Pendahuluan Pupuk Iskandar muda
-
Upload
yusro-annur -
Category
Documents
-
view
266 -
download
0
description
Transcript of Pendahuluan Pupuk Iskandar muda
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan populasi penduduk di Indonesia menyebabkan semakin
meningkatnya kebutuhan pangan. Indonesia merupakan salah satu negara agraris
terbesar di Asia Tenggara. Sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani. Dengan luas daratan sekitar 1.904.569 km2. Indonesia seharusnya dapat
mengembangkan lahan pertaniannya menjadi lebih maju dan produktif. Untuk
memajukan sistem pertanian di Indonesia, diperlukan unit-unit penunjang seperti
alat-alat pertanian yang canggih dan pengetahuan di bidang pertanian.
Upaya peningkatan hasil pertanian ini sering kita kenal dengan istilah
Panca Usaha Tani salah satu diantaranya adalah penggunaan pupuk dengan tepat
dan teratur. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah yang
berdampak pada kuantitas dan kualitas pangan sehingga dapat diekspor. Dari
uraian diatas, kita melihat urgensi kebutuhan pupuk untuk meningkatkan hasil
pertanian sekaligus mendorong ketersediaan stok bahan pangan nasional.
Semakin meningkatnya kebutuhan petani akan pupuk maka pemerintah
Republik Indonesia menetapkan pembangunan pabrik pupuk di Kabupaten Aceh
Utara yang diberi nama PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).
1.1 Sejarah Singkat PT Pupuk Iskandar Muda
PT Pupuk Iskandar Muda merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri pupuk urea. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 24 Februari
tahun 1982 dihadapan Notaris Soelaiman Ardjasasmita sesuai Akte Notaris No.54
dengan nama PT Pupuk Iskandar Muda, suatu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dibawah naungan Meneg, dengan dibangunnya dua unit pabrik, yaitu
pabrik Ammonia dan pabrik urea dengan nama Pupuk Iskandar Muda 1 yang
mulai beroperasi secara komersil pada tahun 1985. Kemudian pada tahun 1999
dilakukan proyek pembangunan pabrik Ammonia dan urea baru yang kemudian
dinamakan Pupuk Iskandar Muda 2.
1
2
Pembangunan proyek pabrik PIM-1 awalnya dirintis PT. PUSRI
Palembang tahun 1981. Penandatanganan kontrak pembangunan pabrik dilakukan
pada tanggal 2 Oktober 1981 antara Pemerintah RI dengan kontraktor utama PT.
Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation (T.E.C) dari Jepang.
Pembangunan pabrik PIM-1 dimulai pada 13 Maret 1982 dan terselesaikan 3
bulan lebih awal dari rencana. Pada akhir tahun 1984 pabrik PIM-1 mulai
berproduksi. Pengapalan produksi perdana dilakukan pada 7 Februari 1985 dan
diresmikan oleh Presiden RI pada 20 Maret 1985 dengan kapasitas produksi
sebagai berikut:
a. Unit Urea, menggunakan teknologi Mitsui Toatsu Total Recycle C Improved,
Jepang, dengan kapasitas desain sebesar 1.725 metrik ton urea / hari.
b. Unit Ammonia, menggunakan teknologi Kellog, Amerika, dengan kapasitas
desain 1.000 metrik ton Ammonia / hari yang teroptimalkan menjadi 1.170
ton metrik Ammonia / hari.
Saat peresmian pabrik PIM-1, Presiden RI menyatakan akan mendirikan
pabrik PIM-2 di tempat yang sama. Sejak saat itu, proyek pengembangan pabrik
pupuk PIM-2 mulai dijalankan. Proyek ini tercatat dalam Blue Book Bappenas
1994 dan Pemerintah menyetujui pembangunan Proyek PIM-2 pada 20 November
1996. Pemancangan tiang pertama proyek pabrik PIM-2 dilakukan pada tanggal
25 Februari 1999, namun karena situasi keamanan tidak kondusif, proyek ini
dihentikan pembangunannya sejak 18 Desember 1999 dan baru dimulai
pembangunan kembali pada tanggal 3 Juli 2002. Produksi Ammonia (first drop)
terjadi pada 18 Februari 2004 dan Proyek PIM-2 dinyatakan selesai pada 15
Agustus 2005 dengan kapasitas sebagai berikut:
a. Unit Urea, menggunakan teknologi aces-TEC, Jepang, dengan kapasitas
desain sebesar 1.725 metrik ton urea / hari.
b. Unit Ammonia, menggunakan teknologi Kellog Brown & Root, AS, dengan
kapasitas desain 396.000 ton Ammonia / tahun.
Tertundanya pembangunan Proyek PIM-2, yang dibangun oleh
konsorsium Toyo Engineering Corporation Japan, PT. Rekayasa Industri dan PT.
Krakatau Engineering Corporation ini telah berdampak pada peningkatan biaya,
3
yaitu dari USD 310,2 juta menjadi USD 344,8 juta. PIM-2 telah memakai
teknologi canggih dengan sistem kontrol dan pendektesian menggunakan DCS
(Digital System Control) Centum CS3000 Yokogawa dan PLC serta memakai
Vibration Monitor System 3000 Belty Nevada dengan kapasitas Produksi
Ammonia cair 1.200 ton/hari dan Urea Granular 1.725 ton/hari.
Sedangkan produk samping yang dihasilkan oleh PT. PIM terdiri dari
Ammonia, O2, N2, CO2 cair, dan dry ice atau es kering. Ammonia dingin yang
tersimpan dalam tangki Ammonia bisa dijual kepada industri sintesa kimia yang
membutuhkannya. Es kering berfungsi sebagai pendingin untuk mengawetkan
makanan, minuman, buah-buahan, sayuran, dan ikan/udang. Bahan ini berguna
untuk meningkatkan jumlah dan daya tahan bahan makanan yang diawetkan,
mengurangi biaya pengawetan (mengurangi penggunaan balok es), dan
memelihara kualitas makanan yang diawetkan.
1.2 Lokasi dan Area Pabrik PT Pupuk Iskandar Muda
1.2.1 Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik PT. PIM terletak diwilayah zona industri Lhokseumawe
(ZILS) ± 250 km sebelah Timur Banda Aceh, di Krueng Geukueh, Kecamatan
Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia. Pabrik ini
berdampingan dengan PT. Asean Aceh Fertilizer (AAF) dan PT. ARUN (LNG).
Penentuan lokasi ini berdasarkan pada penelitian dari beberapa aspek teknis dan
ekonomi antara lain :
a. Dekat dengan sumber bahan baku yang berupa gas alam dari Lhoksukon
dan pengilangan di PT. ARUN, serta memanfaatkan pintu masuk pelabuhan
PT. AAF sehingga mempermudah pembangunan sarana pelabuhan.
b. Pengambilan air baku dari sungai Peusangan.
c. Sinergi pipa gas alam dengan PT. AAF.
d. Di jalur lalu lintas kapal international, Selat Malaka, sehingga sangat strategis
terhadap Negara sasaran ekspor.
4
1.2.2 Area Pabrik
Untuk keperluan rencana pembangunan PT Pupuk Iskandar Muda, telah
dibebaskan tanah seluas 323 Ha, dengan perincian areal 162 Ha untuk keperluan
pabrik dan pelabuhan, serta 161 Ha untuk kebutuhan perumahan dan sarana
fasilitasnya.
1.3 Bahan Baku dan Produk
1.3.1 Bahan Baku Pembuatan Ammonia
Unit pembuatan Ammonia berfungsi untuk menghasilkan Ammonia cair
dan gas karbondioksida yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan
urea. Bahan baku pembuatan Ammonia adalah gas alam, uap air (steam) dan
udara.
a. Gas Alam
Gas alam yang berasal dari PT. ARUN LNG Co. Sudah mendapatkan
treatment, jadi kandungan impurities yang dapat mengakibatkan gangguan selama
operasi berlangsung telah dihilangkan. Komposisi gas alam yang disuplai dari
PT. ARUN LNG Co. Diperlihatkan pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Komposisi Gas AlamKomponen Komposisi (fraksi mol)
N2 0,01095
CO2 0,93676
CH4 0,00000
C2H6 0,03984
C3H8 0,00813
i-C4H10 0,00231
n-C4H10 0,00199
i-C5H12 0,00002
n-C5H12 0,00000
C6H14+ 0,00000
Sumber: PT. ARUN Representative Laboratory, 2012
5
Di samping komponen-komponen di atas gas alam juga mengandung
senyawa-senyawa sulfur. Kadar senyawa sulfur yang terdapat dalam gas alam
dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1.2 Kandungan Sulfur pada Gas alamSenyawa Maksimum (ppm)H2S 80 ppmRSH 0.25 ppmSulfur lain 1.35 ppmHg 160 ppm
Sumber: Laboratorium Utility PT. PIM
b. Udara
Udara pada unit Ammonia dibutuhkan untuk oksidasi di Secondary
Reformer. Udara proses disuplai dari kompresor udara yang mengambil udara dari
atmosfer dan disaring dengan filter udara untuk menghilangkan debu-debu.
c. Air
Air yang diperlukan adalah air dalam bentuk steam (uap air). Steam di
unit Ammonia berasal dari pemanfaatan panas pembakaran yang dihasilkan di
reformer. Adapun sifat fisika dan kimia dari bahan baku pembuatan Ammonia
yang meliputi gas alam, udara dan air dapat dilihat pada Tabel 1.3 dan 1.4 berikut
ini.
Tabel 1.3 Sifat Fisika Bahan Baku
No Komponen Bentuk Warna Bau Titik didihTitik Beku
1.Gas Alam
a.CH4 Gas Tidak Tidak -1610C -182,48 0Cb.CO2 Gas Tidak Tidak - 57,5 0C - 78,4 0C
2.Udara
a.N2 Gas Tidak Tidak -195,8 0C -259,2 0Cb.O2 Gas Tidak Tidak -252,7 0C -259,1 0C
3. Air Cair Tidak Tidak 100 0C 0 0CSumber: Perry’s, 1984
6
Tabel 1.4 Sifat Kimia Bahan BakuNo Komponen BM (gr/mol) Sifat
1.Gas Alam
a.CH4 16 Mudah terbakarb.CO2 44 Tidak beracun
2.Udara
a.N2 28,02 Zat pengoksidasi dan pereduksib.O2 32,00 Reaktif
3. Air 18 Sebagai PelarutSumber: Perry’s, 1984
1.3.2 Bahan Baku Pembuatan Urea
Bahan baku pembuatan urea adal karbondioksida dan Ammonia. Bahan
baki ini berasal dari pabrik Ammonia. Pabrik Ammonia yang beroperasi sekarang
adalah pabrik Ammonia-2 yang menyuplai bahan baku untuk pembuatan urea.
a. Karbondioksida (CO2)
Karbondioksida mempunyai berat molekul 44 gr/mol. Pada tekanan
atmosfer CO2 berbentuk gas yang tidak berwarna, berbau dan berbasa lemah serta
larut dalam air pada temperatur 15 0C dengan perbandingan volume CO2 : H2O =
1 : 1. CO2 tidak bersifat racun, akan tetapi dapat menimbulkan efek sesak dan
mengganggu keseimbangan tubuh. Sifat fisika dari CO2 disajikan pada Tabel 1.5
berikut ini.
Tabel 1.5 Sifat Fisika CO2
Sifat Harga
Titik didih -57,5 OC
Titik beku normal -78,4 OC
Temperatur kritis 38 OC
Tekanan kritis 0,6 Kg/cm2
Panas peleburan 1900 Kal/mol
Panas penguapan 6030 Kal/mol
Sumber: Perry’s, 1984
b. Ammonia
Ammonia mempunyai berat molekul 17,03 gr/mol. Pada tekanan
atmosfer, NH3 berbentuk gas tidak berwarna, berbau menyengat serta sangat larut
7
dalam air, alkohol dan eter. NH3 juga bersifat mudah meledak, beracun, dan
menyebabkan iritasi.
Tabel 1.6 Sifat Fisika AmmoniaSifat Harga
Titik didih -33 0C
Titik beku -77,70 0C
Temperatur kritik 133,35 0C
Tekanan kritik 1657 psi
Tekanan uap cairan 8,5 atm
Spesifik volume pada 70 0C 22,7 ft3/lb
Panas pembentukan
Pada 0 0C -9,37 kkal/mol
Pada 25 0C -11,04 kkal/mo/
Kelarutan dalam air pada 1 atm (% berat)
Pada 0C 42,80
Pada 25 0C 33,10
Sumber : Perry’s, 1984
1.3.3 Produk
Produk utama yang dihasilkan oleh PT. PIM adalah pupuk urea prill
dengan kapasitas produksi 1725 ton/hari atau 570.000 ton/tahun, dengan kualitas
sebagai berikut;
a. Kadar Nitrogen : > 46.0%
b. Kadar air : < 0,5 %
c. Kadar Biuret : < 1,0 ppm
d. Kadar besi : 1,0 ppm (maksimal)
e. Ammonia bebas : 150 ppm (maksimal)
8
1.4 Pabrik dan Sarana Pendukung
1.4.1 Unit Utility
Unit utilitas berfungsi sebagai unit penunjang kebutuhan operasional
pabrik secara keseluruhan, antara lain menyiapkan Power (tenaga listrik
dibangkitkan oleh Gas Turbin Generator yang berkapasitas 15 MW), Steam (Uap
Bertekanan), Instrument Air, Potable Water, Demin Water, Nitrogen dan lain-lain.
Proses penjernihan air baku (sungai) menjadi air jernih untuk kebutuhan domestik
dan proses pabrik dilakukan dalam Clarifier dan selanjutnya disaring dalam Sand
Filter dan disimpan dalam Filter Water Tank serta Potable Water Tank yang lebih
dahulu diinjeksikan dengan Chlorine.
Sedangkan untuk menghasilkan air bebas mineral (Demin Water) yang
dipergunakan untuk umpan Boiler (Boiler Feed Water), maka air dan Sand Filter
diproses dalam activated filter tank untuk menghilangkan baud an minyak maka
selanjutnya ditransfer ke Cation Tower dan Anion Tower untuk menghilangkan
ion positif dan negatif seperti Ca2+, K+, Na+, SiO2-, serta selanjutnya ditransfer ke
Mix Bed Tower yang berfungsi untuk menghilangkan ion positif dan negatif yang
masih terlewat dari proses sebelumnya, lalu air bebas meniral yang dihasilkan
disimpan dalam Demin Tank.
Steam digunakan untuk proses pabrik seperti pemanasan, Heat Exchanger
(penukar panas), penggerak turbin dan sebagai proses reaksi kimia. Steam tersebut
berasal dari Package Boiler (PB) dan Waste Heat Boiler (WHB). Adapun
pembagian jenis steam menurut tekanan dan temperatur yaitu steam bertekanan
tinggi (SX = 124 kg/cm2.G), steam bertekanan sedang (SH = 42 kg/cm2.G) dan
steam bertekanan rendah (SL = 3,5 kg/cm2.G).
Kebutuhan tenaga listrik untuk pabrik dan perumahan berasal dari Gas
Turbine Generator (GTG) 15 MW. Pada kondisi emergency, tenaga listrik berasal
dari Emergency Diesel Engine Generator 350 KW. Kemudian kebutuhan
Nitrogen (N2) dan Oksigen (O2) dihasilkan dari Air separator plan (ASP),
sedangkan kebutuhan udara instrument dan udara pabrik berasal dari instrument
dan Plan Air Unit.
9
1.4.2 Unit Ammonia
Unit ini berkemampuan memproduksi Ammonia 1.200 ton/hari atau
386.000 ton/tahun, menggunakan proses Kellog Brown & Root, AS dari Amerika.
Gas alam (NG) hanya dilewatkan pada sistem treating karena NG yang digunakan
merupakan gas hasil treatment. Gas yang sudah bersih direaksikan dengan steam
dalam primary reformer sehingga menghasilkan H2, CO dan CO2. Gas hasil reaksi
dikirim ke secondary reformer dan direaksikan dengan udara sehingga
menghasilkan gas H2, N2, CO dan CO2. Gas-gas tersebut kemudian direaksikan
dalam shift converter bertekanan tinggi dan rendah untuk mengkonversi gas CO
menjadi CO2. Gas-gas oksida dipisahkan dari N2 dan H2 pada unit CO2 removal.
Selanjutnya gas CO2 dikirim ke pabrik urea untuk pembuatan urea
sedangkan gas N2 dan H2 yang disebut gas sistensis dimurnikan dari sisa-sisa CO
dan CO2 pada methanator. Berikutnya gas N2 dan H2 direaksikan dalam Ammonia
converter sehingga dihasilkan Ammonia. Gas Ammonia didinginkan sampai
menjadi cair. Sebagian Ammonia cair ini dikirim ke pabrik urea untuk diproses
menjadi urea, sedangkan sebagian lagi disimpan dalam tangki penyimpanan
Ammonia sebelum akhirnya dikapalkan. Ammonia dan hydrogen yang terdapat
dalam gas buang diserap kembali pada unit daur ulang tertentu.
1.4.3 Unit Urea
NH3 cair dan CO2 gas dari pabrik Ammonia direaksikan sehingga
terbentuk amonium karbamat. Selanjutnya, ammonium karbamat dihidrolisis
menjadi urea dan air. Urea yang terbentuk dipisahkan dari ammonium karbamat,
air dan reaktan sisa melalui proses flushing. Pada proses ini ammonium karbamat
akan terpecah kembali menjadi Ammonia dan CO2 yang akan dikembalikan ke
dalam reaktor. Untuk memisahkan urea dari larutan dilakukan proses pemekatan
dengan cara penguapan. Larutan yang sudah pekat dikirim ke prilling tower (pada
pabrik Urea-1). Urea padat berbentuk prill yang terbentuk sebagian dikirim ke
gudang pupuk curah sebelum dikapalkan dan sisanya dikemas dalam kantong.
10
1.5 Unit Penunjang Produksi PT Pupuk Iskandar Muda
Pabrik PT Pupuk Iskandar Muda dilengkapi dengan unit penunjang
produksi, diantaranya:
a. Unit Pelabuhan PT Pupuk Iskandar Muda mampu disandari kapal-kapal
curah berbobot mati sampai 25.000 DWT. Kedalaman rata-rata 10,5 meter
pada saat air surut dan dilengkapi dengan sarana untuk membuat pupuk curah
ke dalam kapal (ship loader), serta sarana air minum dan sarana navigasi.
b. Gudang urea terdiri dari:
1. Gudang curah (Bulk Storage) dengan kapasitas 50.000 ton dan pada saat
ini sedang dalam perluasan untuk PIM-2 dengan kapasitas menjadi 70.000
ton, dilengkapin dengan fasilitas portal scrapper dan convenyor system.
2. Gudang tong (Bag storage) dengan kapasitas 5.000 ton.
c. Laboratorium pengendalian proses produksi yang berada di unit Utility, unit
Ammonia dan unit urea.
d. Laboratorium utama (Central Laboratory) yang selalu memeriksa mutu hasil
produksi dan memonitor limbah.
e. Unit pengantongan pupuk terdiri dari 4 line dengan kemampuan produksi
pengantongan 1.500 ton/hari.
f. Perbengkelan yang menunjang pemeliharaan pabrik antara lain:
1. Bengkel las dan pipa
2. Bengkel Mesin dan Peralatan Pabrik
3. Bengkel Instrument
4. Bengkel listrik
5. Perbengkelan pertukangan kayu, isolasi dan batu tahan api.
1.6 Struktur Organisasi PT Pupuk Iskandar Muda
Organisasi dapat diartikan sebagai suatu sistem dari aktivitas yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama, di
dalam organisasi pembagian tugas adalah suatu keharusan, pembagian tugas
akhirnya menghasilkan departemen-departemen dan job description dari masing-
masing departemen sampai unit-unit terkecil dalam organisasi. Struktur organisasi
11
dalam suatu perusahaan sangat diperlukan untuk merumuskan suatu organisasi
tersebut harus dapat menunjang keberhasilan perusahaan, perusahaan yang
berhasil dalam mencapai tujuan tidak hanya tergantung pada modal dan proses
industrinya tetapi tergantung pada sistem manajemen yang baik, didalam hal ini
diperlukan struktur organisasi yang fleksibel dan berkembang sesuai dengan
kondisi yang dihadapi perusahaan. Semua unsur organisasi perusahaan dalam
pelaksanaan kegiatan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
singkronisasi baik intern maupun ekstern untuk mencapai kesatuan gerak secara
sinergi yang disesuaikan dengan tugas pokok masing-masing .
Dewan Direksi (Board of Director) berfungsi mengelola perusahaan
secara koorporat sesusai dengan yang telah ditetapkan pemegang saham melalui
kebijakan strategi korporasi dan strategi fungsional seperti: pemasaran, produksi,
keuangan, pengembagan dan pemberdayaan seluruh aset dan potensi yang
dimiliki. Secara struktural unit kerja dibawah Direksi adalah setingkat
Kompartemen yang dipimpin oleh General Manajer (Eselon-1) dan unit kerja di
bawah Kopartemen disebut Departemen dipimpin oleh Manajer (Eselon-2).
Unsur-unsur Organisasi PT Pupuk Iskandar Muda, terdiri dari:
1. Unsur Pimpinan adalah Direksi yang terdiri dari: Direktur Utama,
Direktur Produksi, Teknik dan Pengembangan, Direktur Komersil dan
Direktur SDM dan Umum.
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah terdiri dari: Sekretaris Perusahaan,
Satuan Pengawasan Intern (SPI), Kompartemen Produksi, Kompartemen
Pemeliharaan, Kompartemen Keuangan, Kompartemen Pemasaran, dan
Kompartemen Sumber Daya Manusia serta Kompartemen Umum.
3. Unsur Pelaksanaan adalah yang langsung melaksanakan proses produksi,
pemeliharaan pabrik serta yang melaksanakan pemasaran produk, yaitu:
Kompartemen Produksi, Kompartemen Pemeliharaan dan Kompartemen
Pemasaran.
4. Unsur Penunjang terdiri dari Kompartemen lainnya sebagaimana yang
tertera pada struktur organisasi (terlampir).
12
5. Unsur Pengawasan merupakan Unit Kerja yang melakukan pengawasan
dan inspeksi seluruh kegiatan perusahaan meliputi operasional dan
keuangan yang terdiri dari: Satuan Pengawasan Intern (SPI),
Kompartemen Pemeliharaan (Departemen Inspeksi) serta Kompartemen
Produksi (Departemen Rendal Produksi).
1.7 Pencegah Pencemaran
PT Pupuk Iskandar Muda sejak semula telah dimasukkan ke dalam
rancangannya mengenai masalah pengolahan pelestarian lingkungan. Salah satu
pengolahan pelestarian lingkungan adalah dengan pencegahan sekecil mungkin
pencemaran lingkungan dari dampak diakibatkan oleh bahan buangan pabrik.
Secara teknis, semua buangan pabrik tidak berbahaya, karena seluruh peralatan
yang telah dirancang sedemikian rupa dengan dilengkapi proses penetralan
kembali seluruh bahan buangan antara lain:
a. Buangan berupa air dikumpulkan dalam kolam pengolahan, dikolam ini
terjadi proses pengendapan yang terlarut, penetralan pH dan penambahan
kandungan oksigen.
b. Buangan berupa gas dari pabrik yang keluar melalui Vent pembuangan sudah
tidak mengandung gas yang berbahaya, sebagian gas buangan tersebut berupa
uap air.
c. Debu-debu urea yang terjadi pada saat pembutiran urea diserap dan
diamankan dengan bagian filter.
d. Kebisingan yang timbul dari mesin dan cerobong dikurangi dengan memasang
peredam pada rumah-rumah compressor sehingga memenuhi persyaratan nilai
ambang kebisingan.