PENELITIAN_PTK_KIS

download PENELITIAN_PTK_KIS

of 20

Transcript of PENELITIAN_PTK_KIS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAHAN TERDEKAT BAGI GURU BERKARYA ILMIAH Oleh: Sukestiyarno UNNES [email protected] HP 0818241519 Contoh ringkasan Proposal Penelitian PTK

A. JUDUL USULANUpaya Meningkatkan Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Heroik dan Turnamen Matematika Materi Peluang kelas X B. BIDANG KAJIAN Bidang kajian adalah penelitian pendidikan dengan PTK. C. PENDAHULUAN Guru memandang siswa SMA adalah individu yang menginjak proses dewasa. Oleh karena itu setiap guru mata pelajaran selalu memberi tantangan dengan menyodorkan sejumlah masalah baru kepada siswa untuk menyelesaikannya, termasuk pelajaran matematika. Pembelajaran matematika mengajarkan pemecahan masalah (problem solving) tidak hanya untuk keperluan mata pelajaran matematika saja, karena matematika mendasari ilmu-ilmu lain. Dalam melakukan proses hitung-menghitung, proses menentukan langkah efisien (algoritma) penyelesaian masalah, menentukan logika kebenaran keputusan yang akan diambil, dan lain sebagainya, hal ini diajarkan di matematika dan dibutuhkan oleh orang-orang non matematika. Jadi merupakan suatu kesempatan bagi siswa SMA yang sedang berada pada kondisi kritis dalam berpikir, perlu dilatih secara terus menerus melakukan problem solving melalui pembelajaran matematika. Berdasar pengalaman peneliti mengajar di SMA Negeri 14 Semarang dijumpai betapa sulitnya membelajarkan matematika, siswa juga banyak mengalami keluhan karena kesulitan memahami konsep matematika. Termasuk membelajarkan materi peluang dan statistika di kelas X1. Materi tersebut memang bersifat abstrak, sehingga wajar apabila guru maupun murid mengalami kesulitan mempelajarinya. Umumnya guru dalam kelas dapat mengamati siswanya dalam tiga kelompok, yaitu kelompok berkemampuan baik, kelompok berkemampuan sedang dan kelompok berkemampuan rendah. Mereka berada dalam situasi kondisi satu kelas. Apabila mereka diberi tugas rumah, umumnya siswa kelompok dua dan tiga masih banyak mengalami kesulitan. Daya inovasi siswa umumnya untuk menyelesaikan masalah masih rendah. Dari pengalaman pembelajaran seperti tersebut di atas, berkat kolaborasi tim peneliti, menumbuhkan pemikiran baru untuk mengajukan suatu strategi memberlajarkan matematika baru.. Pembelajaran bagaimana memberi peran masing-masing siswa sesuai dengan kemampuan yang ia miliki merupakan penekanan utama. Pembelajaran dengan model kepemimpinan yang heroic (pemimpin yang rela berkorban). Dengan menanamkan jiwa kepahlawanan (heroic leadership) diharapkan antar siswa dapat melakukan sosialisasi saling membantu. Karena dalam heroic leadership semua anggota menjadi pemimpin dibidangnya masing-masing. Siswa dibagi dalam kelompok beranggotakan 4 orang. Seorang sebagai pemimpin akademik, seorang sebagai pemimpin dalam penyelesaian tugas, seorang sebagai pemimpin administrasi, dan seorang lagi sebagai pemimpin mengikuti permainan tournamen matematika. Dengan menerapkan strategi pembelajaran yang mengandalkan pemberian tugas terstruktur untuk materi yang belum

diajarkan. Melalui tugas terstruktur tersebut siswa diharapkan dapat bersosialisasi kepada lingkungan sekitar sebelum dilakukan diskusi pada tatap muka di kelas. Para siswa diminta mengumpulkan pertanyaan dari bahan yang ada, merangkum dan mengerjakan soal. Pada saat tatap muka di kelas bahan hasil diskusi mandiri tersebut didiskusikan secara kelompok. Dalam hal ini guru tidak akan mengajar mulai dari awal, kegiatan belajar mengajar dimulai langsung dengan diskusi. Dimaksudkan siswa berada dalam kelompok masing-masing menjadi pemimpin dalam tugasnya. Dalam pembelajaran tatap muka, antar kelompok dipacu dengan mengadakan kompetisi memecahkan masalah matematika yang berasal dari guru. Dengan adanya kompetisi matematika tersebut siswa diberi kesempatan untuk berlomba melakukan unjuk kemampuan. Siswa yang menjadi pemimpin bidang kemampuan akademik bertanggung jawab menjelaskan pada rekan sekelompoknya. Berdasar permasalahan yang dihadapi seperti tersebut di atas maka dapat dimunculkan rumusan masalah, D. PERUMUSAN MASALAH Berdasar permasalahan yang dihadapi seperti tersebut di atas maka dapat dimunculkan rumusan masalah: apakah pembelajaran matematika peluang dengan metode heroik dan turnamen dapat meningkatkan keaktifan, ketrampilan proses, dan prestasi belajar siswa? E. TUJUAN PENELTIAN Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan, ketrampilan proses, dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran matermatika materi peluang dengan model heroic dan permainan turnamen matematika. F. MANFAAT HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat: 1. Bagi pembaca, lahirnya suatu metode pembelajaran baru yang dapat memberi nuansa siswa siap menghadapi masalah, memecahkannya, dan siap msenghadapi masalah baru yaitu metode pembelajaran heroik dan turnamen. 2. Bagi siswa, akan terbentuk jiwa kepahlawanan (heroik) dan siap menghadapi kompetisi-kompetisi yang ditawarkan padanya untuk meraih tujuan yang lebih konkrit. 3. Bagi guru, diperolehnya suatu kreativitas variasi pembelajaran yang lebih menekankan pada tuntutan KTSP aktif pada siswa. 4. Bagi pengembangan kurikulum, diperolehnya ketepatan implementasi pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. G. KAJIAN PUSTAKA G.1 Kajian Penelitian Pendukung Penelitian Sukestiyarno, 2004 yang mengeksperimenkan pembelajaran matematika berbasis Media dan Teknologi, ternyata menunjukkan semangat siswa untuk mempelajari materi yang sedang dipelajari melalui CD interaktif. Semangat tersebut terjadi karena siswa dihadapkan pada penerapan teknologi apa yang bekaitan dengan materi yang sedang dipelajarinya. Pada situasi lain siswa ditunjukkan teknologinya terlebih dahulu selanjutnya dijelaskan untuk sampai ke teknologi tersebut membutuhkan prasarat pengetahuan yang akan dipelajari. Penelitian yang dilakukan Wardono, 2005 tentang penerapan pembelajaran kooperatif dengan teams games Turnamen (TGT) memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan kooperatif TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa.1

G.2 Kajian Teori G.2.1 Pendekatan Heroic Leadership Pendekatan gaya kepemimpinan yang dikemukakan oleh Lowney (2005) adalah merupakan gaya kepemimpinan yang melawan arus kebanyakan model kepemimpinan kontemporer. Kepemimpinan yang ditawarkan memandang bahwa: a. kita semua adalah pemimpin sepanjang waktu. Terkadang kepemimpinan itu dilaksanakan dengan cara langsung, dramatis, dan jelas nyata, yang lebih sering dengan cara halus, sulit diukur. b. kepemimpinan muncul dari dalam bukan apa yang kita lakukan (what we do) melainkan siapa kita (who we are). Bagi seorang pemimpin alat kepemimpinan yang paling menarik perhatian ialah siapa dirinya. Seorang pribadi yang memahami apa yang dianggapnya bernilai atau apa yang diinginkannya, dan memandang dunia secara konsisten. c. kepemimpinan bukan suatu tindakan tetapi cara hidup. Kepemimpinan bukan tugas yang dapat dikesampingkan sewaktu pulang rumah melainkan memerlukan suatu perilaku yang cocok tergantung dari cara kita bertindak. Dengan kita mengetahui apa yang dianggap bernilai dan apa yang ingin dicapai, ia mengorientasikan dirinya pada lingkungan yang baru sembari berkeyakinan beradaptasi. d. kepemimpinan berlangsung terus menerus. Kepemimpinan pribadi merupakan sebuah kerja tanpa akhir dan bersumber pada pemahaman diri yang tumbuh. Pemimpin yang kuat menikmati peluang untuk terus belajar tentang diri sendiri dan dunia serta menatap kedepan. Gaya kepemiminan yang heroik adalah gaya kepemimpinan yang bersifat memiliki kesadaran seperti seorang pahlawan (hero). Kesadaran itu meliputi ; a. kesadaran diri untuk mengembangkan potensi-potensi dengan menambah ketrampilan pribadi secara terus menerus. b. Kesadaran mau mencari kelemahan-kelemahan diri yang dapat dipakai sebagai titik tolak memperbaiki konsep diri. c. Kesadaran untuk mengambil nilai manfaat dari apa yang telah dipelajari. d. Kesadaran untuk menentukan pendirian sebagai pandangan hidup yang rela berkorban. e. Kesadaran untuk menyemangati diri sendiri dan orang lain dengan ambisi heroik. Pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran kepemimpinan yang heroik adalah dimulai dengan menanamkan kesadaran diri bahwa siswa baik dalam kelompok maupun dalam kelas supaya merasa dirinya pemimpin yang mempunyai sifat heroik. G.2.2 Turnamen Matematika Turnamen belajar matematika digambarkan oleh Robert Slavin dalam Silberman, 1996) dengan mengadakan kompetisi antar tim untuk menyelesaikan masalah. Turnamen Matematika dalam kegiatan ini membatasi sebagai suatu teknik pembelajaran yang memerankan perlombaan memecahkan masalah berupa soal, yang diperebutkan dalam bentuk kelompok. Turnamen matematika menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam turnamen itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam kinerja akademik. Uraian selengkapnya komponen-komponen turnamen adalah melakukan kegiatan presentasi kelas atau tim dan permainan. Turnamen belajar matematika digambarkan oleh Robert Slavin dalam Silberman, 1996) dengan mengadakan kompetisi antar tim untuk menyelesaikan masalah. Langkah-langkah turnamen matematika menurut Silberman (1996) adalah : 1) membagi siswa menjadi beberapa kelompok2

2) Berikan masalah berupa soal untuk dikompetisikan di kelompoknya dikoordinir oleh tim itu sendiri 3) Kompetisi dilanjutkan antar tim yang dipandu oleh guru. Turnamen matematika yang akan diselenggarakan dalam membelajarkan materi Peluang ini akan dimunculkan sebagai berikut: Siswa dibagi dalam beberapa tim kelompok. Setiap anggota diberi peran sebagai pemimpin yang dijiwai semangat seperti pendapatnya Lowney (2005). Dalam tiap kelompok akan diberi masalah berupa soal untuk dikompetisikan pada intern kelompok. Apabila masalah sudah terpecahkan maka siswa yang mampu harus mau berjiwa heroik, dia mau membantu mensosialisasikan ke tim kelompoknya. Selanjutnya guru akan mengorganisis jalannya kompetisi antar kelompok. Setiap siswa bertangung jawab dalam kelompoknya. Setiap tim ditanamkan jiwa heroik yakni mau membantu yang lain dengan suka rela. G.2.3 Keaktifan dalam Pembelajaran Matematika Menurut Sunaryo (2003:27), untuk mencapai aktivitas maksimal belajar siswa, dalam pembelajaran harus ada komunikasi yang jelas antara guru dengan siswa, sehingga kegiatan belajar oleh siswa dapat berdaya guna dalam mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif maupun negatif. Aktivitas siswa yang positif misalnya; mengajukan pendapat atau gagasan, mengerjakan tugas atau soal, komunikasi dengan guru secara aktif dalam pemebelajaran dan komunikasi dengan sesama siswa sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi, sedangkan aktivitas siswa yang negatif, misalnya menganggu sesama siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas, melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru. Aktivitas belajar matematika adalah proses komunikasi antara siswa dan guru dalam lingkungan kelas baik proses akibat dari hasil interaksi siswa dan guru, siswa dengan siswa sehingga menghasilkan perubahan akademik, sikap, tingkahlaku dan keterampilan yang dapat diamati melalui, perhatian siswa, kesungguhan siswa, kedisiplinan siswa, keterampilan bertanya/menjawab siswa. G.2.4 Ketrampilan Proses Pembelajaran Matematika Dari pengertian belajar oleh Peaget dalam Suparno (2001), yaitu belajar untuk memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam situasi. Dengan demikian proses belajar merupakan proses seseorang menemukan struktur pemikiran yang lebih umum. Melihat Bruner dalam buku Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama (2004), belajar adalah merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Jadi, proses belajar merupakan proses aktif seseorang untuk menemukan suatu informasi. Menurut Syah (2003), dijelaskan keterampilan berproses disini dimaksudkan kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku proses aktif yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan strategi pembelajaran yang disusun untuk mencapai hasil tertentu. Selanjutnya dijelaskan bahwa keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik saja melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan ketrampilan berproses matematika adalah suatu tuntutan proses aktif siswa dalam melakukan suatu kegitan secara motorik yang merupakan pengejawantahan fungsi mental yang dilakukan oleh siswa dan dirancang secara sistematis3

strategi pembelajarannya oleh pengajar untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu secara optimal. G.2.5 Prestasi Belajar Menurut Winkel (1991:42), hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa di mana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas.Dalam hal ini hasil belajar meliputi keaktifan, ketrampilan proses, motivasi, juga prestasi belajar. Prestasi adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu kegiatan, secara singkat dapat dikatakan prestasi adalah hasil usaha. Perbedaan hasil belajar dengan prestasi belajar, bahwa penilaian hasil belajar dilakukan sekali setelah suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan, sementara penilaian prestasi belajar dilakukan setelah beberapa kali penilaian hasil belajar dan hasil belajar yang terakhir dianggap sebagai prestasi belajar karena diharapkan merupakan hasil yang maksimal, tetapi kedua istilah tersebut dikatakan identik karena samasama merupakan hasil usaha yaitu belajar. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan secara efektif. Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan siswa mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari segi guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai keefektifan mengajarnya, apakah pendekatan dan media yang digunakan mampu membantu siswa mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Tes hasil belajar yang dilakukan oleh setiap guru dapat memberikan informasi sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. G.2.5 Kerangka Pikir Pembelajaran materi matematika untuk pokok bahasan Peluang adalah diajarkan kelas VII di semester gasal kelas dengan aloksi waktu 20 x45 menit. Standar kompetensi: menggunakan permutasi, kombinasi, peluang, dan aplikasinya. Pembelajaran materi peluang dengan metode kepemimpinan yang heroik adalah dimulai dengan menanamkan kesadaran diri bahwa siswa baik dalam kelompok maupun dalam kelas supaya merasa dirinya pemimpin yang mempunyai sifat heroik. Dimaksudkan bahwa setiap siswa merasa dirinya adalah pemimpin yang menyadari siapa dirinya dalam memilih cara hidup pandang. Bersifat heroik maka setiap siswa sadar akan dirinya mau mengembangkan potensi menambah ketrampilan, melihat kelemahan, mengambil nilai manfaat, dan kesadaran menentukan pendirian untuk menyemangati diri sendiri dan teman. Kegiatan dimulai dengan diberikannya tugas terstruktur dalam bentuk tugas terstruktur untuk mempelajari materi yang belum diajarkan dikemas dalam CD interaktif. Untuk mengaktifkan siswa diberi tugas membuat rangkuman, membuat pertanyaan dari bahan yang dirasa tidak tau, mengerjakan soal. Semua bahan ada dalam CD. Untuk menggugah ketrampilan siswa dilakukan review tentang semua tugas yang siswa kerjakan di luar kelas. Untuk lebih menumbuhkan keaktifan dan ketrampilan siswa dilakukan pembelajaran kooperatif dengan turnamen matematika. Apabila keaktifan dan ketrampilan siswa sudah terbentuk dan dapat ditingkatkan akibatnya prestasi belajarnyapun akan meningkat pula. Berdasar uraian di atas dengan skenario seperti tersebut di atas dapatlah dimunculkan hipotesis tindakan: Pembelajaran dengan metode heroik dan turnamen pada pembelajaran materi peluang dapat meningkatkan keaktifan, ketrampilan proses, dan prestasi belajar siswa.

4

H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN H.1. Subyek Penelitian Subyek yang akan diteliti atau sampel yang akan diteliti ialah siswa yang mendapat pembelajaran Peluang pada semester gasal kelas VIIA SMP V Semarang. H.2 Waktu dan lama penelitian Penelitian ini dirancang berlangsung selama 10 bulan. Pada empat bulan pertama (Maret Juni 2006) akan digunakan untuk persiapan: mengurus perijinan, mempersiapkan pembelajaran membuat rencana pembelajaran, menyusun modul, membuat media peraga berupa pendataan statistika, peraga peluang, menyusun skenario turnamen, menyusun instrumen pengamatan dan instrumen tes, menyusun alat evaluasi. Dalam hal ini sudah disusun 3 rancangan pembelajaran untuk 3 siklus. Pada pelaksanaannya nanti akan direvisi pada setiap siklus berjalan. Pada bulan Juli Agustus 2006 melaksanakan tindakan kelas dirancang 3 siklus. Disini rencanan pembelajaran untuk siklus 2 dan 3 dilakukan revisi berdasar hasil refleksi siklus sebelumnya. . Pada bulan September menyusun laporan kemajuan penelitian, yang akan diseminarkan pada bulan Oktober 2006. Sisa bulan Oktober hingga Desember melakukan penyempurnaan laporan, menyusun final laporan, seminar nasional hingga publikasi dalam jurnal. H.3 Variabel Penelitian .Variabel indikator yang diamati dan dites dalam penelitian ini meliputi: a. Keaktifan siswa dalam strategi pembelajaran kelas eksperimen b. Ketrampilan proses siswa dalam strategi pembelajaran kelas eksperimen c. Prestasi belajar siswa H.4 Prosedur yang Digunakan Berdasarkan diskusi kolaboratif antara dosen dan guru mata pelajaran matematika, seperti yang sudah diuraikan seperti tersebut di atas model pembelajaran matematika yang digunakan adalah metode pembelajaran heroik dan turnamen matematika. Prosedur tindakan pembelajaran yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Guru mitra dan dosen konsultan serta siswa berkolaborasi untuk menyiapkan pokok bahasan yang harus diteliti dan harus dipelajari siswa. b. Secara kolaborasi dosen dan guru membuat rancangan pembelajaran, media pembelaran, instrumen evaluasi, skoring evaluasi. c. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan metode heroik dan turnamen, siswa diyakinkan dan ditaklukkan dahulu tentang jiwa kepemimpinan heroik, siswa diberi pembelajaran yang bentuknya rangsangan untuk berinisiatif diwujudkan dalam bentuk soal. Soal dikompetisikan pada siswa dalam kelompok maupun antar tim. Siswa dimotivasi untuk mengerjakan soal dibuat secara kompetisi dalam kelompok terlebih dahulu. Siswa dibiarkan mengkoordinir sendiri dalam kelompoknya. Selanjutnya guru mengkoordinir kompetisi dengan turnamen matematika antar tim. d. Pada pembelajaran berakhir guru selalu memberi masalah pada siswa berupa soal-soal untuk dikompetisikan antar kelompok mereka sendiri. Seterusnya untuk dibahas pada saat tatap muka berikutnya. H.5 Siklus Kegiatan Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas. Kegiatan diterapkan dalam upaya menumbuhkan jiwa siswa mempunyai semangat kepemimpinan herioik dan mampu5

memecahkan masalah yang dihadapi maupun yang dibebankan padanya. Tahapan langkah disusun dalam siklus penelitian. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dirancang dalam 3 siklus. Sebagai langkah-langkah besar yang dilakukan sebagai berikut: Siklus 1 Perencanaan a. Meninjua kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2. Penekanan perencanaan disini adalah menyiapkan siswa benar-benar berada pada suasana penyadaran diri seperti konsep pemimpin yang heroik seperti diuraikan dalam landasan teori. Persiapan ini akan ditemukan terlebih dahulu antara guru, dosen dan siswa di luar jam pelajaran untuk ditanamkan sifat pemimpin yang heroik. b. Menyiapkan modul berupa tugas rumah maupun soal turnamen: Isi program modul ini berupa ringkasan materi dan soal-soal yang dicalonkan dalam turnamen matematika. Soal-soal dikerjakan sebaiknya dalam kelompok. Modul ini diberikan pada saat tatap muka pada poin a di atas. c. Menyiapkan modul tugas untuk dibahas pada pertemuan siklus 2. Pelaksanaan a. Guru mitra didampingi dosen konsultan menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa mempelajari modul yang diberikan sebelumnya. b. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil menjelaskan materi. Apabila permasalahan muncul dari siswa pada suatu kelompok, maka pemecahannya dilakukan dengan model kompetisi untuk tim lain. Bagi mereka yang dapat menyelesaikan masalah dapat poin bintang atas nama kelompok dan atas nama pribadi. c. Guru memperjelas atau mempertegas materi yang sedang dipelajari. d. Guru memberikan soal turnamen untuk tahap pertama yakni turnamen dalam kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan dan bimbingan dua guru dan satu dosen. e. Guru memberi soal turnamen antar kelompok untuk tahap kedua. Soal dibuat hampir mirip dari soal turnamen tahap pertama. Hanya mungkin soal-soal diganti bilangannya, atau diubah susunannya. Dengan cara kompetisi pada suatu kecepatan yang dituntut, maka siswa akan bersemangat mengerjakannya. f. Pada suatu penyelesaian suatu masalah soal siswa atau kelompok yang berhasil wajib menjelaskan pada kelompok lain. Pengamatan a. Guru dan dosen mengamati apakah jiwa kepemimpinan heroik sudah dapat dilaksanakan oleh siswa dalam pembelajaran siklus 1. b. guru dan dosen mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian untuk masing-masing siswa tentang indikator keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan. c. Guru dan dosen mengamati jalannya turnamen tahap pertama. Adakah permasalahan yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. d. Guru dan dosen mengamati jalannya turnamen tahap kedua. Dilakukan evaluasi pada individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya. Refleksi a. Secara kolaboratif guru dan dosen menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1.6

b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pengamatan, dan indikator soal turnamen. Membuat suatu perbaikan tindakan atau rancangan revisi berdasar hasil analisis pencapaian indikator-indikator tersebut. Siklus 2 Perencanaan a. Meninjua kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil reflesi siklus 1. Penekanan perencanaan disini adalah menekankan semangat dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan jiwa kepemimpinan heroik. b. Menyiapkan modul berupa tugas rumah maupun soal turnamen untuk dilaksanakan pada siklus 3. Pelaksanaan a. Guru mitra didampingi dosen konsultan kembali menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa mempelajari modul yang diberikan sebelumnya. b. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil menjelaskan materi yang sedang dipelajari. Kembali masalah yang muncul berupa soal dikompetisikan pada kelompok lain. Bagi mereka yang dapat menyelesaikan masalah berupa soal mendapat poin bintang, dan mereka harus sanggup menjelaskan solusinya pada kelompok lain. c. Guru memperjelas atau mempertegas materi yang sedang dipelajari. d. Guru kembali memberikan soal turnamen untuk tahap pertama yakni turnamen dalam kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan dan bimbingan dua guru dan satu dosen. e. Guru kembali memberi soal turnamen antar kelompok untuk tahap kedua. Teknik yang dilakukan dalam turnamen ini benar-benar harus memperhatikan keaktifan pada siklus 1. Diharapkan pada turnamen ini lebih baik dan lebih aktif dari pada turnamen siklus 1. Pengamatan a. guru dan dosen mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian lagi untuk masing-masing siswa tentang indikator keaktifan dan ketrampilan proses. b. Guru dan dosen mengamati jalannya turnamen tahap pertama dan kedua. Guru dan dosen membandingkan dengan pelaksanaan pada siklus 1 dan siklus 2. c. Guru dan dosen mengamati jalannya turnamen tahap kedua. Dilakukan evaluasi pada individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya. Refleksi a. Secara kolaboratif guru dan dosen menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1. b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pengamatan, dan indikator soal turnamen. Kali ini ditekankan pada refleksi kegiatan dan ketrampilan untuk tiap individu. Apakah tiap individu sudah mulai terbiasa dengan turnamen, dan sudah mulai terlatih memecahkan masalah. Siklus 3 Perencanaan a. Meninjua kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 3. Disini benarbenar dipersiapkan lebih terarah pada indikator pencapaian. Penekanan pada kemampuan individual, karena pada finalnya akan dilakukan evaluasi tes akhir untuk mengetahui apakah ada pengaruh ketrampilan proses terhadap hasil belajar.7

b. Menyiapkan instrumen tes akhir dan meninjau lebih detil tentang indikator keaktifan dan indikator ketrampilan proses secara individual. c. Mempersiapkan bantuan lebih khusus pada siswa-siswa yang belum kelihatan aktif atau bermasalah dalam turnamen matematika. Pelaksanaan a. Guru mitra didampingi dosen konsultan kembali menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa mempelajari modul yang diberikan sebelumnya. b. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil menjelaskan materi yang sedang dipelajari. Kembali masalah yang muncul berupa soal dikompetisikan pada kelompok lain. Kompetisi kali ini lebih ditekankan pada siswa yang belum pernah ada kesempatan, atau belum kelihatan aktif. c. Guru memperjelas atau mempertegas materi yang sedang dipelajari. d. Guru kembali memberikan soal turnamen untuk tahap pertama yakni turnamen dalam kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan dan bimbingan dua guru dan satu dosen. e. Guru kembali memberi soal turnamen antar kelompok untuk tahap kedua. Teknik yang dilakukan dalam turnamen ini benar-benar harus memperhatikan keaktifan tiap individu. Pengamatan a. guru dan dosen mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dilihat secara jeli terhadap semua indikator pencapaian. Apakah setiap individu sudah memenuhi standar minimal pencapaian indikator. b. Guru dan dosen mengamati jalannya turnamen tahap pertama dan kedua. Pengamatan ini lebih ditekankan pada pencapaian dan kecepatan penyelesaian masalah. Refleksi a. Secara kolaboratif guru dan dosen menganalisis hasil pengamatan, hasil tes. Selanjutnya membuat suatu simpulan terhadap pencapaian indikator. Diharapkan pada siklus ini indikator pencapaian dapat dipenuhi. b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pengamatan, dan indikator soal turnamen. Mengevaluasi bagian-bagian mana yang telah berhasil dicapai, bagian mana yang layak ditindak lanjuti tentang kegiatan dengan pembelajaran dengan metode heroik dan turnamen ini. c. Merefleksi tentang pelaksanaan penanaman jiwa kepemimpinan heroik. Membuat suatu simpulan bagaimana langkah yang baik guna menanamkan pada siswa jiwa kepemimpinan heroik yang baik. H.5 Indikator Kinerja INSTRUMEN PENELIITIAN indicator Keaktifan No Indikator/variabel Keterangan 1 Keaktifan dalam A. Tugas dan reaksi tugas 1. siap menerima tugas pembelajaran 2. aktif membuat tugas rangkuman kadar keaktifan diskoring 3. aktif membuat tugas pertanyaan dengan skala likert (1 s.d 4. aktif menyelesaikan soal-soal yng diberikan 5) B. Partisipasi mengawali pembelajaran Target keberhasilan 75% 1. aktif mengikuti jalannya pembelajaran 2. aktif mengungkapkan pendapat dari penugasan 3. aktif membantu memecahkan masalah yng muncul8

2

Ketrampilan Proses Kadar ketrampilan diskoring dengan skala likert 1 sd 5. Indikator pencapaian 65%

3

Prestasi Belajar Penilaian skoring dengan rentang 0 sd 100. Berdasar penga-laman hasil tahun sbmnya maka target 65%

C. Partisipasi dalam proses pembelajaran 1. aktif bekerja sama dengan teman 2. aktif beradaptasi dengan teman 3. aktif bertanya/menjawab pertanyaan 4. aktif berperan sebgai pemimpin heroik 5. aktif dalam mengatasi masalah yang muncul 6. aktif mengikuti kompetisi 7. aktif berperan dalam kompetisi D. Menutup jalannya pemebelajaran 1. siap merangkum hasil belajarnya 2. siap menutup pembelajaran 3. siap menerima tugas berikutnya A. Tugas dan reaksi tugas 1. trampil melaksanakan tugas belajar modul di rumah 2. trampil membuat rangkuman dari tugas yang diberikan 3. jumlah membuat pertanyaan yang dimunculkan 4. jumlah jawaban soal yang coba diselesaikan B. Partisipasi mengawali pembelajaran 1. Trampil partisipasi dalam pembelajaran 2. kemampuan mengungkapkan pendapat 3. kemampuan memecahkan masalah yang ada C. Partisipasi dalam proses pembelajaran 1. kemampuan bekerjasama dengan teman 2. kemampuan beradaptasi dengan teman 3. kemamapuan bertanya/menjawab petanyaan 4. kemampuan berperan sebagai pemimpin heroik 5. trampil berinisiatif datang & pecahkan masalah 6. trampil beradaptasi dalam kompetisi 7. kemampuan berperan dalam kompetisi D. Menutup jalannya pembelajaran 1. kemampuan merangkum hasil pembelajaran 2. kemampuan menutup kegiatan 3. Trampil mengkoordinir tugas berikutunya 1. membedakan kejadian permutasi atau kombinasi 2. menggunakan kaidah pencacahan untuk menentukan nilai peluang suatu kejadian. 3. menyajikan data hasil pengukuran variable 4. mendiskripsikan data tunggal dg tendensi sentral sederhana 5. mendiskripsikan data kel dg ukuran tendensi sentral 6. mendefinisikan tentang fungsi distribusi sederhana

H.6 Cara Pengambilan dan Pengolahan Data Data merupakan ekspresi atau hasil pengamatan/penghitungan/pengukuran dari suatu variabel. Data dari variabel keaktifan dan variabel ketrampilan proses diambil dengan pengamatan/observasi, sedangkan data dari variabel prestasi belajar diambil dengan tes. Data yang diperoleh diolah dengan analisis deskriptif.9

H.7 Lembar Pengamatan Instrumen pengamatan variabel KeaktifkanNama xx xx xx xx kode no R1 R2 R3 R4 Reaksi tugasA1 A2 A3 A4

Awal pembelB1 B2 B3

Proses pembelajaranC1 C2 C3 C4 C5 C6 C7

MenutupD1 D2 D3

A. Tugas dan reaksi tugas 1. siap menerima tugas 2. aktif membuat tugas rangkuman 3. aktif membuat tugas pertanyaan 4. aktif menyelesaikan soal-soal yng diberikan B. Partisipasi mengawali pembelajaran 1. aktif mengikuti jalannya pembelajaran 2.aktif mengungkapkan pendapat dari penugasan 3. aktif membantu memecahkan masalah yng muncul

C. Partisipasi dalam proses pembelajaran 1. aktif bekerja sama dengan teman 2. aktif beradaptasi dengan teman 3. aktif bertanya/menjawab pertanyaan 4. aktif berperan sebgai pemimpin heroik 5. aktif dalam mengatasi masalah yang muncul 6. katif mengikuti kompetisi 7. aktif berperan dalam kompetisi D. Menutup jalannya pemebelajaran 1. siap merangkum hasil belajarnya 2. siap menutup pembelajaran 3. siap menerima tugas berikutnya

Instrumen pengamatan variabel Ketrampilan ProsesNama xx xx xx xx kode no R1 R2 R3 R4 Reaksi tugasA1 A2 A3 A4

Awal pembelB1 B2 B3

Proses pembelajaranC1 C2 C3 C4 C5 C6 C7

MenutupD1 D2 D3

A. Tugas dan reaksi tugas1. trampil melaksanakan tugas belajar modul di rumah 2. trampil membuat rangkuman dr tugas yang diberikan 3. jumlah membuat pertanyaan yang dimunculkan 4. jumlah jawaban soal yang coba diselesaikan

C. Partisipasi dalam proses pembelajaran1. kemampuan bekerjasama dengan teman 2. kemampuan beradaptasi dengan teman 3. kemamapuan bertanya/menjawab petanyaan 4. kemampuan berperan sebagai pemimpin heroik 5. trampil berinisiatif datang & pecahkan masalah 6. trampil beradaptasi dalam kompetisi 7. kemampuan berperan dalam kompetisi

B. Partisipasi mengawali pembelajaran1. Trampil partisipasi dalam pembelajaran 2. kemampuan mengungkapkan pendapat 3. kemampuan memecahkan masalah yang ada

D. Menutup jalannya pemebelajaran1. kemampuan merangkum hasil pembelajaran 2. kemampuan menutup kegiatan 3. Trampil mengkoordinir tugas berikutunya

10

DAFTAR PUSTAKA Lowney, C, 2005, Heroic Leadership, Terjemahan oleh Taryadi, Jakarta: Gramedia. Suharyono, 1990, Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika, Makalah dan seminar Nasional PPS IKIP Malang, Tanpa penerbit. Sukestiyarno, 2002, Mengefektifkan Pembelajaran Teori Peluang dan Statistika Dasar dengan memerankan Media untuk tingkat Dasar dan Menengah dengan problem posing dan tugas terstruktur, Laporan Penelitian Due Like UNNES. Sukestiyarno, 2004, Penerapan Strategi Berbasis Media Dan Teknologi Dalam Mengajarkan Materi Matematika Perdana Sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Laporan Penelitian Due Like UNNES. Suprodjo, 2002, Acuan Penyusunan Kurikulum Inti yang Berlaku Secara Nasional, Dirjen Dikti, Jakarta. Sutadi, 2004, Mengurangi Siswa Berkesulitan Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Multigrade Teaching, Buletin Pelangi Pendidikan, Vol 6 no 2. Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Depdikbud Dirjendikti., Tim Pengembang Kurikulum 2004 SMA, 2003, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika, Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah. Winarti, ER, 2004, Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan VCD di SD, Laporan Penelitian DUE-Like UNNES. Wardono, 2005, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II dan Team Games Tournament untuk mengingkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa SMP, Laporan Penelitian Sementara PTK.

11

Lampiran : Hasil Pengukuran variable Keaktifan Siklus INama Andika AP Angga YS Anis S Ari W Asmindra Azisah N Beno AT Dita K Ega LS Fatima Hasan A Ika K Irma F Ita PS Lilies F Luthfi NH M Nadhif K Nirmala P Noer ADP Nur Riski A Poppy NS Putri RP Ragil YI Rajendra Regiarto P Sabrina A Safira A Satria AW Selvi AU Siti K Tsania R Wildrren I Yukiesna I Yuniar MA Yusuf AW jml 1 : 0 jml 2 : 3 jml 3 : jml 4 : 2 Jml 5 2 2 7 4 8 9 8 10 7 13 7 15 4 14 4 10 6 10 6 10 5 12 3 9 5 10 4 8 5 4 6 2 4 28 2 24 2 21 6 11 4 13 6 8 7 9 2 14 5 13 2 16 3 17 6 14 5 16 7 13 6 15 8 16 4 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 no R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 5 3 3 2 3 5 3 3 3 5 3 3 3 3 5 5 3 3 2 3 3 3 3 5 3 5 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 5 3 3 3 3 3 4 3 3 5 3 3 5 3 5 5 5 3 2 4 3 3 3 5 3 5 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 5 3 3 4 3 4 4 3 3 5 5 4 5 3 5 4 5 5 3 4 3 4 2 3 3 5 4 4 3 3 2 2 3 4 2 2 5 2 2 1 3 3 4 4 2 4 5 4 3 3 5 4 5 5 3 4 3 4 3 5 3 5 4 4 3 3 2 2 3 4 2 3 5 3 2 2 3 4 4 4 2 4 5 5 4 2 5 4 5 5 3 4 3 4 2 5 3 5 4 4 4 2 3 2 3 4 2 3 4 3 2 3 2 4 5 4 2 4 4 5 3 2 4 4 5 4 3 4 3 4 2 5 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 2 3 4 2 3 1 3 4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 3 4 3 4 3 5 3 5 2 4 4 4 4 3 2 3 3 5 3 3 4 3 2 2 3 5 3 5 2 3 4 5 4 3 4 4 3 4 3 4 3 5 3 5 2 4 4 3 4 2 2 2 3 5 3 3 4 3 2 3 3 4 5 5 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 5 3 5 2 3 5 3 4 3 3 3 3 5 2 3 4 3 2 4 3 3 3 5 2 3 4 3 5 2 4 4 5 4 3 4 3 4 3 4 3 4 5 3 4 3 3 3 3 5 2 3 4 3 3 5 2 4 4 5 2 4 4 3 4 2 3 4 5 4 2 3 3 4 3 4 3 4 5 3 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 6 2 3 3 5 2 4 4 4 4 3 3 3 5 4 2 5 3 4 3 4 3 3 3 5 4 3 3 2 3 5 2 3 4 3 3 7 2 4 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 5 3 3 5 2 4 3 4 3 4 3 5 4 3 3 3 2 5 2 2 4 2 2 1 3 5 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 5 3 3 5 2 3 3 4 3 4 4 5 5 3 3 3 2 3 2 2 4 2 2 2 3 5 4 3 2 5 3 4 5 2 3 3 5 3 3 5 2 4 3 4 2 3 3 3 5 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 5 3 3 5 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 2 3 3 5 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 mean 2,8 3,9 3,8 3,8 2,4 4,1 3,8 3,9 3,9 2,6 3,9 3,9 4,3 3,8 2,8 4,0 2,8 4,0 2,8 4,3 2,7 4,0 3,9 3,8 3,8 2,8 2,8 2,4 2,8 4,1 2,4 2,8 4,2 2,6 2,4 68% Jml T: jml TT: % T: % TT: TT T T T TT T T T T TT T T T T TT T TT T TT T TT T T T T TT TT TT TT T TT TT T TT TT

Mean:

20 15 57 43

12

Lampiran 6a: Hasil pengukuran variable Ketrampilan Proses Siklus INama Andika AP Angga YS Anis S Ari W Asmindra Azisah N Beno AT Dita K Ega LS Fatima Hasan A Ika K Irma F Ita PS Lilies F Luthfi NH M Nadhif K Nirmala P Noer ADP Nur Riski A Poppy NS Putri RP Ragil YI Rajendra RegiartoP Sabrina A Safira A Satria AW Selvi AU Siti K Tsania R Wildrren I Yukiesna I Yuniar MA Yusuf AW jml 1 : 0 jml 2 : 2 jml 3 : jml 4 : 6 1 7 2 7 3 12 4 11 4 15 5 16 3 14 4 12 4 9 6 13 5 9 6 6 7 9 8 9 9 4 5 4 6 26 1 25 1 24 6 12 3 16 5 9 5 11 4 12 5 13 3 16 2 15 3 17 2 20 4 13 4 12 7 18 5 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 no R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 1 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 5 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 5 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 5 3 3 3 5 3 3 3 4 3 3 4 3 3 5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 5 3 3 4 5 3 4 2 4 3 3 4 4 3 5 3 3 4 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 3 4 2 2 3 4 2 2 5 2 2 1 5 3 4 3 4 3 3 4 4 3 5 3 3 4 4 3 3 4 5 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 4 2 3 5 3 2 2 5 5 4 2 4 5 5 4 4 2 5 3 3 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 2 3 4 3 2 3 4 5 4 2 5 5 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 2 3 4 2 3 1 4 5 5 3 5 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 4 2 3 3 5 3 3 4 3 2 2 4 5 5 3 5 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4 2 4 4 3 2 4 3 3 4 4 2 2 3 5 3 3 4 3 2 3 4 5 5 3 5 4 3 5 3 3 4 2 3 5 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 5 2 3 4 3 2 4 4 5 4 3 4 4 3 5 3 2 4 3 3 5 3 4 3 4 4 4 3 4 5 3 4 4 3 3 3 5 2 3 4 3 3 5 3 5 4 3 5 5 3 5 3 2 3 3 4 5 3 4 3 4 4 3 3 4 5 3 4 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 6 5 3 4 3 5 5 3 3 5 3 3 3 3 3 5 4 3 3 4 3 3 3 3 5 4 4 3 2 3 5 2 3 4 3 3 7 5 5 4 3 5 5 4 3 5 3 3 3 4 3 5 4 3 4 3 3 3 4 3 5 4 4 3 3 2 5 2 2 4 2 2 1 5 5 3 3 5 5 4 4 5 3 3 3 4 4 5 5 3 4 3 3 3 4 4 5 5 4 3 3 2 3 2 2 4 2 2 2 5 5 4 3 4 5 3 3 3 2 3 2 3 3 3 5 2 4 3 3 2 3 3 3 5 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 4 5 3 5 4 3 3 5 2 3 2 3 3 5 4 3 5 3 3 2 3 3 5 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 mean mean 4,2 4,2 4,0 2,8 4,5 4,1 3,2 3,9 3,8 2,6 3,9 2,7 3,2 3,9 3,8 3,8 2,8 3,8 3,9 3,1 2,7 3,7 3,3 3,8 3,8 3,8 2,8 2,4 2,8 4,1 2,4 2,8 4,2 2,6 2,4 68,6 Jml T: jml TT: % T: % TT: T T T TT T T TT T T TT T TT TT T T T TT T T TT TT TT TT T T T TT TT TT T TT TT T TT TT

18 17 51 49

13

Lampiran 7a: Hasil pengukuran variable Hasil Belajar Siklus INama Andika AP Angga YS Anis S Ari W Asmindra Azisah N Beno AT Dita K Ega LS Fatima Hasan A Ika K Irma F Ita PS Lilies F Luthfi NH M Nadhif K Nirmala P Noer ADP Nur Riski A Poppy NS Putri RP Ragil YI Rajendra RegiartoP Sabrina A Safira A Satria AW Selvi AU Siti K Tsania R Wildrren I Yukiesna I Yuniar MA Yusuf AW

kodeR1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35

1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0

3 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0

4 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0

5 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1

6 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

7 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1

8 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1

9 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0

10 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0

jml 6 5 8 2 5 7 6 5 5 6 5 4 6 6 6 6 8 9 5 1 4 4 6 5 7 5 4 4 7 7 6 4 6 4 5 5,4Jml T: jml TT: % T: % TT:

tuntas TT TT T TT TT T TT TT TT TT TT TT TT TT TT TT T T TT TT TT TT TT TT T TT TT TT T T TT TT TT TT TT7 28 20 80

14

UJI INSTRUMEN PENELITIAN EKSPERIMEN Untuk variabel hasil belajar kognitif akan dilakukan validitas dan reliabilitas, daya beda dan tingkat kesulitan soal. (1) Validitas butir soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kasahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 1998: 160). Dalam penelitian ini validitas instrumen yang digunakan adalah validitas konstruk, artinya instrumen disusun berdasarkan konsep berpkir atau definisi operasional, atau gejala-gejala yang diteliti. Prosedur dalam menyusun instrumen (tes dan angket) mencakup langkah pembuatan konsep berpikir, variabel penelitian dan indikator dari variabel penelitian. Melalui indikator variabel penelitian dibuat butir-butir pertanyaan yang menjadi seperangkat instrumen (tes dan angket). Untuk mengetahui validitas tiap soal digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N XY ( X )( Y ) rxy = [ N X 2 ( X ) 2 ][ N Y 2 ( Y ) 2 ] Keterangan: X = skor total yang dicari keterandalannya (validitasnya) Y = skor total soal N = banyaknya responden. Variabel yang dikorelasikan adalah jawaban responden tiap item dikorelasikan skor total yang diperoleh tiap responden. Selanjutnya nilai rxy yang diperoleh masing-masing soal dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment (Suharsimi Arikunto, 1997:69). Hasil perhitungan validitas tes ada pada lampiran . untuk variable prestasi belajar siklus I. Hasil perhitungan validitas untuk variabel sikap ada pada lampiran .. Dari hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan harga r product moment dengan N=38 (derajat kebebasan =38-1=31) dan taraf signifikansi 95% diperoleh r tabel = 0,325. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka dikatakan valid. (2) Reliabilitas butir soal Suatu instrumen akan memenuhi persyaratan reliabilitas (handal) bila instrumen tersebut menghasilkan ukuran yang konsisten walaupun instrumen tersebut digunakan untuk mengukur berkali-kali (Sukestiyarno, 2004). Arikunto (2003: 86) memberikan pengertian reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan rumus Alpha dengan responden uji coba 31 siswa. 2 n b 1 r11 = t2 n 1 dengan r11 : reliabilitas yang dicari 2 : jumlah varians skor butir b : varians total t 2 n : banyaknya butir (Arikunto 2003:110) (3) Analisis Tingkat Kesukaran Menurut Arikunto (2003: 207) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah15

atau tidak terlalu sukar. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dari instrumen yang digunakan penelitian ini maka perlu diuji tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus : B P= (Arikunto,2003:208) JS dengan P : angka indeks kesukaran item B : banyaknya peserta tes yang menjawab dengan benar terhadap butir item yang bersangkutan JS : jumlah peserta tes yang mengikuti tes Kriteria indeks kesukaran item (P) diklasifikasikan sebagai berikut 1. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar 2. Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang 3. Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah (Arikunto 2005: 210) (4) Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto 2003: 211) Untuk menghitung Daya Pembeda instrumen soal pada penelitian ini digunakan rumus B BB D= A (Arikunto,2003:213) 0,5 J dengan D : daya pembeda item soal BA : banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar butir item yang bersangkutan BB : banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab benar butir item yang bersangkutan J : banyaknya peserta tes Kriteria tingkat daya pembeda adalah sebagai berikut 1. nilai D 0,00 - 0,20 : jelek 2. nilai D 0,21 0,40 : cukup 3. nilai D 0,41 0,70 : baik 4. nilai D 0,71 1,00 : baik sekali 5. Bertanda negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja (Arikunto, 2003: 218) Analisis Data hasil penelitian eksperimen 1. Ketuntasan belajar keterampilan proses dan hasil belajar kelompok eksperimen Untuk menguji hipotesis nomor 1 (prestasi belajar mencapai tuntas indicator yang ditentukan myu nol), digunakan uji t satu sample yang dibandingkan dengan skor standar ketuntasan. Standard ketuntasan belajar minimal (SKBM) mata pelajaran matematika yang ditetapkan di SMA ybs adalah 63 (misalnya). Sedangkan standar ketuntasan keterampilan proses dan keaktifan dipilih dalam penelitian ini adalah 75%, dengan pertimbangan keterampilan proses dan keaktifan harus lebih tinggi dari pada hasil belajar16

yang dicapai.

Untuk menguji ketuntasan keterampilan proses maupun hasil belajar kognitif siswa pada kelompok eksperimen digunakan uji t satu sample (uji dua pihak) yang mempunyai persyaratan sebagai berikut Ho: = 0 artinya rataan kelompok eksperimen mencapai indikator 0 H1: 0 artinya rataan kelompok eksperimen tak mencapai indikator 0. Rumus uji Statistik x 0 t= 1 , s n dimana. x : rataan kelompok eksperimen s 2 : varian kelompok eksperimen. n : jumlah data kelompok eksperimen. 0 : batas pembanding nilai indikator. Terima Ho jika nilai mutlak t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Nilai t tabel dilihat dengan alfa 5% dan derajat kebebasan n-1 ( t11 / 2 ,n 1 ). Disisi lain dapat juga diolah dengan uji satu pihak. Ho: = 0 artinya rataan kelompok eksperimen mencapai indikator 0 H1: >0 artinya rataan kelompok eksperimen melebihi indikator 0. Rumus uji Statistik x 0 , t= 1 s n Terima Ho bila nilai t hitung kurang dari nilai t table ( t1 ,n 1 ). 2. Pengaruh keterampilan proses terhadap hasil belajar dilakukan dengan Analisis Regresi (hanya pada kelompok eksperimen) Pengujian hipotesis nomor 2 (ketrampilan proses berpengaruh terhadap prestasi belajar, atau keaktifan berpengaruh terhadap prestasi belajar), dilakukan dengan analisis regresi dengan bantuan program SPSS versi 10.0. Uji hubungan kelinearan data dirumuskan dalam persamaan regresi Y = a + bX. Y = a + bX dimana : data yang dimiliki (x1,y1),(x2,y2),,(xn,yn).a = Y bX x y (xi )(y i ) / n nxi y i xi y i = b = i i2 xi (xi ) 2 / n nxi2 (xi ) 2

Untuk menguji kelinieran. Ho : = 0a dimana = b

Hi : 0 Untuk pengujian kelinieran model di atas digunakan tabel analisis varian.17

Sumber Regresi Sisa Total

JK(jumlah kwadrat) JKR = (Yi Y ) 2 JKS= (Yi Yi ) 2

Dk der. Keb. 1 n2 n1

RK RKR=JKR/1 RKS=JKS/(n 2)

F Fh=RKR RKS

JKT= (Yi Y ) 2

Berlaku hubungan : JKT = JKR + JKS Apabila Fh ( F hitung ) > Ft (F total), Maka Ho ditolak artinya Signifikan atau model adalah linier. Ft dicari dengan menggunakan Tabel distribusi F dengan derajat kesalahan dengan dk(derajat kebebasan 1 dan (n 2). Setelah diuji model tersebut adalah linear bisa dihitung seberapa kuat X memepengaruhi Y yaitu dilihat nilai R2 (Koefisien Korelasi) (Yi Y ) 2 JKR 2 R = = (Yi Y ) 2 JKT Secara teoritis dalam hal regresi linier sederhana dapat ditujukkan R2 = r2 (r adalah korelasi) (Sukestiyarno 2004). 3. Perbedaan hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dilakukan dengan uji t Untuk melakukan uji perbedaan rataan hasil belajar kolompok eksperimen dan kelompok kontrol ini digunakan uji t. Sebelum pemilihan rumus uji t yang tepat, maka dilakukan uji kesamaan varian terlebih dahulu. Syarat uji kesamaan varian adalah sebagai berikut Ho : varian kedua kelompok sama (homogen) H1 : varian kedua kelompok tidak sama (tidak homogen) Rumus uji statistik : F = varian besar / varian kecil. Nilai F tersebut dibandingkan dengan F tabel dengan derajat kebebasan pembilang n1-1 dan derajat kebebasan penyebut n2-1, dengan mengambil alfa 5%, diberi nama F tabel. Jika F hitung lebih besar dari F tabel maka Ho ditolak, sebaliknya Ho diterima. Selanjutnya dilakukan dengan uji t, dengan pertimbangan untuk kasus varian sama digunakan rumus t sedangkan kasus varian tidak sama digunakan rumus t. Ho: 1 = 2 artinya tidak ada beda rataan kelompok kontrol dan eksperimen H1: 1 > 2 artinya rataan kelompok eksperimen lebih besar dari pada rataan kelompok kontrol. Rumus uji Statistik untuk varian sama x1 x 2 t= , 2 s (1 / n1 + 1 / n2)dimana s 2 =2 (n1 1) S12 + (n2 1) S 2 . n1 + n2 2 : rataan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol : varian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. : jumlah data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

x1 , x2 2 s12 , s2 n1,n2

18

Terima Ho jika nilai mutlak t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Nilai t tabel dilihat dengan alfa 5% dan derajat kebebasan n1+n2-2 ( t1 ,n1+ n 2 2 ). Rumus uji Statistik untuk varian tidak sama x1 x 2 , t'=s 12 s2 + 2 n1 n 2

x1 , x2 2 s12 , s2 n1,n2

: rataan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol : varian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. : jumlah data kelompok eksperimen dan kel kontrol.Terima Ho jika nilai mutlak t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Nilai t tabel dilihat'

dengan alfa 5% dan derajat kebebasan n1+n2-2 ( t 1 ,n1+ n 2 2 ).

19