STRUKTURGEOLOGIBAWAHPERMUKAANDAERAHPANASBUMIWAESALIT ...psdg.geologi.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul...

9
Informasi spasial gaya berat dalam eksplorasi mineral dan energy banyak digunakan dalam menafsirkan struktur geologi, baik dipermukaan maupun bawah permukan, dan batuan penyusun kerak bumi. Secara sederhana informasi spasia; tersebut disajikan dalam bentuk data anomaly gayaberat, anomaly inii menunjukkan perbedaan nilai gayaberat pengamatan dengan nilai gayaberat teoritis. Anomali gaya berat tersebut berupa anomaly regional, bouguer dan sisa. Dalam eksplorasi mineral dan energy anomaly bouguer dan sisa banyak membantu mengungkapkan keberadaan struktur dalam maupun dangkal bawah permukaan daerah yang diselidiki. Data gayaberat yang digunakan dalam tulisan ini berasal dari data penyelidikan gayaberat didaerah Waesalit, kecamatan Wae Apo, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, yang dilakukan P.M.G.pada tahun 2007. Secara administratif daerah Waesalit terletak pada koordinat UTM antara 9608000 - 9620000 mU dan 257000 - 271000 mT, (gambar 1). Geologi daerah Waesalit yang disajikan berikut ini merupakan ringkasan dari hasil penyelidkan terpadu PMG tahun 2007. Geomorfologi daerah panas bumi Waesalit berasal dari kegiatan tektonik dan proses erosi, yang membentuk perbukitan memanjang dan mengelompok dengan ketinggian berkisar antara 100 m - 512 m dpl. Berdasarkan topografi dan batuan penyusun maka satuan geomorfologi di daerah ini dikelompokkan, (gambar 2). TATAAN GEOLOGI Fisigrafi dan Geomorfologi Penafsiran kualitatif anomali gaya berat regional dan sisa memperlihatkan gambaran sebaran struktur geologi bawah permukaan di daerah panas bumi Waesali yang terdiri dari batuan malihan, sedimen, ubahan, terobosan tubuh vulkanik tak tersingkap dan atau batuan terobosan, zona terban dan sesar yang berarah NW - SE dan NE - SW. Hasil dari penafsiran kuantitatif yang berupa pemodelan gayaberat didapatkan suatu penegasan tentang keberadaan struktur bawah permukaan seperti tersebut diatas. Struktur-struktur tersebut diperkirakan sebagai struktur perangkap keberadaan sistim panas bumi didaerah Waesalit. Batuan terobosan dan tubuh volkanik tak tersingkap diperkirakan sebagai sumber panas, sementara batuan malihan kemungkinan bertindak sebagai reservoir, sedangkan batuan ubahan berfungsi sebagai lapisan penudung.Keberadaan sesar yang berarah NW - SE diperkirakan mengontrol kenampakan mata air panas Waesalit dan Waemetar kepermukaan. Kata kunci: gayaberat, anomali sisa-regional, malihan, batuan terobosan, tubuh volkanik tak tersingkap, Waesalit, Waemetar STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANAS BUMI WAESALIT BERDASARKAN ANALISA DATA GAYABERAT Oleh: Alanda Idral Perekayasa Madya Kelompok Program Penelitian D Bawah Permukaan Pusat Sumber aya Geologi Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 1 - 2010 1 SARI Qualitatif interpreting of regional and residual gravity anomaly show an illustration of subsurface geological structures of Waesalit geothermal field, that consists of metamorphic, sedimentary, altered rocks,an intrusive and or a cancealed volcanic body, a depression zone and NW-SE and NE-SW trending faults, The result of quantitative gravity modelling confirms the existency of those subsurface structure as mention above. Those struktures are considered to be the structural traps of Waesalit geothermal system, in which a cancealed volcanic body and or intrusive rocks are interpreted as the heat source, and metamorphic rocks act as a reservoir zone, whilst the altered rocks are representing a clay cap. The present hot water to the surface is controlled by NW-SE and NE-SW trending faults. Keywords: gravity, regional and residual anomaly, metamorphic, intrusive rokcs,cancealed volcanic body, Waesalit, waemetar ABSTRACT PENDAHULUAN MAKALAH ILMIAH

Transcript of STRUKTURGEOLOGIBAWAHPERMUKAANDAERAHPANASBUMIWAESALIT ...psdg.geologi.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul...

Informasi spasial gaya berat dalameksplorasi mineral dan energy banyak digunakandalam menafsirkan struktur geologi, baikdipermukaan maupun bawah permukan, danbatuan penyusun kerak bumi. Secara sederhanainformasi spasia; tersebut disajikan dalambentukdata anomaly gayaberat, anomaly iniimenunjukkan perbedaan nilai gayaberatpengamatan dengan nilai gayaberat teoritis.Anomali gaya berat tersebut berupa anomalyregional, bouguer dan sisa. Dalam eksplorasimineral dan energy anomaly bouguer dan sisabanyak membantu mengungkapkan keberadaanstruktur dalam maupun dangkal bawahpermukaandaerah yangdiselidiki.

Data gayaberat yang digunakan dalamtulisan ini berasal dari data penyelidikangayaberat didaerah Waesalit, kecamatan WaeApo, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, yangdilakukanP.M.G.pada tahun 2007.

Secara administratif daerah Waesalitterletak pada koordinat UTM antara 9608000 -9620000 mU dan 257000 - 271000 mT,(gambar 1).

Geologi daerah Waesalit yang disajikanberikut ini merupakan ringkasan dari hasilpenyelidkan terpaduPMG tahun2007.

Geomorfologi daerah panas bumi Waesalitberasal dari kegiatan tektonik dan proses erosi,yang membentuk perbukitan memanjang danmengelompok dengan ketinggian berkisar antara100m - 512mdpl.

Berdasarkan topografi dan batuanpenyusun maka satuan geomorfologi di daerahini dikelompokkan, (gambar 2).

TATAANGEOLOGI

Fisigrafi danGeomorfologi

Penafsiran kualitatif anomali gaya berat regional dan sisa memperlihatkan gambaran sebaran strukturgeologi bawah permukaan di daerah panas bumi Waesali yang terdiri dari batuan malihan, sedimen,ubahan, terobosan tubuh vulkanik tak tersingkap dan atau batuan terobosan, zona terban dan sesar yangberarah NW - SE dan NE - SW. Hasil dari penafsiran kuantitatif yang berupa pemodelan gayaberatdidapatkan suatu penegasan tentang keberadaan struktur bawah permukaan seperti tersebut diatas.Struktur-struktur tersebut diperkirakan sebagai struktur perangkap keberadaan sistim panas bumididaerah Waesalit. Batuan terobosan dan tubuh volkanik tak tersingkap diperkirakan sebagai sumberpanas, sementara batuan malihan kemungkinan bertindak sebagai reservoir, sedangkan batuan ubahanberfungsi sebagai lapisan penudung.Keberadaan sesar yang berarah NW - SE diperkirakan mengontrolkenampakanmata air panasWaesalit danWaemetar kepermukaan.Kata kunci: gayaberat, anomali sisa-regional, malihan, batuan terobosan, tubuh volkanik taktersingkap,Waesalit,Waemetar

STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANAS BUMI WAESALITBERDASARKAN ANALISA DATA GAYABERAT

Oleh:

Alanda IdralPerekayasa Madya

Kelompok Program PenelitianD

Bawah PermukaanPusat Sumber aya Geologi

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 1 - 2010 1

SARI

Qualitatif interpreting of regional and residual gravity anomaly show an illustration of subsurfacegeological structures of Waesalit geothermal field, that consists of metamorphic, sedimentary, alteredrocks,an intrusive and or a cancealed volcanic body, a depression zone and NW-SE and NE-SWtrending faults, The result of quantitative gravity modelling confirms the existency of those subsurfacestructure as mention above. Those struktures are considered to be the structural traps of Waesalitgeothermal system, in which a cancealed volcanic body and or intrusive rocks are interpreted as the heatsource, and metamorphic rocks act as a reservoir zone, whilst the altered rocks are representing a claycap. The present hotwater to the surface is controlled byNW-SEandNE-SW trending faults.Keywords: gravity, regional and residual anomaly, metamorphic, intrusive rokcs,cancealed volcanic body,Waesalit, waemetar

ABSTRACT

PENDAHULUAN

MAKALAH ILMIAH

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 1 - 20102

MAKALAH ILMIAH

L A U T S E R A M

L A U T B A N D A

U

Lokasi Waesalit

Gambar 1: Lokasi daerah panasbumi Waesalit

Gambar 2: Geomorfologi daerah panasbumi Waesalit (Sumber PMG-2007)

MAKALAH ILMIAH

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 1 - 2010 3

1) Satuan pedataran, disusun oleh batuanlempung, pasir dan konglomerat lepaslepas, sedangkan pola aliran berbentukmenganyam. Lahan ini dimanfaatkan untukpertanian/ persawahandanpemukiman.

2) Satuan perbukitan bergelombang, dengankemiringan lereng antara 3° - 8°, batuanpenyusun terdiri dari konglomerat batupasirdan batulempung. Pola aliran berbentuksub-paralel pada sungai sungai musimanSebagian besar lahan digunakan untukperkebunan kayu pu t ih , meran t i ,persawahan dan pemukiman. Sebagianberupa rawa dan lahan kosong.

3) Satuan perbuki tan curam, dengankemiringan lereng antara 10° - 30°, batuanpenyusun terdiri dari malihan (filit, skiss,kuarsit dan arkosa), dengan pola aliranberupa sub-paralel. Pada umumnya daerahini dimanfaatkan oleh masarakat setempatsebagai lahan perkebunan kayu putihdisamping coklat, jati, meranti danpemukiman.

Stratigrafi daerah Wesalit dan sekitarnya(gambar.3) disusun oleh batuan yang berumurPerm sampai Quarter, yang terdiri dari : batuanmalihan; batu lempung, batuan undak sungaidan alluvium.

Stratigrafi

a) Satuan batuan malihan (Pmm)Satuan ini di dominasi oleh batuan filit-skiss, disamping batu sabak, batu tanduk(hornfels), kuarsit dan arkosa. Foliasibatuanmalihan ini umumnyai berarah tidakberaturan. Kegiatan tektonik di daerah inidicirikan oleh belahan mikrofold dengankekar kekar kompresi dan offset litologi.Hasil pentarikkan umur (fission track) padabatuan kuarsit menunjukkan umur PermianAkhir (265MA).

b) SatuanBatulempung (Kpll)Satuan ini merupakan perselingan antarabatulempung (tebal 20 - 150 cm) danbatupasir kasar, berarah baratlaut-tenggaradengan kemiringan 10° - 15°. Batu lempungberstruktur sedimen paralel laminasi.Batupasir kasar berbutir sedang kerikil,terpilah buruk, terlihat struktur gradedbedding. Tebal dari batupasir antara 30 - 50cm. Berdasarkan kesebandingan regionalumur dari satuan ini adalah Kuarter Awal(Plistosen).

c) SatuanUndakSungai (Kpul)Satuan ini dengan ketebalan > 20 mdidominasi oleh batuan sedimen rombakanberupa konglomerat yang berasal daribatuan malihan. Berbutir kerikil kerakal,dengan matrik pasir kasar. Lingkunganpengendapannya adalah sedimen darat.

Gambar 3 : Peta Geologi daerah Waesalit (Sumber PMG-2007)

Satuan ini menindih dengan selaras satuanbatulempung dan diperkirakan berumurKuarterAwal (Plistosen).

d) SatuanAlluvium (Qal)Satuan ini disusunoleh lempung, pasir,boulder batuan malihan yang lepas-lepasyang berada di pinggir sungai. Satuan inioleh penduduk setempat dimanfaatkansebagai lahan persawahan.

Batuan ubahan tersebar disekitar SungaiWaekedang berupa kaolinite, halloysite, dickite,illite dan alunite. Keberadaan illite menunjukantemperatur pembentukan antara 240 - 300°Cyang menunjukan tipe hidrotermal pada zonaphyllic. Sedangkan adanya mineral alunitmenunjukan tipe hidrotermal pada zona advanceargilic, mineral alunit biasanya berasosiasidengan tipe air panas asamdengan sulfida tinggi.Sedangkanmineral kaoline, halloysite dan dickitemenunjukan temperatur pembentukan yang lebihrendah dan biasanya termasuk pada zonahidrotermal argilik.

Pola umum tektonik yang terbentuk didaerah Waesalit tersusun oleh sesar sesardengan jenis oblik dengan arah barat lauttenggara dan baratdaya - timurlaut, sesar-sesartersebut adalah sesar Waesalit, Sesar WaetinaSesar Resun, Sesar Waekedang, Sesar NormalDebu, dan KomplekSesarWaemetar ( 4 sesar).a) Sesar Waetina berarah TL - BD, merupakansesar mendatar menganan Dicirikan olehkelurusan topografi dan tebing sertalongsoran.

b) Sesar Waesalit, sesar tua menurunmenganan berarah hampir TL - BD dicirikandengan adanya zona hancuran, longsorandan cermin sesar

c) Komplek Sesar Waemetar mempunyai arahbarat laut tenggara, baratdaya timurlaut danhampir barat timur.

d) Sesar Resun berarah hampir TL - BD, ditarikberdasarkan kelokan sungai yang tajamserta kelurusan topografi.

e) Sesar Waekedang, berarah baratlauttenggara berjenis menurun mengiri Sesarini didasarkan oleh kelurusan manifestasimata air panas, kelurusan sungai dan zonahancuran di sepanjang dinding sungai.

f) Sesar Debu berarah hampir baratlauttenggara, berjenis sesar normal blok bagiantimur laut merupakan hanging wall. Sesar inididasarkan atas kelurusan topografi danmunculnya rawa di sepanjang perjalanan kedusunDebu.

BatuanUbahan

StrukturGeologi

MANIFESTASI PANASBUMI

METODAPENELITIAN

REDUKSIDANPENGOLAHANDATA

Manifestasi panas bumi di daerah Waesalitterdapat berupamata air panas, fumarol, ubahandan tanah panas dengan hembusan uap yangmuncul di beberapa lokasi yang tersebar disepanjang pinggir Sungai Waekedang, dan dipinggir Sungaii Waemetar, (gambar 4). Selain itujuga terdapat endapan belerang disekitar mataair panas Waesalit disepanjang S. Waekedang,yang membentang pada lereng perbukitan yangmembujur dari arah timur laut ke baratdaya.

Penyelidikan gayaberat mempergunakanmetoda sistim polygon tertutup (BS-A-B-C- BS),yakni pengukuran dimulai di titik awal (BS)dilanjutkan ketitik lainnya dan di akhiri dititik awal(BS).

Data gayaberat terikat terhadap StasiunDasar Gayaberat Regional Indonesia (Adkinsdkk, 1978) dan terikat pula pada Jaringan BakuGayaberat Internasional, 1971. Koreksi lintangdihitung berdasarkan acuan geodesi 1967 dank o r e k s i B o u g u e r d i h i t u n g d e n g a nmempergunakan rapat masa 2,67 gram/cm3yang didapat dari harga rata densitas dari hargaperhitungan teoritis dan analisa laboratorium.Harga rapat masa teoritis dihtung denganmenggunakanmetodaParasnis (1979)

Titik amat gaya berat berjumlah 190 titik,yang tersebar pada 7 lintasan ukur denganpanjang lintasan 5 6 km, sedangkan intervallintasan 0.5 - 1 km dan jarak titik amat 250 padalintasan kisi dan 250-500 pada lintasan acak.

Salah satu kelemahan metoda gayaberatadalah hasil penafsirannya mempunyai derajatketidak pastian (ambiguity) yang cukup tinggi,maka untuk mengontrolnya digunakan datageologi dan geofis ika lainnya sepertigeomagnetik.

Peralatan yang digunakan berupagravitimeter La Coste & Romberg D-114 danpengukuran ketinggian dillakukan denganmempergunakan theodolite Wild TO buatanSwitzerland, kemudian harga ketinggiandiikatkan dengan titik triangulasi

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnyapengukuran gayaberat dilakukan dengan sistimpoligon tertutup, maka dengan sistim ini koreksiapungan (drift) dan koreksi salah lingkup(misclosure) dapat dhitung

Reduksi gayaberat meliputi konversi nilaiskala alat ke nilai satuan gayaberat hinggapenerapan koreksi gayaberat seperti : koreksipasang surut (tide), koreksi apungan alat, efek

.

-

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 1 - 20104

MAKALAH ILMIAH

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 1 - 2010 5

Gambar 4 : Manifestasi panasbumi dan batuan ubahan (Sumber PMG-2007)

MAKALAH ILMIAH

bouguer, koreksi udara bebas (free air), koreksimedan topografi (terrain), serta koreksikesalahan lingkup.

Dari data lapangan yang telah direduksiberdasarkan koreksi tersebut diatas, diperolehnilai anomali gayaberat Bouguer untuk setiap titikamat, selanjutnya nilai tersebut diplot pada petasesuai dengan nomor titik amat yang dilajutkandengan pengkonturan. Anomali Bouguermerupakan gabungan medan gayaberat yangdisebabkan oleh pengaruh gabungan strukturdangkal dan dalam sehingga kadang-kadanganomali ini menyamarkan tubuh masa batuan

lokal, yang justru menarik untuk di ketahui,terutama dalam eksplorasi mineral dan energi(panas bumi). Untuk menghindari hal tersebutdilakukan pemisahan data Bouguer denganmetode analisis permukaan polynomial (TrendSurface). Analisis Trend Surface biasanya akanmenghasilkan anomali perpanjangan gelombangpendek bila dilakukan pada orde tinggi dankonsekwensinya adalah terlalu banyak informasistruktur dangkal yang diperoleh, oleh sebab ituuntuk membatasinya cukup dengan orde rendahsaja yaitu orde-2.

PEMBAHASAN

AnalisaKualitatif

AnomaliGayaberatRegional

Pengolahan data gayaberat menghasilkananomali bouguer, regional dan sisa, dan masing-masing anomali tersebut memberikan gambaranstruktur bawah permukaan secara sendiri-sendirisesuai dengan karakteristik masing-masinganomali tersebut,

Penafsiran anomali gayaberat dilakukansecara kualitatif dan kuantitatif. Dalam makalahini penafsiran kualitatif hanya dilakukan padaanomali gayaberat regional dan sisa, sedangkananalisa kuantitatif dilakukan hanya pada anomaligayaberat sisa dengan tujuan untuk mengetahuistruktur dangkal yang berkaitan dengan aspekkepanas bumian (lapisan penutup, zona reservoirdan sumber panas).

Seperti telah disebutkan diatas penafsiran secarakualitatif hanya dilakukan pada anomaligayaberat regional dan anomali sisa, hal inidilakukan untuk mengatahui keberadaan strukturdalam dan dangkal yang berkaitan dengan sistimpanas bumi di daerahWaesalit.

Sebaran anomali gayaberat regionaldengan jelas memperlihatkan pemisahananomali rendah, dengan nilai (53 - 47 mgal)anomali sedang dengan nilai (53 - 58 mgal) dan

anomali tinggi dengan nilai (58 - 62 mgal).Anomali rendah terdapat diutara dan meninggikearah selatan, (gambar-5).

Daerah dengan nilai anomali rendah (53 - 47mgal) diperkirakan merefleksikan adanya batuansedimen (satuan batuan lempung dan satuanbatuan malihan) terlapukan atau terubahkandikedalaman hal ini terlihat dari pola anomalinyayang lurus-lurus memperlihatkan gambaranstruktur dalamdari batuan sedimen.

Daerah anomali regional sedang (53 - 58mgal) diperkirakan diduduki oleh batuan sedimendan. satuan batuan malihan (pilit, sekis, kuarsityang berumur tua (Pra Tersier) yang merupakanbasemen.

Kemudian anomali regional tinggi (58 - 62mgal) menempati bagian selatan daerahWaesalit danmerefleksikan adanya batuan yangmempunyai densitas tinggi, yang diperkirakanmerupakan batuan intrusi vulkanik? ataupunplutonik yang tidak tersingkap kepermukaan. .

Anomali regional memperlihatkan polaliniasi yang berarah barat timur, akan tetapi tidakmemperlihatkan adanya indikasi keberadaansuatu struktur (sesar dan intrusi) dalam.

Sebaran anoma l i gayabera t s isadikelompokkanmenjadi anomali sisa rendah (> -0.5 mgal), anomali sisa sedang (- 0.5 sampai 2

AnomaliGayaberatSisa

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 1 - 20106

MAKALAH ILMIAH

Gambar 5: Peta anomali regional daerah panasbumi Waesalit (Edi S. dan A.Idral-2007)

mgal), dan anomali sisa tinggi ( > 2 m.gal),gambar-6.

Anomali sisa rendah terlihat disebelahbarat baratlaut, dan di bagian tengah timur daridaerah penyelidikan. Anomali sisa rendah dibarat baratlaut ini diperkirakan berkaitan batuanmalihan yang lapuk dan terubahkan sepertiterlihat disepanjang sungai Waekedang.Keberadaan zona ubahan ini juga terlihat darihasil analisa data geomagnit didaerah ini (Edi S.dan Idral-PMG 2007). Sedangkan anomali sisarendah di bagian tengah dan timur daerahprospek yang berbentuk lensa diperkirakanberhubungan dengan zona depresi yangditempati oleh batuan sedimen yang lapukataupun terubahkan,

Anomali sisa sedang tampak di timur danbarat daerah telitian. Anomali sisa sedang dibarat ditafsirkan juga berhubungan denganbatuan malihan yang lapuk dan terubahkansebagian seperti pada zona anomali sisa rendah.Anomali sisa sedang di timur yang berarahtimurlaut-baratdaya diperkirakan berasosiasidengan zona depresi/terban yang dibatasi olehdua buah sesar dengan arah yang sama, danditempati oleh batuan sedimen.

Zona anomali sisa tinggi didaerah Wesalitterlihat berbentuk lensa-lensa kecil, yangpertama terlihat disekitar mata air panas Wesalit,dan Waemetar, yang kedua di utara mata airpanas Waemetar dan yang ketiga di utara timurlaut daerah telitian, Yang menarik dari zonaanomali tinggi ini adalah apakah zona anomalitinggi ini ditimbulkan oleh blok batuan (intrusi)

dengan densitas yang relatif lebih tinggi dari padabatuan sekitarnya (batuan malihan) yakni tubuhbatuan vulkanik dan atau tubuh intrusi yangbelum muncul ke permukaan yang umurnyarelatif lebih muda dari batuan sekitarnya. Darikenampakan dipermukaan anomal sisa tinggi inididuduki oleh batuan malihan (pilit, sekis dankuarsit) yang tersebar di hampir semua daerahpenyelidikan, sedangkan dipermukaan tidakterlihat adanya batuan intrusi atau dike/sill.Akantetapi dengan terdapatnya endapan sulfur/belerang dsekitar mata air panas Waesalit,penulis cenderung menafsirkan anomali sisatinggi disekitar mata air panas Wesalit berkaitandengan adanya tubuh vulkanik?? yang tidaktersingkap kepermukaan. Keberadaan tubuhbatuan yang tidak tersingkap ini juga tampak ataudidukung dengan perobahan pola liniasi konturtopografi disekitar mata air panas Waesalit, yangumumnya berarah barat laut tenggara berobahmenjadi timurlaut-baratdaya. Sedangkan zonaanomali tinggi disekitar mata air panasWaemetardan diutaranya ditafsirkan berhubungan denganbatuan intrusi. Adapun zona anomali tinggi diutara timur tidak dapat ditafsirkan karenakurangnya data.

Pola liniasi anomali sisa didaerah ini terlihatberarah timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara, adanya perobahan pola kelurusan inimengindikasikan adanya struktur sesar yangberarah sama dengan pola kelurusan anomalisisa tersebut, dengan demikian hal ini berkorelasidengan keberadaan struktur sesar dilapangan.

Gambar 6: Peta anomali sisa daerah panasbumi Waesalit (Edi S. dan. A.Idral-2007)

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 1 - 2010 7

MAKALAH ILMIAH

AnalisaKuantitatifDalam penafsiran kuantitatif ini, semua

data-data geologi seperti jenis batuan, ubahan,struktur dan anomali geomagnetik digunakansebagai kontrol pemodelan. Penafsirankuantitatif dilakukan pada penampang A-B yangmelintasi mata air panasWaesalit dan Waemetar(gambar-7) denganmenggunakan programGeo-Model (Cooper, 2002). Penampang A-Bmempunyai panjang 8 km dengan arahpenampang barat-timur, hal ini dilakukan karenadari penampakan pola anomali sisa,yangdidukung dengan data geologi dan geomagnetik,struktur yang berkembang didaerah ini berarahbaratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya.Dalam pemodelan ini batuanmalihan (sekis, pilitdan kuarsit) dengan densitas 2,47 gram/cm3dipakai sebagai batuan dasar. Pada penampangini anomali rendah dengan nilai - 0.45 sampai > -1 mgal tampak di dibagian barat, tengah dantimur penampang AB, kemudian nilai anomalimencapai puncaknya disekitar mata air panasWaesalit dan Waemetar masing-masing dengannilai 1.7 > 2m.gal.

Anomali rendah di bagian barat iniditafsirkan berhubungan dengan batuan malihanyang terubahkan dengan densiti kontras - 0,100sampai - 0,915. Anomali rendah ini didukungdengan adanya batuan ubahan sebagaimanaterlihat dipermukaan dan dengan nilai anomaligeomagnetik rendah didaerah tersebut (Edi danA. Idral 2007). Kemudian, anomali rendahdibagian tengah diperkirakan disebabkan oleh

batuan malihan yang lapuk dan atau terubahkansebagian yang cenderung menipis kearah timur.Densiti kontras batuan daerah ini berkisar antara0 sampai 0.276 gram/cm3. Selanjutnya anomalisisa rendah di bagian timur dengan densitikontras 0 sampai 0.078 gram/cm3, ditafsirkanberkaitan dengan batuan sedimen dan aluviumsungai. Anomali sisa tinggi disekitar mata airpanas Waesalit ditafsirkan akibat adanya batuanintrusi dari tubuh vulkanik yang tidak tersingkapdipermukaan dengan densiti kontras +0.819gram/cm3, hal ini didukung dengan adanyaendapan belerang disekitar mata air panastersebut dan juga didukung dengan perobahanpola liniasi topografi seperti telah dijelaskansebelumnya. Sedangkan anomali sisa tinggidisekitar mata air panas Waemetar dengandensiti kontras +0.581 gram/cm3 diperkirakanberkaitan dengan batuan intrusi yang tidaktersingkap kepermukaan.

Seperti halnya pada peta anomali sisa,penampang (AB) memperjelas keberadaanstruktur sesar yang berarah timurlaut-baratdayadan baratlaut-tenggara, serta struktur terban ataucekungan dengan arah timurlaut-baratdaya.Zona terban ini dibatasi oleh dua buah sesardengan arah yang sama. Keberadaan struktur-struktur tersbut juga didukung oleh data geologidan geomagnetik yang juga menyebutkankeberadaa zona depresi dan struktur sesar yangberarah baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya, ( Edi danA. Idral - 2007)

Gambar 7: Penampang geofisika well logging (Adang, M. 2001)

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 1 - 20108

MAKALAH ILMIAH

MAKALAH ILMIAH

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 1 - 2010 9

SIMPULANDANSARAN

Simpulan

Hasil analisa kualitatif dan kuantitatifanomali gayaberat regional dan sisamenunjukanadanya :Struktur sesar yang berarah timurlaut-baratdayadan baratlaut - tenggara, yang diperkirakanmengontrol kenampakan manifestasi panasbumiWaesalit danWaemetar kepermukaan.Zona terban di timur daerah manifestasi berarahtimurlaut-baratdaya dengan ketebalan >300m.Dua tubuh batuan intrusi yang tidak tersingkapkepermukaan dibawah mata air panas Waesalitdan Waemetar. Yang pertama (Waesalit)diperkirakan berupa tubuh batuan vulkanik??yang tidak tersingkap dipermukaan dengandensitas 3.3 gram/cm3, yang kedua (Waemetar)batuan intrusi dengandensitas 3.05 gram/cm3.

Dari kedua nilai densitas tersebut diperkirakanbatuan intrusi tersebut berjenis batuan Basaltatau Gabro yang mempunya rentang densitasantara 2.7 - 3.3 gram/cm3 (John Milsom 1989).Kedua tubuh intrusi tersebut diperkirakanmerupakan sumber panas untuk sistim panasbumi didaerah ini.Kedalaman tubuh batuan intrusi tersebutdiperkirakan berkisar antara 800 - 1000 m,sedangkan lapisan penudung mencapaikedalaman >1000mdarimuka tanah setempat.

Untukmengetahui kebenaran penasiran tersebutdisarankan unutk dilakukan penyelidikanmagnetotelurik dan bila memberikan hasil yangbaik kemudian dilanjutkan denganpemboran uji.

Saran

Adkin J. dkk;1978.ARegional Gravity BaseStationNetwork for Indonesia, Publikasi Teknik Seri GeofisikaNo.6, Dit.Geologi Bandung.

Alanda Idral, 2007. Current Issues of Geothermal manifestation in Songa-Bacan Island, Province. ofNorthMaluku Indonesia. Proceeding Joint Convent. Bali 2007'.

Alanda Idral, dkk., 2004. Penyelidikan Terpadu Geologi Geokimia dan Geofisika Daerah Panas BumiParangtritis, DI.Yogyakarta, Jateng; Kumpulan Makalah Hasil Kegiatan lapangan DIM.Th2003,p.

Alanda Idral,dkk., 2005. Penyelidikan Terpadu Geologi Geokimia dan Geofisika Daerah Panas BumiBkt.Kili-Solok, Sumbar. Potensi, Pemanfaatan dan Kendalanya; Kumpulan Makalah HasilKegiatan lapanganDIM;Th.2004, hal.40-1 40-9.

Edi, S. danA.Idral; 2007. PenyelidikanGayaberat danGeomagnit DidaerahWaesalit, Kab.Buru, PropinsiMaluku Proceeding, Pemaparan Hasil Kegiatan Lapangan dan Non lapangan Tahun 2006;PMG (2007).

JohnMilson, 1989. FieldGeophysics.Geological Society of LondonKusnawan,dkk; 1992. Peruntukan Lahan Usaha Pertambangan Dalam Tata Ruang Wilayah Di

KabupatenMalukuParasnis, D.S;1979. Principles ofApliedGeophysics,p.59-97.CapmanandHall.P.M.G., 2007. Hasil Penyelidikan Terpadu Daerah Panas Bumi Waesalit-P.Buru, Propinsi Maluku, (Tidak

diterbitkan).Supramono 1974. Inventarisasi kenampakan Gejala Panas Bumi di Daerah Maluku Utara (P. Makian, P.

Tidore, P.Halmahera), Daerah Gorontalo dan Kepulauan Sangihe Talaut (Sulawesi Utara). Dit.Geologi Bandung.

S.Tjokrosapoetro,dkk., (1993) Tim Geologi regional/ Geologi bersistim P3G telah melakukan pemetaan“Geologi Regional LembarBuru,Maluku, skala 1: 250.000

Telford,W.M. et al, 1982.AppliedGeophysics. CambridgeUniversity Press. Cambridge.

ACUAN