penelitian-eksperimen.pdf

8

Click here to load reader

Transcript of penelitian-eksperimen.pdf

Page 1: penelitian-eksperimen.pdf

1 Penelitian Eksperimen | Shahibul Ahyan

PENELITIAN EKSPERIMEN

A. Pengertian Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen menurut Faisal (1982: 76) merupakan suatu metode

yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan :”Jika sesuatu dilakukan

pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apakah yang akan

terjadi?”. Selanjutnya, Sugiyono (2011: 72) menyatakan bahwa penelitian

eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendali.

Fraenkel, dkk (2012: 265) menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah

unik di dalam dua hal yang sangat penting. Penelitian ini merupakan satu-

satunya jenis penelitian yang secara langsung mencoba untuk mempengaruhi

suatu variabel tertentu, dan ketika benar diterapkan. Penelitian ini juga

merupakan jenis penelitian yang terbaik dalam pengujian hipotesis hubungan

sebab akibat atau kausalitas.

Dalam penelitian eksperimen, kontrol yang cermat terhadap kemungkinan

masuknya pengaruh faktor lain sangat diperlukan agar mendapatkan faktor-

faktor yang benar-benar murni dari faktor-faktor yang dimanipulasi. Penelitian

eksperimen bertujuan:

1. Menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian

2. Memprediksi kejadian atau peristiwa di dalam latar eksperimen.

3. Menarik generalisasi hubungan antarvariabel

B. Variabel dalam Penelitian Eksperimen

Beberapa jenis variabel yang terkait dengan penelitian eksperimen yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent

variable)

Variabel bebas merupakan variabel atau kondisi yang dimanipulasi oleh

peneliti untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang

diobservasi. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel atau kondisi

yang mengalami perubahan ketika peneliti mengganti variabel bebas.

Page 2: penelitian-eksperimen.pdf

2 Penelitian Eksperimen | Shahibul Ahyan

2. Variabel organismik atau variabel atribut

Variabel ini tidak dapat diubah atau dimanipulasi oleh peneliti. Seperti

variabel bebas: umur, jenis kelamin, suku, dan lainnya yang sejenis.

3. Variabel imbuhan

Variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapt dikontrol yakni variabel

yang tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti, tetapi mempunyai pengaruh

yang berarti pada variabel terikat. Seperti variabel antusias guru, usianya,

tingkat sosial ekonominya, dan lain sebagainya.

C. Bentuk Desain Eksperimen

1. Pre-Experimental Designs (Poor Experimental Designs)

Pre-experimental designs merupakan desain yang belum merupakan

desain sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut

berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat (dependent variable).

Hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat itu bukan semata-mata

dipengaruhi oleh variabel bebas (independent variable). Hal ini dapat

terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara

random.

Ada beberapa bentuk pre-experiment designs yaitu:

a. One-Shot Case Study

Di dalam one-shot case study terdapat sebuah kelompok yang diberi

perlakuan (tanpa pretest) dan selanjutnya diobservasi hasilnya.

Variabel bebasnya adalah perlakuan tersebut, sedangkan variabel

terikatnya adalah hasil dari observasi tersebut. Hal ini dapat dilihat

pada gambar berikut:

X = Perlakuan yang diberikan (varibel bebas)

O = Observasi (variabel terikat)

b. One-Group Pretest-Posttest Design

Pada desain ini, sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu diberikan

pretest. Oleh karena itu, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat

karena dapat membandingkan antara sebelum dan sesudah diberi

perlakuan. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:

X O

Page 3: penelitian-eksperimen.pdf

3 Penelitian Eksperimen | Shahibul Ahyan

O1 = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

O2 = nilai postttest (setelah diberi perlakuan)

Pengaruh perlakuan = O2 – O1

c. Intact-Group Comparison

Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk

penelitian, tetapi dibagi dua yaitu setengah kelompok untuk

eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok

kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Hal ini dapat digambarkan pada

gambar berikut:

O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang

diberi perlakuan

O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang

tidak diberi perlakuan

Pengaruh perlakuan = O1 – O2

Ketiga bentuk desain tersebut bila diterapkan untuk penelitian, akan

banyak varibel-variabel luar yang masih berpengaruh dan sulit

dikontrol, sehingga validitas internal penelitian menjadi rendah.

2. True Experimental Design

Dalam desain true experimental design ini, peneliti dapat mengontrol

semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Sehingga

kualitas pelaksanaan rancangan penelitian (validitas internal) dapat

menjadi tinggi. Ciri dari desain ini adalah sampel yang digunakan dalam

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dipilih secara acak

(random). Ada dua bentuk desain ini yaitu:

a. Posttest Only Control Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok (R) yang

masing-masing dipilih secara acak. Kelompok

pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang

lain tidak diberikan perlakuan.

Pengaruh adanya perlakuan adalah O1 : O2. Pengaruh perlakuan

dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test.

O1 X O2

X O1

O2

R X O1

R O2

Page 4: penelitian-eksperimen.pdf

4 Penelitian Eksperimen | Shahibul Ahyan

b. Pretest Group Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda

secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).

3. Factorial Design

Desain faktorial merupakan modifikasi dari true experimental design,

yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator

yang mempengaruhi perlakuan (variabel bebas) terhadap hasil (variabel

terikat). Paradigma desain faktorial dapat digambarkan sebagai berikut:

Pada desain ini, semua kelompok dipilih

secara acak, kemudian masing-masing

diberi pretest. Kelompok untuk

dinyatakan baik jika setiap kelompok nilai

pretestnya sama. Jadi, O1 = O3 = O5 = O7.

Y1 dan Y2 sebagai variabel moderator.

Pengaruh perlakuan kelompok laki-laki (Y1) = (O2 – O1) – (O4 – O3).

Sedangkan pengaruh perlakuan kelompok perempuan (Y2) = (O6 – O5) –

(O8 – O7).

4. Quasi Experimental Design

Desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang

sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, akan tetapi

tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar

yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain ini digunakan

karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang

digunakan untuk penelitian. Ada dua bentuk desain ini yaitua;

a. Time-Series Design

R O1 X O2

R O3 O4

R O1 X Y1 O2

R O3 Y1 O4

R O5 X Y2 O6

R O7 Y2 O8

O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

Page 5: penelitian-eksperimen.pdf

5 Penelitian Eksperimen | Shahibul Ahyan

Dalam desain ini, kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak

dapat dipilih secara acak. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi

pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui

kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan.

Jika hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda,

berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak

konsisten. Setelah kestabilan kelompok dapat diketahui dengan jelas,

maka baru diberi perlakuan.

Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan

yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besar pengaruhnya perlakuan

adalah (O5 + O6 + O7 + O8) - O1 + O2 + O3 + O4).

b. Nonequivalent Control Group Design

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara acak.

D. Validitas Eksperimen

Ada dua jenis validitas eksperimen menurut Yatim Riyanto dalam Zuriah

(2005: 60-64) yaitu:

1. Validitas internal

Suatu eksperimen memiliki validitas internal jika faktor-faktor yang

dimanipulasi (variabel bebas) benar-benar murni memberikan pengaruh

atau efek pada fenomena pada variabel terikat tergantung yang diobservasi

dalam latar eksperimen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal adalah:

a. Kematangan.

Perubahan seorang dari waktu ke waktu yang diakibatkan oleh reaksi

wajar dari kematangannya dapat mengganggu dalam menerjemahkan

perubahan.

O1 X O2

O3 O4

Page 6: penelitian-eksperimen.pdf

6 Penelitian Eksperimen | Shahibul Ahyan

b. Peristiwa insidental

Penampilan subjek yang diobservasi oleh peneliti dapat dipengaruhi

oleh peristiwa spesifik yang bersifat eksternal yang muncul secara

insidental.

c. Ujian

Proses ujian awal pada permulaan eksperimen dapat menghasilkan

perubahan pada diri subjek yang terkena eksperimen.

d. Pengukuran yang tak stabil

Penggunaan alat dan teknik pengukuran yang tidak reliabel dan akurat

untuk mendeskripsikan dan mengukur aspek-aspek tingkah laku,

termasuk suatu ancaman terhadap validitas eksperimen.

e. Regresi statistik

Eksperimen yang berpola pretests-posttest biasanya mengalami

ancaman ini. Subjek-subjek yang nilainya tinggi pada pretest, tidak

menutup kemungkinan nilainya pada posttest akan rendah, dan

sebaliknya.

f. Seleksi sampel yang berbeda

Memilih sampel yang tidak equivalen antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol menimbulkan bias yang dapat mengancam

validitas internal.

g. Adanya mortalitas sampel eksperimen

Eksperimen yang berjangka panjang dapat saja sampelnya menguap

karena kematian atau putus di tengah jalan.

2. Validitas eksternal

Biasanya eksternal biasanya mengacu pada hubungan antara variabel yang

ditemukan dan dapat digeneralisasikan pada situasi-situasi non-

eksperimental. Validitas eksternal berkaitan dengan kemampuan temuan

eksperimen untuk digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas eksternal adalah:

a. Latar eksperimen buatan

Page 7: penelitian-eksperimen.pdf

7 Penelitian Eksperimen | Shahibul Ahyan

Ada kemungkinan peneliti membuat suasana dan kondisi eksperimen

buatan yang sedemikian rupa dalam rangka mempertajam kontrol

terhadap variabel imbuhan.

b. Pengaruh Placebo Hawthorne

Pengaruh ini menunjuk kepada ancaman yang bersifat psikologis.

Subjek yang tahu bahwa dirinya berada dalam suatu eksperimen dapat

menjadi variabel imbuhan dan membuat biasnya eksperimen.

c. Campur tangan perlakuan sebelumnya

Suatu eksperimen yang orangnya itu-itu saja (kelompok tunggal), baik

dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

d. Tes/Ujian

Validitas suatu instrumen selalu bergantung kepada situasi dan tujuan

khusus penggunaan instrumen tersebut. Suatu tes yang valid untuk satu

situasi mungkin tidak valid pada situasi yang lain.

e. Pilihan yang bias

Pilihan yang bias terhadap sampel dalam kelompok eksperimen dan

kontrol (tidak equivalen) dapat mengancam validitas eksternal juga.

Page 8: penelitian-eksperimen.pdf

8 Penelitian Eksperimen | Shahibul Ahyan

DAFTAR PUSTAKA

Faisal, S. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Fraenkel, W. &. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education.New York: McGraw Hill.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.