Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

20

Click here to load reader

Transcript of Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

Page 1: Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks, karena

terkait dengan masalah kuantitas, masalah kualitas, masalah relevansi, dan

masalah efektivitas. Masalah kuantitas timbul sebagai akibat hubungan antara

pertumbuhan sistem pendidikan dan pertumbuhan penduduk.

Pada hakikatnya program pembelajaran bertujuan tidak hanya memahami

dan menguasai apa dan bagaimana suatu terjadi, tetapi juga memberi pemahaman

dan penguasaan tentang “ mengapa hal itu terjadi “ yang berarti memahami

bagaimana proses hal itu bisa terjadi . Berpijak dari permasalahan tersebut, maka

pembelajaran pendekatan keterampilan proses menjadi sangat penting untuk

diajarkan.

Mata pelajaran biologi sebagai bagian dari bidang sains, menuntut

kompetensi belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi yang komprehensif.

Namun, dalam kenyataan saat ini siswa cendrung menghafal daripada memahami,

padahal pemahaman merupakan modal dasar bagi penguasaan selanjutnya. Siswa

dikatakan memahami apabila dapat menunjukkna unjuk kerja pemahaman

tersebut pada tingkat kemampuan yang lebih tinggi, baik pada konteks yang sama

maupun pada konteks yang berbeda. (Gardner, 1999 dalam Muna, 2009).

Pemahaman merupakan perangkat standar program pendidikan yang

mereflesikan kompetensi sehingga dapat mengantarkan siswa untuk menjadi

kompeten dalam berbagai bidang kehidupan (Yulaelawati, 2002). Sedangkan

kompetensi seseorang yang telah menyelesaiakan pendidikan dijadikan titik tolak

dari kurikulum berbasis kompetensi. Dengan demikian pemahaman merupakan

salah satu faktor yang sangat penting dalam belajar biologi. Belajar untuk

pemahaman dalam bidang biologi harus dapat dipertimbangkan oleh para

pendidik dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pendidikan mata pelajaran.

Pada pendektan keterampilan proses ini, memandang anak didik sebagai

manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar

mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta

1

Page 2: Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

2

keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam

bentuk kreativitas.Oleh sebab itu dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut

mengenai pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran biologi.

 

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas masalah yang dapat dirumuskan antara lain,

1. Apakah pengertian pendekatan keterampilan proses?

2. Mengapa pendekatan keterampilan proses perlu diterapkan dalam pendidikan?

3. Bagaimana keterkaitan antara pendekatan keterampilan proses dan teori yang

mendasarinya?

C. Tujuan

Berdasar pada rumusan masalah tersebut, maka makalah ini bertujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan keterampilan proses.

2. Untuk mengetahui perlunya keterampilan proses diterapkan dalam pendidikan

3. Untuk mengetahui keterkaitan antara pendekatan keterampilan proses dan teori

yang mendasarinya

Page 3: Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau

anutan pengembangan keterampilan–keterampilan intelektual, sosial dan fisik

yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang prinsipnya telah

ada dalam diri siswa. Pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran sains

lebih menekankan pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan

dan mengkomunikaskan hasilnya. Mukminan (2003) menyatakan bahwa

pendekatan yang sekarang dikenal dengan keterampilan proses dan cara belajar

siswa aktif (CBSA) masih belum banyak terwujud, serta pembelajaran kurang

memperhatikan ketuntasan belajar secara individual.

Menurut Holil (2008) keterampilan proses adalah keterampilan yang

diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang

mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi.

Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih

lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan

keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia

seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar

memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan.

Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk

kreativitas.

Tujuan pengajaran sains sebagai proses adalah untuk meningkatkan

keterampilan berpikir siswa, sehingga siswa bukan hanya mampu dan terampil

dalam bidang psikomotorik, melainkan juga bukan sekedar ahli menghafal.

Berdasarkan penjelasan di atas pada keterampilan proses, guru tidak

mengharapkan setiap siswa akan menjadi ilmuan, melainkan dapat

mengemukakan ide bahwa memahami sains sebagian bergantung pada

kemampuan memandang dan bergaul dengan alam menurut cara-cara seperti yang

diperbuat oleh ilmuan.

3

Page 4: Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

4

Dalam pembelajaran IPA, Keterampilan-keterampilan proses sains adalah

keterampilan. keterampilan yang dipelajari siswa saat mereka melakukan inkuiri

ilmiah, mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya

satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan-keterampilan proses tersebut adalah

pengamatan, pengklasifikasian, penginferensian, peramalan, pengkomunikasian,

pengukuran, penggunaan bilangan, pengintepretasian data, melakukan

eksperimen, pengontrolan variabel, perumusan hipotesis, pendefinisian secara

operasional, dan perumusan model (Holil, 2008).

Selanjutnya dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah

dalam kehidupan sehari-hari secara obyektif dan rasional. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa keterampilan proses sains merupakan kegiatan intelektual

yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan dalam menyelesaikan masalah dan

menghasilkan produk-produk sains. Keterampilan proses dalam pengajaran sains

merupakan suatu model atau alternatif pembelajaran sains yang dapat melibatkan

siswa dalam tingkah laku dan proses mental, seperti ilmuwan. Funk (1985) dalam

Dimyati dan Mudjiono, (2002: 140) mengutarakan bahwa berbagai keterampilan

proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: keterampilan proses dasar (basic

skill) dan keterampilan terintegrasi (integarted skill). Bila kita kaji lebih lanjut

sebagai berikut.

- Keterampilan Proses Dasar

1. Observasi

Melalui kegiatan mengamati, siswa belajar tentang dunia sekitar yang

fantastis. Manusia mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan melibatkan

indera penglihat, pembau, pengecap, peraba, pendengar. Informasi yang diperoleh

itu, dapat menuntut interpretasi siswa tentang lingkungan dan menelitinya lebih

lanjut. Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam

proses dan memperoleh ilmu serta hal terpenting untuk mengembangkan

keterampilan proses yang lain. Mengamati merupakan tanggapan terhadap

berbagai objek dan peristiwa alam dengan pancaindra. Dengan obsevasi, siswa

mengumpulkan data tentang tanggapan-tanggapan terhadap objek yang diamati.

Page 5: Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

5

2. Klasifikasi

Sejumlah besar objek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan di

sekitar, lebih mudah dipelajari apabila dilakukan dengan cara menentukan

berbagai jenis golongan. Menggolongkan dan mengamati persamaan, perbedaan

dan hubungan serta pengelompokan objek berdasarkan kesesuaian dengan

berbagai tujuan. Keterampilan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan

berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya sehingga didapatkan

golongan atau kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.

3. Komunikasi

Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa komunikasi

merupakan dasar untuk memecahkan masalah. Keterampilan menyapaikan

sesuatu secara lisan maupun tulisan termasuk komunikasi. Mengkomunikasikan

dapat diartikan sebagai penyampaikan dan memperoleh fakta, konsep, dan prinsip

ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara dan visual (Dimyati dan

Mudjiono, 2002: 143). Contoh membaca peta, tabel, garfik, bagan, lambang-

lambang, diagaram, demontrasi visual.

4. Pengukuran

Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan

satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Keterampilan dalam

menggunakan alat dalam memperoleh data dapat disebut pengukuran.

5. Prediksi

Prediksi merupakan keterampilan meramal yang akan terjadi, berdasarkan

gejala yang ada. Keteraturan dalam lingkungan kita mengizinkan kita untuk

mengenal pola dan untuk memprediksi terhadap pola-pola apa yang mungkin

dapat diamati. Dimyati dan Mudjiono (2002: 144) menyatakan bahwa

memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan

tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan

perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta,

konsep, dan prinsip dalam pengetahuan.

Page 6: Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

6

6. Inferensi

Melakukan inferensi adalah menyimpulkan. Ini dapat diartikan sebagai

suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa

berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui.

- Keterampilan Proses Terintegrasi

Keterampilan terintegrasi merupakan perpaduan dua kemampuan

keterampilan proses dasar atau lebih. Keterampilan terintegrasi terdiri atas:

mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan

dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis dan ekperimen.

1.Identifikasi Variabel

Keterampilan mengenal ciri khas dari faktor yang ikut menentukan perubahan.

2.Tabulasi

Keterampilan penyajian data dalam bentuk tabel, untuk mempermudah

pembacaan hubungan antarkomponen (penyusunan data menurut lajur-lajur yang

tersedia).

3.Grafik

Keterampilan penyajian dengan garis tentang turun naiknya sesuatu keadaan

4.Deskripsi hubungan variabel

Keterampilan membuat sinopsis/pernyataan hubungan faktor-faktor yang

menentukan perubahan.

5.Perolehan dan proses data

Keterampilan melakukan langkah secara urut untuk meperoleh data

6.Analisis penyelidikan

Keterampilan menguraikan pokok persoalan atas bagian-bagian dan

terpecahkannya permasalahan berdasarkan metode yang konsisten untuk

mencapai pengertian tentang prinsip -prinsip dasar.

7.Hipotesis

Keterampilan merumuskan dugaan sementara.

8. Ekperimen

Keterampilan melakukan percobaan untuk membuktikan suatu teori/penjelasan

berdasarkan pengamatan dan penalaran.

Page 7: Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

7

Keterampian proses seperti yang diutarakan oleh Funk merupakan

keterampilan proses yang harus diaplikasikan pada pendidikan di sekolah oleh

guru. Pembelajaran sains menekankan pada pembentukan keterampilan

memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sikap ilmiah. Hal ini bisa tercapai

apabila dalam pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses baik

keterampilan proses dasar maupun keterampilan proses terintegrasi (terpadu)

seperti terungkap di atas.

Keterampilan memperoleh pengetahuan yang ingin dibentuk adalah daya

pikir dan kreasi. Daya pikir dan daya kreasi merupakan indikator perkembangan

kognitif. Para ahli psikologi pendidikan menemukan bahwa pekembangan

kognitif bukan merupakan akumulasi kepingan informasi atau kepingan

perubahan informasi yang terpisah, tetapi merupakan pembentukan oleh anak

suatu kerangka atau jaringan mental untuk memahami lingkungan.

B. Perlunya keterampilan proses diterapkan dalam pendidikan

Salah satu tujuan pembelajaran fisika ditingkat SMA adalah

mengembangkan pengalaman peserta didik untuk dapat merumuskan masalah,

mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit

instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta

mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. Keterampilan –

keterampilan tersebut dapat disebut juga keterampilan proses sains.

Sebagaimana dikemukakan oleh Indrawati, (1999:28) bahwa

“keterampilan proses harus dilatih dan dikembangkan karena keterampilan proses

dapat membantu siswa dalam mengembangakan pikirannya dan memberikan

kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan”.

Keterampilan proses perlu dikembangkan untuk menanamkan sikap ilmiah

pada siswa. Semiawan (1992:14-15) berpendapat bahwa terdapat empat alasan

mengapa pendekatan keterampilan proses sains diterapkan dalam proses belajar

mengajar sehari-hari, yaitu :

1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin

cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan

fakta pada siswa,

Page 8: Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

8

2. Adanya kecenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep

yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret,

3. Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak

bersifat mutlak 100 %, tapi bersifat relatif,

4. Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari

pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

Selain itu melalui proses belajar mengajar dengan pendekatan

keterampilan proses dilakukan dengan keyakinan bahwa sains adalah alat yang

potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa, dimana

kepribadian siswa yang berkembang ini merupakan prasyarat untuk melanjutkan

kejalur profesi apapun yang diminatinya. Dalam menerapkan keterampilan proses

dasar sains dalam kegiatan belajar mengajar, ada dua alasan yang melandasinya

yaitu:

a. Bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju

pertumbuhan produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat

pula, sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep

kepada siswa. Jika guru tetap mengajarkan semua fakta dan konsep dari

berbagai cabang ilmu, maka sudah jelas target itu tidak akan tercapai. Untuk

itu siswa perlu dibekali dengan keterampilan untuk mencari dan mengolah

informasi dari berbagai sumber, dan tidak semata-mata dari guru.

b. Bahwa sains itu dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan

dimensi proses. Dengan melihat alasan ini betapa pentingnya keterampilan

proses bagi siswa untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi siswa

dimasa yang akan datang, sehingga bangsa kita akan dapat sejajar dengan

bangsa yang maju lainnya.

Bagi siswa, beberapa keterampilan proses dasar dimulai dengan

keterampilan proses yang sederhana yaitu observasi atau pengamatan, perumusan

masalah atau pertanyaan dan perumusan hipotesis. Untuk memperjelas

keterampilan-keterampilan proses sains di atas maka dibawah ini akan dijelaskan

secara singkat yaitu:

1) Pengamatan adalah penggunaan indera-indera anda. Mengamati dengan

penglihatanm pendengaran, pengecapan, perabaan, dan pembauan.

Page 9: Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

9

2) Perumusan Hipotesis adalah perumusan dugaan yang masuk akal yang dapat

diuji tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi (Trihastuti, 2008).

Selain itu juga, hasil telaah ahli pendidikan IPA menunjukan bahwa

perolehan dan pengembangan suatu gagasan tidak dapat berlangsung dari luar

anak seperti ceramah guru atau dari paksaan dan tekanan orang tua. Akan tetapi,

hanya dapat terjadi dari dalam anak sendiri , yaitu dari pikiran anak. Fungsi guru

selama pembelajaran hanya berperan sebagai fasilitator (pemberi kemudahan

belajar). Anak sendirilah yang harus membangun gagasan/pengetahuan. Untuk

keperluan ini, mungkin saja mereka harus menafsirkan kembali informasi,

menyusun kesimpulan baru, atau menguji beberapa gagasan alternatif. Dengan

kata lain, senantiasa aktif menggunakan dan menerapkan keterampilan proses

sepanjang hayatnya, terutama untuk dimanfaatkaan selama pengembaraannya

untuk mengeksplorasi alam sekitar.

C. Keterkaitan Pendekatan Keterampilan Proses dan Teori yang

Mendasarinya

Setelah mengetahui dan memahami mengenai pendekatan keterampilan

proses, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan ketrampilan proses

berlandaskan pada teori kognitivisme, konstruktivisme dan perkembangan moral.

Teori belajar kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, yang

didasarkan pada kegiatan kognitif dalam belajar. Para ahli teori belajar ini

berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan atau

cognition dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas

mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan, dan menggunakan pengetahuan.

(Goleman, 1995).Teori kognitivisme memiliki perspektif bahwa para peserta

didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,

menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru

dengan pengetahuan yang telah ada. Teori ini menekankan pada bagaimana

informasi diproses (Erman,2002).

Hal ini sangat berhubungan dengan tujuan pendekatan keterampilan proses

yaitu untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa, sehingga siswa bukan

hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik, melainkan juga bukan

Page 10: Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

10

sekedar ahli menghafal. Peserta didik juga dilatih untuk mengolah berbagai

informasi yang telah diterimanya dan dikaitkannya dengan pengetahuan yang

dimilikinya.

Sedangkan teori konstruktivisme merupakan perkembangan dari teori

kognitivisme, dalam teori ini selain belajar untuk meningkatkan kemampuan

berpikir dan tingkat kognitif siswa akan tetapi belajar melibatkan konstruksi

pengetahuan siswa dari pengalamannya sendiri oleh dirinya sendiri, hal ini berarti

bahwa teori konstruktivisme mencetak siswa yang dalam memahami atau

meningkatkan kemampuan berpikirnya bukan dari guru akan tetapi membangun

konsep dan pemahaman sendiri dari pengalaman yang dialaminya maupun dari

berbagai sumber atau referensi lain, sehingga fokus bukan pada guru, melainkan

pada siswa. Guru hanya sebagai fasilitator.

Teori konstruktivisme ini dapat dikatakan bahwa melandasi pendektan

keterampilan proses karena jika dipandang dari komposisi keterampilan-

keterampilan proses tersebut, antara lain pengamatan, pengklasifikasian,

penginferensian, peramalan, pengkomunikasian, pengukuran, penggunaan

bilangan, pengintepretasian data, melakukan eksperimen, pengontrolan variabel,

perumusan hipotesis, pendefinisian secara operasional, dan perumusan model

(Holil, 2008). Hal ini berarti bahwa, siswa mengalami atau melakukan sendiri

(pengalaman) dengan menggunakan observasi /pengamatan langsung,

pengklasifikasian sehingga memperoleh data yang nantinya akan dianalisis dan

diinterpretasikan berdasarkan hasil pemikirannya sendiri. Sehingga siswa

memiliki dan memahami konsep secara utuh oleh dirinya sendiri melalui

keterampilan proses tersebut.

Pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik

sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan

belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta

keterampilan. Pengembangan sikap dan nilai ini dilakukan karena menganggap

siswa di dalam pembelajaran tidak hanya dipandang sebagai seorang

pembelajar/peserta didik akan tetapi juga seorang manusia utuh yang berhubungan

dengan masyarakat dan terikat dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam

masyarakat. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan moral yang merupakan

Page 11: Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

11

suatu proses internalisasi nilai/norma masyarakat sesuai dengan kematangan dan

kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap aturan yang berlaku di

dalam kehidupannya. Dimana moral sebagai wujud abstrak dari nilai-nilai dan

tampil secara nyata/konkret dalam perilaku yang sesuai dengan norma yang

berlaku di dalam lingkungannya.

Page 12: Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau

anutan pengembangan keterampilan–keterampilan intelektual, sosial dan

fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang

prinsipnya telah ada dalam diri siswa.

2. Keterampilan proses perlu diterapkan karena berhubungan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi siswa perlu dibekali dengan

keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber,

dan tidak semata-mata dari guru.

3. Pendekatan keterampilan proses dilandasi oleh teori

kognitivisme ,konstruktivisme dan perkembangan moral.

B. Saran

Para pendidik dan calon pendidik hendaknya tidak hanya sekedar paham

tetapi juga harus bisa mengimplementasikan Pendekatan Keterampilan Proses di

dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas sehingga tercipta suasana belajar

yang kondusif guna tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

12

Page 13: Pendekatan Keterampilan Proses-Isi

13

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mujiono. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: depdikbud.

Erman, S.Ar., dkk. 2002. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-FPMIPA.

Goleman, Daniel.1995. Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.

Holil, Anwar. 2008. Keteranpilan Proses. (Online) (http://anwarholil.blogspot.com/) diakses tanggal 27 September 2010.

Indrawati. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Dekdikbud.

Mukminan. 2003. Pendekatan Keterampilan Proses. (Online) (http://radar-bekasi.com/index.php) diakses tanggal 27 September 2010.

Semiawan. 1992. Pembelajaran Keterampilan. Yogyakarta: Yrama Widya.

Tihastuti, Singgih. 2008. Pembelajaran Keterampilan Proses Inquiry dan Discovery Learning. (Online) (http://umifatmawati.blog.uns.ac.id)diakses tanggal 27 September 2010.

13