pendekatan semiotika

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia di bidang informasi visual melalui lambang-lambang kasat mata, dewasa ini mengalami perkembangan sangat pesat. Hampir di segala sektor kegiatan, lambang-lambang, atau simbol-simbol visual hadir dalam bentuk gambar, sistem tanda, corporate identity, sampai berbagai display produk di pusat pertokoan dengan aneka daya tarik. Di dalam rancang grafis yang kemudian berkembang menjadi desain komunikasi visual banyak memanfaatkan daya dukung gambar sebagai lambang visual pesan, guna mengefektifkan komunikasi. Upaya mendayagunakan lambang-lambang visual berangkat dari premis bahwa bahasa visual memiliki karakteristik yang bersifat khas bahkan sangat istimewa untuk menimbulkan efek tertentu pada pengamatnya. Hal demikian ada kalanya sulit dicapai bila diungkapkan dengan bahasa verbal. Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam pesan karya desain komunikasi visual disosialisasikan kepada khalayak sasaran melalui tanda. Secara garis besar, tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual. Tanda verbal, akan didekati pada aspek ragam bahasa, tema, dan pengertian yang didapatkan. Sedangkan tanda visual akan dilihat dari cara menggambarkannya, 1

description

Semiotika

Transcript of pendekatan semiotika

Page 1: pendekatan semiotika

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia di

bidang informasi visual melalui lambang-lambang kasat mata, dewasa ini mengalami

perkembangan sangat pesat. Hampir di segala sektor kegiatan, lambang-lambang, atau

simbol-simbol visual hadir dalam bentuk gambar, sistem tanda, corporate identity,

sampai berbagai display produk di pusat pertokoan dengan aneka daya tarik. Di dalam

rancang grafis yang kemudian berkembang menjadi desain komunikasi visual banyak

memanfaatkan daya dukung gambar sebagai lambang visual pesan, guna

mengefektifkan komunikasi. Upaya mendayagunakan lambang-lambang visual

berangkat dari premis bahwa bahasa visual memiliki karakteristik yang bersifat khas

bahkan sangat istimewa untuk menimbulkan efek tertentu pada pengamatnya. Hal

demikian ada kalanya sulit dicapai bila diungkapkan dengan bahasa verbal.

Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam pesan karya desain komunikasi

visual disosialisasikan kepada khalayak sasaran melalui tanda. Secara garis besar,

tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual. Tanda verbal,

akan didekati pada aspek ragam bahasa, tema, dan pengertian yang didapatkan.

Sedangkan tanda visual akan dilihat dari cara menggambarkannya, apakah secara

ikonis, indeksikal, atau simbolis, dan bagaimana cara mengungkapkan idiom

estetiknya. Tanda-tanda yang telah dilihat dan dibaca dari dua aspek secara terpisah,

kemudian diklasifikasikan, dan dicari hubungan antara yang satu dengan lainnya.

Dengan pendekatan teori semiotika diharapkan dapat diketahui dasar keselarasan

antara tanda verbal dengan tanda visual untuk mendukung kesatuan penampilan karya

desain komunikasi visual serta mengetahui hubungan antara jumlah muatan isi pesan

(verbal dan visual) dengan tingkat kreativitas pembuatan karya desain komunikasi

visual.

1

Page 2: pendekatan semiotika

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penelitian Desain dengan Pendekatan SemiotikaBerdasarkan klasifikasi penelitian dalam desain, maka kajian-kajian terhadap

desain dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan keilmuan. Kajian-kajian ini dapat

diaplikasikan ke dalam metode penelitian secara umum, seperti penerapan populasi

dan sampel penelitian, sedangkan analisisnya menggunakan pendekatan ilmu terpilih

yang relevan dengan kasus yang akan dibahas atau dikaji. Berikut diuraikan beberapa

pendekatan yang menarik untuk dibahas dalam penelitian desain.

2.1.1 Pendekatan Semiotika

Semiotika adalah ilmu paling sering bersentuhan dengan bidang desain.

Semiotika adalah ilmu mengenai "tanda" (Science of sign). Istilah Semiotik

berasal dari bahasa Yunani, Semeion yang berarti tanda (Adams, 1996: 133)

Aristoteles telah menggunakan istilah Semiotiki atau "Seni Tanda pada sekitar

1300 SM. Orang yang membaca tanda (penghayat tanda) disebut Semiotikos.

Kemudian Plato membuat teori tentang "wujud tanda" dan arti tanda", yang

pada intinya tanda memberi arti yang lain dari sekedar wujud visual tanda

tersebut. Sedangkan Euclid telah membuat tanda-tanda matematika pada 300

SM.

Pada abad ke-18 istilah semiotika sebenarnya telah digunakan kembali

oleh Lambert (Filsuf Jerman) secara populer, yang dipadankan dengan kata

Logika. Tetapi Charles Sanders Peirce (1839-1914), seorang ahli filsafat dan

matematika, kemudian secara lebih jelas mengungkapkan masalah semiotika.

Karena itulah Charles Sanders Pierce merupakan tokoh penting dalam

pengembangan semiotika abad ke-19, karena telah mengembangkan logika

berkaitan dengan Relasi obyek (Tanda), Pengirim (Pembuat Tanda) dan

Pembaca Tanda.

Kemudian tokoh penting lainnya adalah Ferdinan de Sausure (1857-

1913) seorang ahli sastra, yang telah menggunakan istilah Semiologi dalam

Semiotika serta menekankan tanda -tanda sebagai dasar linguistik umum.

2

Page 3: pendekatan semiotika

2.1.2 Jenis Jenis Tanda

Menurut Charles Sanders Pierce , pada dasarnya ada tiga jenis tanda dalam

semiotika sebagai berikut:

Ikon, adalah tanda kemiripan dengan suatu obyek atau benda yang

menggambarkan (ikonografis) yang pernah dikenal berdasarkan pengalaman,

atau tanda yang memiliki referensi yang dicontohnya. Contoh : foto. peta,

lukisan dari aliran jenis realis dan naturalis).

Indeks, adalah tanda yang memiliki hubungan sebab akibat. indikasi,

informasi, petunjuk antara tanda dengan obyek yang sangat dekat, atau tanda

yang mengindikasikan sesuatu. Contoh : rambu-rambu lalu lintas, bendera

berkibar yang mengindikasikan ada angin, bau asap yang mengindikasikan ada

sesuatu yang terbakar, sirene pemadam kebakaran yang mengindikasikan ada

sesuatu bangunan terbakar yang mesti segera dipadamkan, senyuman yang

mewakili perasaan senang atau gembira dan sebagainya.

Simbol. adalah tanda yang telah menjadi kesepakatan atau terbentuk secara

konvensional di masyarakat. Simbol juga melambangkan ide abstrak. Contoh

burung Garuda sebagai lambang Negara RI

2.1.3 Unsur yang Mendasari Terbentuknya Tanda

Pada setiap jenis tanda dalam semiotika, akan ditemukan unsur-unsur

yang mendasari terbentuknya tanda tersebut yaitu:

Qualisign, adalah tanda yang memiliki kualifikasi berdasarkan sifatnya atau

sesuatu menjadi tanda karena kualitas. Contoh: warna, sifat material (bahan),

karya grafis dan sebagainya.

Sinsign (single sign), adalah tanda yang menunjukkan suatu kejadian atau

peristiwa,tanda yang bersifat tunggal. Contoh orang menjerit, orang berteriak

(ketakutan, kesakitan, keheranan, gembira, orang menangis (sedih, gembira)

dan sebagainya.

Legisign, adalah tanda yang menunjukkan sesuatu yang terstruktur, sistematis

dan keteraturan. Contoh: karya arsitektur, sistem sruktur pada jembatan dan

sebagainya.

3

Page 4: pendekatan semiotika

2.1.4 Semiotika dan Kebudayaan

Dalam kehidupannya, manusia adalah mahluk sosial yang

mampu"membaca tanda" dan sekaligus "menciptakan tanda”. Tiap suku bangsa

di dunia telah membuat kesepakatan untuk menamai sesuatu, tetapi berupa kata

dalam bahasa. Satu kata mempunyai makna tertentu yang disebabkan oleh

adanya kesepakatan sosial tentang makna tersebut di antara komunitas

pengguna bahasa. Karena itu, kebudayaan dapat dikatakan sebagai "sistem

tanda-tanda" yang kompleks.

Bahasa memasukkan "tanda", tidak terlepas dari pengalaman pribadi

setiap orang. Sehingga kata-kata terkadang salah dimengerti atau tidak tepat

diterima oleh orang lain, karena pengalaman pribadinya belum mengenal kata

itu.

2.1.5 Semiotika dalam Desain

Dalam orasi ilmiah di ITB (1983: 8), Prof Widagdo memaparkan antara

lain fungsi semiotika dalam desain. Pada orasi tersebut antara lain diuraikan

bahwa hasil desain, apakah itu sebuah bangunan, mobil atau selembar pakaian

adalah sebuah realitas material, yang memiliki fungsi praktis dan fungsi

komunikatif. Tetapi selama ini aspek komunikasi kurang mendapat perhatian

dibandingkan dengan fungsi praktis dan penampilan produknya (fungsi sosial

benda).

Dalam bidang arsitektur, unsur komunikasi wujud bangunan sudah

lama menjadi bagian dari perencanaan, karena kehadiran sebuah gedung secara

tidak langsung menyatakan fungsi dirinya. Jadi jati diri sebuah gedung harus

terwakili dan terbaca karena bentuk penampilannya. Tetapi elaborasi

teoritisnya baru dikembangkan pada akhir-akhir ini. Sedangkan pada bidang

desain komunikasi visual, pesan-pesan sosial maupun komersial sebuah produk

juga harus mampu dikomunikasikan oleh desainernya dan harus dapat

dimengerti dengan baik oleh masyarakat sebagai konsumennya.

4

Page 5: pendekatan semiotika

Tetapi kalau ditelusuri lebih jauh, sebenarnya sudah sejak lama istilah

desain sering dikaitkan dengan karya yang mengekpresikan jiwa manusia dari

suatu jaman. Seperti "Ungkapan Bahasa Rupa" yang ditemukan pada

peninggalan purbakala atau artefak berupa lukisan atau gambar binatang atau

perahu di dalam gua, karya arsitektur, karya sastra, benda pakai manusia purba

dan sebagainya. Dengan ditemukannya gambar-gambar binatang atau perahu di

dalam gua dan peralatan batu dari manusia purba, maka dapat diketahui oleh

para ahli bagaimana kehidupan atau peradaban manusia di zaman purba.

Sebab secara tidak langsung manusia purba telah mengkomunikasikan suatu

sistem tanda dan peradabannya di masa lalu.

Dalam kebudayaan tradisional di Indonesia. bahasa tanda atau bahasa

simbol sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi bangsa timur khususnya bagi

bangsa Indonesia. Di Jawa antara lain dikenal Candrasangkala memet,

sedangkan di Bali dikenal dengan Candrasangkala dan Suryasangkala .

Contoh bahasa simbol dalam babad mengenai tahun keruntuhan Kerajaan

Majapahit disebutkan dengan kalimat simbolik : Hilang sirna kertaning bhumi,

yang berarti tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi (Hilang = 0; Sirna= 0;

Kerthaning = 4; Bhumi =1 ; dalam perhitungan tahun Saka dibaca 1400;

berdasarkan perhitungan tahun Masehi: 1400 + 78 = 1478) Kemudian tahun

berdirinya Kerajaan Klungkung Bali digambarkan secara simbolik berupa

gambar, Cakra paksi palsi, yang berarti tahun saka 1622 atau tahun Masehi

1700 (Sri Resi Ananda Kusuma dalam skripsi Mugi Raharja,1988: 54-55)

Gambar Cakra bernilai : 1; Yuyu/kepiting : 6; Paksi/ burung : 2. Selain

Candrasangkala, di Bali juga dikenal Palelintangan untuk membaca tanda-

tanda alam (meteorologi) Palelintangan ini digunakan untuk menentukan hari

baik bercocok tanam (pertanian) dan kegiatanke laut (nelayan). Membaca

tanda-tanda alam juga dilakukan oleh umat Muslim untuk menentukan awal

puasa atau Tahun Baru Hijriyah, yaitu dengan melihat cahaya bulan.

2.1.6 Beberapa Teori Semiotika dalam Desain

5

Page 6: pendekatan semiotika

Beberapa tokoh penting yang mengembangkan teori – teori semiotika dalam

desain atau mengembangkan teori- terin semiotika untuk membahas desain,

antra lain :

Robert Venturi (1966) yang memulai wacana semiotika pada bidang

arsitektur.

Charles Jenks (1978) menyusul dengan wacana yang menganalogikan

arsitektur dengan bahasa atau arsitektur sebagai aspek komunikasi. Dalam

teorinnya ini Charles Jenks mengungkapkan, bahwa di dalam arsitektur tedpat

"Kata "Kalimat" dan "Semantik

Max Bense membuat analisis semiotika menyangkut estetika. Sifat obyek

desain disebutkan sama dengan sifat seni, memiliki nilai estetika dan selalu

terkait dengan reproduksi dan multiplikasi. Obyek menurut Max Bense ada

empat obyek desain yang dimaksud yaitu obyek alam, obyek teknik, obyek

desain dan obyek seni. Pengamatan obyek seperti Max Bense dianggap sebagai

cara menganalisis desain.

Pierre Bourdieu (1971) merupakan tokoh strukturalis dan Algeria yang

pertama kali menganalisa desain dengan pendekatakan semiotika atau

berdasarkan tanda-tanda la menganalisa tata letak pada interior rumah dengan

pendekatan arti dan tanda yang berhubungan dengan aspek kepercayaan. jenis

kelamin, panas dan dingin, api dan air, siang dan malam, luar dan dalam dan

sebagainya.

Roman Jacobson seorang tokoh semiotik- pragmatik, menganjurkan agar

desain dianggap sebagai "alat komunikasi" Dengan demikian kajian semiotik

pada desain bisa lebih obyektif.

Umberto Eco (1972) kemudian mengembangkan konsep pemikiran semiotika

Charles Sanders Peirce secara lebih jelas dan efektif sehingga bisa digunakan

untuk mengkaji arsitektur, kebudayaan, iklan, teater, musik. komik dan

sebagainya. Berdasarkan pemikiran Charles Sanders Perce, mengemukakan

bahwa arti tanda selalu mengacu pada suatu acuan dan terlaksana berkat

bantuan suatu Kode", maka Umberto Eco juga mengembangkan konsep "Kode

dalam semiotika (Eco, 1976: 36-38). Menurut Umberto Eco, tanda bisa

dikirim dan diterima atau dimengerti melalui kode. Kode yang dimaksud bisa

berkaitan dengan kode bahasa ( henmeneutik, semantik. narasi), kode simbolik

dan kode kebudayaan.

6

Page 7: pendekatan semiotika

Roland Barthes mengungkapkan teori Makna Konotatif dalam semiotika.

Setiap pesan dikatakan merupakan pertemuan antara Ungkapan" dan "Makna".

Lewat unsur verbal dan visual diperoleh dau tingkatan makna, yakni denotatif

dan konotatif. Pendekatan semiotika terletak pada makna konotatif. Roland

Barthes banyak mengkaji masalah fotografi dalam desain, iklan dan mode.

Jean Baudrillard (1981) mengutarakan teori semiotika menyangkut

Fetishisme (bahasa Portugis. Feitico = artifisial), yang pada intinya membahas

sikap seseorang yang memandang obyek sebagai "daya pesona" (kekuatan,

kekuasaan, magic )Fetishisme digunakan manusia dalam agama atau

keyakinan, antropologi, patologi atau seksual dan komoditi.

Judith williamson (1984) mengetengahkan teori semiotika dalam iklan.

Semiotika iklan disebutkan menganut prinsip "Peminjaman Tanda" dan

sekaligus "Peminjaman Kode Sosial

Dengan demikian, perkembangan semiotika setelah teori -teori yang

dikembangkan oleh Charles Sanders Peirce Ferdinan de Sausure adalah

bagaimana "Tanda-tanda berfungsi (Sintaksis), bagaimana Hubungan antar

Tanda" atau Analisa berhubungan dengan Interpretasi (Semantik), dan

Hubungan antara Pengirim atau Pembuat Tanda dengan Penerima Tanda

(Pragmatik)

2.1.7 Fungsi Semiotika dalam Desain

Dari beberapa uraian mengenai semiotika akhirnya dapat disimpulkan

menngenai fungsi semiotika dalam desain adalah :

Untuk melihat dan membahas desain dengan sudut pandang menggunakan

parameter filosofis.

Dalam proses desain, semiotik berfungsi evaluatif (setelah ada produk atau

bendanya)

Jadi semiotika tidak mengajarkan "bagaimana merancang. Dalam hal

ini seorang desainer diharapkan mengerti "bahasa bentuk” atau "hahasa

produk” ,dan juga harus mampu membiarkan produknya “berbicara sendiri.

Untuk itulah seorang desainer memerlukan pengetahuan semiotik.

BAB II

PENUTUP

7

Page 8: pendekatan semiotika

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

3.3 Daftar Pustaka

8