Pendidikan keluarga

10
Pendidikan Keluarga Psikologi Pendidikan Keluarga didefinisikan sebagai unit masyarakat terkecil yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Setiap komponen dalam keluarga memiliki peranan penting. Dalam ajaran agama Islam, anak adalah amanat Allah. Amanat yang wajib dipertanggung jawabkan. Jelas, tanggung jawab orang tua terhadap anak tidaklah kecil. Pendidikan anak yang berlangsung dalam keluarga, masyarakat dan sekolah merupakan tanggung jawab orang tua. Pendidikan dalam keluarga berlangsung karena hukum kodrat. Secara kodrati orang tua wajib mendidik anak. Oleh karena itu orang tua disebut pendidikan alami atau pendidikan kodrat. Dina Haya Sufya

description

 

Transcript of Pendidikan keluarga

Page 1: Pendidikan keluarga

Pendidikan Keluarga Psikologi Pendidikan

Keluarga didefinisikan sebagai unit masyarakat terkecil yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Setiap komponen dalam keluarga memiliki peranan penting. Dalam ajaran agama Islam, anak adalah amanat Allah. Amanat yang wajib dipertanggung jawabkan. Jelas, tanggung jawab orang tua terhadap anak tidaklah kecil. Pendidikan anak yang berlangsung dalam keluarga, masyarakat dan sekolah merupakan tanggung jawab orang tua. Pendidikan dalam keluarga berlangsung karena hukum kodrat. Secara kodrati orang tua wajib mendidik anak. Oleh karena itu orang tua disebut pendidikan alami atau pendidikan kodrat.

Dina Haya Sufya

Page 2: Pendidikan keluarga

PENDAHULUAN

Keluarga didefinisikan sebagai unit masyarakat terkecil yang terdiri atas ayah,

ibu dan anak. Setiap komponen dalam keluarga memiliki peranan penting. Dalam ajaran

agama Islam, anak adalah amanat Allah. Amanat yang wajib dipertanggung jawabkan.

Jelas, tanggung jawab orang tua terhadap anak tidaklah kecil. Secara umum inti

tanggung jawab itu adalah menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak dalam rumah

tangga. Allah memerintahkan : “Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksaan neraka”.

Kewajiban itu dapat dilaksanakan dengan mudah dan wajar karena orang tua

memang mencintai anaknya. Ini merupakan sifat manusia yang dibawanya sejak lahir.

Manusia diciptakan manusia mempunyai sifat mencintai anaknya.

“Harta dan anak-anak merupakan perhiasan kehidupan dunia”. [Al-Kahfi ayat 46]

Pendidikan keluarga merupakan bagian integral dari sistem Pendidikan Nasional

Indonesia. Oleh karena itu norma-norma hukum yang berlaku bagi pendidikan di

Indonesia juga berlaku bagi pendidikan dalam keluarga. Berdasarkan pasal 31 UUD

1945 maka ditetapkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 2 Tahun 1989

tentang Sistem Pendidikan Nasional Berdasarkan Bab IV, pasal 9 ayat 1 disebutkan

bahwa satuan pendidikan menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar yang

dilaksanakan di sekolah dan di luar sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus

dan satuan pendidikan yang sejenis.

Dari kutipan ini dapat disimpulkan bahwa orang tua itu mempunyai wajib

hukum untuk mendidik anak-anaknya. Kegagalan pendidikan yang merupakan

kegagalan dalam pendidikan. Keberbasilan anak dalam pendidikan yang merupakan

keberhasilan pendidikan dalam keluarga. Secara operasional pendidikan anak yang

berlangsung dalam keluarga, masyarakat dan sekolah merupakan tanggung jawab orang

tua. Pendidikan dalam keluarga berlangsung karena hukum kodrat. Secara kodrati orang

tua wajib mendidik anak. Oleh karena itu orang tua disebut pendidikan alami atau

pendidikan kodrat.

Page 3: Pendidikan keluarga

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA

A. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Keluarga

1. Pengertian Pendidikan

Kata pendidikan menurut etimologi berasal dari kata dasar didik.Apabila diberi

awalan me-, menjadi mendidik maka membentuk kata kerja yang berarti

memelihara dan memberi latihan (ajaran). Sedangkan bila berbentuk kata benda

akan menjadi pendidikan yang memiliki arti proses perubahan sikap dan tingkah

laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan latihan.

2. Pengertian Keluarga.

Kata keluarga dapat diambil kefahaman sebagai unit sosial terkecil dalam

masyarakat, atau suatu organisasi bio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota

keluarga terkait dalam suatu ikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan

perkawinan dan bukan ikatan yang sifatnya statis dan membelenggu dengan

saling menjaga keharmonisan hubungan satu dengan yang lain atau hubungan

silaturrahim. Sementara satu keluarga dalam bahasa Arab adalah al-Usroh yang

berasal dari kata al-asru yang secara etimologis mampunyai arti ikatan. Al- Razi

mengatakan al-asru maknanya mengikat dengan tali, kemudian meluas menjadi

segala sesuatu yang diikat.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

pendidikan keluarga adalah proses transformasi prilaku dan sikap di dalam

kelompok atau unit sosial terkecil dalam masyarakat. Sebab, keluarga

merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan

norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi

kehidupan pribadi,keluarga dan masyarakat.

3. Bentuk-Bentuk Keluarga

Dalam norma ajaran sosial, asal-usul keluarga terbentuk dari perkawinan (laki-

laki dan perempuan dan kelahiran manusia seperti yang ditegaskan Allah dalam

Page 4: Pendidikan keluarga

surat An-Nisa ayat satu, yang artinya: Dan Ia ciptakan dari pada-Nya

pasangannya dan Ia tebarkan dari keduanya laki-laki dan perempuan

yangbanyak (an-Nisa: 1). Asal-usul ini, erat kaitannya dengan aturan Islam

bahwa dalam upaya pengembang-biakan keturunan manusia, hendaklah

dilakukan dengan perkawinan. Oleh sebab itu, pembentukan keluarga di luar

peraturan perkawinan dianggap sebagai perbuatan dosa.

Adapun bentuk-bentuk keluarga sebagaimanadijelaskan William J. Goode dapat

diklasifikasikan ke dalam beberapabentuk:

1. Keluarga nuklir (nuclear family), sekelompok keluarga yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak yang belum memisahkan diri membentuk keluarga

tersendiri.

2. Keluarga luas (extentended family), yaitu keluarga yang terdiri dari semua

orang yang berketurunan dari kakek, nenek yang sama termasuk dari

keturunan masing-masing istri dan suami.

3. Keluarga pangkal (system family), yaitu jenis keluarga yang menggunakan

sistem pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua, seperti banyak

terdapat di Eropa pada zaman Feodal, para imigran Amerika Serikat, zaman

Tokugawa di Jepang, seorang anak yang paling tua bertanggungjawab

terhadap adik-adiknya yang perempuan sampai ia menikah, begitu pula

terhadap saudara laki-laki yang lainnya.

4. Keluarga gabungan (joint family), yaitu keluarga yang terdiri dari orang-

orang yang berhak atas hasil milik keluarga, mereka antara lain saudara laki-

laki pada setiap generasi, dan sebagai tekanannya pada saudara laki-laki,

sebab menurut adat Hindu, anak laki-laki sejak lahirnya mempunyai hak atas

kekayaan keluarganya.

Sementara itu dalam hubungan keluarga, Jalaluddin Rahmat mengungkapkan

dalam bukunya yang berjudul Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern,

bahwa biasanya sepasang suami istri memiliki tiga struktur. Pertama, sruktur

komplementer atau dengan kata lain dikenal dengan keluarga tradisional. Kedua,

struktur simetris atau yang sering disebut dengan keluarga modern. Ketiga,

struktur pararel yang merupakan hubungan antara struktur simetris dan struktur

Page 5: Pendidikan keluarga

komplementer yang kedua belah pihak saling melengkapi dan saling bergantung,

tetapi dalam waktu yang sama mereka memiliki beberapa bagian dari perilaku

kekeluargaan yang mandiri.

4. Pendidikan Keluarga

Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat merupakan lingkungan

budaya pertama dan utama dalam rangka menanamkan norma dan

mengembangkan berbagai kebiasaan dan perilaku yang dianggap penting bagi

kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Dalam buku The National Studi on

Family Strength, Nick dan De Frain mengemukakan beberapa hal tentang

pegangan menuju hubungan keluarga yang sehat dan bahagia, yaitu:

1. Terciptanya kehidupan beragama dalam keluarga

2. Tersedianya waktu untuk bersama keluarga

3. Interaksi segitiga antara ayah, ibu dan anak

4. Saling menghargai dalam interaksi ayah, ibu dan anak

5. Keluarga menjadi prioritas utama dalam setiap situasi dan kondisi

Fungsi pada pendidikan keluarga terdiri dari fungsi religius,

protektif,sosialisasi dan ekonomis. Dari beberapa fungsi tersebut, fungsi religius

dianggap fungsi paling penting karena sangat erat kaitannya dengan edukatif,

sosialisasi dan protektif. Jika fungsi keagamaan dapat dijalankan, maka

keluargatersebut akan memiliki kedewasaan dengan pengakuan pada suatu

sistem dan ketentuan norma beragama yang direalisasikan di lingkungan dalam

kehidupan sehari-hari.

Secara garis besar pendidikan dalam keluargadapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu:

1. Pembinaan Akidah dan Akhlak

Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku, pendidikan

dan pembinaan akhlak anak, yang dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari

orang tua, Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan

antara ibu, bapak dan masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock

Page 6: Pendidikan keluarga

menyatakanbahwa setiap individu akan selalu mencari figur yang dapat

dijadikan teladan bagi mereka.

2. Pembinaan Intelektual

Pembinaan intelektual dalam keluarga memgang peranan penting dalam upaya

meningkatkan kualitas manusia, baik intelektual, spiritual maupun sosial. Karena

manusia yang berkualitasakan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah

sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Mujadalah yang artinya: “Allah akan

mengangkat derajatorang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu

diantarakalian”.

3. Pembinaan Kepribadian dan Sosial

Pembentukan kepribadian terjadi melalui proses yang panjang. Proses

pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan mulai

pembentukan produksi serta reproduksi nalar, tabiat dan pengaruh yang melatar

belakanginya. Mengingat hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan yang

bersifat menjaga emosional diri dan jiwa seseorang. Dalam hal ini adanya

kewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya pembinaan Kepribadian dan

Sosial memberi support kepribadian yang baik bagi anak didik yang relative

masih muda dan belum mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini

cocok dilakukan pada anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santun

dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisa dengan

mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak sianak dapat

menghormati orang yang lebih tua darinya.

B. Karakteristik Pendidikan Keluarga

• Jenis-jenis Pendidikan dalam Keluarga

Jenis-jenis pendidikan yang perlu diberikan pada anak. Dalam keluarga

diberikan bermacam-macam kemampuan jika diperhatikan kegiatan di dalam

rumah tangga maka terjadi transformasi nilai-nilai yang beraneka ragam. Anak

laki-laki bersama-sama ayahnya mencuci sepeda motor, memperbaiki sesuatu di

Page 7: Pendidikan keluarga

rumah, ia bersama-sama bersembahyang dengan ayahnya di rumah atau di

masjid. Anak putri bersama ibu membantu memasak, mengatur tempat tidur,

menyapu dan sebagainya. Fenomena kehidupan ini dapat dilihat sebagai suatu

proses kegiatan mendidik.

C. Pendidikan Keluarga

• Keluarga Sebagai Lembaga Pendidikan

Pendidikan keluarga merupakan bagian integral dari sistem Pendidikan

Nasional Indonesia. Oleh karena itu norma-norma hukum yang berlaku bagi

pendidikan di Indonesia juga berlaku bagi pendidikan dalam keluarga. Dasar

hukum pendidikan di Indonesia dibagi menjadi tiga dasar yaitu dasar hukum

Ideal, dasar hukum Struktural dan dasar hukum Operasional. Dasar hukum ideal

adalah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum. Oleh karena

itu landasan ideal pendidikan keluarga di Indonesia adalah Pancasila. Tiap-tiap

orang tua mempunyai kewajiban untuk menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila

pada anak anaknya.

Landasan Struktural pendidikan di Indonesia adalah UUD 1945. Dalam pasal 31

ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa setiap warga berhak mendapatkan pengajaran dan

pemeritah mengusahakan sistem pengajaran nasional yang diatur dalam suatu

perundang-undangan. Berdasarkan pasal 31 UUD 1945 itu maka ditetapkan Undang-

Undang Republik Indonesia nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendldikan NasionaL

Berdasarkan Bab IV, pasal 9 ayat 1 disebutkan bahwa satuan pendidikan

menyelenggarakan kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan di sekolah dan di luar

sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan yang

sejenis. Dari kutipan ini dapat disimpulkan bahwa orang tua itu mempunyai wajib

hukum untuk mendidik anak-anaknya. Kegagalan pendidikan yang merupakan

kegagalan dalam pendidikan. Keberbasilan anak dalam pendidikan yang merupakan

keberhasilan pendidikan dalam keluarga.Berdasarkan Tap MPR No. II/MPR/1988

Page 8: Pendidikan keluarga

seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan itu berdasarkan atas Pancasila

dasar dan fa]safah negara.

pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat

dan pemerintah. Oleh karena itu secara operasional pendidikan anak yang berlangsung

dalam keluarga, masyarakat dan sekolah merupakan tanggung jawab orang tua juga.

Pendidikan dalam keluarga berlangsung karena hukum kodrat. Secara kodrati orang tua

wajib mendidik anak. Oleh karena itu orang tua disebut pendidikan alami atau

pendidikan kodrat.

• Pendidikan Keluarga dalam Islam

Tokoh pendidikan al-Ghazali mengatakan, pendidikan adalah proses

memanusiakan manusia sejak lahir sampai akhir hayatnya yang disampaikan dalam

bentuk bimbingan dan pengajaran sesuai dengan syari’at Islam, secara bertahap agar

manusia bisa lebih dekat dengan Allah. Ini artinya, sebagai Muslim, pendidikan yang

utama bermula dari keluarga atau orangtua yang mendidik anaknya dengan konsep-

konsep ajaran Islam, terutama yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits.

Konsep pendidikan keluarga sesuai ajaran Islam, sebenarnya sudah lama diterapkan

sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Namun, terkadang kita tidak menyadarinya. Salah

satu sebabnya: konsep pendidikan selalu terpaku dengan konsep pendidikan di sekolah.

Padahal pendidikan dengan konsep sesuai ajaran Islam tergolong mudah diterapkan

bagi anak-anak. Misalnya, yang dilakukan Rasulullah. Muhammad Saw dikenal dengan

gelar Mu’allimul Awwal fil Islam [pendidik pertama dalam Islam]. Gelar ini berkaitan

dengan keberhasilan beliau dalam menerapkan konsep pendidikan Islam. Di antaranya

konsepnya adalah: manusia harus menyucikan jiwa dari dosa, pendidik/orangtua harus

bisa menjelaskan baik dan buruk, yang halal dan haram, dan mengajarkan ayat-ayat

Allah.

D. Problema Pendidikan Keluarga

Orang tua selalu mengharapkan apapun yang dikerjakan anaknya mencapai hasil

yang luar biasa. Maka, perlulah memupuk ketelatenan dan keberanian Sang anak. Hal

ini harus dipupuk sedikit demi sedikit mulai sang anak masih kecil dan dari hal-hal yang

Page 9: Pendidikan keluarga

kecil. Sebagai contoh: anak belajar mengikat tali sepatu, bukanlah hal yang mudah.

Namun ini merupakan kesempatan bagi anak untuk memupuk kesabaran dan

ketelatenannya agar dapat mengika tali sepatu.

Bersamaan dengan itu, orang tua perlu memupuk anak untuk mempunyai

kebiasaan baik, gemar membaca. Meskipun dikatakan tabiat sudah terbentuk sejak dini,

temperamen dan karakter adalah bawaan sejak lahir, namun kegemaran membaca dan

belajar pada hakekatnya dapat dipupuk setelah lahir.

Ketika seorang anak mendapatkan kemajuan, orang tua perlu memuji

sepantasnya serta memastikan ketelatenan dan kegemaran belajar mereka secara tepat

waktu. Dalam bergaul dengan anak, teladan adalah jauh lebih baik daripada wejangan.

Maksudnya, jika ingin mempunyai anak yang baik, harus memperbaiki diri sendiri.

Selain itu fungsi orang tua adalah membimbing, bukan memaksa. Hal ini harus dikuasai

benar. Baik belajar maupun bermain, hendaknya dimulai dari yang mudah menuju yang

sulit. Janganlah meremehkan kemajuan sepele seorang anak, karena bagi mereka itu

bukanlah hal kecil.

Selain itu, ada orang tua yang menyayang anak sampai-sampai segala

kehendaknya selalu dituruti. Seorang anak kecil, ia masih belum bisa membedakan baik

dan buruk, juga belum tahu mana yang bahaya mana yang tidak. Sebab itu perlu

memberitahu mereka apa yang benar dan yang salah, juga sama pentingnya untuk

memberitahu mereka apa yang berbahaya.

Proses pendidikan adalah proses pencarian, karena setiap anak tidak sama, cara

mendidiknya dapat juga berbeda. Bagi anak yang suka bermain, Anda perlu menariknya

dengan cerita yang lebih menarik. Bagi seorang anak yang tidak bisa duduk berdiam

diri, perlu sampai dia lelah baru bercerita, hasilnya baru akan baik.

Page 10: Pendidikan keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Djuju Sujana, Peranan Keluarga Dalam Lingkungan Masyarakat, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1996.

http://alifmagz.com/wp/2010/05/03/revitalisasi-pendidikan-di-keluarga/

http://erabaru.net/kehidupan/54-keluarga/2429-membahas-masalah-pendidikan-anak

Jalaluddin Rahmat dan Muhtar Gandatama, Keluarga Muslim Dalam Masyarakat

Modern, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994, hlm. 107.

Muhaimin, Pemikiran PendidikanIslam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar

Operasionalnya, Bandung:Trigenda Karya, 1993.

Rahmat, Jalaluddin dan Muhtar Gandatama, KeluargaMuslim Dalam Masyarakat

Modern, Bandung:Remaja Rosdakarya, 1994.

Sujana, Djuju, PerananKeluarga Dalam Lingkungan Masyarakat,Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1996.