PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB...

58
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2) DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh Endri Astomi FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Transcript of PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN

PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR

PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2)

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

Endri Astomi

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

ABSTRACT

LAW ENFORCEMENT ON DISOBEDIENCE OF THE TAX PAYMENT

OF LAND ON URBAN AND RURAL BULIDING SECTOR

IN BANDAR LAMPUNG (PBB P2)

By

Endri Astomi

Tax is one of the compulsory contribution of the state taxes owed by individuals

or entities who enforce under the law, by not getting the repayment directly and

used for the necessity of the state as the prosperity of the society. One of the

supporting aspect which is in the success of National Development Goals

Achievement beside of the aspect of human resources, natural resources and other

resources are the availability of construction funds either the sources of tax or non

tax. This study examines and discusses the Law enforcement against disobedience

(PBB P2) As well as the factor that becomes an obstacle of Disobedience payment

(PBB P2).

This research was law empirical research by going to the location directly. The

problem approach which was used empirical approach by looking directly to the

law rules implementation. The data which was used is primary data that consists

of data resources that was got from related parties and the secondary law data that

consisted of law rules the law tertiary. Data collecting was conducted by the

literature study and field studies. It was done by using identification, editing,

classification of data arrangement and conclusion by qualitative analysis.

Result of the research and discussion showed that law enforcement on taxpayers

must be increased in order to create the tax election that is in accordance with the

law. The role of governments expected to be able to cooperate with the society so

that tax payment can be established. The obstacle factor on Disobedience of taxes

payment PBB P2 is lack of the role of the government about mechanism of tax

payment.

Keywords: Law enforcement, tax payments, PBB P2

Page 3: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

ABSTRAK

Penagakan Hukum Terhadap Ketidak Patuhan Pembayaran Pajak Bumi

dan Bangunan Sektor Pedesaan Perkotaan Di Bandar Lampung (PBB P2)

Oleh

Endri Astomi

Pajak merupakan kontribusi wajib pajak negara yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

bagi kemakmuran rakyat. Salah satu aspek penunjak dalam keberhasilan

pencapaian tujuan pembangunan nasional selain dari aspek sumber daya manusia,

sumberdaya alam dan sumber daya lainnya adalah ketersediaan dana

pembangunan baik yang diperoleh dari sumber-sumber pajak maupun non pajak.

Penelitian ini mengkaji dan membahas tentang penegakan hukum terhadap

ketidakpatuhan pembayaran (PBB P2) Serta faktor apakah yang menjadi

penghambat terhadap ketidakpatuhan pembayaran (PBB P2).

Penelitian ini adalah penelitian hukum empiris dengan tipe penelitian secara

langsung kelokasi penelitian. Pendekatan masalah yang digunakan adalah

pendekatan empiris dengan melihat secara langsung penerapan peraturan

perundang-undangan. Data yang digunakan adalah data primer yang terdiri dari

sumber data yang didapat langsung dari pihak terkait, dan data hukum skunder

yang terdiri dari peraturan perundang-undangan dan bahan hukum tersier.

Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan.

Pengolahan data dilakukan dengan cara identifikasi data, editing, klasifikasi data

penyusunan data yang selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan secara analisis

kualitatif.

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa penegakan hukum terhadap

Wajib Pajak harus lah dtingkatkan demi terciptanya pelaksanaan pemungutan

pajak yang sesuai dengan Undang-Undang. Peran pemerintah diharapkan mampu

untuk berkerja sama dengan masyarakat demi terselenggarakannya pembayaran

pajak. Faktor penghambat terhadap ketidak patuhan pembayaran PBB P2

kurangnya peran pemerintah mengenai tata cara pembayaran pajak.

Kata Kunci: Penegakan Hukum, Pembayaran Pajak, Bumi dan Bagunan

Pedesaan dan Perkotaan

Page 4: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN

PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR

PEDESAAN DAN PERKOTAAN (PBB P2)

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

Endri Astomi

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Perdata

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan
Page 6: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan
Page 7: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Endri Astomi dilahirkan di Bandar Lampung,

pada tanggal 05 January 1995, dan merupakan anak pertama

dari tiga bersaudara dari Bapak Bustomi dan Ibu Eka Entarsih

(alm).

Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak-kanak Kartika II-26 (persit)

Bandar lampung yang diselesaikan pada tahun 2000, penulis melanjutkan ke

Sekolah Dasar Negeri 1 Rawa Laut diselesaikan pada tahun 2006, Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama ditempuh di Mtsn 1 Bandar Lampung diselesaikan pada

tahun 2009, dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 5

Bandar Lampung pada tahun 2012. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas

Hukum Universitas Lampung pada tahun 2012.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Kepala Bidang Konfrimasi

dan Informasi di Himpunan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara (Hima Han)

pada tahun 2015-2016, Penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 60

(enam puluh) hari di Pekon Pesawaran, Kecamatan Kedondong, Kabupaten

Pesawaran pada tahun 2016.

Page 8: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

MOTO

“Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakannya

atau diperbuatannya”

(Ali Bin Abi Thalib)

“Hari ini anda adalah orang yang sama dengan anda di lima tahun mendatang,

kecuali dua hal orang-orang di sekeliling anda dan buku-buku anda baca”

(Charles Jones)

Page 9: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

PERSEMBAHAN

Atas berkat rahmat Allah SWT dengan kerendahan hati kupersembahkan

skripsiku ini kepada:

Kepada orang tuaku tercinta, yang telah melahirkan dan membesarkanku, serta

selama ini telah banyak berkorban, memberikan dukungan, dan doa

untuk menantikan keberhasilanku

Almamater tercinta, Universitas Lampung

Tempatku memperoleh ilmu dan merancang mimpi yang menjadi sebagian jejak

langkahku menuju kesuksesan.

Page 10: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

SANWACANA

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah swt, Tuhan semesta alam

yang berkuasa atas bumi, langit dan seluruh isinya, sebab hanya dengan

kehendaknya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Penegakan Hukum Terhadap KetidakPatuhan Pembayaran Pajak Bumi

dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan Di Kota Bandar Lampung

(PBB P2) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di

Fakultas Hukum Universitas Lampung di bawah bimbingan dosen pembimbing

serta atas bantuan dari berbagai pihak lain.

Penyelesaian penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan saran dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Nurmayani, S.H.,M.H., selaku Pembimbing I atas kesabaran dan

kesediaan meluangkan waktu disela-sela kesibukannya, mencurahkan

segenap pemikirannya, memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses

penyelesaian skripsi ini;

2. Ibu Marlia Eka Putri A.T, S.H.,M.H, selaku Pembimbing II atas kesabaran

dan kesediaan meluangkan waktu disela-sela kesibukannya, mencurahkan

Page 11: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

segenap pemikirannya, memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses

penyelesaian skripsi ini;

3. Ibu Upik Hamidah, S.H.,M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi

Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung, sekaligus Pembahas I dan

Pembimbing Akademik yang telah memberikan kritik, saran dan masukan

yang sangat membangun terhadap skripsi ini dan memberikan bimbingan

akademik selama penulis menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas

Lampung;

4. Bapak Satria Prayoga, S.H.,M.H., selaku Pembahas II yang telah memberikan

kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini;

5. Kepada Bapak Dr. Hamzah, S.H.,M.H., yang telah memberikan motivasi

kepada penulis sejak penulis menuntut ilmu di Fakultas Hukum Universitas

Lampung;

6. Kepada Ibu Siti Nurhasanah, S.H.,M.Hum., sebagai salah satu Dosen yang

senantiasa memberikan motivasi kepada penulis selama penulis menuntut

ilmu di Fakultas Hukum Universitas Lampung;

7. Seluruh dosen dan karyawan/I Fakultas Hukum Universitas Lampung yang

penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta

segala bantuan secara teknis maupun administratif yang diberikan kepada

penulis selama menyelesaikan studi;

8. Terimakasih kepada Dra. Dedeh Ernawati F, M.si dan Joni Efriadi, S.E

sebagai nara sumber yang telah memberikan sumber informasi dan masukan

berkenaan dengan materi pada penulisan skripsi ini;

Page 12: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

9. Teristimewa untuk orang tuaku Ayah & Ibu yang menjadi orang tua terhebat

dalam hidupku, yang tiada hentinya memberikan dukungan moril maupun

materiil juga memberikan kasih sayang, nasehat, semangat dan doa yang tak

pernah putus untuk kebahagiaan dan kesuksesanku. Terima kasih atas

segalanya semoga kelak dapat membahagiakan, membanggakan, dan menjadi

anak yang berbakti bagi kalian;

10. Kepada keluarga besar Bustomi dan Sri Harti yang telah memberikan

motivasi selama penulis menjalankan studi di Fakultas Hukum Universitas

Lampung;

11. Kepada saudara-saudaraku, David Indrawan, Dicky Indrawan, Putra, Oksana

Dehasti Eka Putri, Embi, Aurel yang telah memberikan doa dan dukungan

kepada penulis;

12. Sahabat-sahabatku, Agung Leo Nugraha, Andi Prakoso, Andre Jodika Rudi,

Angga Rahmada, Anugrah D Gustidomas, Ardian Kusuma, Arnensius Arista,

Beni Adinata, Bobby, Bhoby Rizky, Candra Pambudi, Dede Persada, Dimas

Pratama Sidarta, Dwiky Anggara Harris, Febray Kurniawan, Febray setiawan,

Gustiansyah Rahardi, Imam Danang Hermawan, I Putu Edi Sumandita, M

Rafi Abdulhaq, Moch Ridho, Nugraha Sakumala, Putu Aditya Paramartha,

Reno Michel Simanjuntak, Rian Saputra, Rizki Pratama, Muhammad

Vandika Putra, Wilo, Yudho Perwira, Zakiyah yang menjadi motivasi dan

inspirasi bagi penulis untuk selangkah lebih maju;

13. Forum Gazebo Fakultas Hukum, Achmad Tubagus, Adhitya Dwi Kuncoro,

Ahmad Dempo Palindo, Ahmad Julianto, Andi Prakoso, Aulia Syawaludin,

M Arafat Sanjaya, M Bobby Pratama, Dedyta Sitepu, Dedy Ernadi, Dimas

Page 13: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

Satria Senjaya, Erwin Rommy, M Farid Alrianto, M Fikri Haikal, Firman

Hadytama, Ganang Dwinanda, Genta Utama Putra, Jelang Prakarsa, Komang

Mahendra, M Ichan Syahputra, M. Dwitya Agung, Mario Praja, M.

Refsanjani, M. Reza Saputtra, M Ihsan Naufal, Rizal Akbar, Rizky

Ediansyah, Rudy Arlansyah, Robby Yendra, Sasmi, Syabilal Jihad, Urshandy

Jhonata, Wahyu Sempurnadjaya, Zaki Adrian, Nca Annisa, Soraya Felisia,

dan Tristia Jayanti yang telah memberikan semangat serta dukungan selama

penulisan skripsi ini.

14. Keluarga besar Hima Administrasi Negara Fakultas Hukum, Afif Ishar

Ismail, Alexra Mahareda, Arief Triwibowo, Damba Putra, Dany Ramadhan,

Deanatasya Effendi, Dimas Rilo Andrianto, Febri Badiah, Febri, Fricilia,

Hestika Dwi Ningrum, Icha Julissa, Ika Nursanti, Josh Mahendra, Julia

Silviana, Kiki Aulia, M Iqbal Wahyudi, Mas Adi Eka Nugraha, Nandha Risky

Putra, Obi Dermawan, Rachmat Mahendra, Ratna Juwita Benawa, Rezky

Meilandro, Risky Khairullah, Ryo Novri Rahmanu, Septian Alam, Shelly

Malinda A, Sonya Putri Oktavia, Teky Senjaya Apollo, Wailim Aldrin, Yuda

15. Teman-teman KKN Pesawaran, Dea Permaisari, Hermawan Arbenta, Maldy

Wijaya, Mario Praja, Mita Aprilianti, Reviana Paramitha, Riska Wulandari,

Siti Nurhasanah Yesi Lufi Utami, Rara, dan Teguh. Terima kasih atas

kebersamaan dan kekeluargaan yang kita jalin selama ini;

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas semua bantuan dan

dukungannya.

Page 14: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

Semoga Allah swt memberikan balasan atas jasa dan budi baik yang telah

diberikan kepada penulis. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang

sederhana ini dapat bermanfaat bagi yang membaca, khususnya bagi penulis

dalam mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, Oktober 2016

Penulis,

Endri Astomi

Page 15: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................... .. i

HALAMAN PENDAHULUAN ................................................................. .. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ... iv

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v

MOTO ............................................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. .. vii

SANWACANA .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................... .... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... .... 11

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... .... 11

1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................. .... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pajak .......................................................................................... .... 13

2.1.1 Pengertian Pajak .............................................................. .... 13

2.1.2 Fungsi Pajak dan Manfaat Pajak ..................................... .... 15

2.1.3 Pembagian Hukum Pajak ................................................ .... 16

2.1.4 Pengaturan Hukum Pajak ................................................ .... 18

2.1.5 Pajak Daerah dan Jenis Jenis Pajak Daerah .................... .... 19

2.1.6 Pemungutan Pajak Daerah .................................................. 21

2.2 Pajak Bumi dan Bagunan .......................................................... .... 21

2.2.1 Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan ........... 22

2.2.2 PBB Sebagai Peningkatan Pendapatan Asli Daerah ........ ... 24

2.2.3 Dasar Hukum Pemungutan PBB ..................................... .... 26

2.3 Penegakan Hukum ..................................................................... ... 26

2.4 Pengertian KetidakPatuhan dan Jenis KetidakPatuhan

Wajib Pajak PBB ...................................................................... .... 29

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah .................................................................... 32

3.2 Sumber Data ................................................................................ 33

Page 16: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

3.2.1 Data Primer ................................................................... .... 33

3.2.2 Data Skunder ................................................................ ..... 33

3.3 Prosedur Pengumpulan ........................................................... .... 35

3.4 Pengolahan Data ..................................................................... .... 36

3.4 Analisis Data ........................................................................... .... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... ... 38

4.1.1 Dinas Pendapatan Daerah .................................................... 38

4.1.2 Kecamatan Yang Dijadikan Tempat Penelitian .......... ........ 40

4.2 Penegakan Hukum Terhadap Ketidak Patuhan

Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan

Perkotaan (PBB P2) Di Bandar Lampung .................................... 41

4.2.1 Pelimpahan Kewenangan PBB P2 Kepada

Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandar

Lampung Serta Kontribusinya Terhadap

Pendapatan Asli Daerah ............................................. ......... 47

4.3 Faktor Apakah Yang Menjadi Penghambat

Terhadap Ketidak Patuhan Pembayaran Pajak

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan

Perkotaan (PBB P2) Di Bandar Lampung .................................... 54

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................ .... 60

5.2 Saran .......................................................................................... .... 61

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak adalah gejala masyarakat, artinya pajak hanya ada di dalam masyarakat.1

Masyarakat merupakan sekumpulan individu yang memiliki kepentingan.

Kepentingan yang timbul dari individu-individu tersebut menghasilkan salah satu

produk masyarakat yang dinamakan pajak. Dalam hal peningkatan kesejahteraan

masyarakat, pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan

nasional. Berkaitan dengan hal tersebut pentingnya pengelolaan pajak tersebut

menjadi prioritas bagi pemerintah.

Menurut UU No. 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas UU No. 6

Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, Pajak

merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu aspek penunjang dalam

keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan nasional selain dari aspek sumber

daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainnya adalah ketersediaan

dana pembangunan baik yang diperoleh dari sumber-sumber pajak maupun non

pajak.

1Erly Suandy, Hukum Pajak, (Jakarta : Penerbit Salemba Empat, 2000), hlm. 5

Page 18: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

2

Penggolongan jenis pajak menurut lembaga pemungutnya dibagi menjadi dua

jenis pajak, yaitu jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan jenis pajak

yang dipungut oleh pemerintah daerah, yang sering disebut dengan pajak pusat

dan pajak daerah. Pajak Pusat adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah

pusat yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Kementrian Keuangan c.q.

Direktorat Jenderal Pajak. Hasil dari pemungutan pajak pusat dikumpulkan dan

dimasukkan sebagai bagian dari penerimaan APBN. Sedangkan pajak daerah

adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah yang dalam

pelaksanaannya sehari-hari dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah, Hasil dari

pemungutannya akan dimasukkan sebagai bagian dari penerimaan APBD.2

Pajak-pajak pusat yang di kelola oleh Direktorat Jendral Pajak meliputi:3

1. Pajak Pengahasilan (PPh)

PPh adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan atas

penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. Yang

dimaksud dengan penghasilan setiap tambahan kemampuan ekonomis yang

diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik yang berasal baik dari indonesia maupun

luar indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah

kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Dengan demikian maka penghasilan itu dapat berupa keuntungan usaha, gaji,

honorarium, hadiah dan lain sebagainya.

2Richard Burton dan Wirawan B. Ilyas, Hukum Pajak, (Jakarta : Penerbit Salemba Empat, 2001),

hlm. 18 3http://www.pajak.go.id/content/belajar-pajak, diakses pada tanggal 05 Agustus 2016, Pukul 17:59

WIB

Page 19: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

3

2. Pajak Pertambahan nilai (PPN)

PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang kena pajak atau jasa kena

pajak di dalam daerah pabean (dalam wilayah indonesia). Orang pribadi,

perusahaan maupun pemerintah yang mengkonsumsi barang kena pajak atau jasa

dikenakan pajak PPN. Pada dasarnya setiap barang dan jasa adalah barang kena

pajak atau jasa kena pajak, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang PPN.

3. Pajak Penjual atas Barang Mewah (PPnBM)

Selain dikenakan PPN, atas pengkonsumsian barang kena pajak tertentu yang

tergolong mewah, juga dikenakan PPnBM. Yang dimaksud dengan barang kena

pajak yang tergolong mewat adalah:

a. Barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok

b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu

c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan

tinggi

d. Barang tersebut di konsumsi untuk menunjukan status

e. Apabila konsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat, serta

menggangu ketertiban masyarakat.

4. Bea Materai

Bea materai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti

surat perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga dan efek,

yang memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan

ketentuan.

Page 20: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

4

5. Pajak Bumi Bangunan (PBB)

PBB adalah pajak yang dikenakan atas kepemilikan atau pemanfaatan tanah atau

bangunan. PBB merupakan Pajak pusat namun demikian hampir seluruh realisasi

penerimaan PBB diserahkan kepada Pemerintah Daerah baik provinsi maupun

kabupaten/kota. Mulai dari 1 Januari 2010, PBB perdesaan dan perkotaan menjadi

Pajak Daerah sepanjang Peraturan Daerah tentang PBB yang terkait dengan

Perdesaan dan Perkotaan telah diterbitkan. Apabila dalam jangka waktu dari 1

Januari 2010 sampai dengan Paling lambat 31 Desember 2013 Peraturan Daerah

belum diterbitkan, maka PBB Perdesaan dan Perkotaan tersebut masih tetap

dipungut oleh Pemerintah Pusat. Mulai 1 Januari 2014, PBB Perdesaan dan

Perkotaan merupakan Pajak Daerah. Untuk PBB perkebunan, perhutanan,

pertambangan masi tetap merupakan Pajak Pusat.

Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun

Kabupaten/kota adalah sebagai berikut:4

1. Pajak Provinsi meliput;

a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Bea Balik nama Kendaraan Bermotor

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

d. Pajak Air Permukaan

e. Pajak Rokok

4 Marlia Eka Putri, Hukum Pajak dan Retribusi Daerah; Bandar lampung Anugrah Utama Raharja

2015, hal.24-54

Page 21: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

5

2. Pajak Kabupaten/Kota meliput;

a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran

c. Pajak Hiburan

d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

g. Pajak Parkir

h. Pajak Air Tanah

i. Pajak Sarang Burung Walet

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Dari penggolongan jenis pajak diatas, salah satu sektor pajak terbesar adalah

Pajak Bumi dan Bangunan. Merupakan pajak yang sangat potensial dan strategis

sebagai sumber penghasilan Negara dalam rangka membiayai penyelenggaraan

dan pembangunan pemerintahan. Penghasilan dari sumber pajak yang diperoleh

dari Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu faktor pemasukan bagi

Negara yang sangat cukup dan memiliki kontribusi besar terhadap pendapatan

negara jika dibandingkan dengan sektor pajak lainnya.

Pajak Bumi dan Bangunan terdiri dari;

a. Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan

b. Pajak Bumi dan Bangunan Perhutanan

c. Pajak Bumi dan Bangunan Pertambangan

Page 22: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

6

a. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah Pajak atas bumi dan

atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi

atau badan. Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan

pedalaman serta laut wilayah kabupaten/kota. Bangunan adalah konstruksi teknik

yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan pedalaman

dan/atau laut.5

b. Pajak Bumi dan Bangunan Perhutanan

Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perhutanan adalah Bumi dan/atau Bangunan

yang digunakan untuk kegiatan usaha perhutanan yang diberikan hak

pengusahaan hutan. Objek pajak bumi di dalam sektor perhutanan terdiri dari

areal produktif, areal belum produktif, areal emplasemen, dan areal lain.6

c. Pajak Bumi dan Bangunan Pertambangan

Hukum pertambangan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan hukum

pajak. Hukum pajak merupakan kadiah-kaidah hukum yang mengkaji dan

menelaah tentang objek, subjek, dan besarnya pajak yang harus dibayar oleh

subyek pajak. Usaha pertambangan sarat dengan kewajiban untuk membayar

pajak. Di dalam peraturan perundang-undangan maupun dalam kontrak karya

yang dibuat oleh para pihak telah ditentukan kewajiban untuk membayar pajak. Di

dalam Pasal 28 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tetang ketentuan-

ketentuan Pokok Pertambangan ditentukan kewajiban pemegang kuasa

pertambangan. kewajiban adalah membayar iuran tetap, iuran eksploitasi, dan/atau

5Ibid. hal.50-52

6http://www.kabarpajak.com/2013/07/pajak-bumi-bangunan-sektor-perkebunan.html diakses pada

tanggal 05 Mei 2016, Pukul 11:28 WIB

Page 23: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

7

pembayaran-pembayaran lain yang berhubungan dengan kuasa pertambangan

yang bersangkutan. Begitu juga dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2001 tentang Minyak dan Gas Bumi ditentukan dua macam kewajiban Badan

Usaha dan atau Badan Usaha Tetap, yaitu membayar pajak yang merupakan

penerimaan negara dan membayar bukan pajak yang merupakan penerimaan

negara.7

Seiring dengan era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, salah satunya adalah

dengan diserahkannya pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perkotaan

dan Pedesaan (PBB P2) menjadi pajak daerah sebagai amanah dari Undang-

Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.Pengaturan mengenai pengelolaan PBB P2 di Bandar Lampung tertera

dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, bahwa

Pengelolaan segala bentuk pajak daerah berada dibawah naungan Dinas

Pendapatan Daerah (Dipenda). Dalam beberapa tahun tunggakan PBB P2 dari

2013 sampai 2016 pengenaan denda 2%. Namun hal ini masih kurang efektif dan

optimal, sebab kurang nya infomrasidalam melakukan pembayaran PBB P2 sesuai

kondisi riil yang terjadi di masyarakat Kota Bandar Lampung.

7H. Salim Hs, Hukum Pertambangan Di Indonesia; jakarta PT. Raja Grafindo Persada 2014, hal.

36-37

Page 24: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

8

Sejak Tahun 2013 sampai 2016 telah dapat pengenaan Tunggakan/denda PBB P2

sebanyak :

Tabel I. Laporan Penerimaan pengenaan denda Pajak Bumi dan Bangunan Periode 2013 sampai

2016 di Kota Bandar Lampung. (Data Pertanggal 30 April 2016)

TAHUN

DATA PER TANGGAL (30 APRIL 2016)

WAJIB

PAJAK

TUNGGAKAN

DENDA

%

2013 95,095 22,731,536,870 2%

2014 96,437 23,339,701,017 2%

2015 98,277 25,135,278,078 2%

2016 - - 2%

JUMLAH 289,809 71,206,515,965

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung,2016

Data diatas menunjukan pada Tahun 2013 sampai 2016 terjadi pengenaan denda

tersebut dikenakan 2%, jumlah tunggakan keseluruhan dari 2013 sampai 2016

sejumlah Rp.71,206,515,965. Dihapus nya denda 0% dari tahun 2011 sampai

2016. Wali Kota Bandar Lampung Dr.s Herman HN,MM Menegaskan bahwa

tidak ada denda bagi yang terlambat membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),

mengingat yang terpenting adalah memenuhi kewajiban membayar pajak ini.

Mengenai penghapusan denda ini diatur dalam ketentuan Keputusan Walikota

No.626/IV.45/HK/2016 tentang Penetapan Perpanjangan Penghapusan Sanksi

Administratif Denda Pajak Bumi dan Bangunan Sampai Dengan Tahun 2015.

Page 25: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

9

Berdasarkan Keputusan walikota No. 626/IV.45/HK/2016 tentang Penetapan

Perpanjangan Penghapusan Sanksi Administratif Denda Pajak Bumi dan

Bangunan Sampai Dengan Tahun 2015 menetapkan:

1. Perpanjangan penghapusan sanksi administratif denda Pajak Bumi dan

Bangunan sampai dengan Tahun 2015

2. Penghapusan denda Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana dimaksud pada

Diktum kesatu adalah sebesar 100% sesuai ketentuan Pasal 110 ayat (2)

Huruf a Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No.1 Tahun 2011 tentang

Pajak Daerah

3. Masa berlaku Penghapusan Denda Pajak Bumi dan Bangunan 01 Juli 2016

sampai dengan 31 Desember 2016

4. Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini, sepanjang mengenai teknis

pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah

Kota Bandar Lampung berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang

berlaku

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila

dikemudian hari terhadapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan

pembetulan sebagaimana mestinya.

Hal ini didasarkan bahwa dalam rangka pengamanan penerimaan Pendapatan Asli

Daerah khususnya dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan, dianggap perlu

dilakukan pemberian perpanjangan penghapusan sanksi administratif denda pajak

kepada Wajib Pajak Bumi dan Bangunan sampai dengan Tahun 2015 dan

penghapusan dapat diberikan oleh Walikota Bandar Lampung sesuai dengan

Page 26: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

10

ketentuan Pasal 110 Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 01 Tahun

2011 tentang Pajak Daerah.

Dalam table diatas sejak tahun 2013 sampai 2016 Wajib Pajak semakin meningkat

dalam tunggakan atau wajib pajak yang belum membayar Pajak Bumi dan

Bangunan artinya kebijakan Pemerintah Kota tidak mendorong minat masyarakat

untuk perlu membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Dalam melakukan penagihan pembayaran PBB selama ini Pemerintah Daerah

hanya menginformasikan melalui Camat lalu ke wajib pajak dalam melakukan

pembayaran PBB.

Berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah No.1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah

penegakan hukum tersebut Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa 2%

(dua persen) perbulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayarkan

untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan di hitung sejak saat

terhutangnya. Selain ketentuan Peraturan Daerah No.1 Tahun 2011 tentang Pajak

Daerah, bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu syarat

administratif dalam pembuatan e-ktp. hal ini berarti dengan adanya syarat

menunjukan bukti pemabayaran Pajak Bumi dan Bangunan, secara tidak langsung

hal tersebut mewajibkan Wajib Pajak untuk membayar Pajak Bumi dan

Bangunan.

Dari uraian tersebut maka penulis perlu untuk membahas penelitian inidengan

judul: Penegakan Hukum Terhadap Ketidak Patuhan Pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) Di Bandar Lampung.

Page 27: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

11

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka yang

menjadipermasalahan dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimanakah penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) Di

Bandar Lampung?

2. Faktor apakah yang menjadi penghambat terhadap ketidak patuhan

pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (PBB

P2) Di Bandar Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) Di

bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat terhadap ketidak patuhan

pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (PBB

P2) Di Bandar Lampung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian yang dituangkan dalam skripsi ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu Hukum Administrasi Negara khususnya

Hukum Pajak Daerah yaitu dibidang Pajak Bumi dan Bangunan diharapkan

skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan gambaran yang nyata kepada

Page 28: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

12

kalangan masyarakat indonesia mengenai pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi

dan Bangunan.

2. Kegunaan Praktis

a. Menambah pengetahuan bagi peneliti mengenai ilmu bidang hukum

khususnya Hukum Pajak Daerah mengenai Penegakan Hukum Pajak Bumi

dan Bangunan.

b. Menambah bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan refrensi

yang dapat digunakan untuk penelitian lanjutan yang berkaitan dengan

permasalahan pokok bahasan Hukum Pajak Daerah mengenai Penegakan

Hukum Pajak Bumi Bangunan.

c. Sebagai salah satu syarat akademik bagi penulis untuk menyelesaiakan studi

pada Fakultas Hukum Universitas Lampung

Page 29: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pajak

2.1.1 Pengertian Pajak

Menurut berbagai bahasa, kata pajak dikenal sebagai tax (Bahasa Inggris), import

contribution, droit (Bahasa Perancis), steuer, abagade, gebuhr (Bahasa Jerman),

tributo, gravamen, tasa (Spanyol), belasting (Belanda).8 Di Indonesia dikenal

istilah yang disebut Pajak, dimana istilah tersebut memiliki definisi seperti yang

tertuang dalam Pasal 1 angka 1 UU No.28 Perubahan Ketiga atas UU No.6 Tahun

1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (selanjutnya disebut

dengan UU KUP 2007), yaitu:

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Beberapa ahli mendefenisikan pajak sebagai berikut :

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, pajak adalah iuran rakyat kepada kas

Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak

mendapat jasa-jasa timbal (kontra-prestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan

yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.9

8Yuswanto, Nurmayani, Marlia Eka dan Eka Deviani, Hukum Pajak, (Bandar Lampung:

PKKPUU, 2013), hlm. 3 9Ibid, hlm.6

Page 30: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

14

Menurut Prof. Dr. P.J.A Adriani, pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat

dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-

peraturan dengan tidak mendapat prestasi-kembali, yang langsung dapat ditunjuk,

dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum

berhubung dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.10

Menurut Prof. Dr. M. J. H. Smeets, Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang

terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa

adakalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual;

maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja, pajak adalah iuran wajib, berupa uang

atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum,

guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam

mencapai kesejahteraan umum.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-

unsur :

1. Pajak merupakan iuran dari rakyat kepada kas Negara yang berupa uang

(bukan barang)

2. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta

aturan pelaksanaannya.

3. Dalam pembayarannya pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh Pemerintah.

10

R. Santoso Brotodihardjo. Pengantar Ilmu Hukum Pajak, (Bandung: PT Refika Aditama, 2003),

hlm. 2

Page 31: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

15

4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara , yakni pengeluaran-

pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Pajak sebagai sumber pendapatan utama pemerintah yang digunakan untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang bermanfaat bagi masyarakatnya.

2.1.2 Fungsi Pajak dan Manfaat Pajak

Pajak memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan fungsi

negara/pemerintah adapun beberapa manfaat pajak dan fungsi pajak secara umum

dan khusus:11

a. Fungsi Budgetaire (Fungsi Anggaran)

Pajak mempunyai fungsi sebagai alat atau instrumen yang digunakan untuk

memasukkan dana secara optimal ke dalam kas negara. Dana dari pajak itulah

yang kemudian digunakan sebagai penopang bagi penyelenggaraan dan

aktivitas pemerintahan.

b. Fungsi Regulerend (Fungsi Mengatur)

Dalam hal ini pajak digunakan untuk mengatur dan mengarahkan masyarakat

ke arah yang di kehendaki pemerintah. Oleh karenanya fungsi mengatur ini

menggunakan pajak untuk dapat mendorong dan mengendalikan kegiatan

masyarakat yang dipandang bersifast negatif.

Manfaat pajak;

a. Membiayai Pengeluaran Negara. Pajak memiliki manfaat dengan membiayai

pengeluaran negara yang bersifat self liquiditing, contohnya pengeluaran

untuk proyek produktif barang ekspor.

11

Yuswanto, Nurmayani, Marlia Eka dan Eka Deviani Op.Cit., Hukum Pajak, hlm.10

Page 32: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

16

b. Membiayai Pengeluaran Produktif. Pajak dapat membiayai pengeluaran

produktif dimana pengeluaran produktif adalah pengeluaran yang

memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat seperti pengeluaran

untuk pengairan dan pertanian.

c. Membiayai pengeluaran yang bersifat self liquiditing dan tidak reproduktif

yang contohnya adalah pengeluaran untuk pendirian monumen dan objek

rekreasi.

d. Membiayai pengeluaran yang tidak produktif dimana contohnya adalah

pengeluaran untuk membiayai pertahanan negara atau perang dan

pengeluaran untuk penghematan di masa yang akan datang yaitu pengeluaran

bagi yatim piatu.

2.1.3 Pembagian Hukum Pajak

Hukum pajak adalah hubungan timbalik balik antara pemerintah sebagai

pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak. Berdasarkan materinya,

hukum pajak dibedakan menjadi:12

a. Hukum Pajak Materiil

Hukum pajak materiil memuat norma-norma yang menerangkan keadaan,

perbuataan peristiwa hukum yang dikenakan pajak (objek-objek), siapa yang

dikenakan pajak (subjek), berapa besar jumlah pajak yang dikenakan, segala

sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajk, dan hubungan hukum antar

pemerintah dan Wajib Pajak.

12

Angger Sigit Pramukti dan Fuady Primaharsyah, Pokok-pokok Hukum Perpajakan, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia) hlm.13

Page 33: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

17

b. Hukum Pajak Formil

Hukum pajak formil memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum

pajak materiil. Hukum Pajak formil antara lain memuat mengenai;

1. Tata cara penetapan utang pajak

2. Hak-hak fiskus (pegawai pajak) untuk mengawasi yang dapat menimbulkan

utang pajak

3. Kewajiban wajib pajak sebagai contoh penyelenggaraan pembukuan/

pencatatan, dan hak-hak Wajib Pajak mengajukan keberatan.

Selanjutnya berdasarkan golongan, hukum pajak dibagi:

a. Pajak langsung

Pajak langsung adalah pajak yang pembebananya tidak dapat dilimpahkan

pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang

bersangkutan. Contohnya pajak penghasilan

b. Pajak tidak langsung

Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan

kepada pihak lain. Contohnya pajak pertambahan nilai

Berdasarkan sifatnya dapat dibagi:13

a. Pajak subjektif

Adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang

selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memerhatikan keadaan dari

Wajib Pajak. Contohnya adalah pajak penghasilan.

13

Ibid., hlm.15

Page 34: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

18

b. Pajak objektif

Adalah pajak yang berpangkat atau berdasarkan pada objeknya, tanpa

memerhatikan keadaan diri wajib pajak. Contohnya pajak pertambahan nilai

dan pajak penjualan atas barang mewah.

Berdasarkan pemungut dan pengelolanya:

a. Pajak Pusat

Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan

untuk membiayai rumah tangga negara. Contohnya pajak penghasilan, pajak

pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan

bangunan dan bear materai

b. Pajak Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contohnya pajak hiburan

dan pajak reklame.

2.1.4 Pengaturan Hukum Pajak

Hukum Pajak yang berlaku di indonesia masih banyak yang dibuat pada zaman

pemerintahan Belanda. Khususnya peraturan perundang-undangan di bidang

perpajakan antara lain: Aturan Bea Meterai Tahun 1921, Ordonasi Pajak

Perseroan Tahun 1925, Ordonansi Kekayaan Tahun 1932, Ordonasi Pajak

Pendapatan Tahun 1944. Serta berupa undang-undang yang dibuat pada zaman

pemerintahan penjajahan Belanda. Karena terdapat perbedaan falsafah yang

melatarbelakangi dan sistem yang melekat pada undang-undang tersebut, maka

perundang-undangan perpajakan belum memenuhi fungsi sarana pembangunan

Page 35: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

19

nasional. Oleh karena itu, peraturan perundang-undangan perpajakn telah

mengalami beberapa kali perubahan.14

2.1.5 Pajak Daerah dan Jenis-Jenis Pajak Daerah

Pajak Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna

membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah. Secara umum, pajak adalah iuran

wajib anggota masyarakat kepada Negara karena undang-undang, dan atas

pembayaran tersebut pemerintah tidak memberikan balas jasa yang langsung

dapat ditunjuk.15

Ciri-ciri yang melekat pada Pajak Daerah antara lain:

1. Pajak Daerah berasal dari pajak negara yang diserahkan kepada daerah

sebagai Pajak daerah

2. Dipungut apabila ada suatu keadaan, peristiwa dan perbuatan yang menurut

peraturan perundang-undangan dapat dikenakan pajak daerah

3. Dapat dipaksakan, yakni apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban

pembayaran pajak daerah, yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi (pidana

dan denda)

4. Tidak terdapat hubungan langsung antara pembayaran pajak daerah dengan

imbalan/balas jasa secara perseorangan

5. Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk keperluan Daerah bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak Daerah diklasifikasikan menurut wewenang pemungutannya, oleh sebab itu

yang berhak dan berwenang untuk memungut Pajak Daerah adalah Pemerintah

14

Ibid., hlm. 16 15

Marlia Eka Putri, Hukum Pajak dan Retribusi Daerah,Op.Cit. hlm.1

Page 36: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

20

Daerah. Berdasarkan wilayah pemungutannya, Pasal 2 Undang-undang No.28

Tahun 2009 membagi Pajak Daerah menjadi:16

1. Pajak Provinsi, antara lain:

a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

d. Pajak Air Permukaan

e. Pajak Rokok

2. Pajak Kabupaten/Kota:

a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran

c. Pajak Hiburan

d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

g. Pajak Parkir

h. Pajak Air Tanah

i. Pajak Sarang Burung Walet

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2)

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

Selain jenis-jenis pajak diatas, Pemerintah Daerah dilarang untuk memungut pajak

yang lain. Apabila jenis-jenis pajak diatas potensinya tidak memadai untuk

dipungut, maka Pemerintah Daerah dapat tidak memungutnya.

16

Ibid., hlm.4

Page 37: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

21

2.1.6 Pemungutan Pajak Daerah

Pada hakikatnya, pajak daerah merupakan pungutan yang menjadi pengurang hak

rakyat yang dikenakan oleh pemerintah daerah, oleh karena itu pemungutan pajak

harus objektif, adil, dan tidak boleh diskriminatif. Untuk mewujudkan

pemungutan pajak tersebut maka diperlukan pemikiran mengenai asas, teori dasar,

dan sistem pemungutan pajak daerah.17

Menurut Pasal 1 Undang-Undang No.28 Tahun 2009, pemungutan pajak adalah

suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak,

penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada

Wajib Pajak atau serta pengawasan penyetornya.18

2.2 Pajak Bumi dan Bangunan

Keberadaan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai salah satu jenis pajak dapat

dimengerti mengingat bumi dan bangunan telah memberikan keuntungan dan atau

kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang

mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari bumi dan atau

bangunan tersebut. Oleh karena itu wajar dan sudah sepantasnya apabila mereka

yang memperoleh manfaat atas bumi dan atau bangunan tersebut diwajibkan

memberikan sebagian dari manfaat atau kenikmatan yang diperolehnya kepada

Negara melalui pembayaran pajak.

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1985

Tentang Pajak Bumi dan Bangunan, Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh

17

Ibid., hlm.5 18

Ibid., hlm.58

Page 38: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

22

bumi yang dibawahnya. Bangunan adalah konstruksi yang ditanam atau

dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan.

Pajak bumi dan bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah dan

bangunan karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang

lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau

memperoleh manfaat dari padanya. Pajak Bumi dan Bangunan adalah19

pajak yang

dikenakan atas harta tak gerak, maka oleh sebab itu yang dipentingkan adalah

objeknya dan oleh karena itu keadaan atau status orang atau badan yang dijadikan

subjek tidak penting dan tidak mempengaruhi besarnya pajak. Oleh karena itu

pajak ini disebut juga pajak yang objektif.

Sebagai pajak objektif mengandung pengertian bahwa timbulnya kewajiban pajak

sangat ditentukan oleh adanya objek pajak.20

Kondisi sunjektif subjek pajak tidak

mempengaruhi besarnya pajak. Walaupun pajak ini merupakan pajak obektif

tetapi tentunya akan dipungut dengan surat ketetapan pajak yang pada prinsipnya

setiap tahun dikeluarkan.

2.2.1 Pajak Bumi dan Bangunan-Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)

Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) adalah pajak atas

bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh

orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha

perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Pajak Bumi dan Bangunan,

sebelumnya adalah Pajak Pusat, namun bersamaan dengan terbitnya UU No. 28

19

Rochmat Soemitro, Pajak Bumi dan Bangunan, (Bandung: PT Eresco, 1989), hlm 5 20

Darwin, Pajak Bumi dan Bangunan Dalam Tataran Praktis Edisi 2, (Jakarta: Mitra Wacana

Media, 2013), hlm 6

Page 39: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

23

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Bumi dan

Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan menjadi salah satu Pajak daerah yang

dipungut dan dikelola oleh daerahnya masing-masing, hasil penerimaan PBB

Perdesaan dan Perkotaan 100% (seratus persen) menjadi milik Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang dapat

digunakan untuk kegiatan pembangunan di daerah masing-masing dengan penuh

tanggung jawab.

Dibutuhkan waktu yang bertahap, agar pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di seluruh daerah di Indonesia dapat berjalan

dengan maksimal. Pada tanggal 1 Januari 2014 Pajak Bumi dan Bangunan sektor

Perdesaan dan Perkotaan sudah diterapkan secara menyeluruh di seluruh

Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Indonesia.

Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan paling tinggi

0,3% (nol koma tiga persen) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah masing-

masing. Penerapan tarif pajak tersebut diatas, dimana terdapat klausul yang

menyebutkan “paling tinggi”, apabila kita cermati mempunyai beberapa makna

yang memungkinkan timbul permasalahan di masyarakat, yaitu21

:

a. Penerapan tarif tersebut lebih bersifat fleksibel, yang dapat berubah setiap

periode lima tahunan, seiring dengan pergantian pemerintah daerah, dan

masing-masing daerah kabupaten/kota memungkinkan penerapan tarif yang

tidak sama.

21

Amir Islamudin,PBB Perdesaan Perkotaan (P2) sebagai Pajak Daerah, http://amir-

islamudin.blogspot.com, Diakses pada tanggal 5 Mei 2016 pada pukul 16:45 WIB

Page 40: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

24

b. Fleksibiltas dalam penerapan tarif akan memunculkan ketidak seimbangan

antara daerah kabupaten/kota satu dengan daerah kabupaten/kota lain,

sehingga menimbulkan permasalahan rasa keadilan di kalangan masyarakat

terutama daerah yang berbatasan, karena bisa saja terjadi suatu daerah

menetapkan tarif sebesar 0,1% dan daerah lain yang berbatasan menetapkan

tarif sebesar 0,2%.

c. Pemerintah Daerah kota/kabupaten dapat menerapkan tarif 0% (nol persen)

jika diperlukan, karena undang-undang tidak memberi batasan minimal dalam

penetapan tarif PBB Perdesaan dan Perkotaan, sebaliknya daerah

kota/kabupaten tertentu apabila sektor pajak ini menjadi primadona sumber

pendapatan daerah, maka dapat menerapkan tarif maksimal sebesar 0,3% (nol

koma tiga persen).

2.2.2 Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Peningkatan Pendapatan Asli

Daerah

Dengan keluarnya UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah, dimana penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan dengan

memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai dengan pemberian hak dan

kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem

penyelenggaraan pemerintahan negara, Pajak Bumi dan Bangunan dimasukkan

sebagai sumber pendapatan daerah terutama daerah kabupaten/kota dan dikelola

seadil mungkin.

Pajak yang netral artinya, pajak yang pemungutannya tidak menimbulkan distorsi,

atau bila terjadi distorsi diusahakan seminimal mungkin. Argumentasi itulah,

maka hampir seluruh pemerintahan lokal mengandalkan Pajak Bumi dan

Page 41: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

25

Bangunan dalam membiayai anggarannya. Pengertian pendapatan asli daerah

menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang

digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah,

hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Menurut Nurcholis, pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh

daerah dari penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah,

dan lain-lain yang sah. Sampai saat ini masing-masing pemerintah daerah di

seluruh Indonesia terus meningkatkan kinerja mereka untuk memaksimalkan

Pendapatan Asli Daerah masing-masing dengan membuat sebuah upaya dengan

tidak membebani masyarakatnya. Salah satu jalan yang diambil yaitu dengan cara

menjadikan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai pajak daerah. Di banyak negara

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak daerah, tetapi sampai beberapa tahun lalu

Pajak Bumi dan Bangunan adalah salah satu dari pajak pusat. Justifikasi perlunya

Pajak Bumi dan Bangunan dijadikan sebagai pajak daerah, diantaranya22

:

1. Pajak Bumi dan Bangunan memberikan hasil yang besar bagi daerah

2. Perolehan hasil Pajak Bumi dan Bangunan relatif stabil dan dapat diprediksi

3. Pungutan Pajak Bumi dan Bangunan cukup adil, yang memiliki tanah dan

bangunan yang bernilai tinggi dikenakan pajak yang tinggi pula

4. Dasar pengenaan pajak cukup jelas dan mudah dipahami oleh wajib pajak.

22

Rahardjo Adisasmita, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2011), hlm. 106

Page 42: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

26

2.2.3 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan diatur dalam Pasal 33 ayat (3) UUD

1945 yang berbunyi:

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

negara dan di pergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Sedangkan dasar pemungutannya adalah Pasal 23 ayat (2) UUD 1945 yang

berbunyi :

Segala Pajak untuk kepentingan atau keperluan Negara berdasar Undang-

Undang.

UU No.12 Tahun 1994 pengganti UU No.12 Tahun 1985 sebagai realisasi dari

amanat Garis-garis besar haluan Negara (GBHN) Tahun 1983, sekaligus

memperbaharui serta memperbaiki merupakan sistem perpajakan diharapkan

dapat meningkatkan penerimaan pajak sehingga Negara mampu membiayai

pembangunan dari sumber-sumber penerimaan dalam negeri. Dengan demikian

pembangunan itu sendiri terjamin kelangsungannya. UU No.28 Tahun 2009

Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang berisi mengenai pengaturan

Pajak Daerah salah satunya yaitu PBB.

2.3 Penegakan Hukum

Penegakan hukum merupakan serangkaian aktivitas, upaya, dan tindakan melalui

organisasi berbagai instrumen untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan oleh

penyusun hukum atau undang-undang yang dirumuskan dalam peraturan

hukum.23

Di dalam pengertian penegakan hukum tersebut juga termasuk

23

Lihat Y. Sri Pudyatmoko, Penegakan dan Perlindungan Hukum di Bidang Pajak, (Jakarta:

Salemba Empat, 2007), hlm. 11 lalu lihat Satjipto Raharjo, Masalah Penegakan Hukum, Suatu

Tinjauan Sosiologis, (Bandung: Sinar Baru, 2010), hlm. 24

Page 43: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

27

penyuluhan, sosialisasi, dan pendidikan serta bimbingan agar para pembayar

pajak dapat mengikuti dan mematuhi undang-undang pajak sesuai dengan yang

dicita-citakan oleh undang-undang atau peraturan di bidang perpajakan.24

Pemerintah, khususnya aparatur penegak hukum, harus menjalankan proses

penegakan hukum dengan tegas, konsisten dan terpadu agar mampu menghasilkan

penegakan hukum yang berkadilan, memberikan kepastian hukum yang demikian

diharapkan dapat mengikatkan kepercayaan masyarakat, menimbulkan efek jera,

mencegah terjadinya penunggakan, mengoptimalkan pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan serta dampak positif lainnya.25

Penegakan hukum yang konsisten dan terpadu sangat penting bagi terwujudnya

pilar-pilar keadilan dan kepastian hukum. Pilar-pilar keadilan dan kepastian

hukum merupakan pondasi utama berjalan proses mokratisasi. Demokratisasi

merupakan salah satu prinsip dari tata kelola pemerintah yang baik, sebab

demokratisasi membuka ruang bagi masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam

penyelenggaraan negara. Selain itu kepastian hukum juga sangat diperlukan bagi

kalangan usaha dalam berinteraksi dalam suatu negara.26

Penegakan sanksi administratif, salah satu instrumen atur dan awasi yang sangat

penting adalah penjatuhan sanksi administratif. Sanksi administratif di sini harus

dibedakan dengan putusan pengadilan tata usaha negara (administrative judicial

decision). Sanksi administratif didefinisikan sebagai suatu tindakan hukum (legal

24

Adrian Sutedi, Hukum Pajak, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 231 25

Bambang Waluyo, Penegakan Hukum Di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), hlm.61 26

Ibid., hlm.60

Page 44: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

28

action) yang diambil pejabat tata usaha negara yang bertanggung jawab atas

pengelolaan lingkungan hidup atas pelanggaran persyaratan lingkungan.27

Penegakan hukum juga bisa diartikan sebagai proses dilakukannya upaya untuk

tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman

perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan

bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau dari sudut subjeknya penegakan hukum ini

dapat dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya

penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan

hukum. Sedangkan apabila ditinjau dari sudut objeknya, penegakan hukum dapat

diartikan secara luas ataupun sempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu

mencakup pada nilai-nilai keadilan yang terkandung didalamnya bunyi aturan

formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. Namun dalam

arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan yang

formal dan tertulis saja.

Kewenangan dan wewenang merupakan bagian yang sangat penting dalam

Hukum Tata Pemerintahan (Hukum Administrasi), karena pemerintahan baru

dapat menjalankan tugas dan fungsinya atas dasar wewenang yang diperbolehnya.

Keabsahan tindakan pemerintahan diukur berdasarkan pada wewenang yang

dimiliki oleh tiap-tiap komponen. Wewenang tiap-tiap komponen dalam

menggerakan manajemen administrasi peradilan pidana harus mendapatkan

perhatian yang serius bukan hanya karena masalah keabsahan tindakan aparatur

penegak hukum, tetapi yang lebih subtansi lagi ialah karena setiap tindakan

27

Sukanda Husin, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009) hlm.101

Page 45: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

29

aparatur penegak hukum yang tidak ada landasan wewenangnya akan melahirkan

pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia. Oleh karena itu, segala tindakan

aparatur penegak hukum harus memiliki landasan wewenang yang sah.28

Tidak hanya dalam masalah perpajakan, penegakan hukum tidak bisa dilepaskan

esensi suatu upaya mencari keadilan, baik dalam hukum privat maupun publik.

Didalam Hukum publik, terdapat sesuatu upaya penegakan hukum (law

enforcement), muatan yang acap kali terlihat lebih dominan adalah terkait dengan

pebatasan kewenangan dari aparat penegak hukum agar tidak destruktif terhadap

hak-hak warga negara. Hal ini bertitik tolak pada hak yang dimiliki negara

(kekuasaan) untuk melakukan kekuasaan kehendak (enforce) kepada warga

negara berdasarkan hukum, didalam suatu aktifitas penegak hukum juga terdapat

esensi suatu pencapaian keadilan. 29

2.4 Pengertian Ketidak patuhan dan Jenis Ketidak patuhan Wajib Pajak

PBB

Kata dasar dari ketidak patuhan adalah patuh, dan yang dimaksud dengan patuh

adalah taat, setia, atau loyal.30

Patuh adalah selalu menurut selalu taat, mematuhi,

menaati. Sedangkan pengertian patuh menurut kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah suka menurut (perintah dan sebagai), berdisiplin, mematuhi, mentaati. Dari

Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa ketidak patuhan adalah sikap yang tidak

taat, tidak mematuhi, tidak berdisiplin, dan tidak menuruti terhadap perintah dan

peraturan atau ketentuan yang berlaku.

28

Ibid., hlm.210 29

https://www.academia.edu/10155986/Keadilan_Dalam_Penegakan_Hukum_Pajak_Studi_Terhadap_Pelanggaran_Pajak_Asian_Agri_Group, Diakses tanggal 14 september 2016, puku: 1:16 WIB 30

http://dokumen.tips/documents/skripsi-administrasi-negara-penerapan-sanksi-administrasi-

terhadap-ketidakpatuhan-membayar-pajak-bumi-dan-bangunan-pbb-di-kecamatan-sungkai-

selatan-bbb.html, Diakses tanggal 05 Mei 2016, pukul: 15:58 WIB

Page 46: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

30

Ketidak patuhan wajib pajak (wajib PBB) dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya dapat mempengaruhi penerimaan pajak dan peningkatan

penerimaan pajak. Untuk itu apabila terdapat wajib PBB yang tidak memenuhi

kewajibannya, maka selayaknya pejabat administrasi dari suatu kantor pelayanan

pajak untuk memberi sanksi sesuai aturan yang ada.

Ketidak patuhan wajib pajak dalam UUPBB dapat dirinci sebagai berikut:31

a. Wajib pajak tidak menyampaikan SPOP walaupun sudah ditegur secara

tertulis (Pasal 9 Ayat (2) dan Pasal 10 Ayat (2) huruf a UU PBB)

b. Wajib pajak melaporkan data obyek pajak tidak benar (lebih kecil dari hasil

pemeriksaan Ditjen Pajak). (Pasal 10 Ayat (2) huruf b UU PBB)

c. Pajak terutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak dibayar atau

kurang dibayar (Pasal 11 Ayat (3) UU PBB)

Menurut salamun AT terdapat Enam (6) hal yang mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak, yaitu:

a. Tarif Pajak

b. Pelaksanaan penagihan yang rapi, konsisten dan konsekuen

c. Ada tidaknya sanksi pelanggaran

d. Pelaksanaan sanksi secara konsisten, konsekuen dan tanpa pandang bulu

e. Pembelanjaan dan penggunaan dana tersebut harus untuk kepentingan umum

dan kesejahteraan masyarakat, maksudnya adalah hasil dari pajak tersebut

terlihat oleh masyarakat dan berwujud nyata

31

http://dokumen.tips/documents/skripsi-administrasi-negara-penerapan-sanksi-administrasi-

terhadap-ketidakpatuhan-membayar-pajak-bumi-dan-bangunan-pbb-di-kecamatan-sungkai-

selatan-bbb.html, Diakses pada tanggal 05 Mei 2016, Pukul 16:04 WIB

Page 47: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

31

f. Pelayanan birokrasi pemerintahan yang baik dan bersih tanpa adanya

kesulitan, pemungutan liar dan korupsi.

Menurut Salamun AT sebab-sebab ketidak patuhan wajib pajak dalam

melaksanakan kewajibannya secara umum dibagi dalam dua bagian:

a. Sebab-sebab yang berasaldari individu

1. Kondisi ekonomi, yaitu rendahnya tingkat pendapatan;

2. Tingkat pendidikan yang rendah;

3. Kesadaran moral yang rendah.

b. Sebab-sebab yang berasal dari luar individu

1. Sistem pemungutan itu sendiri;

2. Lemahnya sanksi yang diterapkan.

Page 48: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan

kebenaran, secara sistematis, metodologis artinya menggunakan metode atau cara

tertentu dan konsisten berarti tidak ada hal yang bertentangan dalam kerangka

tertentu. Penelitian sangat diperlukan untuk memperoleh data yang akurat

sehingga dapat menjawab permasalahan sesuai dengan fakta atau data yang ada

dan dapat mempertanggungjawakan kebenerannya.32

3.1 Pendekatan Masalah

Penelitian hukum empiris dilakukan dengan meneliti secara langsung ke lokasi

penelitian untuk melihat secara langsung penerapan peraturan perundang-

undangan atauantara hukum yang berkaitan dengan penegakan hukum, serta

melakukan wawancara dengan beberapa informan yang dianggap dapat

memberikan formasi mengenai pelaksanaan penegakan hukum tersebut.

Penggunaan kedua macam pendekatan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh

gambaran dan pemahaman yang jelas dan benar terhadap permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian guna penulisan skripsi ini.

32

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004,

hlm.2

Page 49: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

33

3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder yang didefinisikam sebagai berikut:

3.2.1 Data Primer

Data Primer adalah sumber data yang didapat langsung dari pihak terkait.

Demikian data primer merupakan data yang diperoleh dari Kepala Bidang

Perencanaan dan Pengendalian Operasional Dinas Pendapatan Daerah Kota

Bandar Lampung, yaitu Dra Dedeh Ernawati .F. M.Si, Badan Pengelola Data

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Bandar Lampung, yaitu Joni Efriadi S.E dan

Wajib Pajak yang bernama Ibu Agustina Van Rossum, Ibu Sry Harti dan Zaki

Muhammad Adrian Arief. Peneliti akan mengkaji dan meneliti sumber data yang

diperoleh dari hasil penelitian.

3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mempelajari peraturan

perundang-undangan, buku-buku h ukum, dan dokumen yang berhubungan

dengan permasalahan yang dibahas. Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yaitu data yang diambil dari sumber aslinya yang berupa

peraturan perundang-undang yang memiliki otoritas tinggi yang bersifat mengikat

yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun bahan hukum primer yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

Page 50: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

34

1. UU No.12 Tahun 1994 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 12

Tahun 1985 tentang Pajak Bumi Bangunan

2. UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

3. UU No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat

Dan Daerah

4. UU No.28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

5. UU No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah

6. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 1 Tahun 2011 Tentang Pajak

Daerah

7. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No.5 Tahun 2008 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Bandar Lampung

8. Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 626/IV.45/HK/2016

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan Hukum Sekunder yaitu merupakan bahan hukum yang memberikan

keterangan terhadap bahan hukum primer yang diperoleh dari literatur-literatur

yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, laporan-laporan hasil

penelitian, perundang-undangan dan peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan

dengan permasalahan yang ada. Bahan Hukum Sekunder yang digunakan oleh

penulis pada penelitian ini diperoleh dari studi kepustakaan yangterdiri dari studi

kepustakaan yang terdiri dari buku-buku yang berhubungan dengan Penegakan

hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor

Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) di Bandar Lampung.

Page 51: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

35

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan Hukum Tersier yaitu bahan hukum yang bersumber dari kamus hukum,

indeks majalah hukum, jurnal penelitian hukum dan bahan-bahan diluar bidang

hukum, seperti majalah, surat kabar, serta bahan-bahan hasil pencarian melalui

internet yang berkaitan dengan masalah yang ingin diteliti.

3.3 Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperolerh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini ditempuh

prosedur sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi ini dilakukan dengan cara mempelajari, menelaah dan mengutip data dari

berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, buku-buku tentang hukum

pajak, makalah, internet, maupun sumber ilmiah lainnya yang mempunyai

hubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

b. Studi Lapangan (Field Research)

Studi ini dilakukan dengan cara datang langsung ke lokasi penelitian dengan

tujuan untuk memperoleh data primer yang akurat, lengkap, dan valid dengan

melakukan waawancara (Interview). Wawancara yang dilakukan adalah

wawancara langsung yang terpimpin, terarah, dan mendalam sesuai dengan pokok

permasalahan yang diteliti guna memperoleh hasil berupa data dan informasi yang

lengkap dengan wawancara terhadap masyarakat yang berkaitan dengan Pajak

Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan (PBB P2) Di Bandar

Lampung. Wawancara dilakukan dengan cara menanyakan pertanyaan terbuka

menggunakan daftar pertanyaan yang sudah ditentukan dan akan dikembangkan

pada saat wawancara berlangsung.

Page 52: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

36

3.4 Pengolahan Data

Pengeolahan data di lakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

a. Identifikasi data, yaitu mencari dan menetapkan data yang berhubungan

dengan Penegakan Hukum Terhadap Ketidak Patuhan Pembayaran Pajak

Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) di Bandar

Lampung

b. Editing, yaitu meneliti kembali data yang diperoleh dari keterangan para

responden maupun dari kepustakaan, hal ini perlu untuk mengetahui apakah

data tersebut sudah cukup dan dapat dilakukan untuk proses selanjutnya.

Semua data yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan permasalahan yang

ada dalam penulisan ini, editing dilakukan pada data yang sudah terkumpul

diseleksi dan diambil data yang diperlukan.

c. Klasifikasi data, yaitu menyusun data yang diperoleh menurut kelompok yang

telah ditentukan secara sistemis sehingga data tersebut siap untuk dianalisis.

d. Penyusunan data, yaitu penyusunan data secara teratur sehingga dalam data

tersebut dapat dianalisa menurut susunan yang benar dan tepat.

e. Penarikan kesimpulan, yaitu langkah selanjutnya setelah data tersusun secara

sistemis, kemudian dilanjutkan dengan penarikan suatu kesimpulan yang

bersifat umum dari data yang besifat khusus.

Page 53: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

37

3.5 Analisis Data

Data yang telah di olah kemudian dianalisiskan menggunakan cara analisis

deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menginterpretasikan data dan memaparkan

dalam bentuk kalimat untuk menjawab permasalahan-permasalahan pada bab-bab

selanjutnya dan melalui pembahasan tersebut diharapkan permasalahan tersebut

dapat terjawab sehingga memudahkan untuk ditarik kesimpulan dari

permasalahan tersebut.

Page 54: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

60

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang penegakan

hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-

P2) di Bandar Lampung, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penegakan hukum terhadap PBB P2 sangat lemah, ditandai dengan tidak

dilakukannya rangkaian penagihan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) sebagai mana diatur dalam Undang-Undang No.28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Daerah No.1

tahun 2011 tentang Pajak Daerah yaitu Penagihan seketika dan sekaligus,

Surat paksa, Penyitaan dan Pelelangan. Penagakan hukum yang

dilakuakan selama ini hanya berupa sanksi 2%, dengan ditetapkanya

Keputusan Walikota No.626/IV.45/HK/2016 tentang Penetapan

Perpanjangan Penghapusan Sanksi Administratif Denda Pajak Bumi dan

Bangunan, yang menghapuskan sanksi administratif sehingga pemberian

denda tersebut menjadi tidak efektif.

2. Penegakan hukum terhadap wajib pajak yang tidak atau belum membayar

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) haruslah ditingkatkan demi terciptanya

pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang sesuai

dengan ketentuan undang-undang. Serta kurangnya peran pemerintah

Page 55: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

61

dalam melakukan penegakan hukum terhadap Wajib Pajak yang tidak atau

belum membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Pemerintah diharapkan

mampu bekerja sama dengan masyarakat demi terselenggarakanya

pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang sesuai dan tepat

waktu, sehingga tidak terdapat tunggakan-tunggakan terhadap pembayaran

pajak yang tidak atau belum membayarkan Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB).

3. Faktor penghambat terhadap ketidak patuhan pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan adalah tidak adanya sanksi secara langsung terhadap Wajib Pajak

serta kurangnya peran pemerintah mengenai tata cara pembayaran pajak dan

peran pemerintah dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan

langsung ke masyarakat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah, Perlu

dimaksimalkan kembali peran Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pemungutan

PBB P2 dengan cara sosialisasi langsung kepada masyarakat mengenai

pentingnya pembayaran pajak. Serta melakukan tindakan nyata terhadap

masyarakat mengenai pentingnya pelaksanaan pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan tepat waktu serta memberikan sanksi apabila masih terdapat wajib

pajak yang tidak atau belum membayarkan pajak PBB nya dan meminimalisir

tunggakan-tunggakan yang terdapat pada tahun 2013 sampai 2016 walaupun

hapusnya denda tetapi masi dikenakan sanksi administratif sebesar 2%, demi

terciptanya pelaksanaan pemungutan pajak yang sesuai dan tepat waktu

beradsarkan Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah.

Page 56: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

62

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (PT.Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2004)

Adrian Sutedi, Hukum Pajak, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011)

Angger Sigit Pramukti dan Fuadi Primaharsya, Pokok-Pokok Hukum Perpajakan,

(Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2015)

Bambang Waluyo, Penegakan Hukum Di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,

2016)

Darwin, Pajak Bumi dan Bangunan Dalam Tataran Praktis Edisi 2, (Jakarta: Mitra

Wacana Media, 2013)

Erly Suandy, Hukum Pajak, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2000)

H. Salim Hs, Hukum Pertambangan di Indonesia,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2014)

Marlia Eka Putri, Hukum Pajak dan Retribusi Daerah, (Bandar Lampung,

Anugrah Utama Raharja, 2015)

Rahardjo Adisasmita, Pengelolaan dan Anggaran Daerah, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2011)

Rochmat Soemitro, Pajak Bumi dan Bangunan, (Bandung: PT Eresco, 1989)

Richard Burton dan Wirawan B. Ilyas, Hukum Pajak, (Jakarta: Penerbit Salemba

Empat, 2001)

Page 57: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

63

R. Santoso Brotodiharjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2010)

Satjipto Raharjo, Masalah Penegakan Hukum, Suatu Tinjauan Sosiologis,

(Bandung: Sinar Baru, 2010)

Sukanda Husin, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2009)

Yuswanto, Nurmayani Marlia Eka dan Eka Deviani, Hukum Pajak, (Bandar

Lampung: PKKPUU FH Unila, 2013)

Y. Sri Pudyatmoko, Penegakan Hukum di Bidang Pajak, (Jakarta: Salemba

Empat, 2007)

B. Undang-Undang dan Peraturan Lainnya

UU No.12 Tahun 1994 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 12 Tahun

1985 tentang Pajak Bumi Bangunan

UU No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

UU No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat Dan

Daerah

UU No.28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

UU No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No.5 Tahun 2008 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Bandar Lampung

Keputusan Walikota Bandar Lampung No. 626/IV.45/HK/2016 Tentang

Penetapan Perpanjangan Penghapusan Sanksi Administratif Denda Pajak

Bumi Dan Bangunan Sampai Dengan Tahun 2015.

Page 58: PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KETIDAK PATUHAN …digilib.unila.ac.id/24196/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penegakan hukum terhadap ketidak patuhan pembayaran pajak bumi dan bangunan

64

C. Sumber Lain

http://www.kabarpajak.com/2013/07/pajak-bumi-bangunan-sektor-

perkebunan.html diakses tanggal 05 Mei 2016, Pukul 11:28 WIB

http://www.pajak.go.id/content/belajar-pajak, diakses pada tanggal 05 Agustus

2016, Pukul 17:59 WIB

http://dokumen.tips/documents/skripsi-administrasi-negara-penerapan-sanksi-

administrasi-terhadap-ketidakpatuhan-membayar-pajak-bumi-dan-

bangunan-pbb-di-kecamatan-sungkai-selatan-bbb.html Diakses tanggal 05

Mei 2016, pukul: 15:58 WIB

http://dokumen.tips/documents/skripsi-administrasi-negara-penerapan sanksi-

administrasi-terhadap-ketidakpatuhan-membayar-pajak-bumi-dan-

bangunan-pbb-di-kecamatan-sungkai-selatan-bbb.html, Diakses pada 05

Mei 2016, Pukul 16:04 WIB

http://amir-islamudin.blogspot.com, Diakses pada tanggal 5 Mei 2016 pada pukul

16:45 WIB

https://www.academia.edu/10155986/Keadilan_Dalam_Penegakan_Hukum_Pajak

_Studi_Terhadap_Pelanggaran_Pajak_Asian_Agri_Group, Diakses tanggal

14 september 2016, puku: 1:16 WIB