PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

14
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA PENDAPAT AKHIR FRAKSI BANGUN SULTRA ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD TAHUN ANGGARAN 2009 Kendari, 15 September 2010

description

 

Transcript of PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Page 1: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PENDAPAT AKHIR FRAKSI BANGUN SULTRA

ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD TAHUN ANGGARAN 2009

Kendari, 15 September 2010

Page 2: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pendapat Akhir Fraksi Bangun Sultra atas

Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 1

Yth. Saudara Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara Yth. Saudara-Saudara Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Yth. Saudari Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara Yth. Saudara-Saudara Pejabat Tinggi TNI dan POLRI Yth. Saudara Rektor Universitas Haluoleo Yth. Saudara Saudari Pimpinan SKPD Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara Yth. Rekan–Rekan Anggota Dewan, Insans Pers, Hadirin yang berbahagia.

Assalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat Pagi, Salam Sejahtera buat kita semua

Sebagai wujud syukur atas limpahan rahmat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Esa, patut kiranya jika pada kesempatan ini kita memuji dan

memuja-Nya karena telah mengizinkan dan memberikan kesempatan lahir

dan batin, sehingga pada hari ini kita masih dapat berkumpul dalam

suasana idul fitri dalam rapat paripurna dewan dengan agenda pokok

pengambilan keputusan atas Rancangan Peraturan Daerah tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Tahun Anggaran 2009.

Perkenankanlah kami, segenap pimpinan dan anggota Fraksi Bangun

Sultra yang berasal dari Partai Persatuan Pembangunan, PDI Perjuangan,

Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Bintang Reformasi mengucapkan

Selamat Idul Fitri 1431 H, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita semua

yang hadir disini, dan keluarga yang berada dirumah dan dimana saja,

dapat kembali fitri untuk kembali mengemban amanah sebagai umat dan

hamba-Nya. Amin

Mendahului agenda pokok tersebut diatas, Rapat Dewan yang

terhormat ini terlebih dahulu memberi kesempatan kepada fraksi-fraksi

Dewan untuk menyampaikan pendapat akhirnya setelah diawali laporan

panitia khusus, untuk selanjutnya menjadi bahan pertimbangan bagi

pengambilan keputusan atas Rancangan Peraturan Daerah dimaksud.

Page 3: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pendapat Akhir Fraksi Bangun Sultra atas

Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 2

Untuk itu, kepada pimpinan rapat, atas nama Fraksi Bangun Sultra, kami

menyampaikan terima kasih atas kesempatannya.

Saudara Gubernur, Rapat Dewan yang Terhormat….

Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2009 oleh Gubernur, dan

pembahasannya bersama DPRD, sebagaimana diamanatkan dalam

peraturan perundang-undangan baik itu UU No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah, Peraturan

Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

serta Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah, pada dasarnya selain merupakan tugas dan

kewajiban konstitusional juga merupakan aktualisasi prinsip kemitraan,

antara Pemerintah Daerah dan DPRD sebagai sesama unsur

penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka penyelenggaraan

otonomi daerah.

Oleh karenanya, kemitraan yang sejajar antara Pemerintah Daerah

dan DPRD tersebut ini perlu dibina secara optimal dalam koridor saling

asah dan saling isi dengan menjunjung nilai-nilai kebersamaan sesuai

dengan fungsi, tugas dan peran kita masing masing dengan menyadari

bahwa Pemerintah Daerah tanpa membina kemitraan dengan DPRD, maka

dia sama dengan mayat berjalan, sebaliknya DPRD tanpa dukungan

kemitraan dari Pemerintah Daerah, maka dia akan menjadi bangkai

bernyawa.

Dengan kerangka pemikiran tersebut ini, kita tiba pada suatu

kesimpulan bahwa, keberhasilan Pemerintah Daerah dalam

menyelenggarakan urusan Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan

kepada masyarakat di daerah ini adalah juga merupakan bagian dari

keberhasilan Dewan dan sebaliknya kegagalan DPRD dalam mengemban

Page 4: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pendapat Akhir Fraksi Bangun Sultra atas

Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 3

fungsi, tugas dan wewenangnya juga merupakan kegagalan Pemerintah

Daerah.

Kita semua memahami bahwa Rancangan Peraturan Daerah tentang

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang disampikan Gubernur

kepada Dewan, memuat laporan keuangan yang meliputi laporan realisasi

anggaran, neraca, dan arus kas. Dan yang cukup substansial lagi, dewan

telah menerima laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan

pemerintah daerah dari BPK secara lengkap, yang hal ini dapat menjadi

materi sandingan dengan realisasi penggunaan anggaran.

Terhadap seluruh materi tersebut diatas, dewan telah pula

malakukan pembahasan baik itu berlangsung di internal Dewan maupun

bersama dengan pihak Pemerintah Daerah melalui rapat gabungan komisi

yang berlangsung tanggal 4 dan 5 September 2010 lalu.

Dan dalam pembahasan dengan pihak Pemerintah Daerah tersebut

diatas, beragam pertanyaan kritis yang disampaikan anggota Dewan

kepada Pemerintah Daerah utamanya terhadap kinerja Pendapatan Daerah

dan Belanja Daerah yang telah kita sepakati dalam Perda Perubahan APBD

2009 yang tidak terealisasi serta laporan hasil pemeriksan Badan

Pemeriksa Keuangan yang dalam pembahasannya tidak jarang muncul

perbedaan dan perdebatan, namun kesemuanya ini masih dalam koridor

demokrasi dan semangat kebersamaan.

Kita juga memahami bahwa, konteks pembahasan Rancangan Perda

tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 ini tidak untuk

melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap muatan materinya,

namun dalam rangka evaluasi antara rencana dan realisasi dan laporan

dengan kenyataan sesuai dengan norma-norma yang ada.

Untuk itu, Fraksi Bangun Sultra akan menyampaikan beberapa

evaluasi terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009

sebagai berikut :

Page 5: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pendapat Akhir Fraksi Bangun Sultra atas

Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 4

I. Umum

Secara normatif Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009

ini, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan, sudah harus

disampaikan kepada Dewan paling lambat bulan Juni tahun 2010, namun

pada kenyataannya baru disampaikan kepada Dewan pada minggu ketiga

Bulan Agustus 2010 yang berarti telah mengalami keterlambatan ± 2 (dua)

bulan.

Keterlambtan tersebut diatas, sudah barang tentu berimplikasi secara

sistemik terhadap pemenuhan jadwal waktu yang menjadi kewajiban

Pemerintah Daerah yang berkitan dengan perencanaan Anggaran Daerah

yang diamanatkan Peraturan Perundang Undangan yakni:

a. Penyampaian Kebijakan Umum APBD dan PPAS APBD 2011 dan laporan

semester pertama APBD 2010 yang semestinya sudah harus

disampaikan kepada Dewan masing masing pada bulan Juni dan Juli

2010.

b. Penyampaian Kebijakan Umum dan PPAS APBD Perubahan 2010 paling

lambat bulan Agustus 2010 dan Raperda APBD Perubahan 2010

selambat lambatnya minggu kedua bulan September 2010.

c. Penyampaian Rancangan Perda APBD 2011 beserta dokumen

pendukungnya selambat lambatnya minggu kedua bulan Oktober 2010.

Mencermati agenda-agenda tersebut diatas, dapat dipastikan jika

Pemerintah Daerah tidak mungkin lagi tepat waktu untuk menyampaikan

kebijakan-kebijakan yang menjadi kewajibannya untuk disampaikan

kepada Dewan khususnya KUA PPAS APBD 2011, laporan semester

pertama APBD 2010, Rancangan Perubahan APBD 2010, bahkan mungkin

keterlambatan penyampaian Rancangan Perda APBD 2011.

Terhadap hal ini, Fraksi Bangun Sultra mengharapkan agar

keterlambatan tersebut tidak lagi terjadi di tahun-tahun mendatang.

Page 6: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pendapat Akhir Fraksi Bangun Sultra atas

Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 5

II. Pendapatan

Pendapatan Daerah yang disepakati dalam Perubahan APBD 2009

seluruhnya berjumlah Rp. 1.264.926.577.788 (Satu Triliyun, Dua Ratus

Milyar lebih) dengan realisasinya sebesar Rp. 1.030.720.130.652 (Satu

Triliyun, Tiga Puluh Milyar lebih rupiah) atau 81,48 persen.

Hal ini berarti ada 18,52 persen target pendapatan yang tidak

terealisasi, yang antara lain bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).

PAD dalam APBD Perubahan ditargetkan sebesar Rp. 472.992.247.780

(Empat Ratus Tujuh Puluh Dua Milyar, Sembilan Ratus Sembilan Puluh

Dua Juta lebih rupiah) namun realisasinya mencapai Rp. 223.128.480.722

(Dua Ratus Dua Puluh Tiga Milyar, Seratus Dua Puluh Delapan juta lebih

rupiah) atau 47.17%.

Adapun komponen-komponen PAD yang tidak mencapai target

tersebut diatas berasal dari :

a. Pajak daerah tidak terealisasi sebasar Rp. 16.842.955.429 (Enam Belas

Milyar Delapan Ratus Empat Puluh Dua Juta lebih rupiah)

b. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan yang semula

dianggarkan sebesar Rp. 10.558.000.417,- (Sepuluh Milyar lebih) namun

realisasinya hanya sebesar 4.871.003.000,- (Empat milyar lebih)

c. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah yang ditargetkan dalam

APBD sebesar Rp. 250.596.000.887 (Dua Ratus Lima Puluh Milyar lebih)

sedang realisasinya sebesar Rp. 6.602.066.000 (Enam Milyar lebih)

Rapat Dewan yang Terhormat, Hadirin yang Berbahagia….

Mencermati rencana dan realisasi penerimaan Pendapatan Asli

Daerah tersebut diatas, harus diakui jika hal ini baru pertama kali terjadi

realisasi Pendapatan Asli Daerah hanya mencapai 47,17 persen. Fraksi

Bangun Sultra berpendapat, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain:

a. Adanya beberapa komponen/objek penerimaan yang bersumber dari

PAD yang tidak rasional yang hal ini tercermin dengan adanya objek

Page 7: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pendapat Akhir Fraksi Bangun Sultra atas

Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 6

penerimaan yang mencapai target dibawah lima belas persen bahkan

ada yang nol persen. Dilain pihak terdapat beberapa objek penerimaan

yang mencapai target diatas 200% bahkan ada yang mencapai target

diatas 400%.

b. Tidak optimalnya pelaksanaan program peningkatan PAD yang melekat

pada Dinas Pendapatan dan Aset Daerah dengan alokasi anggaran

sebesar Dua Milyar lebih, yang item kegiatannya meliputi rapat-rapat

koordinasi dalam rangka insentifikasi dan ekstensifikasi objek-objek

PAD. Hal ini menunjukan bahwa program kegiatan tersebut tidak

mencerminkan prinsip anggaran berbasis kinerja, yang mengandung

makna bahwa keluaran dari setiap program kegiatan yang akan atau

telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dapat terukur

secara kualitas dan kuantitas.

Kenyataan ini selain tercermin dari realisasi PAD yang kami

ketengahkan tersebut diatas, juga tidak adanya rancangan peraturan

daerah yang diajukan pemda kepada DPRD dalam rangka pelaksanaan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

provinsi yang dapat memberi kontribusi terhadap penguatan keuangan

daerah, juga rancangan perda pembaruan yang berkaitan dengan pajak

daerah dan retribusi daerah dalam rangka penyesuaian dengan

Undang-Undang No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

Terhadap pendapatan asli daerah yang bersumber dari Hasil

Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan yang bersumber dari laba

Badan Usaha Milik Daerah yakni Bank Pembangunan Daerah, PT. Utama

Sultra dan PD. Percetakan Sultra yang direncanakan sebesar RP. Rp.

16.588.417.000,- (Enam Belas Milyar lebih), namun realisasinya hanya

Page 8: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pendapat Akhir Fraksi Bangun Sultra atas

Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 7

mencapai Rp. 4.871.003.708 (Empat Milyar lebih) diperoleh dari Bank

Pembangunan Daerah. Sedangkan dari PT. Utama Sultra dan PD

Percetakan Sultra tidak memberikan konstribusi penerimaan.

Hal ini boleh jadi selain tidak optimalnya fungsi pembinaan dan

pengawasan terhadap kinerja kedua BUMD tersebut, juga lemahnya kinerja

dalam pengelolaannya mengingat kedua BUMD tersebut beberapa tahun

terakhir ini memperoleh dukungan dana sebagai penyertaan modal dari

APBD.

Terhadap permasalahan tersebut, serta dalam rangka peningkatan

pendapatan daerah, Fraksi Bangun Sultra merekomendasikan hal-hal

sebagai berikut:

a. Dalam merencanakan penerimaan khususnya pendapatan asli daerah

haruslah didasarkan angka-angka yang terukur secara rasional yang

bias dicapai terhadap setiap objek penerimaan yang melekat pada

setiap SKPD.

b. Perlu dilakukan evaluasi terhadap perda-perda yang berkaitan dengan

retribusi dan pajak daerah untuk disesuaikan dengan Undang-Undang

No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi serta besarnya

pungutan tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini. Perda tersebut

diantaranya Perda Retribusi Kekayaan Daerah yang ditetapkan tahun

1998, Perda yang berkaitan dengan retribusi izin trayek, retribusi atas

jasa pelayanan pelabuhan penyebrangan, dan retribusi atas perizinan

lainnya yang melekat pada beberapa SKPD.

c. Kecuali itu harus pula diakui jika masih terdapat bagian bagian ususan

Pemerintahan yang melekat pada beberapa SKPD yang sesungguhnya

dapat memberikan konstribusi bagi Pendapatan Daerah namun belum

ditindaklanjuti dengan peraturan daerah utamanya urusan yang

berkaitan dengan perizinan yang melekat pada beberapa Dinas Daerah

yang hal itu tentunya diperlukan kreatifitas dari masing-masing SKPD

terkait untuk merumuskan/menyiapkan raperda dimaksud.

Page 9: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pendapat Akhir Fraksi Bangun Sultra atas

Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 8

d. Perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja Badan Usaha Milik Daerah

khususnya PT. Utama Sultra dan PD. Percetakan Sultra baik itu dari

sisi Manajemen maupun dari sisi Pemodalan serta political will

pemerintah Daerah untuk memberdayakan kedua BUMD dimaksud

sehingga ke depan dapat memberikan konstribusi bagi penguatan

keuangan daerah.

Gubernur, Rapat Dewan yang Terhormat, Hadirin yang Berbahagia….

Terhadap pendapatan asli daerah yang bersumber dari Hasil

Retribusi Daerah yang melampaui target sebesar Rp. 16.690.866.584

(Enam belas milyar lebih) atau 170,8%, Fraksi Bangun Sultra memberikan

apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya terhadap beberapa SKPD

yakni

a. Rumah Sakit Umum Prov. Sultra dalam APBD Perubahan direncanakan

sekitar 5 milyar 252 juta lebih, dan realisasinya mencapai 22 milyar

atau 454%

b. Dinas Kesehatan dalam APBD Perubahan yang direncanakan 236 juta

lebih, dan realisasinya 608 juta lebih atau 257.37%

c. Rumah Sakit Jiwa dalam APBD Perubahan direncanakan sekitar 711

juta lebih, dan realisasinya mencapai 1 milyar lebih atau 150.07 persen

d. Dinas Kelautan dan Perikanan dalam APBD Perubahan direncanakan

sekitar 197 juta lebih, realisasinya mencapai 328 juta lebih atau

166.84%.

III. Belanja

Realisasi belanja daerah provinsi Sulawesi tenggara tahun anggaran

2009 seluruhnya sebesar 1 trilyun 119 milyar 700 juta lebih atau 82,30

persen, dari total anggaran sebesar 1 trilyun 360 milyar 537 juta lebih.

Terhadap hal ini, fraksi Bangun Sultra dapat memahami sebagai akibat

tidak terealisasinya pendapatan daerah.

Page 10: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pendapat Akhir Fraksi Bangun Sultra atas

Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 9

Dari angka-angka tersebut diatas, ada beberapa komponen belanja

program kegiatan yang perlu Fraksi Bangun Sultra evaluasi sebagai

berikut:

1. Belanja tidak langsung berupa bantuan keuangan kepada

pemeritnahan daerah kabupaten/kota dan pemerintahan desa yang

dianggarkan 201 milyar 255 juta lebih yang dialokasikan bagi

pelaksanaan kegiatan bantuan keuangan kepada desa/kelurahan

masing-masing 100 juta, realisasinya sebesar 70 milyar 729 juta

lebih 35,14 persen.

Dan tidak terealisasinya program kegiatan bantuan keuangan

tersebut menurut pemerintah daerah pada rapat paripurna tanggal 2

September 2010 lalu, lebih disebabkan ketidakmampuan

desa/kelurahan dalam pengelolaannya, utamanya

pertanggungjawaban adminsitrasinya, dan ini terjadi pula pada

tahun anggaran 2008 yang lalu.

Di lain sisi, untuk optimalnya pelaksanaan progam kegiatan bantuan

keuangan kepada desa/kelurahan dimaksud, pemerintah daerah

telah pula menerbitkan buku pedoman pelaksanaan dan buku

petunjuk teknis, pemberian bimbingan teknis kepada para kepala

desa/kelurahan bahkan pemberian pendampingan, hingga alokasi

anggaran mencapai 2 milyar lebih, sehingga patut disayangkan jika

pemerintahan desa belum juga mampu mengelola dana bantuan

tersebut.

2. Masih terkait belanja block grant yang merupakan salah satu pilar

dari tiga pilar progam Bahteramas, selain pengobatan gratis dan

pendidikan gratis, Fraksi Bangun Sultra cukup prihatin dengan

realisasi anggaran yang tidak signifikan. Dana untuk belanja block

Page 11: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pendapat Akhir Fraksi Bangun Sultra atas

Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 10

grant yang terserap hanya 26,38 persen, sedang pengobatan gratis 40

persen, namun yang cukup menggembirakan bantuan operasional

pendidikan terserap 99 persen lebih.

Kenyataan ini cukup mengejutkan Fraksi Bangun Sultra, karena

masih ada dalam catatan kami, bahwa komitmen gubernur terhadap

tiga pilar Bahteramas tersebut secara mantap pernah disampaikan

dalam rapat paripurna dewan pada tanggal 7 September 2009 dalam

agenda Jawaban Gubernur Atas Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi

Dewan terhadap Perubahan APBD 2009. Bahwa gubernur melalui

wakil gubernur menyampaikan, hasil evaluasi pelaksanaan program

Bahteramas tahun 2008 menunjukan bahwa sekitar 60 persen

desa/kelurahan telah melaksanakan kegiatan sesuai petunjuk

pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) bantuan keuangan

kepada desa dan kelurahan secara baik. Dan juga masih ada sekitar

40 persen yang tidak mengikuti juklak dan juknis.

Fraksi Bangun Sultra melihat ada mis informasi dalam pengelolaan

tiga pilar Bahteramas, karena bukan saja dananya yang tidak

terserap secara maksimal, tetapi pernyataan gubernur sebagaimana

disampaikan pada 2 September 2010 lalu, yaitu ketidaksiapan desa

dalam mengelola dana bantuan, sungguh berbanding terbalik dengan

pernyataan yang disampaikan dalam rapat paripurna tanggal 7

September 2009 terkait raperda APBD Perubahan 2009.

Terhadap permasalahan ini, Fraksi Bangun Sultra menyarankan

untuk dilakukan evaluasi mengenai sistem pengelolaan bantuan

dimaksud dengan mempedomani Pasal 31 jo Pasal 47 ayat (1) dan (2)

Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengolahan

Keuangan Daerah sebagaimana telah diadopsi dalam peraturan

Page 12: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pendapat Akhir Fraksi Bangun Sultra atas

Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 11

daerah No. 8 tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan keuangan

Daerah.

3. Belanja program peningkatan sumber daya aparatur yang melekat

pada setiap SPKD yang antara lain peruntukannya untuk diklat

penjenjangan maupun diklat teknis, yang setiap tahun anggarannya

dialokasikan dengan besaran yang cukup fantastis, namun dilain

pihak, pemerintah daerah menjadikan persoalan keterbatasan

sumber daya aparatur sebagai permasalahan dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

Fraksi Bangung Sultra menilai, program kegiatan peningkatan

sumber daya aparatur tersebut tidak berdasarkan analisis kebutuhan

masing-masing SKPD, karena outputnya hampir tidak tersalurkan.

Adanya penempatan sumber daya aparatur yang diduga

mengabaikan standar kompetensi, baik itu kompetensi dasar

maupun kompetensi bidang, tentu saja ikut memengaruhi

stagnannya penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang juga

berdampak pada hilangnya gairah kerja pegawai dan dinamika

organisasi. Untuk itu, Fraksi Bangun Sultra menyarankan agar hal

ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah daerah, dengan

menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis berupa peraturan

gubernur terkait standar kompetensi jabatan tersebut.

4. Keprihatinan fraksi kami juga terhadap Belanja di Dinas Pemukiman

dan Prasarana Wilayah, terhadap beberapa program kegiatan

peningkatan infrastruktur jalan yang realisasinya nol persen. Hal ini

tentunya tidak sejalan dengan misi pemerintahan daerah yang

tertuang dalam Perda RPJMD tahun 2008 – 2013 yakni mempercepat

pembangunan infrastruktur dasar.

Page 13: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pendapat Akhir Fraksi Bangun Sultra atas

Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 12

Untuk itu perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah

utamanya perbaikan jalan-jalan provinsi yang mengalami kerusakan

agar mendapat prioritas dalam tahun anggaran 2011 yang akan

datang. Dan untuk mendukung perencanaan pembangunan jalan

provinsi tersebut perlu dipersiapkan data/informasi jalan provinsi

untuk disampaikan kepada dewan yang menyangkut nama ruas

jalan, panjang/volume, fungsi jalan dan kondisi jalan.

5. Menanggapi disclaimer opinion BPK atas Laporan keuangan

pemerintah daerah, yang telah dua tahun berturut-turut, harus

diakui jika hal ini menunjukan bentuk ketidakpatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan terkait tata kelola keuangan daerah

sebagaimana disepakati dalam Peraturan Daerah No. 8 tahun 2008

tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, dan ini bukan

saja merupakan kegagalan pemerintah daerah namun juga kegagalan

DPRD dalam mengemban fungsi-fungsinya.

Untuk itu perlu komitmen bersama DPRD dan pemerintah daerah

untuk secara sungguh-sungguh melakukan langkah-langkah

perbaikan agar tidak terjadi lagi pada tahun-tahun yang akan datang

Saudara Gubernur, Rapat Dewan yang Mulia....

Bertolak dari hal-hal yang telah kami uraiakan diatas, serta

mencermati tahapan-tahapan pembicaraan termasuk yang saat ini sedang

berlangsung laporan panitia khusus raperda pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD 2009, Fraksi Bangun Sultra dengan ucapan

Bismillahir Rahmanir rahiim… menerima dan menyetujui Rancangan

Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009

menjadi Peraturan Daerah. Disertai harapan agar rekomendasi dalam

Page 14: PENDAPAT AKHIR FRAKSI ATAS RAPERDA PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Pendapat Akhir Fraksi Bangun Sultra atas

Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2009 13

Pendapat Akhir kami ini, dapat menjadi masukan dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang kita cintai ini ke depannya.

Demikian pendapat akhir Fraksi Bangun Sultra yang dapat kami

sampaikan, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan. Terima kasih atas

segala perhatiannya.

Billahi Taufik Walhidayah

Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.

Kendari, 15 Sepetmber 2010

FRAKSI BANGUN SULTRA

DPRD PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Ketua, Sekretaris,

ABD. HASID PEDANSA IR. MUH. IRFANI THALIB

Juru Bicara,

ABD. HASID PEDANSA