PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM PROSES BELAJAR ANAK (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Optimalisasi...
Transcript of PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM PROSES BELAJAR ANAK (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Optimalisasi...
i
PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM PROSES BELAJAR ANAK
(Studi Deskriptif Tentang Tingkat Optimalisasi Pendampingan Orangtua
dalam Proses Belajar Anak menurut Persepsi Siswa Kelas X SMK N 1
Nanggulan Tahun Ajaran 2017/2018)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Fajar Ahmad Dwi Prasetyo
NIM. 141114056
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Berangkat dengan penuh Keyakinan
Berjalan dengan penuh Keikhlasan
Istiqomah dalam menghadapi Cobaan
Jadilah seperti karang dilautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah
hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan oranglain, karena hidup hanya
sekali. Hanya kepada Allah dimanapun dan kepanpun kita berada, kepada
Dia-lah tempat meminta dan memohon.
Menjadi orang baik itu Harus namun menjadi orang jahat adalah Pilihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk
Allah SWT yang selalu menopang dan memberi kekuatan hidup
Kedua Orangtua Tercinta
Alm. Sumardjono dan Tumirah
Kakak yang tercinta
Mai Puji Lestari
Kekasih Tercinta
Sri Wijarini
Dosen pembimbing yang selalu sabar dan telaten membantu selama proses ini
hingga berakhir
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM PROSES BELAJAR ANAK
Fajar Ahmad Dwi Prasetyo
NIM. 141114056
2018
Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran tentang deskripsi
persepsi anak terhadap pendampingan orangtua dan mengidentifikasi butir-butir
pengukuran persepsi anak terhadap pendampingan orangtua sebagai dasar
penyusunan usulan topik-topik program parentis.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Validitas instrumen penelitian ini diperoleh dengan validitas isi dengan
cara mengkonsultasikan konstruk dan isi butir-butir kuesioner pada expert
judgement. Perhitungan reliabilitas menggunakan pendekatan koefisien Alpha
Cronbrach yang kemudian dikonfirmasi menggunakan kriteria Guilford dan
diperoleh nilai koefisien 0,975. Pengolahan data penelitian ini menggunakan
kuesioner dengan subyek 61 orang responden siswa-siswi X ATPH 1 dan X ATPH
2 di SMKN 1 Nanggulan.
Teknik analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa (36,07%) subyek
berpersepsi pendampingan orangtua mereka sangat optimal, (40,98%) subyek
berpersepsi pendampingan orangtua mereka optimal, (19,67%) subyek berpersepsi
pendampingan orangtua mereka cukup optimal dan (3,28%) subyek berpersepsi
pendampingan orangtua mereka kurang optimal. Terdapat 5 butir kuesioner
pendampingan orangtua dalam proses belajar anak yang teridikasi tingkat
pencapaiannya rendah.
Kata kunci : persepsi, optimalisasi, pendampingan orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
PARENT’S MENTORING IN CHILDREN’S LEARNING PROCESS
The research aims to get an overview description of children’s perception
about parent’s mentoring and indentify items of measurements children’s
perception against the parent’s mentoring as a suggestion parentis program.
The kind of the research is using descriptive approach the applicability. The
validity of the research is using content validity how consult of construct and the
questionnaire items on the expert judgement. Reliability’s counting is using Alpha
Cronbrach’s approach then the value confirmed in Guilford’s criteria and 0,975 is
the coefficient’s value. The subjects of this research is 61 students of X ATPH 1
and X ATPH 2 in SMKN 1 Nanggulan.
Results of this research indicates that (36,07%) subject perception means is
very optimal category, (40,98%) subject perception means is optimal category,
(19,67%) subject perception means is quite optimal category, and (3,28%) subject
perception means is less than optimal category. There are five items of parent’s
mentoring that indicated level is low.
Key words : perception, optimalization, parent’s mentoring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena rahmat-
Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Pendampingan Orang Tua dalam
Proses Belajar Anak“ dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, untuk itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih sebesar-
besarnya kepada yang terhormat:
1. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph. D., Rektor Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Universitas
Sanata Dharma.
2. Rohandi, Ph. D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Dr. Gendon Barus, M. Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma dan selaku Pembimbing
Skripsi yang telah membantu memberikan ilmu, tenaga, dan waktunya untuk
selalu memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Juster Donal Sinaga, M. Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan masukan positif untuk penulis dan memberikan dukungan positif
selama studi sampai terseleseikannya skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmu
dan informasi yang bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .. vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 6
D. Rumusan Masalah ................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 7
G. Definisi Istilah ...................................................................... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Persepsi Anak terhadap Pendampingan Orangtua ............................................................................... 10 1. Pengertian Persepsi .......................................................... 10 2. Proses Persepsi ................................................................ 10 3. Objek Persepsi ................................................................. 11 4. Aspek-Aspek Persepsi ..................................................... 12 5. Peran Orangtua dalam Pendampingan Belajar Anak ...... 13 6. Aspek-Aspek Pendampingan Orangtua dalam Proses
Belajar Anak .................................................................... 23 7. Belajar dan Faktor-Faktor ................................................ 24
B. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................... 33 C. Kerangka Berfikir ................................................................. 35
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Subjek Penelitian .................................................................. 38
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................... 38
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................... 40
1. Validitas ........................................................................... 40
2. Reliabilitas ....................................................................... 43
F. Teknik Analisis Data ............................................................ 44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian..................................................................... 48
1. Deskripsi Pendampingan Orangtua dalam Proses
Belajar Anak .................................................................... 48
B. Pembahasan .......................................................................... 51
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 54
B. Saran ..................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Subyek Penelitian .......................................................................... 38
Tabel 3.2. Norma Skoring Inventori Pendampingan Orangtua dalam Proses
Belajar Anak.................................................................................. 39
Tabel 3.3. Kisi – Kisi Kuisioner mengenai Persepsi Anak terhadap
Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajarnya....................... 40
Tabel 3.4. Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Pendampingan
Orangtua dalam Proses Belajar Anak ........................................... 42
Tabel 3.5. Kriteria Guilford............................................................................ 44
Tabel 3.6. Nilai Koefisien Reliabilitas Instrumen .......................................... 44
Tabel 3.7. Kategori Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak .... 44
Tabel 4.1. Distribusi Skor Pendampingan Orangtua dalam Proses
Belajar Anak.................................................................................. 48
Tabel 4.2. Distribusi Skor Butir Kuesioner Pendampingan Orangtua
dalam Proses Belajar Anak ........................................................... 50
Tabel 4.3. Capaian Butir Kuesioner Kategori Sangat Rendah ....................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Profil Hasil Capaian Skor Pendampingan Orangtua
dalam Proses Belajar Anak ....................................................... 49
Grafik 4.2 Profil Hasil Capaian Skor Tiap Butir Kuesioner
Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak .............. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabulasi Data Validitas ........................................................... 58
Lampiran 2. Kuesioner Pendampingan Orangtua dalam Proses
Belajar Anak ........................................................................... 60
Lampiran 3. Tabulasi Data Penelitian ......................................................... 63
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin ............................................................ 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana dari sistematis berupa
pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan pembiasaan pada sekelompok orang
yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,
pelatihan, atau penelitian. Pada prinsipnya, pendidikan akan berlangsung seumur
hidup, karena setiap kali ada sesuatu yang baru maka kita akan mempelajarinya.
Pendidikan merupakan hal mendasar dari kebiasaan sekelompok orang yang dapat
berlangsung sepanjang hayat melalui pembelajaran untuk meningkatkan
pengetahuan yang dapat diperoleh dari proses bimbingan, latihan, dan atau
pengajaran dalam kelangsungan hidup.
Bimbingan menjadi salah satu proses yang dapat dijadikan sebagai cara
pencapaian suatu pendidikan. Bimbingan merupakan cara yang dilakukan untuk
membantu orang lain yang mengalami kesulitan dalam mencapai kesejahteraan
hidup. Salah satu contoh bimbingan adalah dari orangtua untuk anaknya. Orangtua
memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang besar untuk pendidikan anak dalam
proses belajar. Orangtua mempercayakan sekolah untuk mendidik anak mereka agar
mendapatkan pendidikan yang baik. Orangtua yang terlalu sibuk dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pekerjaannya terkadang tidak memperhatikan kebutuhan anaknya. Bahkan di
rumah, anak tidak diajarkan pemahaman oleh orangtuanya sehingga anak malas
belajar. Akibatnya dia tidak lulus sekolah, berbuat semaunya sendiri, yang
menurutnya itu benar. Orangtua yang terlalu sibuk bekerja seharian menjadikan
anak kurang perhatian dari orangtuanya, kurang tau keinginan anaknya sehingga
anak berperilaku semaunya sendiri tanpa ada arahan dari orang tua.
Dalam proses belajar terdapat beberapa faktor pengaruh didalamnya,
meliputi pendidik, alat bantu pendidikan, dan gaya belajar. Pendidik menjadi salah
satu unsur lingkungan belajar, yang dimaksudkan sebagai pendidik adalah individu
yang memiliki kemampuan dalam bidang pendidikan guna mempengaruhi individu
lainnya. Keberhasilan proses pembelajaran, sangat tergantung pada kesiapan
pendidik dan terdidik dalam mengunakan alat bantu pendidikan, misalkan buku, alat
tulis dan sebagainya. Cara yang bersifat pribadi dari dalam diri seseorang disebut
gaya belajar. Hal yang mempengaruhi gaya belajar yaitu tempo belajar dan
pemilihan strategi belajar. Tercapainya ketiga faktor diatas menjadi kunci
keberhasilan proses belajar.
Ada beberapa orang tua siswa kelas X SMKN 1 Nanggulan yang kurang
memperhatikan mengenai prestasi belajar anaknya, seperti tidak mengerti jadwal
pelajaran anaknya, tidak melengkapi alat belajarnya, tidak mau tau kemajuan
belajarnya, tidak peduli terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami anak dalam
belajar dan tidak berusaha tahu hal yang menyebabkan anak kurang berhasil dalam
proses belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Anak sebenarnya mempunyai kemampuan dalam hal belajar, tetapi karena
cara belajarnya salah, dan orangtuanya tidak memberikan pengarahan, akhirnya
anak merasa sulit untuk belajar. Mereka mengalami ketinggalan dalam belajar. Hal
ini dapat terjadi dalam keluarga yang orangtuanya terlalu sibuk dengan urusan
mereka sendiri. Bahkan orangtua tidak mau tahu atas prestasi belajar anak. Anak
juga akan merasakan kegelisahan apabila dia jarang diperhatikan oleh orangtuanya,
dia akan merasa terasingkan dari keluarga. Jika orangtua sudah mengetahui
permasalahan anak, sebaiknya orangtua langsung memberikan pengarahan yang
benar serta memberikan jalan keluar atas permasalahan anak. Anak akan lebih
senang diperhatikan oleh orangtua, dari pada mereka diasingkan atau ditinggal sibuk
dengan pekerjaan orangtuanya. Selain itu, perhatian dan kasih sayang orangtua bisa
menjadikan penyemangat dalam belajar anak. Jika anak sudah bisa merasakan
perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya, maka anak akan merasa lebih nyaman
dan akan patuh terhdap orangtuanya serta akan memberikan timbal balik yang baik
dalam proses belajar.
Keluarga memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang besar dalam
mendidik dan mengarahkan anak dalam proses belajar. Selain itu, orangtua harus
memberikan ilmu dan pengalaman yang nantinya akan bermanfaat untuk bekal masa
depan anak. Proses belajar anak di sekolah membutuhkan dorongan dari orang tua.
Tanpa dorongan orangtua anak sulit mengikuti proses belajar dengan baik di
sekolah. Pada tahap remaja, anak masih mempunyai sifat yang labil, maka dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
membutuhkan bimbingan dari orang dewasa, khususnya orangtua agar dia bisa tepat
dalam memilih keinginannya.
Kesulitan yang dialami anak dalam proses belajarnya akan menyebabkan
anak menjadi kurang berhasil mencapai prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil
dari kegiatan pembelajaran, apabila anak ingin dapat prestasi belajar yang baik maka
orangtua harus memberikan semangat dan pengarahan anak tersebut, tidak adanya
semangat dan bimbingan dari orangtua, anak tidak akan berhasil seperti apa yang
diharapkan oleh orangtua. Orangtua yang sibuk bekerja, cenderung kurang
memperhatikan proses belajar anak. Anak yang tidak mendapatkan perhatian dari
orangtuanya akan bertindak semaunya sendiri dan sulit berkonsentrasi saat belajar,
hal itu mengakibatkan prestasi belajar anak akan menurun.
Pembelajaran yang didapatkan anak disekolah hanya untuk formalitas dalam
menyelesaikan kurikulum yang sudah ditentukan oleh sekolahnya saja sehingga
sekolah kurang memperhatikan materi yang diterima oleh anak. Peran penting
orangtua dalam memberikan bimbingan proses belajar tidak dapat terpenuhi karena
kesibukan orangtua yang bekerja dan hanya fokus agar anak menempuh pendidikan
di sekolah.
Dukungan dari orangtua untuk anak perlu dilakukan guna menunjang
kesuksesan belajarnya dan nantinya akan menjadi orang yang sukses seperti apa
yang dicita-citakannya sesuai harapan dari orangtuanya. Fenomena yang terdapat di
SMKN 1 Nanggulan, sebagian besar orangtua siswa berpencaharian sebagai petani.
Mereka berangkat pagi dan pulang petang. Setelah pulang dari sawah, mereka lelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dan istirahat. Pola ini berulang terus menerus seperti itu sehingga mereka kurang
memperhatikan perkembangan belajar anaknya. Selain di sekolah, di rumah
orangtua perlu memberikan perhatian dan kasih sayang, karena keluarga adalah
kunci utama kesuksesan anak. Apabila anak tidak mendapatkan perhatian orangtua,
anak akan malas belajar, bertingkah semaunya sendiri dan sulit berkonsentrasi,
akibatnya prestasi belajar anak akan menurun.
Prestasi belajar dapat diperoleh dari sekolah maupun orangtua, baik dalam
menyediakan waktu ataupun materi yang akan diterima anak. Prestasi yang
memuaskan akan diperoleh dari motivasi belajar yang tinggi, demikian pula
sebaliknya. Secara umum, sekolah kurang memberi perhatian untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa di rumah karena tugas guru hanya membimbing dan
memberikan pembelajaran saat di sekolah. Waktu di sekolah seakan-akan hanya
untuk mengejar dan menyelesaikan kurikulum saja sehingga kurang menyediakan
waktu dan materi yang khusus guna memupuk motivasi belajar dan
mengembangkan proses belajar yang efisien. Upaya motivasi belajar berkaitan
dengan prestasi belajar. Motivasi belajar yang tinggi memungkinkan siswa untuk
memperoleh prestasi yang memuaskan, namun sebaliknya motivasi belajar yang
rendah memungkinkan siswa mendapatkan prestasi yang rendah. Motivasi yang
tidak timbul dalam diri akan menyebabkan terjadinya tindakan atau perasaan dan
emosi sehingga anak tersebut akan bertindak untuk melakukan sesuatu. Motivasi
dapat dilakukan pada saat anak merasa tertekan sehingga beban yang ada di dalam
pikiran anak menjadi berkurang. Motivasi yang dibutuhkan oleh anak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
diperoleh dari orangtuanya di rumah, baik pada saat belajar maupun berkumpul
keluarga. Jadi motivasi berperan penting dalam pencapaian prestasi yang tinggi.
Penelitian ini, hendak mengkaji persepsi anak terhadap pendampingan
orangtua dalam memotivasi proses belajarnya dan memperoleh gambaran tentang
kategori tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan gambaran masalah yang melatarbelakangi penelitian ini,
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Beberapa orangtua kurang memperhatikan proses belajar anaknya.
2. Ada orangtua yang kurang membimbing anaknya dalam belajar.
3. Kurangnya perhatian orangtua tersebut, membuat anak tidak semangat dalam
belajar.
4. Rendahnya tingkat pendampingan orangtua terhadap anak dalam memotivasi
proses belajarnya.
5. Beberapa orangtua lebih mendahulukan kepentingan sendiri dari pada
kepentingan anak.
6. Beberapa orangtua kurang mengerti kebutuhan anak.
7. Rendahnya prestasi belajar anak karena kurangnya motivasi dari orangtua.
C. Pembatasan Masalah
Tidak seluruh permasalahan yang teridentifikasi di atas terjangkau dalam
penelitian ini. Penelitian ini berfokus pada mengkaji masalah butir 2 dan 4 untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
mendeskripsikan tingkat optimalisasi pendampingan orangtua dalam proses
belajar anak menurut persepsi siswa kelas X SMK N 1 Nanggulan.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam skripsi ini dapat diformulasikan sebagai berikut:
1. Seberapa optimal pendampingan orangtua dalam proses belajar anak menurut
persepsi siswa kelas X SMKN 1 Nanggulan?
2. Item–item mana saja dari kuesioner pendampingan orangtua dalam proses
belajar yang capaian skornya teridentifikasi rendah yang berdampak
implikatif pada bahan konsultasi program bimbingan layanan konsultasi siswa
kelas X SMKN 1 Nanggulan tahun ajaran 2017/2018?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Memeroleh gambaran tentang kategori tingkat optimalisasi pendampingan
orangtua dalam proses belajar anak menurut persepsi siswa kelas X SMKN 1
Nanggulan.
2. Mengidentifikasi butit-butir pengukuran kuesioner pendampingan orangtua
dalam proses belajar anak yang capaian skornya rendah sebagai bahan layanan
bimbingan konsultasi bagi orangtua siswa.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran empiris dan
wawasan pengetahuan mengenai persepsi anak terhadap pendampingan orangtua
dalam belajar siswa kelas X SMKN 1 Nanggulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Lebih lanjut hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan informasi tentang persepsi anak terhadap
pendampingan orangtua dalam proses belajar siswa sebagai sumbangan
terhadap ilmu pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat membantu pihak sekolah SMKN 1 Nanggulan dalam memperoleh
bahan penyusunan program layanan bimbingan konsultas dengan
orangtua untuk meningkatkan proses belajar siswa kelas X SMKN 1
Nanggulan.
b. Dapat membantu peneliti untuk memperoleh pengalaman dan gambaran
tentang pendampingan orangtua dalam proses belajar anak menurut
persepsi siswa kelas X SMKN 1 Nanggulan.
c. Dapat membantu peneliti lain untuk mengembangkan penelitian
selanjutnya tentang pendampingan orang tua dalam proses belajar anak.
G. Definisi Istilah
1. Persepsi
Persepsi adalah pandangan/penilaian yang muncul dalam diri sendiri kepada
orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Pendampingan Orangtua
Pendampingan orangtua dalam proses belajar anak adalah upaya orangtua
untuk menemani, memberikan bantuan dalam mengatasi masalah anak dalam
belajar, memberikan dorongan, motivasi, dukungan, pengawasan dan
memberikan fasilitas pada anak agar semangat dalam belajar.
3. Proses Belajar
Proses belajar adalah tahapan perubahan kognitif,afektif, dan psikomotorik
yang terjadi dalam diri siswa yang bersifat positif, berorientasi ke arah
perubahan yang lebih maju dari keadaan sebelumnya yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan mengenai persepsi, pendampingan orang tua, motivasi
belajar, kajian penelitian relevan dan kerangka berpikir.
A. Hakikat Persepsi Anak terhadap Pendampingan Orangtua
1. Pengertian Persepsi
Menurut Matlin dan Solso (Suharnan, 2005: 2), persepsi adalah suatu
proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan dalam
ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus
(rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga dan hidung.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses
menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui
sistem alat indera manusia.
Hasil persepsi seseorang mengenai sesuatu obyek disamping
dipengaruhi oleh penampilan obyek itu sendiri, juga pengetahuan seseorang
mengenai obyek itu. Dengan demikian, suatu obyek dapat dipersepsikan
berbeda oleh dua orang (Suharnan, 2005). Persepsi adalah kemampuan untuk
membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan, dan sebagainya itu
yang selanjutnya akan diinterpretasikan (Sarwono, 2009: 86).
2. Proses Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
melalui alat indera atau disebut juga proses sensoris. Namun, proses itu tidak
terhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses persepsi tidak dapat lepas dari
proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu
dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat pada
waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata,
sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat
pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai
alat perabaan yang semuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk
menerima stimulus dari luar individu (Walgito, 2010: 99).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan
pengorganisasian, penginterprestasikan terhadap stimulus yang diinderanya
sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang sangat
penting dalam diri individu.
3. Objek Persepsi
Adanya objek atau peristiwa sosial yang menimbulkan stimulus, dan
stimulus mengenai alat indera (reseptor) disebut objek persepsi. Dalam hal ini,
objek yang diamati adalah perilaku pendampingan orangtua dalam
memotivasi belajar anak, di sini siswa diminta memberikan suatu persepsi
terhadapnya. Alat indera merupakan alat utama dalam individu mengadakan
persepsi dan merupakan alat untuk menerima stimulus, tetapi harus ada pula
syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
ke pusat syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Adanya perhatian dari
individu merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi. Tanpa
perhatian tidak akan terjadi persepsi. Individu harus mempunyai perhatian
pada objek yang bersangkutan. Bila telah memperhatikannya, selanjutnya
individu mempersepsikan apa yang diterimanya dengan alat indra.
4. Aspek-Aspek Persepsi
Dalam sebuah persepsi terdapat beberapa aspek yang dijelaskan sebagai
tujuan penelitian. Menurut Mulyana (2012), beberapa aspek tersebut antara
lain:
a. Aspek Pengetahuan (Knowledge)
Yaitu kemampuan yang berkaitan dalam bidang kognitif, contohnya
seorang peneliti ingin mengidentifikasi tentang strategi pembelajaran
yang diberikan oleh orangtua siswa.
b. Aspek Minat (Interest)
Merupakan kecenderungan individu untu melakukan suatu perbuatan.
Minat adalah aspek yang dapat menentukan motivasi seseorang untuk
melakukan aktivitas tertentu, contohnya orangtua memberikan laptop
untuk mendukung proses belajar anaknya.
c. Aspek Nilai (Value)
Yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh seorang individu dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, contohnya nilai kejujuran, kesederhanaan,
keterbukaan, kebersamaan, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Aspek Sikap (Attitude)
Adalah pandangan individu terhadap sesuatu,berkaitan dengan hal yang
disuka atau tidak disuka. Contohnya sikap saling mendukung, saling
menghormati, saling membantu dan saling menghargai.
e. Aspek Pemahaman (Understanding)
Yaitu cara dalam memahami suatu pengetahuan yang dimiliki oleh setiap
individu, contohnya mengatur jam belajar dan membuat jadwal belajar.
5. Peran Orang Tua dalam Pendampingan Belajar Anak
a. Pengertian Pendampingan Orang Tua
Menurut Emmy (2008:37), peran orangtua dalam memberikan
pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya memang tidak perlu diragukan
lagi. Banyak peran orangtua dalam mendukung pendidikan anak-anaknya,
salah satunya adalah melakukan pendampingan terhadap anak dalam
belajar dirumah. Pendampingan yang dapat dilakukan orangtua terhadap
anak, misalnya dengan cara menyiapkan hari pertama sekolah,
mendampingi anak belajar, menjaga kesehatan anak, memberi perhatian,
membantu anak ketika mengalami kesulitan belajar dan lain-lain.
Menurut Akbar (2011), dalam kegiatan belajar diperlukan adanya
pendampingan dari orangtua dan orang lain, agar siswa menjadi semangat
dalam belajarnya. Peranan keluarga terutama kedua orangtua sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Orangtua
merupakan orang pertama dan utama yang mampu, serta berhak menolong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
keturunannya dan mendidik anaknya. Peranan orangtua sangat
berpengaruh dalam keluarga untuk menciptakan ikatan emosional dengan
anak, menciptakan suasana aman di rumah sehingga rumah merupakan
tempat anak untuk kembali, menjadi contoh bagi anaknya, memberikan
kedisiplinan dan memperbaiki tingkah laku anak, menciptakan komunikasi
yang baik diantara anggota keluarga.
Pengawasan dan bimbingan orangtua di rumah mutlak diperlukan
karena adanya bimbingan dari orangtua, mereka dapat mengawasi, dan
mengetahui segala kekurangan dan kesulitan anak dalam proses belajarnya.
Orangtua berperan besar dalam mengajar, mendidik, memberikan
bimbingan dan menyediakan sarana belajar serta memberi teladan pada
anak sesuai dengan nilai moral yang berlaku atau tingkah laku yang perlu
dihindari. Pendampingan dari orangtua dapat juga berperan sebagai cara
untuk meningkatkan disiplin dalam belajar. Anak belajar memerlukan
bimbingan dari orangtua agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar
tumbuh dalam diri anak.
Pendampingan yang diberikan oleh orangtua di rumah dapat
meningkatkan motivasi belajar anak disamping bimbingan dari seorang
guru. Dengan motivasi yang kuat, seseorang sanggup bekerja keras dalam
pencapaian sesuatu. Motivasi belajar yang baik diharapkan timbul dalam
diri seorang anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Akbar (2011) menegaskan bahwa “proses belajar anak perlu
melibatkan peran pendampingan orangtua karena anak masih dalam area
tanggung jawab dan pemeliharaan orangtua”. Dalam proses ini kedudukan
orangtua sangat vital, karena tugas orangtua salah satunya adalah sebagai
alat kontrol terhadap putra putrinya. Jika suatu masalah muncul pada anak,
maka terutama kesalahan bukan pada si anak saja, akan tetapi orangtua ikut
terlibat di dalamnya. Anak bukanlah orang dewasa yang memiliki
kebebasan penuh untuk menentukan pilihan.
Menurut Akbar (2011), kesalahan yang sering ditemui pada
orangtua adalah menyerahkan tanggung jawab penuh pendidikan anak
pada guru di sekolah sehingga jika anak mengalami hambatan, sering kali
yang dipersalahkan adalah guru sekolahnya. Guru hanya memiliki waktu
25% waktu bersama dengan anak, sedangkan 75% sisanya adalah peran
orang tua (keluarga). Selain itu, jika melihat sistem pendidikan pada saat
ini seperti yang telah disebutkan di atas, maka orang tua tidak bisa
bergantung penuh pada pendidikan formal. Oleh karena itu perlu proses
pendidikan pendampingan terhadap proses belajar anak.
Fungsi pendampingan tersebut bukan bermaksud untuk
meniadakan hal-hal yang telah diperoleh anak dalam pendidikan formal,
namun mendukung dan memberikan nilai kepuasan psikologis pada anak
sehingga anak lebih senang belajar, tidak mengalami kejenuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
meminimalkan gangguan-gangguan belajar yang bisa muncul di kemudian
hari.
Peranan orangtua sangat penting dalam mendampingi anak-
anaknya, karena pendampingan yang baik menjadi salah satu faktor dalam
proses tumbuh dan berkembangnya seorang anak. Adanya pendampingan
yang dilakukan oleh orangtua kepada putra-putrinya dalam melakukan
kegiatan belajar di rumah akan berpengaruh terhadap tingkah laku yang
mengarah pada kedisiplinan dalam belajar. Motivasi yang diberikan
kepada anak hendaknya mengarah pada peningkatan motivasi yang kuat
untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Situasi ini dapat tercipta apabila
terjadi ikatan emosional antara orangtua dengan anaknya. Suasana rumah
yang aman dan nyaman akan membantu anak untuk mengembangkan dan
mempersiapkan dirinya menuju masa depan.
b. Hal-Hal yang Dilakukan dan Dihindari dalam Pendampingan Belajar
Ibrahim (2012), mencatat ada beberapa hal yang harus dihindari
dan dilakukan para orangtua dalam membimbing anaknya belajar.
1) Hal-hal yang sebaiknya dihindari orangtua dalam mendampingi
anaknya belajar:
a) Menghindari Cinta Bersyarat pada Anak
Cinta bersyarat ini biasanya digunakan para orangtua
untuk mengendalikan anak-anak mereka. Ketika anak mereka
berhasil, mereka akan mengganjar keberhasilan tersebut dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
memberikan cinta mereka secara bebas, bahkan bisa
diekspresikan dalam bentuk ciuman dan pelukan. Tapi ketika anak
mereka gagal, mereka akan menghukum anak sebagai luapan rasa
kekecewaan. Pada tahap ini, anak-anak hanya akan beranggapan
bahwa mereka akan dicintai oleh orangtua atau orang lain hanya
jika dia sudah berhasil.
b) Menghindari Cinta Iming – iming
Cinta iming-iming merupakan cinta bersyarat yang lebih
menyakitkan, di mana cinta yang diberikan oleh orangtua ini,
bukan cinta yang menghargai seorang anak dalam mencapai
kesuksesan dalam prestasi belajar.
c) Pengharapan Orangtua yang Tidak Sehat
Dalam hal ini haruslah mengerti benar apa itu target dan
pengharapan. Target merupakan tujuan yang bisa atau tidak bisa
dicapai oleh anak-anak. Ketika target tercapai anak-anak mereka
sangat senang, karena keberhasilan mereka bukan sesuatu yang
pasti. Ketika target tidak tercapai anak-anak akan merasa kecewa
tapi mereka puas dengan kemajuan yang berhasil mereka lakukan.
Pengharapan adalah asumsi bahwa sesuatu akan tercapai.
Sebuah kesalahan yang patut disayangkan yang banyak dilakukan
orang tua adalah membuat penghargaan yang berbeda di luar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kemampuan seorang anak. Tentunya pengharapan yang seperti ini
akan merusak anak-anak jika pengharapan tidak tercapai.
d) Pujian dan Hukuman yang Tidak Sehat
Sebagai orangtua, hendaknya mampu memilih antara
pujian dan hukuman terhadap prestasi belajar anak. Seorang anak
yang dipuji kepandaiannya dan bukan karena usahanya, akan
menjadi terpusat pada hasil.
Memuji anak-anak atas kepandaian mereka membuat
mereka merasa takut pada kesulitan, karena mereka akan
beranggapan kegagalan dengan kebodohan adalah hal yang sama.
Begitupun cara orangtua menghukum anak. Orangtua lebih baik
tidak memberikan kritik pribadi, yaitu menyalahkan kemampuan
anak sebagai penyebab kegagalan mereka, karena hal itu akan
menurunkan harapan mereka, memperlihatkan sisi negatif anak
bahkan mungkin akan berprestasi lebih buruk di masa depan.
e) Menjadi Orangtua Target
Orangtua target disini yang dimaksud adalah orangtua
yang memperlakukan anak-anak mereka seperti “pegawai-
pegawai” kecil. Biasanya, orangtua yang seperti ini akan
mengharapkan anak-anak mereka untuk berproduksi dalam
bentuk prestasi dan keberhasilan. Apabila hasil yang diinginkan
tidak terjadi, maka “bos-bos” ini memperlihatkan rasa tidak suka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mereka dan anak-anak mereka menganggap bahwa orangtua akan
“memecat” mereka. Secara otomatis orangtua yang seperti ini
adalah orangtua yang menepatkan penekanan yang terlalu besar
pada hasil usaha berprestasi anak.
2) Hal-hal yang Sebaiknya Dilakukan Orang Tua dalam
Mendampingi Anak Belajar
a) Menghargai Cinta
Cinta adalah alat yang paling efektif untuk
mempengaruhi seorang anak. Sebagai orangtua, sebaiknya
menggunakan cinta nilai, yaitu cinta yang tergantung pada
kesediaan anak untuk berpegang teguh pada nilai-nilai dasar
dan untuk bertindak dengan cara-cara yang pantas serta etis
sesuai norma sosial. Cinta nilai mendukung perkembangan
nilai-nilai positif, perilaku bermoral, mendukung
pertumbuhan yang sehat dan mendorong prestasi serta
kebahagiaan. Cara mendidik seorang anak yang efektif
berpusat disekitar cinta, misalnya cinta yang tidak
membolehkan segala hal, cinta yang tidak menoleransi, sikap
tidak hormat, tetapi juga cinta yang cukup besar untuk
membiarkan anak-anak melakukan kesalahan dan
mengijinkan mereka untuk hidup sebagai konsekuensi
kesalahan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b) Pengharapan Orangtua yang Sehat
Pengharapan akan hal yang positif dan cara
memotivasinya adalah sesuatu yang menunjukkan suatu
kondisi dalam diri individu untuk mendorong dan
menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan untuk
mencapai suatu tujuan. Namun ketika anak semakin tumbuh
dewasa, peran orangtua dalam menentukan pengharapan
semakin berkurang dan keterlibatan anak harus meningkat.
Ketika seorang anak tumbuh dewasa, mereka akan
memperoleh pengalaman, pada saat itu orangtua perlu
memberikan anak kebebasan untuk membuat
pengharapannya sendiri.
c) Pujian dan Hukuman yang Sehat
Pujian juga mejadi salah satu faktor penentu agar anak
mampu berprestasi. Seorang anak wajib dipuji karena usaha
mereka dan apabila tidak berusaha secara maksimal mereka
akan menganggap hasil pujian sebagai penyebab kegagalan
mereka. Anak akan memiliki minat belajar yang lebih besar
dan mencapai hasil yang tinggi dalam kegiatan berprestasi
selanjutnya.
Orangtua juga harus memberikan hukuman kepada
anak, dengan penuh kasih sayang dan nada bicara yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tenang, anak bisa berbuat lebih baik di masa depan dan tidak
mengulang kesalahan yang telah dilakukannya. Cara inilah
yang akan membuat seorang anak merasa diperhatikan
kemudian mendengar pesan dari orangtuanya. Anak akan
menyadari maksud hukuman yang diberikan orangtuanya
meskipun mungkin dia tidak menyukainya tetapi untuk
kebaikannya sendiri di masa depan.
d) Berjuang Mencapai Keunggulan
Keunggulan adalah sebuah tujuan yang bisa dicapai
oleh siapapun. Seorang anak bisa mencapai suatu tingkat
keunggulan dengan bekerja keras. Kegagalan yang dialami
seorang anak akan memberikan pelajaran berharga guna
membantu perjuangannya mencapai keunggulan. Orangtua
perlu mendorong seorang anak untuk menerima dirinya apa
adanya dan membebaskan dirinya untuk hidup dengan
caranya sendiri.
e) Menciptakan Seorang Manusia
Semua orangtua bertujuan membesarkan anaknya
menjadi seorang manusia yang sukses. Orangtua dapat
membantu anak menjadi orang yang bertanggung jawab
dengan cara menasehati mereka bahwa melakukan kesalahan
adalah sesuatu yang wajar dan tidak memperlihatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kebencian meskipun mereka mendapatkan nilai yang buruk.
Pada hakekatnya anak adalah manusia, orangtua harus
memotivasi agar anak tidak takut gagal dan kehilangan kasih
sayang dari orangtuanya.
c. Peranan Orangtua dalam Pendampingan Belajar Anak
Orangtua yang dimaksud dalam hal ini adalah setiap orang yang
bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang umumnya
dalam kehidupan sehari-hari disebut dengan bapak-ibu (Akbar, 2011). Orang
tua memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak dimulai dari dalam lingkungan keluarga. Ketika anak telah masuk
sekolah, peranan dan partisipasi orangtua masih tetap dibutuhkan, termasuk
dalam memberikan motivasi, membimbing dan membantu anak dalam
belajar. Tanggung jawab orangtua dalam memberikan bantuan dan
bimbingan belajar bagi anak sangat penting dalam mendukung proses belajar
anak.
Orangtua harus mendorong anak untuk belajar dan membiasakan
anak-anak untuk belajar di rumah merupakan salah satu faktor penting. Ada
dua faktor yang harus diperhatikan dalam membantu dan membimbing anak
yaitu sikap yang sabar dan bijaksana dari orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
6. Aspek-Aspek Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak
Menurut Liem Hwie (Kartono, 1985: 91), ada beberapa aspek
pendampingan yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam membantu belajar
anak yaitu:
1) Menyediakan fasilitas belajar
Fasilitas yang dimaksud adalah tempat belajar, alat tulis, buku-
buku pelajaran, dan lain-lain. Fasilitas belajar ini dapat membantu
memudahkan siswa dalam proses belajar sehingga siswa tidak
mendapatkan hambatan dalam belajar.
2) Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah
Orangtua perlu mengawasi kegiatan belajar di rumah karena
dengan mengawasi kegiatan belajar anak, orangtua dapat mengetahui
apakah anak mereka sudah belajar dengan baik ataupun belum. Melalui
pengawasan orangtua anak dapat belajar dengan teratur, apabila
mendapatkan pekerjaan rumah (PR) dapat langsung mengerjakannya
tanpa menunda.
3) Mengawasi penggunaan waktu belajar anak dirumah
Orangtua perlu mengawasi kegiatan belajar anak di rumah,
apakah anak sudah menggunakan waktu belajarnya dengan baik atau
belum. Orangtua dapat membantu anak menyusun jadwal belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4) Mengawasi kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar
Orangtua perlu mengenal atau mengetahui kesulitan yang
dihadapi anak dalam belajar, karena dengan mengetahui kesulitan
tersebut, orangtua mampu membantu menyelesaikannya. Apabila
orangtua tidak mengenali kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar,
maka proses belajar anak akan terhambat.
5) Menolong anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar
Untuk membantu dalam proses pendidikan, orangtua ikut serta
dalam proses belajar, termasuk mengetahui cara yang digunakan untuk
membantu anak dalam belajar. Semakin banyak pengetahuan orangtua,
maka akan semakin banyak materi yang diberikan kepada anak-
anaknya. Bertambahnya pengetahuan orangtua juga akan memudahkan
anak dalam mencari tempat jawaban dari setiap pertanyaannya.
7. Belajar dan Faktor-Faktor
Winkel (1996) menguraikan bahwa sekolah merupakan lingkungan
pendidikan formal karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan yang
terorganisir, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar di dalam
kelas. Kegiatan belajar ini bertujuan menghasilkan perubahan positif di dalam
diri anak yang beranjak dewasa, sejauh perubahan tersebut dapat dicapai melalui
proses belajar. Untuk menilai siswa telah berhasil dalam penguasaan bahan
pelajaran dengan batas waktu yang ditentukan perlu diadakan evaluasi. Evaluasi
ini sangat penting untuk menentukan prestasi belajar yang telah dicapai siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Untuk memeroleh prestasi yang baik di sekolah diperlukan motivasi untuk
belajar karena motivasi memegang peranan yang penting dalam memberikan
semangat dalam belajar sehingga siswa bermotivasi kuat untuk melakukan
kegiatan belajar (Winkel, 1996).
a. Motivasi Belajar
Untuk memahami arti motivasi belajar maka akan diuraikan arti
masing-masing kata yaitu motivasi dan belajar. Motivasi berasal dari kata
Latin yaitu motivum yang menunjukkan bahwa ada alasan tertentu mengapa
sesuatu itu dilakukan. Motivasi merupakan daya penggerak dari dalam untuk
melakukan aktivitas-aktivitas demi mencapai suatu tujuan tertentu. Good
dan Brophy (Prayitno, 1989), mendefinisikan motivasi sebagai energi
penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku.
Sertain (Purwanto, 1984) memandang dorongan untuk pengertian
yang sama. Beliau mengatakan, pada umumnya suatu motivasi atau
dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme
yang mengarahkan tingkah laku terhadap tujuan.
Menurut Handoko (1992), motivasi adalah suatu tenaga yang
terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan
mengorganisasikan tingkah laku manusia. Mc. Donald (Soemanto, 1984)
mengartikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri yang
ditandai oleh dorongan dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Menurut Sardiman (2005), motivasi adalah motif yang sudah aktif,
sedangkan motif adalah daya penggerak yang masih bersifat potensial.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan motivasi adalah daya
penggerak yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan
tingkah laku manusia untuk mencapai suatu tujuan. Belajar menurut
Mahmud (1990), adalah perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena
pengalaman. Menurut Kingsley (Soemanto, 1984), belajar adalah suatu
proses di mana tingkah laku diubah melalui praktek dan latihan. Sejalan
dengan pendapat Kingsley, James Wittaker (Soemanto, 1984),
mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana tingkah laku diubah
melalui latihan dan pengalaman.
Hilgard dan Brower (Purwanto, 1984), memandang belajar adalah
sebagai suatu perubahan tingkah laku individu terhadap satu situasi tertentu
yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, di
mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan, keadaan sesaat individu.
Witherington (Purwanto, 1984), memandang belajar adalah sebagai
suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru
dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau
suatu pengertian. Winkel (1996) mengartikan belajar sebagai proses
perubahan dari yang belum mampu ke arah sudah mampu dan proses
perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku dari yang belum mampu ke arah yang sudah mampu
yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian
yang diperoleh melalui praktek dan latihan secara berulang-ulang.
Motivasi belajar menurut Sardiman (2005) adalah keseluruhan daya
penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberi arah pada kegiatan
belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek dapat dicapai. Sifat
keseluruhan tersebut karena pada umumnya ada beberapa motif yang
bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.
Motivasi belajar menurut Winkel (1996) adalah keseluruhan daya
penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar
itu demi mencapai suatu tujuan. Winkel juga memandang motivasi belajar
sebagai daya penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri
dalam kegiatan belajar. Anderson dan Faust, (Prayitno, 1989)
mengemukakan bahwa motivasi dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku
siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan
ketekunan.
Dari definisi motivasi belajar di atas penulis sependapat dengan
pendapat Winkel (1996), yaitu seluruh daya penggerak yang menimbulkan
kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan belajar. Jenis-jenis motivasi antara
lain:
1) Motivasi belajar intrinsik
Menurut Sardiman (2005), motivasi intrinsik adalah motif-
motif yang menjadi aktif atau berfungsi karena dalam diri individu
adasuatu dorongan untuk melakukan sesuatu. Thornburgh (Prayitno,
1989), berpendapat bahwa motivasi intrinsik adalah keinginan
bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu.
Winkel (1996) mengemukakan bahwa motivasi intrinsik
sebagai kegiatan belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan
penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak
berkaitan dengan kegiatan belajar. Tingkah laku yang muncul tanpa
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Grage dan Berline
(Prayitno, 1989) mengemukakan bahwa siswa yang termotivasi secara
intrinsik aktivitasnya lebih baik dalam belajar dari pada siswa yang
termotivasi secara ekstrinsik.
2) Motivasi ekstrinsik
Rumusan lama mengatakan bahwa motivasi ektrinsik adalah
motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar
(Pintner, dkk. dalam Prayitno, 1989). Motivasi ekstrinsik bukan
merupakan perasaan atau keinginan yang ada di dalam diri siswa untuk
belajar. Rumusan yang lebih baru menegaskan bahwa motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
ekstrinsik memiliki tujuan itu tidak terlibat dalam aktivitas belaja
(Thomburgh, dalam Prayitno, 1989). Menurut Sardiman (2005),
motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya stimulus dari luar individu.
Winkel (1996) memandang motivasi ekstrinsik sebagai
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan
dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
b. Proses Belajar
Proses berasal dari kata Latin yaitu processus yang artinya berjalan
ke depan. Kata ini mempunyai konotasi urutan, langkah-langkah atau
kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan yang menyangkut
perubahan tingkah laku.
Syah (2003) mengatakan bahwa “proses belajar dapat diartikan
sebagai tahapan perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi
dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi
ke arah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya.”
Menurut Winkel (1996), proses belajar dalam arti luas adalah suatu
aktifitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap. Perubahan dalam proses belajar relatif konstan.
Dari definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan proses belajar
sebagai rangkaian perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dalam diri siswa sebagai akibat dari interaksi guru dengan siswa. Tahap-
tahap dalam proses belajar menurut Bandura (Syah, 2003), ada 4 yaitu:
a) Tahap perhatian
Menurut Soemanto (1984), perhatian adalah modus dari suatu
fungsi. Fungsi adalah suatu bentuk umum cara berinteraksi. Hal-hal
yang termasuk fungsi adalah pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan
dan pikiran. Modus adalah cara berpindah posisi atau bergerak. Menurut
Suryabrata (1984), perhatian memiliki dua pengertian yaitu perhatian
adalah pemusatan tenaga atau kekuatan kepada obyek. Perhatian adalah
pendayagunaan kesadaran untuk melakukan aktivitas. Apabila suatu
kegiatan dilakukan dengan penuh perhatian akan memperoleh hasil
yang lebih baik. Pada tahap perhatian ini umumnya siswa memfokuskan
perhatian pada obyek, materi atau perilaku guru. Karakteristik dari guru
akan mempengaruhi perhatian siswa, artinya guru yang menarik dan
dikagumi akan mengundang perhatian besar, lebih berpengaruh untuk
dicontoh oleh siswa.
b) Tahap penyimpanan dalam ingatan
Mengingat berarti menyerap pengetahuan dengan cara
menangkap secara aktif (Soemanto, 1984). Penyimpanan informasi
mengenai tingkah laku model menurut (Bandura, dalam Koeswara,
1986), melibatkan kode verbal dan kode imajinasi. Kode verbal yang
dimaksudkan adalah kemampuan individu menyimpan isi ingatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
mengenai tingkah laku model dalam bentuk kata atau bahasa. Apabila
tingkah laku yang pernah dilakukan dan diminta diulangkembali, maka
individu akan mencoba merumuskan kembali susunan tingkah laku
tersebut dalam kalimat. Kode imajiner yang dimaksudkan adalah
kemampuan individu menyimpan isi ingatan mengenai tingkah laku
hendak diungkap model dalam bentuk bayangan fisik. Apabila tingkah
laku yang pernah dilakukan diminta diulang kembali, maka individu
akan mencoba gerakan fisik atau tingkah laku tersebut dilakukan oleh
model. Penggunaan kode verbal dan kode imajiner berlangsung secara
bersamaan dan tidak terpisahkan dalam proses penyimpanan informasi.
c) Tahap reproduksi
Menurut (Koeswara, 1986), tahap reproduksi artinya
pemindahan tingkah laku yang telah diamati dan disimpan di dalam
ingatan ke dalam tingkah laku aktual yang melibatkan gerak.
Pemindahan tingkah laku ini pada awalnya bersifat kaku dan kurang
spontan mengikuti tingkah laku model. Hal ini terlihat pada tingkah laku
yang membutuhkan kecakapan seperti memperbaiki mesin, main tenis,
dan sebagainya. Winkel (1996), menyebutkan tahap reproduksi dengan
retrieval to working memory artinya mengingat kembali informasi yang
telah disimpan. Suryabrata (1984) mengatakan tahap reproduksi sebagai
tahap pengaktifan kembali informasi-informasi yang telah diterima.
Witting (Syah, 2003) menyebut tahap reproduksi sebagai tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
retrieval, artinya mengaktifkan kembali sistem-sistem memori. Pada
tahap reproduksi ini segala bayangan mental atau suatu kode-kode
simbolis yang berisi informasi pengetahuan dan perilaku yang telah
tersimpan dalam memori siswa akan dimunculkan tingkat penguasaan
siswa tentang materi pelajaran melalui ujian.
d) Tahap motivasi
Tahap terakhir dalam proses belajar adalah tahap penghargaan
yang dapat berfungsi sebagai penguat. Menurut Bandura (Koeswara,
1986), penguatan eksternal memiliki peran yang penting dalam belajar,
penguat motivasi belajar siswa dapat dilakukan oleh guru, orang tua, dan
anggota masyarakat lainnya. Reinforcement dapat pujian dan hadiah.
Reinforcement biasanya diberikan kepada anak yang memperoleh
prestasi belajar yang memuaskan. Bagi anak yang belum memperoleh
prestasi yang memuaskan, perlu dimotivasi bahwa penguasaan materi
atau perilaku yang diberikan oleh guru penting bagi kehidupan mereka.
Tahap perhatian, penyimpanan, dan reproduksi menjadi efisien dan
membuahkan hasil yang menyenangkan atau menguntungkan yaitu
mendapat penghargaan. Menurut Bandura (Koeswara, 1986), individu
akan lebih termotivasi untuk mengungkapkan tingkah laku yang
mengarah pada penghargaan dibandingkan dengan tingkah laku yang
tidak menghasilkan penghargaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini diperlukan untuk
mendukung kajian teori yang telah dikemukakan sehingga dapat digunakan
sebagai landasan pada kerangka berfikir. Adapun hasil penelitian yang relevan
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dian Setianingsih yang berjudul
“Deskripsi Persepsi Siswa terhadap Pendampingan Orangtua dalam Belajar di
Rumah pada kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran
2012/2013”, hasil penelitian tersebut adalah
a. Tingkat pendampingan orangtua dalam belajar di rumah menurut persepsi
siswa masuk pada kategori optimal, hal ini dikarenakan sebagaian besar
(52,55%) siswa masuk dalam kategori optimal, (17,52%) masuk dalam
kategori sangat optimal, (27,74%) masuk dalam kategori cukup optimal
dan sisanya (2,19%) masuk dalam kategori tidak optimal. Berdasarkan
hasil penelitian terlihat bahwa kebanyakan siswa telah mendapatkan
pendampingan orangtua dalam belajar di rumah dengan optimal, bahkan
ada sebagian siswa yang mendapatkan pendampingan orangtua dalam
belajar dirumah sangat optimal.
b. Terdapat 1 butir pendampingan orangtua dalam belajar di rumah yang
masuk dalam kategori rendah mengenai tidak adanya bantuan orangtua
dalam membantu mengatur belajar siswa. Peranan orangtua yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
diharapkan meliputi mengatur jadwal belajar anak, menyediakan fasilitas
belajar dan mengawasi kegiatan belajar di rumah.
c. Melihat hasil tersebut, diharapkan orangtua semakin sadar dan
mengoptimalkan pendampingan dalam belajar di rumah seperti yang
diharapkan para siswa untuk mampu membantu mengatur jadwal belajar
siswa agar waktu belajar siswa optimal.
2. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Paskawati Br. Ginting yang berjudul
“Peran Orangtua dalam Memotivasi Proses Pencapaian Prestasi Belajar Siswa
di Sekolah Menurut Siswa kelas II SMP Bopkri 2 Tahun 2004/2005”, hasil
penelitian tersebut adalah peran orangtua dalam memotivasi proses pencapaian
hasil belajar siswa di sekolah menurut siswa kelas II SMP Bopkri 2 Yogyakarta
Tahun 2004/2005 yang mendapatkan kualifikasi sangat tinggi 3 orang (5,9%)
dan yang mendapatkan kualifikasi tinggi 9 orang (17,6%). Peran orangtua
dalam memotivasi proses pencapaian hasil belajar siswa yang mendapatkan
kualifikasi cukup tinggi 26 orang (51%). Peran orangtua dalam memotivasi
proses pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah yang mendapatkan
kualifikasi rendah 10 orang (19,6%) dan sangat rendah 3 orang (5,9%). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dalam hal-hal tertentu orangtua berperan
untuk menumbuhkan motivasi proses pencapaian prestasi belajar siswa dan
dalam beberapa hal tertentu orangtua masih kurang berperan dalam memotivasi
proses pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah. Hal – hal yang
mempengaruhi peran orangtua dalam memotivasi proses pencapaian prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
belajar siswa rendah antara lain orangtua yang terlalu sibuk bekerja, tingkat
pendidikan orangtua yang rendah dan broken home. Dengan adanya peran
orangtua dalam memotivasi proses pencapaian hasil belajar siswa di sekolah
diharapkan siswa dapat melaksanakan tugasnya sebagai pelajar yang baik.
Setiap siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar di sekolah sesuai
dengan potensi yang dimiliki.
C. Kerangka Berfikir
Setiap anak yang mengenyam pendidikan di sekolah menginginkan adanya
kesesuaian kurikulum dengan apa yang disampaikan oleh tenaga pendidik. Untuk
mengulang materi yang telah disampaikan oleh tenaga pendidik di sekolah,
seorang anak akan diberikan tugas yang dapat dikerjakan di rumah atau biasa
disebut dengan pekerjaan rumah. Pada saat orangtua pulang dari rutinitas
pekerjaan hariannya, anak akan menyambut baik kedatangan orangtuanya dengan
harapan akan mendapatkan motivasi dalam proses belajarnya. Di sisi lain,
orangtua yang telah lelah bekerja enggan menemani anak dalam belajar karena
takut terpancing emosi dan membuat anak menjadi tertekan. Anak yang merasa
tertekan akan beranggapan orangtua tidak memperdulikan proses belajarnya dan
cenderung bertindak sesuka hatinya.
Menurut Prayitno (dalam Zulkifli, 2008), bentuk-bentuk bimbingan antara
lain: layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran,
layanan pembelajaran, layanan konseling individual, layanan bimbingan
kelompok, dan layanan konseling kelompok. Sedangkan menurut Tohirin (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Ariastuti, 2009), bentuk-bentuk bimbingan ada dua, antara lain: layanan konsultasi
dan layanan mediasi. Menurut Prayitno (dalam Sudrajat, 2008) ada enam kegiatan
pendukung dari bentuk-bentuk layanan bimbingan, antara lain: aplikasi
intrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, tampilan
kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengkaji tentang persepsi anak terhadap
pendampingan orangtua dalam memotivasi proses belajarnya dan diharapkan
mampu mengurangi anggapan anak bahwa orangtua tidak mempedulikan proses
belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan metode penelitian,
yaitu jenis dan desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, teknik
dan instrumen pengumpulan data, reliabilitas dan validitas instrumen, serta teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Sugiyono (2013) mengatakan bahwa metode penelitian dilakukan
berlandaskan pada filsafat positifisme yang digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat tersebut, penelitian
deskriptif kuantitatif menghasilkan data yang diperoleh dari sampel populasi
penelitian, kemudian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan.
Penelitian deskritif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan
tingkat optimalisasi pendampingan orang tua dalam proses belajar anak menurut
persepsi siswa kelas X SMKN 1 Nanggulan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 Nanggulan, sekolah ini berada di
Jalan Gajah Mada, Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan sampai peneliti mendapatkan data yang valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa SMKN 1 Nanggulan. Data sampel
disajikan dalam tabel 1.
Tabel 3.1.
Subyek Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1. X ATPH 1 31
2. X ATPH 2 30
Total 61
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2013). Pertanyaan atau pernyataan dalam instrumendisusun atau dibuat
oleh peneliti untuk mengetahui peran orang tua dalam pendampingan belajar
sebagaimana dipersepsikan anak.
Pernyataan yang terdapat dalam kuesioner mengandung pernyataan positif
(favourable) dan pernyataan negatif (unfavourable). Skala pengukuran kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk model skala Likert dengan
menggunakan 4 pilihan yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan
sangat tidak setuju (STS). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
karenanya dipandang cocok untuk mengukur persepsi siswa tentang
pendampingan orangtua dalam proses belajar anak.
Tabel 3.2.
Norma Skoring Inventori Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak
Alternatif Jawaban Skor Favourable Skor Unfavourable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Responden diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang terdapat
pada kuesioner dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan
dengan cara memberi tanda (x).
Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden untuk
total item, dengan demikian dapat diketahui peran orangtua dalam pendampingan
proses belajar anak pada subjek penelitian ini. Semakin tinggi jumlah skor yang
diperoleh, maka semakin positf pula persepsi anak terhadap pendampingan
orangtua dalam proses belajar anak, begitu juga sebaliknya, semakin rendah
jumlah skor yang diperoleh, maka semakin kurang positif pula persepsi anak
terhadap pendampingan orangtua dalam proses belajar anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3.3.
Kisi – Kisi Kuisioner mengenai Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak
No Aspek Indikator Item
Favorable
Item
Unfavorable
1 Menyediakan
fasilitas belajar
1. Membelikan keperluan
untuk belajar
2. Menyiapkan kebutuhan
sekolah anak sebelum
berangkat
1, 2, 5
4,8
14
6
2 Pengawasan
kegiatan dan
penggunaan
waktu belajar
1. Mengawasi anak belajar
2. Orangtua membantu anak
dalam menyusun jadwal
3. Mengingatkan untuk
belajar
24, 25
11
10
3
19
15, 22
3 Bantuan proses
belajar
1. Mendampingi
mengerjakan PR
2. Menanyakan hambatan
saat belajar
18, 20
21, 26
9, 13, 17
7
4 Menolong
kesulitan belajar
1. Membantu mengatasi
hambatan saat belajar
2. Memberikan pengetahuan
untuk anak
3. Memberikan motivasi
28
12, 16
23
30
29
27
Jumlah Item 17 13
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas
Menurut Sugiyono (2013) validitas merupakan derajat ketepatan antara
data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang didapat oleh peneliti.
Bila peneliti membuat laporan tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada
objek, maka data tersebut dinyatakan tidak valid. Dalam penyusunan suatu
instrumen, ada tiga jenis validitas yang sering digunakan, di antaranya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
a. Validitas isi, yaitu validitas yang berkenaan dengan kemampuan suatu
instrumen dapat mengukur isi yang harus diukur. Sintesanya, alat ukur
tersebut mampu menjabarkan makna suatu konsep atau variabel yang
akan dilakukan pengukuran.
b. Validitas bangun, yaitu validitas yang berkenaan dengan kesiapan alat
ukur dalam mengukur suatu pengertian yang terdapat dalam materi yang
akan diukur. Beberapa konsep masih dianggap abstrak, memerlukan
penjabaran yang spesifik, dan dapat diukur.
c. Validitas ramalan, yaitu diutamakan bukan isi tes tapi terkait dengan
kriteria, seperti apakah alat ukur tersebut dapat digunakan untuk meramal
karakter atau perilaku tertentu. Validitas ini mempunyai makna adanya
relevansi dan ketetapan.
Validitas instrumen penelitian ini diperoleh dengan validitas isi. Cara
yang ditempuh adalah mengkonsultasikan konstruk dan isi butir-butir
kuesioner pada expert judgement. Dalam hal ini diminta pertimbangan
rasional (rational validity) dari dosen pembimbing. Selanjutnya, dilakukan
uji coba instrumen secara empiris untuk menguji keterpenuhan validitas
empiris. Perhitungan validitas empiris instrumen ini menggunakan korelasi
product moment atau dikenal juga dengan korelasi Pearson. Rumus korelasi
produk moment adalah sebagai berikut:
𝑟 = 𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
√𝑁∑(𝑋)2 − (∑𝑋)²(𝑁∑(𝑌2) − (∑𝑌)2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Keterangan :
r = Korelasi produk moment
N = jumlah responden
X = nilai setiap butir
Y = nilai dari total skor butir
Hasil perhitungan validitas dengan 30 item, diperoleh 25 item yang
valid dan 5 item yang gugur. Berikut rekapitulasi validitas butir-butir yang
valid dan gugur kuesioner pendampingan orangtua dalam proses belajar anak.
Tabel 3.4.
Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Pendampingan Orangtua dalam
Proses Belajar Anak
No Aspek Indikator Item
Favorable
Item
Unfavor
able
Item
Gugur ∑
1 Menyediakan
fasilitas
belajar
1. Membelikan keperluan
untuk belajar
2. Menyiapkan kebutuhan
sebelum ke sekolah
1,2,5
4,8
14
6
5, 14
8
4
2 Pengawasan
kegiatan dan
penggunaan
waktu belajar
1. Mengawasi anak belajar
2. Menyusun jadwal
3. Mengingatkan untuk belajar
24,25
11
10
3
19
15,22
19, 22
6
3 Bantuan
proses
belajar
1. Mendampingi mengerjakan
PR
2. Menanyakan hambatan saat
belajar
18,20
21,26
9,13,17
7
-
8
4 Menolong
kesulitan
belajar
1. Membantu mengatasi
hambatan saat belajar
2. Memberikan pengetahuan
untuk anak
3. Memberikan motivasi
28
12,16
23
30
29
27
-
7
TOTAL 17 13 5 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2. Reliabilitas
Reliabilitas lebih mudah dimengerti, dengan memperhatikan tiga
aspek dari suatu alat ukur, yaitu: Kemantapan, Ketetapan dan Homogenitas.
Suatu instrumen dikatakan mantap apabila dalam mengukur sesuatu
berulangkali dengan syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah,
instrumen tersebut memberikan hasil yang sama Kerlinger (1973). Reliabilitas
lebih kepada kemantapan, ketetapan, dan homogenitas, sedangkan validitas
ditujukan pada isi dan kegunaan instrumen.
Menurut Sugiono (2013), reliabilitas berkenaan dengan derajat
konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Perhitungan reliabilitas kuesioner
penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbrach yaitu (α)
α = [ 𝑘
𝑘−1][1 −
∑ 𝑆𝑖²
𝑆𝑥² ]
Keterangan:
k = jumlah instrumen pertanyaan
∑ 𝑆𝑖² = jumlah varians dari tiap instrumen
𝑆𝑥² = varians dari keseluruhan instrumen
Hasil perhitungan reliabilitas dikonfirmasi dengan menggunakan
kriteria Guilford. Kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3.5.
Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
2 0,71 – 0,90 Tinggi
3 0,41 – 0,70 Cukup
4 0,21 – 0,40 Rendah
5 < 0,20 Sangat Rendah
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan
program komputer SPSS 20, diperoleh perhitungan reliabilitas kuesioner pendampingan
orangtua dalam proses belajar anak, dalam tabel berikut:
Tabel 3.6.
Nilai Koefisien Reliabilitas Instrumen
Cronbach’s Alpha N of items
.975 25
Hasil perhitungan di atas, peneliti konsultasikan dengan kriteria Guilford.
Reliabilitas kuesioner pendampingan orangtua dalam proses belajar anak termasuk
kategori tinggi karena α yang diperoleh 0,975.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian ini menggunakan perhitungan deskriptif
kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 3.7.
Kategori Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak
No Formula Kriteria Kategori
1 X < [x-1,5(sd)] Sangat Rendah
2 [x-1,5(sd)] < X ≤ [x-0,5(sd)] Rendah
3 [x-0,5(sd)] < X ≤ [x+0,5(sd)] Sedang
4 [x+0,5(sd)] < X ≤ [x+1,5(sd)] Tinggi
5 [x+1,5(sd)] < X Sangat Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Kategori skor pendampingan orangtua dalam proses belajar anak
menurut persepsi siswa SMKN 1 Nanggulan antara lain:
Diketahui:
Skor maksimal = 4 x 61 = 244
Skor minimal = 1 x 61 = 61
Standar deviasi (sd) = 244 − 61
6 = 30,5
X mean teoritik (x) = 244+ 61
2 = 152,5
Formula kriteria:
a. [x – 1,5(sd)] = [152,5 – 1,5(30,5)]
= [152,5 – 45,75]
= 106,75
b. [x + 1,5(sd)] = [152,5 + 1,5(30,5)]
= [152,5 + 45,75]
= 198,25
c. [x – 0,5(sd)] = [152,5 – 0,5(30,5)]
= [152,5 – 15,25]
= 137,25
d. [x + 0,5(sd)] = [152,5 + 0,5(30,5)]
= [152,5 + 15,25]
= 167,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Jadi, kategori sangat rendah adalah rentang skor < 106,75. Kategori rendah
adalah rentang skor 106,76 – 137,25. Kategori sedang adalah rentang skor
137,26 – 167,75. Kategori tinggi adalah rentang skor 167,76 – 198,25. Kategori
sangat tinggi adalah rentang skor > 198,25.
Kategori skor butir kuesioner pendampingan orangtua dalam proses
belajar anak menurut persepsi siswa SMKN 1 Nanggulan antara lain:
Diketahui:
Skor maksimal = 4 x 25 = 100
Skor minimal = 1 x 25 = 25
Standar deviasi (sd) = 100 − 25
6 = 12,5
X mean teoritik (x) = 100 + 25
2 = 62,5
Formula kriteria:
a. [x – 1,5(sd)] = [62,5 – 1,5(12,5)]
= [62,5 – 18,75]
= 43,75
b. [x + 1,5(sd)] = [62,5 + 1,5(12,5)]
= [62,5 + 18,75]
= 81,25
c. [x – 0,5(sd)] = [62,5 – 0,5(12,5)]
= [62,5 – 6,25]
= 56,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
d. [x + 0,5(sd)] = [62,5 + 0,5(12,5)]
= [62,5 + 6,25]
= 68,75
Jadi, kategori sangat rendah adalah rentang skor < 43,75. Kategori rendah
adalah rentang skor 43,76 – 56,25. Kategori sedang adalah rentang skor 56,26
– 68,75. Kategori tinggi adalah rentang skor 68,76 – 81,25. Kategori sangat
tinggi adalah rentang skor > 81,25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian
tersebut menurut sistematika penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak
Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran tingkat
optimalisasi pendampingan orangtua dalam proses belajar anak menurut
persepsi siswa kelas X ATPH 1 dan 2 SMKN 1 Nanggulan dan
mengidentifikasi capaian butir skor kuesioner yang menunjukkan kategori
kurang optimal.
Hasil penelitian ini dikategorikan menjadi lima bagian berdasarkan
nilai rata-rata skor total, yaitu kategori sangat optimal, kategori optimal,
kategori cukup optimal, kategori kurang optimal, dan kategori tidak optimal.
Nilai capaian skor persepsi siswa terhadap pendampingan orangtua dalam
memotivasi proses belajar anak dapat dilihat dalam tabel 4.
Tabel 4.1.
Distribusi Skor Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak
KATEGORI RENTANG SKOR JUMLAH SISWA PERSENTASE
Sangat Optimal > 81 22 36,07%
Optimal 70 – 81 25 40,98%
Cukup optimal 57 – 69 12 19,67%
Kurang optimal 44 – 56 2 3,28%
Tidak optimal < 44 - 0
Total 61 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berdasarkan dari hasil perhitungan skor pada tabel tersebut,
sebanyak 36,07% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam
proses belajar sangat optimal. 40,98% siswa berpersepsi bahwa
pendampingan orangtua dalam proses belajar optimal. 19,67% siswa
berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar cukup
optimal dan 3,28% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam
proses belajar kurang optimal.
Berdasarkan hasil analisis profil hasil capaian skor persepsi siswa
terhadap pendampingan orangtua dalam proses belajar disajikan dalam bentuk
grafik berikut.
Grafik 4.1. Profil Hasil Capaian Skor Pendampingan Orangtua dalam Proses
Belajar Anak
36.07%
40.98%
19.67%
3.28%
00.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
SANGAT OPTIMAL OPTIMAL CUKUP OPTIMAL KURANG OPTIMAL TIDAK OPTIMAL
SANGAT OPTIMAL OPTIMAL CUKUP OPTIMAL KURANG OPTIMAL TIDAK OPTIMAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4.2.
Distribusi Skor Butir Kuesioner Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar
Anak
No Kategori Rentang Skor Jumlah Item Persentase
1 Sangat Rendah <107 - 0
2 Rendah 108-137 5 20%
3 Sedang 138-168 2 8%
4 Tinggi 169-198 17 68%
5 Sangat Tinggi >198 1 4%
Total 25 100%
Berdasarkan perhitungan skor tiap butir pada kuesioner diperoleh hasil
bahwa 20% termasuk kategori rendah, 8% termasuk kategori sedang, 68%
termasuk kategori tinggi dan 4% termasuk kategori sangat tinggi. Terdapat 5 butir
kuesioner yang menunjukkan hasil capaian kategori rendah berdasarkan jumlah
skor item. Hal tersebut menandakan masih terdapat 5 butir proses pendampingan
belajar orangtua terhadap anak yang belum tercapai.
Berdasarkan hasil analisis profil hasil capaian skor tiap butir kuesioner
pendampingan orangtua dalam proses belajar anak, diperoleh gambaran jelas
persentase hasil capaian yang disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Grafik 4.2. Profil Hasil Capaian Skor Tiap Butir Kuesioner Pendampingan
Orangtua dalam Proses Belajar Anak
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pendampingan orangtua dalam proses belajar anak pada
siswa kelas X ATPH 1 dan X ATPH 2 SMKN 1 Nanggulan tahun ajaran
2017/2018 menunjukkan bahwa tingkat pendampingan orangtua dalam proses
belajar anak masuk pada kategori optimal. Hal ini artinya sebagian siswa
berpersepsi bahwa orangtua mereka telah optimal dalam mendampingi proses
belajar di rumah. Adanya pendampingan orangtua di rumah dapat membantu anak
ketika mengalami kesulitan saat belajar, anak menjadi tidak kebingungan mencari
bantuan kepada orang lain apabila anak mendapatkan kesulitan dalam belajar.
36,07% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar
sangat optimal. Sebanyak 22 siswa memiliki total skor > 81, antara lain siswa
0
20%
8%
68%
4%
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI
SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
nomor 4, 5, 7, 8, 10, 12, 15, 16, 17, 20, 22, 24, 26, 27, 30, 31, 32, 37, 50, 53, dan
54.
40,98% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses
belajar optimal. Sebanyak 25 siswa memiliki total skor 70-81, antara lain siswa
nomor 1, 2, 3, 6, 9, 11, 13, 14, 18, 21, 25, 29, 34, 35, 38, 41, 46, 47, 48, 49, 51, 55,
56, 59, dan 61.
19,67% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses
belajar cukup optimal. Sebanyak 12 siswa memiliki total skor 57-69, antara lain
siswa nomor 23, 28, 36, 39, 42, 43, 44, 45, 52, 57, 58, dan 60.
3,28% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses
belajar kurang optimal. Sebanyak 2 siswa memiliki total skor 44-56, antara lain
siswa nomor 33 dan 40. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa sebagian besar
anak telah mendapatkan pendampingan orangtua dalam proses belajar optimal.
Terdapat lima butir pendampingan orangtua dalam proses belajar anak
yang masuk dalam kategori rendah. Hal ini nampak pada siswa yang masih
berpersepsi bahwa pendampingan dalam proses belajar kurang optimal. Dari hasil
tersebut, menunjukkan bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar anak
menurut persepsi siswa SMKN 1 Nanggulan dianggap sebagai persepsi negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 4.3.
Capaian Butir Kuesioner Kategori Sangat Rendah
Butir Pernyataan
5 Orangtua enggan membantu mengatasi kesulitan saat saya belajar di rumah.
8 Orangtua membantu menyiapkan seragam yang akan saya pakai ke sekolah.
14 Orangtua enggan untuk menyediakan fasilitas belajar, seperti buku tulis,
bolpoin, dan sebagainya.
19 Orangtua mengabaikan saya menyusun jadwal belajar sesuka hati saya.
22 Orangtua enggan dalam mengingatkan saya untuk belajar.
Menurut Akbar (2011), dalam kegiatan belajar diperlukan adanya
pendampingan dari orangtua dan orang lain, agar siswa menjadi semangat dalam
belajarnya. Peranan keluarga terutama kedua orangtua sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurut Liem Hwie (Kartono, 1985: 91), ada beberapa aspek pendampingan
yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam membantu belajar anak yaitu:
1. Menyediakan fasilitas belajar
2. Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah
3. Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah
4. Mengawasi kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar
5. Menolong anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar
Tidak tercapainya salah satu aspek dari teori tersebut dapat dibuktikan dengan
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kurangnya fasilitas belajar dari orangtua
untuk proses belajar anak dan orangtua yang enggan mengingatkan anak untuk belajar,
mempengaruhi persepsi negatif anak terhadap pendampingan orangtua dalam proses
belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan
saran-saran terhadap kegiatan bimbingan dan konseling belajar di sekolah.
A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian adalah:
1. Terdapat 36,07% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam
proses belajar sangat optimal. 40,98% siswa berpersepsi bahwa pendampingan
orangtua dalam proses belajar optimal. 19,67% siswa berpersepsi bahwa
pendampingan orangtua dalam proses belajar cukup optimal dan 3,28% siswa
berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar kurang
optimal. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa sebagian besar anak telah
mendapatkan pendampingan orangtua dalam proses belajar optimal.
2. Terdapat 5 butir pendampingan orangtua dalam proses belajar anak yang
terindikasi tingkat pencapaiannya rendah.
B. Saran
Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil penelitian
untuk berbagai pihak:
1. Orangtua
Orangtua diharapkan lebih mengoptimalkan pendampingan dalam
proses belajar anak di rumah. Orangtua sebaiknya dapat mengatur waktu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
membagi semua kegiatan dalam hal pekerjaan, tanpa mengesampingkan tugas
sebagai orangtua untuk mendampingi proses belajar anak di rumah.
2. Guru pembimbing
Guru pembimbing diharapkan dapat membantu pihak sekolah dalam
pembuatan atau penyusunan program bimbingan bagi para siswa yang kurang
mendapatkan pendampingan orangtua dalam belajar di rumah. Guru
pembimbing dapat mengadakan layanan konsultasi dengan orangtua mengenai
adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan pendampingan dalam proses
belajar di rumah secara optimal.
3. Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk memperoleh
pengalaman dan gambaran tentang persepsi anak terhadap orangtua dalam
memotivasi proses belajar siswa. Selain itu dapat membantu untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya tentang persepsi anak terhadap
orangtua dalam memotivasi proses belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Almas. (2011). Peran Orang Tua dalam Pendampingan Anak.
http://almasakbar45.blogspot.com/2011/05/peran-orang-tua-dalam-
pendampingan-anak.html.
Ariastuti, Fitri. (2007). Jenis Layanan Bimbingan Konseling.
http://fitriariastuti.weebly.com/layanan-layanan-bimbingan-konseling.html.
Emmy, Rosalia. (2008). Menjadi Ortu Cerdas Tips Mendampingi Anak Belajar.
Penerbit Kanisius.
Handoko, M. (1992). Motivasi daya penggerak tingkah laku. Yogyakarta: Kanisius.
Ibrahim. Makalah Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Belajar Anak.
Makalahmajannaii.blogspot.com/.../pengaruh-bimbingan-orang-tua-terhadap-
prestasi-belajar-anak.
Kartini, Kartono. (1985). Peran Orang Tua dalam Memandu Anak. Jakarta: Rajawali.
Koeswara, E. (1986). Motivasi Teori Dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa.
Mahmud, D. (1990). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta:
BPFE.
Mulyana, Aina. (2016). Pengertian Persepsi, Syarat Proses dan Faktor yang
Mempengaruhi Persepsi. http://ainamulyana.blogspot.com/2016/01/pengertian-
persepsi-syarat-proses-dan.html.
Prayitno, E. (1989). Motivasi dalam belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Purwanto, (1984). Psikologi Perkembangan Remaja. Bandung: Bina Aksara.
Sardiman. (2005). Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sarwono, Sarlito. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali.
Soemanto, W. (1984). Psikologi Pendidikan. Malang: Dina Aksara
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Suharman. (2005). Psikologi Kognitif (edisi revisi).Surabaya: Srikandi.
Suryabrata, S. (1984). Psikologi Pendidikan. Universitas Gadjah Mada.
Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Winkel, WS. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.
Zulkifli, Amsyah. (2008). Kegiatan Layanan Bimbingan Konseling.
http://djayenis.blogspot.co.id/2008/11/kegiatan-layanan-bimbingan-dan.html.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 1. Tabulasi Data Penelitian
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
∑
1 3 3 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 2 1 1 2 74
2 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 1 3 4 3 4 3 2 4 2 4 4 4 2 1 1 2 1 76
3 4 4 4 4 2 2 1 1 4 2 2 2 4 1 4 4 4 2 3 1 4 2 4 4 4 2 1 1 1 1 79
4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 3 3 1 4 3 4 3 3 3 3 4 99
5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 2 82
6 4 4 4 4 2 3 1 1 4 3 3 3 4 1 4 2 4 3 3 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 72
7 4 3 3 3 3 4 2 1 3 4 4 4 3 1 3 3 3 4 1 2 3 1 3 3 3 2 4 2 2 4 85
8 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 97
9 4 4 4 4 2 2 1 4 4 2 2 2 4 1 4 4 4 2 2 1 4 2 4 4 4 2 1 1 1 1 81
10 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 1 4 3 4 4 1 4 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 96
11 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 2 2 1 2 76
12 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 2 3 3 3 3 4 4 2 3 2 2 98
13 4 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 1 1 2 1 1 73
14 1 3 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 72
15 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 3 3 3 4 1 4 4 1 99
16 3 3 3 3 1 2 4 1 3 2 2 2 3 1 3 4 3 3 2 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 1 83
17 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 1 4 3 4 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 2 88
18 2 2 2 2 2 4 3 4 2 4 4 4 2 2 3 3 3 3 1 2 3 1 3 3 3 4 3 2 2 3 81
19 4 3 3 3 2 4 3 2 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 2 2 4 2 4 4 4 2 2 3 2 2 90
20 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 2 4 2 3 3 4 4 3 3 2 3 99
21 4 2 2 2 2 4 2 2 2 4 4 4 2 1 2 3 2 4 1 3 3 1 3 3 3 1 1 2 2 1 72
22 4 4 4 4 1 4 3 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 2 4 1 4 4 4 2 1 4 3 1 94
23 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 1 3 1 3 3 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 59
24 4 4 4 4 1 4 2 1 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 90
25 4 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 73
26 4 4 4 4 1 4 2 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 3 4 1 4 4 4 4 3 3 2 3 99
27 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 1 4 3 4 3 1 2 3 1 3 3 3 2 2 2 2 2 85
28 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 1 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 67
29 1 3 3 3 1 4 1 2 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 1 4 1 4 4 4 1 1 1 1 1 79
30 4 3 3 3 2 4 2 4 3 4 4 4 3 1 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 84
31 4 4 4 4 1 4 3 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 1 3 3 1 97
32 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 1 4 3 4 2 1 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 2 87
33 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 55
34 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 1 1 2 3 1 73
35 4 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3 2 3 3 3 2 1 1 2 1 72
36 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 1 3 3 3 2 1 2 3 1 3 3 3 2 1 2 2 1 69
37 3 3 3 3 2 4 2 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 4 2 4 4 4 3 2 2 3 2 89
38 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 74
39 1 2 2 2 2 1 4 2 2 1 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 4 68
40 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 1 1 1 3 1 3 3 3 1 1 1 1 1 51
41 3 2 2 2 2 4 2 2 2 4 4 4 2 3 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 72
42 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 67
43 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 64
44 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 1 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 66
45 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 1 3 2 3 3 3 2 1 1 1 1 69
46 2 2 2 2 1 4 1 3 2 4 4 4 2 1 2 4 2 4 3 2 4 1 4 4 4 3 3 1 1 3 79
47 2 3 3 3 2 3 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 1 3 1 3 3 3 3 1 2 1 1 70
48 2 3 3 3 3 4 1 2 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 74
49 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 75
50 4 3 3 3 2 4 3 2 3 4 4 4 3 1 3 4 3 4 3 1 4 1 4 4 4 2 2 1 1 2 86
51 4 4 4 4 1 3 1 1 4 3 3 3 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 71
52 3 3 3 3 1 4 1 1 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
53 4 4 4 4 2 4 2 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 3 4 1 4 4 4 3 2 2 2 2 95
54 4 4 4 4 2 3 2 1 4 3 3 3 4 1 4 4 4 4 2 3 4 1 4 4 4 2 2 2 2 2 90
55 2 2 2 3 2 4 3 1 2 4 4 4 2 2 2 3 2 4 1 2 3 1 3 3 3 2 1 3 3 1 74
56 3 2 2 3 2 4 2 1 3 4 4 4 2 2 2 4 2 4 2 2 4 1 4 4 4 2 1 2 2 1 79
57 4 2 2 2 2 3 1 3 4 3 3 3 2 1 2 3 2 4 1 2 2 1 2 3 3 2 2 1 2 2 69
58 3 3 3 3 1 4 1 1 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 2 1 2 3 3 2 1 1 1 1 68
59 3 3 3 3 2 4 2 2 3 4 4 4 3 1 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 80
60 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 1 3 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 69
61 3 3 3 3 1 4 2 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 2 79
196
187
186
188
116
195
131
123
190
195
198
196
187
94
189
199
188
192
117
121
178
99
180
181
185
138
108
114
122
109
4802
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
KUESIONER
PENDAMPINGAN ORANGTUA DALAM PROSES BELAJAR ANAK
Teman-teman yang tercinta dan terkasih, saya mohon kesediaannya untuk
menjawab kuesioner ini. Kuesioner ini bersifat rahasia. Oleh karena itu, saya
mengharapkan teman-teman untuk menjawab dengan jujur sesuai dengan perasaan,
keadaan, atau situasi nyata yang teman-teman alami.
Bacalah masing-masing pernyataan berikut dengan teliti. Berilah tanda checklist
(√) pada kolom setiap pernyataan.
Keterangan:
(SS) : Bila perasaan atau keadaan sangat setuju seperti yang Anda alami.
(S) : Bila perasaan atau keadaan setuju seperti yang Anda alami.
(TS) : Bila perasaan atau keadaan tidak pernah Anda alami.
(STS) : Bila perasaan atau keadaan sangat tidak setuju seperti yang Anda alami.
Isilah terlebih dahulu identitas anda berikut ini:
Nama : Tinggal bersama :
No Pernyataan SS S TS STS
1
Orangtua menyediakan fasilitas yang
mendukung belajar, seperti buku tulis,
bolpoin, dan sebagainya.
2 Orangtua membelikan buku pelajaran untuk
mendukung saya saat belajar.
3 Orangtua tidak memperhatikan ketika saya
tidak belajar.
4 Orangtua membantu menyiapkan sarapan
sebelum saya berangkat sekolah.
5 Orangtua enggan membantu mengatasi
kesulitan saat saya belajar di rumah.
6
Saya sarapan di kantin karena orangtua
kurang memiliki waktu untuk menyiapkan
sarapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
7 Orangtua tidak mau tahu tentang hambatan
belajar yang saya alami.
8 Orangtua membantu menyiapkan seragam
yang akan saya pakai ke sekolah.
9
Orangtua kurang memiliki waktu untuk
membantu mendampingi saya mengerjakan
PR.
10 Orangtua mengingatkan saya apabila saya
malas belajar.
11 Orangtua membantu saya dalam mengatur
jadwal belajar.
12
Orantua memberikan saya dukungan ketika
melihat kesulitan yang saya alami saat
belajar.
13
Orangtua pulang kerja larut malam sehingga
tidak bisa menemani saya mengerjakan tugas
sekolah.
14
Orangtua enggan untuk menyediakan
fasilitas belajar, seperti buku tulis, bolpoin
dan sebagainya.
15 Orangtua membantu menjelaskan pelajaran
yang saya anggap sulit.
16 Orangtua memberikan saya semnagat dalam
belajar.
17 Orangtua mengabaikan saya ketika saya
mengerjakan PR seorang diri.
18 Apabila saya lalai belajar, orangtua
mengingatkan saya untuk belajar.
19 Orangtua mengabaikan saya menyusun
jadwal belajar sesuka hati.
20 Orangtua mendampingi saya dalam
mengerjakan PR.
21 Orangtua menanyakan mata pelajaran apa
yang sulit saya pahami.
22 Orangtua enggan dalam mengingatkan saya
untuk belajar.
23
Orangtua memotivasi saya untuk terus
belajar agar prestasi saya sesuai dengan
kemampuan saya dan harapan mereka.
24 Orangtua menemani saya belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
25
Orangtua membantu saya mempelajari
kembali mata pelajaran yang belum saya
mengerti di sekolah.
26 Orangtua menanyakan hambatan yang saya
alami dalam belajar.
27 Orangtua kurang peduli dengan prestasi yang
saya dapat di sekolah.
28 Orangtua jarang membantu saya ketika saya
mengalami kesulitan dalam belajar.
29 Orangtua tidak memperdulikan ketika saya
mendapatkan nilai ulangan buruk.
30 Orangtua membantu memberikan penjelasan
tentang pelajaran yang sulit saya pahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 3. Tabulasi Data Validitas
Butir Korelasi Pearson Hasil Keterangan
1
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,585**
,000
61
Valid
2
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,725**
,000
61
Valid
3
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,732**
,000
61
Valid
4
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,748**
,000
61
Valid
5
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,099
,449
61
Tidak Valid
6
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,538**
,000
61
Valid
7
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,580**
,000
61
Valid
8
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,133
,306
61
Tidak Valid
9
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,704**
,000
61
Valid
10
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,538**
,000
61
Valid
11
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,490**
,000
61
Valid
12
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,482**
,000
61
Valid
13
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,725**
,000
61
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
14
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,191
,141
61
Tidak Valid
15
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,716**
,000
61
Valid
16
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,595**
,000
61
Valid
17
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,722**
,000
61
Valid
18
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,539**
,000
61
Valid
19
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
-,049
,705
61
Tidak Valid
20
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,535**
,000
61
Valid
21
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,629**
,000
61
Valid
22
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,029
,827
61
Tidak Valid
23
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,607**
,000
61
Valid
24
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,556**
,000
61
Valid
25
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,653**
,000
61
Valid
26
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,601**
,000
61
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
27
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,370**
,003
61
Valid
28
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,611**
,000
61
Valid
29
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,447**
,000
61
Valid
30
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
,390**
,002
61
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI