pendidikan lingkungan hidup

47
MAKALAH PENCEMARAN SAMPAH makalah ini disusun untuk mengikuti mata kuliah pendidikan lingkungan hidup Disusun Oleh : Unggul Indah Lestari (201313500531) Kelas : R4F Dosen : Zeinyta Azra Haroen, Dr., M.M. 1

Transcript of pendidikan lingkungan hidup

MAKALAH PENCEMARAN SAMPAH

makalah ini disusun untuk mengikuti

mata kuliah pendidikan lingkungan hidup

Disusun Oleh :

Unggul Indah Lestari (201313500531)

Kelas : R4F

Dosen : Zeinyta Azra Haroen, Dr., M.M.

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2015

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberi kami kesehatan, kesempatan dan kemauan sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Penyusun makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas yang diberikan

dosen mata kuliah pendidikan lingkungan hidup, selain itu makalah ini juga

bertujuan untuk menggambarkan serta menjelaskan bagaimana cara pengelolaan

sampah.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut

membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan. Terlepas dari semua itu, kami

menyadari bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam

berbagai hal. Selain itu kami juga mempunyai keterbatasan kemampuan, maka

dari itu kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca, agar makalah ini

menjadi lebih baik.

Jakarta, 01 mei 2015

Penyusun

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………4

B. Rumusan Masalah…………………………………………………...5

C. Tujuan …………………………………………………………........6

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian pencemaran ……………………………………………...7

2.2. Pengertian sampah................................................................................8

2.3. Pengertian kesehatan .lingkungan ………………………………......9

2.4. Jenis-jenis Sampah………..................................................................10

2.5. Pengaruh Sampah Terhadap Lingkungan ..........................................13

2.6. Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah ……………………….....20

2.7. Usaha pengendalian sampah...............................................................26

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………28

B. Saran………………………………………………………………..29

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….31

3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin

penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan

kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah

pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil,

diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai

saat ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah

pembuangan sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan

dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa di apa-

apakan lagi. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar

dimana lingkungan menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit

penyakit di kemudian hari.

Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan

baik, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan

bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang

bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari

masyarakat untuk mengelolanya.

4

Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan oleh sampah, tentunya

kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu

terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu

sendiri.Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini kami menyusun

makalah yang mengambil tema “Pencemaran Lingkungan oleh sampah” agar kita

dapat mengetahui darimana pencemaran lingkungan itu datang dan bagaimana

cara penanggulangannya.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :

1. Pengertian pencemaran sampah?

2. Apa yang dimaksud dengan sampah?

3. Apa yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan?

4. Apa saja jenis-jenis sampah ?

5. Bagaimanakah pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup ?

6. Upaya-upaya pengelolaan sampah ?

7. Apa saja usaha pengendalian sampah

5

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian pencemaran sampah

2. Untuk mengetahui pengertian sampah

3. Untuk mengetahui pengertian kesehatan lingkungan

4. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah

5. Untuk mengetahui proses pengelolaan sampah

6. Untuk mengetahui pengaruh sampah terhadap kesehatan lingkungan

7. Untuk mengetahui usaha pengendalian sampah

6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pencemaran

Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen

lain ke dalam air atau udara, baik yang disengaja maupun yang tida disengaja.

Pencemaran juga dapat dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara

oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi

kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran

terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan

beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan

kimia termasuk logam berat.

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan,

yang salah satu contohnya adalah sampah. Sampah merupakan material sisa yang

tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh

manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya

tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah

dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam

kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi

menurut jenis-jenisnya.

7

Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun

disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan

biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang

dapat dicegah dan dikendalikan.

Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi.

Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita

lakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan

meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar

tidak mencemari lingkungan.

2.2 . Pengertian Sampah

1. Pengertian

Sampah adalah semua benda atau produk sisa yang tidak bermanfaat dan

tidak dikehendaki oleh pemiliknya sebagai barang yang tidak berguna.

Akibat dari kurangnya perhatian terhadap sampah, yaitu :

a. Kemerosotan mutu lingkungan

- Peningkatan angka kepadatan vektor penyakit (lalat, tikus, kecoa).

- Pencemaran terhadap tanah, udara dan air.

- Menurunnya nilai estetika.

b. Timbulnya penyakit menular.

8

-Diare, penyakit kulit, penyakit Thypus, DHF, Thypoid, cacingan.

2.3. Pengertian Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondiai atau keadaan

lingkungan yang optimum, sehingga berpengaruh negatif terhadap terwujudnya

status kesehatan yang optimum.

Usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau

mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik

untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di

dalamnya.

Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :

Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah

suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar

dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)

kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang

keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk

mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

9

2.4. Jenis-jenis sampah

A. Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Sampah organik – dapat diurai (degradable)

Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,

sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih

lanjut menjadi kompos

2. Sampah anorganik – tidak terurai (undegradable)

Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti

plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas

minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.

B. Berdasarkan Sumbernya

Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Sampah alam

2. Sampah manusia

3. Sampah konsumsi

4. Sampah nuklir

5. Sampah industri

6. Sampah pertambangan.

7. Berdasarkan Bentuknya.

10

Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan

dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi :

1. Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine

dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah

kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini

dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik

Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan

organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari

peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu

pembersihan kebun dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam

(biodegradability), maka sampah dapat dibagi lagi menjadi:

Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh

proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan,

sampah pertanian dan perkebunan.

Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.

Dapat dibagi lagi menjadi:

a) Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki

nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

11

b) Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat

diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-

lain.

2. Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak

diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Sampah hitam:

sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan industri. Sampah ini mengandung

patogen yang berbahaya. Sampah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari

dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung

patogen. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari

aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah),misalnya pertambangan,

manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah

pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah

konsumsi. Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang

limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.

3. Sampah alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses

daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi

tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah,

misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

12

4. Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa

digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat

digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit. Sampah dapat berada

pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase

yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi.

Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

5. Limbah radioaktif

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang

menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan

hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat

yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju

biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih

dilakukan).

2.5. Pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup

Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh besar

terhadap lingkungan hidup yang berada disekitarnya, dimana sampah akan

menimbulkan beberapa dampak negatif dan bencana seperti :

1. Dampak Sampah bagi Kesehatan

13

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan

sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa

organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat

menimbulkan penyakit. Menurut Gelbert dkk (1996; 46-48) Potensi bahaya

kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut;

Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan

air m inum. Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di

daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. Penyakit jamur dapat juga

menyebar (misalnya jamur kulit). Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai

makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh

cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang

ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah

Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang

meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).

Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang

memproduksi baterai dan akumulator.

2. Dampak Sampah terhadap Lingkungan

a. Pencemaran Udara

Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber

bau tidak sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya

seperti permukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah

14

seringkali terjadi pada sumber dan lokasi pengumpulan terutama bila terjadi

penundaan proses pengangkutan sehingga menyebabkan kapasitas tempat

terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan gangguan bagi

lingkungan sekitarnya.

Sarana pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga sangat

berpotensi menimbulkan masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui, terutama

akibat bercecerannya air lindi dari bak kendaraan. Proses dekomposisi sampah di

TPA secara kontinu akan berlangsung dan dalam hal ini akan dihasilkan berbagai

gas seperti CO, CO2, CH4, H2S, dan lain-lain yang secara langsung akan

mengganggu komposisi gas alamiah di udara, mendorong terjadinya pemanasan

global, disamping efek yang merugikan terhadap kesehatan manusia di sekitarnya.

Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi pengolahan

berpotensi menimbulkan gangguan bau. Disamping itu juga sangat mungkin

terjadi pencemaran berupa asap bila sampah dibakar pada instalasi yang tidak

memenuhi syarat teknis. Seperti halnya perkembangan populasi lalat, bau tak

sedap di TPA juga timbul akibat penutupan sampah yang tidak dilaksanakan

dengan baik. Asap juga seringkali timbul di TPA akibat terbakarnya tumpukan

sampah baik secara sengaja maupun tidak. Produksi gas metan yang cukup besar

dalam tumpukan sampah menyebabkan api sulit dipadamkan sehingga asap yang

dihasilkan akan sangat mengganggu daerah sekitarnya.

b. Pencemaran Air

15

Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial

menghasilkan lindi terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau

tanah sekitarnya akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Instalasi pengolahan

berskala besar menampung sampah dalam jumlah yang cukup besar pula sehingga

potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga cukup potensial untuk menimbulkan

pencemaran air dan tanah di sekitarnya. Lindi yang timbul di TPA sangat

mungkin mencemari lingkungan sekitarnya baik berupa rembesan dari dasar TPA

yang mencemari air tanah di bawahnya. Pada lahan yang terletak di kemiringan,

kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi sehingga dimungkinkan terjadi

cemaran terhadap sumur penduduk yang trerletak pada elevasi yang lebih rendah.

c. Pencemaran Tanah

Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan

kosong atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan

lahan setempat mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan

mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi

maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau

larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi

menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.

d. Gangguan Estetika

Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan

pandangan yang sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan

sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga lahan

16

pembuangan sampah lainnya. Proses pembongkaran dan pemuatan sampah di

sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin menimbulkan tumpahan sampah yang

bila tidak segera diatasi akan menyebabkan gangguan lingkungan. Demikian pula

dengan ceceran sampah dari kendaraan pengangkut sering terjadi bila kendaraan

tidak dilengkapi dengan penutup yang memadai.

Di TPA ceceran sampah terutama berasal dari kegiatan pembongkaran yang

tertiup angin atau ceceran dari kendaraan pengangkut. Pembongkaran sampah di

dalam area pengolahan maupun ceceran sampah dari truk pengangkut akan

mengurangi estetika lingkungan sekitarnya. Lokasi TPA umumnya didominasi

oleh ceceran sampah baik akibat pengangkutan yang kurang baik, aktivitas

pemulung maupun tiupan angin pada lokasi yang sedang dioperasikan. Hal ini

menimbulkan pandangan yang tidak menyenangkan bagi masyarakat yang

melintasi / tinggal berdekatan dengan lokasi tersebut.

e. Kemacetan Lalu lintas

Lokasi penempatan sarana/prasarana pengumpulan sampah yang biasanya

berdekatan dengan sumber potensial seperti pasar, pertokoan, dan lain-lain serta

kegiatan bongkar muat sampah berpotensi menimbulkan gangguan terhadap arus

lalu lintas. Arus lalu lintas angkutan sampah terutama pada lokasi tertentu seperti

transfer station atau TPA berpotensi menjadi gerakan kendaraan berat yang dapat

mengganggu lalu lintas lain; terutama bila tidak dilakukan upaya-upaya khusus

untuk mengantisipasinya. Arus kendaraan pengangkut sampah masuk dan keluar

17

dari lokasi pengolahan akan berpotensi menimbulkan gangguan terhadap lalu

lintas di sekitarnya terutama berupa kemacetan pada jam-jam kedatangan.

f. Dampak Sosial

Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya

pembangunan tempat pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya

tidak jarang menimbulkan sikap menentang/oposisi dari masyarakat dan

munculnya keresahan. Sikap oposisi ini secara rasional akan terus meningkat

seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup mereka, sehingga sangat

penting untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil langkah-langkah

aktif untuk menghindarinya.

Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut:

Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang

kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan pemandangan yang

buruk Karena sampah bertebaran dimana-mana. Memberikan dampak negative

terhadap kepariwisataan.Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan

rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya

pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan

secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas)

18

Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan

akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,

drainase, dan lain-lain.

Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang

tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengelolaan air.

Jika sarana penampungan sampah kurang atu tidak efisien, orang akan cenderung

membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering

dibersihkan atau diperbaiki (Gilbert dkk; 1996)

Menurut Hadiwiyoto (1983) jika ditinjau dari segi keseimbangan

lingkungan, kesehatan, keamanan dan pencemaran, apabila sampah tidak dikelola

dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan-gangguan antara lain sebagai

berikut:

Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara karena mengandung gas-

gas yang terjadi dan rombakan sampah bau yang tidak sedap, daerah becek dan

kadang-kadang berlumpur terutama apabila musimpenghujan datang.

Sampah yang bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi dari segi

fisik dan kimia yang tidak sesuai dengan lingkungan normal, yang dapat

mengganggu kehidupan dilingkungan sekitarnya.

Disekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan oksigen.

Keadaan ini disebabkan karena selama proses peromabakan sampah menjadi

senyawa-senyawa sederhana diperlukan oksigen yang diambil dari udara

disekitarnya. Karena kekurangan oksigen dapat menyebankan kehiidupan flora

19

dan fauna menjadi terdesak. Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi

(pembusukan) sampah dapat membahayakan kesehatan karena kadang-kadang

proses pembusukan ada mengeluarkan gas beracun. Dapat menimbulkan berbagai

penyakit, terutama yang dapat ditularkan oleh lalat atau seranngga lainya,

binatang-binatang seperrti tikus dan anjing. Secara estetika sampah tidak dapat

digolongkan sebagai pemandangan yang nyaman untuk dinikmati.

2.6. Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,

pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya

mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya

dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau

keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya

alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif

dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda satu Negara ke Negara yang

lain (sesuai budaya yang berkembang) , dan hal ini berbeda juga antara daerah

perkotaan dengan daerah pedesaan , serta rberbeda juga antara daerah perumahan

dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman

dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah

20

daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya

ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.

Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi

material yang memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar

menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode

pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat

sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan area.

Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah, dapat dilakukan dengan menerapkan

beberapa metode atau cara sebagai berikut :

1) Melakuakan Metode Pembuangan dan Penimbunan

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk

membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.

Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas

pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yg

dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah

yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan

tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan ,

diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya

genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan

karbon dioksida yang juga sangat berbahaya.Karakteristik desain dari penimbunan

darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah

21

menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan

untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik

hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem

pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang

terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara

pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

2) Melakukan Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk

digunakan kembali disebut sebagai Daul-ulang. Ada beberapa cara daur ulang

yaitu pengampilan bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari

bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode baru dari Daur-

Ulang yaitu :

1. Pengolahan kembali secara fisik

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu

mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang telah dibuang contohnya

kaleng minum alumunium, kaleg baja makanan / minuman, botol bekas, kertas

karton, koran, majalah dan kardus . Pengumpulan biasanya dilakukan dari sampah

yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah / kendaraan sampah khusus), atau

dari sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah plastik lain yang dapat

22

digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa didaur ulang.Daur ulang

dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian

bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.

2. Pengolahan kembali secara biologis

Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan / kertas, bisa

diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan

istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai

pupuk dan gas yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian ba han-bahan

organik secara terkontrol menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas

mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme bisa dioptimalisasi pertumbuhannya

dengan pengkondisian sampah dalam keadaan basah (nitrogen), suhu dan

kelembaban udara (tidak terlalu basah dan atau kering), dan aerasi yang baik

(kandungan oksigen). Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan

pupuk organik yang ekologis (pembenah lahan) dan tidak merusak lingkungan.

Serta sangat memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai pengelola

(basis komunal) dengan pola manajemen sentralisasi desentralisasi (se-

Desentralisasi) atau metode Inti (Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di

masyarakat). Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap penanggulangan

pengangguran. Metode ini yang perlu mendapat perhatian serius/penuh oleh

pemerintah daerah (kab/kota).

23

Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4,

yaitu proses pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa

mikroorganisme dalam media cair yang berfungsi untuk mempercepat

pengkomposan dan memperkaya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan adalah :

Bahan Baku Utama berupa sampah organik, Kotoran Ternak, EM4, Molase dan

Air. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah : Sekop, Cakar, Gembor,

Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling kompos dan Ayakan.

Contoh dari pengolahan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah

Green Bin Program (program tong hijau) di toronto, kanada dimana sampah

organik rumah tangga seperti sampah dapur dn potongan tanaman dikumpulkan di

kantong khusus untuk di komposkan.

3. Pemulihan energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung

dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara

mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara “perlakuan

panas” bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau

memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan borlaer untuk

menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan Gusifikasi adalah

dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada

suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di

wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah

menjadi produk berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk

24

menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa

selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi

busure plasma yang canggih digunakan untuk mengonversi material organik

langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen).

Gas kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

3) Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan

Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat

sampah bentuk, atau dikenal juga dengan “Penguangan sampah” metode

pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki

barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan

kembali, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali

pakai, mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk

fungsi yang sama.

Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah

Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa

penanganan masalah sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh Pemerintah

Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan

masyarakat dewasa ini memerlukan pergeseran pendekatan ke pendekatan sumber

dan perubahan paradigma yang pada gilirannya memerlukan adanya campur

tangan dari Pemerintah.

Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan, pemilahan,

pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan. Berangkat dari

25

pengertian pengelolaan sampah dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu

penetapan kebijakan (beleid, policy) pengelolaan sampah, dan pelaksanaan

pengelolaan sampah.

Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat

karena mempunyai cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi:

Penetapan instrumen kebijakan:

instrumen regulasi: penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang-undang dan

hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan instrumen

ekonomik: penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi beban penanganan

akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan pemberlakuan pajak bagi

perusahaan yang menghasilkan sampah, serta melakukan uji dampak lingkungan.

Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (re-

use), dan mendaur-ulang (recycling) sampah, dan mengganti

(replace).Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan. Pengembangan

teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah: Penetapan kriteria dan

standar minimal penentuan lokasi penanganan akhir sampah; penetapan lokasi

pengolahan akhir sampah;luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhir

sampah penetapan lahan penyangga.

2.7. Usaha pengendalian sampah

Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu

dilakukan alternativ pengolahan yang benar. Teknologi yang paling tepat untuk

pemecahan masalah adalah teknologi pemusnahan sampah yang hemat dalam

26

penggunaan lahan dengan cara pembakaran yang terkontrol atau Insinerasi dengan

cara memakai Incenerator.

Dalam keseharian, dan dapat dilakukan oleh siapa saja untuk mengurangi volume

sampah dan mencegah penularan penyakit dapat dilakukan antara lain:

- Belanja jangan boros, perhitungkan keperluan dengan cermat.

- Bawalah keranjang belanja yang dapat dipakai berulang kali sehingga

mengurangi sampah plastik.

- Upayakan daun sebagai pembungkus karena sampah daun hancur ditanah.

- Jangan masukan sampah kedalam got sungai atau laut.

- Sampah dapur dan dedaunan untuk kompos, kertas untuk daur ulang, kaleng

untuk pot.

27

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses

alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak.Sampah

dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan

dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan

sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari

aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,

manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah

28

pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah

konsumsi. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam usaha mengatasi masalah

sampah yang saat ini mendapatkan tanggapan pro dan kontra dari masyarakat

adalah pemberian pajak lingkungan yang dikenakan pada setiap produk industri

yang akhirnya akan menjadi sampah. Industri yang menghasilkan produk dengan

kemasan, tentu akan memberikan sampah berupa kemasan setelah dikonsumsi

oleh konsumen. Industri diwajibkan membayar biaya pengolahan sampah untuk

setiap produk yang dihasilkan, untuk penanganan sampah dari produk tersebut.

Dana yang terhimpun harus dibayarkan pada pemerintah selaku pengelola IPS

untuk mengolah sampah kemasan yang dihasilkan. Pajak lingkungan ini dikenal

sebagai Polluters Pay Principle. Solusi yang diterapkan dalam hal sistem

penanganan sampah sangat memerlukan dukungan dan komitmen pemerintah.

Tanpa kedua hal tersebut, sistem penanganan sampah tidak akan lagi

berkesinambungan.

Tetapi dalam pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi,

pemerintah memiliki keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan sampah.

Namun di sisi lain, masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi akibat

rendahnya kinerja sistem penanganan sampah. Sebagai contoh, akibat tidak

tertanganinya sampah selama beberapa hari di Kota Bandung, tentu dapat dihitung

berapa besar biaya pengelolaan lingkungan yang harus dikeluarkan akibat

pencemaran udara ( akibat bau ) dan air lindi, berapa besar biaya pengobatan

masyarakat karena penyakit bawaan sampah ( municipal solid waste borne disease

29

), hingga menurunnya tingkat produktifitas masyarakat akibat gangguan bau

sampah.

B. Saran

Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan

menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan

sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih

menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu.

Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak

maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.

Keberadaan Undang-Undang persampahan dirasa sangat perlukan.

Undang-Undang ini akan mengatur hak, kewajiban, wewenang, fungsi dan sanksi

masing-masing pihak. UU juga akan mengatur soal kelembagaan yang terlibat

dalam penanganan sampah. Menurut dia, tidak mungkin konsep pengelolaan

sampah berjalan baik di lapangan jika secara infrastruktur tidak didukung oleh

departemen-departemen yang ada dalam pemerintahan.

Demikian pula pengembangan sumber daya manusia (SDM). Mengubah

budaya masyarakat soal sampah bukan hal gampang. Tanpa ada transformasi

pengetahuan, pemahaman, kampanye yang kencang. Ini tak bisa dilakukan oleh

pejabat setingkat Kepala Dinas seperti terjadi sekarang. Itu harus melibatkan dinas

pendidikan dan kebudayaan, departemen agama, dan mungkin Depkominfo.

30

DAFTAR PUSTAKA

https://himka1polban.wordpress.com/chemlib/makalah/makalah-pencemaran-

sampah/

http://munabarakati.blogspot.com/2014/06/makalah-pembuangan-sampah.html

31