Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Sistem Pertahanan Negara

download Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Sistem Pertahanan Negara

of 3

Transcript of Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Sistem Pertahanan Negara

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM SISTEM PERTAHANAN NEGARAOleh: Eddy AsnawiA. Dasar Pemikiran Mengkaitkan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan Sistem Pertahanan Negara, maka haruslah dikemukakan terlebih dahulu, apa yang menjadi kebijakan nasional di negara kita menyangkut Sistem Pertahanan Negara dan bagaimana pula kedudukan PKn dalam Sistem Pertahanan Negara tersebut. Kebijakan nasional tentang Sistem Pertahanan Negara secara juridis diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Sistem Pertahanan Negara yang dimaksud dalam UU tersebut adalah Sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk menegakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman (Pasal 1 angka 2). Adapun yang landasan atau pijakan dasar dari UU tersebut adalah:

1. Pertahanan negara bertitik tolak dari pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

2. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara yang merupakan usaha untuk mewujudkan satu kesatuan pertahanan negara guna mencapai tujuan nasional.3. Penyelenggaraan pertahanan negara setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara sebagai pencerminan kehidupan kebangsaan yang menjamin hak-hak warga negara untuk hidup setara, adil, aman, damai dan sejahtera.

4. Usaha pertahanan negara dilaksanakan dengan membangun, memelihara dan mengembangkan, dan menggunakan kekuatan pertahanan negara berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, HAM, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup berdampingan secara damai.

Dalam hal penyelenggaraan pertahanan negara, maka kedudukan warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara (Pasal 9 ayat 1dan 2)) yang diselenggarakan melalui:

1. Pendidikan Kewarganegaraan

2. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib

3. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau secara wajib

4. Pengabdian sesuai dengan profesi Bahkan amanat konstitusi (UUD 1945) memberi arahan Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara (Pasal 27 ayat 3). Kemudian Tiap-tiap warga negara berhak dan wajin ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30 ayat 1). Pada ketentuan ini menunjukan bahwa dalam upaya bela negara dan upaya pertahanan negara bukanlah semata-mata urusan TNI semata, tetapi menjadi tanggung jawab setiap warga negara dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ketentuan mengenai PKn, Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi akan diatur lebih lanjut dengan UU (Pasal 9 ayat 3 UU Nomor 3 Tahun 2002).

Dengan demikian PKn dalam kerangka UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara di maksudkan untuk:

1. Mewujudkan kesiapan diri warga negara sebagai komponen pertahanan negara.

2. Mewujudkan pembinaan kesadaran bela negara sebagai hak dan kewajiban setiap warga negara untuk mendukung pembentukan komponen pertahanan negara.

3. Mewujudkan pengembangan potensi warga negara dalam bidang pertahanan agar memiliki kemampuan sebagai komponen pertahanan negara.

Oleh karenanya sistem pertahanan negara, dalam pendidikan kewarganegaraan sudah tercakup di dalamnya pemahaman kesadaran bela negara. Bela negara itu sendiri memiliki spektrum yang luas mencakup sistem dan nilai dan norma sosial, politik, dan ekonomi masyarakat dan sistem kenegaraan, sehingga bela negara dalam konteks ancaman yang diatur sistem pertahanan negara memiliki dua dimensi, yakni persiapan dini membangun sistem pertahanan negara menghadapi ancaman militer dan pembangunan kekuatan dalam sistem pertahanan negara menghadapi ancaman non-militer. Ancaman nonmiliter adalah ancaman tidak menggunakan kekuatan bersenjata, yang dapat melemahkan nilai-nilai, sendi-sendi dan tata kehidupan nasional dan/atau dinilai memiliki kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan bangsa dalam mencapai tujuan nasional.

Dalam hal ini hasil didik dalam sistem pendidikan kewarganegaraan menjadi bagian dari unsur kekuatan bangsa yang diharapkan tampilan profesionalismenya dapat menjadi kekuatan untuk menghadapi ancaman non-militer, dan atas kesadarannya dalam bela negara menjadi katalisator pada suatu kondisi ancaman nyata musuh bersenjata dipersiapkan sebagai komponen pertahanan negara. Sehingga kompetensi yang diharapkan dari PKn adalah warga negara yang memiliki rasa bela negara yang tinggi, cinta tanah air, rasa persatuan, non-diskriminasi, serta mempunyai jiwa dan semangat yang senantiasa ingin dan rela berkorban untuk membela negara , mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.

B. Kebijakan Pendidikan Kewarganegaraan