PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2012-1-00575-MN...
Transcript of PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2012-1-00575-MN...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia usaha sangatlah dinamis, dan sarat dengan ketidakpastian, dimana
persaingan semakin ketat dan perubahan yang terjadi semakin cepat, sehingga para
pengusaha harus dapat mengatasi persaingan, dan beradaptasi terhadap perubahan dan
mengatasi dampak dari perubahan terhadap bisnis mereka.
Berbagai perubahan dalam industri penambangan timah merupakan tantangan
yang mendorong PT Timah untuk terus berevolusi menjadi perusahaan pertambangan yang
handal dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan. “Go Offshore, Go Deeper”,
menjelaskan terjadi transformasi dan strategi usaha PT Timah untuk meraih masa depan yang
gemilang dan berkelanjutan..
Transformasi visi dan misi perusahaan MVVM (Mission, Visison, Values, and
Meaning) didasarkan pada pemahaman bahwa berbagai perubahan dan tantangan terus
bermunculan dengan semakin kerap di masa sekarang, dan untuk itu Perusahaan harus siap
menghadapinya dengan pola manajemen yang baik dan profesionalisme kerja yang tinggi,
serta memperhatikan kepentingan semua pihak yang terkait. Untuk itu, diperlukan juga
budaya kerja yang tepat dan efektif dalam membangun sumber daya manusia yang akan
membawa perusahaan mencapai visisnya dengan melaksanakan setiap misinya dengan baik.
Lepas dari hal tersebut manusia merupakan sumber daya yang paling penting di
dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai keberhasilan. Mengingat betapa
pentingnya peranan sumber daya manusia bagi perusahaan, maka diperlukan suatu cara agar
perusahaan mendapatkan karyawan yang bekualitas, memiliki semangat yang tinggi dalam
memberikan yang terbaik untuk konsumen dan melakukan pekerjaannya dengan maksimal.
Untuk mencapai keberhasilan di dalam menjalankan dan memaksimalkan kegiatan usahanya,
suatu perusahaan tidak dapat hanya bergantung pada kemajuan teknologi, maupun modal
usaha yang besar, tetapi juga sangat ditentukan oleh kualitas tenaga kerja atau karyawan yg
akan direkrut oleh perusahaan.
PT Timah (Persero) Tbk adalah perusahaan milik negara (BUMN) yang bergerak
dibidang pertambangan timah. Perusahaan berdomisili di Jl. Jendral Sudirman no. 51,
Pangkal Pinang Prop. Bangka Belitung. Produk PT Timah yang utama adalah logam timah,
sementara produk-produk lainnya meliputi produk spesifik berbasis timah, batubara, dan
pasir industri.
Gambar 1.1 Jumlah karyawan tetap Sumber : PT Timah
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor Internal Marketing yang saat ini
dilakukan?
2. Merumuskan faktor-faktor utama untuk meningkatkan Internal
marketing ?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor Internal Marketing yang akan
dilakukan.
2. Untuk merumuskan faktor-faktor utama untuk meningkatkan Internal
marketing.
1.4 Manfaat Penelitain Bagi penulis:
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman.
2. Untuk mendapatkan informasi sistem Internal Marketing yang saat
ini dijalankan PT Timah.
3. Merupakan latihan bagi penulis untuk mendefinisikan masalah,
menganalisa masalah, dan menganalisa situasi.
4. Lebih mengenal perusahaan pertambangan serta cara menjalin
hubungan yang baik di dalam perusahaan.
Bagi pembaca:
1. Dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai faktor-faktor
untuk meningkatkan internal marketing perusahaan.
2. Dapat menggunakan skripsi ini sebagai acuan dalam meneliti faktor internal
marketing.
3. Memberikan informasi secara akurat kepada masyarakat.
Bagi perusahaan:
Dapat memberikan ide baru untuk meningkatkan Internal marketing. Baik secara finansial
maupun non-finansial, sehingga dapat berpengaruh dalam menentukan strategi marketing
yang tepat dan baik agar PT. Timah Tbk dapat menjadi perusahaan pertambangan kelas dunia
demi kehidupan yang lebih berkualitas.
1.5 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri metodologi-metodologi yang
terdiri dari:
• Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Library Research
Data yang dikumpulkan berupa data sekunder baik data yang dimiliki oleh
perusahaan, jurnal, internet atau sumber-sember lainnya.
2. StudiPustaka
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca
buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner. Kuesioner
dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup.
• Metode Analisis
Tujuan Penelitian Metode yang digunakan Alat Analisis
T-1 Deskriptif-Asosiatif Analisis Faktor
T-1 Deskriptif-Asosiatif Analisis Faktor
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan dalam penelitian ini secara garis besar dibagi menjadi
lima bagian yang terdiri dari pendahuluan, landasan teori, analisis sistem yang
berjalan, usulan pemecahan masalah, serta simpulan dan saran. Secara garis besar,
penulisan ini berisi sebagai berikut:
BAB 1: PENDAHULUAN
Pada bab pertama dari Penulisan dalam penelitian ini menguraikan secara
singkat mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat,
metodologi yang digunakan serta sistematika penulisan.
BAB 2: LANDASAN TEORI
Pada bab kedua membahas mengenai teori-teori dasar mengenai faktor
internal marketing, serta teori-teori khusus lain yang berkaitan dengan
faktor internal marketing.
BAB 3: METODE PENELITIAN
Pada bab ketiga membahas mengenai desain penelitian, operasionalisasi
variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel,
teknik pengolahan sampel, dan metode analisis.
BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang sejarah perusahaan, strukturisasi perusahaan,
pengolahan data dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product
and Service) 16.0 for Windows .
BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan simpulan dari hasil pengolahan data serta
memberikan sejumlah saran pada PT Timah yang bertujuan untuk
membantu meningkatkan internal marketing.
LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 VISI
2.1.1.1 PENGERTIAN VISI
Berdasarkan pendapat dari Wibisono (2006, p. 43), Visi merupakan rangkaian kalimat
yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai
di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari
organisasi atau perusahaan.
Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat eksis,
antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa
depan yang diinginkan oleh organisasi.
(http://www.deptan.go.id/pusdatin/renstra/renstra2.htm)
Jadi kesimpulannya Visi adalah cita-cita dari sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin
dicapai di masa depan.
2.1.2 Misi
2.1.2.1 Pengertian Misi
Menurut Wibisono (2006,p.46) Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan
tujuan atau alasan eksistensi organisasi, yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan
kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.
Pengertian misi adalah tujuan dan alasan yang memberikan arah sekaligus batasan
proses pencapaian tujuan. Misi pada dasarnya hanya bukan usaha formal untuk memperjelas
apa yang dikehendaki, namun misi merupakan tahapan aksi yang akan dilaksanakan dari visi
yang telah ada, guna mencapai suatu tujuan.
(http://indonetasia.com/definisionline/?p=339)
Menurut penulis, pengertian dari misi yaitu suatu pernyataan oleh organisasi atau
perusahaan mengenai produk/jasa yang akan diberikan kepada masyarakat yang berkaitan
dengan pencapaian tujuan perusahaan.
2.1.2.3 Tujuan Misi
Menurut Wibisono (2006,p.46) Tujuan dari misi adalah mengkomunikasikan kepada
stakeholders, di dalam maupin di luar organisasi, tentang alasan pendirian perusahaan dan ke
arah mana perusahaan akan menuju.
Misi PT Timah Tbk
• Mengoptimalkan nilai Perusahaan, kontribusi terhadap pemegang saham, dan
tanggung jawab sosial.
• Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang kompeten, kreatif dan Professional
• Mewujudkan harmonisasi hubungan dengan pemangku kepentingan (stakeholder)
dan Lingkungan global
2.1.3 Internal Marketing
2.1.3.1 Konsep dari Pemasaran Internal
Menurut Richard J. Varey Kebutuhan untuk perbaikan nyata dalam kemampuan
organisasi untuk, dan pengiriman layanan pelanggan yang berharga yang sesuai dengan
kebutuhan pelanggan, sebagai dasar untuk strategi kompetitif dan keunggulan kompetitif
telah menerima perhatian luas dalam literatur manajemen akademik dan profesional
(Christopher et al. 1991; Wilson et a, 1992).
Sampai saat ini, bagaimanapun, sebagian besar perhatian telah difokuskan pada
penyedia layanan, khususnya layanan kesehatan, jasa keuangan dan profesional di Amerika
Serikat (George, 1986; Gronroos, 1983; Gummesson, 1991a; Schlesinger dan Heskett, 1991),
dan layanan unsur apa yang organisasi manufaktur lakukan untuk pelanggan mereka belum
sepenuhnya ditangani. Beberapa pekerjaan telah mengakui bahwa semua pemasok banyak
penyedia layanan dan nilai yang semakin banyak diciptakan untuk layanan pelanggan melalui
kompetensi khas (Quinn et al., 1990).
2.1.3.2 Pengertian Marketing
Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari
organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
menyampaikan sebuah nilai (value) kepada konsumen dan menjaga hubungan kepada
konsumen dalam berbagai cara yang dapat menghasilkan keuntungan (benefit) untuk
organisasi maupun para pemegang saham.
Sedangkan Rangkuti,F (2009,P 20) berpendapat bahwa, pemasaran adalah kegiatan
manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses
pertukaran.
Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pemasaran adalah proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan sebuah nilai kepada konsumen untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui sebuah organisasi.
Pengertian Internal Marketing:
Menurut kotler (2008,p.25) Internal Marketing adalah tugas merekrut, melatih, dan
memotivasi karyawan-karyawan yang kompeten, yang ingin melayani pelanggan dengan
baik. Pemasar yang cerdas menyadari bahwa aktivitas pemasaran di dalam perusahaan bisa
menjadi sepenting atau bahkan lebih penting daripada aktivitas pemasaran yang diarahkan ke
luar perusahaan. Tidak masuk akal mejanjikan menjanjikan pelayanan yang prima sebelum
staff perusahaan siap memberikannya.
Menurut Richard Varey, barbara lewis dalam buku Internal Marketing: Directions for
Manajemen (2002), Internal Marketing merupakan istilah yang diciptakan pada awal tahun
1970 yang digunakan dalam manajemen pendekatan untuk membangun dan
mempertahankan kompetensi pelayanan. Saat ini, istilah internal marketing telah diterapkan
lebih luas dalam kepentingan manajemen dan sosial. Pemasaran internal mengidentifikasi
termasuk:
1. Melakukan Sosial Marketing
2. Mengelola Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif
3. Meningkatkan Pemasaran dan Manajemen Pelayanan
4. Mengembangkan Manajemen Mutu
5. Melakukan Pengembangan Organisasi
6. Mengembangkan Identitas perusahaan, citra dan reputasi
7. Meningkatkan Perusahaan komunikasi
Lebih dari 25 tahun yang lalu, pemasaran internal (IM) pertama kali diusulkan
sebagai solusi untuk masalah dan memberikan kualitas pelayanan yang tinggi secara
konsisten oleh Berry et al 1. Namun, meskipun literatur yang berkembang pesat pada IM,
organisasi yang relatif sedikit benar-benar menerapkan konsep dalam praktek. Satu dari
masalah utama yang berkontribusi untuk ini adalah bahwa ada tidak ada suatu Konsep
terpadu tunggal apa yang dimaksud dengan IM. Ada berbagai arti dikaitkan dalam literatur
mengenai apa IM, apa itu seharusnya dilakukan, bagaimana seharusnya melakukannya, dan
siapa yang seharusnya melakukannya, menurut Pervaiz K. Ahmed, Mohammed Rafiq dalam
buku Internal Marketing (Chartered Institute of Marketing) 2002.
Manfaat sosial media
Sosial media menjadi sangat penting baik dalam kehidupan pribadi maupun proses
bisnis. Cara hidup masyarakat saat ini telah berubah sejak sosial media hadir, maka cara kita
berbisnis maupun melakukan aktivitas pemasaran sebaiknya juga berubah.
Sosial media mampu bersaing dengan berbagai media komunikasi lainnya, bahkan memberi
dampak yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Berikut beberapa manfaat sosial media dalam kehidupan sehari-hari menurut Denis, dkk
(2011,5) yaitu :
1. Personal branding is not only public figure’s it’s for everyone
Sudah bukan zamannya lagi yang terkenal adalah artis atau public figure. Siapa saja
dapat terkenal sekarang ini, dari yang “nobody” menjadi “somebody”.
Berbagai sosial media seperti Facebook, Twitter, Youtobe, Flickr, dapat menjadi
media untuk unjuk gigi. Menciptakan diferensiasi adalah kunci utam,a untuk
mendapatkan popularitas di sisual media. Keunggulan membangun personal branding
melalui sosial media adalah media ini tidak mengenal trik atau popularitas semu,
karena audiens yang menentukan.
2. Fantastic marketing result through sosial media
People don’t watch TVs anymore, they watch their mobile phones. Fenomena ini
tentu tidak asing, televise meliputi berbagai perubahan cara hidup masyarakat saat ini
cenderung begitu mencintai telepon genggam mereka. Yang mereka sebut sebagai
“smart phones”. dengan smart phone, kita dapat melihat berbagai informasi nasional
bahkan dunia.
Sosial media memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat dengan
konsumen. Sosial media menawarkan bentuk komunikasi yang lebih individual,
personal dan dua arah. Melalui sosial media para marketer dapat mengetahui
kebiasaan atau pribadi masing-masing konsumen mereka dan melakukan interaksi
secara personal serta membangun keterikatan yang lebih dalam.
2.2.2 Mengelola Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif
Manajemen sumber daya manusia menurut Gary Dessler (2004,p2) adalah proses
memperoleh, melatih, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan
hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan
Menurut Mathis & Jackson (2006,p3) Manajemen sumber daya manusia adalah
rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan
bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan-tujuan operasional. (2006,p41)
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan sebuah bidang yang telah
mengalami banyak perkembangan sejak permuaanya pada tahun 1990an. Manajemen SDM
dimulai sebagai sebuah operasi administratif yang berhubungan dengan penggajian, riwayat
karyawan, dan pengaturan kunjungan sosial.
Konsep-konsep dan teknik-teknik yang dibutuhkan untuk menentukan aspek manusia
atau personil dalam pekerjaan manajemen yaitu:
• Melakukan analisis pekerjaan (menentukan pekerjaan setiap karyawan)
• Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon karyawan
• Memilih calon karyawan
• Mengarahkan dan melatih karyawan-karyawan baru
• Mengatur upah dan gaji (memberikan kompensasi kepada karyawan)
• Memberikan intensif dan keuntungan
• Menilai prestasi
• Berkomunikasi (mewawancarai , memberikan konseling, mendisiplinkan)
• Melatih dan mengembangkan para manajer
• Membangun komiten karyawan
Dan para manajer harus mengetahui tentang :
• Kesempatan yang sama dan tindakan yang disetujui
• Kesehatan dan keamanan karyawan
• Menangani keluhan dan hubungan pekerja
Menururt Hasibuan (2007,p10) Unsur manajemen SDM adalah manusia yang merupakan
tenaga kerja pada perusahaan manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap
kegiatan, karena manusia menjadi perencan, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan
organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat
yang dimiliki perusahaan begitu canggih.
2.2.3 Meningkatkan Pemasaran dan Manajemen Pelayanan Menururt Fred R.David (2011, p135) Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses
mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan untuk produk dan jasa. Ada tujuh fundations dasar pemasaran yaitu :
• Customer analysis
Analisis pelanggaan merupakan pemeriksaan dan evaluasi kebutuhan konsumen, keinginan,
dan harapan. Melibatkan dalam melakukan survei pelanggan, menganalisis informasi
konsumen, mengevaluasi strategi pasar positioning, developinng profil pelanggan, dan
menentukan strategi segmentasi pasar yang optimal
• Selling products/services
Implementasi strategi yang sukses pada umumnya bersandar pada kemampuan organisasi
untuk menjual beberapa produk atau layanan. Penjualan tersebut meliputi kegiatan
pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan pribadi, manajemen tenaga
penjualan, hubungan pelanggan, dan hubungan agen.
• Product and service planning
Perencanaan produk dan layanan meliputi kegiatan seperti uji pemasaran, produk dan brand
positioning, jaminan merancang, kemasan, menentukan pilihan produk, fitur, gaya, dan
kualitas, menghapus produk lama, dan menyediakan layanan pelanggan. Produk dan layanan
perencanaan khususnya penting ketika perusahaan sedang mengejar pengembangan produk
atau diversifikasi
• Pricing
Lima stakeholder utama mempengaruhi keputusan harga yaitu : konsumen, pemerintah,
pemasok, distributor dan pesaing. Terkadang suatu organisasi akan mengejar strategi
integrasi ke depan terutama untuk mendapatkan kontrol yang lebih baik atas harga yang
dibebankan kepada konsumen. Pemerintah dapat memaksakan kendala pada diskriminasi
harga, penetapan harga, harga minimum unit harga, harga iklan, dan kontrol harga.
• Distribution
Distribusi meliputi saluran distribusi pergudangan, cakupan distribusi, lokasi situs ritel,
wilayah penjualan, tingkat persediaan dan lokasi, operator transportasi, grosir, dan ritel.
Kebanyakan produsen saat ini tidak menjual barang-barang mereka langsung ke konsumen.
Berbagai entitas pemasaran bertindak sebagai perantara, mereka menanggung berbagai nama
seperti grosir, pengecer, broker, fasilitator, agen, vendor atau hanya distributor.
• Marketing research
Riset pemasaran adalah pengumpulan sistematis, merekam, dan menganalisa data tentang
masalah yang berhubungan dengan pemasaran barang dan jasa. Riset pemasaran dapat
mengungkap kekuatan dan kelemahan kritis, dan peneliti pemasaran menggunakan skala
yang banyak, instrumen, prosedur, konsep, dan teknik untuk mengumpulkan informasi.
Pemasaran kegiatan penelitian mendukung semua fungsi bisnis utama dari suatu oganisasi.
Organisasi yang memiliki keterampilan riset pemasaran yang sangat baik memiliki kekuatan
pasti dalam mengejar strategi generik.
• Opportunity analysis
Fungsi ketujuh pemasaran adalah biaya / analisis manfaat, yang melibatkan dalam menilai
biaya, manfaat, dan risiko yang terkait dengan keputusan pemasaran.
2.2.4 Mengembangkan Manajemen Mutu
Menurut Stephen P.Robbins (2007, p51) Manajemen mutu adalah filosofi manajemen
yang didorong oleh perbaikan yang berkelanjutan dan tanggapan kepada kebutuhandan
harapan pelanggan..
Yang mencakup manajemen mutu antara lain :
1. Fokus yang kuat pada pelanggan. Pelanggan bukan saja mencakup orang luar yang
membeli produk organisasi melainkan juga pelanggan internal yang beinteraksi dan
melayani orang lain di dalam organisasi tersebut.
2. Perhatian bagi perbaikan berkelanjutan. Manajemen mutu merupakan komitmen untu
tidak pernah merasa puas. “Baik sekali” tidaklah cukup. Mutu dapat senantiasa
diperbaiki.
3. Berfokus pada proses. Manajemen mutu berfokus pada sejumlah proses kerja karena
mutu barang dan jasa diperbaiki secara berkelanjutan.
4. Perbaikan mutu segala sesuatu yang dilakukan organisasi. Manajemen mutu
menggunakan definisi mutu yang sangat luas. Definisi ini bukan hanya berkaitan
dengan produk akhir melainkan juga cara organisasi menangani penyerahan
(delivery), seberapa cepat organisasi menanggapi keluhan, seberapa sopan jawaban
yang diberikan kepada telepon yang masuk, dan semacam itu.
5. Pengukuran yang tepat. Manajemen mutu menggunakan teknik-teknik statistik untuk
mengukur setiap variabel penting penentu keberhasilan operasi organisasi tersebut
pengfukuran itu diperbandingkandengan standar atau tolak ukur (benchmarks) guna
mengidentifikasi masalah, melacak masalah sampai ke akar-akarnya, dan
menghilangkan penyebabnya.
6. Memberdayakan para karyawan. Manajemen mutu melibatkan orang yang bertugas
pada proses perbaikan tadi. Tim digunakan secara luas dan program-program
manajemen mutu sebagai wahana pemberdayaan untuk menemuikan dan
menyelesaikan masalah.
2.2.5 Melakukan Pengembangan Organisasi
Menurut Gary N McLean dalam buku Organization Development: Principles,
Processes, Performance (A Publication in the Berrett-Koehler Organizational Performanc)
2006, Pengembangan organisasi adalah setiap proses atau kegiatan, berdasarkan ilmu
perilaku, yang, baik awalnya atau dalam jangka panjang, memiliki potensi untuk
mengembangkan dalam sebuah organisasi pengaturan dan meningkatkan pengetahuan,
keahlian, produktivitas, kepuasan, pendapatan, interpersonal hubungan, dan hasil yang
diinginkan lainnya, baik untuk pribadi atau kelompok / tim keuntungan, atau untuk
kepentingan organisasi, masyarakat, bangsa, wilayah, atau, pada akhirnya, seluruh umat
manusia.
Egan (2002), menggunakan proses kartu-sortasi berdasarkan 27 definisi OD,
mengidentifikasi 10 kelompok variabel dependen (atau hasil yang diinginkan) terkandung
dalam definisi:
• Pembaharuan organisasi Muka
• Libatkan perubahan budaya organisasi
• Meningkatkan profitabilitas dan daya saing
• Menjamin kesehatan dan kesejahteraan organisasi dan karyawan
• Memfasilitasi pembelajaran dan pengembangan
• Meningkatkan pemecahan masalah
• Meningkatkan efektifitas
• Memulai dan / atau mengelola perubahan
• Memperkuat perbaikan sistem dan proses
• Dukungan adaptasi untuk mengubah
Seperti serangkaian luas hasil yang diinginkan dapat menambah kompleksitas
lapangan dari OD, berdampak pada harapan OD oleh organisasi yang praktisi, yang dapat
membuat lingkungan sangat menantang untuk melakukan OD kerja.
(http://en.bookfi.org/book/1109693)
2.2.6 Mengembangkan Identitas perusahaan, citra dan reputasi
Rhenald Kasali ( 2003, p 110-114) mengatakan bahwa identitas perusahaan atau
identitas korporat disebut juga sebagai simbol perusahaan, apakah berbentuk logo perusahaan
atau lambang lainnya. Simbol selain dimaksud agar lebih mudah diingat oleh konsumen juga
agar dijiwai oleh segenap karyawannya. Simbol sangat penting bagi perusahaan yang
bergerak di sektor jasa yang menjaga pelayanan, kredibilitas, dan keramahan manusia di
dalamnya.
Menurut, M. Linggar Anggoro (2002, p 67) menyatakan bahwa, perusahaan-
perusahaan yang memiliki reputasi bagus, umumnya menikmati enam hal. Pertama,
hubungan yang baik dengan para pemuka masyarakat. Kedua, hubungan positif dengan
pemerintah setempat. Ketiga, resiko krisis yang lebih kecil. Keempat, rasa kebanggaan dalam
organisasi dan di antara khalayak sasaran. Kelima, saling pengertian antara khalayak sasaran,
baik internal maupun eksternal. Dan terakhir meningkatkan kesetiaan para staf perusahaan.
Identitas Perusahaan Untuk Reputasi
Gambar 2.2.6 Identitas Perusahaan Untuk Reputasi Sumber : http://en.bookfi.org
Corporate Identity
Names
Custome community Investor
Employee
CorporateReputation
2.2.7 Meningkatkan Perusahaan komunikasi
Ibnu Hamad (2007, p 1.2) menyatakan bahwa pengertian Perencanaan Program
Komunikasi adalah; “Upaya membuat rancangan pelaksanaan sebuah bentuk kegiatan
komunikasi, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan di lapangan hingga
monitoring dan evaluasi (monev).
Kegiatan komunikasi ini bersifat sistematis dan terukur.”Di antara ahli yang
mengaitkan Perencanaan Komunikasi dengan Kampanye Komunikasi adalah Sven Windahl,
Benno H. Signitzer dan Jean T. Olson (1992:19), menurut mereka “Kampanye Komunikasi
adalah sebuah usaha terencana dari seorang komunikator (sender) untuk mempengaruhi
khalayak (audience) melalui satu atau seperangkat pesan.
Langkah-langkah Menyusun Perencanaan Program Komunikasi Menurut Ibnu Hamad (2007,
p 8.2) menyatakan langkah-langkah menyusun perencanaan program komunikasi adalah
sebagai berikut :
a. Pra –desain
Pra-desain terbagi atas 2 (dua) bagian yaitu: Masalah kampannye komunikasi Penelitian dan
perumusan tema Rencana operasional kampanyeEvaluasi dan monitoringRencana kerja dan
danaPenyusunan strategi kampanye.
1. Analisis situasi: berisi uraian tentang hasil pemetaan perencana atas situasi dan
kondisi lapangan di mana Perencanaan Program Komunikasi akan dilaksanakan.
2. Analisis khalayak: berisiskan tentang hasil pengumpulan data berkenaan dengan
pengetahuan, perasaan dan perilaku (kognisi, afektif dan psikomotorik) tentang
masalah atau produk sejenis yang pernah ada.
b. Disain Sebuah desain kampanye sepenuhnya berisikan strategi dan rencana pelaksanaan
kampanye dengan rincian sebagai berikut:
1. Tujuan kampanye: perencana menuliskan visi dan misi kampanye serta menjelaskan
tujuan kampanye yang ingin dicapai.
2. Penetapan khalayak sasaran: perencana menyatakan siapa khalayak sasaran (audience
target)
3. Strategi kampanye: perencana menyebutkan strategi apa yang akan dipergunakan,
apakah terpadu (integrated communication marketing) ataukah tunggal.
4. Pendekatan komunikasi: perencanaan menyebutkan pendekatan komunikasi mana
yang akan dipakai; transmisionis, display, mencipta makna, ritual, konstruksi realitas
atau gabungan ke limanya.
5. Strategi pesan: perencana merumuskan gagasan besar (big idea) yang menjadi
substandi kampanye, menunjukkan nama atau merek (brand) untuk produk atau ide
yang akan dikampanyekan.
6. Strategi Media: Perencana komunikasi akan menyatakan cara pesan disampaikan
melalui media sebagaimana sudah dijelaskan dalam strategi dan penempatan media
(media strategy and media placement).
7. Strategi komunikator atau sumber (endorser): perencana menetapkan kriteria sumber
dan acara apa yang sebaiknya digunakan oleh sumber penyampaian pesan secara
efektif.
8. Strategi mengembangkan mitra: perencana menuliskan rencana kemitraan yang akan
dilakukan.
9. Rencana Pelaksanaan: perencana menyebutkan seluruh rencana pelaksanaan
kampanye, di antaranya:
- Tahapan kampanye; menjelaskan tahapan-tahapan kampanye yang akan dilaksanakan.
- Rencana pencapaian efek atau tujuan kampanye; hal ini berkaitan dengan penggunaan
media.
- Penyusunan pesan; terangkan rencana menerjemahkan gagasan besar (big idea) ke dalam
nama atau merek (breand).
- Penggunaan media; menguraikan secara rinci rencana pelaksanaan cek media.
- Perencanaan komunikator atau endoser; mengacu pada strategi komunikator.
- Rencana anggaran; perencana membuat rencana pembiayaan pada setiap tahapan
kampanye.
- Jadwal kerja; sebagai suatu manajemen kegiatan yang beriontasi pada tujuan (management
by objective), perencana membuat jadwal kerja yang harus ditaati oleh semua pelaksana
kampanye.
- Pembagian tugas dan tanggung jawab; perencana membuat rincian tugas tersebut atas
prinsip the right man on the right place.
c. Rencana Monev (Monitoring dan evaluasi) Pada bagian ini perencana menguraikan
metode monitoring apa yang sebainya dilakukan untuk memantau setiap tahapan kampanye,
serta menjabarkan metode evaluasi apa yang sepatutnya dipakai untuk mengevaluasi hasil
kampanye.
2.3 Kerangka Pemikiran
PT. TIMAH
Visi dan Misi
Sasaran Strategi
Internal Marketing
Model
sosial
marketing
Sebuah manajemen sumber daya manusia perspektif
Identitas perusahaan, citra dan reputasi
Perusahaan komunikasi
Pengembangan Organisasi
Manajemen mutu
Pemasaran dan manajemen pelayanan
Eksplorasi faktor-faktor Internal Marketing
EFA
Exploritory Factor Analisiss
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Hasil: Hasil diolah penulis
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian
asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih. Bentuk hubungan antar variabelnya adalah hubungan kausal yaitu sebab
akibat. (M.Aziz 2012,p19)
Analisis yang digunakan untuk masing-masing identifikasi masalah adalah unit analisis
karyawan PT Timah.Time Horizon yang digunakan adalah one cross section, yaitu
mengumpulkan informasi hanya pada saat tertentu.Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian survey yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi
data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut
(Sugiono,2004:p7). Untuk lebih ringkasnya desain dari penelitian ini dijabarkan pada kolom
berikut:
3.1 Tabel Desain Penelitian
Tujuan Jenis Penelitian Metode Unit Analisis Time
Peta Strategi
Rekomendasi Internal Marketing
Pengembangan SDM untuk meningkatkan standar pelayanan dan penjualan
Standarisasi kualitas produk
Komunikasi yang dilaksanakan bersifat internal sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai
Keterlibatan stakeholder’s dalam mengarahkan SDM secara efektif dan efisien
Penelitian Penelitian Horizon
T1 Deskriptif-
Asosiatif
Survey Karyawan Cross
Sectional
T2 Deskriptif-
Asosiatif
Survey Karyawan Cross
Sectional
Dimana:
T1 :Untuk mengetahui faktor-faktor Internal Marketing yang saat ini dilakukan.
T2 :Untuk merumuskan faktor-faktor utama untuk meningkatkan Internal marketing.
Cross Sectional merupakan pengamatan dengan jangka waktu tertentu.
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Sub variabel
Indikator Instrument ukuran
Ukuran Skala
Internal Marketing
Melakukan Sosial Marketing
• Pengunaan dan peningkatan website
• Pemahaman sosial media
• Situs media sharing
• Forum
Kuesioner Ordinal Likert
Mengukur Manajemen Sumber Daya Manusia
• Menentukan pekerjaan setiap karyawan
• Merencanakan kebutuhan tenaga kerja
• Mengarahkan dan melatih karyawan-karyawan baru
• Memberikan intensif dan keuntungan
• Membangun
Kuesioner Ordinal Likert
komitmen karyawan
• Menilai prestasi
Mengukur Pemasaran dan manajemen pelayanan
• Melakukan analisis pelanggan dengan tujuan mengevaluasi kebutuhan user
• Perencanaan pengembangan produk dan layanan
• Perluasan saluran distribusi
Kuesioner Ordinal Likert
Mengukur Manajemen Mutu
• Peningkatan kualitas produk
• Produk harus memenuhi standar kualitas
• Peralatan yang digunakan sudah memenuhi standar
• Karyawan sudah memahami bidang kerja masing-masing.
Kuesioner Ordinal Likert
Mengukur Pengembangan Organisasi
• Budaya perusahaan dapat diterima dan dipelajari
• PT Timah meningkatkan profitabilitas dan daya saing untuk tetap menjadi yang terdepan
• Kesehatan dan kesejahteraan organisasi sudah dijamin oleh PT Timah
Kuesioner Ordinal Likert
Mengukur Identitas perusahaan, citra dan reputasi
• Kinerja PT Timah lebih baik dibandingkan perusahaan sejenis
• PT Timah cepat dalam menanggapi complain pelanggan
• PT Timah melakukan tanggung jawab sosial dalam menjalankan bisnisnya.
Kuesioner Ordinal Likert
Mengukur Perusahaan komunikasi
• Perencanaan kegiatan dikomunikasikan dengan seluruh staff PT Timah
• Proses komunikasi berjalan dengan baik
Kuesioner Ordinal Likert
Sumber : penulis, 2012
Dalam penelitian skala yang digunakan untuk pengukuran instrument adalah likert
yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam pengukuran tersebut diberikan pembobotan untuk setiap jawaban kuesioner
yaitu dengan 5 buah skala, bobot dan kategori atas tanggapan responden diuraikan dalam
tabel berikit ini:
Tabel 3.3 Bobot dan Kategori Pengukuran Data
Keterangan Penilaian
Sangat tidak setuju 1
Tidak Setuju 2
Ragu-ragu 3
Setuju 4
Sangat setuju 5
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tabel 3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tujuan Data Jenis data Sumber data
T-1 Kuesioner
Penunjang PT
Timah
Deskriptif-
Asosiatif
Primer-kuesioner
T-2 Kuesioner
Penunjang PT
Timah
Deskriptif-
Asosiatif
Primer-kuesioner
Sumber: penulis, 2012
Menururt Nur Indriantoro (2002) Data Primer adalah data yang di dapat dari sumber
pertama baik dari individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuesioner.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
4. Library Research
5. StudiPustaka
6. Kuesioner
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Sampling dapat diketahui, bahwa secara umum terdapat dua kelompok teknik
sampling yaitu: (1) probability sampling, dan (2) non-probability sampling.
Probability Sampling
Probability Sampling Adalah suatu cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel, dimana pemilihannya dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap elemen mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
3.6 Teknik Pengolaan Sampel
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p 37) populasi wilayah generalisai yang terdiri
dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi penelitian ini adalah karyawan PT Timah yang dipilih secara acak, tanpa
memperhatikan strata yang ada. Jadis etiap orang adalah populasi.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber daya dan dapat
mewakilkan keseluruhan populasi. Bila populasi besar peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada dalam populasi, misalnya karena keterlambatan waktu dan tenaga, maka
peneliti dapat menggunaka sampel yang diambil dari populasi.
Dalam penelitian ini penilaian pengukuran akan menggunakan skala Likert yang ditemukan
oleh Rensis Likert. Berikut skala penilaian likert:
5 = performance perusahaan sangat baik
4-4,9 = performance perusahaan baik
3-3,9 = performance perusahaan cukup
2-2,9 = performance perusahaan buruk
1-1,9 = performance perusahaan sangat buruk
3.7 Metode Analisis3.6 Teknik Pengolaan Sampel
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p 37) populasi wilayah generalisai yang terdiri
dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi penelitian ini adalah karyawan PT Timah yang dipilih secara acak, tanpa
memperhatikan strata yang ada. Jadis etiap orang adalah populasi.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber daya dan dapat
mewakilkan keseluruhan populasi. Bila populasi besar peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada dalam populasi, misalnya karena keterlambatan waktu dan tenaga, maka
peneliti dapat menggunaka sampel yang diambil dari populasi.
Dalam penelitian ini penilaian pengukuran akan menggunakan skala Likert yang ditemukan
oleh Rensis Likert. Berikut skala penilaian likert:
5 = performance perusahaan sangat baik
4-4,9 = performance perusahaan baik
3-3,9 = performance perusahaan cukup
2-2,9 = performance perusahaan buruk
1-1,9 = performance perusahaan sangat buruk
Table 3.5 Metode Analisis
Tujuan Penelitian Metode yang digunakan Alat Analisis
T-1 Deskriptif-Asosiatif Analisis Faktor
T-1 Deskriptif-Asosiatif Analisis Faktor
Sumber: Penulis 2013
Keterangan :
T-1 : Untuk mengetahui aktor-faktor Internal Marketing yang saat ini dilakukan.
T-2 : Untuk merumuskan faktor-faktor utama untuk meningkatkan Internal marketing.
Ridwan dan Kuncoro (2007, p22) mengemukakan kegiatan yang cukup penting dalam
keseluruhan proses penelitian ialah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui
tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitian pun
akan segera diketahui.
Dalam pelaksanaanya, pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui bantuan
computer dengan program SPSS (Statistical Product and Service) 16.0 for Windows.
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum mengolah sampel hingga layak
untuk diolah dengan Analisis Faktor. Pertama data yang di terima dalam bentuk ordinal di
convert ke bentuk interval, kemudian dilanjutkan sebagai berikut :
3.7.1 Uji Validitas
Dalam setiap penelitian, data mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena data
merupakan representasi dari variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian
hipotesis. Valid atau tidaknya data yang dikumpulkan akan sangat menentukan kualitas
data tersebut.
Uji valiiditas menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat dalam
melakukan fungsi pengukurannya. Uji validitas berarti prosedur pengujian untuk melihat
apakah alat ukur yang berupa kuisioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak. Uji
validitas dilakukan dengaan melihat korelasi antara skor masing-masing item pertanyaan
dengan skor total.
Untuk menghitung validitasmenggunakan teknik korelasi Pearson product
moment.Rumusnya adalah sebagai berikut:
R hitung =
Dimana :
r hitung = Koefisien Korelasi
∑Xi = Jumlah skor item
∑Yi =Jumlah skor total
n =Total responden
t Hitung = r
Dimana
t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi hasil r hitung
n = Jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk a- 0,1 dan derajad kebebasan (df = n-2)
Kaidah keputusan : t hitung ˃ t table berarti valid sebaliknya
t hitung ˃ t table berati tidak valid
Uji validitas ini disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30
orang.Dengan jumlah minimal 30 orang ini,distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva
normal.Pada uji validitas ini peneliti menggunakan Corrected Item-Total Correlation
Dengan langkah langkah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis
H0 = Skor butir berkorelasi positif dengan skor factor
H1 = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor factor
2. Menentukan nilai r table
- Hitung nilai “df” dengan rumus df =n-2 (n=jumlah responden)
- Hitung nilai “t” dengan cara : pilih menu “transform”, kemudian pilih sub menu
“compute” pada kolom sebelah kiri diisi dengan “t”,dan disebelah kanan diisi
dengan rumus “IDF.T(0.95,DF). Kemudian “ok”.
- Hitung nilai “r” dengan cara : pilih menu “transform”,kemudian pilih sub
menu”compute” pada kolom sebelah kiri diisi dengan “r”,dan sebelah kanan diisi
dengan rumus “t/sqrt(df+t**2)”.Kemudian “ok”
3. Mencari r hasil
- Masukkan data jawaban responden untuk diolah dengan software SPSS 20.0
- Pilih menu “analyze” pilih sub menu “scale”, pilih yang “reliability analyze”
- Kemudian pada kolom item isi dengan variable yang ingin dihitung.
- Pada bagian “model”,biarkan pilihan pada “alpha”
- Klik tombol “statistic”.Pada bagian “descriptive for” pilih semuanya (Item,Scale,Scale
if item deleted)
- Kemudian ok,maka akan keluar hasilnya
Disini r hasil untuk tiap item bias dilihat padaoutput kolom CORRECTED ITEM-
TOTAL CORRELATION pada tampilan software SPSS.
4. Mengambil Keputusan
Dasar pengambilan keputusan :
- Jika r hasil positif, dan r hasil ˃ r table,maka butir tersebut Valid.
- Jika r hasil tidak positif, dan r hasil ˃ r table, maka butir tersebut tidak Valid.
Jika ada instrument pertanyaan yang tidak valid, maka instrument tersebut dibuang
lalu diuji validitas kembali.Setelah pertanyaan dinyatakan semuanya valid, selanjutnya
dilakukan uji reabilitas.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat
menghasilkan data yang reliabel. Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil
suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang
mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (realibel).
Suatu hasil pengukuran dikatakan reliabel apabila menghasilkan data yang stabil
dan konsisten (relatif sama atau tidak ada perbedaan signifikan) bila dipakai untuk
mengukur gejala yang sama pada waktu yang berbeda. Teknik yang dipakai untuk
menguji reliabilitas pada studi ini adalah dengan pendekatan konsistensi internal yang
ditunjukan oleh koefisien Cronbach Alpha.
Langkah yang dilakukan untuk uji reliabilitas adalah sebagai berikut;
1. Menetukan Hipotesis
H0 = Skor butir berkorelasi positif dengan komposit faktornya.
H1 = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya.
2. Menentukan nilai r table
Pada program SPSS,metode ini dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha,dimana
suatu kuesioner dianggap reliable apabila Cronbach’s Alpha ˃ 0,6 (Santoso,
2001,pg251)
3. .Mencari r hasil
Disini r hasil adalah angka ALPHA (terletak di akhir output) dari tampilan software
SPSS.
4. Mengambil Kesimpulan
- Jika r ALPHA positif,dan r APLHA ˃ r table,maka butir tersebut Reliabel.
- Jika r ALPHA tidak positif, dan r ALPHA ˃ r table,maka butir tersebut tidak reliable
3.7.3 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dimiliki berdistribusi
normal atau tidak. Uji ini hanya digunakan untuk data berskala ordinal, interval, dan rasio.
Jika analisis menggunakan statistic parametric, maka persyaratannya adalah data dari analisis
harus berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, maka statistic yang
digunakan adalah statistic non parametric.
SPSS menyajikan dua table sekaligus dalam uji normalitas, yaitu klomogorov-smirnov
dan Shapiro-wilk. Tapi yang digunakan oleh analisis ini adalah klomogorov-smirnov karena
datanya lebih dari 50, dengan menggunakan taraf signifikan 5% atau 0.05, dan terdapat juga
gambar kurva normal. Jika sebaran data berada di sekeliling garis, maka data berdistribusi
normal.
3.8 Analisis Faktor
3.8.1 Pengertian Analisis Faktor Analisis faktor termasuk pada interdependence technique, yang berarti tidak ada
variable dependen ataupun variable independen (Santoso,S. 2010:11). Analisis Faktor (factor
analysis) merupakan nama umum yang menunjukan suatu kelas prosedur, utamanya
dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variable yang banyak diubah
menjadi sedikit variable (Supranto, 2010:114).
Secara prinsip analisis faktor mencoba menemukan hubungan (inter relationship) antar
sejumlah variabel-variabel yang awalnya yang awalnya saling independen satu dengan yang
lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari
jumlah variabel awal. Sebagai contoh, jika ada 10 variabel yang independen satu dengan
yang lain, dengan analisis faktor mungkin bisa diringkas hanya menjadi 3 kumpulan variabel
baru. Kumpulan variabel tersebut disebut faktor, dimana faktor tersebut tetap mencerminkan
variabel-variabel aslinya.
3.8.2 Tujuan Analisis Faktor
Pada dasarnya tujuan analisis faktor adalah:
1. Data summarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan
melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar variabel (dalam pengertian SPSS
adalah ‘kolom’), analisis tersebut dinamakan R Faktor Analisis. Namun, jika korelasi
dilakukan antar responden atau sampel (dalam pengertian SPSS adalah ‘baris’)
analisis disebut R Faktor Analisis, yang juga populer disebut Cluster Analisis.
2. Data reduction, yakni setelah melakukan korelasi dilakukan proses membuat sebuah
variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikansejumlah variabel
tertentu.
SPSS membuat satu atau beberapa factor score sebagai hasil analisis faktor, dimana
variabel factor score tersebut bisa digunakan untuk analisis lanjutan, sepert t test,
ANOVA, dan sebagainya.
3.8.3 Asumsi pada Analisis Faktor
Karena prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi-asumsi terkait dengan
korelasi yang akan digunakan, yaitu : (Santoso,S. 2010: 58)
• Besar Korelasi atau korelasi antar-variabel independen harus cukup kuat, misalkan
di atas 0,5.
• Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap
variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS, deteksi terhadap korelasi parsial
diberikan lewat pilihan ANTI-IMAGE CORRALATION.
• Pengujian seluruh matrik korelasi(korelasi antar-variabel), yang diukur dengan
besaran BARTLETT TEST OF SPHERICITY atau MEASURE SAMPLING
ADEQUACY (MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang
signifikan di antara paling sedikit beberapa variabel.
• Pada beberapa kasus, asumsi NORMALITAS dari variabel-variabel atau faktor
yang terjadi sebaiknya dipenuhi.
3.8.4 Proses Dasar Analisis Faktor
Proses utama analisi faktor meliputi hal-hal berikut:
1. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.
2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan pada langkah 1 di atas untuk
menentukan variabel-variabel yang dapat dianggap layak untuk masuk tahap
analisis faktor;pengujian menggunakan metode barlett test of sphericity serta
pengukuran MSA (Measure of Sampling adequacy)
3. Setelah sejumlah variabel yang memenuhi syarat didapat, kegiatan berlanjut ke
proses inti pada analisis faktor, yakni factoring; proses ini akan mengekstrak satu
atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel yang
sebelumnya.
4. Intepretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor
yang terbentuk tersebut, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota
faktor tersebut.
5. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah
valid. Validasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti :
a) Membagi sampel awal menjadi dua bagian, lalu membandingkan hasil
faktor sampel satu dengan sampe dua. Jika hasil tidak banyak perbedaan,
bisa dikatakan faktor yang terbentuk telah valid.
b) Dengan menggunaka metode Confirmatory Faktor Analisis (CFA) dengan
cara Structural Equation Modelling. Proses ini bisa dibantu dengan
software khusus seperti LISREL.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Responden
4.1.1 Profil Perusahaan PT Timah (Persero) Tbk adalah perusahaan eksportir timah sekaligus perusahaan
penambangan timah terintegrasi terbesar di dunia.Produk PT Timah yang utama adalah
logam timah, sementara produk-produk lainnya meliputi produk spesifik berbasis timah,
batubara, dan pasir industri. PT Timah memproduksi 38.132 metrik ton logam timah di tahun
2011, dengan lebih dari 95% total produksinya diekspor ke seluruh dunia, dan menguasai
11% pangsa pasar global.
Pada tahun 2011 PT Timah membukukan pendapatan total sebesar Rp 8,75 triliun dan
laba bersih senilai Rp 897 miliar, dengan total aset senilai Rp 6,57 triliun. Wilayah
operasional PT Timah meliputi 117 wilayah izin usaha penambangan (IUP) di provinsi
bangka belitung dan kepulauan Riau, dengan sejumlah operasi sekundernya di provinsi
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Banten, dan Jakarta. Hingga akhir tahun 2011 PT
Timah mempekerjakan 6.341 karyawan, 3,948 diantaranya karyawan tetap.PT Timah
berkantor pusat di Pangkalpinang, Bangka, Indonesia, dan sahamnya diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia dengan kode emitem ‘TINS’. Kapitalisasi pasar saham TINS per 31
Desember 2011 mencapai Rp 8,4 triliun.
STRUKTUR ORGANISASI
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
4.1.2 Kondisi Perusahaan Gejolak politik maupun ekonomi global yang terjadi sepanjang tahun 2011 telah
berdampak pada harga maupun permintaan dunia akan timah, kondisi tersebut sangat
berpengaruh pada PT Timah. Pada tahun 2011 perusahaan berhasil memproduksi biji timah
maupun logam timah sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan,
walaupun untuk logam timah jumlah nya mengalami penurunan 6% dibandingkan tahun
sebelumnya akibat berhenti beroperasinya sejumlah kapal keruk perusahaan.
Untuk itu Dewan Komisaris terus mendorong perusahaan untuk segera
menyelesaikan proses alih teknologi kapal keruk menjadi bucket wheel dredge (BWD), yang
akan berdampak peningkatan produksi timah offshore sehingga dapat mengurangi
ketergantungana perusahaan terhadap tambang-tambang darat sebagai sumber pasokan bijih
timah. Beberapa isu negatif penambangan darat serta adanya kerusakan kapal keruk telah
berdampak pada penurunan produksi timah.Sementara itu, dari sisi penjualan logam timah,
terjadi penurunan volume sebesar 16% dari penjualan tahun sebelumnya. Namun, perusahaan
dapat membukukan pendapatan sebesar Rp 8,7 triliun dan mencatat laba sebelum pajak
sebesar Rp 1,3 triliun, yang keduanya sedikit lebih tinggi daripada tahun 2010.
Dewan Komisaris berharap agar perusahaan dapat lebih fokus untuk
mempersiapkan SDM yang lebih profesional dan berkualitas serta alat produksi yang lebih
tangguh dan canggih, seperti menggantikan kapal isap dengan BWD yang akan merupakan
teknologi penambangan andalan perusahaan di masa depan. Perusahaan juga diharapkan
semakin efisien dan produktif dalam melakukan kegiatan operasional utamanya melalui
peningkatan teknologi produksi sekaligus melaksanakan program-program diversifikasi
usahanya secara simultan.
Gambar 4.2 Logo PT Timah
4.2 Profil Responden Profil responden berdasarkan jenis kelamin
Table 4.1Profil Responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Pria 34 64%
Wanita 19 36%
Total 53 100%
Sumber :Hasil pengolahan Data 2013
Berdasarkan hasil kuisioner profil responden mengenai jenis kelamin, dapat
diketahui responden penelitian ini yaitu 34 orang adalah pria dan 19 orang adalah wanita Ini
menunjukan bahwa karyawan PT Timah mayoritas adalah pria dengan presentasi 64%. Dapat
dilihat dalam diagram sebagai berikut :
Sumber :Hasil Pengolahan Data, 2013
Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Profil Responden berdasarkan usia
Table 4.2 Profil Responden berdasarkan usia
Usia Jumlah Presentase
18-20 tahun 10 19%
21-30 tahun 22 40%
>30 tahun 21 41%
Total 53 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Berdasarkan hasil kuisioner profil responden mengenai usia, dapat diketahui
bahwa responden penelitian ini yaitu 10 orang berusia 18-20 tahun, dan 22 orang berusia 21-
30 tahun, dan 21 orang berusia < 30 tahun. Ini menunjukan bahwa karyawan yang bekerja di
PT Timah mayoritas berusia 21-30 tahun, dengan presentase 41%. Dapat dilihat dalam
diagram sebagai berikut:
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013
Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Usia
Profil Responden berdasarkan tingkat pendidikan
Table 4.3 Profil Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase
SMA 9 17%
D3 18 34%
S1 21 40%
S2 5 9%
Total 53 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data,2013
Berdasarkan hasil kuisioner profil responden mengenai tingkat pendidikan dapat
diketahui bahwa responden penelitian ini yaitu 9 orang berpendidikan SMA, 18 orang
berpendidikan D3, 21 orang berpendidikan S1, dan 5 orang berpendidikan S2. Ini
menunjukan bahwa karyawan PT Timah mayoritas berpendidikan S1 dengan presentase
40%.Dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013
Gambar 4.5 Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
4.3 Uji Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas
4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya pernyataan, sedangkan uji
reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsisten tidaknya jawaban seseorang
terhadap item-item pertanyaan di dalam kuisioner ( Sarjono, Winda, p 35). Untuk
mengukur validitas alat ukur yang digunakan adalah rumus PearsonProduct
Moment. Uji validitas menggunakan tingkat kpercayaan 95%, dimana df = n-2.
Nilai n dalam penelitian ini yaitu 53, sehingga nilai df = 51. Dengan begitu,
diperoleh nilai ttable = 1.68. selanjutnya diperoleh rtable = 0.23. Dasar
pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut :
• Jika rhitung > rtable, maka butir pertanyaan tersebut valid.
• Jika r hitung < rtable, maka butir pertanyaan tidak valid.
Hasil Uji Validitas adalah sebagai berikut :
Table 4.4 Uji Validitas
Variabel Butir Pertanyaan
R hitung R tabel Keterangan
Sosial Marketing
2 374 0,23 Valid 4 058 0,23 Valid 5 537 0,23 Valid
Manajemen Sumber Daya
Alam
1 678 0,23 Valid 2 498 0,23 Valid 3 446 0,23 Valid 4 578 0,23 Valid 5 374 0,23 Valid 6 488 0,23 Valid
Pemasaran dan Manajemen Pelayanan
1 238 0,23 Valid 2 704 0,23 Valid 3 596 0,23 Valid 4 629 0,23 Valid 5 584 0,23 Valid
Pemasaran dan manajemen pelayanan
2 299 0,23 Valid 3 639 0,23 Valid 4 678 0,23 Valid 5 374 0,23 Valid
Manajemen mutu
1 355 0,23 Valid 2 379 0,23 Valid 3 172 0,23 Valid 4 715 0,23 Valid 5 216 0,23 Valid
Pengembangan organisasi
1 273 0,23 Valid 2 221 0,23 Valid 3 339 0,23 Valid 4 206 0,23 Valid 5 622 0,23 Valid 6 463 0,23 Valid
Identitas perusahaan, citra, dan reputasi
1 600 0,23 Valid 2 598 0,23 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 16
Pada table diatas menunjukan bahwa pertanyaan sudah valid karena rhitung > 0.23, maka
data digunakan untuk proses analisa selanjutnya.
4.3.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df = n-2. Nilai n dalam
penelitian ini yaitu 53, sehingga nilai df = 51. Dengan begitu, diperoleh nilai ttable = 1.68.
selanjutnya diperoleh nilai rtable = 0.23. Dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas
adalah sebagai berikut (Ghozali, I., 2011, p 48)
• Jika Cronbach Alpha > 0.70, maka dapat dikatakan reliable.
• Jika Cronbach Alpha < 0.70, maka dapat dikatakan tidak reliable.
Table 4.5 Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.882 34 Sumber : hasil pengolahan data dengan SPSS 16
Pada table di atas menunjukan bahwa pertanyaan reliable karena Cronbach Alpha > 0.70,
maka data akan digunakan untuk proses analisa selanjutnya.
4.3.3 Uji Normalitas Dasar pengambilan keputusan :
• Jika angka Sig Kolmogrof-Smirov > 0.05, maka data berdistrtibusi
normal
• Jika angka Sig Kolmograf-Smirocv < 0.05, maka data tidak
berdistribusi normal.
Table 4.6 Test of Normality
Variable Sig-Kolmogorov-
Smirov
Keterangan
Melakukan
Sosial
Marketing
0.000 0.05 Data tidak berdistribusi
normal
Mengukur
Manajemen
Sumber Daya
Manusia
0.000 0.05 Data tidak berdistribusi
normal
Mengukur
Pemasaran dan
manajemen
pelayanan
0.000 0.05 Data tidak berdistribusi
normal
Mengukur
Manajemen
Mutu
0.000 0.05 Data tidak berdistribusi
normal
Mengukur
Pengembangan
Organisasi
0.000 0.05 Data tidak berdistribusi
normal
Mengukur
Identitas
0.000 0.05 Data tidak berdistribusi
normal
perusahaan, citra
dan reputasi
Mengukur
Perusahaan
komunikasi
0.000 0.05 Data tidak berdistribusi
normal
Sumber : Hasil pengolahan Data dengan SPSS 16
Pada table di atas menunjukan bahwa semua data tidak berdistribusi normal, karena Sig
Kolmogorov-Smirov < 0.05, maka data tetap digunakan untuk proses analisa selanjutnya.
Menurut Singgih (2012:p47) apabila data ’Tidak Normal’, maka data diterima apa adanya,
memang di anggap ‘Tidak Normal’ dan tidak perlu dilakukan berbagai treatment.Untuk itu,
alat analisis yang diperlukan harus di perhatikan, seperti untuk multivariate seperti Factor
Analysis tidak begitu memetingkan kenormalan.
4.4 Mengidentifikasi Faktor-Faktor dalam Internal M arketing untuk meningkatkan Internal Marketing PT Timah
Untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam PT Timah untuk meningkatkan Internal
Marketing digunakan analisis factor. Analisis faktor adalah salah satu alat untuk menemukan
suatu cara meringkas (summarize) informasi yang ada dalam variable asli (awal) menjadi satu
set dimensi baru atau variate (factor). Hal ini dilakukan dengan cara menentukan struktur
lewat data summarization atau lewat reduction (pengurangan data) (Ghozali dalam Wijaya,j.,
dan Prabowo,O., 2005:,p 63) lebih lanjut akan dibahas dalam beberapa tahap sebagai berikut:
4.4.1 Tahap pertama Analisis Faktor Untuk melihat apakah variable-variabel tersebut layak atau tidak untuk dianalisis lebih lanjut,
dapat dilihat pada KMO and Barlett’s Test. Jika KMO MSA (Kaiser Meyer Olkin Measure of
Sampling Adequancy) lebih besar dari 0.5 maka proses dapat dilanjutkan. Hipotesis untuk
signifikansi adalah :
• Ho = sampel (variable) belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut.
• Ha = sampel (variable) sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut.
Kriteria dengan melihat probabilitas (signifikan) :
• Angka Sig. > 0.05 maka Ho diterima
• Angka Sig. < 0.05 maka Ho ditolak
Angka MSA (Measure of Sampling Adequacy) berkisar 0 sampai 1, dengan kriteria :
• MSA = 1, variable tersebut bisa diprediksi tanpa kesalahan oleh variable lain.
• MSA > 0.5, variable masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.
• MSA < 0.5, variable tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau
dikeluarkan dari variable lainnya.
Dengan menggunakan program SPSS 16.0 didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6.1 KMO and Bartlett’s Test
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.837
Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 430.262
df 171
Sig. .000
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 20 Dari table di atas, didapat hasil uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) sebesar 0.837 >
0.5, begitu juga dengan Bartlett’s Test of Sphericity juga signifikan pada 0.000. Jadi dapat
disimpulkan bahwa analisis factor dapat di teruskan. Dasar MSA ini akan digunakan untuk
menganalisis setiap variabel berikut ini :
Tabel 4.6.2 Communalies
Communalities
Initial Extraction
Q5 1.000 .581 Q6 1.000 .583 Q7 1.000 .480 Q8 1.000 .556 Q11 1.000 .624 Q13 1.000 .641 Q14 1.000 .605 Q15 1.000 .635 Q16 1.000 .432 Q18 1.000 .646 Q19 1.000 .604 Q20 1.000 .638 Q25 1.000 .626 Q29 1.000 .621 Q30 1.000 .607 Q31 1.000 .545 Q32 1.000 .685 Q33 1.000 .591 Q34 1.000 .666
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Setelah diolah .
• Untuk variabel Q5 , angka adalah 0.581. hal ini berarti sekitar 58,1% varians dari
variabel 5 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q6 , angka adalah 0.583. hal ini berarti sekitar 58,3% varians dari
variabel 6 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q7 , angka adalah 0.480. hal ini berarti sekitar 48,0% varians dari
variabel 7 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q8 , angka adalah 0.556. hal ini berarti sekitar 55,6% varians dari
variabel 8 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q11, angka adalah 0.624. hal ini berarti sekitar 62,4% varians dari
variabel 11 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q13, angka adalah 0.641. hal ini berarti sekitar 64,1% varians dari
variabel 13 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q14, angka adalah 0.605. hal ini berarti sekitar 60,5% varians dari
variabel 14 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk
• Untuk variabel Q15, angka adalah 0.635. hal ini berarti sekitar 63,5% varians dari
variabel 15 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q16, angka adalah 0.432. hal ini berarti sekitar 43,2% varians dari
variabel 16 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q18, angka adalah 0.646. hal ini berarti sekitar 64,6% varians dari
variabel 18 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q19, angka adalah 0.604. hal ini berarti sekitar 60,4% varians dari
variabel 19 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q20, angka adalah 0.638. hal ini berarti sekitar 63,8% varians dari
variabel 20 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q25, angka adalah 0.626. hal ini berarti sekitar 62,6% varians dari
variabel 25 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q29, angka adalah 0.621. hal ini berarti sekitar 62,1% varians dari
variabel 29 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q30, angka adalah 0.607. hal ini berarti sekitar 60,7% varians dari
variabel 30 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
• Untuk variabel Q31, angka adalah 0.545. hal ini berarti sekitar 54,5% varians dari
variabel 31 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk
• Untuk variabel Q32, angka adalah 0.685. hal ini berarti sekitar 68,5% varians dari
variabel 32 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk
• Untuk variabel Q33, angka adalah 0.591. hal ini berarti sekitar 59,1% varians dari
variabel 33 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk
• Untuk variabel Q34, angka adalah 0.666. hal ini berarti sekitar 66,6% varians dari
variabel 34 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk
Extraction
Method: Principal Component Analysis. Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 20 Gambar 4.6.2 Total Variance Explained
Ada 16 variabel (component) yang dimasukan dalam analisis faktor, dengan masing-masing
variabel mempunyai varians 1, maka total varians adalah 16*1 = 16. Dari tabel di atas
terlihat bahwa hanya ada 5 faktor (nilai eigenvalue > 1). Jika 16 variabel tersebut ‘diringkas’
atau diekstrak menjadi 5 faktor, maka :
• Varians faktor pertama adalah 7.396 / 19 * 100 %
=38.925 %
• Varians faktor kedua adalah 1.535 / 19 * 100% =
8.080%
• Varians faktor ketiga adalah 1.281 / 19 * 100% =
6.742 %
• Varians faktor keempat adalah 1.154 / 19 * 100% =
6.072 %
Total keempat faktor akan menjelaskan 38.925% + 8.080% + 6.742% + 6.072% = 59.819 dari 19 variabel asli tersebut.
Scree plot menampakan jumlah faktor yang didapat dalam bentuk grafik.Terlihat
bahwa dari angka Eigenvalue > 1, ada 4 buah titik. Component 1 pada titik Eigenvalue 7.396,
kemudian component 2 pada titik Eigenvalue 1.535 , kemudian component 3 pada titik
Eigenvalue 1.281 , kemudian component 4 pada titik Eigenvalue 1.154.
Jika tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan
perhitungan angka, maka Scree Plot menampakkan hal tersebut dengan grafik. Terlihat
bahwa dari titik pada faktor satu ke faktor dua ( garis dari sumbu Component Number = 1 ke
2), arah garis menurun. Kemudian dari faktor dua ke faktor tiga, faktor tiga ke faktor empat
garis masih menurun. Pada faktor lima terlihat bahwa nilai eigenvalues sudah di bawah angka
satu dari sumbu Y. dalam hal ini, hanya component satu, dua, tiga, dan empat yang nilai
eigenvaluesnya > 1, namum pada component dari lima sampai dengan sembilan belas angka
eigenvalues dibawah 1, sehingga proses factoring bisa dihentikan. Hal ini menunjukan bahwa
empat faktor adalah paling bagus untuk ‘meringkas’ sembilan belas variabel tersebut.
Gambar 4.6.3 Component Matrix
Setelah diketahui bahwa 4 faktor adalah jumlah yang paling optimal, tabel Component
Matrix menunjukan distribusi 19 variabel tersebut pada empat faktor terbentuk. Sedangkan
angka-angka yang ada pada tabel tersebut adalah faktor Loadings.Yang menunjukan besar
kolerasi antara suatu variabel dengan faktor satu yang terbentuk. Dari tabel 4.12 dapat hasil,
yaitu :
• Kolerasi antara variabel Q5 dengan faktor 1 adalah +0.582 (kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q5 dengan faktor 2 adalah 0.428 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q5 dengan faktor 3 adalah -0.210 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q5 dengan faktor 4 adalah -0.080 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q6 dengan faktor 1 adalah -0.754 (Kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q6 dengan faktor 2 adalah +0.044 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q6 dengan faktor 3 adalah +0.107 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q6 dengan faktor 4 adalah -0.035 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q7 dengan faktor 1 adalah +0.603 (kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q7 dengan faktor 2 adalah +0.134 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q7 dengan faktor 3 adalah -0.221 (kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q7 dengan faktor 4 adalah +0.223 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q8 dengan faktor 1 adalah +0.517 (kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q8 dengan faktor 2 adalah -0.015 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q8 dengan faktor 3 adalah -0.042 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q8 dengan faktor 4 adalah -0.536 (kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q11 dengan faktor 1 adalah +0.661 (kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q11 dengan faktor 2 adalah -0.429 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q11 dengan faktor 3 adalah -0.200 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q11 dengan faktor 4 adalah +0.163 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q13 dengan faktor 1 adalah +0.797 (kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q13 dengan faktor 2 adalah +0.030 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q13 dengan faktor 3 adalah -0.066 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q13 dengan faktor 4 adalah -0.022 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q14 dengan faktor 1 adalah +0.626 (kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q14 dengan faktor 2 adalah -0.337 (lemah karena di dibawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q14 dengan faktor 3 adalah +0.233 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q14 dengan faktor 4 adalah -0.213 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q15 dengan faktor 1 adalah +0.695 (kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q15 dengan faktor 2 adalah +0.313(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q15 dengan faktor 3 adalah +0.002 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q15 dengan faktor 4 adalah +0.368 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q16 dengan faktor 1 adalah +0.588(kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q16 dengan faktor 2 adalah +0.046(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q16 dengan faktor 3 adalah +0.262 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q16 dengan faktor 4 adalah +0.123 (kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q18 dengan faktor 1 adalah +0.375(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q18 dengan faktor 2 adalah -0.154(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q18 dengan faktor 3 adalah -0.677(kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q18 dengan faktor 4 adalah +0.153 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q19 dengan faktor 1 adalah +0.675 (kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q19 dengan faktor 2 adalah -0.229 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q19 dengan faktor 3 adalah +0.243 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q19 dengan faktor 4 adalah -0.191 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q20 dengan faktor 1 adalah +0.749 (kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q20 dengan faktor 2 adalah -0.076 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q20 dengan faktor 3 adalah -0.038(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q20 dengan faktor 4 adalah -0.264(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q25 dengan faktor 1 adalah -0.784(kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q25 dengan faktor 2 adalah -0.017(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q25 dengan faktor 3 adalah -0.008(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q25 dengan faktor 4 adalah -0.104 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabelQ29 dengan faktor 1 adalah +0.437(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q29 dengan faktor 2 adalah +0.851 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q29 dengan faktor 3 adalah -0.057(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q29 dengan faktor 4 adalah +0.044(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q30 dengan faktor 1 adalah +0.177(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q30 dengan faktor 2 adalah +0.415(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q30 dengan faktor 3 adalah +0.590(kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q30 dengan faktor 4 adalah +0.235(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q31 dengan faktor 1 adalah +0.700(kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q31 dengan faktor 2 adalah +0.117(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q31 dengan faktor 3 adalah -0.089(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q31 dengan faktor 4 adalah +0.185(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q32 dengan faktor 1 adalah +0.463(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q32 dengan faktor 2 adalah -0.436(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q32 dengan faktor 3 adalah +0.356 (lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q32 dengan faktor 4 adalah +0.392(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q33 dengan faktor 1 adalah +0.722(kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q33 dengan faktor 2 adalah -0.220(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q33 dengan faktor 3 adalah -0.056(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q33 dengan faktor 4 adalah +0.135(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q34 dengan faktor 1 adalah +0.640(kuat karena di atas 0.5)
• Kolerasi antara variabel Q34 dengan faktor 2 adalah +0.272(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q34 dengan faktor 3 adalah -0.007(lemah karena di bawah
0.5)
• Kolerasi antara variabel Q34 dengan faktor 4 adalah -0.427(lemah karena di bawah
0.5)
Table 4.6.3 Rotated Component Matrix
Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3 4
Q5 .230 .724 .038 .056 Q6 .493 .423 .399 -.040 Q7 .153 .575 .296 .195 Q8 .728 .119 -.005 .108 Q11 .250 .164 .598 .421 Q13 .489 .491 .382 .126 Q14 .600 -.010 .495 .003 Q15 .122 .613 .495 .002 Q16 .289 .339 .440 -.200 Q18 .035 .348 .155 .707 Q19 .605 .098 .475 -.048 Q20 .670 .279 .323 .080 Q25 .556 .407 .377 .095 Q29 .174 .733 -.133 -.187 Q30 -.035 .305 .170 -.696 Q31 .258 .570 .380 .095 Q32 .050 -.003 .821 -.096 Q33 .341 .324 .570 .213 Q34 .700 .416 -.036 -.037
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 6 iterations.
• Variabel Q5 : Masuk pada faktor 2, karena Factor Loading dengan faktor 2 terbesar
(0.724)
• Variabel Q6 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar
(0.423)
• Variabel Q7 : Masuk pada faktor 2, karena Factor Loading dengan faktor 2 terbesar
(0.575)
• Variabel Q8 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar
(0.728)
• Variabel Q11 : Masuk pada faktor 3, karena Factor Loading dengan faktor 2 terbesar
(0.598)
• Variabel Q13 : Masuk pada faktor 2, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar
(0.489)
• Variabel Q14 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar
(0.600)
• Variabel Q15 : Masuk pada faktor 2, karena Factor Loading dengan faktor 2 terbesar
(0.613)
• Variabel Q16 : Masuk pada faktor 3, karena Factor Loading dengan faktor 3 terbesar
(0.440)
• Variabel Q18 : Masuk pada faktor 4, karena Factor Loading dengan faktor 4 terbesar
(0.707)
• Variabel Q19 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar
(0.605)
• Variabel Q20 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar
(0.670)
• Variabel Q25 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar
(0.556)
• Variabel Q29 : Masuk pada faktor 2, karena Factor Loading dengan faktor 2 terbesar
(0.733)
• Variabel Q30 : Masuk pada faktor 4, karena Factor Loading dengan faktor 4 terbesar
(0.696)
• Variabel Q31 : Masuk pada faktor 2, karena Factor Loading dengan faktor 2 terbesar
(0.570)
• Variabel Q32 : Masuk pada faktor 3, karena Factor Loading dengan faktor 3 terbesar
(0.821)
• Variabel Q33 : Masuk pada faktor 3, karena Factor Loading dengan faktor 3 terbesar
(0.570)
• Variabel Q34 : Masuk pada faktor 1, karena Factor Loading dengan faktor 1 terbesar
(0.700)
Dengan demikian, ketujuh belas variabel telah di reduksi menjadi 4 faktor, yaitu :
• Faktor 1 terdiri dari variabel Q6, Q8, Q14, Q19, Q20, Q25, Q34
• Faktor 2 terdiri dari variabel Q5, Q7, Q13, Q15, Q29, Q30, Q31
• Faktor 3 terdiri dari variable Q11, Q16, Q32, Q33
• Factor 4 terdiri dari variable Q18
Tabel 4.6.4 Transformation Matrix
Component Transformation Matrix
Component 1 2 3 4
1 .605 .575 .541 .099
2 -.075 .693 -.574 -.430
3 .124 -.277 .321 -.897
4 -.783 .334 .524 -.024
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
4.4.2 Tahap Kedua Membuat Faktor Score dan Penamaan Faktor Faktor score pada dasarnya adalah upaya untuk membuat satu atau beberapa variabel
yang lebih sedikit dan berfungsi untuk menggantikan variabel asli yang sudah ada.
Pembuatan faktor score akan berguna jika akan dilakukan analisis lanjutan, seperti analisis
regresi atau analisis diskriminan. Berikut merupakan hasil factor score
Faktor 1
• Q6 : Pekerjaan setiap karyawan PT Timah disesuaikan dengan kemampuan yang
dimilik
• Q8 : PT Timah mengatur upah dan gaji serta memberikan kompensasi pada karyawan
• Q14 : Adanya perencanaan pengembangan produk dan layanan guna meningkatkan
penjualan
• Q19 : Peralatan yang digunakan telah memenuhi standar
• Q20 : Karyawan PT Timah sudah memahami bidang kerja masing-masing
Faktor 2
• Q5 : PT Timah harus meraancang forum untuk penjualan melalui internet, yang
mempermudah penjualan
• Q7 : PT Timah mengarahkan dan melatih karyawan baru dengan baik
• Q13 : Kegiatan unit kerja pemasaran sudah dilakukan secara merata
• Q15 : Keputusan harga berdasarkan konsumen, pemerintah, pemasok, distribusi, dan
pesaing
• Q29 : PT Timah sudah dipandang baik oleh user manapun
• Q30 : PT Timah melakukan tanggung jawab social dalam bisnisnya
• Q31 : PT Timah mudah dalam mendapatkan investor baru
Faktor 3
• Q11 : Apakah karyawan sudah mengetahui visi dan misi perusahaan
• Q16 : Saluran distribusi PT Timah perlu diperluas
• Q32 : Perencanaan kegiatan harus di komunikasikan dengan seluruh staf PT Timah
• Q33 : Proses komunikasi di dalam organisasi telah berjalan dengan baik
Faktor 4
• Q18 : Produk yang dihasilkan harus memenuhi standar kualitas
4.5 Rancangan Pemecahan Masalah
Pada penelitian ini, membahas mengenai “Analisis Faktor untuk meningkatkan Internal
Marketing pada PT Timah” , didapatkan hasil sebagai berikut :
• Ada 4 faktor yang terbentuk dari 17 variabel (componenet), karena nilai
eigenvaluesnya >1, sehingga perusahaan dapat mengelompokan sebagai berikut :
• Faktor 1 yang disebut faktor Peningkatan SDM untuk meningkatkan standar
pelayanan dan penjualan yang terdiri atas variabel : Pekerjaan setiap karyawan PT
Timah disesuaikan dengan kemampuan yang dimilik, PT Timah mengatur upah dan
gaji serta memberikan kompensasi pada karyawan,
adanya perencanaan pengembangan produk dan layanan guna meningkatkan
penjualan, Peralatan yang digunakan telah memenuhi standar
dan karyawan PT Timah sudah memahami bidang kerja masing-masing
• Faktor 2 yang melibatkan stakeholder’s dalam mengarahkan SDM secara efektif dan
efisien yang terdiri atas variable; PT Timah harus merancang forum untuk penjualan
melalui internet, yang mempermudah penjualan, PT Timah mengarahkan dan melatih
karyawan baru dengan baik, kegiatan unit kerja pemasaran sudah dilakukan secara
merata, keputusan harga berdasarkan konsumen, pemerintah, pemasok, distribusi, dan
pesain, PT Timah sudah dipandang baik oleh user manapun, PT Timah melakukan
tanggung jawab social dalam bisnisnya, PT Timah mudah dalam mendapatkan
investor baru
• Faktor 3 yang disebut komunikasi dilaksanakan bersifat Internal sehingga tujuan
perusahaan tercapai yang terdiri atas variabel apakah karyawan sudah mengetahui
visi dan misi perusahaan, saluran distribusi PT Timah perlu diperluas, perencanaan
kegiatan harus di komunikasikan dengan seluruh staf PT Timah, proses komunikasi di
dalam organisasi telah berjalan dengan baik.
• Faktor 4 yang disebut Standarisasi kualitas produk yang terdiri atas produk yang
dihasilkan harus memenuhi standar kualitas
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai “Analisis faktor untuk meningkatkan
Internal Marketing pada PT Timah (Persero) Tbk”, dapat disimpulkan bahwa
1. Faktor 1 yang disebut faktor Pengembangan SDM untuk meningkatkan
standar pelayanan dan penjualan yang terdiri atas variabel : Pekerjaan setiap
karyawan PT Timah disesuaikan dengan kemampuan yang dimilik, PT
Timah mengatur upah dan gaji serta memberikan kompensasi pada
karyawan, adanya perencanaan pengembangan produk dan layanan guna
meningkatkan penjualan, Peralatan yang digunakan telah memenuhi standar,
dan karyawan PT Timah sudah memahami bidang kerja masing-masing.
2. Faktor 2 yang disebut factor stakeholder’s dalam mengarahkan SDM secara
efektif dan efisien yang terdiri atas variable; PT Timah harus merancang
forum untuk penjualan melalui internet yang mempermudah penjualan, PT
Timah dapat mengarahkan dan melatih karyawan baru dengan baik,
kegiatan unit kerja pemasaran sudah dilakukan secara merata, keputusan
harga berdasarkan konsumen, pemerintah, pemasok, distribusi, dan pesain,
PT Timah sudah dipandang baik oleh user manapun, PT Timah melakukan
tanggung jawab sosial dalam bisnisnya, PT Timah mudah dalam mendapatkan
investor baru.
3. Faktor 3 yang disebut komunikasi dilaksanakan bersifat Internal sehingga
tujuan perusahaan tercapai yang terdiri atas variabel apakah karyawan
sudah mengetahui visi dan misi perusahaan, saluran distribusi PT Timah perlu
diperluas, perencanaan kegiatan harus di komunikasikan dengan seluruh staf
PT Timah, proses komunikasi di dalam organisasi telah berjalan dengan baik.
4. Faktor 4 yang disebut Standarisasi kualitas produk yang terdiri atas produk
yang dihasilkan harus memenuhi standar kualitas
5.2 Saran
Berdasarkan penjelasan mengenai kesimpulan diatas maka saran-saran yang dapat
diberikan kepada PT Timah sehubungan dengan penelitian ini adalah:
1. Sebaiknya perusahaan memfokuskan dalam faktor-faktor baru yang terbentuk
seperti : faktor stakeholder’s dalam mengarahkan SDM secara efektif dan efisien,
faktor Peningkatan SDM untuk meningkatkan standar pelayanan dan penjualan,
faktor komunikasi dilaksanakan bersifat Internal sehingga tujuan perusahaan
tercapai , faktor Standarisasi kualitas produk , sehingga dapat meningkatkan
Internal Marketing.
2. Perusahaan perlu mengembangkan SDM yang berkualitas dengan cara
menyesuaikan karyawan dengan bidang kerja masing-masing, mengembangkan
produk untuk meningkatkan kualitas layanan, peralatan yang digunakan
disesuaikan dengan standar, sehingga dapat membantu memperingan pekerjaan
karyawan, serta memberikan kompensasi, upah, dan gaji.
3. Perusahaan perlu mempermudah proses komunikasi yang berlangsung di
dalam perusahaan, agar setiap pekerjaan berjalan dengan efektif dan efisien.