RAPERDA RP3KP

80
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR : .......... TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA MALANG TAHUN 2013 - 2033 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. Bahwa guna menjamin terselenggaranya pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yang berkelanjutan serta bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat dengan tetap mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan rencana rincinya; b. Bahwa pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah/kawasan menyebabkan kebutuhan lahan semakin terbatas dan tidak diimbangi dengan kemampuan daya beli akan perumahan sehingga diperlukan pedoman pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman; c. Bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Malang; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,

description

raoerda

Transcript of RAPERDA RP3KP

Page 1: RAPERDA RP3KP

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MALANG

NOMOR : .......... TAHUN 2012

TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN

PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

TAHUN 2013 - 2033 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MALANG,

Menimbang : a. Bahwa guna menjamin terselenggaranya pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yang berkelanjutan serta bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat dengan tetap mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan rencana rincinya;

b. Bahwa pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah/kawasan menyebabkan kebutuhan lahan semakin terbatas dan tidak diimbangi dengan kemampuan daya beli akan perumahan sehingga diperlukan pedoman pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman;

c. Bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Malang;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,

Page 2: RAPERDA RP3KP

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 4421);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

8. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5252);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 3: RAPERDA RP3KP

Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun

2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

12. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota);

13. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Perencanaan Pembiayaan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Provinsi/Kota;

14. Peraturan Menteri Perumahan rakyat Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan Hunian Berimbang;

15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Prapinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2006 Nomor 2 Seri E);

16. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Pertamanan Kota dan Dekorasi Kota (Lembaran Daerah Kota Malang Tahun 2003 Nomor 1 Seri E);

17. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Pemakaman (Lembaran Daerah Kota Malang Tahun 2006 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 32);

18. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Ijin Lokasi (Lembaran Daerah Kota Malang Tahun 2007 Nomor 3 Seri C, Tambahan Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 43);

Page 4: RAPERDA RP3KP

19. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 5

Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Kota Malang Tahun 2010 Nomor 2 Seri E);

20. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Analisis Dampak Lalu Lintas (Lembaran Daerah Kota Malang Tahun 2010 Nomor 4 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 4);

21. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Daerah Kota Malang Tahun 2010 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 7);

22. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010 - 2030 (Lembaran Daerah Kota Malang Tahun 2011 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kota Malang Nomor 4);

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MALANG

dan WALIKOTA MALANG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA MALANG TAHUN 2013 - 2033

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Malang. 2. Pemerintah Daerah adalah walikota dan perangkat daerah

sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. 3. Kepala Daerah adalah Walikota Malang.

Page 5: RAPERDA RP3KP

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

5. Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.

6. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.

7. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

8. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

9. Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan dan pengendalian termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan serta peran serta masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.

10. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang selanjutnya disebut RP3KP adalah dokumen perencanaan yang memuat jabaran pengisian rencana pola ruang perumahan dan kawasan permukiman dalam RTRW, serta memuat skenario penyelenggaraan pengelolaan bidang perumahan dan kawasan permukiman yang terkoordinasi dan terpadu secara lintas sektoral dan lintas wilayah administrasi.

11. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

12. Rumah komersial adalah rumah yang diselenggarakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan.

13. Rumah swadaya adalah rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat.

14. Rumah umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

15. Rumah khusus adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khusus.

Page 6: RAPERDA RP3KP

16. Rumah negara adalah rumah yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta penunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri.

17. Rumah sederhana adalah rumah umum yang dibangun di atas tanah dengan luas kaveling antara 60 m2 sampai dengan 200 m2 dengan luas lantai bangunan paling sedikit 36 m2 dengan harga jual sesuai ketentuan pemerintah.

18. Rumah menengah adalah rumah komersial dengan harga jual lebih besar dari 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) kali harga jual rumah sederhana.

19. Rumah mewah adalah rumah komersial dengan harga jual lebih besar dari 4 (empat) kali harga jual rumah sederhana.

20. Hunian berimbang adalah perumahan dan kawasan permukiman yang dibangun secara berimbang dengan komposisi tertentu dalam bentuk rumah tunggal dan rumah deret antara rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah atau dalam bentuk rumah susun antara rumah susun umum dan rumah susun komersial.

21. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.

22. Kawasan siap bangun yang selanjutnya disebut Kasiba adalah sebidang tanah yang fisiknya serta prasarana, sarana dan utilitas umumnya telah dipersiapkan untuk pembangunan lingkungan hunian skala besar sesuai dengan rencana tata ruang.

23. Lingkungan siap bangun yang selanjutnya disebut Lisiba adalah sebidang tanah yang fisiknya serta prasarana, sarana dan utilitas umumnya telah dipersiapkan untuk pembangunan perumahan dan batas-batas kaveling yang jelas dan merupakan bagian dari kawasan siap bangun sesuai dengan rencana rinci tata ruang.

24. Kaveling tanah matang adalah sebidang tanah yang telah dipersiapkan untuk rumah sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaaan, pemilikan tanah, rencana rinci tata ruang, serta rencana tata bangunan dan lingkungan.

25. Konsolidasi tanah adalah penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai denga rencana tata ruang wilayah dalam usaha penyediaan tanah untuk kepentingan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman guna meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan partisipasi aktif masyarakat.

26. Pendanaan adalah penyediaan sumber daya keuangan yang berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan dan belanja daerah, dan/atau sumber dana lain yang dibelanjakan untuk

Page 7: RAPERDA RP3KP

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

27. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau setiap pengeluaran yang akan diterima kembali untuk kepentingan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman baik yang berasal dari dana masyarakat, tabungan perumahan maupun sumber dana lainnya.

28. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi kebutuhan standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.

29. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.

30. Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.

31. Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang selanjutnya disebut MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah.

32. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.

33. Badan hukum adalah badan hukum yang didirikan oleh warga negara Indonesia yang kegiatannya di bidang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.

34. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

35. Kota adalah wilayah otonomi yang dikepalai oleh walikota yang merupakan bagian langsung dari wilayah provinsi dan terdiri atas beberapa kecamatan.

36. Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kabupaten atau kota yang terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan.

37. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah di bawah kecamatan.

38. Lingkungan adalah bagian dari wilayah kota yang merupakan kesatuan ruang untuk suatu kehidupan dan penghidupan tertentu dalam suatu sistem pengembangan kota secara keseluruhan.

39. Wilayah perencanaan adalah bagian dari kota dan/atau kawasan strategis kota yang akan/perlu disusun rencana rincinya dalam hal ini RDTR kota sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam RTRW kota yang bersangkutan.

40. Lingkungan perumahan dan permukiman adalah kawasan perumahan dan permukiman yang mempunyai batas-batas dan ukuran yang jelas dengan penataan tanah dan ruang, prasarana serta sarana lingkungan yang tersruktur.

41. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang laut dan ruang udara termasuk ruang di dalam bumi

Page 8: RAPERDA RP3KP

sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.

42. Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/ jalur dan/ atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

43. Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal dan vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bagian-bersama, benda-bersama dan tanah bersama.

44. Rumah susun komersial adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk mendapatkan keuntungan.

45. Rumah susun umum adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

46. Peremajaan adalah upaya pembongkaran sebagian atau keseluruhan lingkungan perumahan dan permukiman dan kemudian di tempat yang sama dibangun prasarana dan sarana lingkungan perumahan dan permukiman baru yang lebih layak dan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

47. Rehabilitasi adalah upaya mengembalikan kondisi komponen fisik lingkungan permukiman yang mengalami degradasi.

48. Renovasi adalah melakukan perubahan sebagian atau beberapa bagian dari komponen pembentukan lingkungan permukiman.

49. Revitalisasi adalah upaya menghidupkan kembali suatu kawasan mati, yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan dan mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau pernah dimiliki atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota.

50. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disebut SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.

Page 9: RAPERDA RP3KP

BAB II KEGUNAAN, KEDUDUKAN DAN PERAN, SERTA

PRINSIP RP3KP

Bagian Kesatu

Kegunaan RP3KP

Pasal 2

(1) RP3KP digunakan sebagai :

a. Dokumen perencanaan pelaksanaan SPM Bidang Perumahan Rakyat sesuai indikator, nilai dan batas waktu pencapaian yang ditetapkan.

b. Perwujudan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota untuk peruntukan perumahan dan kawasan permukiman.

c. Pedoman di tingkat kota, untuk mengatasi permasalahan perumahan dan kawasan permukiman yang tinggi intensitasnya, dalam mengatur dan menyelenggarakan perumahan dan kawasan permukiman secara teratur dan terorganisasikan.

(2) RP3KP dipergunakan sebagai alat dalam menetapkan strategi : a. Pengembangan perumahan dan kawasan permukiman

dalam wilayah yang bersangkutan. b. Pengembangan investasi pembangunan prasarana dan

sarana berskala pelayanan regional. c. Pengembangan wilayah kota. d. Pengawasan dan pengendalian terselenggaranya

keterpaduan program antar sektor dan antar lokasi perumahan dan kawasan permukiman terhadap kawasan fungsional lainnya.

(3) SPM Bidang Perumahan rakyat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a mencakup 2 (dua) jenis pelayanan dasar meliputi : a. Rumah layah huni dan terjangkau. b. Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung

prasarana, sarana dan utilitas (PSU). (4) Indikator dari rumah layak huni dan terjangkau

sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a meliputi : a. Cakupan ketersediaan rumah layak huni. b. Cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau.

(5) Indikator dari lingkungan yang sehat dan aman yang didukung prasarana, sarana dan utilitas (PSU) sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf b adalah cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU).

Page 10: RAPERDA RP3KP

Bagian Kedua Kedudukan dan Peran RP3KP

Pasal 3

(1) Kedudukan RP3KP dalam Sistem Perencanaan Pembangunan meliputi : a. Merupakan bagian integral dari rencana pembangunan

kota. b. Merupakan jabaran dan pengisian Rencana Tata Ruang

Wilayah dalam bentuk rencana untuk peruntukan perumahan dan kawasan permukiman yang selanjutnya akan diacu oleh seluruh sektor terkait.

c. Mempunyai kedudukan yang sama dengan berbagai rencana sektoral yang ada.

(2) Penyusunan RP3KP mengacu pada dokumen kebijakan daerah meliputi : a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. c. Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Rinci Tata

Ruang yang mengatur secara khusus ruang untuk perumahan dan kawasan permukiman.

Pasal 4

Kedudukan RP3KP dalam kerangka pembangunan wilayah kota sebagai : a. Informasi yang memuat arahan dan rambu-rambu

kebijaksanaan, serta rencana pembangunan perumahan dan kawasan permukiman dalam suatu tingkatan wilayah dalam kurun waktu tertentu.

b. Arahan untuk mengatur perimbangan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman dengan pembangunan sektor lainnya.

c. Sarana mempercepat terbentuknya sistem kawasan permukiman yang terintegrasi.

Pasal 5

Peran RP3KP dalam kerangka pembangunan wilayah kota sebagai : a. Skenario pelaksanaan koordinasi dan keterpaduan rencana

sektor terkait di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

b. Pedoman bagi seluruh pelaku pembangunan perumahan dan kawasan permukiman dalam menyusun dan menjabarkan kegiatannya masing-masing.

c. Cerminan dari kumpulan aspirasi/tuntutan masyarakat terhadap perumahan dan kawasan permukiman akan rumah layak dalam lingkungan permukiman yang sehat, aman, serasi, produktif dan berkalnjutan.

Page 11: RAPERDA RP3KP

Bagian Ketiga Prinsip RP3KP

Pasal 6

Prinsip RP3KP meliputi : a. Merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan/atau

komplemen dari sistem perencanaan pembangunan daerah dan rencana tata ruang wilayah.

b. Mengintegrasikan kegiatan antara pemerintah dengan pemerintah daerah, antar sektor serta antara dunia usaha dan masyarakat.

c. Sesuai dengan kondisi kependudukan dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, dinamika perkembangan ekonomi dan sosial budaya daerah.

d. Menerapkan kebijakan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman dengan pola hunian berimbang.

e. Melibatkan peran serta masyarakat setempat, dunia usaha dan pemangku kepentingan lainnya.

Pasal 7

(1) Penyusunan RP3KP mempertimbangkan :

a. Aspek idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, teknologi, serta pertahanan dan keamanan.

b. Pendekatan pengembangan wilayah terpadu. c. Peran dan fungsi kawasan perkotaan. d. Peran dan fungsi kawasan bagian wilayah perkotaan. e. Keterkaitan antar kawasan perkotaan dan antara

kawasan perkotaan dengan kawasan bagian wilayah perkotaan.

f. Keterpaduan antara perumahan dan kawasan permukiman dengan lingkungan buatan serta daya dukung lingkungan alami.

g. Pembiayaan pemenuhan kebutuhan rumah bagi penduduk kawasan perkotaan dan kawasan bagian wilayah perkotaan.

(2) Penyusunan RP3KP dilaksanakan secara terintegrasi antara matra ruang, program dan kegiatan.

(3) Jangka waktu berlakunya RP3KP selama 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun.

Page 12: RAPERDA RP3KP

BAB III AZAS, SASARAN DAN RUANG LINGKUP

Bagian Kesatu

Azas

Pasal 8

Azas yang digunakan dalam penyusunan RP3KP Kota Malang meliputi azas manfaat, adil dan merata, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan kepada diri sendiri, keterjangkauan, dan kelestarian lingkungan hidup.

Bagian Kedua Sasaran

Pasal 9

Sasaran dari perencanaan ini antara lain : a. Tersedianya rencana pembangunan perumahan dan kawasan

permukiman yang aspiratif akomodatif. b. Tersedianya skenario pembangunan perumahan dan kawasan

permukiman dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun. c. Tersedianya stok perumahan untuk memenuhi kebutuhan

hunian yang layak dengan lingkungan sehat dan tersinergi dengan perkembangan penduduk di Kota Malang.

d. Terpadunya berbagai rencana pembangunan antar kawasan perumahan dan kawasan permukiman maupun prasarana, sarana dan utilitas umum.

e. Tersedianya peraturan perundang-undangan yang dibutuhkan untuk memperlancar penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di Kota Malang.

f. Tersedianya informasi pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.

Bagian Ketiga Ruang Lingkup

Pasal 10 (1) Lingkup wilayah perencanaan merupakan daerah dengan

batas yang ditentukan berdasarkan aspek administratif. (2) Wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

yaitu Kota Malang, meliputi : a. Kecamatan Lowokwaru. b. Kecamatan Sukun. c. Kecamatan Kedungkandang. d. Kelurahan Blimbing. e. Kelurahan Klojen.

Page 13: RAPERDA RP3KP

(3) Batas-batas administrasi Kota Malang meliputi : a. Sebelah Utara : Kecamatan Karangploso dan

Kecamatan Singosari (Kabupaten Malang).

b. Sebelah Selatan : Kecamatan Pakisaji dan Kecamatan Tajinan (Kabupaten Malang).

c. Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang (Kabupaten Malang).

d. Sebelah Barat : Kecamatan Dau dan Kecamatan Wagir (Kabupaten Malang).

(4) Luas wilayah Kota Malang 11.006 (sebelas ribu enam) hektar atau 110 (seratus sepuluh) kilometer persegi.

(5) Materi yang dibahas dalam RP3KP meliputi : a. Visi dan misi pembangunan dan pengembangan

perumahan dan kawasan permukiman; b. Tujuan, kebijakan dan strategi pembangunan dan

pengembangan perumahan dan kawasan permukiman; c. Rencana pembangunan dan pengembangan perumahan

dan kawasan permukiman; d. Program penanganan pembangunan dan pengembangan

perumahan dan kawasan permukiman; e. Ketentuan penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman dengan hunian berimbang; f. Kelembagaan; g. Peran serta masyarakat; dan h. Pemantauan, pengawasan, pengendalian pembangunan

serta pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.

(6) Lingkup wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sampai dengan ayat (4), tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN

PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Bagian Kesatu

Visi Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Pasal 11

Visi pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (5) huruf a adalah terpenuhinya permukiman yang layak huni, sehat dan aman yang didukung prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) untuk masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Malang.

Page 14: RAPERDA RP3KP

Bagian Kedua Misi Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Kawasan Permukiman

Pasal 12

Misi pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (5) huruf a meliputi : a. Mewujudkan perumahan dan kawasan permukiman yang

layak huni; b. Mewujudkan perumahan dan kawasan permukiman sehat

dan aman yang didukung prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU);

c. Mewujudkan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan di Kota Malang; dan

d. Mewujudkan penyediaan rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

BAB V

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN

PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Bagian Kesatu

Tujuan Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Kawasan Permukiman

Pasal 13

Tujuan pembangunan dan pengembangan dan perumahan dan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (5) huruf b adalah terwujudnya permukiman yang layak huni, sehat dan aman yang didukung prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) untuk mendukung peningkatan kualitas permukiman.

Bagian Kedua Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan Pengembangan

Perumahan dan Kawasan Permukiman

Pasal 14

(1) Untuk mewujudkan tujuan pembangunan dan

pengembangan perumahan dan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ditetapkan kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.

(2) Kebijakan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :

Page 15: RAPERDA RP3KP

a. Pemenuhan perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni;

b. Pemenuhan perumahan dan kawasan permukiman sehat dan aman yang didukung prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU);

c. Peningkatan kualitas permukiman kumuh di Kota Malang; d. Penanganan permukiman liar di Kota Malang; dan e. Penyediaan rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan

rendah.

Pasal 15 Strategi pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat (1) meliputi : (1) Strategi untuk memenuhi perumahan dan kawasan

permukiman yang layak huni meliputi : a. Memenuhi persyaratan keselamatan bangunan; b. Menjamin kesehatan meliputi pencahayaan, penghawaan

dan sanitasi; dan c. Memenuhi kecukupan luas minimum.

(2) Strategi untuk memenuhi perumahan dan kawasan permukiman sehat dan aman yang didukung prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) meliputi : a. Mengembangkan jaringan jalan menuju perumahan dan

kawasan permukiman; b. Mengembangkan sanitasi di perumahan dan kawasan

permukiman; c. Mengembangkan jaringan drainase dan pengendalian

banjir di perumahan dan kawasan permukiman; d. Mengembangkan persampahan di perumahan dan

kawasan permukiman; e. Memenuhi kebutuhan air minum di perumahan dan

kawasan permukiman; dan f. Memenuhi kebutuhan listrik di perumahan dan kawasan

permukiman. (3) Strategi untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh

di Kota Malang meliputi : a. Melakukan perbaikan atau pemugaran permukiman

kumuh dan permukiman liar meliputi rehabilitasi dan renovasi;

b. Melakukan peremajaan permukiman kumuh dan permukiman liar dengan membangun prasarana dan sarana lingkungan perumahan dan kawasan permukiman baru yang lebih layak dan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah;

c. Mengembangkan lingkungan permukiman melalui pengelolaan dan pemeliharaan berkelanjutan untuk perumahan formal dan non formal; dan

d. Meningkatkan kualitas permukiman.

Page 16: RAPERDA RP3KP

(4) Strategi untuk penanganan permukiman liar di Kota Malang meliputi : a. Pembatasan aksesibilitas menuju kawasan permukiman

liar; b. Pemutusan jaringan utilitas listrik dan air minum di

permukiman liar; c. Relokasi pada kawasan layak huni di sekitar wilayah

semula; dan d. Pemulihan fungsi ruang sebagaimana diatur pada rencana

tata ruang wilayah. (5) Strategi untuk menyediakan rumah susun bagi masyarakat

berpenghasilan rendah meliputi : a. Mendata masyarakat berpenghasilan rendah yang belum

memiliki tempat tinggal dan penduduk yang tinggal di sekitar bantaran sungai dan di sekitar sempadan rel kereta api;

b. Menyediakan lahan untuk pembangunan rumah susun; c. Mengembangkan jaringan jalan menuju ke lokasi rumah

susun dan jalan lingkungan; d. Menyediakan kebutuhan air bersih dan listrik untuk

masyarakat yang akan menghuni rumah susun; dan e. Merelokasi penduduk di sekitar bantaran sungai dan

sekitar sempadan rel kereta api ke rumah susun yang telah disediakan.

BAB VI

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Bagian Kesatu Umum

Pasal 16

(1) Rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (5) huruf c adalah pembagian cluster.

(2) Rencana pembagian cluster sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi : a. Cluster perumahan formal meliputi :

1. Perumahan eksklusif; dan 2. Perumahan kaveling campuran.

b. Cluster perumahan non formal meliputi : 1. Perkampungan kaveling besar; 2. Perkampungan tertata; 3. Perkampungan dalam gang; 4. Perkampungan pinggiran; dan 5. Perkampungan zona industri.

c. Cluster permukiman kumuh meliputi : 1. Permukiman di sekitar bantaran sungai; 2. Permukiman di sekitar rel kereta api;dan 3. Cluster permukiman padat.

Page 17: RAPERDA RP3KP

d. Cluster rumah susun meliputi : 1. Rumah susun komersial; dan 2. Rumah susun umum.

e. Cluster perumahan pemerintah. f. Cluster perumahan heritage.

Bagian Kedua

Cluster Perumahan Formal

Paragraf 1

Perumahan Eksklusif

Pasal 17

(1) Perumahan eksklusif di Kota Malang sebagaimana dimaksud

dalam pasal 16 ayat (2) huruf a butir 1 meliputi : a. Cluster A1 adalah Perumahan Bukit Cemara Tidar yang

terdapat di Kelurahan Karang Besuki, Kecamatan Sukun; b. Cluster A2 adalah Perumahan Bukit dan Istana Dieng

yang terdapat di Kelurahan Pisang Candi dan Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun;

c. Cluster A3 adalah Perumahan Permata Jingga yang terdapat di Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru;

d. Cluster A4 adalah Perumahan Griyashanta Eksklusif yang terdapat di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru;

e. Cluster A5 adalah Perumahan Istana Gajayana yang terdapat di Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru;

f. Cluster A6 adalah Perumahan Permata Hijau yang terdapat di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru;

g. Cluster A7 adalah Perumahan Pondok Blimbing Indah yang terdapat di Kelurahan Purwodadi, Kelurahan Polowijen dan Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing;

h. Cluster A8 adalah Perumahan River Side yang terdapat di Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing;

i. Cluster A9 adalah Perumahan Puncak Buring Indah yang terdapat di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang;

j. Cluster A10 adalah Perumahan Casablanca yang terdapat di Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang;

k. Cluster A11 adalah Perumahan De Rumah yang terdapat di Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Klojen; dan

l. Cluster A12 adalah Perumahan Ijen Nirwana Residence yang terdapat di Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen.

(2) Rencana penanganan perumahan eksklusif di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah membuka akses dengan perumahan lainnya melalui pembangunan sarana atau fasilitas umum sebagai tempat berinteraksi antar individu di setiap lingkungan perumahan serta membuka linkage system.

Page 18: RAPERDA RP3KP

(3) Peta rencana perumahan eksklusif sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 2 Perumahan Kaveling Campuran

Pasal 18

(1) Perumahan kaveling campuran di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf a butir 2 meliputi : a. Cluster B1 adalah Perumahan Tidar yang terdapat di

Kelurahan Karang Besuki, Kecamatan Sukun; b. Cluster B2 adalah Perumahan Sigura-Gura yang

terdapat di Kelurahan Karang Besuki, Kecamatan Sukun;

c. Cluster B3 adalah Perumahan Bandulan Permai yang terdapat di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun;

d. Cluster B4 adalah Perumahan Bandulan yang terdapat di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun;

e. Cluster B5 adalah Perumahan Sukun Pondok Indah yang terdapat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun;

f. Cluster B6 adalah Perumahan Janti Regency yang terdapat di Kelurahan Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun;

g. Cluster B7 adalah Perumahan Gadang Residence yang terdapat di Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun;

h. Cluster B8 adalah Perumahan Gadang Sakinah yang terdapat di Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun;

i. Cluster B9 adalah Perumahan Delta Dieng yang terdapat di Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun;

j. Cluster B10 adalah Perumahan Sun Flower yang terdapat di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun;

k. Cluster B11 adalah Perumahan Hill Park yang terdapat di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun;

l. Cluster B12 adalah Perumahan Mulyorejo Mandiri yang terdapat di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun;

m. Cluster B13 adalah Perumahan Griyo Muslim yang terdapat di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun;

n. Cluster B14 adalah Perumahan Graha Kartika yang terdapat di Kelurahan Bakalankrajan, Kecamatan Sukun;

o. Cluster B15 adalah Perumahan Puri Kartika Asri yang terdapat di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang;

p. Cluster B16 adalah Perumahan Puri Cempaka Putih yang terdapat di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang;

Page 19: RAPERDA RP3KP

q. Cluster B17 adalah Perumahan Telaga Permai yang terdapat di Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang;

r. Cluster B18 adalah Perumahan Griya Kota Asri yang terdapat di Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang;

s. Cluster B19 adalah Perumahan Dirgantara Permai yang terdapat di Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang;

t. Cluster B20 adalah Perumahan Sawojajar yang terdapat di Kelurahan Sawojajar dan Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang;

u. Cluster B21 adalah Perumahan Villa Gunung Buring yang terdapat di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang;

v. Cluster B22 adalah Perumahan Oma View yang terdapat di Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang;

w. Cluster B23 adalah Perumahan Asabri Bumiayi Indah yang terdapat di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang;

x. Cluster B24 adalah Perumahan Jalan Kalimantan yang terdapat di Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen;

y. Cluster B25 adalah Perumahan Wilis Indah yang terdapat di Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Klojen;

z. Cluster B26 adalah Perumahan Karanglo Indah yang terdapat di Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing;

aa. Cluster B27 adalah Perumahan Pondok Indah Estate yang terdapat di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing;

bb. Cluster B28 adalah Perumahan Sulfat Agung yang terdapat di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing;

cc. Cluster B29 adalah Perumahan Taman Sulfat yang terdapat di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing;

dd. Cluster B30 adalah Perumahan Srikandi yang terdapat di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang;

ee. Cluster B31 adalah Perumahan Asabri yang terdapat di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang;

ff. Cluster B32 adalah Perumahan Villa Bukit Tidar yang terdapat di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru;

gg. Cluster B33 adalah Perumahan Joyogrand yang terdapat di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru;

hh. Cluster B34 adalah Perumahan Batu Permata yang terdapat di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru;

Page 20: RAPERDA RP3KP

ii. Cluster B35 adalah Perumahan Telaga Permai yang terdapat di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru;

jj. Cluster B36 adalah Perumahan Tata Surya yang terdapat di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru;

kk. Cluster B37 adalah Perumahan Bukit Cemara Tujuh yang terdapat di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru;

ll. Cluster B38 adalah Perumahan Bumi Tunggulwulung Indah yang terdapat di Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru;

mm. Cluster B39 adalah Perumahan Graha Dewata yang terdapat di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru;

nn. Cluster B40 adalah Perumahan Griya Sejahtera II yang terdapat di Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru;

oo. Cluster B41 adalah Perumahan Tasikmadu Permai yang terdapat di Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru;

pp. Cluster B42 adalah Perumahan Puri Kartika yang terdapat di Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru;

qq. Cluster B43 adalah Perumahan Taman Borobudur yang terdapat di Kelurahan Lowokwaru, Kecamatan Lowokwaru;

rr. Cluster B44 adalah Perumahan Simpang Borobudur yang terdapat di Kelurahan Lowokwaru, Kecamatan Lowokwaru;

ss. Cluster B45 adalah Perumahan Golden Palma Estate yang terdapat di Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru;

tt. Cluster B46 adalah Perumahan Griyashanta yang terdapat di Kelurahan, Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru;

uu. Cluster B47 adalah Perumahan Kapi Residence yang terdapat di Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru;

vv. Cluster B48 adalah Perumahan Bantaran Indah yang terdapat di Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru;

ww. Cluster B49 adalah Perumahan ABM Permai yang terdapat di Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru;

xx. Cluster B50 adalah Perumahan Taman Indah Sukarno Hatta yang terdapat di Kelurahan Karang Besuki, Kecamatan Sukun;

yy. Cluster B51 adalah Perumahan Sukarno Hatta Indah yang terdapat di Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru; dan

Page 21: RAPERDA RP3KP

zz. Cluster B52 adalah Perumahan Pondok Alam Sigura-Gura yang terdapat di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru.

(2) Rencana penanganan perumahan kaveling campuran di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan meliputi : a. Perbaikan pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas

(PSU) yang terdapat di cluster B3, cluster B6, cluster B16, cluster B17, cluster B18, cluster B25, cluster B26, cluster B28, cluster B29, cluster B30, cluster B37, cluster B38 dan cluster B43;

b. Peningkatan kapasitas pelayanan prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) terdapat di cluster B1, cluster B2, cluster B4, cluster B5, cluster B6, cluster B7, cluster B8, cluster B9, cluster B10, cluster B11, cluster B12, cluster B13, cluster B14, cluster B15, cluster 19, cluster 20, cluster B21, cluster B22, cluster B23, cluster B24, cluster B27, cluster B31, cluster B32, cluster B33, cluster B35, cluster B36, cluster B39, cluster B40, cluster B41, cluster B42, cluster B44, cluster BB45, cluster B46, cluster B47, cluster B48, cluster B49, cluster B50, cluster B51 dan cluster B52; dan

c. Pengembangan bangunan fisik prasarana dan sarana yang terdapat di cluster B3, cluster B30 dan cluster B34.

(3) Peta rencana perumahan kaveling campuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga Cluster Perumahan Non Formal

Paragraf 1

Perkampungan Kaveling Besar

Pasal 19

(1) Perkampungan kaveling besar di Kota Malang dengan

klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf b butir 1 meliputi : a. Cluster C1 meliputi Jalan Teluk Pacitan, Jalan Teluk

Etna, Jalan Teluk Bayur, Jalan Teluk Cendrawasih, Jalan Teluk Pelabuhan Ratu, Jalan Teluk Parigi, Jalan Teluk Penanjung dan lain sebagainya yang terdapat di Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing; dan

b. Cluster C2 meliputi Jalan Taman Indragiri, Jalan Citandui, Jalan Ciujung, Jalan Cipunagara, Jalan Ciwulan dan lain sebagainya yang terdapat di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing.

(2) Rencana penanganan perkampungan kaveling besar di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan meliputi :

Page 22: RAPERDA RP3KP

a. Perbaikan pengelolaan utilitas persampahan menjadi pengadaan sistem persampahan mandiri terdapat di cluster C1 dan cluster C2; dan

b. Pembatasan serta pengendalian pembangunan rumah secara horizontal agar lebar jalan tidak semakin sempit yang terdapat di cluster C1.

(3) Peta rencana perkampungan kaveling besar di Kota Malang dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 2

Perkampungan Tertata

Pasal 20

(1) Perkampungan tertata di Kota Malang dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf b butir 2 meliputi : a. Cluster D2 terdapat di sepanjang Jalan Ikan Cakalang,

Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing; b. Cluster D5 terdapat di sepanjang Jalan Bantaran Barat I,

II, III, IV dan V serta di Jalan Bantaran Terusan Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru;

c. Cluster D9 meliputi Jalan Buah Manggis, Jalan Kedondong, Jalan Jeruk, Jalan Juwet, Jalan Mangga, Jalan Semangka, Jalan Nangka, Jalan Klengkeng, Jalan Delima, Jalan Strowbery, Jalan Duku dan Jalan Rukem yang terdapat di Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen;

d. Cluster D10 yaitu Jalan Bareng yang terletak dalam gang di Kelurahan Bareng, Kecamatan Bareng;

e. Cluster D11 meliputi Jalan R.A. Kartini dalam gang, Jalan Diponegoro dalam gang, Jalan Setiabudi, Jalan Dr. Cipto dan Jalan Sudirman Utara yang terdapat di Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen;

f. Cluster D12 meliputi Jalan Sonokeling dalam gang dan Jalan Beringin dalam gang yang terdapat di Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun;

g. Cluster D14 meliputi Jalan Mega Mendung, Jalan Taman Agung, Jalan Bukit Barisan, Jalan Puncak Jaya, Jalan Krakatau, Jalan Simpang Taman Agung, Jalan Rajabasa, Jalan Leuser, Jalan Sibayak dan Jalan Singgalang yang terdapat di Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun;

h. Cluster D15 meliputi Jalan Buah Manggis, Jalan Kedondong, Jalan Jeruk, Jalan Juwet, Jalan Mangga, Jalan Semangka, Jalan Nangka, Jalan Klengkeng, Jalan Delima, Jalan Strowbery, Jalan Duku dan Jalan Rukem yang terdapat di Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun;

i. Cluster D16 meliputi Jalan Burung Jalak, Jalan Kepodang, Jalan Parkit Utara, Jalan Perkutut Utara, Jalan Cucakrawa, Jalan Branjangan, Jalan Kolibri, Jalan Larvo, Jalan Walet, Jalan Sriti, Jalan Gemak, Jalan Bido,

Page 23: RAPERDA RP3KP

Jalan Parkit Selatan, Jalan Rajawali, Jalan Cendrawasih, Jalan Cangak, Jalan Mliwis Timur, Jalan Mliwis Barat, Jalan Pelatuk, Jalan Merak Selatan, Jalan Kutilang Barat, Jalan Kutilang Timur, Jalan Prenjak Barat, Jalan Prenjak Timur dan lain sebagainya yang terdapat di Kelurahan Sukun, Kecamatan Sukun;

j. Cluster D17 yaitu Jalan Tanjung Putra Yudha yang terdapat di Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun; dan

k. Cluster D20 meliputi Jalan Banten, Jalan Cilegon, Jalan Pandeglang, Jalan Serang, Jalan Banten, Jalan Anyer, Jalan Tangerang dan Jalan Rangaskbitung.

(2) Rencana penanganan perkampungan tertata di Kota Malang dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan meliputi : a. Perbaikan pengelolaan utilitas persampahan menjadi

pengadaan sistem persampahan mandiri terdapat di cluster D2, cluster D5, cluster D9, cluster D11, cluster D12, cluster D14, cluster D16, cluster D17 dan cluster D20;

b. Melakukan penyemiran jalan pada jalan yang rusak terdapat di cluster D5 meliputi Jalan Bantaran Indah, Jalan Bantaran I serta Jalan Bantaran II dan di cluster D11 yaitu Jalan Wahidin;

c. Pembatasan serta pengendalian pembangunan rumah secara horizontal agar lebar jalan tidak semakin sempit yang terdapat cluster D9 meliputi Jalan Simpang Delima, Jalan Leci dan Jalan Jeruk dan di cluster D16; dan

d. Melakukan normalisasi serta peningkatan kedalaman saluran drainase yang terdapat di cluster D17.

(3) Peta rencana perkampungan tertata dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 21

(1) Perkampungan tertata di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf b butir 2 meliputi : a. Cluster D3 meliputi Jalan Candi Trowulan, Jalan Candi

Renggo, Jalan Candi Saptoargo, Jalan Candi Sewu dan Jalan Candi Panataran yang terdapat di Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru serta di Jalan Candi Bajang Ratu yang terdapat di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing;

b. Cluster D6 meliputi Jalan Bunga Kapi, Jalan Bunga Pinangsia, Jalan Bunga Karet, Jalan Bunga Widara, Jalan Bunga Panili, Jalan Bunga Lada, Jalan Bunga Raflesia, Jalan Bunga Kadaka, Jalan Bunga Raflesia, Jalan Bunga Kaktus, Jalan Sri Rahayu, Jalan Pacar Air, Jalan Tapak

Page 24: RAPERDA RP3KP

Liman, Jalan Tapak Doro, Jalan Tapak Siring, Jalan Tapak Jalak yang terdapat di Kelurahan Tulusrejo dan Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru;

c. Cluster D7 meliputi Jalan Topaz, Jalan Yakult, Jalan Kecubung, Jalan Kalimaya, Jalan Koral, Jalan Simpang Batu Permata yang terdapat di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru;

d. Cluster D8 meliputi Jalan Mojokerto, Jalan Jember, Jalan Lumajang, Jalan Gresik, Jalan Kediri dan Jalan Surabaya yang terdapat di Kelurahan Gadingkasri, Kecamatan Klojen;

e. Cluster D13 meliputi Jalan Sapudi, Jalan Kangean, Jalan Bawean, Jalan Sulawesi, Jalan Buton, Jalan Andalas, Jalan Ketapang, Jalan Genteng dan Jalan Puteran yang terdapat di Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen;

f. Cluster D18 meliputi Jalan Sungai Amprong, Jalan Bango, Jalan Konto, Jalan Bedadung, Jalan Bondoyudho, Jalan Lekso, Jalan Setar, Jalan Metro, Jalan Lahor, Jalan Simpan, Jalan Lekso, Jalan Grandulu, Jalan Banyuputih, Jalan Pandanlaras yang terdapat di Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing; dan

g. Cluster D19 meliputi Jalan Simpang Ranugrati, Jalan Simpang Ranugrati dalam dan Jalan Sawojajar dalam gang yang terdapat di Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang.

(2) Rencana penanganan perkampungan tertata di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan serta renovasi meliputi : a. Perbaikan pengelolaan utilitas persampahan menjadi

pengadaan sistem persampahan mandiri yang terdapat di cluster D3, cluster D6, cluster D7, cluster D13, cluster D18 dan cluster D19;

b. Renovasi jalan melalui penyemiran jalan yang rusak yang terdapat di cluster D3 meliputi Jalan Candi Trowulan, Jalan Candi Renggo dan Jalan Candi Bajang Ratu, cluster D6 meliputi Jalan Pacar Air, Jalan Tapak Jalak, dan Bunga Andong, cluster D7 yaitu Jalan Simpang Batu Permata, cluster D13 yaitu Jalan Sapudi, cluster D18 yaitu Jalan Bango dan cluster D19 yaitu Jalan Sawojajar V;

c. Pembatasan serta pengendalian pembangunan rumah secara horizontal agar lebar jalan tidak semakin sempit yang terdapat di cluster D3 meliputi Jalan Pinangsia, Jalan Karet, Jalan Pacar Air, Jalan Sri Rahayu dan Jalan Tapak Liman, cluster D7 yaitu Jalan Simpang Batu Permata, cluster D13 meliputi Jalan Lingga, Jalan Kangean, dan Jalan Bali, cluster D18 meliputi Jalan Sungai Musi, Jalan Sungai Lahor dan Jalan Bango, cluster D19 meliputi Jalan Sawojajar III dan V serta Jalan Ranugrati (menuju Jalan Sawojajar V); dan

Page 25: RAPERDA RP3KP

d. Normalisasi saluran drainase yang terdapat di cluster D18 yaitu Jalan Amprong.

(3) Peta rencana perkampungan tertata di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 3

Perkampungan Dalam Gang

Pasal 22

(1) Perkampungan dalam gang di Kota Malang dengan

klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf b butir 3 meliputi : a. Cluster E5 yaitu di Jalan Vinolia dalam gang yang

terdapat di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru;

b. Cluster E8 yaitu di Jalan Mertojoyo dalam gang di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru;

c. Cluster E11 meliputi Jalan Pisang Kipas Dalam, Jalan Bunga Kertas, Jalan Bunga Remajang, Jalan Kembang Turi dan Jalan Simpang Menjangan yang terdapat di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru;

d. Cluster E12 meliputi Jalan Kendalsari dan Jalan Kendalsari Barat dalam gang di Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru;

e. Cluster E15 yaitu di Jalan Kedawung dalam gang yang terdapat di Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru;

f. Cluster E17 yaitu di Jalan Kalpataru dalam gang yang terdapat di Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru;

g. Cluster E19 yaitu di Jalan Candi dalam gang yang terdapat di Kelurahan Karang Besuki, Kecamatan Sukun;

h. Cluster E24 yaitu di Jalan Keben dalam gang yang terdapat di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun;

i. Cluster E25 yaitu di Jalan Kebonsari dalam gang yang terdapat di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sukun;

j. Cluster E26 yaitu di Jalan Sasuit Tubun dalam gang yang terdapat di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sukun;

k. Cluster E27 yaitu di Jalan Gadang dalam gang yang terdapat di Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun;

l. Cluster E29 yaitu di Jalan Brigjen Katamso dalam gang yang terdapat di Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen;

m. Cluster E33 yaitu di Jalan Sumpil dalam gang yang terdapat di Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing;

n. Cluster E34 yaitu di Jalan Polowijen dalam gang yang terdapat di Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing;

Page 26: RAPERDA RP3KP

o. Cluster E35 yaitu di Jalan Kebalen Wetan dalam gang yang terdapat di Kelurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkandang;

p. Cluster E37 yaitu di Jalan Lesanpuro dalam gang yang terletak di Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang;

q. Cluster E39 yaitu di Jalan Kedungkandang dalam gang yang terdapat di Kelurahan Kedungkandang, Kecamatan Kedungkandang;

r. Cluster E40 yaitu di Jalan Mayjend Sungkono dalam gang yang terdapat di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang;

s. Cluster E42 yaitu di Jalan Parseh Jaya yang terdapat di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang; dan

t. Cluster E43 yaitu di Jalan Kyai Malik Dalam dalam gang yang terdapat di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang.

(2) Rencana penanganan perkampungan dalam gang di Kota Malang dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan meliputi : a. Perbaikan pengelolaan utilitas persampahan menjadi

pengadaan sistem persampahan mandiri terdapat di cluster E5, cluster E11, cluster E15, cluster E17, cluster E19, cluster E24, cluster E25, cluster E27, cluster E29, cluster E33, cluster E35, cluster E37 dan cluster E42;

b. Pembatasan serta pengeNdalian pembangunan rumah secara horizontal agar lebar jalan tidak semakin sempit terdapat di cluster E5 yaitu di Jalan Vinolia, cluster E29 yaitu di Jalan Brigjen Katamso gang 3, cluster E39 yaitu di Jalan Kedungkandang, cluster E40 yaitu di Jalan Brigjen Katamso gang 3 dan di cluster E43 yaitu di Jalan KH. Malik Dalam;

c. Renovasi jalan melalui penyemiran jalan rusak terdapat di cluster E11 yaitu di Jalan Pisang Kipas, cluster E12 meliputi Jalan Kendalsari Barat dan Jalan Kendalsari Terusan, cluster E19 yaitu di Jalan Candi V, cluster E24 yaitu di Jalan Keben II dan di cluster E37 meliputi Jalan Lesanpuro I dan Jalan Lesanpuro IV;

d. Melakukan normalisasi saluran drainase terdapat di cluster E11 meliputi Jalan Pisang Kipas, Jalan Pisang Kipas Dalam, Jalan Bunga Kertas, Jalan Bunga Remajang, Jalan Kembang Turi dan Jalan Simpang Menjangan dan di cluster E35 meliputi Jalan Kebalen Wetan I dan Jalan Kebalen Wetan VI;

e. Peningkatan peran pemerintah dalam menjaga kelancaran kontinuitas pengaliran air PDAM yaitu 24 jam terdapat di cluster E12 dan cluster E43;

f. Peningkatan pelayanan jaringan air bersih oleh PDAM di cluster E43;

g. Peningkatan pelayanan pasukan kuning terdapat di cluster E39; dan

Page 27: RAPERDA RP3KP

h. Penyediaan sarana perdagangan berupa pertokoan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penduduk sekitar di cluster E42.

(3) Peta rencana perkampungan dalam gang di Kota Malang dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 23

(1) Perkampungan dalam gang di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf b butir 3 meliputi : a. Cluster E1 meliputi Jalan Ikan Gurami, Jalan Ikan

Kakap, Jalan Ikan Tombro, Jalan Ikan Gurami, Jalan Ikan Kakap dan Jalan Ikan Tombro dalam gang yang terdapat di Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru;

b. Cluster E3 meliputi Jalan Akordion, Jalan Akordion Barat, Jalan Simpang Akordion dan Jalan Akordion Barat dalam gang yang terdapat di Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru;

c. Cluster E6 meliputi Jalan Tlogosari, Jalan Tlogojoyo, Jalan Tlogoagung yang terdapat di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru;

d. Cluster E7 meliputi Jalan Joyoutomo, Jalan Joyosari, Jalan Joyo Pranoto dalam gang dan Jalan Joyo Tamansari yang terdapat di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru;

e. Cluster E9 yaitu di Jalan Gajayana dalam gang yang terdapat di Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru;

f. Cluster E13 meliputi Jalan Sudimoro dan Jalan Terusan Sudimoro yang terdapat di Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru;

g. Cluster E14 meliputi Jalan Simpang Borobudur dan Jalan Terusan Simpang Borobudur yang terdapat di Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru;

h. Cluster E16 meliputi Jalan Candi Sari Utara, Jalan Candi Badut dan Jalan Candi Bima yang terdapat di Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru;

i. Cluster E21 yaitu Jalan Bandulan dalam gang yang terdapat di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun;

j. Cluster E28 meliputi Jalan Ngantang, Jalan Kaliurang, Jalan Sendang Biru dan Jalan Gilimanuk yang terdapat di Kelurahan Samaan, Kecamatan Lowokwaru;

k. Cluster E30 meliputi Jalan Bareng Raya dan Jalan Bareng Tengah dalam gang yang terdapat di Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen;

l. Cluster E31 meliputi Jalan Hasyim Ashari, Jalan Kauman, Jalan Arif Rahman Hakim dalam gang dan Jalan Kauman Dalam yang terdapat di Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen;

Page 28: RAPERDA RP3KP

m. Cluster E36 yaitu Jalan Ki Ageng Gribig dalam gang yang terdapat di Kelurahan Madyopuro dan Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang; dan

n. Cluster E41 meliputi Jalan Bayam, Jalan Lembayung, Jalan Kecipir, Jalan Mentimun, Jalan Semanggi, Jalan Kluwe, Jalan Manisa dan Jalan Bayam dalam yang terdapat di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang.

(2) Rencana penanganan perkampungan dalam gang di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan serta renovasi meliputi : a. Perbaikan pengelolaan utilitas persampahan menjadi

pengadaan sistem persampahan mandiri yang terdapat di cluster E1, cluster E9, cluster E13, cluster E14, cluster E16, cluster E31, cluster E36 dan cluster E41;

b. Pembatasan serta pengendalian pembangunan rumah secara horizontal agar lebar jalan tidak semakin sempit terdapat di cluster E1 meliputi Jalan Ikan Gurami, Jalan Ikan Kakap dan Jalan Ikan Tombro, cluster E6 meliputi Jalan Tlogoindah, Jalan Tlogosari, Jalan Tlogoagung dan Jalan Tlogojoyo, cluster E7 meliputi Jalan Joyoutomo dan Jalan Joyosari, cluster E9 yaitu Jalan Gajayana III, cluster E16 yaitu Jalan Bima, cluster E21 yaitu Jalan Bandulan V, cluster E28 yaitu Jalan Ngantang III, cluster E30 yaitu Jalan Bareng Tengah, cluster E31 meliputi Jalan Arif Rahman Hakim, Jalan Kauman dan Jalan Hasyim Ashari gang I dan IV, cluster E36 yaitu Jalan Ki Ageng Gribig XII dan cluster E41 meliputi Jalan Bayam II, Jalan Bayam, Jalan Lembayung dan jalan Bayam Dalam;

c. Melakukan renovasi jalan melalui penyemiran jalan yang rusak terdapat di cluster E1 meliputi Jalan Ikan Kakap, Jalan Ikan Tombro Bawah dan Jalan Ikan Gurami, cluster E7 meliputi Jalan Joyosari, Jalan Joyosuryo, Jalan Joyoraharjo, Jalan Joyotamansari dan Jalan Joyoagung, cluster E9 yaitu Jalan Gajayana I, cluster E14 meliputi Jalan Simpang Borobudur dan Jalan Terusan Simpang Borobudur, cluster E21 meliputi Jalan Bandulan 3 dan Jalan Bandulan 10, cluster E28 yaitu Jalan Ngantang I dan di cluster E30 yaitu di Jalan Bareng Tengah;

d. Penataan penataan parkir dengan derajat kemiringan 45 derajat dan penambahan petugas parkir di sarana kesehatan praktek dokter terdapat di cluster E6 yaitu Jalan Tlogoindah;

e. Peningkatan pelayanan pasukan kuning di cluster E6; f. Peningkatan peran pemerintah dalam menjaga kelancaran

kontinuitas pengaliran air PDAM yaitu 24 jam yang terdapat di cluster E6, cluster E13, cluster E14 dan cluster E28;

g. Peningkatan pelayanan jaringan air bersih oleh PDAM terdapat di cluster E13;

Page 29: RAPERDA RP3KP

h. Normalisasi dan peningkatan kedalaman saluran drainase terdapat di cluster E13 yaitu Jalan Sudimoro; dan

i. Peningkatan pelayanan lampu PJU hingga jalan lokal sekunder terutama yang dilewati jalur SUTT terdapat di cluster E14 meliputi Jalan Simpang Borobudur-Borobudur Agung Barat VII hingga perumahan Taman Borobudur.

(3) Peta rencana perkampungan dalam gang di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 24

(1) Perkampungan dalam gang di Kota Malang dengan

klasifikasi tinggi sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf b butir 3 adalah cluster E2 meliputi Jalan KH. Yusuf dan Jalan Simpang Yusuf yang terdapat di Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru.

(2) Rencana penanganan perkampungan dalam gang di Kota Malang dengan klasifikasi tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah rehabilitasi meliputi : a. Penyemiran jalan rusak terdapat di Jalan KH Yusuf; b. Pembatasan serta pengendalian pembangunan rumah

secara horizontal agar lebar jalan tidak semakin sempit terdapat di Jalan KH Yusuf;

c. Peningkatan pelayanan lampu PJU hingga jalan lokal sekunder terdapat di Jalan KH Yusuf; dan

d. Peningkatan pelayanan pasukan kuning terdapat di Jalan KH Yusuf.

(3) Peta rencana perkampungan dalam gang di Kota Malang dengan klasifikasi tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 4

Perkampungan Pinggiran

Pasal 25

(1) Perkampungan pinggiran di Kota Malang dengan klasifikasi

rendah sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf b butir 4 meliputi : a. Cluster F5 yaitu di Jalan Rawisari dalam gang yang

terdapat di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun; dan b. Cluster F8 yaitu di Jalan Tutut dalam gang yang terdapat

di Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang. (2) Rencana penanganan perkampungan pinggiran di Kota

Malang dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan meliputi :

Page 30: RAPERDA RP3KP

a. Pembatasan pembangunan rumah ke arah TPA terdapat di cluster F5; dan

b. Perbaikan pengelolaan prasarana dengan cara penyemiran jalan rusak terdapat di cluster F8.

(3) Peta rencana perkampungan pinggiran di Kota Malang dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 26

(1) Perkampungan pinggiran di Kota Malang dengan klasifikasi

sedang sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf b butir 4 meliputi : a. Cluster F6 meliputi Jalan Pelabuhan Ketapang dan Jalan

Pelabuhan Ratu yang terdapat di Kelurahan Bakalan Krajan, Kecamatan Sukun;

b. Cluster F9 yaitu di Jalan Baiturahman dalam gang yang terdapat di Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang; dan

c. Cluster F10 atau yaitu di Jalan Laksda Adi Sucipto dalam gang yang terdapat di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing.

(2) Rencana penanganan perkampungan pinggiran di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksu dalam ayat (1) adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan serta renovasi meliputi : a. Renovasi jalan melalui penyemiran pada jalan rusak yang

terdapat di cluster F6 meliputi Jalan Pelabuhan Ketapang, Jalan Pelabuhan Tanjung Merak, Jalan Pelabuhan Merak, Jalan Pelabuhan Emas, Jalan Pelabuhan Bakahuni dan Jalan Pelabuhan Ratu dan cluster F9 yaitu Jalan Baiturrahman;

b. Penyediaan sarana perdagangan berupa pertokoan terdapat di cluster F6;

c. Peningkatan pelayanan lampu PJU hingga jalan lokal sekunder terutama yang dilewati jalur SUTT terdapat di cluster F6; dan

d. Pembatasan serta pengendalian pembangunan rumah secara horizontal agar lebar jalan tidak semakin sempit terdapat di cluster F9 yaitu Jalan Baiturrahman II dan cluster F10 meliputi Jalan L.A Sucipto Gang Sepur, Jalan Simpang Sucipto dan Jalan L.A Sucipto II.

(3) Peta rencana perkampungan pinggiran di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 31: RAPERDA RP3KP

Pasal 27

(1) Perkampungan pinggiran di Kota Malang dengan klasifikasi tinggi sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf b butir 4 meliputi : a. Cluster F1 meliputi Jalan Jalan Bhakti dan Jalan

Pahlawan yang terdapat di Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing;

b. Cluster F2 meliputi Jalan Atletik dalam gang, Jalan Bulutangkis, Jalan Tenis Meja dan Jalan Basket yang terdapat di KelurahanTasikmadu, Kecamatan Lowokwaru; dan

c. Cluster F3 yaitu Jalan Jalan Tirto Utomo yang terdapat di Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru .

(2) Rencana penanganan perkampungan pinggiran di Kota Malang dengan klasifikasi tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah rehabilitasi meliputi : a. Pembatasan serta pengendalian pembangunan rumah

secara horizontal agar lebar jalan tidak semakin sempit terdapat di cluster F1 meliputi Jalan Bhakti, Jalan Pahlawan, Jalan Setia Budi dan Jalan Satria, cluster F2 meliputi Jalan Atletik, Jalan Bulutangkis dan Jalan Tenis Meja dan cluster F3 yaitu di Jalan Tirto Utomo;

b. Peningkatan pelayanan jaringan air bersih oleh PDAM terdapat di cluster F1;

c. Penyemiran jalan rusak yang terdapat di cluster F2 yaitu Jalan Atletik dan cluster F3 yaitu Jalan Tirto Utomo;

d. Peningkatan pelayanan pasukan kuning terdapat di cluster F2;

e. Penyediaan sarana perdagangan berupa pertokoan terdapat di cluster F2;

f. Normalisasi saluran di Jalan Tirto Utomo; dan g. Perbaikan pengelolaan utilitas persampahan menjadi

pengadaan sistem persampahan mandiri terdapat di cluster F3.

(3) Peta rencana perkampungan pinggiran di Kota Malang dengan klasifikasi tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 5

Perkampungan Zona Industri

Pasal 28

(1) Perkampungan zona industri di Kota Malang dengan

klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf b butir 5 meliputi : a. Cluster G1 yaitu industri mebel terdapat di Jalan Ikan

Piranha, Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru;

Page 32: RAPERDA RP3KP

b. Cluster G2 yaitu industri tempe yang terdapat di Jalan Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing; dan

c. Cluster G3 industri sanitair yang terdapat Jalan Raya Candi, Kelurahan Karang Besuki, Kecamatan Sukun.

(2) Rencana penanganan perkampungan zona industri di Kota Malang dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan meliputi : a. Peningkatan pelayanan pasukan kuning yang terdapat di

cluster G1; b. Pembatasan serta pengendalian pembangunan rumah

secara horizontal agar lebar jalan tidak semakin sempit yang terdapat di cluster G2 dan cluster G3; dan

c. Penataan parkir kendaraan dengan derajat kemiringan 45 derajat dan penambahan petugas keamanan di cluster G2.

(3) Peta rencana zona industri di Kota Malang dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 29

(1) Perkampungan zona industri di Kota Malang dengan

klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf b butir 5 adalah cluster G4 yaitu industri keramik yang terdapat di Jalan M.T Haryono gang 9, Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru.

(2) Rencana penanganan perkampungan zona industri di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan serta renovasi meliputi : a. Renovasi jalan melalui penyemiran pada jalan yang rusak; b. Perbaikan pengelolaan limbah dengan konsep SANIMAS; c. Pembatasan serta pengendalian pembangunan rumah

secara horizontal agar lebar jalan tidak semakin sempit; dan

d. Penataan parkir kendaraan dengan derajat kemiringan 45 derajat dan penambahan petugas keamanan.

(3) Peta rencana zona industri di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XIV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 33: RAPERDA RP3KP

Bagian Keempat Cluster Permukiman Kumuh

Paragraf 1

Permukiman di Sekitar Bantaran Sungai

Pasal 30

(1) Permukiman di sekitar bantaran sungai di Kota Malang dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam dalam pasal 16 ayat (2) huruf c butir 1 adalah cluster H1 yang terdapat di Jalan Gajayana, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru.

(2) Rencana penanganan permukiman di sekitar bantaran sungai di Kota Malang dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah peningkatan kualitas lingkungan permukiman melalui rehabilitasi dan renovasi prasarana, sarana dan utilitas (PSU) serta orientasi bangunan untuk menghadap ke sungai.

(3) Peta rencana permukiman di sekitar bantaran sungai di Kota Malang dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 31

(1) Permukiman di sekitar bantaran sungai di Kota Malang

dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud dalam dalam pasal 16 ayat (2) huruf c butir 1 meliputi : a. Cluster H2 adalah permukiman di sekitar bantaran

Sungai Brantas yang terdapat di Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru;

b. Cluster H3 adalah permukiman di sekitar bantaran Sungai Metro yang terdapat di Jalan Mergan, Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun;

c. Cluster H5 adalah permukiman di sekitar bantaran Sungai Brantas yang terdapat di Kelurahan Polehan, Kecamatan Blimbing;

d. Cluster H7 adalah permukiman di sekitar bantaran Sungai Brantas meliputi Jalan Mayjend Panjaitan dan Jalan Brigjen S. Riyadi yang terdapat di Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Klojen; dan

e. Cluster H9 adalah permukiman di sekitar bantaran Sungai Brantas yang terdapat di Kawasan Splendid, Kelurahan Kidul Dalem, Kecamatan Klojen.

(2) Rencana penanganan permukiman di sekitar bantaran sungai dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud dalam dalam ayat (2) adalah peningkatan kualitas lingkungan permukiman melalui peremajaan kondisi rumah dan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) serta orientasi bangunan untuk menghadap ke sungai.

Page 34: RAPERDA RP3KP

(3) Peta rencana permukiman di sekitar bantaran sungai di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 32

(1) Permukiman sempadan sungai di Kota Malang dengan klasifikasi tinggi sebagaimana dimaksud dalam dalam pasal 16 ayat (2) huruf c butir 1 meliputi : a. Cluster H4 adalah permukiman di sekitar bantaran

Sungai Brantas (Embong Brantas) yang terdapat di Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen;

b. Cluster H6 adalah permukiman di sekitar bantaran Sungai Brantas yang terdapat di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing;

c. Cluster H8 adalah adalah permukiman di sekitar bantaran Sungai Brantas yang terdapat di Jalan Jaksa Agung Suprapto gang 9, Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen;

d. Cluster H10 adalah permukiman di sekitar bantaran Sungai Brantas yang terdapat di Jalan IR. Rais, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Klojen; dan

e. Cluster H11 adalah permukiman di sekitar bantaran Sungai Brantas yang terdapat di Jalan Anggrek, Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen.

(2) Rencana penanganan permukiman di sekitar bantaran sungai di Kota Malang dengan klasifikasi tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pembangunan Rusunawa meliputi : a. Rencana pembangunan Rusunawa untuk cluster H4

terdapat di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang;

b. Rencana pembangunan Rusunawa untuk cluster H6 terdapat di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang;

c. Rencana pembangunan Rusunawa untuk cluster H8 terdapat di Kelurahan Lowokwaru, Kecamatan Kedungkandang;

d. Rencana pembangunan Rusunawa cluster H10 terdapat di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun; dan

e. Rencana pembangunan Rusunawa untuk cluster H11 terdapat di Kelurahan Lowokwaru, Kecamatan Lowokwaru.

(3) Peta rencana permukiman di sekitar bantaran sungai di Kota Malang dengan klasifikasi tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XVII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 35: RAPERDA RP3KP

Paragraf 2 Permukiman di Sekitar Rel Kereta Api

Pasal 33

(1) Permukiman di sekitar rel kereta api di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf c butir 2 meliputi : a. Cluster I1 adalah permukiman di sekitar rel kereta api

yang terdapat di Jalan Laksda Adi Sucipto, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing; dan

b. Cluster I2 adalah permukiman di sekitar rel kereta api yang terdapat di Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen.

(2) Rencana penanganan permukiman di sekitar rel kereta api di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah peningkatan kualitas lingkungan permukiman melalui peremajaan kondisi rumah dan prasarana, sarana dan utilitas (PSU), serta pengembangan green belt sebagai zona pembatas permukiman.

(3) Peta rencana permukiman di sekitar rel kereta api di Kota Malang dengan klasifikasi sedang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XVIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 34

(1) Permukiman di sekitar rel kereta api di Kota Malang dengan klasifikasi tinggi sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf c butir 2 meliputi : a. Cluster I4 adalah permukiman di sekitar rel kereta api

yang terdapat di Kelurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkandang; dan

b. Cluster I3 adalah permukiman di sekitar rel kereta api yang terdapat di Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun.

(2) Rencana penanganan permukiman di sekitar rel kereta api di Kota Malang dengan klasifikasi tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pembangunan Rusunawa meliputi : a. Rencana pembangunan Rusunawa untuk cluster I2 yang

terdapat di Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun; dan b. Rencana pembangunan Rusunawa untuk cluster I3 yang

terdapat di Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun. (3) Peta rencana permukiman di sekitar rel kereta api di Kota

Malang dengan klasifikasi tinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XIX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 36: RAPERDA RP3KP

Paragraf 3 Permukiman Padat

Pasal 35

(1) Permukiman padat di Kota Malang dengan klasifikasi rendah sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf c butir 3 meliputi : a. Cluster J1 adalah permukiman padat yang terdapat di

Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen; b. Cluster J2 adalah permukiman padat yang terdapat di

Kelurahan Polehan, Kecamatan Blimbing; c. Cluster J3 adalah l adalah permukiman padat yang

terdapat di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing; dan d. Cluster J4 adalah permukiman padat yang terdapat di

Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang. (2) Rencana penanganan permukiman padat dengan klasifikasi

rendah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah peningkatan kualitas lingkungan permukiman melalui rehabilitasi dan renovasi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU).

(3) Peta rencana permukiman padat di Kota Malang dengan klasifikasi randah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kelima Cluster Rumah Susun

Pasal 36

(1) Cluster rumah susun di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf d meliputi : a. Rumah susun komersial; dan b. Rumah susun umum.

(2) Rumah susun komersial sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a meliputi : a. Apartemen; dan b. Kondominium.

(3) Rumah susun umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b meliputi: a. Rumah susun pendidikan; b. Rumah susun pertahanan dan keamanan; dan c. Rumah susun aset pemerintah kota.

Page 37: RAPERDA RP3KP

Paragraf 1 Rumah Susun Komersial

Pasal 37

(1) Apartemen di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat (2) huruf a meliputi : a. Cluster K1 adalah Apartemen Menara Sukarno Hatta yang

terdapat di Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru; b. Cluster K2 adalah Apartemen Malang City Point yang

terdapat di Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun; dan

c. Cluster K3 adalah Inez Apartemen yang terdapat diKelurahan Penanggungan, Kecamatan Klojen.

(2) Rencana penanganan apartemen sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan serta pengendalian tinggi bangunan maksimum.

(3) Peta rencana apartemen di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XXI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 38

(1) Kondominium di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat (2) huruf b adalah cluster L1 yaitu kondominium hotel yang terletak di belakang Mall MX, Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Klojen.

(2) Rencana penanganan kondominium sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan serta pengendalian tinggi bangunan maksimum.

(3) Peta rencana kondomonium di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XXII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 2

Rumah Susun Umum

Pasal 39

(1) Rumah susun pendidikan di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat (3) huruf a meliputi : a. Cluster M1 terdapat di kawasan Asrama Mahasiswa

Universitas Brawijaya yang menyediakan 3 (tiga) gedung atau blok dengan jumlah kamar 40 (empat puluh) kamar dalam 1 (satu) blok;

b. Cluster M2 terdapat di kawasan Asrama Mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang yang menyediakan 1

Page 38: RAPERDA RP3KP

(satu) gedung atau blok dengan jumlah kamar 104 (seratus empat) kamar;

c. Cluster M3 terdapat di kawasan Asrama Mahasiswa Putri Universitas Negeri Malang yang menyediakan 1 (satu) gedung atau blok dengan jumlah kamar 96 (sembilan puluh enam) kamar;

d. Cluster M4 terdapat di kawasan Asrama Mahasiswa Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim yang menyediakan 10 (sepuluh) gedung atau blok dengan jumlah kamar 50 (lima puluh) dalam 1 (satu) blok; dan

e. Cluster M5 terdapat di kawasan Asrama Mahasiswa Universitas Muhammadiyah yang menyediakan 1 (satu) gedung atau blok dengan jumlah kamar 96 (sembilan puluh enam) kamar; dan

f. Cluster M6 terdapat di kawasan Malang International Education Park (MIEP) di Jalan Danau Bratan yang terdapat di Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang.

(2) Rencana penanganan rumah susun pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah penambahan dan renovasi meliputi : a. Cluster M1 terdapat di kawasan Asrama Mahasiswa

Universitas Brawijaya dengan melakukan pegembangan Rusunawa atau asrama mahasiswa;

b. Cluster M2 terdapat di kawasan Asrama Mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang dengan melakukan renovasi;

c. Cluster M3 terdapat di kawasan Asrama Mahasiswa Universitas Negeri Malang dengan melakukan pegembangan Rusunawa atau asrama mahasiswa;

d. Cluster M4 terdapat di kawasan Asrama Mahasiswa Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim dengan melakukan renovasi; dan

e. Cluster M5 terdapat di kawasan Asrama Mahasiswa Universitas Muhammadiyah dengan melakukan pegembangan Rusunawa atau asrama mahasiswa.

(3) Peta rencana rumah susun pendidikan di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XXIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 40

(1) Rumah susun pertahanan dan keamanan di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat (3) huruf b adalah cluster N1 yaitu Rusunawa TNI yang terdapat di kawasan lapangan olahraga Rampal, Kelurahan Kesatrian, Kecamatan Blimbing.

(2) Rencana penanganan rumah susun pertahanan dan keamanan di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan.

Page 39: RAPERDA RP3KP

(3) Peta rencana rumah susun pertahanan dan keamanan di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XXIV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 41 (1) Rumah susun aset pemerintah kota di Kota Malang

sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat (3) huruf c meliputi : a. Cluster O1 yaitu kawasan Rusunami Kuto Bedah yang

terdapat di Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kedungkandang; dan

b. Cluster O2 yaitu kawasan Rusunawa Kelurahan Buring, yang terdapat di Kelurahan Buring, Kecamatan Kdungkandang.

(2) Rencana penanganan rumah susun aset pemerintah kota di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah rehabilitasi dan pemeliharaan serta pengelolaan berkelanjutan meliputi : a. Cluster O1 yaitu kawasan Rusunami Kuto Bedah, yang

terdapat di Kelurahan Kota Lama, Kecataman Kedungkandang adalah rehabilitasi kondisi fisik rumah, sarana, dan prasarana rumah susun; dan

b. Cluster O2 yaitu kawasan Rusunawa Kelurahan Buring yang terdapat di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan.

(3) Peta rencana rumah susun aset pemerintah kota di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XXV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keenam

Cluster Perumahan Pemerintah

Pasal 42

(1) Perumahan pemerintah di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf e meliputi : a. Cluster P1 yaitu perumahan pertahanan dan keamanan

di Jalan Kesatrian yang terdapat di Kelurahan Kesatrian, Kecamatan Blimbing;

b. Cluster P2 yaitu perumahan Dinas Bank Indonesia di Jalan Langsep Barat yang terdapat di Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun;

c. Cluster P3 yaitu perumahan Dinas Kasi Log di Jalan Perumahan Korem 084/BDJ yang terdapat di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun;

d. Cluster P4 yaitu Perumahan PNS Bandulan di Jalan Bandulan gang 8 yang terdapat di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Bandulan;

Page 40: RAPERDA RP3KP

e. Cluster P5 yaitu Perumahan PNS di Jalan Ki Ageng Gribig dan Perumahan Asabri yang terdapat di Kelurahan Lesanpuro dan Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang;

f. Cluster P6 yaitu Perumahan Pengairan di Jalan Bendungan Riam Kanan yang terdapat di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru;

g. Cluster P7 yaitu Perumahan Pajak di Jalan Jombang yang terdapat di Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen;

h. Cluster P8 yaitu Perumahan Kesehatan di Jalan Mojokerto yang terdapat di Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen;

i. Cluster P9 yaitu Perumahan Cipta Karya di Jalan Cengger Ayam yang terdapat di Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru;

j. Cluster P10 yaitu Perumahan Bea Cukai di Jalan Jombang yang terdapat di Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen;

k. Cluster P11 yaitu Perumahan Perhutani di Jalan Duku yang terdapat di Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun;

l. Cluster P12 yaitu Perumahan Polinema di Jalan Politeknik yang terdapat di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru;

m. Cluster P13 yaitu Perumahan Universitas Barawijaya di Jalan Cipayung yang terdapat Kelurahan Penanggungan, Kecamatan Klojen; dan

n. Cluster P14 yaitu Perumahan Polteknik Kesehatan di Jalan Simpang Balapan (Kompleks Poltekes) yang terdapat di Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen.

(2) Rencana penanganan perumahan pemerintah di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan.

(3) Peta rencana perumahan pemerintah di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XXVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketujuh

Cluster Perumahan Heritage

Pasal 43

(1) Perumahan heritage di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) huruf f adalah cluster Q1 meliputi Jalan Ijen, Jalan Semeru, Jalan Bromo, Jalan Arjuno, Jalan Tangkubanperahu, Jalan Tenes, Jalan Sumbing, Jalan Sindoro, Jalan Taman Slamet, Jalan Welirang, Jalan Buring, Jalan Lawu, Jalan Argopuro, Jalan Lamongan, Jalan Merapi, Jalan Muria, Jalan Cerme, Jalan Ungaran, Jalan Malabar, Jalan Guntur, Jalan Anjasmoro, Jalan Raung, Jalan

Page 41: RAPERDA RP3KP

Simpang Balapan, Jalan Merbabu, Jalan Tampomas, Jalan Lasem, Jalan Ringgit, Jalan Papandayan, Jalan Cikurai, Jalan Jakarta, Jalan Pahlawan Trip, Jalan Rinjani, Jalan Dempo, Jalan Kurinci, Jalan Tanggamas, Jalan Retawu, Jalan Wilis, Jalan Panderman, Jalan Telomoyo, Jalan Pandan, Jalan Kawi dan Jalan Gede.

(2) Rencana penanganan perumahan heritage di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah preservasi yaitu tidak merubah bentuk bangunan baik sebagian maupun seluruhnya sehingga menghilangkan bentuk aslinya dan apabila menghendaki perubahan bangunan hanya dilakukan bagian bawah dan dalam saja.

(3) Peta rencana perumahan heritage di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XXVII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(4) Arsitektural perumahan heritage di Kota Malang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), tercantum dalam Lampiran XXVIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB VII PROGRAM PENANGANAN PEMBANGUNAN DAN

PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN

KAWASAN PERMUKIMAN

Bagian Kesatu Umum

Pasal 44

(1) Program penanganan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (5) huruf d adalah indikasi program.

(2) Program penanganan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman meliputi : a. Indikasi program cluster perumahan formal; b. Indikasi program cluster perumahan non formal; c. Indikasi program cluster permukiman kumuh; d. Indikasi program cluster rumah susun; e. Indikasi program cluster perumahan pemerintah; dan f. Indikasi program cluster perumahan heritage.

Page 42: RAPERDA RP3KP

Bagian Kedua Indikasi Program Cluster Perumahan Formal

Pasal 45

(1) Indikasi program cluster perumahan formal meliputi : a. Koordinasi penyelenggaraan pengembangan perumahan

yang terdapat di cluster A1, cluster A2, cluster A4, cluster A5, cluster A6, cluster A7, cluster A8, cluster A9, cluster A10, cluster A11, cluster A12, cluster B1, cluste8r B2, cluster B3, cluster B4, cluster B5, cluster B6, cluster B7, cluster B8, cluster B9, cluster B10, cluster B11, cluster B12, cluster B13, cluster B14, cluster B15, cluster B16, cluster B17, cluster B18, cluster B19, cluster B20, cluster B21, cluster B22, cluster B23, cluster B24, cluster B25, cluster B26, cluster B28, cluster B29, cluster B30, cluster B31, cluster B32, cluster B33, cluster B34, cluster B35, cluster B36, cluster B37, cluster B38, cluster B39, cluster B40, cluster B41, cluster B42 dan cluster B43;

b. Penyediaan fasilitas umum sebagai pembuka eksklusivitas perumahan yang terdapat di cluster A1, cluster A2, cluster A4, cluster A5, cluster A6, cluster A7, cluster A8, cluster A9, cluster A10, cluster A11 dan cluster A12;

c. Rehabilitasi atau pemeliharaan jalan yang terdapat di cluster B17, cluster B18, cluster B25, cluster B26, cluster B29, cluster B30, cluster B37, cluster B38 dan cluster B43;

d. Pengembangan manajemen pengolahan persampahan yang terdapat di cluster B1, cluster B2, cluster B3, cluster B4, cluster B5, cluster B6, cluster B7, cluster B8, cluster B9, cluster B10, cluster B11, cluster B12, cluster B13, cluster B14, cluster B15, cluster B16, cluster B17, cluster B18, cluster B19, cluster B20, cluster B21, cluster B22, cluster B23, cluster B24, cluster B25, cluster B26, cluster B28, cluster B29, cluster B30, cluster B31, cluster B32, cluster B33, cluster B34, cluster B35, cluster B36, cluster B37, cluster B38, cluster B39, cluster B40, cluster B41, cluster B42 dan cluster B43;

e. Survey kontur saluran drainase/ gorong-gorong yang terdapat di di cluster A1, cluster A2, cluster A4, cluster A5, cluster A6, cluster A7, cluster A8, cluster A9, cluster A10, cluster A11, cluster A12, cluster B1, cluster B2, cluster B3, cluster B4, cluster B5, cluster B6, cluster B7, cluster B8, cluster B9, cluster B10, cluster B11, cluster B12, cluster B13, cluster B14, cluster B15, cluster B16, cluster B17, cluster B18, cluster B19, cluster B20, cluster B21, cluster B22, cluster B23, cluster B24, cluster B25, cluster B26, cluster B28, cluster B29, cluster B30, cluster B31, cluster B32, cluster B33, cluster B34, cluster B35, cluster B36, cluster B37, cluster B38, cluster B39, cluster B40, cluster B41, cluster B42 dan cluster B43;

Page 43: RAPERDA RP3KP

f. Normalisasi saluran drainase yang terdapat di cluster A1, cluster A2, cluster A4, cluster A5, cluster A6, cluster A7, cluster A8, cluster A9, cluster A10, cluster A11, cluster A12, cluster B1, cluste8r B2, cluster B3, cluster B4, cluster B5, cluster B6, cluster B7, cluster B8, cluster B9, cluster B10, cluster B11, cluster B12, cluster B13, cluster B14, cluster B15, cluster B16, cluster B17, cluster B18, cluster B19, cluster B20, cluster B21, cluster B22, cluster B23, cluster B24, cluster B25, cluster B26, cluster B28, cluster B29, cluster B30, cluster B31, cluster B32, cluster B33, cluster B34, cluster B35, cluster B36, cluster B37, cluster B38, cluster B39, cluster B40, cluster B41, cluster B42 dan cluster B43;

g. Penyediaan ruang terbuka hijau yang terdapat di cluster B30 dan cluster B34;

h. Pengelolaan RTH meliputi penataan, pemeliharaan, pengawasan, dan pengendalian RTH yang terdapat di cluster B1, cluster B2, cluster B3, cluster B4, cluster B5, cluster B6, cluster B7, cluster B8, cluster B9, cluster B10, cluster B11, cluster B12, cluster B13, cluster B14, cluster B15, cluster B16, cluster B17, cluster B18, cluster B19, cluster B20, cluster B21, cluster B22, cluster B23, cluster B24, cluster B25, cluster B26, cluster B28, cluster B29, cluster B30, cluster B31, cluster B32, cluster B33, cluster B34, cluster B35, cluster B36, cluster B37, cluster B38, cluster B39, cluster B40, cluster B41, cluster B42 dan cluster B43; dan

i. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH yang terdapat di cluster B1, cluster B2, cluster B3, cluster B4, cluster B5, cluster B6, cluster B7, cluster B8, cluster B9, cluster B10, cluster B11, cluster B12, cluster B13, cluster B14, cluster B15, cluster B16, cluster B17, cluster B18, cluster B19, cluster B20, cluster B21, cluster B22, cluster B23, cluster B24, cluster B25, cluster B26, cluster B28, cluster B29, cluster B30, cluster B31, cluster B32, cluster B33, cluster B34, cluster B35, cluster B36, cluster B37, cluster B38, cluster B39, cluster B40, cluster B41, cluster B42 dan cluster B43.

(2) Indikasi program cluster perumahan formal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tercantum dalam Lampiran XXIX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga

Indikasi Program Cluster Perumahan Non Formal

Pasal 46

(1) Indikasi program cluster perumahan non formal meliputi :

a. Koordinasi pengembangan perumahan yang terdapat di cluster C1, cluster C2, cluster D1, cluster D2, cluster D3, cluster D4, cluster D5, cluster D6, cluster D7, cluster D8,

Page 44: RAPERDA RP3KP

cluster D9, cluster D10, cluster D11, cluster D12, cluster D13, cluster D14, cluster D15, cluster D16, cluster D18, dan cluster D19;

b. Pengembangan teknologi pengolahan persampahan melalui

pengadaan komposter komunal yang terdapat di cluster C1, cluster C2, cluster D2, cluster D3, cluster D5, cluster D6, cluster D9, cluster D12, cluster D13, cluster D14, cluster D16, cluster D18, cluster D19, cluster E1, cluster E5, cluster E6, cluster E7, cluster E9, cluster E11, cluster E12, cluster E13, cluster E14, cluster E16, cluster E17, cluster E19, cluster E24, cluster E25, cluster E27, cluster E29, cluster E33, cluster E35, cluster E36, cluster E37, cluster E39, cluster E41, cluster E42, cluster F3, cluster F8, cluster G2 dan cluster G3;

c. Peningkatan pelayanan pasukan kuning dan pengembangan teknologi pengolahan persampahan yang terdapat di cluster D12, cluster E2, cluster E6, cluster E39, cluster F2 dan cluster G2;

d. Penyediaan pengelolaan sanitasi dasar melalui pengelolaan limbah cair yang terdapat di cluster G4

e. Penyediaan sarana air bersih oleh PDAM yang terdapat di cluster E13, cluster E43, cluster F1, dan cluster F2;

f. Penyediaan sarana perdagangan berupa pertokoan yang terdapat di cluster F2 dan cluster F6;

g. Pengelolaan RTH meliputi penataan, pemeliharaan, pengawasan, dan pengendalian RTH yang terdapat di cluster C1, cluster C2, cluster D2, cluster D3, cluster D5, cluster D6, cluster D9, cluster D12, cluster D13, cluster D14, cluster D16, cluster D18, cluster D19, cluster E1, cluster E5, cluster E6, cluster E7, cluster E9, cluster E11, cluster E12, cluster E13, cluster E14, cluster E16, cluster E17, cluster E19, cluster E24, cluster E25, cluster E27, cluster E29, cluster E33, cluster E35, cluster E36, cluster E37, cluster E39, cluster E41, cluster E42, cluster F3, cluster F8, cluster G2 dan cluster G3;

h. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH yang terdapat di cluster C1, cluster C2, cluster D2, cluster D3, cluster D5, cluster D6, cluster D9, cluster D12, cluster D13, cluster D14, cluster D16, cluster D18, cluster D19, cluster E1, cluster E5, cluster E6, cluster E7, cluster E9, cluster E11, cluster E12, cluster E13, cluster E14, cluster E16, cluster E17, cluster E19, cluster E24, cluster E25, cluster E27, cluster E29, cluster E33, cluster E35, cluster E36, cluster E37, cluster E39, cluster E41, cluster E42, cluster F3, cluster F8, cluster G2 dan cluster G3;

i. Pembangunan sarana dan prasarana pemakaman yang terdapat di cluster C1, cluster C2, cluster D1, cluster D2, cluster D3, cluster D4, cluster D5, cluster D6, cluster D7, cluster D8, cluster D9, cluster D10, cluster D11, cluster D12, cluster D13, cluster D14, cluster D15, cluster D16, cluster D18 dan cluster D19;

Page 45: RAPERDA RP3KP

j. Rehabilitasi atau pemeliharaan jalan yang terdapat di cluster C1, cluster C3, cluster D3, cluster D5, cluster D6, cluster D7, cluster D8, cluster D11, cluster D12, cluster D13, cluster D16, cluster D18, cluster D19, cluster E1, cluster E2, cluster E5, cluster E7, cluster E9, cluster E11, cluster E12, cluster E14, cluster E19, cluster E21, cluster E24, cluster E28, cluster E29, cluster E30, cluster E37, cluster F2, cluster F3, cluster F4, cluster F5, cluster F6, cluster F7, cluster F8 dan cluster F9;

k. Surevey kontur saluran drainase yang terdapat di cluster B6, cluster B16, cluster D2, cluster D3, cluster D8, cluster D16, cluster D17, cluster D18, cluster D19, cluster D35, cluster E11 dan cluster E35;

l. Normalisasi saluran drainase yang terdapat di cluster B6, cluster B16, cluster D2, cluster D3, cluster D8, cluster D16, cluster D17, cluster D18, cluster D19, cluster E11 dan cluster E35;

m. Peningkatan kedalaman saluran drainase yang terdapat di cluster D3, cluster D8, cluster D17, cluster D19 dan cluster D35; dan

n. Peningkatan pelayanan lampu PJU yang terdapat di cluster B38, cluster E2, cluster E14 dan cluster F6.

(2) Indikasi program cluster perumahan non formal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tercantum dalam Lampiran XXX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga

Indikasi Program Cluster Permukiman Kumuh

Pasal 47

(1) Indikasi program cluster permukiman kumuh meliputi :

a. Penataan penguasaa, kepemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang terdapat di cluster H1, cluster H2, cluster H3, cluster H4, cluster H5, cluster H6, cluster H7, cluster H8, cluster H9, cluster H10, cluster H11, cluster I1, cluster I2, cluster I3 dan cluster I4;

b. Peningkatan pelayanan jaringan air bersih oleh PDAM yang terdapat di cluster J2, cluster J3, cluster J4 dan cluster J5;

c. Peningkatan pelayanan pasukan kuning yang terdapat di cluster H1 dan cluster J1;

d. Survey kontur saluran drainase atau gorong-gorong yang terdapat di cluster J4;

e. Survey lereng atau turap di permukiman sempadan sungai yang tedrapat di cluster H1, cluster H2, cluster H3, cluster H4, cluster H5, cluster H6, cluster H7, cluster H8, cluster H9, cluster H10 dan cluster H11;

f. Normalisasi saluran drainase yang terdapat di cluster J4;

Page 46: RAPERDA RP3KP

g. Peremajaan lingkungan permukiman kumuh yang terdapat di cluster H7, cluster H9, cluster I1 dan cluster I2;

h. Pembangunan Rusunawa yang terdapat di cluster H4, cluster H6, cluster H8, cluster H10, cluster H11, cluster I3 dan cluster I4;

i. Pengelolaan RTH meliputi penataan, pemeliharaan, pengawasan, dan pengendalian RTH yang terdapat di cluster H1, cluster H2, cluster H3, cluster H4, cluster H5, cluster H6, cluster H7, cluster H8, cluster H9, cluster H10, cluster H11, cluster I1, cluster I2, cluster I3, cluster I4, cluster J1, cluster J2, cluster J3 dan cluster J4; dan

j. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH yang terdapat di cluster H1, cluster H2, cluster H3, cluster H4, cluster H5, cluster H6, cluster H7, cluster H8, cluster H9, cluster H10, cluster H11, cluster I1, cluster I2, cluster I3, cluster I4, cluster J1, cluster J2, cluster J3 dan cluster J4.

(2) Indikasi program cluster permukiman kumuh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tercantum dalam Lampiran XXXI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keempat Indikasi Program Cluster Rumah Susun

Pasal 48

(1) Indikasi program cluster rumah susun meliputi : a. Pemeliharaan dan pengelolaan berkelanjutan yang

terdapat di cluster K1, cluster K2, cluster K3, cluster L1, cluster N1 dan cluster O2;

b. Pengendalian tinggi bangunan maksimum yang terdapat di cluster K1, cluster K2, cluster K3 dan cluster L1;

c. Pengembangan asrama mahasiswa yang terdapat di cluster M1, cluster M3, cluster M4 dan cluster M5; dan

d. Renovasi asrama mahasiwa yang terdapat di cluster M2; e. Rehabilitasi rusunami yang terdapat di cluster O1; f. Pengadaan sarana dan prasarana pencegahan bahaya

kebakaran yang terdapat di cluster K1, cluster K2, cluster cluster K3, cluster L1, cluster M1, cluster M2, cluster M3, cluster M4 dan cluster M5.

(2) Indikasi program cluster rumah susun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tercantum dalam Lampiran XXXII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 47: RAPERDA RP3KP

Bagian Kelima Indikasi Program Cluster Perumahan Pemerintah

Pasal 49

(1) Indikasi program cluster perumahan pemerintah meliputi : a. Koordinasi pengembangan perumahan yang terdapat di

cluster P1, cluster P2, cluster P3, cluster P4, cluster P5, cluster P6, cluster P7, cluster P8, cluster P9, cluster P10, cluster P11, cluster P12, cluster P13 dan cluster P14;

b. Survey kontur saluran drainase atau gorong-gorong yang terdapat di cluster P2, Cluster P4, Cluster P5, Cluster P6, Cluster P11, Cluster P12, Cluster P13, Cluster P1;

c. Normalisasi saluran drainase yang terdapat di cluster P2, cluster P4, cluster P5, cluster P6, cluster P11, cluster P12, cluster P13 dan cluster P1;

d. Rehabilitasi atau pemeliharaan jalan yang terdapat di cluster P3, cluster P5, cluster P12 dan cluster P13;

e. Program Pengelolaan RTH meliputi penataan, pemeliharaan, pengawasan, dan pengendalian RTH yang terdapat di cluster P1, cluster P2, cluster P3, cluster P4, cluster P5, cluster P6, cluster P7, cluster P8, cluster P9, cluster P10, cluster P11, cluster P12, cluster P13 dan cluster P14; dan

f. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH yang terdapat di cluster P1, cluster P2, cluster P3, cluster P4, cluster P5, cluster P6, cluster P7, cluster P8, cluster P9, cluster P10, cluster P11, cluster P12, cluster P13 dan cluster P14.

(2) Indikasi program cluster perumahan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tercantum dalam Lampiran XXXIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keenam

Indikasi Program Cluster Perumahan Heritage

Pasal 50

(1) Indikasi program cluster perumahan heritage adalah mempertahankan bentuk serta fungsi bangunan di kawasan permukiman yang terdapat pada cluster Q1 dan apabila menghendaki perubahan bangunan hendaknya hanya dilakukan bagian bawah dan dalam saja.

(2) Indikasi program cluster perumahan heritage sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tercantum dalam Lampiran XXXIV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 48: RAPERDA RP3KP

BAB VIII PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN

KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN HUNIAN BERIMBANG

Bagian Kesatu

Tujuan

Pasal 51

Penyelenggaraaan perumahan dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang bertujuan untuk : a. Menjamin tersedianya rumah mewah, rumah menengah dan

rumah sederhana bagi masyarakat yang dibangun dalam satu hamparan atau tidak dalam satu hamparan untuk rumah sederhana;

b. Mewujudkan kerukunan antar berbagai golongan masyarakat dari berbagai profesi, tingkat ekonomi dan status sosial dalam perumahan, permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman;

c. Mewujudkan subsidi silang untuk penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum serta pembiayaan pembangunan perumahan;

d. Menciptakan keserasian tempat bermukim baik secara sosial dan ekonomi; dan

e. Mendayagunakan penggunaan lahan yang diperuntukan bagi perumahan dan kawasan permukiman.

Bagian Kedua

Lokasi dan Komposisi

Paragraf 1

Umum

Pasal 52

Setiap orang yang membangun perumahan dan kawasan permukiman wajib dengan hunian berimbang, kecuali diperuntukkan bagi rumah sederhana dan/atau rumah susun umum.

Pasal 53

(1) Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang harus memenuhi persyaratan lokasi dan komposisi.

(2) Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang dilaksanakan di perumahan, permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman.

(3) Perumahan, permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dengan skala sebagai berikut : a. Perumahan dengan jumlah rumah sekurang-kurangnya

50 (lima puluh) sampai dengan 1.000 (seribu) rumah;

Page 49: RAPERDA RP3KP

b. Permukiman dengan jumlah rumah sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) sampai dengan 3.000 (tiga ribu) rumah;

c. Lingkungan hunian dengan jumlah rumah sekurang-kurangnya 3.000 (tiga rumah) sampai dengan 10.000 (sepuluh ribu) rumah; dan

d. Kawasan permukiman dengan jumlah rumah lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) rumah.

Paragraf 2 Lokasi

Pasal 54

(1) Persyaratan lokasi hunian berimbang sebagaimana dimaksud dalam pasal 53 ayat (1) dilaksanakan dalam satu kota pada : a. Satu hamparan; dan b. Tidak dalam satu hamparan.

(2) Lokasi hunian berimbang dalam satu hamparan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a wajib dilaksanakan pada permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman.

(3) Lokasi hunian berimbang dalam satu hamparan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a sekurang-kurangnya menampung 1.000 (seribu) rumah.

(4) Lokasi hunian berimbang tidak dalam satu hamparan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b dapat dilaksanakan pada perumahan yang sekurang-kurangnya menampung 50 (lima puluh) rumah.

(5) Dalam hal tidak dalam satu hamparan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, maka pembangunan rumah sederhana oleh setiap orang harus memenuhi persyaratan : a. Dibangun dalam satu wilayah kota; dan b. Penyediaan akses ke pusat pelayanan dan tempat kerja.

Paragraf 3 Komposisi

Pasal 55 Komposisi sebagaimana dimaksud dalam pasal 53 ayat (1) berdasarkan : a. Jumlah rumah; dan b. Luasan lahan.

Pasal 56

(1) Komposisi jumlah rumah sebagaimana dimaksud dalam

pasal 55 huruf a merupakan perbandingan jumlah rumah sederhana, jumlah rumah menengah dan jumlah rumah mewah.

Page 50: RAPERDA RP3KP

(2) Perbandingan jumlah rumah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya 3 : 2 : 1 (tiga berbanding dua berbanding satu) yaitu 3 (tiga) atau lebih rumah sederhana berbanding 2 (dua) rumah menengah dan 1 (satu) rumah mewah.

(3) Dalam hal tidak dapat dibangun rumah sederhana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dalam bentuk rumah tunggal atau rumah deret dapat dibangun dalam bentuk rumah susun umum.

Pasal 57 (1) Komposisi luasan lahan sebagaimana dimaksud dalam pasal

55 huruf b merupakan perbandingan luas lahan untuk rumah sederhana terhadap luas lahan keseluruhan.

(2) Luasan lahan rumah sederhana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya 25% (dua puluh lima per seratus) dari luas lahan keseluruhan dengan jumlah rumah sederhana sekurang-kurangnya sama dengan jumlah rumah mewah ditambah jumlah rumah menengah.

Pasal 58 (1) Hunian berimbang rumah susun sebagaimana dimaksud

dalam pasal 52 merupakan perumahan atau lingkungan hunian yang dibangun secara berimbang antara rumah susun komersial dan rumah susun umum.

(2) Hunian berimbang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) khusus untuk rumah susun umum sekurang-kurangnya 20% (dua puluh per seratus) dari total luas lantai rumah susun komersial yang dibangun.

(3) Rumah susun umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dibangun pada bangunan terpisah dari bangunan rumah susun komersial.

(4) Rumah susun umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dibangun dalam satu hamparan dengan rumah susun komersial.

(5) Dalam hal tidak dalam satu hamparan, maka pembangunan rumah susun umum dilaksanakan oleh setiap orang harus memenuhi persyaratan : a. Dibangun dalam satu wilayah kota; dan b. Penyediaan akses ke pusat pelayanan dan tempat kerja.

Page 51: RAPERDA RP3KP

Bagian Ketiga Perencanaan, Pembangunan dan Pengendalian

Paragraf 1

Perencanaan

Pasal 59

(1) Perencanaan perumahan dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang dilakukan oleh setiap orang.

(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan untuk lokasi baru dan/atau pada lokasi pengembangan yang sebagian sudah terbangun.

(3) Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat disusun dalam satu hamparan atau tidak dalam satu hamparan.

(4) Perencanaan tidak dalam satu hamparan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) wajib diajukan oleh setiap orang yang sama.

(5) Perencanaan lokasi baru dan/atau pada lokasi pengembangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun dalam bentuk dokumen perencanaan yang menjamin terlaksananya hunian berimbang.

(6) Dokumen perencanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) sekurang-kurangnya meliputi : a. Rencana tapak; b. Desain rumah; c. Spesifikasi teknis rumah; d. Rencana kerja perwujudan hunian berimbang; dan e. Rencana kerjasama.

(7) Dokumen perencanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) wajib mendapat pengesahan dari Walikota.

Paragraf 2

Pembangunan

Pasal 60

(1) Setiap orang yang membangun perumahan dan kawasan permukiman wajib mewujudkan hunian berimbang sesuai dengan perencanaan.

(2) Pembangunan permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang hanya dilakukan oleh badan hukum bidang perumahan dan kawasan permukiman.

(3) Badan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat berupa badan hukum yang berdiri sendiri atau kumpulan badan hukum dalam bentuk kerjasama.

(4) Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat berbentuk : a. Konsorsium; b. Kerjasama operasional; dan

Page 52: RAPERDA RP3KP

c. Bentuk kerjasama lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(5) Pembangunan rumah sederhana atau rumah susun umum dalam rangka perwujudan hunian berimbang dilaksanakan secara proporsional sesuai rencana dan jadwal penyelesaian pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang tertuang dalam rencana kerja perwujudan hunian berimbang.

Paragraf 3

Pengendalian

Pasal 61

(1) Pengendalian perumahan dan kawasan permukiman dengan

hunian berimbang dilakukan pada : a. Tahap perencanaan; b. Tahap pembangunan; dan c. Tahap pengembangan.

(2) Pengendalian pada tahap perencanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a sesuai dengan dokumen perencanaan.

(3) Pengendalian pada tahap pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b meliputi : a. Perizinan; b. Penertiban; dan c. Penataan.

(4) Pengendalian pada tahap pengembangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c ditujukan bagi setiap orang yang mengajukan izin pengembangan atau perluasan perumahan dan kawasan permukiman.

Pasal 62

Pengendalian perumahan dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang sebagaimana dimaksud dalam pasal 61 dilakukan oleh satuan kerja perangkat daerah yang menangani urusan wajib bidang perumahan.

Pasal 63

Ketentuan mengenai pelaksanaan penyelenggaraan perumahan

dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang akan

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

BAB IX

KELEMBAGAAN

Pasal 64

(1) Pemerintah Daerah bertanggung jawab dalam penyusunan

dokumen RP3KP.

Page 53: RAPERDA RP3KP

(2) Untuk mendukung penyelenggaraan RP3KP, Walikota sesuai kewenangannya menunjuk dan/atau membentuk kelembagaan sesuai tahapan RP3KP, meliputi : a. Kelembagaan tahap penyusunan RP3KP; dan b. Kelembagaan tahap pemanfaatan RP3KP.

Bagian Kesatu

Kelembagaan Tahap Penyusunan RP3KP

Pasal 65

(1) Penyusunan RP3KP difasilitasi melalui Kelompok Kerja

Perumahan dan Kawasan Permukiman (Pokja PKP). (2) Pokja PKP sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibentuk

sebelum dimulainya pelaksanaan penyusunan RP3KP. (3) Pembentukan Pokja PKP ditetapkan dengan Keputusan

Walikota. (4) Ketentuan mengenai pembentukan Pokja PKP serta tugas-

tugasnya ditetapkan tersendiri dengan Peraturan Walikota.

Pasal 66

Pokja PKP sebagaimana dimaksud dalam pasal 65 ayat (1) mempunyai tugas : a. Mengkoordinasikan seluruh proses penyusunan RP3KP mulai

dari rencana kerja, pengumpulan data, analisis, perumusan rencana program dan kegiatan;

b. Membentuk Tim RP3KP; c. Memberikan arahan, masukan, saran dan petunjuk teknis

kepada tim pelaksana penyusunan dokumen RP3KP; d. Mengendalikan setiap tahap pelaksanaan penyusunan

RP3KP; e. Menghimpun dan mengkoordinasikan penyelenggaraan forum

yang dapat menggali dan menampung aspirasi masyarakat; f. Memasyarakatkan rancangan RP3KP kepada berbagai pihak

selama masa penyusunan, dalam rangka mencari umpan balik dan penyaluran aspirasi masyarakat;

g. Menyiapkan forum pembahasan sebelum RP3KP ditetapkan status hukumnya;

h. Melaporkan kemajuan setiap tahap penyusunan RP3KP kepada Walikota; dan

i. Bersama Walikota melakukan proses legalisasi RP3KP dengan DPRD.

Pasal 67

(1) Tim RP3KP sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 huruf b berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang.

(2) Tim RP3KP sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari sekurang-kurangnya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kantor Pertanahan, Badan Pusat Statistik, dan SKPD yang menangani urusan perumahan dan kawasan

Page 54: RAPERDA RP3KP

permukiman serta yang menangani urusan penaataan ruang.

Pasal 68

Ketua Pokja PKP menyampaikan dokumen RP3KP kepada Walikota sesuai kewenangannya guna diproses legalisasinya.

Bagian Kedua Kelembagaan Tahap Pemanfaatan RP3KP

Pasal 69

(1) Lembaga yang bertanggung jawab pada tahap pemanfaatan

RP3KP adalah SKPD yang membidangi perumahan dan kawasan permukiman.

(2) SKPD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai tugas : a. Mengkoordinasikan penyusunan program perumahan dan

kawasan permukiman dengan sektor terkait; b. Mengkoordinasikan pelaksanaan RP3KP secara terpadu

sebagai dasar bagi penentuan perijinan dalam pelaksanaan pembangunan dan pengambangan perumahan dan kawasan permukiman;

c. Merumuskan pelaksanaan dan mengkoordinasikan masalah-masalah yang timbul dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman serta memberikan arahan dan pemecahannya;

d. Mengkoordinasikan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang perumahan dan kawasan permukiman di daerah;

e. Membantu memaduserasikan penatagunaan tanah dan penatagunaan sumber daya alam lainnya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang terkait dengan perumahan dan kawasan permukiman;

f. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan RP3KP; dan

g. Melaporkan progress pelaksanaan RP3KP terhadap Walikota.

(3) Tata cara pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan RP3KP sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf f ditetapkan tersendiri dengan Peraturan Walikota.

BAB X

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 70

(1) Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dilakukan dengan melibatkan peran serta masyarakat.

(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan memberikan masukan dalam :

Page 55: RAPERDA RP3KP

a. Penyusunan rencana pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;

b. Pelaksanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman;

c. Pemanfaatan perumahan dan kawasan permukiman; d. Pemeliharaan dan perbaikan perumahan dan kawasan

permukiman; dan e. pengendalian penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman. (3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan dengan membentuk Forum Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Pasal 71

(1) Forum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (3) mempunyai fungsi dan tugas : a. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat; b. Membahas dan merumuskan pemikiran arah

pengembangan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman;

c. Meningkatkan peran dan pengawasan masyarakat; d. Memberikan masukan kepada pemerintah; dan e. Melakukan peran arbitrase dan mediasi di bidang

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. (2) Forum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari

unsur : a. Instansi pemerintah yang terkait dalam bidang

perumahan dan kawasan permukiman; b. Asosiasi perusahaan penyelenggara perumahan dan

kawasan permukiman; c. Asosiasi profesi penyelenggara perumahan dan kawasan

permukiman; d. Asosiasi perusahaan barang dan jasa mitra usaha

penyelenggara perumahan dan kawasan permukiman; e. Pakar di bidang perumahan dan kawasan permukiman;

dan f. Lembaga swadaya masyarakat dan/atau yang mewakili

konsumen yang berkaitan dengan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.

Pasal 72 Ketentuan lebih lanjut mengenai peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (1) dan ayat (2), serta forum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (3) dan Pasal 71 diatur dengan Peraturan Walikota.

Page 56: RAPERDA RP3KP

BAB XI PEMANTAUAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

PEMBANGUNAN PERUMAHAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Pasal 73

(1) Pemantauan merupakan kegiatan pengamatan terhadap penyelenggaraan kawasan permukiman secara langsung, tidak langsung dan/atau melalui laporan masyarakat.

(2) Pengawasan meliputi pemantauan, evaluasi dan koreksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Pengendalian pembangunan perumahan dan kawasan permukiman meliputi : a. Pengendalian pada tahap pembangunan; dan b. Pengendalian pada tahap pemanfaatan.

(4) Pengendalian pada tahap pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a dilakukan dengan mengawasi pelaksanaan pembangunan pada kawasan permukiman yang terdiri atas kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

(5) Pengendalian dilakukan untuk menjaga kualitas kawasan permukiman.

(6) Pengendalian pada tahap pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf b dilakukan dengan : a. Pemberian insentif; b. Pengenaan disinsentif; dan c. Pengenaan sanksi.

(7) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf a berupa : a. Insentif perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang perpajakan; b. Pemberian kompensasi; c. Subsidi silang; d. Pembangunan serta pengadaan prasarana, sarana dan

utilitas umum; dan e. Kemudahan prosedur perizinan.

(8) Pengenaan disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf b berupa : a. Pengenaan retribusi daerah; b. Pembatasan penyediaan prasarana, sarana dan utilitas

umum; c. Pengenaan kompensasi; dan d. Pengenaan sanksi berdasarkan undang-undang ini.

Page 57: RAPERDA RP3KP

BAB XII SANKSI

Pasal 74

(1) Ketentuan sanksi merupakan acuan dalam pengenaan sanksi terhadap : a. Pembangunan dan pengembangan perumahan dan

pengembangan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang; dan

b. Pembangunan dan pengembangan perumahan dan pengembangan permukiman yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam izin pemanfaatan ruang.

(2) Arahan pengenaan sanksi terhadap pelanggaran pembangunan dan pengembangan perumahan dan pengembangan permukiman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan dilakukan dengan pemberian sanksi administratif.

(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa : a. Peringatan tertulis; b. Pembatasan kegiatan pembangunan; c. Penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan

pelaksanaan pembangunan; d. Penghentian sementara atau penghentian tetap pada

pengelolaan perumahan; e. Penguasaan sementara oleh pemerintah (disegel); f. Kewajiban membongkar sendiri bangunan dalam jangka

waktu tertentu; g. Pembatasan kegiatan usaha; h. Pembekuan izin mendirikan bangunan; i. Pencabutan izin mendirikan bangunan; j. Pembekuan/pencabutan surat bukti kepemilikan

rumah; k. Perintah pembongkaran bangunan rumah; l. Pembekuan izin usaha; m. Pencabutan izin usaha; n. Pengawasan; o. Pembatalan izin; p. Kewajiban pemulihan fungsi lahan dalam jangka waktu

tertentu; q. Pencabutan insentif; r. Pengenaan denda administratif; dan s. Penutupan lokasi.

Page 58: RAPERDA RP3KP

BAB XIII PENYIDIKAN

Pasal 75

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi kewenangan khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana.

(2) Dalam melakukan tugas penyidikan, Pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang

adanya tindak pidana pelanggaran; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat

kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa

tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan/atau surat; e. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa

sebagai tersangka atau sanksi; f. Mendatangkan orang ahli yang dipergunakan dalah

hubungannya dengan pemeriksaan perkara; dan g. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat

petunjuk dari penyidik bahwa tidak terdapat bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka dan keluarganya.

BAB XIV

KETENTUAN PIDANA

Pasal 76

Ketentuan pidana terhadap pelanggaran rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman dalam Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XV

PENUTUP

Pasal 77

(1) Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Kawasan Permukiman berlaku selama 20 (dua puluh) tahun. (2) Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali setelah 5 (lima) tahun.

(3) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dan/atau perubahan batas

Page 59: RAPERDA RP3KP

dan/atau wilayah Daerah yang ditetapkan dengan Undang-Undang, Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.

Pasal 78

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Pasal 79

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Malang.

Ditetapkan di Malang pada tanggal 2012

WALIKOTA MALANG,

ttd.

Drs. PENI SUPARTO, M.AP

Diundangkan di Malang pada tanggal 2012 SEKRETARIS DAERAH KOTA MALANG,

ttd.

Dr. Drs. H. SHOFWAN, SH, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19580415 198403 1 012

LEMBARAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2011 NOMOR 1 SERI E

Salinan sesuai aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM,

DWI RAHAYU, SH, M.Hum.

Pembina NIP. 19710407 199603 2 003

Page 60: RAPERDA RP3KP

PENJELASAN ATAS

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MALANG

NOMOR ................ TAHUN 2012 TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN

PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

TAHUN 2013 – 2033

I. UMUM

Suatu wilayah/kawasan selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika masyarakat dan berbagai kegiatan yang ada, baik itu direncanakan maupun tidak direncanakan. Perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah/kawasan ditandai dengan tingginya intensitas kegiatan, penggunaan tanah yang semakin intensif dan tingginya mobilisasi penduduk. Perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah/kawasan menyebabkan kebutuhan lahan untuk pengembangan fisik semakin meningkat sedangkan kebutuhan lahan semakin terbatas sehingga menyebabkan daya beli perumahan tidak sesuai dengan kemampuan masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. Begitu juga dengan penyediaan parasana, sarana, dan utilitas (PSU) yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu diperlukan penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) di Kota Malang.

Tujuan penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) di Kota Malang adalah menyelenggarakan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang mengacu pada suatu kerangka penataan ruang wilayah sehingga dapat berlangsung secara tertib, terorganisir dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan peraturan dan perundangan yang berlaku. Peraturan Daerah ini memuat ketentuan pokok sebagai berikut : a. Visi dan misi pembangunan dan pengembangan perumahan

dan kawasan permukiman; b. Tujuan, kebijakan dan strategi pembangunan dan

pengembangan perumahan dan kawasan permukiman; c. Rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan

kawasan permukiman; d. Program penanganan pembangunan dan pengembangan

perumahan dan kawasan permukiman; e. Ketentuan penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman dengan hunian berimbang; f. Kelembagaan; g. Peran serta masyarakat; dan

Page 61: RAPERDA RP3KP

h. Pemantauan, pengawasan dan pengendalian pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Pasal ini memuat pengertian istilah yang dipergunakan dalam Peraturan Daerah ini. Dengan adanya pengertian tentang istilah tersebut dimaksudkan untuk mencegah timbulnya salah tafsir dan salah pengertian dalam memahami dan melaksanakan pasal-pasal yang bersangkutan sehingga para pihak yang berkaitan dengan tata ruang yang diatur dalam Peraturan Daerah ini, dalam melaksanakan hak dan kewajibannya dapat berjalan dengan lancar dan akhirnya dapat dicapai tertib administrasi. Pengertian ini diperlukan karena istilah-istilah tersebut mengandung pengertian yang baku dan teknis dalam bidang tata ruang.

Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3

Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7

Cukup jelas Pasal 8

Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

Pasal 12 Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14

Cukup jelas Pasal 15

Cukup jelas

Page 62: RAPERDA RP3KP

Pasal 16 Yang dimaksud dengan :

− Cluster adalah satuan permukiman terkecil yang secara fisik merupakan bagian terkecil dari wilayah terbangun. Cluster terdiri dari 50 (lima puluh) unit sampai dengan 300 (tiga ratus) unit (asumsi mengacu pada satu satuan perumahan tertentu);

− Perumahan formal merupakan perumahan yang dibangun oleh pengembang/developer. Perumahan ini merupakan perumahan yang direncanakan, dengan kapling rumah yang teratur mulai kapling kecil hingga kapling besar dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang kawasan perumahan yang memadai;

− Perumahan eksklusif merupakan perumahan dengan kaveling rumah yang disediakan dengan luas lahan > 500 m2;

− Perumahan non formal merupakan perumahan yang cenderung berkembang dengan sendirinya dan dikembangkan oleh penduduk. Secara umum perkembangannya cenderung tidak teratur, memiliki kondisi yang beragam, kepadatan bangunannya relatif tinggi, prasarana penunjang kurang serta pola yang ada kurang begitu teratur dengan luas kaveling bervariasi dan cenderung mengikuti pola jaringan jalan;

− Perkampungan tertata adalah perumahan yang dikembangkan secara individu oleh masyarakat akan tetapi lahan yang dibangun untuk perumahan sudah berbentuk kapling-kapling tanah dengan tipe kapling sedang. Perumahan ini mempunyai tingkat kepadatan bangunan sedang serta terdapat pengaturan garis sempadan bangunan yang sama;

− Perkampungan dalam gang adalah perumahan kampung kota yang kondisinya sudah tumbuh menjadi permukiman yang padat, baik itu kepadatan bangunannya maupun jumlah penduduknya dengan kualitas lingkungan sudah mulai mengalami penurunan karena kurang memadainya jumlah sarana dan prasarana yang tersedia dibanding jumlah penduduk yang membutuhkan dan lahan yang tersedia;

− Perkampungan pinggiran adalah perumahan yang awalnya merupakan perumahan pedesaan pada wilayah-wilayah pinggir kawasan perkotaan, yang kemudian dengan adanya pengaruh perluasan kawasan pusat kota dan kegiatan perkotaan, maka berkembang menjadi perumahan perkotaan;

− Perkampungan zona industri adalah kawasan perumahan yang masuk dalam perumahan di zona

Page 63: RAPERDA RP3KP

industri, dimana harus tersedia prasarana yang menunjang kegiatan industri;

− Permukiman di sekitar bantaran sungai adalah kawasan permukiman yang identik dengan perkampungan kumuh yang kurang memperhatikan batas-batas sempadan sungai yang diperbolehkan untuk mendirikan suatu bangunan. Permukiman ini memiliki ciri-ciri dihuni oleh warga miskin dan berpenghasilan rendah, lingkungan yang kotor, tidak sehat dan tidak teratur, fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai, kondisi rawan lingkungan fisik, yaitu rawan longsor dan banjir, banyaknya bangunan-bangunan nampak tak terurus maupun tanpa perawatan, kepadatan bangunan yang tinggi, tidak adanya jarak antara bangunan, kondisi jalan yang sempit, fasilitas drainase sangat tidak memadai sehingga mudah tergenang oleh air, fasilitas pembuangan air kotor/tinja sangat minim sekali. ada yang langsung membuang tinjanya ke saluran yang dekat dengan rumah, fasilitas penyediaan air bersih sangat minim, memanfaatkan air sumur, kebanyakan warga tidak memiliki toilet pribadi dan cenderung menggunakan toilet komunal dan beberapa syarat rumah sehat seperti ventilasi udara juga masih belum dapat terpenuhi, sehingga sangat rentan terhadap bahaya penyakit;

− Permukiman di sekitar rel kereta api adalah adalah kawasan permukiman yang identik dengan perkampungan kumuh yang kurang memperhatikan batas-batas sempadan rel yang diperbolehkan untuk mendirikan suatu bangunan. Permukiman ini mempunyai tingkat kerawanan kejahatan dan keselamatan jiwa; dan

− Permukiman padat adalahm permukiman yang memiliki ciri-ciri kepadatan bangunan yang tinggi, dapat terlihat tidak adanya jarak antara bangunan, kondisi jalan yang sempit, tidak adanya ruang terbuka hijau dan rawan terhadap kebakaran karena tidak adanya jarak antar bangunan.

Pasal 17 Linkage system adalah suatu bentuk untuk mempersatukan tingkatan kegiatan atau yang mempersatukan tingkatan kegiatan yang menghasilkan bentuk fisik suatu kota. Batas deliniasi perumahan eksklusif meliputi : a. Cluster A1 dibatasi oleh adalah Perumahan Bukit

Cemara Tidar yang terdapat di Jalan Bukit Cemara Tidar, Sebelah Barat Cluster E19 dan Sebelah Utara Cluster B1.

b. Cluster A2 dibatasi oleh adalah Perumahan Bukit dan Istana Dieng yang terdapat di Jalan Perumahan

Page 64: RAPERDA RP3KP

Istana Dieng, Jalan Perumahan Bukit Dieng Permai, Jalan Perumahan Puncak Dieng Eksklusif.

c. Cluster A3 dibatasi oleh Perumahan Permata Jingga yang terdapat di Jalan Raya Permata Jingga III dan Jalan Permata Jingga II .

d. Cluster A4 dibatasi oleh Perumahan Griyashanta Eksklusif yang terdapat di Jalan Perumahan Griyashanta Blok A-B dan Jalan Perumahan Griyashanta Blok P-M.

e. Cluster A5 dibatasi oleh Perumahan Istana Gajayana yang terdapat di Jalan Perumahan Istana Gajayana dan Sebelah Barat Cluster B53.

a. Cluster A6 dibatasi oleh Perumahan Permata Hijau yang terdapat di Jalan Perumahan Permata Hijau A, Sungai Kasin dan Sebelah Barat D7.

f. Cluster A7 dibatasi oleh Perumahan Pondok Blimbing Indah yang terdapat di Jalan Pondok Blimbing Indah Utara, Saluran Drainase , Sungai Sari, Jalan Puri Palma V, Jalan Puri Palma VIII, Jalan Puri Niaga, Jalan Blimbing Indah Timur XXII, Jalan Blimbing Indah Timur XXIII, Jalan Blimbing Indah Timur XXIV, Jalan Blimbing Indah Selatan XII, Jalan Blimbing Indah Selatan, Sungai Kajar, dan Jalan Raya Panjisuroso.

g. Cluster A8 dibatasi oleh Perumahan River Side yang terdapat di Sebelah Utara Cluster F1, Jalan River Side Estate, Saluran Drainase, Sungai Mewek, Batas Kecamatan dan Batas Kota Malang.

h. Cluster A9 dibatasi oleh Perumahan Puncak Buring Indah yang terdapat di Saluran Drainase, Jalan Puncak Buring Indah V, Jalan Puncak Buring Indah XII, Jalan Raya Puncak Buring Indah, Jalan Puncak Buring Indah I dan Sebelah Timur Cluster E43.

i. Cluster A10 dibatasi oleh Perumahan Casablanca yang terdapat di Sebelah Selatan Cluster E45 dan Sebelah Utara Cluster B21.

j. Cluster A11 dibatasi oleh Perumahan De Rumah yang terdapat di Sebelah Selatan Cluster H7, Jalan Cipanas, Cianjur, Jalan Veteran dan Jalan Cibogo.

k. Cluster A12 dibatasi oleh Perumahan Ijen Nirwana Residence yang terdapat di Jalan Mandalika, Sebelah Selatan dan Barat Cluster E32, Jalan I.R. Rais, Sebelah Timur Cluster E33 dan Jalan Raya Langsep.

Pasal 18 Perumahan kaveling campuran adalah merupakan perumahan yang dibangun oleh pengembang (developer) dengan kaveling yang disediakan mulai kaveling besar hingga kecil.

Page 65: RAPERDA RP3KP

Batas deliniasi perumahan kaveling campuran meliputi : a. Cluster B1 dibatasi oleh Perumahan Tidar yang

terdapat di Jalan Bukit Cemara Tidar, Jalan Candi V, Jalan Tidar Atas, Jalan Himalaya, Jalan Puncak Tidar, Jalan Puncak Himawan, Jalan Gambuta, Jalan Raya Tidar, Jalan Simpang Tidar, Jalan Terusan Tidar Sakti, Sebelah Utara Cluster G3, Sungai Sukun, Jalan Simpang Tinombala, Jalan Tambora, Jalan Soputan, Jalan Leuser, Sungai Metro, Jalan Kendeng, Jalan Villa Tidar Indah, Sungai Curah Puring, dan Batas Kota Malang.

b. Cluster B2 dibatasi oleh Perumahan Sigura-Gura yang terdapat di Jalan Pondok Alam Sigura-gura, Sungai Kutuk, Saluran Drainase, Jalan Bendungan Sigura-gura, Jalan Bendungan Kedungombo, Jalan Bendungan Tangga, Jalan Bendungan Sutami, Sebelah Utara Cluster G3.

c. Cluster B3 dibatasi oleh Perumahan Bandulan Permai yang terdapat di Jalan Bandulan Permai, Sebelah Selatan Cluster E21 dan Sebelah Utara Cluster E23.

d. Cluster B4 dibatasi oleh Perumahan Bandulan yang terdapat di Sebelah Barat Sungai Metro, Jalan Bandulan Gg. 8 Blok D, Jalan Perumahan Bandulan.

e. Cluster B5 dibatasi oleh Perumahan Sukun Pondok Indah yang terdapat di Jalan Perumahan Sukun Pondok Indah dan Sebelah Timur Cluster E23.

f. Cluster B6 dibatasi oleh Perumahan Janti Regency yang terdapat di Jalan S. Supriyadi, Sebelah Selatan Cluster D7 dan D16, Jalan Janti Barat dan Sebelah Utara Cluster E25.

g. Cluster B7 dibatasi oleh Perumahan Gadang Residence yang terdapat di Jalan Perumahan Gadang Residence, Saluran Drainase, Sebelah Barat Cluster E28, Jalan Kolonel Sugiono dan Jalan Sasuit Tubun.

h. Cluster B8 dibatasi oleh Perumahan Gadang Sakinah yang terdapat di Jalan Kolonel Sugiono, Jalan Gadang Gg. XXI C, Sungai Brantas, dan Sebelah Utara Cluster E26.

i. Cluster B9 dibatasi oleh Perumahan Delta Dieng yang terdapat di Jalan Perumahan Puncak Dieng Eksklusif, Saluran Draianse, Jalan Bukit Dieng, Jalan Pisang Agung, Jalan Perumahan Bukit Dieng Permai dan Jalan Perumahan Istana Dieng dan Jalan Perumahan Bukit Dieng Permai.

j. Cluster B10 dibatasi oleh Perumahan Sun Flower yang terdapat di Jalan Bandulan, Jalan Tebo

Page 66: RAPERDA RP3KP

Utara, Jalan Mulyosari dan Sebelah Barat Cluster E22.

k. Cluster B11 dibatasi oleh Perumahan Hill Park yang terdapat di Jalan Bandulan Barat dan Gudang/Industri.

l. Cluster B12 dibatasi oleh Perumahan Mulyorejo Mandiri yang terdapat di Sebelah Barat Cluster F5 dan Sebelah Timur Terminal Mulyorejo.

m. Cluster B13 dibatasi oleh Perumahan Griyo Muslim yang terdapat di Sebelah Barat Sungai Gludeng.

n. Cluster B14 dibatasi oleh Perumahan Graha Kartika yang terdapat di Jalan Pelabuhan Tanjung Priok dan Sebelah Timur Cluster F6.

o. Cluster B15 dibatasi oleh Perumahan Puri Kartika Asri yang terdapat di Jalan Raya Arjowinangun, Saluran Drainase, Sebelah Timur Cluster F8, dan Jalan Serayu.

p. Cluster B16 dibatasi oleh Perumahan Puri Cempaka Putih yang terdapat di Jalan Mayjend. Sungkono, Jalan Puri Cempaka Putih, dan Disekitar Perumahan adalah Lahan Pertanian.

q. Cluster B17 dibatasi oleh Perumahan Telaga Permai yang terdapat di Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang.

r. Cluster B18 dibatasi oleh Perumahan Griya Kota Asri yang terdapat Di Tengah Cluster J4 yang melewati Jalan Muharto V, Jalan Perumahan Graha Kota Asri, dan Sebelah Selatan Cluster O1.

s. Cluster B19 dibatasi oleh Perumahan Dirgantara Permai yang terdapat di Jalan Dirgantara, Jalan Dirgantara I, dan Jalan Ki Ageng Gribig, Kelurahan Lesanpuro.

t. Cluster B20 dibatasi oleh Perumahan Sawojajar yang terdapat di Jalan Dirgantara, Jalan Danau Maninjau, Jalan Danau Maninjau Barat, Jalan Mendana Barat, Jalan Raya Sawojajar, Jalan Terusan Wisnu Whardana, Jalan Danau Limboto, Jalan Danau Limboto Timur II, Jalan Danau Yamur, Jalan Danau Semayang, Jalan Paniai Utara, Jalan Danau Jongge, Jalan Ki Ageng Gribig, Jalan Selat Karimata, Jalan Selat Sunda.

u. Cluster B21 dibatasi oleh Cluster E45 dan Perumahan Casablanca di sebelah utara, Jalan Baran Tempuran, sungai dan Kecamatan Pakis.

v. Cluster B22 dibatasi oleh Cluster E45 di sebelah utara dan barat, Jalan Sampurna, dan sungai.

w. Cluster B23 dibatasi oleh Jalan lingkungan Lembayung VII, jalan lokal sekunder Lembayung, Jalan lokal sekunder Parseh Jaya, dan jalan lokal sekunder Bayam.

Page 67: RAPERDA RP3KP

x. Cluster B24 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder Nusakambangan, jalan lokal sekunder Halmahera, cluster E24 di sebelah selatan dan barat, serta cluster D16 di sebelah barat.

y. Cluster B25 dibatasi oleh Cluster Perumahan Heritage dan Jalan lokal sekunder Simpang Wilis.

z. Cluster B26 dibatasi oleh Jalan Raya Karanglo, Kec. Singosari, sungai dan cluster F1 di sebelah selatan.

aa. Cluster B27 dibatasi oleh cluster D1 di sebelah utara, barat, dan selatan serta Jalan Simpang Teluk Grajakan.

bb. Cluster B28 dibatasi oleh sungai, cluster D18 di sebelah barat, cluster D19 di sebelah timur, dan cluster B29 di sebelah selatan.

cc. Cluster B29 dibatasi oleh B28 di sebelah utara, cluster B30 di sebelah selatan, dan cluster D18 di sebelah timur dan barat.

dd. Cluster B30 dibatasi oleh cluster D18 di sebelah timur, selatan dan barat serta cluster B29 di sebelah utara.

ee. Cluster B31 dibatasi oleh cluster F7 di sebelah barat, cluster F8 di sebelah timur dan utara, dan sungai.

ff. Cluster B32 dibatasi oleh sungai di sebelah utara, barat, selatan, dan timur.

gg. Cluster B33 dibatasi oleh cluster E7 di sebelah utara dan sungai di sebelah barat, selatan, dan timurnya.

hh. Cluster B34 dibatasi oleh cluster E6 di sebelah utara dan baratnya, cluster E7 disebelah selatannya dan sungai.

ii. Cluster B35 dibatasi oleh E6 di sebelah timur, dan sungai disebelah utara, selatan dan barat.

jj. Cluster B36 dibatasi oleh E37 di sebelah timur dan selatan serta E6 disebelah utara dan baratnya.

kk. Cluster B37 dibatasi oleh F3 di sebelah timur dan F3 di sebelah utara, barat, dan selatan.

ll. Cluster B38 dibatasi oleh sungai di sebelah utara dan cluster E3 di sebelah timur, selatan dan barat.

mm. Cluster B39 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder Joyoagung di sebelah utara dan timur, sungai dan cluster F4 di sebelah barat.

nn. Cluster B40 dibatasi oleh oleh cluster E2 di sebelah utara, dan sungai.

oo. Cluster B41 dibatasi oleh cluster F2 di sebelah selatan dan sungai.

pp. Cluster B42 dibatasi oleh cluster E1 di sebelah timur dan sungai.

Page 68: RAPERDA RP3KP

qq. Cluster B43 dibatasi oleh cluster cluster g1 di sebelah utara, Jalan Simpang Borobudur, Jalan Sudimoro dan sungai.

rr. Cluster B44 dibatasi oleh Perumahan Taman Borobudur, cluster E14 di sebelah timur dan selatan, dan Jalan Ikan Lodan serta Ikan Mas II.

ss. Cluster B45 dibatasi oleh cluster E3 di sebelah utara dan barat serta sungai di sebelah timur dan selatan.

tt. Cluster B46 dibatasi oleh perumahan Permata Jingga dan Jalan Candi Panggung, serta Jalan Sukarno Hatta.

uu. Cluster B47 dibatasi oleh cluster D4 di sebelah timur, E12 dan D6 di sbeelah selatan serta Jalan Terusan Candi Mendut dan Jalan Sukarno Hatta.

vv. Cluster B48 dibatasi oleh D5 di sebelah selatan dan D4 di sebelah barat, Jalan Candi Telogowangi dan Terusan Bantaran.

ww. Cluster B49 dibatasi oleh cluster E13 di sebelah selatan dan sungai di sebelah utara, timur, dan barat.

xx. Cluster B50 dibatasi oleh Perumahan Permata Jingga, cluster E3 di sebelah selatan dan barat serta sungai di sebelah barat.

yy. Cluster B51 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder Candi Mendut Barat, Jalan Candi Mendut Barat IV Jalan lingkungan Candi Mendut VI A, Jalan lingkungan Candi Mendut VI E serta Jalan lingkungan Candi Mendut VI.

zz. Cluster B52 dibatasi oleh sungai di sebelah utara dan barat, Jalan lokal sekunder Sunan Kalijaga, Jalan lokal sekunder Raya Sigura Barat. Dan Jalan Candi VI.

Pasal 19

Perkampungan kaveling besar adalah kawasan perumahan non formal yang awalnya merupakan lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi kawasan perumahan dengan tipe kaveling rumah termasuk golongan besar dan kemudian dengan bertambahnya jumlah penduduk di kawasan tersebut, maka perumahan terus terus bertambah padat namun kaveling yang dibangun tetap konsisten seperti konsep pembangunan kaveling semula. Pengelolaan kawasan perumahan tersebut saat awal pembangunan dikelola oleh developer, namun seiring berjalannya waktu dimana kaveling telah terjual semua akhirnya dikelola oleh masyarakat setempat/ masyarakat perumahan tersebut. Batas deliniasi perkampungan kavling besar meliputi : a. Cluster C1 dibatasi oleh Jalan kolektor Jenderal A.

Yani, Jalan lingkungan Teluk Gorontalo, Jalan

Page 69: RAPERDA RP3KP

lingkungan Teluk Mandar, jalan lingkungan berbatasan dengan kampong pinggiran F1.

b. Cluster C2 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder karya timur dan letjend sutoyo dalam, Jalan lokal sekunder Sanan, Jalan lingkungan Masjid Ridlo, Cibuni II, dan Taman Indragiri, jalan lingkungan citandui.

Pasal 20

Perkampungan tertata dengan klasifikasi rendah adalah kawasan permukiman tertata yang termasuk dalam kawasan permukiman non formal dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) pada kawasan perumahan non formal antara 170-200. Batas deliniasi perkampungan g tertata klasifikasi rendah meliputi : a. Cluster D2 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder ikan

cakalan, Jalan kolektor jenderal ahmad yani, Jalan lingkungan Ikan Mas, jalan lingkungan berbatasan dengan E34.

b. Cluster D5 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder cengger ayam, Jalan lingkungan bantaran terusan dan kedawung VIII, Jalan lokal sekunder kedawung, jalan lingkungan bantaran indah.

c. Cluster D9 dibatasi oleh Jalan koelektor raya langsep, Jalan lingkungan semangka, Jalan lokal sekunder kedawung, jalan lingkungan gading.

d. Cluster D10 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder bromo, Jalan kolektor jenderal basuki rahmat, Jalan kolektor arif rahman hakim dan kawi, jalan lokal sekunder semeru.

e. Cluster D11 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder bromo, Jalan kolektor jaksa agung suprapto, Jalanlokal sekunder patimura, jalan lokal sekunder dr. cipto.

f. Cluster D12 dibatasi oleh Jalan lingkungan janti utara, Jalan lingkungan beringin, Jalanlokal sekunder sonokeling, jalan lingkungan mauni, dan cemara .

g. Cluster D14 dibatasi oleh sungai pisang candi, Jalan kolektor raya langsep, Jalan lokal sekunder pisang candi, jalan lingkungan berbatasan dengan Perumahan Tidar.

h. Cluster D15 dibatasi oleh jalan lingkungan mergan kelapa sawit, Jalan lokal sekunder simpang langsep, Jalan lokal sekunder simpang langsep di sebelah utara dan selatan.

i. Cluster D16 dibatasi oleh jalan kolektor s supriyadi dan lingkungan s. supriyadi II, Jalan lokal sekunder nusa kambangan, Jalan lokal sekunder janti barat, Jalan lingkungan di Arif Margono.

Page 70: RAPERDA RP3KP

j. Cluster D17 dibatasi oleh Jalan lingkungan tanjung putra yudha 1, jalan lingkungan s. supriyadi II, Jalan kolektor s supriyadi, Jalan kolektor sekunder tanjung putra yudha.

k. Cluster D20 dibatasi oleh jalan lingkungan cibogo dan cikampek, jalan kolektor pandeglang, Jalan kolektor Jakarta, Jalan lingkungan terusan cikampek.

Pasal 21 Perkampungan tertata dengan klasifikasi sedang adalah kawasan permukiman tertata yang termasuk dalam kawasan permukiman non formal dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) 201-231. Batas deliniasi perkampungan tertata klasifikasi sedang meliputi : a. Cluster D3 dibatasi oleh jalan lokal sekunder candi

sari utara, simpang candi sari utara dan candi badut, jalan lingkungan candi waringin lawang dan candi bajang ratu di sebelah timur, Jalan lingkungan candi bajang ratu 1 di sebelah selatan , Jalan kolektor Borobudur dan simpang Borobudur.

b. Cluster D6 dibatasi oleh jalan kolektor soekarno hatta, jalan lokal sekunder cengger ayam, Jalan lokal sekunder kalpataru dan dewandaru serta jalan lingkungan tapak doro, Jalan kolektor Kendalsari barat dan lingkungan kendalsari gang 4.

c. Cluster D7 dibatasi oleh Perumahan Permata Hijau, Jalan lingkungan tlogomas 8 di sebelah utara dan selatan dan Sungai Brantas.

d. Cluster D8 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder Bendungan Sutami, Jalan lolak sekunder Simpang Wilis, Jombang dan Simpang Bondowoso serta jalan lingkungan Jombang III, Jalan Gading, Jalan Terusan Surabaya.

e. Cluster D13 dibatasi oleh Jalan lingkungan Ketapang, Jalan lolak sekunder Halmahera, Jalan lingkungan Taman Riau, Jalan lingkungan Kangean.

f. Cluster D18 dibatasi oleh Sungai Kedungkandang, jalan lingkungan Hamid Rusdi Timur 7 dan jalan lingkungan Mahakam serta Batanghari, Jalan lingkungan Bango, Leksi Utara, dan Perumahan Taman Sulfat, Jalan lingkungan Taman Riau, Jalan lingkungan Sungai Musi, Sungai Serayu, dan Bengawan Solo.

g. Cluster D19 dibatasi oleh Perumahan Taman Sulfat di sebelah barat dan selatan, Jalan lokal sekunder Simpang Sulfat Utara dan sungai.

Page 71: RAPERDA RP3KP

Pasal 22

Perkampungan dalam gang dengan klasifikasi rendah adalah kawasan perkampungan dalam gang yang termasuk dalam kawasan permukiman non formal dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) pada kawasan perumahan non formal antara 170-200.

Batas deliniasi perkampungan dalam gang klasifikasi rendah meliputi : a. Cluster E5 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder Tata

Surya dan Perumahan Dosen Universitas Brawijaya, Jalan lingkungan Kembang Desember dan Perum Griya Tanggul Sari, Perumahan Dinoyo Permai, Jalan lingkungan Sasano dan lokal sekunder Saxophone.

b. Cluster E8 dibatasi oleh Sungai Merjosari, Perumahan Istana Gajayana, jalan lokal sekunder Simpang Gajayana, dan UIN, Perumahan Pondok Alam Sigura-Gura, Jalan lokal sekunder Joyo Utomo, Joyo Tambaksari, dan Simpang Gajayana.

c. Cluster E11 dibatasi oleh Jalan lingkungan Kuping Gajah dan Kembang Turi, Jalan kolektor Soekarno Hatta, Jalan lingkungan Kembang Turi dan Bunga Remujung, Jalan lingkungan Pisang Kipas Dalam dan Bunga Kertas.

d. Cluster E12 dibatasi oleh Perumahan Griyashanta, Perumahan Cengger Ayam, Jalan Bendungan Songgolangit, Perumahan Papa-papa.

e. Cluster E15 dibatasi oleh Jalan lingkungan Ikan Sepat, Ikan Mas, Simpang Borobudur Utara, Ikan Hiu dan Perumahan Tunjung Sekar, Jalan A. Yani, Jalan lokal sekunder Simpang Borobudur, Jalan lingkungan Sumpil II.

f. Cluster E17 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder Bunga Dewandaru, dan jalan lingkungan Bunga Mondokaki, serta Tapak Doro, Jalan lingkungan Terusan WIjaya Kusuma Atas dan Bunga Pinang serta Bunga Melati, Jalan lingkungan Taman Nusa Indah dan Bunga Pinang Tua, Jalan lokal sekunder Kalpataru.

g. Cluster E19 dibatasi oleh Perumahan Bukit Cemara Tidar di sebelah barat dan selatan, Jalan lingkungan Candi Blok VI, Jalan lingkungan Candi V.

h. Cluster E24 dibatasi oleh Sungai Sukun, Perum Taman Janti, Jalan lokal sekunder Simpang Kepuh dan Sungai Sukun, Jalan kolektor Kelayatan.

i. Cluster E25 dibatasi oleh Sungai Sukun dan rel kereta api, Perum Taman Janti, Jalan lingkungan Pondok Lestari Indah, Sungai Sukun dan Jalan lokal sekunder Simpang Kepuh.

Page 72: RAPERDA RP3KP

j. Cluster E26 dibatasi oleh Rel kereta api, Perum Gadang Regency, Perum Kebonsari Indah dan Jalan lokal sekunder Lowokdoro, perbatasan dengan Kec. Pakisaji, Sungai Sukun dan Jalan lokal sekunder Simpang Kepuh.

k. Cluster E27 dibatasi oleh Jalan kolektor Kolonel Sugiono, jalan lingkungan Kecipir, Perumahan Gadang Sakinah Permai, Jalan lingkungan Kolonel Sugiono I.

l. Cluster E29 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder Bareng Raya, jalan lingkungan Arif Rahman Hakim dan lingkungan Kauman, Jalan kolektor Ade Irma Suryani , Jalan kolektor Kawi dan Arif Rahman Hakim.

m. Cluster E33 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder Jupri dan Terusan Mergan Raya, jalan lingkungan Parkit Utara, Cucakrawa dan IR. Rais 9, Jalan lingkungan Tanjung Putra Yudha, Jalan kolektor IR. Rais.

n. Cluster E34 dibatasi oleh Sungai, jalan lingkungan Parkit Utara, Cucakrawa dan IR. Rais 9, Jalan lokal sekunder Ikan Cakalang, Perumahan River Side.

o. Cluster E37 dibatasi oleh Perumahan Sawojajar, Sungai, Jalan lingkungan Lesanpuro II, Jalan lingkungan Ki Ageng Gribig gg. Miraje.

p. Cluster E39 dibatasi oleh Perumahan Sawojajar dan sungai.

q. Cluster E40 dibatasi oleh Sungai dan Jalan Kolonel Sugiono I, Jalan kolektor Mayjend Sungkono, jalan lokal sekunder Lembayung, Sungai.

r. Cluster E42 dibatasi oleh sungai dan jalan lokal sekunder Parseh Jaya.

s. Cluster E43 dibatasi oleh Sungai dan jalan kolektor mayjend sungkono, Jalan lingkungan Semar Putih, Jalan lokal sekunder Raya Desa Babaran.

Pasal 23

Perkampungan dalam gang dengan klasifikasi sedang adalah kawasan perkampungan dalam gang yang termasuk dalam kawasan permukiman non formal dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) antara 201-231.

Batas deliniasi perkampungan dalam gang klasifikasi sedang meliputi :

a. Cluster E1 dibatasi oleh Sungai dan Perumahan Puri Dewata, Perumahan Ikan Nus-Mas, Perumaahan Griya Sejahtera II.

b. Cluster E3 dibatasi oleh Perumahan Akordion dan Jalan lingkungan Kembang Desember, Perumahan Golden Palma Estate dan Perumahan Permata Jingga, sungai, Jalan lingkungan Harmonika.

Page 73: RAPERDA RP3KP

c. Cluster E6 dibatasi oleh Jalan lingkungan Topaz dan Jalan lingkungan Telagawarna serta Tlogomas 6, Perumahan Dosen Universitas Brawijaya, Jalan lokal sekunder Tlogoindah, Jalan lingkungan Tlogomas 6.

d. Cluster E7 dibatasi oleh Jalan lingkungan Topaz dan Jalan lingkungan Telagawarna serta Tlogomas 6, Jalan kolektor Mertojoyo dan MT. Haryono, Jalan lokal sekunder Joyo Utomo, Joyo Asri, Joyo Agung dan Perumahan Joyogrand, sungai.

e. Cluster E9 dibatasi oleh Jalan kolektor Mertojoyo, Jalan kolektor MT. Haryono, Jalan kolektor Gajayana dan lokal sekunder Joyo Tambaksari , Jalan kolektor Mertojoyo.

f. Cluster E13 dibatasi oleh Perumahan Permata Jingga, Perumahan Taman Borobudur, Jalan kolektor Sukarno Hatta, dan sungai.

g. Cluster E14 dibatasi oleh Sungai, Jalan kolektor Galunggung, Jalan lokal sekunder Pisang Candi Barat dan lingkungan Simpang Dieng 2 , Jalan lingkungan Soputan.

h. Cluster E16 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder Kedawung, lingkungan Kedawung VIII, Kedawung XII dan Bantaran III, Bantaran Terusan, Jalan lingkungan Candi Sari VI dan Perumahan Candi Mendut Selatan, Jalan kolektor letjend S. Parman, Jalan lingkungan Bunga Wijaya Kusuma dan Balean Barat, Perumahan Soekarno Hatta Indah dan kolektor Sukarno Hatta Indah.

i. Cluster E21 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder Moh. Juki, Jalan lokal sekunder Tebo Selatan dan sungai, Jalan lingkungan Bunga Wijaya Kusuma dan Balean Barat, dan sungai.

j. Cluster E28 dibatasi oleh Sungai dan Perumahan Taman Janti, Jalan kolektor Kolonel Sugiono, Perumahan Gadang regency, Jalan Gadang Asri.

k. Cluster E30 dibatasi oleh jalan lokal sekunder Belakang RSU dan Diponegoro, Jalan lokal sekunder trunojoyo dan cokroaminoto, Perumahan Gadang Regency, Jalan Tamrin.

l. Cluster E31 dibatasi oleh jalan kolektor ARif Margono dan jalan lingkungan Arif Margono V, Jalan kolektor Sersan Harun, Piere tendean, Laksamana Martadinata dan jalan lingkungan Laksamana Martadinata II, Jalan lokal sekunder irian Jayan dan Nusa Kambangan, Jalan kolektor Ade Irma Suryani.

m. Cluster E36 dibatasi oleh jalan lokal sekunder Tumbal Negara, Sungai, Jalan lokal sekunder Melati dan SAmpurna Barat serta jalan lingkungan

Page 74: RAPERDA RP3KP

Ki Ageng Gribig I, Perumahan Sawojajar, Jalan lokal sekunder Wisnuwardhana, Melati.

n. Cluster E41 dibatasi oleh Sungai, Jalan lingkungan Parseh Jaya, Jalan lokal sekunder Lembayung.

Pasal 24

Perkampungan dalam gang dengan klasifikasi tinggi adalah kawasan perkampungan dalam gang yang termasuk dalam kawasan permukiman non formal dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) antara 232-262. Batas deliniasi perkampungan dalam gang klasifikasi tinggi adalah Cluster E2 dibatasi oleh Jalan lokal sekunder SImpang KH Yusuf, sungai, dan Perumahan Tasikmadu Permai

Pasal 25

Perkampungan pinggiran dengan klasifikasi rendah adalah kawasan perkampungan pinggiran yang termasuk dalam kawasan permukiman non formal dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) pada kawasan perumahan non formal antara 170-200.

Batas deliniasi perkampungan pinggiran klasifikasi rendah meliputi : a. Cluster F5 dibatasi oleh Sungai dan Jalan lokal

sekunder Moh Juki serta Tebo Selatan di sebelah barat dan sungai di sebelah timur, utara, dan selatan.

b. Cluster F8 dibatasi oleh Jalan kolektor Raya Arjowinangun dan lokal sekunder Sekar Sari, Perumahan Asabri Arjowinangun dan Jalan lokal sekunder Wonorejo, Jalan lingkungan Mayjend Sungkono, Jalan lingkungan Arjowinangu.

Pasal 26

Perkampungan pinggiran dengan klasifikasi sedang adalah kawasan perkampungan pinggiran yang termasuk dalam kawasan permukiman non formal dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) antara 201-231. Batas deliniasi perkampungan pinggiran klasifikasi sedang meliputi : a. Cluster F6 dibatasi oleh Sungai di sebelah utara,

timur, barat, dan selatan serta Perumahan Pelabuhan Tanjung Emas di sebelah utara.

b. Cluster F6 dibatasi oleh Sungai, jalan kolektor Raya Tlogowaru dan Perumahan Puri Cempaka Putih, Batas Kota Malang dengan Kec. Tajinan, Sungai dan jalan lokal sekunder Sekar Putih.

c. Cluster F10 dibatasi oleh Rel Kereta Api, Jalan lingkungan L.A Sucipto Gang Makam dan sungai,

Page 75: RAPERDA RP3KP

Perumahan Tenaga Baru , jalan lokal seunder Simpang Tenaga Baru dan jalan lingkungan Telaga Utara. Perumahan Pondok Belimbing Indah dan Perumahan Teluk Grajakan serta Jalan Jalan lokal sekunder R. Panji Suroso dan Teluk Grajakan.

Pasal 27 Perkampungan pinggiran dengan klasifikasi tinggi adalah kawasan perkampungan pinggiran yang termasuk dalam kawasan permukiman non formal dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) antara 232-262. Batas deliniasi perkampungan pinggiran klasifikasi tinggi meliputi : a. Cluster F1 dibatasi oleh Sungai di sebelah barat dan

timur serta utara, Perumahan Griya Damai Sejahtera dan Jalan lingkungan Teluk Pelabuhan Ratu, dan terminal Arjosari dan Perumahan Karanglo Indah juga di sebelah utara.

b. Cluster F2 dibatasi oleh sungai di sebelah barat dan timur, Perumahan Tasikmadu Permai, sungai dan Jalan Karanglo (Kec. Karangploso) di sebelah utara.

c. Cluster F3 dibatasi oleh Sungai, Universitas Muhamaddiyah Malang, Perumahan Bukit Cemara Tujuh, Sungai dan Jalan Karanglo (Kec. Karangploso).

Pasal 28 Perkampungan zona industri dengan klasifikasi rendah adalah kawasan perkampungan di zona industri yang termasuk dalam kawasan permukiman non formal dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) pada kawasan perumahan non formal antara 170-200. Batas deliniasi perkampungan zona industri klasifikasi rendah meliputi : a. Cluster G1 dibatasi oleh Perumahan Ikan Duyung-

Cucut, Jalan lingkungan Sumpil I, Perumahan Borobudur Agung, Perumahan Ikan Mujair- Mas dan jalan lingkungan Sumpil II.

b. Cluster G2 dibatasi oleh Jalan lingkungan Taman Indragiri dan Jalan lingkunga n Serayu, Jalan lokal sekunder Sanan, Jalan lingkungan Bango dan Leksi Utara, Jalan lingkungan Masjid Richo dan Jalan Cibuni III.

c. Cluster G3 dibatasi oleh Sungai, Jalan lokal sekunder Bendungan Sutami, Perumahan Tidar, Jalan lingkungan Bendungan Sigura-gura.

Pasal 29

Perkampungan zona industri dengan klasifikasi sedang adalah kawasan perkampungan zona industri yang termasuk dalam kawasan permukiman non

Page 76: RAPERDA RP3KP

formal dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) antara 201-231. Batas deliniasi perkampungan zona industri klasifikasi sedang adalah Cluster G4 dibatasi oleh Jalan lingkungan MT Haryono 11 A, Jalan lingkungan MT Haryono 5 dan sungai, Jalan kolektor MT Haryono, Jalan lingkungan MT. Haryono 9F.

Pasal 30 Permukiman di sekitar bantaran sungai dengan klasifikasi rendah adalah kawasan permukiman sempadan sungai yang termasuk dalam kawasan permukiman kumuh dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) antara 200-240. Batas deliniasi Permukiman di sekitar bantaran sungai dengan klasifikasi rendah adalah H1 di batasi oleh Perumahan Istana Gajayana atau cluster A5 di sebelah utara, Kampus UIN, Jalan kolektor Gajayana dan sungai di sebelah barat.

Pasal 31

Permukiman di sekitar bantaran sungai dengan klasifikasi sedang adalah kawasan permukiman sempadan sungai yang termasuk dalam kawasan permukiman kumuh dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) antara 241-281. Batas deliniasi Permukiman di sekitar bantaran sungai dengan klasifikasi sedang meliputi : a. Batas deliniasi Cluster H2 adalah Jalan lingkungan

MT Haryono V, Jalan kolektor Sukarno Hatta, Jalan kolektor MT. Haryono, dan sungai di sebelah timur.

b. Batas deliniasi Cluster H3 adalah Jalan Raya Dieng, Jalan SImpang Dieng I, sungai di sebelah barat, dan Jalan Raya Bandulan.

c. Batas deliniasi Cluster H5 adalah cluster H6 di sebelah utara, cluster J4 dan E35 di sebelah selatan, dan cluster E39 di sebelah timur.

d. Batas deliniasi Cluster H7 adalah sungai di sebelah timur, Jalan Sukarno Hatta, dan Jalan Mayjen Panjaitan serta Jalan Brigjend S. Riyadi.

e. Batas deliniasi Cluster H9 adalah sungai di sebelah utara dan barat, Jalan Trunojoyo, dan Jalan Panglima Sudirman.

Pasal 32 Yang dimaksud dengan :

− Permukiman di sekitar bantaran sungai dengan klasifikasi tinggi adalah kawasan permukiman sempadan sungai yang termasuk dalam kawasan permukiman kumuh dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi

Page 77: RAPERDA RP3KP

prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) antara 282-323; dan

− Rusunawa adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal dan vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bagian-bersama, benda-bersama dan tanah bersama dengan sistem sewa.

− Batas deliniasi Permukiman di sekitar bantaran sungai dengan klasifikasi tinggi meliputi : a. Batas deliniasi Cluster H4 adalah sungai di

sebelah timur, Jalan Aris Munandar II, dan Jalan Gatot Subroto.

b. Batas deliniasi Cluster H6 adalah sungai di sebelah timur, Jalan Gatot Subroto, Jalan Muharto, dan Jalan Juanda.

c. Batas deliniasi Cluster H8 adalah sungai di sebelah timur, Jalan Jaksa Agung Suprapto, dan RSU Saiful Anwar.

d. Batas deliniasi Cluster H10 adalah sungai di sebelah barat, timur, dan utara, dan cluster E23di sebelah selatan.

e. Batas deliniasi Cluster H11 adalah sungai di sebelah barat, Jalan lokal sekunder Tampak Siring, Jalan lokal sekunder Tirtagangga, dan Jalan lingkungan Gilimanuk IX.

Pasal 33

Permukiman di sekitar rel kereta api dengan klasifikasi sedang adalah kawasan permukiman sempadan rel keret api yang termasuk dalam kawasan permukiman kumuh dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) antara 241-281.

Pasal 34

Permukiman di sekitar rel kereta api di Kota Malang dengan klasifikasi tinggi adalah kawasan permukiman sempadan rel keret api yang termasuk dalam kawasan permukiman kumuh dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) antara 282-323. Batas deliniasi permukiman di sekitar rel kereta api dengan klasifikasi sedang meliputi : a. Batas deliniasi Cluster I1 adalah Jalan lingkungan

L.A Sucipto Gang Perusahaan, lingkungan Setia Budi, dan lingkungan L.A Sucipto Gang Sepur.

b. Batas deliniasi Cluster I2 adalah jalan lingkungan Laksamana Martadinata dan jalan lingkungan Gatoto Subrotodi sebelah timur, cluster E35 dan H5

Page 78: RAPERDA RP3KP

di sebelah barat, serta jalan Kebalen Wetan di sebelah selatan.

Pasal 35 Kawasan permukiman padat dengan klasifikasi rendah adalah kawasan permukiman padat yang termasuk dalam kawasan permukiman kumuh dengan nilai interval berdasarkan hasil pembobotan dari kondisi prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) antara 200-240. Batas deliniasi permukiman di sekitar rel kereta api dengan klasifikasi sedang meliputi : a. Batas deliniasi Cluster J1 adalah cluster H11 di

sebelah barat, Jalan Hasanudin, Jalan Tretes Selatan, dan Jaksa Agung I, serta Jalan lokal seunder Kaliurang.

b. Batas deliniasi Cluster J2 adalah Jalan Juanda, Jalan Untung Suropati, dan Perumahan DInas Ksatrian.

c. Batas deliniasi Cluster J3 adalah Perumahan Asabri Kota Asri di sebelah selatan, Jalan Untung Suropati, dan sungai di sebelah barat.

d. Batas deliniasi Cluster J4 adalah Jalan Muharto di sebelah utara, sungai di sebelah barat, timur, dan selatan.

Pasal 36 Cukup jelas

Pasal 37

Apartemen adalah gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, terdiri atas bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah vertikal dan horizontal dengan sistem kepemilikan berupa sistem sewa maupun sistem milik dan setiap bagian kepemilikan terdiri atas kamar, dining room, living room, dan pantry.

Pasal 38 Yang dimaksud dengan :

− Kondominium adalah pemilikan bangunanyang terdiri atas bagian-bagian yang masing-masing merupakan satu kesatuan yang dapat digunakan dan dihuni secara terpisah serta dimiliki individual berikut bagian-bagian lain dari bangunan itu dimana fungsinya digunakan secara bersama; dimiliki bersama oleh pemilik bagian masing-masing; dan

− Kondominium hotel atau Condotel menggunakan sistem kepemilikan seperti hotel namun penghuni kamar dapat menikmati suasana hunian apartemen yang biasanya dilengkapi dengan dapur, ruang tamu, pantry dan dining room.

Pasal 39 Rumah susun pendidikan adalah rumah susun yang diperuntukkan untuk kalangan pelajar atau mahasiswa.

Page 79: RAPERDA RP3KP

Pasal 40

Rumah susun pertahanan dan keamanan adalah rumah susun yang diperuntukkan untuk anggota dari institusi tersebut, antara lain TNI/Polri

Pasal 41 Rumah susun aset pemerintah kota adalah rumah susun yang diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan memanfaatkan lahan dari aset perkotaan.

Pasal 42 Perumahan pemerintah adalah perumahan yang disediakan oleh instansi tertentu.

Pasal 43 Perumahan heritage adalah bangunan peninggalan-peninggalan warisan budaya pada zaman dulu.

Pasal 44 Cukup jelas

Pasal 45 Cukup jelas

Pasal 46

Penerangan Jalan Umum (PJU) adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri/kanan jalan dan/atau di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan, jalan layang, jembatan, dan jalan di bawah tanah.

Pasal 47 Cukup jelas

Pasal 48

Pengelolaan dan pemeliharaan berkelanjutan adalah upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan atau mengurangi dampak negatif yang timbul, serta meningkatkan dampak positif yang timbul terhadap lingkungan hunian. Pengelolaan dan pemeliharaan berkelanjutan ditujukan terhadap perumahan formal yang pemeliharaan PSU dikelola oleh pihak developer/pengembang dan perumahan non formal.

Pasal 49 Cukup jelas

Pasal 50

Cukup jelas Pasal 51

Cukup jelas Pasal 52

Cukup jelas Pasal 53

Cukup jelas Pasal 54

Cukup jelas Pasal 55

Cukup jelas

Page 80: RAPERDA RP3KP

Pasal 56 Cukup jelas

Pasal 57 Cukup jelas

Pasal 58

Cukup jelas Pasal 59

Cukup jelas Pasal 60

Cukup jelas Pasal 61

Cukup jelas Pasal 62

Cukup jelas Pasal 63

Cukup jelas Pasal 64

Cukup jelas Pasal 65

Cukup jelas Pasal 66

Cukup jelas Pasal 67

Cukup jelas Pasal 68

Cukup jelas Pasal 69

Cukup jelas Pasal 70

Cukup jelas Pasal 71

Cukup jelas Pasal 72

Cukup jelas Pasal 73

Cukup jelas Pasal 74

Cukup jelas Pasal 75

Cukup jelas Pasal 76

Ketentuan peraturan perundang-undangan dimaksud sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Pasal 77 Cukup jelas

Pasal 78 Cukup jelas

Pasal 79 Cukup jelas