Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

46
Pendidikan Alternatif : Anak Kurang Beruntung

description

Presentasi Pendidikan untuk anak kurang beruntung (co: anak jalanan) presentasi yang kita buat semasa sekoolah dahulu

Transcript of Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Page 1: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Pendidikan Alternatif :Anak Kurang Beruntung

Page 2: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Siapa

Page 3: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

“ Anak-anak yang berada di batas marginal, anak-anak yang

tertekan secara sosial maupun budaya, didiskriminasi

berdasarkan etnisnya, berada dalam konflik orangtua “

(Phuyal et all, 2005)

Page 4: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Anak Kurang Beruntung

Dalam Mangungsong, 2011

• Martin :

“ Semua anak yang memiliki hambatan belajar,

langsung atau tidak langsung tersisisihkan atau

ditolak kesempatannya untuk berpartisipasi

secara optimal dalam aktivitas belajar yang

dilaksanakan dalam setting formal atau non

formal“

• Irwanto :

anak dari keluarga dengan tingkat sosek

rendah

anak perempuan cenderung diharapkan

untuk berhenti sekolah, membantu urusan

rumah tangga, bekerja penuh waktu dan

menikah

Page 5: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Karakteristik:

Tidak pernah masuk

sekolah

Putus sekolah

Tinggal di panti asuhan

Terjangkit/terkena

HIV/AIDS

Tinggal di daerah konflik

Tinggal di daerah terpencil

Meninggalkan rumahnya

Harus bekerja untuk

menambah penghasilan

Memiliki Keterbatasan fisik

Page 6: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Karakteristik di Indonesia

• Anak yang di dearah pedalaman

• Aktif secara ekonomi dan bekerja lebih dari 4

jam/hari

• Anak perempuan yang menikah sebelum 17

tahun

Page 7: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Penyebab

Page 8: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Faktor Penyebab

Keluarga

• Kepala keluarga yang berasal

dari tingkat pendidikan formal

yang rendah

• Kepala keluarga yang lebih

muda usianya

• Orangtua tunggal terutama

ibu tunggal

• Orangtua yang tidak bekerja

Lingkungan Sekitar

Rumah yang tidak adekuat

(besarnya)

Lingkungan rumah yang tidak aman

(unsafe neighborhood)

Lingkungan rumah yang tidak

memiliki komunitas sosial maupun

sekolah yang memadai

Lingkungan rumah yang kurang

memberi stimulasi bagi anak

Page 9: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Penanganan

• Dengan menggunakan

berbagai pendekatan :

pendekatan sosial budaya,

managerial

• Model belajar dipadukan

dengan Life Skill Education

pengambilan keputusan

Pemecahan masalah

Berpikir kreatif, kritis

Ketrampilan fungsional

Ketrampilan berkomunikasi

Kesadaran diri

Page 10: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

• Belajar mengenal huruf membaca,

• Mengenal angka berhitung,

• Bagaimana menghindar dari ancaman kekerasan dan bahaya

lainnya,

• Bagaimana mengolah usaha, menghitung hasil usaha,

meningkatkan pendapatan, dan memperoleh pemberian

kredit/modal, bahan, alat

• Bagaimana memasarkan hasil usaha/kerajinan

Agar anak-anak itu tidak hanya belajar tapi juga memperoleh penghasilan

Page 11: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Pendidikan Anak Kurang Beruntung Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Program pendidikan dasar dan baca tulis:

• Ditjen Dikdasmen

Model sistem guru kunjung

SMP Terbuka

• Diklusepora/Dikmas

Program Pemberantasan Buta

Huruf

Kejar Paket A setara SD

Kejar Paket B Sertara SLTP

Program Vokasi

• Diklusepora/Dikmas

Kejar Usaha

• Kementrian Ketenagakerjaan

Vocational Training Center

• Kementrian Sosial

Training sebagai bagian dari

rehabilitasi sosial

Page 12: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Anak yang Tumbuh dalam Kemiskinan

Page 13: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

• Pertumbahan pra-kelahiran

• Nutrisi yang kurang baik

• Akses terbatas dalam mendapatkan fasilitas kesehatan

• Pengaruh lingkungan tetangga yang berbahaya

Umumnya pretasi rendah

Resiko putus sekolah besar

Rendah diri dan rentan depresi

Kurang dalam keterampilan akademik dasar

Kelebihan: Memiliki pengetahuan dunia kerja , Ahli pada pekerjaan rumah tangga seperti memasak dan menjaga adik

DampakKarakteristik :

Page 14: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Program Penanganan Anak yang Tumbuh dalam Kemiskinan

Memberikan pengalaman-pengalaman nyata (contoh :

field trip)

Memberikan materi pelajaran yang gratis

Memfasilitasi dengan adanya program after school

Memberikan kemungkinan adanya kegiatan pada siswa

Tetap menghargai siswa

Page 15: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Anak yang Tidak Memiliki Tempat Tinggal

Page 16: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Anak-anak yang tidak memiliki

tempat tinggal biasanya

memiliki perasaan bingung dan

tidak aman, terutama apabila

mereka bergabung pada

sekolah-sekolah umum yang

ada.

menerima keberadaan anak-

anak tersebut mengajak siswa lain untuk

belajar pengalaman dari anak-anak homeless

Program Penanganan :

Page 17: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Anak Jalanan

Page 18: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Anak Jalanan :

• Children of the street

→ Anak-anak yang tidak memiliki rumah

yang hidup dan tinggal di jalanan

→ hidup sendiri dan lebih membutuhkan

dukungan psikologis

• Children on the street

→ Anak-anak yang bekerja di jalanan

(mengemis), dan pulang ke rumah pada

malam harinya

→ memiliki rumah untuk tinggal dan juga

keluarga

Anak yang mengabaikan

rumah, sekolah, dan

komunitasnya sebelum

usia 16 tahun dan terseret

pada kehidupan jalanan

yang nomaden.

Page 19: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Street-centered intervention

Family-centered intervention

Institutional-centered intervention

Community-centered intervention

4 Alternatif Penanganan Anak Jalanan

Page 20: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Penanganan Anak Jalan di Indonesia

• Memberikan intervensi di jalan Hal yang dapat dilakukan

antara lain adalah bermain, berdiskusi, pengajaran, ataupun

pemberian informasi

• Panti, merupakan pelayanan yang diadakan pada suatu

tempat untuk melakukan kegiatan tertentu.

• Keluarga dan masyarakat melibatkan keluarga dan

masyarakat untuk mencegah agar anak-anak tidak turun ke

jalanan

Page 21: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Model Penanganan Anak Jalanan di Indonesia

• Rumah singgah wahana perantara antara anak

jalanan dengan pihak-pihak yang akan memberikan

bantuan

• Mobil sahabat anak (MSA) mobil keliling untuk

menjangkau dan memberikan pelayanan pada anak

jalanan di tempat mereka berkumpul

• Pemberdayaan keluarga dan lingkungan

Page 22: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Program Pendidikan Anak Jalanan• Pengembangan diri

Mengajak anak untuk mengembangkan kemampuan

untuk menjaga dan rawat diri

Kemampuan berinteraksi

Kemampuan intelektual (bacam tulis, pikir, rencana, dll)

• Perlindungan diri

• Pengembangan keterampilan dan pekerjaan

Menemukan bakat minat

Page 23: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Komponen Pendukung Pendidikan Anak Jalanan

• Ada pendamping anak jalanan

sebagai kawan, keluarga, pembela,

role model

• Materi dan kurikulum

• Ada “Rumah belajar” : Bertemu,

belajar dan berkumpul dengan kakak

pembimbing

• Karakteristik fasilitator : Cinta anak,

ramah, adaptif, bisa dipercaya, pny

pengalaman, pny minat sosial

Page 24: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Anak yang Berasal Dari Keluarga yang Bercerai

Page 25: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Perilaku yang Tampak : Pasif, menarik diri

Agresif dan mengganggu

Page 26: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Program untuk Anak yang Mengalami Perceraian

• Menerima perilaku yang tidak biasanya

• Memahami perasaan mereka yang sedang

menghayati perasaannya

• Memahami dan mengimbangi dengan jadwal baru

• Mengawasi dan mengontrol perilaku yang

mengganggu di sekolah

Page 27: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Pekerja Anak

Page 28: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Pekerja Anak di Indonesia

Survey ILO (Int’l Labour Organization) pada tahun 2006 : • 4 juta anak usia 13 – 15 tahun di Indonesia tidak bersekolah. • 1,5 juta anak yang tidak bersekolah usia 10 – 14 tahun sudah

termasuk ke dalam angkatan kerja. • Pekerja anak telah diakui sebagai sebuah masalah di Indonesia.

Indonesia telah meratifikasi Konvensi ILO No.138 (usia minimum memasuki dunia kerja) dan No. 182 (penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak).

• Akses ke dunia pendidikan di Indonesia menunjukkan peningkatan, namun masalah kemiskinan masih tetap menyebabkan anak-anak putus sekolah dan memasuki dunia kerja.

Page 29: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Sikap Orang Tua Pekerja AnakSurvey ILO terhadap ortu dengan sosek D dan E (pengeluaran total <Rp 600 rb/bulan) dengan anak usia sekolah 12 – 15 tahun :

• Kebanyakan ortu menganggap bahwa usia 17 tahun adalah usia minimum anak bekerja penuh waktu. Mayoritas ortu percaya bahwa mereka seharusnya tidak membolehkan anak bekerja karena bahaya yang mengancam kesehatan anak.

• Berapa jam kerja yang layak bagi anak di bawah 15 tahun menurut ortu? 3 jam atau kurang (37%) ;

4 jam (27%) ; 5 jam (19%) ; 6 jam atau lebih (15%).

• Tantangan utama dalam upaya untuk menghapus pekerja anak adalah kecenderungan ortu untuk menentukan apa yang dilakukan pekerja anak.

Page 30: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Faktor Masyarakat yang Memengaruhi Sikap Orang Tua Pekerja Anak

• Orang tua mengakui bahwa memiliki anak usia sekolah yang bekerja adalah hal biasa, namun mereka tidak yakin apakah anak suka bekerja atau tidak.

• Sebagian ortu mengakui bahwa pemerintah lokal berusaha mencegah pekerja anak, namun mereka membiarkan anak bekerja selama pekerjaan yang dimaksud aman bagi anak.

Page 31: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Jenis Pekerjaan yang Dilarang Ortu untuk Dilakukan Anak

•Sebagian besar ortu setuju bahwa anak di bawah usia 18 tahun tidak boleh bekerja di sektor terlarang, yaitu sektor prostitusi dan obat terlarang.

•Hanya sebagian kecil ortu yang menyatakan anak tidak boleh bekerja dengan menggunakan zat kimia, tidak boleh bekerja di perairan lepas pantai dan tidak boleh terlibat dalam pekerjaan mengangkat beban berat.

•Sedikit ortu setuju bahwa anak tidak boleh dilibatkan dalam pekerjaan yang berbahaya, seperti angkat berat dan kerja di kedalaman air.

•Orang tua yang tidak mengetahui adanya pesan penghapusan pekerja anak lebih permisif dalam membiarkan anak bekerja, bila dibandingkan dengan orang tua yang mengetahui pesan penghapusan pekerja anak.

Sebagian besar ortu setuju bahwa anak-anak di bawah usia 15 tahun boleh bekerja selama 4 jam atau lebih setiap harinya, namun penelitian menemukan bahwa bila anak bekerja 4 jam atau lebih akan mengurangi kehadiran anak di sekolah secara signifikan.

Page 32: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Jenis pekerjaan yang tidak boleh dilakukan oleh anak di bawah usia 18 tahun? (menurut ILO)

• Memproduksi dan menjual barang/obat ilegal. • Kerja di tempat hiburan, seperti

panti pijat atau lokalisasi. • Bekerja dengan waktu panjang

tanpa istirahat. • Kerja di malam hari. • Operasi mesin (mis: mesin jahit

atau generator listrik).• Operasi alat berat (mis: traktor).

• Kerja di ketinggian >2 m. • Kerja di kedalaman air. • Kerja angkat berat. • Kerja di lingkungan bising. • Kerja di lepas pantai. • Kerja di tempat yang

mengandung bahan kimia berbahaya.

Page 33: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Tingkat kesadaran ortu dalam partisipasi pendidikan

pekerja anak

• Banyak ortu ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah, tapi karena tidak mampu mereka harus menghapus keinginan tersebut. • Ortu yang anaknya mengalami drop out

dari sekolah atau tidak pernah bersekolah cenderung tidak memiliki pandangan positif terhadap pendidikan. • Ortu yang memiliki anak yang

bersekolah formal cenderung bersifat positif terhadap pendidikan. • Biaya rata-rata untuk menyekolahkan

satu anak di SD dan satu anak di SMP untuk satu tahun (termasuk biaya transportasi dan seragam) bisa sama dengan 2 bulan upah minimum provinsi.

• Ortu memiliki pandangan bahwa anak laki-laki maupun perempuan memiliki kecepatan belajar yang sama. Namun, sebagian ortu berpendapat bahwa lebih penting bagi anak laki-laki untuk menyelesaikan sekolah setidaknya sampai setingkat SMP.

Bias gender dalam pendidikan pekerja anak

Terlepas dari cukup tingginya kesadaran ortu, penting untuk meyakinkan ortu bahwa melanjutkan pendidikan dapat membuat anak mereka mempunyai penghasilan dan masa depan yang lebih baik.

Page 34: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Anak yang Ditelantarkan

Page 35: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Penelantaran merupakan

kegagalan penyediaan

kebutuhan dasar anak :

makanan, tempat tinggal,

pengawasan, medis, dan

pendidikan.

Taylor , Smiley dan Richard (2009) :

• Kegagalan ortu yang menyebabkan

kematian, gangguan fisik yang serius,

gangguan emosi, kekerasan seksual dan

eksploitasi

• Kegagalan dalam berperilaku yang

menimbulkan tampilnya risiko

kerusakan serius

Page 36: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Program Pengangan Anak yg Ditelantarkan

Tergantung kebutuhan, namun membutuhkan:

• Bahasa dan kemampuan membaca

• Kemampuan Matematika

• Kemampuan mengontrol sosial dan perilaku

• Keterlibatan Keluarga

Page 37: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Anak Korban Kekerasan

Page 38: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Mengalami penganiayaan fisik dari orang

tua dan orang lain secara terus menerus

atau berkala sehingga anak menjadi tidak

dirawat, terpelihara, dan tidak

dipertanggungjawabkan dengan baik oleh

orang yang seharusnya mengawasinya,

pemilik rumah, anggota keluarga yang

menyebabkan kesehatan dan

kesejahteraan anak menjadi terancam atau

beresiko terancam

Page 39: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

DSM-IV, anak yang mengalami/pelaku kekerasan dapat dikategorikan

ke dalam conduct disorder

→ pola perilaku yang berulang dan menetap dimana terjadi kekerasan

pada hak dasar atau norma dan aturan sosial yang sesuai usianya

Anak yang biasa hidup dalam lingkungan yang keras, akan

merespon bentuk kekerasan dari lingkungan dengan kekerasan

pula dan perilaku ini dianggap tidak patologis tetapi sebagai

bentuk adaptasi dengan lingkungan

Page 40: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Bentuk Kekerasan

• Kekerasan fisik Injury fisik akibat

aktivitas fisik yang membuat anak

terluka

• Kekerasan seksual Aktivitas

pengalaman seksual yang tidak

menyenangkan dan berlebihan,

eksploitasi prostitusi dan atau

produksi pornografi

• Kekerasan emosi Perilaku yang

menyebabkan perkembangkan emosi

anak dan penghargaan diri terganggu

Page 41: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Kekerasan yang Dialami Anak

• Anak – Orangtua

• Anak – Teman sebaya

→Anak yang menjadi korban kekerasan dari teman

sebayanya antara lain : gay, LD, mengikuti

program/kurikuler tertentu, pendatang baru,

penampilan fisik yang dinilai aneh, siswa dengan

agama tertentu

Page 42: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Dampak Kekerasan Pada Anak

• Menarik diri dari siswa lain

• Depresi

• Menangis

• Penampilan yang tampak

berantakan

Page 43: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Hal yang Patut Diwaspadai : • Anak tidak memberikan alasan dari luka yang tampak seperti memar, lecet, luka

melepuh,

• Jumlah luka yang cukup banyak

• Luka bekas cakaran atau ikatan yang disebabkan oleh rokok, ikat pinggang

• Penjelasan mengenai luka yang tidak masuk akal

• Datang ke sekolah dengan penampilan yang tidak rapi dan bersih

• Tertidur di kelas

• Menunjukkan perilaku seksual yang tidak sesuai usianya

• Secara langsung/tidak langsung mengutarakan terjadi sesuatu yang tidak

semestinya

Page 44: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Program untuk Anak yang Mengalami Kekerasan

• Pendampingan terhadap korban

• Mengajarkan resolusi konflik

• Senior menjadi mentor bagi junior

Page 45: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Educational Disadvantage

Page 46: Pendidikan Alternatif -- Anak Kurang Beruntung

Faktor yang menyebabkan kegagalan akademis

Kondisi awal beresiko (keterlambatan krn fisik dan mental sejak lahir)

Kondisi biologis beresiko (penyakit tertentu)

Kondisi lingkungan beresiko (ada KDRT, kemiskinan, dll)

Terkena Narkoba

Ketidakstabilan keluarga (perceraian, perpisahan)

Kemiskinan

Tidak ada tempat tinggal

Kekerasan di rumah

Kehamilan remaja