Pendidikan Dan Kinerja Guru

download Pendidikan Dan Kinerja Guru

of 32

Transcript of Pendidikan Dan Kinerja Guru

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    1/32

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Lahirnya UU No. 14 Tahun 2005 merupakan salah satu usaha untuk

    meningkatkan mutu guru, sekaligus diharapkan dapat meningkatkan mutu

     pendidikan di Indonesia. Di dalam UU ini diamanatkan bahwa guru wajib

    memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani

    dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

    nasional. Kebijakan prioritas dalam rangka pemberdayaan guru saat ini adalah

    meningkatan kualifikasi, peningkatan kompetensi, sertifikasi guru,

     pengembangan karir, penghargaan dan perlindungan, perencanaan kebutuhan

    guru, tunjangan guru, dan maslahat tambahan.

    Sejalan dengan itu, ke depan beberapa kebijakan yang digariskan untuk

    meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan mutu guru

    khususnya, antara lain mencakup hal-hal berikut ini. Pertama, melakukan

     pendataan, validasi data, pengembangan program dan sistem pelaporan

     pembinaan profesi pendidik melalui jaringan kerja dengan P4TK, LPMP, dan

    Dinas Pendidikan. Kedua, mengembangkan model penyiapan dan penempatan

     pendidik untuk daerah khusus melalui pembentukan tim pengembang dan

    survey wilayah. Ketiga, menyusun kebijakan dan mengembangkan sistem

     pengelolaan pendidik secara transparan dan akuntabel melalui pembentukan

    tim pengembang dan program rintisan pengelolaan pendidik. Keempat,

    meningkatkan kapasitas staf dalam perencanaan dan evaluasi program melalui

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    2/32

     pelatihan, pendidikan lanjutan dan rotasi. Kelima, mengembangkan sistem

    layanan pendidik untuk pendidikan layanan khusus melalui kerja sama dengan

    LPTK dan lembaga terkait lain. Keenam, melakukan kerja sama antar lembaga

    di dalam dan di luar negeri melalui berbagai program yang bermanfaat bagi

     pengembangan profesi pendidik. Ketujuh, mengembangkan sistem dan

     pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan melalui pembentukan tim

     pengembang dan tim penjamin mutu pendidikan. Kedelapan, menyusun

    kebijakan dan mengembangkan sistem pengelolaan pendidik secara transparan

    dan akuntabel melalui pembentukan tim pengembang dan program rintisan

     pengelolaan guru dan tenaga kependidikan.

    Pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah

    disebut guru, dan pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi

    disebut dosen, (ayat 3). Kemudian, UU RI No. 14 Tahun 2005, pasal 1, ayat 1,

    menjelaskan bahwa Guru adalah "Pendidik Profesional dengan tugas utama

    mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

    mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,

     pendidikan dasar, dan pendidikan menengah".

    Guna menghadapi tantangan perubahan yang semakin berkembang,

    diperlukan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang mampu menghadapi

    tantangan globalisasi. Peningkatan kualitas SDM tersebut memerlukan guru

    yang berkualitas pula untuk mampu mencetak SDM berkualitas, yaitu guru

     profesional.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    3/32

    Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah guna meningkatkan

     profesionalisme guru adalah peningkatan profesionalisme guru dengan

     pendekatan kesejahteraan (welfare approach) dengan pemberian sertifikasi

    guru sebagai tunjangan profesional. Kebijakan tersebut diamanatkan dalam

     pasal 40 ayat (1) UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

    Konsekwensi dari adanya hak yang melekat tersebut di atas, guru

    mempunyai kewajiban sebagaimana tertuang dalam pasal 40 ayat (2). Pasal 40

    ayat (2) UU No. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa, "Pendidik dan tenaga

    kependidikan berkewajiban: (a) menciptakan suasana pendidikan yang

     bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; (b) mempunyai

    komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan (c)

    memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan

    sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

    Program sertifikasi guru, dimaksudkan untuk meningkatkan

    kemampuan guru dan menyeleksinya secara cermat. Sehingga para pemegang

    sertifikat guru itu benar-benar mampu menjadi seorang profesional seperti

    yang tercantum dalam UU Guru dan Dosen (UU No. 14/2005) pasal 2 ayat (1)

    tersebut di atas. Dengan meningkatnya kesejahteraan guru, diharapkan guru

    akan menjadi lebih fokus dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

    sesuai dengan undang-undang. Dengan demikian sertifikasi guru sebagai salah

    satu upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui pendekatan kesejahteraan

    dapat memenuhi tujuannya.

    Tujuan sertifikasi adalah untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru

    yang pada akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    4/32

    Adanya tunjangan profesional yang diberikan pemerintah dengan besaran satu

    kali gaji pokok diharapkan dapat digunakan guru untuk meningkatkan

    kapasitas diri mereka. Salah satunya adalah mengikuti pendidikan pada jenjang

    yang lebih tinggi bagi guru.

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tulisan ini membahas

    tentang keterkaitan pendidikan paskasarjana Administrasi Pendidikan dengan

     peningkatan kualitas sumberdaya manusia pendidikan. Bahasan tersebut

    selanjutnya diperinci ke dalam dua pokok permasalahan sebagai berikut:

    1.  Bagaimana keterkaitan pendidikan pascasarjana Administrasi Pendidikan

    dengan Tupoksi Guru?

    2.  Bagaimana keterkaitan pendidikan pascasarjana Administrasi Pendidikan

    dengan kinerja guru?

    C. Tujuan Penulisan

    Tujuan umum penulisan ini adalah untuk membahas keterkaitan

     pendidikan paskasarjana Administrasi Pendidikan dengan peningkatan kualitas

    sumberdaya manusia pendidikan. Adapun tujuan khusus dari tulisan ini adalah

    sebagai berikut:

    1.  Untuk mendeskripsikan keterkaitan pendidikan pascasarjana Administrasi

    Pendidikan dengan Tupoksi Guru.

    2. 

    Untuk mendeskripsikan keterkaitan pendidikan pascasarjana Administrasi

    Pendidikan dengan kinerja guru.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    5/32

    D. Manfaat Penulisan

    Tulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis

    maupun secara praktis sebagai berikut:

    1.  Bagi Guru

    Tulisan ini bermanfaat bagi guru untuk memberikan tambahan

    wawasan mengenai keterkaitan pendidikan paskasarjana Administrasi

    Pendidikan dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia pendidikan.

    2.  Bagi Sekolah

    Tulisan ini bermanfaat bagi sekolah untuk memberikan informasi

    mengenai pentingnya peningkatan kualitas sumberdaya manusia

     pendidikan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.

    3.  Bagi Dinas Pendidikan

    Tulisan ini bermanfaat bagi dinas terkait untuk memberikan

    informasi mengenai pentingnya peningkatan kualitas sumberdaya manusia

     pendidikan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    6/32

    6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Visi dan Misi

    Guru adalah salah satu pekerjaan profesi yang diakui di masyarakat.

    Profesi ini setara dengan profesi-profesi lainnya di Indonesia. Sebagai lembaga

     profesi, pendidikan, pembinaan dan jenjang karier guru sebenarnya telah

    tersusun secara sistematis. Dalam hal ini, Pemerintah telah membuat beberapa

     peraturan pemerintah tentang pola pembinaan karier profesi guru.

    Dalam konteks pendidikan, guru merupakan kunci dalam peningkatan

    mutu pendidikan dan mereka berada pada titik sentral dari setiap usaha

    reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan-perubahan kualitatif.

    Bahkan, secara tegas Brandt sebagaimana dikutip Supriadi dan Jalal

    (2001:262) menyatakan bahwa pembaharuan kurikulum, pengembangan

    metode-metode mengajar, penyediaan sarana dan prasarana hanya akan berarti

    apabila melibatkan guru.

    Urgensinya peran dan posisi guru ini, senada dengan Babari dan Prijono

    (1996 : 79) yang menyatakan bahwa guru dan dosen adalah faktor kunci dalam

     proses pemberdayaan dalam dunia pendidikan. Dengan kata lain, kualitas

     pendidikan Indonesia sangat ditentukan oleh faktor guru sebagai unsur

    dinamis dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, perhatian terhadap guru

    sebagai profesi atau pribadi, menjadi satu bagian penting dalam proses

     peningkatan mutu layanan dan kualitas lulusan pendidikan.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    7/32

    Terkait hal tersebut, sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru

    dan Dosen, guru mempunyai visi sebagai berikut: “Guru dosen sebagai tenaga

     profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai

    dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi

    setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.” 

    Guna mewujudkan visi tersebut, maka dilakukan delapan misi sebagai

     berikut ini:

    a. 

    mengangkat martabat guru dan dosen;

     b.  menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen;

    c. 

    meningkatkan kompetensi guru dan dosen;

    d.  memajukan profesi serta karier guru dan dosen;

    e. 

    meningkatkan mutu pembelajaran;

    f.  meningkatkan mutu pendidikan nasional;

    g.  mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antardaerah dari

    segi jumlah, mutu, kualifikasi akademik, dan kompetensi;

    h.  mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antardaerah; dan

    i.  meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu

    Berdasarkan visi misi tersebut, kedudukan guru dan dosen sebagai

    tenaga profesional berfungsi meningkatkan martabat guru serta perannya

    sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,

    sedangkan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional berfungsi untuk

    meningkatkan martabat dosen serta mengembangkan ilmu pengetahuan,

    teknologi, dan seni untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

    Sejalan dan fungsinya, kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga

     profesional bertujuan melaksanakan sistem pendidikan nasional dan

    mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta

    didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    8/32

    Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta

    menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

    B. Tupoksi Guru Sekolah Dasar

    1.  Tugas Pokok Guru

    Tugas pokok guru, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang

    Guru Pasal 52 ayat (1), mencakup kegiatan pokok   yaitu merencanakan

     pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

    membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan 

    yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Tugas guru tersebut dapat

    diuraikan secara singkat sebagai berikut:

    a.  Merencanakan Pembelajaran. Guru wajib membuat Rencana

    Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau awal semester,

    sesuai dengan rencana kerja sekolah/madrasah.

     b.  Melaksanakan Pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran merupakan

    kegiatan interaksi edukatif antara peserta didik dengan guru. Kegiatan

    tersebut merupakan kegiatan tatap muka sebagaimana dimaksud dalam

    Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru..

    c. 

     Menilai Hasil Pembelajaran. Menilai hasil pembelajaran merupakan

    serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan

    datatentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara

    sistematis dan berkesinambungan.

    d. 

     Membimbing & Melatih Peserta Didik . Membimbing dan melatih peserta

    didik dibedakan menjadi tiga kategori yaitu membimbing atau melatih

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    9/32

     peserta didik dalam proses tatap muka, intrakurikuler, dan

    ekstrakurikuler.

    e.  Melaksanakan Tugas Tambahan. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun

    2008 tentang Guru Pasal 24 ayat (7) menyatakan bahwa guru dapat diberi

    tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan

     pendidikan, ketua program keahlian satuan pendidikan, pengawas satuan

     pendidikan, kepala perpustakaan, kepala laboratorium, bengkel, atau unit

     produksi. Selanjutnya, sesuai dengan isi Pasal 52 ayat (1) huruf e, guru

    dapat diberi tugas tambahan yang melekat pada tugas pokok misalnya

    menjadi pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja,

    dan guru piket.

    2.  Fungsi Guru

    Menurut Mulyasa (2007: 197-198), guru profesional setidaknya

    mempunyai 7 (tujuh) fungsi. Ketujuh fungsi tersebut meliputi: 1) sebagai

     pendidik; 2) sebagai Pengajar; 3) sebagai pembimbing; 4) sebagai pelatih;

    5) sebagai pengembang program; 6) Sebagai pengelola program; dan 7)

    sebagai tenaga profesional.

    C. Kompetensi Guru

    Kompetensi guru dikembangkan dari Undang Undang Nomor 20 tahun

    2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional da UU Nomor 14 tahun 2005 tentang

    Guru dan Dosen. Dalam implementasinya, standar kompetensi guru diatur

    melalui Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentaang Standar Kualifikasi

    Akademik dan Kompetensi Guru.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    10/32

    10 

    Broke dan Stone seperti dikutip Mulyasa (2006: 25) mengemukakan

     bahwa kompetensi guru sebagai “... descriptive of qualitative nature of teacher

    behavior appears to be entirely meaningful ”. Hal ini diartikan bahwa

    kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku. guru

    yang penuh arti. Charles (Mulyasa, 2006: 26) mengemukakan. bahwa:

    “competency as rational performance which satisfactorily meets the objective

     for a desired condition” (kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk

    mencapai tujuan. yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan).

    Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

    tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: "kompetensi adalah seperangkat

     pengetahuan, keterampilan, dani perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan

    dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan."

    Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa kompetensi mengacu pada

    kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan;

    kompetensi guru menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional

    untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas

     pendidikan. bikatakan rasional karena mempunyai arah dan tujuan, sedangkan

     performance merupakan perilaku nyata dalam arti tidak hanya dapat diamati,

    tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata. Kompetensi merupakan

    komponen utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi

     perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan

    tertentu.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    11/32

    11 

    Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,

    keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk

    kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,

     pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,

     pengembangan pribadi dan profesionalisme.

    Kompetensi seorang guru harus dilihat secara menyeluruh (holistic);

    tidak hanya dalam hal pengetahuan dan ketrampilan mengajar, namun juga dari

    sisi „manusiawi‟ guru secara utuh. Peran seorang guru akan jauh lebih efektif

     bila selain menguasai materi pembelajaran (dimensi head ), dan keterampilan

    mengajar (dimensi hand ), dia mampu menerima dan dapat bekerja sama

    dengan rekan kerja dan murid-muridnya (dimensi heart ); serta dapat

    menemukan kedamaian, prinsip dan makna kehidupan di sekolah tempatnya

     bekerja (dimensi spirit) (www.teacher.org/html).

    Keempat dimensi tersebut tertuang dalam Pasal 10 UU No. 14 Tahun

    2005 yang menyatakan bahwa kompetensi guru “meliputi kompetensi

     pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

     profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”(Hasbullah, 2006: 185).

    Keempat dimensi tersebut harus mendapat perhatian yang utuh agar kinerja

    guru menjadi optimal.

    Keempat kompetensi guru tersebut dapat dijelaskan secara singkat

    sebagai berikut:

    http://www.teacher.org/htmlhttp://www.teacher.org/html

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    12/32

    12 

    1.  Kompetensi Pedagogik

    Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap

     peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

     belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

     potensi yang dimilikinya.

    2.  Kompetensi Kepribadian

    Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang

    mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,  arif dan

     berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

    3.  Kompetensi Sosial

    Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi

    dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang

    tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

    4.  Kompetensi Profesional

    Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran

    secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum

    mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,

    serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

    D. Kinerja Guru

    Pengertian kinerja menurut As‟ad (2004: 24) didefinisikan sebagai hasil

    kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran dan tugasnya

    dalam pekerjaan tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai/standar

    http://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/permasalahan-pengembangan-kurikulum-di-sekolah.htmlhttp://kompetensi.info/kompetensi-guru/kode-etik-guru-dan-dosen.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/pendidikan-sains-pilar-terpenting-dalam-dunia-pendidikan.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/profesionalitas-dalam-mengajar.htmlhttp://kompetensi.info/berita-kampus/kewajiban-pembuatan-surat-keputusan-tugas-belajar.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/mengembangkan-kurikulum-2013-sebagai-upaya-untuk-menjadikan-anak-bangsa-yang-cerdas-dan-berkarakter.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/mengembangkan-kurikulum-2013-sebagai-upaya-untuk-menjadikan-anak-bangsa-yang-cerdas-dan-berkarakter.htmlhttp://kompetensi.info/berita-kampus/kewajiban-pembuatan-surat-keputusan-tugas-belajar.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/profesionalitas-dalam-mengajar.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/pendidikan-sains-pilar-terpenting-dalam-dunia-pendidikan.htmlhttp://kompetensi.info/kompetensi-guru/kode-etik-guru-dan-dosen.htmlhttp://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/permasalahan-pengembangan-kurikulum-di-sekolah.html

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    13/32

    13 

    tertentu di perusahaan dimana individu tersebut berada. Hal ini mengandung

     pengertian bahwa kinerja merupakan suatu ketercapaian dalam melakukan

     peranan dalam pelaksanaan tugasnya.

    Dikaitkan dengan tugas guru, kinerja guru merupakan hasil kerja yang

    dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran dan tugasnya. Tugas

     profesional guru, menurut Pasal 20 Undang Undang No. 14 Tahun 2005

    meliputi: a) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran

    yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran; b)

    Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi

    secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

    teknologi, dan seni; c) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar

     pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras,dan kondisi fisik tertentu atau

    latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam

     pembelajaran; d) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum

    dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika; dan e) Memelihara dan

    memupuk persatuan dan kesatuan bangsa

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    14/32

    14

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. Keterkaitan Pendidikan Pascasarjana Administrasi Pendidikan dengan

    Tupoksi Guru

    Pendidikan Program Pascasarjana Administrasi Pendidikan merupakan

    salah satu program studi lanjutan yang linier dengan profesi guru. Program

     pendidikan tersebut dirancang untuk memberikan pengalaman dan kesempatan

     belajar bagi mahasiswa sehingga lulusan memiliki pemahaman dan penguasaan

     bidang pendidikan dan pengajaran.

    Kompetensi utama yang dipelajari pada Program Magister Administrasi

    Pendidikan meliputi: 1) Memiliki kemampuan untuk menguasai dasar-dasar

    ilmiah dan dasar-dasar metodologi pengelolaan pendidikan dan pembelajaran

    untuk mengembangkan konsep, teori, dan praktek penyelenggarakan

     pendidikan; 2) Memiliki kemampuan menggunakan ICT sebagai sarana untuk

    memecahkan masala-masalah sosial dengan memadukan antara konsep, teori,

    metodologi, dan praktek-praktek penyelenggaraan pendidikan; dan 3) Memiliki

    kemampuan untuk menghasilkan teori, konsep, dan model penerapan

     pengelolaan kependidikan dan pembelajaran, yang dapat dijalankan secara

    efektif dalam masyarakat, dan menjadi sumber dalam pembentukan tenaga

     pendidik dan kependidikan profesional.

    Adanya bekal ilmu yang diperoleh setelah mengikuti pendidikan pada

    Sekolah Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan tersebut

    memungkinkan guru untuk memiliki kemampuan bekerja sebagai tenaga

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    15/32

    15 

    akademik, peneliti, profesional, dan berkemampuan untuk menganalisis

     persoalan-persoalan manajemen pendidikan dan pembelajaran yang

     berkembang di dunia pendidikan untuk dapat memberikan kontribusi dalam

    mencari solusi serta upaya-upaya pengembangan konsep, teori, dan

    metodologi.

    Keterkaitan antara Pendidikan Program Pascasarjana Administrasi

    Pendidikan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru dapat dijelaskan

    secara singkat sebagai berikut:

    1.  Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pendidik

    Guru dikatakan sebagai pendidik, menurut UUSPN No. 20/2003 Bab

    XI Pasal 39 Ayat 2) dinyatakan bahwa pendidik (guru) merupakan tenaga

     profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

     pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan. Menurut UU No.

    14 tahun 2004 tentang Guru dan Dosen, yang disebut guru adalah pendidik

     profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

    mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

     pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

     pendidikan menengah . Dari dua undang-undang tersebut jelas bahwa Guru

    merupakan seorang tenaga kependidikan yang professional berbeda

     pekerjaannya dengan yang lain, karena ia merupakan suatu profesi, maka

    dibutuhkan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan tugas

    dan fungsinya (Tabrani Rusyan, 1990: 5).

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    16/32

    16 

    Sebagaimana dijelaskan bahwa salah satu kompetensi yang diperoleh

    setelah mengikuti pendidikan program pascasarjana Administrasi

    Pendidikan adalah memiliki dasar-dasar metodologi pengelolaan

     pendidikan untuk mengembangkan konsep, teori, dan praktek

     penyelenggarakan pendidikan. Kompetensi tersebut berkaitan erat dengan

    uraian tugas guru dalam menjalankan fungsinya sebagai pendidik. Uraian

    tugas tersebut meliputi: a) mengembangkan potensi/ kemampuan dasar

     peserta didik; b) mengembangkan kepribadian peserta didik; c)

    memberikan keteladanan; dan d) menciptakan suasana pendidikan yang

    kondusif. Dengan adanya kompetensi dasar-dasar metodologi pengelolaan

     pendidikan, guru akan lebih menguasai uraian tugas sesuai dengan fungsi

    tersebut.

    2.  Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pengajar

    Tugas dan peranan guru, antara lain: menguasai dan

    mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pela-

     jaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan belajar siswa.

    Sedangkan pembelajaran merupakan wujud dari kinerja guru, maka segala

    kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru harus menyatu, menjiwai, dan

    menghayati tugas-tugas yang relevan dengan tingkat kebutuhan, minat,

     bakat dan tingkat kemampuan peserta didik serta kemampuan guru dalam

    mengorganisasi materi pembelajaran dengan penggunaan ragam teknologi

     pembelajaran yang memadai. Pengertian pembelajaran menurut UUSPN

    tahun 2003 adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    17/32

    17 

    sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Maka Proses pembelajaran

    merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan

    siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

    untuk mencapai tujuan tertentu.

    Kompetensi lain yang diperoleh setelah mengikuti pendidikan

     program pascasarjana Administrasi Pendidikan adalah memiliki dasar-dasar

    metodologi pengelolaan pembelajaran untuk mengembangkan konsep,

    teori, dan praktek penyelenggarakan pendidikan. Kompetensi tersebut

     berkaitan erat dengan uraian tugas guru dalam menjalankan fungsinya

    sebagai pengajar. Uraian tugas guru dalam menjalankan fungsinya sebagai

     pengajar meliputi: a) merencanakan pembelajaran; b) melaksanakan

     pembelajaran yang mendidik; dan c) menilai proses dan hasil pembelajaran.

    Dengan adanya kompetensi dasar-dasar metodologi pengelolaan

     pembelajaran, guru akan lebih menguasai uraian tugas sesuai dengan fungsi

    tersebut.

    3.  Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pembimbing

    Kompetensi mengembangkan konsep, teori, dan praktek

     penyelenggarakan pendidikan yang diperoleh setelah mengikuti pendidikan

     program pascasarjana Administrasi Pendidikan memungkinkan guru untuk

    lebih optimal dalam menjalankan tugas sesuai fungsi sebagai pembimbing.

    Uraian tugas guru dalam menjalankan fungsinya sebagai pembimbing

    meliputi: a) mendorong berkembangnya perilaku positif dalam

     pembelajaran; dan b) membimbing peserta didik memecahkan masalah

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    18/32

    18 

    dalam pembelajaran. Dengan adanya kompetensi mengembangkan konsep,

    teori, dan praktek penyelenggarakan pendidikan, guru akan lebih

    menguasai uraian tugas sesuai dengan fungsi sebagai pembimbing tersebut.

    4.  Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pelatih

    Uraian tugas guru dalam menjalankan fungsi sebagai pelatih

    mencakup: a) melatih keterampilan- keterampilan yang diperlukan dalam

     pelajaran; dan b) membiasakan peserta didik berperilaku positif dalam

     pembelajaran. Pelaksanaan tugas guru sebagai pelatih tersebut akan

    menjadi semakin optimal mengingat salah satu kurikulum yang dipelajari

     pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan adalah

    Bekerja dengan anak dalam belajar. Kurikulum tersebut sangat menunjang

    uraian tugas guru dalam menjalankan fungsi sebagai pelatih.

    5.  Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pengembang

    Program

    Uraian tugas guru dalam menjalankan fungsi sebagai pengembang

     program mencakup membantu mengembangkan pendidikan sekolah dan

    hubungan kerjasama intra sekolah. Pelaksanaan tugas guru sebagai

     pengembang program tersebut akan menjadi semakin optimal mengingat

    salah satu kurikulum yang dipelajari pada Sekolah Pascasarjana Program

    Studi Administrasi Pendidikan adalah Administrasi Pendidikan Dasar.

    Kurikulum tersebut sangat menunjang uraian tugas guru dalam

    menjalankan fungsi sebagai pengembang program.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    19/32

    19 

    6.  Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pengelola

    Program

    Uraian tugas guru dalam menjalankan fungsi sebagai Pengelola

    Program mencakup membantu mengembangkan pendidikan sekolah dan

    hubungan kerjasama antar sekolah dan masyarakat. Pelaksanaan tugas guru

    sebagai Pengelola Program tersebut akan menjadi semakin optimal

    mengingat salah satu kurikulum yang dipelajari pada Sekolah Pascasarjana

    Program Studi Administrasi Pendidikan adalah Administrasi Pendidikan

    Dasar. Kurikulum tersebut sangat menunjang uraian tugas guru dalam

    menjalankan fungsi sebagai Pengelola Program.

    7.  Kemampuan guru dalam menjalankan fungsi sebagai Tenaga

    Profesional

    Profesi guru adalah profesi yang berkembang terus menerus dan

     berkesinambungan. Adanya persyaratan profesionalisme guru ini maka

     perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan profil guru Indonesia yang

     benar-benar profesional. Guru yang profesional harus memiliki kepribadian

    yang matang dan berkembang, dengan penguasaan ilmu yang kuat dan

    keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan

    teknologi dan pengembangan profesi secara berkesinambungan.

    Uraian tugas guru dalam menjalankan fungsi sebagai Tenaga

    Profesional mencakup melakukan upaya upaya untuk meningkatkan

    kemampuann profesional. Pelaksanaan tugas guru sebagai Tenaga

    Profesional tersebut akan menjadi semakin optimal mengingat salah satu

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    20/32

    20 

    kurikulum yang dipelajari pada Sekolah Pascasarjana Program Studi

    Administrasi Pendidikan adalah Kebijakan & Kepemimpinan. Kurikulum

    tersebut sangat menunjang uraian tugas guru dalam menjalankan fungsi

    sebagai Pengelola Program

    Pengembangan SDM guru dan tenaga kependidikan bertujuan

    memberikan kesempatan kepada guru dan tenaga kependidikan untuk

    mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,

    dan minat setiap individu sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan di sekolah.

    Di samping itu, juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, akan

     jaminan keamanan, sosial, pengakuan dan penghargaan, kesempatan

    mengembangkan diri.

    Cara dan strategi yang dapat dipergunakan untuk pengembangan SDM

    guru dan tenaga kependidikan, adalah: melalui: (1) Pendidikan Formal; (2)

    Pendidikan dan pelatihan; (3) Bimbingan atasan; (4) Bimbingan teman

    sejawat; (5) Workshop, lokakarya, seminar, dan sosialisasi program; (6)

    Magang, tukar menukar tenaga dalam bentuk kerjasama; dan (7) Studi banding,

    outbond, dan atau rekreasi.

    Diantara cara dan strategi tersebut pendidikan dan pelatihan bagian dari

     pengembangan SDM. Pendidikan dan pelatihan suatu proses yang akan

    menghasilkan suatu perubahan perilaku. Secara nyata perubahan perilaku itu

     berbentuk peningkatan mutu kemampuan dari sasaran pendidikan dan

     pelatihan. Pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya merupakan salah satu

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    21/32

    21 

     bentuk kegiatan dari program pengembangan sumber daya manusia (personal

    development).

    Pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu mata rantai

    (link ) dari siklus pengelolaan personil dapat diartikan: merupakan proses

     perbaikan staf melalui berbagai macam pendekatan yang menekankan realisasi

    diri (kesadaran), pertumbuhan pribadi dan pengembangan diri. Pengembangan

    mencakup kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk perbaikan dan pertumbuhan

    kemampuan (abilities), sikap (attitude), keterampilan ( skill ), dan pengetahuan

    (knowledge) anggota organisasi.

    B. Keterkaitan Pendidikan Pascasarjana Administrasi Pendidikan dengan

    Kinerja Guru

    Pendidikan merupakan suatu rekayasa untuk mengendalikan learning  

    guna mencapai tujuan yang direncanakan secara efektif dan efisien. Dalam

     proses rekayasa ini peranan “teaching ” amat penting karena merupakan

    kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan,

    keterampilan dan nilai kepada siswa sehingga apa yang ditransfer memiliki

    makna bagi diri sendiri, dan berguna tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi

    masyarakatnya. “Teaching ” atau mengajar hanya dapat dilakukan dengan baik

    dan benar oleh seseorang yang telah melawati pendidikan tertentu yang

    dirancang untuk mempersiapkan guru. Dengan kata lain, mengajar merupakan

    suatu profesi. (Dr. Zamroni, 2003,  Paradigma Pendidikan Masa Depan: 55-

    60).

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    22/32

    22 

    Peranan guru mengalami perubahan dari tokoh yang menyampaikan

    informasi menjadi orang yang memberikan bimbingan dan bantuan kepada tiap

    siswa secara individual. Namun ia tidak halangi untuk memberikan pengajaran

    klasikal atau menggunakan metode kuliah bila diperlukan oleh segenap siswa.

    Untuk menjalankan pengajaran individual guru harus memperdalam

     pengetahuan dan keterampilan tentang cara-cara mengajar yang terbuka

     baginya.

    Untuk melihat tingkat kemampuan profesional guru ada 2 perspektif,

    yaitu  pertama, dilihat dari tingkat pendidikan minimal dari latar belakang

     pendidikan untuk jenjang sekolah tempat dia menjadi guru. Kedua, penguasaan

    terhadap materi bahan ajar, mengelola proses pembelajaran, mengelola siswa,

    melakukan tugas-tugas bimbingan, dan lain-lain. Profesi guru tampaknya

    masih relatif berbeda dengan profesi yang berpijak dari ilmu keras (hard

     sciences), profesi yang berbasis ilimu-ilmu keras tertentu benar-benar

    mengkondisikan penyandang profesi itu untuk melakukan praktik-praktiknya

     berdasarkan teori keilmuan, teori yang benar-benar menjadi masukan dalam

     praktek. Untuk pengembangan profesinya, banyak guru pemula yang merasa

    sedih karena tidak dipersiapkan secara matang untuk melaksanakan tugas-tugas

    kompleks yang diperlukan di dalam kelas. Pendidikan prajabatan bagi guru-

    guru dinilai masih terlalu lemah sehingga guru pemula masih harus banyak

     belajar di dalam pekerjaan, serta saling membantu satu sama lainnya dalam

     batas-batas yang mereka bisa buat.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    23/32

    23 

    Guru yang memiliki pemahaman konseptual tinggi terhadap masalah

     pendidikan akan mempunyai relasi yang lebih positif dengan siswa maupun

    dengan sejawat dan kurang mengalami gangguan psikologis. Glassberg (dalam

    Glickman, 1981) menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa guru-guru yang

    tingkat berpikir abstraknya tinggi memiliki daya adaptasi dan gaya mengajar

    yang bersifat fleksibel. Mereka lebih supel serta mampu menggunakan

     berbagai model mengajar. Sebab dengan daya berpikir yang kreatif mereka

    akan mampu menciptakan variasi mengajar yang menyenangkan. Dengan

    adanya peningkatan kemampuan konseptual melalui pendidikan yang diikuti

    dalam program pascasarjana, diharapkan kinerja guru semakin optimal.

    Kinerja guru dapat dilihat pada saat dia melaksanakan interaksi belajar

    mengajar dikelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester

    maupun persiapan mengajar. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan

     bahwa kinerja seseorang tergantung pada: (1) faktor individu yang

     bersangkutan yakni menyangkut kemampuan, kecakapan, motivasi dan

    komitmen yang bersangkutan pada organisasi; (2) faktor kepemimpinan yakni

    menyangkut dukungan dan bimbingan yang diberikan pada bahan serta

    dukungan kualitas itu sendiri; (3) faktor tim atau kelompok yaitu menyangkut

    kualitas dukungan yang diberikan oleh tim (partner/teman kerja); (4) faktor

    sistem yaitu menyangkut sistem kerja dan fasilitas yang diberikan oleh

    organisasi, dan (5) faktor situasi anak yaitu menyangkut lingkungan dari dalam

    dan dari luar serta perubahan-perubahan yang terjadi.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    24/32

    24 

    Kompetensi paedagogik menekankan pada kemampuan seorang guru

    dalam mengelola peserta didik baik dalam mendidik, mengajar maupun

    melatih. Kompetensi kepribadian/personal lebih menunjukkan pada

    kematangan pribadi. Di sini aspek mental dan emosional harus benar-benar

    terjaga. Kompetensi sosial lebih menunjukkan pada kemampuan guru untuk

     berelasi, berinteraksi. Guru memperlihatkan keluwesan dalam pergaulan

    dengan peserta didik, kepala sekolah, dan juga teman sejawat di tempat ia

    mengajar. Guru bisa menciptakan persahabatan yang baik. Keberadaannya

    memberi manfaat yang positif. Sedangkan kompetensi profesional lebih

    menunjukkan pada kemampuan yang dimiliki guru sebagai pengajar yang baik.

    Hamzah B Uno (2006) berdasarkan Komisi Kurikulum Bersama P3G

    menetapkan dan merumuskan bahwa kompetensi profesional guru di Indonesia

    terdiri atas 10 kompetensi, yakni: (1) menguasai bahan pelajaran; (2)

    mengelola program pembelajaran; (3) mengelola kelas; (4) menggunakan

    media dan sumber belajar; (5) menguasai landasan pendidikan; (6) mengelola

    interaksi belajar mengajar; (7) menilai prestasi belajar; (8) mengenal fungsi dan

    layanan bimbingan dan penyuluhan; (9) mengenal dan menyelenggarakan

    administrasi sekolah; dan (10) memahami dan menafsirkan hasil penelitian

    guna keperluan pengajaran.

    Dari kesepuluh kompetensi profesional itu menurut hemat penulis dapat

    dirangkum menjadi dua kompetensi yang paling utama, yaitu menguasai bahan

     pelajaran dan dapat mengajarkannya dengan jelas dan menarik. Kedua

    kompetensi inilah dalam kondisi objektif belum terpenuhi. Mungkin kita

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    25/32

    25 

     pernah mendengar komentar, “Si guru A itu hebat benar penguasaan materinya

    tetapi tidak bisa mengajar‟, atau sebaliknya, “Si guru B itu pandai mengajar

    tetapi minim penguasaan materi‟. 

    Pengembangan profesi guru secara makro dapat dimaknai sebagai

     proses peningkatan kompetensi, kualitas dan kemampuan sumberdaya guru dan

    tenaga kependidikan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan bangsa.

    Mengapa dikatakan demikian, karena semua pembangunan pada suatu Negara

    itu pasti dimulai dari pendidikan. Proses pengembangan tersebut mencakup

     perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sumberdaya guru dan tenaga

    kependidikan.

    Adapun pengembangan profesi guru secara mikro dapat diartikan

    sebagai proses perencanaan dari pendidikan dan pelatihan, pengelolaan guru

    dan tenaga kependidikan untuk mencapai suatu hasil yang optimum. Sehingga

    untuk mengembangkan kompetensi sebagai pengembangan dari profesi

    guru,diantarn melalui pendidikan dan pelatihan

    Pendidikan memegang peran yang sangat penting di dalam proses

     peningkatan kualitas SDM. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan proses

    yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas SDM itu sendiri.

    Pendidikan yang bermutu memiliki kaitan ke depan ( forward linkage) dan

    kaitan ke belakang (backward linkage).  Forward linkage  berarti bahwa

     pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan

    kehidupan bangsa yang maju, modern, dan sejahtera. Backward linkage berarti

     bahwa pendidikan yang bermutu tergantung pada keberadaan guru yang

     bermutu, yaitu guru yang profesional, sejahtera, dan bermartabat.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    26/32

    26

    BAB IV

    HAMBATAN DAN KENDALA

    Peningkatan kualitas sumber daya manusia pendidikan yang dilakukan

    melalui pendidikan bukannya tanpa hambatan dan kendala. Berdasarkan

     pengalaman pribadi penulis selama mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana

    Program Studi Administrasi Pendidikan, hambatan dan kendala yang dihadapi

    dapat diklasifikasikan ke dalam hambatan dan kendala yang bersifat internal dan

    eksternal.

    Hambatan dan kendala yang bersifat internal merupakan hambatan dan

    kendala yang berasal dari dalam diri penulis. Adapun hambatan dan kendala yang

     bersifat eksternal berasal dari luar diri penulis.

    Hambatan dan kendala tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai

     berikut ini.

    1.  Mahalnya Biaya Pendidikan

    Biaya pendidikan yang cukup tinggi untuk menempuh pendidikan di

     jenjang Pascasarjana menjadi salah satu hambatan dalam menempuh

     pendidikan lanjutan. Biaya pendidikan yang mencapai proporsi sekitar 35%

    dari take home pay  gaji guru bersertifikasi cukup memberatkan bagi guru

    mengingat masih banyak beban biaya lain yang menjadi tanggungan guru.

    Untuk itu ke depannya diharapkan ada bantuan dari pemerintah atau pihak lain

    yang terkait sehingga beban biaya pendidikan lanjutan menjadi lebih ringan

    sehingga semakin banyak guru yang berminat untuk mengikuti pendidikan

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    27/32

    27 

    yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya skema kebijakan

    tugas belajar dan bea siswa bagi guru untuk mengikuti pendidikan lanjutan

    2.  Padatnya Jadwal Kegiatan Mengajar dan Jadwal Kuliah

    Sudah menjadi fakta bahwa ijin bagi guru yang melanjutkan pendidikan

    ke jenjang yang lebih tinggi diberikan dengan catatan tidak mengganggu

     pekerjaan. Dengan demikian guru tetap harus menjalankan tugas dan

    kewajiban mengajar selama mengikuti pendidikan lanjutan. Hal ini menjadi

    hambatan dan kendala tersendiri bagi guru mengingat jadwal kegiatan

     perkuliaahan harus menyesuaikan dengan jadwal kegiatan mengajar di sekolah.

    Untuk itu disarankan kepada pihak terkait, khususnya pengambil

    kebijakan, agar dapat memberikan dispensasi atau insentif bagi guru yang ingin

    melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan

    adanya skema kebijakan tugas belajar yang membebaskan guru dari tugas

    mengajar selama mengikuti pendidikan lanjutan.

    3.  Beban Tugas Mengajar dan Tugas Kuliah

    Tidak bisa dipungkiri bahwa beban tugas yang disandang guru yang

    mengikuti pendidikan lanjutan menjadi semakin berat. Hal ini dikarenakan

    selain harus menjalankan beban tugas mengajar yang tidak boleh ditinggalkan,

    guru juga harus menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dosen selama

    mengikuti pendidikan lanjutan.

    Beban tugas ganda tersebut menjadi kendala tersendiri bagi guru. Untuk

    itu, ke depan disarankan agar guru yang mengikuti pendidikan lanjutan

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    28/32

    28 

    diberikan insentif keringanan tugas selama waktu tertentu sehingga lebih

    optimal dalam mengikuti pendidikan lanjutan yang diikuti. Hal ini dapat

    dilakukan dengan adanya skema kebijakan tugas belajar yang membebaskan

    guru dari tugas mengajar selama mengikuti pendidikan lanjutan.

    4.  Kendala Bahasa

    Hambatan dan kendala lain yang tidak kalah pentingnya adalah

     permasalahan bahasa. Selama ini guru, khususnya guru di Sekolah Dasar,

     jarang sekali menggunakan bahasa asing baik dalam bahasa lisan maupun

    tulisan. Penguasaan bahasa asing pada sebagian besar guru di tingkat Sekolah

    Dasar boleh dikatakan sangat minim. Sedangkan literatur yang banyak

    digunakan selama mengikuti pendidikan lanjutan adalah dalam bahasa Inggris.

    Hal ini menjadi hambatan dan kendala tersendiri bagi guru. Untuk itu

    disarankan kepada para guru yang hendak mengikuti pendidikan lanjutan agar

     belajar bahasa Inggris demi kelancaran studi lanjutan mereka.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    29/32

    29

    BAB V

    P E N U T U P

    A.  Simpulan

    Berdasarkan pemaparan pada bab sebelumnya, selanjutnya dapat

    disimpulkan sebagai berikut ini.

    1. 

    Keterkaitan pendidikan pascasarjana Administrasi Pendidikan dengan

    Tupoksi Guru adalah bahwa dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang

    yang lebih tinggi, kemampuan konseptual guru semakin meningkat.

    Program Pascasarjana Administrasi Pendidikan dirancang untuk

    memberikan pengalaman dan kesempatan belajar bagi mahasiswa

    sehingga lulusan memiliki pemahaman dan penguasaan bidang

     pendidikan dan pengajaran. Hal ini dikarenakan bahwa kompetensi utama

    yang dipelajari pada Program Magister Administrasi Pendidikan meliputi:

    1) Memiliki kemampuan untuk menguasai dasar-dasar ilmiah dan dasar-

    dasar metodologi pengelolaan pendidikan dan pembelajaran untuk

    mengembangkan konsep, teori, dan praktek penyelenggarakan

     pendidikan; 2) Memiliki kemampuan menggunakan ICT sebagai sarana

    untuk memecahkan masalah-masalah sosial dengan memadukan antara

    konsep, teori, metodologi, dan praktek-praktek penyelenggaraan

     pendidikan; dan 3) Memiliki kemampuan untuk menghasilkan teori,

    konsep, dan model penerapan pengelolaan kependidikan dan

     pembelajaran, yang dapat dijalankan secara efektif dalam masyarakat, dan

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    30/32

    30 

    menjadi sumber dalam pembentukan tenaga pendidik dan kependidikan

     profesional.

    2.  Keterkaitan pendidikan pascasarjana Administrasi Pendidikan dengan

    kinerja guru adalah bahwa pendidikan memegang peran yang sangat

     penting di dalam proses peningkatan kualitas SDM. Peningkatan kualitas

     pendidikan merupakan proses yang terintegrasi dengan proses

     peningkatan kualitas SDM itu sendiri. Pendidikan yang bermutu memiliki

    kaitan ke depan ( forward linkage) dan kaitan ke belakang (backward

    linkage).  Forward linkage  berarti bahwa pendidikan yang bermutu

    merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang

    maju, modern, dan sejahtera. Backward linkage berarti bahwa pendidikan

    yang bermutu tergantung pada keberadaan guru yang bermutu, yaitu guru

    yang profesional, sejahtera, dan bermartabat.

    B.  Saran

    Berdasarkan pada simpulan di atas, selanjutnya dapat dikemukakan

    saran sebagai berikut:

    1.  Bagi Guru

    Guru disarankan untuk mau meningkatkan kompetensi dengan

    mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Cara ini dapat dilakukan dengan

    melanjutkan pendidikan ke tingkat S1 bagi guru yang belum sarjana dan

    melanjutkan ke jenjang S2 bagi guru yang sudah memperoleh derajad

    sarjana.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    31/32

    31 

    2.  Bagi Sekolah

    Sekolah disarankan untuk mendorong guru meningkatkan kapasitas

    diri mereka dengan cara melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

    tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan insentif berupa

     pemberian bantuan bea siswa bagi guru untuk melanjutkan pendidikan ke

     jenjang yang lebih tinggi.

    3. 

    Bagi Dinas Pendidikan

    Dinas Pendidikan disarankan untuk memotivasi para guru

    mengembangkan diri melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal

    ini dapat dilakukan dengan pemberian insentif bagi guru yang berminat

    melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

  • 8/16/2019 Pendidikan Dan Kinerja Guru

    32/32

    DAFTAR PUSTAKA

    Mulyasa, E. 2007a. Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja

    Rosdakarya.

    Mulyasa, E. 2007b. Menjadi Guru Profesional . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

    Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

    yang disempurnakan dalam: Lampiran Permendiknas No 16/2007 tentang

    kompetensi guru . 

    Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tetang Pendidikan dan Pelatihan 

    Pringgawidagda Suwarna, (2002), Strategi Penguasaan Berbahasa, Adi Cita

    Karya Nusa, Yogyakarta.

    Rusyan Tabrani, (1993),  Proses Belajar Mengajar Yang Efektif , Bina Budaya,

    Jakarta.

    Sahertian,A. (1994), Propil Pendidik Profesional , Andi Offset Yogyakarta.

    Samana, (1992), Sistem Pengajaran, Knisius, Yogyakarta.

    Simamora, Henry. 1997, Manajemen Sumber daya Manusia. Yogyakarta: STIE

    YKPN. 

    Soeryadi, DM. November, 2005.  Profesionalisme Guru Merupakan Pilar Utama

    dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Media.

    Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

    Sudarwan, 2002, Inovasi Pendidikan: Falah Production, Bandung.

    Sudjana, (2000), Strategi Pembelajaran, Falah Production, Bandung.

    Supratno, Haris. 2006. Peran Strategis LPTK dan Sertifikasi. Media.

    Supriadi, Dedi dan Fasli Jalal (ed.). 2001.  Reformasi Pendidikan Dalam Konteks

    Otonomi Daerah. Yogyakarta : Adi Cita Karya Nusa. 

    Tilaar. H. A.R., 2007. Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis.

    Jakarta : Rineka Cipta

    Undang-Undang Dasar Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen.

    Bandung: Citra Umbara.