Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

22
PENENTUAN BEDA TINGGI DAN SIFAT DATAR KELOMPOK 5 ILHAM SYARIFULLAH FITRAWAN ASNUR WAHYU

description

penentuan beda tinggi dan sifat datar

Transcript of Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

Page 1: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

PENENTUAN BEDA TINGGI DAN SIFAT DATAR

KELOMPOK 5ILHAM

SYARIFULLAHFITRAWAN

ASNUR WAHYU

Page 2: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

ISTILAH-ISTILAH Stasion : adalah titik di mana rambu ukur ditegakkan, bukan tempat dimana alat sifat

datar di tempatkan. Pada pengukuran horisontal, stasion adalah titik di mana alat theodolit di tempatkan.

Tinggi alat: adalah tinggi garis bidik di atas tanah (di atas stasion) di mana alat sifat datar didirikan.

Tinggi garis bidik: adalah tinggi garis bidik referensi ketinggian (permukaan air laut rata-rata).

Pengukuran ke belakang: adalah pengukuran ke rambu yang di tegakkan di stasion yang di ketahui ketinggiannya. Maksudnya untuk mengetahui tingginya garis bidik. Rambunya di sebut rambu belakang.

Pengukuran ke muka: adalah pengukuran ke rambu yang ditegakkan di stasion yang belum di ketahui ketinggiannya. Rambunya di sebut rambu muka.

Titik putar (turning point) : adalah stasion dimana pengukuran ke belakang dan ke muka dilakukan pada rambu yang di tegakkan pada stasion tersebut.

Stasion antara (intermediate station) : adalah titik antara dua titik putar. Di mana hanya di lakukan pengukuran ke muka untuk menentukan ketinggian stasion tersebut.

Seksi: adalah jarak antara dua stasion yang berdekatan yang sering pula di sebut “slag”

Page 3: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar
Page 4: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

Cara Pertama

Page 5: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

Keterangan:Ta = tinggi alat di AT = tinggi garis bidik HA = tinggi stasion A b = bacaan rambu di B HB = tinggi stasion B HAB = benda tinggi dari A ke B = ta – b

Untuk menghitung tinggi stasion B di gunakan persamaan berikut :HB = T – bHB = HA + ta – bHB = HA + hAB ………………………………………………………..5.1

Page 6: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

• Catatan :– ta dapat dianggap hasil pengukuran kebelakang, karena stasion A

diketahui tingginya. Dengan demikian beda tinggi dari A ke B yaitu hAB = ta – b. hasil ini menunjukkan bahwa hAB adalah nehatif (karena ta < b) sesuai dengan keadaan di mana stasion lebih rendah dari stasion A.

– beda tinggi dari B ke A yaitu hBA = b – ta. Hasilnya adalah positif. Jadi apabila HB dihitung dengan rumus HB = HA +hAB hasilnya tidak sesuai dengan keadaan dimana B harus lebih rendah dari A.

– dari catatan (1) dan (2) dapat disimpulkan bahwa hBA = - hAB agar di peroleh hasil sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Page 7: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

CARA KEDUA• Alat sifat datar di tempatkan di antara dua stasion (Tidak perlu segaris)

Page 8: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

• HAB = a – b• HBA = b – a• Bila tinggi station A adalah HA, maka tinggi station B adalah :• HB = HA + hAB = HA + a = T – a – b = T – b• Bila tinggi station B adalah HB, maka tinggi station A adalah :

• HA = HB + hBA = HB + b – a = T – a• Cara pegukuran seperti ini, pembacaan a dan b dapat di usahakan sama

teliti yaitu dengan cara menempatkan alat sifat datar tepat di tengah – tengah antara stasion A dan B (jarak pandang ke A sama dengan jarak pandang ke B) di samping itu dengan cara demikian hasil ukur akan bebas dari pengaruh kesalahan garis bidik, refraksi udara serta kelengkungan bumi.

Page 9: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

CARA KETIGA• Alat sifat datar tidak di tempatkan di antara atau pada station

Page 10: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

• hAB = a – b

• hBA = b – a

• Bila tinggi station C diketahui HC,maka :

• HB = HC + tC - b = T – b • HA = HC + tC - a = T – a

…………………………………………………….(5.3)• Bila tinggi stasion A di ketahui, maka : HB = H A + hAB = HA + a – b

• Bila tinggi stasion B di ketahui, maka : HA = H B + hBA = HB + b – a

Page 11: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

MACAM-MACAM PENGUKURAN• Pengukuran sipat datar memanjang (diferential leveling/ fly leveling).• Digunakan apabila jarak antara 2 stasion yang akan ditentukan beda

tingginya sangat berjauhan (di luar jangkauan pandang). Jarak Antara kedua stasion tersebut di bagi dalam jarak-jarak yang pendek yang disebut Seksi atau slag.jumlah aljabar beda tinggi tiap seksi akan menghasilkan beda tinggi antara kedua stasion tersebut.

• Pengukuran profil memanjang (profile leveling/longitudinal sectioning).digunakan untuk menentukan titik-titik sepanjang garis – garis tertentu (profil memanjang), misalnya profil lapangan (tanah asli) sepanjang garis rencana ialah rencana saluran irigasi (garis proyek).

• Pengukuran profil melintang (Cross sectioning)• Di gunakan untuk menentukan ketinggian titik-titik sepanjang garis

tegak lurus garis proyek.

Page 12: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

• Pengukuran sipat datar luas• Di gunakan untuk menentukan ketinggian titik-titik yang menyebar

dengan kerapatan tertentu untuk membuat garis-garis ketinggian (kontur).

• Pengukuran sipat datar resiprokal (Reciprokal levelling).• Adalah pengukuran sipat datar dimana alat sipat datar tidak dapat

di tempatkan antara dua stasion. Misalnya pengukuran sipat datar menyebrangi sungai/lembah yang lebar.

• Pengukuran sipat datar teliti (precise levelling).• Adalah pengukuran sipat datar yang menggunakan aturan serta

peralatan sipat datar teliti. Mengenai pengukuran sipat datar teliti ini tidak akan diuraikan lebih lanjut.

Page 13: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

PENGUKURAN SIFAT DATAR MEMANJANG

Page 14: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

Prosedur Pengukuran• Tegakkan rambu I dan rambu II di stasion A dan TPI, alat ukur

ditempatkan di antara (seksi I). baca rambu I kemudian rambu II; (b1,m1).

• Pindahkan rambu I ke TP2. Alat ukur dipindahkan dan tempatkan di antara TPI dan TPA (seksi 2). Baca rambu ll kemudian rambu l; (b2, m2).

• Pindahkan rambu ll ke TP3. Alat ukur dipindahkan dan tempatkan di antara TP2 dan TP3 (seksi 3). Baca rambu l kemudian rambu ll; (b3, m3).

• Pindahkan rambu I ke TP4. Alat ukur di pindahkan dan di tempatkan di antara TP3 dan TP4 (stasiun B) (seksi 4). Baca rambu II kemudian rambu I; (b4, m4).

Page 15: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

Prosedur Perhitungan• Beda tinggi setiap seksi pada pengukuran beberapa stasion adalah:

h, = bi - mi

• Beda tinggi antara A dan B (A = stasion awal dan B = stasion akhir) adalah:

5.4

• Jika tinggi A diketahui, maka tinggi B adalah

Hb = HA + hAB 5.5

Catatan :• Banyaknya seksi pada pengukuran adalah n=4;• Bacaan benang tengah BT ke rambu belakang bi dank e rambu muka mi masing-masing seksi

harus di catat di buku ukur.• Untuk mengontrol pembacaan BT dan untuk mendapatkan jarak optik,baca pula BB dan BA. BT

= ½ (BA - BB) dan D 100 (BA - BB).

Page 16: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

• HAB = ∑ bi - ∑ mi = 8,939 – 5,471 = + 3,468 m

• HB = H A + hAB = + 725,421 + 3,468 = + 728,889 m

• Keterangan : tinggi B dapat di hitung dengan rumus HB = H A + hAB atau di hitung melalui TP1, TP2, . . . TP5 secara berturut-turut.

Page 17: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

Bila ketinggian B di hitung dari A melalui titik antara (TP1 s/d TP5), hasilnya harus sama dengan tinggi B yang di ketahui. Apabila tidak sama,berarti pengukuran – pengukuran beda tinggi mengandung kesalahan.Apabila perbedaan tinggi B hasil ukuran dengan yang di ketahui masih dalam batas perbedaan yang di perkenankan (memenuhi toleransi), maka beda tinggi setiap seksi perlu di beri koreksi agar ketinggianTP1 s/d TP5 di hitung dari A maupun B akan sama.

Pengukuran jika titik A dan B diketahui tingginya

Page 18: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

• Dengan : n = jumlah seksiW = salah penutup tinggi = hAB - hBA

HAB = ∑ hi

HAB = HA – HB

• Andaikan pada contoh I HB = 728,901 m ; makahAB = HA - HB = + 3,480 mHAB = ∑ hi = + 3,468 mW = hAB - hAB = - 0,012 m

Page 19: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG

Page 20: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

Prosedur Pengukuran

Page 21: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar
Page 22: Penentuan Beda Tinggi Dan Sifat Datar

Prosedur Penggambaran