Pendidikan Agama Katholik

9
Nama : Wiwin Sadikin N.I.M. : 325130099 Kelas : Q Rangkuman Buku “Berziarah Bersama Allah Menuju Allah” 1. Hidup dalam Cinta. Kita ada di dunia ini bukanlah suatu kebetulan melainkan kita ada di dunia ini karena diciptakan oleh Tuhan dengan cinta. Kita akan merenungkan beberapa topic sepeti mengapa, untuk apa, dan kemana kita hidup? Pertama hidup karena cinta. Banyak cinta yang telah kita terima selama hidup ini sehingga membentuk diri kita yang sekarang ini. Cinta dapat berasal dari mana saja. Contoh pertama adalah cinta dari Allah. Hidup kita merupakan kehendak dan karunia Allah. Meski cara yang dipakai Allah dalam menunjukan kebaikannya sering tidak sesuai dengan harapan namun bila kita dapat menghayati hidup ini dengan kacamata iman kita dapat memandang hidup secara optimis dan penuh rasa syukur, karena dalam menjalankan hidup, Allah tidak pernah tidak peduli dan meninggalkan kita. Bukti konkritnya adalah Yesus Kristus yang diutus ke dunia untuk menebus dosa manusia. Contoh kedua adalah cinta dari sesama. Hal ini terlihat jelas dari peran orangtua yang mendidik, merawat, dan menjaga kita dengan cinta kasih, sehingga kita menjadi manusia yang utuh. Peran para pendidikpun sangat penting dalam hal ini karena beliau-beliaulah yang membuat kita menjadi manusia yang memiliki wawasan luas, serta pengetahuan yang banyak. Selain itu juga masih ada orang- orang disekitar yang memberikan cinta kasih melalui dukungan. Kedua hidup untuk mencinta. Kita sebagai manusia yang utuh tentu juga perlu menunjukan cinta kita kepada Allah, sesama, dan alam. Hal ini dapat ditunjukan dengan membagikan sebagian waktu kita. Seperti berdoa, dan bersyukur kepada Allah, dan juga kita harus saling menolong serta mendukung sesama manusia tanpa membeda-bedakan, karena pada awalnya kodrat kita sebagai manusia

description

Renungan

Transcript of Pendidikan Agama Katholik

Page 1: Pendidikan Agama Katholik

Nama : Wiwin Sadikin

N.I.M. : 325130099

Kelas : Q

Rangkuman Buku “Berziarah Bersama Allah Menuju Allah”

1. Hidup dalam Cinta.

Kita ada di dunia ini bukanlah suatu kebetulan melainkan kita ada di dunia ini karena diciptakan oleh Tuhan dengan cinta. Kita akan merenungkan beberapa topic sepeti mengapa, untuk apa, dan kemana kita hidup?

Pertama hidup karena cinta. Banyak cinta yang telah kita terima selama hidup ini sehingga membentuk diri kita yang sekarang ini. Cinta dapat berasal dari mana saja. Contoh pertama adalah cinta dari Allah. Hidup kita merupakan kehendak dan karunia Allah. Meski cara yang dipakai Allah dalam menunjukan kebaikannya sering tidak sesuai dengan harapan namun bila kita dapat menghayati hidup ini dengan kacamata iman kita dapat memandang hidup secara optimis dan penuh rasa syukur, karena dalam menjalankan hidup, Allah tidak pernah tidak peduli dan meninggalkan kita. Bukti konkritnya adalah Yesus Kristus yang diutus ke dunia untuk menebus dosa manusia. Contoh kedua adalah cinta dari sesama. Hal ini terlihat jelas dari peran orangtua yang mendidik, merawat, dan menjaga kita dengan cinta kasih, sehingga kita menjadi manusia yang utuh. Peran para pendidikpun sangat penting dalam hal ini karena beliau-beliaulah yang membuat kita menjadi manusia yang memiliki wawasan luas, serta pengetahuan yang banyak. Selain itu juga masih ada orang-orang disekitar yang memberikan cinta kasih melalui dukungan.

Kedua hidup untuk mencinta. Kita sebagai manusia yang utuh tentu juga perlu menunjukan cinta kita kepada Allah, sesama, dan alam. Hal ini dapat ditunjukan dengan membagikan sebagian waktu kita. Seperti berdoa, dan bersyukur kepada Allah, dan juga kita harus saling menolong serta mendukung sesama manusia tanpa membeda-bedakan, karena pada awalnya kodrat kita sebagai manusia itu sama yaitu bersama-sama menuju Allah. Dengan membagikan cinta kita tidak kehilangan cinta namun cinta itu semakin penuh dan berkembang. Dalam hal membagikan cinta kita dituntut untuk berani meninggalkan diri sendiri untuk berpaling pada oranglain.

Ketiga kembali pada sumber cinta. Manusia banyak melakukan dosa dalam kehidupannya, namun bersyukurlah Yesus datang ke dunia sehingga mengajarkan kita manusia untuk berjuang menegakkan kerajaan cinta, kebenaran dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari sehingga orang-orang yang berjumpa dengan kita dapa merasakan kehadiran akan Allah yang menyelamatkan, sehingga pada saat akhirnya nanti kita dapat merasakan kebahagiaan yang kekal.

Page 2: Pendidikan Agama Katholik

2. Hidup dalam Pendakian.

Hidup itu seperti mendaki gunung seperti kita memerlukan tujuan, pemandu , dan membawa bekal pokok. Tujuan kita sebagai manusia adalah Allah yang merupakan puncak perjalanan dan keindahan. Ada beberapa syarat yang perlu kita penuhi untuk mencapai Allah. Syarat pertama adalah kita harus mengikuti Yesus sebagai pemandu utama kita menuju Allah meskipun kita harus melalui jalur yang sulit, penuh batu, dan licin. Syarat kedua yaitu kita harus persiapan yang cukup, seperti doa, dan perayaan sacramental. Syarat ketiga yaitu membawa bekak pokok sehingga tidak menghambat perjalanan kita menuju Allah. Bekal pokok tersebut adalah hidup baik dengan cinta kasih kepada ciptaan-Nya yang lain. Hal-hal yang dapat menggoda kita dalam mendaki adalah kita sering melupakan orang lain pada saat mendaki sehingga ingin sampai puncak sendiri, sedangkan kehendak Allah adalah kita dapat mencapai puncak dengan sesama. Oleh sebab itu kita harus saling memperhatikan satu sama lain, menolong sesama, sehingga perjalanan puncak kita terasa lebih ringan.

3. Makna Sebuah Peristiwa.

Peristiwa merupakan sarana yang digunakan Tuhan untuk berbicara dan menyapa manusia. Melalui suatu peristiwa kita dituntut untuk menolong sesama yang sedang kesulitan dan butuh bantuan. Namun dalam menolong masih ada beberapa orang yang memanfaatkan penderitaan sesama sebagai pijakan untuk mewujudkan kepentingan pribadi dan kelompok. Dalam hal ini manusia bukanlah dianggap sebagai manusia lagi namun dianggap dalam konteks bisnis. Hal ini dikarenakan keegoisan manusia itu sendiri. Kita sebagai manusia dituntut untuk tetap setia pada nilai yang kita yakini baik, adil, dan benar. Kesetiaan pada nilai-nilai inilah yang memberi kesaksian yang kuat pada dunia bahwa Allah sedang berkarya, dan menunjukan cinta-Nya melalui orang lain.

4. Kerja sebagai Beban atau Karunia?

Bekerja selama ini telah salah ditafsirkan dalam kehidupan. Manusia bekerja untuk hal-hal yang bersifat materialisme dan juga konsumerisme, bukan lagi melihat hal itu sebagai karunia. Perlukah manusia bekerja? Jawaban dari pertanyaan ini adalah tentu saja kita sebagai manusia harus bekerja untuk memenuhi kehidupan manusia dan dengan bekerja kita secara aktif terlibat dalam membangun dan menciptakan dunia baru baik dunia alami mapun manusiawi. Disamping nilai tersebut terdapat nilai lain dari kerja yang mensadarinya. Kerja merupakan partisipasi terhadap karya penyelamatan Allah. Membangun dunia dan mengaktualisasikan diri hanya merupakan jawaban manusia sebagai jawaban manusia atas cinta kasih Allah. Dan bekerja merupakan wujud konkret cinta kita kepada Allah dan sesama. Dengan menggunakan cara pandang seperti itu pekerjaan manusia memperoleh arti dan nilainya, sehingga kita memandang pekerjaan bukan sebagai beban melainkan suatu karunia.

Sedangkan dalam menangkal sikap materialism dan juga konsumerisme kita harus menggunakan sifat yang reflektif. Sehingga pernyataan mengenai manusia bekerja untuk uang namun merupakan dorongan dari cinta kepada Allah dan sesama.

Page 3: Pendidikan Agama Katholik

5. Keindahan Berkomunikasi.

Manusia sebagai makhluk social tentu mau tidak mau hidup bersama orang lain. Dalam hidup bersama inilah terjadi relasi satu sama lain. Di satu pihak kita menyadari bahwa komunikasi merupakan kebutuhan penting kita, tetapi dilain pihak kita menyadari komunikasi itu tidak mudah.

Dalam komunikasi ada juga sikap yang menodai dan mendukung komunikasi. Kita mulai dari yang menodai. Pertama adalah sikap otoriter. Sikap otoriter merupakan orang yang mau menang sendiri. Sikap otoriter muncul karena berbagai macam alas an. Faktor penyebabnya tidak sama bagi setiap orang. Namun demikian, orang otoriter pada umumnya disebabkan oleh kurangnya kepercayaan diri. Kedua adalah sifat apriori. Apriori berarti kita memasukkan partner kita dalam suatu kategori-kategori tertentu. Penyebabnya munculnya sikap ini adalah kurangnya kesadaran bahwa setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihannya. Ketiga adalah kemarahan yang dapat diartikan sebagai suatu keadaan emosi yang tidak stabil. Sikap mudah marah bisa menghancurkan komunikasi karena orang lain merasa tidak aman untuk bersamanya.

Berikut ini adalah sikap mendukung komunikasi. Pertama adalah keterbukaan. Keterbukaan dapat dipahami sebagai kesediaan kita untuk membiarkan orang lain mengekspresikan diri dan pemikirannya secara bebas dan tenang. Dasar dari semua itu ialah penghargaan terhadap sesama manusia. Keterbukaan merupakan dasar komunikasi. Dalam kenyataannya, tidak mudah mencapai komunikasi yang terbuka karena keterbukaan mengadakan kematangan dan kedewasaan keduanya. Kedua adalah kepercayaan. Dengan percaya kita mendukung perkembangan orang lain. Ketiga adalah kejujuran. Kejujuran menyangkut sikap batin diri sendiri dan orang lain.

Keindahan komunikasi kiranya bisa kita rasakan dari segi cara dan isi komunikasi itu sendiri. Dari cara berkomunikasinya, kita lihat bahwa setiap orang tidak sama. Ditinjau dari segi isinya, komunikasi menjadi indah apabila pesan yang disampaikan sungguh mengungkapkan pengalaman pribadi seseorang. Komunikasi mencapai klimaks keindahan apabila didasarkan pada Sang Keindahan Sejati yaitu Allah. Ciri komunikasi yang berlandaskan keindahan adalah memberi kedamaian, kekuatan, ketentraman, harapan, tetapi juga terkadang tantangan yang bersifat konstruktif.

Komunikasi juga dipandang sebagai suatu seni. Sebagai seni komunikasi bukanlah sekali jadi tetapi merupakan suatu proses yang perlu dilatih terus. Dalam berkomunikasi kita dituntut untuk mempunyai disiplin diri. Selain disiplin diri kita juga dituntut untuk berani dan mau berkonsentrasi penuh dalam berkomunikasi. Berikutnya adalah kesabaran yang menuntut kita untuk terus berlatih terus-menerus dengan penuh ketekunan sampai kita menguasainya, sehingga kita dapat membangun komunikasi yang bersifat sehat dan dewasa.

Kemampuan berkomunikasi merupakan rahmat Allah, dan Allah sendiri merupakan dasar dan isi oleh sebab itu komunikasi merupakan sesuatu yang indah dan membahagiakan.

Page 4: Pendidikan Agama Katholik

6. Belajar Mendengarkan

Seseorang cenderung lebih mudah untuk berbicara daripada mendengarkan. Mengapa orang sulit mendengarkan? Pertama kita bisa lihat dari segi budaya kita yang belum punya kebiasaan untuk berbicara face to face dan dari hati ke hati. Hal kedua adalah sifat yang ambil yang membuat kita merasa lebih tinggi dari orang lain. Hal ketiga adalah konsekuensi mendengarkan yang mengharuskan kita untuk menyediakan waktu dan diri sepenuhnya. Terakhir adalah terlalu dikuasai oleh permasalahan diri sendiri.

Dalam menjadi pendengar yang baik kita perlu memiliki beberapa sikap pokok yang harus diperhatikan. Pertama adalah sikap hormat terhadap orang lain yang membuat kita mampu membangun relasi dan komunikasi dengan orang lain. Kedua adalah kerendahan hati dan keterbukaan. Dan yang terakhir adalah mengambil tindakan sesuai dengan suara hati.

7. Back to Nature - Back to God

Kitab Kejadian menunjukkan pada kita bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah. Alam semesta baik adanya karena diciptakan dengan cinta. Allah mencipta dari kepenuhan cinta-Nya, dengan sabda, dan dalam kuasa Roh Kudus.

Allah senantiasa mewahyukan diri-Nya kepada manusia, bukan hanya dengan cara resmi namun bisa juga dengan cara tidak resmi. Alam merupakan salah satu perwahyuan Allah kepada manusia. Melalui alam, Allah berkomunikasi kepada manusia. Jika alam semesta ini menyingkapkan kehadiran Allah yang agung dan penuh kasih, kita sebagai manusia ditantang untuk menanggapi-Nya lewat sifat kita terhadap alam.

Banyak sikap yant ditunjukkan manusia terhadap alam. Sikap tersebut ada yang positif dan ada yang negatif seperti merusak, cuek, memelihara. Sikap tersebut mencerminkan sikap kita terhadap sesama dan terhadap Allah. Kehadiran Allah juga dalam alam ini hanya dapat ditampak oleh orang-orang yang mau mendengarkan sapaan-Nya.

Kita perlu menyadari kita adalah bagian yang tak terpisahkan dari alam, karena itu pengrusakan alam itu sebenarnya menghancurkan diri sendiri,. Dan di alam orang mengalami ketenangan, kedamian, kesejukkan, kesegaran, dan kekuatan yang berasal dari Allah.

8. Doa yang Hidup

Doa merupakan salah satu upaya manusia dalam mendekatkan diri kepada Allah. Doa memungkinkan hidup rohani kita tumbuh menjadi dewasa. Doa dapat dilihat dari beberapa pandangan. Dari pandangan manusia doa merupakan pencarian manusia akan Allah, sedangkan dari pihak Allah doa merupakan suatu perwahyuan. Ketika berdoa kita membiarkan Allah hadir secara penuh.

Motivasi dasar doa ialah kesadaran bahwa manusia adalah ciptaan Allah, sehingga menyadarkan kita bahwa kita tergantung sepenuhnya kepada Allah. Doa juga berarti pemberian diri kepada yang lain. Dengan ungkapan lain dota mempunyai tuntutan dan konsekuensi utama pada cinta kasih.

Page 5: Pendidikan Agama Katholik

Kita menyadari kehadiran Allah dalam dan melalui doa. Doa tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Doa yang sejati justru mengarahkan dan memperteguh komitmen kita dalam mengabdi dan memperkembangkan sesama dan masyarakat.

Doa yang benar adalah doa yang mengadaikan unsur komunikasi yang autentik dengan Allah, pengakuan akan keterbatasan pribadi dan identifikasi dengan pribadi Yesus sendiri. Dota tidak terpisahkan dari kehidupan yang riil karena memiliki hubungan timbal balik.

9.Mendengarkan Sabda Tuhan

Hubungan antara Kitab Suci dan orang Kristiani sangatlah erat bahkan tak terpisahkan. Sebagai Gereja, Umat Allah, memiliki Kitab Suci merupakan santapan Sabda bagi hidup iman. Dengan santapan Sabda semakin hari kita semakin diharapkan untuk semakin mengenal, mencintai, dan mengikuti Yesus Kristus.

Kitab Suci adalah Sabda Allah, sebab inspirasinya datang dari Roh Kudus. Allah sendiri yang memberi ilham. Allah membimbing para penulis untuk menuliskan apa yang menjadi kehendak-nya yaitu menyelamatkan manusia. Sabda Allah telah mengambil rupa sebagai manusia. Dengan cara demikian Allah telah menyatakan diri-Nya secara langsung dari muka ke muka melalui Sabda dan tindakan Yesus. Kitab Suci merupakan Sabda dan tindakan Allah yang menyelamatkan manusia. Karena datang dari Allah sendiri, meskipun disampaikan manusia, Kitab Suci memiliki otoritas sebagai norma iman yang tertinggi. Terdapat beberapa cara untuk menghayati Sabda. Pertama mendengarkan Sabda Allah dan mencoba menangkap relevansinya bagi hidup kita, kedua mengidentifikasikansituasi hidup kita dalam teks injil, cara lain ialah kita membaca Kitab Suci dan membiarkan Roh Kudus bebas berbicara dalam diri kita.

Peran Sabda bagi Umat Kristiani adalah menjadi kekuatan iman, santapan jiwa, sumber jernih dan kekal hidup rohani. Melalui Kitab Suci kita menggali dan mendapatkan sumber kehidupan iman. Kitab Suci berguna untuk mengajarkan, meyakinkan, menegur, dan mendidik dalam kebenaran supaya manusia menjadi sempurna, siap sedia bagi segala pekerjaan baik. Singkatnya Kitab Suci sebagai Sabda Allah membina kita hidup dalam kebenaran iman dan moral.

Sikap kita terhadap Sabda adalah dengan mendengarkan Sabda yang berarti kita telah mencoba memahami kehendak Allah. Dalam suasana doa kita merenungkan segala karya Allah yang agung bagi manusia dan bagi kita sendiri. Kita pun harus membaca dengan membacan Kitab Suci yang benar berarti menghantar kita pada pelaksanaan Sabda. Dengan ini kita akan sedikit memahami Kitab Suci dalam memahaminyapun kita memerlukan sikap yang terbuka.

Singkat Kata Kitab Suci merupakan norma yang diberikan Allah kepada manusia suapay kita mengalami keselamatan dan pembebasan. Dengan membaca Kitab Suci, kita semakin mengalami kehadiran Allah yang penuh kasih dan membebaskan.

Page 6: Pendidikan Agama Katholik

10. Kesetiaan

Dewasa ini tidak sedikit orang yang meragukan kesetiaan. Fakta menunjukkan betapa nilai kesetiaan berada dalam suatu krisi dan goncangan. Hal ini dikarenakan ketidaksetiaan manusia. Ketidaksetiaan ini terjadi karena orang tidak mampu berpegang teguh pada ketetapah hatinya. Dalam konteks ini, krisis kesetiaan menjadi krisis kemanusiaan karena kita, manusia, seabgai makhluk penentu dirinya telah kehilangan kemampuan hakikinya. Seituasi demikian memungkinkan terjadinya pembutaan suara hati di satu pihak dan kesetiaan buta dilain pihak. Peranan suara hati sebagai norma untuk bertindak diabaikan. Sedikitnya orang yang bersedia memperhatikan dan berani membela sesama yang diperlakukan tidak adil, membuktikan hal itu.

Kesetiaan pada hakikatnya harus dipertanggungjawabkan disegala dimensi, baik horizontal dengan sesama maupun vertical dengan Allah. Hal ini penting agar kesetiaan tidak menjadi ideologis dan orang tidak jatuh dalam tindakan irasional.

Berbahagialah orang yang setia melaksanakan kehendak-Nya meski sulit dan banyak tantangan. Allah berkenan kepada yang setia.

11. Menelusuri Kematian Manusia.

Kematian adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh semua makhluk hidup bahkan manusia, kematian membuat manusia sadar akan keterbatasannya dan mengajaknya untuk percaya bahwa terdapat kekuatan dan kekuasaan di luar dirinya yang membuat dia ada dan tiada, yaitu Allah. Dibalik kematian kita akan melihat makna hidup kita yang berarti dan menemukannya sehingga kematian pun akan berarti bukanlah akhir dari kehidupan.

Dalam kematian kita mengalami nasib yang sama, tidak dibeda-bedakan lagi mana yang kaya, miskin, tua, muda, dan sebagainya. Dalam kematian kita tidak lagi memiliki status sosial, fisik dan harta benda yang kita miliki selama masih hidup, semuanya akan binasa seketika.

Dari segi jasmani memang semua sama saja, tetapi jika dilihat dari segi rohani, masing-masing manusia berbeda, karena aspek rohani akan diperhatikan lewat sebagaimana ia menjalankan sabda Allah dan hidup berdasarkan bimbingan Allah.

Hidup manusia sebagai perziarahan dimaksudkan bahwa kehidupan manusia selama ini mempunyai tujuan yaitu kehidupan yang sejati. Hidup manusia adalah perziarahan menuju ke tujuan akhir yaitu Allah, Sang Kehidupan itu sendiri.

Yesus sebagai jalan keselamatan yang diutus Allah mambantu manusia untuk menjalani hidupnya dalam jalan yang benar kepada Allah.

Akhirnya kita dapat melihat bahwa hanya cintalah yang merupakan pemberi makna pada hidup dan kematian manusia. Karena menusia mempunyai cinta maka manusia dibedakan dengan makhluk hidup ciptaan Allah yang lain.