PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP...

26
PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN STRUKTUR PENULISANNYA Oleh : Dr. H. Suwarto. WA, MPd. Dosen PGSD FKIP UNS 1

Transcript of PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP...

Page 1: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

PENELITIAN TINDAKAN KELASDAN

STRUKTUR PENULISANNYA

Oleh :Dr. H. Suwarto. WA, MPd.Dosen PGSD FKIP UNS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN 2011

1

Page 2: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN

PROSEDUR PELAKSANAANNYA* (Oleh Dr.H.Suwarto.WA, MPd)

A. Pendahuluan

Guru merupakan ujung tombak pelaksanaan pendidikan karena gurulah yang

secara langsung memimpin kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, yang menjadi inti

kegiatan pendidikan. Itulah sebabnya guru dituntut memiliki kemampuan profesional

yang memadai sebagai bekal untuk melaksanakan tugasnya itu (Whitehead, dalam

McNiff, 1992). Guru yang profesional adalah guru yang mampu (1) merencanakan

program belajar-mengajar, (2) melaksanakan dan memimpin kegiatan belajar-mengajar,

(3) menilai kemajuan kegiatan belajar-mengajar, dan (4) menafsirkan serta meman

faatkan hasil penilaian kemajuan belajar-mengajar dan informasi lainnya bagi penyem

purnaan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar (Soedijarto, 1993).

Oleh karena itu, guru yang professional adalah guru yang senantiasa melakukan

refleksi atas apa yang telah direncanakan dan dilakukannya serta mengambil tindakan

yang tepat berdasarkan hasil refleksi itu. Namun demikian kenyataan di lapangan

menunjukkan lain. Dalam kaitan ini, Cochran-Smith dan Lytle (dalam Johnson, 1992:

212) mengatakan bahwa

What is missing from the knowledge base for teaching … are the voices of the teachers themselves, the questions teachers ask, the ways teachers use writing and intentional talk in their work lives, and the interpretive frames teachers use to understand and improve their own classroom practices.

Akhir-akhir ini muncul kesadaran akan pentingnya guru melibatkan diri dalam

penelitian “praktis” di dalam setting tempat ia bekerja. Karena guru begitu dekat dengan

siswa dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari, maka penelitian dari perspektif

mereka yang “unik” tersebut diharapkan mampu memberikan sumbangan yang berarti

* Makalah yang disampaikan dalam Pelatihan Pelaksanaan Sekolah Dasar Standart Nasional di Kota Surakara, 2 Januari 2011.

2

Page 3: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

bagi pengetahuan tentang pembelajaran di dalam kelas (Johnson, 1992). Kegiatan

semacam itu sering disebut penelitian tindakan kelas (classroom action research).

Tulisan singkat ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman awal tentang

penelitian tindakan kelas, yang selanjutnya disingkat dengan PTK. Untuk keperluan itu,

pada bagian-bagian selanjutnya dalam tulisan ini secara berturut-turut akan dibahas (1)

pengertian PTK, (2) model PTK, (3) prosedur PTK, (4) sifat PTK, dan (5) prinsip PTK

bagi guru.

B. Pengertian PT(K)

Istilah penelitian tindakan berasal dari frasa action research dalam bahasa

Inggris. Di samping istilah tersebut, dikenal pula beberapa istilah lain yang sama-sama

diterjemahkan dari frasa action research, yaitu riset aksi, kaji tindak, dan riset tindakan.

Untuk menyamakan persepsi kita, dalam tulisan ini digunakan istilah penelitian

tindakan. Penelitian tindakan yang diterapkan di dalam kelas dikenal dengan istilah

penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam beberapa literatur bahasa Inggris, PTK tersebut

memiliki beberapa nama yang berbeda meskipun konsepnya sama. Nama-nama tersebut

adalah classroom research (Hopkins, 1993), self-reflective enquiry (Kemmis, 1982), dan

action research (Hustler et al, 1986). Di Indonesia, istilah yang populer digunakan untuk

PTK adalah classroom action research. Istilah inilah yang digunakan dalam tulisan ini.

Istilah penelitian tindakan itu sendiri diciptakan oleh Kurt Lewin, seorang

sosiolog Amerika yang bekerja pada proyek-proyek kemasyarakatan yang berkenaan

dengan integrasi dan keadilan sosial di berbagai bidang seperti perumahan dan

ketenagakerjaan (Webb, 1996: 146). Seiring dengan terbitnya literatur-literatur di bidang

penelitian tindakan, terdapat berbagai pengertian penelitian tindakan. Berikut ini

dikemukakan tiga pengertian penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Kemmis,

Ebbutt, dan Elliot yang saya kutip dari Hopkins (1993: 44-45).

Pengertian pertama diberikan oleh Stephen Kemmis. Ia mengatakan bahwa:

action research is a form of self-reflective enquiry undertaken by participants in social (including education) situations in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situation in which the practices are carried out. It is

3

Page 4: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

most rationally empowering when undertaken by participants collaboratively, though it is often undertaken by individuals, and sometimes in cooperation with ‘outsiders’.

Pengertian kedua disampaikan oleh Dave Ebbutt, yang menyatakan bahwa:

action research is about the systematic study of attempts to improve educational practice by groups of participants by means of their own practical actions and by means of their own reflection upon the effects of those actions.

Pengertian ketiga berasal dari John Elliot. Menurutnya, penelitian tindakan adalah:

‘the study of a social situation with a view to improving the quality of action within it. It aims at practical judgement in concrete situations, and the validity of the ‘theories’ or hypotheses it generates depends not so much on ‘scientific’ tests of truth, as on their usefulness in helping people to act more intelligently and skilfully. In action-research ‘theories’ are not validated independently and then applied to practice. They are validated through practice.

Dari ketiga definisi tentang penelitian tindakan di atas dapat dikemukakan

beberapa karakteristik PTK sebagai berikut.

1. PTK adalah suatu penelitian tentang situasi kelas yang dilakukan secara sistematik,

dengan mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu.

2. Kegiatan tersebut didorong oleh permasalahan dalam kelas yang dihayati oleh guru

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai orang yang berupaya membelajarkan

siswa.

3. Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelas dan/atau

meningkatkan kualitas situasi kelas tersebut, termasuk praktek-praktek yang ada di

dalamnya.

4. Upaya pemecahan masalah dan/atau peningkatan kualitas tersebut dapat dilakukan

oleh satu orang, yaitu guru kelas itu sendiri. Namun, upaya tersebut akan lebih

berhasil guna apabila dilakukan secara kolaboratif oleh suatu tim yang anggota-

anggotanya terdiri atas orang-orang dari dalam sekolah itu, atau secara bersama-sama

antara orang-orang dari sekolah tersebut dengan pihak luar.

4

Page 5: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

5. Ukuran keberhasilan PTK didasarkan pada kemanfaatannya memecahkan masalah

yang timbul di dalam kelas dan/atau meningkatkan kualitas sistem dalam kelas itu

serta praktek-praktek yang ada didalamnya.

6. Kredibilitas ‘teori’ atau ‘hipotesis’ ditentukan oleh kemanfaatannya dalam

memecahkan persoalan praktis. Oleh karena itu validitasnya diuji melalui praktek di

lapangan, tidak melalui uji kebenaran ilmiah.

C. Model PTK

Ada beberapa model penelitian tindakan, seperti model yang diusulkan oleh

Stephen Kemmis, John Elliot, dan Dave Ebbutt. Model-model tersebut dikembangkan

dari pemikiran Kurt Lewin pada tahun 1946 (McNiff, 1992:19). Ia menggambarkan

penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah

memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflecting). Secara visual, tahap-tahap tersebut dapat disajikan

pada gambar 1 (McNiff, 1992: 22).

Gambar 1. Model Dasar Penelitian Tindakan dari Kurt Lewin

Contoh (dari penulis makalah ini):

1. Perencanaan : Bagaimana saya dapat membuat para mahasiswa speak up dalam

matakuliah speaking? Mungkin saya perlu memberikan penghargaan

5

planning

reflecting acting

observing

Page 6: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

(reward) kepada mahasiswa yang mau berbicara.

2. Tindakan : Saya memberikan penghargaan (yang berupa tambahan nilai) kepada

setiap mahasiswa yang mau berbicara.

3. Pengamatan : Bersamaan dengan itu, saya mengamati apakah dengan penghargaan

tersebut para mahasiswa mau berbicara.

4. Refleksi : Para mahasiswa mulai mau berbicara. Namun, mereka tampak masih

malu-malu kucing. Saya perlu merencanakan suatu tindakan agar

mahasiswa mau berbicara tanpa malu-malu lagi.

Tahap-tahap di atas, yang membentuk satu siklus, dapat dilanjutkan ke siklus

berikutnya dengan rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi ulang berdasarkan hasil

yang dicapai pada siklus sebelumnya. Dengan demikian, gambar 1 di atas dapat

dikembangkan menjadi gambar 2 (McNiff, 1992: 23). Jumlah siklus dalam suatu

penelitian tindakan tergantung pada apakah masalah (utama) yang dihadapi telah

terpecahkan

Gambar 2. Model Dasar yang Dikembangkan

Model penelitian tindakan yang lebih kompleks diberikan oleh John Elliot

(McNiff, 1992: 30), sebagaiman tersaji pada gambar 3. Model tersebut terdiri atas tiga

siklus. Siklus pertama diawali dengan pengidentifikasian masalah awal yang mendorong

6

plan plan

reflect reflect actact

observe observe

Page 7: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

dilaksanakannya penelitian tindakan. Langkah selanjutnya adalah memperdalam

masalah tersebut dengan mempertajam dan mencari penyebab timbulnya masalah itu.

Atas dasar langkah tersebut disusunlah rencana umum pemecahan masalah yang

meliputi tindakan tertentu. Langkah berikutnya adalah mengimplementasikan tindakan

tersebut. Pada fase ini sekaligus dilakukan monitoring terhadap pelaksanaan tindakan

dan dampak yang dihasilkan oleh tindakan tersebut. Langkah terakhir adalah melakukan

refleksi untuk mengidentifikasi dan menjelaskan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan

untuk melihat hasil akhir keseluruhan proses. Siklus pertama berakhir pada langkah ini.

Apabila masih ditemukan adanya masalah yang belum terpecahkan maka

peneliti dapat melangkah ke siklus kedua, dengan membuat rencana tindakan ulang

berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Dengan demikian, pada siklus

kedua ini terjadi revisi atau modifikasi rencana tindakan pertama, sesuai dengan keadaan

di lapangan. Langkah-langkah selanjutnya relatif sama dengan langkah-langkah yang

telah dipaparkan pada siklus pertama. Demikian seterusnya hingga masalah yang

dihadapi dapat terpecahkan. Untuk itu barangkali diperlukan lebih dari tiga siklus; dan

hal itu tidak menjadi masalah, karena jumlah siklus tidak ditentukan oleh hal lain kecuali

terpecahkannya masalah.

D. Prosedur PTK

Bertitik tolak dari model-model di atas dapat dikemukakan prosedur PTK yang

saya adaptasi dari Natawidjaja (1997).

RA PL RM PT T1 O1 R1 PU …

Keterangan: RA : Refleksi Awal PT: Perencanaan Tindakan R1: Refleksi PertamaPL : Pengenalan Lapangan T1: Tindakan Pertama PU: Perencanaan UlangRM: Rumusan Masalah O1: Observasi Pertama … : T2, O2, R2, dst

7

Page 8: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

Berikut ini disajikan penjelasan singkat tentang prosedur penelitian tindakan

kelas (PTK) di atas sebagai berikut:

1. Refleksi Awal

PTK dimulai dari kesadaran akan adanya masalah di dalam kelas yang

merupakan hasil refleksi awal (oleh guru/peneliti) atas apa yang terjadi selama periode

tertentu. Masalah tersebut pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu

masalah pemelajaran (learning) dan masalah pengelolaan kelas (class management).

Kategori pertama berkenaan dengan masalah belajar, seperti pemahaman konsep yang

kurang tepat, kesulitan melafalkan kata-kata tertentu, kesulitan menulis dengan rapi,

kesalahan strategi belajar, dan rendahnya prestasi belajar. Kategori kedua berkaitan

dengan masalah perilaku siswa, seperti sering terlambat hadir dalam kelas, sikap pasif di

dalam kelas, sikap agresif terhadap guru, sering mengantuk, membuat kegaduhan dalam

kelas, sering membolos, menyontek ketika ujian, dan sering tidak menyelesaikan tugas

tepat pada waktunya (Turney, 1992).

2. Pengenalan Lapangan

Masalah-masalah tersebut selanjutnya diidentifikasi dan disusun menurut skala

prioritas, yaitu masalah-masalah mana yang perlu dipecahkan dengan segera, masalah-

masalah mana yang dapat ditunda pemecahannya, dan masalah-masalah mana yang

dapat diabaikan. Terhadap masalah-masalah yang perlu pemecahan segera, yang selanjut

nya akan menjadi tema penelitian, dilakukan analisis lebih lanjut agar peneliti dapat

mengenali masalah-masalah tersebut secara lebih mendalam. Analisis terhadap permasa

lahan itu dapat dilakukan dengan berbagai teknik, yang secara garis besar dapat dikelom

pokkan menjadi dua, yaitu teknik pengukuran (measurement) dan teknik non-penguku

ran (non-measurement). Teknik pengukuran yang paling lazim digunakan adalah tes

(test), sedangkan teknik non-pengukuran meliputi pengamatan (observation), wawancara

(interview), analisis dokumen (document analysis), catatan anekdot (anecdotal records),

skala sikap (rating scales), dan lain-lainnya (Gronlund, 1985; Spradley, 1980).

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah di atas peneliti merumuskan

masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian tindakan. Masalah hendaknya dirumus

8

Page 9: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

kan secara jelas dengan disertai dengan penyebab munculnya masalah tersebut. Hal itu

penting agar peneliti dapat merencanakan tindakan secara tepat. Penyebab masalah itu

sendiri hendaknya digali ketika peneliti melakukan langkah kedua, yaitu pengenalan

lapangan (reconnaissance). Berbeda dari penelitian “formal” yang rumusan masalahnya

berbentuk kalimat pertanyaan tunggal, dalam penelitian tindakan masalah dan penyebab

nya lazimnya dirumuskan dalam bentuk uraian atau narasi yang memperlihatkan

konstelasi permasalahan secara mendalam dan komprehensif. Apabila digunakan bentuk

pertanyaan, hal itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari uraian utuh tersebut.

4. Perencanaan Tindakan

Setelah masalah dan penyebabnya dirumuskan secara jelas, peneliti kemudian

merencanakan tindakan yang akan diambil untuk memecahkan masalah tersebut. Sudah

barang pasti bahwa tindakan yang akan di ambil tersebut hendaknya sesuai dengan

hakikat masalahnya dan dengan mempertimbangkan penyebab timbulnya masalah itu.

Untuk keperluan tersebut peneliti perlu melakukan kajian pustaka (terutama jurnal-jurnal

hasil penelitian) secara memadai agar apa yang akan ia lakukan memiliki pijakan

teoretis yang dapat dipertanggungjawabkan. Kajian pustaka tidak hanya memungkinkan

peneliti mengenali hakikat permasalahan secara mendalam tetapi juga memungkinkan

nya menginfentarisasi serta menentukan cara-cara pemecahan yang sesuai dengan

permasalahan tersebut. Dengan kata lain, kajian pustaka dapat membimbing peneliti ke

arah tindakan yang (secara teoretis) tepat. Namun demikian, tindakan tersebut baru akan

diketahui ketepatannya di lapangan. Di samping itu, rencana pengambilan tindakan

sebaiknya mempertimbangkan kemungkinan keterlaksanaan (feasibility) tindakan

tersebut, baik secara objektif maupun subjektif. Hendaknya dihindari rencana tindakan

yang terlalu ambisius yang pada akhirnya tidak dapat dilaksanakan.

5. Tindakan pertama

Tahap ini pada hakekatnya adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah

dikembangkan pada tahap sebelumnya. Namun demikian, seringkali didapati bahwa

pelaksanaannya tidak sesederhana yang direncanakan. Hal itu karena kenyataan di

lapangan seringkali jauh lebih kompleks daripada apa yang ada dalam pikiran peneliti

ketika ia membuat rencana tindakan. Di samping itu, lambat atau cepat keadaan di

9

Page 10: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

lapangan senantiasa berubah dalam kurun waktu antara perencanaan tindakan dan

pelaksanaan tindakan. Yang dapat dilakukan peneliti adalah mengantisipasi keadaan dan

mengadaptasi rencana tindakan sesuai dengan keadaan nyata di lapangan.

6. Observasi pertama

Langkah selanjutnya adalah melakukan monitoring terhadap efek tindakan, yaitu

apakah tindakan yang diambil menghasilkan dampak seperti yang diharapkan atau tidak.

Teknik-teknik monitoring yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data sama seperti

yang telah dipaparkan pada langkah kedua di atas (pengenalan lapangan). Dalam hal ini

perlu diperhatikan bahwa ada tindakan yang efeknya dapat segera diamati begitu

tindakan diambil, seperti anak yang “ramai” kemudian diam segera setelah ia

diperingatkan oleh guru; tetapi ada pula tindakan yang efeknya akan muncul beberapa

saat kemudian, seperti anak yang pronunciation-nya jelek kemudian menjadi baik

setelah mendapatkan pelatihan yang intensif beberapa minggu. Oleh karena itu, langkah

pengamatan ini dapat dilakukan bersamaan dengan dilakukannya tindakan atau dapat

pula dilakukan beberapa saat setelah tindakan diambil. Hal itu tergantung pada hakikat

permasalahannya.

7. Refleksi Pertama

Refleksi dalam penelitiam tindakan (kelas) adalah kegiatan mengkaji apa yang

telah terjadi di dalam kelas (effects) sebagai akibat dari diberlakukannya tindakan oleh

peneliti. Langkah ini pada dasarnya adalah kegiatan menjelaskan keberhasilan dan/atau

kegagalan tindakan. Sebagaimana dikemukakan di atas, rencana tindakan yang telah

dikembangkan secara matang tidak selalu dapat diimplementasikan dengan baik. Hal itu

karena fenomena di lapangan sangat kompleks dan seringkali sulit diprediksi. Oleh

karena itu tugas peneliti adalah mengidentifikasi sisi-sisi tindakan mana yang berhasil

dan sisi-sisi tindakan mana yang kurang berhasil seraya mencari penjelasan tentang

masalah itu. Informasi ini sangat penting sebagai dasar untuk melakukan perencanaan

ulang pada siklus selanjutnya.

8. Perencanaan Ulang

Seperti tersirat dalam uraian di atas, refleksi merupakan langkah akhir dari suatu

siklus dalam penelitian tindakan (kelas). Berdasarkan hasil refleksi tersebut peneliti

10

Page 11: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

dapat mengakhiri penelitiannya atau melangkah ke siklus selanjutnya, tergantung apakah

masalah utama yang dirumuskan pada awal penelitian telah terpecahkan. Apabila harus

melangkah ke siklus berikutnya, maka peneliti perlu membuat rencana tindakan lagi atas

dasar hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Dengan demikian terdapat hubungan

fungsional antara siklus satu dengan siklus selanjutnya.

E. Sifat PTK

Apabila disimak kembali uraian di atas dapat dikemukakan sifat-sifat penelitian

tindakan (kelas), yang membedakannya dari penelitian “formal” lainnya. Sifat-sifat

tersebut adalah sebagai berikut (Natawidjaja, 1997; Calleja, 2001).

1. Pada dasarnya PTK merupakan penelitian yang dirancang dan dilaksanakan di dalam

setting (ruang kelas) tertentu. Oleh karena itu PTK bersifat situasional atau

kontekstual. Artinya, apa yang dirancang dan dilaksanakan di dalam setting itu hanya

berlaku untuk setting tersebut dan hasilnya tidak serta merta dapat diberlakukan

dalam setting yang lain selama tidak ada jaminan bahwa setting lain tersebut tidak

memiliki karakteristik yang sama dengan setting tempat dilakukannya penelitian.

2. PTK bertujuan mencari pemecahan praktis atas permasalahan yang bersifat lokal

dan/atau mencari cara-cara untuk meningkatkan kualitas suatu sistem dalam setting

tertentu yang juga bersifat lokal. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas tidak me

nerapkan metodologi penelitian seketat penelitian ilmiah lainnya, yang berusaha

mengembangkan atau menemukan teori-teori ilmiah yang bersifat universal. Sehubu

ngan dengan hal itu, kredibilitas penelitian tindakan kelas tersebut ditentukan oleh

kemanfaatannya dalam memecahkan masalah atau meningkatkan kualitas sistem

tersebut.

3. PTK terdiri atas siklus-siklus yang masing-masing meliputi perencanaan (planning),

tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat

langkah tersebut akan berulang dalam setiap siklus dan perpindahan dari satu siklus

ke siklus selanjutnya bersifat fungsional. Artinya, siklus satu akan menjadi landasan

bagi siklus dua; siklus dua akan menjadi dasar bagi siklus tiga; demikian seterusnya

hingga PTK berakhir.

11

Page 12: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

4. Meskipun dapat dilaksanakan sendiri oleh seorang guru, PTK cenderung bersifat

partisipasif. Paling tidak guru sebagai peneliti akan melibatkan siswa (sebagai su

bjek) dalam proses penelitian. Peneliti tidak akan mampu mengungkap masalah yang

timbul berikut penyebabnya secara akurat tanpa partisipasi aktif dari para siswa

tersebut.

5. Karena dalam PTK proses sama pentingnya dengan hasil tindakan, maka penelitian

ini cenderung bersifat kualitatif daripada kuantitatif. Langkah-langkah perencanaan,

tindakan, pengamatan, dan refleksi yang membentuk satu siklus merupakan

keseluruhan proses yang lazimnya dideskripsikan dengan kata-kata. Apabila

kemudian digunakan angka-angka yang merefleksikan prestasi siswa, misalnya, hal

itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruahn proses tersebut.

6. PTK bersifat reflektif. Artinya, kemampuan reflektif peneliti terhadap proses dan

hasil tindakan merupakan bagian penting dalam setiap siklus. Hasil refleksi menjadi

landasan yang penting bagi pengembangan rencana dan pengambilan tindakan

selanjutnya.

F. Prinsip Pelaksanaan PTK

Mengingat PTK merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran di dalam kelas, maka pelaksanaannya tidak boleh mengganggu guru dalam

menjalankan tugasnya sehari-hari. Berkaitan dengan masalah tersebut, berikut ini

disampaikan prinsip-prinsip pelaksanaan PTK bagi guru (Hopkins, 1993).

1. Tugas utama guru adalah mengajar; dan oleh karena itu, pelaksanaan PTK tidak boleh

mengganggu tugas mengajar guru tersebut.

2. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam PTK jangan sampai menyita waktu

guru karena tugas guru sendiri sebenarnya sudah banyak.

3. Metodologi yang digunakan dalam PTK harus memberi kesempatan kepada guru

untuk mengembangkan hipotesis yang dapat diandalkan dan mengembangkan strategi

yang cocok dengan kondisi kelas tempat guru mengajar.

4. Masalah yang menjadi tema penelitian hendaknya masalah yang berakar dari kelas

tersebut dan cukup signifikan untuk dipecahkan melalui PTK.

12

Page 13: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

5. Sejauh mungkin PTK hendaknya dikembangkan ke arah penelitian dalam ruang

lingkup sekolah. Ini berarti bahwa seluruh staf sekolah diharapkan berpartisipasi

dalam PTK tersebut.

G. Penutup

Melalui tulisan ini telah dipaparkan secara garis besar konsep dan prosedur

pelaksanaan penelitian tindakan kelas sebagai pemahaman awal. Bagi mereka yang

sekedar ingin tahu, saya kira paparan tersebut sudah cukup memadai. Namun, bagi

mereka yang bermaksud melaksanakannya, uraian tersebut masih perlu dilengkapi.

Beberapa hal yang perlu didalami adalah cara merumuskan masalah, cara membuat

rencana tindakan, cara melakukan analisis dan refleksi, dan cara menuangkan hasil

penelitian dalam bentuk laporan penelitian. Yang juga tidak kalah penting dari topik-

topik di atas adalah strategi dan teknik mensosialisasikan permasalahan kepada orang-

orang yang terlibat dalam penelitian tindakan dan mengajak mereka untuk berpartipasi

aktif dalam melakukan tindakan apabila PTK ini dilakukan secara kolaboratif.

DAFTAR PUSTAKA

Calleja, Colin. 2001. “The Role of Action Research in Promoting a Process of Critical Reflection on Practice to Bring about Change”. http://www.keyworld.net/ sananton/publication/pub3.html

Gronlund, Norman E. 1985. Measurement and Evaluation in Teaching. New York: MacMillan Publishing Company.

Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia: Open University Press.

Johnson, Donna M. 1992. Approaches to Research in Second Language Learning. New York: Longman.

McNiff, Jean. 1992. Action Research: Principles and Practice. London: Routledge.

Natawidjaja, Rachman. 1997. “Konsep Dasar Penelitian Tindakan (Action Research)”. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, IKIP Bandung.

Soedijarto. 1993. Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: gramedia Widiasarana Indonesia.

Spradley, James P. 1980. Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Turney C., et.al. 1992. The Classroom Manager. Australia: Allen & Unwin.

13

Page 14: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

Lampiran

STRUKTUR PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

HALAMAN JUDULHALAMAN PENGESAHANDAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Identifikasi MasalahC. Pembatasan MasalahD. Rumusan MasalahE. Tujuan PenelitianF. Manfaat Penelitian

BAB II. KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKANA. Kajian Teoretik 1. Definisi Variabel Y 2. Devinisi Variabel XB. Hasil Penelitian Yang RelevanC. Kerangka BerpikirC. Hipotesis Tindakan

BAB III. METODOLOGI PENELITIANA. Setting PenelitianB. Subjek PenelitianC. Metode PenelitianD. Langkah-Langkah Penelitian

1. Rencana Tindakan2. Implementasi Tindakan3. Pengamatan4. Refleksi

E. Data dan Cara PengumpulannyaF. Teknik Analisis Data

BIBLIOGRAFILAMPIRAN (apabila ada)

14

Page 15: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

PENJELASAN SINGKAT TIAP ELEMEN DALAM PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Judul PenelitianJudul penelitian hendaknya menyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat dan jelas serta menampilkan sosok penelitian tindakan kelas (PTK), bukan sosok penelitian yang lain.

2. Halaman PengesahanHalaman ini bersisi persetujuan komisi pembimbing/konsultan tentang proposal penelitian yang diajukan. Persetujuan tersebut diberikan dalam bentuk tanda tangan dari komisi pembimbing/konsultan tersebut.

3. Daftar Isi Daftar isi ditulis dalam spasi tunggal dengan format sebagaimana struktur penulisan proposal di atas. Masing-masing butir/elemen dalam daftar isi diikuti nomor halaman.

4. Latar Belakang MasalahDalam bagian ini diuraikan pentingnya penanganan permasalahan yang diajukan. Sehubungan dengan hal itu, perlu ditunjukkan fakta-fakta yang mendorong muncul nya permasalahan tersebut, baik yang berupa hasil pengamatan, wawancara, tes, atau teknik-teknik yang lain. Dukungan dari hasil penelitian lain yang relevan akan lebih memperkokoh argumentasi dan signifikansi tentang pemecahan masalah yang diusulkan. Ciri khas PTK yang berbeda dari penelitian-penelitian lain hendaknya juga tercermin dalam uraian bagian ini.

5. Rumusan MasalahMasalah hendaknya diangkat dari masalah keseharian di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Uraian masalah hendaknya didahului dengan identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis dan diikuti dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu ditangani tampak menjadi jelas. Perumusan masalah hendaknya disertai dengan penyebab munculnya masalah tersebut. Perumusan masalah itu sendiri berbentuk pertanyaan.

6. Tujuan PenelitianSeperti pada jenis penelitian lainnya, tujuan penelitian pada penelitian tindakan (kelas) pada umumnya merupakan parafrase dari rumusan masalah. Namun demikian, tidak jarang bahwa bagian tujuan ini menjadi tempat elaborasi dari apa yang secara umum dikemukakan dalam rumusan masalah. Indikator-indikator suatu konsep/ konstruk dapat dipaparkan dalam bagian ini sehingga konstelasi permasalahan yang akan dikaji menjadi lebih jelas

7. Manfaat PenelitianDalam bagian ini dikemukakan manfaat yang dapat dipetik apabila penelitian telah terlaksana. Uraian tentang manfaat tersebut hendaknya bersifat spesifik, yang terkait langsung dengan topik penelitian. Hendaknya dihindarkan uraian tentang manfaat penelitian yang terlalu umum dan bombastis.

15

Page 16: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

8. Kajian Teoretis dan Hipotesis TindakanDalam bagian ini dipaparkan teori-teori yang mengarah pada pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian. Di samping itu, kajian teoretis hendaknya menga rah pada pencarian alternatif pemecahan masalah yang diajukan. Argumentasi teore tik yang logis diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Atas dasar kerangka konseptual tersebut, hipotesis tindakan dirumuskan.

9. Setting PenelitianSetting penelitian mengacu pada tempat dan waktu penelitian. Dalam kaitan

nya dengan tempat penelitian, peneliti perlu menjelaskan tidak hanya deskripsi fisik tempat, tetapi juga deskripsi sosiologis, psikologis, kultural, dan lain sebagainya. Des kripsi tersebut sekaligus dapat berfungsi sebagai konteks pemaknaan hasil penelitian.

10. Subjek PenelitianSubjek penelitian mengacu pada subjek yang akan dikenai perlakuan, seperti siswa kelas tertentu di sekolah tertentu. Uraian tentang masalah ini tidak hanya menyangkut jumlah melainkan juga karakteristik subjek tersebut yang relevan dengan dilakukan nya PTK.

11. Metode PenelitianDalam bagian ini dijelaskan bahwa jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas, yang karakteristinya berbeda dari jenis-jenis penelitian lainnya. Oleh karena itu peneliti perlu mengemukakan sejumlah ciri yang melekat pada PTK tersebut.

12. Rencana TindakanRencana tindakan mengacu pada rencana tindakan untuk mengatasi permasa lahan yang diajukan. Secara substansial rencana tersebut telah tercermin dari uraian pada Kajian Teoretis dan Hipotesis Tindakan. Bagian ini lebih mengelaborasikan rencana tersebut. Oleh karena itu berbagai tindakan lain yang mengarah pada terlaksananya pemecahan masalah tersebut (seperti pembuatan bahan ajar, penyiapan evaluasi, pengadaan alat-alat pembelajaran) perlu dijelaskan dalam bagian ini.

13. Implementasi TindakanBagian ini berisi deskripsi skenario tindakan pemecahan masalah, yang sifatnya lebih konkret daripada sekedar rencana tindakan.

14. PengamatanPada bagian ini peneliti menguraikan cara-cara yang akan dilakukan untuk mengeta hui efek dari tindakan yang dilakukan, termasuk di dalamnya sarana-sarana yang diperlukan untuk merekam hasil pengamatan tersebut.

15. RefleksiHasil pengamatan di atas selanjutnya dianalisis, dan atas dasar hasil analisis tersebut peneliti melakukan refleksi atas apa yang sejauh ini dilakukan. Pada fase ini akan ditentukan apakah peneliti perlu melangkah ke siklus berikutnya atau tidak. Apabila ya, maka langkah-langkah sebagaimana diuraikan di atas diulangi dengan pengemba ngan seperlunya.

16. Data dan Cara PengumpulannyaDalam bagian ini peneliti mengemukakan jenis data yang diperlukan dalam penelitian dan teknik-teknik yang akan digunakan untuk memperoleh data tersebut, sejak dari langkah identifikasi masalah hingga pemantauan akhir. Boleh jadi data

16

Page 17: PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR …€¦ · Web viewTitle PENELITIAN TINDAKAN KELAS: KONSEP DASAR DAN PROSEDUR PELAKSANAANNYA* Author Prof. Joko Nurkamto Last modified by

penelitian merupakan kombinasi antara data kuantitatif dan data kualitatif. Semua nya perlu dijelaskan.

17. Teknis Analisis DataSehubungan dengan data penelitian di atas, peneliti perlu menjelaskan teknik-teknik analisis data yang akan digunakan. Tidak jarang peneliti mengguna kan lebih dari satu teknik analisis. Sudah barang pasti,jenis teknik analisis disesuai kan dengan jenis datanya. Oleh karena itu peneliti perlu menjelaskan hal ini.

18. Daftar Pustaka Dalam bagian ini dituliskan seluruh referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian dan yang disebut langsung dalam tubuh proposal. Rujukan yang tidak di sebut tidak perlu ditulis. Penulisan daftar pustaka disesuaikan dengan aturan yg ada.

19. LampiranDalam bagian ini dilampirkan berkas-berkas penting yang terkait langsung dengan pelaksanaan PTK berikut hasilnya. Instrumen monitoring yang mengawali dilaku kannya PTK seperti pedoman pengamatan, protokol wawancara, tes, angket, dan/ atau analisis dokumen perlu dilampirkan. Demikian pula hasil monitoring tersebut, seperti data-data hasil prestasi belajar dan deskripsi perilaku/kinerja siswa juga dilampirkan. Hal itu dapat membantu pembimbing/konsultan melihat dan menilai akurasi pengajuan masalah penelitian.

17