PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

55
LEMBAR PENGESAHAN GAMBARAN KEADAAN RUMAH MASYARAKAT DI DESA GEDUNG CAHYA KUNINGAN, KEC. BENGKUNAT, KAB. LAMPUNG BARAT, LAMPUNG BERDASARKAN KRITERIA RUMAH SEHAT DINAS KESEHATAN PENYUSUN: 1. Novia Purnama Febriany AM 20003 2. Novie Salsabila AM 20004 3. Muhammad Reza Pratama AM 20007 4. David Rudianto Salim AM 20012 5. Andre AM 20024 6. Zahra hamidah AM 20026 7. Nabhan Komara AM 20031 Tanggal Pengesahan : Pukul : Disetujui oleh: Penguji Utama __________________ i

Transcript of PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

Page 1: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

LEMBAR PENGESAHAN

GAMBARAN KEADAAN RUMAH MASYARAKAT DI DESA

GEDUNG CAHYA KUNINGAN KEC BENGKUNAT KAB

LAMPUNG BARAT LAMPUNG BERDASARKAN

KRITERIA RUMAH SEHAT DINAS KESEHATAN

PENYUSUN

1 Novia Purnama Febriany AM 20003

2 Novie Salsabila AM 20004

3 Muhammad Reza Pratama AM 20007

4 David Rudianto Salim AM 20012

5 Andre AM 20024

6 Zahra hamidah AM 20026

7 Nabhan Komara AM 20031

Tanggal Pengesahan

Pukul

Disetujui oleh

Penguji Utama

__________________

Mentor Perjalanan I

Hantonius

AMP 1806015 SS

Mentor Perjalanan II

Erma Arnika

AMP 1908004 GA

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Awal Penelitian

Gambaran Keadaan Rumah Masyarakat di Desa Gedung Cahya Kuningan

Kecamatan Bengkunat Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung berdasarkan

Kriteria Rumah Sehat Dinas Kesehatan ini

Dalam penyusunan laporan ini kami telah mendapat bantuan dari berbagai

pihak Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada

1 Dewan Pengurus XVIII AMP atas kesempatan dan izin yang telah diberikan

2 Hantonius dan Erma Arnika atas bimbingan dan kesediaannya menjadi mentor

kami

3 Saudara kami AM XX AMP atas kerja sama dan dukungannya

4 Keluarga yang selalu mendoakan kami

5 Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada kami

Akhir kata tiada gading yang tak retak demikian pula dengan laporan awal

perjalanan ini yang kami rasa masih jauh dari sempurna Dengan hati terbuka kami

menerima saran dan kritik membangun yang dapat membuat laporan ini menjadi

lebih baik lagi Semoga laporan ini bisa diterima dan berguna bagi seluruh pihak yang

memerlukannya

Bandung April 2011

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHANi

KATA PENGANTARii

DAFTAR ISIiii

BAB I PENDAHULUAN1

11 Latar belakang masalah1

12 Identifikasi masalah2

13 Kerangka pemikiran3

14 Maksud dan tujuan penelitian3

15 Kegunaan penelitian3

16 Lokasi dan waktu penelitian4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA5

21 Rumah Sehat5

BAB III METODE PENELITIAN30

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel30

32 Lokasi dan Waktu Penelitian30

33 Metode Penelitian30

34 Pengumpulan Data31

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian31

36 Penyajian Data31

DAFTAR PUSTAKA32

LAMPIRAN33

iii

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar belakang masalah

Penyakit tertinggi yang diderita oleh masyarakat Lampung Barat adalah ISPA

(Infeksi Saluran Pernapasan Akut)(Profil Kesehatan Propinsi Lampung 2007) ISPA

adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak baik di negara

berkembang maupun di negara maju dan banyak dari mereka perlu masuk rumah

sakit karena penyakitnya cukup gawat Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada

masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai padamasa dewasa

dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive

Pulmonary Disease

ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan

kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang

terjadi Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya 40

-60 dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA Dari seluruh kematian

yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 -30 Kematian yang terbesar

umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan

Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi

Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam

keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi 1

1

Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984

dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya

pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA5

Sanitasi rumah merupakan salah satu faktor determinan terhadap kejadian

infeksi saluran pernafasan akut pada anak Balita6

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum7 yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Berdasarkan dua teori di atas yaitu teori Blum dan hasil penelitian Triska SN

amp Lilis S dapat disimpulkan bahwa sanitasi rumah merupakan faktor penentu dalam

peningkatan angka kejadian ISPA Penting untuk memiliki rumah yang sehat sebagai

salah satu cara pencegahan ISPA

12 Identifikasi masalah

Bagaimana keadaan rumah-rumah penduduk di desa Pasar Krui Kecamatan

Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

2

13 Kerangka pemikiran

14 Maksud dan tujuan penelitian

Untuk mengetahui sanitasi perumahan di desa Pasar Krui Kecamatan Pesisir

Tengah

15 Kegunaan penelitian

a Bagi AMP

Menambah database tentang penelitian kesehatan di Indonesia

3

b Bagi peneliti

Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah

sehat

c Bagi masyarakat

Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai

kriteria rumah sehat

16 Lokasi dan waktu penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Rumah Sehat

211 Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah

adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana

pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health

Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental

maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan

kelemahan (kecacatan)rdquo

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat

sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga

menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan

penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-

akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap

beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory

Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam

berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa

daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian

5

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama

kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit

berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi

dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas

intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)

Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin

besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air

bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat

pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan

sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang

tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat

kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal

lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah

pola hidup bersih dan sehat

Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom

yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat

kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor

yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang

sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit

menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa

demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas

sumber daya manusia

6

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya

sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang

menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang

harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung

penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif

212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat

Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat

ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa

teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian

bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu

Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta

kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan

Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai

jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

7

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan

diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai

berikut

1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31

2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25

3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44

Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang

merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut

1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor

2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor

213 Kriteria Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping

kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta

digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah

juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan

sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit

menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)

8

1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan

khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni

2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga

bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan

cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari

pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan

kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau

mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran

(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan

dengan hal tersebut antara lain

a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat

b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya

racun dan gas

d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan

kecelakaan mekanis dapat dihindari

4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan

ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu

9

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut

A Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya

udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila

suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka

akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)

Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan

kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)

Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah

minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai

ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang

langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas

lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan

khususnya saluran pernapasan

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah

bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran

pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA

Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas

ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan

pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela

mempunyai peran dalam rumah untuk

10

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 2: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Awal Penelitian

Gambaran Keadaan Rumah Masyarakat di Desa Gedung Cahya Kuningan

Kecamatan Bengkunat Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung berdasarkan

Kriteria Rumah Sehat Dinas Kesehatan ini

Dalam penyusunan laporan ini kami telah mendapat bantuan dari berbagai

pihak Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada

1 Dewan Pengurus XVIII AMP atas kesempatan dan izin yang telah diberikan

2 Hantonius dan Erma Arnika atas bimbingan dan kesediaannya menjadi mentor

kami

3 Saudara kami AM XX AMP atas kerja sama dan dukungannya

4 Keluarga yang selalu mendoakan kami

5 Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada kami

Akhir kata tiada gading yang tak retak demikian pula dengan laporan awal

perjalanan ini yang kami rasa masih jauh dari sempurna Dengan hati terbuka kami

menerima saran dan kritik membangun yang dapat membuat laporan ini menjadi

lebih baik lagi Semoga laporan ini bisa diterima dan berguna bagi seluruh pihak yang

memerlukannya

Bandung April 2011

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHANi

KATA PENGANTARii

DAFTAR ISIiii

BAB I PENDAHULUAN1

11 Latar belakang masalah1

12 Identifikasi masalah2

13 Kerangka pemikiran3

14 Maksud dan tujuan penelitian3

15 Kegunaan penelitian3

16 Lokasi dan waktu penelitian4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA5

21 Rumah Sehat5

BAB III METODE PENELITIAN30

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel30

32 Lokasi dan Waktu Penelitian30

33 Metode Penelitian30

34 Pengumpulan Data31

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian31

36 Penyajian Data31

DAFTAR PUSTAKA32

LAMPIRAN33

iii

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar belakang masalah

Penyakit tertinggi yang diderita oleh masyarakat Lampung Barat adalah ISPA

(Infeksi Saluran Pernapasan Akut)(Profil Kesehatan Propinsi Lampung 2007) ISPA

adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak baik di negara

berkembang maupun di negara maju dan banyak dari mereka perlu masuk rumah

sakit karena penyakitnya cukup gawat Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada

masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai padamasa dewasa

dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive

Pulmonary Disease

ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan

kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang

terjadi Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya 40

-60 dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA Dari seluruh kematian

yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 -30 Kematian yang terbesar

umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan

Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi

Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam

keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi 1

1

Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984

dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya

pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA5

Sanitasi rumah merupakan salah satu faktor determinan terhadap kejadian

infeksi saluran pernafasan akut pada anak Balita6

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum7 yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Berdasarkan dua teori di atas yaitu teori Blum dan hasil penelitian Triska SN

amp Lilis S dapat disimpulkan bahwa sanitasi rumah merupakan faktor penentu dalam

peningkatan angka kejadian ISPA Penting untuk memiliki rumah yang sehat sebagai

salah satu cara pencegahan ISPA

12 Identifikasi masalah

Bagaimana keadaan rumah-rumah penduduk di desa Pasar Krui Kecamatan

Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

2

13 Kerangka pemikiran

14 Maksud dan tujuan penelitian

Untuk mengetahui sanitasi perumahan di desa Pasar Krui Kecamatan Pesisir

Tengah

15 Kegunaan penelitian

a Bagi AMP

Menambah database tentang penelitian kesehatan di Indonesia

3

b Bagi peneliti

Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah

sehat

c Bagi masyarakat

Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai

kriteria rumah sehat

16 Lokasi dan waktu penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Rumah Sehat

211 Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah

adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana

pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health

Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental

maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan

kelemahan (kecacatan)rdquo

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat

sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga

menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan

penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-

akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap

beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory

Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam

berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa

daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian

5

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama

kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit

berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi

dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas

intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)

Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin

besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air

bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat

pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan

sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang

tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat

kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal

lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah

pola hidup bersih dan sehat

Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom

yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat

kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor

yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang

sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit

menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa

demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas

sumber daya manusia

6

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya

sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang

menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang

harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung

penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif

212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat

Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat

ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa

teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian

bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu

Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta

kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan

Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai

jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

7

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan

diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai

berikut

1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31

2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25

3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44

Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang

merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut

1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor

2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor

213 Kriteria Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping

kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta

digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah

juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan

sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit

menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)

8

1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan

khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni

2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga

bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan

cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari

pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan

kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau

mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran

(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan

dengan hal tersebut antara lain

a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat

b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya

racun dan gas

d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan

kecelakaan mekanis dapat dihindari

4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan

ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu

9

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut

A Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya

udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila

suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka

akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)

Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan

kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)

Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah

minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai

ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang

langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas

lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan

khususnya saluran pernapasan

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah

bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran

pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA

Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas

ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan

pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela

mempunyai peran dalam rumah untuk

10

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 3: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHANi

KATA PENGANTARii

DAFTAR ISIiii

BAB I PENDAHULUAN1

11 Latar belakang masalah1

12 Identifikasi masalah2

13 Kerangka pemikiran3

14 Maksud dan tujuan penelitian3

15 Kegunaan penelitian3

16 Lokasi dan waktu penelitian4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA5

21 Rumah Sehat5

BAB III METODE PENELITIAN30

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel30

32 Lokasi dan Waktu Penelitian30

33 Metode Penelitian30

34 Pengumpulan Data31

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian31

36 Penyajian Data31

DAFTAR PUSTAKA32

LAMPIRAN33

iii

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar belakang masalah

Penyakit tertinggi yang diderita oleh masyarakat Lampung Barat adalah ISPA

(Infeksi Saluran Pernapasan Akut)(Profil Kesehatan Propinsi Lampung 2007) ISPA

adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak baik di negara

berkembang maupun di negara maju dan banyak dari mereka perlu masuk rumah

sakit karena penyakitnya cukup gawat Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada

masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai padamasa dewasa

dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive

Pulmonary Disease

ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan

kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang

terjadi Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya 40

-60 dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA Dari seluruh kematian

yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 -30 Kematian yang terbesar

umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan

Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi

Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam

keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi 1

1

Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984

dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya

pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA5

Sanitasi rumah merupakan salah satu faktor determinan terhadap kejadian

infeksi saluran pernafasan akut pada anak Balita6

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum7 yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Berdasarkan dua teori di atas yaitu teori Blum dan hasil penelitian Triska SN

amp Lilis S dapat disimpulkan bahwa sanitasi rumah merupakan faktor penentu dalam

peningkatan angka kejadian ISPA Penting untuk memiliki rumah yang sehat sebagai

salah satu cara pencegahan ISPA

12 Identifikasi masalah

Bagaimana keadaan rumah-rumah penduduk di desa Pasar Krui Kecamatan

Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

2

13 Kerangka pemikiran

14 Maksud dan tujuan penelitian

Untuk mengetahui sanitasi perumahan di desa Pasar Krui Kecamatan Pesisir

Tengah

15 Kegunaan penelitian

a Bagi AMP

Menambah database tentang penelitian kesehatan di Indonesia

3

b Bagi peneliti

Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah

sehat

c Bagi masyarakat

Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai

kriteria rumah sehat

16 Lokasi dan waktu penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Rumah Sehat

211 Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah

adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana

pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health

Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental

maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan

kelemahan (kecacatan)rdquo

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat

sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga

menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan

penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-

akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap

beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory

Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam

berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa

daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian

5

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama

kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit

berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi

dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas

intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)

Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin

besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air

bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat

pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan

sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang

tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat

kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal

lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah

pola hidup bersih dan sehat

Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom

yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat

kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor

yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang

sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit

menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa

demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas

sumber daya manusia

6

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya

sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang

menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang

harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung

penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif

212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat

Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat

ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa

teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian

bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu

Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta

kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan

Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai

jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

7

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan

diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai

berikut

1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31

2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25

3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44

Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang

merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut

1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor

2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor

213 Kriteria Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping

kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta

digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah

juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan

sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit

menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)

8

1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan

khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni

2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga

bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan

cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari

pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan

kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau

mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran

(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan

dengan hal tersebut antara lain

a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat

b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya

racun dan gas

d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan

kecelakaan mekanis dapat dihindari

4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan

ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu

9

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut

A Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya

udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila

suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka

akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)

Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan

kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)

Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah

minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai

ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang

langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas

lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan

khususnya saluran pernapasan

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah

bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran

pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA

Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas

ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan

pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela

mempunyai peran dalam rumah untuk

10

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 4: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar belakang masalah

Penyakit tertinggi yang diderita oleh masyarakat Lampung Barat adalah ISPA

(Infeksi Saluran Pernapasan Akut)(Profil Kesehatan Propinsi Lampung 2007) ISPA

adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak baik di negara

berkembang maupun di negara maju dan banyak dari mereka perlu masuk rumah

sakit karena penyakitnya cukup gawat Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada

masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai padamasa dewasa

dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive

Pulmonary Disease

ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan

kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang

terjadi Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya 40

-60 dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA Dari seluruh kematian

yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 -30 Kematian yang terbesar

umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan

Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi

Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam

keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi 1

1

Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984

dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya

pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA5

Sanitasi rumah merupakan salah satu faktor determinan terhadap kejadian

infeksi saluran pernafasan akut pada anak Balita6

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum7 yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Berdasarkan dua teori di atas yaitu teori Blum dan hasil penelitian Triska SN

amp Lilis S dapat disimpulkan bahwa sanitasi rumah merupakan faktor penentu dalam

peningkatan angka kejadian ISPA Penting untuk memiliki rumah yang sehat sebagai

salah satu cara pencegahan ISPA

12 Identifikasi masalah

Bagaimana keadaan rumah-rumah penduduk di desa Pasar Krui Kecamatan

Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

2

13 Kerangka pemikiran

14 Maksud dan tujuan penelitian

Untuk mengetahui sanitasi perumahan di desa Pasar Krui Kecamatan Pesisir

Tengah

15 Kegunaan penelitian

a Bagi AMP

Menambah database tentang penelitian kesehatan di Indonesia

3

b Bagi peneliti

Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah

sehat

c Bagi masyarakat

Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai

kriteria rumah sehat

16 Lokasi dan waktu penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Rumah Sehat

211 Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah

adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana

pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health

Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental

maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan

kelemahan (kecacatan)rdquo

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat

sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga

menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan

penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-

akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap

beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory

Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam

berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa

daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian

5

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama

kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit

berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi

dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas

intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)

Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin

besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air

bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat

pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan

sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang

tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat

kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal

lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah

pola hidup bersih dan sehat

Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom

yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat

kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor

yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang

sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit

menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa

demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas

sumber daya manusia

6

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya

sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang

menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang

harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung

penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif

212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat

Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat

ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa

teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian

bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu

Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta

kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan

Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai

jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

7

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan

diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai

berikut

1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31

2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25

3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44

Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang

merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut

1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor

2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor

213 Kriteria Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping

kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta

digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah

juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan

sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit

menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)

8

1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan

khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni

2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga

bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan

cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari

pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan

kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau

mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran

(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan

dengan hal tersebut antara lain

a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat

b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya

racun dan gas

d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan

kecelakaan mekanis dapat dihindari

4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan

ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu

9

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut

A Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya

udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila

suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka

akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)

Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan

kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)

Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah

minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai

ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang

langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas

lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan

khususnya saluran pernapasan

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah

bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran

pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA

Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas

ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan

pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela

mempunyai peran dalam rumah untuk

10

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 5: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984

dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya

pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA5

Sanitasi rumah merupakan salah satu faktor determinan terhadap kejadian

infeksi saluran pernafasan akut pada anak Balita6

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum7 yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Berdasarkan dua teori di atas yaitu teori Blum dan hasil penelitian Triska SN

amp Lilis S dapat disimpulkan bahwa sanitasi rumah merupakan faktor penentu dalam

peningkatan angka kejadian ISPA Penting untuk memiliki rumah yang sehat sebagai

salah satu cara pencegahan ISPA

12 Identifikasi masalah

Bagaimana keadaan rumah-rumah penduduk di desa Pasar Krui Kecamatan

Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

2

13 Kerangka pemikiran

14 Maksud dan tujuan penelitian

Untuk mengetahui sanitasi perumahan di desa Pasar Krui Kecamatan Pesisir

Tengah

15 Kegunaan penelitian

a Bagi AMP

Menambah database tentang penelitian kesehatan di Indonesia

3

b Bagi peneliti

Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah

sehat

c Bagi masyarakat

Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai

kriteria rumah sehat

16 Lokasi dan waktu penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Rumah Sehat

211 Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah

adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana

pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health

Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental

maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan

kelemahan (kecacatan)rdquo

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat

sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga

menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan

penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-

akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap

beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory

Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam

berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa

daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian

5

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama

kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit

berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi

dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas

intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)

Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin

besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air

bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat

pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan

sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang

tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat

kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal

lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah

pola hidup bersih dan sehat

Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom

yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat

kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor

yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang

sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit

menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa

demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas

sumber daya manusia

6

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya

sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang

menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang

harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung

penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif

212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat

Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat

ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa

teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian

bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu

Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta

kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan

Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai

jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

7

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan

diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai

berikut

1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31

2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25

3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44

Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang

merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut

1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor

2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor

213 Kriteria Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping

kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta

digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah

juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan

sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit

menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)

8

1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan

khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni

2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga

bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan

cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari

pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan

kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau

mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran

(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan

dengan hal tersebut antara lain

a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat

b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya

racun dan gas

d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan

kecelakaan mekanis dapat dihindari

4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan

ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu

9

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut

A Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya

udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila

suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka

akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)

Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan

kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)

Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah

minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai

ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang

langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas

lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan

khususnya saluran pernapasan

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah

bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran

pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA

Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas

ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan

pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela

mempunyai peran dalam rumah untuk

10

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 6: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

13 Kerangka pemikiran

14 Maksud dan tujuan penelitian

Untuk mengetahui sanitasi perumahan di desa Pasar Krui Kecamatan Pesisir

Tengah

15 Kegunaan penelitian

a Bagi AMP

Menambah database tentang penelitian kesehatan di Indonesia

3

b Bagi peneliti

Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah

sehat

c Bagi masyarakat

Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai

kriteria rumah sehat

16 Lokasi dan waktu penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Rumah Sehat

211 Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah

adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana

pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health

Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental

maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan

kelemahan (kecacatan)rdquo

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat

sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga

menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan

penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-

akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap

beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory

Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam

berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa

daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian

5

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama

kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit

berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi

dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas

intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)

Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin

besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air

bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat

pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan

sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang

tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat

kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal

lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah

pola hidup bersih dan sehat

Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom

yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat

kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor

yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang

sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit

menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa

demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas

sumber daya manusia

6

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya

sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang

menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang

harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung

penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif

212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat

Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat

ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa

teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian

bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu

Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta

kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan

Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai

jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

7

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan

diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai

berikut

1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31

2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25

3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44

Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang

merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut

1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor

2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor

213 Kriteria Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping

kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta

digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah

juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan

sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit

menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)

8

1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan

khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni

2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga

bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan

cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari

pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan

kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau

mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran

(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan

dengan hal tersebut antara lain

a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat

b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya

racun dan gas

d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan

kecelakaan mekanis dapat dihindari

4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan

ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu

9

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut

A Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya

udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila

suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka

akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)

Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan

kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)

Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah

minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai

ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang

langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas

lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan

khususnya saluran pernapasan

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah

bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran

pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA

Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas

ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan

pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela

mempunyai peran dalam rumah untuk

10

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 7: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

b Bagi peneliti

Menambah pengalaman penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai rumah

sehat

c Bagi masyarakat

Memperoleh informasi tentang masalah sanitasi perumahan dan mengenai

kriteria rumah sehat

16 Lokasi dan waktu penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Rumah Sehat

211 Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah

adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana

pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health

Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental

maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan

kelemahan (kecacatan)rdquo

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat

sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga

menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan

penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-

akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap

beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory

Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam

berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa

daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian

5

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama

kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit

berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi

dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas

intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)

Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin

besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air

bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat

pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan

sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang

tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat

kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal

lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah

pola hidup bersih dan sehat

Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom

yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat

kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor

yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang

sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit

menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa

demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas

sumber daya manusia

6

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya

sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang

menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang

harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung

penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif

212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat

Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat

ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa

teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian

bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu

Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta

kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan

Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai

jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

7

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan

diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai

berikut

1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31

2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25

3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44

Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang

merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut

1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor

2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor

213 Kriteria Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping

kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta

digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah

juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan

sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit

menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)

8

1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan

khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni

2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga

bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan

cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari

pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan

kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau

mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran

(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan

dengan hal tersebut antara lain

a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat

b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya

racun dan gas

d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan

kecelakaan mekanis dapat dihindari

4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan

ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu

9

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut

A Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya

udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila

suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka

akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)

Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan

kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)

Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah

minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai

ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang

langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas

lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan

khususnya saluran pernapasan

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah

bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran

pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA

Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas

ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan

pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela

mempunyai peran dalam rumah untuk

10

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 8: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Rumah Sehat

211 Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 rumah

adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana

pembinaan keluarga Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health

Organization (WHO) ldquoSehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental

maupun Sosial Budaya bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan

kelemahan (kecacatan)rdquo

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat

sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga

menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik rohani maupun sosial budaya

Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan

penyakit berbasis lingkungan dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-

akhir ini Dari sisi epidemiologis telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap

beberapa penyakit menular seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory

Syndrome) Flu Burung Leptospirosis Demikian pula dengan penyakit demam

berdarah keracunan makanan dan diare yang mulai mewabah kembali di beberapa

daerah di Tanah Air dan bahkan sampai menyebabkan kematian

5

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama

kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit

berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi

dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas

intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)

Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin

besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air

bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat

pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan

sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang

tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat

kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal

lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah

pola hidup bersih dan sehat

Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom

yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat

kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor

yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang

sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit

menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa

demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas

sumber daya manusia

6

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya

sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang

menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang

harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung

penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif

212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat

Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat

ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa

teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian

bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu

Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta

kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan

Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai

jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

7

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan

diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai

berikut

1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31

2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25

3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44

Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang

merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut

1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor

2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor

213 Kriteria Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping

kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta

digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah

juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan

sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit

menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)

8

1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan

khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni

2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga

bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan

cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari

pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan

kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau

mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran

(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan

dengan hal tersebut antara lain

a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat

b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya

racun dan gas

d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan

kecelakaan mekanis dapat dihindari

4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan

ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu

9

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut

A Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya

udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila

suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka

akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)

Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan

kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)

Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah

minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai

ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang

langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas

lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan

khususnya saluran pernapasan

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah

bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran

pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA

Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas

ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan

pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela

mempunyai peran dalam rumah untuk

10

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 9: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama

kematian di Indonesia Bahkan pada kelompok bayi dan balita penyakit-penyakit

berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80 dari penyakit yang diderita oleh bayi

dan balita Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas

intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001)

Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin

besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan cakupan air

bersih dan jamban keluarga yang masih rendah perumahan yang tidak sehat

pencemaran makanan oleh mikroba telur cacing dan bahan kimia penanganan

sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan vektor penyakit yang

tidak terkendali (nyamuk lalat kecoa ginjal tikus dan lain-lain) pemaparan akibat

kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian industri kecil dan sektor informal

lainnya) bencana alam serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah

pola hidup bersih dan sehat

Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom

yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat

kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor

yang lain Bahkan lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli ada korelasi yang

sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit

menular maupun penurunan produktivitas kerja Pendapat ini menunjukkan bahwa

demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas

sumber daya manusia

6

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya

sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang

menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang

harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung

penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif

212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat

Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat

ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa

teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian

bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu

Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta

kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan

Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai

jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

7

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan

diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai

berikut

1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31

2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25

3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44

Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang

merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut

1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor

2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor

213 Kriteria Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping

kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta

digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah

juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan

sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit

menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)

8

1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan

khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni

2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga

bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan

cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari

pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan

kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau

mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran

(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan

dengan hal tersebut antara lain

a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat

b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya

racun dan gas

d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan

kecelakaan mekanis dapat dihindari

4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan

ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu

9

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut

A Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya

udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila

suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka

akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)

Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan

kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)

Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah

minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai

ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang

langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas

lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan

khususnya saluran pernapasan

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah

bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran

pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA

Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas

ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan

pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela

mempunyai peran dalam rumah untuk

10

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 10: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan

yang optimum Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya

sarana sanitasi perumahan Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang

menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat

kesehatan manusia Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang

harus memenuhi kriteria kenyamanan keamanan dan kesehatan guna mendukung

penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif

212 Instrumen Penilaian Rumah Sehat

Dalam menentukan kriteria dan pembobotan instruman penilaian rumah sehat

ini digunakan metode Professional Adjustment dengan tetap mengacu pada beberapa

teori yang ada seperti Derajat Kesehatannya Blum Namun pada dasarnya pemberian

bobot ini tetap mengacu pada asumsi dasar berupa tingkat signifikansi suatu

Komponen pada besar kecilnya peran dalam menimbulkan masalah sanitasi serta

kemungkinan peluang intervensi perbaikan sebagai tindak lanjut pengawasan

Instrument tersebut juga sesuai dengan Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI Tahun 2007 Penentuan nilai-nilai pada setiap parameter ditentukan sesuai

jumlah kriteria yang ada dengan range sesuai blangko SSD1

Pembobotan terhadap kelompok komponen rumah kelompok sarana sanitasi

dan kelompok perilaku didasarkan pada teori Blum yang diinterpetasikan terhadap

1 Lingkungan (45)

2 Perilaku (35)

7

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan

diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai

berikut

1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31

2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25

3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44

Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang

merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut

1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor

2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor

213 Kriteria Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping

kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta

digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah

juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan

sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit

menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)

8

1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan

khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni

2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga

bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan

cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari

pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan

kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau

mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran

(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan

dengan hal tersebut antara lain

a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat

b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya

racun dan gas

d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan

kecelakaan mekanis dapat dihindari

4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan

ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu

9

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut

A Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya

udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila

suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka

akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)

Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan

kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)

Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah

minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai

ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang

langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas

lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan

khususnya saluran pernapasan

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah

bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran

pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA

Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas

ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan

pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela

mempunyai peran dalam rumah untuk

10

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 11: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

3 Pelayanan Kesehatan (15)

4 Keturunan (5)

Dalam hal rumah sehat prsentase pelayanan kesehatan dan keturunan

diabaikan sedangkan untuk penilaian lingkungan dan perilaku ditentukan sebagai

berikut

1 Bobot komponen rumah (2580 x 100) 31

2 Bobot sarana sanitasi (2080 x 100) 25

3 Bobot perilaku (3580 x 100) 44

Penentuan kriteria rumah berdasarkan pada hasil penilaian rumah yang

merupakan hasil perkalian antara nilai dengan bobot dengan kriteria sebagai berikut

1 Memenuhi Syarat 80 ndash 100 dari total skor

2 Tidak memenuhi syarat lt 80 dari total skor

213 Kriteria Rumah Sehat

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping

kebutuhan sandang dan pangan Rumah berfungsi sebagai tempat tinggal serta

digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya Rumah

juga merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan

sebagian besar waktunya Bahkan bayi anak-anak orang tua dan orang sakit

menghabiskan hampir seluruh waktunya di rumah

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes RI 2007)

8

1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan

khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni

2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga

bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan

cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari

pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan

kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau

mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran

(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan

dengan hal tersebut antara lain

a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat

b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya

racun dan gas

d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan

kecelakaan mekanis dapat dihindari

4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan

ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu

9

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut

A Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya

udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila

suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka

akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)

Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan

kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)

Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah

minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai

ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang

langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas

lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan

khususnya saluran pernapasan

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah

bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran

pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA

Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas

ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan

pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela

mempunyai peran dalam rumah untuk

10

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 12: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

1 Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah adanya ruangan

khusus untuk istirahat (ruang tidur) bagi masing-maing penghuni

2 Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah

dengan penyediaan air bersih pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga

bebas vektor penyakit dan tikus kepadatan hunian yang tidak berlebihan

cukup sinar matahari pagi terlindungnya makanan danminuman dari

pencemaran disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

3 Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena pengaruh luar dan dalam rumah antara lain persyaratan garis

sempadan jalan konstruksi bangunan rumah bahaya kebakaran dan

kecelakaan di dalam rumah Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau

mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh keracunan dan kebakaran

(Winslow dan APHA) Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan

dengan hal tersebut antara lain

a Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat

b Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api

c Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya

racun dan gas

d Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan

kecelakaan mekanis dapat dihindari

4 Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan penghawaan dan

ruang gerak yang cukup terhindar dari kebisingan yang mengganggu

9

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut

A Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya

udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila

suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka

akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)

Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan

kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)

Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah

minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai

ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang

langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas

lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan

khususnya saluran pernapasan

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah

bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran

pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA

Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas

ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan

pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela

mempunyai peran dalam rumah untuk

10

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 13: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

Beberapa aspek yang berkaitan dengan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut

A Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran

udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis Tersedianya

udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia sehingga apabila

suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan overcrowded maka

akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al 1982)

Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan

kelembaban yang sesuai dengan temperature kelembaban udara (Azwar 1990)

Standart luas ventilasi rumah menurut Kepmenkes RI No 829 tahun 1999 adalah

minimal 10 luas lantai Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai

ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang

langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10 luas

lantai Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan

khususnya saluran pernapasan

Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air Jumlah

bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran

pernapasan seperti TBC Influenza dan ISPA

Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela Luas

ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan

pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis Ventilasi atau jendela

mempunyai peran dalam rumah untuk

10

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 14: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

mengganti udara ruangan yang sudah terpakai

Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain (Subbin P2PampPL Dinkes

Propinsi Jawa Timur)

1 Sebagai lubang masuk dan keluar angin sekaligus sebagai lubang pertukaran

udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering berupa jendela atau pintu)

2 Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari)

Agar udara dalam ruangan segar persyaratan teknis ventilasi dan jendela ini

sebagai berikut

1 Luas lubang ventilasi tetap minimum 5 dari luas lantai ruangan dan luas

lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5 luas

lantai dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit

2 Tinggi jendela yang dapat dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan

jarak dari langit-langit sampai jendela minimal 30 cm

3 Udara yang masuk harus udara yang bersih tidak dicemari oleh asap

pembakaran sampah knaolpot kendaraan debu dan lain-lain

4 Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa

berhadapan antara dua dinding ruanganAliran udara ini diusahakan tidak

terhalang oleh barang-barang seperti almari dinding sekat-sekat dan lain-

lain

5 Kelembaban udara dijaga antara 40 sd 70

Untuk memperoleh ventilasi yang baik dapat dilaksanakan dengan cara

11

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 15: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

1 Ventilasi alamiah merupakan ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana

udara masuk kedalam ruangan melalui jendela pintu atau lubang angin yang

sengaja dibuat

2 Ventilasi Mekanik merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan

a AC (Air Conditioner) yang berfungsi untuk menyedot udara dalam

ruang kenudian disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan

b Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke

depan

c Exhauser merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan

luar ruangan untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai

B Pencahayaan

Penerangan ada dua macam yaitu penerangan alami dan buatan Penerangan

alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban

Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan

melalui jendela celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka selain berguna

untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan mengusir nyamuk

atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu misalnya

untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra

violet (Azwar 1990)

Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan yang buruk Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik

perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi kepadatan penghuni

12

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 16: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

penerangan dan pencemaran udara dalam rumah Lingkungan perumahan sangat

berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh1997)

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan mengusir

serangga (nyamuk) dan tikus juga dapat membunuh beberapa penyakit menular

misalnya TBC cacar influenza penyakit kulit atau mata terutama matahari

langsung Selain itu sinar matahari yang mengandung sinar ultraviolet baik untuk

pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono 1985)

Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan dan

kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek yaitu pencahayaan penghawaan serta

suhu udara dan kelembaban dalam ruangan

Aspek-aspek tersebut merupakan dasar atau kaidah perencanaan rumah sehat

dan nyaman

1 Pencahayaan

2 Matahari sebagai potensi terbesar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan

alami pada siang hari Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan terang

langit dengan ketentuan sebagai berikut

3 Cuaca dalam keadaan cerah dan tidak berawan

4 Ruangan kegiatan mendapatkan cukup banyak cahaya

5 Ruang kegiatan mendapatkan distribusi cahaya secara merata Kualitas

pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

13

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 17: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

C Penghawaan

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara Polutan di

dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah Peningkatan

bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam

ruangan seperti asap rokok asap dapur pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono

1997)

Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang

hidupnya Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada

bangunan rumah Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan

terciptanya rumah yang sehat apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara

kontinyu melalui ruangan-ruangan serta lubang-lubang pada bidang pembatas

dinding atau partisi sebagai ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan peranginan silang

(ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir keluar

ruangan

14

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 18: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

c Udara yang masuk tidak berasal dari asap dapur atau bau kamar mandiWC

d Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal -mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

e Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

f Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan kegiatan

dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan kerja

D Suhu dan kelembaban udara

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan kelembaban

udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal

Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan

dan pencahayaan Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan

ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam

ruangan Untuk mengatur suhu udara dan kelembaban normal untuk ruangan dan

penghuni dalam melakukan kegiatannya perlu memperhatikan

a Keseimbangan penghawaan antara volume udara yang masuk dan keluar

b Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabotan tidak bergerak

perabotan yang menutupi sebagian besar luas lantai ruangan (Pedoman

Umum Rumah Sederhana Sehat)

Untuk pengukuran suhu udara dengan mempergunakan alat Phsycrometer

yang terbagi atas

15

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 19: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

1 Suhu Kering merupakan suhu udara yang ditunjukkan oleh thermometer

basah dengan pembacaan suhu setelah diukur selama plusmn15 menit dan

umumnya berkisar antara 29degC-34degC

2 Suhu Basah merupakan suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh

yaitu antara 25degC -28degC

Rumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar

suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan

panas atau tubuh tidak sampai kepanasan Agar diperoleh suhu ruangan yang yang

memenuhi syarat kesehatan (18degC ndash30degC) dapat dilakukan dengan melakukan

pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (ACExhauser)

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur

dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen () Kelembaban ini

sangat erat hubungannya dengan ventilasi Apabila ventilasi kurang baik maka akan

meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap

pernafasan

Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelembaban dalam rumah antara

lain

a Rising Dump (Kelembaban yang naik dari tanah)

Kelembaban yang disebabkan oleh proses kerja osmosis atau tenaga tarik

kapiler dari bahan dinding yang mengadakan kontak dengan tanah yang

lembab yang dapat naik kedalam dinding (mencapai ketinggian 3 ndash 4 meter)

b Percolation Dump (merembes melalui dinding)

Disebabkan oleh infiltrasi hujan yang masuk kedalam dinding

16

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 20: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

c Root Leaks (bocor melalui atap)

Disebabkan karena atap atau genting yang tidak dapat menahan air (air hujan

dapat merembes melalui celah-celahnya)

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman

dan berbau (pengab) sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara

basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru Rumah

yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan

penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan Sesuai Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829MenkesSKVII1999 kelembaban udara berkisar

antara 40 -70

214 Indikator dan Parameter Penilaian Rumah

Terdapat beberapa indikator penilaian rumah sehat yaitu

1 Komponen Rumah

2 Sarana Sanitasi

3 Perilaku Penghuni

Indikator penilaian komponen rumah meliputi beberapa parameter sebagai

berikut

a Langit-langit

b Dinding

c Lantai

d Jendela kamar tidur

e Jendela ruang keluarga

17

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 21: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

f Ventilasi

g Lubang asap dapur

h Pencahayaan

i Kandang

j Pemanfaatan Pekarangan

k Kepadatan penghuni

Bahan bangunan dan kondisi rumah serta lingkungan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko dan sumber penularan

berbagai jenis penyakit Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan

tuberkulosis yang erat kaitannya dengan kondisi hygiene bangunan

perumahan berturut-turut merupakan penyebab kematian nomor 2 dan 3 di

Indonesia (SKRT 1995) (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Depkes

RI 2007)

Ventilasi

Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan

alami maka dapat dilakukan dengan memberikan atau mengadakan

peranginan silang (ventilasi silang) dengan ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan minimal 5 (lima persen) dari luas lantai

ruangan

b Udara yang mengalir masuk sama dengan volume udara yang mengalir

keluar ruangan

c Udara yang masuk tidak1049743 berasal dari asap dapur atau bau kamar

mandiWC

18

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 22: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

Khususnya untuk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandiWC yang

memerlukan peralatan bantu elektrikal-mekanikal seperti blower atau exhaust

fan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut

a Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan bangunan

disekitarnya

b Lubang penghawaan keluar tidak mengganggu kenyamanan ruangan

kegiatan dalam bangunan seperti ruangan keluarga tidur tamu dan

kerja

Bagi rumah dengan kelembaban suhu dan penerangan alami yang kurang

baik ukuran dan letaknya diharapkan bisa menambah genting kaca serta

memperbaiki plafon dan membuka pintu dan jendela setiap pagi hari

Pencahayaan

Kualitas pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan

ditentukan oleh

a Kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

b Lamanya waktu kegiatan yang membutuhkan daya penglihatan (mata)

c Tingkat atau gradasi kekasaran dan kehalusan jenis pekerjaan

d Lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lantai ruangan

e Sinar matahari langsung dapat masuk ke ruangan minimum 1 (satu)

jam setiap hari

f Cahaya efektif dapat diperoleh dari jam 0800 sampai dengan jam

1600

19

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 23: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

Kepadatan Penghuni

Kepadatan penghuni merupakan luas lantai dalam rumah dibagi

dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut kebutuhan ruangan untuk

tempat tinggal tergantung pada kondisi keluarga yang bersangkuta Menurut

Kepmenkes RI (1999) luas ruangan tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan

lebih dari 2 orang Bangunan yang sempit dan tidak sesuai dengan jumlah

penghuninya akan mempunyai dampak kurangnya oksigen dalam ruangan

sehingga daya tahan tubuh penghuninya menurun kemudian cepat timbulnya

penyakit saluran pernafasan seperti ISPA

Ruangan yang sempit akan membuat nafas sesak dan mudah tertular

penyakit oleh anggota keluarga yang lain Kepadatan hunian rumah akan

meningkatkan suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan

yang akan meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernapasan tersebut

Dengan demikian semakin banyak jumlah penghuni rumah maka semakin

cepat udara ruangan mengalami pencemaran gas atau bakteri Dengan

banyaknya penghuni maka kadar oksigen dalam ruangan menurun dan diikuti

oleh peningkatan CO2 ruangan dan dampak dari peningkatan CO2 ruangan

adalah penurunan kualitas udara dalam rumah

Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan aktivitas dasar

manusia di dalam rumah Aktivitas seseorang tersebut meliputi aktivitas tidur

makan kerja duduk mandi kakus cuci dan masak serta ruang gerak lainnya

Dari hasil kajian kebutuhan ruang per orang adalah 9 m2 dengan perhitungan

ketinggian rata-rata langit-langit adalah 280 m (Luas bangunan 35 m2 per

20

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 24: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

orang)

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Sarana air bersih

b Jamban

c Sarana pembuangan air limbah

d Sarana pembuangan sampah

Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang

menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air

bersih dan sanitasi dasar Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang

sangat besar sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah

Indonesia keterbatasan sumber pendanaan Pemerintah selama ini belum

menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam

pembangunan Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan

kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna

lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air Selain itu

meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi

iMasalah kemiskinan juga ikut menjadi penyebab rendahnya kemampuan

penduduk mengakses air minum yang layak Terakhir adalah buruknya

kemampuan manajerial operator air minum itu sendiri Sedangkan dari sisi

sanitasi selain masih rendahnya kesadaran penduduk tentang lingkungan

kendala lain untuk terjadinya perbaikan adalah karena belum adanya

i

21

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 25: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

kebijakan komprehensif yang sifatnya lintas sektoral rendahnya kualitas

bangunan septic tank dan masih buruknya sistem pembuangan limbah

(Harian Kompas Rabu 19 Maret 2008)

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan Diare

merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat

mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak

sekolah disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti

DBD malaria pes dan filariasis (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat

Depkes RI 2007)

Menurut data Bank Pembangunan Asia tahun 2005 hanya terdapat 69

persen penduduk perkotaan dan 46 persen penduduk pedesaan (atau rata-rata

5543) terlayani fasilitas sanitasi yang layak Hal ini lebih rendah bila

dibandingkan dengan dengan Singapura (100 persen) Thailand (96 persen)

Filipina (8306 persen) Malaysia 7470 persen) dan Myanmar (6448 persen)

Sarana air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya

adalah sebagai berikut

a Syarat Fisik Tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna

22

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 26: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

b Syarat Kimia Kadar Besi maksimum yang diperbolehkan 03 mgl

Kesadahan (maks 500 mgl)

c Syarat Mikrobiologis Koliform tinjatotal koliform (maks 0 per 100

ml air)

Jamban

Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi Salah satu

penyebab tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk

yang memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum

memadai Menurut data dari 200000 anak balita yang meninggal karena diare

setiap tahun di Asia separuh di antaranya adalah di Indonesia

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat antara lain sebagai berikut

a Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin

memasuki mata air atau sumur

c Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang

benarbenar diperlukan harus dibatasi seminimal mungkin

f Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

g Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak

mahal

23

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 27: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

Sarana Pembuangan Air Limbah

Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase

penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage

system)

Sarana Pembuangan Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia yang keberadaannya

banyak menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik Apabila

dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas

yang berbahaya bagi kesehatan manusia Apabila dibakar akan menimbulkan

pengotoran udara Kebiasaan membuang sampah disungai dapat

mengakibatkan pendangkalan sehingga menimbulkan banjir Dengan

demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber

pencemar pada tanah badan air dan udara

Berdasarkan asalnya sampah digolongkan dalam dua bagian yakni

sampah organik ( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering )

Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan sampah domestik yang pada

umumnya terdiri dari sisa makanan bahan dan peralatan yang sudah tidak

dipakai lagi bahan pembungkus kertas plastik dan sebagainya

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan antara lain

1 Dampak Terhadap Kesehatan

24

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 28: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik merupakan

tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi

berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan

penyakit Potensi bahaya yang ditimbulkan antara lain penyakit diare

kolera tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum Penyakit

DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan

sampahnya kurang memadai demikian pula penyakit jamur ( misalnya

jamur kulit )

2 Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau

sungai akan mencemari air berbagai organisme termasuk ikan dapat

mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan

berubahnya ekosistem perairan biologis

3 Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat membentuk lingkungan

yang kurang menyenangkan bagi masyarakat bau yang tidak sedap

dan pemandangan yang buruk Hal ini dapat berpengaruh antara lain

terhadap dunia pariwisata dan investasi Teknik pengelolaan sampah

yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor sebagai

berikut

a Penimbulan sampah

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 29: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya tingkat aktivitas pola kehidupantingkat

sosial ekonomi letak geografis iklim musim dan kemajuan teknologi

b Penyimpanan sampah

c Pengumpulan pengolahan dan pemanfaatan kembali

d Pengangkutan

e Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah kita diketahui

hubungan dan tingkat kepentingan masing-masing unsur tersebut agar

dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien Selain itu pada

tingkat rumah tangga juga sudah harus dimulai penerapan prinsip-prinsip

pengurangan volume sampah dengan menerapkan prinsip 4 R yaitu

(Reduce Reuse Recycle dan Replace )

2 Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah meliputi beberapa parameter

sebagai berikut

a Kebiasaan mencuci tangan

b Keberadaan vektor tikus

c Keberadaan Jentik

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di KabupatenKota pada jenis pelayanan Penyuluhan Perilaku

Sehat pada indikator Rumah Tangga Sehat target pencapaian sebesar 65

26

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 30: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian

disebut sebagai vektor misalnya pinjal tikus untuk penyakit pessampar

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria Nyamuk Aedes sp untuk

Demam Berdarah Dengue (DBD) Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki

GajahFilariasis

Penanggulanganpencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan

merancang rumahtempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus)

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat

penampungan air untuk mencegah penyakit DBD Penggunaan kasa pada

lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki

gajah dan usaha-usaha sanitasi Binatang pengganggu yang dapat menularkan

penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies kecoa dan lalat

dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga

menimbulakan diare Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing

yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab

Kebiasaan mencuci tangan

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari tangan menggunakan air dan sabun agar bersih

sekaligus memutuskan mata rantai kuman World Health Organization telah

mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan dengan

Sabun Sedunia Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu

upaya pencegahan penyakit Hal ini dilakukan karena tangan seringkali

27

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 31: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah

dari satu orang ke orang lain baik dengan kontak langsung ataupun kontak

tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk

gelas) Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan

binatang ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus dan makananminuman

yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan

bakteri virus dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

sedang ditularkan

Beberapa fakta tetang cuci tangan pakai sabun tersebut antra lain

1 Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman penyakit

ke tubuh manusia Cuci tangan dengan sabun dapat menghambat

masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui perantaraan

tangan

2 Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses mengandung

kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri

3 Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara

kasat mata sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ke tubuh

manusia

4 Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun

namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada

saat yang penting

Berdasarkan fakta diatas maka cuci tangan pakai sabun sangat penting

khususnya pada 5 (lima) waktu penting yaitu sebelum makan sesudah buang

28

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 32: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

air besar sebelum memegang bayi sesudah menceboki anak dan sebelum

menyiapkan makanan Kegiatan ini menurut beberapa penelitian akan dapat

mengurangi hingga 47 angka kesakitan karena diare dan 30 infeksi

saluran atas atau ISPA

Beberapa langkah tepat Cuci Tangan Pakai Sabun antara lain

1 Membasuh tangan dengan air yang mengalir kemudian cuci dan gosok

kedua tangan selama 20 detik dengan sabun sampai muncul busa Pada

tahab ini harus dipastikan bahwa semua bagian tangan tergosok semua

(sela-sela jari di bawah kuku dan punggung tangan

2 Membilas tangan dengan air mengalir selama 10 detik

3 Mengeringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering

Ada tidaknya tikus di dalam rumah

Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya

yang telah terinfeksi bakteri penyebab penyakit ini Keberadaan tikus dalam

rumah dapat dideteksi antara lain melalui jejak suara kotoran dan sarang

tikus

Ada tidaknya jentik

Hasil diatas masih dibawah target sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Ri

Nomor 1457MENKESSKX2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Di KabupatenKota pada Pelayanan pengendalian vektor

dimana Rumahbangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah gt95

29

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 33: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Bahan Penelitian Subjek Kriteria Penelitian dan Sampel

311 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah rumah warga di desa Pasar Krui kecamatan Pesisir

Tengah kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung

312 Kriteria Penelitian

3121 Kriteria Inklusi

Penduduk yang bersedia rumahnya disurvey

3122 Kriteria Eksklusi

Penduduk yang menolak rumahnya disurvey

32 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat Desa Gedung Cahya Kuningan

Waktu 16 ndash 17 Agustus 2011

33 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan desain

studi cross-sectional menggunakan formulir penilaian rumah sehat

30

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 34: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

34 Pengumpulan Data

a Observasi dengan datang dan melihat kondisi rumah warga serta melakukan

pengisian formulir inspeksi sanitasi rumah yang telah tersedia

b Wawancara melakukan Tanya jawab perilaku sehari ndash hari penghuni rumah

sesuai dengan item yang tersedia dalam formulir inspeksi sanitasi rumah

35 Pengolahan Data dan Kriteria Penilaian

Setelah data terkumpul data diproses dengan cara menjumlahkan nilai

yang sudah tersedia dari formulir penilaian rumah sehat8

Rumus yang digunakan adalah 8

Hasil penilaian NILAI x BOBOT

Kriteria

a Rumah sehat 1068 ndash 1200

b Rumah tidak sehat lt 1068

36 Penyajian Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini akan disajikan secara deskriptif

masing ndash masing komponennya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

31

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 35: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

DAFTAR PUSTAKA

Gawat Darurat Di bidang Pulmonologi (1987) SurabayaBimbingan Keterampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Pada Anak (1991) JakartaLokakarya dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(1992)Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (1992) JakartaUntuk Pelatihan Prajabatan Umum dan Khusus Tenaga Paramedis di Puskesmas

(1992) JakartaPedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat Untuk Puskesmas (2005) Semarang Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa TengahArifin M (2007) All About Rumah Sehat Dinas KesehatanBlum H (1974) Developmental Application of Social Change TheorySusilanindya T S L (2006) HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN

KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA Jurnal Kesehatan Lingkungan 43-52

32

LAMPIRAN

33

Page 36: PENELITIAN LAMPUNG BARAT_2

LAMPIRAN

33