penelitian pembanding 1

16
 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KOMPLIKASI HIPERTENSI DENGAN PERILAKU MENGONTROL TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BATUWARNO KECAMATAN BATUWARNO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun oleh : BAMBANG IRAWAN J 210 101 023 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 

description

asd

Transcript of penelitian pembanding 1

Page 1: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 1/16

 

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KOMPLIKASI

HIPERTENSI DENGAN PERILAKU MENGONTROL TEKANAN DARAH

PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BATUWARNOKECAMATAN BATUWARNO

KABUPATEN WONOGIRI

NASKAH PUBLIKASI 

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Meraih Derajat Sarjana

S-1 Keperawatan

Disusun oleh :

BAMBANG IRAWAN

J 210 101 023

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014 

Page 2: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 2/16

 

Page 3: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 3/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

1

PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KOMPLIKASI HIPERTENSIDENGAN PERILAKU MENGONTROL TEKANAN DARAH PADA PENDERITA

HIPERTENSI DI DESA BATUWARNO KECAMATAN BATUWARNOKABUPATEN WONOGIRI

Bambang Irawan * Agus Sudaryanto, S.Kep, Ns., M.Kes. **Sulastr i, SKp, M.Kes**

 Abst rak

Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia cukup tinggi yaitu 7% sampai22%. Berdasarkan hasil survey penderita yang berujung pada penyakit jantung75%, stroke 15%, dan gagal ginjal 10%. Hipertensi menjadi masalah kesehatanmasyarakat yang sangat serius karena tidak terkendali dan akan berkembangdan menimbulkan komplikasi yang berbahaya, misalnya stroke hemoragik(pendarahan otak), penyakit jantung koroner dan gagal ginjal. Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentangkomplikasi hipertensi dengan perilaku mengontrol tekanan darah pada penderitahipertensi di Desa Batuwarno Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri.Penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Populasi penelitian adalah 599 pasienhipertensi di Desa BatuwarnoBatuwarno Wonogiri, sampel penelitian 86 pasienhipertensi dengan teknik random sampling. Instrumen penelitian berupakuisioner. Pengujian hipotesis adalah uji Rank Spearman. Berdasarkan analisisdan pembahasan maka penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) tingkatpengetahuan tentang komplikasi hipertensi sebagian besar adalah tinggi (56%),(2) perilaku mengotrol tekanan darah sebagian besar adalah cukup (73%), dan(3) terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang komplikasi hipertensi denganperilaku mengotrol tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Batuwarnokecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri (p-value = 0,001). Saran penelitianbagi pasien hipertensi adalah meningkatkan pengetahuan pasien hipertensi,sehingga perilaku mengontrol tekanan darahnya menjadi lebih baik.

Kata kunci: pengetahuan, perilaku mengontrol tekanan darah, komplikasihipertensi 

Page 4: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 4/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

2

RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF KNOWLEDGE OF COMPLICATIONS

WITH HYPERTENSION CONTROL BLOOD PRESSURE BEHAVIOR IN

PATIENTS HYPERTENSION IN BATUWARNO COUNTRYDISTRICT BATUWARNO WONOGIRI

Bambang Irawan * Agus Sudaryanto, S.Kep, Ns., M.Kes. **Sulastr i, SKp, M.Kes**

 Abst ract

The prevalence of hypertension patients in Indonesia was quite high at 7%

to 22 %. Based on the results of the patient survey which resulted in 75 % of heart

disease, stroke 15 %, 10 % and renal failure. Hypertension was a public health problem was very serious because it was not controlled and will grow and cause

dangerous complications, such as hemorrhagic stroke (cerebral hemorrhage),

coronary heart disease and seal failure. The purpose of this study was to

determine the relationship between the levels of knowledge about the behavior of

of hypertension complications with blood pressure control in hypertension

 patients in the area of the District Health Center Batuwarno Wonogiri.

The study was a descriptive correlative. The study population was 599 patients

with hypertension in Puskesmas Batuwarno, sample 86 hypertension patients with

a random sampling technique. The research instrument was the questionnaire.

 Hypothesis testing was the Spearman rank test. Based on the analysis and

discussion of this study concluded that: (1) the level of knowledge about the

complications of hypertension are mostly high (56 %), (2) control the behavior of

most of the blood pressure was sufficient (73 %), and (3) there was a relationship

between the level of knowledge of the complications of hypertension with blood

 pressure control the behavior in people with hypertension in the village districts

 Batuwarno Batuwarno Wonogiri (p - value = 0.001). Suggestion from this study,

the hypertension patiets would to increase their knowledge about hypertensi. The

increace their knowledge can reduce behaviour control of blood pressure. 

Keywords: knowledge, behaviour control of blood pressure, complication ofhypertension 

.

Page 5: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 5/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

3

PENDAHULUANHipertensi dapat didefinisikan

sebagai tekanan darah persistendimana tekanan sistoliknya di atas140 mmHg dan diastoliknya di atas90 mmHg. Sementara itu diastoliklebih kecil dari 85 mmHg dianggaptekanan darah normal, 85-89 mmHgnormal tinggi, 90-104 mmHghipertensi ringan 105-114 mmHghipertensi sedang, dan lebih dari 115dianggap tekanan darah tinggi.(Wiryowidagdo, 2003).

Prevalensi penderita

hipertensi di Indonesia cukup tinggiyaitu 7% sampai 22%. Berdasarkanhasil survey penderita yang berujungpada penyakit jantung 75%, stroke15%, dan gagal ginjal 10%.Penelitian juga menunjukkanprevalensi hipertensi juga meningkatdengan bertambahnya usia. Dariberbagai penelitian epidemiologisyang dilakukan di Indonesiamenunjukkan 1,8%-28,6% pendudukyang berusia di atas 20 tahun adalah

penderita hipertensi. Hal inidisebabkan oleh beberapa faktoryaitu kurangnya aktivitas fisik, beratbadan lebih, gangguan dariperubahan hormonal serta faktorgenetika, serta kurangnyapengetahuan penderitahipertensidan keluarga tentang pencegahan,penanganan dan perawatan denganbaik dan benar (Yudini, 2006).

Pulau Jawa dan Sumateramerupakan dua pulau yang memiliki jumlah dan kepada tan penduduklebih tinggi dibanding wilayah lain diIndonesia. Jumlah penduduk yangbesar tersebut memiliki peluangyang positif bagi pembangunandaerah atau wilayah. Bahkan saatini, beberapa daerah di Jawa danSumatera telah menjadi daerah atauwilayah metropolitan. Status sosialekonomi,pendidikan, kesehatan,pemerintahan, pekerjaan, akses

transportasi, dan informasi cukup

baik. Namun seiring denganperkembangan tersebut, tingkat

persaingan hidup semakinmeningkat dan kemungkinanberdampak pada munculnya anekapergeseran gaya hidup, mulai daripola makan, aktivitas fisik, danstress. Pergeseran gaya hidup iniberpeluang besar menimbulkanberbagai masalah kesehatan,khususnya hipertensi.

Faktor– faktor yangmenyebabkan terjadinya hipertensiadalah faktor keturunan, ciri dari

perseorangan serta kebiasaan hidupseseorang. Seseorang memilikikemungkinan lebih besar untukmendapatkan hipertensi jika orangtuanya adalah penderita hipertensi.Sedangkan ciri perseorangan yangberupa umur, jenis kelamin dan Ras juga mempengaruhi timbulnyahipertensi. Umur yang bertambahmenyebabkan terjadinya kenaikantekanan darah, tekanan darah padapria umumnya lebih tinggi jika

dibandingkan dengan wanita. Raskulit hitam hampir dua kali lebihbanyak dibanding dengan orang kulitputih, kebiasaan hidup seseorangdengan konsumsi garam tinggi,kegemukan atau makan berlebihan,stres atau ketegangan jiwa,kebiasaan merokok, minum alkoholdan obat-obatan atau terjadinyahipertensi (Gunawan, 2001).

Sikap merupakan organisasipendapat, keyakinan seseorangmengenai objek atau situasi yangrelatif ajeg, yang disertai adanyaperasaan tertentu, dan memberikandasar kepada orang tersebut untukmembuat respon atau berperilakudalam cara tertentu yang dipilihnya(Azwar, 2002). Bila seseorangmempunyai sikap terhadap suatuobjek, itu menunjukkan tentangpengetahuan orang tersebutterhadap objek sikap yang

bersangkutan. Setelah pengetahuan

Page 6: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 6/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

4

dan sikap keluarga menjadi lebihbaik, diharapkan mereka akan

bersikap kooperatif dalammelakukan perilaku perawatan padapenderita hipertensi akan lebih baikpula (Azwar, 2002 ).

Data dari PuskesmasKecamatan Batuwarno KabupatenWonogiri pada tahun 2013 ada 599orang penderita hipertensi yangmemeriksakan diri ke PuskesmasBatuwarno. Hasil wawancaradengan 10 orang yang menderitahipertensi di Desa Batuwarno

diketahui sebanyak 6 orang (60%)tidak mengetahui tentang komplikasihipertensi, sedangkan 4 orang (40%)mengetahui tentang komplikasihipertensi. Alasan tidak mengetahuikomplikasi hipertensi danpencegahan hipertensi disebabkanoleh karena pasien tidak pernahmendapatkan informasi, sikapkeluarga yang kurang peduli dalamperawatan, waktu yang kurang darikeluarga dalam memberikan

perawatan serta keterbatasanfinansial yang dimiliki keluarga.Pemahaman tentang komplikasihipertensi dan pencegahanhipertensi perlu dilakukan dengantujuan terciptanya status kesehatanpenderita hipertensi yang munculdan disebabkan oleh kurangnyapengetahuan keluarga. Apabilapengetahuan tentang hipertensicukup baik akan berpengaruh padasikap yang baik pula pada keluargauntuk melakukan perawatan yangtepat pada anggota keluarga yangmenderita hipertensi.

Berdasarkan fenomenatersebut maka peneliti tertarik untukmelakukan penelitian tentanghubungan antara tingkatpengetahuan tentang komplikasihipertensi dengan sikap pencegahanterhadap hipertensi pada penderitahipertensi di wilayah Kecamatan

Batuwarno Kabupaten Wonogiri.

Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui adanya hubungan

antara tingkat pengetahuan tentangkomplikasi hipertensi denganperilaku mengontrol tekanan darahpada penderita hipertensi di DesaBatuwarno Kecamatan BatuwarnoKabupaten Wonogiri.

LANDASAN TEORI

Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil“tahu” dan ini terjadi setelah orangmelakukan pengindraan terhadapsuatu objek tertentu. Pengindraanterjadi setelah orang melalui pancaindera manusia,yakni : indrapenglihatan, pendengaran,penciuman, rasa dan raba.Sebagianbesar pengetahuan manusiadiperoleh melalui mata dan telinga(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan merupakan

khasanah kekayaan mental yangsecara langsung atau tidak langsungturut memperkaya kehidupan kita,sebab pengetahuan digunakansebagai sumber jawaban bagiberbagai pertanyaan yang munculdalam kehidupan (Sumantri, 2000).

Sebelum seseorangmengadopsi perilaku baru, ia harustahu terlebih dahulu apa arti ataumanfaat perilaku bagi dirinya ataukeluarganya, misalnya penderitaakan melakukan perilakupencegahan stroke, apabila ia tahuapa tujuan dan apa akibatnya bilatidak melakukan perilakupencegahan stroke. Pengetahuanmerupakan domain yang sangatpenting untuk terbentuknya perilakuterbuka (overt behavior ). Perilakuyang didasari pengetahuanumumnya bersifat langgeng(Sunaryo, 2004).

Menurut Suliha (2002), faktor

Page 7: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 7/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

5

yang mempengaruhi pengetahuanadalah sebagai berikut :

1) Tingkat Pendidikan2) Informasi3) Budaya4) Pengalaman5) Sosial Ekonomi

Perilaku Mengontrol TekananDarah

Perilaku kontrol hipertensimerupakan suatu kegiatan atauaktivitas penderita hipertensi untukmelakukan perawatan, kontrol dan

pengobatan, baik dapat diamatisecara langsung maupun tidak dapatdiamati oleh pihak luar. Perilakukontrol kesehatan menurutNotoatmodjo (2007), terdiri daripersepsi (perception), responterpimpin (guided respons),mekanisme (mekanisme) danadaptasi (adaptation)

Faktor-faktor yangmempengaruhi perilaku antara lainadalah faktor internal atau factor

yang berasal dari dalam dirimanusia, yaitu antara lain : jenis ras, jenis kelamin, sifat fisik, sifatkepribadian, bakat pembawaan, danintelegensi. Factor eksternal yangdapat mempengaruhi perilaku antaralain : lingkungan, pendidikan,agama, social ekonomi, kebudayaan(Sunaryo, 2004).

Secara umum faktor yangmempengaruhi perilaku kesehatanseseorang adalah (Azwar, 2002):1) Faktor-Faktor Predisposisi

(Predisposing Faktor)a) Pengetahuanb) Pendidikanc) Sikapd) Kepercayaan

2) Faktor Pemungkin (EnablingFaktor )a) Tingkat Ekonomi

Keluarga yang sosialekonominya rendah akan

mendapat kesulitan untuk

membantu seseorangmencapai kesehatan yang

optimal (Supartini,2004).b) Fasilitas KesehatanUpaya pemeliharaan danpeningkatan kesehatandiwujudkan dalam suatuwadah pelayanan kesehatanyang disebut saranakesehatan.

3) Faktor-Faktor Penguat(Reinforcing Faktor )a) Sikap dan Perilaku Petugas

Kesehatan

Sikap petugas kesehatanadalah suatu tindakan yangdiberikan oleh petugaskesehatan. Sedangkanperilaku petugas kesehatanadalah respon yang diberikanpetugas kesehatan terhadapklien (penderita hipertensi)

b) Dukungan SosialDukungan sosial yangdimaksud disini adalahdukungan yang diperoleh

dari para tokoh masyarakatbaik formal (guru, lurah,camat, dan petugaskesehatan), maupun informal(tokoh agama, dan keluarga)yang berpengaruh dalammasyarakatSelanjutnya Notoatmodjo

(2007) yang mengutip dari Lewinperilaku ketaatan pada individusangat dipengaruhi oleh beberapafaktor yaitu:a. Pengetahuan merupakan hasil

dari tahu dan ini terjadi setelahorang melakukan penginderaanterhadap suatu obyek tertentu.

b. Sikap adalah reaksi tertutup dariseseorang terhadap stimulusatau obyek.

c. Ciri-ciri individual meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikandan status sosial ekonomi.

d. Partisipasi keluarga merupakan

keikutsertaan keluarga didalam

Page 8: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 8/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

6

membantu pasien melaksanakanperawatan dan pengobatan

pasien

HipertensiHipertensi dapat didefinisikan

sebagai tekanan darah persistendimana tekanan sistoliknya di atas140 mmHg dan diastoliknya di atas90 mmHg. Sementara itu diastoliklebih kecil dari 85 mmHg dianggaptekanan darah normal, 85-89 mmHgnormal tinggi, 90-104 mmHghipertensi ringan 105-114 mmHg

hipertensi sedang, dan lebih dari 115dianggap tekanan darah tinggi(Wiryowidagdo, 2003).

Faktor risiko hipertensidiantaranya karena faktor keturunan,ciri dari perseorangan sertakebiasaan hidup seseorang.Seseorang memiliki kemungkinanlebih besar untuk mendapatkanhipertensi jika orang tuanya adalahpenderita hipertensi. Sedangkan ciriperseorangan yang berupa umur,

 jenis kelamin dan ras jugamempengaruhi timbulnya hipertensi.Umur yang bertambahmenyebabkan terjadinya kenaikantekanan darah, tekanan darah padapria umumnya lebih tinggi jikadibandingkan dengan wanita. Raskulit hitam hampir dua kali lebihbanyak dibanding dengan orang kulitputih, kebiasaan hidup seseorangdengan konsumsi garam tinggi,kegemukan atau makan berlebihan,stres atau ketegangan jiwa,kebiasaan merokok, minum alkoholdan obat-obatan atau terjadinyahipertensi (Gunawan, 2001).

Menjaga Tekanan Darah TinggiPencegahan hipertensi

dipandang dari epidemiologimenurut Bustan (2007) dapatdibedakan menjadi prepatogenesis,pathogenesis dan post

pathogenesis. Pada tahap

prepatogenesis level pencegahandapat berupa primordial, promotif

(promosi kesehatan), proteksispesifik (kurangi garam sebagaisalah satu faktor resiko) denganintervensi pencegahan:meningkatkan derajat kesehatan gizidan perilaku hidup sehat,pertahankan keseimbangan triasepidemiologi, serta turunkan atauhindari faktor resiko.

Pathogenesis dalam tahap inidibagi dalam 2 level pencegahanyaitu diagnose awal dan pengobatan

yang tepat. Pengobatan yang tepatartinya segera mendapatkanpengobatan komprehensif dankausal pada awal keluhan. Intervensipencegahan pathogenesis meliputipemeriksaan fisik periodik tekanandarah dan hindari lingkungan yangstress. Pada tahap postpathogenesis level pencegahandengan upaya rehabilitasi yaituperbaikan dampak lanjut hipertensiyang tidak bisa diobati.

Kerangka KonsepV. Bebas V. Terikat

V. Perancu

Gambar 1 Kerangka Konsep

Hipotesis

H0  : Tidak ada hubungan antaratingkat pengetahuantentang komplikasihipertensi dengan perilakumengontrol tekanan darahpada penderita hipertensidi Desa BatuwarnoKecamatan BatuwarnoKabupaten Wonogiri

a. FAktor predisposisib. Faktor pemungkinc. Faktor penguat

Perilaku mengontroltekanan darah

Pengetahuantentang komplikasi

hipertensi

Page 9: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 9/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

7

Ha :  Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan tentang

komplikasi hipertensi denganperilaku mengontrol tekanandarah pada penderitahipertensi di Desa BatuwarnoKecamatan BatuwarnoKabupaten Wonogiri 

METODELOGI PENELITIAN

Desain PenelitianPenelitian ini menggunakan

metode penelitian deskriptif korelatif  yaitu penelitian yang mencobamenggali bagaimana dan mengapafenomena kesehatan masyarakat ituterjadi, yaitu dengan melakukananalisis dinamika korelasi antarfenomena baik antar faktor risikodengan efek, antar faktor risikomaupun antar efek (Notoatmodjo,2003). Pendekatan yang digunakandalam penelitian ini adalah crosssectional, dimana pengambilan datahanya dilakukan sekali saja dalamsetiap responden dalam waktu yangbersamaan. (Nursalam, 2003).Penelitian ini bertujuan untukmenguji ada tidaknya hubunganantara pengetahuan tentangkomplikasi hipertensi denganperilaku mengontrol tekanan darah.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh penderita hipertensidi Desa Batuwarno KecamatanBatuwarno Kabupaten Wonogiritahun 2013 yang terdaftar diPuskesmas Batuwarno yangberjumlah 599 orang.

Sampel dalam penelitian iniadalah 86 penderita hipertensi diDesa Batuwarno KecamatanBatuwarno di DesaBatuwarnoKecamatan BatuwarnoKabupaten Wonogiri yang berjumlah

86 orang dengan teknik randomsampling. 

Instrumen PenelitianPenelitian ini menggunakan alat

ukur berupa kuisioner pengetahuandan kuisioner perilaku.

 Analisis Data

Pengujian hipotesis dilakukandengan teknik Rank Spearman.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

 Analisis Univariat

Distribusi Frekuensi TingkatPengetahuan tentang KomplikasiHipertensiTabel. 1. Distribusi Frekuensi

Pengetahuan tentangKomplikasi Hipertensi

No Pengetahuan Frek %

1.

2.

Rendah

Tinggi

38

48

44

56Total 86 100

Distribusi pengetahuantentang komplikasi hipertensimenunjukkan sebagian besar adalahtinggi yaitu sebanyak 48 responden(56%) dan sisanya 38 responden(44%) memiliki pengetahuan rendah.

Distribusi Frekuensi Perilakumengotrol tekanan darah

Tabel. 2. Distribusi FrekuensiPerilaku mengontroltekanan darah

No Perilaku Frek %

1.2.3.

BurukCukupBaik

14639

167311

Total 86 100

Distribusi perilakumengontrol tekanan darah yangdilakukan oleh penderita hipertensi

sebagian besar adalah cukup yaitu

Page 10: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 10/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

8

sebanyak 63 responden (73%),selanjutnya buruk sebanya 14

responden (16%), dan baiksebanyak 9 responden (11%).

 Analisis Bivariat

Hubungan antara tingkatpengetahuan tentang komplikasihipertensi dengan perilakumengontrol tekanan darah padapenderita hipertensi di DesaBatuwarno kecamatan BatuwarnoKabupaten Wonogiri menunjukkanbahwa penderita hipertensi yang

memiliki pengetahuan rendahsebagian besar memiliki perilakucukup yaitu sebanyak 21 responden(55%), selanjutnya buruk sebanyak14 responden (37%), dan baiksebanyak 3 responden (8%).Selanjutnya pada tingkatpengetahuan tinggi sebagian besarberperilaku cukup yaitu sebanyak 42responden (88%) dan 6 responden(12%) berperilaku baik.

Hasil uji korelasi RankSpearman  diperoleh nilai rhosebesar 0,409 dengan nilai p-value 0,001. Nilai signifikansi (p-value) ujiRank Spearman lebih kecil dari 0,05(0,001 < 0,05) maka dikeputusan ujiadalah H0  ditolak, sehinggadisimpulkan bahwa hubungan antaratingkat pengetahuan tentangkomplikasi hipertensi denganperilaku mengontrol tekanan darahpada penderita hipertensi di Desa

Batuwarno kecamatanBatuwarno Kabupaten Wonogiri.Nilai koefisien korelasi RankSpearman  adalah positif, artinyabahwa semakin baik pengetahuanpenderita hipertensi tentangkomplikasi hipertensi maka perilakumengontrol tekanan darah semakin

baik.

Pembahasan

Karakteristik Responden

Distribusi frekuensi jeniskelamin responden menunjukkansebagian besar responden adalahlaki-laki yaitu sebanyak 48responden (56%) dan sisanya 38

responden (44%) adalahperempuan. Berdasarkan datatersebut menunjukkan bahwaprevalensi penderita hipertensi didesa Batuwarno kecamatanBatuwarno Kabupaten Wonogirisebagian besar adalah laki-laki.Prevalensi tingkat kejadianhipertensi yang sebagian besaradalah laki-laki tersebut sesuaidengan penelitian Ekowati danSulistyowati (2009) tentang

prevalensi hipertensi dan

PengetahuanPerilaku

Buruk Cukup Baik TotalF % F % F % F %

Rendah 14 37 21 55 3 8 38 100 r hitung = 0,409Tinggi 0 0 42 88 6 12 48 100 p-v  = 0,000

Total 14 16 63 73 9 11 86 100

Tabel. 3. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Perilakumengontrol tekanan darah

Page 11: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 11/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

9

determinannya di Indonesia. Dalampenelitia tersebut disebutkan bahwa

prevalensi kejadian hipertensi padalaki-laki adalah 1:3 artinya laki-lakimemiliki resiko menderita hipertensi3 kali lebih rentan dibandingkanperempuan.

Karakteristik umur respondenmenunjukkan sebagian besarberusia 31-40 tahun yaitu sebanyak32 responden (37%), selanjutnyalebih dari 50 tahun sebanyak 30responden (35%), 41-50 tahunsebanyak 26 responden (26%), dan20-30 tahun sebanyak 2 responden(2%). Meskipun sebagian besarpenderita hipertensi berada padausia 31-40 tahun, namun secarakeseluruhan bahwa penderitahipertensi di Desa SelorejoKecamatan Batuwarno KabupatenWonogiri adalah berusia 30 tahunkeatas. Bambang (2011)mengemukakan bahwa saat initerdapat kecenderungan yang

mengkhawatirkan. Beberapa puluhtahun lalu, hipertensi dan berbagaikomplikasi beratnya dikenal sebagaipenyakit yang hanya menyerangorang-orang tua (usia 50 tahun keatas). Tetapi dalam beberapa tahunterakhir ini, banyak dijumpai kasuskematian mendadak, kelumpuhan,atau stroke yang menyerang orang-orang berusia muda (di bawah 50tahun).

Distribusi pendidikanresponden menunjukkan sebagianbesar berpendidikan SD sebanyak33 responden (38%), selanjutnyaSMP sebanyak 21 responden (24%),SMA sebanyak 16 responden (19%),perguruan tinggi sebanyak 12responden (14%), dan tidak sekolahsebanyak 4 responden (5%).Distribusi tingkat pendidikanresponden menunjukkan bahwasebagian besar responden memiliki

tingkat pendidikan yang kurang.

Tingkat pendidikan seseorangberhubungan dengan

kemampuannya untuk memahamisuatu informasi menjadipengetahuan. Hendrawijaya (2000)menyatakan bahwa pendidikanmempunyai peranan penting dalampembentukan kecerdasan manusiamaupun perubahan tingkah lakunya.Pendidikan mampu menumbuhkankesadaran akan tanggung jawabuntuk meningkatkan mutu dan tarafhidup, dan selanjutnya masyarakatberpendidikan akan lebih mampu

dan sadar akan menjaga danmemelihara kesehatannya. Menurutteori kognitif (process teori ofmotivation) dijelaskan bahwasemakin baik pendidikan individuberdampak terhadap peningkatanpengetahuan individu dan makinbaik perbuatannya untuk memenuhikebutuhannya.

Distribusi pekerjaanresponden menunjukkan sebagian

besar adalah petani yaitu sebanyak38 responden (44%), selanjutnya iburumah tangga sebanyak 24responden (28%), swasta sebanyak18 responden (21%), selanjutnyaPNS/ABRI/Polri sebanyak 6responden (7%). Karakteristikpekerjaan responden yang sebagianbesar petani sesuai dengankarakteristik demografi di DesaBatuwarno Kecamatan BatuwarnoKabupaten Wonogiri yang

merupakan wilayah pertaniankhususnya perkebunan.

Pengetahuan tentang KomplikasiHipertensi

Distribusi pengetahuantentang komplikasi hipertensimenunjukkan sebagian besar adalahtinggi yaitu sebanyak 48 responden(56%) dan sisanya 38 responden

(44%) memiliki pengetahuan rendah.

Page 12: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 12/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

10

Beberapa faktor yangmempengaruhi pengetahuan

seseorang sebagaimanadikemukakan Notoatmodjo (2003)bahwa secara umum pengetahuanseseorang dipengaruhi olehpengalaman hidup, tingkatpendidikan, kesehatan fisik terutamapada panca indera, usiaberhubungan dengan daya tangkapdan ingatan terhadap suatu materi,media atau buku.

Tingkat pengetahuanresponden tersebut dipengaruhi olehbeberapa faktor antara tingkatpendidikan dan pengalaman. Tingkatpendidikan responden sebagianbesar adalah SD yaitu sebanyak 33responden (38%). Tingkatpendidikan responden yang relatifrendah menyebabkan kemampuanresponden dalam memahamiinformasi tentang komplikasihipertensi menjadi kurang. Sadiman(2002) mengungkapkan bahwa

tingkat pendidikan berhubungandengan kemampuan seseorangdalam memahami dan menelaahsuatu informasi menjadipengetahuan, hal tersebutdikarenakan dalam pendidikanseseorang diajarkan tentangmemahami suatu informasi menjadipengetahuan.

Faktor lain adalahpengalaman yang dimiliki olehpenderita hipertensi terkait denganpola perawatan hipertensi yangdilakukannya selama ini. Tindakan-tindakan yang dilakukan olehpenderita hipertensi danmemberikan efek tertentu terhadapkesehatannya menjadi sumberterhadap pengetahuannya tentanghipertensi. Pengalaman-pengalamantersebut misalnya ketika penderitamengkonsumsi makanan yangmerupakan diet hipertensi misalnya

garam dan daging, maka ketika

mereka mengkonsumsi keduamakanan tersebut secara berlebihan

dan selanjutnya menyebabkantimbulnya peningkatan tekanandarah mereka. Pengalaman tersebutyaitu mengkonsumsi garam dandaging menyebabkan meningkatkantekanan darah akan menjadisumber pengetahuan penderitahipertensi khususnya tentangmakanan-makanan yangseharusnya dihindari bagi penderitahipertensi.

Hubungan tingkat pendidikandan pengalaman terhadappengetahuan sebagaimanadisampaikan oleh Notoatmodjo(2003) yang mengemukakan bahwapengetahuan seseorang dapatdiperoleh melalui proses coba-coba(trial), melalui institusi, danpengalaman pribadi. PenelitianGayon (2012) tentang pengaruhpendidikan kesehatan tentangtingkat pengetahuan tentang

pengendalian tekanan darah padalansia di Puskesmas Sigaluh IBanjarnegara, menyimpulkan bahwafakor-faktor yang berhubungankemampuan lansia dalammemahami materi pada pendidikankesehatan tentang pengendaliantekanan darah antara lain tingkatpendidikan dan pengalaman baikpengalaman pribadi maupuninformasi dari orang lain danpetugas.

Perilaku mengontrol tekanandarah

Deskripsi frekuensi perilakumengontrol tekanan darah yangdilakukan oleh penderita hipertensisebagian besar adalah cukup yaitusebanyak 63 responden (73%),selanjutnya buruk sebanya 14responden (16%), dan baik

sebanyak 9 responden (11%).

Page 13: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 13/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

11

Berdasarkan hasil penelitian jugadidapatkan sebagian responden

memiliki tindakan yang cukup baikdalam upaya mencegah stroke,dalam hal ini dapat dilihat bahwaresponden hanya kadang-kadangmengukur tekan darahnya danmengonsumsi buah dan sayur setiaphari. Responden paling banyak tidakpernah menghindari makananberkolestrol tinggi dan mengandunggaram tinggi, minum obatantihipertensi secara teratur,beristirahat walaupun pekerjaan

menumpuk, berolahraga secarateratur, mengontrol emosi jikasedang marah, dan tindakan yangpaling banyak selalu dilakukan olehresponden yaitu menghindarikonsumsi minuman beralkohol.

Perilaku mengontrol tekanandarah pada penderita hipertensi diDesa Batuwarno KecamatanBatuwarno Kecamatan Wonogiriantara lain adalah umur responden.

Distribusi frekuensi umur respondenmenunjukkan semua respondenmerupakan orang-orang yangmemasuki usia produktif ataudewasa (20 tahun keatas).Kedewasaan seseorangberhubungan dengankemampuannya untuk bertindakobyektif terhadap suatu kondisi,bertanggung jawab terhadaptindakan-tindakan pribadinya, sertatujuan hidup yang mulai jelas (Andi,

2003). Kematangan yang dimilikioleh orang dewasa berhubungandengan kemampuannya dalammenganalisis kehidupannya, salahsatunya keadaan kesehatannyaterkait dengan hipertensi. Merekaakan melakukan analisis danmencari tindakan-tindakan apa yangdapat dilakukan untuk memeliharakesehatannya, salah satunya upayauntuk menghindari memburuknyakondisi kesehatannya termasuk

timbulnya komplikasi dalam penyakithipertensinya.

Hubungan Pengetahuan tentangKomplikasi Hipertensi denganPerilaku mengontrol tekanandarah

Hubungan antara tingkatpengetahuan tentang komplikasihipertensi dengan perilakumengontrol tekanan darah pada

penderita hipertensi di DesaBatuwarno kecamatan BatuwarnoKabupaten Wonogiri menunjukkanbahwa penderita hipertensi yangmemiliki pengetahuan rendahsebagian besar memiliki perilakucukup yaitu sebanyak 21 responden(55%), selanjutnya buruk sebanyak14 responden (37%), dan baiksebanyak 3 responden (8%).Selanjutnya pada tingkatpengetahuan tinggi sebagian besar

berperilaku cukup yaitu sebanyak 42responden (88%) dan 6 responden(12%) berperilaku baik.

Hasil uji korelasi RankSpearman  disimpulkan bahwahubungan antara tingkatpengetahuan tentang komplikasihipertensi dengan perilakumengontrol tekanan darah padapenderita hipertensi di DesaBatuwarno kecamatan Batuwarno

Kabupaten Wonogiri (p-value  =0,001), dimana semakin baikpengetahuan penderita hipertensitentang komplikasi hipertensi makaperilaku mengotrol tekanan darahsemakin baik.

Perilaku pada umumnyaberkaitan dengan perilaku sehatyang memiliki pengertian merupakanperilaku yang didasarkan padaprinsip-prinsip kesehatan dimana hal

tersebut didapat dari proses belajar.Belajar merupakan suatu proses

Page 14: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 14/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

12

untuk memperoleh pengetahuan,pandangan dan ketrampilan yang

diperlukan untuk menghasilkansuatu sikap atau perilaku tertentu(Machfoedz, 2005).

Perubahan perilaku dalamkehidupan manusia menurut teoriBloom dalam Notoatmodjo (2003)terjadi melalui tiga tahap. Tahappertama adalah pengetahuan yangmerupakan hasil tahu setelahseseorang melakukan pengindraanterhadap suatu objek tertentu.Pengetahuan merupakan faktoryang sangat penting dalammembentuk tindakan seseorang. Adapun beberapa faktor yangmempengaruhi tingkat pengetahuanyang dimiliki seseorang meliputifaktor pendidikan, pengalaman,informasi, lingkungan dan budayaserta kondisi sosial ekonomiseseorang (Notoatmodjo, 2007).Tahap kedua adalah sikap yangmerupakan reaksi atau respon yang

masih tertutup dari seseorangterhadap suatu stimulus sehinggatidak dapat langsung dilihat. Sikapmerupakan kesiapan untuk bertindaktetapi bukan merupakan suatutindakan (Notoatmodjo, 2007).Tahap ketiga adalah pelaksanaandari apa yang disikapi seseorang,terwujud dalam tindakan nyata yangmerupakan bentuk dari perilaku.

Penelitin ini menunjukkanbahwa terdapat hubungan antaratingkat pengetahuan tentangkomplikasi hipertensi denganperilaku mengontrol tekanan darahpada penderita hipertensi di DesaBatuwarno kecamatan BatuwarnoKabupaten Wonogiri ternyatamendukung hasil penelitianterdahulu. Penelitian pertamadilakukan oleh Berlinda (2013)tentang “Hubungan tingkatpengetahuan tentang hipertensi

dengan perilaku mengontrol tekanan

darah pada penderita hipertensi diPanti Wredha Pangesti Lawang

Malang”. Penelitian inimenyimpulkan bahwa ada korelasitingkat pengetahuan tentanghipertensi dengan perilakumengontrol tekanan darah (p-value = 0,001). 

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan1. Tingkat pengetahuan tentang

komplikasi hipertensi di Desa.

Batuwarno kecamatanBatuwarno Kabupaten Wonogirisebagian besar adalah tinggi

2. Perilaku mengontrol tekanandarah pada penderita hipertensidi Desa Batuwarno kecamatanBatuwarno Kabupaten Wonogirisebagian besar adalah cukup

3. Terdapat hubungan antaratingkat pengetahuan tentangkomplikasi hipertensi denganperilaku mengontrol tekanan

darah pada penderita hipertensidi Desa Batuwarno kecamatanBatuwarno Kabupaten Wonogiri(p-value = 0,001).

Saran1. Bagi Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapatmemberikan gambaran tentangkomplikasi hipertensi danperilaku mengontrol tekanandarah, bagi tenaga kesehatankhususnya perawat untukmengembangkan kemampuandan keterampilan terutama dibidang keperawatan

2. Bagi Pasien HipertensiPasien hipertensi hendaknyameningkatkan pengetahuanmereka tentang hipertensi dankomplikasi yang menyertaihipertensi. Pengetahuan tersebutmenjadi dasar dalam perilaku

mereka untuk selalu menjaga

Page 15: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 15/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

13

kondisi tekanan darahnyasehingga meminimalkan

timbulnya komplikasi akibathipertensi tersebut.3. Bagi Penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini semoga dapatmenjadi acuan bagipengembangan penelitianselanjutnya, tentunya denganmemperbanyak faktor-faktoryang berhubungan denganperilaku menjaga tekanan darahpasien hipertensi misalnyatingkat ekonomi, fasilitas

kesehatan, perilaku petugaskesehatan dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

 Andi, 2003. Waspada AncamanPenyakit tidak Menular ,Jakarta, PT. Elex MediaKomputindo.

 Azwar, S. 2002. Sikap Manusia,Teori dan Pengukurannya.Jogjakarta : Pustaka PelajarJogja Ofset

Bambang, Hartono. 2011.Hipertensi: The SillentKiller . Artikel Penelitiandalam Rangka hariHipertensi Sedunia. Jakarta.Perhimpunan HipertensiIndonesia.

Berlinda (2013) tentang “Hubungantingkat pengetahuantentang hipertensi denganperilaku mengontroltekanan darah padapenderita hipertensi di PantiWredha Pangesti Lawang

Malang”

Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi

Penyakit Tidak Menular .Jakarta: Rineka Cipta.

Ekowati R. dan Sulistyowati. 2009.Prevalensi Hipertensi dan

Determinannya diIndonesia.  ArtikelPenelitian. Jakarta: PusatPenelitian Biomedis danFarmasi Badan PenelitianKesehatan DepartemenKesehatan RI.

Gayon Nosaria. 2012. PengaruhPendidikan KesehatanTentang TingkatPengetahuan Tentang

Pengendalian TekananDarah Pada Lansia DiPuskesmas Sigaluh IBanjarnegara. JurnalPenelitian. Yogyakarta:Jurusan Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran UGM.

Gunawan L, 2001. Hypertensi(Tekanan Darah Tinggi). Kanasius. Yogyakarta.

Hendrawijaya. 2002. DepartemenPendidikan dan KebudayaanRI. Universitas Jember.

Machfudz, I. 2005. Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian BidangKesehatan. Yogyakarta :Fitra Mayu.

Notoatmodjo . 2003. MetodologiPenelitian Kesehatan,Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo . 2007. IlmuKesehatan Masyarakat,Jakrta : Rineka Cipta.

Nursalam, 2003. Konsep danPenerapan MetodologiPenelitian IlmuKeperawatan.  Jakarta :Salemba Medika.

Sadiman. 2002. PendidikanKesehatan untuk

Page 16: penelitian pembanding 1

7/21/2019 penelitian pembanding 1

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-pembanding-1 16/16

 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Komplikasi Hipertensi Dengan PerilakuMengontrol Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja PuskesmasBatuwarno Kabupaten Wonogiri (Bambang Irawan)

14

Meningkatkan KepatuhanBerobat Penderita TB Paru

di RSU Jenderal A. YaniMetro. Thesis. ProgramPasca Sarjana. FETP UGM.Yogyakarta.

Suliha, 2002. Pendidikan KesehatanDalam Keperawatan. Jakarta:EGC.

Sumantri, Jujun. 2000. Filsafat IlmuSebuah Pengantar Populer .Jakarta: Pustaka SinarHarapan.

Sunaryo. 2004. Psikologi untukPerawat. Jakarta: EGC.

Supartini, Y. 2004. Buku AjarKonsep DasarKeperawatan Anak.Jakarta: EGC.

Wiryodagdo. 2003. KlasifikasiHipertensi,http://priscaaja.blogspot.com, diakses tanggal 16Desember 2013.

Yudini, Shobirun. 2006. PengaruhPendidikan Kesehatantentang Hipertensi terhadapPengetahuan dan SikapMengelola Hipertensi diPuskesmas Pandanaran

Semarang. Skripsi, StikesTelogorejo Semarang.

*Bambang Irawan:  Mahasiswa S1Keperawatan FIK UMS. Jln A YaniTromol Post 1 Kartasura

** Agus Sudaryanto, S.Kep, Ns.,M.Kes.: Dosen Keperawatan FIKUMS. Jln A Yani Tromol Post 1

Kartasura. 

**  Sulastri, SKP, M.Kes: DosenKeperawatan FIK UMS. Jln A Yani

Tromol Post 1 Kartasura