Pendampingan Teknis Dalam Implementasi UU Desa · 2019-05-14 · Tujuan dan Pendekatan Studi...
-
Upload
truongnguyet -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Pendampingan Teknis Dalam Implementasi UU Desa · 2019-05-14 · Tujuan dan Pendekatan Studi...
Pendampingan Teknis Dalam Implementasi UU DesaPotensi dan Tantangan
Village Law PASA
BBL Series29 November 2017
Studi Monitoring Implementasi UU Desa
Konteks studi
BaselineSept–Nov ‘15
Endline
April 2018Studi Kasus:ManfaatDana Desa
Mar ’17 Jul-Sep ’17
Pemantauan
Studi tematik:PendampinganDesa
Latar belakang
• Pendampingan merupakan elemen penting dalam pemberdayaan. PP No. 47/2015 merumuskan pemberdayaan sebagai memampukan desa dalammelakukan aksi bersama dalam satu kesatuan tata kelola
• Problem di desa: miskin ide (Studi Kasus, 2017) pendampingan minim?
• Pendampingan desa bukan hanya tanggung jawab pendamping profesional
• Pasal 128 PP No. 47s/2015: Pendampingan masyarakat desa secara teknisdilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota dandapat dibantu oleh tenaga pendamping profesional, kader pemberdayaanmasyarakat Desa, dan/atau pihak ketiga OPD merupakan pelaku utamapendampingan?
Tujuan dan Pendekatan Studi• Memetakan ketersediaan dan kapasitas sumberdaya pendampingan
selain PD/PLD, baik di kabupaten, kecamatan, maupun desa
Pemaparan ini difokuskan pada pendamping di luar PD/PLD untukmenggali lebih jauh mengenai supply dan demand pendampingan desa
Pendekatan kualitif, dengan metodepengumpulan data:
• Desk study• RPJMD 5 kabupaten• RPJMDes 10 desa
• Wawancara mendalam• 60 pihak OPD• 10 kecamatan• 36 orang pendamping lapangan (TA & PD UUDes,
PPL, bidan desa, pembina/fasilitator program)• 10 orang kepala desa (8 kades aktif, 1 Pjs kades, 1
mantan kades)• 11 orang perangkat desa• 4 kelompok warga
• Menggali kebutuhan pendampingan pembangunan desa
• Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemenuhankebutuhan pendampinganpembangunan desa
Kabupaten dan RPJMD
Infastruktur Pelayanan Dasar
• Pembangunan infrastrukturperdesaan
• Pengembangan danpengelolaan jaringanirigasi
• Pembangunan saranaair bersih
• Lingkungan sehatperumahan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat
• Bantuan bibit, pupuk, alat pertanian
• Peningkatan sarpras
• Penerapan teknologi
• Peningkatan pemasaranhasil pertanian
• Peningkatan SDM dankelembagaan petani
Tata kelola pemerintahan
• Peningkatankapasitas aparaturdesa
• Pembinaan danfasilitasi pengelolaankeuangan desa
• 85-95% wilayah kabupaten studi merupakan wilayah perdesaan• RPJMD kabupaten Wonogiri, Ngada dan Batanghari dibuat setelah UU Desa berlaku• Di semua kabupaten, ada tiga isu terkait desa dalam pernyataan misi RPJMD:
Temuan 1: Pelaksanaan program hanya menempatkan desa sebagailokus kegiatan sehingga tidak ditemukan strategi pendampingan
(1) Peningkatan infrastruktur
• Dilaksanakan pihak ketiga
• Tidak melibatkan desa
(2) Pengembangan ekonomi masyarakat
• Kegiatan insidental, lebih banyak berupa bantuan
• Tersebar di berbagai OPD, tanpa koordinasi dengan desa dan kecamatan
(3) Peningkatan tata kelola pemerintahan
• Mengarah pada “tertib administrasi”
• Asistensi dan pelatihan bagi perangkat desa
Program Pelangi Desa di Ngada
• Kabupaten Ngada menyelenggarakan Program Pelangi Desa (Pelangi Kawasan) yang diorientasikan pembangunan infrastruktur di desa
• Program Pelangi Desa menyediakan fasilitator bagidesa di tingkat kecamatan
• Semenjak UU Desa berlaku, program tersebutdiintegrasikan sebagai bagian dari ADD
Temuan 2: Rasio ketersediaan pendamping (pemerintah) terhadap jumlah desa rendah.
PENDAMPING NGA WON BNY BHR MER
Infrastruktur danPelayanan dasar
Petugas UPTD PU/PPDT NA 0.07 0.23 0.03 0.05
Pendamping Desa TI 0.06 0.02 0.08 0.05 0.02
Bidan desa 2.04 0.64 0.96 1.0 0.46
TKSK 0.09 0.10 0.09 NA 0.12
PLKB NA 0.32 0.55 0.59 0.40
Pengembanganekonomi
PPL Pertanian 0.84 0.65 0.61 0.93 1.06
PPL lainnya 0.15 0.28 0.08 0.08 0.27
Pend. Koperasi-UMKM 0.02 NA 0.01 0.03 0.06
Tata kelola Pendamping Desa Pemberdayaan 0.11 0.10 0.14 0.10 0.15
• Jumlah pendamping yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah desa: cakupanwilayah kerja terlalu luas dan kondisi geografis yang sulit
• Di sebagian kabupaten terdapat pihak ketiga yang melakukan intervensi ke desa, namun jumlah pendamping terbatas karena sasaran desanya terbatas, sesuaidengan skema programnya
Temuan 3: Pendamping yang tersedia masih terkendala masalahkualitas SDM, prasarana pendukung dan kebijakan kepala daerah
Kapasitas SDM Prasarana pendukung Kebijakan Pemda
Tingkat Pendidikan SLTA Sarana kerja terbatas Pendanaan pendampingandipotong
Usia mendekati pensiun Anggaran operasionaltidak memadai
SOTK baru: pendampingtidak lagi berwenangmenyusun rencana kerja
Keahlian terbatas: jarangpelatihan
Pemerintah daerah belum memberi perhatian serius untuk mengatasi kekurangandan peningkatan kapasitas para pendamping. Para pendamping malah banyak
ditugasi kerja administratif
Temuan 4: Masih sedikit Kepala Desa yang memilikikemampuan berpikir strategis
• Terbatasnya kemampuan kepala desa menyusun strategi secara sistematis karena:• Gagap mengidentifikasi tahapan pelaksanaan, pihak yang perlu dilibatkan,
dan bagaimana cara mimpinya dapat dilaksanakan
• Kebiasaan menjalankan kegiatan sebagai proyek
• Situasi dan Konflik yang Dihadapi
• Desa-desa belum melibatkan pendamping OPD dalam perencanaan desa.• Pendamping dicap sebagai penyalur bantuan
Hal mendasar yang juga perlu diperhatikan adalah bagaimana pendamping bisa membantu desabermimpi dan merumuskan strategi pencapaian dalam menyusun perencanaan pembangunan desa
Temuan 5: RPJMDes belum menjadi instrumen bertemunya visi kepala desa dan usulan warga
• RPJMDes sangat didominasi olehinfrastruktur. Komponenpemberdayaannya didominasi olehpengadaan.
• RPJMDes dibuat hanya sekadar formalitas, sebagai syarat pencairan DD/ADD. Padabeberapa kasus, disusun hanya oleh 1-2 orang perangkat desa.
• Visi/mimpi kepala desa justru banyakberdimensi pemberdayaan. Ragamkebutuhan pendampingan sangat luas.
Walaupun memiliki orientasi yang lebih jelas, masih sedikit kepala desa yang mampu mengkomunikasikan kepada masyarakat agar menjadi agenda bersama
Pemberdayaan Masyarakat
31%
Pemenuhan Infrastruktur
21%Pengembangan Budidaya
& Pertanian12%
Tata Kelola Desa12%
Pengembangan BUMDes
10%
Pengembangan Wisata Lokal
4%
Penataan Kawasan
6%
Afirmasi Terhadap Kelompok Marjinal
4%
Tema visi/mimpi kepala desa
“Visi kepala desa tidak bisa dipaksakan. Rencana pembangunan desa harus berasal
dari usulan masyarakat,” Kepala Desa Kalikromo, Wonogiri
Temuan 6: Proses pendampingan terhadap desa belum dilihatsebagai kerja bersama (sinergi) antarpihak
• Koordinasi antar pendamping lemah• Hanya berfokus pada tupoksi masing-masing dan tergantung program.
• Kewenangan kecamatan untuk mengkoordinasi kegiatanpendampingan di wilayahnya tidak jelas.• Pendamping OPD jarang berkoordinasi dengan kecamatan
• Kerja-kerja pendamping tidak terkoneksi dengan Pemerintah Desa(hanya sebatas pelaporan/ “mengetahui”).• Hubungan pendamping ke desa umumnya langsung ke kelompok
masyarakat.
Bagaimana Jika Ada Kasus Ini?
Mimpi Desa Beral, Kabupaten Wonogiri
Pengembangan Wisata Pesisir
Untuk mewujudkan mimpi tersebut, kadesmemikirkan beberapa strategi:
1. pembangunan sarpras pariwisata,
2. pengembangan usaha mikro (oleh-oleh),
3. pengembangan jasa pemandu wisata, dan
4. penyelesaian konflik lahan.
Kebutuhan yang multisektoral ini menuntutpendampingan dan perencanaan yang juga multisektoral dan terintegrasi
Praktikpemenuhan
kebutuhanpendampingan
selama ini
Pemdes mengatasi kekurangan pendampingandengan cara:
1. Belajar sendiri atau belajar dari pihak lain;
2. Memanfaatkan warga setempat;
3. Mencari bantuan dari supradesa dan sektorswasta
4. Memanfaatkan program LSM dan perguruantinggi di desanya
Desa Tidak Mampu Mengidentifikasi KebutuhanPendampingan
Desa perlu dibantu dalam menurunkan mimpinyake dalam strategi dan kebutuhan pendampingsecara lebih operasional
• Membangun channeling• Menyusun database/pemetaan
Layanan Pendampingan
Fungsi channeling mengekspansipelibatan tenaga ahli di luar yang sudah ada
Rekomendasi
Desa mampumengidentifikasi, tetapi
tidak tahu cara mengakses
Kebutuhan desasangat spesifik
Desa mampumengidentifikasi dantahu cara mengakses
Supply tersedia
Supply ada namuntidak memadai
Supply tidaktersedia
Peningkatan kualitas dan kuantitaspendamping (selain Pendamping Desa)
Kebutuhan Ketersediaan Rekomendasi
Masalah/Kebutuhan Pemerintah Desa Pemerintah Kabupaten Pemerintah Pusat
Desa tidak mampumenyusun strategi dankebutuhan pendampingan
Pengorganisasianwarga bersamapendamping
• Fasilitasi perumusan strategi pencapaian mimpidesa oleh pendamping
• Menerbitkan perbup tentang kewenangan desa• Menyusun stategi pendampingan yang sinergis
secara horizontal (antarOPD) dan vertikal (dengandesa)
• Fasilitasi pelatihan daninstrumen pendampingan
• Fasilitasi penyusunan perbupkewenangan desa
Desa tidak tahu caramengakses
Proaktif mencariinformasi
• Menyediakan database layanan pendampingan• Membentuk tim sebagai pelaksana fungsi
channeling
Konsolidasi database tenaga ahli
Supply pendamping tidakmemadai
Dari sisi kualitas:• Penyelenggaraan pelatihan didahului dengan
assessment kebutuhan lapangan• Memfasilitasi pendamping memanfaatkan teknologi
informasi• Perlu disusun mekanisme transfer of knowledge
antarpendampingDari sisi kuantitas:• Mengoptimalkan praktisi sebagai penyuluh/
pendamping sukarela
Fasilitasi pelatihan dan instrumenpendampingan
Kebutuhan desa sangatspesifik, tetapi supply tidaktersedia
• Tim mengekspansi pelibatan tenaga ahli di luar yang sudah ada
• Inventarisasi dan diseminasi praktik baik
• Mekanisme yang responsifdalam distribusi database tenaga ahli
• Inventarisasi dan diseminasipraktik baik
Terima kasih
facebook.com/SMERUInstitute
@SMERUInstitute
Kontak:
The SMERU Research InstituteJl. Cikini Raya No. 10AJakarta 10330 IndonesiaPh: (62-21) 3193 6336Fax: (62-21) 3193 0850Email: [email protected]