekuatan dengan skala MMI menunjukan daerah Tasikmalaya

merupakan daerah yang memiliki skala kerusakan tingkat paling parah yaitu

– VIII MMI. Bahkan gempa dirasakan sampai ke Jakarta walau dengan

kekuatan skala kecil yakni pada skala II

Walaupun pusat gempa terjadi dilautan tetapi tidak menimbulkan

terjadinya tsunami. Ini disebabkan karena, pusat gempa yang terjadi jauh dari

permukaan laut dan pergeseran lempeng yang terjadi tidak terlalu membuat

gelombang besar dari dalam laut. Jadi, meskipun gempa yang terjadi di dalam laut

namun tidak menimbulkan tsunami.

Gambar 4.2. Peta kontur PGA gempa bumi Tasikmalaya

Berdasarkan gambar di atas yang merupakan peta kontur PGA gempa

bumi Tasikmalaya pada tanggal 2009 pada pukul 14.55 WIB

di lihat peta gelombang seismic yang menjalar dari lautan tempat pusat gempa

yang disampaikan kekuatan dengan skala MMI menunjukan daerah Tasikmalaya

merupakan daerah yang memiliki skala kerusakan tingkat paling parah yaitu

III MMI. Bahkan gempa dirasakan sampai ke Jakarta walau dengan

kekuatan skala kecil yakni pada skala II

Walaupun pusat gempa terjadi dilautan tetapi tidak menimbulkan

terjadinya tsunami. Ini disebabkan karena, pusat gempa yang terjadi jauh dari

permukaan laut dan pergeseran lempeng yang terjadi tidak terlalu membuat

gelombang besar dari dalam laut. Jadi, meskipun gempa yang terjadi di dalam laut

namun tidak menimbulkan tsunami.

Gambar 4.2. Peta kontur PGA gempa bumi Tasikmalaya

Berdasarkan gambar di atas yang merupakan peta kontur PGA gempa

bumi Tasikmalaya pada tanggal 2009 pada pukul 14.55 WIB

di lihat peta gelombang seismic yang menjalar dari lautan tempat pusat gempa

yang disampaikan kekuatan dengan skala MMI menunjukan daerah Tasikmalaya

merupakan daerah yang memiliki skala kerusakan tingkat paling parah yaitu

III MMI. Bahkan gempa dirasakan sampai ke Jakarta walau dengan

kekuatan skala kecil yakni pada skala II – III MMI.

Walaupun pusat gempa terjadi dilautan tetapi tidak menimbulkan

terjadinya tsunami. Ini disebabkan karena, pusat gempa yang terjadi jauh dari

permukaan laut dan pergeseran lempeng yang terjadi tidak terlalu membuat

gelombang besar dari dalam laut. Jadi, meskipun gempa yang terjadi di dalam laut

namun tidak menimbulkan tsunami.

Gambar 4.2. Peta kontur PGA gempa bumi Tasikmalaya

Berdasarkan gambar di atas yang merupakan peta kontur PGA gempa

bumi Tasikmalaya pada tanggal 2009 pada pukul 14.55 WIB

di lihat peta gelombang seismic yang menjalar dari lautan tempat pusat gempa

yang disampaikan kekuatan dengan skala MMI menunjukan daerah Tasikmalaya

merupakan daerah yang memiliki skala kerusakan tingkat paling parah yaitu

III MMI. Bahkan gempa dirasakan sampai ke Jakarta walau dengan

III MMI.

Walaupun pusat gempa terjadi dilautan tetapi tidak menimbulkan

terjadinya tsunami. Ini disebabkan karena, pusat gempa yang terjadi jauh dari

permukaan laut dan pergeseran lempeng yang terjadi tidak terlalu membuat

gelombang besar dari dalam laut. Jadi, meskipun gempa yang terjadi di dalam laut

Gambar 4.2. Peta kontur PGA gempa bumi Tasikmalaya

Berdasarkan gambar di atas yang merupakan peta kontur PGA gempa

bumi Tasikmalaya pada tanggal 2009 pada pukul 14.55 WIB

di lihat peta gelombang seismic yang menjalar dari lautan tempat pusat gempa

yang disampaikan kekuatan dengan skala MMI menunjukan daerah Tasikmalaya

merupakan daerah yang memiliki skala kerusakan tingkat paling parah yaitu

III MMI. Bahkan gempa dirasakan sampai ke Jakarta walau dengan

Walaupun pusat gempa terjadi dilautan tetapi tidak menimbulkan

terjadinya tsunami. Ini disebabkan karena, pusat gempa yang terjadi jauh dari

permukaan laut dan pergeseran lempeng yang terjadi tidak terlalu membuat

gelombang besar dari dalam laut. Jadi, meskipun gempa yang terjadi di dalam laut

Gambar 4.2. Peta kontur PGA gempa bumi Tasikmalaya

Berdasarkan gambar di atas yang merupakan peta kontur PGA gempa

bumi Tasikmalaya pada tanggal 2009 pada pukul 14.55 WIB. Dari gambar dapat

di lihat peta gelombang seismic yang menjalar dari lautan tempat pusat gempa

50

yang disampaikan kekuatan dengan skala MMI menunjukan daerah Tasikmalaya

merupakan daerah yang memiliki skala kerusakan tingkat paling parah yaitu

III MMI. Bahkan gempa dirasakan sampai ke Jakarta walau dengan

Walaupun pusat gempa terjadi dilautan tetapi tidak menimbulkan

terjadinya tsunami. Ini disebabkan karena, pusat gempa yang terjadi jauh dari

permukaan laut dan pergeseran lempeng yang terjadi tidak terlalu membuat

gelombang besar dari dalam laut. Jadi, meskipun gempa yang terjadi di dalam laut

Berdasarkan gambar di atas yang merupakan peta kontur PGA gempa

Dari gambar dapat

di lihat peta gelombang seismic yang menjalar dari lautan tempat pusat gempa

Page 62: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

51 �

sampai kedaratan serta stasiun-stasiun terdekat yang merekam dan mencatat

peristiwa gempa utama tersebut. Pada gambar pula stasiun CMJI (Cimerak) yang

menjadi stasiun terdekat dengan gempa.

Stasiun Cimerak atau yang di sebut dengan stasiun CMJI merupakan

stasiun terdekat dengan pusat gempa. Stasiun ini bertempat di kota Ciamis

Pangandaran sebelah Barat dari Jawa Barat.

4.5. HAsil Analisa Seluruh Perhitungan antara Variabel Magnitude dengan

Variabel Jarak Hyposenter terhadap Variabel Resultan Komp.

Horizontal PGA (gals)

Dari hasil prhitungan dapat dijelaskan bahwa gempa bumi ini diakibatkan

oleh aktivitas lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah lempeng benua

Eurasia dengan mekanisme sumber berupa sesar mendatar (strike slip). Dari data

penelitian diketahui bahwa data yang diolah berupa data sekundar yang direkam

oleh stasiun yang berada di Cimerak, Ciamis, Pangandaran, Jawa Barat.

Diketahui nilai konstanta yang dicari adalah sebesar a = -225.099, b =

47.856, c = - 0.090. Dari hasil perhitungan ini, maka didapat persamaan linier

regresi :

Gals = -225.099 + 47.856 Magnitude – 0.090 Jarak Hyposenter

Dapat dilihat dari persamaan di atas bahwa nilai harga percepatan tanah

(�) dapat dinyatakan bahwa percepatan tanah dipengaruhi oleh resultan komp.

Horizontal PGA juga magnitude dan jarak hyposenter. Semakin besar kekuatan

Page 63: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

52 �

magnitudenya dan semakin dalam jarak hyposenternya, maka semakin besar pula

nilai percepatan tanah yang direkam oleh alat.

Berdasarkan table model summary dapat dilihat bahwa dari hasil

perhitungan nilai koefisien korelasinya di bawah angka 1 (satu). Hal ini, berarti

hubungan antara ketiga variabel sanagt kuat. Demikian juga dengan harga

determinasi yakni sebesar 0,367 atau 36,7%. Hal ini berarti tingkat pengaruh nilai

PGA (variabel dependent)belum terlalu berpengaruh terhadap kedua variabel

magnitude dan hyposenter. Namun, kedua variabel bebas ini memiliki arti yang

penting karena magnitude dan hyposenter merupakan salah satu parameter yang

penting dalam memperhitungkan suatu kejadian gempa. Walaupun nilai standar

masih melebihi 50% akan tetapi tingkat kepercayaan dari hasil perhitungan masih

dapat dipakai sebagai mitigasi gampa.

Berdasarkan table anova (analisys of varians) didapat hasil uji simultan (F

– test) sebesar 3,613 dengan harga signifikansi (sig.)0.084. Hal ini berarti nilai

dari ketiga variabel saling berkaitan. Harga uji normalitas data pada table one

simple kolmogorov smirnov test dapat dilihat bahwa nilai variabel magnitude

dengan hyposenter lebih besar dari 0,5. Dari hasil test of normality dapat di lihat

pada table 3.6 bahwa variabel resultan komp. Horizontal tidak terdistribusi dengan

normal karena nilai signifikansi (sig.) lebih dari 0,5 yakni sebesar 0,368.

Sedangkan nilai variabel magnitude dan hyposenter kurang dari 0,5. Hal ini

berarti nilai yang diolah sudah dapat diterima.

Menurut uji asimsi klasik, yakni uji linieritas didapat plot standardized

residual masih berada disekitar garis linieritas. Hal ini berarti bahwa model regresi

Page 64: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

53 �

ini memenuhi asumsi normalitas. Menurut uji multikolinieritas nilai VIF yang

didapat pada table coefficients untuk hyposenter dan magnitude adalah 0,884

untuk data kurang dari 10, maka masih mengandung multikolinieritas. Untuk uji

autokorelasi dapat dilihat dari table model summary pada harga Durbin Watson

yaitu sebesar 2,302 untuk batas bawah (dl) = 0,95 dan batas atas (du) = 1,54

model regresi ini masih mengandung nilai autokoresi. Menurut uji

heteroskedastisitas penyebaran titik-titik yang lebih baik adalah penyebaran titik-

titik yang memiliki pola yang masih dapat di lihat dengan jelas.

Setiap gempa bumi yang terjadi akan tercatat oleh pancatat alat gempa

bumi yang di sebut seismograph yang merupakan karakteristik dari getaran

gelombang gempa. Dari kejadian gempa, parameter-parameter gempa dapat

berupa kecepatan (velocity) dalamsatuan kine (cm/s) simpangan (displacesment)

dalam satuan micrometer, percepatan (acceleration) dalam satuan gal(cm/s2).

Percepatan tanah adlah percepatan gelombang gempa yang berupa

gangguan atau efek yang perlu di kaji untuk setiap gempa. Dimana dipilih

percepatan tanah maksimal atau Peak Ground Acceleration (PGA) untuk

dipetakan agar bias membirikan pengertian tentang efek paling parah yang pernah

dialami suatu lokasi.

Nilai percepatan tanah terekam dan dapat di analisa secara langsung

dengan alat seismograph atau accelerograph. Percepatan tanah (Peak Ground

Acceleration) adalah suatu harga yang di hitung di titik amat atau penelitian dari

permukaan bumi dari riwayat gempa atau nilai percepatan terbesar. Titik amat

Page 65: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

54 �

atau penelitian pada permukaan bumi adalah daerah atau tempat yang akan diteliti

berapa besar nilai percepatan tanah maksimalnya.

Percepatan tanah maksimal juga dapat membantu memberikan gambaran

tentang efek paling parah yang pernah terjadi di suatu tempat. Makin besar nilai

PGA suatu tempat, maka semakin besar dampak dari resiko gempa bumi yang

mungkin terjadi.

Page 66: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Estimasi perhitungan percepatan tanah maksimum gempa bumi utama

Tasikmalaya Jawa Barat dihasilkan sebesar 636.9 gal.

2. Hasil analisa kerusakan yang terjadi akibat gempa yang terjadi di

Tasikmalaya tidak hanya dirasakan di sekitar tempat gempa. Namun, juga

dirasakan hamper keseluruh daerah Pulau Jawa bahkan sampai ke Bali.

5.2. Saran

Berdasarkan seluruh data yang di dapat lebih baik yang dibutuhkan dengan

banyak variable, tidak hanya menggunakan variable resultan PGA

Page 67: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

Daftar Pustaka

AG. Brady V, 1997.” Strong motion earth quake acceleroragms digitalition and

analysis” US Geological Survey, Seismic Enginering Data Report,

Menlo Park, Clofornia

Agus Trisutanto, 1993,”Perhitungan harga percepatan tanah denga metode

pengukuran micrometer”, Orientasi laboratirium, Universitas

Indonesia

Ali, muhidin sambas. Spd, Msi, Drs. Maman adburahman, Mpd,” Analisis

korelasi, regresi dan jalur dalam penelitian”, pustaka setia bandung,

Bandung

Resoharjo Soepomo, 1986,” Koefisien gempa dan percepatan tanah datar kota-

kota di Indonesia”, Stasiun tangerang, Balai Meteorologi dan

Geifisika wilayah II, Tangerang

Budiono Bambang, 1989,” Analisis percepatan gempa rancang untuk pusat

pembangkit tenaga nuklir”, pusat antar universitas, Institute

Tekinologi Bandung, Bandung

Ismail Sulaiman, 1989,” Pendahuluan Seismilogi I”, Balai Diklat Meteorologi dan

Geofisika Departeman Perhubungan Jakarta, Jakarta

Mamik Pertengkuhan, 2001, “ Percepatan maksimu dari getaran tanah pada

permukaan akibat gempa di Indonesia”, Institut Teknologi Bandung,

Bandung

Page 68: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

Purwana Ibnu, 2000, “penerapan metoda spectral untuk menganalisa

karakteristik getaran gempa kuat di Indonesia”, Karya tulis fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia,

Jakarta

Said Muhammad, 1987,” Analisa resiko gempa bumi pulau Jawa dan Sumatra”,

karya tulis fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam,

Universitas Indonesia, Jakarta

H. Scholz Chistoper, 2002, “ The mechanic of earthquakes and faulting’, Second

edition, Cambrige University Press, England

Frohlich Cliff. 2006, “Deep Earthquakes”, Cambrige University Press, England

Lui E.M and W. F. Chen, 2006, “earth quake engineering for structural design”,

Taylor and Francis Group, Francis

Wiratman , 1979, “ Studi perencanaan bangunan tahan gempa”, DPU-DKI

Jakarta, Jakarta

Priyatno Duwi, 2009, “ SPSS untuk analisa korelasi regresi dan multivariate’,

Gava Media, Yogyakarta

Page 69: Penentuan Formula Empiris Percepatan Tanah Di Zona …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21579/1/MENTARIA... · Teori lempeng tektonik, dengan rekaman magnetis, dapat

PGA Sensor Accelerograph Cimerak (CMJI)

Bulan September 2009

Document by BMKG

No Stasiun Kedalaman Lat Epic Lon Epic Lat Lon Resultan Komp.

Horizontal PGA (gals) Jarak Hypo Magnitude

1 Tasikmalaya 30 -8,24 107,32 -7,784 108,449 204,355083 138,444 7.3

2 Tasikmalaya 40 -8,24 107,34 -7,784 108,449 16,553516 132,517 6.0

3 Tasikmalaya 38 -8,17 107,30 -7,784 108,449 2,034822 139,807 5.1

4 Tasikmalaya 15 -8,14 107,28 -7,784 108,449 4,193705 136,469 5.4

5 Ujung Kulon 15 -6,52 104,68 -7,784 108,449 0,345897 441,514 5.6

6 Wonosari 35 -10,33 110,62 -7,784 108,449 3,829204 373,046 6.8

7 Lampung 24 -5,55 103,48 -7,784 108,449 0,027183 605,214 5.2

8 Sukabumi 10 -8,17 107,23 -7,784 108,449 3,798569 142,282 5.5

9 Bangkalan 611 -6,36 112,89 -7,784 108,449 0,510862 800,816 5.3

10 Pariaman 71 -0,84 99,65 -7,784 108,449 1,163203 1246,222 7.6