penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaan pending in ...

8
Proseding Pertemuan I/miah Rekayasa Perangkat Nuk/ir PRPN - SA TAN, 30 November 2010 PENENTUAN DEGRADASI KEMAMPUAN SISTEM PEMIPAAN PENDING IN SEKUNDER RSG-GAS. Djaruddin Hasibuan, Van Bony Marsahala, Putut Hery Setiawaan PRPN - BAT AN , Kawasan Puspiptek, Gedung 71, Lt. 2, Serpong, Tangerang, Banten. 15310, Telp. (021) 7560896, Faks. (021) 7560928. ABSTRAK PENENTUAN DEGRADASI KEMAMPUAN SISTEM PEMIPAAN PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS, Telah dilakukan penelitian penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaan pendingin sekunder di Reaktor serba Guna-G.A.Siwabessy (RSG-GAS) Serpong. Penelitian yang dilakukan meliputi: pengujian kekerasan material din ding pipa dan inspeksi ketebalan dinding pipa. Hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh nilai kekerasan minimum adalah 139 BHN dan tebal minimum pipa (t,rJ is 1,085 mm. Kedua data ini digunakan untuk menentukan degradasi kemampuan pada kondisi operasi normal saat ini. Perbandingan tegangan maksimum hasH penelitian ini dengan tegangan maksimum pada rancangan awal adalah merupakan besaran degradasi kemampuan sistem pemipaan terse but. Dengan diketahuinya degradasi kemampuan sistem pemipaan pendingin sekunder ini, maka sistem managemen perawatan sistem pemipaan pendingin sekunder RSG-GAS dapat ditentukan, dan pengoperasian reaktor yang aman dan handal dapat dipertahankan. Kata kunci: degredasi, kemampuan ABSTRACT A DETERMINA TION OF DEGRADA TION CAPABLITY OF RSG-GAS PIPING SECONDARY COOLING SISTEM. A research of degradation capabilities of RSG-GAS secondary cooling piping system has been done in G.A. Siwabessy Multy Purpose Reactor Serpong. The research involved hardness test and thickness inspection of the pipe wall. The results of the research are 139 BHN and 1,085 mm for minimum hardness and minimum thickness of the pipe wall respectively. Booth of these data are used to determine the current maximum stress of the pipe. The comparison of the current stress and the design is magnitude of degradation capability. Since the degradation capability of the RSG-GAS secondary cooling piping system has been known, the maintenance management system could be established and reactor operation wich is safe and reliable can be maintained. Key words: degradation, capability 1. PENDAHULUAN Sistem pemipaan pendingin sekunder RSG-GAS adalah bagian penting dari reaktor riset RSG-GAS, karena bagian ini adalah bagian yang berperan untuk mensirkulasikan air pendingin sekunder. Pemipaan sistem pendingin sekunder ini terbuat dari bahan baja karbon dengan tebal pipa t = 6,3 mm. Air pendingin sekunder ini berfungsi untuk mengambil panas dari pendingin primer melalui penukar panas. Panas ini berasal dari reaksi fisi di dalam teras reaktor, yang disirkulasikan dari kolam reaktor melalui pipa pendingin primer, tangki tunda (delay chamber) hingga penukar panas (heat exchanger). Oari penukar panas ini, panas diangkut ke menara pendingin oleh air pendingin sekunder untuk selanjutnya dibuang ke udara bebas[1]. Sebagaimana halnya dengan komponen-komponen reaktor lainnya, sistem pemipaan pendingin sekunder ini juga akan mengalami degradasi kemampuan sejalan dengan berlalunya waktu. - 38-

Transcript of penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaan pending in ...

Page 1: penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaan pending in ...

Proseding Pertemuan I/miah Rekayasa Perangkat Nuk/irPRPN - SA TAN, 30 November 2010

PENENTUAN DEGRADASI KEMAMPUAN SISTEM PEMIPAANPENDING IN SEKUNDER RSG-GAS.

Djaruddin Hasibuan, Van Bony Marsahala, Putut Hery Setiawaan

PRPN - BAT AN , Kawasan Puspiptek, Gedung 71, Lt. 2, Serpong, Tangerang, Banten. 15310,Telp. (021) 7560896, Faks. (021) 7560928.

ABSTRAK

PENENTUAN DEGRADASI KEMAMPUAN SISTEM PEMIPAAN PENDINGINSEKUNDER RSG-GAS, Telah dilakukan penelitian penentuan degradasi kemampuansistem pemipaan pendingin sekunder di Reaktor serba Guna-G.A.Siwabessy (RSG-GAS)Serpong. Penelitian yang dilakukan meliputi: pengujian kekerasan material din ding pipadan inspeksi ketebalan dinding pipa. Hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh nilaikekerasan minimum adalah 139 BHN dan tebal minimum pipa (t,rJ is 1,085 mm. Kedua dataini digunakan untuk menentukan degradasi kemampuan pada kondisi operasi normal saatini. Perbandingan tegangan maksimum hasH penelitian ini dengan tegangan maksimumpada rancangan awal adalah merupakan besaran degradasi kemampuan sistem pemipaanterse but. Dengan diketahuinya degradasi kemampuan sistem pemipaan pendingin sekunderini, maka sistem managemen perawatan sistem pemipaan pendingin sekunder RSG-GASdapat ditentukan, dan pengoperasian reaktor yang aman dan handal dapat dipertahankan.

Kata kunci: degredasi, kemampuan

ABSTRACT

A DETERMINA TION OF DEGRADA TION CAPABLITY OF RSG-GAS PIPING

SECONDARY COOLING SISTEM. A research of degradation capabilities of RSG-GASsecondary cooling piping system has been done in G.A. Siwabessy Multy Purpose ReactorSerpong. The research involved hardness test and thickness inspection of the pipe wall.The results of the research are 139 BHN and 1,085 mm for minimum hardness and minimumthickness of the pipe wall respectively. Booth of these data are used to determine the currentmaximum stress of the pipe. The comparison of the current stress and the design ismagnitude of degradation capability. Since the degradation capability of the RSG-GASsecondary cooling piping system has been known, the maintenance management systemcould be established and reactor operation wich is safe and reliable can be maintained.

Key words: degradation, capability

1. PENDAHULUAN

Sistem pemipaan pendingin sekunder RSG-GAS adalah bagian penting dari reaktorriset RSG-GAS, karena bagian ini adalah bagian yang berperan untuk mensirkulasikan airpendingin sekunder. Pemipaan sistem pendingin sekunder ini terbuat dari bahan bajakarbon dengan tebal pipa t = 6,3 mm. Air pendingin sekunder ini berfungsi untuk mengambilpanas dari pendingin primer melalui penukar panas. Panas ini berasal dari reaksi fisi didalam teras reaktor, yang disirkulasikan dari kolam reaktor melalui pipa pendingin primer,tangki tunda (delay chamber) hingga penukar panas (heat exchanger). Oari penukar panasini, panas diangkut ke menara pendingin oleh air pendingin sekunder untuk selanjutnyadibuang ke udara bebas[1]. Sebagaimana halnya dengan komponen-komponen reaktorlainnya, sistem pemipaan pendingin sekunder ini juga akan mengalami degradasikemampuan sejalan dengan berlalunyawaktu.

- 38-

Page 2: penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaan pending in ...

Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat NuklirPRPN - SA TAN, 30 November 2010

Degradasi kemampuan sistem pemipaan pendingin sekunder RSG-GAS ini dapatterjadi sebagai akibat pengikisan (erotion), pengkaratan (corrotion), pembebanan berlebihmaupun akibat kelelahan (fatiquepJ. Setelah beroperasi selama lebih dari 22 tahun,pemipaan sistem pendingin sekunder ini perlu diteliti agar degredasi kemampuannya dapatdiketahui secara pasti. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan keselamatan dalampengoperasian reaktor pada usia yang sudah melewati paruh umur ini. Pelaksanaanpenelitian dapat dilakukan melalui kegiatan yang meliputi: pengujian kekerasan dinding pipadengan menggunakan peralatan "Brinnel Hardnes Tester" dan pemeriksaan ketebalandinding pipa dengan menggunakan "Ultrascan 5 Ultrasonic".

Dari hasil penelitian kekerasan yang dilakukan akan diperoleh angka kekerasan(BHN) dari material dinding pipa tersebut yang berguna untuk menentukan tegangan putus(Ultimate tensile strength) terkini. Sedangkan dari hasil pengukuran ketebalan diperolehketebalan minimum dinding pipa terkini. Keseluruhan hasil penelitian yang diperoleh ini akandigunakan sebagai dasar perhitungan dengan menggunakan persamaan NB-3640 ASMECode 31.1131 untuk menentukan kemampuan terkini dari sistem pemipaan tersebut. Selisihperbandingan kemampuan terkini dengan kemampuan rancangan awalnya adalahmerupakan besaran degredasi kemampuan dari sistem pemipaan tersebut.

Dengan diketahuinya besaran degredasi kemampuan sistem pemipaan pendinginsekunder ini, maka arah kebijakan perawatan sistem pemipaan pending in sekunder ini dapatditentukan, sehingga pengoperasian reaktor yang aman dan handal dapat dipertahankan.

2. TEORI

Parameter yang dibutuhkan pad a penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaanpendingin sekunder ini adalah karakteristik dari sistem pemipaan itu sendiri pada kondisiawal dan pada kondisi sekarang. Dalam kegiatan penelitian ini bagian sistem pemipaanyang digunakan sebagai objek penelitian adalah pipa distribusi (DIN 2673) yangmengalirkan air pendingin sekunder dari penukar panas menuju ke menara pendingin,seperti yang diperlihatkan pad a Gambar 1 (terlampir).

Sesuai dengan rancangan awalnya yang diperoleh dari dokumen rancangan yangdiberikan oleh pemasok, karakteristik bagian sistem pemipaan yang diukur ini ditunjukkanpada Tabe1111] berikut.

Tabel1. Karakteristik pipa sistem pendingin sekunder

PipaR St 37,2DIN 2673

508

6,3360235

Setelah beroperasi lebih dari 22 tahun sistem pemWaan ini secara umum akanmengalami penurunan kemampuan sebagai akibat penuaan[ J, sehingga untuk mengetahuikarakteristik pipa saat ini perlu dilakukan penelitian berupa pengukuran ketebalan dankekerasan dari dinding pipa.

Untuk menentukan besarnya tegangan patah (ultimate tensile stress = UTS) terkinidigunakan persamaan (1 )[4] berikut.

UTS = 500 BHN psi. (1)UTS = Ultimate tensile stress

BHN = Angka kekerasan Brinnel (Brinnel Hardnes Test)Data-data lain yang diperlukan dalam penentuan degradasi sistem pemipaan pendingin

sekunder RSG-GAS ini adalah karakteristik dari pompa penggerak air pending in sekunderyang mengalir di dalam pipa sekunder tersebut seperti yang diperlihatkan pad a Tabel 2berikut.

- 39-

Page 3: penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaan pending in ...

Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat NuklirPRPN-BATAN, 30 November 2010

Tabel 2. Karakteristik pompa pemasok[1] (PA-01/AP001/AP002)

TipeMedia alirTekanan desain

Temperatur desainHead totalDebit

Dari Tabel 2 di atas, terlihat bahwa tekanan desain pompa (Pop) = 8 Bar, tekanan inimerupakan tekanan maksimum yang mungkin terjadi di dalam pipa, sehingga dibuat menjadidasar perhitungan.

Untuk melakukan penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaan pendinginsekunder RSG-GAS ini digunakan persamaan NB-3640 ASME Code 31.1, sepertiditunjukkan pada persamaan (2) berikut:

_ m ~tm - -----+ A , (2)

2(Sm + P.y)

dengan tmp

A

y

= tebal minimum pipa= tekanan dalam yang direncanakan, sama dengan tekanan desain pompa

sekunder= 8 bar.= diameter luar pipa sekunder= 508 mm

= tegangan ijin maksimum dari material pipa baja karbon yang baru pada suhuoperasi dibawah 200°F atau 93,3°C = 16200 pSi[5].Sedangkan tegangan ijinmaksimum sesudah beroperasi beberapa lama ditentukan dari UltimateTensile Strength Ik, dimana k = 1,8 untuk service level B, k = 2,25 untukservice level C dan k = 3,33 untuk sevice level D (Non Safety clas)[3J.

= tambahan ketebalan yang diperuntukkan untuk mengantisipasi pengulirandan erosi = 0,05 in.

= 0,4

Persamaan (2) ini digunakan untuk menentukan tebal minimum pipa yang akandigunakan pada saat awal perancangan. Hasil yang diperoleh dari perhitungan denganmenggunakan persamaan ini merupakan ketebalan minimum pipa pad a saat awalrancangan.

Jika pad a persamaan (2) di atas, disubsitusikan harga ketebalan pipa yang dipilihpada saat awal dan ketebalan pipa dari hasil pengukuran, maka akan diperoleh besarnyatekanan maksimum yang dapat diterima dinding pipa pada saat awal desain dan pad a saatini.

Penentuan degradasi kemampuan pipa dilakukan dengan cara membandingkankemampuan pipa terhadap tekanan pada saat desain awal, dengan kemampuan pipaterhadap tekanan dengan ketebalan pipa minimum setelah beroperasi (tebal minimumterkini).

3.METODEPELAKSANAAN

Untuk melaksanakan penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaan pendinginsekunder reaktor RSG-GAS ini perlu dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Pengukuran ketebalan material dinding pipa.2) Pengujian kekerasan material dinding pipa3) Penentuan kemempuan pipa pada kondisi awal dan kondisi terkini4) Penentuan degradasi kemempuan pipa

- 40-

Page 4: penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaan pending in ...

Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat NuklirPRPN-BATAN, 30 November 2010

3.1 Pengukuran ketebalan material dinding pipaUntuk mengetahui ketebalan dinding pipa pendingin sekunder telah dilakukan

pengukuran ketebalan pipa tersebut dengan menggunakan peralatan ukur ketebalan"Ultrasean 5 Ultrasonik". Pengukuran dilakukan seeara random pada dua bentangan pipapendingin sekunder yang mengalirkan air pending in menuju menara pending in. Pengukurandilakukan pada 8 titik pengukuran dengan jarak setiap titik pengukuran adalah ± 4 m. Keduabentangan pipa yang diukur dinamai pipa A dan pipa B seperti yang ditunjukkan padaGambar 1. Data hasil pengukuran untuk pipa A untuk setiap titik pengukuran diberi nama:BGA1, BGA2, BGA3, BGA4, BGA5, BGA6, BGA?, BGA8, sedangkan untuk pipa B diberinama: BGB, BGB2, BGB3, BGB4, BGB5, BGB6, BGB? dan BGB8. Pada setiap titikpengukuran, luas permukaan yang diukur adalah 30 x 30 em, dengan jarak setiap titik yangdiukur adalah 0,5 em.

3. 2 Pengujian kekerasanKekerasan (hardness) adalah salah satu sifat fisik yang dimiliki bahan baja karbon

yang sang at berguna dalam menentukan pemanfaatan logam tersebut dalam satu kegiatanteknologi. Dengan mengetahui kekerasan baja karbon kita dapat menentukan sifat-sifat laindari material baja karbon tersebut

Untuk menentukan tegangan putus terkini dari dinding pipa sistem pemipaanpendingin sekunder RSG-GAS, terlebih dahulu dilakukan pengujian kekerasan dari materialdinding pipa tersebut. Pengujian kekerasan dilakukan dengan eara mengambil 8 buaheuplikan seeara random dari pipa tersebut, seperti yang ditunjukkan pad a Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Cuplikan Uji kekerasan

Cuplikan ini diuji kekerasannya agar diketahui kekerasannya setelah beroperasi pad ajangka waktu tertentu. Pengujian yang dilakukan menggunakan peralatan Uji kekerasanVickers, namun hasil ini dapat dikonversi dalam bentuk BHN.

3.3 Penentuan kemampuan pipa pad a kondisi awal dan kondisi terkini.Kemampuan pipa pada kondisi awal dan kondisi sekarang adalah merupakan

kemampuan pipa tersebut menahan tekanan zat alir dari dalam pad a masing-masingkeadaan. Pada keadaan yang masih baru, kemampuan pipa pendingin sekunder diperolehdengan menggunakan persamaan (2). Dengan mensubsitusikan nilai-nilai parameter pipapada masing-masing keadaan ( tmu Do, Sm,A dan Y), maka akan dipeiOleh nilai kemampuanpipa terhadap tekanan yang timbul pada setiap keadaan.

3.4 Penentuan degradasi kemampuan pipaDegradasi kemampuan adalah merupakan selisih kemampuan pad a saat raneangan

awal (baru) dengan kemampuan terkini, setelah beroperasi dalam kurun waktu tertentu.Setelah kemampuan pipa diperoleh pada saat baru dan pada saat setelah beroperasi dalamkurun waktu tertentu, maka kedua hasil ini diperkurangkan sehingga selisih keduanya dapatdiketahui. Selisih hasil pengurangan ini dalam persen adalah nilai degradasi kemampuanpipa tersebut.

- 41 -

Page 5: penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaan pending in ...

Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat NuklirPRPN-BATAN, 30 November 2010

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Oari uraian-uraian yang dikemukakan di atas diketahui bahwa, pad a kondisi awal(baru) dinding pipa sistem pendingin sekunder yang diteliti adalah t = 6,3 mm. Setelahberoperasi lebih dari 22 Tahun, dilakukan pengukuran dan diperoleh hasil pengukuranketebalan dengan tebal pipa yang bervariasi antara 8,25 mm sId 1,085 mm, contoh hasilpengukuran lihat lampiran 2. Hal ini berarti bahwa terjadi perobahan ketebalan pipa secarasignifikan. Oaerah yang mengalami penebalan dari ketebalan awal, diperkirakan terjadikarena endapan atau pengerakan yang disebabkan oleh pembentukan lapisan anti karat(alumina) yang dibentuk sebagai akibat penambahan zat kimia pencegah karat (inhibitor)kedalam air pendingin sekunder secara berkesinambungan. Oleh karena itu, kondisi pipasaat ini terdiri dari 2(dua) lapisan. Lapisan pertama adalah merupakan bentukan anti karat(alumina), lapisan kedua terdiri dari baja karbon yang merupakan dinding pipa. Jika diamatidari variasi ketebalan pipa terse but yang diperoleh dari hasil pengukuran, terlihat adanyabagian dinding pipa yang sudah menipis di beberapa titik tertentu. Titik titik yang mengalamipenipisan ini adalah merupakan titik yang disebabkan proses pengkaratan yang tersebarsecara acak pada seluruh permukaan pipa. Jika diamati secara teliti, terlihat bahwa titik-titikyang menipis ini merupakan penetrasi sempit (fitting corrotion), yang pada permukaanatasnya ditutupi oleh lapisan Alumina anti karat, seperti ditunjukkan pad a Gambar 3 berikut.

Lapisan

'_~'::'"/:':'::"::{f::;"<";"':";'-':"::"':";'-':";"':"::".\/:/P--~ Penetrasi

~'.:~"'" ..

.JA ~ Baja karbon1 2~~~~~~~=. 1. Ketebalan awal2. Ketebalan minimum

Gambar 3. Penetrasi sempit (Fitting corrotion)

Oari Gambar 3 di atas, terlihat bahwa lapisan Alumina dan dinding pipa merupakansatu lapisan yang menyatu. Lapisan alumina yang berasal dari proses pengkaratan yangmengandung zat besi (Fe), akan terdeteksi sebagai baja karbon. Sedangkan yang berasaldari luar berupa kotoran yang terikut dalam air seperti lumpur atau endapan lain yang bersaldari lumut dan bakteri tidak terdeteksi sebagai bagian dari pipa walaupun sifatnya kerasmendekati baja karbon. Lapisan Alumina ini terletak di bagian dalam pipa dengan ketebalanyang bervariasi antara 1 sId 1,7 mm, dengan permukaan bergelombang.

Tabel 3. Angka kekerasan cuplikan

Spesimen No. VickersBrinnel1

1481462

1501493

1461444

1441445

1411396

1441447

1481468

154153

Sedangkan bagian dinding pipa yang mengalami penipisan sampai melebihi batasyang diijinkan < 3,11 mm, diperkirakan sebagai akibat terjadinya pengikisan akibatpengkaratan. Bagian ini terisi kerak lumpur yang mengakibatkan terjadinya pembentukanpeneterasi sempit (fitting corrosion) pada titik-titik tertentu. Kalau diperhatikan secaraseksama penetrasi sempit ini ditutupi oleh kerak yang keras, sehingga seakan-akan tidakberpengaruh pada pengurangan kemampuan bahan pipa. Hal ini terlihat karena sampai saatini sistem pemipaan pendingin sekunder masih aman dioperasikan. Namun tidak dapatdipungkiri, bahwa keadaan seperti ini perlu mendapat perhatian yang serius, karena bagian

- 42-

Page 6: penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaan pending in ...

Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat NuklirPRPN-BATAN, 30 November 2010

ini berpotensi menimbulkan kegagalan pengoperasian reaktor. Demikian juga dari hasilpengujian kekerasan yang dilakukan, diperoleh hasil pengujian seperti yang diperlihatkanpada Tabel 3.

Dari Tabel 3 di atas, terlihat bahwa nilai kekerasan minimum adalah 139 BHN, yaitupada cuplikan NO.5. Nilai kekerasan minimum ini adalah nilai kekerasan yang paling rendah,sehingga dalam evaluasi, nilai ini digunakan sebagai dasar perhitungan karena dianggapsebagai nilai paling kritis. Dengan menggunakan persamaan (1), diperoleh tegangan patahmaterial pipa pendingin sekunder RSG-GAS adalah UTS = 69500 psi, sedangkan padakondisi awal, UTS = 360 N/mm2, = 3600 N/cm2 = 52920 psi. Hal ini berati bahwa kekerasanbahan pipa semakin meningkat, sebagai akibat terjadinya kenaikan suhu pada saat reaktorberoperasi dan penurunan suhu pada saat reaktor di shutdown. Jika tegangan patahmaterial dinding pipa kondisi terkini adalah UTS = 69500 Psi, maka Tegangan maksimum

yang diijinkan (allowable stress) pad a dinding pipa adalah Sm = (mA,m = 20852 Psi.

Jika dilakukan perhitungan kemampuan pipa pada keadaan awal, denganmenggunakan persamaan (2), diperoleh kemampuan pipa terhadap tekanan P = 403,37 Psiatau sarna dengan P = 27,5 Bar. Dalam pengoperasiannya, pipa ini mengalami tekanmaksimum sarna dengan tekanan maksimum pompa, P = 8 Bar atau sarna dengan P =117,6 Psi. Jika nilai tekanan ini disubsitusikan pada persamaan (2), diperoleh tebal dindingpipa minimum (1m) = 3,11 mm. Namun demikian, pemilihan pipa tidak hanya didasarkanpada hasH perhitungan, tapi juga dipengaruhi oleh kondisi ketersediaan barang di pasarserta kesesuaiannya dengan standar pipa yang tersedia. Dalam hal ini Interatom sebagaipemasok memilih penggunaan pipa dengan standar DIN 2673, material R St 37,2 dengandiameter luar Do = 508 mm atau sama dengan Do = 20 in dengan ketebalan dinding 6,3 mm.

Jika ketebalan minimum hasil pengukuran (t,J = 1,085 dan Sm = 20852 Psi,disubsitusikan pada persamaan (2), maka diperoleh kemampuan pipa terhadap tekananyang timbul dari dalam pipa adalah P = 6,082 Bar. Kemampuan pipa ini lebih rendah darikemampuan pipa minimum sebesar P = 8 Bar. Namun karena bagian pipa yang mengalamipeneterasi sempit ini tertutupi oleh lapisan kerak yang keras, maka pengoperasian reaktorsampai saat ini masih dalam keadaan aman. Selain itu, jika tingkat kekritisan telah mencapaipuncaknya, pipa hanya mengalami keboran kecil pada bagian peneterasi sempit yangterdeteksi. Keadan ini akan menjadi indikator untuk pergantian pipa secara keseluruhan.

5. KESIMPULAN

Dari uraian-uraian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa:1. Degradasi kemampuan sistem pemipaan pendingin sekunder RSG-GAS telah

mengalami kekritisan.2. Arah kebijakan pemeliharaan sistem pemipaan pendingin sekunder RSG-GAS

perlu diarahkan pada rencana pergantian pipa.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. Anonimous, MPR 30. GA Siwabessy Safety Analysis Report, Vol:2, 1989.2. PAUL STARTHERS, Methodology for Management of ,1\geing Reactor Mechanica!

Coumponent, ANSTO, Australia 20053. Anonimous, ASME, Boiler and Pressure Vessel code section III Devision 1, sub section

NF 1989 edition, including 1989 addenda.4. AARON D. DEUTSCHMAN, WALTER J MICHELS, CHARLES E WILSON, Machine

Design, Theory and Practice, Macmillan Publishing Co, INC, New York 1975.5. HOWARD F. RASE and JAMES R. HOLMES, Piping Design for Process Plants, John

Wiley and sons, Austin Texas 1963.

- 43-

Page 7: penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaan pending in ...

Proseding Pertemuan Ifmiah Rekayasa Perangkat NuklirPRPN - BA TAN, 30 November 2010

TANYA JAWAB

Pertanyaan1. Mengapa menggunakan cara pengujian yang merusak apa tidak ada yang

digunakan agar tidak merusak sistem, misalnya TLA (Dr. Sutomo Budihardjo,Meng)

2. Hubungan nilai kekerasan (Vickres dan Brinel) dengan VTS tidak Tampak3. Mengapa menentukan VTS tidak menggunakan uji tarik4. Cara mengukur korosi dan alumina, di makalah tidak disebutkan (Ir. Petrus

Zacharias)5. Dari uraian disebutkan sistem pemipaan mengalami kerusakan, karena ketebalan

pipa berkurang, kalau demikian apakah sistem pemipaan apakah sudah demikianmengkhawatirkan, dan apakah dengan keadaan yang demikian reaktor masihaman untuk dioperasikan (Syahrudin Yusuf)

Jawaban1.

2.

3.4.

5.

Cara ini merupakan cara terbaik dan paling sederhana untuk mendapatkan hasilyang akurat.Hubungan nilai kekerasan (BHV) dengan VTS adalah VTS = 500 BHN psi (lihatreferensi 4)Karena peralatan yang tersedia adalah uji kekerasan (Vickers)Caranya adalah dengan membandingkan ketebalan hasil pengukuran kinidengan ketebalan awal, dan ketebalan minimum pipa hasil pengukuran.Yang disampaikan disini adalah pipa pending in sekunder, di ruangan sekunder,sehingga dengan dilakukannya penelitian ini maka terpikirkan untuk melakukanpenggantian pipa sekunder secara bertahap, sehingga pengoperasian reaktorakan tetap aman.

7. LAMPIRAN

Lampiran 1.

OUT COOR AUXILIARY BUILDING (UKA) REACTOR BUILDING (UJA)

PAOtAPO'

: I~-I I

~I~I~I~I

ON eoo

ON eoo

PA01AA22ON 500

ON 500

L- COOLING TOWER UNITS I,-- (PA 01-AH 01102I03+PD 01 .••• -. - ••••PA 02-AH 01102103)

PAOt..• ""

PA03AP01

PA03••• 09

PA02AP01

ON 500

ON 500~PA02..•""

I>

!

PRE FitTER

(Ml!ChanlcFI~rl

EXPANSION

JOINTS (Typ.)

PUMPING UNITS(PA 01 • AP 01102103)

§zo

ON 500

ON 500

I ~TEXCHANGERUNI~ I•. I (JE 01 - Be 01102)

D OBJECT 151AND LOCATION

- 44-

Page 8: penentuan degradasi kemampuan sistem pemipaan pending in ...

Proseding Pertemuan IImiah Rekayasa Perangkat NuklirPRPN-BATAN, 30 November 2010

; ;: : 6 :63 ~ii;:~_!i~~_J:~~~~~6~~~__~;=::iZ~=_:~:~-6~8d~~~5 ~~i;--~6~~-:-8-~~~b~~~ t-i~;-:-6::~~: no I 6183 I 6075 : 6183 ' 1085 ' 6183 : 1 085 1 953 , 6183 6183 J 6183 : 819 I 1 52 ,6183: 6183 I 6183 1085: 6075 :

tz;s!6;aJj 6075 ~~3'61831~3851'2929-·-~3~3363-ret83-;-;;;;s~r6;;3-:- 6183 : 5315 6163:

i 280 I 1.953 I 1.302 ; 6.183 j 2.061 ! 8.136 I 6.183 i 1.085 i 3.2 i 8.136 ~ 7.919 i 6.075 i 7.81 ! 3.254 ~ •. 068 ! 6.183 i~i 278 I 6.183 I 6.183 6.183 i 1.953 . 6.075 I 3.959 i 1.953 I 6.183 . 6.183 . 3.308 I 7.973 i 8.081 i 7919 ; 7 ~ : 1085 i 6.183 i 6183 :

~:f;: ,:'~Ji~:~j~m*!:~~m! 288 i 7.539 8.081 ' 2.929 I 6.075 I 2.983 I 1.302 I 2.929 I 2.929 I 1.736 2.169 I 2.169 I 3.'17 I 1.519 I 3.092 l~~

~i~~~~~~fJil~~~~~~~1t~j~I 230 ! '.231 '.068 I '.339 I 7.919 ! 7.~ I 7.~ I 1.953 ! 2.983 I 3.254 1 '.827 I '.881 ! 8.081 1 3.363 1 6.075 I 1.519 i 1.736 I 2.169r '!-_'_-;'-'--"'--O---~~-'~-'-;-----+-'-"-"'-"-"--"--+'"----.;..-~-;.....----+------.~---+-..--..;.--j 225 ! 4.285 I 7.973 ! 7.919 ! 7.81 ~ 4.664 ! 4.664 ! 7.8&4 I 3.308 i 6.075 ! 3.092 ! 2.061 : 6.183 ; 1.519 i 2.929 j 6.183 : 6.183 ! 1.302I .... I •.·---t··· -+-----+------+--

221) I '.122 I '.176 I 2.929 i 7.647 1.519 8.027 I '.122 I 3.2 3.959 1 3.146 I 1.519 I 2.169 I 2.169 8.19 ! '.014 i 6.183 i 6.183

t I -r-:-;;:;:; "1218 ! 4.176 33O~~L:~_~~~:983~~ ~.'.?~ __~ __L-2.:~-1~

1_~~~_L2-~__ .~ _1_~_~ __ :.2~_; _'_2~5__L~:7:J_~:~~_L~~~:__~~7~l_~~~_LII..°~~I 208 i .176 • 66' .719 4719, 1736 ' 4827 I 2983 ; 4827 8081' 8027 I 2169

r"200:-;231-j--352S- 7'919- :-2-766 - :-7 ;73-~--i81--! 3471-:--3;;';"-7973 -;-5966 -

~32-r78M18027~-7864- ~-j2--:e;s3 I 8027~7~-8027~-8136-;-819 6.183 i 6.075 1.302 6.075 2.169 i 1.519,-~---._--_._ ...._-----+----_._~---•.-----------._--

~~~*~~~~kl:~;g;:ilili:~! ".231 , 4.014 ! 7.973 ! 8.081 I 8.19 I 8.136 8.19 ! 6.183 ! 1.302 I 6.183 ! 2.983 1 4.881 ! 8.027 I 7.973 ! 7.864 ! 7.864 !

j 165 ! 8.027 !a.183 r~-1-;-081--r-;g;-~~316~--6:ml~o14-~1-8~=r-6.183! 4.719-! 8.0~-·r-·u~~~r~73!~;--!~i 160 i 8.027 I 7.973 I 7.919 j 1.302 j 1.519 ! 6.183 ! 8.081 i 7.973 ' 7.973 : 4.773 ! 7.756 ! 7.973 ! 7.919 j 7.919 ! 3.308 ! 3.254 ! 2.983 !

1188 i 3.959 i~:~l797:J~:~~~l_':~~180~=--i 8.183 L~~~JII..I_3:6_J.~:~~7J~~~_~j~8~L~~~:..L~1~~180 I 7.973 i 3.797 8.183 I 6.183 I 8.19 I 1.519 5.858 I 1.302 3.•17: 7.105 I '.936 i '.827 I 3.742 I 7.647 I 7.702 I 3.2 i 3.525 i

~~ I 6;S~~1~~:~~:1'~_~85_~~~:~~3-::~5;-9;:~3~5~-~~~I-~~6i__:81~_:6_-'~_1-;!02!-;~65~~-~~~8i~L.~~~~2.::1:~X~~~I~7~~~_=L~~29l~~' i~~I-2.~.'!_~~ ~~()8~~~ __808'-- __8_081__~_~:' __ !..~~; 4827_~ _17.81 j 7.~ I 7.~ I 7.~ I138 : 39051 819 I 1 302 i 1 085 : 3525 7919 I 6183 ' 7919 4827:.881:.881 i 8027 . 6183

1130 I 6.183 r7:9'1';T;o27t:?59l-~ 7.756 1~ 7~..'.:J 7919Y7.973=r 8027 13905 i -:4:2858.183 I 1.085 i 8.075 I

~11Ff-~~=I~f:~:+_ •• H •••• _ ••• ~ ••• _ •• ._ •••••• _ •••••••••••••••• _ ••••••

1.953 I 3.797 I 3.2 I---.;.. ...-- ....-----,--6.183 ! 6.183 ! 7.919 !7:973--r-7.8-,---!7:',;;.-r---t-··------f·--------i--7~

2.169 4.285 8.081 8.027 7.973

8.081 6.183 6.183 8.183 8.027

.973 1.085 7.~ 7.973 8.183

75 3.2 8.081 8.027 7.81 3.254 6.183 1.953 6.183 1.085

70 3.308 7.973 7.~ 7.919 3.308 6.183 6.183 6.075 7.973

88 3.742 7.973 7.919 7.756 7.919 6.183 8.183 6.183 6.183

80 7.81 7.81 7-- --. ---. ----

88 7.81 7.81 7

50 7.864 7.81 7.81

4S 3.688 7.~

7.~

- 45-