Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi...

117
EVALUASI PROFESIONALISME KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS TERHADAP KINERJA GURU PNDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MI ................ KABUPATEN ................ KARYA TULIS Disusun sebagai syarat kenaikan pangkat Dari IVlb ke IV/c Oleh ………………….. NIP. ……………………………… i

description

Karya Tulis - Kenaikan Pangkat

Transcript of Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi...

Page 1: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

EVALUASI PROFESIONALISME KINERJA GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM (STUDI KASUS TERHADAP KINERJA GURU

PNDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MI ................ KABUPATEN ................

KARYA TULIS

Disusun sebagai syarat kenaikan pangkat

Dari IVlb ke IV/c

Oleh

…………………..

NIP. ………………………………

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KABUPATEN ................

TAHUN 20

i

Page 2: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH IBTIDAIYAH ................

KABUPATEN ................

SURAT KETERANGAN

N0:025/MI .20/11.09/O1/ 2010

Yang bertanda tangan dibawah ini kami Kepala MI. ................

Kabupaten ................ menerangkan bahwa:

Nama : ……………………………………

NIP : ……………………………………

Pangkat : ……………………………………

Jabatan : Pengawas PAI. SD/MI/TK/RA,BA Kecamatan

telah mengumpulkan data pada MI. yang kami bina untuk penulisan Karya

Tulis yang bejudul:

“EVALUASI PROFESIONALISME KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM(STUDI KASUS TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH ................

KABUPATEN ................)”.

Karya Tulis tersebut kami jadikan bahan bacaan pada lembaga yang kami bina.

Demikian Surat keterangan ini dapat digunakan sebagaimana perlunya.

................, 5 Oktober 20Kepala

……………………….. NIP-

ii

Page 3: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

DEPARTEMEN AGAMAKANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN ................

……………………………………………………..Fax. ………………………………….

LEMBAR PENGESAHAN

No.Kd.13.03/I-a/Kp.07.1/02/2010

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Kantor Departemen Agama

Kabupaten ................ menerangkan dan mcngesahkan Karya Tulis Ilmiah yang

telah disusun atas nama :

Nama : ……………………………………

NIP : ……………………………………

Pangkat : ……………………………………

Jabatan : Pengawas PAI. SD/MI/TK/RA,BA Kecamatan

Dengan judul “EVALUASI PROFESIONALISME KINERJA GURU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS TERHADAP KINERJA

GURU PENDII)IKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH

……………………… KABUPATEN ................)”

................, 5 Nopember 2010Kepala

Drs. H. NGUDIONO, M.Ag.MMNIP. 19620316 199203 1 001

iii

Page 4: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT. karena petunjuk

dan ridho Nya kami bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiyah ini dengan lancar

sekalipun secara sederhana, dengan judul “EVALUASI PROFESIONALISME

KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS

TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI

MADRASAH IBTIDAIYAH ................ KABUPATEN ................)”

Penulis tidak mungkin bisa menyelesaikan Karya Tulis ini tanpa bantuan

dari berbagai pihak untuk itu penulis menyampaikan banyak - banyak

terimakasih utamanya kepada:

1. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten ................2. Kepala MI ................ Kabupaten ................3. Teman-teman guru MI ................ Kabupaten ................ dan

semua pihak yang membantu terselesainyanya penulisan Karya Tulis ini semoga menjadi amal hasanah dan mendapatkan balasan balasan dari Alloh swt.di hari akhir nanti amin.Dan penulis merasa masih kurang sempurna dalam menyusun karya tulis

ini untuk itu penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini ber manfaat khususnya

bagi penulis dan umumnya kepada semua pihak.

................ 20 Oktober 20

Penulis

iv

Page 5: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

SURAT KETERANGAN.............................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................iii

KATA PENGANTAR.................................................................................................iv

DAFTAR ISI.................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................4

C. Tujuan Penelitian................................................................................4

D. Kegunaan Penelitian...........................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................7

A. Pengertian Kompetensi Guru..............................................................7

B. Beberapa Kompetensi Guru................................................................9

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Guru.....................37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................40

A. Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................40

B. Metode dan Rancangan Penelitian....................................................40

C. Populasi dan Sampel.........................................................................41

v

Page 6: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

D. Instrumem Penelitian........................................................................42

E. Pengumpulan Data dan Analisa Data...............................................42

BAB IV HASIL -HASIL PENELITIAN..................................................................45

A. Jabaran Variabel Penelitian...............................................................45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................59

A. Kesimpulan.......................................................................................59

B. Saran-saran........................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................62

LAMPIRAN

vi

Page 7: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membahas permasalahan pendidikan sudah barang tentu tidak akan

terlepas dari subyek pendidikan itu sendiri terutama guru dan peserta

didak. Hal ini karena kedua elemen pendidikan tersebut merupakan pilar

yang sangat penting dalam pendidikan.

Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar. Ia

mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan suatu

keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh sebab itu guru dituntut

mempunyai kamampuan (kompetensi) terutama dalam melaksanakan

profesionalisme dalam kinerjanya yaitu sebuah proses belajar dan

mengajar.

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pada bab XI, pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa “… Pendidik

merupakan tenaga professional yang fungsional dengan tugas utama

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mengembangkan

proses pendidikan dalam pembelajaran.

Seorang guru yang professional dalam kinerjanya, dituntut untuk

berkompetensi tinggi terutama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.

Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan, profesionalisme

/kompetensi ini tidak semua guru dapat menguasainya dengan baik.

Jangankan guru yang belum berpengalaman, guru yang pengalaman

1

Page 8: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

2

mengajar cukup lama, belum tentu dapat menguasai kompetensi tersebut

dengan baik. Karena penguasaan sebuah teori yang baik belum tentu dapat

diterapkan dengan baik pula dalam sebuah proses interaksi belajar

mengajar dalam realitanya. Hal tersebut tergantung dalam situasi dan

kondisi proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Kompetensi guru

terdiri dari kampetensi pribadi, sosial dan profesional.

Profesiolisme kinerja guru, merupakan kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang guru. Karena kompetensi ini adalah menyangkut

tugasnya sebagai pendidik dalam memberikan pengajaran kepada peserta

didiknya. Oleh sebab itu dalam hal ini, kompetensi profesionalisme guru

bukanlah suatu masalah yang berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh factor-

faktor lain, antara lain latar belakang pendidikan seorang guru itu sendiri

ditambah lagi dengan pengalamannya dalam kegiatan belajar mengajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi guru diatas, erat kaitannya

dengan masalah prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, kualitas kompetensi

professional guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses

interaksi belajar mengajar. Hal ini berarti berkualitas atau tidaknya suatu output

dari proses belajar mengajar atau prestasi belajar siswa, maka kompetensi

professional guru juga ikut menentukan, selain itu juga ditentukan oleh faktor

yang lain seperti keluarga, fasilitas, intelegensi dan minat belajar siswa

sendiri sebagai individu.

Kompetensi profesionalisme merupakan salah satu nilai kualitas guru

yang terpenting. Bila kompetensi itu tidak ada pada seseorang, maka ia

Page 9: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

3

tidak kompeten atau tidak professional dalam melaksanakan tugas guru di

lingkungan pendidikan formal.

Setiap guru harus memenuhi suatu standart kampetensi yang

diharapkan oleh masyarakat dan peserta didik. Karenanya dengan

kompetensi yang dimiliki tersebut, maka seorang guru akan dapat

mengatasi berbagai kesulitan yang mungkin akan dihadapi dalam sebuah

proses belajar mengajar. Hal mana mengajar merupakan masalah pokok

seorang guru. Disamping itu ia akan mengerti dan sadar akan tugas dan

kewajibannya sebagai pendidik yang baik, yang didambakan oleh

masyarakat. Disisi lain masyarakat yang menitipkan anaknya untuk dididik

akan merasa puas karena kompetensi yang dimiliki oleh guru tersebut.

Kehadiran kompetensi guru dalam proses interaksi mengajar tidak

lebih dari sebagai alat motivasi ekstrensik, karena guru hanya memberikan

dorongan dari luar pada setiap pribadi siswa. Berbagai usaha dilakukan

guru guna memberikan penguatan terhadap motivasi belajar siswa,

terutama dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Usaha-usaha guru

tersebut diantaranya membuat tujuan pengajaran dengan sistimatis,

menguasai bahan pengajaran dengan baik, memilih metode yang sesuai

untuk menciptakan lingkungan dengan baik guna mendukung proses

belajar mengajar yang konduksif. Hal tersebut diatas merupakan bagian

yang tidak dapat dipisahkan dari tugas guru sebagai pendidik.

Berangkat dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang

Kompetensi guru yang terfokus pada guru Agama ditinjau dari segi

Page 10: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

4

profesionalitas mengajar yang meliputi kemampuan merencanakan proses

pengajaran, kemampuan menguasai bahan pengajaran, kemampuan

menggunakan metode pengajaran dan kemampuan mengevaluasi.

Dari sini penulis mengangkat tema karya ilmiah dengan judul

“Evaluasi profesionalisme kinerja guru pendidikan Agama Islam (Studi

kasus terhadap kinerja guru pendidikan Agama Islam di MI ................

Kabupaten ................”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas

pemasalahan yang ingin dievaluasi dalam penelitian ini, adalah bagaimana

kinerja guru pendidikan agama Islam di MI ................

Kabupaten ................ dengan berdasarkan kompetensi guru Agama yang

menyangkut masalah-masalah pada pertanyaan berikut :

1. Bagaimana kemampuan guru dalam merencanakan program

pengajaran ?

2. Bagaimana kemampuan guru dalam menguasai bahan pengajaran ?

3. Bagaimana kemampuan guru dalam menggunakan metode pengajaran ?

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengevaluasi proses

pembelajaran ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui profesionalisme kinerja/kompetensi guru

Page 11: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

5

pendidikan agama islam di MI ................ Kabupaten ................ di tinjau

dari asfek profesionalitas mengajar yang menyangkut tentang masalah

yang harus dijawab dari pertanyaan - pertanyaan diatas antara lain :

1. Mendeskripsikan kemampuan guru di MI. ................ Kabupaten

Trenggalak dalam merencanakan program pengajaran.

2. Mendeskripsikan kemampuan guru di MI ................

Kabupaten ................ dalam menguasai bahan pengajaran.

3. Mendeskripkan kemampuanguru di MI ................ Kabupaten ................

dalam menggunakan metode pengajaran.

4. Mendeskripsikan kemampuan guru di MI ................ Kabupaten

................ dalam mengevaluasi proses pembelajaran yang telah

berlangsung.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini adalah diharapkan mempunyai nilai guna

dan aspek kemanfaatan terutama untuk :

1. Memberikan kontribusi kepada penyelenggara pendidikan khususnya

kepada guru agama islam di lingkungan MI ................

Kabupaten .................

2. Sebagai bahan masukan bagi penulis untuk mengembangkan sikap

ilmiah dan sebagai bahan dokumentasi untuk melakukan penelitian

lebih lanjut.

Page 12: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

6

3. Sebagai upaya dari penulis sebagai pengawas pendidikan agama islam

dalam memenuhi persyaratan untuk kenaikan pangkat dari golongan

IV/b ke IV/c

Page 13: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi guru terdiri dari dua kata yaitu kompetensi dan guru.

Kompetertsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “competence” atau

“competency” yang berarti kecakapan; kemampuan dan kewenangan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan kompetensi adalah

kewenangan untuk menentukan (memutuskan) sesuatu.

Menurut istilah, kompetensi mempunyai banyak arti, seperti yang

tersebut di bawah ini :

1. Brake dan Stone; seperti dikutip oleh Uzer Usman, kompetensi berarti

“descriptive of qualitative” nature or teacher behaviour appear to be

entirely meaningful”. Kompetensi berarti gambaran kualitas

perilaku guru yang tampak sangat berarti.

2. Charles E. Johnson, seperti dikutip Uzer Usman, memberi batasan

kompetensi sebagai “as a rasional performance with satisfactorily meets

the obyective for desired condition”. Kompetensi merupakan perilaku

yang disyaratkan.

3. Me Lead member batasan kompetensi berarti “the state of legality

competent qualified”. Kompetensi merupakan keadaan berwenang atau

memenuhi syarat menurut ketentuan hukum.

4. W Robert Houston seperti dikutip oleh Saiful Bahri Djamarah

mendefiniskan “Competence ordinaly is defined as “adequacy for a

7

Page 14: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

8

task” or as “possession or require knowledge, skill and abilities”. Disini

dapat diartikan, bahwa kompetensi sebagai suatu tugas yang memadai

atau pemilikan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang

dituntun oleh jabatan seseorang.

5. Bartow mendefinisikan kompetensi sebagai “the ability of a teacher to

responsibly perform his a her dutes appropriately”. Kompetensi

merupakan kemampuan seseorang (guru) melaksanakan kewajiban-

kewajibannya, serta bertanggungjawab dan layak.

Dari beberapa pendapat yang disebutkan , diatas dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk

melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya secara memuaskan.

Sedangkan pengertian guru secara sederhana adalah orang yang

memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Pengertian guru

menutut N.A Amitembun adalah semua orang yang berwenang dan

bertanggungjawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara

individual atau klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Atau

dengan kata lain guru dapat diartikan sebagai pengelola proses belajar

mengajar

Dari batasan pengertian kedua kata diatas, jika digabungkan maka

Kompetensi guru adalah kemampuan atau wewenang seorang guru

dalam melaksanakan tugasnya, yaitu bertanggungjawab terhadap

pendidikan murid-murid, baik secara individual atau klasikal baik di

sekolah maupun di luar sekolah secara memuaskan.

Page 15: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

9

Seorang guru perlu memiliki kepribadian, menguasai bahan

pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar sebagai dasar kompetensi.

Bila ciri-ciri di atas tidak dimiliki seorang guru, maka guru tersebut gagal

menunaikan tugas kewajibannya. Oleh karena itu, kompetensi mutlak

dimiliki oleh guru sebagai kemampuan, kecakapan atau keterampilan

dalam mengelola kegiatan pendidikan.

B. Beberapa Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan

dari diri guru sebagai pendidik, memang ini adalah suatu hal yang mutlak

dimiliki guru dan bahkan harus dikuasai. Disamping sebagai alat motivasi

ekstrensik, kompetensi guru juga sebagai alat yang berguna untuk

memberikan pelayanan yang terbaik agar siswa merasa puas dalam

pendidikan.

Untuk mendapatkan pengertian dan pengetahuan yang mendalam

mengenai kompetensi guru, pembahasan berikut akan mengupas beberapa

jenis kompetensi guru yang harus dan mutlak untuk dimiliki guru, bahkan

penguasaan kompetensi tersebut merupakan sarana dalam rangka

menjalankan tugas mulianya yaitu sebagai pengabdi kepada agama, nusa

dan bangsa di bidang pendidikan.

Beberapa ahli kependidikan berbeda pendapat tentang jenis-jenis

kompetensi guru Sebagian pendapat bahwa kompetensi guru terbagi

menjadi dua jenis, sementara sebagian yang lain membagi kompetensi

guru menjadi tiga jenis. Pendapat perEama diikuti oteh Uzer Usman. Ia

Page 16: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

10

mengungkapkan dalam bukunya, menjadi guru profesional, bahwa

kompetensi guru dibagi menjadi dua jenis, yaitu kompetensi pribadi dan

kompetensi profesional. Sedangkan pendapat kedua diikuti oleh Cece

Wijaya dan Tabrani Rusyan, mereka berpendapat bahwa kompetensi guru

dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kompetensi pribadi, kompetensi

profesional dan kompetensi sosial.

Dari kedua pendapat tersebut diatas, keduanya sepakat bahwa

kompetensi tersebut mutlak untuk dimiliki seorang guru. Ketiga

kompetensi guru diatas, kesemuannya itu adalah merupakan hal yang

penting dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar,

terutama kompetertsi profesional karena menyangkut tugasnya sebagai

Pengajar dan Perdidik.

1. Kompetensi Pribadi

Yang dimaksud dengan kompetensi pribadi adalah kompetensi

berkaitan dengan pribadi seorang (guru).

Menurut Uzer Usman yang termasuk dalam kompetensi pribadi adalah (a) mengembangkan kepribadian, (b) berinteraksi dan berkomunikasi, (c) melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, (d) melaksanakan adminitrasi sosial, dan (e) melaksanakan penelitian untuk kepentingan pengajaran.

Sedangkan menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, kompetensi pribadi itu meliputi (a) kemantapan dan integrasi pribadi, (b) peka terhadap perubahan dan pembaharuan, (c) berfikir alternatif, (d) adil, jujur dan obyektif, (e) berdisiplin dalam memperoleh hasil yang sebaik-baiknya (f) simpatik dan menarik, luwes, bijaksana dan sederhana dalam bertindak, (g) bersitat terbuka, (h) kreatit dan, (i) berwibawa.

Page 17: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

11

Sebagian dari penjelasan kompetensi pribadi diatas, baik yang

dikemukakan oleh Uzer Usman maupun Cece Wijaya dan Tabrani

Rusyan, merupakan indikator-indikator kepribadian seseorang.

Kepribadian itu sendiri sebenarnya abstrak, yang dapat dilihat atau

diketahui hanyalah indikatornya. Zakiyah Daradjat mengemukakan

bahwa kepribadian ini sesungguhnya abstrak (maknawi), sukar

dilihat secara nyata, yang dapat dilihat atau diketahui hanyalah

indikator atau bekasnya dalam segala segi dan aspek

kehidupannya. Kepribadian guru ini dapat dilihat melalui

penampilan tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam

menghadapi persoalan.

2 Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial guru metiputi tiga macam yaitu hubungan guru

dengan siswa, sesama guru, dan guru dengan masyarakat sekitar dimana

ia tinggal. Hubungan guru dengan siswa dapat tercermin dari intensitas

pertemuan antara keduanya. Baik itu terjadi di dalam maupun di

luar kelas.

Demikian juga hubungan sesama guru terjadi baik apakah sebatas

sekolah ataupun bahkan antara keluarga guru sehingga terbentuk suatu

keluarga besar. Sedangkan hubungan guru dengan masyarakat sekitar

lebih menitikberatkan aktif di lingkungan mereka. Dengan kata lain

guru ikut serta dalam kegiatan di lingkungan.

Page 18: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

12

3. Kompetensi Profesional

a. Pengertian Profesional

Pengertian profesional berasal dari kata dasar profesi yang

berarti “bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan pelatihan

(ketrampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Sedangkan

professional itu sendiri rnempunyai arti “memerlukan kepandaian

khusus untuk menjalankannya.

Dalam hal ini apabila dikaitkan dengan guru maka

professional dapat diartikan keahlian atau kepandaian khusus

dalam bidang keguruan sehingga mampu menjalankan tugas

fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

b. Ciri-ciri professional

Menurut Suharsimi Arikunto yang dikutip dari Robert W.

Rickey (1974) mengemukakan cirri-ciri profesi sebagai berikut :

(1) Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal

dibandingkan dengan kepentingan pribadi.

(2) Seorang pekerja professional, secara relatif memerlukan waktu

yang panjang untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-

prinsip pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.

(3) Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut

serta mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan

jabatan.

Page 19: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

13

(4) Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku,

sikap dan cara kerja.

(5) Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi

(6) Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standard

pelayanan, disiplin diri dalam profesi serta kesejahteraan

anggotanya

(7) Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan

kemandirian.

(8) Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (alive carter)

dan menjdi seorang anggota yang permanen.

Ciri-ciri profesi tersebut diatas, apabila dihubungkan dengan

profesi keguruan itu sangat sesuai, diantaranya :

(1) Dimana profesi guru itu adalah jabatan yang lebih

mementingkan pelayanan kemanusiaan. Seperti kita ketahui

mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial tinggi,

tidak perlu diragukan lagi. Guru yang baik akan sangat

berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari

warga negara masa depan.

(2) Profesi guru inipun memerlukan waktu yang lama untuk

mendukung keahliannya. Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi

sekurang-kurangnya empat tahun bagi guru pemula (S1 di

LPTK), atau pendidikan persiapan professional di LPTK

Page 20: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

14

paling kurang selama setahun setelah mendapat gelar

akademik S1 di perguruan tinggi non LPTK.

(3) Profesi guru memiliki kualifikasi untuk meningkatkan jabatan.

Hal ini jelas sekali seperti penyetaraan D-II untuk guru-guru

SD, dan Penyetaraan D-III untuk guru-guru SLTP.

(4) Profesi guru juga memiliki kode etik dalam melaksanakan

tugasnya, kode etik artinya adalah aturan kesopanan. Hal ini

sangat penting karena guru merupakan profesi yang dijadikan

panutan bagi peserta didiknya.

(5) Jelas sekali di sini profesi guru menuntut kegiatan intelektual

yang tinggi, karena mengajar melibatkan upaya-upaya

yang sifatnya sangat didominasi kegiatan intetektual. Dapat

dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan profesi keguruan

adalah dasar bagi persiapan dan semua kegiatan profesional

lainnya.

(6) Profesi guru di Indonesia sudah ada Persatuan Guru Republik

Indonesia (PGRI) yang merupakan wadah seluruh guru mulai

dari guru taman kanak-kanak sampai guru sekolah lanjutan

atas, dan ada pula Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (IPSI)

yang mewadahi seluruh sarjana pendidikan.

(7) Jabatan guru jelaslah suatu profesi memberikan kesempatan

untuk kemajuan dan kemandirian karena profesi ini tugasnya

bukan hanya mendidik tapi juga membimbing.

Page 21: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

15

(8) Profesi guru adalah suatu profesi yang menjadi karier hidup.

Hal ini dapat dilihat di Indonesia, guru-guru di Indonesia tetap

bertahan walaupun bukan berarti bahwa jabatan guru di

Indonesia mempunyai pendapatan yang tinggi.

Dari keterangan diatas jelaslah bahwa jabatan profesional

guru mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia

pendidikan, demi kemajuan dan perkembangan bangsa Indonesia.

c. Sikap Profesional.

Guru yang merupakan tenaga professional dalam pendidikan,

ia mempunyai citra yang baik di masyarakat, disini guru menjadi

panutan dan teladan masyarakat. Masyarakat akan melihat

bagaimana sikap dan perbuatan guru, mulai dari pelayanan,

pengetahuan, berbicara, berpakaian, sampai cara bergaul, baik

dengan siswa, teman-temannya, serta anggota masyarakat.

Dan di sini akan dijabarkan sikap profesional guru menurut

Soetjipto dan Raflis Kosasi.

(1) Sikap terhadap Peraturan Perundang-undangan.

Dalam hal ini sikap guru Indonesia harus tunduk dan taat

kepada pemerintah dalam menjalankan tugasnya. Mereka

harus menjalankan kode etik yang telah diterapkan pemerintah

di Departemen Pendidikan.

Page 22: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

16

(2) Sikap terhadap Organisasi Profesi.

Sikap guru dalam hat ini adalah hendaknya guru

bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu

organisasinya sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Ha1

ini akan menambah keyakinan masyarakat dalam menitipkan

putra-putrinya di dunia pendidikan.

(3) Sikap terhadap Teman Sejawat.

Dalam ayat ke-7 kode etik guru disebutkan bahwa “Guru

memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan

kesetiakawanan social”.

Kode etik diatas adalah menunjukkan bahwa guru

hendaknya menjaga hubungan yang baik mencerminkan

kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial dengan rekan

seprofesinya baik di dalam maupun di luar lingkungan kerja.

(4) Sikap terhadap Anak Didik.

Didalam kode etik guru Indonesia dituliskan bahwa guru

berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. Dalam hal ini

sikap guru seharusnya tidak hanya mengutamakan

pengetahuan atau perkembangan intetektual saja, tetapi

juga harus memperhatikan perkembangan seluruh pribadi

peserta didik pada akhirnya akan dapat menjadi manusia

Page 23: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

17

yang mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam

kehidupan sebagai insan dewasa.

Disamping itu sikap seorang guru terhadap anak didik

adalah hendaknya menempatkan diri sebagai orang tua

kedua, dengan selalu memberikan nasehat, dorongan

motivasi, agar murid-muridnya lebih giat mengikuti

proses belajar mengajar.

Guru agama hendaknya bisa dijadikan suri tauladan yang

baik bagi seluruh peserta didiknya. Kalau bisa dia harus

bersikap seperti Rasulullah SAW. Sebagaimana tertulis dalam

Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat 21:

Artinya : Sungguh pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagi kamu, bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari kemudian dan banyak mengingat Allah.

Di sini guru agama diharapkan mampu mencontoh sikap

Rasulullah, yang selanjutnya dapat diaplikasikan dalam

kehidupanya untuk diikuti anak didiknya.

Page 24: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

18

(5) Sikap terhadap Tempat Kerja.

Sikap guru dalam hal ini diharapkan guru dapat

menciptakan lingkungan kerja yang menantang, agar ada

semangat dalam melakukan pekerjaannya. Suasana yang

menantang tadi harus disertai dengan terjalinnya hubungan

yang baik dengan orang tua siswa dan masyarakat sekitarnya.

Dan tentunya didukung suasana yang harmonis dan personil

yang ada disekitar sekolah itu sendiri.

(6) Sikap terhadap Pemimpin.

Pada butir ke-6 dalam kode etik guru Indonesia. berbunyi

“Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan

meningkatkan mutu dan martabat profesinya”. Ini berarti guru

dituntut untuk selalu meningkatkan martabat profesi baik

pribadi maupun secara kelompok.

Selain hal tersebut diatas, sikap guru terhadap profesinya

adalah merasakan, menikmati akan, pekerjaan yang telah dimiliki

dengan puas, seakan-akan tdak ingin mencari pekerjaan lainnya.

Itulah sikap bagi seorang yang berprofesi sebagai guru.

Guru bekerja dengan penuh dedikasi dengan menunjukkan

kesediaan yang tinggi untuk berbakti kepada pendidikan anak dan

masyarakat. Sekalipun guru tidak menonjolkan upah financial ia

juga manusia biaasa yang hrarus menghidupi keluarganya. Maka

Page 25: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

19

sudah selayaknya nasib guru senantiasa mendapat perhatian

pemerintah dan masyarakat.

d. Aspek-aspek Profesionalitas Guru.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa tugas utama guru itu

adalah “mendidik”. Dalam pendidikan di sekotah, tugas guru

sebagian besar adalah mendidik dengan cara mengajar. Di sini guru

bukan hanya asal mengajar di depan kelas saja, tapi tugas guru

sebelum itu masih ada, yaitu membuat persiapan mengajar dan

setelah mengajar di kelas, guru juga membuat evaluasi untuk

mengetahui keberhasitarr dari proses mengajarnya.

Dari sini dapat kita bayangkan bahwa tugas guru itu bdak

mudah, dia harus benar-benar mampu untuk menyalurkan ilmunya

agar mudah diterima anak didik. Tugas inti guru dalam mengajar itu,

ada tiga point, yaitu menyusun program pengajaran, melaksanakan

program Pengajaran, dan mengevaluasi program pengajaran.

(1) Penyusun Program Pengajaran.

Tugas guru sebelum memasuki kelas, adalah membuat /

menyusun program pengajaran, antara. lain sebagai berikut :

(a) Analisis Materi Pelajaran (AMP)

Analisis Materi Pelajaran (AMP) adalah hasil dari

kegiatan yang berlangsung sejak seseorang guru mulai

meneliti isi GSPP, kemudian mengkaji materi dan

menjabarkannya serta mempertimbangkan penyajiannya.

Page 26: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

20

Analisis materi pelajaran ini adalah salah satu bagian

dari rencana kegiatan belajar mengajar yang berhubungan

erat dengan materi pelajaran dan strategi penyajiannya.

Fungsi dari AMP ini adalah digunakan sebagai acuan

untuk menyusun program pengajaran baik tahunan

maupun semester, satuan pelajaran dan rencana

pengajaran.

(b) Program tahunan dan program semester.

Program tahunan dalam mengalokasi waktu untuk

setiap pokok bahasan dalam satu tahun pelajaran. Dan

Program semester merupakan salah satu bagian dari

program pengajaran yang memuat alokasi waktu untuk

setiap satuan bahasan pada setiap semester.

Sedangkan fungsinya kalau program tahunan

berfungsi sebagai acuan untuk membuat program

semester. Dan program semester berfungsi sebagai

acuan untuk menyusun program satuan pelajaran

(satpel). Acuan kalender kegiatan belajar mengajar

dan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas

penggunaan waktu belajar efektif yang tersedia.

Persiapan tahunan dibuat dengan cara mempelajari

dan mengambil dari kurikulum dan silabus yang sudah

berlaku. Dan persiapan semester itu dibuat dengan melihat

Page 27: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

21

bulanan, mingguan dan harian dijabarkan dari persiapan

tahunan.

(c) Persiapan Pengajaran.

Persiapan mengajar merupakan salah satu bagian

dari program pengajaran yang memuat satuan landasan

untuk disajikan dalam beberapa kali pertemuan. Fungsi

dari persiapan mengajar ini adalah dapat digunakan

sebagai acuan untuk menyusun rencana pelajaran,

sehingga guru dalam melaksanakan proses kegiatan

belajar mengajar lebih terarah dan dapat berjalan dengan

efektif dan efisien.

Persiapan mengajar yang baik harus memenuhi

kriteria sebagal berikut :

- Materi dan tujuan mengacu pada GBPP.

Dalam mempersiapkan proses belajar, yang

pertama kali dilakukan guru adalah merumuskan

tujuan-tujuan pengajaran yang akan dicapai. Tujuan

yang disiapkan guru di sini adalah tujuan

instruksional yaitu tujuan yang hendak dicapai dalam

setiap bagian mata pelajaran apa yang diajarkan.

Dalam tujuan ini dibedakan menjadi dua macam

yakni Tujuan Instruksional Umum (TIU), yang

sifatnya agama umum dan kedua Tujuan Instruksional

Page 28: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

22

Khusus (TIK), dimana sudah sangat spesfik dan

operasional. Tujuan Instruksional yang pertama (TIU)

ini telah ada dalam kurikulum, yakni pada Garis-garis

Besar Program Pengajaran (GBPP). Maka tugas guru

tinggal membuat tujuan instruksional khususnya

(TlK).

Bahan yang digunakan untuk merumuskan

Tujuan Instruksional Khusus tersebut adalah Tujuan

Instruksional Umum (TIU) dan bahan pengajaran atau

disebut juga sub pokok bahasan, yang kedua-duanya

tertulis di dalam buku Garis-garis Besar Program

Pengajaran (GBPP) agama Islam di sekolah. Tujuan

Instruksional Khusus ini dituntut bersitat operasional

dimana perumusannya itu ditinjau dari perubahan

tingkah laku siswa, sehingga guru di sinipun dapat

dengan mudah membuat alat evaluasi untuk

mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar.

Perumusan tujuan operasional yang baik, paling tidak

berpedoman dengan tiga hal di bawah ini :

• Berpusat pada perubahan tingkah laku murid. Hal

ini diharapkan, tujuan itu dapat merubah

tingkah laku dari siswa (anak didik), misalnya

Page 29: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

23

dari tidak bisa membaca menjadi bisa

membaca menjadi bisa membaca.

• Mengkhusus dalam bentuk-bentuk yang terbatas.

Tujuan yang merumuskan itu bersifat khusus dan

terbatas, agar dalam pengukurannya bisa dengan

mudah dilakukan.

• Realitas bagi kebutuhan perkembangan pelajaran

tersebut.

Tujuan itu arahnya jelas sesuai dengan realita/

kenyataan bagi perkembangan pelajaran yang

diajarkan.

- Proses belajar mengajar menunjang pembelajaran

aktif dan mengacu pada Analisis Materi Pelajaran

(AMP).

Hal di atas itu sangat penting, dimana bertujuan

agar penjelasan guru tidak keluar dari pokok

bahasan materi yang harus dipelajari, sehingga

penyampaian materi dapat lancar dan tepat

memenuhi sasaran sesuai dengan tujuan.

- Terdapat keselarasan antara tujuan, materi dan

alat penilaian.

adalah suatu media untuk mengetahui pencapaian

tujuan yang telah dirumuskan.

Page 30: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

24

- Dapat dilaksanakan.

Di sini guru dalam membuat/merancang

persiapan mengajar, harus dapat memperkirakan

apakah itu dapat dilaksanakan atau tidak, baik itu

menyangkut biaya maupun tenaga.

- Mudah dimengerti / dipahami.

Dalam menyusun persiapan mengajar guru juga

sebaiknya menyusun dengan baik sehingga dapat

dengan mudah dimengerti dan dipahami.

Itulah kriteria tentang persiapan mengajar yang baik.

Di samping itu ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan

berkenaan dengan persiapan mengajar.

• Persiapan mengajar dapat terdiri dari beberapa kali

pertemuan dan minimal menggunakan waktu 4 jam

pelajaran.

• Penilaian proses belajar dilakukan selama proses

belajar mengajar dengan mengacu pada tujuan yang

hendak dicapai.

• Ulangan harian diadakan pada setiap akhir bahan /

kajian pokok bahasan.

• Pada setiap pertemuan terdapat kegiatan :

- Pendahuluan yang meliputi motivasi dan

apersepsi, yaitu menanyakan materi pelajaran

Page 31: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

25

yang lalu atau melakukan korelasi dengan

lingkungan / mata pelajaran lain.

- Kegiatan inti yaitu pengembangan konsep dan

penerapan (latihan soal-soal).

- Penutup berupa kesimpulan, penugasan atau

penekanan/penguatan materi.

(d) Rencana Pengajaran.

Rencana pengajaran merupakan persiapan guru

mengajar untuk tiap pertemuan, dimana befungsi

sebagai acuan untuk mekaksanakan belajar mengajar

di kelas agar lebih efektif dan efisien.

Biasanya rencana pengajaran ini memuat

tentang point-point penting yang akan kita sampaikan

kepada peserta didik. Dan komponen-komponen

utama dari Rencana Pengajaran (RP) adalah Tujuan

Pembelajaran Khusus (TPK). Materi pelajaran

kegiatan pembelajaran dan alat penilaian proses.

Demikianlah mengenai profesionalitas guru

dalam menyusun program pengajaran yang

merupakan tugas guru sebelum masuk dalam kelas.

Yang mana semuanya bertujuan untuk kelancaran

proses belajar mengajar.

Page 32: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

26

(2) Pelaksanaan Program Pengajaran.

Setelah seorang guru membuat program pengajaran tugas

guru selanjutnya adalah melaksanakan atau menerapkan

program pengajaran yang telah disusun ke dalam proses belajar

mengajar di kelas. Dalam pelaksanaan program pengajaran,

hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

(a) Kesadaran Waktu (kedisiplinan).

Dalam pendidikan dan pengajaran, waktu

merupakan aspek yang selalu mendapatkan perhatian dari

setiap pengelola pendidikan dan pengajaran. Terutama

bagi seorang guru karena dia adalah orang yang sangat

berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Waktu inilah

yang membatasi setiap ruang gerak dari proses interaksi

belajar mengajar. Proses itu akan berakhir sesuai waktu

yang telah dijadwalkan setiap bidang studi, begitu juga

pada awal akan memulai pelajaran, guru akan memakai

ruang kelas bila jadwal mengajar untuk guru telah tiba.

Seorang guru yang menyadari akan pentingnya

waktu, dia tidak membiarkan waktu berlalu tanpa makna,

tetapi memanfaatkannya secara efektif dan efisien. Guru

yang kurang menghargai waktu merupakan suatu

tindakan yang kurang bijaksana karena sikap seperti

itu akan merugikan anak didik.

Page 33: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

27

Seperti peranan guru dalam CBSA, guru dituntut

memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan tertentu

untuk mengaktifkan belajar para siswanya. Dan ketepatan

waktu guru dalam mengajar itu adalah suatu sikap yang

akan ditiru oleh siswanya. Guru harus membimbing anak

didik agar menjadi warga sekolah dan masyarakat yang

berdisiplin. Dalam peranan itulah seorang guru harus

mencerminkan suatu tingkah laku sebagai warga

masyarakat yang dapat digugu dan ditiru oleh anak didik

dengan penuh kesadaran.

(b) Penguasaan bahan pengajaran.

Dalam proses pembelajaran, bahan merupakan hal

yang sangat penting. Tanpa bahan proses tersebut tidak

akan dapat berlangsung. Sebab bahan merupakan alat

untuk mencapai tujuan.

Guru sebagai tenaga professional harus bisa

menempatkan diri sebagai perantara dalam proses

interaksi belajar mengajar yaitu perantara antara ilmu

pengetahuan dengan anak didik. Meskipun guru berperan

sebagai perantara namun guru tidak akan dapat

melaksanakan peranannya bila guru tidak menguasai

bahan pelajaran. Kemampuan menguasai bahan

pelajaran adalah bagian integral dari proses belajar

Page 34: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

28

mengajar. Oleh karena itu guru menguasai bahan

pelajaran sebelum melaksanakan tugasnya mengajar

dalam kelas.

Menurut Sardiman AM, penguasaan bahan

pelajaran itu terdiri atas dua hal yaitu bahan pelajaran

itu sendiri dan bahan penunjang. Penguasaan bahan

bidang studi dalam kurikulum sekolah yang

dimaksudkan dalam hat ini adalah guru harus

menguasai bahan sesuai dengan materi atau cabang

ilmu pengetahuan yang dipeganganya sesuai yang

tertera dalam kurikulum sekolah.

Pengayaan bahan pelajaran ini bisa dilakukan

dengan memberikan cerita-cerita yang berhubungan

dengan materi pelajaran. Guru disini diharapkan kritis, hal

ini seperti yang dikatakan oleh Bagyo Sucahyo juara

keberhasilan guru dalam pembelajaran tingkat Nasional.

Menurutnya “Bagaimana pendidikan bisa maju. Kalau

guru sendiri tidak kritis terhadap apa yang seharusnya

dilakukan untuk membelajarkan anak didiknya dan juga

dirinya sendiri. Jadi yang dimaksud disini guru diharapkan

mampu (kritis) dalam menyikapi pembelajaran salah

satunya dengan membuat pengayaan materi yang

sesuai dengan materi dan perkembangan jaman.

Page 35: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

29

Salah satu cara pengayaan materi adalah guru bisa

melakukannya dengan usaha memanfaatkan serta

mempelajari masyarakat, organisasinya, metode

pengembangan serta permasalahannya. Dalam hal ini guru

dapat menggunakan orang-orang dan masyarakat sebagai

“resource persons” yang bekerja sama guru memberi

pengataman belajaran kepada murid-murid.

Dari sini guru harus mampu memperluas penjelasan

dengan mencari pengayaan baik dari buku-buku lain

maupun dari lingkungan, agar proses pembelajaran tidak

terkesan kaku karena wawasan keilmuan guru kurang,

yang biasanya akan mengakibatkan kurang menarik

perhatian peserta didik dan mereka cepat merasa jenuh

mengikuti pelajaran. Oleh karena itu untuk menciptakan

interaksi belajar mengajar yang kondusif guru

memperkaya penjelasan materinya.

Disamping itu penguasaan bahan pelajaran erat

kaitannya dengan cara penyampaian bahan. Sebab

penguasaan- bahan dapat tercermin dari penyampaian

bahan pelajaran. Yang dibuat indicator dalam

penyampaian bahan pelajaran adalah cara penyampaian

bahan tersebut, yang metiputi :

Page 36: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

30

- Bahan yang disampaikan benar. Tidak ada yang

menyimpang.

- Penyampaian lancar, tidak tersendat sendat.

- Penyampaian sistematis.

- Bahasanya jelas dan benar, mudah dimengerti oleh

siswa.

(c) Penguasaan metode.

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk

mencapai tujuan yang tetah ditetapkan. Dalam pengertian

umum metode diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu.

Metode mempunyai peranan yang sangat besar dalam

sebuah proses pendidikan. Apabila proses pendidikan itu

menggunakan metode yang tidak tepat, maka akan sulit

sekali untuk dapat mengharapkan hasil yang maksimal.

Baik atau tidaknya suatu metode itu banyak

tergantung kepada beberapa faktor, seperti faktor keadaan

(situasi dan kondisi), pemakaian atau tidak sesuai

seleranya, atau juga secara obyektif metode itu kurang

cocok dengan kondisi obyek misalnya yaitu keadaan

perkembangan jiwa anak, juga mungkin karena

metodenya sendiri yang secara intrinsik tidak memenuhi

persyaratan sebagai metode.

Page 37: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

31

Mengajar secara efektif sangat tergantung pada

pemilihan dan penggunaan metode mengajar. Dari sini

kalau ingin menjadi guru yang efektif hendaknya memiiih

metode-metode yang benar-benar dapat meningkatkan

ketrampilan mengajar.

Winarno Surakhmad mengemukakan lima macam

faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar

sebagai berikut :

- Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya.

- Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangan.

- Situasi yang berbagai-bagai keadaannya.

- Fasititas yang berbagai-bagai kuatitas dan

kuantitasnya.

- Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang

berbeda-beda.

Guru sebaiknya memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi penggunaan metode di atas dengan tidak

mengabaikan situasi pengajaran yang sedang berlangsung.

Ini berarti guru harus dapat menguasai lebih dari satu

metode, agar memudahkan pemilihan metode bila metode

yang dipergunakan tidak sesuai dan keadaan psikologis

anak didik.

Page 38: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

32

Pada dasamya metode mengajar ini banyak sekali

macamnya, disini kami mengambil salah satu pendapat

Djamarah yang dikutip dari Winarno Surakhmad bahwa

metode mengajar ada sepuluh macam diantaranya :

- Metode ceramah

- Metode latihan siap (drill)

- Metode Tanya jawab.

- Metode diskusi atau musyawarah.

- Metode demonstrasi dan eksperimen

- Metode pembagian tugas belajar (penugasan)

- Metode karya wisata

- Metode kerja kelompok atau gotong-royong.

- Metode system regu

- Metode sosiodrama dan bermain peran.

Dari semua metode yang disebutkan diatas dalam

penggunaan harus tetap memilih metode yang sesuai

dengan tujuan, bahan pengajaran (materi), situasi dan

keadaan anak didik, misalnya materi ibadah, metode yang

tepat adalah praktek, materi sejarah dengan metode

ceramah, dan sebagainya. Disamping itu hendaknya guru

menggunakan metode yang bervariasi karena ini akan

lebih baik, dimana bertujuan agar anak didik tidak merasa

bosan selama pengajaran berlangsung, satu hal yang perlu

Page 39: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

33

diperhatikan, bahwa penggunaan metode mengajar yang

bervariasi tetap berorientasi pada tujuan pengajaran.

Akhirnya, penguasaan metode merupakan salah

satu aspek yang tidak bisa diabaikan oleh guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Sebab

metode mengajar adalah suatu cara untuk

menyampaikan bahan pengajaran kepada anak didik

selama pelajaran berlangsung dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan untuk suatu mata

pelajaran. Seandainya guru tidak menguasai satupun

metode mengajar, maka guru akan menemui kesulitan

dalam memberikan bahan pengajaran kepada anak

didik, yang berarti guru gagal sebelum melaksanakan

tugasnya mengajar di depan kelas.

Media dalam pendidikan dapat digolongkan menjadi

tujuh kategori, diantaranya :

1. Realthing adalah manusia (pengajar), benda yang

sesungguhnya (bukan gambar atau model) dan

peristiwa yang sebenarnya terjadi.

2. Verbal representation adalah media tulis/cetak,

misalnya buku teks, referensi, dan bahan bacaan

lainnya.

Page 40: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

34

3. Grafik representasion adalah semacam diagram,

gambar atau lukisan.

4. Still picture seperfi foto, slide, film strip dan

sebagainya.

5. Audio (recording) seperti pita kaset, tape, dan

sebagainya.

6. Program adalah kumpulan informasi yang berurutan.

7. Simulation, media ini kita kenal dengan istilah

simulation and game, yaitu suatu permainan yang

menirukan kejadian yang sebenarnya.

Dalam menggunakan media ada hal-hal yang perlu

diperhatikan, antara lain :

1. Mengenal, memilih, dan menggunakan media harus

selektif, karena dalam menggunakan sesuatu media

itu juga harus mempertimbangkan komponen-

komponen yang lain misalnya materi dan metode.

2. Memuat alat-alat bantu pelajaran yang sederhana

yaitu mudah didapat.

3. Menggunakan buku pegangan/ buku sumber, buku

sumber lebih dari satu dan ditambah buku-buku

penunjang lainnya.

4. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar

mengajar.

Page 41: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

35

Dari berbagai macam media yang disebutkan diatas,

dalam hal ini tetap kembali pada guru, bagaimana memilih

media yang tepat berdasarkan pertimbangan yang hati-hati

agar proses interaksi belajar mengajar dapat mencapai

tujuannya dari ketrampilan guru dalam pemilihan media

yang tepat dan benar.

(3) Evatuasi Program Pengajaran.

Tahap ketiga setelah guru melaksanakan program

pengajaran, tugas kemudian adalah mengevaluasi dari

pelaksanaan pengaruh pengajaran. Evaluasi ini adalah berguna

agar seorang guru (pengajar) mengetahui hasil dari

pengajaran yang telah ia lakukan.

Evaluasi pembelajaran terdiri atas dua macam, yaitu

evaluasi hasil. Evaluasi proses dilaksanakan pada setiap proses

belajar mengajar di kelas. Dalam hal ini biasanya guru

melalukan melalui tanya jawab di awal pelajaran (pretest)

maupun di akhir pelajaran (posttest). Sedangkan evaluasi hasil

belajar siswa dapat dilakukan dengan cara evaluasi formatif

dan sumatif.

(a) Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilakukan guru

setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa.

Penilaian formatif disebutkan dengan istilah penilaian

pada akhir satuan pelajaran, biasanya dikenal dengan

Page 42: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

36

“ulangan harian”. Penilaian ini berfungsi untuk

mengetahui sejauh mana tercapainya tujuan

instruksional khusus dalam setiap satuan pelajaran.

(b) Evaluasi sumatif adalah penilaian yang diselenggarakan

oleh guru setelah satu jangka waktu tertentu. Evaluasi ini

dilaksanakan pada akhir semester. Penilaian ini

dilaksanakan pada akhir semester. Penilaian sumatif

berguna untuk memperoleh informasi tentang keberhasilan

belajar siswa yang dipakai sebagai masukan utama untuk

menentukan nilai raport atau nilai akhir semester.

Setetah evaluasi ini dilakukan langkah selanjutnya

adalah memberikan penilaian. Dalam melakukan penilaian

yang, harus diperhatikan adalah :

(a) Sasaran Penilaian.

Sasaran/obyek evaluasi belajar adalah perubahan

tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan

psikomotorik secara seimbang. Dengan demikian dapat

diketahui tingkah laku mana yang sudah dikuasainya dan

mana yang belum, sebagai bahan perbaikan.

(b) Alat penilaian.

Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif,

yang berupa tes dan non tes sehingga diperoleh gambaran

hasil belajar yang obyektif. Demikian pula bentuk tes

Page 43: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

37

tidak hanya tes obyektif tetapi juga tes esay. Sedangkan

jenis non tes digunakan untuk mencari aspek tingkah laku

seperti aspek minat dan sikap. Alat evaluasi non test,

antara lain observasi, wawancara, study kasus dan

sebagainya. Penilaian hasil belajar hendaknya dilakukan

secara berkesinambungan agar diperoleh hasil yang

menggambarkan kemampuan peserta didik yang

sebenarnya.

Demikianlah asapek-aspek profesionalitas dalam

mengajar. Disini guru dituntut mampu/berkompeten

dalam proses pengajaran yang dimulai dari penyusunan

program pengajaran, Pelaksanaan program pengajaran

sampai pada yang terakhir yaitu evaluasi pengajaran.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Guru

Meskipun kompetensi guru merupakan salah satu yang

mempengaruhi proses pembelajaran, namun kompetensi guru itu sendiri

tidaklah berdiri sendiri, tetapi ia juga dipengaruhi oleh faktor yang lain,

yaitu latar belakang pendidikan guru dan pengalaman mengajar guru.

1. Latar belakang Pendidikan Guru.

Perbedaan latar belakang pendidikan guru dalam mempengaruhi

kegiatan guru dalam melaksanakan proses interaksi belajar mengajar.

Cara mengajar guru lulusan fakultas tarbiyah atau IKIP akan berbeda

dari cara mengajar guru tulusan non tarbiyah atau IKIP. Sebab guru

Page 44: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

38

lulusan fakultas tarbiyah IKIP telah memiliki pengetahuan dalam

bidang kependidikan, sedang guru lulusan fakultas non tarbiyah dan

non IKIP belum tentu memiliki atau tidak dibekali dengan

pengetahuan dibidang kependidikan.

2. Pengalaman Mengajar Guru.

Pengalaman mengajar bagi seorang guru merupakan sesuatu yang

sangat berharga. Untuk itu setiap guru membutuhkan pengalaman

tersebut. Sebab pengalaman mengajar tidak pernah diperoleh selama

duduk di bangku kuliah. Pengetahuan teoritis belum menjamin

keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran jika tidak

ditopang dengan pengalaan mengajar. Mengingat mengajar bukan

hanya sebagai ilmu, tehnologi dan seni belaka, tetapi ia juga

sebagai suatu sebagai suatu ketrampilan. Mengajar merupakan

ketrampilan tentu membutuhkaa banyak praktek semakin banyak

latihan semakin meningkat ketrampilan yang dikuasai oleh guru.

Mengajar sebagai suatu ketrampilan merupakan aktualisasi dari

pengetahuan teoritis ke dalam interaksi belajar mengajar. Ketrampilan

mengajar banyak macamnya dan hal itu perlu dikuasai oleh setiap guru

agar dapat melaksanakan interaksi belajar mengajar secara efektif dan

efisien. Pengetahuan teoritis akan ketrampilan mengajar yang dikuasai

oleh guru akan lebih baik bila dilengkapi dengan pengalaman mengajar.

Perpaduan kedua hal tersebut akan melahirkan figure guru yang

berkompetensi tinggi.

Page 45: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

39

Guru yang baru pertama mengajar di depan kelas biasanya

menunjukkan sikap yang agak kaku, kurang fleksibel, kurang luwes

terkadang bingung untuk mengeluarkan kata-kata apa yang tepat untuk

memulai pembicaraan. Keadaan seperti ini terkadang menimbulkan

trauma dalam dirinya. Berbeda dari guru yang sudah lama mengajar,

interaksi belajar mengajar yang dilaksanakan mereka akan berlangsung

secara fleksibel, luwes dan tidak tampak kaku. Bahkan materi yang

disampaikan seolah-olah keluar tanpa disadari.

Page 46: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tentang evaluasi profesionalisme kinerja guru pendidikan

agama Islam (studi kasus terhadap kinerja guru pendidikan agama Islam

di MI ................ Kabupaten ................ dilaksanakan pada semester I tahun

pelajaran 20/20 tepatnya pada tanggal 5 Oktober sampai dengan 5

Nopember 20 sesuai dengan judul penelitian ini maka tempat penelitian

adalah di ................ Kabupaten ................

B. Metode dan Rancangan Penelitian

Penelitian tentang evaluasi profesionalisme kinerja guru pendidikan

agama Islam (studi kasus terhadap kinerja guru pendidikan agama Islam di

MI ................ Kabupaten ................) merupakan penelitian studi kasus

dengan menggunakan metode atau pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan

dan Taylor (1975) mendefinisikan metode kualitatatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lesan dari orang-orang dan perilaku yang diamati ( Lexy J.

Moloeng,2000).

Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Multer (1968)

mendefinisikan bahwa “penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam

ilmu pengetahuan sosial yang secara pondamental bergantung pada

pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan

40

Page 47: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

41

orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya (Lexy

J.Moloeng,2000).

Dengan berdasarkan pendapat diatas maka penelitian kualitatif dapat

diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.

Adapun penelitian tentang “Evaluasi profesionalisme kinerja guru

pendidikan agama Islam (studi kasus terhadap kinerja guru pendidikan

agama Islam di MI ................ Kabupaten ................) merupakan penelitian

studi kasus, yaitu merupakan penyajian secara rinci terhadap subyek

tertentu dan peristiwa tertentu.

C. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian kualitatiflyang bersifat deskriptif tidak

menggunakan perhitungan, dan atas dasar pendapat diatas maka

penelitian ini tidak menggunakan populasi atau sampel dalam

mengungkapkan informasi yang ada (pariabel yang di teliti) tetapi

menggunakan sumber data sebagai bagian dari impormasi. Dengan

demikian populasi bukan merupakan elemen dari penelitian kualitatif dan

penggunaan “sumber data” adalah merupakan elemen terpenting dalam

menggali informasi mengenai subyek dan obyek penelitian.

Dalam penelitian ini fokus penelitian adalah “Evaluasi

profesionalisme kinerja Guru pendidikan agama Islam dengan tolok ukur

kompetensi kinerja guru pendidikan agama Islam di MI ................

Kabupaten ................. Adapun data atau impormasinya diperoleh dari

informan, dokumentasi yang menunjang data yang berbentuk kata-kata

Page 48: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

42

atau tulisan, ataupun tindakan. Misalnya kehadiran guru, arsip soal ujian,

penyusunan program pengajaran dan lain-lain.

Penelitian in mengekplorasi jenis data kualitatif yang terkait dengan

masing-masing fokus penelitian yang sedang diamati.Sumber data dalam

penelitian ini adalah terkait dari mana data tersebut dapat di peroleh.

Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, Waka kurikulum,

guru dan siswa MI ................ Kabupaten .................

D. Instrumem Penelitian

Dalam penelitian menggunakan metode kualitatif, instrumen

terpenting adalah kehadiran peneliti dilokasi penelitian. Dengan kata lain

kehadiran peneliti secara optimal di lokasi merupakan salah satu instrumen

kunci dalam menangkap makna dan sekaligus sebagai pengumpul data. Oleh

karena itu dalam penelitian ini peneliti (penulis) bertindak sebagai instrumen

kunci, dan kehadiran peneliti di lokasi penelitian diketahui statusnya aleh subyek

penetitian dan informan.

E. Pengumpulan Data dan Analisa Data.

1. Pengumpulan data

Untuk memperoleh data di lapangan dan menjawab permasalahan

yang sedang diteliti dipergunakan metode pengumputan data sebagai

berikut :

Page 49: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

43

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu komunikasi verbal atau percakapan

yang memerlukan kemampuan responden untuk merumuskan buah

pikiran serta perasaan yang tepat.

Dengan menggunakan metode ini dimaksudkan untuk

memperoleh data data tentang fokus penelitian yaitu kompetensi guru

agama ditinjau dari aspek profesionalisme mengajar. Dalam metode ini

penulis menggunakan instrumen penelitian pedoman wawancara.

Adapun yang diwawancarai adalah kepala sekolah, waka kurikulum,

guru agama dan siswa.

b. Observasi.

Metode observasi adalah pengumpulan data dengan jalan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-

fenomena yang diselidiki (S. Masution).

Dalam menggunakan metode ini dimaksudkan untuk

memperoleh data tentang penguasaan bahan pengajaran,

kedisiplinan memberi pelajaran, pelaksanaan proses

pembelajaran, metode yang digunakan dan mengevaluasi. Pada

metode ini penulis menggunakan instrumen penelitian pedoman

observasi.

c. Dokumentasi

Yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dari

sumber non insani yaitu benda-benda tertulis seperti buku-buku,

Page 50: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

44

majalah, dokumentasi, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan

harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto). Dengan

menggunakan metode ini dimaksudkan untuk memperoleh data

penyusunan program pembelajaran, arsip soal ujian semester,

daftar hadir guru. Adapun data tersebut dapat diperoleh dari

kepala sekolah, kepala bagian tata usaha dan waka kurikulum.

2. Analisa Data

Analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara

sistematik transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain

yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-

bahan tersebut agar dapat dipresentasikan semuanya kepada orang lain

(Imron Arifin). Adapun untuk meningkatkan pemahaman tersebut

analisis pertu ditanjutkan dengan berupaya mencari makna.

Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari

wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dan dokumen

dokumen. Setetah itu dilanjutkan dengan mengadakan reduksi data

yang dilakukan dengan jalan rangkuman. Selanjutnya menyusun

dalam satuan-satuan, satuan-satuan itu kemudian dikategorikan. Dan

kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding (Moleong).

Setelah itu mulai ditafsirkan untuk disajikan pada orang lain.

Page 51: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

BAB IV

HASIL -HASIL PENELITIAN

A. Jabaran Variabel Penelitian

Setelah dilakukan penelitian pada sumber-sumber data yang

bersangkutan mengenai masalah kompetensi/kinerja guru pendidikan

agama Islam di ................ Kabupaten ................ ditinjau dari aspek

profesionalisme mengajar maka dapat diketahui hasilnya sebagai berikut :

1. Kemampuan merencanakan program pengajaran

Perencanaan program pengajaran dalam kegiatan belajar

mengajar adalah suatu bentuk kesiapan seorang guru dalam

melaksanakan tugas selama satu semester disamping merupakan upaya

untuk mengkondisikan kesiapan belajar siswa. Seperti kita ketahui

perencanaan program pengajaran itu terdiri dari analisis materi

pengajaran (AMP), Program Tahunan (PROTA) Program Semester

(PROMES) dan Rencana Pengajaran (RP ).

Setelah kami lakukan wawancara dan observasi mengenai

perencanaan program pengajaran guru agama islam di MI ................

Kabupaten ................ Program Tahunan (PROTA), Program Semester

(PROMES), Satuan Pelajaran (SATPEL), dan Reneana Pengajaran

(RP).

Data tersebut didukung dari wawancara dengan Waka

Kurikulum dan penetiti juga melihat berkas perencanaan program itu

45

Page 52: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

46

pada masing-masing guru agama. Kemudian peneliti melakukan

wawancara dengan guru agama tersebut, mereka menjelaskan dalam

pembuatan PROTA ini dilakukan untuk satu tahun. Pada saat

menyusun perencanaan ini disesuaikan dengan GBPP yang berlaku

kalender pendidikan dan jadwal pelajaran sekolah, serta sarana dan

prasarana yang menunjang kegiatan proses belajar mengajar.

Guru agama juga membuat program semester, menurutnya

program ini dibuat pada setiap semester. Disamping itu guru agama

juga membuat satpel dan RP. Hal tersebut bertujuan untuk

mngarahkan atau sebagai acuan dalam pelaksanaan proses belajar

mengajar.

Dari komponen program perencanaan pengajaran yang tidak

dibuat guru agama di sini adalah Program Analisis Mtateri Pelajaran

(AMP), Ketika kami tanyakan mengapa hal tersebut tidak dibuat, guru

agama mengatakan bahwa AMP tidak terlalu penting atau

berpengaruh di datam proses belajar mengajar di kelas.

Adapun mekanisme pembuatan perencanaan program

pengajaran di sekolah adalah dari bagian staf kurikulum menyediakan

blangko secara lengkap dan diisi oleh guru Agama. Kemudian satu

bulan berikutnya blangko yang sudah diisi segera dikumpulkan

kembali ke bagian waka kurikulum. Dan untuk satuan pelajaran

beserta rencana pengajaran digandakan untuk diserahkan kepada

Page 53: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

47

masing-masing guru lagi, yang digunakan sebagai acuan dalam

melaksanakan program pengajaran di kelas.

2. Pelaksanaan Program Pengajaran.

Pelaksanaan program pengajaran adalah kegiatan guru dalam

kelas. Untuk du agar dapat memperoleh data, penulis melakukan

observasi masuk ke dalam kelas melihat proses belajar mengajar

yang berlangsung di dalam kelas. Dan didukung dengan

wawancara dengan guru dan beberapa siswa.

Setelah diadakan observasi di kelas kepada guru agama lalu

melakukan wawancara yang hasilnya adalah sebagai berikut :

a. Kedisiplinan

Yang dimaksud dengan kedisiplinan disini adalah dalam

melaksanakan tugas yang terdiri dari tiga hal, yaitu aktif masuk,

memberi pelajaran, ketepatan saat memulai pelajaran dan ketepatan

pada saat mengakhiri pelajaran.

(1) Keaktifan masuk memberi pelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah

bahwa guru agam di MI …………………………

Kab................. tergolong aktif. Hal ini tercermin pada daftar

kehadiran. Data ini juga diperkuat dari wawancara dengan

sebagian siswa yang diajar guru agama dan rata-rata mereka

menjawab bahwa guru agama jarang bahkan hampir tidak

pernah absen masuk kelas memberi pelajaran dan kalau ada

Page 54: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

48

keperluan yang sangat penting guru agama biasanya

menitipkan tugas untuk siswa-siswa.

(2) Ketepatan waktu memulai pelajaran

Seorang guru dapat tepat waktu memulai pelajaran bila

ia memulai pelajaran sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan dalam jadwal pelajaran atau terlambat maksimal

sepuluh (10) menit.

Dari data observasi dapat diketahui bahwa salah satu dari

guru agama yang di MI ................ Kab. ................ sering tidak

tepat pada jam yang ditetapkan tetapi hal ini belum bisa

dikatakan terlambat karena ketidaktepatannya masih dalam

batas maksimal. Hal ini juga didukung dari data wawancara

melalui siswa, mereka mengatakan bahwa mereka sering

menunggu sekitar lima sampai sepuluh menit.

Ketika kami lakukan wawancara dengan guru tersebut

alasannya adalah terlambat itu biasanya pada jam pertama,

dimana ketika di rumah sedang ada kesibukan yang

mendadak dan tidak bisa diwakilkan, dan juga karena

jaraknya rumah dan sekolah yang lumayan jauh.

Dan guru yang satu juga pernah terlambat ketika kami

observasi, tapi ini tidak sering, dan alasannya ketika

wawancara dengan guru tersebut, itu karena kendaraan umum

yang biasanya banyak, pada hari itu agak sepi. Dari data

Page 55: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

49

tersebut dapat disimpulkan bahwa ketepatan guru agama

dalam memulai pelajaran adalah tidak terlambat, karena

walaupun terlambat tapi itu antara lima sampai sepuluh

menit, dimana masih dikatakan batas maksimal dari jadwal

yang ditetapkan.

(3) Ketepatan mengakhiri pelajaran

Seorang guru dapat disebut tepat mengakhiri pelajaran

bila sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam jadwal

di sekolah atau kurang 5 menit.

Dan data observasi dapat diketahui bahwa guru agama

tepat waktu dalam mengakhiri pelajaran. Ketika

kami lakukan wawancara dengan dua guru tersebut pernah

juga terlambat, hal ini terjadi karena digunakan untuk

membahas soal ulangan atau ketika masih ada sedikit

keterangan yang belum disampaikan, yang dilakukan tidak

menyambung dengan keterangan sebelumnya apabila di

teruskan pada pertemuan yang akan datang.

b. Kemampuan menguasai bahan pengajaran

Guru agama di MI ………………… Kab. ................ dalam

menguasai pelajaran ini terlihat dari cara penyampaian kepada

siswa-siswanya. Dimana guru agama disini menyampaikan dengan

membaca bagian-bagian terpenting dari teks dan kadang – kadang

melihat catatan pribadi.

Page 56: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

50

Guru agama dalam menjelaskan pelajaran mereka tidak

terpaku pada buku teks saja tapi juga didukung oleh pengayaan dari

buku-buku bacaan lainnya. Hal ini terlihat ketika kami lakukan

observasi, pada saat itu pelajarannya adalah sejarah yang berjudul

“penyebaran Islam setelah Khulafaur Rosyidin”. Disini guru agama

memberikan keterangan yang diselingi dengan cerita-cerita yang

diambil dari sejarah Nabi dan sahabat. Dan juga cerita-cerita yang

berasal dari pengalaman pribadi yang sesuai dengan.

Penguasaan guru agama disini terlihat dari kesistematisan

guru dalam menerangkan. Guru agama menerangkan dengan

sistematis, hal ini terlihat ketika guru menyampaikan materi, yaitu

guru menyampaikan dengan memulai dan definisi/pengertian

materi itu terlebih dahulu. Ketika itu materinya adalah tentang

akhlak yang berjudul “disiplin”. Dalam penyampaian bahan, guru

dalam bicara lancar tidak mengalami kemacetan. Salah satu

penyebabnya adalah karena materi yang disampaikan/kurikulum

yang ada di tingkat SMP/Madrasah Tsanawiyah dan yang

sederajat itu masih sangat sederhana dan mendatar.

Mengenai bahasa yang digunakan guru agama disini adalah

cukup mudah dipahami. Dengan penggunaan bahasa itu guru

agama melihat tingkat usia anak didiknya, sehingga bahasa yang

digunakan sangat sederhana, bahkan kadang-kadang memakai

Page 57: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

51

bahasa jawa. Hal ini bertujuan untuk lebih memahamkan anak

didiknya dan juga untuk menciptakan keakraban antara mereka.

Data observasi ini juga didukung dari hasil wawancara pada

siswa, kebanyakan mereka mengatakan bahasa yang digunakan

guru agama cukup mudah dipahami, sehingga mereka menyukai

pelajaran agama karena cepat paham dengan materi yang

diajarkan.

Mungkin sedikit yang masih kurang dari hasil pengamatan

kami disini adalah guru agama kurang memperhatikan siswa yang

di belakang. Tapi alangkah baiknya guru sekali-kali berjalan

kebelakang tidak hanya berdiri di depan saja. Dan ketika menulis di

depan, seharusnya dituliskan lebih lengkap karena pada tingkat

MI .ini kami kira masih perlu bimbingan dan tuntunan dari guru.

c. Kemampuan menggunakan metode

Secara umum metode yang di gunakan guru agama dalam

menyampaikan materi ditemukan empat metode yaitu ceramah,

tanya jawab, penugasan dan praktek.

Dari hasil observasi kempat metode ini yang sering

digunakan adalah metode ceramah.Sedangkan metode tanya jawab

dan penugasan ini digunakan sebagai variasi dari metode ceramah.

Penggunaan metode mengajar dilaksanakan agar menghindari

kejenuhan dari dari aktivitas kelas biar tidak tampak sepihak.

Misalnya hanya dengan metode ceramah saja dimana aktivitas

Page 58: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

52

sepenuhnya di monopoli guru, atau dengan metode tanya jawab

saja maka aktivitas sepenuhnya dikuasai oleh siswa saja. Oleh

sebab itu agar terjadi komunikasi timbal balik antara siswa dan

guru. Guru agama di MI ................ Kab. ................ itu

menggunakan metode lebih dari satu macam.

Sebagian besar metode yang digunakan oleh guru

agama dalam menyampaikan/menggunakan metode ini sesuai

dengan karakteristik materi pelajaran. Ini terbukti dari

observasi, ketika itu materi sejarah, kami melihat metode yang

digunakan adalah ceramah. Tetapi kadang-kadang guru agama

juga menggunakan metode yang tidak sesuai dengan

karakteristik materi, ini terlihat ketika materi haji, pada waktu

itu guru tidak menggunakan metode praktek, hal ini kami

tanyakan sebabnya mereka menjawab dikarenakan

keterbatasan dari sarana dan prasarana dan juga keterbatasan

waktu, dimana materi agama sangat banyak sedangkan waktu

yang diberikan hanya dua jam selama satu minggu.

Disamping itu guru dalam menggunakan metode

disesuaikan dengan karakteristik anak didik, data tersebut

kami dapat dari hasil wawancara dengan guru agama. Seperti

yang disampaikan guru agama bahwa antara kelas satu dan

lainnya itu sudah berbeda. Ini seperti yang dikatakan guru

agama bahwa antara kelas IA dan IC itu berbeda tingkat

Page 59: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

53

prestasi dan karakteristiknya. Kelas IC itu anak-anaknya lebih

aktif menerima pelajaran, sehingga pada saat mengajar disini

guru menggunakan metode ceramah dengan diulang-ulang dan

lebih pelan. Sedankan di kelas I A guru cukup memberi

pengarahan (menerangkan) dan setelah itu diberikan tanya jawab.

Bukan itu saja menurut guru agama antara pribadi anak itupun juga

berbeda. Hal ini dapat dilihat pada materi Al Qur'an. Disini guru

agama memberikan pengawasan/pengajaran cukup ketat karena

walaupun kebanyakan siswa berasal dari lingkungan pondok

pesantren, tetapi kemampuan membaca Al Qur'annya masih

kurang.

Untuk metode penugasan ini dilakukan setiap selesai

memberikan satu pokok bahasan yaitu dengan mengerjakan LKS,

setelah itu pertemuan berikutnya untuk membahas LKS tersebut

dengan tanya jawab. Menurut guru agama disini adalah bahwa

metode ini bertujuan untuk melatih tanggung jawab dari siswa.

Selain dengan lembar kerja guru pendidikan agama Islam di

MI ................ Kabupaten ................ juga memberikan PR yang

sesuai dengan materi yang baru diterima, ini menurut guru agama

adalah supaya siswa benar-benar paham dan mau belajar di rumah.

Karena penilaiannya adalah siswa di suruh kedepan, apakah

jawabannya sesuai dengan PR yang di kerjakan di rumah.

Page 60: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

54

Dalam penyampaian materi guru agama disesuaikan dengan

situasi dan kondisi Mereka tidak terlalu tegang atau santai sehingga

membuat anak -anak MI ................ Kabupaten ................ ini sangat

menyukai guru agama. Sebab mereka dalam menerima pelajaran

dalam keadaan senang dan tidak tertekan. Menurut guru agama

juga harus dilihat dari suasana, ketika kebetulan pelajaran agama

terdapat pada jam terakhir, dimana anak-anak sudah capek. Dalam

keadaan seperti itu guru agama menyikapi dengan cara

menjelaskan materi yang diselingi dengan cerita-cerita lucu yang

dikaitkan dengan materi yang di sampaikan, sehingga materi yang

diajarkan guru tetap bisa diterima oleh siswa walaupun sudah jam

terakhir.

Dalam menggunakan metode pengajaran itu sangat ditunjang

dengan media yang digunakan, karena media merupakan alat bantu

dalam penggunaan suatu metode di MI ................ Kab.................

media yang di gunakan guru agama adalah berupa buku bacaan,

papan, kapur tulis dan gambar.

Sesungguhnya di sekolah ini sudah ada media elektronika

yaitu berupa OHP, tapi untuk pelajaran agama media ini belum

pernah digunakan, media ini di gunakan untuk pelajaran IPA. Di

samping itu kelas yang di pakai belum di desain untuk media OHP.

Media ini biasanya digunakan di ruangan khusus untuk rapat dan

sebagainya berupa buku bacaan, papan, kapur tulis dan gambar.

Page 61: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

55

Media gambar dalam pelajaran ini juga dipakai hal ini terjadi

ketka pada materi sholat dan wudu. Gambar praktek sholat dan

wudu ini terpampang di masing- masing kelas. Selain itu juga

terdapat gambar-gambar shohabat Nabi, hal ini untuk

mengenalkan kepada siswa tentang penjelasan yang ada dalam

buku diktat. Penggunaan media gambar ini menurut guru agama

sangat membantu menjelaskan,karena walupun di tingkat MTs.

Siswa-siswa disini masih banyak yang belum sempurna dalam

melakukan ibadah terutama sholat dan wudu.

Dari hasil observasi penggunaan media di MI ................ Kab.

................ sangat membantu pemahaman materi pada siswa,

meskipun media yang digunakan sangat sederhana, dikarenakan

keterbatasan biaya, sebab Madrasah ini termasuk sekolah yang

masih muda masih tahap pembangunan.

Data ini juga didukung dari wawancara dengan beberapa

siswa, mereka mengatakan dengan melihat gambar maka mereka

lebih jelas dalam mempratekkan teori yang telah didapat dari guru

agama.

3. Kemampuan mengevaluasi

Evaluasi pelajaran agama di MI ................ Kab. ................ ini

terdiri dari evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran .Evaluasi

proses ini selalu dilaksanakan setiap kali pertemuan (tatap muka),yaitu

pada awal memulai pelajaran dan setelah selesai menjelaskan hal ini

Page 62: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

56

dapat dibuktikan pada waktu observasi, disini guru agama sering

melakukan pretes (evaluasi proses) hal ini bertujuan untuk mengetahui

apakah siswa masih ingat pada pelajaran yang disampaikan dan juga

setelah memberikan penjelasan.

Guru agama disini menggunakan siasat untuk memancing agar

siswa mau menjawab dan memberikan janji akan menambah nilai bagi

anak yang menjawab dengan benar. Kata guru agama siasat ini adalah

bertujuan memotifasi agar anak bisa berebut menjawab pertanyaan yang

diajukan.

Sedangkan evaluasi hasil di MI ................ Kabupaten ................

ini sama dengan evaluasi hasil di sekolah lain,yaitu terdiri ulangan

harian,ujian tengah semeste (MID) dan ujian akhir semester.

Ulangan harian pada umumnya dilakukan oleh guru agama

setelah menyelesaikan satu atau dua pokok bahasan. Tujuannya untuk

mengetahui daya serap / kemampuan siswa.Kami lihat dari hasil

observasi, dalam memberikan pertanyaan guru agama disini sangat

sistimatis, yaitu guru mengajukan pertanyaan dari yang paling mudah

sampai terakhir guru yang paling sulit dan yang terakhir ini guru

biasanya memberikan waktu yang agak panjang untuk berpikir evaluasi

tersebut sangat penting dilaksanakan karena hasinya akan mempengarui

nilai raport.

Ujian tengah semester pada umumnya dilaksanakan secara

serentak pada bulan yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang

Page 63: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

57

tercantu dalam kalender pendidikan. Tujuan evaluasi ini adalah untuk

mengukur kemampuan siswa selama mendapatkan pelajaran tiga bulan

pertama. Soal-soal biasanya dibuat oleh guru sendiri oleh guru agama

yang bersangkutan.

Ujian akhir semester dilaksanakan secara bersamaan menurut

kalender pendidikan pada bulan yang telah ditetapkan. Pada umumnya

soal-soal ujian dibuat bersama-sama oleh guru agama antar sekolah

pada saat musyawaroh rutin MGMP (Musyawarah Guru Mata

Pelajaran) sehingga soal-soal ujian dipakai oleh seluruh lembaga pada

tingkat MI. Hasil ujian ini biasanya dimasukkan dalam raport setelah

melaluai proses.

Selain itu guru agama juga mengadakan praktek hal ini penting

karena dapat membantu mengetahui secara langsung tingkat

keberagamaan siswa MI ................ Kabupaten ................. Ujian praktek

biasanya mencakup kegiatan-kegiatan sholat, membaca Al

Qur'an, berwudu, tayamum. Ujian praktek ini biasanya dilaksanakan

seperti ulangan harian.

Alat evaluasi yang di gunakan guru agama disini terdiri dari dua

bentuk, yaitu tes dan non test. Dalam pembuatan soal guru agama selalu

menganalisa soal-soal yang akan diajukan kepada peserta didik atau

yang disebut dengan analisis soal. Hal tersebut dilakukan untuk

mempertimbangkan soal yang mudah atau sulit. Test ini dilakukan baik

Page 64: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

58

dengan tanya jawab lesan atau soal esay, dimana seperti yang dijelaskan

diatas ketika ulangan harian.

Page 65: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kemampuan guru agama dalam perencanaan program pengajaran

ditujukan dengan pembuatan perencanaan program pengajaran yang

meliputi program tahunan, program semester, satuan pelajaran dan

rencana pengajaran. Sedangkan analisis materi pelajaran ini tidak dibuat

oleh guru agama.

2. Kemampuan guru agama dalam menguasai bahan pengajaran, ditujukan

dengan dilakukan pengayaan bahan, baik dari buku-buku bacaan

maupun pengalaman hidup (pribadi), dan cara penyampaian bahan yang

digunakan guru yaitu lancar, sistematis dengan bahasa yang mudah

dipahami.

3. Kemampuan guru agama dalam menggunakan metode, ditunjukkan dari

penggunaan metode yang disesuaikan dengan karakteristik materi anak

didik, situasi dan kondisi waktu. Disampirrg itu guru agama

menggunakan metode yang bervariasi ini yaitu ceramah, tanya jawab,

praktek dan penugasan. Namun yang sedikit yang masih kurang dari

penggunaan metode guru agama disini adalah guru kurang

memperhatikan siswa yang dibelakang, sehingga siswa tersebut kurang

mendapatkan perhatian.

59

Page 66: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

60

4. Kemampuan guru agama dalam mengevaluasi ini ditunjukkan dari

evaluasi yang dilakukan. Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi

proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan setiap masuk di

kelas biasanya berupa pretest atau posttest Sedangkan untuk evaluasi

hasil dilaksanakan dengan ulangan harian, mid semester dan ujian akhir

semester. Alat evaluasi yang digunakan guru agama terdiri dari dua

macam yaitu tes dan non tes.

B. Saran-saran

1. Agar guru agama selalu lengkap dalam membuat perencanaan program

pengajaran, kepala sekalah hendaknya berbuat tegas dengan

memberikan peringatan.

2. Untuk lebih meningkatkan kedisiplinan guru agama dalam

melaksanakan tugas mengajar, hendaknya kepala sekolah mengadakan

fungsi kontrol melalui pengunjungan kelas ketika jam pelajaran.

3. Hendaknya kepata sekolah selalu memberi semangat kepada guru

agama yang masih berstatus guru tidak tetap agar selalu bersemangat

dalam nengajar.

4. Dalam penggunaan bahasa hendaknya guru agama tidak terlalu sering

menggunakan bahasa daerah, walaupun itu bertujuan untuk lebih

memahamkan siswa. Karena hal tersebut akan bisa merusak ci t ra

bangsa.

5. Hendaknya guru agama selalu mengadakan koreksi diri dari

pelaksanaan mengajarnya mulai dari perencanaan sampai evaluasi,

Page 67: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

61

kemudian berusaha mencari solusi dari faktor penghambat. Hal ini

tentunya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru agama itu

sendiri dan untuk meningkatkan kuatitas sekolah se tempat .

Page 68: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Bandung: PT: Armico, 1986.

Arifin, M. Selekta Pendidikan Agama (Islam Dan Umum). Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Arifin, Imron. Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu Sosial Dan Keagamaan. Malang: Kalimada Pers; 1996.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

__________ Prosedur Penelitian Kualitatif Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Daradjat Zakkiyah Dkk. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT.Bina Ilmu, 1982.

__________ Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

__________ Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Pt. Bumi Aksara, 1996.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta. 1993.

Dja’far, Zainudin. Diktatik Metodik. Pasuruan: Gaweda Pasuruan, 1995.

Djamarah, Syaiful Bahri, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Semarang, Usaha Nasional, 1994.

__________ Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta, 2000

Ecols, John M Dan Sadli Hasan. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka, Utama, 1980.

Jawa Pos. Edisi Sabtu Wage, 3 Mei 2003,

Kosasi, Soetjipto Raflis, Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta,1999.

62

Page 69: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

63

L. Baker, Eva Popham, W, James. Tehnik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Pt. Rineka Cipta, 1992.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Roesdakarya.

Mudjiono Dan Dimyati. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Pt. Gramedia, 1996.

Nasution, Hadari. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Cv. Haji Mas Agung, 1993.

Rooijakkers, Ad. Mengajar Dengan Sukses Petunjuk Untuk Merencanakan Dan Menyampaikan Pengajaran. Jakarta: Grasindo, 1991.

Sardiman, Am. Interaksi Dan Motivasi Mengajar. Jakarta: Rajawali,1992.

Interaksi Dan Motivasi Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo, 2001.

Sriyono, Dkk. Tehnik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta : Rineka Cipta:1992.

S. Syaodih, R. Ibrahim Nana. Perencanaan Pengajaran. Bandung. PT. Rineka Cipta, 1996.

Soetopo, Hendayat, Soemanto Wasty. Kepemimpinan Dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara,1984.

Sudjana, Nana. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Baru Algensindo, 1996.

Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung Sinar Baru Algensindo,1989.

Surachmad, Winarno. Metodologi Pengajaran Nasional Bandung : German Bandung, 1997.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Guru. Bandung : Remaja Roesdakarya, 1997.

Tarsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dan Perspektif Islam : Bandung : Roesdakarya, 2001.

__________ Metodalngi Pengajaran Agama Islam. Baudung. Pemuda Roesdakarya, 1995.

Tim Bisbimtalad, Al-Qur’an Terjemah Indonesia. Jakarta : PT. Sari Agung, 1996

Page 70: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

64

Tim Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam/Direktorat Pembinaan Agama Islam Pada Sekolah Umum Negeri Berdasarkan Kurikulum GBPP Tahun 1994. Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001.

T.W. Suseno, T Gilarso N. Dosen Ikip Sanat Dharma Yogyakarta. Program Pengalaman Lapangan I. Yogyakarta: PT. Andi Ofsed, 1998.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Uzer. Menjadi Guru Professional. Bandung: Roesdakarya,1998.

Usmani, Husaini. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Sinar Grafika. 1990.

Wijaya, Cece Dan Rusyan, Tabrani. Kemampuan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Handung. Remaja Reosdakarya, 1998.

Wijaya, Cece Dkk. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan Dan Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Roesdakarya,1988.

Page 71: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

Lampiran

PEDOMAN OBSERVASI

A. Penguasaan bahan

1. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran dengan sistematis ?

2. Apakah guru menyampaikan mated pelajaran dengan dengan lancar ?

3. Apakah bahasa yang digunakan untuk menjelaskav materi dapat

diterima ?

4. Apakah guru mengembangkan penjelasan materi yang ada dalam buku

pelajaran.

B. Penguasan metode

l. Apakah metode yang digunakan guru agama untuk menyampaikan

materi sesuai dengan karakteristik pelajaran dan anak didik ?

2. Apakah guru agama menggunakan metode yang bervariasi ?

3. Metode apakah yang sering digunakan guru agama ?

a. Metode ceramah

b. Metode dislcusi

c. Metode Tanya jawab

d. Metode petiugasan

e. Metode lapangan.

4. Apakah guru agama menggunakan media alat tulis papan ?

5. Apakah guru agama mengguaakan media elektronlka ?

6. Apakah metode ysug digunakan dengan situasi dan kondisi ?

Page 72: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

C. Penggunaan Evaluasi

1. Apakah guru agama melakukan pretes (apersepsi) dan pastes dalam

setiap mata pelajaran ?

2. Apakah guru agama menggunakan evaluasi formatif / ulangan harian ?

3. Apakah guru agama menggunakan evaluasi sumatif ?

4. Apakah guru agama menggunakan evaluasi penugasan ?

5. Apakah guru agama menggunakan evaluasi praktek ?

PEDOMAN WAWANCARA

A. Responden Kepala Sekolah dan Waka Kurikulum

1. Apakah guru PAI di Madrasah ini selalu rnembuat program

perencanaan ?

2. Apakah guru PAI di MTs ini sering izin dalam proses belajar mengajar ?

3. Bagaimana cara pembuatan Program Tahunan ?

4. Apakah menurut Bapak, guru PAI di MTs ini dalam menjalankan

tugasnya sudah sesuai dengan tujuan ?

5. Apakah guru PAI pernah melakukan kegiatan untuk lebih memahamkan

materi yang diberikan pada peserta didik ?

Page 73: Karya Tulis - Kenaikan Pangkat - Evaluasi Profesionalisme Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru Pndidikan Agama Islam Di Madrasah)

B. Responden Guru

1. Apa yang anda perhatikan dalam menggunakan metode / media ?

2. Apa yang anda lakukan untuk memotivasi siswa agar keinginan belajar

agama timbul ?

3. Bagaimana anda melakukan pengayaan materi ?

4. Perencanaan program apa saja yang anda buat ?

5. Bagaimana mekanisme pembuatan program perencanaan tersebut ?

6. Bagaimana anda melakukan evaluasi ?

7. Apakah anda sering terlambat masuk kelas ?

8. Apakah anda sering terlambat dalam mengakhiri pelajaran ?

9. Metode apa saja yang anda gunakan dalam proses pembelajaran ?

10. Kendala apa saja yang anda hadapi dalam pelaksanaan Pendidikan

Agama ?