pendidikan di indonesia pada masa Jepang

download pendidikan di indonesia pada masa Jepang

of 15

description

jepang

Transcript of pendidikan di indonesia pada masa Jepang

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKejayaan penjajahan Belanda lenyap setelah Jepang berada di Indonesia.Tujuan Jepang ke Indonesia ialah untuk menjadikan Indonesia sebagai sumber bahan mentah dan tenaga manusia yang sangat besar artinya bagi kelangsungan perang Pasifik hal ini sesuai dengan cita-cita politik ekspansinya. Bebagai cara yang dilakukan oleh Jepang dalam mengelabui Indonesia untuk kepantingan politiknya. Demi kepentingan perang, Jepang menyongsong pasukan dari Indonesia dengan menyuguhkan pendidikan kemiliteran. Kendati demikian, dibalik kekejaman Jepang itu Indonesia memanfaatkan berbagai toleransi dari pihak Jepang terutama untuk bidang pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan zaman Jepang ini banyak sekali mengalami perubahan-perubahan. Seperti pembedaan pelayanan pendidikan didasarkan pada bangsa dan status sosial pada masa Belanda di hapuskan.1.2 Rumusan Masalaha. Bagaimana perkembangan pendidikan dan pengajaran pada masa pemerintahan Jepang?b.Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan madrasah pada masa pemerintahan Jepang?1.3 Tujuana.Untuk mengetahui perkembangan pendidikan dan pengajaran pada masa pemerintahan Jepangb.Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan madrasah BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Pendidikan dan Pengajaran Pada Masa Pemerintahan Kolonial JepangPendudukan atau penjajahan Jepang terhadap Indonesia, di mulai pada 1942 sampai 1945, berada dalam suasana Perang Dunia II, sehingga pemerintahannya adalah pemerintahan militer. Penjajah Jepang ke Indonesia dengan membawa semboyan: Kemakmuran Bersama Asia untuk Asia. Jepang mengumumkan rencana mendirikan lingkungan kemakmuran bersama Asia Timur Raya pada tahun 1940 (Mudyahardjo, 2013 : 266). Sementara itu penyelenggaraan pendidikan zaman Jepang dilaksanakan atas dasar idiil Hakko-Ichi-U. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan adalah alat untuk mencapai Lingkungan Kemakmuran bersama Asia Timur Raya, yang dalam arti dekat membantu memenangkan perang Asia Timur. Oleh karena itu praktisnya, pendidikan bertujuan menghasilkan tenaga yang terampil dan prajurit yang siap membantu memenangkan peperangan bagi Jepang. Penggunaan bahasa dalam pendidikan pada masa Jepang adalah bahsa Indonesia dan bahasa Jepang bahasa kedua. Bahasa Indonesia dijadikan bahasa pengantar resmi, baik di kantor maupun di sekolah. Sedangkan bahasa Belanda dilarang sama sekali. Penyelenggaraan pendidikan zaman Jepang ini banyak sekali mengalami perubahan-perubahan. Seperti pembedaan pelayanan pendidikan didasarkan pada bangsa dan status sosial pada masa Belanda di hapuskan. Dualistie-diskriminatif dalamsistem pendidikan dihilangkan, dengan demikian terjadi pengintegrasian terhadap macam-macamsekolah sejenis. Sejak zaman Jepang bahasa Indonesia dan istilah-istilah Indonesia dipergunakan di sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan.

Jenis-jenis Pesekolahan Sekolah sekolah yang ada dalam zaman penjajahan Jepang, yaitu:1. Sekolah Rakyat ( Kokumin Gakho)Merupakan sekolah yang terbuka bagi semua golongan penduduk dengan lama pendidikan selama enam tahun. Sedangkan Sekolah Rendah (lagere Oridewijs)Dihapuskan dan digantikan dengan Sekolah Rakyat ini.2. Sekolah Menegah Pertama (Shoto Chu Gakho)Sekolah Menegah Tinggi (Koto Chu Ghako)Sekolah Pertukangan (Kogyo Gakho) Sekolah Teknik Menegah (Kogyo semmon Gakho)Sekolah Hukum dan Mopsvia dihilangkan, sebaliknya didirikan Sekolah Pelajaran dan Sekolah Pelayanan Tinggi.3. Perguruan Tinggi dalam zaman Jepang hampir semuanya di tutup, yang masih ada adalah Sekolah Tinggi Kedokteran (Ika Dai Gakho) di Jakarta, dan Sekolah Teknik Tinggi (Kagyo Dai Gakho) di Bandung. Pemerintahan Jepang membuka Sekolah Tinggi Pamong Praja (kenkoku Gakuin) di Jakarta, dan Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan di Bogor.Sistem PersekolahanSistem persekolahan terdiri atas tiga tingkat atau tiga jenjang, yaitu:1) Pendidikan Dasar 6 tahun2) Pendidikan Menegah 6 tahun3) Pendidikan tinggiPembinaan GuruPemerintahan Jepang mengadakaan latihan bagi guru di Jakarta. Setiap wilayah atau daereh mengirim beberapa orang guru untuk dilatih. Setelah selesai dilatih mereka memberikan latihan kepada guru-guru lain di daerahnnya. Adapun hal-hal yang mereka dapatkan dari latihan adalah:1. Indoktrinasi mental ideologis mengenai Hakko-Ichi-U dalam rangka Kemamkmuran Bersama Asia Raya.2. Latihan kemiliteran dan semangat Jepang (Nipon Seisyin)3. Sejarah dan bahasa Jepang dengan adat-istiadatnya.4. Ilmu bumi di tinjau dari segi geopolitik dan5. Olahraga dan nyanyian-nyanyian Jepang.

Pembinaan Siswa1) Setiap pagi harus menyanyikan lagu kebangsaan Jepang2) Setiap pagi harus mengibarkan bendera Jepang dan menghormat kepada Kaisar Jepang (Tenno Heika)3) Setiap pagi harus sumpah setia kepada cita-cita Indonesia dalam rangka Asia Raya (Dai Too).Pelatihan guru-guruUsaha penanaman Ideologi Hakko Ichiu melalui sekolah-sekolah dimulai dengan mengadakan pelatihan guru-guru. Guru-guru diberi tugas sebagai penyebar ideologi tersebut. Pelatihan tersebut dipusatkan di Jakarta. Setiap kabupaten diwajibkan mengirim wakilnya untuk mendapat gemblengan langsung dari pimpinan Jepang. Gemblengan ini berlangsung selama 3 bulan , jangka waktu tersebut dirasa cukup untuk menjepangkan para guru.b) Perubahan-perubahan penting:1. Hapusnya dualisme pengejaran: berbagai jenis sekolah rendah yang diselenggarakan pada zaman pemerintahan Belanda dihapuskan sama sekali. Sehingga hanya ada satu sekolah rendah , yaitu Sekolah Rakyat 6 tahun ( Kokimin Gakkoo ).Sekolah-sekolah desa diganti namanya menjadi sekolah pertama. Jadi, susunan pengajarannya adalah Sekolah Rakyat 6 tahun, Sekolah Menengah 3 tahun , dan Sekolah Menengah Tinggi 3 tahun.2. Bahasa indonesia dijadikan bahasa resmi dan bahasa pengantar bagi semua jenis Sekolah . bahasa jepang dijadikan mata pelajaran wajib dan adat kebiasaan Jepang harus ditaati.Isi pengajaran :1. Pengajaran dipergunakan sebagai alat propaganda dan juga untuk kepentingan perang. Murid-murid seringkali diharuskan kerja bakti, misalnya : membersihkan bengkel, asrama, membuat bahan-bahan untuk kepentingan pertahanan, dan sebagainya.2. Untuk melipatgandakan hasil bumi, murid-murid diharuskan membuat pupuk kompos atau beramai-ramai membasmi hama tikus di sawah. Sebagian waktu belajar digunakan untuk menanami halaman sekolah dan pinggir-pinggir jalan dengan tanaman jeruk.3. Pelatihan-pelatihan jasmani berupa pelatihan kemiliteran dan mengisi aktivitas-aktivitas murid-murid sehari-hari. Agar berjalan lancar, pada tiap-tiap sekolah dibentuk barisan-barisan murid. Barisan murid-murid SD disebut seinen-tai, sedangkan barisan murid-murid sekolah lanjutan disebut Gakutotai.4. Untuk menanamkan semangat Jepang , tiap-tiap hari murid harus mengucapkan sumpah belajar dalam bahasa Jepang. Mereka harus mengusai bahasa dan nyanyian Jepang. Tiap pagi diadakan upacara, dengan menyembah bendera Jepang dan menghormati istana Tokyo.5. Agar bahasa Jepang lebih populer , diadakan ujian bahasa Jepang untuk para guru dan pegawai-pegawai, yang dibagi atas lima tingkat. Pemilik ijazah ini mendapat tambahan upah.

Kebijakan yang diambil oleh Dai Nippon dalam mendekati Islam Indonesia antara lain ialah :1. Mengangkat Dr.Hamka, reformis Minangkabau yang baru dibebaskan oleh penjajah Belanda dari pembuangan di Jawa Barat, untuk menjadi penasehat Sumubu. Dr.Hamka adalah orang bumi putra yang tanpa takut-takut membeberkan bahwa tidak mungkin menyatukan ajaran Shinto yang mengharuskan menyembah Kaisar dan Matahari terbit dengan Islam yang monotheisme. Pemerintah Nippon tidak berani menangkap Dr.Hamka, karena beliau adalah ulama yang memiliki pengaruh cukup besar pada masyarakat Islam Indonesia pada waktu itu. Sikap Dr.Hamka terhadap pemerintah Jepang ini diulanginya lagi pada waktu pertemuan dengan para ulama se-Jawa yang dihadiri oleh para perwira militer Jepang. Pada saaat itu, Dr.Hamka menolak untuk melakukan Saikeirei.Tokoh lain yang juga jelas-jelas menolak Jepang dalam upaya pendekatannya terhadap umat Islam Indonesia adalah Abdul Kahar Muzakar, seorang pemimpin pemuda Muhammadiyah yang sangat disegani Jepang.

2. Kantor Urusan Agama , yang pada zaman Belanda disebut Kantor Voor Islamistische Saken yang dipimpin oleh orang-orang Orientalisten Belanda, diubah oleh Jepang menjadi Sumubucho dengan Dr.Hoesoein Djajadiningrat sebagai ketuanya yang pertama. Kemudian pada tahun 1943 didirikan sumubu Indonesia pertama yang diketahui oleh Horie.3. Pondok pesantren yangbesar-besar sering mendapat kunjungan dan bantuan dari pembesar-pembesar Jepang. Namun , pada sisi lain, kehadiran Dai Nippon di Indonesia tidak ubahnya dengan Belanda. Pendidikan Islam pada masa penjajahan Jepang ini pun mendapat hambatan yang cukup besar. Pada tahun-tahun pertama pendidikan Jepang, mereka melarang diajarkannya bahasa Arab di sekolah-sekolah agama. Campur tangan Jepang dalam seluruh bidang pendidikan agama sebagian ditujukkan dalam hubungannya dengan Arab dan pan-Islamisme. Hal tersebut merupakan salah satu beban yang dipaksakan kepada orang-orang Islam Indonesia selama zaman pendudukan Jepang.4.Sekolah negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan ajaran-ajaran agama, terutama agama Islam.5. Pemerintah Jepang membolehkan dibentuknya barisan Hizbullah untuk memberikan pelatihan dasar kemiliteran bagi pemuda Islam Barisan ini dipimpin oleh K.H.Zainul Arifin.6. Pemerintah Jepang meizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh K.H.Wahid Hasyim, Kahar Muzakkar dan Bung Hatta.7. Para ulama Islam bekerja sama dengan pimpinan-pimpinan Nasionalis diizinkan membentuk barisan Pembela Tana Air (Peta). Tokoh-tokoh santri dan pemuda Islam yang ikut serta dalam pelatihan kader militer, anatara lain Sudirman, Abd.Khalik Hasyim,Iskandar Sulaiman, Yunis, Aruji Kartawinata , Kasman Singodimedjo, Mulyadi Joyomartono, Wahid Wahab , Sarbini, Saiful Islam, dan sebagainya. Tentara Pembela Tanah Air ini kemudian menjadi Tentara Nasional Indonesia yang disingkat menjadi TNI.8. Umat Islam diizinkan meneruskan organisasi persatuan yang disebut: Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI) yang bersifat kemasyarakatan.Akibat dari tekanan Jepang tersebut lahirlah berbagai pemberontakan, misalnya pemberontakan, misalnya pemberontakan Pembela Tanah Air yang terjadi di Blitar Jawa Timur di bawah pimpinan supriadi. Alim ulama Islam Indonesia juga mulai beroposisi dengan pihak Jepang yang dari hari ke hari cenderung menindas dan menyengsarakan rakyat. Banyak para kyai yang ditangkap dan diperintah untuk melakukan kerja paksa atau Romusha.Dunia pendidikan Islam di Indonesia menjadi terbengkalai, banyak madrasah-madrasah yang bubar karena muridnya menghindar dari kekejaman serdadu Jepang dan tidak sedikit pula yang sengaja dibubarkan oleh Pemerintah Jepang karena mengganggu stabilitas pemerintah jajahan. Ada sedikit keberuntungan bagi madrasah yang ada di dalam lingkungan pondok pesantren. Mereka bebas dari pengawasan para penguasa Jepang. Selain itu, juga bebas dari proses belajar Dai Nippon yang melakukan penekanan-penekanan terhadap umat Islam Indonesia pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Madrasah1.Tujuan Sekolah Secara Umum

Sekolah-sekolah yang ada pada zaman Belanda di ganti dengan sistem Jepang. Segala daya upaya di tujukan untuk kepentingan perang. Murid-murid hanya mendapat pengetahuan yang sedikit sekali, hampir sepanjang hari hanya di isi dengan kegiatan pelatihan perang dan bekerja.Kegiatan-kegiatan sekolah antara lain :a. mengumpulkan batu, pasir untuk kepentingan perang.b. Membersihkan bengkel-bengkel, asrama-asrama militer.c. Menanam ubi-ubian, sayur-sayurran, di pekarangan sekolah untuk persediaan makanan.d. Menanam pohon jarak untuk bahan pelumas.

Tujuan pendidikan pada zaman Jepang tidak lain hanya memenangkan peperangan. Secara kongkrit tujuan yang ingin dicapai Jepang adalah menyediakan tenaga cuma-cuma (romusha) dan prajurit-prajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan Jepang. Oleh karena itu, pelajar-pelajar diharuskan mengikuti pelatihan fisik, pelatiahn kemiliteran dan indoktrinasi ketat. Pada akhir zaman Jepang tampak tanda-tanda tujuan menjepangkan anak-anak indonesia. Maka dikerahkanlah barisan propaganda Jepang yang terkenal dengan nama Sendenbu, untuk menanamkan ideologi baru, untuk menghancurkan ideologi baru, untuk menghancurkan ideologi Indonesia Raya.

Terjadi pendidikan yang cukup mendasar di bidang pedidikan :a. Dihapuskannya dualisme pengajaranHabislah riwayat susunan pengajaran Belanda dualistis, yang membedakan dua jenis pengajaran , yakni pengajaran Barat dan pengajaran Bumiputra.b. Pemakaian Bahasa IndonesiaPemakaian Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa resmi maupun sebagai bahasa pengantar pada tiap-tiap jenis sekolah, telah dilaksanakan. Tetapi sekolah-sekolah itu dipergunakan juga sebagai alat untuk mempekenalkan kebudayaan Jepang kepada rakyat.2. Sikap Jepang Terhadap Pendidikan IslamPemerintahan Jepang menampakkan diri seakan-akan membela kepentingan Islam, yang merupakan siasat untuk kepentingan Perang Dunia II. Untuk mendekati umat Islam, mereka menempuh beberapa kebijaksanaan, di antaranya ialah:a. Kantor Urusan Agama, yang pada zaman Belanda disebut Kantoor Voor Islamistische Zaken yang dipimpin oleh orang-orang orientalis Belanda, diubah oleh Jepang menjadi Kantor Sumubi yang dipimpin oleh ulama Islam sendiri, yaitu K.H.Hasyim Asyari dari Jombang, dan di daerah-daerah juga dibentuk Sumuka.b. Pondok Pesantren yang besar-besar seringkali mendapat kunjungan dan bantuan dari pembesar-pembesar Jepang.c. Sekolah Negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan jaran agama.Jepang memandang agama Islam sebagai salah satu sarana yang terpenting untuk menyusupi lubuk rohaniah terdalam dari kehidupan masyarakat indonesia dan untuk meresapkan pengaruh pikiran serta cita-cita mereka pada bagian masyarakat yang paling bawah. Dalam konteks ini, paling tidak, ada beberapa hal yang perlu disebutkan, di antaranya: dibentuknya Masyumi dan pembentukan Hizbullah.a. Kantor Urusan Agama (KUA)Kantor Urusan Agama yang dalam bahasa Jepangnya sumubu, menggantikan Kantoor Voor Het Islanddsche Zaken yang sudah ada di zaman kolonial Belanda. Kantor itu kemudian dikembangkan bidang tugasnya sehingga mengurus berbagai masalah yang sebelumnya terbagi antara Departemen dalam Negeri Kehakiman, pendidikan dan peribadatan Umum. Jabatan tinggi pertama yang dipercayakan Jepang kepada orang Indonesia dalam pemerintahan penduduknya adalah jabatan kepala Kantor Urusan Agama ini. Oleh karena itu, BJ. Boland menyatakan bahwa keberadaan Kantor Urusan Agama merupakan salah satu manfaat terbesar dari pendudukan Jepang di Indonesia. Sebelumnya, pada bulan maret 1942 kantor ini dipimpin oleh Kolonel Hori dari tentara Jepang, tetapi pada tanggal 1 Oktober 1943 jabatan itu diserahkan kepada Hoesein Djajadiningrat. Namun , yang lebih penting dari itu adalah penunjukan pejabat kepala yang baru sejak tanggal 1 April 1944, dimulai pembentukan Kantor Urusan Agama di setiap keresidenan.b. Pembentukan Masyumi Masyumi (Majelis Syuro Muslim Indonesia) merupakan pengganti MIAI. Pembubaran MIAI pada bulan Oktober 1943 dilakukan Jepang karena organisasi ini didirikan atas prakarsa kaum muslim sendiri, sebagai suatu federasi organisasi-organisasi Islam. Para pemimpin organisasi itu mempunyai latar belakang sikap antikolonial dan tidak mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial. Dengan kata lain, MIAI bermula dengan sikap anti Belanda, kemudian bersikap anti asing, dan dimungkinkan menjadi anti-Jepang. Masyumi mulai aktif pada tanggal 1 Desember 1943 dalam kenyataannya merupakan suatu ciptaan pejabat-pejabat Jepangc. Terbentuknya Hizbullah Hizbullah merupakan organisasi sejenis militer bagi pemuda pemudi muslim. Pembentukan Hizbullah pada akhir tahun 1944 ini sangat penting artinya, karena banyak anggota yang kemudian menjadi anggota tentara nasional.

Beberapa keuntungan di balik kekejaman Jepang bagi Indonesia khusus di bidang pendidikan:a. Bahasa Indonesia hidup dan berkembang secara luas di seluruh Indonesia, baik sebagai bahasa pergaulan, pengantar maupun sebagai bahasa ilmiah.b. Buku-buku dalam bahasa asing yang diperlukan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Dengan mengabaikan hak cipta internasional karena dalam suasana perang. c. Kreativitas guru-guru dan berkembang dalam memenuhi kekurangan buku pelajaran dengan menyadur atau mengarang sendiri, termasuk kreativitas untuk menciptakan alat peraga dan model dengan bahan dan alat yang tersedia.d. Seni bela diri dan pelatihan perang-perang sebagai kegiatan kulikuler di sekolah telah membangkitkan keberanian pada para pemuda yang ternyata sangat berguna dalam perang kemerdekaan yang terjadi kemudian.e. Diskriminasi menurut golongan penduduk, keturunan dan agama ditiadakan, sehingga semua lapisan masyarakat mendapat kesempatan yang sama dalam bidang pendidikan.f. Sekolah-sekolah diseragamkan dan sekolah-sekolah swasta dinegerikan serta berkembang dibawah pengaturan kantor pengajaran Bunkyo Kyoku.g. Karena pengaruh inktrinasi yang ketat untuk menjepangkanv rakyat Indonesia, justru perasaan rindu kepada kebudayaan sendiri dan kecerdasan nasional berkembang dan bergejolak secara biasa.h. Bangsa Indonesia dididik dan dilatih untuk memegang jabatan walaupun di bawah pengawasan orang-orang Jepang.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanPendudukan atau penjajahan Jepang terhadap Indonesia, di mulai pada 1942 sampai 1945, berada dalam suasana Perang Dunia II, sehingga pemerintahannya adalah pemerintahan militer.Dibalik kekejaman Jepang ada beberapa perubahan-perubahan penting yang merupakan keuntungan bagi Indonesia dianataranya, sekolah-sekolah desa diganti namanya menjadi sekolah pertama. Jadi, susunan pengajarannya adalah sekolah Rakyat 6 tahun, Sekolah menengah 3 tahun, dan sekolah menengah 3 tahun. Selain itu, Bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi dan bahasa pengantar pada semua jenis sekolah.Madrasah dibangun dengan gencar-gencarnya selagi ada angin segar yang diberikan oleh Jepang. Walaupun lebih bersifat politis belaka, kesempatan itu tidak disia-siakan begitu saja dan umat Islam Indonesia memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya

DAFTAR PUSTAKAMudyahardjo, Redja. 2013. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.Sukardjo, M. 2012. Landasan Pendidikan konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pershttp://jalimna.blogspot.co.id/.http://wikipedia.Pendidikan_kolonial_Jepang.

2