PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2
Transcript of PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2
LEMBAR PENGESAHAN
GAMBARAN KEADAAN RUMAH MASYARAKAT DI DESA
GEDUNG CAHYA KUNINGAN KEC BENGKUNAT KAB
LAMPUNG BARAT LAMPUNG BERDASARKAN
KRITERIA RUMAH SEHAT DINAS KESEHATAN
PENYUSUN
1 Novia Purnama Febriany AM 20003
2 Novie Salsabila AM 20004
3 Muhammad Reza Pratama AM 20007
4 David Rudianto Salim AM 20012
5 Andre AM 20024
6 Zahra hamidah AM 20026
7 Nabhan Komara AM 20031
Tanggal Pengesahan
Pukul
Disetujui oleh
Penguji Utama
__________________
Mentor Perjalanan I
Hantonius
AMP 1806015 SS
Mentor Perjalanan II
Erma Arnika
AMP 1908004 GA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Awal Penelitian
Gambaran Keadaan Rumah Masyarakat di Desa Gedung Cahya Kuningan
Kecamatan Bengkunat Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung berdasarkan
Kriteria Rumah Sehat Dinas Kesehatan ini
Dalam penyusunan laporan ini kami telah mendapat bantuan dari berbagai
pihak Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
1 Dewan Pengurus XVIII AMP atas kesempatan dan izin yang telah diberikan
2 Hantonius dan Erma Arnika atas bimbingan dan kesediaannya menjadi mentor
kami
3 Saudara kami AM XX AMP atas kerja sama dan dukungannya
4 Keluarga yang selalu mendoakan kami
5 Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada kami
Akhir kata tiada gading yang tak retak demikian pula dengan laporan awal
perjalanan ini yang kami rasa masih jauh dari sempurna Dengan hati terbuka kami
menerima saran dan kritik membangun yang dapat membuat laporan ini menjadi
lebih baik lagi Semoga laporan ini bisa diterima dan berguna bagi seluruh pihak yang
memerlukannya
Bandung April 2011
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHANi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN1
11 Latar belakang masalah1
12 Identifikasi masalah2
13 Kerangka pemikiran3
14 Maksud dan tujuan penelitian3
15 Kegunaan penelitian3
16 Lokasi dan waktu penelitian4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA5
21 Rumah Sehat5
BAB III METODE PENELITIAN30
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel30
32 Lokasi dan Waktu Penelitian30
33 Metode Penelitian30
34 Pengumpulan Data31
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian31
36 Penyajian Data31
DAFTAR PUSTAKA32
LAMPIRAN33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar belakang masalah
Penyakit tertinggi yang diderita oleh masyarakat Lampung Barat adalah ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut)(Profil Kesehatan Propinsi Lampung 2007) ISPA
adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak baik di negara
berkembang maupun di negara maju dan banyak dari mereka perlu masuk rumah
sakit karena penyakitnya cukup gawat Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada
masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai padamasa dewasa
dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive
Pulmonary Disease
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan
kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang
terjadi Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya 40
-60 dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA Dari seluruh kematian
yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 -30 Kematian yang terbesar
umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan
Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi
Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam
keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi 1
1
Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984
dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya
pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA5
Sanitasi rumah merupakan salah satu faktor determinan terhadap kejadian
infeksi saluran pernafasan akut pada anak Balita6
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum7 yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Berdasarkan dua teori di atas yaitu teori Blum dan hasil penelitian Triska SN
amp Lilis S dapat disimpulkan bahwa sanitasi rumah merupakan faktor penentu dalam
peningkatan angka kejadian ISPA Penting untuk memiliki rumah yang sehat sebagai
salah satu cara pencegahan ISPA
12 Identifikasi masalah
Bagaimana keadaan rumah-rumah penduduk di desa Pasar Krui Kecamatan
Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
2
13 Kerangka pemikiran
14 Maksud dan tujuan penelitian
Untuk mengetahui sanitasi perumahan di desa Pasar Krui Kecamatan Pesisir
Tengah
15 Kegunaan penelitian
a Bagi AMP
Menambah database tentang penelitian kesehatan di Indonesia
3
b Bagi peneliti
Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah
sehat
c Bagi masyarakat
Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai
kriteria rumah sehat
16 Lokasi dan waktu penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Rumah Sehat
211 Pengertian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health
Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental
maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan
kelemahan (kecacatan)rdquo
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat
sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-
akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap
beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam
berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa
daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian
5
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit
berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi
dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas
intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin
besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air
bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat
pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan
sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang
tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat
kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal
lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah
pola hidup bersih dan sehat
Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom
yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat
kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor
yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang
sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit
menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa
demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas
sumber daya manusia
6
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya
sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang
harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif
212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat
Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat
ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa
teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian
bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu
Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta
kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan
Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai
jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
7
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan
diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai
berikut
1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31
2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25
3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut
1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor
2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor
213 Kriteria Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah
juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit
menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)
8
1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni
2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga
bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan
cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari
pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran
(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan
dengan hal tersebut antara lain
a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas
d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari
4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan
ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu
9
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut
A Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka
akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan
kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)
Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah
minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai
ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas
lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan
Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah
bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA
Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk
10
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Awal Penelitian
Gambaran Keadaan Rumah Masyarakat di Desa Gedung Cahya Kuningan
Kecamatan Bengkunat Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung berdasarkan
Kriteria Rumah Sehat Dinas Kesehatan ini
Dalam penyusunan laporan ini kami telah mendapat bantuan dari berbagai
pihak Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
1 Dewan Pengurus XVIII AMP atas kesempatan dan izin yang telah diberikan
2 Hantonius dan Erma Arnika atas bimbingan dan kesediaannya menjadi mentor
kami
3 Saudara kami AM XX AMP atas kerja sama dan dukungannya
4 Keluarga yang selalu mendoakan kami
5 Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada kami
Akhir kata tiada gading yang tak retak demikian pula dengan laporan awal
perjalanan ini yang kami rasa masih jauh dari sempurna Dengan hati terbuka kami
menerima saran dan kritik membangun yang dapat membuat laporan ini menjadi
lebih baik lagi Semoga laporan ini bisa diterima dan berguna bagi seluruh pihak yang
memerlukannya
Bandung April 2011
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHANi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN1
11 Latar belakang masalah1
12 Identifikasi masalah2
13 Kerangka pemikiran3
14 Maksud dan tujuan penelitian3
15 Kegunaan penelitian3
16 Lokasi dan waktu penelitian4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA5
21 Rumah Sehat5
BAB III METODE PENELITIAN30
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel30
32 Lokasi dan Waktu Penelitian30
33 Metode Penelitian30
34 Pengumpulan Data31
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian31
36 Penyajian Data31
DAFTAR PUSTAKA32
LAMPIRAN33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar belakang masalah
Penyakit tertinggi yang diderita oleh masyarakat Lampung Barat adalah ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut)(Profil Kesehatan Propinsi Lampung 2007) ISPA
adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak baik di negara
berkembang maupun di negara maju dan banyak dari mereka perlu masuk rumah
sakit karena penyakitnya cukup gawat Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada
masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai padamasa dewasa
dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive
Pulmonary Disease
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan
kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang
terjadi Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya 40
-60 dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA Dari seluruh kematian
yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 -30 Kematian yang terbesar
umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan
Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi
Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam
keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi 1
1
Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984
dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya
pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA5
Sanitasi rumah merupakan salah satu faktor determinan terhadap kejadian
infeksi saluran pernafasan akut pada anak Balita6
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum7 yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Berdasarkan dua teori di atas yaitu teori Blum dan hasil penelitian Triska SN
amp Lilis S dapat disimpulkan bahwa sanitasi rumah merupakan faktor penentu dalam
peningkatan angka kejadian ISPA Penting untuk memiliki rumah yang sehat sebagai
salah satu cara pencegahan ISPA
12 Identifikasi masalah
Bagaimana keadaan rumah-rumah penduduk di desa Pasar Krui Kecamatan
Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
2
13 Kerangka pemikiran
14 Maksud dan tujuan penelitian
Untuk mengetahui sanitasi perumahan di desa Pasar Krui Kecamatan Pesisir
Tengah
15 Kegunaan penelitian
a Bagi AMP
Menambah database tentang penelitian kesehatan di Indonesia
3
b Bagi peneliti
Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah
sehat
c Bagi masyarakat
Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai
kriteria rumah sehat
16 Lokasi dan waktu penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Rumah Sehat
211 Pengertian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health
Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental
maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan
kelemahan (kecacatan)rdquo
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat
sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-
akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap
beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam
berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa
daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian
5
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit
berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi
dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas
intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin
besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air
bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat
pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan
sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang
tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat
kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal
lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah
pola hidup bersih dan sehat
Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom
yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat
kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor
yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang
sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit
menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa
demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas
sumber daya manusia
6
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya
sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang
harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif
212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat
Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat
ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa
teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian
bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu
Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta
kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan
Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai
jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
7
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan
diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai
berikut
1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31
2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25
3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut
1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor
2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor
213 Kriteria Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah
juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit
menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)
8
1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni
2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga
bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan
cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari
pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran
(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan
dengan hal tersebut antara lain
a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas
d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari
4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan
ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu
9
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut
A Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka
akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan
kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)
Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah
minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai
ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas
lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan
Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah
bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA
Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk
10
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHANi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN1
11 Latar belakang masalah1
12 Identifikasi masalah2
13 Kerangka pemikiran3
14 Maksud dan tujuan penelitian3
15 Kegunaan penelitian3
16 Lokasi dan waktu penelitian4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA5
21 Rumah Sehat5
BAB III METODE PENELITIAN30
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel30
32 Lokasi dan Waktu Penelitian30
33 Metode Penelitian30
34 Pengumpulan Data31
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian31
36 Penyajian Data31
DAFTAR PUSTAKA32
LAMPIRAN33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar belakang masalah
Penyakit tertinggi yang diderita oleh masyarakat Lampung Barat adalah ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut)(Profil Kesehatan Propinsi Lampung 2007) ISPA
adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak baik di negara
berkembang maupun di negara maju dan banyak dari mereka perlu masuk rumah
sakit karena penyakitnya cukup gawat Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada
masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai padamasa dewasa
dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive
Pulmonary Disease
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan
kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang
terjadi Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya 40
-60 dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA Dari seluruh kematian
yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 -30 Kematian yang terbesar
umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan
Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi
Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam
keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi 1
1
Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984
dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya
pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA5
Sanitasi rumah merupakan salah satu faktor determinan terhadap kejadian
infeksi saluran pernafasan akut pada anak Balita6
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum7 yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Berdasarkan dua teori di atas yaitu teori Blum dan hasil penelitian Triska SN
amp Lilis S dapat disimpulkan bahwa sanitasi rumah merupakan faktor penentu dalam
peningkatan angka kejadian ISPA Penting untuk memiliki rumah yang sehat sebagai
salah satu cara pencegahan ISPA
12 Identifikasi masalah
Bagaimana keadaan rumah-rumah penduduk di desa Pasar Krui Kecamatan
Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
2
13 Kerangka pemikiran
14 Maksud dan tujuan penelitian
Untuk mengetahui sanitasi perumahan di desa Pasar Krui Kecamatan Pesisir
Tengah
15 Kegunaan penelitian
a Bagi AMP
Menambah database tentang penelitian kesehatan di Indonesia
3
b Bagi peneliti
Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah
sehat
c Bagi masyarakat
Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai
kriteria rumah sehat
16 Lokasi dan waktu penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Rumah Sehat
211 Pengertian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health
Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental
maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan
kelemahan (kecacatan)rdquo
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat
sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-
akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap
beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam
berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa
daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian
5
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit
berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi
dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas
intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin
besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air
bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat
pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan
sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang
tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat
kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal
lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah
pola hidup bersih dan sehat
Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom
yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat
kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor
yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang
sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit
menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa
demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas
sumber daya manusia
6
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya
sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang
harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif
212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat
Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat
ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa
teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian
bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu
Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta
kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan
Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai
jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
7
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan
diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai
berikut
1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31
2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25
3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut
1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor
2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor
213 Kriteria Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah
juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit
menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)
8
1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni
2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga
bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan
cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari
pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran
(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan
dengan hal tersebut antara lain
a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas
d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari
4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan
ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu
9
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut
A Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka
akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan
kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)
Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah
minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai
ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas
lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan
Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah
bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA
Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk
10
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar belakang masalah
Penyakit tertinggi yang diderita oleh masyarakat Lampung Barat adalah ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut)(Profil Kesehatan Propinsi Lampung 2007) ISPA
adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak baik di negara
berkembang maupun di negara maju dan banyak dari mereka perlu masuk rumah
sakit karena penyakitnya cukup gawat Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada
masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai padamasa dewasa
dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive
Pulmonary Disease
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan
kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang
terjadi Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya 40
-60 dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA Dari seluruh kematian
yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 -30 Kematian yang terbesar
umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan
Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi
Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam
keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi 1
1
Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984
dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya
pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA5
Sanitasi rumah merupakan salah satu faktor determinan terhadap kejadian
infeksi saluran pernafasan akut pada anak Balita6
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum7 yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Berdasarkan dua teori di atas yaitu teori Blum dan hasil penelitian Triska SN
amp Lilis S dapat disimpulkan bahwa sanitasi rumah merupakan faktor penentu dalam
peningkatan angka kejadian ISPA Penting untuk memiliki rumah yang sehat sebagai
salah satu cara pencegahan ISPA
12 Identifikasi masalah
Bagaimana keadaan rumah-rumah penduduk di desa Pasar Krui Kecamatan
Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
2
13 Kerangka pemikiran
14 Maksud dan tujuan penelitian
Untuk mengetahui sanitasi perumahan di desa Pasar Krui Kecamatan Pesisir
Tengah
15 Kegunaan penelitian
a Bagi AMP
Menambah database tentang penelitian kesehatan di Indonesia
3
b Bagi peneliti
Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah
sehat
c Bagi masyarakat
Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai
kriteria rumah sehat
16 Lokasi dan waktu penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Rumah Sehat
211 Pengertian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health
Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental
maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan
kelemahan (kecacatan)rdquo
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat
sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-
akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap
beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam
berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa
daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian
5
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit
berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi
dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas
intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin
besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air
bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat
pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan
sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang
tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat
kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal
lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah
pola hidup bersih dan sehat
Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom
yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat
kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor
yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang
sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit
menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa
demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas
sumber daya manusia
6
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya
sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang
harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif
212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat
Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat
ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa
teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian
bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu
Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta
kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan
Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai
jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
7
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan
diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai
berikut
1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31
2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25
3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut
1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor
2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor
213 Kriteria Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah
juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit
menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)
8
1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni
2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga
bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan
cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari
pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran
(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan
dengan hal tersebut antara lain
a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas
d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari
4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan
ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu
9
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut
A Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka
akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan
kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)
Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah
minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai
ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas
lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan
Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah
bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA
Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk
10
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984
dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya
pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA5
Sanitasi rumah merupakan salah satu faktor determinan terhadap kejadian
infeksi saluran pernafasan akut pada anak Balita6
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum7 yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Berdasarkan dua teori di atas yaitu teori Blum dan hasil penelitian Triska SN
amp Lilis S dapat disimpulkan bahwa sanitasi rumah merupakan faktor penentu dalam
peningkatan angka kejadian ISPA Penting untuk memiliki rumah yang sehat sebagai
salah satu cara pencegahan ISPA
12 Identifikasi masalah
Bagaimana keadaan rumah-rumah penduduk di desa Pasar Krui Kecamatan
Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
2
13 Kerangka pemikiran
14 Maksud dan tujuan penelitian
Untuk mengetahui sanitasi perumahan di desa Pasar Krui Kecamatan Pesisir
Tengah
15 Kegunaan penelitian
a Bagi AMP
Menambah database tentang penelitian kesehatan di Indonesia
3
b Bagi peneliti
Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah
sehat
c Bagi masyarakat
Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai
kriteria rumah sehat
16 Lokasi dan waktu penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Rumah Sehat
211 Pengertian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health
Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental
maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan
kelemahan (kecacatan)rdquo
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat
sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-
akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap
beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam
berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa
daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian
5
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit
berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi
dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas
intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin
besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air
bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat
pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan
sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang
tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat
kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal
lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah
pola hidup bersih dan sehat
Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom
yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat
kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor
yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang
sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit
menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa
demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas
sumber daya manusia
6
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya
sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang
harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif
212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat
Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat
ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa
teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian
bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu
Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta
kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan
Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai
jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
7
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan
diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai
berikut
1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31
2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25
3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut
1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor
2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor
213 Kriteria Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah
juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit
menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)
8
1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni
2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga
bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan
cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari
pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran
(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan
dengan hal tersebut antara lain
a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas
d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari
4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan
ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu
9
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut
A Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka
akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan
kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)
Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah
minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai
ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas
lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan
Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah
bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA
Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk
10
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
13 Kerangka pemikiran
14 Maksud dan tujuan penelitian
Untuk mengetahui sanitasi perumahan di desa Pasar Krui Kecamatan Pesisir
Tengah
15 Kegunaan penelitian
a Bagi AMP
Menambah database tentang penelitian kesehatan di Indonesia
3
b Bagi peneliti
Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah
sehat
c Bagi masyarakat
Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai
kriteria rumah sehat
16 Lokasi dan waktu penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Rumah Sehat
211 Pengertian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health
Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental
maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan
kelemahan (kecacatan)rdquo
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat
sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-
akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap
beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam
berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa
daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian
5
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit
berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi
dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas
intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin
besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air
bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat
pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan
sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang
tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat
kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal
lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah
pola hidup bersih dan sehat
Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom
yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat
kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor
yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang
sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit
menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa
demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas
sumber daya manusia
6
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya
sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang
harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif
212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat
Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat
ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa
teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian
bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu
Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta
kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan
Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai
jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
7
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan
diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai
berikut
1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31
2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25
3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut
1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor
2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor
213 Kriteria Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah
juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit
menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)
8
1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni
2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga
bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan
cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari
pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran
(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan
dengan hal tersebut antara lain
a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas
d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari
4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan
ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu
9
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut
A Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka
akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan
kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)
Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah
minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai
ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas
lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan
Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah
bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA
Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk
10
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
b Bagi peneliti
Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah
sehat
c Bagi masyarakat
Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai
kriteria rumah sehat
16 Lokasi dan waktu penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Rumah Sehat
211 Pengertian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health
Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental
maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan
kelemahan (kecacatan)rdquo
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat
sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-
akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap
beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam
berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa
daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian
5
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit
berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi
dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas
intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin
besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air
bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat
pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan
sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang
tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat
kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal
lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah
pola hidup bersih dan sehat
Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom
yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat
kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor
yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang
sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit
menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa
demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas
sumber daya manusia
6
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya
sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang
harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif
212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat
Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat
ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa
teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian
bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu
Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta
kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan
Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai
jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
7
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan
diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai
berikut
1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31
2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25
3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut
1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor
2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor
213 Kriteria Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah
juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit
menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)
8
1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni
2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga
bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan
cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari
pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran
(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan
dengan hal tersebut antara lain
a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas
d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari
4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan
ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu
9
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut
A Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka
akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan
kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)
Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah
minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai
ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas
lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan
Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah
bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA
Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk
10
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Rumah Sehat
211 Pengertian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health
Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental
maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan
kelemahan (kecacatan)rdquo
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat
sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya
Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-
akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap
beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory
Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam
berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa
daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian
5
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit
berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi
dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas
intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin
besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air
bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat
pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan
sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang
tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat
kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal
lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah
pola hidup bersih dan sehat
Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom
yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat
kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor
yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang
sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit
menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa
demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas
sumber daya manusia
6
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya
sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang
harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif
212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat
Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat
ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa
teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian
bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu
Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta
kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan
Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai
jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
7
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan
diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai
berikut
1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31
2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25
3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut
1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor
2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor
213 Kriteria Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah
juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit
menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)
8
1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni
2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga
bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan
cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari
pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran
(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan
dengan hal tersebut antara lain
a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas
d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari
4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan
ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu
9
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut
A Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka
akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan
kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)
Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah
minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai
ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas
lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan
Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah
bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA
Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk
10
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit
berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi
dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas
intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)
Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin
besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air
bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat
pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan
sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang
tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat
kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal
lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah
pola hidup bersih dan sehat
Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom
yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat
kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor
yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang
sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit
menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa
demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas
sumber daya manusia
6
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya
sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang
harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif
212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat
Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat
ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa
teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian
bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu
Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta
kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan
Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai
jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
7
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan
diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai
berikut
1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31
2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25
3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut
1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor
2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor
213 Kriteria Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah
juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit
menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)
8
1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni
2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga
bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan
cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari
pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran
(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan
dengan hal tersebut antara lain
a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas
d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari
4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan
ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu
9
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut
A Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka
akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan
kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)
Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah
minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai
ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas
lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan
Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah
bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA
Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk
10
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya
sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang
menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang
harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung
penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif
212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat
Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat
ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa
teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian
bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu
Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta
kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan
Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai
jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1
Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi
dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap
1 Lingkungan (45)
2 Perilaku (35)
7
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan
diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai
berikut
1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31
2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25
3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut
1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor
2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor
213 Kriteria Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah
juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit
menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)
8
1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni
2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga
bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan
cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari
pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran
(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan
dengan hal tersebut antara lain
a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas
d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari
4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan
ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu
9
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut
A Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka
akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan
kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)
Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah
minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai
ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas
lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan
Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah
bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA
Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk
10
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
3 Pelayanan Kesehatan (15)
4 Keturunan (5)
Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan
diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai
berikut
1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31
2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25
3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44
Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang
merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut
1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor
2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor
213 Kriteria Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta
digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah
juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan
sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit
menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)
8
1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni
2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga
bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan
cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari
pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran
(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan
dengan hal tersebut antara lain
a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas
d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari
4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan
ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu
9
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut
A Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka
akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan
kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)
Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah
minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai
ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas
lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan
Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah
bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA
Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk
10
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan
khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni
2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga
bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan
cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari
pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan
kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran
(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan
dengan hal tersebut antara lain
a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya
racun dan gas
d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat dihindari
4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan
ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu
9
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut
A Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka
akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan
kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)
Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah
minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai
ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas
lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan
Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah
bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA
Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk
10
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai
berikut
A Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran
udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya
udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila
suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka
akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)
Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan
kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)
Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah
minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai
ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang
langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas
lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan
khususnya saluran pernapasan
Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah
bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran
pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA
Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas
ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan
pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela
mempunyai peran dalam rumah untuk
10
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
mengganti udara ruangan yang sudah terpakai
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes
Propinsi Jawa Timur)
1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran
udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)
2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)
Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini
sebagai berikut
1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas
lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas
lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit
2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan
jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm
3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain
4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa
berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak
terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-
lain
5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70
Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara
11
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana
udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang
sengaja dibuat
2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan
a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam
ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke
depan
c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan
luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai
B Pencahayaan
Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan
alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban
Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan
melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna
untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk
atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya
untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra
violet (Azwar 1990)
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik
perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni
12
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat
berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)
Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir
serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular
misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari
langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk
pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan
kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat
dan nyaman
1 Pencahayaan
2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan
alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang
langit dengan ketentuan sebagai berikut
3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan
4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya
5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas
pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
13
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
C Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di
dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan
bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam
ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono
1997)
Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang
hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada
bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan
terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara
kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas
dinding atau partisi sebagai ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang
(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar
ruangan
14
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC
d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan
dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja
D Suhu dan kelembaban udara
Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban
udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal
Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan
dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan
ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam
ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan
penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan
a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar
b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak
perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman
Umum Rumah Sederhana Sehat)
Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer
yang terbagi atas
15
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer
basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan
umumnya berkisar antara 29degC-34degC
2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh
yaitu antara 25degC -28degC
Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar
suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan
panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang
memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan
pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)
Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur
dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini
sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan
meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap
pernafasan
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara
lain
a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)
Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik
kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang
lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)
b Percolation Dump (merembes melalui dinding)
Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding
16
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
c Root Leaks (bocor melalui atap)
Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan
dapat merembes melalui celah-celahnya)
Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman
dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara
basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah
yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar
antara 40 -70
214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah
Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu
1 Komponen Rumah
2 Sarana Sanitasi
3 Perilaku Penghuni
Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai
berikut
a Langit-langit
b Dinding
c Lantai
d Jendela kamar tidur
e Jendela ruang keluarga
17
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
f Ventilasi
g Lubang asap dapur
h Pencahayaan
i Kandang
j Pemanfaatan Pekarangan
k Kepadatan penghuni
Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan
berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan
tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan
perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di
Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes
RI 2007)
Ventilasi
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan
alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan
peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai
ruangan
b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir
keluar ruangan
c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar
mandiWC
18
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang
memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust
fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut
a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan
disekitarnya
b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan
kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan
kerja
Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang
baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta
memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari
Pencahayaan
Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan
ditentukan oleh
a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)
c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan
d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan
e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)
jam setiap hari
f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam
1600
19
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
Kepadatan Penghuni
Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi
dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk
tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut
Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan
lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah
penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan
sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA
Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular
penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan
meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan
yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut
Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin
cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan
banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti
oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan
adalah penurunan kualitas udara dalam rumah
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar
manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur
makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya
Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan
ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per
20
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
orang)
Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Sarana air bersih
b Jamban
c Sarana pembuangan air limbah
d Sarana pembuangan sampah
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang
menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air
bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang
sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah
Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum
menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam
pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan
kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna
lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi
iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan
penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya
kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi
sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan
kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya
i
21
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas
bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah
(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat
dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare
merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat
mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak
sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti
DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat
Depkes RI 2007)
Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69
persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata
5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)
Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)
Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya
adalah sebagai berikut
a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna
22
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl
Kesadahan (maks 500 mgl)
c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100
ml air)
Jamban
Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu
penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk
yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum
memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare
setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat antara lain sebagai berikut
a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang
benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin
f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal
23
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
Sarana Pembuangan Air Limbah
Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase
penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage
system)
Sarana Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya
banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas
yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan
pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat
mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah badan air dan udara
Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni
sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )
Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada
umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak
dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya
Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain
1 Dampak Terhadap Kesehatan
24
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare
kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya
jamur kulit )
2 Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau
sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis
3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap
dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain
terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah
yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai
berikut
a Penimbulan sampah
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat
sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi
b Penyimpanan sampah
c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali
d Pengangkutan
e Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui
hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar
dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada
tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip
pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu
(Reduce Reuse Recycle dan Replace )
2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter
sebagai berikut
a Kebiasaan mencuci tangan
b Keberadaan vektor tikus
c Keberadaan Jentik
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku
Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65
26
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar
Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk
Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki
GajahFilariasis
Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada
lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki
gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan
penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga
menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing
yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Kebiasaan mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih
sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah
mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan
Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
27
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah
dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak
tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk
gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan
binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman
yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan
bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan
Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain
1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit
ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat
masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan
tangan
2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung
kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri
3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara
kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh
manusia
4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada
saat yang penting
Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting
khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang
28
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum
menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat
mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi
saluran atas atau ISPA
Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain
1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok
kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada
tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua
(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan
2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik
3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering
Ada tidaknya tikus di dalam rumah
Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya
yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam
rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang
tikus
Ada tidaknya jentik
Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri
Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor
dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95
29
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
BAB III
METODE PENELITIAN
31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel
311 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir
Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung
312 Kriteria Penelitian
3121 Kriteria Inklusi
Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey
3122 Kriteria Eksklusi
Penduduk yang menolak rumahnya disurvey
32 Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan
Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011
33 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain
studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat
30
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
34 Pengumpulan Data
a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan
pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia
b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah
sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah
35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian
Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai
yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8
Rumus yang digunakan adalah 8
Hasil penilaian NILAI x BOBOT
Kriteria
a Rumah sehat 1068 ndash 1200
b Rumah tidak sehat lt 1068
36 Penyajian Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif
masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
31
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
DAFTAR PUSTAKA
Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas
(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52
32
LAMPIRAN
33
LAMPIRAN
33