PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07....

18
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7 BUKU 2 : BIDANG MINERAL PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN GALIAN DI WILAYAH BEKAS TAMBANG, DAERAH PUJON, KABUPATEN KAPUAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Juju Jaenudin, Sukaesih, Yuman Pertamana Kelompok Penyelidikan Konservasi dan Unsur Tanah jarang S A R I Daerah penyelidikan didominasi oleh endapan tailing dan endapan aluvial berumur Kwarter yang terdiri dari pasir, lanau, kerikil-kerakal berukuran 0,5 cm-10 cm, endapan ini merupakan endapan pembawa emas dan zirkon. Emas aluvial tersebar setempat-setempat, dari 49 conto terdapat 4 butir Fine Colour (FC), 3 butir Medium Color (MC) dan 2 butir Very Fine Colour (VFC) nilai tersebut dikonversikan ke dalam mg, dengan nilai konversi sebagai berikut 4 FC -1,6 mg , 3 MC -360 mg, 2 VFC -1,02 mg. Hasil interpretasi citra landsat menunjukkan 11 lokasi sebaran emas aluvial yaitu di Desa Bajuh 111,6 ha, Sungai Sebanta 21,63 ha, Sungai Mehen 258,7 ha, Sungai Mantuang 497,3 ha, Sungai Marapit Besar 394,6 ha, Sungai Marapit Kecil 331 ha, Sungai Pilao 547,5 ha, Sungai Benua 62,17 Ha, Desa Kota Baru 279,8 ha, Sungai Tayen 547,5 ha. Sumber daya tereka emas aluvial yang tersisa di beberapa lokasi sebagai berikut : Desa Bajuh sebesar 12 kg emas, Sungai Merapit Besar sebesar 0,40 kg emas, Sungai Pilao Besar sebesar 3,95 kg emas. Zirkon sebagai bahan galian lain terdapat di Desa bajuh seluas 111,6 ha dengan ketebalan endapan 2 - 3 m umumnya berupa tailing sisa pengolahan tambang rakyat dengan sumber daya tereka sebesar 115,54 kg. Penambangan PETI emas dan zirkon di daerah penelitian tidak dilakukan secara sistematis dan tidak didasarkan hasil eksplorasi yang baik sehingga menyisakan bahan galian tertinggal, disamping itu menyebabkan kerusakan lingkungan berupa kerusakan bentang alam, tingginya tingkat pelumpuran sungai dan pencemaran air raksa. Sumberdaya emas aluvial di daerah penelitian tidak ekonomis untuk ditambang, namun emas masih dapat diusa- hakan karena merupakan produk samping pada penambangan zirkon dimana 1 ton zirkon mengandung sekitar 8 gram emas. Diperlukan pengawasan dan pembinaan oleh pemerintah daerah terhadap kegiatan penambangan rakyat supaya melakukan pengolahan dan penambangan yang berwawasan lingkungan sehingga bahan galian dapat dikelola secara optimal dan mencegah/meminimalisasi kerusakan lingkungan. ’’

Transcript of PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07....

Page 1: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.7BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN GALIAN DI WILAYAH BEKAS TAMBANG, DAERAH PUJON, KABUPATEN KAPUAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Juju Jaenudin, Sukaesih, Yuman PertamanaKelompok Penyelidikan Konservasi dan Unsur Tanah jarang

S A R I

“Daerah penyelidikan didominasi oleh endapan tailing dan endapan aluvial berumur Kwarter yang terdiri dari pasir, lanau, kerikil-kerakal berukuran 0,5 cm-10 cm, endapan ini merupakan endapan pembawa emas dan zirkon. Emas aluvial tersebar setempat-setempat, dari 49 conto terdapat 4 butir Fine Colour (FC), 3 butir Medium Color (MC) dan 2 butir Very Fine Colour (VFC) nilai tersebut dikonversikan ke dalam mg, dengan nilai konversi sebagai berikut 4 FC -1,6 mg , 3 MC -360 mg, 2 VFC -1,02 mg.

Hasil interpretasi citra landsat menunjukkan 11 lokasi sebaran emas aluvial yaitu di Desa Bajuh 111,6 ha, Sungai Sebanta 21,63 ha, Sungai Mehen 258,7 ha, Sungai Mantuang 497,3 ha, Sungai Marapit Besar 394,6 ha, Sungai Marapit Kecil 331 ha, Sungai Pilao 547,5 ha, Sungai Benua 62,17 Ha, Desa Kota Baru 279,8 ha, Sungai Tayen 547,5 ha. Sumber daya tereka emas aluvial yang tersisa di beberapa lokasi sebagai berikut : Desa Bajuh sebesar 12 kg emas, Sungai Merapit Besar sebesar 0,40 kg emas, Sungai Pilao Besar sebesar 3,95 kg emas. Zirkon sebagai bahan galian lain terdapat di Desa bajuh seluas 111,6 ha dengan ketebalan endapan 2 - 3 m umumnya berupa tailing sisa pengolahan tambang rakyat dengan sumber daya tereka sebesar 115,54 kg.

Penambangan PETI emas dan zirkon di daerah penelitian tidak dilakukan secara sistematis dan tidak didasarkan hasil eksplorasi yang baik sehingga menyisakan bahan galian tertinggal, disamping itu menyebabkan kerusakan lingkungan berupa kerusakan bentang alam, tingginya tingkat pelumpuran sungai dan pencemaran air raksa.

Sumberdaya emas aluvial di daerah penelitian tidak ekonomis untuk ditambang, namun emas masih dapat diusa-hakan karena merupakan produk samping pada penambangan zirkon dimana 1 ton zirkon mengandung sekitar 8 gram emas.

Diperlukan pengawasan dan pembinaan oleh pemerintah daerah terhadap kegiatan penambangan rakyat supaya melakukan pengolahan dan penambangan yang berwawasan lingkungan sehingga bahan galian dapat dikelola secara optimal dan mencegah/meminimalisasi kerusakan lingkungan.’’

Page 2: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.7

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Penelitian optimalisasi potensi bahan galian di wilayah bekas tambang PETI merupakan salah satu upaya untuk menerapkan aspek-aspek konservasi pada pengelolaan bahan galian di Indonesia. Kegiatan ini perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi sumberdaya/cadangan dan pemanfaatan bahan galian/ mineral lain dan mineral ikutan di daerah tersebut secara tepat, optimal dan berkesinambungan oleh pelaku pertambangan baik dari pemerintah daerah maupun pusat dan sejalan dengan program oto-nomi daerah. Kegiatan penelitian optimalisasi potensi bahan galian di wilayah bekas tambang PETI masih jarang dilakukan, sehingga potensi sumberdaya/cadangan yang terdapat di wilayah tersebut sangat sulit didapat. Data dan infor-masi sumberdaya mineral tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang kelancaran pembangunan dan kegiatanusaha penambangan secara nasional maupun daerah.

Salah satu teknologi yang dapat digunakan dalam survei bahan galian yang berkembang pesat dewasa ini salah satunya adalah remote sensing (penginderaan jauh). Kelebihan metode ini antara lain : kemampuan mendapatkan informasi dari jauh, cakupannya luas, dapat menjangkau daerah yang sulit dicapai dan biaya persatuan luas yang murah. Pada umumnya, perpaduan antara teknologi penginderaan jauh dan survei lapangan akan memberikan hasil penelitian bahan galian yang optimal.

Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini yaitu mengumpulkan data dan informasi tentang potensi bahan galian di wilayah bekas tambang di daerah Pujon dan seki-tarnya yang mencakup : kondisi geologi, sebaran dan jenis bahan galian, serta aspek-aspek yang terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui potensi bahan galian/mineral lain dan mineral ikutan yang ada serta kemungkinan pemanfaatannya sehingga diharapkan hasilnya dapat dijadikan salah satu acuan kebijakan pengelolaan bahan galian/mineral lain dan mineral ikutan di daerah Pujon Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan wilayah bekas tambang emas aluvial, secara administratif termasuk ke dalam wilayah Pujon, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, terletak antara 114° 14’ 46,3272” - 114° 27’ 21,2544” BT dan 1° 30’ 32,8644” - 1° 14’ 41,748” LS (Gambar 1).

GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN

Geologi

Berdasarkan pada peta geologi lembar Tewah terbitan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung dengan skala 1 : 250.000 dike-tahui stratigrafi daerah penyelidikan dari yang tua sampai muda sebagai berikut :

Tanjung (Tet); bagian bawah perselingan batupa-sir, serpih, batulanau dan karbonat aneka bahan,

Page 3: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

sebagian gampingan, bagian atas perselingan batu pasir kuarsa bermika dan batubara.

Formasi Montalat (Tomn); terdiri dari batupasir dengan sisipan batulempung, sepih, nepal, batu-lanau, tuf kuarsa berbutir halus sampai dengan sedang, berwarna kuning dan kelabu muda, sturktur silang siur, mengandung sisipan batu-lempung kelabu dan batubara dengan ketebalan antara 3-4 meter. Pada daerah penyelidikan for-masi ini menyebar di sekitar desa Balai Banjang, Dandang dan desa Karukus.

Formasi Warukin (Tmw); Formasi Warukin terdiri dari batupasir, batupasir tufaan, batupasir gam-pingan, batulanau dan batulempung, di beberapa tempat terdapat endapan konglomerat berlapis silang siur dan sisipan batugamping. Setempat terdapat lapisan batubara dengan ketebalan antara 0,3-2 meter yang terdapat di dalam lapi-san batupasir, pada daerah penyelidikan formasi ini menyebar dengan arah utara selatan yang terdapat di sekitar Desa Bajuh, Marapit, Pujon, Tapen, Manis dan Petak Bahenda.

Formasi Dahor (Tqd); Formasi Dahor terdiri dari batupasir kuarsa halus sampai kasar berwarna kelabu kebiru-biruan dan konglomerat berlapis silang siur dengan komponen batuan malihan dan batuan granitan bersisipan lapisan men-gandung limonit, pada daerah penelitian batuan ini menyebar pada bagian selatan daerah peneli-tian yaitu Desa Penda Muntei dan Kota Baru.

Aluvial (Qa); merupakan endapan hasil romba-kan batuan yang lebih tua berukuran pasir halus, kerakal, kerikil sampai bongkah (Gambar 2).

PEMBAHASAN

Hasil Penyelidikan Bahan Galian

Kegiatan penelitian optimalisasi potensi bahan galian di wilayah bekas tambang daerah Pujon Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. yang mempunyai potensi bahan galian utama yaitu emas dan zirkon, daerah tersebut merupakan wilayah tambang rakyat, dan pada saat ini terdapat penambangan emas dan zirkon yang sedang dilakukan oleh rakyat setempat

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di daerah Pujon Kecamatan Kapuas Tengah yang prospek yaitu emas, zirkon, dan pasir kuarsa.

Hasil pengukuran degan menggunakan citra lenset di daerah penyelidikan dilakukan di sebelas (11) lokasi yaitu di daerah Desa Bajuh dari hasil pengukuran diperkirakan 111,6 Ha, Sungai Sebanta, diperkiraka 21,63 Ha Sungai Mehen diperkirakan 258,7 Ha, Sungai Mantuang diperkirakan 497,3 Ha, Sungai Marapit Besar diperkirakan 394,6 Ha, Sungai Marapit Kecil diperkirakan 331 Ha, Sungai Pilao, diperkirakan 547,5 Sungai Benua, diperkirakan 62,17 Ha, Desa Kota Baru 279,8 Ha, Sungai Tayen, Desa Tapin diperkirakan 547,5 Ha,

Untuk mengetahui sumberdaya/cadangan emas dan recovery penambangan maupun pen-golahan di daerah kegiatan telah dilakukan penyontoan endapan aluvial dan penyontohan tailling. Penyontoan endapan aluvial dengan cara penyontaan chaneling/paritan sepanjang tebal lapisan endapan aluvial dan selanjutnya didulang untuk memisahkan mineral beratnya. Penyontoan tailing dari sisa pengolahan/buan-gan dari sluice box, selanjutnya didulang untuk

Page 4: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.7

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

memisahkan mineral beratnya. Conto hasil pen-dulangan yang berupa konsentrat di analisis mineralogi butir dan analisis kimia

Emas

Potensi endapan aluvial yang mengandung emas di daerah kegiatan tersebar setempat setempat, dari jumlah conto yang terkumpul sebanyak 49 conto konsentrat dulang.

Hasil analisis mineralogi butir dari 49 conto ter-dapat 5 conto yang mengandung emas dan dari jumlah conto tersebut terdapat 4 butir Fine Col-our (FC), 3 butir Medium Color (M C) dan 2 butir Very Fine Colour (VFC) nilai tersebut dikonversi-kan kedalam mg, dengan nilai konversi sebagai berikut 4 FC -1,6 mg , 3 M C -360 mg, 2 VFC – 1,02 mg.

Jumlah sumberdaya tereka emas aluvial di daerah kegiatan yang diselidiki adalah volume endapan aluvial dikali rata-rata hasil analisis emas

Luas potensi endapan emas aluvial pada dae-rah Desa Bajuh yang telah ditambang 111,6 Ha, dan yang belum ditambang ± 10%. Ketebalan lapisan pembawa emas bervariasi antara 1-2 m atau rata-rata 1,5 m. Dengan ketebalan lapisan pembawa emas rata-rata 1,5 m dapat diketahui volume potensi endapan emas aluvial di daerah desa Bajuh 111,6 x 0,1 x 1,5 = 150,66 m3 Kand-ungan emas dalam tailing di daerah Desa Bajuh rata-rata 80 mg /m3, maka dapat diperoleh sum-ber daya tereka emas yang masih tersisa di daerah Desa Bajuh sebesar 12 Kg.

Di daerah Sungai Merapit Besar luas sebaran

endapan aluvial emas di wilayah bekas tam-bang 394,6 Ha dan belum di tambang ketebalan sekitar 1,5 m. Dengan kandungan emas pada endapan aluvial rata-rata 6,8 gram/m3, maka 394,6 x 0,1 x 1,5 = 59,19 m3 jumlah sumber daya tereka emas daerah Desa Merapit 0,40 Kg.

Di daerah Sungai Pilao Besar luas sebaran enda-pan aluvial emas di wilayah bekas tambang 547,5 Ha dan belum di tambang ketebalan sekitar 1,5 m. Dengan kandungan emas pada endapan alu-vial rata-rata 4,8 gram/m3, maka 547,5 x 0,1 x 1,5 = 82,12 m3 jumlah sumber daya tereka emas daerah Desa Merapit 3,95 Kg.

Tidak ada data mengenai kekayaan lapisan endapan pembawa emas dan zirkon di daerah kegiatan dan data produksi hasil penambangan, informasi yang diperoleh dari penambang hanya berupa kadar emas yang diperoleh per hari dari setiap kegiatan penambangan rakyat. Perolehan para penambang apabila mendapat lapisan yang kaya dan memperoleh rata- rata 7-8 gram/hari. Apabila melihat dari jumlah sumberdaya emas tersebut tidak ekonomis untuk ditambang, tetapi emas disini merupakan produk samping para penambang zirkon, dari hasil wawancara den-gan para penambang zirkon dalam 1 ton zirkon terdapat 8 gr emas.

Zirkon

Zirkon berupa bahan galian/mineral lain dan mineral ikutan pada proses pengolahan emas aluvial, luas endapan aluvial yang terdapat di daerah kegiatan dengan luas diperkirakan untuk daerah Desa bajuh 111,6 Ha ketebalan endapan bervariasi antara 2-3 m umumnya berupa tailling sisa pengolahan tambang rakyat dan endapan

Page 5: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

aluvial yang masih utuh pada umumnya keteba-lan bervariasi antara 1-2 m tergantung posisi ketinggian endapan aluvial tersebut di endap-kan. Hasil pengamatan dilapangan diperkirakan sekitar 10% dari seluruh daerah kegiatan dan umumnya masih berupa endapan aluvial yang belum terganggu, jumlah endapan aluvial/tailling sisa pengolahan di daerah Desa Bajuh adalah 90% x 111,6 Ha x 2,5 m = 251,1 m3. Hasil analisis mineralogi butir kadar rata-rata 460,13 gram/m3. Dari data tersebut di atas dapat di hitung sumberdaya tereka zirkon dari sisa pengola-han/tailling di daerah Desa Bajuh sebesar 251,1 m3.x 460,13 gram/m3 = 1.155.386.4300 gram atau sebesar 115,54 kg

Ketebalan endapan aluvial di Desa Bajuh ber-variasi antara 1-2 m apabila di ambil rata-rata tebal 1,5 m maka jumlah aluvial di Desa Bajuh yang belum di tambang 10% x 111,6 Ha x 1,5 m = 167,4 m3 Hasil analisis mineralogi butir endapan aluvial dengan hasil kadar rata-rata 6,52 gram/m3. x 167,4 m3 = 1091,4 48 gram/m3 Maka data tersebut diatas di perkirakan jumlah sember-daya tereka zirkon aluvial yang masih tersisa di daerah Desa Bajuh sebesar 0,109 kg. Sumber daya tereka zirkon di daerah kegiatan selanjut-nya (Tabel 1).

Penambangan

Penambangan telah dilakukan di beberapa lokasi dengan menggunakan mesin semprot untuk menghancurkan endapan aluvial, kemu-dian dihisap oleh pompa untuk di alirkan ke ”palong”. Penghancuran atau pembongkaran endapan aluvial dihentikan apabila telah men-capai batuan dasar.

Penambangan yang dilakukan oleh masyarakat setempat pada saat penelitian berlangsung tidak didasarkan hasil eksplorasi yang baik, menyebabkan banyak lokasi bukaan tambang yang tidak berhasil.

Penambangan yang tidak sistematis ini menyebabkan banyak sekali potensi bahan galian emas dan zirkon endapan aluvial yang tertinggal/tidak tertambang, recovery penam-bangan rendah dan merusak kondisi lingkungan yang ada karena pada umumnya tidak dilakukan reklamasi pada bekas galian tambang tersebut.

Pengolahan emas dan zirkon di daerah penye-lidikan pada umumnya mempergunakan peralatan diantaranya 1 unit sluce box sederhana berukuran panjang 6-9 m dan lebar 1 m dengan kemiringan antara 15-20°, berlantai karpet, 1 buah bak pencuci, dulang dan penyemprot

Di dalam slice box Lumpur hasil penyedotan kosentrat yang mengandung emas dan zirkon yang terdapat dalam aliran lumpur dapat ditang-kap (terendapkan karena berat jenisnya tinggi) selanjutnya setelah dilakukan penyemprotan karpet lantai slice box dicuci dalam tempat bak pencucian supaya butiran emas dan zirkon yang tertangkap dalam karpet terlepas dan terkumpul menjadi konsentrat. Konsentrat yang berisi cam-puran mineral berat selanjutnya didulang.

Pada proses penyaringan amalgam hanya di lakukan sekali dan hanya 1 lembar kain payung sehingga masih ada amalgam yang mengandung emas lolos dan terbuang seharusnya penyarin-gan dilakukan berulang ulang.

Air raksa selama proses pengolahan banyak

Page 6: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.7

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

yang terbuang disamping merugikan penam-bang juga mencemari lingkungan.

Pada proses pembakaran bolion dilakukan diru-ang terbuka, hal ini menyebabkan pencemaran udara dan air raksa yang terbuang tidak dapat di manfaatkan kembali. Untuk mengatasi perlu dilakukan penyediaan dan sosialisasi alat ret-rotring amalgam, sehingga uap air raksa tidak mencemari udara dan bisa di peroleh kembali.

Bahan Galian Lain

Kegiatan penelitian optimalisasi potensi bahan bahan galian di wilayah bekas tambang daerah Pujon terdapat potensi bahan galian lain/mineral lain dan mineral ikutan yang terdapat bersam-aan dengan endapan emas, zirkon,juga terdapat bahan galian laiin yaitu platina aluvial dan pasir kuarsa yang jumlahnya cukup potensial.

- Platina

Platina merupakan bahan galian lain/ mineral lain dan mineral ikutan pada proses pengolahan emas dan zirkon aluvial. Hasil analisis mineral-ogi butir dari beberapa conto konsentrat dulang menujukan bahwa pada kode conto no PJN 33 dan PJN 40 butiran platina berwarna abu-abu pipih Ketebalan endapan aluvial di Desa Kota Baru bervariasi antara 1-2 m apabila di ambil rata-rata tebal 1,5 m maka jumlah aluvial di Desa Kota Baru yang belum di tambang 10% x1,5 x 279,8 = 41,97 m3 Hasil analisis mineralogi butir endapan aluvial dengan hasil kadar rata-rata 19,01 gram/m3. x 41,97 m3 = 797,85 gram/m3 Maka data tersebut diatas di perkirakan jumlah semberdaya tereka platina aluvial yang masih

tersisa di daerah Desa Kota Baru sebesar 0,80 kg.

- Pasir kuarsa

Pasir kuarsa merupakan bahan galian yang terdiri dari kristal kristal silika (SiO2) dan men-gandung senyawa pengotor yang terbawa dari hasil pelapukan batuan yang mengandung min-eral utama, seperti kuarsa dan felspar kemudian ditransport oleh aliran air ke daerah yang lebih rendah dimana kemurnian pasir kuarsa bervari-asi tergantung pada proses pembentukannya dan mineral pengotornya. Persyaratan pasir kuarsa untuk industri tidak dapat ditetapkan secara pasti, yang paling utama adalah kemurniannya dan pembatasan pada oksida pengotornya.Dari hasil analisis Mayor element terhadap 6 conto yang mewakili dari kegiatan penelitian memper-lihatkan kadar rata rata 91,62 % SiO2, 02,05 % Al2O3, 2,49 % FeO3, 0,15 % CaO, dan 0,02 % MgO

Pasirkuarsa merupakan bahan utama dalam industri gelas. Pada umumnya diperlukan pasirkuarsa yang mempunyai kandungan SiO2 minimal 98%. Untuk pembuatan gelas berwarna diperlukan pasirkuarsa dengan kandungan SiO2 minimal 95% sedang untuk gelas optik minimal 99,8%. Ukuran butir pasirkuarsa untuk gelas umunya antara 20 – 80 mesh (0,89 – 0,147 mm). Dalam industri gelas, produk dapat dibuat dalam 3 kelas, yaitu :

Kelas A : Untuk barang-barang optik

Kelas B : Untuk gelas peralatan rumah tangga dan dekorasi

Kelas C:Untuk barang-barang gelas pada

Page 7: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

umumnya, termasuk gelas wadah

Dari hasil analisis Mayor element dengan kadar rata rata 91,62 % SiO2, 02,05 % Al2O3, 2,49 % FeO3, 0,15 % CaO, dan 0,02 % MgO tidak meme-nuhi syarat SII-0280-80 untuk komposisi kimia pasirkuarsa untuk pembuatan gelas.

Berdasarkan nilai standar dari SNI ASTM No. 12, ASTM 03, ASTM C 23T dan peraturan Bina Marga No. 01/ST/BM/1972, pasir di daerah ini hanya bisa dipakai sebagai bahan campuran beton dan dapat dimaanfaatkan sebagai bahan pembuatan kaca Indoflot (Sudrajat dkk, 1997).

Luas sebaran pasir di daerah merapit mencapai 40 Ha dengan ketebalan rata-rata 2,0 m, mem-punyai sumberdaya pasir sekitar 80.000 m³.

- Logam Tanah Jarang

Logam tanah jarang (LTJ) merupakan unsur yang terletak di dalam golongan lantanida dan termasuk tiga unsur tambahan yaitu Yetrium, Thorium dan Scandium. Dalam memperoleh mineral di atas, tidak bisa didapatkan dengan mudah. Karena jumlah mineral tersebut sangat terbatas terlebih lagi, mineral di atas tidak terpi-sah sendiri, tetapi ia tercampur dengan mineral lain dan mineral ini merupakan hasil samping dari penambangan timah sehingga untuk mem-peroleh mineral di atas, maka diperlukan proses pemisahan terlebih dahulu.

Mineral-mineral yang mendominasi dalam seny-awa logam tanah jarang di daerah penyelidikan adalah Yetrium Lanthanum, Cerium, Neody-mium.

Berdasarkan hasil analisis terhadap 5 con-toh konsentrat dulang dengan menggunakan metode Inductively Coupled Plasma (ICP) dapat diketahui konsentrasi kandungan unsur Cerium (Ce), Ytrium (Y), Lantanium (La) dan Niobium (Nb). Pengambilan conto konsentrat dulang dilakukan di 2 lokasi yaitu di Kota Baru dan Pujon Conto dari daerah Kota Baru

Hasil analisis mineral jarang yang di dapat dari konsentrat dulang di daerah pujon mempunyai kandungan Cerium (Ce) antara 496 ppm , Ytrium (Y) 30 ppm (La) 288 ppm dan Niobium (Nb) 174 ppm.dengan kode conto PJN 35 A dan daerah Kota Baru mempunyai kandungan Cerium (Ce) antara 763 ppm , Ytrium (Y) 45 ppm (La) 445 ppm dan Niobium (Nb) 285 ppm dengan kode conto PJN48 A. Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas bahwa kosentrasi unsur tanah jarang di daerah Kota Baru lebih tinggi dibandingkan den-gan daerah Pujon.

Berdasarkan klasifikasi unsur tanah jarang Tabel 6 berdasarkan Geochemistry in Mineral Explo-ration oleh Arthur W.Rose Herbert E. Hawkes (1979) maka mineral tanah jarang yang ada di daerah penyelidikan pada umumnya mempunyai nilai yang signifikan sehingga untuk mengetahui nilai tambah keekonomian potensi bahan galian tersebut maka perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Daerah penyelidikan didominasi oleh endapan tailling dan endapan aluvial berumur Kwarter yang terdiri dari pasir, lanau, kerikil-kerakal

Page 8: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.7

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

berukuran 0,5 cm-10 cm dan endapan ini meru-pakan endapan pembawa emas dan zirkon. Potensi emas dan zirkon di daerah Pujon secara umum telah di tambang oleh rakyat secara ilegal (PETI).

Hasil pengukuran dengan menggunakan citra lenset di daerah penyelidikan dilakukan di sebelas (11) lokasi yaitu di daerah Desa Bajuh dari hasil pengukuran diperkirakan 111,6 Ha, Sungai Sebanta, diperkiraka 21,63 Ha Sungai Mehen diperkirakan 258,7 Ha, Sungai Mantuang diperkirakan 497,3 Ha, Sungai Marapit Besar diperkirakan 394,6 Ha, Sungai Marapit Kecil diperkirakan 331 Ha, Sungai Pilao, diperkirakan 547,5 Sungai Benua, diperkirakan 62,17 Ha, Desa Kota Baru 279,8 Ha, Sungai Tayen, Desa Tapin diperkirakan 547,5 Ha.

Pola dan sistim penambangan PETI emas dan zirkon yang ada tidak sistimatis dan tidak di dasarkan hasil eksplorasi yang baik sehingga menyisakan bahan galian tertinggal, .disamping itu menyebabkan kerusakan lingkungan berupa kerusakan bentang alam, tingginya tingkat pelumpuran sungai dan pencemaran air raksa.

Sumberdaya emas tersebut tidak ekonomis untuk ditambang, tetapi emas disini merupakan produk samping para penambang zirkon,

Kandungan emas dalam tailing di daerah Desa Bajuh rata-rata 80 mg /m3, maka dapat diperoleh sumber daya tereka emas yang masih tersisa di daerah Desa Bajuh sebesar 12 Kg.

Kegiatan penelitian di daerah Pujon selain ter-dapat bahan galian emas dan zirkon terdapat juga bahan galian lain/mineral lain dan mineral

ikutan yang terdapat bersamaan dengan enda-pan emas dan zirkon yaitu platina. Hasil analisis mineralogi jumlah semberdaya tereka platina aluvial yang masih tersisa sebesar 0,80 kg.

Saran

Pemerintah daerah perlu melakukan penga-wasan dan pembinaan terhadap kegiatan PETI terutama dampak lingkungan yang ditimbulkan dari cara penambangan yang kurang baik. Perlu dilakukan sosialisasi dan pembinaan kepada para penambang bagaimana cara pengolahan dan penambangan yang berwawasan lingkun-gan sehingga bahan galian dapat dikelola secara optimal, efisien dan bijaksana.

Perlu dilakukan pembinaan kepada para penam-bang PETI emas aluvial untuk melakukan usaha secara legal, misalnya dibentuk suatu badan usaha koprasi antar penambang dan menga-jukan suatu wilayah penambangan rakyat pada instansi terkait.

Pada wilayah bekas tambang dan dijadikan seba-gai lahan pertanian, perkebunan dan perikanan sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar areal bekas penambangan.

DAFTAR PUSTAKA

Arthur W.Rose Herbert E. Hawkes (1979) Geo-chemistry in Mineral Exploration

Djati Tjinde H, dkk inventarisasi kerusakan ling-kungan akibat kegiatan penambangan rakyat di

Page 9: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kapuas

Rudy Gunradi, dkk Penelitian Bahan Galian Lain/

Mineral Ikutan Pada Wilayah Pertambangan Batu-bara Di Daerah Jangkang, Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas,

Supriatna dan A. Sudrajat, 1992 Peta Geologi

Page 10: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

Tabe

l 1. S

umbe

rday

a Te

reka

Zir

kon

dala

m T

ailin

g

No

Loka

siN

o co

nto

Gram

ko

nsen

trat

Kad

ar

bera

t( %

)

Gram

dal

am

kons

entr

atGr

am /

m3

Teba

lLu

as

(ha)

Luas

(m

2 )Lu

as

(90%

)

Sum

ber

daya

(g

ram

)Su

mbe

r da

ya (k

g)

1D

esa

Baj

uh

PJN

01

130,

421

0,03

664,

7895

5,46

1,5

25,8

725

8700

0,1

1713

4763

7,4

1,71

3

PJN

02

23,9

330,

0693

1,66

331,

52

PJN

0311

,588

0,04

030,

4793

,40

460,

13

2Su

ngai

Se

bant

a

PJN

13

61,8

25,

783,

5771

4,64

2,5

497,

349

7300

00,

957

3329

2816

5,73

3,29

to

n

PJN

14

70,2

78,

255,

8011

59,4

6

PJN

16

16,3

81,

370,

2244

,88

PJN

17

14,7

40,

0443

0,65

130,

60

512,

39

3Su

ngai

Pi

lao

PJN

3025

,75

0,21

815,

6211

23,1

1

PJN

3119

,26

0,06

051,

1723

3,20

PJN

3246

,99

0,58

2027

,35

5469

,73

2,5

547,

554

7500

00,

942

3721

2969

242

37PJ

N33

72,4

20,

7010

50,7

710

153,

57

PJN

346,

856

0,15

941,

0921

8,61

3439

,65

4Su

ngai

be

nua

PJN

3512

,28

0,03

560,

4493

,40

2,5

279,

827

9800

00,

972

9.69

9.69

573

0PJ

N36

10,7

30,

0645

0,69

138,

42

115,

91

Page 11: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

No

Loka

siN

o co

nto

Gram

ko

nsen

trat

Kad

ar

bera

t( %

)

Gram

dal

am

kons

entr

atGr

am /

m3

Teba

lLu

as

(ha)

Luas

(m

2 )Lu

as

(90%

)

Sum

ber

daya

(g

ram

)Su

mbe

r da

ya (k

g)

5D

esa

Kot

a B

aru

PJN

401,

080,

0999

0,11

21,5

8

PJN

4140

,27

0,06

102,

4649

1,29

2,5

62,1

762

1700

0,9

358.

709.

367

358

256,

44

6

Sung

ai

Taye

n

PJN

43

25,4

440,

1324

3,37

673,

55

2,5

78,8

678

8600

0,9

1.59

3.08

8.42

615

93

PJN

44

279,

268

0,04

4012

,29

2458

,68

PJN

45

20,2

920,

0400

0,81

162,

17

PJN

46

17,0

830,

0869

1,48

296,

97

897,

84

7Su

ngai

Pe

kai

PJN

47

70,7

690,

0389

2,76

551,

012,

528

528

5000

00,

923

.638

.454

.291

2363

8PJ

N 4

812

6,60

10,

3997

50,6

010

119,

22

PJN

49

31,9

550,

0608

1,94

388,

70

3686

,31

Page 12: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

No

Loka

siN

o co

nto

Gram

ko

nsen

trat

Kad

ar

bera

t( %

)

Gram

dal

am

kons

entr

atGr

am /

m3

Teba

lLu

as

(ha)

Luas

(m

2 )Lu

as

(90%

)

Sum

ber

daya

(g

ram

)Su

mbe

r da

ya (k

g)

8Su

ngai

M

ehen

PJN

08

99,5

70,

0850

8,46

1692

,69

2,5

258,

725

8700

00,

910

7792

6706

410

78

PJN

09

115,

770,

0969

11,2

222

43,6

2

PJN

10

67,0

20,

1170

7,84

1568

,27

PJN

12

106,

070,

0897

9,51

1902

,90

1851

,87

9Su

ngai

M

entu

ang

PJN

13

61,8

25,

78%

3,57

714,

64

2,5

497,

349

7300

00,

957

3329

2816

5733

PJN

14

70,2

78,

25%

5,80

1159

,46

PJN

16

16,3

81,

37%

0,22

44,8

8PJ

N 1

714

,74

0,04

430,

6513

0,60

512,

39

10Su

ngai

M

erap

it Be

sar

PJN

1929

,31

0,03

981,

1723

3,31

2,5

394,

639

4600

00,

921

7353

1281

2,17

3

PJN

2216

,15

0,03

310,

5310

6,91

PJN

230,

0627

2,16

431,

88

PJN

2511

,40,

0479

0,55

109,

2134

,44

220,

33

11Su

ngai

M

erap

it Ke

cil

PJN

2615

,57

0,03

560,

5511

0,86

2,5

331

3310

000

0,9

1977

1404

541,

977

PJN

2731

,82

0,03

181,

0120

2,38

PJN

2833

,37

0,07

242,

4248

3,20

265,

48

Page 13: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

No

Loka

siN

o co

nto

Gram

ko

nsen

trat

Kad

ar

bera

t( %

)

Gram

da

lam

ko

nsen

trat

Gram

/ m

3Te

bal

Luas

(h

a)Lu

as

(m2 )

Luas

(9

0%)

Sum

ber

daya

(g

ram

)Su

mbe

r da

ya (t

on)

1Su

ngai

Meh

en

PJN

42

24,3

50,

2534

6,17

1234

,06

1,5

25,8

725

8700

0,1

1713

4763

7,4

1,71

3

PJN

11

99,9

10,

3802

37,9

975

97,1

6

4415

,61

2Su

ngai

M

entu

ang

PJN

15

42,2

70,

2357

9,96

229,

291,

549

,73

4973

0001

1710

3901

,23

1,71

0

3Su

ngai

ben

uaPJ

N37

161,

770,

6960

112,

5922

518,

38

PJN

3836

,40,

6196

22,5

545

10,6

9

1351

4,54

1,5

279,

827

9800

00,

15.

672.

050.

759

5,67

2

Tab

el 2

. Sum

ber

Day

a Te

reka

Zir

kon

(End

apan

Alu

vial

)

Page 14: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.7

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Tabel 3. Komposisi kimia pasir kuarsa untuk persyaratan

pembuatan gelas kelas A, B dan C

Kls Kadar SiO2 min (%)

Kadar Fe2O3Maks (%)

Kadar TiO2Maks (%)

Kadar CrCO3Maks (%)

Kadar Al2O3

A 99,5 0,008 0,30 0,0002Catatan

(1)B 99,5 0,013 0,0002 0,0002

C 98,5 0,030 0,0006

Catatan (1) Batas maksimum Al2O3 bila diperlukan harus ditetapkan berdasarkan penjual dan pembeli

Catatan (2) Sepanjang TiO2 tidak menimbulkan warna dalam gelas yang dapat diperbandingkan dengan warna yang dihasilkan oksida besi dan chromium maka tidak ada batas maksimum yang ditentukan untuk kelas B dan C. Penentuan TiO2 dalam pasirkuarsa, bagaimanapun tentunya dapat menunjukkan adanya mineral berat.

Catatan (3) Untuk pasirkuarsa kelas C yang mempunyai kadar CrO3 kurang dari 0,0002%, kadar Fe2O3 boleh > 0,030%, tetapi tidak boleh > 0,035% oksida pewarna lain, selain dari Fe2O3 dan CrO3 tidak boleh ada dalam pasirkuarsa sampai batas tertentu, sehingga dalam percobaan peleburan tidak memberikan perbedaan warna terhadap gelas yang dilebur dari pasirkuarsa yang lebih baik.

Tabel 4. Hasil Analisa Kimia pasir kuarsa

Kode contoSiO2 Al2O3 FeO3 CaO MgO

%

PJN 03 Rm 93.24 1.48 1,97 0,12 0,05

PJN 21 Rm 93.38 0,97 1,59 0,23 0,06

PJN 22 Rm 94.34 0,21 1,22 0,05 0,00

PJN 25 Rm 95.52 4,86 0,81 0,08 0,01

PJN 28Rm 90.59 3,58 0,85 0,23 0,03

PJN 39 Rm 82,65 13,58 8,50 0,20 0,02

Page 15: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011 II.7

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Tabel 5. Hasi Analisis Logam Tanah Jarang

No Kode ContoCe La Nd Y

ppm

1 PJN 35 490 288 174 30

2 PJN 41 0 2 0 9

3 PJN 42 0 0 0 0

4 PJN 43 0 0 0 0

5 PJN 48 763 445 286 45

Tabel 6. Klasifikasi Unsur Tanah Jarang

Jenis Hasil Analisis Mineral Jarang

Ignous rocks(av) Umaf : ∑RE, 32; Y,5; La4; Ce, 9; Umaf : ∑RE182;Y,25; La, 17; Ce, 66 Gran : ∑RE 226; Y,41; La, 55; Ce, 57 (2.

Sedimentary rocks (av)

Ls : ∑RE, 24; Y,4; La4; Ce, 8; ss : ∑RE 52; Y,10; La, 7; Ce, 15 Sh : ∑RE 228; Y,35; La, 39; Ce, 76 (2).(RE includes y, La, Ce, Pr, Nd, Pm, Sm, Eu, Gd, Tb, Dy, Ho, Er, Tm, Yb,and Lu.

Soil (med) Y,27 La,33 (3)

Plannt ash (med) Y,<5, La,38;Ce, 0.06 ppb (3)

Plannt water (av) Y, 0,07 ppm, La,0.2 ppb (2)

Page 16: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.7

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian

Page 17: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

Gam

bar

2. P

eta

geol

ogi d

aera

h pe

nelit

ian

Page 18: PENELITIAN OPTIMALISASI POTENSI BAHAN …psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_2012/Buku 2 Mineral/07. Prosiding...terkait pertambangan dan pengolahan bahan galian. Tujuannya untuk mengetahui

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011II.7

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Gambar 3. Sebaran bekas tambang