Pendekar Lengan Buntung 02

32
Pendekar Lengan Buntung Karya: KIM TIAUW illustrasi Rip's JILID 2 $tadjawaU<£raas P O. BOX 1396/DAK Idzin Pol. No. 072/BB/Lek/S/72 PENDEKAR LENGAN BUNTUNG DJ LIO 2 , OLEH K.IM TIAUW DENGAN tiekstan sekali ga i s itu te 1 lb mendionikok dipinggir perabuoja. Dai menarik badju dilehei sipemuda dan di naik* o keatas perahunia, itulah tubuh Tiang Le M)S'h pin^saa ia Untuk jang ketiga ka lioja sigadi? mendjerit Irih apsbi'a pandang annja leibentur oleh sebuah lenean jan^ su dah buntung sebatas puniax. Darah merah membasahi badju sipemuda. N^pas itu satu., fkardt demi Sfkarat dsdanja jsng bi.larg •'u berombak turun naik Tabulah sigad'i hahwa pemuda ini masih hidup. M^ih ada harapan untuk ditolong. Tidals tabu ia apa larg musti ia perbuat se karang. Ia bukan seorang ahli pengobatan. Bulan djuga seorang ahli untuk menolong napas2 jang tinggal sekarat itu. Maka dalam bingung nja itu, dia tjuma bisa menjambar dajungnja d; n meladjukan perahunja tjepat2 meninggal kan tempat itu. X X X Angin berhembus sepoi2. Udara dingin. Sesosok tubuh langsing, berkelebat menjusu t\ sepandjang sungai itu Matanja me-njapu2 rmukaan sungai jang mengalir tenang. Ke udian mata itu mendjadi basah. Bibir2 itu bergemetaran. "Tii_ng Le koko ..!!'* Ia berbi-ik daiam netjemasfn hati jang amat sangat. Kuatir dja ngan2 Tiang Le terbawa hanjut oleh air jang menggelombang ganas tadi Apabila ada ben da jang mengambang diair itu, diperhatikan nja baik2. Hatinja berharap, mudah2an Tiang Le dapat diketamukannja. "Tiang Le koko, djangan kau tinggalkan aku koko, kalau kau mati, hidupku tak akan berarti, djangan kau mati kokoooo ugh . utugh, ttk tertahankan lagi hati jang hantjur itu, maka menangislah dia. Rambutnja jang basah berderai-derai, drn pakaiannja jang B baslibkujup, tak diperhatikan ia*i. Wiski hawa dingin mulai menjerang tububaja! Terus sidja ia mengikuti tepian sepandjang

Transcript of Pendekar Lengan Buntung 02

Page 1: Pendekar Lengan Buntung 02

Pendekar Lengan BuntungKarya: KIM TIAUW illustrasi Rip's JILID 2$tadjawaU<£raasP O. BOX 1396/DAK Idzin Pol. No. 072/BB/Lek/S/72PENDEKAR LENGAN BUNTUNGDJ LIO 2 , OLEHK.IM TIAUWDENGAN tiekstan sekali ga i s itu te 1 lb mendionikok dipinggir perabuoja. Dai menarik badju dilehei sipemuda dan di naik* o keatas perahunia, itulah tubuh Tiang Le M)S'h pin^saa ia Untuk jang ketiga ka lioja sigadi? mendjerit Irih apsbi'a pandang annja leibentur oleh sebuah lenean jan^ su dah buntung sebatas puniax. Darah merah membasahi badju sipemuda. N^pas itu satu., fkardt demi Sfkarat dsdanja jsng bi.larg •'u berombak turun naik Tabulah sigad'i hahwa pemuda ini masih hidup. M^ih ada harapan untuk ditolong.Tidals tabu ia apa larg musti ia perbuat se karang.Ia bukan seorang ahli pengobatan. Bulan djuga seorang ahli untuk menolong napas2 jang tinggal sekarat itu. Maka dalam bingung nja itu, dia tjuma bisa menjambar dajungnja d; n meladjukan perahunja tjepat2 meninggal kan tempat itu.XX XAngin berhembus sepoi2. Udara dingin.Sesosok tubuh langsing, berkelebat menjusu t\ sepandjang sungai itu Matanja me-njapu2 rmukaan sungai jang mengalir tenang. Ke udian mata itu mendjadi basah.Bibir2 itu bergemetaran."Tii_ng Le koko ..!!'* Ia berbi-ik daiam netjemasfn hati jang amat sangat. Kuatir dja ngan2 Tiang Le terbawa hanjut oleh air jang menggelombang ganas tadi Apabila ada ben da jang mengambang diair itu, diperhatikan nja baik2. Hatinja berharap, mudah2an Tiang Le dapat diketamukannja."Tiang Le koko, djangan kau tinggalkan aku koko, kalau kau mati, hidupku tak akan berarti, djangan kau mati kokoooo ugh . utugh, ttk tertahankan lagi hati jang hantjur itu, maka menangislah dia. Rambutnja jang basah berderai-derai, drn pakaiannja jangBbaslibkujup, tak diperhatikan ia*i. Wiski hawa dingin mulai menjerang tububaja! Terus sidja ia mengikuti tepian sepandjang sungai jang tak berudjung itu. Matanja men tjari2 menje-lusuri permukaan air jang menderas!Gadis itu adalah Liem Sian Hwa. Seperti kita katahui Liem Sian Hwa ini meninggal kaa suhengnja Soog Tjie Lay daa berlari tu iun gunung. Siapa sangka kalau gadis itu ti dak lama kemudian kembali lagi ketempat itu dan men-tjari2 tubuh Tiang Le jang hilang 'iba2 Ia mempunjai kejakinao, tentu dalam psngsannja tadi Tiang Le terbawa aif sungai jang meluap. Maka oleh s;bib itulah ia ber tekad mentjaci Tiang Le. Msnjusuri tepian sungai.Dan Tiang Le belum djuga ditemukan.Lima belas lie sudah ia merajusufi tepian sungai itu. Kiki.i j a sulih malai <n;nggigil sa kia? letahaji Djilamja sudah ter-hujnngl. Pindnianaji naiar. Dirasakainja ala kabut jaigkeim didepansja, Ta'< tertahan lagi ia,Fsrdjat ialah ia iit-jpi sui2\i itu.O betapa ieiabnja Siaa Hwa, betapa terte lanaja hati itu kehilangan seorang jang pt• Li g dikasihi, Sian Hwa letih lahir dan batin,k!ih teramat saujat. Letih.Daa menggeletaklah ia diiitu,Lafta ia menggeletak dipinggir ungsi ita

Page 2: Pendekar Lengan Buntung 02

"Me be he ! sadis manis ditepi sungai sa fgat kebetulan sekali. Redjeki turan dan le ngn bs be he' terdergar suara orang tertawa dan h j-bis suara itu menggema, berkelebat fc tosok tubuh menghampiri Lian Hwa jang m» ??h pingsan.Orrng ita berdjongkok.Memegang pergelaogas tjrgan Si..n Hwa,"He he be rrasih hidup... tjuma pingsan, kebettlari!" terdergar ia berkata serdiri lagi. Dengan \edia 'angannja ia mengangkat m buh Sian Hwa, d?n sekali mengtrtrakan t u bu h (r«ry itu sudah lenjap merupakan bajang an >etau rerkelebat melon'jati sungai, dan Le mudiin tuus berlari memasuki hutan lebat Gelap menjeratkan. Sambil tertawa terkekeh kekf h oang i>u aemasoki hutan dan seperti sudah h»p<ii djalaa2 dihutan itu. ia tetuskau fremtsiki kehusan jarg tmat gelap dan mc n ie i»-t-la r. Pchon2 raksa'a berdiri dikarao kiri deigan daunrja ang eKiat rimbun djaiao dihutan i:u.Terajata diluttn u r g lebat itu terdapat sc buah pondok. Pondok ketjii itu tarja teibu a! dari tumbai2 dedaunan merupakan siapi.; • f'an bertiang? k;ju besar, t duk teriapat d n d;ngnja, Haoja empat buah tiang jang n.enu-« djacg ttap daii rumbai! itu,5«"A Mey...! Amey!" erang itu memanggil?.Seorang nentk7 tua mecdaUngi dengan longktt ditsngan Rambutnja sudah putih se rria. Pipinja diiumbuhi bsnjak kerisut Tuonh nja kirus kering. Matanja tadjam melirik k j . < r h gadis jang dalam rondongan orang jari* datang itu,"Herehe! A Thiong...apa belum tjukup la tibsn Djms-tok-tjiang sehingga kau bawa2 U f i gadis ini Kerek itu bettanja.O arg jang dipanggil A Thkvg oleh si'e ntk tadi. mengl ampiri, Sikapnja nampak mo -ah dan halus waktu ia berkata :"A Mey ss:atg...spa kau kira sudah tjuki p lat ha n Djing T ok? Maka nja aku bawa gad.s ini lagi, Otaknja baik sekali sebagai cbat kuat-Aralagi dimakan dengan d jin som, hem s-5 dap! Merupakan tonikum jatg hebat untuk a ecambah tenaga muda t ita dan tenaga sm iang kita akan beriambah hehehe! orang itu rrdetak kao tubi h Stan Hwa. Kasar sekali orang itu n cietakkan tubuh gadis i'u. Dilem per be4itu sadja dan untuk seketika itu dju ; a Sian Hwa sadar kembali. Begitu matanja 'erbuka Terheran ia melihat siorsrg ner.ek2 dan seorang kakek sud: h berdiri didepanDJn i-mb.l krseojum gairah1!A;r liur sikakek jang dipanagil A TV<J<»g o leb sioenek ber-tetes'? b^rdja'Hhan M stan j & memacdang keseruluh tubuh si^adis M elihat pemandangan jang raengeriian ini Bergidik Sian Hwa."Lotjiaope ini siapa dan di...mana aku initarijanja."Hehehe! \ Mey fjantik djuga ja gadis ini sajang kalau kita bunufa...akan tetapi otaknja segsr dan biik...djarang gadis2 mempunjai o tak sepeni d a Rupanja nikmat benar kalau dimakao hch;helw"A Thiong, benar djuga katamu, Gadis in8 sajang kalau di binasakan...sebaiknja diberikan kepada A Seng, ten'u dia girang mendapat, kan teman bermain setjamk gadis ini, betul kita kasih A Seng sadja. Anak kita itu hihik ...hikhikl*?Bergidik Sian Hwa. Tjelaka. Rupanja aku terdjatuh ketangan nenek dan kakek gila ini pemakan manusia, entah siapakah orang tua iai, pikir Sian H* a."Lotjianpwe kau ini siapa?""Kami adalah Djing-tok-siang-lomo, aams ku A Thiong dan ini adalah istriku A Mey H-i perempuan tjantik kau nanti bakal istri anakku A Sea^. Kau mau ja?" berkata Djing tok-

Page 3: Pendekar Lengan Buntung 02

siang-lomo A Thiong. Kakek tua ini me ngeretjitkan bibrnja Matanja mtnjapu seluruh tubuh Sian H*a deagan gairah."Benar kau nanti bakal djadi i>teri anakku A Seng. Eh! namamu siapa? Ahay . . nama nja tentu djbga bagus jaa . . Ojing tok siang moli A Mey menjahut Ia terserjum kepada Sian H«a.Sian Hwa melototkan matanja."Gila!! Siapa jang bakal diadi i«teri anak mu? Anakmu jang mana??" tanja Sian Hwa dengan heran dan marah,"Anakku A Seng sedang memantjing disu ngai, sebentar ia tentu datang, eeh tentu k&u suka kawin dengan A Seng ja? Tentu kau su ka kawin dengan anakku A Seng hi hi hi?""Gila! Siapa jang sudi kawin dengan anak mu. Keparat, kalian orang sinting .„ orang gila! Tentunja anakmu djuga gila, gendeng, sin tmg !" Sian Hwa memaki. Ia berdiri."Eh kau bilang apa gadis manis . * . kau bilang apa tadi?'* Djing- tok-siarg-moli A Mey bertanja 'marah, dia melangkah madju. Sepa sang matanja jang penuh le-putih2an itu mert delik menatap gadis didepannja se-akan2 ma ?a itu hendak menelannja. Sian Hwa jang se dang mendongkol hatinja membalas mempelo teti nenek itu dengan berani."Aku bilang kalian ini sudah gila, sudah s;nting . . tentu anakmu jang bernama A Seng itu djuga orang gila, sinting!!" sahut sian Hwa sambil menjejakkan tangannja.3*Apa ? \pa kau bilang . . A Seng giL 7" * Ja . . k-lian d.in A Seng sudah gi'a !*"Plak piak plak! Tangai kiri Djing-lok siang rroli A M«> mciam.ar pipi Sian Hwa li^a kali Sian Hwa teihijung2 Tiga buah tapak «jari memerah dikedua pipi jang putih, ia tidak icrhhist itu hanja diras-.kannja kedua pipinja mendjadi pejas. Saking penbcji 'di lasakan kedta pipinja itu. Sian Hwa (ampai mengeluarkan air matan a men t;k."He he he A Mey . , kau keliwatan masa mantu kita kau tampar sampai menangii , . djangan begitu ab t . aduh. kau mengguna kan djing-'Ok-tjiang ( pukulan ratjun hidjau ) ja . . . wab, tje'aka . . kalau pipi mantu ki>a fci.gus. mana A Seng mau sjma dia . , wah, wah A Mey lekatlah kau ambil daun i.ng tjca ko, disampmg rumah kita lekas . . wa, djangan2 muka gadis i u akan bangu. , . . tjelaka !"Mendengar perkataan si'<»kek AThiong. mau lidak mau, tanpa disadarinja Sian Hwa mengusap pipinja. Tidak ada apa2 hanji «adja terasa pipinja mejdjadi gatal sekarang Tjelaka djangan2 , . , pipiku kena ratjun Ja lam tamparan ner.es tadi !Sian Hwa mendjadi tjemas bukan main.3;tang gila ini pemakan otak manusia. Siapa %ah kakek dan renek jang bernama Djing-tok siang-lomo? Dan siapakah jang disebut A Seng naknja itu. apakah anakrja djuga ?"Tentu sadja Sian Hwa tidak mengenal rretrek a.la masih bidjau dalam dunia kar.gouw. K i tau sadja ia tabu. Tentu ia akan lari mendia •ibksn tempat ini Tempat ini adalah memang rempat tinggal Djing-rok-siang-lomo (sepasang ibli? ratjun bidjsu) \ Mey dan ATbion^. Didunia kangauw mereka ini terkenal iebi gai datuk hitam jang ganas sekait disampin^ kcgilsannjs jang otak?an itu. Mungkin kare r.a saking banjaknja ia makan otak radis.^ Vemad<a sehingga sikap kedua orang ini >u d»h tidak rormal lagi pikifarnja, kendatipun demikian, ktdua kakek dan nenek ii i sargat ditakuti oleh dunia kan.auw sebagai sepasang ibn pemakan manusia!Dan siapakah A Seng jang di sebut I eja itu?A Seng adalah aoaknja. Anak tunggal ss t asarg ib'is rajun hid;au itu. Akan, tetapi A Seng sudab mati.Mati tenggelam pada waktu ia pergi m e -artjmg disungai. Dan matanja diketemuki n «h sepasang iblis ratjun Jbidjau trj dirumah

Page 4: Pendekar Lengan Buntung 02

seorang peniuduk dusun. Akibatnja. Luar b' asa, seluruh keluarga dusun itu babis binasa dibuB.oh?hi o'eh DjingMok-siang-lomo, sedsng kan wanAe2 remadja, diambil oraknia untuk sebagai obat kuat sedangkan djartung dan hati wan;ta2 itu dikeringkan sebagai dendeng jsng amai lezat bagi merekatInilah Djian-tok-siang*'omo?A Tbiong. kakek gila itu pergi kedalam h u tan dimrna ia menguburkan anaknja. A Seng Lutjunja orang gila ioi malah menangi» dis* tu. Mengotjeb tidak keruan.A Seng . , ; anakku, mengapa kau belum bangun djuga anakku . . aii kasihan tjalon i9 trimu menanti2kan dirumah* Bangunlah A Seng . . . bangunlah , , . . ugh. ugh . . 1 . mengapa engkau belum djuga bangkit . , • A Seng , . biarlah papa tunggu disini mena° timu sampai kau bangun . besok papa dan mama hendak raengawinkanrru A Seng , . • dengan gadis tjantik he he be kau tentu suka ja A Seng , . Ja, ja kau tentu tjinta , . . gadis itu manis sekali A Seng tjotjok sekali buat mendjadi istrimu A Seng bangunlah... bangurj" Djiog-tok jiang-lomo A Thiong menggebrak gebrakan tanah kuburan anakaj* itn. Keruan s a d j a batu nisan itaSementara gelap mulai .T.enklubungi pondok Sebentar itupun malam akan meniatang. Bu an beisioar diatas aienerangt hutan sehingga tjahsia buten jang tiukui terang i u tid k niembutakaa rr-flta Sian Hwa. Dilitatnja ne ock i'u sudah tnergi<l;tekan tububnja d'afa. «buah dipan, dan terdengar suara tidurnja n eng-geros2 seperti babi disembelih S:an H*« snenjaci akal,Di'gtmtjangSKaanja djerudji ? kerangkergnja jang meDgirungDJa itu. Tttapi alangkah terke diutrj;! dia, karena djerudji kcrangkengan jang terbuat cari besi itu arart kuat sekali. Tak dapat ia mem*tahkanrja.Tak feitab ia dikurung seperti itu.Sementara nja mu k besar2 sudah mengiang disekitar telingania Decgaa sengit ia menepok mjamuk jatg menggigiti iengan dan pabanja.Mendengar tepokan dari Skn Hwa. nenek itu terbangun dari tidurnja. sedjenak ia mts iman dan g gadis didalam kerangkengan itu.Menghampiri Sian Hwa."Hi bi bik mantuku jang manis nggak be tab disini ja, banjak rjamuk . . . sabar njo nja msr-tu sebentar A Seng datang, engkau p st: diadjak tinggal dikota .... disana bidup senang bik bik bik !**"Keluarkan aku nenek gi'g, nenek peot F" maki Sian B>va dengan mateija melotot."Sanjak njamuk ja...banjak njamuk... biu kunjalai api, biar njimak/ itu 'akut dan k* nur... ba bt'k hek?" tai.pa menghiraukan Sian» Hwa iang »uiab ment}ik2 didalaro kerang-kengan itu. nenek Djing tok-s-iang-rooli A Mey soembjat api unggun diJekat k:rang'tengarvApi besar menerangi suasana disitu,Sementara njamuk 2 kabur akan sinar a p. jang bangas."Tidurlah... njooja mantu, besok banguo raei2 ja?""NjOoja mattu kcpalarru!" SiaE Hwa mem benti k."H hik bik talaknja. Sajang kan tjantik., kalau tidak suamiku tentu mengambil otakmu untuk dibuat obat sebagai latihan djing-tok-tjt ang, Hiht b:nar djuga kau tjantik rjorji* mantu, sajang kalau dibunuh, lebih baik di kawinkan sama A Seng .. . ja A Seng anak ku, hek hek hek!" berkata begitu neotk itu masuk kedalam pondoknja.Sian Hwa terkedjut sekal'. Tjelaka, kirania ia bukan sadja perhadapan dengan kakek dan nenek gila, malahan rupa-rupanja kedua4"He he he be b«t djuga mantuku ini, TiO tjok sama A Ssng, eh. A Mey hajo nanti ma Lm kita rajakan bati peikawinan anak kita A Seng... heran... kenapa si A Seng belum dJLga kembali ? Djiag-to siang lomo A Thin,i berkata kepada A Mey."

Page 5: Pendekar Lengan Buntung 02

"Kep:r*t aku harus mengadu djiwa dengan mu!" Sian Hwa memekik pandjang dan a:i rgirimkan pukulan kearah A Tbiong" «kan te 'api begitu sikakek berkelit tahu2 seluruh tti buh Sian Hwa mendjadi lumpuh tertotOi ura1 nadi ditubuhoja,"D*a mesti kita rargket dulu, A Mey... ma sukan dia keda'a n ktran^keigan, H tii2 d a ngan terlepas, dia amat galak dan harus di djinakaa dulu. K.au tunggu aku mentiaii \ Serg anak bengal itCj sesudah berkata demi kiaa fah»2 tubuh si kakek mentjelat tin.gi dm hilang ditelan bajang2 kegelarnn datai poron jang iimbun "Si Nenek tertawa.Menghampiri Sian H Ya,"Betul... kau mesti dirangket dulu, njooja man'u, . . nanti kalau A Seng sudah datang. , biarlah anakku itu jang mendjinakanmu, , , hi ni hikk. .tangan siN:oek menjambar tangan kanan Sian Hwa dan sekali lempar tahu-tahutabuh Sian Hwa leleh masuk kedalam sebuah kerangkengan jang terdapat didalam rondok itu.Didalam kerangkengen itu Sisa Hwa t dak berdajp. Bukan sadja la sudah tidak dapat mengerahkan tenaganja \tg . akan tetapi didalam kerangkengan jang berukuran empat persegi ini, mana ia dapat melarikan diri ?Dilihatnja sinentk gila itu menghampiri krran£kengan dan mcnguntji dari luar. Tjela» ka, ia bensr2 dipendjaia dsitu !Terasa tubuhoja lemas sekali, la bersandar di tiaDg2 Kerangkengan, sementara pipi dun lengfEDia le /r i. Un gatal. Semakin rreng hitpm Tak tahu ia, bahwa s;at itu kedua pipit j;- djuga trendjsdi hitam seperti pantat kuali Memarg hebat sekali pukulan djing-tok tjisrg ini, kalau sadja tadi tinenek me-mukulnja dengan sungguh?, tidak menampar seperu tadi, tentu siang? tububnja sudfh bssngi s disambar kegarasan hawa djing tok (retjvn hidjau)Sekiog klabnja lahir dan batbia Sian Hwa ttr'ena didalam kerangkeagau menjenderkan tiburoia pr-da djerudji kerangkengan jan< gfbesar djerrpo! kaki besarnja itu Ia se tengku pingsan setengah sadar,Tentu sadja sebagai seorang wanita Siapi pan wanita itu tidak ingin kehilangan akan wadjah ketjantiksnnja. Dan dari rasa kuatir nja jang menggerogoti hatiaja, Sian Hwa rnen djadi marah kepada nenek jang telah menara pernia Dengan bentakan keras ia sudah me sierdjang nenek itu Pedangnja menusuk ke-arah ulu hati Djiag-tok-siang-moSi A Mey. Akan tetapi mtlihat gerakan isi, sekilas sa dja nenek itu sudah tahu bahwa lawan hanja mcmantjing ssdja, dan serangan-itu tidak di iandjutka'-, oleh karenanja dengan tertswa ha ba hi bi hi nenek itu tidak menangkis atau mengelak, malah ia sengadja berdrt tegak.Panas hati Sian Hwa ditantang seperti ini, sikap nenek ini mengherankan sekali dibati nja, akan tetapi karena sudah kepalang tang gung, tusukan pedangnja dilandjutkan dengan sekuat tenaga ia menusuk kearab ulu bati itu Kepingin ia tahu apakah nenek gila ini tidak mengelak akan sambaran udjung pedang nja ? Sedangkan tangan kirinja menghantam kedepan dengan pukulan jang amat kuat. Ini 'ah pukulan Soan hong tjiang ( tenaga angin pujub ) jang luar biasa.Akan tetapi Djing tok siar g moli A Mey sudah bersiap sedia menghadapi dua serangan -sekali gus ini. la sudah mendapat seranganPLB 1Kilu'en jatjg fftat berbanaja Menghadapi pukulan jarg mendatangkan bawa pukulan dingin ini, ia hendak mentjoba membarengi dergan pukulan Djing-tok-tjiarig ( pukulan ratjun bid;au ) jang paling diandalkan, maka ia tidak mengekk pukulan tangan kin S;an Hwa, lebalikcja ia menangkis pukulan itu dtn;an tangan kananoja mendorong kemuka, «emeLtsra tubuhnya treitk kskin menghindar laa sambatan pedang."Duukkk !•*HaoJ3 , . iihsy sekali I Si Nenek bersen* kaget dan kagum. Dan ia melangkah mundu; dua tindak. Karena pertemuan dua tenaga itu membuat ia mandul tergempur kuda?njas

Page 6: Pendekar Lengan Buntung 02

Djuga Sian Hwa meiasa lecgannja sebelah kin<in tergetar hebat dan iapun mundur saru pai daa Isngkabj Bukan main tebatnja pu kulan djing-tok-tjiang dari nenek gila itu, se nirgga terasa ktnt lengan kiiinja mecdjads galah'. D:. mJ Sian Hwa teikedjut, t elaka. teaiuBJa ratjun hidjau jang menjerang hn^arsBcgi'u dilihainja. benarlah hn^ao kiiinja tta Ukh hitam dao bengkak. R«s«s ^at<i be • 'u hebat menjerangtja.- idjadi retak dan mental terhantam gebrak i ringan kanan A Thiong, sementara mulut nja memanggili anaknja:"A Seng, kalau kau belum mau bangun dju gi, biarlah papa membangunkan dirimu Nak, laa . , ja'a mestinja papa jang membangun kanmu. Aduh.! Kasihan sekali kau A Seng papa lupa kau tidak bisa bangun lagi , , . A Seng "biarlah papa niembangunkanmu H! Sesu dah berkata demikian Djmg-tok-siang-lomo mundur kebelakang dua tindak. Tangannja mendorong kedepan dan. mulutnja segera mem bentak.Inilah pengerahan tenaga djing-tok-tjiang Keruan sadja batu nisan kuburan itu hantjur berantakan terhantam pukulan sikakek. Tanah jang menggunduk disitu berhamburan merata, kemudian dengan menangis mengguguk, sika kek gila itu menggali kuburan anaknja. Meng gali. Menggalinjapun dengan tjara jang luar biasa pula. Tangan kanannja diputar-putarkan diatas kepala, kemudian dipukulkan kearah gundukan tanah pekuburan itu."Braaak!!" Tanah disekitarnja berguntjang keras Tangan itu berputar! seperti kitiran dan tanah2 didalam kubur itu berhamburan ke atas dan sebentar itu pula nampak didalam kubur itu tulang belulang manusia. Itulah teng korak A Seng.Pin iD'jng-tok siang lomo A Thiong tselompa? Sedalam dan mimeluk tengkorak itu sambi! menangis mengguguk."Aduh, A Seng aeaa... kau, kau kena tj cak bisa bargun nak^ biarlah papa mengang katmu. mari kita pulang nak, sebentar lagi p«ps akan nergawinkannau dengan gadis tjan uk . . A Seng kau tentu setudju ja desgan rihkan papa dan mama . . ja. ja kau pasti setudju A Seng. kau iihatUh sendiri. Ugh ugh ugh A ieng . . A Seng 1" dengan kedua ta ngtnnja itu Diirg tok siang-lomo A Thion^ sudah membopong rangka manusia A Seng. dan aekt.'i berkelebat lububuja sudah lenjap dari ptkuburan itu Htbat memang Djing-tok siarg lomo iri ktlau ada manusia jang meh-tatnja, tertu orang itu megiranja setan setas jsug bsrgentajaryan melihat tingkah l8ku A i hiong jang anehAmat tjepat sekali tubuh A Thiong befke le b? t srmbil me.roodong tergkorak A Seng * nak nja. Sebentar ia tertawa, sebentar puts ia menangis s?pvMi anak ketjil jang kehiieng an barang mainan. I'.ulah A Thiorg jtng a' neh, si kakek gila!"Begitu tiba didalam hutan d-luar pondok. U berseru i"Heei A Mey ; , . lihat aku membawa arak kita A Seng, eh mana gadis tjantik itu A Mey ... A Mi y !{"6D ing, tok siang moli A Mey ksluar dengai Wddjsh ber sungu'2."Sudah ... pergi . . . sudah pergi . . .!"Ha" pergi? Pergi kemana : , ("Nggak uhu . » . ka i kakek2 pikua. bi pergian dari tadi soie sana ai teagah malam begini , . . kau memang keterlaluan 1"A Mey djangan m?iD2 kau, aku »ud.-b bawa pulang A Seng. , , dia haru* duawi i kan dengan gaiisitu . . . bsikata A Thio, g sambil meletakan teagkorak A Seng diUnab.A Mey menaagasi ter.gko-ak itu,Dan ia mendj:rit meme'ik tengkorak itu sambil men-djerit2 lirith"Aduh t * . A Scag . . . mengapa k .i begini surus , . . . kem:na daging'mu \ Seig , , apa kau Jiko'a tidak makaaJ S3 Htigtja kau demikian kurus , , , A Seng . . b. rgun'ah A Stng , , , 1

Page 7: Pendekar Lengan Buntung 02

"Dia sudah nggak bisa bangun lagi A Mey . u£h , , , ugh nggak bi a ngurusin anak, sampai A Seng tidur disuogai itu dan ngga< barsgun2 sampai sekarang . , , ugh . , ugh A Seng . , . anakku , . , , Djing tok stana lotic A Thiong menangis meng gerung2* Suara ria iat<h besar dan parau menggetarkaa h u . a be!*n'ata ini. Dan berganti gantianrre cka itu ffietan>i*. Habis A Thlot n fcer cii A Me> menangis b-rkulin^tn seperti f nak Vet il ngg?<k dikasih barang m*in.n. MerrelukI tengkorak mar.rsia jang sudah berbau busuk dan dibelatuo^i,Lupalah mereka akan gadis jang tadi di tawannja.Lupalah A Th'ong bahwa sobetulnja ia hendak mengawinkan anaknja ini dengan ga dis tawsnannja jang telah lerjap,Ja, kemalakah perginia Sian Hwa dan apa j ng scrdjsdi dengarirja ?Waktu A Thiong nasih didalam hutan tadi, si Nenek A Mey jang memang dojan udur. la tidak menghiraukan lagi akan tawan an didalam kerrrj<keng itu, Sebentar itu pula ia eudab nerrorok tidur dengsn nje-rtja knj?,Si; tl Hwa terrr.tnung. Memandang bulan dia'as iang ind&h sekali berseri seii menam pakan dirinja, Setumpalan awsn tipis metig hampiri bulan. Langit begitu tjerrh, dialasi selimut membiiu laksana lautan luas jang bersin? tiada berombak,Stan Hwa termenur g lagi,Teringat kepada saro suhengoja Tiang Le, Aduhai bagaimanakah nasib suhen^nja itu. masih hidvsrkah ia? Pikirannja menerawang djEih, meniup raik kcatas puntjak Tiar.gpek sen n tr^en njikan mvsa anj indt.h w; ktu ia i»Eslb beikumpol dipun'jak Terasa bahwa di puntjak itu, sikap s»m suhengnja Tiang Lf. memang amit dingin, kadang2 suka mardja ubi di inja O t&hulab ia sekarana bahwa djic «ubengnja jang bernama Song 2jie Lay itu me oaruh hati kepadanja. Ah tahulah la tentu ia Turg Le djadi mendtauli dirinja. Padahal ia iakin benar daii pandangan Tiang Le. ber katia2 apabila bertemu pandang dengannja. Amat- berkesan Mungkinkah Tiang Le mem balas tjintanja?"Teringat]«h Sian Hwa akan kenangan ma nts dalam hudjan leoat dipondok dt-tengah2 pematang sawah itu Teiingat sewaktu Tir ng Le memeluknja, Memeluk dengan sanget me sra, dan ia teringat pula perkataan Tiang Le"Sumoy, Hwa moy moy( mengapa begitu-mengapa didekatku engkau bahagia?"Dan ia mendjawab."Koko sedjak... sedjak pertama kali kau datang dipuntjak Tiang peksan itu hatiku su dah terpaut der.gsetdu, aku aku mentjintai mu koko*Dan ia mendengar suara Tiang Le j mg ge tretar penuh perasaan"Moy... moy""Koko , ,aku tihu bahwa kaupun mentjrri taiku..." Sian Hwa beibmk kepada bulan di htssnja Seakan! diatasnja itu Tiang Le terse njum kepadanja. Dan ia tersenjum kepada bulan.Aceh nemarg. Tjiita kaJang2 membuah erang mcndjadi takut dan sinis akan hidup iri. Daa membawa kesengsaraan dibadsa.-Akan tetapi tjmta pu!a jang membuat lidup ri begitu romartii dtn penuh tanah. Tjinta rija Sian Hwa kepada Tiarg Le membuat ia ridak menjadari bar w a i ini drinja mengan liam bahaja ci'angan Djin tok siang iomo A Thiong, dan Djing ttk siang moH A Mey. kedua kakek dtn reoek iblis. Akan tetapi be r aiken mimpi Sian Hwa n asih bisa «erserjum kepada bulan. Padahal ratjun Lidjau jang dj euijhn kirinja itu semakin mendjalar, dan bar babfja'ah apabila hawa ratjun itu menjenturs djantuug. D m kedua pi^inja semakin hitam, semakin menjerupai pantat kuali. 'g "S as Hwa tersentak dari ia m u r a saja ks tika tangannja ada jang menepuk.Tjie tji jaoj» baik, kau . . . lekaslah ke luar ."-Sian H*a menoleh Dan alangkah terke djutnja ia melihat seorang laki2 tjehol Amat pendek sekali Iaki2 itu. \kan tetapi me :hat dari form wadjahnja, lelaki itu bukan kaoak : \tg\.

Page 8: Pendekar Lengan Buntung 02

Melainkan seoraag pemuda jang b;rws djah tampan. Hanja tububnja sadja keijit dia peedek, setengahnja dari Sian Hwa,8^Tjitji . . Meliarlah . , kau . . bahaja se kali . . aduh, mukamu hitam benar . . tjels ka . . kau sudah kena ratjun djing-tok tjifji kalau tidak segera diobati bahaja sekali mu kamu akan rusak pemuda tjetol itu menarik tangan Sian Hwa.Dan Siaa Hwa mendjadi panik sekali Tai pa disadarinja ia mengusap pipirja dan meii bat kearab lengan kirinja jang sudah gesaa^"Mukaku hitam?" Sian Hwa beitanja seakan kepada dirinja. Membandingkan hitam dilergan dan dipipi Ten'u sadja ia tidak n c lihat akan kedua pipioja jang sudah berkerisur hitam itu. Andaikata Sian Hwa mclibatija. la • kan mendjerit pasti."Kedua pipimu hitam feperti pantat kuali""Plak!" tangen Sian Hwa menampar pipi f e muda 't jebol itu.Pemuda (jebol mengussp pipinja jang ter« sa perih dan sakit."Kau bilang mukaku kaja pantat kuali, ku »ang adjar kau! Sian Hwa memaki, Aksn te tapi diam2 ia merasa kasihan djuga kepada j aausia t jebol ini, Kenapa ia menampar?"Tjitji!""Kau siapa...mengapa kau ada disini, per ulah kau djangan nanti sikakek gila mema.u kan engkau k-dalam kerangkeng ini, tjepatlah pergi djangan dekat1."Tidak tji tji aku harus menolongmu!"*Hm menolongku ?*"Ja, tjitji tunggulah sebentar . .. aku aVar* mentjuri kuntji kerangkengan ini, tahukah kau, dimana nenek itu menjimpan kuntji kerang fcengan ini ?" tanja sipemuda tjebot.Melihat bahwa pemuda t jebol itu tidaklah main2, Sian Hwa tersenjum dan berkata:"Betul kau mau menolongku ??* tanjanja,."Kenapa tidak ?*"Bagus adik, nah kau tjurtiah kuntji itu E*"Dimana , , dimana disimpannja ??""Tentu sadja diiakunja. Ehl! kau dengar* tidak, nenek itu sedang ti !ur njenjak. Nah!' '.jurilah, hati2 kau. kalau dia bangun lehermu akan cifpotongnja" kata Siar» HwaPemuda tjebol berpikir sebentar, menoleh kearah sinenek jang sedang tidur dengan nje; i jaknja!"Baiklah tjitji !*"Hati2 kau . , . !'" sahut Sian Hwa.Pemuda tjebol menghampiri nenek A Mey jang tengah tenggelam dalam tidurnja. Kagum djuga Sian Hwa melihat Iangkah2 kaki jang. ringan dari pemuda tjebol itu. Tahulah dia bahwa pemuda pendek ini mempunjai ginkang. jang boleh djuga. Buktinja suara kakinja itu tidak terdengar sama sekali. Ia mcmperhatikars8Jpemuda tjetol itu. Gelinja ia, melibat pemuda tjebol berditngkat djingkat didepan sinenek. Kemudian bagaikan seotang pentjuri ulung, tangan ketjil itu menjclusup kebadju luar si net.ek Dsn sebentar itupula serentjengan kun tj< sudah dikeluarkan dari saku sinenek jang masih tenggelam dalam tidurnja.Girang sekali bati Sian Hwa.Pemuda tjebol sudah menghampiri. Membuka kuntji k-.rangkengaa. Dan berderit per lahan mengedjutkan si Nenek. Akan tetapi nenek itu tjurna menggeliat sadja dan tidur lagi.Pemuda tjebol berbisik perlahan.Tjepat . . tjepat , . tjitji . i ssst."Sian Hwa keluar dari kerangkengan itu, Teiasa tangannja ditarik oleh pemuda tjebol."Hajo kita lari.1*

Page 9: Pendekar Lengan Buntung 02

Maka berla>i?anlah kedua orang muda itu.Kagum sekali Sian Hwa melihat ginkang pemuda tjebol ini. Meskipun tubuh pemuda itu pendek dan ketjil, akan tetapi larioja de tmikian ringan sekali. Malah dalam melarikes diri itu seringkah Sian Hwa tertinggal,Amat djauh sudah mereka melarikan diri.Mereka sudah keluar dari dalam hutan jang lebat itu.Sekarang mereka berdjalan perlahan La mbat2.pt n tsferlmakasih atas pertolonganmu . * . tJef kaia Sian Hwa.""Tidak apa tjitjie . . »ama2 . sahut si Pemuda tjttol.""Djangan panggil aka tjitji ah, kulihat i murmu tentu tidak dibawa h umurku.""Usiaku duapuluh tahun tjitji.""Nah, malah kau lebih tua dariku. Kau tahu usiaku baru djuga delapan belas. Diangan panggil aku tjitji , . panggil sadja namaku.""Siapa namamu 7" tanja pemuda tjebol. "Hamaku Liem Sian Hwa, sabut Sian Hwa singkat." "Dan aku Go Sio Thcng, sahut Sin Thong" Sian Hwa tertawa. Sin Thong menoleh."Kenapa kau tertawa San Hws ?" tanjanja."Kau memar g patut disebut Sin-rhocg ( anak sakt.) "Mengapa 7*"biktrcsa , , kau benar"' sakti , , ah su-d« h ah , , kalau tidak ada engkau muttjuS dirooiok iu, entah bagaimsna nasibku Eb, Sa Thong , , bagaimana kau bisa muntju?disitu T"Kebetulan sadja Sian Hwa Kebetulan aka melihat ka,kek djing tok siang lomo A ThiOHg memanggul tubuhmu japingsan ds upi sungai itu Aku teran sekali, tapi aku tak irgia bertirdak semteroic. Aku ikuti s* kakek gila itu sampai kedalam hutan Sitpat kira bahwa aku dapat menolongmu , , ,.untung nenek itu tidurnja kebluk. caiau tidak mana bisa aku menolongma dari tjengkeram an kedua iblis sakti itu?"Sian Hwa menoleh langkahnja diperlambat lagi."Kau mengerjai mereka Sin Thong7""Tentu sadja aku pernah msnJeogar D|ia* tek-siang lomo sepasang iblis ratjun hijjau jang amat ganas itu. suhu jang mengatakan nja itu eh ja Sian Hwa kulihat kedua pipi mu tentu terserang ratjun hidjati. biarlah n'ia ti suhu jang akan mengobatimu!""Tentu suhumu itu a Mi pengobatan ja, si» pa sih suhumu itu?* tanja Sian H va tertarik"Suhuku orang basa sadj» Sian Hva, di sebut orang Kwa sinshc (ahli pengobitaa sh; Kwa) tentu ia mau meno'ongmu ",Terima kasih Sin Thong!" sahut Sian Hwa,Dan keduanja berdjalan lambat-lambat.4TIANG LE membuka matanja , Betapa ttrkedjut ia ketika merasa ditinja berada disebuah pembaringan jang tju kup bsrsib. Pertama jang dilihatnja adalab ia sgit2 kelambu jang bersih dan putih, kasur jang empuk beralasan sprey jatg putih btf sih pu'a: Sebuah kamar persegi empat jang tjukup luas. Sebuah almari pakaian jang se deihana, dan sebuah medja tulis. Sebatang hio wangi menjebarkan batumnja keseluiafa perdjuru kamar itu.Kamar seorang gadis,9*Terkedjut sekali batt Tiang Le, apabila di iifaatnja sebuah pakaian waaita berg.ntung di atas pembaringan. Dan begitu ia melirik, ia mendjerit lirih mengingat tangan kanannja telah buntung sebatas pundak. D?n pundak itu terbalut rapb sekarang. Hanja terata njeri sedikit

Page 10: Pendekar Lengan Buntung 02

menjelikit diluka jane dibalut itu Tiang Le menarik napas pandjang ... ter ingat sekarang ia akan tragedi jang menim-pah dirinja."Habislah ... bisik Tiang Le. Ja, habislah sudah tjiia2 untuk membalas dendam. Sete lab. lecgannja buntung, apakah ia bisa menarik pedang ?"BweH*a suraoy ... betapa kedjamoja ha' timu . . mengapa kau membuatku tidak berdaja seperti ini ... ah sumoy . . . lebih baik aku mati dari pada begini , , apa guaa-nja lagi hidupku, kalau aku tidak dapat mem batas dendam kematian suhu dan kebantjuran Tiang pek pay ? Sumoy , . sumoy , , !!Hati Tiang Le mereajub,Pintu kamar berderit eja ring apabila seorang gadis membuka pintu dan masuk k s dalam, la tersenjum kepada Tiang Le. Se-njumnja amat manis. Mangkuk obat jang di pegangeja diietakan diatas medja, Didekat pembaringan."Tiga hari tiga malam? kau pingsan tak m dirkan diri, un ung kau sudah sad-tr sekarang Apakah masih sakit lukamu? suara itu amat ha Jus tutur katanja Terdeng r amat merdu dan nja'ing bersih Tiang Le mengawasi gadis ni Terkedjut ia apabila osengjagat dirinja bc »ada didalam kamar gadis itu.Sa bargkit berdiri. Akan tetapi ia terguling lagi karena dirasakanoja kepalang demikian berat dan berkunang'. Pandangannja nanar» Tiang Le memedjamkan matanja.^Kao masih lemah koogtju. sebaiknja djt ngan ban; k bergerak dulu. Oja, kini ob-a t.,rt -a.cumtah kongtju' gadis itu meraih mang kuk daa didekatkan kebibir Tiang Le.Tiang Le memandang gadis itu."Minumlah kongtju?""Siotjia kau siapa? mengapa aku b:ra J» disiri? Dimana aku ini ?""Tenanglah kongtju. Dan minum obat ini" mangkuk itu didekatkan lagi oleh gadis itu didekat bibir Tiang Le, Tak enak bati Tiaag Le bertanja2 tetus dan menolak kebaikan ga dis ini maka Tiang Le meneguk habis obat dalam mangkuk itu.Gadis itu meletakkan maugguk ko oeg di Snedja Dan laagkabnja jang gemulai ia hen dak meninggalkan kamar itu, akan tetap* Tiang Le memanggilnya,•Siotjia?"Ja?" Gadis iiu membalikkan tubuhaja. Mi mandang Tiang Le Tiang Le sudib duduk dipsmbaringan. Terasa sekali betapa lemas t« bmbnja, ia berpegangan pada tepi medja itu"Siotjia.. .aku.. .*"Eb hendak kemana kongtju djangan.. djt-rgan turun berbaringlah disitu. Aku benda*., aiasakan kau bubur ja?""Teiima kasih siotjia djangaa, djangan ja® srtpotk8trcu...ab dimana aku ini??"Ini kamarku koogtjr, sahut gadis itu Hem»*Ja kamsiku. Tak apa kau istirahatlah dis1 «u sementara aku hendak memasak buburw erkata begitu gadis itu sudah meninggalkan Tiang Le didalam kamar ituTinggal Tiang Le didalam kamar itu te ,ongong heranTidak lama kemudian gadis itu telah mesi datangi lagi dengan membawa sebuah mang kuk bubur ditaogainoja ia tersenjum kepadaTiang Le"Kongtju kau makarlah bubur ini berkata£3 di S l'MAkan tetapi Tiang Le menggelengkan ke pala."Terima kasib siotjia. Harap kau meaijc.J takan ireogapa aku berada disini dan kau.., kau iri siapa?""Kongtju... tiga hari jeng lalu aku dapati engkau disebuah sungai, untung aku waktu itu aku sedang berperahu melihatmu dan ke buru menolongmu, kalau tidak mungkin kau akan terhanjui dalam air jang sedang meluar* sehabis hudjan kemarin dulu, Dan kau terlu ka hebat

Page 11: Pendekar Lengan Buntung 02

pada lengan kanan dan telah ping san pula. Kubawa engkau kemari, kongtju, ti ga hari tiga nniam kau tak sadarkan diri"."O Tiga hari tiga ma!»»» aku pingsan?" "Ja...«?"Dan selama itu engkau jang merawatku?""Benar Kongtju. Aku disini sendirian; dan antungnja aku memanggil Kwa sinshe dae oraag she Kwa itu jang memberikan obat?."Siapa Kwa sinshe itu?*! tanjaj Tiang Le„"Dia ahli pengobatan she Kwa. agak dja uh djuga ruraahnja dari sisi...".asTiang Le terdiam.Gadis itupua diam. Dari tjela2 bulu tna'a -:e jang melirik kearah pemuda jang buntung tengannja Dan hatinja berdesir apabila pan dangan Tiang Le merenggut mata itu"Kau siapa siotjia. j dan tinggal sendirian disini?"Gadis Itu metgangguk"Aku she Tjia. dan namaku Pei Pei. me mang aku sendirian. Aku sudah sebatang ka ra kongtju.""Oja"."Makanlah bubur itu kongtju. Kalau bisa aku tahu sipakah namamu?" "Aku Sung Tiang Le"Oja, aku akan memanggilmu Tiang Le twa ko. bolehkan?"Tiang Le mengangguk. "Dan kau djangan panggil aku siotjia lagi panggil sadja namaku . , •"Terima kasih siotjia oh, Pei Pei» Gadis itupun tersenjum,Tiang Le kagum sekali akan senjum gaduitu,Senjum jang membawa kesan didalam hati □ja, terharu apabila ia ingat bahwa gadis itutelah sebatang kara.Akan tetapi bagaikan disentak oleh pagut an ular pada kakinja. Tiang Le berdiri dmberkata ;P L B 2fci Pei tfcoy . , tericnaiasih banjak Jifl'.ok segala kebaikanmu, dan sekarang aku hendak melandjutkan pctdjalanaaku . , ttiimakasih.Keruan sadja Tjia Pei Pei mendjadi terke-> djBt,Meegapa begitu twako, mengapa leka<.2 pergi Tinggallah duini sampai lukamu sembuh benar. Sebca'ar lagi Kna sinshe akan datarg dan memeriksa lukamu lagi.Tdak Fei Pei moy( adik Pei Pei ) setelah aku sadar, tak boleh lagi aku tin.< gal brr> tema' mu Kau seorang gadis terhormat dan aku georatg pemuda. Tak baik ini kalau di ke^abti pera tetangga. Apa kata mereka ter ladap aku dan dirimu ?Merah wadjah Pei Pei mendengar ini.Hai ptrcmpuascja tersentuh oleb peikata «n Tiarg Le."Tidak Tiang Le twako, tempatku ini ter peci j I . mereka tidak tahu engkau berada disim. Selain Kwa sin«he itu *"Krndatipun demikian, tak boleh lagi aku adu diumpat ini, Pei Pei moy biarlah aku petgi,•Twako , , f"Tiang Le mttaand r g gadis itifDimafa Tjia Pei P<i ada air membasah menggeeaeg, Berkatja2 mata hu memandang Tiang Le, sebuah air bening melontjat di dikedua pipinja japg putih balas*Tiang Le heran melihat gadis itu."Pei Pei-moy, kau bai'< sekali. Aku tidak akan melupakan segala kebaikanmu ini. kelak Thian sadja jang akan mrmbalas budi baik mu, Pei Pei . . selamat tinggal dan sekali la gi terima kasih atas pertolonganmu kepada ku itu !"

Page 12: Pendekar Lengan Buntung 02

Dari kelopak mata Tjia Pei Pei mengalir u run ber-tetes2 ; ir mata dikedua pipinja. Mata nja semakin basah."Tian^ Le twako, kenapa selekas itu k;su pergi . . luka dilenganmu belum sembuh twa ko, sebentar lagi sinshe Kwa akan datang ke mari. Tidak maukah engkau menanti sebentar sadja sampai Kwa sinshe memeriksa lukamu sekali lagi??'"Tiang Le memandang mata jang basah itu. Tidak tega ia untuk menolak permintaan ga di s iarg telah mendjadi penolongnja itu, apuia gi melihat sinar mata fc-adis itu jang penah harap dan permohonan, mata jang basah Ah tidak mau ia membuat gadis itu mengeluarkan air mata. Tak tega hati itu.Tiang Le memegang tangan gadis itu.*Bakhh Pei Pei, aku akan menantikan ke d..tangan Kwa sinshe, bilakah ia akan datang Kemari ??** tanja Tiang Le.Mata jang basah itu bersinar tjerah.12Tiia Pei Fei tersenjuai menghapus air ma ia jang tadi berderai. Ia membalas genggaman tangan Tiang Le."Sebentar Kwe sinche akan datang. Twa ko kau nakanlah bubur itu Aii kau ngadjak ku berbitjara terus sampai aku lupa mens wari makan sampai dingin bubur dimangkuk itu makanlah twako berkata Tjia Pei Pei mem betikan mangkuk bubur kepada Tiang Le Di terima eleh Tiang Le. Dengan tangan kiri.Tjia Pei Pei melirik kearab lengan jang di balut itu,Menarik napas dalam."Aii...sampai sekaringpun aku ma;ih heran twako, siapa sih jang telah membuntungi le tigan kananmu. Atau kau brrtcmpur ja tam pai tanganmu itu terlukai"Urtuk seketika awan2 hitam memjurarn di wadjah Tiang Le, Akan tetapi melihat sinar mata s gadis, la djadi tersenjum pedih,"Lengan kananku buntung bukan karena pertempuran Pei Pei-moy, akan tetapi sumoy ku itilah jang membuntungi lenganku" s»juut TiaDg Le perlahan.Tjia Pei Pei terkedjut."Sumcymu . sumoymu jang melakukanini ?"Tiang Le mengailiuk,* Aii betapa keljinja dia ... mengapa bisa begitu Tv.ako ?Tiang Le menggelengkan kepa'a.Tersenjum pahit,"Tidak apa2 . , , Pey moy, sudahlah tak perlu kutjeritakan itu Oja kudengar ada sua ra orang mendatangi , , berkata Tiang Le, Tentu sadja dengan pendengaran telin^anja jang sudah terlatih itu ia sudah dapat mtn dengar langkah2 kaki orang mendatangi,Tjia Pei Pei melongok dari djendela jang terbuka,"hu Kwa sinshe, katanja sambil mening galkan Tiang Le keluar dai i kamar,Sementara didalam kamar sendirian itu, Tiang Le menghabiskan bubur jang tadi di sodo.kan Tjia Pei Pei.Tak lama kemudian pintu kamar teibuka masuklah Tjia Pei Pei dengan diikuti seoracg tua. Orang tua itu sudi h tua, umurnja se kitar lima puluhan, Berdjengot pu'ih pula pandjeng berdjurtai dibawah dagunja, ram butnja suiah putih pula ditumbuhi ubun?, Matacj- bersinar sinar apabila melihat Tiang Le sudah dapat bangkit dan duduk dipemba ringan Sekilas matanja melirik kearab lengan jang terbalut itu."Hee ... hee sudah segar sekarang ja, apa masih terasa sakit V' datangi sinshe Kwa ber tanja kepada Tiang Le,

Page 13: Pendekar Lengan Buntung 02

Tiang Le mendjura hormat dan berkata:"Terima kasih atas- pertolongan Kwa sinshe jang telah merawat luka2ku. Aku jang muda Sung Tiang Le memberi hormat " kasa Tiang s e sepan."Tidak apa. Sima2 Sung-sitju, a'*u hanjft seorang ahli pergobatan biasa. Ka'au engkau mau berterima kasih, kepada nona Pei Pei ini Jah jang telah menolongmu dari sungai itu dan merawatmu dengan penuh perhatian, aku orang she Kwa hanja turut membantu sadja.Kemudian bertanjalah Kwa sinshe kepada Pei Pei:"Nona, apakah dia sudah Kati beri minum obat ??*Tjia Pei Pei mengt rgguk . Orang she Kwa tersenjum p.jas,"Bagus, minumlah terus akar obat itu Co dok sampai tiga kali djuga boleh. Kurasi da tam tiga hari lagi lukanja itu akan sembuh benar. Oja, biar kuperiksa lukanja sekali la gi " Berkata begitu Kwa <inshe mendekati diri Tiang Le dan membuka balutan pada lengan kanan itu. Diberinja obat bubuk berwarna ku cing dan balutannja diganti dengan jang baru Amat tjekatan sekali orang she Kv\a itu be i.erdja Tidjk berkata apa-apa dia didalaia44-vdifieriksa luka? itu. Baru setelah selesai ia mengganti balutan dilengan kanan Tiang Le. bibir jang tua itu tersenjum (jerah."Sudah baik. Sudah baik haya baru sadji tadi pagi aku memeriksa luka seorang gadi* teraanoja Sin Thong, mukanja hitam kajas pantat kuali. Hangus. Kalau tidak keburu per tolonganku, sajang sekali wadjah itu akan t. tam dan rusak, Ganas memang pukulan Djing ^oktjiang dari sepasang Iblis Ratjun hidjau"Ah kau memang hebat Kwesiuche. Pat« dipudji sabut Tiang Le memudji."Biasa sadia Sung-sitju Heb»t d«n tidaknfs ahli pengobatan she Hwa sepertiku ini Njaw?. manusia masih ditangan Thiao. Aku belum dapat menjembuhkan orang mati hebe? Ap=i fang d^pat dib lang bebat?" Kwa sbicche ber ktlakacTiang Le tersenjunHPei Pei djuga tersenjum lebatKwa sinehe menoleh kepada Pei Pei"Nona Pei Pti aku permiii sebentar h gi aku hendak memeriksa nona muka hitam Itu dari ratjun Djiog-tok, mudah2an ratjun hi diau itu dapat kuusir diwadjabnja. kalau ti dak. Kasihan, kkan tjatjadlah gadis teman Sin Thong muridku bebehe, permisi nona Per permisi Sung si^ju.""Kwa sioshs tcrJmjkaslb sahut Pa P« i * " Terimakasib, Tiang Le djuga berkata."Apab-la Kwa siamhe itu sudab pergi. Di dalam kamar itu tinggallah Tiang Le dan Per Pei Kedua2ija saling memandang sekarang Dua pasang mata hu sa iag bertemu. Saling merenggut. Dan fiaog Le berdebar sekali ha'inja melibat pandang mata jarg penuh ke lembutan itu. Tak kuasa ia mecertang lebib lama iagi. Ia tertunduk din berkata :"Pei Pei . . sekarang tibalah taatija kiat berpisah, aku . . aku bendsk pergi . , hendak melandjutkan perdjalanku,"Kemana tudiuanmj twako 7""Entahlah aiik Pei, kemana sa«Sja kakiku ini membawanja. aku tak mempunjai tudjuao Bebetulaja,""Kalau bergitu, mengapa kau begilu ke» susu Tinggallah disini lebih lama twako.Tiang Le tersenjum lebar."Tak mungkin a-fik Pei, tak mungkin ss orang pemuda dan seorang gadis tinggal s® lumah berdua2an sadja, Kau maafkan aku.Merah wadjah Pei Pei,"Benar twtko, tak mungkin kita selalu ber samai* Dimana ada pertemuan, dlsitu ada per pisahaa . , ah alangkah beratnj» hatiku ber dtffeaomu twako...suara Pei Pei terdengar bergetar penuh perasaan hati. Tiang Le ter-kedjut sekali dan menoleh. Menatap Pei Pei

Page 14: Pendekar Lengan Buntung 02

"Mengapa begitu adik Pei...?" tanjanja.Pei Pei tersenjum menggelengkan kepala."Maafkan aku twako.. .sebetulnja... tidak «pa2 I Oja, apakah sekarang djuga kau hendak berangkat ?"Tiang Le mengangguk."Sekarang sadja Pei moy, sahutnja,"Kalau begitu kau bawalah akar obat jang masih tersisa itu, Godoglari dan airnja diminum agar lukamu lekas semouh. Oja ain» she bilang tiga hari lagi lukamu akan sembuh, nab kau bawalah akar obat ini twako, kata Pei Pd membelikan bungkusan akar obat dari Kwa sinshe. Diterima oleh Tiang Le,"Terimakasih Pei moy , , kau baik sekali. Budi baikmu akan selalu kuingat, Pei moy, sekarang aku hendak berangkat, sahut Tiang Le seraja tangannia msadjingdjing akar obat jang d<bungkus dengan kain kuning.Pei Pei menatap pemuda buntung itu lama2 pandangan matanja bstkatja2 saju. SetitikPF.B 5iif ftata meleleh lewat pipi kiiinja Pei Pe« rrccibalikkan tububnja dan berdjalan keluar kamar. Tiang Le mengikuti gadis itu dari br s kang.Apabila sampai dlluar halaman ita. Kedua?nja saling berpandanganTiang Le meagargkat tangan kinoja ds>Q memegang bahu Pei Pei"Selamat tinggal Pei Pei1* kafanja•Selamat djalan Tiang Le twako kapan? ia !au kau kebetulan singgah didusun ini. Kau mampirlah kesini dan ingatlah-kepadaku twaSco.*Aku akafi sela'a ttingfngatma Pei Pei se? Jamat tinggal . , * Tiang Le melambaikan ts sgafi kirinjaBasah kedua mata gad;§ itu.Terbera sekali hati Tiang Le. Akari tetap' ia menekan perasaan ita dan berdjalan !am bat2, Apabila ia roeflokb kebelakang. Mani pak Pei Pei masih memardangi kepergiannj? itu dengan air mata membandjir turao lewaf kedua pipinja,Tjia Pei P d betapa indahrija nama gadh pi BOlocgnja Dan nama itu hendsk ddngatr.ja se lalu Disisipkan kedalam isi ha tinja Semen ta ra berdjalan lambat itu la tersCnjum dan ttf hara melirat kebaikan Pei Pei jang manis«8Sebuah bajangan lain menjelinap dalam be nak nja.Bajangan itu, bajangan Sian Hwa !!Tiang Le menengadah keatas. Tampak dari kedjauhan puntjak Tiang-pek-san diselimuti oleh ,saldju menebal. Kenang2an dipuntjak Tiang-pek-san membajang Jiruang matanja.Tiang Le tersenjum.Lambat2 ia berdjalan.«aSEMENDJAK. Ti*rg Le menuntut ilmu dipegunungan Tiang-pek-san batu kaii iri ia kembali kedunia ramai. Hampir empat tabun lamanja ia dipuntjak Tiang pek sr n itu. Selama empat tahunJtu. bari demi Lari dilewatkannja dengan berlatih silat bersamaJ keempat orang saudara seperguruan nja. Kadang? ia mendengaikan wedjangan? dari suhunja Swi It Tiang Le dergan duduk rerkeiiling diruang belakacg Tisng pek pay, dan kadang- pula ia memburu rusa atau ke-iintji dibutac pegunungan Tiang pek san ber iama2 saudara? stperguruan. Atau kadang! lagi ia rrendergaikaa tjeritaZ dongeng, dsri or»ng3 tua di Tiang pek pay» Banjak laji.Selama empat tabun itu ia b^nja btrkum pui dengan Sian Hwa, Bwe H va. Liok Kon% In dan Son6 Tjie Lsy disaropmg itu sekal<2 suhunja datarg rremO ri petundjuk dalam bir latih.

Page 15: Pendekar Lengan Buntung 02

Kadarg" pula pernah Kong la berteng kar dengan Tiis Lay, atau Bwe Hwa berteng kar dengan San H.va.O, kenang2in iipu itjak itu membajang se karang dilubuk matanja. Teringatlah Tiang Le, betapa empat tahun jang lalu. suhunja icilah jang menolong dia dari wabah penja kit kelpparan jang rrenjerang keluarganja.Empat tabun jacg lalu Tiang Le tinggal di 'ebuah dusun Ting-ling-bun. Dusun jang dja uh sekali kekota. Tempetnja terasing dusun ini berkepala keluarga ada sekitar lima puluh kepala keluarga. Dusun jang sederhana dansa ngat miskin.Keluarga Tiang Le adalah keluarga miikin, Ajabnja Sung Tek Hao, mecinggal dunia aki bat serangan penjakit djanturrg. la anak tung gal dan keluarga Sung Dan sebagai anak ke luarga jacg miskin, Tiang Le sedjak ketjil mu Isi membantu ibunja menangkap ikas, Senang sekali ia bermain disungsi jang banjak ikan eja itu Sungai jang memberi mata pentjaha rian kepada lima puluh kepala keluarga Dan ikan jang didapstnja diasinkan dikirim ktko ta. Begitu kehidupan orang! Ji Ju;un Ting-hcg bun iniTentu 53iji untuk me-lsatj.rkaa hubunja i dagaig dari Tiag-iing-oun kekota Tiang Ai Uog tjukup djauh itu, Baijak orang2 Juiun jang tidak sanggup berijalan sedjaun itu. m a ka datanglah tengkulsk2 ikan. membeli iican asin didusun ini dengan harga murah dan di diuainja Kekcta dsogau keuntungan berlipat ganda i Tahu bahwa didusun ini merupakan sumbir penghasilan ikan jang tjukup banjak maka muntjullah tengkulak jang bernama Ste Tek Pek, Orang tua she Sie itu lantas aosa dirikan rumah didusun itu daa berkat anak buahnja jang pandai ilmu silat sebagai tukang pakui. Maka orang tua she Sie memonopoli daerah itu Setiap nelajan tak boleh mendjual ikan nja kedaerah lain atau tengkulak lain. se luruh basil pengasinan itu harus dtdjual ke pada tengkulak sbe Sie itu.Maka sedjak itu terdjadilah penekanan2 ter hadap oracg2 dusun, pembelian pengasinan ikan tidak memadai untuk kehidupan oran: •' didu>un. karenanja diam2 banjak oranal da suri itu menaruh bati tak senang kepida ke iuarga she Sie itu, te api apa daja?Mereka tidak bisa berbuat apa?,Tukang2 pukul jasg disewa oleh orang sbe S.e itu meraijalela Membeli ikan semauaja, dan tidak sebanding dengan harga ikau2 itu-32Pada suatu hari, datanglah musim kemarau jang pandjacg. Suneai Sin-kiang mendjadi ka ring. Dan air sungai itu membawa bibit pemak it kolera, tipes dan disentri Banjak orang dusun jang telah mcainggal dunia ter serang penjakit jang semakin mengganas mi. Termasuk djuga ibu Tiang Le jang sudah tua itu. Tak tertahan lagi iba itu, sehari tjuma daa keesokan barirja tek kuat lagi ibu Tiang Le menanggung sakit pad* perutnja dan m» r.irigallah orang tua itu.B;tapa sedihfija bati Tiang Le,Tak ada lagi kesedihan jang paling meaaili! i«D apabila seorang anak ditinggalkan ibunj», Di*sn>,galkan untuk se-lama2nja Tak tahan Tang Le akan mus bah jang menimpa ke** karganja. Orang satu2nja jang kini masih merupakan tumpahan kas h sajangnja djuga harus menjerahkan kepada matt jarg n, e n Ijempuf. Tiacg Le pingsan disamping ibunia jang membudjur kaku. Sementara para orarr 2 tlujun mulai berdatangan. Dan ikut berduka t i'a atas kr aati- n ibu Tiang Le Hari itu, semua orang- dusun tidak menangkap ikan, Bukan sadja sungai ir.eedjadi kering dao ikan? patfa mati disane. melainkan djuga me reka ini bersama sama se tiara gotorg rojorg pergi mengurus pemakaman ibu Tiang Le,S3Teogah hari itu. udara tjerab sekaliOraog2 dusun mengantarkan pemakaman ibu Tiang Le kepekuburan Tiang Le dengan menangis sedih mengiringi peti mati ibunja jang diusung o'eh para tetangga. Berkatja2 mata anak muda itu melihat orang2 jarg me ntattar. Hatiaja penuh sjikur dan terima ka sih atas

Page 16: Pendekar Lengan Buntung 02

kerukunan orang2 dusun itu. Meski pun mereka semua itu orang2 bodoh tetapi dihati mereka ita tersembunji rasa kasih dian tara sama sendiri."Ibu... mengapa kau setjepat itu pergi...? menyapa kau tinggalcan aku ! O, Ibu belum ia^i aku membalas bud' baikmu jang telah merawatku sampai besar... kau sudah... Ibu Ibu!" Tiang Le mengeluh. Sementara mata nja berkatja2. djalannja tertunduk.Sudf hlah Tiang Le... djangan memberatkan kepergian ibumu dengan air mata . . jang su dah ja sudah . . ibumu sudah pergi ketempat jang tenang daa tiada kesusahan. Ia sudah tenaog sekarang . . tinggal kita jacg masih hidup, nggak tahu bagaimana nasib kita . . Tiang Le, makarja k&jau seorang arak mau berbakti kepada orasg tua. sebaiknja engkau berbekalah sebaja waktu orang tuamu itu nasib hidup, SenangkanSah batimu ... hibur kaniah ... sekarang kalau sudah tiada lagi kesempatan untuk berbakti IBertambah derai air mata Tiang Le m;-rgutiur."Betul lopek ... sekaraig ioi sudah terlam bat ... aku belum sempat berbakti untuk iba, Ibu sudah pergi . . ugh , , ugb."Hus mengapa kau bilaug terlambat ? Soal berbakti bukan sadja kepada o ang tua, se lama manusia hidup, banjak kesempatan ua tuk berbakti, Berbak.t kepada orang tua ber bakti kepada negara , . berbakti kepada se sama hidup . . kepada saudara2 i . , Tiang Le kalau kau mau berbakti baajak sekali ke sempatan itu. tentu kalau kau rnendjadi anak baik. mendjadi orang jang berguna bagi ma sjarakat dan bangsa, ibumu d surga akan se nang sekali melihatmu Tak ketjswa ia mem besarkan engkau , . sikakek jang berdjalan di sebelah Tiang Le menghisap pipanja dalam2 asap rokok ber gulung2 memutih diudara.Dengan amat sederhana sekali. Selesailah sudah pemakaman ibu Tiang Le, Akan tetapi baru sadja semua orang itu menjodja mem berikan penghormatan terahir kepada men diaog ibu itu Tiba2 terdengar suara tertawa keras *ha ha, cr?ng2 dusun dasar pfffiala*', Tidak pergi kesungai menangkap ikan i malah ketempat mi ber-senang? dengan majat. Apa kalian mentjari mampus 7"Putjatlab crang2 dusun ini mendengar su' era i;u. Belum lagi hilang herannJ8, tahu2 rari alas pohon itu tteluntjur sesosok ttbuh dan berdiri didtas batu nisan sambil bertolak pmggang. Itulah dia, tukaag pukul Sie Tek Peng j?ng berdjuluk si Tjambuk Maut O.y Go;r,''Hajo kalian kembali kesuf)gai...pantesiB penghasilan kalian baijsk berkurang enggak tahunja kalian bermalas?, hu, patut dihadjar, Si Tianbuk Maut Oey Goan me-lejutkan tjambuk huamcja dan suara menggeletar me metjit2 diudara *"Harap O.y Gcan-sitiu tidak ffienaiub marah kepada kami, baru sadja kami me' makamkan tetangga kami jang meninggal akibat terutang perjakii . . . . rfla.fkaolabk a n i . « •"Tar ter t.'r ! Tiga kali petiut ita melun-tjur terdjunikailab cang tua jang tadi ber-kata 'ambil rrexOron?. Putjat wadjah Tang te melibat kepala lamptngnia sudah putu* nja^arija disambar tamparan petjut d'targan tukang puktl itu. Dingan sekait enJjot tubuh nja Tang Le melontjat madju dan menjeian-r Si Tiasntuk Sak 'i Oey Goan sambi membentak keras :"Keparat! \ndjing Sie Tek Peng . . rasi fcanlah pembalasanku !" dengan berani Tiang Le mcndjotoskan tangan kanannja kearah p; rut tukang pukul itu.Melihat betapa jang menjerangnja adalah se orang pemuda kurus dan berwadjah putjat se perti orang berpenjakitan, dengan tertawa me ngedjek sitjambuk sakti Oey Goan memutar kan tjambuknja dan karuan sadja ke Jua ta r.g^n Tiang Le telah dapat dililit oleh tjam buk itu. Bertambah panas hati Tiang Le. Ia melompat madju dan menendang."Duuk !!" Perut sitjambuk sakti Oey Goan lena tendangan kaki kanan Tiang Le. Namun bukan sitjambuk sakti jang berteriak kesakitan malahan Tiang Le sendiri jang meringi«2 me rasakan kaki kanannja mendjadi sakit sekali."Hee . . . hee anak nggak tahu diri, sudah ditinggal mati ibumu masih berlagak, hajo kau berlutut didepanku !!" Perintah sitjambuk sakti Oey Goan sambil bertolak pinggang.

Page 17: Pendekar Lengan Buntung 02

Tentu sadja mana Tu na Le sudi berlutut didepan orang ini. Bukan dia berlutut malah sebaliknja, matanja melciot memandang 0;y Goan dan makinja: t"Andjing pendjilat pantat Sie Tek Peng... Daripada aku berlutut didepanmu, lebih baik17elu mengadu cjawa deng»r..cu. Tsar g Le ms ranta2 dan mengobat-abitkaw rambulc jan^ rr.asib membelit kedua tanfS?,.inja. Akan 'e a pi begitu tjambuk dilarik oleh Oey Goan. 'u buh Tiang Le terhujung2 dan melajang d a'th Djidatnja berdarah teibantam b*tii Kedua den^kulrja letjet bekas terseret tumbuk -ang ditarik Oey GoanDua orang dusun itu rradju kedekat Si Tjambuk sakti Oey Gsan dan berlutut."Oey Goan sitju . . , ampunilah anak ini djangan kau mentjeta Tiang Le. ampunkan dia sitju"Oey Goan menoleh,"He he be, anak ini kurarg adjar feepadi ku, kalau dia tidak mau b; lutut tudjub ka !i kepadaku, nistjaja tjambukku ini akan mta tjabut njawanja." k"ta 0*y Goan angkuh,Sek 'i sentak tubuh Tiang Le melajang lagi dan kali ini tububoja menghantam batu nisan Darah merah mengutjur dati kedua lobang hidung Tiang Le,"Hajo kau berlutut anak setan!" bentak si Tjambuk Sakti Oey Goan.Tiang Le mendelik menatap Oiy Goan,"Tak sudi aku berlutut kepadamu! Tak su di 1""-Setani Kelau begitu mampukah kau ' Ijimbuk dirargan Oey Gosn terangkat naik membawa tubuh Tiang Le Ber putar? dada ta mengonbarig ambirgk»n tubuh Tiang Le jsrg berputar seperti kiliran Hebtt si Tjan-buk Sakti Oey Goan ini D;ngm memutar2 tjanbuk ditargannja tubuh Tiang Le berputaran diudara dan Sekali si Tjambuk Sakti menghentikan udjung tjambuknja, tubufe Tiang Le melajang tirggi.Terdengar dieritan dari orang 1 dusun me libat pemandangan jang mergerikan ini. Ter belalak ngeri mata mereka melihat tubuh Tiang L: jang masih melajtcg tinggi itu. Te pat dibawahnja sebuah batu nisan pekuburan •iap menjambut tubuh .anak muda itu. Akan hantjurlah tubuh itu 1"He" be mani, uslah botjab setan !"Tar tar tar! tjambuk itu melajang lagi. Melempar lagi tubuh Tiar.g Le tinggi keuda-ra, Demikianlah tububnja dipermainkan oleh «i Tjambuk Sakti Oey Goan sambil tertawa2 •eperti kanak kanak jang kegirangan ber main lajang-lajangPusing kepala Tiang Le dipermainkan se» perti ini.Akan tetapi ia masih dapat memaki. "Andjicg buduk . , . turunkan aku, pengcu«t i"Hee . . hee turunlah sendiri . . . turunlah .Vatau bisa !!" tertawa si Tjambuk Sakti Oey Goan mempertjepat putaran tjambuknja."Setan? andjing buduk! aadjing pendjilai; pantat Sie Tek Peng . . pengetjut besar, ka lau kau gagah, turunkan aku, rasakan pem balasanki,! * Tiang Le ber?eria!<2, sementara Vepaianja semakin pusing. Tiba2 dirasakannja tjambuk Oey Goan terlepas dan tubuhnja me luntjur kebawah. Saking ngerinja Tiang Le memedjamkan matanja. Matilah aku UIAiiiii Tiang Le !! Orang2 dusun memburu.• Sesosok tubuh dengan gesit sekali berkele bat dan me«tjelat tinggi, tahu2 tubuhnja Tiang Le telah ditangkap oleh sebuah tangan jang amat kuat."Siantjay . . . siantjay, kedji benar kau Oey Goan!" terdengar suara halus dan menusuk, hati dan tahu2 didepan sitjambuk sakti Oey Goan telah berdiri seorang kakek jang meme gang tongkat ditangan. Sedangkan tubuhnja Tiang Le sudah dilepaskan oleh tangan kanan kakek jang kiah menotongnja itu."Orang tua, siapakah engkau ?" Oev Goars jang melihat gerakan orang tua itu demikian ringan dan telah dapat menjambar tubuh pe muda itu mendjadi hati2 sekali. Dan ia terke djut apa bila pandangan matanja terbentur oleh tatapan sinar mata sikakek jang tadjam menusuk.

Page 18: Pendekar Lengan Buntung 02

18s0ey Goan katau gurumu tabu engkau berkelakuan seperti tadi, tentu siang2 engkau lelah didjiwir oleh karena watakmu jang dia bat itu. Sembarargan sadja kau mentjabut rjawa masusia apakah kau dapat menghidup-kehidupan ini?""Oring tua...kau berbitjsra seenaknia si dja. Lekaslah minggat sebelum aku naik ds rah !" bentak si Tjambuk Sakti Q;y Goan mempermainkan udjung tjambuknja meletju>2 diudara."Oey Goan...Bu Beng Siangdjin itu adalah teman baikku. Hem. kalau kuimporkan kela kuanmu jang buruk ini, nistjaja kau akan w e n dapat djwiran di'ehngamu" berkata kal>«k ;tu tenang.Teri<.edjut djuga bati si Tjambuk Sakti Oey Goan,"Kakek...kau siapa?""Aku Swi lt Tiarglo dari Tiang peksan,* sahut kakek itu"Kau...kau Swi It Tisng'o jang telah metn bunuh suteku Lic Iju Seng murid Bong Bon g supek?""Awas djuga matamu Oey Goan . . . tapi Sajang watakmu djuga sama djabatnja dtngan L'e-Tju Secg, murid Bocg Bong Siandjin!""Keparat . . . kalau begitu kau harus mam pus! teriak Si Tjambuk sakti Oey Goan mc jierdjarg madju dengan sabetan tjambuk jang jeperti ular hitam heedak membelit tubuh Swi lt Tiarglo.Weitil sacubeian tjambuk itu few&t Ji%afi3 ptog si kakek Swi U Tianglo ketika orang itu dapat berkelit ke kiri dengan amal mudahnja Panas sekt li bati Oey Goau melibat samber «n petjutnja luput dan dengan rae-mekik2 ia menerdjane lagi. Hebit sekali terdjanjac tjam buk itu. Akan tetapi anehnja, tiada pernah ijambuk itu meojertuk tubuh Swi It Tianglo-«e-akan2 tjambuk hitam itu menghantam ba jangan" sadja,"Hibabu . , , Oey Goan mengapa ragu? pukulan tumbukmu it», pukulan jang kera» biar tubuh tuaku ini menerima satu atau dua gebukan darimu , , , , memang pinggangku m sedang rematik kepingin digsbukin . . . rasanja . . caak s.ka:i kaUu tjambukmu ituemidjtZ tubuh tuaku babaha . . pukullah jang ke:a>," Swi It Tianglo mengecek sambit beilontjaran lintjah menghindarkan sambaran tjambuk itu"Kakek gila kalau mau digebuk oleh tjam bukku djangan mengelak, seru Oey Goan pe nasaran merasa melawan bajangan sendiri sa dja. Malu ia masakan tjambuknja jang terke nal dengan sebutan tjambuk sakti Itu sekarang tidak dapat menjentub tubuh si kakek. Benar 2 memalukan."Habahaf Benar djuga Oey Goan aku se dang sakit pinggang nah, pukullah kuat kua* pinggangku."629far tar tar ! tiga sambaran tjambuk meng luntur menjambar pinggang sikakek. Melilit kuat. Dan seakan? melekat dipinggang sikakek. tjambuk itu tak dapat dilepaskan lagi. O.-y Goan membetot dengan kuat.""Ayaa...nggak enak dipidjitnja, eh OeyGoan . . djangan tarik2 begitu nanti tjambuk mu putus tolol !, sikakek memaki. "Keparat .' 0;y Goan memaki."Dengan kedua tangsnnja ia membetot kuat?."Tesss ! tjambuk itu putus ditengah 7saking kuatnja ditarik oleh si Tjambuk Sakti. Dan akibatoja tubuh Oey Goan te pental lima meter bergulingan Saking kerasnja ia ter-djengkang kebelakang, kepalanja membentur tatu nisan sehingga dikepala itu tumbuh sebuah bendjol sebesar telur bebek.Oey Goan terr ujung?. Meraba kepalanja jang bendjol itu."Kubilang djuga apa , . djangan tarik kuati . . rasain kau, apa masih kurang ?"Kakek gila . . Kutjabut njawamu.!"

Page 19: Pendekar Lengan Buntung 02

"He he he , . . s kau bukan Giam-lo-ong mana berhak kau mentjabut njawaku. Hati l Oty Goan djangan! Giam-lo-ong mendengar perkataanmu dan engkau sendiri jang akan ditjabut njawamu , . I""Orang tua sombong | Mampuslah kau ! Sebuah pukulan djarak djauh dari Oey Goan menjambar tubuh Swi 11 Tiang lo, Nampak djubah orang tua itu berderai 2 dan begituPLB 2 iikakek mengangkat faegacnja kedepan, tik ampun lagi untuk jang kedua kalinja tubuh Si Tjambik Sakti tcrdjengkang. Kali ini amat keras tubuh itu tertumbuk batu nisan sering ga terdengar suara ber gedebuk dan batu ni san ttu semplak tertimpa tubuh Oey Goaa jang merjngis2 karena tulang belakangnja pa tah '."Melibat muka Bu Beng, aku tidak meri dj*!utkan tangi n maut kepadamu Tapi awas sekali lagi aku bertemu denganmu djangan berkata aku berlaku kedjam. nah minggatlah kau!* tongkat butut Swi lt Tianglo menrjukil kedepan dan tahu2 tabuh Oey Ooan tsrlerc p s r djaub.Akan tetepi si Tjamtsk Sakti telah berdiri.Memegangi tulang pioggangnja jang remuk"Kakek sialan. Tunggulah pembalasanku »gnti!" sekali berkelebat Oey Goan telah le riap dari tempat itu/Tiarg Le menghampiri kakek sakti itu dan mendjatuhkan diri berlutut."Lotjianpwc jang baik, terima kasih a (a* pertolonganmu kepada saja jang tiada berhar ija ini . . f"Hm ia sudah fflabur sekarang otangrnuda palanglah kau kerumabma!" kata Swi lt Ti-SttglO.Orang? dusun jang tadi melibat leilbayao tikr kek si kti, berlutut pula. Dan seorang di-£r.t;racja buka la ;19"Lopek , , tolonglah kami , , kami S6be ulnja dalam tindasan sewenang2 dari tengkulak Sie Tek Peng kalau lopek tak keberatan rolonglah kau damaikan kami dengan orang the Sie supaja ia dapat memaklumi kami, Su ngai2 pada kering dan ikan? banjak jaog ma n penghasilan kami sangat terbatas sekali ka lau orang tua she Sie itu mau berdamai de rgan kami . . senang kami bekerdja."Sudahlah . , . bangunlah kalian, Sebe lumnja aku sudah memberi ha liaran kepada manusia s! e Sie itu. Kalian pulanglah kemba li ketempatmu masing2 eh , . Orang muda kau kemballah.""Lctjianpwe jang baik s . saja. . , saja su dah tidak mempunjai sanak fam li Ibu saia buu sadja meninggal dunia. Loijianpwe , kalau , , lau tidak keberatan biarlah saja tu rut denganmu merantau , , sahut Tiang Le*Ikut denganku mudah s a Ija orang muda," sekarang kau pala ulah keru naramu, Tak ba ik kau ikut denganku sekarang Bukankah kau dalam masa bergabung kematian ibumu? Nah kau kembali ah pulang kerumah. Beiok kalau kebetulan aku singgah kesini aku akan membawamu seita eh siapa namamu oranl m t da?" tanja Swi It Tianglo. Diam2 nata n >*a melirik, dan alangkah girangnja ketika ma tatja itu dapat melibat tulang jang brik dan berbakat dari anak muda itu untuk beladjar silat.^Siapa temamu?" tanjarra lagi. "Nama saja Sut g Tiang Le. tjiaopwe"."Sttg Tiang Le . . " Swi lt Tianglo me rsulaigi nama itu dan «ekali metggerakkanlububnja tabu? Tiarg Le dan orang2 dusun kebilarg-fB kalek jacg tadi masib berdiri,"Hebat, kalek itu bisa menghilang!" "Dia noemsrg sakti!**"Eh Tiang Le kalau engkau dapt.t ikut de ntrn krkek itu wah. kau pasti bisa mengbi larg sfperti dia."Ramai'sh oiang dusun membitjatakan ten tar g k8kek sakti jang telah menolong Tiang Le dan permainan maut O'y Goan dan me ngusirnja

Page 20: Pendekar Lengan Buntung 02

Benar sadja sedjak kemuntjulan kakek sak ti itu tidak ada legi tukang2 pukul dari S;e Tek Perg jtng berkeliaran didusun2, Tak ada tecfckulak2 jang menaksa penduduk untuk meierabkan basil pelengkapan ikan penduduk Tidak ada lagi bentakan2 dari tukang pukuhAkan tetapi mara babaja tetap sadja me-ngintjam penduduk dusun Tingling-bun itu. Bahaja kelaparan meradjalela disana sini. Jkan2 sungai pada mati akibat air sungai jaog menganiung ratjun dan kering akibat musim kemarau jang begitu pandjang tabun ini. Sumui2 dan telaga kering Dan akibat nja sawah2 mendjadi tandus dan gersang, Bahan gandum sedikit sekali dan itu siangi telah didrop oleh orang2 berduit.Penduduk dusun mengharapkan hudjaa.Dan faudjan tak kundjung datang 2Dan kemarau semakin pandjang...Akibatnja bahaja kelaparan terdjadi didusun ini !"Lapar ! Lapar I Teriakan2 anak2 ketjil sungguh menjajat2 bat', mengiris2 djantung aiibu jang tak dapat lagi memberikan makan kepada anaknja.Dimana mana terantjam bahaja kelaparan. Bersamaan dengan itu beibagai penjakit ber muntjulan menjerang penduduk. Satu persatu njawa2 manusia meninggalkan tububnja. Di mana mana terdengar ratap targis dari orang orang jang ditinggal mati.Si mati membudjur tenang.20Si Hidup menangis ditinggal simati. rVSeage lu h pandjang pendek akan kehidupan jang menjengsarafcao badar* Badan jang semaki» hari tinggal kulit berh lut tulang. Bada u jan$ i'.iib mulai Kurus kering,Seorang pemuda berdjafan lunglai. Perutt rja terasa perih bukan main Matanja ber-katja2 basah melihat peatanianjan? jang me ngenaskan hatmja. Mendengar ratapan sikotjit jang ditinggal mal» iba. ratapan ratapan jang menangisi perut jang minta dini,Tang Le termenung sendirian.Djauh terbentang didepannja sawah-sawars 'v-n g tandus dan kering tak mengeluarkan)i.adum. Sungai Sin kiang tak mengehiarkt nair lagi* Pepohonan tak lagi mtngeluarkarskuntjup, dedaunan itu sudah patas diambiliorang untuk dimakan, Tak 8da lagi jangmeoghidjau disana. Segalanja Sfrba tandus dan gerstng.Tang Le beidjaian perlahan.Seorang anak k e t j i t mengena- piri seb-iah rumah gedung didepaD stb:lab sana, Suar-* tndjing menggonggong panJ|aog me-njaiak2 menjambut sianak ketjil itu dihalaroan rumah,Sianak ketjil jang kurus kering itu menangis. Ketakutan digigit andjing Sementara inulutnja meratap."Ibu i , , lapar , , , ibu , . . lapar , . aduh k i , !41Menangislah anak itu.Tiang Le menghampiri anak itu."Adik ketjil, kenapa kau menangis dide Dan rumah orang?""Ugh . . . ugh lapar Ngko . . kasih aku nasi dong» aku lapar , . aduh perutku sakit!"Tiang Le terhenjak mendengar ratapan anak ketjil itu> Ia djuga tengah kelaparan saat itu bagaimana ia dapat menolong anak ini ???"Adik ketjil . . ""Ngko aku lapar, aduh < . „ nggak tahan perutku !*•Tiang Le kebingungan.Tiba2 pintu rumah gedung itu terbuka, s£ orang gadis remadja mendatangi. "Kau??""Tjitji minta nasi, aku lapar!" kata anak ketjil itu sambil menghampiri gadis itu.

Page 21: Pendekar Lengan Buntung 02

"Waah kau lagi * . barusan radi pagi aku berikan kau nasi " sahut sigadis."Tjitji, nasi jang tadi pagi sudah habis, se karang lapar lagi , . ""Kau lapar ??"Anak ketjil itu mengangguk.Tiang Le menghampiri gadis itu."Nona, kalau kau mempunjai pesediaan gali dum, berikanlah pada anak ini, kasihan . . *Gadis itu menoleh dan tanjanja: "Kau siapa ???""Aku penduduk dusun sebelah safia ifif, Disana banjak orang mati kelaparan'""Aku tahu . . memang sekarang djanaannja orang mati kelaparan.""Nona anak itu kelaparan, apakah kau dapat menolongnja 7 Gadis ilu tersenjum.""Sebentar . . aku akan ambilkan sedikit gandum, berkata demikian gadis itu berlalu masuk kedalam rumahnja, Tiang Le menarik napas lega menghampiri anak ketjil itu."7i