PENELITIAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2015 STUDI ANALISIS...
Embed Size (px)
Transcript of PENELITIAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2015 STUDI ANALISIS...

PENELITIAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2015
STUDI ANALISIS WACANA KRITIS
TERHADAP RETORIKA DAKWAH ISLAM RAHMATAN LIL’ALAMIN
K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR, K.H. M. ARIFIN ILHAM,
DAN K.H. YUSUF MANSUR
(Pendekatan Mikro dan Makrostruktural)
Oleh:
Drs. Bahroni, M.Pd.
NIP. 196408181994031004
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LP2M)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2015
1

PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Drs. Bahroni, M.Pd.
NIP : 196408181994031004
Pangkat/Golongan : Pembina (IVa) / Lektor Kepala
menyatakan bahwa naskah penelitian dengan judul STUDI ANALISIS
WACANA KRITIS TERHADAP RETORIKA DAKWAH ISLAM
RAHMATAN LIL’ALAMIN K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR, K.H. M.
ARIFIN ILHAM, DAN K.H. YUSUF MANSUR (Pendekatan Mikro
dan Makrostruktural), secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya dan telah saya susun sesuai dengan kaidah dan etika
penelitian.
Salatiga, 5 Desember
2015
Yang Menyatakan
Drs. Bahroni, M.Pd.
2

NIP.
196408181994031004
3

ABSTRAK
Bahroni. 2015. Studi Analisis Wacana Kritis Terhadap Retorika DakwahIslam Rahmatan Lil’alamin K.H. Abdullah Gymnastiar, K.H. M.Arifin Ilham, dan K.H. Yusuf Mansur (Pendekatan Mikro danMakrostruktural). Penelitian Individual. Konsultan: Dr.H.Sa’adi,M.Ag.
Kata kunci: analisis wacana kritis, retorika dakwah.
Aktivitas mendakwahkan agama Islam—selanjutnya disebut dakwah—semakin berkembang di hampir semua lapisan masyarakat. Hal itudisebabkan oleh meningkatnya kebutuhan ruhani masyarakat yang senantiasaberkembang seiring dengan perkembangan kebutuhan jasmani atau duniawimereka. Faktor lain yang mendukung perkembangan dakwah adalah faktabahwa Indonesia merupakan satu negara besar dengan komunitas muslimterbanyak di dunia. Dakwah merupakan hal yang sangat strategis. Olehkarena itu, aktivitas tersebut tidak luput dari liputan media massa, baik cetakmaupun eletronik, baik offline maupun online. Di antara da’i asli Indonesiayang sangat dikenal oleh masyarakat luas adalah K.H. Muhammad ArifinIlham (Arifin), K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), dan K.H. Yusuf Mansur(YM).
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakahwujud kohesi gramatikal retorika dakwah Aa Gym, Arifin, dan YM?; (2)bagaimanakah wujud kohesi leksikal retorika dakwah Aa Gym, Arifin, danYM?; serta (3) bagaimanakah tanggapan pendengar/pemirsa retorika dakwahAa Gym, Arifin, dan YM? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk (1)mendeskripsikan dan menjelaskan wujud kohesi gramatikal retorika dakwahAa Gym, Arifin, dan YM; (2) mendeskripsikan dan menjelaskan wujudkohesi leksikal retorika dakwah Aa Gym, Arifin, dan YM; serta (3)mendeskripsikan dan menjelaskan tanggapan pendengar/pemirsa retorikadakwah Aa Gym, Arifin, dan YM.
Sumber data dalam penelitian berupa rekaman ceramahempat da’i, yakni Zainuddin, Aa Gym, Arifin, dan YM yangtersimpan dalam kaset dan alat-alat penyimpan yang lain,termasuk yang terdapat di media online seperti Youtube, sertadokumen-dokumen yang memuat ceramah empat da’i tersebut. Disamping itu, data juga akan digali dari responden yangdiwawancarai mengenai tanggapannya yang terkait dengan sosok
4

dan substansi pesan-pesan dakwah dari tiga da’i tersebut. Datadalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknikrekam, simak, dan catat. Di samping itu, juga akan digunakanteknik pustaka, yakni teknik pengambilan data dari berbagaisumber tertulis beserta konteks lingual yang mendukung analisisdata. Berbagai tulisan dipilih yang mencerminkan pemakaianpotensi bahasa yang khas.
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalahsebagai berikut: (1) pengurutan data sesuai dengan masalah yangakan dijawab; (2) pembentukan satuan-satuan data dalam stiapurutannya sesuai dengan kemungkinan hubungan cici kategorinya;(3) interpretasi nilai data sesuai dengan masalah yan akan dijawab;(4) evaluasi tingkat kelayaan dan kelengkapan data dikaitkandengan rentang masalahnya. Evaluasi ini juga menyangkutpenafsiran validitas data bila dihubungkan dengan isi penjelasanyang diberikan. Berdasarkan hasil evaluasi ini dapat ditentukanperlu tidaknya mencari data baru. Berdasarkan hasil analisis,selanjutnya dilakukan pendeskripsian, yakni penjelasan secarasistematis tentang fakta tertentu yang dihasilkan berdasarkankonsep dan cara kerja yang telah ditetapkan.
Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,wujud kohesi gramatikal retorika dakwah Aa Gym, Arifin, dan YMmencakup referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Referensimerupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuanlingual tertentu yang menunjuk satuan lingual lain yangmendahului atau mengikutinya. Substitusi merupakan salah satukohesi gramatikal yang berupa penggantian satuan lingual tertentu(yang telah disebut) dengan satuan lingual lain. Elipsis adalahsalah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa penghilangan unsur(konstituen) tertentu yang telah disebutkan. Konjungsi merupakansalah satu jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan caramenghubungkan unsur yang satu dengan yang lain.
Kedua, wujud kohesi leksikal retorika dakwah Aa Gym, Arifin, dan YMmencakup repetisi (pengulangan), sinonimi (persamaan kata), antonimi (lawankata), hiponimi (hubungan atas bawah), kolokasi (sanding kata), danekuivalensi (kesepadanan).
Ketiga, tanggapan pendengar/pemirsa retorika dakwah AaGym, Arifin, dan YM adalah beragam, yang sebagian besarmenyatakan bahwa substansi ceramah tiga da’i tersebut sangatberkesan, inspiratif, dan dapat memotivasi agarpendengar/pemirsa senantiasa berusaha untuk menjalanikehidupan yang lebih bermakna, yakni selalu bersyukur dan
5

bersabar. Sebagian besar pendengar/pemirsa menyatakan bahwabahasa yang digunakan oleh tiga da’i tersebut cukup komunikatifyang disertai dengan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
6

KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LP2M)
Jl. Tentara Pelajar No.2 Telp. (0298) 323706, Fax3233433 Salatiga 50721
http://www. i ainsalatiga.ac.id e-mail:administrasi@ i ainsalatiga.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : STUDI ANALISIS WACANA KRITIS TERHADAP RETORIKA
DAKWAH ISLAM RAHMATAN LIL’ALAMIN K.H.
ABDULLAH GYMNASTIAR, K.H. M. ARIFIN ILHAM,
DAN K.H. YUSUF MANSUR (Pendekatan Mikro dan
Makrostruktural)
Peneliti : Drs. Bahroni, M.Pd.
NIP : 196408181994031004
Jenis Penelitian : Penelitian Individual
Tema : Bahasa (Analisis Wacana)
Salatiga, 5 Desember
2015
Konsultan Kepala LP2M
Dr. H. Sa’adi, M.Ag. Dr. Adang Kuswaya, M.Ag.
7

NIP. 196304201992031003 NIP.
197205311993031002
8

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT dan kontribusi dari
berbagai pihak, penyusunan laporan penelitian unggulan judul STUDI
ANALISIS WACANA KRITIS TERHADAP RETORIKA DAKWAH ISLAM
RAHMATAN LIL’ALAMIN K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR, K.H. M. ARIFIN
ILHAM, DAN K.H. YUSUF MANSUR (Pendekatan Mikro dan
Makrostruktural) dapat terselesaikan dengan baik.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
rujukan dalam upaya memperkaya khazanah ilmu pengetahuan,
terutama dalam bidang analisis wacana kritis yang terkait dengan
retorika dakwah.
Peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif
dari berbagai pihak terhadap kekurangan-kekurangan dalam penelitian
in untuk perbaikan karya-karya peneliti di masa-masa mendatang.
Akhirnya, semua kebenaran mutlak dan kesempurnaan hanyalah
milik Allah, segala kekurangan dan kesalahan tentu dari peneliti
sebagai manusia biasa. Mudah-mudahan karya yang jauh dari
kesempurnaan ini ada manfaatnya. Amin.
Salatiga, 5 Desember
2015
Peneliti
Drs. Bahroni, M.Pd.
9

10

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ____i
PERNYATAAN KEASLIAN ____ ii
ABSTRAK ____ iii
LEMBAR PENGESAHAN ____ v
KATA PENGANTAR ____ vi
DAFTAR ISI ____ vii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ___1
B. Rumusan Masalah ___5
C. Tujuan Penelitian ___ 6
D. Manfaat Penelitian ___ 6
E. Metode Penelitian ___ 7
1. Pendekatan Penelitian ___ 7
2. Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian____ 8
3. Validitas Data ___ 9
4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ____9
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Penelitian Terdahulu ____ 11B. Kajian Pustaka
1. Analisis Wacana ____ 162. Retorika Dakwah ____ 23
11

BAB III : BIOGRAFI DA’I
A. K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) ____ 27B. K.H. Muhammad Arifin Ilham ____ 35C. K.H. Yusuf Mansur (YM) ____ 42
BAB IV : WUJUD KOHESI GRAMATIKAL RETORIKA DAKWAH
A. K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) ____ 45B. K.H. Muhammad Arifin Ilham ____ 50C. K.H. Yusuf Mansur (YM) ____ 54
BAB V : WUJUD KOHESI LEKSIKAL RETORIKA DAKWAHA. K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) ____ 61B. K.H. Muhammad Arifin Ilham ____ 69C. K.H. Yusuf Mansur (YM) ____ 74
BAB VI : TANGGAPAN AUDIENS TERHADAP RETORIKA DAKWAH
A. K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) ____ 80B. K.H. Muhammad Arifin Ilham ____ 88C. K.H. Yusuf Mansur (YM) ____ 92
BAB VII : PENUTUP
A. Kesimpulan ___97
B. Saran ___ 98
DAFTAR PUSTAKA ___99
LAMPIRAN-LAMPIRAN ____102
12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahAktivitas mendakwahkan agama Islam—selanjutnya
disebut dakwah—semakin berkembang di hampir semua
lapisan masyarakat. Hal itu disebabkan oleh meningkatnya
kebutuhan ruhani masyarakat yang senantiasa berkembang
seiring dengan perkembangan kebutuhan jasmani atau
duniawi mereka. Faktor lain yang mendukung perkembangan
dakwah adalah fakta bahwa Indonesia merupakan satu
negara besar dengan komunitas muslim terbanyak di dunia.Semarak dakwah dan aktivitas-aktivitas keagamaan
Islam yang lain, menurut Pudiyono (2008:247) merupakan hal
yang sangat strategis. Oleh karena itu, aktivitas-aktivitas
tersebut tidak luput dari liputan media massa, baik cetak
maupun eletronik, baik offline maupun online. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya majalah, radio, televisi, dan
situs-situs di internet yang khusus menyebarluaskan pesan-
pesan dakwah, bahkan sebagian besar televisi nasional
maupun daerah yang tidak khusus untuk berdakwah pun,
secara periodik menayangkan acara dengan konten dakwah.Terkait dengan etika dakwah, Allah subhanahu wata’ala
memerintahkan agar dakwah dilakukan dengan bijaksana,
13

nasihat, dan diskusi yang baik (Q.S. An-Nahl:125). Dengan
kata lain, dakwah itu hendaknya dilakukan dengan bahasa
yang santun dan penuh empati sehingga dapat mencerahkan
pikiran dan menyejukkan hati. Di antara da’i asli Indonesia
yang sangat dikenal oleh masyarakat luas dan agaknya
memiliki karakter sebagaimana dimaksud dalam Q.S. An-
Nahl:125 tersebut adalah K.H. Muhammad Arifin Ilham
(Arifin), K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), dan K.H. Yusuf
Mansur (YM). Model dakwah yang dikembangkan oleh ketiga da’i
tersebut, agaknya berpedoman pada prinsip yang
menyatakan bahwa mendakwahkan Islam itu sebaiknya
memperkenalkan ajaran Islam yang dapat memberi jawaban
atau solusi terhadap masalah kehidupan. Ini berarti pesan
yang disampaikan dalam dakwah itu harus aktual, faktual,
dan menonjolkan human interest-nya (Thaha, 1997:113). Di
samping itu, dalam berdakwah harus memilih bahasa
sedemikian rupa sehingga ummat tidak tersinggung tetapi
justru dapat tersentuh hatinya (Thaha, 1997: 148). Di
samping gaya retorika, hal lain yang menentukan efektifitas
dakwah yaitu penguasaan massa, penguasaan persoalan
yang dibahas, dan yang terpenting adalah keikhlasan
pembicara. Apa yang dari hati akan sampai ke hati,
14

sedangkan apa yang hanya keluar dari bibir biasanya hanya
akan sampai ke telinga (Thaha, 1997:119). Ketiga da’i tersebut sama-sama memiliki komitmen
yang sangat kuat pada penyebaran ajaran “Islam sebagai
rahmatan lil’alamin” dengan tetap berpegang teguh pada
prinsip tauhid dan akhlaqul karimah, kebersihan hati,
keikhlasan, dan kebersamaan, termasuk dalam menyikapi
setiap perbedaan. Aa Gym menyatakan, “Perbedaan adalah
kenyataan. Bagaimana menyikapi perbedaan menuju ridha
Allah ... itulah tentangannya” (Gymnastiar, 2005:63). “Saya
ingin mengaplikasikan Islam sebagai rahmatan lil’alamin”
(Gymnastiar, 2005:77). “Saya bercita-cita Daarut Tauhid
sebagai miniatur Indonesia dengan menunjukkan wajah Islam
yang indah, produktif, profesional, dan membawa rahmat
bagi seisi alam” (Gymnastiar, 2005:97).Dalam menyebarluaskan ajaran Islam sebagai
rahmatan lil’alamin, tiga da’i kondang tersebut dikenal publik
dengan sebutan khasnya masing-masing. Arifin dikenal
dengan sebutan yang melekat pada frasa “Majelis Dzikir’, Aa
Gym dikenal dengan frasa “Manajemen Qolbu”, dan YM
dikenal dengan frasa “Wisata Hati”. Meskipun agak berbeda
penekanan dalam mendakwahkan ajaran Islam, namun
sebenarnya ketiganya berorientasi pada hal yang sama yaitu
mendekatkan diri kepada Allah dan berempati kepada
15

sesama dengan cara berpegang teguh pada prinsip tauhid,
memperbanyak dzikir, menata hati, dan banyak bersedekah. Terkait dengan pentingnya berpegang teguh pada
prinsp Tauhid, Arifin menyatakan bahwa puncak dzikir adalah
ketika seseorang telah mampu menanggalkan atribut-atribut
artifisial yang disandangnya. Yakni, ia benar-benar telah
bebas dari keinginan-keinginan pribadinya. Semua
tindakannya didasarkan pada prinsip lillahita’ala (hanya
karena Allah). Pada stadium inilah keikhlasan dan ihsan itu
berada (Ilham, 2003). Senada dengan itu, Aa Gym
menyatakan bahwa manusia memiliki kesempatan untuk
ma’rifatullah (kesanggupan mengenal Allah). Kesanggupan ini
Allah karuniakan kepada manusia karena mereka memiliki
akal dan nurani. Orang-orang yang hatinya hidup akan bisa
mengenal dirinya sendiri, dan pada akhirnya akan berhasil
pula mengenal Tuhannya (Gymnastiar, 2003:122).
Selanjutnya Aa Gym menyatakan bahwa yang disebut sukses
ialah ketika seseorang bisa berjumpa dengan Allah di akhirat
nanti (Gymnastiar, 2005:97). Adapun YM menyatakan, “Hati
menentukan pikiran, dan pikiran menentukan perkataan dan
perbuatan. Oleh karena itu, jangan pernah membenci orang
lain yang pernah menyakitimu bahkan menjatuhkanmu,
namun tersenyumlah dan jadikan ia menjadi teman
16

terbaikmu”.
(http://infoterbaruterbaru.blogspot.com/2013/11/kata-
mutiara-yusuf-mansyur. html, diakses pada 26 Mei 2015).Terkenalnya tiga da’i tersebut, merupakan bukti bahwa
model dakwah mereka yang humanis yang lebih menonjolkan
ajaran Islam sebagai rahmatan lil’alamin sangat cocok dan
dapat diterima oleh masyarakat muslim Indonesia yang
memiliki keragaman etnis dan budaya. Oleh karena itu, model
dakwah yang demikian itu perlu dikembangkan dan
disebarluaskan lebih lanjut seiring dengan semakin
meningkatnya kesadaran ummat akan pentingnya
pemenuhan kebutuhan ruhani dan jasmani secara seimbang.
Penyebarluasan, pemahaman, dan penghayatan secara
mendalam terhadap model dakwah yang humanis itu,
semakin penting artinya di tengah-tengah masyarakat
Indonesia yang dewasa ini agaknya sedang mendapat
gempuran yang sangat dahsyat dari pola hidup materialistik
dan hedonistik. Dalam kondisi masyarakat Indonesia
demikian ini, sentuhan dakwah yang humanis dan menyentuh
nurani diharapkan dapat menyadarkan kembali kepada
seluruh warga bangsa akan pentingnya pembangunan mental
spiritual sebagaimana diamanatkan dalam lagu kebangsaan
17

Indonesia Raya: “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
untuk Indonesia Raya”.
Di antara cara yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan dan menyebarluaskan konsep tertentu
adalah melalui kegiatan penelitian. Oleh karena itu, dalam
rangka mengembangkan, menyebarluaskan, memahami, dan
menghayati secara mendalam model dakwah yang agaknya
sangat cocok dengan karakteristik masyarakat Indonesia
yang majemuk itu, maka penelitian tentang “Studi Analisis
Wacana Kritis Terhadap Retorika Dakwah Islam
Rahmatan Lil’alamin K.H. Abdullah Gymnastiar, K.H. M.
Arifin Ilham, dan K.H. Yusuf Mansur (Pendekatan Mikro
dan Makrostruktural)” adalah penting untuk dilakukan. Hal
itu demikian, karena dewasa ini pemahaman tentang wacana
tidak bisa ditinggalkan oleh siapa saja yang ingin menguasai
informasi. Wacana sebagai dasar dalam pemahaman teks
sangat diperlukan oleh masyarakat dalam berkomunikasi
dengan informasi yang utuh. Teks tersususn dari unsur-unsur
yang saling terkait sehingga terciptalah satu kesatuan yang
utuh yang membentuk wacana. Dengan demikian, melalui
penelitian analisis wacana kritis (critical discourse analysis)
ini diharapkan pemahaman terhadap retorika dakwah dari
tiga da’i tersebut menjadi lebih utuh.
18

B. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah wujud kohesi gramatikal retorika dakwah
Aa Gym, Arifin, dan YM?2. Bagaimanakah wujud kohesi leksikal retorika dakwah Aa
Gym, Arifin, dan YM?3. Bagaimanakah tanggapan pendengar/pemirsa retorika
dakwah Aa Gym, Arifin, dan YM?C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:1. Mendeskripsikan dan menjelaskan wujud kohesi
gramatikal retorika dakwah Aa Gym, Arifin, dan YM.2. Mendeskripsikan dan menjelaskan wujud kohesi leksikal
retorika dakwah Aa Gym, Arifin, dan YM.3. Mendeskripsikan dan menjelaskan tanggapan
pendengar/pemirsa retorika dakwah Aa Gym, Arifin, dan
YM?
D. Manfaat Penelitian1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi pengembangan khazanah ilmu,
khususnya ilmu bahasa yang terkait analisis wacana dan
ilmu dakwah.2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut:1. Bagi para pakar bahasa dan pembelajaran bahasa,
dapat mempertajam pikiran dan intuisi dalam
memahami tidak hanya hakikat bahasa tetapi juga
proses belajar bahasa dan perilaku bahasa, karena
19

proses belajar bahasa mempunyai kaitan erat dengan
proses pemerolehan kompetensi komunikatif.
Kompetensi ini hanya dapat diperoleh dalam konteks
penggunaan bahasa. Dengan demikian, menganalis
wacana secara sungguh-sungguh dapat mengungkap
tingkat pemerolehan kompetensi komunikatif.2. Bagi para da’i, dapat mencerahkan pikiran dan intuisi
dalam memahami, memilih, dan menerapkan model
dakwah yang lebih humanis dan persuasif sehingga
ajakan dakwahnya dapat menyentuh nurani audiensnya
yang pada akhirnya mereka mau menerima ajakannya
itu dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.3. Bagi ummat/pembaca pada umumnya, dapat membantu
memahami makna dalam pesan-pesan retorika dakwah
secara lebih utuh dan mendalam. E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-
deskriptif, yakni bertujuan untuk mengungkapkan berbagai
informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan
penuh nuansa untuk menggambarkan secara cermat sifat-
sifat suatu hal, keadaan, fenomena, dan tidak terbatas
pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisis dan
interpretasi data tersebut (Sutopo, 2002:111).
20

Penelitian ini berusaha mendeskripsikan dan
menjelaskan secara kualitatif jawaban dari semua
pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah. Dalam hal
yang khusus terkait analisis wacana kritis, akan digunakan
dua pendekatan yakni pendekatan mikro dan
makrostruktural. Pendekatan mikrostruktural
menitikberatkan pada mekanisme kohesi tekstualnya,
untuk mengungkapkan urutan kalimat yang dapat
membentuk wacana menjadi koheren.
Adapun pendekatan makrostruktural menitikberatkan
pada garis besar susunan wacana untuk memahami
wacana secara keseluruhan. Dalam hal ini, di samping
meneliti hubungan atau keterkaitan antarkalimat dan
paragraf, juga perlu mempertimbangkan konteks-situasi
yang pemahamannya dapat dilakukan dengan beberapa
prinsip penafsiran, yakni penafsiran lokal, temporal, dan
analogi. Bahkan, meliputi juga faktor-faktor sosio-kultural
dan konvensi-konvensi sosial budaya yang
melatarbelakangi terciptanya sebuah wacana, yakni dunia
luar bahasa (Sumarlam, 2008: 234).
2. Data, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian
21

Data penelitian kebahasaan adalah fenomena lingual
khusus yang berkaitan langsung dengan masalah
penelitian (Sudaryanto, 2002:5-6). Data penelitian ini
berupa satuan-satuan lingual yang membentuk kohesi
gramatikal dan leksikal ditambah dengan faktor-faktor
situasi dan latar belakang sosiokultural yang terdapat di
luar teks.
Sumber data dalam penelitian berupa rekaman
ceramah empat da’i, yakni Zainuddin, Aa Gym, Arifin, dan
YM yang tersimpan dalam kaset dan alat-alat penyimpan
yang lain, termasuk yang terdapat di media online seperti
Youtube, serta dokumen-dokumen yang memuat ceramah
empat da’i tersebut. Disamping itu, data juga akan digali
dari responden yang diwawancarai mengenai
tanggapannya yang terkait dengan sosok dan substansi
pesan-pesan dakwah dari tiga da’i tersebut.
Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan
menggunakan teknik rekam, simak, dan catat. Di samping
itu, juga akan digunakan teknik pustaka, yakni teknik
pengambilan data dari berbagai sumber tertulis beserta
konteks lingual yang mendukung analisis data. Berbagai
tulisan dipilih yang mencerminkan pemakaian potensi
bahasa yang khas (Subroto,1992:42).
22

3. Validitas Data
Agar data yang diperoleh dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah dan dapat menjadi landasan dalam
penarikan kesimpulan, maka sebelum informasi dijadikan
data penelitian perlu dicermati validitas dan reliabiltasnya.
Untuk menjamin keabsahan dan kredibilitas data
penelitian, digunakan teknik trianggulasi, yang lazim
dipakai dalam penelitian kualitatif.
4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut: (1) pengurutan data sesuai dengan masalah yang
akan dijawab; (2) pembentukan satuan-satuan data dalam
stiap urutannya sesuai dengan kemungkinan hubungan cici
kategorinya; (3) interpretasi nilai data sesuai dengan
masalah yan akan dijawab; (4) evaluasi tingkat kelayaan
dan kelengkapan data dikaitkan dengan rentang
masalahnya. Evaluasi ini juga menyangkut penafsiran
validitas data bila dihubungkan dengan isi penjelasan yang
diberikan. Berdasarkan hasil evaluasi ini dapat ditentukan
perlu tidaknya mencari data baru. Berdasarkan hasil
analisis, selanjutnya dilakukan pendeskripsian, yakni
penjelasan secara sistematis tentang fakta tertentu yang
23

dihasilkan berdasarkan konsep dan cara kerja yang telah
ditetapkan (Aminuddin, 1995:67).
24

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Penelitian TerdahuluBeberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan
tema penelitian yang akan penulis lakukan adalah sebagai
berikut.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Umar Fauzan
pada tahun 2014 yang berjudul Analisis Wacana Kritis Teks
Berita MetroTV dan tvOne mengenai Luapan Lumpur
Sidoarjo. Penelitian ini berupa disertasi pada Program Studi S-
3 Linguistik Deskriptif di Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif dengan menggunakan CDA model
Fairclough, yang kesimpulannya adalah sebagai berikut.
1. Teks berita MetroTV dan tvOne terdiri dari tiga unit
wacana, yakni judul, orientasi, dan sequence of events.
Struktur teks MetroTV tidak hanya berisi pemaraan
peristiwa, namun juga memberi pemaparan hal-hal negatif
yang mengangkat hal tidak baik dari PT Lapindo Brantas.
Struktur teks tvOne tidak hanya berisi pemaparan
informasi sebagaimana lazimnya teks berita, namun juga
25

memberi nuansa argumentasi untuk teks berita dengan
tujuan menetralkan isu-isu yang negatif.
2. Gramatika yang berupa transtivitas, MetroTV memilih
menggunakan Aktor sebagai partisipan yang berupa
nonmanusia. Gramatika yang berupa kalimat positif-
negatif, MetroTV memanfaatkan kalimat positif dengan
porsi yang tidak terlalu besar (65% dari total penggunaan
kalimat). Gramatika yang berupa transtivitas, tvOne
menggunakan Aktor sebagai partisipan yang berupa
manusia, warga; menggunakan proses material sebagai
proses yang paling dominan; serta mengangkat tema-
tema yang positif, seperti: istighosah, pembayaran dan
penanganan lumpur yang berlangsung baik. Gramatika
yang berupa kalimat positif-negatif, tvOne menggunakan
porsi kalimat positif yang sangat besar (87% dari total
penggunaan kalimat) untuk bersikap setuju dan
mengangkat hal yang positif dengan apa yang dilakukan
oleh PT Lapindo Brantas.
3. Kosakata MetroTV meliputi 3 hal: (1) MetroTV
memanfaatkan kosakata eksperiensial untuk mengangkat
hal-hal yang tidak baik mengenai identitas, penyebab, dan
dampak luapan lumpur, siapa yang harus bertanggung
26

jawab, reaksi warga, proses penanganan, dan pembayaran
ganti rugi; (2) MetroTV memanfaatkan kata attitudinal
untuk memberikan penilaian yang tidak baik terhadap PT
Lapindo Brantas; dan (3) MetroTV memanfaatkan metafora
untuk mengangkat hal-hal yang negatif dari PT Lapindo.
Kosakata tvOne meliputi 3 hal: (1) tvOne memanfaatkan
kosakata eksperiensial untuk mengangkat hal-hal yang
baik mengenai identitas, penyebab, dan dampak luapan
lumpur, siapa yang harus bertanggung jawab, reaksi
warga, proses penanganan, dan pembayaran jual beli; (2)
tvOne memanfaatkan kata attitudinal untuk memberikan
penilaian yang baik terhadap apa yang sudah dilakukan
dengan baik oleh PT Lapindo Brantas, dan (3) tvOne
memanfaatkan metafora untuk mengungkap hal-hal yang
positif dan sekaligus menetralkan hal-hal yang negatif dari
dampak dan penanganan luapan lumpur.
4. Ideologi MetroTV adalah pencitraan negatif dengan
menyerang, sementara ideologi tvOne adalah pencitraan
positif dengan membela diri dan menentralkan isu-isu
negatif pihak lain.
5. Strategi MetroTV adalah menguatkan hal negatif dari
orang lain dan Mengurangi hal positif dari orang lain.
27

Strategi tvOne adalah Menguatkan hal positif dari diri kita
dan Mengurangi hal negatif dari diri kita.
6. Perbedaan bentuk bahasa terjadi karena MetroTV dan
tvOne berafiliasi kepada dua partai politik yang berbeda
dengan ideologi yang berbeda pula dan ingin menarik
simpati dari masyarakat. (http://pasca.uns.ac.id/?p=3074,
diakses pada 27 Mei 2015)
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Duryatin Amal
yang berjudul Studi Analisis Wacana Kritis terhadap Iklan-
iklan Televisi dengan Endorser Ustadz dan ustadzah.
Penelitian yang berupa tesis pada Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta ini menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan paradigma kritis.
Kesimpulanya, pada level teks, ditemukan bahwa dalam
iklan-iklan yang dibintangi oleh ustadz dan ustadzah terdapat
wacana komodifikasi isi dengan teridentifikasinya tampilan
ciri khas, gaya, dan gerakan ustadz dan ustadzah;
penggunaan musik-musik ala Timur Tengah; dan tampilan
ustadz dan ustadzah yang terlihat berlebihan.
Pada level konsumsi teks, dapat disimpulkan bahwa
terdapat praktik komodifikasi ustadz dan ustadzah dalam
28

iklan. Terdapat dua golongan partisipan yang setuju dan tidak
setuju terhadap ustadz dan ustadzah yang beriklan. Di
samping itu, partisipan berpandangan bahwa ustadz dan
ustadzah ditampilkan kembali dalam iklan sebagai sosok
yang lucu, gayanya terlalu berlebihan, tegas, sopan,
sederhana, gaul, dan feminin.
Adapun pada level sosiokultural, iklan disiarkan dalam
kondisi mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam
terbesar di dunia, dimana iklan tersebut merupakan salah
satu bentuk budaya pop yang isinya ditentukan oleh kaum
kapitalis. http://dglib.uns.ac.id/dokumen/Studi-Analisis-
Wacana-Kritis-terhadap-Iklan-iklan-Televisi-dengan-Endorser-
Ustadz-dan-ust, diakses pada 27 Mei 2015).
Posisi penelitian yang akan penulis lakukan terhadap
hasil penelitian pertama dan kedua di atas, meskipun sama-
sama menggunakan analisis wacana kritis, namun berbeda
objeknya. Hasil penelitian pertama tersebut mengkaji wacana
berita di televisi dan yang kedua mengkaji wacana iklan di
televisi, sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan
akan mengkaji wacana retorika dakwah. Hasil penelitian
pertama dan kedua tersebut akan penulis gunakan sebagai
bahan pembanding dan pertimbangan dalam melakukan
29

analisis data karena sama-sama menggunakan pendekatan
analisis wacana kritis.
Ketiga, penelitian yang berjudul Analisis Wacana Humor
dalam Film Kill the Messenger (Studi Kasus Stand-Up Comedy
Chris Rock). Penelitian yang berupa tesis pada Program
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada ini dilakukan oleh
Anggi Triandana. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
penciptaan humor di stand-up comedy dipandang sebagai
kombinasi dari berbagai fitur lingistik seperti (1) struktur
wacana humor di stand-up comedy, (2) pemanfaatan aspek
pragmatis untuk menciptakan humor, (3) penggunaan aspek
kebahasaan untuk membangkitkan humor, (4) fungsi humor
itu sendiri.
Penelitian ini menemukan bahwa Kill the Messenger
menggunakan berbagai struktur dan pola seperti one-liners,
pertanyaan dan jawaban, struktur sederhana, dan struktur
yang kompleks. Kill the Messenger juga menggunakan aspek
kebahasaan sebagai pemicu terjadinya kelucuan seperti
morfologi, sintaksis, semantik, deixis, dan gaya bahasa.
Secara pragmatis, penelitian ini menggambarkan humor
dilihat dari menyimpangkan prinsip kerjasama, prinsip
kesantunan, dan penggunaan prinsip ironi. Penelitian ini juga
30

menemukan fungsi humor dalam hal solidaritas, power, dan
psikologi.
(http://lib.ugm.ac.id/ind/?page_id=248, diakses pada 27 Mei
2015).Keempat, penelitian yang berjudul Analisis Wacana
Humor dalam Kumpulan Komik Serial Mice Cartoon. Penelitian
yang berupa tesis pada Program Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada ini dilakukan oleh Siti Maryam. Dalam penelitian
ini, pragmatik digunakan sebagai tinjauannya karena satuan
analisisnya berupa tuturan yang maknanya terikat konteks. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Data wacana
humor yang ditimbulkan oleh aspek-aspek pragmatik yang
disimpangkan terbagi menjadi tiga aspek, meliputi: (1)
penyimpangan prinsip kerja sama, (2) penyimpangan prinsip
kesopanan, dan (3) penyimpangan parameter pragmatik.
Sementara itu aspek-aspek kebahasaan yang
dimanfaatkan oleh kartunis Mice dalam mengkreasikan
wacana humornya meliputi (1) aspek fonologis, (2)
ketaksaan, (3) metonimi, (4) hiponimi, (5) sinonimi, (6)
antonimi, (7) eufemisme, (8) nama, (9) kata ulang, (10)
pertalian kata dalam frasa, (11) pertalian elemen
intraklausa, (12) pertalian antarklausa, dan (13) pertalian
antarproposisi. (http://lib.ugm.ac.id/ind/, diakses pada 27 Mei
31

2015).
Posisi penelitian yang akan penulis lakukan terhadap
hasil penelitian ketiga dan keempat di atas, ada bedanya
yakni hasil penelitian tersebut menggunakan analisis
wacana, sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan
menggunakan analisis wacana kritis. Objeknya juga berbeda,
hasil pelitian ketiga objeknya adalah wacana humor dalam
film, yang keempat objeknya wacana humor dalam komik,
sedangkan objek penelitian yang akan penulis lakukan
adalah wacana retorika dakwah. Hasil penelitian ketiga dan
keempat tersebut yang sama-sama mengakji wacana humor
tersebut, juga dapat dijadikan pembanding atau
pertimbangan dalam melakukan analisis data penelitian
yang akan penulis lakukan karena dalam wacana dakwah
juga ada wacana humornya.
B. Kajian Pustaka1. Analisis Wacana
Ketika membahas bahasa berdasarkan tata bunyi
(fonologi), bentuk kata (morfologi), struktur kalimat
(sintaksis) bahkan berdasarkan kandungan maknanya
(semantik), seolah-olah kita menganggap bahasa itu
32

merupakan sesuatu yang dapat kita pisah-pisahkan
berdasarkan komponennya tanpa mempertimbangkan
bahwa sebenarnya komponen-komponen itu merupakan
suatu kesatuan yang saling berhubungan di dalam
konteks pemakaiannya. Dalam kenyataannya bahasa itu
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi.
Dengan demikian, bahasa tidak lagi dipandang
sebagai alat komunikasi yang diperinci dalam bentuk
bunyi, frasa, ataupun kalimatnya secara terpisah-pisah.
Kita memakai bahasa dalam wujud kalimat yang saling
berkaitan. Kalimat yang pertama menyebabkan
timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadi acuan
kalimat ketiga, kalimat ketiga mengacu kembali ke
kalimat pertama, dan seterusnya. Rentetan kalimat yang
berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu
dengan proposisi yang lain itu membentuk kesatuan
yang dinamakan wacana. Agaknya jelas bahwa
pembicaraan tentang wacana memerlukan pengetahuan
tentang kalimat dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kalimat.
Sampai saat ini batasan atau definisi wacana
yang dikemukakan para ahli bahasa masih beragam.
Antara definisi yang satu dengan yang lain terdapat
33

perbedaan-perbedaan karena sudut pandang yang
digunakan pun berbeda. Namun, harus diakui pula
bahwa di samping terdapat perbedaan terdapat juga
teras-inti bersama atau persamaan-persamaan di antara
definisi-definisi itu.
Menurut Douglas dalam Mulyana (2005:3), istilah
wacana berasal dari bahasa Sansekerta wac/wak/vak, yang
artinya berkata, berucap. Kata tersebut kemudian
mengalami perubahan bentuk menjadi wacana. Sinar
(2008:5), berpendapat bahwa wacana merupakan unit
bahasa yang lengkap dan tertinggi yang terdiri daripada
deretan kata atau kalimat, baik dalam bentuk lisan maupun
tulisan, yang dijadikan bahan analisis linguistik. Dalam
linguistik, wacana dipahami sebagai satuan lingual
(linguistic unit) yang berada di atas tataran kalimat
(Baryadi 2002:2).
Menurut Edmondson (1981:4), wacana adalah suatu
peristiwa yang terstruktur yang dimanifestasikan dalam
perilaku bahasa atau yang lainnya. Tampak di dalam
definisi itu bahwa Edmondson menekankan adanya sifat
keteraturan peristiwa yang dinyatakan dengan bahasa
di dalam wacana. Lebih lanjut, ia membedakan antara
wacana (discourse) dengan teks (text). Teks merupakan
34

suatu rangkaian ungkapan bahasa yang terstruktur
yang membentuk satu kesatuan. Berdasarkan batasan
tersebut, secara ringkas dapat dikatakan bahwa
perbedaan pokok antara teks dengan wacana adalah
teks merupakan suatu rangkaian pernyataan bahasa
yang terstruktur, sedangkan wacana merupakan suatu
peristiwa yang terstruktur yang diungkapkan melalui
bahasa.
Sementara itu, Kridalaksana (1983:179)
berpendapat bahwa wacana merupakan satuan bahasa
terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan satuan
gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini
direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh
(novel, buku, seri ensiklopedia), paragraf, kalimat atau
kata yang membawa amanat yang lengkap. Tampak
pada definisi tersebut, hal yang dipentingkan di dalam
wacana menurut Kridalaksana adalah keutuhan atau
kelengkapan maknanya. Adapun bentuk konkretnya
dapat berupa apa saja (kata, kalimat, paragraf, atau
sebuah karangan yang utuh) yang penting makna, isi,
dan amanatnya lengkap.
Selanjutnya, James Deese (1984) sebagaimana
dikutip oleh Tarigan (1987:25) menyatakan bahwa
35

wacana adalah seperangkat proposisi yang saling
berhubungan untuk menghasilkan suatu rasa kepaduan
atau rasa kohesi bagi penyimak atau pembaca. Kohesi
atau kepaduan itu sendiri harus muncul dari isi wacana,
tetapi banyak sekali rasa kepaduan yang dirasakan
oleh penyimak atau pembaca harus muncul dari cara
pengutaraan, yaitu pengutaraan wacana itu.
Berdasarkan batasan tersebut dapat diketahui
bahwa sebuah wacana menurut Deese harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. merupakan seperangkat proposisi, yaitu konfigurasi
makna yang menjelaskan isi komunikasi dari
pembicara;
b. isi komunikasi itu harus saling berhubungan,
artinya antara proposisi yang satu dengan
proposisi yang lain saling berkaitan; dan
c. keterkaitan antarproposisi itu menghasilkan rasa
kepaduan, baik kepaduan bentuk maupun
kepaduan makna.
Adapun Samsuri (1988:1), menyatakan bahwa
wacana ialah rekaman kebahasaan yang utuh tentang
peristiwa komunikasi. Komunikasi itu dapat menggunakan
bahasa lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulisan.
36

Wacana mungkin bersifat transaksional, jika yang
dipentingkan ialah isi komunikasi itu, tetapi mungkin
bersifat interaksional, jika merupakan komunikasi timbal-
balik. Wacana lisan transaksional mungkin berupa pidato,
ceramah, tuturan, dakwah, dan deklamasi. Wacana lisan
interaksional dapat berupa percakapan, debat, tanya
jawab (di sidang pengadilan, di kantor polisi). Wacana
tulisan transaksional mungkin berupa instruksi, iklan,
surat, cerita, esai, makalah, tesis, dan sebagainya.
Wacana tulisan interaksional mungkin berupa polemik,
surat-menyurat antara dua orang, dan sebagainya.
Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(1988:34) dinyatakan bahwa wacana adalah rentetan
kalimat yang berkaitan sehingga terbentuklah makna
yang serasi di antara kalimat itu; atau wacana adalah
rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan
proposisi yang satu dengan proposisi yang lain
sehingga membentuk satu kesatuan.
Di dalam definisi tersebut unsur kesatuan
hubungan antarkalimat dan keserasian makna merupakan
ciri penting atau esensial di dalam wacana. Kesatuan
hubungan antarkalimat dan keserasian makna tersebut
harus didukung adanya hubungan proposisi, yaitu
37

konfigurasi makna yang menjelaskan isi komunikasi dari
suatu pembicaraan. Berdasarkan batasan tersebut,
dapat diketahui bahwa satuan pembentuk wacana
adalah rentetan kalimat yang saling berkaitan. Batasan
demikian tentu membawa konsekuensi secara implisit,
bahwa wacana seharusnya tidak berupa satuan bahasa
di bawah kalimat, seperti klausa, frasa, atau kata; satu
hal yang jelas berbeda dengan batasan yang diberikan
oleh Kridalaksana (1983) sebab menurutnya wacana
pun dapat berupa kata yang penting amanatnya
lengkap.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa wacana
merupakan satuan bahasa terlengkap yang meliputi
fonem, morfem, kata, klausa, kalimat dengan koherensi
dan kohesi yang tinggi yang berkesinambungan, yang
mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata,
disampaikan secara lisan atau tertulis ini dapat berupa
ucapan lisan dan dapat juga berupa tulisan, tetapi
persyaratanya harus dalam satu rangkaian dan dibentuk
oleh lebih dari sebuah kalimat.
Selanjutnya, yang dimaksud analisis wacana disiplin
ilmu yang berusaha mengkaji penggunaan bahasa yang
nyata dalam tindak komunikasi. Dalam praktiknya, analisis
38

wacana merupakan aktivitas menganalisis bahasa yang
digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun
lisan. Penggunaan bahasa secara alamiah tersebut berarti
penggunaan bahasa seperti dalam komunikasi sehari-hari
(Rani dkk., 2006:9).
Dardjowidjojo dalam Mulyana (2005:1) menerangkan
bahwa analisis wacana berkaitan dengan pemahaman
tentang tindakan manusia yang dilakukan dengan bahasa
(verbal) dan bukan bahasa (nonverbal). Hal ini
menunjukkan, bahwa untuk memahami wacana dengan
baik dan tepat, diperlukan bekal pengetahuan kebahasaan,
dan bukan kebahasaan (umum).
Sebagai objek kajian dan penelitian kebahasaan,
wacana dapat diteliti dari berbagai segi. Analisis wacana
mengkaji wacana baik dari segi internal maupun
eksternalnya. Dari segi internal, wacana dikaji dari jenis,
struktur, dan hubungan bagian-bagian wacana; sedangkan
dari segi eksternal, wacana dikaji dari segi keterkaitan
wacana itu dengan pembicara, hal yang dibicarakan dan
mitra bicara.
Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis
atau Critical Discourse Analysis (CDA). Menurut Jorgensen
dan Louise (2007:114), CDA menyediakan teori dan
39

metode yang bisa digunakan untuk melakukan kajian
empiris tentang hubungan-hubungan antara wacana dan
perkembangan sosial dan kultural dalam domain-domain
sosial yang berbeda. Menurut Titscher dkk.(2009:239), CDA
mengonsepsikan bahasa sebagai suatu bentuk praktik
sosial dan berusaha membuat umat manusia sadar akan
pengaruh timbal-balik anatar bahasa dan struktur sosial
yang biasanya tidak disadari.
Lukmana dkk. (2006:12) mengatakan bahwa CDA
mempunyai ciri yang berbeda dari analisis wacana yang
bersifat nonkritis, yang cenderung hanya mendeskripsikan
struktur dari sebuah wacana. CDA bertindak lebih jauh, di
antaranya dengan menggali alasan mengapa sebuah
wacana memiliki struktur tertentu, yang pada akhirnya
akan berujung pada analisis hubungan sosial antara pihak-
pihak yang tercakup dalam wacana tersebut.
Fairlough dan Wodak dalam Eriyanto (2001:7)
berpendapat bahwa CDA melihat wacana---pemakaian
bahasa dalam tuturan dan tulisan---sebagai bentuk dari
praktik sosial. Wacana sebagai praktik sosial
menyebabkan sebuah hubungan dialektis di antara
peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, institusi, dan
struktur sosial yang membentuknya. Dengan demikian,
40

bahasa dianalisis bukan dengan menggambarkan semata
dari aspek kebahasaan, melainkan juga menghubungkan
dengan konteks. Dalam hal ini, berarti bahasa itu dipakai
untuk tujuan dan praktik tertentu, termasuk di dalamnya
untuk tujuan dan praktik dakwah.
Dengan demikian, CDA merupakan teori untuk
melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan
antara wacana dan perkembangan sosial budaya. Untuk
menganalisis wacana, yang salah satunya bisa dilihat
dalam area linguistik dengan memperhatikan kalimat-
kalimat yang terdapat dalam teks dakwah bisa
menggunakan teori analisis wacana kritis.
2. Retorika Dakwah
Seseorang yang ingin menjadi pembicara yang
handal harus mampu memahami situsi dan kondisi mitra
tuturnya serta mampu beradaptasi di mana dan dalam
situasai bagaimana ia sedang berbicara. Untuk dapat
dapat menjadi pembicara yang demikian itu, maka
pemahaman tentang retorika menjadi penting.
Retorika atau dalam bahasa Inggris rhetoric
berasal dari bahasa Latin rhetorica yang berarti ilmu
bicara. Termasuk dalam cakupan pengertian retorika
adalah se n i b e r b i c a r a , k emahiran dan kelancaran
41

berbicara, kemampuan memproduks i gagasan ,
dan mensosialisasikannya sehingga mampu
mempengaruhi audience
(http://indramukhtaroji.blogspot.com/retorika, diakses
pada pada 26 Mei 2015). Retotika adalah seni berbicara
atau kemampuan merangkai kata-kata dengan maksud
agar pendengar mudah memahami makna pesan yang
disampaikannya.
Selanjutnya, pengertian dakwah. Secara
etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab yang berarti
panggilan, seruan, atau ajakan kepada sesuatu (Suminto,
1984:53). Adapun secara terminologis, dakwah adalah
mengajak, membimbing, dan memimpin orang yang
belum mengerti atau sesat jalannya dari agama yang
benar untuk dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah,
menyuruh orang berbuat baik dan melarang berbuat
buruk agar mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat
(Syaikh Abdullah Ba’alawi dalam Saputra, 2002:2).
Senada dengan itu, Faridl (1982:134) menyatakan
bahwa dakwah merupakan seruan kepada manusia untuk
melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala
yang dilarang-Nya. Dakwah dalam pengertian tersebut,
adalah searti atau berdekatan arti atau mencakup
42

pengertian: (1) tabligh yakni menyampaikan ajaran Allah,
(2) jihad yakni berjuang menegakkan agama Allah, (3)
ishlah yakni menyelesaikan persoalan sesuai dengan
ajaran Allah, (4) khutbah yakni berpidato tentang ajaran
Allah, (5) taushiyyah yakni berwasiat atau memberi
nasihat, dan (6) amarma’ruf nahi munkar yakni
memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari
keburukan.
Kedudukan hukum dakwah adalah fardhu ‘ain,
yaitu kewajiban setiap individu muslim. Allah
memerintahkan agar setiap muslim berusaha mengubah
kemungkaran yang diketahuinya. Oleh karena itu, kepada
kaum muslim diperintahkan agar ada sekelompok muslim
yang menekuni ajaran Islam secara khusus untuk
disampaikan dan diajarkan kepada orang lain (Q.S. Ali
‘Imran: 104 dan At-Taubah: 122).
Berdasarkan pengertian retorika dan dakwah di atas,
maka retorika dakwah dapat diartikan sebagai
ketrampilan menyampaikan ajaran Islam secara lisan
guna memberikan pemahaman yang benar kepada kaum
muslimin agar mereka dapat dengan mudah menerima
seruan dakwah yang karenanya pemahaman dan
prilakunya dapat berubah menjadi lebih Islami.
43

Seorang da’i perlu mempelajari retorika dakwah,
agar ceramahnya dapat berlangsung dengan baik,
mencerahkan pikiran dan dan menyentuh hati jama’ah.
Dengan demikian, di samping penguasaan konsepsi Islam
dan pengamalannya, keberhasilan dakwah juga sangat
ditentukan oleh kemampuan komunikasi antara sang da’i
dengan jama’ah yang menjadi objek dakwah.
44

BAB III
BIOGRAFI DA’I
A. K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)Aa Gym adalah ustadz yang terkenal dengan
pendidikan Manajemen Qolbu dan mendirikan pondok
pesantren Daarut Tauhiid. Aa Gym lahir pada hari senin
tanggal 29 Januari 1962 dengan nama lengkap Yan
Gymnastiar. Beliau adalah putera sulung dari empat
bersaudara pasangan Letnan Kolonel H. Engkus Kuswara
dan Ny. Hj. Yeti Rohayati. Saudara-saudara kandungnya:
Abdurrahman Yuri, Agung Gunmartin, dan Fathimah
Genstreed.Aa Gym lahir dari keluarga yang dikenal religius dan
disiplin. Meskipun religius tetapi pendidikan agama yang
ditanamkan oleh orang tuanya sebenarnya sama dengan
keluarga lain pada umumnya. Kedisiplinan ketat namun
demokratis telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
pola hidupnya sejak kecil, karena ayahnya adalah seorang
perwira angkatan darat. Sebagai putera seorang tentara,
beliau bahkan pernah diamanahkan menjadi komandan
resimen mahasiswa (menwa) Akademi Teknik Jenderal
Ahmad Yani, Bandung. “Di sini kepanduan namanya,
45

disiplin tidak selalu berbentuk militerisasi, kami di sini
menegakkan disiplin tanpa kekerasan dan kekasaran, tidak
ada kekuatan tanpa disipin” ujarnya seperti dikutip harian
Kompas (22/06/2000). Dan ternyata kekuatan yang
semacam inilah yang justru membuat dirinya dan dua
orang adiknya memiliki rasa percaya diri, mampu hidup
prihatin, pantang menyerah, dan kental dengan rasa
kesetiakawanan.Dimata Aa Gym sosok sang adik (Agung Gunmartin)
ternyata sangat berpengaruh. “Saya dapat pelajaran
membuka mata hati saya dari adik laki-laki saya yang lumpuh seluruh tubuhnya dalam menghadapi maut”
sebagaimana yang dikutip harian Republika (07/05/2000).
Dia tidak bisa melupakan saat-saat bersama adiknya yang
mengalami kelumpuhan total. “Kalau kuliah saya
menggendongnya” ungkapnya mengenang. Pernah suatu
ketika Aa Gym menanyakan kepada sang adiknya,
“Mengapa sudah tidak berdaya masih terus kuliah?”
Adiknya menjawab, “Kalau orang lain ibadahnya dengan
berjuang, mudah-mudahan keinginan saya untuk terus
kuliah bernilai ibadah”. Pelajaran lain yang diperoleh dari
sang adik adalah dia tidak pernah mengeluh. Aa Gym
masih ingat sewaktu adiknya berkata, “Kalau orang lain
46

punya bekal untuk pulang dengan berbuat sesuatu, saya
ingin mengumpulkan bekal pulang dengan bersabar”.Aa Gym mengaku bahwa guru pertamanya adalah
adiknya sendiri yang biasa dipanggil Agung. “Saya
bersyukur memperoleh guru yang sosoknya seperti adik
saya, guru saya adalah seorang yang lemah fisiknya. Saya
diajari bahwa saya harus menghargai dan memperhatikan
orang-orang yang lemah di sekeliling saya”. Adik Aa Gym
yang meninggal dipangkuannya inilah yang membuat
perubahan-perubahan yang sangat berarti dalam diri Aa
Gym selanjutnya.Pada masa mudanya, selain menuntut ilmu dan aktif
berorganisasi, Aa Gym juga memiliki kegemaran berdagang. Dialah yang memelopori
pembuatan stiker-stiker barsablon yang menunjukkan
kekuatan dan keindahan Islam, dia juga pernah berjualan
minyak wangi. Seraya tertawa dia bercerita, pernah
seharian suntuk ia membersihkan botol-botol minyak gosok
PPO untuk diisi minyak wangi hasil racikannya. Seluruh
hasil kerja Aa Gym akhirnya membuahkan hasil, dia
kemudian dapat membeli 1 unit mobil angkutan kota
(angkot) dan kadang-kadang dia yang menjadi supirnya.
Jika ada acara wisuda, dia menjual baterai dan film, selain
itu juga kadang-kadang dia mengamen dari satu rumah
47

makan ke rumah makan lainnya. “Sebenarnya tujuan saya
mengamen ini bukan untuk mencari uang, melainkan ingin
berlatih dalam berhadapan dengan orang lain, tapi ya
lumayan juga dapat uang” ujarnya.Abdullah Gymnastiar memang lebih populer
dipanggil Aa Gym, karena sebagian besar jama’ahnya adalah para pemuda. Aa dalam bahasa
sunda berarti kakak. Dari pernikahannya dengan Ninih
Muthmainnah Muhsin (cucu dari KH. Moh Tasdiqin,
pengasuh pondok pesantren Kalangsari, Cijulang, Ciamis
Selatan), Allah mengaruniakan enam orang anak yakni;
Ghaida Tsuraya, Muhammad Ghazi Al-Ghifari, Ghina
Raudhatul Jannah, Ghaitsa Zahira Shofa, Ghefira Nur
Fathimah, dan Ghaza Muhammad Al-Ghazali. Anak-anaknya
tersebut dididik dengan penuh disiplin dan religius, tetapi
tetap dalam suasana demokratis.Dalam lingkungan keluarganya, Aa Gym tampaknya
berusaha menciptakan suasana yang enak dan egaliter
agar istri dan anak-anaknya dapat mengoreksi dirinya
secara terbuka dan ikhlas. Seperti yang dituturkan oleh Aa
Gym sendiri bahwa seminggu sekali biasanya dia
mengumpulkan seluruh anggota keluarganya dan meminta
mereka supaya menilai dirinya. Rupanya bagi Aa Gym
sendiri, kebiasaan positif semacam ini harus dipupuk agar
48

dapat membuat dirinya tidak anti kritik. “Saya mencoba
membuat diri saya terbuka dan dapat disoroti dari sudut
manapun, dan saya juga membutuhkan kritik untuk
memperbaiki diri saya” ungkapnya dalam salah satu
wawancara. Aa Gym kemudian berusaha melebarkan
proses penilaian diri kepada kalangan santri, orang-orang
yang ada di sekelilingnya dan para tetangga yang sehari-
hari amat dekat dengannya. Mereka diminta agar terus-
menerus mengoreksi dirinya agar supaya tetap berada di
jalur yang benar dengan cara apapun. Aa Gym yakin
bahwa semakin dirinya dapat dibuat terbuka dan dapat
menerima kritikan orang lain tanpa kedongkolan atau
kejengkelan, maka kemampuan dirinya akan semakin
membaik dari hari ke hari. Inilah barangkali akar-akar
kultural yang memberikan pengaruh fundamental yang
cukup signifikan dalam diri Aa Gym, sehingga ia bisa tampil
menjadi sosok Kyai masa depan ummat yang bersifat
terbuka dan moderat seperti sekarang ini.Latar belakang pendidikan formal Aa Gym, apalagi
bila dikaitkan dengan posisi dirinya sekarang ini tampak
cukup unik. Diawali dari Sekolah Dasar (SD) Sukarasa III
Bandung, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 12 Bandung,
Sekolah Menegah Atas (SMA) 5 Bandung, kemudian
49

dilanjutkan dengan kuliah selama satu tahun di Pendidikan
Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) Universitas
Padjadjaran, Bandung, terakhir di Akademi Teknik Jenderal
Ahmad Yani, kini Universitas Ahmad Yani (Unjani) hingga
sarjana muda, waktu itu Aa Gym meraih gelar Bachelor of
Electrical Engineering. Sebenarnya Aa Gym ingin meneruskan kuliahnya
hingga S1, namun waktu itu ia sudah jarang kuliah dan dia tidak enak karena tidak
mengikuti prosedur yang semestinya.Dari prestasi akademik beliau juga masuk peringkat yang
lumayan, misalnya waktu SD ia menjadi siswa berprestasi
kedua dengan selisih hanya satu angka dari sang juara.
Dan sewaktu kuliah pun nilai-nilai akademik Aa Gym tetap
terjaga dengan baik sehingga beliau sempat terpilih untuk
mewakili kampusnya dalam pemilihan mahasiswa teladan.
Dengan kata lain, banyak prestasi yang diperoleh pada
waktu remaja dan beranjak sebagai pemuda. Di rumah Aa
Gym berjejer rapi piala dan penghargaan lain dari prestasi
Aa Gym tersebut.
Pada tahun 1990, Aa Gym telah diberi amanah oleh
jama’ahnya untuk menjadi ketua Yayasan Darut Tauhid,
Bandung. Dari sini terlihat bahwa secara formal Aa Gym
sebenarnya tidak dibesarkan atau dididik di lingkungan
50

pesantren yang ketat (terutama pesantren dalam
pengertian tradisional). Dalam kaitan ini Aa Gym mengakui
ada hal-hal yag tidak biasa dalam perjalanan hidupnya.
“Secara syari’at memang sulit diukur bagaimana saya bisa
menjadi Aa yang seperti sekarang ini” ujarnya. “Akan
tetapi, lanjutnya, saya merasakan sendiri bagaimana Allah
seolah-olah telah mempersiapkan diri saya untuk menjadi
pejuang di jalan-Nya”. Dengan hati-hati dan tawadhu’
beliau menuturkan pencarian jati dirinya yang diwarnai
beberapa peristiwa aneh yang mungkin hanya bisa disimak
lewat pendekatan imani.Aa Gym bermimpi bertemu Rasulullah dan sahabat.
Bermula dari sebuah pengalaman langka, nyaris
sekeluarga (ibu, adik dan dirinya sendiri) pada suatu ketika
dalam tidur mereka secara bergiliran bertemu dengan
Rasulullah SAW. Sang ibu bermimpi mendapati Rasulullah
sedang mencari-cari seseorang. Pada malam yang lain
giliran salah seorang adiknya bermimpi Rasulullah
mendatangi rumah mereka. Ketika itu ayahnya langsung
menyuruh Gymnastiar, “Gym, ayolah temani Rasul”. Ketika
ditemui ternyata Rasul menyuruh Gymnastiar untuk
menyeru orang-orang agar mendirikan shalat. Beberapa
malam setelah itu, Aa memimpikan hal yang sama. Dalam
51

mimpinya, dia sempat ikut shalat berjama’ah dengan
Rasulullah dan keempat sahabat (Abu Bakar, Umar,
Utsman, dan Ali). Pada saat itu Aa Gym berdiri di samping
Ali, sementara Rasulullah bertindak sebagai imam. Namun
sebelum mimpi ini, terlebih dahulu ia bermimpi didatangi
oleh seorang tua yang berjubah putih bersih dan kemudian
mencuci mukanya dengan ekor bulu merak yang disaputi
madu. Setelah itu, orang tua tersebut berkata, “Insya Allah
kelak ia akan menjadi orang yang mulia”. Aa Gym
mengaku sulit melupakan mimpi yang ini.Setelah peristiwa mimpi itu, Aa Gym merasa
mengalami guncangan batin, rasa takutnya akan
perbuatan dosa membuat dia berperilaku aneh di mata
orang lain, misalnya sering Aa Gym menangis ketika ada
orang yang menyebut nama Allah, atau hatinya jengkel bila
pagi tiba karena sedang asyik bertahajjud. Melihat tingkah
lakunya ini, orang tuanya bahkan sempat menyarankan
dirinya agar mengunjungi psikiater. Salah satu pengalaman
menarik yang diungkapkannya belakangan ini berkaitan
dengan masa-masa menjalani pengalaman spiritual dulu
adalah tentang kata “Allah” yang senantiasa tidak pernah
lepas dari bibirnya. Kata Aa Gym pula, sang istri dulu
tertarik pada dirinya lantaran dia sering mengucapkan
52

“Bismillah” dan “Alhamdulillah”. Dengan kata lain, pada
masa-masa itu Aa Gym telah mengalami mabuk kepayang
kepada Allah SWT.Sebagaimana dituturkan Aa Gym, setelah melalui
proses pencarian itu, dia bertemu dengan empat orang
ulama yang sangat memahami keadaannya. Seorang
ulama sepuh yang pertama kali ditemuinya itu mengatakan
bahwa dia telah diberi karunia tanazzul oleh Allah, yakni
proses secara langsung dibukakan hatinya untuk
mengenal-Nya tanpa proses riyadhoh. Sementara K.H.
Khoer Affandi, seorang ulama tasawwuf terkenal dan juga
pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda, Tasikmalaya,
yang ditemuinya berdasarkan saran ulama sepuh yang
pertama kali ditemuinya tersebut mengatakan bahwa
dirinya telah dikaruniai ma’rifatullah. Dua ulama lain juga
mengatakan hal yang serupa dengan ulama tasawwuf
tersebut, keduanya adalah ayah dan kakek seorang wanita
yang kini menjadi pendamping hidupnya. Keempat ulama
ini bagi Aa Gym, jasanya jelas tidak dapat dilupakan karena
telah memberi les kepadanya tanpa harus nyantri
bertahun-tahun lamanya. “Mungkin berkat ilmu tersebut,
lidah dan pikiran saya dimudahkan oleh-Nya untuk
menjelaskan sesuatu kepada masyarakat” ujarnya.
53

Memang diakui oleh Aa Gym sendiri, hampir setiap
hari dia dapat mengajar sekaligus belajar kepada banyak
orang. Dia lebih sering menimba ilmu dari lingkungan
sekitarnya, terutama kepada orang-orang yang
dijumpainya. Dengan cara seperti itulah materi-materi
yang disampaikan oleh Aa Gym bisa sesuai dengan
kehidupan dan perkembangan masyarakat pada saat itu.Di antara tulisan lepas beliau adalah “Getaran Allah
di Padang Arafah”, “Indahnya Hidup Bersama Rasulullah”,
“Nilai Hakiki Do’a”, “Seni Menata Hati dalam Bergaul”,
“Membangun Kredibilitas: Kiat Praktis”, “Menjadi Orang
Terpercaya”, “Seni Mengkritik dan Menerima Kritik”,
“Mengatasi Minder”, “Ma’rifatullah”, “Lima Kiat Praktis
Menghadapi Persoalan Hidup”, “Bersikap Ramah Itu Indah
dan Mulia”, “Menuju Keluarga Sakinah”, dan lain-lain.Seiring waktu Daarut Tauhiid mengalami
pertumbuhan yang pesat. Dengan perjuangan umat Islam
yang ikhlas, Daarut Tauhiid kemudian didirikan di Jakarta
dan beberapa kota besar lainnya, dan dakwah tersiarkan
media radio, radio internet, video streaming, twitter,
facebook, youtube, sms Tauhiid dan media lainnya. Tentu
dengan adanya sarana ini dakwah Aa Gym bisa melintasi
batas negara dan mencapai Jerman, Kanada, Malaysia,
54

Jepang, dan China (http://bio.or.id/biografi-aa-gym-
abdullah-gymnastiar, diakses pada 12 September 2015).B. K.H. Muhammad Arifin Ilham
K.H. Muhammad Arifin Ilham atau dikenal sebagai
ustadz Arifin Ilham lahir di Banjarmasin, 8 Juni 1969. Arifin
Ilham adalah anak kedua dari lima bersaudara, dan beliau
satu-satunya anak lelaki dalam keluarga tersebut. Ayah
Arifin Ilham masih keturunan ketujuh Syeh Al-Banjar, ulama
besar di Kalimantan, sementara ibunya, Hj. Nurhayati,
kelahiran Haruyan, Barabay, Kabupaten Hulu Sungai
Tengah. Setahun setelah menikah, pasangan ini melahirkan
putri pertama mereka tahun 1967. Karena anak pertama
mereka perempuan, betapa bahagianya mereka ketika
anak keduanya adalah laki-laki.
Ibunya mengatakan bahwa saat hamil anak
keduanya itu, ia merasa biasa-biasa saja, tidak ada tanda-
tanda khusus. Hanya, berbeda dengan keempat putrinya,
saat dalam kandungan, bayi yang satu ini sangat aktif.
Tendangan kakinya pun sangat kuat, sehingga sang ibu
acapkali meringis menahan rasa sakit. Bayi yang lahir
tanggal 8 Juni 1969 itu kemudian diberi nama Muhammad
Arifin Ilham. Berbeda dengan keempat saudaranya yang
lain, yang saat lahir berat mereka rata-rata 3 kilogram
55

lebih, bayi yang satu ini beratnya 4,3 kilogram dengan
panjang 50 sentimeter. “Anehnya, bayi itu sejak lahir sudah
bergigi, yaitu di rahang bagian atasnya,” kenang
Nurhayati.
Bayi itu selanjutnya tumbuh sehat. Usia setahun
sudah bisa berjalan dan tak lama setelah itu ia mulai bisa
berbicara. Setelah Siti Hajar, satu demi satu adik Arifin
Ilham pun lahir. Yaitu, Qomariah yang lahir tanggal 17 Mei
1972 dan si bungsu Fitriani yang lahir tanggal 24 Oktober
1973. Saat berusia lima tahun, Arifin Ilham dimasukkan
oleh ibunya ke TK Aisyiah dan setelah itu langsung ke SD
Muhammadiyah tidak jauh dari rumahnya di Banjarmasin.
Arifin Ilham mengaku, saat masih di SD itu ia tergolong
pemalas dan bodoh. “Kata orang Banjarmasin, Arifin Ilham
itu babal. Arifin Ilham baru bisa baca-tulis huruf Latin
setelah kelas 3,” kenang Arifin Ilham.
Di SD Muhammadiyah ini Arifin Ilham hanya sampai
kelas 3, karena berkelahi melawan teman sekelasnya.
Masalahnya, dia tidak rela ada salah seorang temannya
yang berbadan kecil diganggu oleh teman sekelasnya yang
berbadan cukup besar. Arifin Ilham kalah berkelahi karena
lawannya jagoan karate. Wajahnya babak belur dan
56

bibirnya sobek. Agar tidak berkelahi lagi, oleh ayahnya
Arifin Ilham kemudian dipindahkan ke SD Rajawali.
Rumah tempat tinggal orang tua Arifin Ilham terletak
di Simpang Kertak Baru RT 7/RW 9, kota Banjarmasin, tepat
di sebelah rumah neneknya, ibu dari ibunda Arifin Ilham.
Sebagai pegawai Bank BNI 46, ayahnya sering kali
bertugas ke luar kota Banjarmasin, kadang-kadang sampai
dua-tiga bulan. Ayah Arifin Ilham mengakui bahwa ia tidak
banyak berperan mendidik kelima anaknya, sehingga
akhirnya yang banyak berperan mendidik Arifin Ilham
adalah istri dan ibu mertuanya. Arifin Ilham
mengungkapkan bahwa cara mendidik kedua orang tua itu
keras sekali. “Baik Mama maupun Nenek kalau
menghukum sukanya mencubit atau memukul. Dua-
duanya turunan, kalau nyubit maupun memukul keras dan
sakit sekali,” canda ustadz muda itu.
Ustadz Arifin Ilham termasuk seorang penyayang
binatang. Di rumah ibu angkatnya di Jakarta, ia banyak
memelihara binatamg, antara lain burung hantu, kera, dan
ayam kate. Awal April 1997, ia diberi seekor ular hasil
tangkapan warga kampung yang ditemukan di semak
belukar. Karena kurang hati-hati Arifin Ilham digigit
binatang melata ini. Namun, ia tidak menyadari kalau
57

dirinya keracunan. Sewaktu dalam perjalanan dengan
mengendari mobil, ia pun merasakan sesuatu yang tidak
biasa, tubuhnya terasa panas, meradang, dan membiru.
Melihat keadaan Arifin Ilham yang demikian, ibu
angkatnya Ny. Cut mengambil alih kemudi, menuju rumah
sakit terdekat. Namun, beberapa rumah sakit menolak
dengan alasan peralatan medis yang tidak memadai.
Bahkan sejumlah dokter di beberapa rumah sakit tersebut
memvonis, umur Arifin Ilham tinggal satu persen. Karena
sulitnya mendapatkan pertolongan selama 11 jam,
keadaan Arifin Ilham makin gawat. Detak jantungnya
melemah. Melihat kondisi anak angkatnya yang makin
parah, Ny. Cut mencoba mendatangi rumah sakit Saint
Carolus (Jakarta Pusat). Alhmadulilah, pihak rumah sakit
menerimanya. Arifin Ilham langsung ditempatkan di ruang
ICU. Infus pun dipasang di tubuhnya. Untuk membantu
tugas paru-paru, jantung, dan hatinya yang telah sangat
lemah, dokter memasukkan beberapa batang selang ke
mulutnya.
Dengan pertolongan Allah, setelah satu bulan lima
hari pihak rumah sakit menyatakan ia telah melewati masa
kritis dan memasuki masa penyembuhan. Walaupun
kondisinya telah jauh lebih baik, Arifin Ilham mengalami
58

perubahan pada suaranya. Menurut analisis dokter, hal ini
disebabkan oleh pemasangan beberapa selang sekaligus
dalam mulutnya untuk waktu yang cukup lama. Tetapi
tidak ada yang mengetahui rencana Allah, justru dengan
suaranya itu, Arifin Ilham menjadi lebih mudah dikenal para
jamaah hanya dengan mendengar suaranya. Seperti
diceritakan Arifin Ilham, selama masa kritis, ia
mendapatkan pengalaman spiritual yang sangat luar biasa.
Di alam bawah sadarnya ia merasa berada di sebuah
kampung yang sangat sunyi dan sepi. Setelah berjalan-
jalan sekeliling kampung, ditemuinya sebuah masjid, yang
kemudian dimasukinya. Di dalam masjid ternyata sudah
menunggu tiga shaf jamaah dengan mengenakan pakaian
putih. Salah satu jamaah kemudian memintanya memimpin
mereka berzikir, mengingat Allah SWT.
Keesokan harinya, ia kembali bermimpi. Hanya saja
sedikit berbeda. Kali ini ia merasa berada di tengah
kampung yang penduduknya berlarian ketakutan karena
kedatangan beberapa orang yang dianggap sebagai
jelmaan setan. Melihat kehadirannya, para penduduk pun
berteriak dan meminta dirinya menjadi penolong mereka
mengusir setan-setan tersebut. Hari berikutnya ia kembali
bermimpi. Kali ini ia diminta oleh seorang bapak untuk
59

mengobati istrinya yang sedang kesurupan. Mendengar
permintaan bapak tersebut, Arifin Ilham bergegas. Tetapi
Allah berkehendak lain. Istrinya telah meninggal sebelum
didatangi Arifin Ilham. Berbekal pengalaman-pengalam
ghaib yang ia alami, Arifin Ilham pun memantapkan
hatinya untuk menjadi pengingat manusia agar tidak lupa
berdzikir.
Banyak kegiatan yang dilakukannya. Salah satu yang
paling berkesan adalah memimpin dzikir untuk para
narapidana di Cipinang. Menurut Arifin Ilham kegiatan ini
memberikan dampak yang sangat dalam sehingga banyak
di antara narapidana tidak sanggup membendung
airmatanya. Meskipun banyak hujatan, Arifin Ilham juga
telah melakukan dzikir di LP Nusakambangan yang antara
lain juga diikuti oleh Tommy Suharto. Tahun 1998, Arifin
Ilham mengisi ceramah di sebuah rumah kawasan Condet,
Jakarta Timur. Di sinilah ia bertemu dengan Wahyuniati
(Yuni), seorang muslimah yang taat yang kemudian
menjadi pendampingnya. Tidak beberapa lama setelah
pertemuan itu, beliau bermimpi di depan Ka’bah dengan
Yuni berdiri di sampingnya dengan menggunakan baju
putih bersih. Dengan penasaran, pagi harinya beliau
menelpon Abah, menanyakan perihal mimpinya. Abah
60

mengartikan bahwa Yuni adalah jodoh yang di berikan Allah
kepadanya. Maka keduanya pun naik ke pelaminan pada
28 April 1998. Yuni ternyata adik kelasnya di Fisipol, Unas.
Kemudian tahun 2010 beliau menikah lagi dengan wanita
bernama Rania Bawzier.
Ketika ditanya jadwal acaranya yang demikian padat,
Arifin Ilham dengan merendah menyatakan, Alhamdulillah
bahwa kini ia masih diberikan kesempatan untuk selalu
shalat tahajud tiap pukul tiga pagi hingga shubuh.
Sekalipun ia tidur hanya tiga jam, tetapi saat berada di
kendaraan menuju tempat acara dzikir ia menyempatkan
untuk tidur di mobil. Ada satu hal yang dipegang oleh da’i
kelahiran Banjarmasin ini, yakni memegang janji. Oleh
karenanya, tiga kali ia terpaksa menolak permintaan
Sekretariat Negara agar berdakwah bersama Presiden
Megawati Soekarno Putri. “Saya tidak mau kecewakan
masyarakat yang telah jauh hari menunggu-nunggu
kedatangan saya,” ujarnya. Arifin Ilham mengaku,
menjelang pemilu 2004 yang lalu sudah ada parpol yang
memintanya agar ia berkampanye untuk partai tersebut.
Bahkan ada dari partai besar yang menjamin bahwa ia
nantinya paling sedikit akan menjadi anggota DPR. “Tetapi,
saya ingin sebagi rantai (tali) tasbih yang dapat
61

menampung semua umat,” ujar da’i yang tinggal di Depok
sejak 1999 ini.
Siakapnya untuk selalu menjadi rantai tasbih itu
ternyata berbuah manis. Setiap acara dzikir yang
dipimpinnya selalu dipadati jama’ah dari berbagai
kalangan dan status. Minimal, pemandanagan ini tampak
ketika ia memimpin dzikir di Masjid Al Amr di perumahan
Mampang Indah II Depok. Sejak pukul 06.00 pagi, masjid
yang hanya bisa menampung 500 orang itu sudah dipadati
jamaah. Mereka yang hadir belakangan, lalu ditampung di
tenda-tenda sekitar masjid. Menjelang pukul 08.00, yang
tampak adalah lautan manusia berwarna putih, warna
kopiah dan busana sebagian besar jamaah. Tepat pukul
delapan, Arifin Ilham datang dan langsung menuju
panggung di depan masjid. Ia didampingi Presiden Partai
Keadilan, Dr. Hidayat Nur Wahid, Habib Abdurrahman
Semith yang datang bersama belasan kyai dari Semarang,
ketua Jamiatul Muslimin Indonesia Habib Husein Al-Habsyi,
dan sejumlah ulama lainnya. Berikutnya selama dua jam
ribuan jamaah Majelis Dzikir Adz-DZikra, nama yang
diberikan Arifin Ilham untuk majelisnya, hanyut dan histeris
dalam ritual dzikir.
62

Begitu syahdunya acara dzikir ini. Tidak peduli
pengusaha, artis, sutradara, dan berbagi profesi yang
datang ke acara itu dari berbagai tempat di tanah air
meneteskan air mata. Bahkan banyak yang terisak-isak.
Arifin Ilhan sendiri terus menyeka air matanya yang terus
menerus mengalir dengan dua sapu tangannya. Namun,
menurut Arifin Ilham tangis bukan termasuk ritual dzikir.
Dikir pun, katanya tidak juga sekedar duduk dan
memanjatkan puja-puji kepada Allah SWT. Yang terpenting
dari dzikir adalah di dalam hati harus selalu ingat dan
merasakan kehadiran Allah SWT. Ustadz Arifin Ilham
membagi dzikir meliputi empat hal. Pertama, dzikir hati
senantiasa mengingat Allah dalam hati. Kedua, dzikir akal
berarti mampu menangkap bahasa Allah dalam gerak alam
semesta. Ketiga dzikir lisan yang berupa ucapan asma
Allah. Keempat dzikir amal yang merupakan aplikasi takwa.
Sedangakan anjurannya agar para jamaah dzikirnya
berbusana putih-putih. Arifin Ilham mengemukakan
filosofinya, bahwa putih adalah warna yang melambangkan
kesucian dan warna yang sangat disukai oleh Rasulullah
SAW. (https://www.youtube.com/watch?v=I7-8OFhlOYY Di
akses tanggal 2 September 2015).
C. K.H. Yusuf Mansur (YM)
63

Ustadz YM dikenal sebagai pimpinan Pondok
Pesantren Daarul Quran Bulak Santri, Cipondoh, Tangerang
dan pimpinan pengajian Wisata Hati. Ustadz kelahiran
Jakarta, 19 Desember 1976 ini melalui perjalanan berliku
sampai menjadi ustadz terkenal seperti sekarang. Ustadz
YM lahir dari keluarga Betawi yang berkecukupan, ayah dan
ibu ustadz YM adalah Abdurrahman Mimbar dan Humrif’ah.
Lulusan terbaik Madrasah Aliyah Negeri 1 Grogol, Jakarta
Barat, tahun 1992 ini pernah kuliah di Jurusan Informatika
namun berhenti tengah jalan karena lebih suka balapan
motor.Pada tahun 1996, dia terjun di dunia bisnis
informatika. Sayang bisnisnya malah menyebabkan ia
terlilit hutang yang jumlahnya miliaran rupiah. Gara-gara
hutang itulah, Ustadz YM merasakan dinginnya sel penjara
selama dua bulan. Setelah bebas, Ustadz YM kembali
mencoba berbisnis tetapi kembali gagal dan terlilit hutang
lagi. Cara hidup yang keliru membawa Ustadz YM kembali
masuk bui pada 1998. Saat di penjara itulah, Ustadz
YM menemukan hikmah tentang shadaqah. Selepas dari
penjara, Ustadz YM berjualan es di terminal Kali Deres.
Berkat keikhlasan sedekah pula, akhirnya bisnis Ustadz YM
64

berkembang. Tak lagi berjualan dengan termos, tetapi
memakai gerobak, ia juga mulai punya anak buah. Hidup Ustadz YM mulai berubah saat ia berkenalan
dengan polisi yang memperkenalkannya dengan LSM.
Selama kerja di LSM itulah, Ustadz YM menulis buku Wisata
Hati Mencari Tuhan Yang Hilang. Buku ini terinspirasi oleh
pengalamannya di penjara saat rindu dengan orang tua.
Tak diduga, buku itu mendapat sambutan yang luas di
masyarakat. Ustadz YM sering diundang untuk bedah buku
tersebut. Dari sini, undangan untuk berceramah mulai
menghampirinya. Di banyak ceramahnya, ia selalu
menekankan makna di balik sedekah dengan memberi
contoh-contoh kisah dalam kehidupan nyata. Karir Ustadz
YM semakin cemerlang setelah bertemu dengan Yusuf
Ibrahim, Produser dari PT Virgo Ramayana Record dengan
meluncurkan kaset Taushiyah “Kun Faya Kun dan The
Power of Giving”. Konsep sedekah pula yang membawanya masuk
dunia seni peran. Melalui acara “Maha Kasih” yang digarap
Wisatahati bersama SinemArt, ia menyerukan keutamaan
sedekah melalui tayangan yang didasarkan pada kisah
nyata. Ustadz YM juga menggarap sebuah film
berjudul KUN FA YAKUUN yang dibintanginya bersama
Zaskia Adya Mecca, Agus Kuncoro, dan Desy Ratnasari.
65

Film ini merupakan proyek pamungkas dari kegiatan
roadshow (ceramah keliling) berjudul sama selama Januari-
April 2008.Melalui Wisatahati, ia menyediakan layanan SMS Kun
Fayakuun untuk menemukan jawaban atas permasalahan
yang ada. Ia juga menggagas Program Pembibitan
Penghafal Al-Quran (PPPA), sebuah program unggulan dan
menjadi laboratorium sedekah bagi seluruh keluarga besar
Wisatahati. Donasi dari PPPA digunakan untuk mencetak
penghafal Al-Quran melalui pendidikan gratis bagi dhuafa
Pondok Pesantren Daarul Quran Wisatahati. Meski tak
sempat menuntaskan kuliah, Ustadz YM bersama dua
temannya mendirikan perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu
Komputer Cipta Karya Informatika. Ustadz YM menikah
dengan Siti Maemunah dan telah dikaruniai tiga orang anak
(https://ceramahyusufmansur.wordpress.com diakses pada
10 Oktober 2015)
BAB IV
WUJUD KOHESI GRAMATIKAL
RETORIKA DAKWAH
66

Wujud kohesi gramatikal mencakup (1) referensi, (2)
substitusi, (3) elipsis, dan (4) konjungsi. Referensi merupakan
salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual
tertentu yang menunjuk satuan lingual lain yang mendahului
atau mengikutinya. Substitusi merupakan salah satu kohesi
gramatikal yang berupa penggantian satuan lingual tertentu
(yang telah disebut) dengan satuan lingual lain. Elipsis adalah
salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa penghilangan
unsur (konstituen) tertentu yang telah disebutkan. Konjungsi
merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang dilakukan
dengan cara menghubungkan unsur yang satu dengan yang lain.
Makna konjungsi bermacam-macam tergantung hubungan
semantik yang ditimbulkan akibat pertemuan kalimat yang satu
dengan yang lain dalam wacana (Ramlan, 1993:28).
A. K. H. ABDULLAH GYMNASTIAR (AA GYM)Wujud kohesi gramatikal dalam teks ceramah Aa Gym
berikut ini bersumber dari http://farischan.dagdigdug.com/?
cat=66043 diakses tanggal 03, November 2015.1. Referensi
Referensi sebagai alat kepaduan antarkalimat dalam teks
ceramah Aa Gym dapat dilihat dalam contoh berikut ini.(1)Orang tenang akan bisa menerima informasi lebih
banyak, hingga dia bisa lebih memahami. Sedangkanorang yang emosional pendek kemampuanmemahaminya, akibatnya kalau merespon akan tidakbagus karena keterbatasan pemahamannya.Ketenangan pun akan membawa kewibawaan, atau
67

karisma tersendiri bagi pemiliknya. Ia akan diseganioleh teman dan lingkungannya.
(2)Sebaliknya, orang yang overacting tidak akan memilikikharisma. Terutama, kepada para calon pemimpindalam skala apapun, ia harus berlatih mengendalikandiri, tetap tenang dalam kondisi bagaimanapunsulitnya.
(3)Dan, tenang bukan berarti lamban. Nabi MuhammadSAW adalah manusia paling tenang, tetapi berjalannyasangat gesit. Karena ketenangan tidak ada kaitannyadengan waktu, melainkan dengan pengendalian diri,artinya dia tetap gesit, tangkas tidak ada gurauberlebih, atau berteriak-teriak.
(4)Namun, ketenangan harus diupayakan agar tidakberujung menjadi sombong. Cirinya adalah ketika iatidak peduli kepada orang lain. Dia diam tapi tidakmau mendengarkan. Malah mungkin asyik melakukankegiatan yang lain (saat orang lain berbicarapadanya). Atau, ada orang yang diam karena diatengah memikirkan bantahan kepada orang lain,bukannya mengemas manfaat dari pembicaraan yangdidengarnya.
(5)Apa itu manusia wajib? Manusia wajib ditandai jikalauadanya sangat dirindukan, sangat bermanfaat, bahkanperilakunya membuat hati orang di sekitarnya tercuri.Tanda-tanda yang nampak dari seorang ‘manusiawajib’, di antaranya dia seorang pemalu yang jarangmengganggu orang lain, sehingga orang lain merasaaman darinya. Perilaku kesehariannya lebih banyakkebaikannya. Ucapannya senantiasa terpelihara, iahemat betul kata-katanya, sehingga lebih banyakberbuat daripada hanya berbicara.
Pada data (1) tersebut, dia dan ia merupakan referensi
persona ketiga tunggal yang menunjuk frasa sebelumnya,
yaitu orang tenang, data (2) ia menunjuk pada frasa orang
yang overacting, data (3) dia menunjuk pada Nabi
Muhammad SAW (manusia paling tenang), data (4) dia
68

dan ia menunjuk pada frasa (orang) sombong, dan data
(5) dia dan ia menunjuk pada frasa manusia wajib.2. Substitusi
Substitusi sebagai penanda kohesi gramatikal antarkalimat
dapat berfungsi untuk menghilangkan kemonotonan,
sebagaimana dapat dilihat dalam contoh-contoh berikut.(6)Ucapannya senantiasa terpelihara, ia hemat betul
kata-katanya, sehingga lebih banyak berbuat daripadahanya berbicara.
(7)Keramahannya pun benar-benar menjadi penyejukbagi hati yang sedang membara. Jikalau saja orangberakhlak mulia ini tidak ada, maka siapapun akanmerasa kehilangan, akan terasa ada sesuatu yangkosong di rongga kalbu ini.
(8)Dan informasi itu sendiri tidak boleh diambil hanyadari satu pihak. Kita harus belajar dari kedua belahpihak, baru mengambil keputusan. Dan yang haruskita sadari adalah tidak ada keputusan tanpa resiko,semua keputusan ada resikonya. Kita hanya perlumenghitung resiko yang paling minimal.
(9)Sungguh beruntung bagi siapapun yang dikaruniaiALLOH kepekaan untuk mengamalkan aneka pernikpeluang kebaikan yang diperlihatkan ALLOHkepadanya. Beruntung pula orang yang dititipi ALLOHaneka potensi kelebihan oleh-Nya, dan dikaruniakanpula kesanggupan memanfaatkannya untuk sebanyak-banyaknya umat manusia. Karena ternyata derajatkemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauhmanadirinya punya nilai manfaat bagi orang lain.
(10) Sedangkan orang yang mubah ada dan tidak adanyatidak berpengaruh. Di kantor kerja atau bolos samasaja. Seorang pemuda yang ketika ada di rumahkeadaan menjadi berantakan, dan kalau tidak adapuntetap berantakan. Inilah pemuda yang mubah. Adadan tiadanya tidak membawa manfaat, dan tidak jugamembawa mudharat.
Pada data (6) tersebut, satuan lingual hemat betul
kata-katanya disubstitusi dengan satuan lingual lebih
banyak berbuat daripada hanya berbicara, data (7) satuan
69

lingual merasa kehilangan disubstitusi dengan satuan
lingual terasa ada sesuatu yang kosong, data (8) satuan
lingual tidak boleh diambil hanya dari satu pihak pada
kalimat pertama disubstitusi dengan satuan lingual dari
kedua belah pihak pada satuan lingual kedua, data (9)
satuan lingual memanfaatkannya untuk sebanyak-
banyaknya umat manusia pada kalimat kedua disubstitusi
dengan satuan lingual punya nilai manfaat bagi orang lain
pada kalimat ketiga, data (10) satuan lingual orang yang
mubah pada kalimat pertama disubstitusi dengan satuan
lingual Ada dan tiadanya tidak membawa manfaat, dan
tidak juga membawa mudharat pada kalimat terakhir.3. Elipsis (ø)
Elipsis sebagai penanda kohesi gramatikal dalam teks
ceramah Aa Gym dapat dilihat dalam contoh berikut.(11) Adapun orang yang makruh, keberadaannya justru
membawa mudharat dan kalau dia tidak ada tidakberpengaruh. Artinya, kalau dia datang ke suatutempat maka orang merasa bosan atau tidak senang(ø).
(12) Seorang anak yang makruh, kalau pulang sekolahjustru masalah pada bermunculan, dan kalau (ø) tidakpulang suasana malah menjadi aman tentram.
(13) Masya ALLOH, tidak ada salahnya kita merenungsejenak, tanyakan pada diri ini apakah kita ini anakyang menguntungkan orang tua atau malah hanya jadibenalu saja (ø).
(14) Kadang aneh kita ini, ketika duduk di taman nanhijau, entah sadar atau tidak kita cabuti rumput ataudaun-daunan yang ada (ø) tanpa alasan yang jelas.
(15) Kejadian lain adalah ketika seorang hamba yangshalih dihampiri seekor singa yang mengaum-ngaum
70

seakan hendak menerkamnya. Tentu saja semua orangyang melihat kejadian ini berlari ketakutan (ø).
Pada data (11) yang dielipskan satuan lingual kepada
orang yang makruh, data (12) yang dielipskan satuan
lingual anak yang makruh, data (13) yang dielipskan
satuan lingual bagi orang tua, data (14) yang dielipskan
satuan lingual di taman nan hijau, dan data (15) yang
dielipskan satuan lingual kepada seekor singa.4. Konjungsi
Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat
satu dengan kalimat lain dalam teks ceramah Aa Gym
adalah sebagai berikut.(16) Seraya mengajak berbicara layaknya pada makhluk
yang bisa diajak bicara, “Mau apa kesini? Kalau tidakada kewajiban dari ALLOH dan hanya untukmengganggu masyarakat, alangkah baiknya engkaupergi”, maka pergilah singa itu, subhanallah.Demikianlah, orang yang takutnya hanya kepadaALLOH, makhluk pun tunduk kepadanya.
(17) Semoga Allah memberi kemampuan kepada kitauntuk membaca potensi yang telah Allah berikan.Menggali dan mengembangkan diri kita dengan baiksehingga hidup yang sekali-kalinya ini tidak menjadibeban bagi orang lain, bahkan hidup terhormat karenabisa meringankan beban orang lain.
(18) Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, sebaik-baikmanusia adalah manusia yang paling banyakmanfaatnya. Benar, dalam hidup ini kita pastimembutuhkan orang lain. Itu pasti! Tetapi menikmatihidup dengan membebani orang lain adalah hidup yangtidak mulia.
(19) Orang yang berharap pertolongan kepada manusialebih rendah posisinya dibanding dengan orang yangmemiliki kemampuan menolong banyak orang.
(20) Kita diberi kemampuan oleh Allah untuk mengubahnasib kita. Berarti, kemampuan kita untuk mandiridalam mengarungi hidup ini, merupakan kunci yang
71

diberikan oleh Allah untuk sukses dunia dan insya Allahakhirat kelak.
Pada data (16) terdapat konjungsi demikianlah untuk
merangkai kalimat-kalimat sebelumnya dengan kalimat
sesudahnya. Konjungsi ini digunakan untuk menegaskan
gagasan-gagasan yang terdapat pada kalimat-kalimat
sebelumnya sehingga gagasan intinya semakin mudah
dipahami oleh pembaca. Pada data (17) terdapat konjungsi
bahkan yang berfungsi untuk menegaskan gagasan-
gagasan yang terdapat pada kalimat-kalimat sebelumnya
dengan cara menambahkan nilai tertentu yang relevan
dengan gagasan-gagasan sebelumnya. Pada data (18)
terdapat dua konjungsi yaitu benar dan tetapi. Yang
pertama untuk menegaskan gagasan sebelumnya dengan
menambahkan pernyataan sesudahnya, dan yang kedua
untuk member batasan agar gagasan sebelumnya tidak
salah arah atau menyimpang. Pada data (19) terdapat
konjungsi dibanding untuk membandingkan pernyataan
sebelum dan sesudahnya. Adapun pada data (20) terdapat
konjungsi berarti yang berfungsi untuk menegaskan atau
menyimpulkan pernyataan pada kalimat sebelumnya.
B. K. H. MUHAMMAD ARIFIN ILHAM
72

Wujud kohesi gramatikal dalam teks ceramah K. H. M. Arifin
Ilham berikut ini bersumber dari https://www.youtube.com
diakses tanggal 2 Desember 2015.1. Referensi
Contoh kohesi gramatikal yang berupa referensi adalah
sebagai berikut.(21) Teman, kita butuh teman. Teman ada yang hanya
sekedar teman. Boleh jadi kenalan, satu sekolah,almamater, teman hobi, teman partai, teman bisnis. Ituhanya teman biasa sebenarnya.
(22) Ada teman yang ada maunya. Lagi sukses banyakyang mendekati, seperti manisan banyak datangsemut. Atau saat dia lagi perlu, dia lagi butuh kita, diaberteman memang ada maunya. Tapi tatkala kita susahatau dia tidak butuh, dia akan meninggalkan kita.
(23) Ada teman khianat. Ini teman yang menyakitkan.Baik di depan mata kita, memuji kita seakan dia selaluuntuk kita. Sebenarnya tidak demikian.
(24) Inilah kerinduan kita , teman yang luar biasa. Siapaitu? Di depaan kita baik, di belakang kita baik. Bahkandalam doanya ia selalu menyertakan kita,“Selamatkanlah hamba, selamatkan teman hamba.” Iabawa kita dalam do’anya. Ia memperhatikan kitadengan tulus. Kadang menasehati kita, menengok kita,memberi hadiah kepada kita. Lahir batin dia sayangkepada kita. Inilah teman sejati, inilah teman luarbiasa, inilah teman dunia akhirat. Karena itu jangansalah pilih teman. Cari sahabat yang tulus, lahir batindan itulah teman shalih. Teman dunia akhirat.
Pada data (21) tersebut, itu merupakan referensi yang
menunjuk beberapa satuan lingual pada kalimat
sebelumnya, yaitu kenalan, satu sekolah, almamater,
teman hobi, teman partai, teman bisnis, data (22) empat
pronomina persona ketiga tunggal yakni dia menunjuk
pada satuan lingual teman yang ada maunya, pada data
73

(23) ada dua referensi yakni ini dan dia yang keduanya
menunjuk pada frasa teman khianat, dan data (24) itu, ia,
dan dia menunjuk pada frasa teman yang luar biasa.
2. SubstitusiContoh kohesi gramatikal yang berupa substitusi
berikut ini bersumber dari www.youtube.com diakses
pada tanggal 29 November 2015.(25) Semuanya fana kecuali Allah yang baka,
semuanya hancur kecuali Allah. Dan semuanya yangberjiwa pasti mati.
(26) Kita sudah menyaksikan dengan matatelanjang saat keluarga kita wafat, orang tua kita,atau mungkin di bawah umurnya dari kita, anak kitadan kita hampir setiap hari melewati kuburan,bukankah mereka tadinya hidup, bukankah tadinyabersama kita .
(27) Dunia ini hanya tempat menyebrangijembatan, sekedar terminal, sekedar mampir,sekarang alam dunia, sebentar kita akan masuk alamkubur melalui pintu alam sakarotul maut.
(28) Mati laksana pintu setiap mahluknya pastimelewati one by one datang kepada siapapun,datang pada yang miskin, datang juga pada yangkaya, datang pada orang tua, datang pula pada yangmuda.
(29) Siapa pun yang ingin meninggal khusnulkhotimah hidupkan sunan-sunah nabi MuhammadSAW sebagai langkah terbaik menghadapi kematiandi antaranya tahajjud hamba Allah yang sering sholatmalam dijamin meninggal dalam keadaan khusnulkhotimah dengarkan!
Pada data (25) tersebut, satuan lingual fana
disubstitusi dengan satuan lingual hancur dan mati, data
(26) satuan lingual hidup disubstitusi dengan satuan
lingual bersama kita, data (27) satuan lingual tempat
74

menyebrangi jembatan disubstitusi dengan satuan lingual
sekedar terminal dan sekedar mampir, data (28) satuan
lingual siapapun disubstitusi dengan satuan lingual yang
miskin, yang kaya, orang tua, dan yang muda, dan pada
data (29) satuan lingual tahajjud disubstitusi dengan
satuan lingual sholat malam.3. Elipsis
Contoh kohesi gramatikal yang berupa elipsis berikut
ini bersumber dari
daritemanuntukteman.blogspot.co.id/2009/07/khutbah-
jumat-tahajud.html(30) Sungguh terbukti bahwa maqaman mahmudan
'kedudukan terpuji' diraih oleh umat Islam. Duapertiga bumi dikuasai (ø).
(31) Betapa banyak kelompok yang sedikit, tetapiberkualitas (mukminin) mengalahkan kelompok yangbanyak, tetapi sekadar kuantitas (kafirun, munafiqun,fasiqun, musyrikun, zhalimun) dengan izin Allah (QSAl-Baqarah: 249). Perhatikanlah kata izin Allah (ø).
(32) Alam semesta ini dalam iradat dan kodrat-Nya(QS Yasin: 82). Mengadulah pada-Nya pada waktuyang Ia minta untuk mengadu padanya di tengahmalam. Rintihan batindan tangisan sukma (ø) benar-benar didengar dan diperkenankan oleh-Nya.
(33) Penikmat tahajud hanyalah hamba pilihan (ø).Tidak semua Muslim terpanggil melakukannya.Buktinya, semua kita bisa bangun malam, tetapibelum tentu mau shalat malam.
(34) Apakah sama hamba-Ku yang bangun shalatmalam yang mengharapkan rida-Ku, rahmat-Ku,ampunan-Ku dengan mereka yang lelap dalamperaduan tidur. Apakah samahamba-Ku yang cerdasdengan yang tidak (ø).
Pada data (30) yang dielipskan satuan lingual umat
Islam, data (31) yang dielipskan satuan lingual dalam
75

ayat Al-Quran tersebut , data (32) yang dielipskan satuan
lingual orang-orang yang bertahajud, data (33) yang
dielipskan satuan lingual Allah, dan pada data (34) yang
dielipskan satuan lingual cerdas .4. Konjungsi
Contoh kohesi gramatikal yang berupa konjungsi
berikut bersumber dari
http://www.thoriqoh.com/2015/06/tausiah-ust-arifin-ilham-
sesegar-telaga.html .(35) Kebahagiaan hidup di dunia ini bermula dari
merasakan halaa-watul iimaan (manisnya iman).Dan, halaawatul iimaan adalah buah dari al-mujaahadah fii thaa'atillah (usaha sungguh-sungguhuntuk melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT).
(36) Surga terlalu mahal untuk diperoleh dengandengan ibadah yang hanya 60 sampai 70 tahun usiahidup kita, meski banyak orang yang usia hidupnyakurang dari itu, dan usia yang digunakan untukberibadah pun tidak mencapai separuhnya.Sementara nikmat yang Allah berikan kepada kitatidak terhitung dengan jumlah angka angka yangdibuat untuk urusan duniawi. Akan tetapi, Allahmencintai kita semua. Karena rahmat dan kasihsayang-Nya itulah, Dia memberikan rasa cinta dalamhati kita. Perasaan cinta pada keimanan danmenjadikannya terasa nikmat dan indah bagi orangorang yang beriman.
(37) Diumpamakan juga seperti anak kecil yangdiajak rekreasi oleh orangtuanya. Dia akan merasagembira ketika orangtuanya menjanjikan hal itu. Diaakan lebih gembira lagi ketika ia dan orangtuanyamulai bersiap-siap untuk berangkat ke tempat itu.Puncak kegembiraannya adalah pada saat ia sampaike tempat tujuan. Begitu juga seorang hamba yangberibadah kepada Allah SWT. Dia akan melaksanakanibadahnya dengan hati, khusyuk dan nikmat. Puncakkenikmatan beribadahnya dirasakan pada saatmenjelang kematian. Dia akan merasakankebahagiaan, karena itulah pintu pertemuannya
76

dengan Allah SWT, Dzat yang selalu diibadahinyadengan segenap perasaan tunduk dan cinta selamahidupnya di dunia.
(38) Subhanallah, ingatlah bahwa orang orangyang beriman akan tetap berkumpul bersamakeluarga mereka yang beriman di akhirat nanti.Sementara orang orang yang tidak beriman, keluargamereka akan terpisah dan bercerai berai. Sungguhkehidupan di dunia adalah cerminan dari kehidupanakhirat. Jika di dunia kita hidup sukses dan bahagiadalam ketaatan kepada Allah, maka dia akhiratpunkita akan menjadi orang yang sukses dan bahagiadibawah naungan ridha Allah SWT.
(39) Perasaan cinta pada keimanan danmenjadikannya terasa nikmat dan indah bagi orangorang yang beriman. Oleh karena itu, semuakenikmatan yang Allah beri kepada kita, baik yangada di dalam diri kita seperti hati,akal, panca indra,maupun diluar diri kita, yang ada di seluruh alamsemesta, semuanya adalah fasilitas yang harusdipergunakan untuk beribadah kepada Allah SWT,sehingga kita bisa menjadi "abdan syakuuran"(hamba yang bersyukur).
Pada data (35) terdapat konjungsi dan untuk
merangkai kalimat sebelumnya dengan kalimat
sesudahnya. Konjungsi ini digunakan untuk menambah
keterangan yang terdapat pada kalimat sebelumnya
sehingga gagasannya semakin jelas. Pada data (36)
terdapat konjungsi akan tetapi yang berfungsi untuk
mempertentangkan gagasan yang terdapat pada kalimat-
kalimat sebelumnya dengan gagasan pada kalimat-
kalimat sesudahnya. Pada data (37) terdapat dua
konjungsi begitu juga yang berfungsi untuk menambah
penjelasan kalimat-kalimat sebelumnya. Pada data (38)
77

terdapat konjungsi subhanallah dan sementara. Yang
pertama merupakan ungkapan bahasa Arab yang berarti
Mahasuci Allah, yang fungsinya ialah untuk memperdalam
makna pada kalimat sebelumnya dengan pernyataan
sesudahnya. Yang kedua berfungsi untuk membedakan
antara gagasan pada kalimat-kalimat sebelumnya dengan
gagasan pada kalimat-kalimat sesudahnya. Adapun pada
data (39) terdapat konjungsi oleh karena itu yang
berfungsi untuk menyimpulkan pernyataan pada kalimat
sebelumnya dengan penegasan yang termuat pada
kalimat-kalimat sesudahnya.
C. K. H. YUSUF MANSUR
1. ReferensiContoh kohesi gramatikal yang berupa referensi adalah
sebagai berikut.(40) Krisis keyakinan pada kebenaran Islam sebagai
agama universal serta paripurna tidak bisa dipungkirisudah menimpa beberapa orang yang mengakudirinya beragama Islam. Ini dapat dibuktikan denganpola hidup mereka yang dilihat dengan lahiriyahtetap ada saja kesamaan dengan pola hidup orang-orang yang nonmuslim.
(41) Sesaat bila lihat kaum wanita di jalan-jalan,sukar dibedakan pada seorang muslimah dengannon-muslimah, karena rambut keduanya samatampak, betis keduanya sama terbuka, keduanyasama menor di dalam bersolek apalagi keduanyasama kenakan pakaian ketat yang mana seluruhnyadilarang di dalam Islam. Boleh jadi semua itu akibatketidaktahuan atau ketidakfahaman. Namun,ketidaktahuan itu adalah akibat bahwa kebanyakankaum muslimin telah kehilangan kepercayaan terhadap
78

Islam, sehingga mereka cenderung mengabaikanajaran-ajarannya.
(42) Mempelajari ilmu-ilmu Islam dianggapketinggalan jaman. Banyak orang Islam, bahkankalangan akademik yang beranggapan mempelajariilmu-ilmu Islam tanpa dicampur dengan teori-teori ilmubarat, suatu kemunduran. Tidak sesuai denganperkembangan jaman dan seterusnya. Bukankah itukrisis kepercayaan terhadap Islam?
(43) Umumnya seseorang diketahui sebagai seorangmuslim, apabila ia melaksanakan shalat atau ketikadiajak berbicara. Hanya dalam beberapa kalangan ataukawasan saja terdapat suatu kelompok sosial secaralahiriah tampak sebagai muslim, sebab perempuan-perempuan mereka berjilbab misalnya.
(44) Orang-orang yang beriman kepada Allah danhari akhir, pasti mengimani dan meyakini bahwa hanyaIslam sajalah yang terbaik dan benar, sebagaipedoman beribadah dan pedoman hidup di dunia.Sebab ia meyakini bahwa segala yang dikatakan Allahdan RasulNya pasti benar dan baik.
Pada data (40) tersebut, ini merupakan referensi
yang menunjuk satuan lingual yang berupa kalimat
sebelumnya, yaitu Krisis keyakinan pada kebenaran Islam
sebagai agama universal serta paripurna tidak bisa
dipungkiri sudah menimpa beberapa orang yang
mengaku dirinya beragama Islam, pada data (41)
terdapat dua referensi berupa kata penunjuk itu. Yang
pertama menunjuk pada satuan lingual Sesaat bila lihat
kaum wanita di jalan-jalan, sukar dibedakan pada seorang
muslimah dengan non-muslimah, karena rambut
keduanya sama tampak, betis keduanya sama terbuka,
keduanya sama menor di dalam bersolek apalagi
79

keduanya sama kenakan pakaian ketat, sedangkan yang
kedua menunjuk pada satuan lingual kebenaran Islam
sebagai agama universal serta paripurna, pada data (42)
juga terdapat referensi itu menunjuk pada satuan lingual
yang berupa tiga kalimat sebelumnya yakni Mempelajari
ilmu-ilmu Islam dianggap ketinggalan jaman. Banyak orang
Islam, bahkan kalangan akademik yang beranggapan
mempelajari ilmu-ilmu Islam tanpa dicampur dengan teori-
teori ilmu barat, suatu kemunduran. Tidak sesuai dengan
perkembangan jaman dan seterusnya, pada data (43)
referensi ia menunjuk pada frasa seorang muslim, dan
pada data (44) juga terdapat referensi ia yang menunjuk
pada satuan lingual orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari akhir.2. Substitusi
Contoh kohesi gramatikal yang berupa substitusi adalah
sebagai berikut.(45) Allah berfirman:“Sesungguhnya agama (yang
ada) di sisi Allah adalah Islam.” (Ali Imran: 19).Berkaitan dengan ayat ini, Imam Ibnu Katsir dalamtafsirnya mengatakan bahwa ayat tersebut merupakanberita dari Allah Swt. bahwa tidak ada agama apapunyang diterima di sisi Allah, kecuali Islam.
(46) Sedangkan Islam ialah ittiba’ (mengikuti) rasul-rasul Allah yang diutus untuk tiap-tiap masa, sampaiakhirnya ditutup dengan rasul terakhir MuhammadSaw. Sehingga jalan menuju Allah tertutup kecualimelalui jalan Muhammad Saw.
(47) Seperti halnya firman Allah pada ayat yang lain:“Barang siapa mencari agama selain agama Islam,maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
80

dari padanya dan dia di akhirat termasuk orang-orangyang rugi.” (Ali Imran:85). Kaum muslimin yangdimuliakan Allah. Demikian pula pada ayat di atasAllah memberitahukan tentang pembatasan agamayang diterima di sisiNya, hanyalah Islam. Dengan katalain, bahwa selain Islam adalah agama yang batil.Tidak akan membawa kebaikan dunia dan tidak pulaakhirat. Sebab agama selain Islam, tidak diakui dantidak dibenarkan oleh Allah Swt. sebagai pedoman,baik dalam hal ibadah maupun mu’amalah-mu’amalahduniawi.
(48) “Hari ini telah Aku sempurnakan untukmuagamamu. Dan telah Aku sempurnakan nikmatKuuntukmu dan Aku telah ridlai Islam sebagaiagamamu.” (Al-Maidah: 3). Dalam kaitannya denganhal ini seorang tokoh ulama’ dari Yordania yaitu SyaikhAli Hasan Ali Abdul Hamid mengatakan dalam kitabnyaIlmu Usulil Bida’ bahwa ayat yang mulia inimembuktikan betapa syariat Islam telah sempurna danbetapa syariat itu telah cukup untuk memenuhi segalakebutuhan makhluk, jin dan manusia dalammelaksanakan ibadah.
(49) Artinya kebenaran Islam adalah kebenaranparipurna, kebenaran menyeluruh dan merupakankebenaran yang betul-betul merupakan nikmat Allahyang luar biasa. Betapa tidak, sebab apapunkebutuhan manusia dalam rangka pengabdian danperibadatannya kepada penciptanya sudah tertuangdan tercukupi dalam Islam. Sesungguhnya manusiatidak membutuhkan lagi petunjuk-petunjuk lain,kecuali Islam.
Pada data (45) tersebut, satuan lingual Sesungguhnya
agama (yang ada) di sisi Allah adalah Islam disubstitusi
dengan satuan lingual tidak ada agama apapun yang
diterima di sisi Allah, kecuali Islam, data (46) satuan lingual
ittiba’ (mengikuti) disubstitusi dengan satuan lingual
melalui jalan Muhammad Saw., data (47) satuan lingual
tidaklah akan diterima disubstitusi dengan satuan lingual
81

tidak diakui dan tidak dibenarkan oleh Allah Swt., data (48)
satuan lingual telah sempurna disubstitusi dengan satuan
lingual telah cukup untuk memenuhi segala kebutuhan
makhluk, dan pada data (49) satuan lingual kebenaran
paripurna, kebenaran menyeluruh disubstitusi dengan
satuan lingual sudah tertuang dan tercukupi dalam Islam.
3. ElipsisContoh kohesi gramatikal yang berupa elipsis adalah
sebagai berikut.(50) Kebenaran dan kesempurnaan Islam ini juga
telah diakui oleh pemeluk agama lain selain Islam.Hanya saja banyak di antara mereka sendiri yangmenolak (ø), seperti disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an: “Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, padahaldiri mereka mengakui kebenarannya, lantarankedzaliman dan kecongkakan.” (An-Naml: 14).
(51) Seorang muslim harus merenung danmemahami bahwa ia diciptakan (ø), diberi rizki dantidak dibiarkan . Itulah sebabnya Allah mengutusrasulNya ketengah-tengah manusia. Tidak lain untukmembimbing mereka. Artinya ia, hidup dan ada dimuka bumi karena diciptakan Allah, ia diberi berbagaifasilllitas, rizki yang lengkap, mulai dari kebutuhanoksigen untuk bernafas sampai rumah sebagai tempatberteduh dan lain-lainnya sampai hal-hal yang di luarkesadaran manusia.
(52) Seluruh yang diperintahkan (ø) kita lakukandengan sebaik-baiknya sesuai dengan kekuatan ;namun yang dilarang (ø) kita tinggalkan, tidak kitakerjakan, apalagi mendekatipun janganlah.
(53) Boleh jadi semua itu akibat ketidaktahuan atauketidakfahaman (ø). Namun, ketidaktahuan itu adalahakibat bahwa kebanyakan kaum muslimin telahkehilangan kepercayaan terhadap Islam, sehinggamereka cenderung mengabaikan ajaran-ajarannya.
(54) Kesempuranaan Islam adalah kesempurnaanyang meliputi segala aspek (ø) , untuk tujuan
82

kebahagiaan masa depan yang abadi dan tanpa batas.Yaitu kebahagiaan tidak saja di dunia, tetapi di akhiratjuga(http://khutbahjumat76.blogspot.co.id/2013/04/islam-adalah-agama-yang-paling-benar.html diakses padatanggal 1 Desember 2015).
Pada data (50) yang dielipskan satuan lingual
kebenaran dan kesempurnaan Islam, data (51) yang
dielipskan satuan lingual Allah, data (52) yang dielipskan
satuan lingual Allah, data (53) yang dielipskan satuan
lingual terhadap ajaran Islam, dan pada data (54) yang
dielipskan satuan lingual kehidupan.
4. KonjungsiContoh kohesi gramatikal yang berupa konjungsi adalah
sebagai berikut.(55) Banyak dari Kita yang heran melihat orang
yang bergelimang dalam kemaksiatan kepada Allahmalah dibukakan pintu rezeki seluas-luasnya sertadimudahkan segala urusan hidupnya. Boleh jadi Allahmemberikan kekayaan dalam rangka istidroj, yaituagar semakin membuat seseorang terlena dalammaksiat dan kekufuran.
(56) Terkadang didalam dakwah, karena seruanmaterialisme menyebar kemana-mana, seruan Ulamadan Saudara seiman seringkali dilihat darikedudukan, nama dan kekayaan bukan isi seruannya,dan sebaliknya seorang muslim atau para penyeruAgama Allah tidak jarang yang merasa rikuhmenyampaikan bagian yang pahit didalam Al Qur’andan Sunnah, bila dakwah mereka kepada parapembesar dan pemilik harta banyak, benarlah firmanAllah SWT.
(57) Dalam Islam kesabaran dan ketaatan sangatterkait, bila kita memiliki harta kekayaan, kita disuruh
83

taat bersedekah dan bersabar dengan mengeluarkanharta, terlebih mereka yang memberikan sedekahterbaik, begitupun dalam shalat kita disuruh sabardari bisikan kemalasan, begitupula ibadah-ibadahlainnya yang ada didalam Quran dan Sunnah.Janganlah memilah dan memilih padahal ia suratdinas kita sebagai manusia menjadi khalifah dimukabumi ini.(https://ceramahyusufmansur.wordpress.com/2012/03/29/tulisan-berdosa-dan-gak-beriman-kok-malah-kaya/diakses pada tanggal : 01-Desember-2015
(58) Jika kita tiada sholat dhuha dalam satu hari,maka rizki kita satu hari itu habis untuk bayar utangsaja. Buat hutang karunia Allah. Itu pun harusnyamasih belum cukup. Lihat saja, kita pakai tubuh ini,badan ini, semua dari Allah. Gak bisa napas sekiandetik saja, sudah harus pakek alat bantu pernapasan.Coba tanya berapa duit tuh kalau pakai alat bantupernapasan? Sedang yang kita pakai bukan saja alatbantu pernapasan, melainkan sistem pernapasan. Itumasih bertambah-tambah dengan sistempencernaan, sistem pendengaran, sistempengelihatan, syaraf, dan wuah, gak kehitung dah.
(59) "perhitungan hutang", tetap berlaku dandijalankan Allah. Maka apa yang didapat olehseseorang atau yang dihasilkan, akan diambil ulangoleh Allah sebagai kewajiban terhutang. Apa lagikalau kemudian maksiat dan hal-hal yang wajib tiadaia lakukan, pasti bertambah-tambah minusnya.
(60) Hadirin yang berbahagia, yang belum nikahlihat muka saya, dan berdoalah karena kita tetepperlu contoh. Jadi lihatlah mukanya, oh dia udahnikah, do’akan dia yang sudah nikah, doanya nantikembali ke yang belum nikah dan bahkan do’anyapun juga kembali ke yang sudah menikah.
84

(https://www.facebook.com/permalink di akses pada08 Maret 2015).
Pada data (55) terdapat konjungsi boleh jadi untuk
merangkai kalimat sebelumnya dengan kalimat
sesudahnya. Konjungsi ini digunakan untuk menambah
keterangan yang terdapat pada kalimat sebelumnya
sehingga gagasannya semakin tegas. Pada data (56)
terdapat konjungsi dan sebaliknya yang berfungsi untuk
mempertentangkan gagasan yang terdapat pada kalimat-
kalimat sebelumnya dengan gagasan pada kalimat-
kalimat sesudahnya. Pada data (57) terdapat dua
konjungsi begitupun yang berfungsi untuk menambah
penjelasan kalimat-kalimat sebelumnya. Pada data (58)
terdapat konjungsi lihat saja yang fungsinya untuk
memperdalam makna pada kalimat sebelumnya dengan
contoh-contoh yang lebih konkret pada satuan lingual
sesudahnya. Pada data (59) terdapat konjungsi apa lagi
yang berfungsi untuk menegaskan pernyataan pada
kalimat sebelumnya dengan menambah penjelasan yang
termuat pada kalimat-kalimat sesudahnya. Adapun pada
data (60) terdapat konjungsi jadi yang berfungsi untuk
menyimpulkan pernyataan pada kalimat sebelumnya
85

dengan menegaskan kembali pada kalimat-kalimat
sesudahnya.
BAB V
WUJUD KOHESI LEKSIKAL RETORIKA DAKWAH
Kohesi leksikal tidak berkaitan dengan hubungan
gramatikal dan hububungan sematik. Kohesi leksikan ini hanya
berkaitan dengan hubungan yang didasarkan pada pemakaian
kata. Terdapat sejumlah peranti kohesi leksikal untuk
mewujudkan keututuhan suatu wacana, yaitu (1) repetisi
(pengulangan), (2) sinonimi (persamaan kata), (3) antonimi
(lawan kata), (4) hiponimi (hubungan atas bawah), (5) kolokasi
(sanding kata), dan (6) ekuivalensi (kesepadanan). A K. H. ABDULLAH GYMNASTIAR
1 Repetisi
Contoh-contoh kohesi leksikal jenis repetisi banyak
digunakan oleh Aa Gym dalam teks ceramahnya
(https://m.youtube.com/watch diakses pada 16 Oktober
2015), dapat dilihat pada contoh-contoh berikut.
(61) Kita sangat ingin keluarga kita menjadi orang orangyang sholeh, kita ingin menjadikan anak-anak patuhdan sholeh, kita ingin tetangga yang baik, kita inginnegara kita menjadi baik.
86

(62) Hebatnya kata-kata yang tak sebanding denganperilaku kita, maka kita sendiri yang menghancurkankata-kata kita.
(63) Orang yang memikirkan hal yang besar tapi yangkecil saja dia tidak sanggup melakukan hanya mimpidi siang bolong!, dan mulailah saat ini. Mengapa?karena besok belum tentu hidup, lusa belum tentuada, waktu kita adalah waktu saat ini.
(64) Allah menyaksikan kalau perubahan kita, kitalakukan dengan ikhlas. Artinya bukan karena pujian,bukan untuk kekaguman orang, bukan untukmendapatkan penghargaan.
(65) Keberuntungan tidak diukur oleh harta, gelarpangkat, maupun jabatan. Keberuntungan seseorangdi ukur dari kesanggupannya memperbaiki diri dariwaktu ke waktu.
(66) Mulailah dari diri sendiri, mulailah dari hal yang kecil,mulailah saat ini. Lilahita’ala.
Pada data (61) terdapat jenis repetisi anáfora yakni
berwujud perulangan kata pertama pada tiap baris atau
kalimat berikutnya yaitu berupa kata kita. Pada data (62)
terdapat jenis repetisi mesodiplosis yakni repetisi di tengah
baris-baris atau kalimat-kalimat yaitu berupa reduplikasi
kata-kata. Pada data (63) juga terdapat jenis repetisi
mesodiplosis yakni repetisi di tengah baris-baris atau
kalimat-kalimat yaitu berupa frasa belum tentu. Pada data
(64) juga terdapat jenis repetisi epizeuksis yakni repetisi
yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan
diulang beberapa kali berturut-turut. Dalam hal ini yang
diulang adalah kata bukan. Pada data (65) terdapat jenis
repetisi anáfora yakni berwujud perulangan kata pertama
87

pada tiap baris atau kalimat berikutnya yaitu kata
keberuntungan. Adapun pada data (66) juga terdapat jenis
repetisi epizeuksis yakni repetisi yang bersifat langsung,
artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali
berturut-turut. Dalam hal ini yang diulang adalah verba
mulailah.
2 SinonimiKohesi leksikal jenis ini banyak digunakan oleh Aa Gym
dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat dilihat pada
contoh-contoh berikut.(67) Allah tau sakinah itu bukan datang dari rayuan,
pujian, penampilan, kosmetik. Sakinah itu datang dariAllah bagi orang yang hatinya bersih.
(68) Kalau Rasulullah menyebut istrinya humairah,karena memang agak kemerah-merahan.
(69) Bisnis itu ibadah. Bisnis itu untuk taat ke Allah, bisnisitu untuk taat ke Rasul, bisnis itu untuk jihad.InsyaAllah tenang.
(70) Wahai Allah Yang Maha Agung, jadikan saat ini saatmustajab doa, Ya Rab. Mudah bagimu mengabulkanapapun, tiada Tuhan selain Engkau yangmenggenggam langit dan bumi Yang Maha Agung,Yang Maha Baik, Yang Maha Penyayang, Yang MahaMengerti, Yang tidak pernah mengecewakan orang-orang hina seperti kami, yang tidak pernahmembiarkan orang-orang kotor seperti kami.
(71) Semoga Allah memberi kemampuan kepada kitauntuk membaca potensi yang telah Allah berikan.Menggali dan mengembangkan diri kita dengan baiksehingga hidup yang sekali-kalinya ini tidak menjadibeban bagi orang lain, bahkan hidup terhormat karenabisa meringankan beban orang lain.
Dalam konteks kalimat pada data (67) kata
penampilan bersinonim kosmetik. Dalam konteks kalimat
88

pada data (68) kata humairah bersinonim bersinonim
dengan frasa agak kemerah-merahan. Dalam konteks
kalimat pada data (69) kata ibadah bersinonim dengan
frasa taat kepada Allah. Dalam konteks kalimat pada data
(70) kata hina bersinonim dengan kata kotor. Adapun
dalam konteks kalimat pada data (71) frasa tidak menjadi
beban bersinonim dengan kalusa meringankan beban.
3 AntonimiKohesi leksikal jenis ini banyak digunakan oleh Aa Gym
dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat dilihat pada
contoh-contoh berikut.(72) Kita tidak disuruh mencari rezeki, kita disuruh
menjemput rezeki. Kalau mencari antara ada dantiada. Tapi, kalau menjemput sudah pasti ada.
(73) Allah menciptakan yang halal, Allah menciptakanyang haram.
(74) Satu angkatan di sekolah umur sama, rezeki beda-beda.
(75) Puji caci biasa saja, sehat sakit hanya episode(76) Ampuni kami lebih banyak lupa daripada ingat
kepada-Mu. Lebih banyak ragu daripada yakin pada-Mu.
(77) Orang-orang yang terlatih menghadapi masalahsendiri akan berbeda semangatnya dalam mengarungihidup ini dibanding dengan orang yang selalubersandar kepada orang lain.
(78) Allah tidak akan menyia-nyiakan orang yangsedekah, tidak akan berkurang harta denga sedekah,hanya kita berat mengeluarkan uang, sepuluh ribu dimall, dengan sepuluh ribu di masjid, beda , di mallterasa kecil sekali sepuluh ribu tapi di masjid terasabesar sedekah sepuluh ribu.
(79) Itulah budaya setan yang membuat kita kikir, sayaberani bersumpah demi Allah, kalau kita gemarbersyukur pasti Allah akan tambahkan. Jangan pernah
89

takut oleh rezeki yang belum ada, tapi takutlah tidakmensyukuri rezeki yang sudah ada.
Pada data (72) kata ada berantonin atau beroposisi
tiada. Oposisi antara ada dengan tiada bersifat mutlak.
Dalam oposisi mutlak terdapat pertentangan makna secara
mutlak, misalnya antara kata diam dan gerak, antara kata
hidup dan mati terdapat batas yang mutlak, sebab sesuatu
yang diam tentu tidak bergerak dan sesuatu yang bergerak
tentu tidak diam. Begitu pula, sesuatu yang hidup tentu
tidak mati dan sesuatu yang mati tentu tidak hidup. Kedua
proses ini tidak dapat berlangsung bersamaan, tetapi
secara bergantian. Pada data (73) kata halal beroposisi
dengan haram. Oposisi antara halal dengan haram juga
disebut oposisi mutlak meskipun di anatara keduanya ada
status yang disebut syubhat.
Pada data (74) kata sama beroposisi dengan beda.
Oposisi antara sama dengan beda disebut oposisi kutub.
Dalam oposisi kutub ini pertentangan maknanya tidak
bersifat mutlak, tetapi bersifat gradasi, yaitu adanya
tingkat-tingkat makna. Misalnya, kata panas dan dingin,
kata kaya dan miskin, kata besar dan kecil, serta kata
tinggi dan rendah. Kata-kata yang termasuk dalam kategori
oposisi kutub ini bersifat relatif, karena sulit ditentukan
90

batasnya secara mutlak. Batasnya dapat bergeser-geser,
tidak tetap pada satu titik. Dalam oposisi jenis ini
dimungkinkan kata yang beroposisi itu dapat bersandingan
dengan kata-kata seperti agak dan sangat: agak sama,
sangat sama, agak beda, sangat beda. Pada data (75) juga
terdapat jenis oposisi kutub, yakni kata puji beroposisi
dengan caci dan kata sehat beroposisi dengan sakit. Begitu
pula pada data (76), oposisi antara lupa dengan ingat dan
ragu dengan yakin adalah oposisi kutub. Oposisi pada data
(77) yakni antara satuan lingual menghadapi masalah
sendiri dengan satuan lingual selalu bersandar kepada
orang lain juga merupakan oposisi kutub. Oposisi kutub
juga ditunjukkan oleh kata kecil dan besar yang terdapat
pada data (78). Adapun pada data (79) terdapat oposisi
mutlak, yakni kata belum yang beroposisi dengan sudah.4 Hiponimi
Kohesi leksikal jenis ini banyak digunakan oleh Aa Gym
dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat dilihat pada
contoh-contoh berikut.
(80) Maaf sodaraku sekalian kalau tidak bisa denganharta, dengan raut muka yang ramah itu sedekah,sedekah itu luas sekali, sedekah dengan perhatian,ada orang yang sedang pusing kita maumendengarkan walaupun kita tidak bisa memberisolusi, mendengarkan saja sedekah, karena ada orangyang hanya butuh didengarkan walaupun saya belumbisa mengamalkan ini sepenuhnya karena ada yang
91

bukan. Saya akan menceritakan riwayat hidup sayaseluruhnya, tak bisa separuh separuh. Ya tolong ajadikorting. Orang curhat kita mendengarkan iya punsedekah, sedekah waktu sedekah perhatian, kalautidak bisa sedekah dengan itu ada lagi potensi laindengan tenaga, nyapu. Pernah dengar ada seorangsantri yang dia sedekahnya adalah mencucikan mobil?CeramahAagymtentangsedekahhttp://youtu.be/XaF4Tu6ptwl, diakses pada tanggal 07 Desember 2015.
(81) Hati-hati untuk orang yang amal ibadahnyatemporal, sebab mungkin itu adalah tanda-tandaikhlasnya belum sempurna. Sebab ibadah yangdikerjakan dengan temporal tidak ada lain, ukurannyaialah urusan dunia. Amal tersebut hanya dikerjakanjika sedang butuh, lagi dilanda musibah, atau lagi adaujian kesusahan. Tidak demikian halnya manakalapertolongan dari Allah datang, datang kesenangan,maka kemampuannya bersenang-senangnya bersamaAllah malah menghilang.
(82) Kalau Allah sayang kepada kita Allah akanmengingatkan kita dengan berbagai kejadian, dompethilang lah, sakit, di PHK, uang habis, pokoknya kalaukita disayang Allah, kita akan diingatkan denganberbagai kepahitan sebagai jalan “kafarah” nya.
(83) Tobat saja, seperti nabi yunus, 3 kegelapan gelapnyamalam, gelapnya laut dan gelapnya perut ikan.
(84) Yakk, alhamdulillah hujan, Allah lagi punya rencanasendiri. Airnya sama, tanahnya sama, nanti yang jadipohon beda-beda. Ada rumput jepang, ada rumputgajah, ada rumput liar, ada pohon, ada selada, adaseledri, macem-macem. Padahal airnya sama,tanahnya sama, ada bunga warnanya beda-beda,bentuknya beda-beda, padahal airnya sama,harumnya beda-beda. Ada yang harum jengkol,namanya pohon jengkol, nanti jadi buah, macem-macem. Ada kulit duren, tajem-tajem, siapa yangngarang ini. Di dalamnya legit, enak, bijinya keras. Adasalak, sekelilingnya duri, bungkusnya bagus, adaselaput yang mulus, apalagi salak, salak apa yangenak? Salak pondoh, didalamnya ada lumutan. Bijinyakeras, siapa yang naruh disana. Belum lagi pisangmulus, bungkus kita kurang bagus, bungkus orangmah gak jelas, dikupas di dalamnya mulus, airnyasama, tanahnya sama, نن ببنا ذذ بككك تت بمككنا تك ذب بر نء بل بءلا ذي نبنا بف harusnyamakan pisang itu nangis, kenapa? Karena Cuma satu.
92

Saya ada yang ngirimi buah-buahan, aduh ya Allah,bagus-bagus buahnya, liat aja udah takjub, takjubkepada yang mendesain, mengatur kombinasi warna,meletakkan kulit, bulu-bulu halusnya, masya Allah.Biar nggak usah pengenlah, biar saya aja yangmenghabiskan. Masya Allah, terimakasih. Tidak adapertanyaan lain. Senang tidak ilmu tauhid ini?
Pada data (80) satuan lingual harta, raut muka,
perhatian, mendengarkan berhiponim terhadap kata
sedekah (hipernim). Pada data (81) satuan lingual jika
sedang butuh, lagi dilanda musibah, dan lagi ada ujian
kesusahan berhiponim terhadap kata temporal (hipernim).
Pada data (82) satuan lingual dompet hilang lah, sakit, di
PHK, dan uang habis berhiponim terhadap kata kejadian
(hipernim). Pada data (83) satuan lingual gelapnya malam,
gelapnya laut, dan gelapnya perut ikan berhiponim
terhadap kata kegelapan (hipernim). Adapun pada data
(84) satuan lingual pohon jengkol, pohon duren, pohon
salak, dan pohon pisang berhiponim terhadap kata pohon
(hipernim).5 Kolokasi
Kolokasi merupakan alat kohesi leksikal berupa
asosiasi tertentu dalam menggunakan pilihan kata dan
cenderung digunakan secara berdampingan. Kolokasi pada
teks ceramah Aa Gym adalah sebagai berikut.(85) Allah menciptakan yang halal, allah menciptakan
yang haram, Allah ciptakan yang mubah, Allahciptakan yang makruh, ..... Bahkan yang jadi ibadah
93

haqqul yaqiin. ada Allah ciptakan babi, Allah ciptakankhamer (minuman keras), Allah juga ciptakan ygmenimbulkan bau-bauan , Allah juga ciptakan rokokyang jelas meracuni tubuh.
(86) Orang kafirin, dhalimin, munafiqin, pelacur, pezina,orang-orang yang jahat, nista perbuatannya, kasihrezeki ini, karena tidak ada harganya.
(87) Apalagi makin tua makin dibatasi. Diberi oleh Allahpenyakit asam urat, tidak bisa makan buah-buahandan sayur-sayuran, diberi oleh Allah kolesterol diberioleh Allah penyakit gula, diberi lagi asma, diberisariawan.
(88) Tinggal jadi orang yang bener saja, hatinya tulus,ibadahnya bagus, hidupnya lurus, ikhtiyarnya serius,obatnya terus-menerus, Allah yang mengurus.
(89) Makanya orang-orang yang susah, itu pasti bukangak ada rezekinya. Tapi enggak ada keyakinan ,enggak ada kesungguhan, enggak ada keikhlasan.
Pada data (85) kolokasi atau sanding kata terjadi pada
halal, haram, mubah, dan makruh yang merupakan
lingkungan hukum Islam yang lima (al-ahkam al-khamsah).
Selain itu, satuan lingual babi, khamer, dan rokok
merupakan kolokasi contoh-contoh dari lingkungan hukum
Islam tersebut. Data (86) kolokasi terjadi pada kafirin,
dhalimin, dan munafiqin yang merupakan lingkungan
status orang-orang yang tidak taat pada aturan Allah,
misalnya pelacur, pezina, orang-orang yang jahat, dan
nista perbuatannya. Data (87) kolokasi terjadi pada asam
urat, kolesterol, penyakit gula, asma, dan sariawan yang
merupakan lingkungan penyakit. Data (88) kolokasi terjadi
pada orang yang bener, hatinya tulus, ibadahnya bagus,
94

hidupnya lurus, dan ikhtiyarnya serius yang merupakan
lingkungan orang-orang yang baik. Adapun pada data (89)
kolokasi terjadi pada enggak ada keyakinan, enggak ada
kesungguhan, enggak ada keikhlasan yang merupakan
lingkungan orang-orang yang tidak baik.
6 Ekuivalensi
Ekuivalensi adalah kesepadanan paradigm, yaitu
sejumlah hasil proses afiksasi dengan morfem asal yang
sama. Kohesi jenis ini pun dijumpai dalam teks ceramah Aa
Gym berikut ini.(90) Kita bisa membesar, kita tidak tahu nutrisi apa yang
kita perlukan untuk membesarkan tubuh kita.(91) Allah tidak mengubah kaum yang tidak mau berubah.(92) Oleh karena itu, kita harus punya keberanian. Berani
mencoba dan berani memikul risiko.(93) Jangan keseringan dipotret dipasang di mana-mana
ya, kalau memasang potret anak boleh tidak difacebook, boleh, tidak ada larangan, tapi periksa hatikita. Jangan keseringan, yang wajar-wajar saja.
(94) Kita ingin anak kita dipuji terus, kalau orang mujianak kita jadi gimana, sudah gak robah, ya? Janganberlebihan, itu bukan punya kita dan bukan bikinankita. Kita boro-boro bikin anak, nggambar anak juga,jadi mirip babon, ya?
(95) Pesaing itu hamba Allah juga. Kita mau bersaingsama aja yang ngasih rejekinya Allah.
Pada data (90) ekuivalensi sebagai kohesi leksikal
tampak pada paradigma membesar dan membesarkan;
data (91) pada paradigma mengubah dan berubah; data
(92) pada paradigma keberanian dan berani; data (93)
pada paradigma dipasang dan memasang; data (94) pada
95

paradigma dipuji dan muji, juga bikinan dan bikin; adapun
data (95) pada paradigma pesaing dan bersaing. B K. H. MUHAMMAD ARIFIN ILHAM
1 Repetisi Contoh-contoh kohesi leksikal jenis repetisi yang
digunakan oleh Ustadz Arifin Ilham dalam teks
ceramahnya dapat dilihat pada contoh-contoh berikut.(96) Islam agama yang sempurna universal mencakup
semua aspek kehidupan. Islam memaparkan denganjelas, visi misi kehidupan sesaat di dunia ini.
(97) Hamba telah ridho kepada Engkau Rab yangmengatur hamba, hamba ridho terhadap Islamsebagai sistem manhaj kehidupan hamba, dan hambaridlo nabi Muhammad SAW sebagai uswah hasanahdalam kehidupan hamba.
(98) Subuh-subuh sholat, setiap dhuhur sholat, ashar soresholat, mau gelap magrib sholat kemudian dekat lagiwaktunya sholat lagi isya’. Bahkan ada sholat dhuha,sholat tahajud, ada istikharah, ada hajah, ada tasbih,ada qobliyah, ada ba’diyah.
(99) Itu mukjizat, itu huda, petunjuk untuk kita, untukmenyelamatkan hidup kita dunia akherat.
(100) Syirik, syirik itu bukan tidak beriman kepadaAllah. Dia beriman kepada Allah tapi juga berimankepada selain Allah. Dia percaya kepada Allah, tapijuga percaya kepada selain Allah. Dia sembah Allah,tapi juga sembah selain Allah. Dia percaya pada Allahtapi percaya pada keris, percaya pada jimat, percayapada dukun.
Pada data (96) terdapat jenis repetisi anáfora yakni
berwujud perulangan kata pertama pada tiap baris atau
kalimat berikutnya yaitu berupa kata Islam. Pada data (97)
terdapat jenis repetisi epanalepsis yakni repetisi yang
berwujud kata terakhir dari baris, klausa, atau kalimat,
mengulang kata pertama, yaitu berupa pengulangan kata
96

hamba. Pada data (98) terdapat jenis repetisi epizeuksis
yakni repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang
dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut, yaitu
berupa pengulangan kata sholat. Pada data (99) terdapat
jenis repetisi campuran anáfora dan epistrofa yaitu berupa
pengulangan kata itu di awal baris dan kita di akhir baris.
Pada data (100) terdapat jenis repetisi epizeuksis yakni
repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang
dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut, yaitu
berupa pengulangan kata syirik. Di samping itu, juga
terdapat repetisi epistrofa yakni repitisi yang berwujud
perulangan kata atau frasa pada akhir baris atau kalimat
berurutan yaitu berupa pengulangan kata Allah.
2 Sinonimi Kohesi leksikal jenis ini banyak digunakan oleh ustadz
Arifin Ilham dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat
dilihat pada contoh-contoh berikut.(101) Ini tauhid, ini iman, ini aqidah.(102) Kemudian yang baru-baru kemarin, selamat
tahun baru. Perayaan mubadzir, perayaan sia-sia.Rasulullah SAW sudah bersabda “hari raya yang kalianbanggakan adalah idul fitri dan idul adha.
(103) Perlihatkanlah, tampilkanlah,demonstrasikanlah dirimu sebagai seorang muslim.
(104) Saudaraku, politik harfiahnya adalah siasatatau strategi untuk meraih kekuasaan demi suatutujuan.
97

Dalam konteks kalimat pada data (101) kata tauhid
bersinonim dengan aqidah. Dalam konteks kalimat pada
data (102) kata mubadzir bersinonim bersinonim dengan
sia-sia. Dalam konteks kalimat pada data (103) tiga kata
perlihatkanlah, tampilkanlah, demonstrasikanlah adalah
bersinonim. Dalam konteks kalimat pada data (104) kata
siasat bersinonim dengan kata strategi. 3 Antonimi
Kohesi leksikal jenis ini banyak digunakan oleh ustadz
Arifin Ilham dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat
dilihat pada contoh-contoh berikut.(105) Karena itu, hitam putih politik tergantung siapa
aktornya. Cenderung pragmatis dan inkonsistensi."Tiada lawan kawan yang abadi kecuali kepentinganabadi."
(106) Dulu sangat rendah hati dan sederhana padasahabat-sahabatnya, tetapi setelah berkuasa yang adakeangkuhan.
(107) Semuanya fana kecuali Allah yang baka,semuanya hancur kecuali Allah. Dan semuanya yangberjiwa pasti mati. Bahkan pada akhirnya malaikatmaut yang paling terakhir mati juga mati, kecuali AllahMaha Hidup, yang menghidupkan Al-Mu’it yangmematikan.
(108) Mati laksana pintu setiap mahluknya pastimelewati one by one datang kepada siapapun, datangpada yang miskin, datang juga pada yang kaya,datang pada orang tua, datang pula pada yang muda.
(109) Malam mereka menjalin hubungan mesradengan Allah. Siang mereka sebagai pejuang yanggagah berani.
Pada data (105) kata hitam berantonin atau
beroposisi putih. Oposisi antara hitam dengan putih
merupakan oposisi kutub. Pada data (106) idiom rendah
98

hati beroposisi dengan kata keangkuhan. Oposisi antara
rendah hati dengan keangkuhan juga merupakan oposisi
kutub. Pada data (107) kata fana beroposisi dengan baka.
Oposisi antara fana dengan baka merupakan oposisi
mutlak. Selain itu, ada juga oposisi antara hidup dengan
mati dan antara menghidupkan dengan mematikan. Kedua
pasang oposisi ini juga bersifat mutlak. Pada data (108)
juga terdapat jenis oposisi kutub, yakni kata kaya
beroposisi dengan miskin dan kata tua beroposisi dengan
muda.
4 Hiponimi Kohesi leksikal jenis ini banyak digunakan oleh ustadz
Arifin Ilham dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat
dilihat pada contoh-contoh berikut.(110) Ampuni seluruh dosa kami. Dosa besar dosa
kecil. Sengaja tidak sengaja. Terang-terangan maupunyang kami sembunyikan dengan rapi selama ini, yangsebenarnya tidak ada yang tersembunyi di mata-Mu.Ampuni dosa kami yang dilakukan dengan bercanda,apalagi sungguh-sungguh.
(111) Hanya soal waktu kita akan meninggalkandunia ini, akan meninggalkan keluarga kita selama-lamanya. Dan setiap detik yang kita lalui apalagi jam,apalagi hari, apalagi tahun tidak akan pernahberulang. Siapa yang bisa kita tunda lagi waktu yangsudah berlalu.
(112) Mati laksana pintu setiap mahluknya pastimelewati one by one datang kepada siapapun, datangpada yang miskin, datang juga pada yang kaya,datang pada orang tua, datang pula pada yang muda.
99

Pada data (110) satuan lingual dosa besar, dosa
kecil, sengaja, tidak sengaja, terang-terangan, kami
sembunyikan berhiponim terhadap frasa seluruh dosa
(hipernim). Pada data (111) satuan lingual detik, jam, hari,
dan tahun berhiponim terhadap kata waktu (hipernim).
Pada data (112) satuan lingual miskin, kaya, tua, dan muda
berhiponim terhadap kata siapapun (hipernim). 5 Kolokasi
Kohesi leksikal jenis ini banyak digunakan oleh ustadz
Arifin Ilham dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat
dilihat pada contoh-contoh berikut. (113) Kita sudah menyaksikan dengan mata
telanjang saat keluarga kita wafat, orang tua kita,atau mungkin di bawah umurnya dari kita, anak kitadan kita hampir setiap hari melewati kuburan,bukankah mereka tadinya hidup, bukankah tadinyabersama kita .
(114) ''Sungguh semua para Rasul, anbia, aulia, danulama pilihan adalah penggemar, bahkan penikmattahajud. Inilah hidangan hidayah terlezat bagihamba-hamba Allah.
(115) Sesungguhnya, bangun di tengah malam lebihtepat untuk menjadi khusyuk. Bacaan kala itu sungguhamat berkesan. Thibannafs, kata Nabi, jiwanya hidupbercahaya. Semakin jelaslah bahwa tahajud adalahibadah bagi pemburu keridaan-Nya. Karena itu,raihlah kemuliaan malam dan kenikmatan hidup pada-Nya. Untaian tasbih, gerak tubuh, tetesan air mata'kan menjadi kebanggaan Allah di hadapan paramalaikat-Nya.
(116) Oleh karena itu, semua kenikmatan yang Allahberi kepada kita, baik yang ada di dalam diri kitaseperti hati, akal, panca indra, maupun di luar diri kita,yang ada di seluruh alam semesta, semuanya adalahfasilitas yang harus dipergunakan untuk beribadahkepada Allah SWT, sehingga kita bisa menjadi "abdansyakuuran" (hamba yang bersyukur).
100

Pada data (113) kolokasi atau sanding kata terjadi
pada keluarga, orang tua, dan anak yang merupakan
lingkungan famili. Data (114) kolokasi terjadi pada rasul,
anbia, aulia, dan ulama yang merupakan lingkungan status
orang-orang mulia yang tidak pada Allah. Data (115)
kolokasi terjadi pada tengah malam, khusyuk, tahajud,
ibadah, untaian tasbih, dan tetesan air mata yang
merupakan lingkungan qiyam al-lail. Adapun data (116)
kolokasi terjadi pada kenikmatan, hati, akal, panca indra,
alam semesta, dan abdan syakuuran (hamba yang
bersyukur) yang merupakan lingkungan mensyukuri
karunia Allah. 6 Ekuivalensi
Kohesi leksikal jenis ini banyak digunakan oleh ustadz
Arifin Ilham dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat
dilihat pada contoh-contoh berikut. (117) Kau bangga dengan Islammu, maka Allah
banggakan kalian pada malaikat dan di akherat nanti.(118) Bahkan pada akhirnya malaikat maut yang
paling terakhir mati juga mati, kecuali Allah Mahahidup, yang menghidupkan, Al-Mumit yangmematikan, sebelum kehadiran kita sudahdijadwalkan, jadwal kematian kita, setiap kita bahkandipanjangkan umur, dilemahkan fisik, usia berkurang,berarti semakin hari, jam, menit, detik, makin dekatdengan jadwal kematian.
(119) Dia akan lebih gembira lagi ketika ia danorangtuanya mulai bersiap-siap untuk berangkat ketempat itu. Puncak kegembiraannya adalah pada saatia sampai ke tempat tujuan.
101

(120) Begitu juga seorang hamba yang beribadahkepada Allah SWT. Dia akan melaksanakan ibadahnyadengan hati, khusyuk dan nikmat. Puncak kenikmatanberibadahnya dirasakan pada saat menjelangkematian. Dia akan merasakan kebahagiaan, karenaitulah pintu pertemuannya dengan Allah SWT, Dzatyang selalu diibadahinya dengan segenap perasaantunduk dan cinta selama hidupnya di dunia.
(121) Mereka yang sukses di akhirat dimulai darikesuksesan mereka menjalani hidup di dunia adalahdengan menjadi hamba yang bertakwa.
Pada data (117) ekuivalensi sebagai kohesi leksikal
tampak pada paradigma bangga dan banggakan; (118)
pada paradigma hidup, menghidupkan jadwal, dan
dijadwalkan; data (119) pada paradigma gembira dan
kegembiraan; data data (120) pada paradigma beribadah,
ibadahnya, beribadahnya dan diibadahinya; adapun data
(121) pada paradigma sukses dan kesuksesan.
C K. H. YUSUF MANSUR1 Repetisi
Kohesi leksikal jenis ini banyak digunakan oleh ustadz
Yusuf Mansur dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat
dilihat pada contoh-contoh berikut.(122) Setiap pagi semua anggota badan masing-
masing dari kalian wajib disedekahi. Setiap kali tasbihadalah sedekah. Setiap kali tahmid adalah sedekah.Setiap kali tahlil adalah sedekah. Setiap kali takbiradalah sedekah. Amar ma'ruf dan nahi mungkaradalah sedekah. Semuanya terpenuhi dengan duarakaat shalat dhuha."
(123) Yang namanya hutang, ya ditagih. Ada yanglangsung ditagih. Ada yang entar-entaran ditagihnya.Tapi ya pasti ditagih.
102

(124) Gak bisa napas sekian detik saja, sudah haruspakek alat bantu pernapasan. Coba tanya berapa duittuh kalau pakai alat bantu pernapasan? Sedang yangkita pakai bukan saja alat bantu pernapasan,melainkan sistem pernapasan.
(125) Putus Cinta?Itu mah biasaPutus Asa?Baru itu tidak biasa?Putus Rem?Matilah kita
(126) Harapan akan pengampunan dosaHarapan akan kesembuhan penyakitHarapan akan segera menikahHarapan akan segera memiliki anakHarapan akan segera mendapatkan pekerjaanHarapan akan perubahan kualitas hidup dari setiappermasalahan.Harapan bisa mempertahankan atau bahkan bisamemperbaiki kinerja perusahaan.
(127) Sekarang saya sama santri-santri sayamembaca ayat ini kirimin dah tujuh puluh ribu di kaliseratus santri, itu kan tujuh juta. Tujuh juta malaikatmengoperasi penyakit kanker.
(128) Kekuatan wirid itu memang bisa kitakendalikan. Surat Al-Furqan ayat terakhir. Jadi wirid itubisa dikendalikan.
(129) Kalo kita tidak mampu mengendalikanpekerjaan, berarti kita masih jadi budak pekerjaan.Kalo kita masih belum bisa mengendalikan waktu,berati kita masih jadi budak waktu.
Pada data (122) terdapat jenis repetisi simploke yakni
repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat
berturut-turut. yaitu berupa pengulangan kata setiap di
awal kalimat dan sedekah di akhir kalimat. Pada data (123)
terdapat jenis repetisi epistrofa yakni repitisi yang
berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir baris atau
kalimat berurutan, yaitu pengulangan kata ditagih. Pada
103

data (124) juga terdapat jenis repetisi epistrofa yaitu
pengulangan kata pernapasan di akhir kalimat. Pada data
(125) terdapat jenis repetisi anáfora yakni repetisi yang
berwujud perulangan kata pertama pada tiap baris atau
kalimat berikutnya, yaitu berupa pengulangan kata putus.
Pada data (126) juga terdapat jenis repetisi anafora yang
ditandai dengan pengulangan kata harapan di awal kalimat
atau baris. Pada data (127) terdapat jenis repetisi tautotes
yakni repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam
sebuah konstruksi, yaitu berupa pengulangan frasa tujuh
juta. Pada data (128) juga terdapat jenis repetisi epistrofa
yakni repitisi yang berwujud perulangan kata atau frasa
pada akhir baris atau kalimat berurutan, yaitu pengulangan
kata dikendalikan. Adapun pada data (129) juga terdapat
jenis repetisi simploke yakni repetisi pada awal dan akhir
beberapa baris atau kalimat berturut-turut yaitu berupa
pengulangan kata kalo (kalau) di awal kalimat dan budak di
akhir kalimat.2 Sinonimi
Kohesi leksikal jenis ini banyak digunakan oleh ustadz
Yusuf Mansur dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat
dilihat pada contoh-contoh berikut.(130) Cobalah menyadari kita ini memiliki Tuhan
yang kekuasaan-Nya tidak terbatas, tidak bertepi.
104

(131) Tanamkan pada hati kita sebuah keyakinanbahwa Tuhan akan selalu mau membantu kita,memberikan jalan keluar di setiap kesulitan dan selalubersedia memberikan kemudahan di setiap kesulitan.
(132) Jika kita sadari Pencipta Yang Agung itu selalumendampingi kita mengarungi kehidupan ini. Danbahkan bukankah seharusnya kita tidak menjadihamba-Nya yang lemah lagi miskin karena kitabertuhan Allah, Tuhan yang memiliki alam ini semua.
(133) Siapa sangka ternyata begitu banyak darimereka yang hidupnya selalu berada dalam suasanaketakutan, suasana ketidaktenangan, dan suasanakekhawatiran.
(134) Kita sekarang ngomongin tentang sholat tepatwaktu. Tentang sholat di awal waktu.
Dalam konteks kalimat pada data (130) frasa tidak
terbatas bersinonim dengan tidak bertepi. Dalam konteks
kalimat pada data (131) klausa memberikan jalan keluar
bersinonim dengan memberikan kemudahan. Dalam
konteks kalimat pada data (132) tiga satuan lingual
Pencipta Yang Agung, Allah, dan Tuhan adalah bersinonim.
Dalam konteks kalimat pada data (133) tiga kata
ketakutan, ketidaktenangan, dan kekhawatiran juga
bersinonim. Adapun pada data (134) yang bersinonim
adalah frasa tepat waktu dengan di awal waktu.3 Antonimi
Kohesi leksikal jenis ini banyak digunakan oleh ustadz
Yusuf Mansur dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat
dilihat pada contoh-contoh berikut.
(135) Saya membedakan raja’ dengan tamanny.Raja’ adalah keterpautan hati dengan gerak lahir
105

kepada sesuatu yang diinginkan masa depan.Sedangkan Tamanny adalah sekedar berandai-andai,angan-angan kosong. Raja’ adalah sikap terpuji,sedangkan tamanny adalah sikap tercela.
(136) Meyakini Tuhan dari sisi positif, akan membuatTuhan tidak akan pernah berlaku negatif (yang lebihtepatnya kita tidak akan pernah merasakan bahwaTuhan sudah berlaku negatif).
(137) Di saat senang ada Allah, di saat susah punAllah tetap menyertai.
Pada data (135) kata terpuji berantonin atau
beroposisi tercela. Oposisi antara terpuji dengan tercela
merupakan oposisi kutub. Oposisi kutub juga terdapat pada
data (136), yakni kata positif yang beroposisi dengan kata
negatif. Demikian pula pada data (137) juga terdapat jenis
oposisi kutub, yakni kata senang beroposisi dengan susah.
4 Hiponimi
Kohesi leksikal jenis ini digunakan oleh ustadz Yusuf
Mansur dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat dilihat
pada contoh-contoh berikut.(138) Sedangkan manusia itu hanya satu jenis
makhluk dari triliyunan jenis makhluk Allah yang lainair, api, butiran debu, dedaunan, hembusan angin,hingga partikel yang tidak bisa terinderakan secarakasat mata. Dan semua ini Allah juga yangmenciptakan.
(139) Ilmu yang termahal buat anak kita bukanMatematika, bukan Bahasa Inggris, bukan komputer.
Pada data (138) satuan lingual air, api, butiran debu,
dedaunan, hembusan angin, dan partikel berhiponim
terhadap kata makhluk (hipernim), dan pada data (139)
106

satuan lingual Matematika, Bahasa Inggris, dan Komputer
berhiponim terhadap kata ilmu (hipernim). 5 Kolokasi
Kohesi leksikal jenis ini digunakan oleh ustadz Yusuf
Mansur dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat dilihat
pada contoh-contoh berikut.(140) Lalu, bumi yang berisi milyaran manusia dan
triliyunan makhluk lain, ternyata hanya satu planetsaja dari kurang lebih 100 milyar planet GalaksiAndromeda. Sedangkan Galaksi Andromeda pun hanyasatu dari seratusan milyar Galaksi di alam ini, inisemua yang menciptakan Allah.
(141) Lalu apa alasannya bagi kita untuk bersedih?Menangis? Untuk berduka? Berputus asa?
(142) Siapa sangka ternyata begitu banyak darimereka yang hidupnya selalu berada dalam suasanaketakutan, suasana ketidaktenganan, dan suasanakekhawatiran.
Pada data (140) kolokasi atau sanding kata terjadi
pada bumi, planet, galaksi dan Andromeda yang
merupakan lingkungan tata surya. Data (141) kolokasi
terjadi pada bersedih, menangis, berduka, dan perputus
asa yang merupakan lingkungan status orang-orang mulia
yang tidak bahagia. Adapun pada data (142) kolokasi
terjadi pada ketakutan, ketidaktenganan, dan
kekhawatiran yang merupakan lingkungan penderitaan. 6 Ekuivalensi
Kohesi leksikal jenis ini digunakan oleh ustadz Yusuf
Mansur dalam teks ceramahnya, sebagaimana dapat dilihat
pada contoh-contoh berikut.
107

(143) Dalam satu kesempatan tausiyah kepadakaryawan yang terkena musibah tabungan hilangsetelah setahun penuh menabung, atau pengusahayang sekian tahun berusaha, saya suka bertanya:Dhuha gak selama ini? jika jawabanya enggak dhuhaatau jarang, maka wajarlah jika tidak punya apa-apa.Sebab memang diambil oleh Allah buat bayar hutang.
(144) Sekarang bayangkan juga bila saudara adalahkepala sekolah dengan 2000 murid, atau pimpinanperguruan tinggi dengan 10 ribu mahasiswa? wuih,begidik saya membayangkan.
(145) Dengan raja, hal ini semestinya tidak terjadi.Karena akan ada selalu harapan pengampunan jikakita selalu ingat bahwa Dia Maha Pengampun yangakan terus memberikan maaf dan ampunannyakepada siapa saja yang menginginkan.
Pada data (143) ekuivalensi sebagai kohesi leksikal
tampak pada paradigma tabungan, menabung, pengusaha,
dan berusaha; data (144) pada paradigma bayangkan dan
membayangkan; serta data (145) pada paradigma
pengampunan, pengampun, dan ampunan.
108

BAB VI
TANGGAPAN AUDIENS TERHADAP RETORIKA DAKWAH
K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR, K.H. MUHAMMAD ARIFIN
ILHAM,
DAN K.H. YUSUF MANSUR
A. K.H. ABDULLAH GYMNASTIAR1. Tanggapan Audiens Pria.
Sebagian audiens pria menanggapi ceramah Aa Gym
dengan mengulas kembali isi ceramah beliau, misalnya
sebagai berikut: Setelah membaca ceramah Aa Gym, memang
benar sebaik baiknya manusia adalah yang berakhlakbaik dan bermanfaat bagi orang lain. Sesuai doa yangtelah diajarkan Rasulullah saw. yaitu manusia itu hidupuntuk mencari kebaikan bukan kesenangan ataupunkekayaan. Hasanah bukan Farhanah (IqbalSihabuddin).
Dalam tanggapannya tersebut, Iqbal menyatakan
bahwa manusia hendaknya berusaha secara maksimal
agar menjadi manusia yang berakhlak baik dan bermanfaat
bagi orang lain, yakni senantiasa berbuat baik, bukan
mengejar kesenangan.Ibadah adalah pondasi agama jika kita hidup
tanpa ibadah ibarat rumah tanpa pondasi yangmudah terpengaruh oleh keadaan di dunia ini. Hidupdi dunia ini harus penuh keikhlasan dan kesabaranuntuk melakukan amalan dan ibadah kepada Allah.Sesungguhnya beruntung orang-orang yang ikhlasdan sabar karena Allah bersama orang-orang yangsabar (Mustaqim).
109

Mustaqim dalam tanggapannya tersebut lebih
menyoroti tentang pentingnya ibadah dalam kehidupan ini,
yang harus dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan
kesabaran sebagai mana pesan Allah dalam al-Quran
bahwa Dia tidak menciptakan jin dan manusia kecuali
untuk beribadah kepada-Nya.Kita adalah makhluk yang disayang oleh Allah.
Sejak dari janin sapai sekarang kita selalu diberi rizkioleh Allah. Hanya saja kita kurang bersyukur atassegala nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita.Kita harus bersyukur dengan apa yang Allah beri, danniscaya nikmat kita akan ditambah (Satriyo BagasPamungkas).
Dalam tanggapannya tersebut, Satriyo lebih tertarik
tentang pentingnya bahwa Allah senantiasa mengasihi
hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu sudah sepantasnya
kalau hamba-hamba-Nya senantiasa bersyukur kepada-
Nya. Manakala seorang hamba mensyukuri nikmat
pemberian-Nya niscaya hamba tersebut akan semakin
disayangi Allah dengan terus bertambahnya nikmak yang
dilimpahkan kepadanya.Senada dengan Satriyo, dalam tanggapannya, Andi
juga menyoroti tentang pentingnya manusia untuk
senantiasa bersyukur kepada Allah dengan selalu berikhtiar
untuk menjemput rizki yang pada hakikatnya telah
disediakan oleh Allah, sebagaimana tertulis dalam kutipan
berikut ini:
110

Kita sebagai manusia harus senantiasabersyukur tarhadap karunia Allah. Karena Allah telahmengatur rizki kita, kita tinggal berusaha semaksimalkita untuk menjemput rizki Allah. Oleh karena itu, kitaharus mensyukuri setiap rizki Allah dan tidak bolehmengeluhkan setiap karunia Allah (Andi Nugroho).
Sebagian audiens yang lain menanggapinya dengan
merumuskan poin-poin kesimpulan seperti berikut ini:a. Muhammad Syarifuddin.
Menurut saya, ceramah Aa Gym memberipesan agar kita:1) Mempertegas jati diri selaku seorang
muslim yang baik, santun, tegas, sertamampu mengayomi setiap orang.
2) Saling menghargai sangat diperlukan agarhubungan antar sesama dapat berjalandengan baik.
3) Jangan menunda-nunda amal kebaikan,karena belum tentu besokkita masih punya waktu untukmelaksanakannya.
b. Muhammad Abid Azka.
Menurut saya, ceramah Aa Gym memberimotivasi agar kita:
1) Meningkatkan kuantitas dan kualitaskebaikan.
2) Memahami bagaimana makna danpengamalan kemampuan kita untukmandiri dalam mengarungi hidup ini.
Selanjutnya, sebagian besar audiens pria menanggapi
ceramah Aa Gym dengan pernyataan-pernyataan seperti
berikut:Menurut saya pidato dari AA Gym bagus untuk
kita amalkan. Karena jika ingin hidup kita bermaknamaka harus mempunyai tekad yang kuat untukmandiri. Oleh karena itu, kita harus punyakeberanian. Berani mencoba dan berani memikulrisiko. Orang yang bermental mandiri tidak akanmenganggap kesulitan sebagai hambatan, melainkansebagai tantangan dan peluang (Dzaki Wicaksono).
111

Dzaki dalam tanggapannya tersebut, lebih mengulas
tentang pentingnya mengamalkan pesan Aa Gym, bahwa
agar hidup ini bermakna maka harus memegang teguh
beberapa kata kunci: tekad kuat, mandiri, dan berani
mengambil risiko. Lain halnya dengan Dzaki, Fery dan
Denis dalam tanggapannya hanya sekedar menyoroti
bahwa pidato Aa Gym itu baik dari segi bahasanya,
sebagaimana terdapat pada kutipan berikut:Menurut saya pidato tersebut sudah termasuk
kategori baik karena dari segi gaya bahasa adabeberapa kalimat yang mengunakan majas (FerySolech Wibowo).
Isi dalam pidato tersebut sudah cukup jelas danbagus karena terdapat berbagai nasihat dan ajakanuntuk menuju dalam kebenaran. Namun jika ditinjaudari kalimatnya, masih menggunakan bahasa yangumum dan tidak banyak menggunakan kata-katailmiah (Denis Wiki Permana).
Sementara itu, Salim menyakatan bahwa pidato Aa
Gym itu baik karena memberikan nasihat agar seseorang
tidak mudah atau berhati-hati dalam menceritakan
masalahnya kepada orang lain karena bisa jadi lebih
menambah keruwetan masalah yang sedang dihadapi,
sebagaima terlihat pada kutipan berikut:Menurut saya pidato tersebut sudah baik karena
mengajar kita semua agar kita tidak mudahmenceritakan masalah kita kepada orang lain,khususnya pada orang yang belum baru kita kenal(Salim Khoirudin).
Pidato tersebut sangat menginspirasi banyakorang, karena pada kenyataannya yang dituturkan
112

oleh beliau banyak bukti yang nyata dari keutamaanbersedekah (Rais Ubadillah).
Dalam tanggapannya tersebut, Rais menyakatan
bahwa pidato Aa Gym sangat inspiratif karena dilengkapi
dengan contoh-contoh yang nyata dalam kehidupan, tidak
sekedar uraian normatif yang abstrak yang tidak mudah
dipahami.
Saya setuju dengan Aa Gym pada ceramah ini,benar sekali beliau menyebutkan bahwa kebanyakanorang-orang jaman sekarang beribadah kepada Allahkarena ada apanya. Rata-rata semua mengharapkanimbalan atas itu yang malah membuat ragu akanditerimanya amalan mereka. Yang paling benaradalah kita harus memiliki niat yang baik dan ikhlaskarena dengan ibadah kita lebih bernilai danganjarannya sesuai dengan yang ada (AnandaGuswin Putratama).
Pentingnya niat yang ikhlas dalam beribadah agar
setiap amalan kita diterima Allah menjadi fokus tanggapan
Ananda, sebagaimana terlihat pada kutipan di atas.
Sementara itu, Sufyan dalam kutipan berikut ini lebih
menyoroti kurang lengkapnya dalil yang disampaikan oleh
Aa Gym, meskipun ia juga menyatakan bahwa secara
umum pidato Aa Gym penuh dengan makna dan hikmah
karena disampaikan secara rinci.
Taushiyah yang disampaikan Aa Gym sepertipada umumnya dai, yaitu penuh dengan makna danhikmah. Isi yang disampaikan telah dibahas denganrinci, dalam bahasa pun mudah untuk dipahami.Tetapi saya hanya kurang puas karena beliau hanya
113

memberi beberapa dalil, atau potongan dalil yangtidak lengkap (Sufyan Alwi).
Selanjutnya, Mudi dalam menananggapi pidato Aa
Gym lebih memfokuskan tentang pentingnya
memaksimalkan pendayagunaan karunia Allah yang
berupa akal. Selain itu, juga pentingnya manusia dalam
menjalani kehudupan di dunia ini untuk mencari sandaran
yang paling kuat, yaitu Allah, sebagaimana terlihat pada
kutipan berikut.
Tanggapan saya terhadap ceramah Aa Gymyang berjudul “Pantang Menjadi Beban” adalahbahwa kita sebagai manusia yang diberi akal olehAllah SWT, hendaklah kita memanfaatkan akal yangkita miliki ini dengan cara kita berusaha semaksimalmungkin dalam menjalani hidup baik itu cobaan,yang berupa nikmat, maupun kesengsaraan. Kitasebagai manusia yang memiliki akal haruslah janganselalu bergantung dengan apa yang ada di dunia ini,berusahalah menjadi orang yang mandiri danmendekatlah kepada Allah SWT dalam keadaan apapun. Inti dari tanggapan saya adalah tidak ada yangpatut untuk menjadi sandaran bagi manusia kecualiAllah SWT saja (Mudi).
Sementara itu, Nur Rohim lebih menyoroti ceramah
Aa Gym dari sisi bahasanya, sebagai berikut.
Setelah saya mendengar dan meneliti mengenaibahasa yang disampaikan Aa Gym, saya berpendapatbahwa bahwa cara berpidato Aa, baik. Dengan alasanpidato yang disampaikan tersebut mampumengkomunikasikan apa pendapatnya. Tidak hanyaitu, Aa Gym juga mampu memecahkan suasanaantara tegang dan bosan dengan candaan ringan tapimenghibur pendengarnya. Meskipun pengulangankata sering dilakukan, itulah menjadikan para
114

pendengarnya menjadi lebih yakin tentang apa yangdidengar (Nur Rohim).Selanjutnya, menurut Abduk Kharis, ceramah Aa Gym
dapat membuat hati pendengarnya menjadi tenang dan
terharu, karena ceramahnya disamapikan dengan suara
yang lembut, sebagaimana tercermin pada kutipan berikut.Setelah saya mendengarkan ceramah dari Bapak
KH. Abdullah Gymmastiar atau lebih terkenalnya AaGym yang menurut saya ceramah dari beliaumembuat hati saya tenang dan membuat trenyuhkarena cara menyampaikannya yang lembut danberwibawa, juga kalimat-kalimatnya sangat berkelas,mudah diterima dari berbagai kalangan dan berbagaiorang (Abdul Kharis).
Adapun Dany dalam menanggapi ceramah Aa Gym
lebih terkesan pada caranya memotivasi agar
pendengarnya tidak suka menunda-nunda untuk berbuat
baik, dalam arti bahwa berbuat baik itu harus dimulai dari
saat ini dengan niat hanya karena Allah semata,
sebagaimana tercermin dalam kutipan berikut.Tanggapan saya setelah mendengar, menulis,
dan membaca teks pidato dari Aa Gym tersebutadalah, saya sangat terkesan dengan pidato yangdisampaikan oleh Aa Gym tersebut. Karena,pidatonya mudah untuk cerna dan bahasanya jugaringan. Dimulainya juga harus sejak sekarang, tidakperlu menunggu orang lain berubah terlebih dahuludan kita baru mengikuti mereka. Karena kesuksesanitu milik kita yang harus kita pertanggungjawabkankepada semua makhluk Allah dan kepada Allah SWT.Jadi setelah mendengarkan, menulis dan membacapidato tersebut, saya akan mencoba melakukanperubahan pola pikir dan sikap atas kesuksesan itudari diri saya sendiri terlebih dahulu, untuk mencapaiakhlak yang baik di mata Allah (Muhammad DanyFarhananda).
115

2. Tanggapan Audiens WanitaDalam menanggapi ceramah Aa Gym, Nova lebih
tertarik pada nasihat Aa Gym kepada audiens agar
berupaya hidup mandiri sehingga tidak menjadi beban bagi
orang lain, sebagaimana tertulis dalam kutipan berikut.Mengetahui dan menyadari akan pentingnya
menikmati hidup tidak dengan membebani orang lainberarti memahami pula nilai hidup dan kebahagiaan(Nova Ulfiana Rahma).
Berbeda dengan Nova, dalam kutipan berikut ini,
Whini lebih tertarik pada isi ceramah Aa Gym yang terkait
dengan penting Allah sebagai tempat untuk curhat atau
mengadukan semua persoalan kehidupan seraya memohon
kepada-Nya agar diberi solusi terbaik, tentu juga tidak
meninggalkan ikhtiar secara sungguh-sungguh.Menurut saya pidato tersebut sudah baik karena
mengajar kita semua agar kita selalu bertakwakepada Allah dan percaya kepada Allah bahwa Allahadalah tempat yang paling baik dan aman untukbercerita, serta mengadu dan setiap ada masalahAllah juga akan memberikan kita jalan keluar asalkita mau berusaha (Whini Mahkomah).
Selanjutnya, Asmaun lebih fokus pada pentingnya
keikhlasan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Hanya
dengan keikhlasanlah, setiap orang dapat memperoleh
kebahagiaan sejati dalam setiap detik kehidupannya.
Dengan keikhlasan, seseorang juga akan menjadi hamba
Allah yang lebih bersyukur, dan dengan bersyukur niscaya
116

kenikmatan dari Allah akan terus dilimpahkan kepadanya,
sebagaimana tertulis dalam kutipan berikut.Tanggapan saya bahwa isi pidato ini mengajak
kita agar kita menjadi orang yang ikhlas dalammelakukan beberapa hal maupun keadaan kita,apabila kita tidak ikhlas berarti kita tidak mensyukurinikmat yang diberikan oleh-Nya. Jadilah orang yangbelajar dalam hal keikhlasan dari hal yang terkecilseperti kita ikhlas bahwa kita sedang dirundungmasalah. Ikhlaslah karena keikhlasan itu adalah kuncikeberhasilan dan menjadikan hidup berbahagia(Asmaun Najah).
Senada dengan Asmaun, dalam kutipan berikut ini,
Maulida juga tertarik pada pentingnya keikhlasan
seseorang untuk berubah menjadi lebih baik yang harus
dimulai diri sendiri, dari hal-hal yang kecil, dan mulai saat
ini. Menurut tanggapan saya adalah apabila kita
ingin benar-benar berubah, maka mulailah dari dirisendiri, setelah itu dari hal yang kecil, hal sekecilapapun itu harus mulai dirubah dari saat ini juga. Danhendaklah berubah itu tidak dikarenakan orang laindan atau supaya dilihat oleh orang lain, tapiberubahlah karena memang keniatan dari dalam diridan dilakukan dengan ikhlas. Keberuntunganseseorang dapat diukur bukan dari harta ataujabatannya, melainkan diukur dari kesanggupannyauntuk berubah dari waktu ke waktu untuk yang lebihbaik lagi (Maulida Isroiyah).
Nanda dan Maftucatul, sebagaimana terpapar dalam
kutipan berikut ini juga pentingnya keikhlasan dalam
beribadah kepada Allah. Selian itu, Nanda merasakan
bahwa ceramah Aa Gym sangat sesuai dengan kehidupan
masa kini sehingga siapa pun yang mendengarkan
117

ceramahnya akan termotivasi untuk menjalani kehidupan
yang lebih bermakna.
Menurut saya, ungkapan Aa Gym tersebut sangatbagus untuk mendukung keimanan kita jugamenyadarkan diri bahwa dalam beribadah kepadaAllah memerlukan keikhlasan serta rasa tulus cintakepada Allah, bukan karna hanya menggugurkankewajiban seperti yang dilakukan kebanyakan orangpada zaman sekarang. Taushiyahnya juga sangatsinkron dengan kehidupan kita, jadi kita bisa lebihtermotivasi untuk menjalani hidup (NandaFitrianisha).
Menurut saya, ceramah Aa Gym sangatmenginspirasi kita untuk selalu beramal,sesungguhnya amal itu sangat bermanfaat bagi dirikita agar kita bisa ikhlas ketika melakukan sesuatutanpa mengharapkan imbalan apa pun, meskipunAllah telah berfirman bahwa sesuatan amalan yangbaik dan buruk itu akan ada balasannya (MaftuchatulUtamimah).
B. K.H. MUHAMMAD ARIFIN ILHAM1. Tanggapan Audiens Pria
Dalam menanggapi ceramah ustadz Arifin Ilham, Rifqi
hanya mengulas sebagian isi dari ceramah da’i tersebut,
sebagai berikut.Kita hendaklah tidak berbuat sesuka hati karena
manusia hidup tidaklah lama dan mati tidak pernahterduga. Oleh sebab itu kita harus melihat diri kitaapakah sudah sesuai dengan ajaran-ajaran rosulataukah belum. Serta senantiasa menghormati orangtua (Mohammad Maulana Rifqi).
Berbeda dengan Rifqi, Mubarok dalam menanggapi
ceramah ustadz Arifin Ilham, ia lebih tersentuh oleh nasihat
ustadz Arifin Ilham tentang keutamaan salat tahajjud,
sebagai berikut.
118

Isi pidatonya menyadarkan kita bahwa sholatmalam (tahajud) sangat bermanfaat, selain doa kitadiijabah, orang yang menjalankan tahajud ataupenikmat tahajud adalah orang yang dipilih oleh Allah,dengan kata lain adalah orang pilihan (Ibnu Mubarok).
Selanjutnya, Afif dan Khoiruddin lebih tertarik
menanggapi ceramah ustadz Arifin Ilham tentang
pentingnya tekun beribadah dan senantiasa bersyukur
kepada Allah agar dapat merasakan kenikmatan hidup yang
sejati, sebagai berikut. Dari pidato tersebut kita menjadi tahu, bahwa
untuk mencapai surga Allah kita harus taat beribadahkepada Allah. Untuk mendapatkan surga-Nya Allahtidaklah sulit jika kita taat beribadah kepada Allah danmensyukuri segala karunia yang diberikan Allah, karenajanji Allah itu pasti. Rasa syukur terhadap apa yangtelah diberikan Allah kepada kita menjadikan hidupterasa lebih nikmat (Afif Jamaludin).
Taat beribadah dan mensyukuri nikmat Allah kunciuntuk mendapatkan surga Allah (Khoirudin).
Sementara iu, Nurma dan Bahtiyar, lebih tertarik
menanggapi cearamah ustadz Arifin Ilham tentang politik
dan kepemimpinan. Hal yang memprihatinkan dari
kepemimpinan politik adalah sangan dominannya
kepentingan duniawi sehingga tidak mudah didapatkan
pemimpin yang konsisten memperjuangkan nasib rakyat
dalam kerangka bertakwa kepada Allah sehingga terhindar
dari praktik korupsi dan perilaku tercela lainnya.Dalam pidato tersebut ada kata bermakna "Tiada
lawan dan kawan yang abadi kecuali kepentinganabadi", kita harus selalu mementingkan kepentinganorang lain juga, karena bila menginginkan pemimpin
119

yang baik dan budi pekerti harus memilih dari hatinurani kita sendiri (Nurma Adi S).
Pidato ini berisi tentang politik masa kini yangcenderung tak lahirkan pemimpin istiqomah. Maka dariitu kita berharap suatu saat Allah hadirkan di negeritercinta ini pemimpin teladan, istiqomah dalamketakwaan kepada-Mu (M. Bahtiyar Hamzah).
2. Tanggapan Audiens Wanita
Dalam meanggapi ceramah ustadz Arifin Ilham, Retno,
Uswatun, dan Solikhah sependapat bahwa isi pidatonya
sangat menarik dan inspiratif , yakni dapat mendorong para
pendengar/pembaca untuk senantiasa melakukan semua
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Hal yang
demikian ini dapat dilihat dalam kutipan-kutipan berikut.Isi pidatonya sangat menarik bahasanya mudah
dipahami terdapat sedikit majas. Isinya sangatmenginspirasi (Retno Indriastuti).
Isi pidatonya sangat menarik , kerenamenginspirasi manusia untuk berbuat yang lebih baikdalam bekal masuk surga dan kita dapat memperbaikiperbuatan yang telah kita lakukan sehigga kitatermasuk golongan penghuni surga (Uswatun Hasanah).
Ceramah yang disampaikan oleh ustadz ArifinIlham tersebut sangat inspiratif dan sangat mendorongpara pendengar/pembaca untuk senantiasa melakukansemua perintah Allah, salah satunya yaitu untukmenjadi seorang senantiasa menjadi hamba Allah yangbertakwa maksudnya menjadi seorang hambaAllah/manusia yang senantiasa menjauhi larangannyadan menjalani semua perintah Allah Swt. (MirfatusSolikhah).
Sementara itu, Rahma lebih tertarik pada ceramah
ustadz Arifin Ilham yang membahas tentang pentingnya
kualitas atau mutu umat. Umat yang berkualitas meskipun
120

jumlahnya sedikit dapat mengalahkan umat yang jumlahnya
lebih banyak tetapi tidak berkualitas. Di antara tanda umat
yang berkualitas adalah rajinnya umat itu dalam bertahajud.
Selain itu, Rahma juga menyatakan bahwa bahasa yang
digunakan oleh ustadz Arifin Ilham agak sulit dipahami,
namun demikian ia tetap mengaku suka isi pidatonya yang
cukup unik, yang boleh jadi tidak bisa diperoleh dari da’i-da’i
yang lain.
Saya mendapat beberapa point yang menurut sayamenarik untuk saya terapkan dalam diri saya yaitu“Betapa banyak kelompok yang sedikit, tetapiberkualitas (mukminin) mengalahkan kelompok yangbanyak, tetapi sekadar kuantitas (kafirun, munafiqun,fasiqun, musyrikun, zhalimun)”. Jika hanya memilikikuantitas tanpa memiliki kualitas seperti tidak ada apa-apanya. Karena memang tidak dapat dipungkiribahwasanya di mana-mana kualitas itu selaludiutamakan.
Pidato di atas menjelaskan bahwasannya “semuaorang dapat bangun di malam hari, namun tidak semuaorang bisa melaksanakan tahajud”. Benar adanya jikaseperti itu, karena itu pun terjadi dengan saya. Sayasendiri tidak tahu persis kenapa semenjak saya masukPTN saya menjadi susah untuk melaksanakan tahajud,padahal sebelumnya tidak demikian.
Bahasa yang digunakan dalam pidato tersebut sulituntuk dipahami dan penjelasan disetiap pointnyakurang rinci. Namun terlepas dari itu semua saya sukapidato di atas karena telah memberi satu dua pelajaranbagi saya yang belum tentu bisa aku dapat dari medialain (Rahma Nurmizsuari).
Agak berbeda dengan Rahma, menurut Eva justru
bahasa yang digunakan ustadz Arifin Ilham dalam pidatonya
sangat mudah dipahami dan dapat mendorong dan
121

menginspirasi umat muslim untuk melakukan solat sunat
tahajud.
Menurut pendapat saya isi dari ceramah ustadzMuhammad Arifin Ilham tersebut sangat bagus,menarik dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari kita,bahasa yang digunakannya mudah dipahami dan dapatmendorong dan menginspirasi umat muslim untukmelakukan solat sunat tahajud ini sholat tahajudmerupakan solat yang dilakukan di sepertiga malamsetelah bangun tidur dan merupakan doa yang sangatmustajab apabila kita berdoa kepada Allah, karenamalaikat pada turun ke muka bumi .terkadangseseorang melakukan sholat tahajud hanya pada saatakan meminta sesuatu kepada Allah. sedangkan padawaktu sehari-hari manusia tidak mau melaksanakannyakita harus berusaha untuk mengerjakan solat sunattahajud agar kita bisa mendekatkan diri kepada Allahswt. (Eva Nuraeni).
Selanjutnya, Nona lebih tertarik menyoroti ceramah
ustadz Arifin Ilham yang terkait dengan kepemimpinan yang
lahir dari dunia politik, sebagai berikut.
Isi pidato yang berjudul “Politik Masa KiniCenderung Tak Lahirkan Pemimpin Istiqomah”, sangatcocok untuk zaman yang seperti ini, karena kita sendirimengetahui bagaimnana pemimpin-pemimpin kitamengatasi masalah masyarakat yang selalumenginginkan keadilan (Nona Hartini Kader).
Adapun Indri, Kurnia, dan Ulya lebih tertarik mengulas
ceramah ustadz Arifin Ilham berkenaan dengan pentingnya
teman yang baik dalam kehidupan, karena teman itu akan
sangat mempengaruhi jalan hidup seseorang.Kita harus bisa memilah-milah teman yang baik
untuk kita dan yang dinamakan sahabat adalah temanyang selalu ada untuk kita tanpa melihat keadaan kita(Indri Sulistiani).
122

Teman sejati adalah teman yang tulus baik saatdi depan kita mupun dibelakang kita (Kurnia Fajarita).
Sesempurna apapun hidup kita, kita pasti butuhteman (Ulya Afifiyah).
C. K.H. YUSUF MANSUR
1. Tanggapan Audiens Pria
Tanggapan yang sangat positif terhadap pidato ustadz
YM dikemukakan oleh Yunus, Septyan, dan Sifa. Setelah
mendengarkan pidatonya stadz YM, Yunus mengaku lebih
paham agama, Septyan lebih memahami bahwa kekayaan
bukanlah ukuran orang sukses di dunia ini, dan Sifa lebih
memahami bahwa orang kaya tetapi bermaksiat pada
akhirnya akan berputus asa dan disiksa.
Menurut saya, bisa diambil banyak hikmah danpembelajaran dari pidato di atas. Isinya sangat bermaknadan memberikan hal yang positif. Saya menjadi lebihpaham akan Islam sebagai agama yang benar dansempurna. Memang Allah Maha Sempurna (Yunus PutraP.).
Sebagai manusia kita seharusnya berusaha, ikhtiardan tawakal mengikuti alur yang ada. Dan kekayaanbukanlah ukuran orang sukses di dunia ini (SeptyanBagas Hendarwanto).
Tak ada orang kaya yang sempurna jika takmenjihadkan harta-hartanya di jalan Allah,sesungguhnya miskin itu ujian kaya itu juga ujian makadari itu seperti isi dalam teks pidato ustd.Yusuf Mansur.Orang-orang yang berkelimangan maksiat selaludibukakan pintu-pintu kesenangan, berkelimanganharta bukan karena mereka dimuliakan Allah,sesungguhnya mereka telah melupakan peringatan
123

yang diberikan Allah kepadanya sehingga semakin iaberkelimangan dengan hartanya kelak ia akan disiksaserta akan berputus asa (Sifa Ahmad Sodiqin).
Selanjutnya, Iqbal lebih tertarik menanggapi ceramah
ustadz YM dengan menyatakan bahwa apa pun yang kita
kerjakan hendaknya selalu diniatkan untuk Allah dan selalu
untuk mendapatkan ridho dari-Nya.
Memang ada dan tiadanya harta itu adalah ujianuntuk kita. Bagaimana kita menyikapi dan menjalankanapa yang telah Allah SWT telah rezekikan kepada kitasemua, bagaimana cara kita bersyukur atas segalabentuk nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita,baik nikmat dalam bentuk yang nampak maupun yangtidak nampak, dan bagaimana cara agar apa yang kitaamalkan, apa yang kita kerjakan selalu berniatkanuntuk-Nya, dan selalu mendapatkan ridho dari-Nya(Muhammad Iqbal).
Adapun Anis lebih tertarik kepada ceramah ustadz YM
terkait dengan pentingnya salat sunnah Dhuha, sebagai
berikut.
Rizeki dari Allah bukan hanya berupa uangmaupun harta. Contoh lain adalah bernafas, karenaudara juga merupakan rezeki dari Allah. Dan shalatdhuha adalah bentuk dari rasa syukur kita untuk-Nya(Anis Mubarok).
2. Tanggapan Audiens Wanita
Kesan yang baik atas isi ceramah ustadz YM juga dapat
dipahami dari tanggapan Emma, Devia, Watik, dan Shanti.
Emma dan Devia lebih terkesan dengan tausiyah ustadz YM
sehingga keduanya mengaku lebih bisa mengerti bahwa
124

Islam merupakan satu-satunya agama yang benar dan
sempurna. Sementara itu, Watik dan Shanti lebih tertarik
pada hikmah dan manfaat dzikir dan pentingnya salat tepat
waktu. Oleh karena itulah, hendaknya setiap muslim harus
selalu membenahi kualitas salatnya agar berpengaruh
secara nyata terhadap kehidupannya.Menurut saya, pidatonya sangat berkesan.
Memberikan pengajaran kepada saya lebih jelasnyamengenai Islam merupakan agama yang benar dansempurna. Agama Allah memang hal yang benar, segalasesuatunya bersifat benar dan sempurna (Emma KurniaC.).
Menurut saya, dari pidato yang disampaikan sayajadi mengerti kenapa Islam menjadi agama yang palingsempurna. Pidatonya bagus, menjelaskan tentang Islamitu sangat benar dalam kehidupan ini, di dalam Al Qur’ánsudah sangat jelas dan sudah di terangkan betapasempurnanya agama islam ini. Memberikan banyakpengajaran akan Islam sebenarnya (Devia Namira).
Wirit merupakan doa yang mustajab untukpenyembuh segala penyakit yang menempel padatubuh umat manusia. Dan sholat merupakan bentukdari iman kita terhadap allah , maka jika telah tibawaktu untuk sholat, hentikanlah segala aktifitas kitadan janganlah menunda-nunda waktu untuk sholat.Sekian tanggapan yang bisa saya sampaikan (WatikFitriyani).
Menurut saya dalam isi pidato ust. Yusuf Mansursangatlah bagus karena di dalamnya berisikanbagaimana membenahi solat yang benar, cara supayasolat bisa tepat waktu, contoh-contoh yang konkritmengenai solat yang khusuk,dsb. Adapun solat yangbermaksut untuk mengistimewakan Allah, menjadikanAllah satu-satunya yang di takut-takuti. Ust. YusufMansur juga mengajarkan cara meminta kepada Allahdengan cara meminta kepada Allah dengan baik ataukhusuk supaya do’a kita dikabulkan-Nya (Shanti NurJanah).
125

Adapun Desty dan Humaida di samping menanggapi
substansi pidato juga menyoroti penggunaan bahasa yang
cenderung diulang-ulang oleh ustadz YM. Menurut keduanya
substansi pidatonya sangat mudah dipahami, justru dengan
bahasa yang cenderung diulang-ulang itulah pesannya
dapat lebih membekas dalam pikiran dan hati adiensnya. Isi yang terkandung pada pidato diatas cukup
banyak yang dapat saya ambil dari sisi baiknya,banyakpelajaran yang dapat saya ambil untuk menjadi acuansaya untuk memperbaiki shalat saya yang sampai saatini belum tepat waktu. Pembicaranya juga pandaimemberikan contoh untuk mengekspresikan materiyang akan disampaikan ,sekian tanggapan yang dapatsaya berikan (Desty Arinta).
Tanggapan saya mengenai ceramah beliautersebut adalah sangat simple namun tetap berisi.Memang sangat terlihat jelas apabila di dalamceramahnya tersebut banyak sekali kata yang diulang-ulang. Tetapi menurut saya, apabila suatu kata yangdiucapkan terus-menerus atau berulang-ulang, tanpadisadari akan memunculkan respon positif bagipendengarnya.
Bagi saya sendiri sebagai pendengar yang masihawam, perkataan yang diulang-ulang tersebut mampumeninggalkan jejak di pikiran saya. Sehingga sayadapat memahaminya secara mudah. Hal tersebutmengingatkan saya kepada guru saya saat memberikantipsnya untuk menghafalkan ayat-ayat suci Al-qur’anatau hadis Rasul. Bahwa sesuatu yang di ulang-ulang,tanpa di sadari akan masuk kedalam alam bawah sadarkita sehingga kita mampu menghafalnya denganmudah. Di ceramah beliau—Ustadz Yusuf Mansur—inipun terbuktikan.
Selain itu, nilai plus dari ceramah beliau adalah,beliau menggunakan bahasa sehari-hari yang mudahdipahami oleh pendengarnya. Meskipun pada aksenbahasanya yang menggunakan bahasa Betawi sangatkental, akan tetapi itu bukan menjadi masalah. Sebabbagi saya itu merupakan ciri khas tersendiri bagipembicara/penceramah.
126

Namun, hal yang sangat disayangkan dariceramah tersebut ketika beliau menggunakan katabahasa Arab. Seperti kata mamlahan. Bagi orang yangtidak tahu, tentu ini akan menjadi pertanyaan danmenyebabkan miss setelahnya, sehingga bisa jadi focusmendengarkan isi ceramah beliau ketika mendengarkata berbahasa arab tersebut akan menjadi terbenturoleh pertanyaan-pertanyaan dari kata bahasa arabtersebut. Meskipun demikian, itu bukanlah sebuhmasalah serius kalau pada akhirnya kata berbahasaarab tersebut mampu memperkaya kosakata bahasaArab baru bagi para pendengarnya (HumaidaFatmawati).
Tanggapan yang positif terhadap isi dan bahasa yang
digunakan ustadz YM juga disampaikan oleh Arini, Ulfa,
Wahyu, dan Viola berikut ini. Semuanya sangat termotivasi
untuk lebih memahami tuntunan Islam dan melaksanakan
ibadah-ibadah sunnah, misalnya salat Dzuha yang banyak
dikupas oleh ustadz YM.Apa yang disampaikan oleh Ustad Yusuf Mansur
sangat mendalam, memberi pengertian bahwa harapandan optimisme itu dibutuhkan dalam sebuahpermasalahan, dan keputusasaan itu harus dijauhkan.Setiap kata yang terlontar dari beliau seakanmempunyai kekuatan untuk mengubah pemikiranorang-orang yang cenderung berpikir pendek, sangatmenarik dan memotivasi siapapun yangmendengarnya. Beliau memberikan pengertian denganbahasa yang mudah dipahami, meski dengan beberapamajas yang terselip, justru majas-majas itu yangmembuat kita berpikir, merenung atas kehidupan yangkita alami selama ini (Arini Septia Wulan).
Ceramah beliau sangat mengagumkan dengankata-kata yang santai dan terdengar akrab. Bahasanyabijak dan mudah dipahami. Menggugah para audienceuntuk lebih bersemangat melaksanakan ibadah kepadaAllah, beliau juga tidak kebanyakan melawak. Karenakalau kebanyakan melawakbiasanya yang masuk hanyaguyonannya saja (Ulfa Nurul Amina).
127

Bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikanoleh Allah dengan cara kita melakukan sholat Dhuha 2reka’at setiap hari (Wahyu Setiya Putriana).
Hutang adalah sesuatu yang harus dibayar. Dannikmat yang diberikan oleh Allah harus kita bayardengan rasa syukur, Salah satunya adalah dengansholat Dhuha 2 reka’at (Viola Diane De Johnnie Putri).
.
BAB VII
PENUTUP
A. KesimpulanBerdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu,
kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. wujud kohesi gramatikal retorika dakwah Aa Gym, Arifin, dan
YM mencakup referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi.
Referensi merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal
yang berupa satuan lingual tertentu yang menunjuk satuan
lingual lain yang mendahului atau mengikutinya. Substitusi
merupakan salah satu kohesi gramatikal yang berupa
penggantian satuan lingual tertentu (yang telah disebut)
dengan satuan lingual lain. Elipsis adalah salah satu jenis
kohesi gramatikal yang berupa penghilangan unsur
(konstituen) tertentu yang telah disebutkan. Konjungsi
merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang
dilakukan dengan cara menghubungkan unsur yang satu
dengan yang lain.
128

2. Wujud kohesi leksikal retorika dakwah Aa Gym, Arifin, dan YM
mencakup repetisi (pengulangan), sinonimi (persamaan
kata), antonimi (lawan kata), hiponimi (hubungan atas
bawah), kolokasi (sanding kata), dan ekuivalensi
(kesepadanan).
3. Tanggapan pendengar/pemirsa retorika dakwah Aa Gym,
Arifin, dan YM adalah beragam, yang sebagian besar
menyatakan bahwa substansi ceramah tiga da’i tersebut
sangat berkesan, inspiratif, dan dapat memotivasi agar
pendengar/pemirsa senantiasa berusaha untuk menjalani
kehidupan yang lebih bermakna, yakni selalu bersyukur dan
bersabar. Sebagian besar pendengar/pemirsa menyatakan
bahwa bahasa yang digunakan oleh tiga da’i tersebut cukup
komunikatif yang disertai dengan contoh-contoh nyata
dalam kehidupan sehari-hari.
B. SaranKepada para pelajar, mahasiswa, pendidik, dan
masyarakat umum hendaknya banyak mendengarkan,
membaca, dan menyaksikan tayangan yang berisi ajakan
atau dakwah agar termotivasi untuk senantiasa
memperbaiki kualitas hidupnya.Kepada para peneliti hendaknya tidak
mengenyampingkan penelitian analisis wacana, terutama
yang terkait dengan retorika dakwah. Oleh karena dengan
129

melakukan penelitian analisis wacana retorika dakwah,
secara tidak langsung berarti peneliti telah berperan
secara aktif dalam menyebarluaskan nilai-nilai kebaikan,
baik yang bersifat hubungan vertikal kepada Allah maupun
hubungan horisontal kepada sesama manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 1995. Stilistika Pengantar Memahami Bahasa
dalam Karya Sastra.Semarang: IKIP Press.
Baryadi Praptomo. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana dalam
Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Gondhosuli.
Departemen Agama RI. 2000. Al Qur’an dan Terjemahnya.
Semarang:Asy-Syifa’.
Edmondson, Willis. 1981. Spoken Discourse: A Model for
Analysis. London: Longman.
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media.
Yogyakarta: LKIS
Faridl, Miftah. 1982. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung:
Perpuskaan Salman ITB.
130

Gymnastiar, Abdullah. 2003. Menjemput Rezeki dengan Berkah
Kumpulan Tulisan Tausiyah. Jakarta: Republika.
Gymnastiar, Abdullah. 2005. Aa Gym Apa Adanya: Sebuah
Qolbugrafi. Bandung: Khas MQ.
Ilham, Muhammad Arifin. 2003. Hakikat Zikir Jalan Taat Menuju
Allah. Jakarta: Intuisi Press.
Jorgensen, W. Marianne dan Louise J. Phillips. 2007. Analisis
Wacana Teori dan Metode. Terj. Imam Suyitno, Lilik
Suyitno, dan Suwarno. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kridalaksana, Harimurti. 1983. Kamus Linguistik. Jakarat:
Gramedia.
Lukmana E. Aminuddin Aziz dan Dede Kosasih. 2006. Linguistik
Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Mulyana. 2005. Kajian Wacana : Teori, Metode dan Aplikasi
Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Pudiyono. 2008. “Wacana Pengajian ‘Gemerlap Dunia Fana’ oleh
K.H.A. Darmawan dalam dalam Di Ambang Fajar SCTV
Analisis Mikro dan Makrostruktural” dalam Sumarlam.
2008. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta:
Pustaka Cakra.
Rani, Abdul, Bustanul Arifin, dan Martutik. 2006. Analisis Wacana
Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang:
Bayumedia Publishing.
Samsuri. 1988. Analisis Wacana. Malang: IKIP Malang.
Saputra, Wahidin. 2002. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sinar, Tengku Silvana. 2008. Teori dan Analisis Wacana :
Pendekatan Sistematik Fungsional. Medan: Pustaka
Bangsa Press.
131

Subroto, D. Edi. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik
Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Sudaryanto. 2002. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.
Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Sumarlam. 2008. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta:
Pustaka Cakra.
Suminto, Aqib. 1984. Problematika Dakwah. Jakarta: Pustaka
Panjimas.
Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori
dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas
Maret University Press.
Tarigan , Henry Guntur. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung:
Angkasa.
Thaha, Idris (Ed.). 1997. Dakwah dan Politik Da’i Berjuta Umat
K.H. Zainuddin MZ. Bandung: Mizan.
Tim Penyusun Kamus. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Titscher, Stefan, Michael Meyer, Ruth Wadak, dan Eva Etter.
2009. Metode Analisis Teks dan Wacana. Terj. Gazali dkk.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://pasca.uns.ac.id/?p=3074, diakses pada 27 Mei 2015http://pasca.uns.ac.id/?p=3145, diakses pada 27 Mei 2015http://dglib.uns.ac.id/Studi-Analisis-Wacana-Kritis-terhadap-Iklan-
Televisi-dengan-Endorser-Ustadz-dan-ust, diakses pada 27
Mei 2015 http://lib.ugm.ac.id/ind/?page_id=248, diakses pada 27 Mei 2015http://lib.ugm.ac.id/ind/?page_id=248, diakses pada 27 Mei 2015http://infoterbaruterbaru.blogspot.com/2013/11/kata-mutiara-
yusuf-mansyur. html, diakses pada 26 Mei 2015.http://indramukhtaroji.blogspot.com/2014/10/retorika-dalam-
dakwah, diakses pada 26 Mei 2015.
132

133