PENDAHULUAN - · PDF fileperbukitan serta aliran sungai dan pulau – pulau, dengan uraian...
Transcript of PENDAHULUAN - · PDF fileperbukitan serta aliran sungai dan pulau – pulau, dengan uraian...
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Revitalisasi pembangunan bidang kesehatan tahun 2010-2014
mengarah pada revitalisasi pelayanan kesehatan;
ketersediaan,distribusi,retensi dan mutu SDM, keterjangkauan obat,vaksin
dan alat kesehatan; jaminan kesehatan masyarakat; keberpihakan pada
DTPK (daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan) dan DBK (daerah
bermasalah kesehatan) dan reformasi birokrasi.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dituangkan dalam berbagai
program kesehatan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pengendalian serta pertanggungjawaban secara
sitematis, berjenjang dan berkelanjutan, sebagaimana yang terdapat
dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN).
Kita sadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini
masih jauh dari kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan
informasi kesehatan yang evidence based sehingga belum mampu
menjadi alat manjemen kesehatan yang efektif. Berbagai masalah klasik
masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan.
Diantaranya adalah kegiatan pengelolaan data dan informasi belum
terintegrasi dn terkoordiasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik.
Salah satu alat transformasi data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan
Kota Padang adalah laporan tahunan, yang berisi data tahunan dari hasil
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 2
pembangunan kesehatan. Sedangkan pada pembangunan kesehatan
adanya upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatn masyarakat
yang setinggi- tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari
berbagai indikator yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka
kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.
Dalam penyajiannya diusahakan untuk menampilkan berbagai data
dan informasi yang menjawab Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan
yakni “Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan”.
1.2. Maksud dan Tujuan
Laporan Tahunan disusun untuk memberikan gambaran dan
informasi tentang hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai oleh
Pemerintah Kota Padang khususnya Dinas Kesehatan Kota Padang
selama tahun 2010. Laporan tahunan Dinas Kesehatan ini disusun dari
data-data laporan kegiatan yang didapat dari masing-masing bidang dan
bagian yang ada di Dinas Kesehatan Kota Padang.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 3
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. GEOGRAFI
Letak Kota Padang secara geografis pada bagian pantai Barat
Sumatera pada posisi 000 44 ‘ 00‘’- 01’08” 35” Lintang Selatan dan 1000
08’ 35” – 100’ 34’ 09” Bujur Timur dengan luas keseluruhan 694,96 Km2..
Secara geogafis Kota Padang merupakan perpaduan dataran rendah dan
perbukitan serta aliran sungai dan pulau – pulau, dengan uraian 21
buah sungai dan 19 buah pulau yang tersebar di beberapa kecamatan
dengan pemanfaatan lahan produktif 180 km2 sedangkan panjang pantai
68.126 Km. Curah hujan rata rata adalah 384,88 mm perbulan.
Temperatur 22C – 31,7C dengan kelembaban udara berkisar 70 – 84% (
BPS Kota Padang, 2008 ).
Secara administrasi Pemerintah Kota Padang terdiri dari 11
Kecamatan dan 104 Kelurahan. Kota Padang ini sebelah utara berbatas
dengan Kabupaten Padang Pariaman, sebelah Selatan berbatas dengan
Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah timur berbatas dengan Kabupaten
Solok, sebelah barat berbatas dengan Samudra Indonesia ( BPS Kota
Padang, 2008).
2.2. DEMOGRAFI
Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Padang tahun 2008, tercatat
jumlah penduduk sebanyak 856.815 jiwa dimana kecamatan terbanyak
penduduknya adalah Koto tangah. Untuk menggambarkan kesejahteraan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 4
masyarakat pemerintah membuat empat katagori, yaitu Keluarga Pra
sejahtera, keluarga sejahtera I, II, III dan keluarga sejahtera plus.
Katagori keluarga pra sejahtera perlu mendapat perhatian, saat ini
jumlahnya mencapai 4.759 keluarga yang meningkat bila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, yaitu 4.349 keluarga, tetapi secara umum
peningkatanya tidak terlalu tinggi dibandingkan tahun 2006 ke tahun 2007
yaitu 2.773 keluarga. Sementara itu untuk anak anak yang kurang
beruntung disediakan panti asuhan sebanyak 19 buah panti.
Salah satu strategi dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia
dan secara global adalah peningkatan pembangunan manusia.
Pembangunan manusia adalah proses sehingga setiap penduduk mampu
memiliki lebih banyak pilihan dalam hal pendapatan, kesehatan,
lingkungan fisik, dsb. Keberhasilan pembangunan manusia diukur dengan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dipresentasikan oleh 3 dimensi
yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang layak.
Laju pertumbuhan penduduk kota pertahun rata-rata 2,31 dengan
kecamatan Koto Tangah yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang
paling tinggi dan Kecamatan Padang Barat yang memiliki kepadatan
penduduk paling rendah. Tingginya laju pertumbuhan penduduk harus
didukung dengan peningkatan sarana-prasarana pelayanan publik
terutama di bidang Kesehatan di wilayah tersebut.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 5
Tabel 2.1. Data Laju Pertumbuhan Penduduk Perkecamatan
No Kecamatan Penduduk 1998 2008
Laju Pertumbuhan Penduduk
1 2
3 4
5 6 7
8
9 10 11
Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan
Lubuk Begalung Padang Selatan
Padang Timur Padang Barat Padang Utara
Nanggalo
Kuranji Pauh Koto Tangah
19.234 37.096
81.064 55.851
80.987 62.922 67.310
50.508
88.865 39.055
113.144
24.116 43.531
106.641 63.345
87.174 61.437 76.326
58.801
120.309 53.669
161.466
2,54 1,73
3,16 1,34
0,76 -0,24 1,34
1,64
3,54 3,74 4,27
696.036 856.815 2,31 Sumber : Padang Dalam Angka (PDA) thn 2008
Kepadatan penduduk masih terfokus di Kecamatan Padang Timur yaitu
sebesar 10,696 orang/km2, kemudian posisi kedua ditempati oleh Kecamatan
Padang Utara sebesar 9,446 orang/km2.
Tabel 2.2.
Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan
No. Kecamatan Luas Daerah
(Km2)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
1 2
3 4
5 6
7 8 9
10
11
Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan
Lubuk Begalung Padang Selatan
Padang Timur Padang Barat
Padang Utara Nanggalo Kuranji
Pauh
Koto Tangah
100,78 85,59
30,91 10,03
8,15 7,00
8,08 8,07
57,41
146,29
232,25
24.116 43.531
106.641 63.345
87.174 61.437
76.326 58.801
120.309
53.669
161.466
239 506
3.450 6.316
10.696 8.777
9.446 7.286 2.096
367
695
Jumlah 694,96 856.815 1.233 Sumber : Padang Dalam Angka (PDA) thn 2008
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 6
Dari sebanyak 856.815 jiwa penduduk Kota Padang, terdiri dari 423.039
jiwa laki-laki dan 433.776 jiwa perempuan dengan rasio jenis kelamin 97,52
Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan
No Kecamatan . Penduduk .
Laki-laki perempuan Jumlah Sex Ratio
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Bungus Tlk Kabung
Lubuk Kilangan
Lubuk Begalung
Padang Selatan
Padang Timur
Padang Barat
Padang Utara
Nanggalo
Kuranji
Pauh
Koto Tangah
12.083
21.429
54.347
31.217
42.545
31.175
32.746
28.750
58.847
27.308
82.592
12.033
22.102
52.294
32.128
44.629
30.262
43.580
30.051
61.462
26.361
78.874
24.116
43.531
106.641
63.345
87.174
61.437
76.326
58.801
120.309
53.669
161.466
100,42
96,96
103,93
97,16
95,33
103,02
75,14
95,67
95,75
103,59
104,71
423.039 433.776 856.815 97,52
Sumber : Padang Dalam Angka (PDA) thn 2008
Dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur terbanyak
terdapat pada kelompok umur 20-24 tahun sebanyak 105.587 jiwa atau
80,58%, kemudian disusul kelompok usia 15-19 tahun sebanyak 84.468 jiwa
atau 108,36 %. Rinciannya dapat dilihat dari tabel 2.4. berikut ini.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 7
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
No Kelompok Umur
. Penduduk Laki-laki Perempuan
Jumlah Rasio Jenis Kelamin
1 2 3
4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16
0 – 4 5 – 9
10 – 14
15 – 19
20 – 24 25 – 29
30 – 34 35 – 39
40 – 44
45 – 49 50 – 54
55 – 59 60 – 64
65 – 69 70 – 74
75 thn ke atas
37.084 43.110 44.168
43.929
47.117 35.118
31.286 30.153
26.059
26.276 20.632
15.256 7.673
7.174 3.864
4.140
33.608 39.626 41.939
40.539
58.470 36.794
32.948 30.476
30.239
23.714 22.319
14.653 8.172
8.073 5.423
6.783
70.692 82.736 86.107
84.468
105.587 71.912
64.234 60.629
56.298
49.990 42.951
29.909 15.845
15.247 9.287
10.923
108,71 111,22 110,64
97,64
88,24 96,03
98,46 94,29
93,53
105,56 100,78
105,17 96,15
83,02 78,93
64,78
423.039 433.776 856.815 97,52
Sumber : Padang Dalam Angka (PDA) thn 2008
2.3. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan
pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya mencapai
tujuan tersebut penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang
bermutu merupakan hal yang penting.
2.3.1. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada dikota Padang adalah :
a. Puskesmas
Fasilitas pelayanan yang tersedia di kota Padang saat ini, secara umum
sudah memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Pada
tingkat pelayanan dasar, saat ini terdapat 20 buah puskesmas yang
terletak pada 11 kecamatan di Kota Padang diantaranya terdapat 5 buah
puskesmas perawatan dan 2 puskesmas perawatan PONED.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 8
b. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu didirikan untuk meningkatkan aksesibilitas
pelayanan kesehatan sampai ke daerah yang sulit dijangkau dan juga
memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan. Pada tahun
2009 dibangun 3 buah puskesmas pembantu, sehingga total puskesmas
pembantu yang beroperasi pada tahun 2010 adalah 62 buah.
c. Poskeskel.
Pada Tahun 2008 telah dibangun Poskeskel sebanyak 16 unit dan pada
tahun 2009 dibangun 3 Poskeskel dan Tahun 2010 dibangun empat (4)
Poskeskel lagi sehingga menjadi 23 Poskeskel. Poskeskel ini dibangun
dengan dana DAK, APBD, Swadaya masyarakat dan PNPM mandiri.
d. Puskesmas Keliling
Sarana transportasi pendukung pelayanan puskesmas antara lain
puskesmas keliling (kendaraan roda 4), pada tahun 2010 berjumlah 21
buah dan kendaraan roda 2 sebanyak 88 buah. Artinya setiap
Puskesmas sudah didukung fasilitas Puskesmas keliling roda 4
sebanyak 1 unit. Kendaraan operasional Roda 4 di Dinas Kesehatan
Kota Padang berjumlah 14 unit dan kendaraan roda 2 berjumlah 18 unit.
e. Sarana dan prasaran lain
1. Rumah Sakit Umum Daerah : 1 buah.
2. Rumah Sakit Pemerintah : 4 buah.
3. Rumah Sakit Swasta : 22 buah.
4. Balai Pengobatan : 67 buah.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 9
5. Apotik : 190 buah.
6. Toko Obat : 122 buah.
7. Laboratorium Kesehatan Swasta : 15 buah.
8. Optikal : 45 buah.
9. Pos Yandu : 854 buah.
10. Rumah Bersalin : 45 buah
2.3.2. Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun
2009 adalah 1.161 orang yang terdiri dari 923 orang PNS, 110 orang PTT,
20 orang NPD, Pegawai harian musiman 4 orang, dan tenaga felontir 104
orang. Berikut distribusi tenaga berdasarkan fungsi :
• Dokter Umum : 74 orang
• Dokter Gigi : 49 orang
• Bidan : 330 orang
• Perawat : 230 orang
• Tenaga kesehatan masyarakat : 68 orang
• Tenaga Gizi : 30 orang
• Apoteker : 3 orang
• Tenaga Farmasi : 59 orang
• Analis Labor : 35 orang
• Tenaga Kesehatan Lingkungan : 27 orang
• Ahli Fisioterapist : 2 orang
• Pekarya kesehatan : 25 orang
• Tenaga Rekam Medik : 2 orang
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 10
• Non Kesehatan : 123 orang
• Tenaga felontir : 104 orang
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 11
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI
3.1. VISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA PADANG
Gambaran keadaan masyarakat Kota Padang di masa depan atau
visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah Kota
Padang Sehat 2010
Dengan visi ini diharapkan terwujudnya lingkungan sehat dan perilaku
sehat serta meningkatnya mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan
sehingga derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat
meningkat secara optimal.
3.2. MISI PEMBANGUNAN KOTA PADANG
Untuk dapat mewujudkan visi Kota Padang Sehat 2010 ditetapkan
empat Misi Pembangunan Kesehatan sebagai berikut:
1. Mengerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
3.3. TUJUAN DAN SASARAN
3.3.1 Tujuan
Sebagai penjabaran dari visi maka tujuan yang akan dicapai adalah
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 12
optimal melalui terciptanya masyarakat Kota Padang yang hidup dengan
perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Dinas Kesehatan sebagai Dinas teknis Kota yang mengelola
kesehatan dituntut perannya dalam pengelolaan dan pelayanan
kesehatan untuk mewujudkan keadaan:
a. Terciptanya kondisi pelayanan kesehatan secara prima.
b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat serta membudayakan hidup bersih dan sehat.
c. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh puskesmas terutama pada keluarga miskin dan
rentan sosial
d. Terbentuknya masyarakat yang berkualitas yang ditandai dengan
semakin banyaknya jumlah keluarga yang mempunyai derajat
kesehatan yang semakin tinggi
e. Semakin meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan
yang dilakukan puskesmas terutama pada keluarga miskin dan
rentan sosial
f. Semakin banyaknya keterlibatan sektor swasta dan masyarakat
dalam kegiatan pelayanan kesehatan
3.3.2. Sasaran
Sasaran pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati diatas adalah sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 13
a) Terlaksananya pembangunan berwawasan kesehatan.
b) Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB ).
c) Menurunnya Angka Kematian Ibu ( AKI ).
d) Meningkatnya Usia Harapan Hidup.
e) Meningkatnya Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat ( UKBM ).
f) Menurunnya penderita penyakit menular dan penyakit tidak menular.
g) Meningkatnya Mutu Pelayanan kesehatan dasar dan Rujukan.
h) Meningkatnya perilaku hidup sehat.
i) Meningkatnya Kesehatan Lingkungan.
j) Meningkatnya pengawasan terhadap Obat, Makanan dan Minuman.
k) Meningkatnya Manajemen Kesehatan disemua tingkat administrasi.
l) Meningkatnya kualitas Sumber Daya manusia Bidang Kesehatan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 14
BAB IV
KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUN GSI .
4.1. KEDUDUKAN
Sesuai dengan Perda No. 16 tahun 2008 tentang Pembentukan
Susunan Organisasi Dinas Daerah maka Dinas Kesehatan Kota Padang
merupakan Dinas Teknis Kota bertugas mengelola kesehatan yang
dikepalai oleh seorang kepala Dinas.
4.2. STRUKTUR ORGANISASI
Adapun Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari:
1. Kepala Dinas.
2. Sekretariat terdiri dari:
a. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub. Bagian Keuangan
c. Sub. Bagian Penyusunan Program
3. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak
c. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus
4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi:
a. Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
b. Seksi Wabah dan Bencana
c. Seksi Kesehatan Lingkungan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 15
5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi:
a.Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia
(SDM)
b.Seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat (PSM)
c. Seksi Registrasi dan Akreditasi
6. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi:
a.Seksi Jaminan Kesehatan
b.Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
c.Seksi Kefarmasian
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 16
Bagan . 1
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA
dr. Hj EFRIDA AZIZ, M.Sc
KEPALA
SUB BAG.UMUM
Hastrina Yanti,SKM.M.Kes
SEKRETARIS
Drg.Hj.EKA LUSTI,MM
KEPALA
SUB BAG. KEUANGAN
Eva Yanti, SE.Akt
KEPALA BIDANG PSDM
Dr.Ferimulyani H.M.Biomed
Ka.Sie Gizi & Peny Khusus
Neldawati,SE
KEPALA BIDANG Jaminan & Sarkes
Dra.Novita Latina,Apt
Ka.Sie. Wabah dan Bencana
Tut Wuri Handayani,SKM,M.Kes
Ka.Sie. Kesehatan Lingkungan Depitra Wiguna,SKM
Ka.Sie. JAMKES
Frieda,SKM
Ka.Sie. FARMASI
Indrawati,SH,MHK
Ka. Sie Promkes
Dr.Liza Andriani,M.Kes
Ka.Sie. KIA
Dr.Hj.Aklima,M.PH
Ka.Sie. Perizinan & Akreditasi
Zulhefi Bais,SKM
Ka.Sie. Pemberantasan Peny. Menular
Dr.Gentina
PUSKESMAS & GFK
KEPALA BIDANG YANKES
Dr.Melinda W.MPPM
Kasie PKD
Dr.Fionaliza,MKM
KEPALA BIDANG PMK
Dr.Hj.Devi Naswita
Ka.Sie Diklat
Faisal Riza,SH
Ka.Sie SARKES
Rizalman, SKM
KEPALA
SUB BAG.PENYUSUNAN PROG Dewi Sartika.SKM.M.PH
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 19
4.3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan PeraturanWalikota Padang Nomor 28 Tahun 2008
tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas kesehatan, yaitu :
Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan unsur pelaksana Pemerintahan
Daerah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui
Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Padang adalah :
1) Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah di bidang kesehatan dan tugas pembantuan ;
2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas
Kesehatan menpunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan ;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan ;
c. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang kesehatan ;
d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas ;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Dalam menjalankan fungsinya Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh bagian
dan bidang sebagai berikut:
A. SEKRETARIAT
(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 20
(2) Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memberikan
pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan
Dinas Kesehatan dalam urusan umum, urusan perlengkapan, urusan
keuangan, urusan kepegawaian, urusan perpustakaan, evaluasi dan
pelaporan.
(3) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Sekretariat
mempunyai fungsi :
a. Menyusun administrasi kepegawaian, perlengkapan dan peralatan,
urusan rumah tangga dinas, keuangan, dokumentasi, perpustakaan dan
kearsipan;
b. Menyusun anggaran, pembinaan organisasi dan tata laksana, menyusun
evaluasi dan pelaporan;
c. Meningkatkan Sumber daya manusia;
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
(4) Masing-masing sub bagian sebagaimana dimaksud pasal 2 angka 2 huruf a
dan b, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
A.1. Sub Bagian Umum
(1) Sub Bagian Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris melaksanakan
urusan Pengelolaan Administrasi dan Kepegawaian, urusan rumah tangga
Dinas.
(2) Uraian Tugas Sub Bagian Umum sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah:
a. Mengelola tata kearsipan/ perkantoran ;
b. Mengelola administrasi kepegawaian;
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 21
c. Melaksanakan urusan humas, pengelolaan hukum dan organisasi
d. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas;
e. Melaksanakan urusan pengadaan peralatan / perlengkapan kantor,
pencatatan, penyimpanan, pendistribusian untuk puskesmas pembantu,
puskesmas dan DKK ;
f. Melaksanakan urusan pemeliharaan/ perawatan alat – alat kantor;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
A.2. Sub Bagian Keuangan
(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan pengelolaan
administrasi keuangan yang meliputi penyusunan rencana anggaran
pendapatan dan belanja dinas, verifikasi, perbendaharaan, penyusun
pertanggung jawaban keuangan dinas.
(2) Uraian tugas Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :
a. Membuat rencana anggaran dan pendapatan belanja dinas;
b. Mengkoordinir pengadministrasian belanja administrasi umum, belanja
operasional dan pemeliharaan serta belanja modal, baik belanja
aparatur maupun publik keuangan dinas;
c. Pertanggung jawaban pencairan dana;
d. Melakukan verifikasi Anggaran pendapatan belanja dinas;
e. Membuat dan menyiapkan laporan pertanggung jawaban keuangan/
anggaran pendapatan dan belanja dinas termasuk perhitungan
anggaran;
f. Melaksanakan pembinaan dan pengendalian satuan pemegang kas ;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 22
A.3. Sub Bagian Penyusunan Program
(1) Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas melaksanakan urusan
penyusunan program kedinasan.
(2) Uraian tugas Sub Bagian Penyusunan Program sebagaimana dimaksud ayat
(1) adalah :
a. Membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk program
kedinasan;
b. Mengkoordinir perencanaan bidang atau bagian terkait;
c. Menghimpun dan menganalisa serta menyusun laporan evaluasi
program.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
B. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
(1) Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
(2) Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam melaksanakan pembinaan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan,
Kesehatan Ibu dan Anak, Anak Usia Sekolah, Pemantauan Gizi anak dan
ibu hamil serta pelayanan Kesehatan Khusus di puskesmas, puskesmas
pembantu, dan Posyandu.
(3) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Bidang
Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :
a. Mengenal wilayah kerja dengan melakukan pendekatan kepada dinas
terkait;
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 23
b. Menyusun rencana kerja tahunan bersama staf dan instansi terkait
dalam program kesehatan keluarga;
c. Menyusun rencana kerja tahunan berdasarkan DIP daerah, analisa
situasi, dan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun lalu bersama
staf;
d. Menyelenggarakan rapat bulanan bersama staf bidang pelayanan
kesehatan untuk mengevaluasi kegiatan yang sedang berjalan,
mengidentifikasi perencanaan dan pemecahannya serta menyusun
rencana kegiatan lainnya;
e. Membuat tata cara kerja di lingkungan bidang pelayanan kesehatan
yang meliputi pendistribusian tugas kepada bawahan, penentuan target
kerja dan bimbingan pelaksanaan tugas bawahan;
f. Membuat laporan hasil tentang pelaksanaan kegiatan setiap tahun,
masalah yang ditemui untuk sebagai salah satu bahan dalam
perencanaan tahun berikutnya.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
B.1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
(1) Mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam pembinaan dan
pengawasan mutu pelayanan kesehatan dasar serta sistim rujukan di
Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit serta pembinaan
pengelolaan manajemen dan pengembangannya.
(2) Uraian Tugas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan sebagaimana yang
tersebut pada butir (1) adalah :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 24
a. Mengkoordinir pengelolaan dan penilaian kinerja Puskesmas dan
Rumah Sakit;
b. Menetapkan standar pelayanan minimal untuk Pelayanan Kesehatan
Dasar
c. Merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan
terhadap peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas dan Rumah Sakit;
d. Melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan Puskesmas dan
Rumah Sakit;
e. Melakukan pembinaan tekhnis;
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
B.2. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak
(1) Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan pelayanan
kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas, dan menyusui), balita dan anak usia
sekolah.
(2) Uraian tugas seksi Kesehatan Ibu dan Anak sebagaimana yang dimaksud
butir (1) adalah :
a. Mengkoordinir dan melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan ibu,
anak, KB, dan UKS;
b. Mengkoordinir pelaksanaan kesehatan ibu (hamil, bersalin/nifas, dan
menyusui) di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik Bersalin, dan
Bidan Praktek Swasta (BPS);
c. Mengkoordinasi pelayanan kesehtan balita dan anak usia sekolah di
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, sekolah dan rumah sakit;
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 25
d. Melakukan pembinaan tenaga kesehatan dan penolong persalinan
termasuk BPS;
e. Melakukan Audit Maternal dan Perinatal (AMP);
f. Mengkoordinasikan pelayanan Keluarga Berencana;
g. Mengkoordinasikan pembinaan dukun bersalin;
h. Mengkoordinasikan bimbingan tekhnis ke puskesmas, puskesmas
pembantu, dan Bidan pembina wilayah kelurahan;
i. mengumpulkan bahan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan anak
sekolah;
j. mengkoordinasikan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah tingkat SD,
SMP, dan SMU;
k. Melaksanakan pelatihan guru UKS, dan Kader Kesehatan Remaja;
l. Membimbing Puskesmas dalam kesehatan ibu anak dan anak usia
sekolah;
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
B.3. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus
(1) Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan program gizi
dan kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan
kerja, kesehatan haji, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan olah raga, dan
kesehatan Lansia.
(2) Uraian tugas seksi Gizi dan Kesehatan Khusus sebagaimana yang dimaksud
butir (1) adalah :
a. Melakukan pemantauan status gizi anak Balita dan ibu hamil;
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 26
b. Melakukan pemantauan status gizi balita dan ibu melalui kegiatan
puskesmas dan posyandu;
c. Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Yodium;
d. Melakukan pemantauan anak sekolah akibat kekurangan Vitamin A;
e. Merencanakan pemberian makanan tambahan pada kasus KEP;
f. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
kesehatan khusus meliputi kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan
kerja, kesehatan gigi mulut serta kesehatan olah raga dan kesehatan
lansia;
g. Mengkoordinir program lanjut usia (Lansia);
h. Melaksanakan pembinaan kelompok Lansia yang ada di wilayah kerja
puskesmas;
i. Melakukan bimbingan tekhnis ke puskesmas dan Rumah Sakit;
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN
( 1 ) Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
( 2 ) Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas membantu
kepala dinas dalam menyusun rencana penyelengaraan kegiatan
Pengamatan, Pengawasan, Pemberantasan, Pencegahan Penyakit,
penanggulangan wabah dan bencana serta kesehatan lingkungan.
( 3 ) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang
pengendalian Masalah kesehatan berfungsi:
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 27
a. Merencanakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan bidang
pengendalian masalah kesehatan.
b. Bimbingan operasional, pengawasan dan evaluasi program di Bidang
pengendalian masalah kesehatan.
c. Penyusunan pedoman dan standar pengembangan pelayanan serta
manajemen program dalam lingkup bidang Pengendalian Masalah
Kesehatan.
d. Penyebar luasan informasi dalam cara Pengendalian masalah
kesehatan.
e. Pelaksanaan kordinasi dalam pengendalian wabah dan bencana.
f. Pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan pemukiman,kualitas
air yang digunakan masyarakat, tempat produksi dan penjualan
minuman serta tempat – tempat umum.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
C.1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
( 1 ) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas dan
Menyusun Perencanan, Pembinaan dan Pengawasan Program
Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit.
( 2 ) Uraian tugas seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
a. Membuat rencana kegiatan pemberantasan penyakit menular maupun
tidak menular.
b. Membuat rencana kebutuhan obat dan sarana program TB Paru, Ispa,
Diare, Kusta, Malaria, dll.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 28
c. Melakukan kordinasi Pelaksanaan Pencegahan Penyakit, termasuk
imunisasi dengan Rumah Sakit, se Kota Padang, puskesmas, dokter
/Bidan Praktek Swasta, klinik bersalin dan sekolah setingkat SD/MI se
Kota Padang.
d. Melakukan Pembinaan dan Pengawasan mengenai kegiatan
pencegahan penyakit / Imunisasi kepada Rumah Sakit, puskesmas,
dokter/Bidan Praktek Swasta se Kota Padang
e. Pengambilan dan distribusi vaksin dan logistik imunisasi secara
berkala ke Dinas Kesehatan Propinsi
f. Membantu Pemeliharaan dan perbaikan Cold Chain Puskesmas.
g. Melakukan pemantapan manajemen pencegahan penyakit dan
imunisasi melalui pembuatan dan pegawasan PWS ( Pemantauan
Wilayah Setempat ) serta mapping daerah UCI ( Universal Child
Immunization ).
h. Mengkordinasikan pelaksanaan kegiatan pengendalian ,
pemberantasan penyakit menular maupun tidak menular dengan
Rumah Sakit dan puskesmas.
i. Monitoring dan bimbingan tehnis, program Pengendalian dan
pemberantasan penyakit ke puskesmas
j. Melakukan Pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanan program
Pengendalian dan pemberantasan penyakit di puskesmas.
k. Melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap calon
jemaah haji.
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan .
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 29
C.2. Seksi Wabah dan Bencana
( 1 ) Seksi Wabah dan Bencana mempunyai tugas menyusun perencanaan,
pembinaan dan pengawasan program penanggulangan wabah dan
bencana.
( 2 ) Uraian tugas seksi Wabah dan Bencana sebagaiman dimaksud ayat ( 1 ),
adalah :
a. Mengkordinasikan pelaksananan penanggulangan wabah dan bencana
dengan puskesmas, rumah sakit dan pihak terkait lainnya.
b. Merencanakan kegiatan pra, saat dan pasca terjadi wabah dan
bencana.
c. Melakukan penyelidikan kasus AFP dan penyakit menular lain yang
berpotensi wabah serta keracunan.
d. Menghimpun dan menganalisa data survelans, kejadian luar biasa,
wabah penyakit menular dan bencana dari rumah sakit dan puskesmas.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
C.3. Seksi Kesehatan Lingkungan
( 1 ) Seksi kesehatan Lingkungan mempunyai tugas menyusun perencanaan,
pengkordinasian, Pembinaan dan pengawasan terhadap kesehatan
lingkungan pemukimam, tempat-tempat umum, tempat pengolahan
/produksi dan penjualan makanan dan minuman serta berbagai fasilitas
kesehatan lainnya.
( 2 ) Uraian tugas seksi Kesehatan Lingkungan sebagaimana yang dimaksud
ayat ( 1 ) adalah:
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 30
a. Merencanakan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan
lingkungan.
b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pencemaran
lingkungan (udara, air, tanah dan bahan pencemar yang berasal dari
industri, pestisida, kendaraan bermotor, rumah sakit dan tempat usaha
lain ) serta pengawasan terhadap kualitas air : PDAM, DAM dan Industri
perusahaan air minum lainnya (air minum, air bersih, air badan air,
kolam renang, pemandian umum, limbah).
c. Melakukan pembinaan, pengawasan TPS, TPA bekerjasama dengan
sektor terkait.
d. Melakukan pembinaan terhadap Kelompok Pemakai air ( POKMAIR )
dan kader kesehatan, AMPL (air minum dan penyehatan lingkungan).
e. Pengawasan sanitasi hotel, restoran, pasar dan daerah tujuan wisata.
f. Pengawasan dan pembinaan sanitasi kawasan pemukiman.
g. Koordinasi dengan lintas sektor/ lintas program yang menyangku Amdal,
UKL/ UPL serta kegiatan lingkungan lainnya.
D. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
( 1 ) Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas.
( 2 ) Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam mengkoordinasikan, melaksanakan perencanaan,
pembinaan dan mengawasi kegiatan Perencanaan Pendayagunaan
Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pendidikan dan Latihan (Diklat),
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 31
Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat, serta Registrasi dan
Akreditasi.
( 3 ) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang
Pengembangan Sumberdaya Manusia berfungsi :
a. Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Perencanaan
Pendayagunaan SDM dan Diklat yang berkaitan dengan tenaga
kesehatan ;
b. Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan serta pengembangan
kegiatan Diklat ;
c. Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Promosi
Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan melalui berbagai media serta pengembangan Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) ;
d. Perencanaan, pengkoordinasian serta pembinaan kegiatan budaya
hidup bersih dan sehat
e. Perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan untuk mendorong
tumbuhnya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan melalui
pemberdayaan masyarakat ;
f. Perencanaan, pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan Registrasi
dan Akreditasi Sarana Prasarana dan Tenaga Kesehatan ;
g. Pengawasan dan Pengendalian perizinan dibidang kesehatan ;
h. Mengkoordinasikan, pembinaan dan pengawasan pembangunan yang
berwawasan kesehatan ;
i. Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan kegiatan Bidang untuk
disampaikan kepada atasan ;
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 32
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
D.1. Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Dan Diklat
( 1 ) Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat mempunyai tugas
menyusun perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian Pendayagunaan SDM dan Diklat.
( 2 ) Uraian tugas seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat
sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
a. Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan
dengan upaya pendayagunaan SDM kesehatan ;
b. Membuat rencana kebutuhan dan pengembangan tenaga kesehatan
termasuk tugas belajar / izin belajar, penempatan tenaga kesehatan
sesuai latar belakang pendidikan secara berkala ;
c. Melakukan koordinasi dan pembinaan kepada Institusi Penyelenggara
Pendidikan di Bidang Kesehatan dalam rangka optimalisasi
pendayagunaan SDM Kesehatan ;
d. Menggerakkan partisipasi masyarakat melalui pendayagunaan SDM
Kesehatan pada organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dll ;
e. Membina dan mengembangkan hubungan kerja sama dengan lembaga
terkait bidang tenaga kerja baik dalam negeri maupun luar negeri ;
f. Melakukan koordinasi, pembinaan dan pengembangan terhadap
peningkatan kualitas SDM kesehatan agar siap di pasar kerja ;
g. Mengembangkan modul yang terkait dengan pendayagunaan SDM
kesehatan ;
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 33
h. Merencanakan dan melaksanakan pelatihan teknis kesehatan dan
pelatihan fungsional kesehatan untuk mencapai persyaratan kompetensi
teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tenaga kesehatan
sesuai persyaratan kompetensi, jenis dan jenjang jabatan fungsional
masing - masing ;
i. Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor ;
j. Menghimpun dan menganalisa data untuk bahan perencanaan kegiatan
dan laporan seksi Pendayagunaan SDM dan Diklat ;
k. Melakukan pencatatan dan pelaporan ;
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
D.2. Seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyar akat
( 1 ) Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) dan Peran Serta Masyarakat
mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian,
membina dan mengawasi kegiatan promosi kesehatan (Promkes) dan
peranserta masyarakat (PSM) serta pengembangan Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksakan oleh tenaga
kesehatan diberbagai fasilitas kesehatan dengan menggunakan berbagai
media.
( 2 ) Uraian tugas seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat sebagaimana
yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
a. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkat perilaku
hidup sehat pada masyarakat;
b. Menyebarluaskan informasi kesehatan melalui Poster, Radio, Televisi,
Billboard, Leaflet dan Media lainnya;
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 34
c. Menyediakan data yang berhubungan dengan seksi Promosi Kesehatan
dan Peran Serta Masyarakat ;
d. Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan
dengan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan;
e. Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan kegiatan
peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan;
f. Menggerakkan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan melalui
organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka dan LSM;
g. Membina dan mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat;
h. Mengumpulkan bahan serta mengolah laporan dan evaluasi
pelaksanaan bimbingan penyuluhan kesehatan pada masyarakat;
i. Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan bimbingan
penyuluhan kesehatan dengan instansi terkait;
j. Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor;
k. Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi promosi
kesehatan dan peran serta masyarakat ;
l. Melakukan pencatatan dan memberikan laporan kepada Kepala Bidang;
m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
D.3. Seksi Registrasi dan Akreditasi
( 1 ) Seksi Registrasi dan Akreditasi mempunyai tugas Menyusun perencanaan,
pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian tentang
registrasi dan akreditasi tenaga dan sarana pelayanan kesehatan serta
berbagai fasilitas kesehatan lainnya.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 35
( 2 ) Uraian tugas seksi Registrasi dan Akreditasi sebagaimana yang dimaksud
ayat ( 1 ) adalah :
a. Membuat rencana dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan
dengan registrasi tenaga kesehatan ;
b. Melakukan pemantauan dan pembinaan secara terpadu bersama tim
terkait ;
c. Melakukan pengumpulan data, analisa data yang berhubungan dengan
kegiatan seksi registrasi dan akreditasi ;
d. Melakukan Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pelatihan kesehatan dalam rangka pelaksanaan pelatihan yang
terakreditasi ;
e. Mengeluarkan surat izin praktek tenaga kesehatan ;
f. Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi registrasi
dan akreditasi;
g. Sertifikasi alat kesehatan dan PKRT Kelas I;
h. Pembenaran izin sarana kesehatan meliputi Rumah Sakit Pemerintah
kelas C dan kelas D, rumah sakit swasta setara, Praktek Berkelompok,
Klinik umum/ Spesialis, Rumah Bersalin, Klinik Dokter Keluarga/ Dokter
Gigi Keluarga, Kedokteran Komplementer dan Pengobatan Tradisional
serta sarana penunjang yang setara ;
i. Pemberian izin apotik dan toko obat;
j. Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor;
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 36
E. JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN
( 1 ) Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas.
( 2 ) Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam pelayanan jaminan kesehatan, perencanaan dan
pengadaan serta monitoring evaluasi sarana dan peralatan kesehatan dan
kefarmasian.
( 3 ) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ), Bidang
Jaminan dan Sarana Kesehatan berfungsi :
a. Penyelenggaraan Jaminan kesehatan meliputi kepesertaan,
pemeliharaan dan pembiayaan.
b. Pelayanan sarana dan prasarana kesehatan (puskesmas dan pustu);
c. Penyelenggaraan kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman,
napza, kosmetika dan alat kesehatan.
E.1. Seksi Jaminan Kesehatan
( 1 ) Seksi Jaminan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi jaminan
pemeliharaan kesehatan masyarakat sesuai kondisi lokal.
( 2 ) Uraian tugas seksi Jaminan Kesehatan sebagaimana yang dimaksud ayat
( 1 ) adalah :
a. Merencanakan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan
Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Kota Padang
b. Mengelola Jamkesmas
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 37
c. Mengelola Jamkesda
d. Melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait
e. Melakukan sosialisasi jaminan kesehatan
f. Melaksanakan pembinaan, monitoring pengawasan dan evaluasi
pelaksanaan jaminan kesehatan.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
E.2. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
( 1 ) Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang dalam perencanaan dan pengadaan pelayanan sarana dan
peralatan kesehatan;
( 2 ) Uraian tugas seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan sebagaimana
dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
a. Perencanaan, pengadaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana kantor
kesehatan, puskesmas dan Pustu ;
b. Perencanaan, pengadaan dan pendistribusian alat kesehatan ;
c. Melaksanakan pembenaran, monitoring, pengawasan terhadap alat
kesehatan di Puskesmas dan Pustu ;
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
E.3. Seksi Kefarmasian
( 1 ) Seksi kefarmasian membantu Kepala Bidang dalam penyelenggaraan
kefarmasian meliputi obat, makanan dan minuman, napza, kosmetika dan
alat kesehatan.
( 2 ) Uraian tugas seksi Kefarmasian sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 38
a. Melaksanakan perencanaan, pengadaan dan pengawasan obat;
b. Melaksanakan pembinaan manajemen pengelolaan obat Puskesmas;
c. Pengawasan dan registrasi makanan dan minuman produksi rumah
tangga.
d. Pembinaan, monitoring, pengawasan dan evaluasi ke Puskesmas, toko
obat, apotik, toko makanan dan minuman, sarana produksi dan
distribusi sediaan farmasi lainnya;
e. Pengambilan sampel / contoh sediaan farmasi dilapangan;
f. Melaksanakan rekapitulasi laporan pemakaian narkoba Puskesmas,
Apotik, Rumah Sakit type C, D dan melaporkan per triwulan ke Propinsi.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 39
BAB V
PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN
5.1. PROGRAM KESEHATAN
Program yang telah disusun dan ditetapkan sebagai strategi
kebijakan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2009 terdiri dari :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
4. Program Peningkatan Pengembangan sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
5. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
6. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
7. Program Pengawasan Obat dan Makanan
8. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
9. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
10. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
11. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
12. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
13. Program Pengadaan Peningkatan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
14. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
16. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
17. Program Asuransi Kesehatan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 40
5.1.1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Tujuan program ini adalah untuk memenuhi kebutuhan administrasi
perkantoran dan pelayanan umum dilingkungan Dinas Kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain :
a. Penyediaan jasa surat menyurat
b. Penyedian jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
c. Penyedian jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional
d. Penyedian jasa kebersihan kantor
e. Penyedian Alat Tulis kantor
f. Penyedian barang cetakan dan penggandaan
g. Penyedian komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
h. Penyedian bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
i. Penyedian makanan dan minuman
j. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
k. Penyedian peralatan kebersihan
l. Peningkatan jasa pelayanan publik
m. Peningkatan pelayanan administrasi dan pelayanan kantor
5.1.2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Apa ratur
Tujuan program ini adalah untuk pemeliharaan gedung dan kendaraan
dinas dilingkungan dinas Kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain :
a. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
b. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
c. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan dan peralatan gedung kantor
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 41
5.1.3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Ap aratur
Program ini bertujuan untuk meningkatakan kinerja dan kualitas aparatur
Negara melalui pertemuan dan bimbingan teknis ke puskesmas. Kegiatan
yang dilakukan adalah pengolahan data kepegawaian tenaga kesehatan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain :
a. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
b. Operasional bimbingan teknis ke lapangan
5.1.4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pela poran Capaian
Kinerja dan Keuangan
Tujuan program adalah untuk menunjang kegiatan entry data keuangan
pada aplikasi SIPKD di DPKA balaikota yang menghasilkan laporan
keuangan untuk mengetahui capaian kinerja dan keuangan Dinas
Kesehatan Kota Padang.
5.1.5. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Program ini bertujuan untuk menjamin ketersedian obat di Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu di Kota Padang. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain :
a. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
b. Pengadaan Bahan Logistik (Bahan Habis Pakai)
5.1.6. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah:
a. Peningkatan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 42
5.1.7. Program Pengawasan Obat dan makanan
Program ini bertujuan untuk memantau peredaran obat, kosmetik dan
makanan di masyarakat, kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
a. Pengawasan peredaran obat dan makanan
- Pengamanan bahaya penyalahgunaan obat narkotika,
Psikotropika, zat adiktif lain dan bahan berbahaya lainnya
- Pengamanan dan pengawasan makanan dan bahan tambahan
makanan
- Pengawasan obat, obat tradisional, kosmetik dan alat kesehatan
- Pelayanan penggunaan obat generik
5.1.8. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan dari program ini adalah untuk merubah perilaku masyarakat agar
berperilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan melalui pemberdayaan
masyarakat dan menanfaatkan media promosi. Kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan program adalah pengembangan media promosi
dan informasi sadar hidup sehat.
5.1.9.Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program ini bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi di kota Padang.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan
program adalah :
a. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kurang Vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 43
5.1.10.Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program ini bertujuan untuk menurunkan kasus penyakit yang berbasis
lingkungan. Kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan program tersebut
adalah pengawasan kualitas air dan lingkungan.
5.1.11.Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyak it Menular
Tujuan dari program ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian karena penyakit menular. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dalam program ini adalah :
a. Penyemprotan / Fogging sarang nyamuk
b. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
c. Peningkatan imunisasi
d. Penanggulangan wabah dan bencana
e. Pelayanan kesehatan jemaah haji
5.1.12.Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Tujuan Program ini adalah menyusun laporan kesehatan dan standar
pelayanan minimal bidang kesehatan, dimana kegiatannya meliputi :
a. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
5.1.13.Program Pengadaan Peningkatan Perbaikan Sara na dan Prasarana
Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan fasilitas sarana dan
prasarana kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar dengan
pembangunan dan rehabilitasi fasilitas kesehatan yang rusak akibat
gempa tanggal 30 september 2009 lalu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam mencapai tujuan program adalah sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 44
a. Pembanguan puskesmas
b. Pembangunan Puskesmas Pembantu
c. Pengadaan saran dan prasarana puskesmas
d. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas pembantu
e. Rehabilitasi sedang/berat puskesmas
f. Pengadaan alat kedokteran dan alat laboratorium
g. Pengadaan Obat Program dan Vaksin
h. Pembanguan Poskesdes
5.1.14.Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kese hatan
Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin kota Padang, adapun kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan program adalah Kemitraan asuransi kesehatan
masyarakat
5.1.15.Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu
Balita tentang tumbuh kembang anak dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan anak Balita, kegiatan yang dilakukan dalam menunjang
pencapaian tujuan program adalah pelayanan kesehatan kepada anak
Balita.
5.1.16.Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan bagi anak sekolah dengan melihat status gizi anak sekolah
serta absensi sesuai dengan SKB 4 menteri dan Permenkes No
741/Menkes/PER/VII/2008. Kegiatan yang dilakukan dalam menunjang
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 45
program tersebut adalah peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan
anak sekolah, melaui kegiatan screning anak sekolah.
5.1.17.Program Asuransi Kesehatan
Tujuan dari program ini adalah terjaminnya pelayanan kesehatan bagi
peserta askes pegawai negeri asuransi kesehatan pegawai di dinas
kesehatan kota Padang.
5.2. INDIKATOR KESEHATAN
Agar keberhasilan pembangunan kesehatan dapat diketahui dan
terukur, ada berapa indikator yang dijadikan acuan dalam melaksanakan
program dan kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Padang. Indikator tersebut
merupakan indikator kunci pelayanan kesehatan yang terkandung dalam
Tujuan MDGs Tahun 2007/ 2008 yaitu :
1. Kasus kematian bayi dan balita
Kasus kematian bayi pada tahun 2009 sebanyak 37 kasus/16.449 KH dan
tahun 2010 meningkat yaitu sebanyak 86 kasus/16.492,sedangkan kasus
kematian balita pada tahun 2009 sebanyak 10 kasus dan tahun 2010
sebanyak 10 kasus juga.
2. Kasus kematian ibu
Kasus kematian Ibu tahun 2009 sebanyak 14 kasus/19.657 KH dan tahun
2010 sedikit meningkat yakni sebanyak 15 kasus/16.492 KH.
3. Prevalensi Gizi buruk
Berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG), prevalensi gizi buruk
dengan indikator BB/TB pada tahun 2009 adalah 0.74 % dan tahun 2010
jumlahnya meningkat yaitu 2.22 % .
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 46
4. Kasus HIV dan AIDS, Malaria
Pada Tahun 2009 ditemukan kasus HIV/AIDS sebanyak 51 kasus dan tahun
2010 sebanyak meningkat yaitu sebanyak 59 kasus. Sedangkan kasus
malaria pada tahun 2009 ditemukan sebanyak 195 kasus dan tahun 2010
menurun yakni sebanyak 187 kasus.
5. Umur harapan hidup
Umur harapan hidup tahun 2009 adalah 70.4 tahun dan tahun 2010 meningkat yaitu
70.9 tahun.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 47
BAB VI
PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2010
Selain pembiayaan APBD Kota, dalam pelaksanaan program
kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Padang juga ditunjang oleh pembiayaan dari
berbagai sumber antara lain APBN (DAK, Dekon) dan APBD Propinsi dan dana
dari BNPB.
6.1. PEMBIAYAAN BERSUMBER APBD KOTA PADANG
Tabel 6.1.
Anggara Belanja APBD Kota Padang Tahun 2009- 2010
No Kegiatan Belanja Jumlah (Rp) Realisasi Anggaran (Rp) %
2009 2010 2009 2010 2009 2010
1
a
2
a
b
c
Belanja tidak langsung
Belanja Pegawai/
Personalia
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
34.130.632.391,10
1.464.015.349,90
7.829.745.200
7.991.081.000
37.151.248.650,54
1.051.461.360
11.649.167.554
2.227.891.314
33.094.118.747
1.258.146.600
7.400.133.676
7.861.944.773
36.553.762.547
949.373.160
11.331.871.526
2.186.963.000
96,96
86
95
99
98.39
90.29
97.28
98.16
Jumlah
51.415.473.941
52.079.768.878,54
49.614.343.796
51.021.970.233
96,5
97. 97
Sumber : DKK Padang
Tabel di atas menggambarkan jumlah anggaran belanja kesehatan untuk Dinas
Kesehatan Kota Padang yang bersumber dari APBD. Terlihat peningkatan jumlah
belanja tidak langsung, ini dikarenakan kenaikan gaji pada tahun 2010 sebanyak 5
%. Belanja barang dan jasa juga meningkat, khususnya pada belanja pengadaan
obat dan vaksin dan premi asuransi jamkesda dengan relaisasi 97,28 % pada
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 48
tahun 2010, sedangkan belanja modal berkurang karena adanya bantuan luar
negreri untuk pembangunan pasca gempa. Realisasi anggaran meningkat pada
tahun sebelumnya dari 96,5 % menjadi 97,97 %, ini menggambrakan kinerja yang
meningkat dari Dinas Kesehatan Kota Padang.
6.2. PEMBIAYAAN BERSUMBER SELAIN APBD KOTA PADANG
Tabel 6.2.
Sumber-sumber Lain Pembiayaan Kesehatan Tahun 2009- 2010
No Sumber Kegiatan Belanja
Jumlah (Rp.) Realisasi (Rp) % 2009 2010 2009 2010 2009 2010
1 2 3 4 5 6
NLR (Nederland Leprose) ISS GAVI BLN APBN WHO BNPB
Kusta Imunisasi Surveylance epidemiologi PAMSIMAS Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Program Perbaikan Gizi Pengembangan desa siaga Bansos Jamkesmas Campak pasca gempa Kes.Gizi dan KIA Kegiatan DBD
2.400.000.- 19.255.000.- 15.360.000.- 231.295.000.- 34.800.000,- 85.260.000,- 70.985.000,- 27.919.250,- 54.000.000,- 200.830.000,-
0
0
2.400.000,-
0 12.960.000,- 311.400.000,- 43.850.000,- 119.365.000,- 75.410.000,-
0
0
0 2.843.479.400 275.000.000,-
1.200.000,- 19.255.000,- 12.960.000,- 148.390.000,- 20.149.200,- 32.313.500,- 63.176.650,- 27.813.150,- 35.000.000,- 200.830.000,-
0
0
2.400.000
0 12.960.000,- 277.910.000 33.650.000,- 76.185.000,- 73.260.000,-
0 0 0
904.872.000 275.000.000
50
100
84,4
64,2
57,9
37,9
89
99,62
65
100
0
0
100
0
100
89.2
76.74
63.83
91.15
0
0
0
41.49
100 JUMLAH 742.104.250 3.683.864.400,
- 561.087.500 1.656.237.000 75.60 44.95
Sumber :DKK Padang
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 49
Dari tabel diatas dapat dilihat realisasi keuangan yang terendah berasal dari
pembiayaan yang bersumber dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan
Bencana) dengan sub kegiatan kesehatan gizi dan KIA yaitu 41.49 %. Hal ini
disebabkan oleh terlambatnya dana ini turun ke Dinas Kesehatan Kota Padang
yaitu pada bulan September 2010 sehingga batas waktu pencairan dana sangat
pendek.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 50
BAB VII
PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian
indikator pelayanan kesehatan dan capaian program kesehatan denngan
menggunakan tolok ukur target. Tabel berikut ini menggambarkan capaian
indikator Standar Pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan dari tahun 2008-
2010.
Tabel 7.1.
Indikator Kinerja SPM Kota Padang Tahun 2008-2010
NO NAMA INDIKATOR HASIL REALISASI Target
2010 (%) 2008 2009 2010
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 88 89,26 90,30 90
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100 99,46 77,81 60
3
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
80 87,83 90,57 88
4 Cakupan pelayanan nifas 79 54,88 90,57 84
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 54 88,46 97,30 89
6 Cakupan kunjungan bayi 81 89.77 96,75 90
7 Ckupan desa/ kelurahan Universal Child
84 86,54 100,00 87
8 Cakupan pelayanan anak balita
52 53,19 79,71 78
9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bln
100 100,00 100,00 100
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100 100,00 100,00 100
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
95 92,31 92,88 100
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 51
NO NAMA INDIKATOR HASIL
REALISASI Target
2010 (%) Target 2010 (%)
2008 2009 2010
12 Cakupan peserta KB aktif 66 72,94 75,84 73
13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
a. AFP Rate per 100.000 penduduk < 15 tahun 0 120 100,00 100
b. Penemuan penderita pneumonia balita 9 9,47 9,71 60
c. Penemuan pasien baru TB BTA positif
36 56,54 61,99 70
d. Penderita DBD yang ditangani 100 100 100,00 100
e. Penemuan penderita diare 100 123 35,16 100
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
120 100 121,91 100
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100 100 0,92 100
16
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan RS di kab/kota
100 100 100,00 100
17
Cakupan desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 24 jam
100 100 100,00 97
18 Cakupan desa siaga aktif 80 38,46 23,08 50
Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari pencapaian
standar pelayanan minimal (SPM bidang kesehatan) yang telah ditetapkan oleh
kota masing- masing kota sesuai dengan kemampuan daerah. Dari tabel diatas
dapat dillihat perkembangan capaian indikator yang cenderung meningkat, hal ini
menunjukkan keseriusan Dinas Kesehatan Kota dalam mengatasi pelbagai
masalah kesehatan di Kota Padang. Walaupun masih ada beberapa indikator
yang masih belum bisa dilihat perbandingan capaiannya, dikarenakan
penghitungan dan defenisi operasional yang kurang tepat dari indikator tersebut.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 52
Pencapaian program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2010
berdasarkan bidang membawahinya dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut :
7.1. SEKRETARIAT
Kedudukan Sekretariat Dinas Kesehatan Kota Padang sebagai unsur
membantu Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dengan tugas pokok
melaksanakan kewenangan dibidang sekretariat mempunyai tiga Sub.
Bagian Yaitu Sub.Bagian Umum & Kepegawaian, Sub. Bagian Keuangan
dan Sub. Bagian Penyusunan Program yang dipimpin oleh Sekretaris dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang.
7.1.1 Sub.Bagian Umum & Kepegawaian
Pada tahun 2010 setelah mengalami beberapa perubahan sub.bag
umum dan kepegawaian mempunyai total dana program sebesar Rp.
2.307.598.010,-. Total dana program yang direalisasikan adalah sebesar
Rp 2.081.447.256,- ( 90,20 % ).
Kegiatan yang rumah tangga dan kepegawaian yang telah dilaksanakan
pada sub bagian Umum & Kepegawaian antara lain :
A. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Dalam rangka untuk melaksanakan tertib administrasi perkantoran
maka perlu dilakukan berbagai kegiatan yang mendukung pelaksanaan
administrasi Perkantoran antara lain :
• Penyediaan jasa surat menyurat.
• Penyediaan jasa komunikasi , sumber daya listrik, air dan telepon.
• Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 53
• Penyediaan jasa kebersihan kantor.
• Penyediaan alat tulis kantor.
• Penyediaan barang cetakan dan pengandaan.
• Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan
kantor.
• Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang – undangan.
• Penyediaan makanan dan minuman.
• Rapat – rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah.
• Penyediaan peralatan kebersihan kantor.
• Peningkatan pelayanan jasa publik.
• Peningkatan Pelayanan administrasi dan pelayanan kantor
B. Program Peningkatan Peningkatan Sarana dan Prasa rana
Dalam rangka untuk melaksanakan program peningkatan sarana dan
prasarana maka Dinas Kesehatan Kota Padang melaksanakan
kegiatan kegiatan antara lain :
• Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor.
• Pemeliharaan rutin /berkala kendaraan dinas/operasional.
• Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan dan peralatan kantor.
Disamping kegiatan – kegiatan tersebut diatas Sub. Bagian Umum dan
Kepegawaian juga bertugas mengurus kepegawaian di lingkungan Dinas
Kesehatan adapun hasil kegiatan selama Tahun 2010 :
1. Sumber Daya Kesehatan yang ada pada Dinas Kesehatan Kota
Padang Tahun 2010 adalah 1.187 orang yang terbagi atas :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 54
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 987 orang.
b. Pegawai NPD sebanyak 18 orang.
c. Pegawai Harian Musiman sebanyak 12 orang.
d. Pegawai Felontir sebanyak 76 orang
e. Pegawai Tidak Tetap ( PTT ) sebanyak 94 orang yang terdiri
dari :
• Dokter sebanyak 3 orang.
• Bidan sebanyak 91 orang .
UPT Dinas Kesehatan yaitu puskesmas dan Gudang Farmasi
mempunyai tenaga fungsional. Tenaga fungsional ini antara lain
dokter umum, dokter gigi, perawat / bidan, gizi, sanitasi , farmasi
,adminkes dan lain - lain.
2. Administrasi kepegawaian yang dilaksanakan pada tahun 2010 adalah :
a. orang Pengurusan kenaikan gaji berkala sebanyak 293 orang
b. Pengurusan kenaikan pangkat, terbagi dalam 2 (dua) periode, yaitu :
a. April sebanyak 124 orang ( 106 angka kredit dan 18 orang reguler )
b. Oktober sebanyak 108 orang ( 95 orang angka kredit dan 13 orang
reguler )
c. Pengurusan mutasi/pindah pegawai, yaitu 31 orang masuk ke kota
Padang ( 3 orang dari luar propinsi dan 28 orang dari dalam propinsi) ,
8 orang keluar kota Padang (3 orang luar propinsi dan 5 orang dalam
propinsi) dan 1 orang pindah dari Dinas Kesehatan Kota Padang ke
kantor Camat Lubuk Begalung Kota Padang,
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 55
d. Pegawai titipan dari Pemko Padang (DKK Padang) ke daerah lain
sebanyak 11 orang, dan pegawai titipan dari daerah lain ke Pemko
Padang (DKK Padang) sebanyak 2 orang.
e. Pengurusan pensiun sebanyak 11 orang
f. Pengangkatan pegawai baru ( CPNS ) sebanyak 35
7.1.2. Sub Bagian Keuangan
Sesuai dengan bidang tugasnya, Bendaharawan di bawah lingkungan
Dinas kesehatan telah melakukan pembukuan / administrasi keuangan serta
pembuatan SPJ setiap bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sub.Bag Keuangan dalam rangka melaksanakan kegiatannya telah
melakukan administrasi keuangan baik kegiatan langsung dan kegiatan tak
langsung dengan perincian sebagai berikut :
A. Anggaran
A.1 Pendapatan / Penerimaan
Dibidang penerimaan daerah Dinas Kesehatan sesuai dengan
Peraturan daerah No. 3 tahun 2000 tentang retribusi pelayanan Kesehatan
berperan memberikan dukungan bagi terlaksananya upaya kegiatan
ektensifikasi dan intensifikasi penerimaan daerah. Kewajiban tugas Dinas
Kesehatan Kota Padang untuk melakukan pemungutan secara operasional
dilaksanakan melalui retribusi atas pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh
Unit Pelaksana Teknis, Adapun penerimaan retribusi kesehatan di UPT
Dinas Kesehatan Kota Padang berupa karcis Umum, Pelayanan Gigi, dan
Laboratorium (sampai dengan maret 2009). Setelah Peraturan daerah No.5
Tahun 2009 tentang “Pengobatan Gratis dan pemberian uang transportasi
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 56
Rp.2000,- kepada pasien” dikeluarkan maka retribusi pelayanan kesehatan
tidak dipungut lagi, kecuali surat keterangan kesehatan umum, surat
keterangan kesehatan pelajar dan ambulance.
A.2 Belanja /Pengeluaran Yang Berasal Dari :
a. APBD Kota Padang :
Dari APBD Kota Padang termasuk dana DAK yang dialokasikan ke Dinas
Kesehatan Kota Padang sebanyak Rp. 52.079.768.878,54. dan terealisasi
sebesar Rp. 51.021.970.233,- (97. 97 % ) . Anggaran ini alokasikan
untuk kegiatan – kegiatan belanja tak langsung dan belanja langsung.
b. Dana APBN :
Dana APBN untuk Dinas Kesehatan Kota Padang antara lain berupa
Program Upaya Kesehatan masyarakat,Program Perbaikan gizi, Program
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dan Pamsimas Rp.
550.025.000,-,- terealisasi sebanyak Rp. 461.005.500,- (83.82 % ) .
c. Dana – Dana Lainnya
Program Dinas Kesehatan Kota Padang yang dianggarkan menggunakan
dana lainnya:
• NLR (Nederland Leprosis)
Untuk Kegiatan Program Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kusta
melalui sumber NLR (Nederland Leprosis) sebesar Rp.2.400.000,- dan
terealisasi 100 %.
• BLN
Surveilanse Epidemiologi : Rp. 12.960.000 terealisasi 100 %.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 57
• BNPB
- Kegiatan DBD : Rp.275.000.000 dan terealisasi 100 %
- Kes.Gizi dan KIA : Rp. 2.843.479.400 dan terealisasi Rp. 904.872.000
(41.49 %)
B. BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai /Personalia :
Anggaran ini dialokasikan dalam rangka memenuhi kebutuhan gaji dan
tunjangan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang.
Tujuannya adalah memenuhi biaya gaji dan tunjangan –tunjangan lain berupa :
• Gaji pokok PNS
• Tunjangan keluarga
• Tunjangan jabatan
• Tunjangan fungsional
• Tunjangan fungsional umum
• Tunjangan beras
• Tunjangan PPh / tunjangan khusus
• Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja.
• Tunjangan penghasilan berdasarkan tempat kerja.
Dari anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Padang Dinas Kesehatan Kota
Padang, untuk belanja Aparatur ( Tidak Langsung ) mendapat sebesar Rp.
37.151.248.650,54,- terealisasi sebesar Rp. 36.553.762.547,- (98.39 % ) dan dana
tersebut dialokasikan untuk biaya belanja Pegawai ( Gaji/ Tunjangan PNS ).
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 58
7.1.3. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program selama tahun 2010 telah
melaksanakan kegiatan yang yang bersifat perencanaan dan Pelaporan.
Kegiatan yang berupa perencanaan, diantaranya adalah membuat Rencana
Kerja, Rencana Kerja Anggaran, melaksanakan Proses Pembuatan RKA
sampai menjadi DPA melalui proses entry data ke aplikasi SIPKD, Konsultasi
RKA/DPA ke Bagian Keuangan Pemko Padang, Mengikuti Musrenbang,
membuat Renstra, Penetapan Kinerja (Tapkin), Pembinaan perencanaan ke
Puskesmas dan mengikuti kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Pemda.
Sedangkan kegiatan yang bersifat pelaporan adalah Pembuatan Laporan
Tahunan Dinas Kesehatan, buku Profil Kesehatan Kota Padang dan LAKIP.
Subag penyusunan program telah menerapkan sistem satu pintu untuk
manajemen data dimulai pada tahun 2010, dimana sumber data kesehatan
baik program maupun keuangan dari Dinas Kesehatan Kota Padang telah
dipusatkan di subag penyusunan program. Sehingga kegiatan pengolahan
data dan pendistribusian data dan informasi kesehatan dilaksanakan di sub
bagian ini, baik itu data yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk penelitian
maupun data untuk lintas program dan sektoral yang terkait.
Proses dan sistem pengolahan data juga dikembangkan dari SIKNAS
ONLINE ke sistem informasi kesehatan daerah (SIKDA) melalui sebuah
aplikasi Infokes yang merupakan sistem pengolahan data pelaporan di
puskesmas dan DKK Padang. Aplikasi ini merupakan hibah dari Dinas
kesehatan Propinsi untuk semua Puskesmas dan DKK Padang, dimana dua
(2) Puskesmas dijadikan percontohan untuk manajemen pasien yaitu
Puskesmas Nanggalo dan Puskesmas Seberang Padang. Sistem ini belum
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 59
berjalan sebagaimana diharapkan dikarenakan kendala teknis dan sumber
daya manusia operator computer di puskesmas yang masih butuh pelatihan
mengingat bukan berbasis ilmu computer. Direncanakan pada tahun 2011
sistem ini sudah berjalan sebagaimana diharapkan.
7.2. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
7.2.1. Seksi Promosi Kesehatan
A. Kelurahan Siaga
Kelurahan Siaga adalah Kelurahan yang penduduknya memiliki
kesiapan sumberdaya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah
dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan secara mandiri. Kelurahan Siaga dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 564/Menkes/SK/VIII/2006.
Pengembangan Kelurahan Siaga dilaksanakan melalui pembentukan
Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) yaitu salah satu Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk dalam rangka
menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
meliputi kegiatan peningkatan hidup sehat (Promotif), pencegahan
penyakit (Preventif), pengobatan (Kuratif) yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader dan tenaga sukarela
lainnya. Pada tabel berikut ini dapat terlihat data Poskeskel di kota
Padang sampai dengan tahun 2010.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 60
Tabel 7.2.
Data Pos Kesehatan Kelurahan di Kota Padang s/d tah un 2010
No PUSKESMAS POSKESKEL THN
DIBANGUN SUMBER
DANA
1 Seberang Padang.
- Kel. Seb. Padang 2006 APBD
2 Pemancungan - Kel. Bt.Arau 2007 APBD
3 Rawang - Kel. Teluk Bayur 2010 PNPM
4 Padang Pasir - Kel. Rimbo Kaluang
- Kel Kp.Pondok
2007 2010 APBD
Swadaya
5 Ulak Karang - Kel. Ulak Karang
Selatan 2010
APBD
6 Andalas - Kel. Kb Marapalam 2007 APBD
7 Lapai - Kel.Kp.Olo 2007 APBD
8 Belimbing
- Kel Gn. Sarik
- Kel. Sei Sapih
- Kel. Ps. Lalang
- Goa
2009
2009
2006
2006
APBD APBD APBD APBD
9 Ambacang - Kel. Lb Lintah
- Kel Ps. Ambacang
2008
2010
APBD APBD
10 Pauh
- Kel. Kt.Luar,
- Kel. Limau Manis
- Kel. Pisang
2007 2007 2008
APBD APBD APBD
11 Lubuk Kilangan - Kel. Indarung
- Kel. Tarantang
2008 2009 Swadaya
Swadaya
12 Lubuk Begalung - Kel. Tj. Aur
- Kel. Cangkeh
2006 2008 APBD
APBD
13 Bungus - Kel.Bungus Barat 2008 APBD
14 Air Dingin - Kel. Koto Panjang 2007 APBD
Jumlah 23 Kelurahan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 61
Untuk pelaksanaan Kelurahan Siaga di Kota Padang sudah
dibangun 19 Poskeskel pada Tahun 2009 dan pada tahun 2010
bertambah 4 Poskeskel lagi . Sumber dana pembangunan Poskeskel
bukan saja berasal dari APBD tapi juga swadaya masyarakat dan dana
dari PNPM mandiri.
Dalam rangka pengembangan Kelurahan Siaga baru telah dilakukan
kegiatan Sosialisasi kepada Lurah, Tokoh Masyarakat dan Sektor Terkait.
Pada tabel berikut dapat dilihat jumlah dokter, bidan dan kader yang
sudah dilatih untuk kelurahan siaga di kota Padang sampai dengan tahun
2010.
Tabel 7.3.
Data dokter, Bidan dan Kader Kelurahan Siaga Yang T elah Dilatih
Sampai Dengan Tahun 2010
No PUSKESMAS DOKTER BIDAN KADER
1 Seberang Padang 1 2 4
2 Pemancungan 0 2 10
3 Rawang 0 3 4
4 Padang Pasir 1 5 10
5 Ulak Karang 0 2 56
6 Alai 1 4 4
7 Air Tawar 1 3 12
8 Andalas 1 3 10
9 Nanggalo 0 3 6
10 Lapai 0 3 6
11 Kuranji 1 1 4
12 Belimbing 1 4 4
13 Ambacang 1 4 28
14 Pauh 0 9 6
15 Lubuk Kilangan 0 7 13
16 Lubuk Begalung 1 10 150
17 Pengambiran 0 5 4
18 Bungus 1 3 4
19 Lubuk Buaya 1 7 6
20 Air Dingin 1 6 4
J U M L A H 12 86 345
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 62
Berdasarkan tabel di atas, jumlah dokter yang sudah dilatih sampai
tahun 2010 adalah 12 orang, bidan 86 orang dan kader 345 orang. Dari 86
orang bidan yang dilatih kelurahan siaga 7 orang sudah pindah dari kota
Padang karena diterima sebagai di luar kota Padang.
Tabel 7.4.
Tingkat Perkembangan Kelurahan Siaga Aktif Kota Pad ang Tahun 2010
NO PUSKESMAS Jumlah PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
Kelurahan JML % JML % JML % JML %
1 Air Tawar 3 2 66.7 1 33.3 0 0 0 0
2 Ulak Karang 2 0 0 2 100 0 0 0 0
3 Alai 2 2 100 0 0 0 0 0
4 Seb Padang 4 3 75 1 25 0 0 0 0
5 Rawang Barat 3 3 100 0 0 0 0 0 0
6 Pemancungan 5 0 0 5 100 0 0 0 0
7 Andalas 10 9 90 1 10 0 0 0 0
8 Padang Pasir 10 8 80 2 20 0 0 0 0
9 Lubuk Buaya 7 5 71.4 2 28.6 0 0 0 0
10 Air Dingin 6 5 83.3 1 16.7 0 0 0 0
11 Nanggalo 3 2 66.7 1 50 0 0 0 0
12 Lapai 3 3 100 0 0 0 0 0 0
13 Belimbing 3 1 33.3 2 66.7 0 0 0 0
14 Kuranji 2 2 100 0 0 0 0 0 0
15 Ambacang 4 2 50 2 50 0 0 0 0
16 Pauh 9 8 88.9 1 11.1 0 0 0 0
17 Lubuk kilangan 7 5 71.4 2 28.6 0 0 0 0
18 Lubuk Begalung 10 9 90 1 10 0 0 0 0
19 Pengambiran 4 4 100 0 0 0 0 0 0
20 Bungus 7 6 85.7 1 14.3 0 0 0 0
Jumlah 104 79 76 25 24 0 0 0 0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat perkembangan
Kelurahan Siaga Aktif Pratama sebanyak 76 persen, Madya 24 persen,
sedangkan untuk tingkat Purnama dan Mandiri belum ada.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 63
B. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Pesantren merupakan kelompok masyarakat yang harus dibina,
yang mempunyai warga belajar yang disebut santri. Para santri ini
jumlahnya cukup banyak sehingga nantinya diharapkan memiliki
kemampuan sebagai inovator moral, spritual dan intelektual yang
bernuansa Islami.
Di pesantren Kota Padang terdapat sebanyak 2.330 orang santri dengan
guru yang telah dilatih tentang Poskestren sebanyak 4 orang. Kader Poskestren
yang ada berjumlah 39 orang.
Tabel 7.5.
Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Poskestren Kota Pad ang Tahun 2010
NO Puskesmas Jlh Pesantren
Jlh Pos Kestren
Strata
Pratama % Madya % Purnama % Mandiri %
1. Andalas 2 2 2 100 0 0 0 0 0 0
2. Lbk Buaya 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3. Air Dingin 5 2 0 0 1 50 1 50 0 0
4. Ambacang 1 1 1 100 0 0 0 0 0 0
5. Bungus 1 1 1 100 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 12 6 4 66.6 1 16.6 1 16.6 0 0
Berdasarkan tabel diatas, dari 12 pesantren hanya 6 pesantren yang
memiliki poskestren. Tingkat perkembangan Poskestren di Kota Padang adalah
Pratama 66.6 %, Madya dan Purnama masing-masing 16.6 %.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 64
Grafik. 7.1.
Strata Perkembangan Poskestren DKK Padang Tahun 201 0
C. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
Upaya kesehatan kerja menjadi penting pada era industrialisasi
sekarang ini. Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja
formal semakin banyak yang biasanya tetap diiringi oleh maraknya
tenaga kerja informal. Salah satu wujud kegiatan UKK adalah dibentuknya
Pos UKK disektor informal dan pelaksanaan K 3 di sektor formal. Pos UKK
merupakan bentuk operasional dari serangkaian upaya pemeliharaan
kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang
diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang
memiliki jenis kegiatan usaha yang implementasinya mencakup:
� Adanya kerjasama lintas sektoral
� Adanya pelayanan dasar kesehatan kerja
� Adanya peran serta masyarakat
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 65
Kegiatan spesifik yang menjadi ciri pokok Pos UKK adalah sebagai
berikut:
a. Adanya komunikasi, informasi, edukasi dan motivasi tentang
ergonomic, pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, gizi
kerja, kebugaran, penanggulangan stress, hipertensi, bahaya merokok,
pencegahan penyakit menular, keracunan makanan dan lainnya yang
berhubungan dengan keselamatan kerja.
b. Kegiatan yang bersifat lintas sektor, dengan peran masing-masing
sesuai dengan profesi dan fungsi sektor yang berkaitan.
c. Pelayanan dasar kesehatan kerja antara lain meliputi P3K, P3P,
pemantauan, penggunaan alat pelindung dan upaya penyehatan
lingkungan kerja.
d. Jumlah UKK yang ada di Kota Padang adalah 1.148 buah yang terdiri
dari berbagai jenis UKK seperti : Pabrik Makanan minuman, bengkel,
tukang jahit/border, perabot, batu merah dan lain-lain.
e. Berdasarkan hasil pembinaan ke puskesmas, didapatkan hasil bahwa
belum semua puskesmas melakukan kegiatan pembinaan dan
pembentukan Pos UKK. Jumlah Pos UKK yang aktif tahun 2010 adalah
sebanyak 3 buah yaitu di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.
D. Tanaman Obat Keluarga (Toga)
Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan sebuah lahan atau
pekarangan yang dimanfaatkan untuk mananam tanaman yang berkhasiat
sebagai obat. TOGA merupakan wujud peran aktif masyarakat dalam
peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 66
obat tradisionil. Hasil pendataan tanaman obat keluarga di Kota Padang
tahun 2010, seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 7.6.Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Taman Oba t
Keluarga Puskesmas sekota Padang Tahun 2010
NO Puskesmas Jumlah TOGA
Strata
Pratama % Madya % Purnama % 1. Air Tawar 46 13 28.3 20 43.5 13 28.3 2. Ulak Karang 1200 1188 99 10 0.8 2 0.2 3. Alai 267 267 100 0 0 0 0 4. Seberang Padang 11 11 100 0 0 0 0 5. Rawang Barat 4 4 100 0 0 0 0 6. Pemancungan 500 400 80 100 20 0 0 7. Andalas 24 6 25 11 45.8 7 29.2 8. Padang Pasir 136 84 61.8 41 30.1 11 8.1 9. Lubuk Buaya 480 305 63.5 175 36.5 0 0 10. Air Dingin 1545 1502 97.2 43 2.8 0 0 11. Nanggalo 3 0 0 1 33.3 2 66.7 12. Lapai 1927 1343 69.7 408 21.2 159 8.3 13. Belimbing 20 18 90 0 0 2 10 14. Kuranji 460 400 87 60 13 0 0 15. Ambacang 30 30 100 0 0 0 0 16. Pauh 0 0 0 0 0 0 0 17. Lubuk Kilangan 122 45 36.9 77 63.1 0 0 18. Lubuk Begalung 367 145 39.5 207 56.4 15 4.1 19. Pengambiran 0 0 0 0 0 0 0 20. Bungus 25 25 100 0 0 0 0
JUMLAH 5639 4291 75.7 1123 19.9 196 3.5
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa tingkat perkembangan
TOGA pada umumnya masih strata Pratama yaitu sebanyak 75.7 %,
Madya 19.9 % sedangkan Purnama 3.5 %.
E. Satuan Karya Bakti Husada (SBH)
SBH (Satuan Karya Bakti Husada) merupakan bentuk partisipasi
generasi muda khususnya pramuka di dalam bidang kesehatan. SBH
merupakan bentuk wadah pramuka untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, pengalaman dan kesempatan untuk membaktikan diri pada
masyarakat untuk mencapai masyarakat yang sehat.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 67
Kegiatan yang telah dilakukan oleh SBH Kota Padang yaitu pembinaan
SBH Kecamatan se Kota Padang, yang pesertanya adalah Kwartir Ranting sekota
Padang. SBH aktif di Kota Padang 2 buah yaitu diwilayah kerja Puskesmas
Belimbing dan Andalas, dengan tingkat perkembangan strata Pratama.
F. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dalam gedung dan diluar gedung.
1. Penyuluhan dalam gedung .
Kegiatan penyuluhan dalam gedung di Puskesmas se Kota Padang
dilaksanakan sebelum jam pelayanan dimulai. Target penyuluhan dalam
gedung adalah 2 kali dalam seminggu per puskesmas dengan jumlah total
kegiatan penyuluhan sebanyak 3204 kali yang terdiri dari berbagai topik
penyuluhan sesuai dengan rencana kerja penyuluhan masing-masing
puskesmas.
2. Penyuluhan luar gedung
Penyuluhan luar gedung adalah penyuluhan kesehatan masyarakat
yang dilaksanakan diluar gedung puskesmas seperti di Posyandu Balita,
Posyandu Usila, Kegiatan UKS , Mushalla, Mesjid, Kantor Lurah dan lain-
lain.
3. Penyuluhan Keliling
Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan keliling
dilaksanakan baik oleh Puskesmas maupun dari bagian Promosi
Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang dengan frekwensi penyuluhan
sebanyak 626 kali. Frekwensi penyuluhan keliling ini belum
menggambarkan kegiatan seluruh Puskesmas di Kota Padang, karena
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 68
ada 2 Puskesmas ( Ambacang dan Penggambiran) yang tidak
melaksanakan kegiatan penyuluhan keliling karena sarana prasarana
yang belum memadai .
4. Promosi Kesehatan melalui media
A. Media cetak
1. Poster
Poster yang dicetak dan disebarluaskan oleh DKK Padang dan
Puskesmas sebanyak 1293 lembar yang memuat tentang PHBS,
DBD, Filariasis dan lain-lain.
2. Leaflet
Leaflet dicetak tahun 2010 oleh DKK Padang sebanyak 6891 lembar
tentang filariasis, DBD, Campak , PHBS dan lain-lain .
3. Fotocopy selebaran untuk kegiatan penyuluhan keliling tentang
penyakit DBD dan campak.sebanyak 2500 lembar.
4. Spanduk
Spanduk yang dicetak oleh DKK Padang yaitu sebanyak 125 buah
dengan tema tentang Program Kesehatan dan Hari Besar
Kesehatan.
5. Cetak CD dan kaset Promosi
CD dan kaset penyuluhan dicetak oleh DKK Padang yang
menggunakan jasa production house (PH) sebanyak 21 buah.
Setiap Puskesmas dibagikan CD penyuluhan yang berisikan drama
pendek tentang penanggulangan penyakit Demam Berdarah.
B. Media Elektronik
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 69
Promosi kesehatan melalui media elektronik berupa dialog interaktif di
Padang TV. Selama tahun 2010 dilakukan 2 kali dengan topik :
• Capaian Padang Sehat 2010
• Persiapan Kota Padang menuju Perda Kawasan Tanpa Rokok
dan pengaruh asap rokok terhadap kesehatan.
G. Posyandu
Posyandu merupakan bentuk UKBM yang paling populer dan
memberikan konstribusi terhadap percepatan penurunan angka kematian
ibu dan payi. Secara kwantitatif perkembangan Posyandu di Kota Padang
sangat menggembirakan. Jumlah Posyandu dari tahun ke tahun selalu
meningkat.tahun 2007 Posyandu berjumlah 811, tahun 2008 berjumlah
822 dan tahun 2009 berjumlah 864, tapi pada tahun 2010 mengalami
sedikit penurunan yaitu berjumlah 854 buah posyandu yang benar- benar
aktif. Bila ditinjau dari segi kwalitas, masih banyak permasalahan yang
ditemukan, untuk itu pembinaan dalam meningkatkan peran serta
masyarakat selalu terus ditingkatkan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 70
Tabel 7.7.Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Posyandu
Se-Kota Padang Tahun 2010
NO Puskesmas Jumlah
Posyandu Strata
Pratama % Madya % Purnama % Mandiri % 1. Air Tawar 24 0 0 13 54.2 8 33.3 3 12.5 2. Ulak Karang 29 0 0 10 34.5 15 51.7 4 13.8 3. Alai 29 0 0 6 20.7 11 37.9 12 41.4 4. Seberang
Padang 23 0 0 8 34.8 11 47.8 4 17.4
5. Rawang Barat 25 0 0 9 36.0 13 3 3 12 6. Pemancungan 37 0 0 3 8.1 25 67.6 9 24.3 7. Andalas 88 0 0 16 18.2 53 60.2 19 21.6 8. Padang Pasir 70 0 0 40 57.1 25 37.5 5 7.1 9. Lubuk Buaya 76 0 0 35 46.1 26 34.2 15 19.7
10. Air Dingin 59 0 0 41 69.5 11 18.6 7 11.9 11. Nanggalo 40 0 0 9 22.5 20 50 11 27.5 12. Lapai 18 0 0 0 0 11 61.1 7 38.9 13. Belimbing 30 0 0 0 0 28 93.3 2 6.7 14. Kuranji 23 0 0 18 78,3 3 13 2 8.7 15. Ambacang 28 0 0 17 60.7 8 28.6 3 10.7 16. Pauh 70 0 0 22 31.4 33 47.1 15 21.4 17. Lubuk
Kilangan 41 0 0 9 22 29 70.7 3 7.3
18. Lubuk Begalung
61 0 0 5 8.2 44 72.1 12 19.7
19. Pengambiran 45 0 0 5 11.1 35 77.8 5 11.1 20. Bungus 38 0 0 38 100 0 0 0 0
JUMLAH 854 0 0 266 31,2 447 52,3 141 16.5
Grafik 7.2.
Strata Posyandu DKK Padang Tahun 2010.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 71
Kegiatan Posyandu dilaksanakan oleh petugas kesehatan dibantu
oleh kader Posyandu. Jumlah kader Posyandu di Kota Padang adalah
sebanyak 3256 orang, dengan jumlah kader rata-rata 3-4 orang
perposyandu. Tahun 2010 dilaksanakan lomba penyuluhan kesehatan oleh
kader posyandu se Kota Padang yang dilaksanakan bersamaan dengan
peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun 2010.
H. Pengobatan Tradisional (Batra)
Berkembangnya pengobatan tradisional di Kota Padang, belum
sepenuhnya dilakukan penataan secara menyeluruh, sehingga diperoleh
pelayanan pengobatan tradisional masih apa adanya dan belum
sepenuhnya mendapat pembinaan, serta masih diragukan bila ditinjau dari
segi hygienis, seyogianya dilakukan penataan yang menyeluruh dan
bertahap agar pelayanan pengobatan tradisional aman digunakan,
bermutu, bermanfaat, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan
hukum. Jumlah pengobatan tradisional di Kota Padang sebanyak lebih
kurang 590 orang.
7.2.2. Seksi Registrasi dan Akreditasi
Ada 10 jenis perizinan yang menurut peraturan yang berlaku diterbitkan
oleh DKK Padang, yang terdiri dari :
1. Surat Izin Praktik Dokter/ Dokter Gigi
Surat Izin Praktek dokter yang diterbitkan meliputi dokter umum,
dokter gigi, dokter Spesialis dan dokter gigi spesialis. Dasar penerbitan izin
dokter dan dokter gigi adalah UU No. 29 Tahun 2004, tentang Praktik
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 72
Kedokteran dan Permenkes RI No. 512 Tahun 2007 tentang Praktik
Kedokteran dan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran.
Pada Tahun 2009 izin praktek dokter yang dikeluarkan adalah 230
buah dengan rincian dokter umum sebanyak 145 buah, dokter gigi
sebanyak 29 buah dan dokter spesialis sebanyak 56 buah. Jumlah ini
meningkat selama Tahun 2010, jumlah izin praktik yang telah dikeluarkan
berjumlah 370 buah yang terdiri dari :
a. Dokter Umum : 271 orang
b. Dokter Gigi : 32 orang
c. Dokter spesialis :
� Penyakit Dalam : 22 orang
� Penyakit Anak : 4 orang
� Penyakit Mata : 14 orang
� Penyakit THT : 8 orang
� Penyakit Obgyn : 10 orang
� Anastesi : 4 orang
� Penyakit Kulit Kelamin : 5 orang
2. Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)
Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) yang dikeluarkan terdiri dari praktik
perorangan maupun praktik pada sarana kesehatan, seperti rumah
bersalain, klinik dan rumah sakit. Dasar penerbitan Surat Izin Praktik Bidan
adalah Kepemenks RI No. 900 Tahun 2002, tentang Registrasi dan Praktik
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 73
Bidan, Jumlah izin yang telah diterbitkan pada tahun 2009 adalah 90 buah
dan pada tahun 2010 jumlah ini sedikit menurun yaitu 72 buah .
3. Surat Izin Kerja Perawat
Surat Izin Kerja Perawat ini meliputi Izin Kerja Perawat dan Izin Kerja
Perawat Gigi. Untuk perawat Gigi Dasar hukum penerbitannya izin kerjanya
berdasarkan Kepmenkes RI No. 1019 Tahun 2000, tentang Registrasi dan
Izin Kerja Perawat Gigi dan untuk perawat adalah Kepmenkes RI No. 1239
/ Menkes / SK / XI / 2001. Surat Izin kerja perawat dikeluarkan berdasarkan
Surat Izin Perawat (SIP) yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi,
masa berlaku SIK ini sama berlakunya dengan SIP yakni 5 (lima) tahun.
Jumlah izin kerja perawat yang diterbitkan selama tahun 2010 adalah 254
buah. Jumlah ini meningkat dari tahun 2009 yaitu sebanyak 230 buah. Hal
ini dipengaruhi oleh edaran dari Kemenkes yang mewajibkan semua
perawat yang bekerja baik di instansi pelayanan pemerintah maupun
swasta dan yang sedang melaksanakan izin maupun tugas belajar
diwajibkan memiliki surat izin kerja (SIK).
4. Surat Izin Kerja Asisten Apoteker
Surat Izin Kerja Asisten Apotreker dasar hukum penerbitannya izin
kerjanya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996, tentang
Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker dan Kepmenkes RI No.
679/Menkes/SK/V/2003. Jumlah izin kerja Asisten Apoteker yang
diterbitkan selama tahun 2010 adalah 82 buah. Jumlah ini meningkat dari
tahun sebelumnya yang berjumlah 63 buah.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 74
5. Surat Izin Apotik
Penyelenggaraan pelayanan apotik berdasarkan pada Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/SK/X/1990 tentang ketentuan dan
Tata cara pemberian izin Apotik dan Kepmenkes RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perizinan apotik. Jumlah izin Apotik yang
diterbitkan selama tahun 2010 adalah 43 buah. Jumlah ini meningkat dari
tahun 2009 yaitu sebanyak 27 buah.
6. Surat Izin Klinik/ Balai Pengobatan
Dalam pemberian izin klinik/ balai pengobatan mengacu pada Kepmenkes
RI No. 920 Tahun 1986. Selama Tahun 2010 jumlah izin klinik/Balai Pengobatan
yang telah dikeluarkan berjumlah 14 buah. Jika dibandingkan dari tahun
sebelumnya jumlah ini meningkat yaitu sebanyak 9 buah pada tahun 2009.
7. Surat Izin Operasional Rumah Sakit
Izin Rumah Sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang
berwenang dibidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/kota.
Dasar hukum untuk penerbitan Izin Operasional rumah sakit ini adalah
Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit dan peraturan menteri kesehatan RI No.147 / MENKES / PER / II /
2010 tentang perizinan rumah sakit. Jumlah izin rumah sakit yang
diterbitkan selama tahun 2010 adalah 1 buah, dan masih dalam proses
penerbitan ada 7 buah rumah sakit.
8. Surat izin Toko Obat
Dasar hukum untuk penerbitan Surat Izin Toko Obat ini adalah
Kepmenkes RI No. 1331/Menkes/SK/X/2002, tentang Perubahan atas
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 75
peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 167/Kab/B.VIII/1972 tentang
Pedagang Eceran Obat. Jumlah izin toko obat yang diterbitkan selama
tahun 2010 adalah 5 buah , dan terhitung 23 buah toko obat yang
dikeluarkan izin dari tahun 2008 sampai dengan 2010.
9. Sertifikat Laik Sehat Depot Air Minum Isi Ulan g
Dasar hukum untuk penerbitan Laik Sehat Air Minum Isi Ulang ini
adalah Kepmenkes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002, tentang syarat-syarat
dan pengawasan kualitas air minum. Jumlah laik sehat depot air minum
yang diterbitkan selama tahun 2010 adalah 121 buah. Jumlah ini meningkat
dari tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 46 buah.
10. Sertifikat Laik Sehat Catering/ Jasa Boga
Dasar hukum untuk penerbitan Laik Sehat Catering/Jasa Boga
adalah Kepmenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003, tentang Persyaratan
Hygiene Sanitasi Jasa Boga.
Pada grafik dibawah ini dapat dilihat jumlah izin yang diterbitkan oleh
DKK selama tahun 2010 adalah 962 buah dengan izin yang terbanyak
adalah izin praktek dokter dan dokter gigi yaitu sebanyak 370 buah
(38,5%).
Grafik. 7.3.
Presentase Izin yang diterbitkan berdasarkan Jenis Izin Tahun 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 76
7.2.3. Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Kesehat an dan Diklat:
A. Penilaian Angka Kredit
Dalam rangka pengembangan karir dan peningkatan profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil yang menjalankan tugasnya di bidang kesehatan, saat
ini telah ditetapkan jabatan fungsional kesehatan sebanyak 27 Jenis.
Pengembangan jabatan fungsional kesehatan berbasis kompetensi dilakukan
agar setiap pejabat fungsional meningkatkan kinerjanya sesuai dengan
tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang telah ditetapkan.
Jabatan fungsional kesehatan yang sudah ada di lingkungan Dinas
Kesehatan Kota Padang adalah Jabfung Dokter/Dokter Gigi, Jabfung
Perawat/perawat gigi, Jabfung Bidan, Jabfung Asisten Apoteker, Jabfung
Analis, Jabfung Sanitarian, Jabfung Nutrisionis, Jabfung Adminkes, Jabfung
PKM, Jabfung Rekam Medik, Jabfung Epidemiologi. Masing-masing Jabfung
ini sudah mempunyai tim penilai yang terdiri dari Ketua Tim Penilai dan
Anggota sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Nomor:
1794/Tim.PAK/SDM/DKK-2010 tentang Susunan Tim Pengelola dan Penilai
Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang.
Dengan adanya jabatan fungsional ini maka setiap tenaga kesehatan
yang telah ditetapkan sebagai tenaga fungsional tertentu, harus membuat
Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (Dupak) dengan periode 2 kali 1 tahun
yaitu pada bulan Januari s/d Juni dan Juli s/d Desember. Dupak yang dibuat
diajukan ke Tim Penilai Angka Kredit di Dinas Kesehatan Kota Padang.
Dalam melaksanakan kegiatan penilaian jabatan fungsional kesehatan
pada tanggal 25 Maret 2010 didakan pertemuan dengan semua tim penilai
angka kredit (sesuai dengan SK Kepala DKK Padang, No 1794/Tim.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 77
PAK/SDM-DKK/2010 tentang pembentukan Susunan Tim Pengelola dan
Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Kesehatan. Sedangkan untuk
pembinaaan dan pemantauan jabatan fungsional kesehatan yang ada di
puskesmas dilakukan bimbingan teknis ke Puskesmas.
Tabel 7.8.
Data Jumlah Tenaga Fungsional DKK Padang Tahun 2010
No
Nama Puskesmas
Nama Jabatan Fungsional
Dr Drg
P.Gigi Prwt Bidan A
A L.Ke
s K.Ling Gizi Adm PkmRm
JML
1 Air Dingin 2 2 1 11 18 3 1 1 1 0 0 40 2 Lb. Buaya 6 6 2 21 27 4 4 2 3 0 1 76 3 Air Tawar 2 2 1 9 9 1 2 1 1 1 0 29 4 U. Karang 2 2 2 9 6 2 3 1 2 1 0 30
5 Alai 3 3 1 9 11 2 2 2 1 1 0
35
6 Pdg Pasir 7 6 2 14 12 6 5 1 1 1 1
56
7 Pemancungan 2 2 2 5 6 2 2 2 1 0 0
24
8 Seb. Padang 4 4 1 10 14 3 2 1 1 1 0
41
9 Rawang 4 4 2 6 10 2 1 1 1 0 0
31
10 Bungus 3 3 1 13 16 1 1 2 2 0 0
42
11 Lb Begalung 4 4 2 12 11 3 2 2 1 0 0
41
12 Pengambiran 3 3 2 10 8 2 2 2 1 0 0
33
13 Lb Kilangan 4 4 2 11 15 2 1 1 1 1 0
42
14 Pauh 2 2 1 12 9 3 1 2 1 0 0
33
15 Ambacang 2 2 2 5 12 3 1 2 1 0 0
30
16 Andalas 3 3 1 12 12 3 3 2 2 1 0
42
17 Kuranji 4 4 1 6 10 2 1 1 1 0 0
30
18 Belimbing 3 3 1 7 9 2 2 2 1 1 0
31
19 Lapai 3 3 2 8 4 2 1 1 1 0 0
25
20 Nanggalo 3 3 1 12 12 3 3 2 2 1 0
42
21 DKK 16 3
19
Jumlah 66 30 203 231 51 40 31 26 25 5
786
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 78
B. Penerbitan Rekomendasi Izin dan Tugas Belajar
Dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia kesehatan, maka
tenaga kesehatan yang akan melanjutkan jenjang pendidikan, harus
mendapatkan Rekomendasi Izin Belajar dan Tugas Belajar dari Kepala
Dinas Kesehatan Kota Padang. Tugas Belajar diberikan kepada petugas
kesehatan yang jadwal kuliahnya pada jam kerja. Sementara Izin Belajar
diberikan kepada petugas yang jadwal kuliahnya di luar jam kerja.
Pemberian Rekomendasi izin dan tugas belajar ini mengacu kepada
Peraturan Walikota Padang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan
Tugas Belajar, Izin Belajar bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara di
Lingkungan Pemerintah Kota Padang.
Tabel.7.9.Data Jumlah Pegawai Izin Belajar dan Tuga s Belajar DKK
Padang Tahun 2010
Strata Pendidikan Izin Belajar Tugas Belajar D III 17 - D IV 19 6 S 1 8 2 S 2 4 -
PPDS - 3 Jumlah 48 orang 11 orang
Dari tabel 7.13. dapat dilihat bahwa pegawai yang dikeluarkan
rekomendasi izin belajar pada tahun 2010 adalah 48 orang dan pegawai
tugas belajar 11 orang.
C. Pemberian Izin PKL, Pengambilan Data dan Penelit ian
DKK dan Puskesmas di kota Padang merupakan lahan Praktek Kerja
Lapangan (PKL), pengambilan data dan penelitian bagi Institusi Pendidikan
Kesehatan (negeri maupun swasta) dan Institusi Non Kesehatan yang ada
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 79
di Kota Padang. Institusi pendidikan kesehatan yang ada di Kota Padang
yang bekerjasama dengan DKK Padang ada 49 institusi.
Untuk tertibnya pelaksanaan PKL mahasiswa di Puskesmas dan agar
semua wilayah di kota Padang mendapatkan kesempatan yang sama sebagai
tempat praktek komunitas maka diadakan pertemuan dengan pimpinan
sekolah kesehatan untuk membagi wilayah yang ada dikota Padang menjadi
binaan masing-masing sekolah selama 5 tahun, hal ini bertujuan agar DKK
dapat memantau manfaat dari adanya PKL ini, apakah dengan PKL
mahasiswa kesehatan mempunyai dampak yang baik bagi masyarakat.
7.3. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK)
7.3.1. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyaki t (P2P)
A. IMUNISASI
Pelayanan imunisasi dilaksanakan di seluruh unit pelayanan
kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, Rumah Bersalin,
Dokter dan Bidan praktek swasta dengan sasaran bayi, ibu hamil dan calon
pengantin (WUS ) . Jumlah sasaran imunisasi untuk bayi adalah 18.240,
sasaran Ibu Hamil adalah 20.094, dan sasaran WUS adalah 207.736
dengan target kontak I (K4) yaitu 90 % dan kontak lengkap (K4) yaitu 80 %.
Pencapaian imunisasi kontak pertama untuk BCG cukup bagus
yaitu 97 % naik dibanding tahun 2009 ( 95,4 %.) tetapi turun sedikit
dibanding tahun 2008 ( 98,8 % ) dan tahun 2007 ( 111,6 % ) . Sedang
pencapaian kontak pertama HB uniject 0-7 hari masih rendah dari target
yang diharapkan yaitu baru 71,4 % naik dibanding tahun 2009 ( 40,2 % ) .
Kurangnya pencapaian ini disebabkan karena beberapa hal antara lain
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 80
kurang teraturnya pengiriman laporan imunisasi dari Rumah Sakit, Rumah
Sakit Bersalin, Klinik, Dokter Praktek Swasta maupun Bidan Swasta.
Untuk Kontak lengkap polio 4 sebesar 91,1 % naik dibanding tahun
2009 ( 87,3 % ) dan tahun 2008 ( 89,5 % ) . Sedangkan untuk kontak
lengkap campak sebagai indikator UCI sama dengan pencapaian polio 4
yaitu sebanyak 91.1 % naik dibanding tahun 2009 ( 90,8 %) , dan tahun
2008 ( 90,1 % ) .
Pada 2010 100 % kelurahan mencapai UCI yaitu sebanyak 104
kelurahan, naik dibanding tahun 2009 ( 87, % ) , dan tahun 2008 (83,6 % ).
Untuk lebih jelasnya hasil imunisasi BCG bisa dilihat trend pencapaian
dari tahun 2006 - 2010 seperti pada grafik dibawah ini .
Grafik 7.4. : Trend Cakupan Imunisasi Kontak Perta ma BCG Di Kota
Padang Tahun 2006 – 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 81
Grafik 7.5.: Trend Cakupan Imunisasi Kontak Pertama DPTHB 1 Di
Kota Padang Tahun 2006 – 2010
Grafik 7.6. : Trend Cakupan Imunisasi Kontak Lengk ap DPTHB 3 Di Kota
Padang Tahun 2006 – 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 82
Grafik 7.7. : Trend Cakupan Imunisasi Kontak Lengka p Campak Di
Kota Padang Tahun 2006 – 2010
Grafik 7.8 :Trend Cakupan Kelurahan UCI Di Kota Pa dang
Padang Tahun 2006 – 2010
TREND CAKUPAN KELURAHAN UCI DI KOTA PADANG TAHUN 2006 - 2010
65
7683.6 86.5
100
0
20
40
60
80
100
120
TH 2006 TH 2007 TH 2008 TH 2009 TH 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 83
B. BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)
BIAS dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu BIAS Campak yang
diberikan hanya untuk murid kelas 1 SD dan yang sederajat, dan DT / TT
untuk kelas 1 s/d klas III.
Kegiatan BIAS Campak ini dilaksanakan setiap awal tahun ajaran
baru pada bulan Agustus. Target atau sasaran untuk BIAS Campak
tahun 2010 sebanyak 17526 murid dengan hasil pencapaian sebanyak
15520 ( 88.4 % ) naik dibanding tahun 2009 ( 84,2 % ) tetapi masih
dibawah pencapaian tahun 2008 ( 92 % ) . Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 7.9 : Trend Cakupan BIAS Campak Kota Padang Tahun 2006 - 2010
BIAS DT / TT dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar / MI se Kota
Padang dengan sasaran murid kelas satu sampai kelas tiga. Imunisasi
DT diberikan pada murid kelas satu dengan jumlah sasaran 17334 dan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 84
pencapaian sebanyak 15.869 ( 91,5 %) naik dibanding tahun 2009
( 90,8 %) dan tahun 2008 ( 90,8 % ) . Imunisasi TT diberikan untuk kelas
dua dan tiga SD dengan jumlah sasaran 33158 dan pencapaian
sebanyak 30470 murid ( 91.8 % ), naik dibanding tahun 2009 ( 90.7 % )
dan tahun 2008 ( 90,9 %) .Total target tahun 2010 sebanyak 50492 murid
dengan total pencapaian 46339 ( 92 % ) naik dibanding tahun 2009 (
90,7 % ). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut ini .
Grafik 7.10 : Trend Cakupan BIAS DT / TT Kota Padan g
Tahun 2006 – 2010
C. GERAKAN SERENTAK IMUNISASI CAMPAK DAN POLIO
Tahun 2010 dilaksanakan kampanye campak dan polio di Kota
Padang yang bertujuan untuk meningkatkan perlindungan terhadap
seluruh bayi / anak dari penyakit campak serta polio dengan target
cakupan minimal 95 %. Pelaksanaan kampanye campak ini dilaksanakan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 85
terhadap sasaran berumur 9 – 59 bulan sedangkan untuk polio
tambahan sasarannya bayi / anak usia 0 – 59 bulan.
Gerakan serentak imunisasi campak dan polio ini dilaksanakan di
setiap Posyandu di seluruh wilayah Kota Padang dengan sasaran untuk
campak sebanyak 61337 orang dengan pencapaian sebanyak 59334
orang ( 96,8 % ) dan sasaran polio sebanyak 72855 orang dengan
pencapaian sebanyak 70519 orang ( 96,7 % ).
D. PEMERIKSAAN KESEHATAN & VAKSINASI MENINGITIS CA LON
JEMAAH HAJI (CJH).
Dalam rangka meningkatkan dan memelihara kesehatan CJH,
setelah melakukan pemeriksaan pertama di Puskesmas, selanjutnya
dilakukan pemeriksaan kedua dan Vaksinasi meningitis di Dinas
Kesehatan Kota. Jumlah CJH Kota Padang tahun 2010 sebanyak 975
orang,turun dibanding tahun 2009 ( 1275 jemaah )dan tahun 2008 ( 1142
jemaah ) . Jemaah terbanyak adalah perempuan 591 orang ( 60 ,6 % )
dan laki – laki sebanyak 384 orang ( 39,3 % ) . Jemaah resiko tinggi lebih
banyak dibanding dengan yang sehat yaitu 50.9 %. Kelompok umur
terbanyak adalah 50- 59 tahun sebanyak 444 orang ( 45,5 % ) , disusul
kelompok 40-49 tahun sebanyak 202 orang ( 20,7 % ) . Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini .
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 86
Grafik 7.11 : Trend Jumlah Jemaah Haji Kota Padang
Tahun 2006 - 2010
TREND JUMLAH JEMAAH HAJI KOTA PADANG
TAHUN 2006 - 2010
1162
1246
1142
1275
975
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010
E. RABIES
Populasi anjing yang cukup tinggi di Kota Padang, mengakibatkan
tingginya kasus gigitan dari Hewan Penular Rabies ( HPR ) ini. Untuk
pencegahan terjadinya penyakit rabies, disamping dilakukan
pemeliharaan dan vaksinasi secara rutin dan berkala terhadap HPR tadi,
pada setiap kasus gigitan HPR diberikan VAR `sesuai dengan protap
yang ada, dimana apabila HPR bisa diobservasi, dilakukan observasi
selama 14 hari. Bila hewan tersebut menderita rabies, akan mati dalam
beberapa hari setelah menggigit, maka penderita harus diberikan VAR.
Namun bila HPR tidak bisa diobservasi karena hilang, maka penderita
yang digigit HPR juga diberikan VAR. Untuk Pemberian SAR melihat
tempat luka/ besar/luas luka gigitan. Pada luka yang besar dan banyak
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 87
serta tempat gigitan yang dekat ke kepala selain pemberian VAR juga
diiringi dengan pemberian SAR.
Kasus Rabies pada tahun 2010 berdasarkan laporan Puskesmas
dan RS sebanyak 208 kasus turun dibanding tahun 2009 sebanyak 400
kasus turun dibandingkan tahun 2008 sebanyak 535 kasus dan tahun
2007 ( 427 kasus ). Yang mendapatkan VAR, sebanyak 93 kasus.
Sedangkan kasus positif rabies tahun 2010 sebanyak 2 kasus dan kedua
kasus tersebut meninggal dunia. Kasus 2010 ini naik dibanding 2009
dimana terdapat 1 kasus tetapi turun dibanding tahun 2008 sebanyak 6
kasus.
Grafik 7.12 : Perbandingan Kasus Rabies oleh HPR da n Yang Di VAR
Di Kota Padang Tahun 2006 - 2010
PERBANDINGAN KASUS RABIES DAN YANG DI VAR DI KOTA PADANG TAHUN 2006 - 2010
340
427
535
365
208201
340
468
297
93
0
100
200
300
400
500
600
Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010
HPR VAR
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 88
Grafik 7.13: Perbandingan Kasus Positif Rabies Deng an Kasus Meninggal
Di Kota Padang Tahun 2006 - 2010
PERBANDINGAN KASUS POSITIF RABIES DENGAN KASUS MENINGGAL DI KOTA PADANG
TAHUN 2006 - 2010
24
7 62 23
1 02 2
0
5
10
15
20
25
30
Th 2006 Th 2007 Th 2008 Th 2009 Th 2010
Positif Meninggal
F. P2-DBD
Pada awal tahun 2010 jumlah kasus DBD sebanyak 1045 kasus
dengan 2 kematian , ini turun dibanding tahun 2009 ( 1586 kasus ) dan
tahun 2008 ( 1219 kasus dengan 6 kematian ) . Kasus terbanyak terjadi
pada bulan Januari ( 240 ) kasus dan Februari ( 181 kasus),
sedangkan kasus yang paling sedikit terjadi pada bulan Desember
sebanyak 20 kasus. Kasus terbanyak terjadi pada wilayah Puskesmas
Belimbing sebanyak 149 , di ikuti Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak
125 kasus, dan Puskesmas Andalas 87 kasus . Kasus yang paling
sedikit terjadi pada Puskesmas Bungus sebanyak 7 kasus. Untuk
mengantisipasi terjadinya penyebaran kasus, maka dilakukan fogging
focus yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan. Disamping
itu tetap di sarankan pada masyarakat untuk tetap melakukan PSN di
rumah maupun kelurahan masing – masing .
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 89
Dari jumlah kasus diatas bisa dihitung CFR nya yaitu 0,19 % dari
jumlah kasus, dengan insidens rate nya 122 / 100.000 penduduk.
Grafik 7.14 : Perbandingan Kasus DBD Dengan Kasus Meninggal
Di Kota Padang Tahun 2006 - 2010
674
9
554
11306
3
513
7
1100
19
809
11
1760
19
1219
6
1586
8
1045
2
0
500
1000
1500
2000
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN DBD TH DI KOTA PADANG TAHUN 2001 - 2010
KASUS MNGL
Sedangkan perbandingan jumlah kasus pola maximal dan
minimal DBD Tahun 2006 - 2010 di Kota Padang dapat dilihat pada grafik
dibawah ini .
Grafik 7.15 : Pola Max – Min Tahun 2006 – 2010 dan Kasus DBD
di Kota Padang Tahun 2010
POLA MAX-MIN TH 2006- 2010 DAN KASUS DBD TH 201 0 DI KOTA PADANG
118
244
26 20
61 56
240
209
125
200
241
14386 91
165
217
106
9576 48 46
58 60
2535 49
240
181118
106 95
5835
49 26
200
50
100
150
200
250
300
JAN FEB MAR APR MAI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
MAX
MIN
KS TH 10
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 90
Dan Perbandingan kasus DBD untuk tahun 2009 dan 2010 adalah seperti
grafik dibawah ini :
Grafik 7.16 : Perbandingan Kasus DBD Tahun 2009 d an 2010
PERBANDINGAN KASUS DBD TAHUN 2009 - 2010 DI KOTA PADANG
165
240 217
91
86
138
10998
131122
103
188
138
2026
4935566158
95106
118181
0
50
100
150
200
250
300
JAN FEB MAR APR MAI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
2009
2010
Salah satu kegiatan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian karena penyakit DBD adalah dengan melakukan PSN DBD
secara berkesinambungan pada wilayah kerja Puskesmas masing -
masing. Dengan kegiatan ini diharapkan tempat perkembang biakan
nyamuk aedes aegypti bisa dikurangi yang pada akhirnya tidak ada
tempat untuk berkembang biak nyamuk aedes aegepty.
Pemeriksaan Jentik Berkala dilaksanakan oleh Kader secara
berkala ke rumah-rumah penduduk sambil memberikan penyuluhan
tentang penyakit DBD dan pencegahannya, yang dikoordinir oleh petugas
puskesmas. Agar penyakit DBD ini tidak menimbulkan wabah/KLB maka
diharapkan lebih dari 95 % rumah yang ada harus bebas dati jentik
nyamuk aedes.
Pada tahun 2010 dilakukan PJB pada 104 kelurahan diseluruh
wilayah Puskesmas di Kota Padang. Abatisasi bertujuan untuk
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 91
membunuh jentik nyamuk aedes, dengan cara menaburkan abate pada
tempat-tempat penampungan air.
Untuk memutus mata rantai penularan DBD pada daerah kasus,
dilakukan fogging focus di lokasi tempat tinggal penderita dengan radius
200 meter. Tujuannya adalah untuk memutus rantai penularan dengan
membunuh nyamuk dewasa yang telah terinfeksi. Untuk tahun 2010
dilakukan sebanyak 1045 focus turun dibanding tahun 2009 ( 1607 )
focus.
G. MALARIA
Kasus penyakit malaria di Kota Padang sampai saat ini masih
ada. Dari hasil diagnosa di Puskesmas lebih banyak banyak ditemui
sebagai kasus malaria klinis artinya pada saat pasien berobat ke
Puskesmas kondisi demam pasien sudah berkurang sehingga tidak
dilakukan pemeriksaan darah tebal. Jumlah kasus yang didiagnosa
sebagai malaria klinis adalah sebanyak 239 kasus, naik dibanding tahun
2009 ( 24 kasus ) dan tahun 2008 ( 13 kasus ). Sedangkan kasus positif
malaria sebanyak 187 kasus , turun dibanding tahun 2009 ( 195 kasus ) .
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat perbandingan kasus malaria klinis
dengan malaria positif 5 tahun terakhir seperti grafik berikut .
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 92
Grafik 7.17: Perbandingan Kasus Malaria Klinis Den gan Malaria
Positif di Kota Padang Tahun 2006 – 2010.
Grafik 7.18: Cakupan Penemuan Malaria Positif Pusk esmas
Kota Padang Tahun 2010.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 93
H. DIARE
Penyakit Diare sampai saat ini masih termasuk dalam urutan 10
penyakit terbanyak di Kota Padang. Penyakit diare yang banyak
ditemukan adalah gastro enteritis yang disebabkan oleh kuman.
Penderita yang berobat ke Puskesmas diobati sesuai dengan prosedur
tetap penatalaksanaan kasus diare dengan pengobatan yang rasional.
Pada tahun 2010, jumlah kasus diare rawat jalan di Puskesmas adalah
sebanyak 13.130 kasus dengan Insidens Rate 15.3 /1000 penduduk
turun dibanding tahun 2009 ( 17.483 kasus) dengan Insidens Rate 16.9 /
1.000 penduduk dan tahun 2008 ( 14.168 kasus ). Sedangkan kelompok
umur terbanyak adalah > 5 tahun sebanyak 5.966 kasus ( 45,4 % ) dan
dibawah lima tahun sebanyak 6.015 kasus ( 45,8 % ), menyusul kasus
pada bayi 2.168 kasus (16,5 % ). Jumlah penderita diberi oralit sebanyak
12.149 kasus , yang berarti tidak semua kasus diberi oralit. Jumlah
kasus diare tertinggi terdapat di Puskesmas Lubuk Buaya, diikuti
Puskesmas Air Dingin dan Padang Pasir. Untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada grafik dibawah ini .
Grafik 7.19: Data penderita Diare di Kota Padang Tahun 2010
1115 10961032
911 899 883802 7 98
7 32 7 12635 619
515448 430
353 331 322 305
192
Lubuk Buaya
Air Dingin
Padang Pasir
Kuranji
P a u h
Pemancungan
Ambacang
Belimbing
Lub Kilangan
Lubuk Begalung
Seb Padang
Nanggalo
Bungus
Air Tawar
Pagambiran
Alai
Andalas
Rawang BaratLapai
Ulak Karang
DATA DIARE KOTA PADANG
TAHUN 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 94
Grafik 7.20: Data Balita Penderita Diare di Kota P adang Tahun 2010
Lubuk Buaya
Air Dingin
Pemancungan
Ambacang
Padang Pasir
Kuranji
P a u h
Lub Kilangan
Seb Padang
Bungus
Belimbing
Lubuk Begalung
Nanggalo
Pagambiran
Rawang Barat
Alai
Lapai
Air Tawar
Andalas
Ulak Karang
501473
461435
403388385
366
334330 324314
267
208
163 162
133 127105
87
DATA BALITA PENDERITA DIARE KOTA PADANG
TAHUN 2010
Grafik 7.21: Perbandingan Kasus Penderita Diare d i Kota Padang
Tahun 2006 - 2010
DATA PENDERITA DIARE KOTA PADANG
TAHUN 2006 - TAHUN 2010
147 7 0
1067 8
14168
17 483
13130
40583104
58086830
6015
1504 1242 1323 15402168
2006 2007 2008 2009 2010
SEMUA UMUR BALITA BAYI
I. ISPA
Penyakit ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut ) sampai saat
ini masih menempati urutan tertinggi dalam pola sepuluh penyakit
terbanyak. Penanganan kasus ISPA di Puskesmas disesuaikan dengan
protap penanganan yang sudah baku dan rasional. Jumlah kunjungan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 95
kasus ISPA Bukan Pneumoni tahun 2010 sebanyak 84075 kasus naik
dibanding tahun 2009 ( 42076 ) kasus dan tahun 2008 ( 43298 ) kasus.
Sedangkan kasus ISPA Pneumoni sebanyak 1094 kasus , juga naik
dibanding tahun 2009 ( 732 ) kasus dan tahun 2008 ( 929 ) kasus.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik berikut ini ;
Grafik 7.22: Jumlah Kasus ISPA di Kota Padang Ta hun 2010
G R AF IK IS P A K OT A P ADANG
T AHUN 2010
98168794
5800 57085088 4871
4170 3750 3554 3114 3079 2840 2747 2541 2532 2111 1704 1627 1537 1328
L u bu k Bu a ya
Air
D ing in
Kur an j i
Ala
i
L u bu k Be g alu
ng
P a da n g Pa s ir
A ir T aw
a r
A nd a las
B un g u s
P emanc u n g an P a uh
R awan g B
a rat
S e be ran g P
ad an gL a pa i
P eg amb i ra
n
A mb ac a n g
U lak K
a ran g
B el imb in
g
L u bu k Kila
ng an
N an g g a lo
Grafik 7.23: Jumlah Kasus Balita Dengan Pneumoni di Kota Padang
Tahun 2006 - 2010
Grafik Balita Penderita Pneumonia
Kota Padang Tahun 2006 - Tahun 2010
4713
5543 5876
7731 8038
774 463929 732 803
2006 2007 2008 2009 2010
Target Pencapaian
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 96
Grafik 7.24: Jumlah Kasus Balita Dengan Pneumoni Menurut
Puskesmas di Kota Padang Tahun 2010
G R AF IK B AL IT A P NE UMONIA K OT A P ADANG
T AHUN 2010
308
110
7961 60 55 53 52 52 44 39
30 29 21 218 2 1 1 0
Bungus
L ubuk Buaya
Am
bacang
Padang P
as ir
Anda la
s
L ubuk Begalu
ng
Air
T awar
Ala
i
L apai
Kura
nji
Ula
k Kara
ng
Sebera
ng Padang
Pauh
Nangga lo
Pem
ancungan
Air
Din
g in
Raw
ang Bara
t
L ubuk Kila
ngan
Pegam
biran
Be lim
bing
Grafik 7.25: Jumlah Kasus ISPA / ILI Menurut Go longan Umur di
Kota Padang Tahun 2010
GRAFIK KASUS ISPA/ILI MENURUT GOLONGAN UMUR
KOTA PADANG TAHUN 2010
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
KASUS
<1 TH 47 7 105 342 627 298 286 7 58 1553 412 243 100 348 441 380 0 57 1 320 492 434 302
1-4 TH 2287 453 1194 925 1312 619 27 07 37 37 1302 1540 581 1237 1446 1828 0 1826 127 7 1922 17 81 1119
5-9 TH 1310 384 87 7 665 818 289 1669 297 1 653 97 1 197 1292 7 81 1014 0 7 55 923 1245 834 696
10-14 TH 1182 356 624 7 32 666 602 1439 1910 550 653 136 7 7 0 431 1144 0 615 483 1350 255 385
15-19 TH 1325 690 517 619 1034 634 1205 17 7 9 348 501 114 819 337 7 08 0 421 383 107 4 184 249
20-44 TH 237 8 1098 1282 7 11 87 9 7 02 1996 3548 695 1162 253 994 1012 1543 0 1260 866 1416 597 7 50
45-54 TH 17 94 562 486 664 638 802 1356 2487 536 7 67 27 0 902 592 97 9 0 7 24 437 1500 305 458
55-59 TH 1136 239 267 532 427 565 800 1300 290 308 151 399 267 596 0 355 27 6 801 219 231
60-69 TH 961 212 27 4 489 380 600 662 1442 205 304 61 361 299 538 0 294 312 67 5 122 259
> 7 0 TH 7 81 115 27 2 299 243 285 440 1221 109 17 6 23 200 308 392 0 243 241 67 1 53 263
PAD
ANG
PASI
AIR
TAW
AR
ALA
I
LAP
AI
ULA
K
KAR
NAN
GGA
LO
LUB
UK
BUA
AIR
DIN
GIN
BELI
MBI
NG
KUR
ANJI
LB
KILA
NGA
PEN
GAM
BIRA
LUB
UK
BEG
RAW
ANG
BAR
AND
ALA
S
SEBE
RAN
G
PEM
ANC
UNG
PAU
H
BUN
GUS
AMB
ACA
NG
J. KUSTA
Penemuan penderita kusta baru tahun 2010 sebanyak 1 kasus,
sama dengan jumlah kasus tahun 2009, turun dibanding tahun 2008
( 2 kasus ) dimana kasus tersebut adalah kusta MB. Dari jumlah kasus
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 97
tersebut diketahui prevalensinya sebesar 0,03 % dan CDR juga 0,27 %.
Sedangkan target yang hendak dicapai dalam program P2 Kusta ini
adalah penemuan kasus 1 / 10.000 penduduk. Untuk tahun ini tidak
dilakukan penjaringan penderita kusta melalui survey ke sekolah sekolah
dasar yang ada di Kota Padang, karena tidak tersedianya anggaran
untuk pelaksanaan tersebut.
K. TB PARU
Penemuan kasus TB Paru dilakukan melalui penjaringan
penderita yang dicurigai / suspek TB Paru yang berobat ke sarana
kesehatan. Perkiraan penderita TB Paru BTA ( + ) 16/1000 penduduk.
Cakupan penemuan penderita TB Paru BTA ( + ) tahun 2010 adalah
sebanyak 853 kasus ( 62 % ) dari 1376 BTA ( + ) yang diperkirakan, naik
dibanding tahun 2009 ( 56,5 % ) dan tahun 2008 ( 52 % ). Sedangkan
untuk kasus TB Paru kambuh ditemukan sebanyak 25 kasus naik dari
tahun 2009 ( 21 kasus ) dan turun dibandingkan tahun 2008 sebanyak
29 kasus . Angka kesembuhan sebanyak 71,4 %, dengan error rate
< 5 %. Untuk angka konversi adalah 80,3 %. Naik dibanding angka
kesembuhan untuk penderita baru TB Paru BTA ( + ) tahun 2008 yaitu
sebanyak 349 penderita ( 62,8 % ) .
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik berikut ini .
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 98
Grafik 7.26 : Proporsi Suspect Yang diperiksa Da haknya Menurut
Puskesmas di Kota Padang Tahun 2010
Tabel 7.27 : Proporsi BTA Positif DibandingSuspect Yang diperiksa Dahaknya Di Kota
Padang Tahun 2010
42.9
31.1 30.2 2823.5
18.6 17.4 17.1 16.9 16.514.1 13.6 13.5 13.2 12 11.6 11.3 9.9 9.8 7.7
15.912.9
05
101520253035404550
LBY ADPG M UK SP
PM CNG L PP
BLB ALAND PH
RW KRJLBG AT LP
LUKIBG S
AM C PDG
PDG +RS
142.8
59
42.840.631.329.426.226.124.9 24 20.7 19.316.913.1
8
27.2
48.6
23.420.4
32.1
49.751.3
0
20
40
60
80
100
120
140
Krj
SP
Am
b
Bgs
LbB
y
Pm
c
LbB
g
Blb
AD Lp Ngl
Ala
i
Rw
g
UK
A Ph
LbK
l
AT
And Pgb PP
Pdg
Pdg
+ R
S
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 99
Grafik 7.28 : Data Konversi TB Paru Puskesmas
di Kota Padang Tahun 2010
PROPORSI BTA + DIBANDING SUSPEK YANG DIPERIKSA TRIWULAN I TAHUN 2009 DI KOTA PADANG
100 100 100 97.8 97.1 96.8 94.6 93.8 93.8 93.8 92.9 91.7 91.7 91.7 90 87.5 84.6 83.3 83.3 83.3
93.5
53.4
80.3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
PGM LP UKKRJ SP
LBG
BLG NGLLB
YAND
PMC
RWLU
KIAM
C AD AL PPBGS PH AT
PDG RS
PDG+RS
DATA KONVERSI KOTA PADANGTAHUN 2010
Grafik 7.29 : Data Kesembuhan TB Paru
di Kota Padang Tahun 2010
PROPORSI BTA + DIBANDING SUSPEK YANG DIPERIKSA TRIWULAN I DI PUSKESMAS TAHUN 2009 DI KOTA PADANG
96.288 87.5
82.9 82.3 80 79.1 77.7 77.7 75.871.7 71 70 69.2
63.8 62.5 62 61.755.5 51.5
75.5
61.871.4
010
2030
405060
7080
90100
LBY
NGLAT SP UK AD PH
KRJ LPAND
LUKI
AMC AL
BGSLB
GRW
PGMBLG PM
C PPPDG RS
PDG+RS
DATA KESEMBUHAN KOTA PADANGTAHUN 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 100
Grafik 7.30 : Data CDR TB Paru di Kota Padang T ahun 2010
L. HIV AIDS
Dari data yang terkumpul , kasus HIV mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Data kasus didapat dari laporan rumah sakit. Tahun
2010 tidak dilakukan sero survey . Dari laporan rumah sakit tercatat 59
kasus HIV dengan 7 kasus meninggal. Ini naik dibanding tahun 2009 (
51 kasus ) dan tahun 2008 ( 44 kasus ) .
Kasus terbanyak ditemui pada kelompok wiraswasta, menyusul
rumah tangga dan karyawan. Pada suku minang terdapat 94,9 % dari
seluruh kasus HIV di Kata Padang untuk tahun 2010.
188.5
139.3
75.865.7
53 50.2 48.7 45.6 41 39.7 38.7 32.5 32.5 31 29.7 28.2 23.9 22.4 20.2 13.7
42.762
0102030405060708090
100110120130140150160170180190
KRJ SPPM C UK
BLGLBY
BGSNGL AL
PGMLBG
AM C RW AD LP PHAND AT
LUKI PPPDG
PDG+RS
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 101
Grafik 7.31 : Distribusi Kasus HIV AIDS Menurut Pu skesmas
di Kota Padang Tahun 2008 - 2010
DISTRIBUSI KASUS HIV AIDS BERDASARKAN PUSKESMAS DI KOTA PADANG TAHUN 2008 S/D TAHUN 2010
7
20 0 0
1 6 57
0
5
0
3
0
1
0 0
4
0
2
1
44
6
9
0
1
0
1 53
1
0
5
10
0
1
0
2
0
1
0
15
51
13
0
0
0
2 10 6 6
0
20
2
0
0
1
11
2
0
22
59
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
A T UK A L SPPMC
RWG PPAND
LBY A DLBG
PGBKRJ
BLBABC PH
LUK INGL LP
B GS
TDK JELAS
PADANG
TH 2008 TH 2009 TH 2010
Grafik 7.32 : Distribusi Kasus HIV AIDS Menurut Pus kesmas
di Kota Padang Tahun 2010
19
13
64 4
32 2
1 1 1 1 1 10
24
6
810
12
1416
18
20
WIRASWASTA
RT KARYAWANPNS BURUH
NARAPIDANA
TDK DIKETAHUI
LAIN-LAIN/TATO
SOPIRMHS/PELAJAR
TNI/POLRITDK BEKERJA
SENIMAN/ARTIS
TENAGA PROFESIONAL
JUMLAH PENDERITA AIDS KOTA PADANG BERDASARKAN PEKER JAAN TAHUN 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 102
Grafik 7.33 : Distribusi Kasus HIV AIDS Berdasarka n Suku
di Kota Padang Tahun 2010
DISTRIBUSI KASUS HIV AIDS BERDASARKAN SUKU DI KOTA PADANG TAHUN 2010
0
56
1 1 1
WNAMINANG
BTW/JAWABTK/ACEH
CINA
Grafik 7.34 : Jumlah Penderita HIV AIDS Berdasarka n Faktor Resiko
di Kota Padang Tahun 2010
JUMLAH PENDERITA AIDS KOTA PADANG BERDASARKAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2010
15
5
24
151 1
PENASUN HOMO HETEROHETERO/NAPZA PERINATAL TDK DIKETAHUI/TATOO
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 103
M. FILARIASIS
Tahun 2010 ditemukan 5 kasus filariasis di Kota Padang. Kasus
ini ditemukan setelah dilakukan pengobatan massal di seluruh
Puskesmas di Kota Padang. Hal ini turun dibanding tahun 2009 ( 6
kasus ) dan sama dengan jumlah kasus tahun 2008 ( 5 kasus ) .
Untuk pengobatan massal filaria pada seluruh kecamatan di Kota
Padang . telah dilatih kader sebanyak 2.520 orang. Jumlah sasaran
pengobatan 685.452 penduduk yang berusia diatas 2 tahun , tidak dalam
keadaan sakit berat dan hamil. Hal ini naik dibanding sasaran tahun
2009 ( 671.573 orang ). Sedangkan yang ditunda pemberian obatnya
sebanyak 118.994 penduduk.
Grafik 7.35 : Hasil Pengobatan Massal Filariasis
di Kota Padang Tahun 2008 – 2010
91.8
79.876.9
65707580859095
%
Th 2008 Th 2009 Th 2010
HASIL PENGOBATAN MASSAL FILARIASIS KOTA PADANGTAHUN 2008 S/D 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 104
Grafik 7.36 : Cakupan Pengobatan Massal Filariasis
di Kota Padang Tahun 2010
100.998 .6
97 .895 .5
92 .589 .2
84 .283 .7
77 .4 76 .873 .573 .3
70 .768 .4
67 .1 66 .4 66 .165 .7
54 .243 .6
76 .9
0
20
40
60
80
100
120
%
PMC PHAMBPGB ADLAPNG LLBG
RWG UK AL
AND LK PPBLBBGS SPLBYKRJ AT
PDG
CAKUPAN PENGOBATAN MASSAL KOTA PADANG TAHUN 2010
Grafik 7.37 : Kumulatif Kasus Filariasis
di Kota Padang Tahun 2010
K UMUL AT IF K AS US F IL AR IAS IS P E R K E C AMAT AN DI
K O T A P ADANG S AMP AI T AHUN 2010
1
8
3 2 1 2
9
46
1 0
37
0
5
10
15
20
25
30
35
40
PA
DA
NG B
AR
AT
PA
DA
NG T
IMU
R
PA
DA
NG U
T AR A
PA
DA
NG S
E L AT A
N
NA
NG
GA
L O
KU
RA
NJ I
L UB
E G
PA
UH
L UK
I
BU
NG
US
KO
TO T
AN
GA
H
PA
DA
NG
K AS U S
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 105
7.3.2. SEKSI WABAH DAN BENCANA
A. PENYAKIT MENULAR POTENSIAL WABAH
Dalam rangka kewaspadaan dini terhadap penyakit-penyakit yang
cenderung menimbulkan wabah, maka dilakukan sistem survailans dengan cara
pengumpulan data mingguan (W2) dan laporan dari Rumah Sakit serta laporan
beberapa penyakit terpilih yang dilaporkan Puskesmas melalui Laporan SST
setiap bulannya. Kasus KLB dilaporkan dalam 24 jam dengan menggunakan
format W1. Dan untuk kasus-kasus KLB ini diperlukan tindakan segera dan
pelacakan ke lapangan. Setelah laporan tersebut terkumpul maka diolah dan
dianalisis .
Salah satu indikator kinerja surveilans adalah kelengkapan dan ketepatan
laporan W2. Pada tahun 2010 kelengkapan W2 adalah 99% naik bila
dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya seperti tahun 2009 dimana
kelengkapan laporan W2nya sebanyak 88.3 % dan tahun 2008 (98.7%).
Sedangkan untuk ketepatan W2 pada tahun 2010 naik bila dibandingkan tahun
2009 ( 88,3%), dan tahun 2008 ( 97,26 % ) dan tahun 2007 (94, 13 %) serta tahun
2006 (86 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut .
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 106
Grafik 7.38 : Kelengkapan dan Ketepatan Laporan W2 Puskesmas
Di Kota Padang Tahun 2010
92
86
96.73
94.13
98.7 97.26
88.388.3
9998
7880828486889092949698
100
TH 06
TH 07
TH 08
TH 09
TH 10
KELENGKAPAN KETEPATAN
KELENGKAPAN DAN KETEPATAN LAPORAN W2 PUSKESMAS
TAHUN 2008-2010
Kasus – kasus yang terjadi pada tahun 2010 adalah :
1. Tahun 2009 ( 4 ks diptheri klinis), dan tahun 2010 terjadi penurunan kasus.
Pada tahun 2010 ditemukan hanya 1 kasus diphteri (positif lab) yang terjadi
di wilayah kerja Pegambiran, dari hasil pemeriksaan Laboratorium pada
kasus ini menunjukkan salah satu sampel positif diptheri, sampel yang
positif tersebut adalah kakek kandung dari penderita. Dari hasil pelacakan
ke lapangan ternyata anak yang terkena penyakit ini, ada diimunisasi tetapi
tidak lengkap.
2. Dinas Kesehatan Kota Padang melaksanakan Case Based Measles
Surveilans (CBMS), salah satu kegiatannya adalah pemeriksaan specimen
kasus campak klinis di Laboratorium Litbangkes. Pada tahun 2010
ditemukan kasus campak klinis sebanyak 113 kasus, dari 113 kasus ini
diambil spesimen 28 kasus dengan hasil positif sebanyak 13 spesimen.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 107
Kasus campak tahun 2010 menurun bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Pada tahun 2009 ditemukan kasus campak klinik sebanyak
188 kasus dengan pemberian vitamin A sebanyak 148 kasus, tahun 2008
(168 kasus), Namun jika dibandingkan tahun 2007 ( 316 kasus ) dan pada
tahun 2006 ( 480 kasus) terjadi penurunan kasus. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 7.39 : Kasus Campak Klinis Kota PadangTahun 2006- 2010
480
316
168 188113
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Th 20
06
Th 20
07
Th 20
08
Th 20
09
Th 20
10
Kasus Campak Klinis Tahun 2006 - 2010
Dari 113 kasus campak klinis diambil specimennya sebanyak 28
specimen dan dikirim ke laboratorium Litbangkes dan didapatkan hasil yang
positif campak sebanyak 14 kasus. Dari 14 kasus yang positif tersebar di
Kecamatan Kuranji sebanyak 9 kasus, Lubuk Kilangan 2 kasus, Padang
Timur, Padang Selatan dan Pauh masing-masing 1 kasus. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada mapping di bawah ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 108
Grafik 7. 40 : Spotmap Kasus Campak (Confirm Lab)
Kota Padang Tahun 2010
Koto Tangah
Kuranji
PU
Pauh
Lb. Kilangan
Ngl
PSLubeg
Luki
BungusTl. Kabung
SPOTMAP KASUS CAMPAK (CONFIRM LAB) 2010
= Ks CAMPAK
= TDK ADA KS
PT
1 Ks
2 Ks
9 Ks
1 Ks
1 Ks
Pada tahun 2010 juga terjadi KLB campak di SD Islam Al Azhar
dengan ditemukannya jumlah penderita campak klinis sebanyak 13 orang.
Namun hanya 4 orang yang bersedia diambil specimen darahnya, yang
ternyata didapatkan 3 specimen yang positif hasil laboratoriumnya.
3. Pada tahun 2010 kejadian keracunan di Kota Padang sebanyak 3 kali
kasus keracunan,dengan jenis keracunan ( makan ikan tongkol 2 kali, cake
pandan bread talk) tahun 2009 kasus keracunan tidak terjadi di Kota
Padang. Sedangkan pada tahun 2008 tercatat 3 kali kasus keracunan yang
terjadi. Tahun 2007, tujuh kali kejadian dan tahun 2006 ada empat kejadian.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 109
Grafik 7.41 : Grafik Kejadian Keracunan Makanan
Di Kota Padang Tahun 2006 - 2010
4. Pada tahun 2010 ditemukan kasus AFP 5 kasus, dengan hasil
pemeriksaan laboratorium virus Polio negatif, penemuan kasus AFP ini
menurun dibandingkan pada tahun 2009 yang ditemukan 6 kasus, tahun
2008 ( 3 kasus ), tahun 2007 (5 kasus) dan 2006 (3 kasus).Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada grafik berikut ini :
JUMLAH KEJADIAN KERACUNAN MAKANAN TAHUN 2006 -2010
4
7
3
0
3
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2006 2007 2008 2009 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 110
Grafik 7.42 : Grafik Kasus AFP Kota Padang Tahun 20 06 - 2010
35
3
65
0
1
2
3
4
56
Kas
us A
FP
Th 06
Th 07
Th 08Th 0
9Th 1
0
JUMLAH KASUS AFP TAHUN 2006 - 2010
Pada tahun 2010 terjadi satu kasus Tetanus Neonatorum di Jl Balik
Papan Blok G/6 Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo. Kasus an.
EZ ini meninggal pada hari kesembilan belas setelah sempat dirujuk ke
RSUP M Djamil Padang.
B. PENYAKIT TIDAK MENULAR UTAMA DENGAN FAKTOR RISIK O
Lima penyakit tidak menular utama antara lain : Diabetes Mellitus,
Hypertensi, Kardiovaskuler, PPOK, Gangguan Akibat Kecelakaan. Dinas
Kesehatan Kota Padang melaksanakan pengumpulan data penyakit tidak
menular termasuk dalam laporan STP bulanan antara lain : Diabetes
Mellitus dan Hypertensi.
Kunjungan penderita Diabetes Mellitus tahun 2010 adalah 1186
kunjungan, sedangkan kunjungan Hypertensi adalah 5816 kunjungan.
Kunjungan Diabetes Mellitus dan Hypertensi yang terbanyak pada
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 111
golongan umur 45 – 54 tahun. Kita mengetahui pada golongan 45-54 tahun
ini adalah usia produktif. Kalau tidak diantisipasi, maka akan menimbulkan
risiko pada golongan umur tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik di bawah ini :
Grafik 7.43 : Jumlah Kunjungan DM Kota Padang Tahu n 2010
JUMLAH KUNJUNGAN DM KOTA PADANG TAHUN 2010
182
154
125
104
7771
60 55 53
35
19 13 10 5 1 0 0 0 0
222
0
50
100
150
200
250
PP
AD
AM
B
PAU
H
LUBEG
SP
BG
S
NG
L
BLB KR
J
PG
B
LUKI
UK
AN
D
PM
C
LPI
AT
AL
LBY
RW
G
Grafik 7.44 : Jumlah Kunjungan Hypertensi Kota Pad ang Tahun 2010
JUMLAH KUNJUNG AN HYPERTENSI KOTA PADANG TAHUN 2010
0 121 23
210
374
247203
107
0
50
100
150
200
250
300
350
400
1-4
TH
5-9
TH
10-1
4 TH
15-1
9 TH
20-4
4 TH
45-5
4 TH
55-5
9 TH
60-6
9 TH
> 70
TH
GOLONGAN UMUR
KU
NJU
NG
AN
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 112
C. PENANGGULANGAN BENCANA
1. KEBAKARAN
Terjadi kebakaran Toko Roti Golden pada hari Minggu, 11 Januari 2010
pukul 00.25 wib di Kelurahan Kampung Jawa Dalam Kecamatan Padang
Barat. Korban mengalami luka bakar sebanyak 6 orang, dirujuk ke RSUP
Dr. M. Djamil Padang.
2. ORANG TENGGELAM DI SUNGAI
Penanggulangan bencana orang tenggelam di sungai pada hari Selasa, 3
Februari 2010 pukul 17.00 wib di Kelurahan Batipuh Panjang Kecamatan
Koto Tangah. Korban sebanyak 1 orang ketika memancing saat hari hujan
lebat. Dinas Kesehatan Kota melakukan evakuasi korban dan
menyediakan kantong mayat.
3. BANJIR
Kejadian banjir pada hari Jumat, 5 Februari 2010 pukul 17.30 wib di
Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto Koto Tangah. Tidak ada korban jiwa
pada kejadian tersebut, menimbulkan kehilangan harta benda. Jumlah
korban terancam akibat banjir sebanyak 478 jiwa (171 KK). Dinas
Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dengan membuka POS
PELAYANAN & P3K, memberikan MP-ASI bagi Balita dan Lansia,
melakukan penyehatan lingkungan dengan penyuluhan dan pemberian
kaporit pada sumber air minum yang tercemar akibat banjir.
4. TANAH LONGSOR
Terjadi tanah longsor pada hari Senin, 15 Maret 2010 pukul 05.00 wib di
Kelurahan Gates Pegambiran Kecamatan Lubuk Begalung. Tidak ada
korban jiwa pada kejadian tersebut. Dinas Kesehatan Kota melakukan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 113
pertolongan pada keluarga yang mengalami musibah dengan keadaan
cemas, sebelumnya pernah mengalami Hipertensi dan Diabetes Mellitus
untuk dirujuk ke Puskesmas Pegambiran.
5. ORANG TENGGELAM DI LAUT
Pada Rabu, 2 Juni 2010 pukul 18.00 wib sebanyak 11 orang remaja yang
sedang mandi-mandi di laut Belakang Universitas Bung Hatta (Kelurahan
Ulak Karang Utara kecamatan Padang Utara) terseret ke tengah laut. .
Sebanyak 6 orang selamat dibawa ke RS Yos Sudarso untuk dilakukan
pemeriksaan dan 5 orang terseret ombak ke tengah laut (4 orang tewas
dan 1 orang belum ditemukan). Korban yang tewas dilakukan visum ke
RSUP Dr. M. Djamil Padang. Dinas Kesehatan Kota melakukan koordinasi
dengan Puskesmas Air Tawar.
6. KAPAL TENGGELAM DI LAUT (BOAT)
Rabu, 9 Juni 2010 pukul 08.00 wib korban ditemukan nelayan di Pulau
Merak sebanyak 3 orang dibawa ke tepi pantai dan dirujuk ke RS
Bhayangkara. Korban yang belum ditemukan sebanyak 3 orang. Didapat
informasi dari korban bahwa pada Senin, 7 Juni 2010 pukul 13.00 wib
Kapal (Boat) bertolak dari Padang menuju Kepulauan Mentawai dengan
membawa penumpang sebanyak 6 orang. Pukul 17.30 wib boat diterjang
angin kencang / badai sehingga boat berangsur tenggelam, penumpang
boat terpencar-pencar sampai lebih kurang 2 hari. Korban mengalami luka
bakar pada wajah, leher, paha dan lengan. Dinas Kesehatan Kota
menginstruksikan kepada Puskesmas Pegambiran untuk standby sampai
ada berita untuk korban yang belum ditemukan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 114
7. PERTEMUAN PENANGGULANGAN BENCANA
Dilakukan selama 2 hari tanggal 16 dan 17 Juni 2010 diikuti oleh petugas
siaga bencana Puskesmas sekota Padang sebanyak 40 orang. Pada saat
pertemuan dibahas tentang kegiatan Pra Bencana, Saat Bencana dan
Pasca Bencana serta Cara Berkomunikasi Radio Panggil di saat bencana.
8. PENGAMANAN SIAGA LEBARAN IDUL FITRI 1431 H
Dalam mengantisipasi kejadian kecelakaan lalu lintas saat mudik lebaran,
Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Polisi Resort Kota melakukan
Pengamanan Siaga Lebaran. Pada kegiatan tersebut dilakukan P3K dan
pengawasan keracunan makanan saat mudik pada 10 titik POS
PENGAMANAN, yaitu Posko Basko, Posko ByPass, Posko Simpang
Mulia, Posko Plaza Andalas, Posko Pujasera, Posko Bungus Teluk
Kabung, Posko Simpang Lubuk Begalung, Posko Ladang Padi.
9. PERSIAPAN SIMULASI GEMPA BUMI & TSUNAMI
Kegiatan yang dilakukan adalah Pertemuan Koordinasi antar Petugas
Penanggulangan Bencana Puskesmas pada tanggal 22 Oktober 2010,
Gladi Simulasi Penanggulangan Bencana Gempa Bumi & Tsunami di
Shelter SMAN 1 Padang pada tanggal 25 Oktober 2010 dan Simulasi
Penanggulangan Bencana Gempa Bumi & Tsunami di Shelter SMAN 1
Padang pada tanggal 26 Oktober 2010
7.3.3. SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN
A. Penyehatan Lingkungan
Program penyehatan lingkungan meliputi kegiatan Pengawasan
Sanitasi Perumahan dan Lingkungan (SPL) . Kegiatan ini ditujukan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 115
terhadap rumah yang ada di masing- masing wilayah kerja Puskesmas
melalui kegiatan inspeksi terhadap sanitasi dasar yang meliputi cakupan
penggunaan jamban yang memenuhi syarat, cakupan sarana air bersih
memenuhi syarat, pengelolaan / tempat sampah memenuhi syarat dan
pengelolaan air limbah memenuhi syarat. Berdasarkan hasil survey
perumahan dan lingkungan diatas yang diselenggarakan oleh masing-
masing Puskesmas sesuai wilayah kerjanya diketahui bahwa Puskesmas
Lubuk Buaya mempunyai jumlah rumah yang paling banyak, sedangkan
jumlah rumah diperiksa paling banyak secara proporsional dilakukan oleh
Puskesmas Belimbing mencapai angka tertinggi pemeriksaan melalui
inspeksi sanitasi bisa dilihat pada tabel berikut . Untuk Kota Padang total
rumah yang diperiksa 60 % dan atau setara dengan angka absolut sebesar
83.188 rumah dari total jumlah 138. 647 rumah di Kota Padang, sedang
memenuhi syarat mencapai 71,8 % atau setara dengan angka absolut
59.713 rumah dari total jumlah rumah yang diperiksa, dapat dilihat pada
grafik dibawah ini :
Grafik 7.45 :Persentase Pengawasan Sanitasi Perum ahan dan
Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2010
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
P
e
r
s
e
nt
as
e
% Rumah Diperiksa
% Jamban Memenuhi syarat
% Sarana Air Bersih Memenuhi syarat
% Saluran Pembuangan Air Limbah Memenuhi syarat
% Tempat Sampah Memenuhi syarat
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 116
Grafik 7.46. :Persentase Pengawasan Sanitasi dan P erumahan
Lingkungan di Kota Padang Tahun 2010
61.0
62.0
63.0
64.0
65.0
66.0
67.0
68.0
69.0
70.0
71.0
72.0
% Jamban % Sarana Air Bersih % Saluran Pembuangan Air
Limbah
% Tempat Sampah
Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat
71.8
65.2 65.3
68.7
B. Pengawasan Kualitas Air
Pengawasan kualitas air dilaksanakan melalui kegiatan pemeriksaan
terhadap sarana air bersih masyarakat di masing- masing wilayah kerja
Puskesmas. Untuk sarana air bersih memenuhi syarat terlihat Puskesmas
Andalas mencapai angka tertingi memenuhi syarat dengan 97,0 % dari total
sarana yang diperiksa sedangkan sarana air bersih terendah memenuhi
syarat 45,4 % di wilayah kerja Puekesmas Bungus dan Kota Padang baru
mencapai angka 65,2 %. Sedangkan untuk jamban memenuhi syarat masih
terdapat di wilayah kerja Puskesmas Andalas mencapai 88 % dari total
sarana yang diperiksa, sedangkan capaian terendah sarana terendah
Puskesmas Pemancungan dengan 55, 3 % dari total sarana yang diperiksa
dan untuk Kota Padang mencapai 71,8 % dari total sarana diperiksa.
Pencapaian indikator saluran pembuangan air limbah memenuhi syarat
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 117
dicapai tertinggi juga oleh Puskesmas Andalas 91,6 % dari total sarana
diperiksa dan terendah di Puskesmas Kuranji 45,0 % serta Kota Padang
baru mencapai 65,3 % memenuhi syarat dari total sarana diperiksa.
Indikator Tempat Sampah memenuhi syarat dicapai tertinggi Puskesmas
Padang Pasir 91 % dari total sarana diperiksa dan terendah di Puskesmas
Bungus 45,0 % memenuhi syarat dari jumlah total sarana diperiksa
sedangkan untuk Kota Padang mencapai 68,7 % memenuhi syarat dari total
sarana yang diperiksa.
Seluruh indikator- indikator tersebut merupakan persyaratan untuk
menentukan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas dan Kota Padang,
pencapaian tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 7.47 :Persentase Sarana Air Bersih Memenuhi Syarat
di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2010
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
Bungus
Ulak Karang
Pauh
Lubuk Kilangan
Lubuk Buaya
Pengambiran
Nanggalo
Ambacang
Air Dingin
Seb. Padang
Kuranji
Pemancungan
Rawang Barat
Lubuk Begalung
Air Tawar
Kota Padang
Padang Pasir
Belimbing
Lapai
Alai
Andalas
Target
45.4
48.3
50.7
54.6
54.7
56.4
57.5
57.8
59.5
60.2
60.3
60.4
60.9
64.3
65.0
65.2
67.5
70.3
88.5
90.3
97.0
62.0
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 118
Grafik 7.48 :Persentase Jamban Memenuhi Syarat
di Wilayah kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2010
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
Pemancungan
Bungus
Ulak Karang
Alai
Air Dingin
Seb. Padang
Pauh
Pengambiran
Ambacang
Lubuk Kilangan
Rawang Barat
Kuranji
Kota Padang
Belimbing
Lubuk Buaya
Padang Pasir
Nanggalo
Lubuk Begalung
Air Tawar
Lapai
Andalas
Target
55.3
57.3
57.5
60.0
60.1
60.2
63.6
64.2
67.2
67.3
69.5
70.1
71.8
72.2
74.6
74.7
74.9
75.7
79.6
84.0
88.0
64.0
Grafik 7.49 :Persentase Saluran Pembuangan Air Limb ah Memenuhi
Syarat di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2010
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
Kuranji
Lubuk Buaya
Bungus
Lubuk Kilangan
Pengambiran
Rawang Barat
Padang Pasir
Nanggalo
Belimbing
Pauh
Ambacang
Kota Padang
Lubuk Begalung
Ulak Karang
Pemancungan
Air Dingin
Seb. Padang
Air Tawar
Alai
Lapai
Andalas
45.0
50.4
51.4
54.0
56.4
58.9
59.3
60.3
61.0
63.6
65.0
65.3
67.0
68.7
69.4
72.0
78.8
87.8
88.8
89.0
91.6
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 119
Grafik 7.50 :Persentase Tempat Sampah Memenuhi Syar at
di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2010
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
Bungus
Air Dingin
Lubuk Buaya
Ambacang
Rawang Barat
Belimbing
Nanggalo
Kuranji
Kota Padang
Pengambiran
Air Tawar
Ulak Karang
Pauh
Lapai
Alai
Seb. Padang
Andalas
Lubuk Begalung
Lubuk Kilangan
Pemancungan
Padang Pasir
45.0
52.0
56.0
58.0
58.9
60.0
64.0
67.0
68.7
72.0
73.0
75.0
75.0
76.0
77.0
78.0
78.0
78.0
79.0
81.6
91.0
Berdasarkan survey perumahan dan lingkungan yang dilaksanakan
melalui proses inspeksi sanitasi oleh masing- masing Puskesmas dengan
mengacu kepada jumlah rumah yang diperiksa dapat disimpulkan
sebagaimana tertuang dalam grafik dibawah ini :
Grafik 7.51 :Persentase Rumah Sehat di Wilayah Ker ja Puskesmas
Kota Padang Tahun 2010
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
Pers
e
n
ta
s
e
% Rumah Diperiksa % Rumah Sehat
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 120
Grafik 7.52 :Persentase Rumah Sehat
di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2010
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0
Air Dingin
Rawang Barat
kuranji
Pemancungan
Pauh
Ambacang
Nanggalo
Lubuk Buaya
Lubuk Kilangan
Bungus
Air Tawar
Kota Padang
Seb. Padang
Belimbing
Ulak Karang
Pengambiran
Lubuk Begalung
Alai
Padang Pasir
lapai
Andalas
Target
54.0
58.9
60.0
65.0
65.0
66.0
67.0
68.0
68.0
68.0
69.0
71.8
72.0
72.0
74.0
74.0
75.0
77.0
81.0
85.0
89.0
75.0
C. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
Pada tahun 2010 kegiatan Pengawasan Tempat Pengolahan
Makanan (TPM), dari jumlah yang diperiksa sebanyak 1739 buah didapatkan
1123 yang sehat (64,6%), sedangkan untuk puskesmas yang yang
melakukan pengawasan yang mencapai target adalah Puskesmas Andalas
yaitu 100% dengan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Memenuhi syarat
94,2 % dan Tempat Pengolahan Makanan Tidak memenuhi Syarat 5,8 %.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 7.53 :Persentase Pengawasan Tempat Pengolaha n Makanan
di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2010
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
% Diperiksa
% Memenuhi Syarat
% Tidak Memenuhi Syarat
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 121
Grafik 7.54 :Perbandingan TPM Yang Diperiksa dari Yang Memenuhi
Syarat di Kota Padang Tahun 2010
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Terdaftar Diperiksa Memenuhi Tidak Memenuhi
Syarat Syarat
2794
1739 (62,2%)
1123 (64,6%)
582 (33,5%)
D. Pengawasan Tempat Tempat Umum
1. Pengawasan Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (T UPM)
Pada tahun 2010 kegiatan Pengawasan Tempat Umum dan
Pengolahan Makanan (TPUM), dari jumlah hotel yang diperiksa sebanyak 7
buah didapatkan 2 yang sehat (28,57%), Restoran yang diperiksa 521 yang
sehat 412 buah (79,1%), Pasar yang diperiksa 15 buah yang sehat 10
buah (66,7%), tempat lainnya yang diperiksa 1341 buah sedangkan yang
sehat sebanyak 999 buah (74,5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik berikut ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 122
Grafik 7.55 :Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat di
Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2010
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0
Bungus
Pemancungan
Ambacang
Pauh
Belimbing
Lubuk Kilangan
Padang Pasir
Alai
Kuranji
Kota Padang
Air Tawar
Lubuk Buaya
Nanggalo
Lubuk Begalung
Air Dingin
Pengambiran
Seb. Padang
Lapai
Rawang Barat
Andalas
Ulak Karang
Target
40.3
54.1
54.5
54.5
60.3
64.1
65.2
66.7
73.9
73.9
75.7
77.4
79.7
80.0
82.1
85.7
88.5
88.9
90.0
91.5
100.0
76.0
E. Pengawasan Kualitas Depot Air Minum Isi Ulang ( DAMIU )
Di Kota Padang tahun 2010 terdapat 511 Depot air minum isi ulang,
jumlah ini meningkat dari tahun 2009 yaitu sebanyak 367 DAMIU. Selama
tahun 2010 telah dilakukan pengawasan melalui inspeksi sanitasi secara
ekternal oleh petugas Puskesmas di wilayah kerja masing- masing dan Dinas
Kesehatan Kota serta secara internal pengawasan pengambilan sampel
yang dilaksanakan oleh pemilik depot air minum dengan parameter kimia
satu kali dalam setahun dan bakhteri satu kali dalam 3 (tiga) bulan secara
rutin. Dari keseluruhan jumlah Depot yang melaksanakan kegiatan
pengawasan sesuai ketentuan diketahui hanya buah yang memenuhi syarat
dengan melakukan pemeriksaan secara berkala, hal ini disebabkan masih
rendahnya kesadaran dan atau peran serta pemilik sarana dalam
malaksanakan internal kontrol dengan berbagai alasan seperti besarnya
biaya pemeriksaan dan hal- hal non teknis lainnya. Adapun kriteria sampel
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 123
diambil untuk dilakukan pemeriksaan kualitas air secara bacteriologis dan
kimia. Air dianggap memenuhi syarat secara bacteriologis apabila angka E –
Coli di dalam air nol. Sedangkan secara kimia harus bebas dari bahan kimia
yang mengandung logam berat. Sampel depot isi ulang ini yang disampling
adalah sumber air baku ( belum diolah ) dan air setelah di olah atau yang
akan dikonsumsi langsung oleh masyarakat . Beberapa hal yang telah
dilakukan adalah menurunkan kewenangan pengawasan ketingkat
Puskesmas dengan konsep kewilayahan, melaksanakan koordinasi secara
lintas sektor dalam pembinaan seperti dengan SKPD Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Pertambang Energi dan Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu KP2T Pemerintah Kota Padang serta melakukan pembinaan melalui
edaran kembali ketentuan dan peraturan tentang hak dan kewajiban
penyelenggaraan Depot Air Minum.
Grafik 7.56 : Pengawasan Depot Air Minum (DAMIU)
di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2010
0 10 20 30 40 50 60
Pemancungan
Seb. Padang
Bungus
Rawang
Belimbing
Alai
Pauh
Nanggalo
LapaiPadang Pasir
Lubuk Begalung
Kuranji
Lubuk Kilangan
Ambacang
Ulak Karang
Pengambiran
Air Tawar
Andalas
Lubuk Buaya
Air Dingin
5
7
8
16
18
20
22
23
23
25
25
27
28
30
31
32
37
45
55
56
Jum
l
a
h
Grafik Jumlah Depot Air Minum di Wilayah Kerja Puskesmas 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 124
F. REALISASI PROGRAM P2P 2010
Tabel 7.10. Realisasi Program P2P 2010
NO KEGIATAN TARGET CAKUPAN ( % ) Kesenjangan
1 SEKSI P2P
I.IMMUNISASI a. Imunisasi rutin untuk bayi · BCG 90% 97% 7 · DPT-HB1 90% 96,70% + 6.7 · DPT-HB 3 80% 89,40% + 9.4 · Polio 4 80% 91,10% + 11.1 · Campak 80% 90,10% + 10.1 b. BIAS Anak Sekolah 100% 91,50% - 8.5 · DT 100% 92% -8 · TT 100% 88,40% - 11.6 · Campak II. Penyakit Menular
1. P2 Rabies .- Kasus gigitan HPR 0 208 kss .- Jml gigitan (+) Rabies 0 2 kasus .- Jml penderita di VAR 0 93 kasus .- Penderita meninggal 0 2 kasus 2. P2 TB – Paru .- Penjaringan suspect 13610 6616 (48.6 % ) -51,40% .- Penemuan BTA + 1376 853 ( 92% ) -8% .- Angka konversi ≥80 % 80.4 % 0,40% .- Kesembuhan ≥85 % 71.4 % -13,60% .- Kesalahan Lab < 5 % 0% 3. ISPA .- Pengobatan Pnmi 100% 100% .- Jml penderita di rujuk 0 0 kasus .- Jml penderita M”nggal 0 0 kasus 4. DIARE .- Jml penderita di obati Nakes 100% 100% .- Jml penderita dpt oralit 100% 100% .- Jml oralit diberikan 12149 bks .- Jml meninggal 0 kasus 5. KUSTA .- Jml penderita baru 1/10.000 .- Jml penderita diobati 0 1 kasus .- Jml meninggal 1 kasus 6. HIV / AIDS .- Periksa sampel darah 0 kasus .- HIV ( + ) 0 0 sample 0 0 sample
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 125
NO KEGIATAN TARGET CAKUPAN ( % ) Kesenjangan 7. P2 DBD .- Jml kasus 900 1045 .- Jml kasus meninggal < 1,5 % 6 org .- Jml PE 0 600 .- Jml Fogging Focus 900 1045 fcs .- Jml Fogging massal 0 0 .- Jml kel diabatisasi 35 104 kel .- ABJ >95 % > 95 % 8. MALARIA .- Jml kasus 0 108 ks .- Penderita meninggal 0 0 ks 9. FILARIASIS `- Jml kasus baru 0 5 ks `- Jml kasus baru diobati 0 5 ks
2. SEKSI PENANGGULANGAN WABAH & BENCANA .- Kasus AFP 5 ks 5 ks 0 - Kelengkapan W2 90% 99% 9% - Ketepatan W2 80% 18% 18% - Kasus Pos Campak 0 ks 14 ks + 14 ks - Kasus Diptheri pos 0 1 ks 1 ks - Keracunan 0 4 kjdn 4 kjdn - Penanganan Bencana + simulasi 9 kl 3. SEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN 1. PENY. LINGKUNGAN · Akses Jamban 66% 71,80% + 5.8 % · Stop Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) 71% 71,80% 0,80%
· Cakupan Rumah Sehat 75% 71,80% - 3,2 % 2. PENG. KUALITAS AIR · Akses air minum 70% 86% 16% · Kualitas air minum memenuhi
syarat 85% 90% 5%
3. PENGAWASAN TTU DAN TPM · Cakupan Tempat-tempat Umum
memenuhi syarat 76% 76,90% 0,90%
· Cakupan Tempat-Pengolahan Makanan memenuhi syarat
60% 64,60% 4,60%
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 126
7.4. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
7.4.1. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus
A. PROGRAM GIZI
Dalam melaksanakan program gizi standar pelayanan minimal yang
ditetapkan KEP Menkes RI. No.828/Menkes/SK/IX/2008 digunakan sebagai
acuan dalam perencanaan pelaksanaan program yang berbasis kinerja target
2010 sebagai berikut :
Tabel 7.11. Pencapaian Kinerja Program Gizi Tahun 2 010
No
Jenis Pelayanan
Target Dan Pencapaian Target Tahun
2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Kesen janga
n Ha sil (%)
Tar get (%)
Ha sil (%)
Tar get (%)
Sasar
an
Tar get (%)
Hsl ABS
(%)
Kes
%
2011
1. Pemantuan Petumbuhan Balita
- Balita yang naik berat badannya - Balita yang ditimbang berat badanya
78.3 42.4
88 65
81.6 51.07
89 65
43.84 89.426
80 65
36.3 51.80
83.55 57.9
+ -
3.55 7.1
89 65
- Balita BGM 2.16 <7 1.24 <7 51.798 <6 550 1.06
+ 4.94 <5
2. Pelayanan Gizi - Cakp. Balita
Mendapat Vit.A 2 kl/th
83.3 93 85.6 94 82.157 80 69.185
84.2
+ 4.2 95
- Cakp. Bumil dapat 90 tablet Fe
86.7 93 90.76 93 20.094 85 17.913
89.15
+ 4.2 95
-RT yg mengkons. garam beryodium
72.0 86.1 640 KK
85 544 KK
85 - 0 100
3. Penyelenggaraan Penyelidikan Epid, KLB & Gizi Buruk
- Penanganan dengan PMT
100 100 100 100 100 100 100 100 - 0 100
- Kecamatan bebas rawan gizi
54.54
75 45.45 77 11 77 6 54.55
- 22.46 80
Pelaksanaan kegiatan di program gizi di dukung oleh dana yang berasal dari
APBD Kota Padang, APBD dan APBN Propinsi Sumatera Barat tahun 2010.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 127
Tabel 7.12. Realisasi Anggaran Program Gizi Tahun 2 010
No Kegiatan Anggaran
(Rp)
Realisasi Sumber Dana Rp %
1 Penanggulangan KEP, Anemia Gizi Besi,Gaky dan Kekurangan zat micro lainnya
93.000.000,- 81.027.750,- 87.1 APBD Kota
2 Survey PSG dan Kadarzi Kota Padang
75.410.000,- 73.260.000,- 97.1 APBN Sumbar
3 Konseling Asi oleh kader
264.720.000,- 89.000.000,- 33.62 BNPB* Prop
4 Transport Busui Konseling ASI
132.360.000,- 73.620.000,- 55.62
5 PMT-P Kelas Ibu Hamil
227.016.000,- 105.132.000,- 46.31
6 Transport Bumil ke Kls Bumil
378.360.000,- 181.620.000,- 48.00
7 Distribusi MP-ASI
469.800.000,- 190.300.000,- 40.51
8 Distribusi susu ibu hamil
291.103.400,- 110.240.000,- 35.05
9 Pemant. Kelas Ibu Hamil
50.400.000,- 49.560.000,- 98.33
10 Pemant. Ibu Nifas
754.720.000,- 105.400.000,- 13.96
Total 2.736.889.400,- 1.058.943.750,- 38.7
Anggaran BNPB merupakan anggaran dari Dinas Kesehatan Propinsi yang
dimasukan ke dalam kegiatan APBD Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat.
Berdasarkan tabel di atas adanya anggaran yang terealisasi hanya 38,7% hal ini
disebabkan karena :
1. Balita gizi buruk yang dirawat inap tidak memerlukan hari rawatan selama 30
hari lamanya.
2. Balita yang dirawat minta pulang paksa dengan alasan masalah ekonomi dan
anak yang lainnya di tinggal di rumah.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 128
3. Balita gizi buruk ada yang dirujuk ke RSUD dan RSUP dengan alasan balita
tersebut tidak dapat ditangani di puskesmas karena adanya penyakit penyerta.
4. Tidak semua balita gizi buruk rawat inap memerlukan pemeriksaan
laboraturium dan pembelian obat lainnya.
5. Adanya kasus gizi buruk yang tidak mau dirawat inap di puskesmas Nanggalo
dengan alasan tidak ada yang menjaga dll.
6. Untuk kegiatan BNPB disebabkan waktu yang singkat dan pertanggung
jawaban yang terlalu sulit.
Hasil kegiatan program gizi selama tahun 2010 dapat dilihat sebagai berikut :
A.1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga ( UPGK )
UPGK ini melakukan banyak kegiatan dalam rangka perbaikan gizi
bagi keluarga, di mana sasarannya adalah masyarakat terkecil yaitu
keluarga. Kegiatannya adalah :
1. Penyuluhan Gizi ke Masyarakat
Kegiatan ini biasanya dilakukan kepada sasaran di posyandu,
kunjungan posyandu adalah ibu-ibu yang mempunyai balita serta ibu- ibu
hamil. Melalui kegiatan penyuluhan diposyandu ini diharapkan ibu-ibu dapat
mengetahui dan melakukan perilaku gizi di dalam keluarga. Penyuluhan
dengan memberikan materi-materi beragam yang berhubungan dengan
masalah gizi tetapi sebagian besar penyuluhan ini belum jalan secara
maksimal di posyandu. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya kelas ibu
hamil dan kelas ibu balita penyuluhan tidak hanya dilakukan di posyandu
sehingga permasalahan gizi yang ditemui di posyandu (masyarakat) maupun
di keluarga dapat teratasi dengan baik.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 129
2. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A
Dalam penanggulangan KVA ini dilakukan kegiatan pemberian Vitamin
A secara rutin kepada bayi ( 6 – 11 bln ) dan anak balita ( 1 – 5 thn ) yang
diberikan pada bulan Februari dan Agustus. Pemberian Vit A pada Bulan
Februari untuk bayi (6-11 bulan) Kota Padang hanya 81.92% dari target
yang ditetapkan 80 %, sementara untuk anak balita hasil yang dicapai sebesar
84.67% Sedangkan untuk pencapaian pada Bulan Agustus 2010 terlihat bayi
(6- 11 bln) 82,89% keadaan telah melebihi target yang ditetapkan walaupun
hanya 2.89% melebihi target. Sedangkan anak balita 84.34%. Apabila
dibandingkan dengan pencapaian tahun 2009 cendrung mengalami
peningkatan pada bulan Februari tetapi pada bulan Agustus cendrung
mengalami penurunan. Jika dilihat pencapaian masing-masing puskesmas
masih ada puskesmas yang belum mencapai target yang ditetapkan yaitu
puskesmas Lubuk Buaya, Lubuk Begalung, Air Tawar, Ulak Karang, Seberang
Padang dan Pemancungan.
Hal ini disebabkan karena sasaran yang diberikan berdasarkan data
BPS terlalu tinggi dari sasaran yang sebenarnya, karena wilayah kerja
puskesmas Air Tawar merupakan wilayah yang penduduknya sebagian besar
adalah mahasiswa yang mana wilayah Air Tawar adalah daerah yang
mempunyai 2 buah perguruan tinggi, sedangkan untuk puskesmas lainnya
banyak penduduk yang mengungsi atau pindah ke daerah lain yang
disebabkan kondisi Kota Padang yang rawan bencana. Secara rinci
pencapaian cakupan Vit A kota Padang adalah sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 130
Tabel 7.13. Hasil Pencapaian Vit A Bayi dan Anak Balita
Kota Padang Bulan Februari & Agustus Tahun 2010
No
Bulan
SASARAN
Pencapaian Bayi
Pencapaian A. Balita
Bayi A.Balita ABS % ABS % 1 Februari 10.971 71.158 8.987 81.92 60.248 84.67
2 Agustus 10.993 71.164 9.112 82.89 60.023 84.34
Jika dibandingkan dengan tiga tahun sebelummnya (2007, 2008 dan 2009)
terlihat pada grafik di bawah ini :
Grafik 7.57. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A Balita (6-59 Bln)
Kota Padang Tahun 2007 – 2010
84,2
81,8
83,383,3
80,5
81
81,5
82
82,5
83
83,5
84
84,5
2007 2008 2009 2010
Terlihat pada grafik di atas pendistribusian kapsul vitamin A selama 2
tahun (2007-2008) tidak mengalami penurunan, tetapi pada tahun 2009 terjadi
penurunan sebesar 1,5% (81.8%), dan pada tahun 2010 kembali terjadi
peningkatan (2.4%) dan telah mencapai target (80%) yang ditetapkan. Meskipun
demikian tetap harus di tingkatkan karena hanya 4% melebihi dari target yang
diharapkan. Berarti masih ada sekitar 20% balita yang belum menerima kapsul
vitamin A dan kemungkinan balita tersebut tidak datang keposyandu dan tidak
terpantau pertumbuhannya. Oleh karena perlu ditingkatkan kembali kerja sama
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 131
dengan lintas program dan lintas sector terutama pada bidan praktek swasta dan
juga balai pengobatan lainnya, selain itu perlu juga ditingkatkan pencatatan dan
pelaporan oleh tenaga gizi dan juga Pembina wilayah posyandu di masing-
masing puskesmas yang ada di Kota Padang dan tetap melakukan sweeping
balita.
Pemberian kapsul vitamin A tidak hanya diberikan untuk balita saja tetapi
juga untuk ibu nifas sebanyak 2 kapsul yaitu setelah melahirkan dapat 1 kapsul
dan setelah 24 jam mendapatkan 1 kapsul berikutnya. Jika dilihat selama empat
tahun berturut-turut seperti grafik dibawah ini :
Grafik 7.58. Cakupan Pendistribusian Kapsul Vitamin A Ibu Nifas
Kota Padang Tahun 2007 – 2010
82,6
79,278,8
75,2
70
72
74
76
78
80
82
84
2007 2008 2009 2010
Grafik diatas terlihat trend pendistribusian kapsul vitamin A ibu nifas
cenderung meningkat walaupun sangatlah sedikit dan tahun 2010
pendistribusian telah mencapai target (80%). Berdasarkan grafik terlihat hanya
tahun 2010 yang telah mencapai target, hal ini disebabkan masih kurangnya
penyuluhan kepada bidan praktek swasta dan bidan yang bertugas di klinik
bersalin puskesmas tentang pentingnya pemberian vitamin A dan juga
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 132
penyuluhan kepada ibu hamil pada saat trimester terakhir (ANC IV) tentang
pemberian vitamin A pada saat ibu bersalin.
3. Penanggulangan Anemia Gizi Besi
Penanggulangan anemia gizi besi dilakukan kegiatan pemberian tablet
Fe kepada ibu hamil dan ibu nifas. Pemberian tablet Fe ini dimaksudkan agar
ibu hamil tidak mengalami anemia semasa hamil dan perdarahan waktu
melahirkan dan ibu nifas tidak anemi karena telah banyak kehilangan darah
sewaktu melahirkan. Pemberian Fe ini sangat penting karena pada umumnya
ibu hamil kurang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung Fe
sehingga perlu diberi tambahan dari tablet Fe. Pemberian Tablet Fe ini
diberikan kepada semua ibu hamil sebanyak 90 tablet. Pemberian Fe ini
seiring dengan kunjungan ibu hamil K1 dan K4, dimana Fe 1 diberikan pada
saat K1 dan Fe3 diberikan saat K4. Untuk Kota Padang pencapaian
pemberian Fe 3 selama empat tahun terlihat pada grafik :
Grafik 7.59. Cakupan Pendistribusian Fe 3 Ibu Hamil Kota Padang
80,6
89,1590,75
86,7
74
76
78
80
82
84
86
88
90
92
2007 2008 2009 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 133
Cakupan pendistribusian Fe 3 untuk ibu hamil terlihat trend kenaikan
sejak tahun 2007 sampai tahun 2009 tetapi pada tahun 2010 terjadi
penurunan tetapi masih tercapai target yang ditetapkan (85%).
4. Penanggulangan Kasus Gizi buruk
Dalam penanggulangan kasus gizi buruk yang terjadi pada balita
dilakukan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan ( PMT-P )
yang bertujuan untuk meningkatkan berat badan balita sehingga mencapai
status gizi yang lebih baik. Pemberian PMT dilakukan melalui dana APBD
Kota Padang berupa pemberian susu frisian flag 0-6, 123 dan 456 untuk 50
balita. Selain dari bantuan APBD juga diterima bantuan MP-ASI dari BNPB
Propinsi Sumatera Barat berupa biskuit dan bubur. Dari jumlah kasus yang di
temukan sebanyak 100 kasus kurus sekali dan meninggal 1 kasus dari
Puksesmas Lubuk Kilangan serta 548 kasus gizi buruk dan kurang. Kasus
yang ditemukan merupakan hasil dari penimbangan yang dilakukan di seluruh
posyandu.
Tetapi tidak semua kasus dibantu oleh APDB yang dibantu hanya dari
keluarga miskin baik yang mempunyai kartu jamkesmas, jamkesda maupun
yang tidak mempunyai kartu tetapi merupakan keluarga miskin. Dengan
diterimanya bantuan dari BNPB seluruh balita dapat dibantu baik keluarga
miskin maupun non gakin. Dari jumlah dibantu lebih kurang 90 % balita naik
berat badannya, tetapi masih juga ditemui sebanyak 10% dari kasus yang
bantu tidak megalami kenaikan berat badanya disebabkan adanya penyakit
penyerta seperti kelainan bawaan (atresiani), penyakit TBC, Cacat bawaan,
Pembengkakan Kelenjar, Kelainan Kulit, Kelainan usus, dan penyakit lainnya.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 134
Selain itu tahun 2010 ini Kota Padang tetap melakukan penanggulangan
kasus balita gizi buruk dipuskesmas Nanggalo sebagai puskesmas rujukan
yang melakukan kegiatan rawat inap dan jalan. Pada tahun 2010 kasus balita
gizi buruk kurus sekali dengan indikator BB/TB yang sudah dapat ditangani di
puskesmas Nanggalo tahun 2010 sebanyak 9 Kasus terdiri dari :
Tabel 7.14. Jumlah Balita Gizi Buruk yang Dirawat di Puskesmas Nanggalo dan Di Rumah Sakit tahun 2010
No Tempat rawatan Rujukan dari Jumlah Ket
1. HC. Nanggalo HC Rawang 1 Orang
(9 orang) HC Pagambiran 1 Orang
HC Bungus 1 Orang
HC Andalas 1 Orang
HC Belimbing 1 Orang
HC Lubuk Begalung 1 Orang
HC Air Tawar 1 Orang
HC Lubuk Buaya 2 Orang
2. RSUP HC Lubuk Kilangan 1 Orang (+)
3. RSUD HC Lubuk Buaya 1 Orang
4. RS.Yos Sudarso HC Lubuk Buaya 1 Orang
Kegiatan yang dilakukan pada puskesmas rawatan ini adalah konsultasi
dengan doketr ahli anak dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Padang bekerja
sama dengan RSUD, Pemeriksaan laboraturium serta penyuluhan kepada orang
tua atau pendamping balita gizi buruk.
Selama rawat inap balita gizi buruk diberikan perlakukuan sesuai dengan
penangan kasus gizi buruk selama beberapa hari sampai kondisi balita tersebut
menjadi gizi kurang atau gizi baik dan selanjutnya dipulangkan untuk dilakukan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 135
rawat jalan dengan konsultasi tetap ke puskesmas Nanggalo serta tetap dipantau
oleh tenaga gizi dan dokter puskesmas masing-masing.
Selain rawat inap juga dilakukan rawat jalan balita gizi buruk yang kondisi
kurus atau kurus sekali yang tidak mau dirawat inap. Jumlah balita rawat jalan
sebanyak 14 kasus yang merupakan pasien yang dirawat inap dan kasus gizi
buruk di puskesmas Nanggalo.
Berdasarkan hasil di atas terlihat terjadinya penurunan jumlah kunjungan
ke puskesmas Nanggalo untuk dilakukan rawat inap dari 16 kasus menjadi 9
kasus. Terjadinya penurunan kasus dikarenakan adanya balita gizi buruk yang
tidak mau dirawat dengan alasan ekonomi, kasus yang dirujuk bukan merupakan
kasus gizi buruk, dan lain-lain.
Meskipun demikian dalam pelaksanaan penanggulangan balita gizi buruk
dipuskesmas Nanggalo masih banyak ditemui kendala terutama orang tua balita
gizi buruk masih keberatan untuk dirawat dengan berbagai alasan dan juga
adanya kasus pulang paksa sebanyak 1 kasus, rata-rata balita yang dirawat
sembuh dengan kenaikan berat badan perhari 330 gram dengan rata-rata hari
rawatan 14 hari. Pasien yang dirawat merupakan dari keluarga miskin
seluruhnya.
Oleh karena masih perlu peningkatan penyuluhan kepada seluruh ibu
balita dalam penanggulangan kasus gizi buruk demikian juga kepada pembina
wilayah untuk dapat memberikan motivasi kepada orang tua balita sehingga
kasus gizi buruk yang ditemukan dapat dilakukan perawatan sesuai dengan
prosedur penangan kasus gizi buruk yang sebenarnya.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 136
Grafik 7.60. Grafik kasus Balita Gizi Buruk Kota Pa dang Tahun 2010
A.2. Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodi um ( Gaky )
1. Pemeriksaan Garam Beryodium dimasyarakat
Kegiatan lain yang dilakukan dalam usaha perbaikan gizi keluarga
salah satunya adalah penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY). Pelaksanaan yang dilakukan dalam penanggulangan
masalah akibat kekurangan garam beryodium adalah dengan melakukan
pemantauan garam beryodium ditingkat masyarakat melalui pemeriksaan
garam di posyandu selain itu juga dilakukan pemeriksaan garam melalui
survey pementauan status gizi dan keluarga sadar gizi (PSG dan Kadarzi).
Berdasarkan hasil pemeriksaan garam di masyarakat dilakukan
pemeriksaan di 20 kelurahan pada masing-masing posyandu. Masing-
masing kelurahan mengambil 32 sampel. Berdasarkan hasil pemeriksaan
garam terlihat keluarahan yang mengkonsumsi garam beryodium terlihat
dari 20 kelurahan sebanyak 17 (85%) keadaan ini mengalami penurunan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 137
dibandingkan tahun 2009 (86.1%) tetapi jika dibandingkan dengan tahun
2008 (72%) mengalami peningkatan. Sedangkan berdasarkan hasil survey
yang dilakukan diseluruh Kota Padang (104 Kelurahan) dengan jumlah 3300
sampel. Hasil yang ditemukan sebanyak 86.3% sampel yang menggunakan
garam beryodium, keadaan ini mengalami penurunan dibandingkan tahun
2009 (98,18%) atau sekitar 11.88%. Sumber dana dalam pelaksanaan
pemeriksaan garam beryodium berasal dari dana Puskesmas dan APBN
Dinas kesehatan Propinsi Sumatera Barat (PSG dan Kadarzi).
Dalam penanggulangan akibat gangguan kurang yodium ini Dinas
Kesehatan Kota Padang membentuk Tim Pokja Gaky yang melibatkan lintas
sektor seperti Bappeda, Deperindag, Hukum dan lintas sektor yang terkait.
Program kerja dari Tim Pokja Gaky seperti pemeriksaan garam ke pasar,
pertemuan tim pokja gaky, survey pemetaan gaky serta pembuatan perda
penggunaan garam beryodium di pasar serta penyuluhan dimasyarakat.
Meskipun telah terjadi perbaikan di masyarakat dalam mengkonsumsi garam
beryodium tetapi masih perlu ditingkatkan kewaspadaan oleh Tim Pokja
Gaky Kota Padang karena masih ditemukan dimasyarakat yang
mengkonsumsi garam tidak mengandung yodium. Oleh sebab itu
penanggulangan GAKY bukan saja masalah dinas kesehatan tetapi banyak
lintas sektor yang terkait contohnya deperindag yang lebih berwenang dalam
peredaran garam di pasaran, begitu juga dengan lintas sektor lain seperti
Dinas Pasar, Bappeda yang tergabung dalam Pokja Gaky. Selain itu masih
minimnya penyuluhan tentang pentingnya penggunaan garam beryodium
dan juga cara penyimpanan garam yang mengandung yodium ke
masyarakat.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 138
2. Pendistribusian Kapsul Minyak Beryodium
Pendistribusian kapsul minyak beryodium pada tahun 2010 tidak
dilakukan hal ini berdasarkan instruksi dari kementrian kesehatan.
A.3. Konseling Gizi
Konseling gizi adalah salah satu cara untuk menunjang kegiatan
UPGK, dimana melalui konseling gizi ini diharapakan keluarga tahu,
memahami dan melaksanakan gizi dalam rumah tangga mereka sehingga
tercipta keluarga mandiri sadar gizi ( Kadarzi ). Pada tahun 2010 ini kegiatan
kadarzi dilakukan dengan survey PSG dan Kadarzi dengan menggunakan
dana APBN Propinsi Sumatera Barat. Dari jumlah sampel 3300 yang
tersebar di seluruh kelurahan dalam wilayah kerja puskesmas menunjukan
70% keluarga yang sadar gizi. Oleh karena itu masih perlu ditingkatkan
penyuluhan baik di puskesmas maupun di posyandu.
A.4. Pojok Gizi ( POZI )
Pojok gizi adalah kegiatan konseling yang dilakukan oleh petugas gizi
puskesmas kepada klien individu yang datang untuk berkonsultasi mengenai
diet untuk penyakit. Pasien yang datang ke Pozi adalah rujukan dari BP dan
KIA. Dalam pojok gizi ini petugas memberikan anamnesa dan diet si pasien
sesuai dengan penyakit yang diderita. Pasien yang dirujuk ke bagian gizi
adalah pasien gizi lebih, KEP, Hipertensi, DM dan Penyakit Lain-lainnya.
Berdasarkan hasil kunjungan pojok gizi yang dilakukan di puskesmas terlihat
seperti tabel di bawah ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 139
Tabel 7.15. Jumlah Kunjungan Pojok Gizi Berdasarkan Kasus
Selama Tahun 2010
No Kasus Jumlah kunjungan
1
2
3
4
5
Gizi lebih
KEP
Hipertensi
DM
DLL
123
2526
363
933
829
Jumlah 4.774
Berdasarkan tabel di atas ternyata masih tingginya kunjungan kasus
KEP, sedangkan kasus lainnya masih perlu ditingkatkan kerja antara BP dan
KIA. Jumlah kunjungan kasus ini merupakan kasus baru maupun kasus
lama yang perlu mendapatkan perhatian baik oleh petugas gizi maupun
dokter dan perawat atau bidan.
A.5. Usaha Perbaikan Gizi Institusi
Usaha Perbaikan Gizi Institusi adalah kegiatan program gizi yang
dilakukan kepada institusi seperti sekolah, panti, industri dan lembaga
pemasyarakatan. Untuk kegiatan gizi institusi ini masih belum maksimal
berjalan karena petugas gizi yang masih satu orang di masing-masing
puskesmas. Kegiatan gizi institusi ini baru terlaksana pada sekolah yaitu
dengan melaksanakan Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan Anak
Sekolah ( PMT-AS ). Dalam hal ini petugas gizi bertugas menentukan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 140
kecukupan gizi makanan kudapan sesuai dengan yang dianjurkan. Kota
Padang sekolah yang mendapat PMT-AS sebanyak 16 sekolah.
A.6. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi ( SKPG )
Dalam program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi ( SKPG ) merupakan
kegiatan gizi yang menggambarkan secara kelompok masyarakat atau
wilayah. Kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah :
1. Pemantauan Status Gizi ( PSG )
Pemantauan Status gizi ini merupakan kegiatan pengukuran berat
badan dan tinggi badan balita untuk mengetahui status gizi balita.
Berdasarkan status gizi balita yang diukur tersebut akan diketahui prevalensi
status gizi balita kota Padang. PSG ini dilakukan satu kali dalam setahun dan
prevalensi inilah yang dipakai untuk menggambarkan wilayah kecamatan di
kota Padang. Pada tahun 2010 bulan Juli dilakukan survey PSG dan Kadarzi
di seluruh kelurahan di wilayah kerja puskesmas (104) kelurahan, dengan
jumlah sampel sebanyak 3338 balita. Berdasarkan hasil PSG dan Kadarzi
prevalensi balita sangat kurang (Buruk) dengan indikator BB/U sebesar
3.68%, jika dibandingkan dengan tahun 2009 (2.3%), 2008 (2.5%), 2007
(2,2%) terjadi peningkatan jumlah kasus balita gizi buruk. Sedangkan
prevalensi balita yang sangat kurus sekali (BB/TB) pada tahun 2010 sebesar
2.22%, keadaan ini meningkat dibandingkan 3 tahun yang lalu 2007 (1.5%),
2008 (1,6%) dan 2009 (0.7%). Jika dibandingkan dalam tiga tahun terlihat
terjadi peningkatan kasus gizi buruk di Kota Padang.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 141
Grafik 7.61. Prevalensi Status Gizi Buruk (BB/U) da n Kurus Sekali (BB/TB)
Di Kota Padang Tahun 2007 – 2010
2,22
3,68
0,71,61,5
2,3
2,52,2
0
1
2
3
4
5
6
7
2007 2008 2009 2010
BB/TB BB/U
Dari grafik terlihat status gizi berdasarkan indikator BB/U dan BB/TB
cendrung meningkat dari tiga tahun sebelumnya. Oleh karena itu perlu
ditingkatkan sweeping terhadap balita yang tidak memantau pertumbuhan berat
badannya setiap bulan di posyandu, selain itu perlu ditingkatkan pula kerjasama
dan keterlibatan lintas sektor lintas program dalam menangani penyebab
masalah gizi buruk.
Selain prevalensi status gizi, hasil PSG menunjukan daerah rawan gizi
yang perlu mendapatkan perhatian baik oleh lintas sektor, seperti pada table di
bawah ini :
Tabel 7.16. Gambaran Kecamatan Rawan Gizi dari Tahu n 2008 – 2010
No Kecamatan Rawan Gizi
2008 2009 2010
1 Kuranji Kuranji Kuranji
2 Padang Selatan Padang Selatan Padang Selatan
3 Padang Timur Padang Barat Padang Barat
4 Lubuk Begalung Lubuk Begalung Lubuk Begalung
5 - Lubuk Kilangan Lubuk Kilangan
6 Koto Tangah Koto Tangah -
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 142
Berdasarkan tabel di atas, terlihat yang merupakan kecamatan rawan
gizi tahun 2009 dan 2010 adalah kecamatn yang sama, hal ini perlu diwaspadai
karena daerah ini merupakan daerah yang tinggi gizi buruk dan kurang. Jika
dilihat berdasarkan data kemiskinan di Kota Padang seperti tabel di bawah ini :
Tabel 7.17. Jumlah Penduduk Miskin Di Kota Padang T ahun 2010
No Kecamatan Peserta
RTM Jiwa 1 Koto Tangah 6.584 33.481 2 Padang Utara 2.357 11.251 3 Padang Barat 2.677 11.739 4 Padang Timur 3.448 16.581 5 Padang Selatan 3.419 16.153 6 Nanggalo 1.481 7.599 7 Kuranji 5.520 27.616 8 Pauh 2.233 11.450 9 Lubuk Kilangan 2.009 9.211 10 Lubuk Begalung 6.554 31.099 11 Bungus 1.817 8.821 Padang 38.099 185.001 Sumber : Bappeda Kota Padang
Berdasarkan tabel di atas terlihat jumlah penduduk miskin (RTM dan
Jiwa) yang terbanyak merupakan kecamatan rawan gizi seperti Koto Tangah,
Padang Barat, Padang Timur, Padang Selatan, Kuranji, Lubuk Kilangan, dan
Lubuk Begalung. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kembali SKPG (Sistim
Kewaspadaan Pangan dan Gizi) di Kota Padang yang anggotanya adalah lintas
sektor seperti Instansi Pertanian, Ketahanan Pangan, Deperindang serta
Instansi lainnya. Selain itu perlu ditingkatkan Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS-Gizi) di setiap puskesmas yang akan memberikan data secara terus
menerus secara cepat dan akurat dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan masalah gizi.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 143
Selain PSG juga dilakukan penimbangan massal yang dilaksanakan satu
kali setahun yang berguna untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
keposyandu dan juga untuk melacak kasus gizi buruk yang tidak terpantau
setiap bulan melalui kegiatan posyandu Selain itu kegiatan yang juga rutin
dilakukan penimbangan tiap bulan melalui kegiatan posyandu sehingga dapat
dilihat status pertumbuhan balita dari bulan ke bulan. Selain pemantauan balita
bulanan ini dapat juga dilihat berapa kunjungan penimbangan di posyandu dan
juga dapat melihat balita yang naik berat badannya, yang tidak naik berat
badanya serta balita dibawah garis merah, selain itu dapat juga dilihat balita
yang naik sesuai garis pertumbuhan.
Kunjungan balita atau parsitipasi masyarakat (D/S) di Kota Padang yang
ke posyandu pada tahun 2010 sebesar 57.92% walaupun masih jauh dari
target yang diharapkan (65%) tetapi keadaan ini meningkat dibandingkan tiga
tahun yang lalu 2007 (43.9%), 2008 (42.4%) dan tahun 2009 51.07%.
Sedangkan N/D tahun 2010 sebesar 83.54% keadaan ini masih jauh diwah
target 88%. Measkipun demikian keadaan ini terus meningkat dibandingkan
dengan tahun 2007 (77.2%), 2008 (78.3%) dan 2009 (86.67%). Untuk data
BGM/D tahun 2010 balita BGM yang data keposyandu dan ditimbang sebesar
1.06%, keadaan ini menurun dibandingkan tahun 2007 (2.06%), 2008 (2.2%),
dan 2009 (1.24%). Jika dibandingkan selama tiga tahun sebelumnya pada
masing-masing indikator terlihat pada grafik di bawah ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 144
Grafik 7.62. Indikator SKDN Kota Padang Tahun 2007 - 2010
57,92
83,54
51,07
42,443,9
81,6778,377,2
1,061,242,22,06
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2007 2008 2009 2010D/S N/D BGM/D
Berdasarkan grafik di atas terlihat semua indikator SKDN mengalami
peningkatan tetapi apabila tingkat partisipasi masyarakat belum mencapai target
yang diharapkan berarti masih banyak balita yang tidak diketahui
pertumbuhannya setiap bulan sehingga pada saat dilakukan survey pemantuan
balita gizi buruk maka sering balita yang tidak terpantu terkadang menjadi
sampel pada saat survey. Hal ini menyebabkan tingginya kasus gizi buruk di
Kota Padang. Selain itu balita yang tidak pernah atau terkadang keposyandu
sering kali menjadi balita gizi buruk pada saat berkunjung ke puskesmas untuk
melakukan pengobatan.
Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan partisipasi masyarakat pada
bulan-bulan berikutnya dengan inovasi dan kreatifitas dari kader, pembina
wilayah, dan lintas sektor lainnya karena posyandu bukan milik kesehatan tetapi
milik masyakat. Selain itu perlu ditingkatkan surveilans gizi dan pelacakan kasus
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 145
balita BGM yang tidak datang keposyandu hal ini untuk mengantisipasi tidak
terjadinya balita gizi buruk sebenarnya (kurus sekali).
Jika berdasarkan perpuskesmas di Kota Padang terlihat seperti grafik di bawah
ini:
Grafik 7.63. Hasil Pencapian SKDN Perpuskesmas
Sekota Padang Tahun 2010
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
D/S (65%) 77,37 76,87 67,98 67,07 64,34 63,44 63,01 62,98 60,71 59,21 54,7 53,96 53,88 50,22 49,05 45 44,64 43,67 41,02 30,71 57,92
N/D' (80%) 84,17 71,17 80,82 87,87 90,93 70,46 72,4 96,2 83,25 87,48 95,31 79,94 93,85 81,35 79,26 81,47 84 82,66 93,32 69,4 83,54
BGM/D (5%) 0,34 0,1 0,57 0,31 0,76 1,24 1,26 1,53 0,25 2,01 1,48 5,72 0,57 0,62 0,61 0,78 1,15 0,35 2,93 0,25 1,06
Lbk Buay
aPgbr Pauh
Lubeg
A.Twr
Pmc RwgS.Pd
gBung
usLuki Krji
A.Dgn
Ambc
Pdg.Psr
U.Krg
LapaiAndl
sAlai Blmb Nggl
Padang
Berdasarkan grafik di atas terlihat puskemas yang telah mencapai target
D/S hanya 4 puskesmas yaitu Lubuk Buaya (77,37%), Pagambiran (76.87%),
Pauh (67.98%) dan Lubuk begalung (67.07%), sedangkan N/D rata-rata
puskesmas telah mencapai target tetapi masih ditemukan beberapa puskesmas
yang masih jauh dari target seperti Nanggalo yang hanya 69.4%. Data BGM/D
yang harus diperhatikan yaitu puskesmas Air Dingin (5.72%).
Oleh karena itu setiap data hasil PWS Gizi yang telah dilakukan oleh
tiap-tiap puskesmas perlu dilakukan analisa dan interprestasi data yang
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 146
dilakukan oleh tenaga puskesmas yaitu pembina wilayah, tenaga gizi dan
pimpinan puskesmas serta lintas program dan lintas sector. Sehingga dapat
diketahui permasalahan dan rencana tindak lanjut disetiap wilayah kerja
puskesmas seperti sweeping balita untuk dilakukan pemantuan pertumbuhan
melalui kegiatan rutin di posyandu, meningkatkan sistim kewaspadaan dini
apabila terjadi masalah-masalah gizi, pemantauan balita gizi buruk, pelacakan
kasus gizi buruk serta evaluasi setiap program gizi di puskesmas.
2. Pemantauan Konsumsi Gizi ( PKG )
Pemantauan Konsumsi Gizi ( PKG ) adalah kegiatan melihat konsumsi
makanan masyarakat disuatu wilayah melalui Food Recall 24 jam. Untuk tahun
2010 PKG tidak dilaksanakan karena tidak tersedianya dana.
A.7. Kegiatan BNPB
Kegiatan BNPB merupakan bantuan yang disebabkan oleh peristiwa
gempa bumi yang terjadi di Kota Padang pada tanggal 30 September 2009
menyebabkan banyak penduduk kehilangan tempat tinggal dan sebahagian hidup
di tempat pengungsian yang pada umumnya mengalami tekanan fisik dan
psikologis akibat kehilangan anggota keluarga,kerabat,sanak keluarga,kehilangan
rumah tempat berteduh,pekerjaan serta sarana perekonomian.
Kerusakan akibat gempa juga dialami oleh beberapa sarana kesehatan sehingga
pelayanan kesehatan tidak berjalan dengan maksimal. Untuk mendukung
terlaksananya pelayanan kesehatan perlu dioptimalkan sarana dan prasarana
yang ada berupa peralatan medis dan non medis.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 147
Selain sarana kesehatan yang mengalami kerusakan akibat gempa yang
juga perlu mendapat perhatian yaitu kelompok rawan seperti ibu hamil, balita
kurang gizi, ibu nifas dan ibu balita. Oleh karena itu untuk mengatasi keadaan
tersebut melalaui dana BNPB dilakukan kegaiatan pendistribusian MP-ASI untuk
ibu hamil KEK, Balita Gizi buruk, kegiatan kelas ibu hamil, konseling ASI dan
pemantuan ibu nifas.
Dalam melaksanakan kegiatan BNPB tidak hanya petugas kesehatan
(puskesmas dan Dinas Kesehatan) saja yang melakukan pemantauan tetapi juga
melibatkan kader posyandu, sehingga seluruh kegiatan BNPB dapat terlaksana
dengan baik dan optimal.
Tujuan dari bantuan ini adalah tersedianya makanan pendamping asi bagi
balita, susu ibu hamil, konseling asi ekslusif, terbentuknya kelas ibu hamil dan
menyusui, terpantuannya ibu nifas. Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu hamil, ibu
balita,ibu menyusui, ibu hamil kek, balita gizi buruk.
B. Kesehatan Khusus
Dalam upaya menghadapi tantangan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, salah satu langka penting yang dilakukan adalah
peningkatan mutu pelayanan kesehatan khusus di Puskesmas dengan tujuan
1. Meningkatkan kemampuan petugas dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan kesehatan khusus meliputi
kesehatan jiwa, kesehatan kerja , kesehatan gigi dan mulut , kesehatan
olahraga serta kesehatan lansia
2. Mengevaluasi kemampuan petugas puskesmas pasca pertemuan dan
pelatihan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 148
3. Melakukan bimbingan dan mengevaluasi sistim pelakporan kesehatan
khusus.
B.1. Kesehatan Jiwa
Tabel 7.18. Cakupan Program Kesehatan Jiwa
Kota Padang Tahun 2010
No Diagnosa Jumlah Kunjungan 1 Psikosa 4597 2 Anxietas 1056 3 Depresi 454 4 Psikosomatik 290 5 Retardasi Mental 72 6 Gangguan Keswa 250 7 Penyakit Jiwa lainnya 339 8 Epilepsi 833 9 Gangguan Belajar 101 10 Pasung 0 Jumlah 7992
Tabel di atas menunjukkan bahwa penyakit gangguan jiwa yang
menempati posisi teratas Psikotik sebesar 4597 kasus keadaan ini meningkat
dibandingkan tahun 2009 yang hanya 711 kasus dan kasus terendah adalah
retardasi mental sebesar 72 kasus. Jika dibandingkan dengan tahun 2009 kasus
yang terendah yaitu depresi 95 kasus. Sedangkan untuk kasus yang perlu
mendapat perhatian bagi petugas pemegang program jiwa dan UKS yaitu
gangguan belajar sebanyak 101 kasus, sedangkan kasus yang tidak ada
dilaporakan gangguan jiwa yang dipasung.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 149
B.2. Kesehatan gigi dan mulut
Pelayanan Pengobatan gigi di Puskesmas
Tabel 7.19. Kunjungan Gigi Puskesmas se Kota Padang Tahun 2010
No Puskesmas Kunjungan BP Jumlah Baru Lama
1 Padang Pasir 2182 694 2876 2 Andalas 2566 514 3080 3 Ulak Karang 2122 340 2462 4 Alai 1919 268 2187 5 A.Tawar 942 218 1160 6 Sbrp.Padang 2143 510 2653 7 Pemancungan 726 122 848 8 Rawang 997 247 1244 9 Lubuk Buaya 2204 1034 3238 10 Air Dingin 1826 673 2499 11 Nanggalo 2725 619 3344 12 Lapai 664 82 746 13 Kuranji 1072 211 1283 14 Belimbing 1504 334 1838 15 Ambacang 2236 329 2565 16 Pauh 1635 200 1835 17 Lubuk Kilangan 1358 665 2023 18 Lubuk Begalung 1906 448 2354 19 Pagambiran 938 421 1359 20 Bungus 6814 1905 8719 Jumlah 38479 9834 48313
Kunjungan baru BP gigi tahun 2010 sebanyak 38479 keadaan ini
meningkat dibandingkan tahun 2009 yang hanya berjumlah 23912 dengan total
kunjungan 48313 dan cakupan pelayanan kesehatan gigi Puskesmas kota
Padang adalah 5,6% . Ini menggambarkan pelayanan kesehatan gigi di
Puskesmas sudah mulai mendapat tempat di masyarakat karena cakupan
pelayanan gigi melebihi target kota Padang yaitu 4 % dari jumlah penduduk.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 150
Tabel 7.20. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Puskesmas di kota Padang tahun 2010
No Puskesmas Tambalan gigi tetap Pencabutan gigi tetap
1 Seberang padang 167 739 2 Pemancungan 97 366 3 Rawang 104 319 4 Padang Pasir 732 772 5 Ulak Karang 236 793 6 Alai 280 949 7 Air tawar 51 182 8 Andalas 1073 1533 9 Lubuk Buaya 281 1048 10 Air Dingin 380 734 11 Nanggalo 185 845 12 Lapai 42 190 13 Kuranji 117 505 14 Belimbing 135 593 15 Pauh 368 1098 16 L.Kilangan 65 578 17 L.Begalung 155 735 18 Pagambiran 172 479 19 Bungus 89 435 20 Ambacang 218 1007
Jumlah 4947 13900 Ratio tambal cabut 1 3
Tabel di atas menunjukkan ratio tambal : cabut 1 : 3(4947 tambal : 13900
cabut) jika dibandingkan tahun 2009 (1:2) keadaan ini menunjukan pasien yang
datang memerlukan pelayanan yang cepat (cabut).
Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantara nya kualitas
sumber daya manusia yang memberikan pelayanan , sarana dan prasarana
perawatan gigi di Puskesmas kurang lengkap dan prilaku masyarakat yang
cendrung membutuhkan pelayanan yang cepat ( cabut ) sehingga perawatan gigi
kurang menjadi pilihan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 151
UKGM
Tabel 7.21. Kegiatan UKGM Puskesmas se Kota Padang tahun 2010
No
Puskesmas
Jml Desa yang ada
Jml Desa Dibina
%
1 Seberang padang 4 2 50 2 Pemancungan 5 3 60 3 Rawang 3 3 100 4 Padang Pasir 10 6 60 5 Ulak Karang 2 2 100 6 Alai 2 2 100 7 Air tawar 3 3 100 8 Andalas 10 7 70 9 Lubuk Buaya 7 4 57.1 10 Air Dingin 6 4 66.7 11 Nanggalo 3 3 100 12 Lapai 3 2 66.6 13 Kuranji 2 2 100 14 Belimbing 3 3 100 15 Pauh 9 6 66.7 16 L.Kilangan 7 4 57.1 17 L.Begalung 10 4 30 18 Pagambiran 5 3 60 19 Bungus 6 3 50 20 Ambacang 4 3 75
Jumlah 104 69 66,3
Dari tabel diatas dapat dilihat cakupan UKGM untuk kota Padang adalah
66,3% %, yang berarti bahwa cakupan UKGM yang dicapai lebih tinggi dari target
60 %. Jika dibandingkan dengan kegiatan UKGM pada tahun 2007 dan 2008
maka kegiatan tahun2009 meningkat dari 2 tahun sebelumnya.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 152
Integrasi Gigi dan KIA
Tabel 7.22.Integrasi Gigi dan KIA Puskesmas Se Kota Padang tahun 2010
No Puskesmas Jml Pasien
Rujukan Jml Pasien Integrasi
Cakupan Integrasi
1 Ulak Karang 994 961 96.7
2 Padang Pasir 777 741 95.4
3 Air Tawar 1101 1017 92.3
4 Alai 1676 1310 78.2
5 Lapai 1123 671 59.8
6 Air Dingin 1034 984 95.2
7 Kuranji 1172 760 64.8
8 Ambacang 5413 3219 59.5
9 Pauh 468 236 50.4
10 Lubuk Buaya 1074 944 87.9
11 Seb.Padang 4220 3538 83.8
12 Pemancungan 2216 1810 81.7
13 Rawang 2657 1624 61.1
14 Luki 2114 572 27.1
15 Pagambiran 586 582 99.3
16 Lubuk Begalung 6404 2158 33.7
17 Belimbing 586 583 99.4
18 Andalas 702 322 45.9
19 Bungus 526 352 66.9
20 Nanggalo 1245 978 78.6
Jumlah 43078 23362 54.2
Dari tabel diatas dapat dilihat cakupan kegiatan integrasi gigi dan KIA
untuk Kota Padang adalah 54.2%. Jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar
58.04, keadaan ini menurun dibandingkan tahun 2010.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 153
UKGS dan Sikat Gigi Massal
Dalam rangka kesehatan gigi anak sekolah melalui kegiatan UKS juga
dilaksanakan UKGS, dengan melakukan pemeriksaan gigi secara sederhana di
sekolah dan melakukan rujukan bagi yang memerlukan perawatan. Dari 425 buah
SD yang ada di Kota Padang hanya beberapa puskesmas yang melakukan sikat
gigi masal yaitu Pauh 4 sekolah, Bungus 6 sekolah, Seberang Padang 1 sekolah,
Lubuk Begalung 2 sekolah, Lubuk Kilangan 1 sekolah. UKGS Disamping itu untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak sekolah dalam menjaga
kebersihan gigi dan mulut, maka dilakukan peragaan sikat gigi secara massal
.Pada tahun 2010 tidak tersedia dana untuk melakukan sikat gigi massal.
B.3. Kesehatan Olah Raga
Tabel 7.23. Rekapitulasi Program Kesehatan Olah Rag a
Di Puskesmas se Kota Padang tahun 2010
No Puskemas
Jumlah Kel OR Kel OR Di
Bina
SDM yg di latih Peralatan OR
Sanggar Lansia Lain -lain
Medis Para medis
Jumlah
1 U.Karang 2 8 2 2 1 2 0 2 Pdg.pasir 4 25 10 2 2 2 5 3 A.Tawar 2 6 2 2 1 1 1 4 Alai 1 4 1 1 1 1 1 5 Lapai 2 8 2 2 1 1 1 6 A.Dingin 1 10 1 1 1 1 1 7 Kuranji 1 22 1 1 1 1 1 8 Ambacang 1 6 1 1 1 1 0 9 Pauh 1 12 2 2 1 1 0
10 Lbk.Buaya 2 10 5 5 1 1 1 11 S.Padang 2 3 5 5 1 1 1 12 Pemancungan 1 10 3 3 1 1 0 13 Rawang 2 4 3 3 1 1 0 14 Luki 2 14 6 6 1 1 0 15 Pagambiran 1 10 2 2 1 1 0 16 Lubeg 2 12 2 2 1 1 0 17 Belimbing 2 3 4 4 1 1 0 18 Andalas 2 8 2 2 1 1 0 19 Bungus 1 7 3 3 1 1 0 20 Nanggalo 2 14 3 3 1 1 0
Jumlah 34 186 58 52 21 2 12
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 154
Dari tabel diatas dapat dilihat kelompok olahraga sudah merata diseluruh
Puskesmas dikota Padang, dimana jumlah kelompok olah raga berjumlah 278
kelompok dan yang telah dilakukan pembinaan berjumlah 52 kelompok ( % ).
B.4. Program Kesehatan Lansia
Salah satu dampak pembangunan kesehatan adalah meningkatnya umur
harapan hidup waktu lahir yang berakibat meningkatnya jumlah usia lanjut
dengan berbagai masalah dan kebutuhan bagi usia lanjut di bidang
kesehatan.
Indikator program kesehatan lansia yang akan dicapai pada tahun 2010 –
2014:
1. Jumlah puskesmas yang mengembangkan program kesehatan usia lanjut
2. Jumlah puskesmas santun usia lanjut
3. Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut
4. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 155
Hasil kegiatan program lansia Pada tahun 2010 :
Tabel 7.24. Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia
Perpuskesmas Tahun 2010
No Puskesmas Jml Kel
Jml Posy
Sasaran Lansia
Jumlah Lansi a Yg Hadir Jml % 45-59 60-69 >70
1 Padang Pasir 10 25 4720 1488 600 218 2266 48.0 2 S.Padang 4 3 1543 479 433 372 1284 83.2 3 Pemancungan 5 10 1343 471 331 295 1097 81.7 4 Rawang 3 4 1865 198 189 142 529 28.4 5 Andalas 10 8 6578 364 288 232 884 13.4 6 Ulak Karang 2 8 1655 376 404 240 1020 61.6 7 Alai 2 4 1810 287 834 180 1301 71.9 8 A.Twr 3 6 2293 829 621 348 1798 78.4 9 Bungus 6 7 1835 182 201 136 519 28.3 10 Lubeg 10 12 4326 186 240 130 556 12.9 11 Pgbran 5 10 3393 1226 781 488 2495 73.5 12 Luki 7 14 3208 924 851 553 2328 72.6 13 Pauh 9 12 3973 667 626 462 1755 44.2 14 Belimbing 3 3 3880 1131 509 413 2053 52.9 15 Kuranji 2 22 1657 525 337 266 1128 68.1 16 Ambacang 4 6 3190 526 461 243 1004 31.5 17 Nanggalo 3 14 2666 290 652 222 1164 43.7 18 Lapai 3 8 1739 405 452 281 1138 65.4 19 Air Dingin 6 10 3440 722 568 559 1849 53.8 20 Lubuk Buaya 7 10 8290 377 398 260 1035 12.5 Padang 104 196 63404 13482 11312 7550 27203 42.9
Berdasarkan tabel di atas terlihat cakupan pelayanan lansia sebesar
42.9%, keadaan ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 30%. Sedangkan
jumlah posyandu sebanyak 196 posyandu berarti masing-masing kelurahan telah
memiliki posyandu lansia disetiap puskesmas.
Usia lanjut merupakan salah satu kelompok rentan sehingga adanya
penyakit yang sering dijumpai pada lansia. 10 penyakit terbanyak berdasarkan
hasil kegiatan di puskesmas dan posyandu terlihat seperti di bawah ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 156
Tabel. 7.25. Penyakit Terbanyak Pada Usia Lanjut Be rdasarkan Hasil
Pemeriksaan Kesehatan Tahun 2010
No Jenis Penyakit Jml Kasus 1 ISPA 14.264 2 Peny.Pada Sistim Otot dan Jaringan Pengikat 14.029
3 Tekanan Darah Tinggi 11.600 4 Gastritis 11.560 5 Gangguan Penglihatan 4.543 6 Vertigo 4.529 7 Peny.Infeksi Kulit 4.436 8 Jantung 3.802 9 Alergi Kulit 2.993
10 Diabetes 2.765 Jumlah 71.528
Jika dilihat dari 10 penyakit ternyata penyakit yang terbanyak yaitu ISPA
(14.264 kasus), sedangkan penyakit yang terendah sebanyak 2.765 penyakit
Diabetes Militus. Indikator program lansia yang lainnya yaitu puskesmas yang
telah melaksanakan santun usia lanjut.
Dalam program pembangunan nasional yang akan datang, perhatian
kepada kelompok lanjut usia dapat dilakukan melalui puskesmas Santun Lansia
dengan berbagai kegiatan. Hal ini diharapkan sebagai salah satu acuan bagi
pengelola program kesehatan lanjut usia dalam melakukan peningkatan kualitas
dengan pengembangan pelayanan. Pada tahun 2010 di Kota Padang puskesmas
santun lansia baru 4 puskesmas yaitu Nanggalo, Kuranji, Lubuk Buaya dan Pauh,
keadaan ini telah mencapai target yang diharapkan dari
(4 Puskesmas).
7.4.2. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar & Rujukan mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap peningkatan mutu
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 157
pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit serta pengelolaan
manajemen dan pengembangannya.
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan pada tahun 2010
memperoleh anggaran sebesar Rp. 70.320.000,-. Anggaran ini jauh lebih
kecil dibandingkan anggaran tahun 2009. Berikut realisasi kegiatan tahun
2010.
1. Kunjungan dokter spesialis (Spesialis Penyakit Dalam, Mata, Anak,
Kebidanan) ke Puskesmas dengan dana sebesar Rp. 28.000.000,,-
terealisasi Rp. 21.7000.000,- (77,5%).
2. Pelaksanaan P3K dengan dana Rp. 15.960.000.- terealisasi 100%.
3. Bimbingan teknik Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas dengan dana
Rp. 3.800.000,- terealisasi 100%.
4. Bimbingan teknik Program PHN Puskesmas dengan dana Rp. 2.800.000,-
terealisasi 100%.
5. Bimbingan teknik Program Kesehatan Indera Puskesmas dengan dana Rp.
2.400.000,- terealisasi 100%.
6. Bimbingan teknik Lokakarya Mini Puskesmas dengan dana Rp. 7.320.000,-
terealisasi Rp. 6.900.000 (95 %).
7. Bimbingan teknis Sistem Pelaporan Rumah Sakit dengan dana
Rp.3.780.000.- dan terealisasi terealisasi 100%
8. Honor panitia pelaksana kegiatan PKD dengan dana Rp.2.055.000,-
terealisasi 100%.
9. Belanja alat tulis kantor sebesar Rp. 3.207.000,- terealisasi 100%.
10. Belanja penggandaan fotocopy untuk program Rp. 998.000,- terealisasi
100%.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 158
Dari total anggaran Rp. 70.320.000,- pada tahun 2010 terealisasi
sebanyak Rp.62.895.000- yaitu 89,5 %. Anggaran 2010 tersebut tidak bisa
terealisasi 100% karena kunjungan dokter spesilis ke Puskesmas hanya
terealisasi 77,5% . Hal ini disebabkan adanya rencana pemotongan
anggaran di bulan November sehingga kunjungan Spesialis ke beberapa
Puskesmas di bulan Desember dihentikan.
A. Kunjungan Puskesmas
Puskesmas dan jajarannya sebagai ujung tombak dari sistem
kesehatan di Indonesia berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga
serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sebagai pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama, semua penduduk di Kota Padang sudah
memanfaatkannya. Ini terlihat dari jumlah kunjungan Puskesmas pada tahun
2010 sebanyak 1.773.943 kunjungan yang terdiri dari kunjungan bayar
sebanyak 202.434, kunjungan Askes sebanyak 144.805, kunjungan
masyarakat miskin (Jamkesmas & Jamkesda) sebesar 225.514 kunjungan
dan kunjungan gratis sebanyak 1.403.624 . Kunjungan terbanyak adalah di
Puskesmas Lubuk Buaya dan paling sedikit di Puskesmas Rawang .
Pada tahun 2010 ini, terjadi peningkatan Visit rate dari 1,62 pada
tahun 2009, menjadi 2,07 (jumlah penduduk Kota Padang 856.815 jiwa). Hal
ini kemungkinan disebabkan karena disamping pengobatan di Puskesmas
gratis juga adanya kunjungan spesialis di beberapa Puskesmas.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 159
Grafik 7.64.Kunjungan Puskesmas berdasarkan jenis k unjungan
di Kota Padang Tahun 2010
Tabel 7.26. Jumlah Kunjungan Puskesmas di Kota Padang tahun 2010
NO
PUSKESMAS
ASKES KS UMUM TOTAL 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010
1 Seb Padang 4355 5.735 4921 4.915 27863 43.594 37139 54.244 2 Pemancungan 1718 1.931 7841 8.132 23238 40.787 32797 50.850 3 Rawang 2040 1.826 10693 10.346 28315 25.670 41048 37.842 4 Padang Pasir 13478 11.127 14280 10.169 75109 98.429 102867 119.725 5 Ulak Karang 7556 6.842 10829 9.506 34628 42.575 53013 58.923 6 Alai 8176 7.679 4507 4.015 39979 49.486 52662 61.180 7 Air Tawar 6979 6.104 4876 4.193 32896 33.506 44751 43.803 8 Andalas 15251 13.705 21086 17.479 96790 141.321 133127 172.505 9 LB Buaya 13917 14.049 22794 19.930 105.731 170.510 145442 204.489
10 Air Dingin 4826 6.804 21067 19.454 68.866 104.363 94759
130.621
11 Nanggalo 11940 10.923 10050 9.399 45.223 57.146 67213 77.468 12 Lapai 4727 4.805 8584 7.879 27360 44.151 40671 56.835 13 Kuranji 5680 6.596 10535 9.966 33638 51.771 49853 68.333 14 Belimbing 4698 4.654 8141 6.899 70.065 78.242 82904 89.795 15 Pauh 6894 5.743 16272 22.557 37.155 39.727 60321 68.027 16 Lb Kilangan 5707 5.239 5642 4.215 48.542 76.915 59891 86.369 17 Lb Begalung 9385 9.185 10118 12.453 79995 105.898 99498 127.536 18 Pegambiran 4170 4.465 10992 10.735 43.794 72.727 58956 87.927 19 Bungus 1234 1.684 7103 10.651 23925 38.822 32262 51.157 20 Ambacang 9974 15.709 20.557 22.621 56898 87.984 67.429 126.314 JUMLAH 142.705 144.805 230.888 225.514 983.010 1.403.624 1.356.603 1.773.943
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 160
Grafik 7.65.Jumlah Kunjungan di Puskesmas di Kota P adang tahun 2010
B. Kunjungan Rawat Inap
Di Kota Padang terdapat 20 Puskesmas. Tujuh di antaranya
merupakan Puskesmas dengan fasilitas rawat inap yaitu Puskesmas
Seberang, Padang Pasir, Lubuk Buaya, Pauh, Air Dingin, Nanggalo, Bungus.
Pada umumnya Puskesmas dengan fasilitas rawat inap ini melayani khusus
untuk persalinan kecuali Puskesmas Nanggalo disertai dengan perawatan
untuk gizi buruk.
Jumlah kunjungan rawat inap di Puskesmas se Kota Padang
berjumlah 410 orang (Grafik19). Kunjungan rawat inap ini lebih sedikit
dibandingkan tahun 2009 yaitu sebesar 493 kasus. Hal ini disebabkan
karena masih ada puskesmas yang memerikan pelayanan di tempat darurat
seperti Puskesmas Padang Pasir yang rusak akibat gempa 30 September
2009. Kunjungan rawat inap terbanyak adalah Puskesmas Seberang
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 161
Padang dan paling sedikit adalah Puskesmas Bungus. Kunjungan rawat inap
terlihat berfluktuasi setiap bulannya dengan kunjungan terbanyak terjadi
pada bulan Juni 2010 dan paling sedikit pada bulan November 2010
sebagaimana terlihat pada grafik 7.78.
Grafik 7.66.Kunjungan pasien rawat inap di Puskesma s Kota Padang
Grafik 7.67.Kunjungan rawat inap per bulan di Kota Padang
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 162
C. Realisasi Dana Pengganti Transpor
Terhitung tanggal 2 Maret 2009, di Kota Padang diberlakukan berobat
gratis ke Puskesmas oleh Walikota Padang. Disamping berobat gratis, bagi
masyarakat tidak mampu juga diberikan bantuan dana pengganti transpor
sebesar Rp 2000,- setiap kali berkunjung ke Puskesmas. Dana pengganti
transpor ini berasal dari dana Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Padang. Selama
tahun 2010 dana pengganti transport sudah diberikan kepada 163.921 orang
pengunjung yang berobat ke puskemas di Kota Padang yang berasal dari
keuarga tidak mampu. Tabel dan grafik di bawah inimemperlihatkan bahwa
penggunaan dana transport tertinggi pada bulan September, terendah pada
bulan Mai.
Sesuai dengan instruksi Walikota Padang tanggal 9 Juni 2010 pada
Pencanangan Program KB Nasional Tingkat Provinsi Sumatera Barat Tahun
2010 bertempat di Makodim 0312, diberikan dana pangganti tranpor sebesar
Rp 5000,- untuk akseptor KB baru yang mendapat pelayanan di Puskesmas.
Dari hasil laporan Puskesmas, baru 7 (tujuh) Puskesmas yang melaksanakan
kegiatan tersebut dengan pemakaian tertinggi di Puskesmas Alai .
D. Penyakit Terbanyak Di Kota Padang
Berdasarkan laporan dari seluruh Puskesmas di Kota Padang, pada
tahun 2010 penyakit ISPA dan Penyakit Kulit Infeksi menduduki peringkat
teratas dan kedua dari 10 penyakit terbanyak dengan kasus ISPA sebanyak
127.026 dan kasus penyakit kulit infeksi sebanyak 24.058 kasus
sebagaimana terlihat pada Grafik 22. Penyakit Gastritis, pada tahun 2009
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 163
menduduki peringkat 2, pada tahun 2010 ini mengalami penurunan menjadi
peringkat 3 (20.917 kasus).
Grafik 7.68. Grafik 10 Penyakit Terbayak di Kota Pa dang Tahun 2010
Grafik 7.80 memperlihatkan sepuluh penyakit menular terbanyak yang
ditemukan di Rumah Sakit yang terdapat di Kota Padang. Berdasarkan grafik
tersebut terlihat bahwa penyakit terbanyak adalah infeksi saluran pernafasan akut
deng jumlah kasus 10.741. Diare dan gastroenteritis menduduki peringkat kedua
dengan jumlah kasus 5.433.
Grafik 7.69. Grafik 10 Penyakit menular terbanyak d i Rumah sakit Kota
Padang Tahun 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 164
E. Program Indera
Program indera merupakan salah satu bentuk program inovatif
yang dilaksanakan di puskesmas Kota Padang. Program ini dilaksanakan
dalam rangka mencegah terjadinya kebutaan dan ketulian di masyarakat.
Selama tahun 2010, dilakukan kunjungan spesialis mata di 2 Puskesmas
yaitu Puskesmas Lubuk Buaya dan Ambacang. Disamping memberikan
pelayanan mata bagi masyarakat Kota Padang, juga dilakukan bimbingan
oleh dokter spesialis mata terhadap dokter fungsional di 20 Puskesmas
yang ada di Kota Padang dalam rangka meningkatkan pengetahuan
petugas tentang deteksi dini kelainan mata di masyarakat.
Tabel 7.32 memperlihatkan hasil kegiatan program indera mata di
puskesmas Kota Padang. Kunjungan mata tertinggi adalah Puskesmas
Andalas, peringkat kedua adalah Puskesmas Lubuk Buaya. Kunjungan
penderita kelainan mata paling sedikit adalah di Puskesmas Bungus.
Kelainan mata yang terbanyak ditemukan adalah kelainan refraksi yaitu
sebanyak 8431 kasus (grafik 24). Penyakit mata menular seperti
konjungtivitis masih merupakan penyakit yang sering ditemukan di
puskesmas. Selama tahun 2010 ditemukan 5123 kasus konjungtivitis.
Sedangkan penderita katarak yang ditemukan di puskesmas berjumlah 971
kasus. Beberapa dari penderita katarak ini pada tahun 2010 sudah
dilakukan operasi penggantian lensa dengan bantuan beberapa LSM dan
organisasi masyarakat lainnya melalui kegiatan bakti sosial yang diadakan
di Kota Padang.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 165
Tabel 7.27. Jumlah Kunjungan Mata Puskesmas di Kota Padang Tahun 2010
NO PUSKESMAS GLAUK.
KTRK K.REF XE
KOR
CONJ
LAIN-LAIN
TOTAL
1 Seb.Padang 19 110 283 - - 129 126 667
2 Pemancungan 4 59 215 - 5 205 12 500
3 Rawang 2 23 140 17 - 367 38 587
4 Pdg Pasir 10 178 746 - - 370 277 1.581
5 U.Karang 12 96 367 - 5 138 60 678
6 Alai 12 182 518 62 - 209 138 1.121
7 Air Tawar 20 120 236 49 11 152 264 852
8 Andalas - 125 1.086 - - 689 138 2.038
9 Lb.Buaya 20 143 859 - - 474 410 1.906
10 Air Dingin 13 185 291 - - 185 486 1.160
11 Nanggalo 6 90 572 10 - 179 130 987
12 Lapai - 67 358 - - 190 45 660
13 Kuranji 1 48 424 - - 227 167 867
14 Belimbing - 60 336 - 2 215 140 753
15 Pauh 27 135 267 - - 180 208 817
16 Lb.Kilangan 1 63 429 16 12 162 104 787
17 Lb.Begalung 9 133 536 - - 248 65 991
18 Pegambiran 17 56 387 - - 219 79 758
19 Bungus 8 21 130 - 20 239 - 418
20 Ambacang 16 77 251 - 4 346 102 796
JUMLAH 197 1.971 8.431 154 59 5.123 2.989 18.924
Grafik 7.70. Grafik Kelainan Mata yang ditemukan di Puskesmas
Kota Pa dang Tahun 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 166
Grafik 7.83 memperlihatkan kunjungan indera pendengaran di Puskesmas Kota
Padang Kunjungan tertinggi adalah di Puskesmas Air Dingin dengan penyakit
terbanyak adalah infeksi telinga tengah dan kunjugan terendah adalah
Puskesmas Lubuk Kilangan dengan kasus terbanyak juga infeksi telinga
tengah. Penyakit indera pendengaran yang terbanyak ditemuakan di
puskesmas adalah infeksi telinga tengah dengan jumlah kasus 5283
sebagaiman terlihat pada grafik 25, diikuti oleh kasus rhinitis (2369 kasus),
sinusitis (1140 kasus) dan mastoditis (353 kasus)
Grafik 7.71.Grafik Penyakit Indera Pendengaran yang
ditemukan di PuskesmasKota Padang Tahun 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 167
Tabel 7.28. Jumlah Kunjungan Indera Pendengaran di Puskesmas Kota
Padang Tahun 2010
NO PUSKESMAS INF.TELINGA MASTOI SINU RHINITIS LAIN-LAIN TOTAL
TENGAH DITIS SITIS 1 Seb.Padang 192 7 39 84 152 474 2 Pemancungan 355 0 36 68 6 465 3 Rawang 306 0 9 0 98 413 4 Pdg Pasir 341 7 68 268 362 1046 5 U.Karang 182 0 8 113 46 349 6 Alai 133 0 12 94 138 377 7 Air Tawar 190 96 52 63 339 740 8 Andalas 684 4 183 112 111 1094 9 Lb.Buaya 423 3 53 69 165 713
10 Air Dingin 1068 147 246 15 74 1550 11 Nanggalo 237 6 25 54 193 515 12 Lapai 27 1 36 171 163 398 13 Kuranji 161 5 64 64 131 425 14 Belimbing 270 1 2 172 94 539 15 Pauh 95 0 65 85 63 308 16 Lb.Kilangan 76 0 0 66 113 255 17 Lb.Begalung 156 64 52 82 330 684 18 Pegambiran 90 0 77 53 167 387 19 Bungus 150 0 65 648 0 863 20 Ambacang 147 11 48 88 141 435
F. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Program Perawatan Kesehatan Masyakat (Perkesmas) juga
merupakan program inovatif puskesmas. Kegiatan Perkesmas ini
sebetulnya merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan program-program
lain seperti KIA, penyakit menular dan tidak menular. Perawat di
puskesmas sebenarnya sudah melaksanakan kegiatan tersebut, hanya
kualitasnya belum maksimal dan belum tercatat. Tahun 2010, seksi PKD
dan Rujukan berusaha memberikan pemahaman kepada perawat tentang
pentingnya kegiatan Perkesmas yang bekualitas disertai dengan
pencatatan dan pelaporan yang baik melalui pembinaan ke puskesmas.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 168
Tabel 7.34 memperlihatkan laporan hasil kegiatan Perksemas yang
dilakukan di beberapa puskesmas Kota Padang tahun 2010 . Pada tabel
terlihat bahwa dari 1932 keluarga risti yang tercatat di puskesmas hanya
612 (32%) yang dilakukan kunjungan rumah.
Tabel 7.29. Pembinaan Keluarga Resti di Puskesmas
Kota Padang Tahun 2010
NO KEGIATAN JUMLAH
1 Keluarga resti tercatat di Puskesmas 1.932
2 Kasus tindak lanjut perawatan yg selesai dibina 570
3 Kunjungan ke keluarga resti 612
4 Kunjungan pembinaan kasus tindak lanjut 297
perawatan yang selesai dibina -
5 Kunjungan pembinaan ke kelg resti yg selesai dibina 161
G. Laboratorium
Berdasarkan tabel 35, jumlah kunjungan labor terbanyak
adalah pemeriksaan urine,yaitu sebesar 15.682 diikuti
pemeriksaan darah sebesar 14.075 kunjungan. Jumlah ini
menurun dibandingkan tahun 2009 yaitu sebesar 16.255.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 169
Tabel 7.30. Juml ah Kunjungan Laboratorium Puskesmas Tahun 2010
NO PUSKESMAS DARAH URINE FESES MALARIA FILARIA TB
(+) (-) (+) (-) (+) (-)
1 Andalas 757 978 0 0 0 0 0 50 753
2 Pauh 385 682 0 0 25 0 25 19 168
3 Ambacang 892 520 0 0 0 0 0 29 341
4 Padang Pasir 745 139 0 0 0 0 0 5 79
5 Seb.Padang 1578 856 0 0 30 0 0 39 559
6 Rawang 396 177 0 0 0 0 0 2 56
7 U.karang 571 430 0 0 0 0 0 8 102
8 Lapai 538 103 0 0 0 0 0 4 124
9 Nanggalo 846 390 0 0 0 0 0 2 82
10 Alai 361 1513 2 1 1 0 0 2 96
11 Lb.Buaya 1401 2923 0 0 0 0 0 19 451
12 Air Dingin 1294 613 0 0 5 0 0 4 141
13 Air tawar 488 109 0 0 0 0 0 13 95
14 Kuranji 289 732 0 0 0 0 0 66 583
15 Lb.Kilangan 732 3530 0 0 0 0 0 10 211
16 Pegambiran 450 187 0 0 0 0 0 3 97
17 Pemancungan 214 233 0 0 0 0 0 9 129
18 Belimbing 946 680 0 0 4 0 2 21 361
19 Lb.begalung 569 570 0 0 28 0 0 77 597
20 Bungus 623 317 0 0 0 0 0 12 228
JUMLAH 14075 15682 2 1 93 0 27 394 5253
Meskipun pemeriksaan darah bukanlah merupakan pemeriksaan
tertinggi di Kota Padang, jika dibandingkan tahun 2009 pemeriksaan darah
mengalami peningkatan dari 11990 pada tahun 2009 menjadi 14075 pada
tahun 2010. Pemeriksaan feses mengalami penurunan yang tajam dari 229
pada tahun 2009 menjadi 2 pada tahun 2010. Pada pemeriksaan filaria, dari
27 kasus yang diperiksa tidak ada satupun yang ditemukan cacing filaria di
specimen darahnya. Sedangkan dari pemeriksaan malaria di puskesmas,
dari 93 sampel darah yang diperiksa hanya satu yang menunjukkan hasil
positif.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 170
H. Penyebab Kematian
Berdasarkan laporan dari Puskesmas, penyebab kematian tertinggi
di Kota Padang dari 10 penyebab kematian terbanyak adalah karena usia tua
yaitu sebesar 98 orang (54 orang perempuan dan 44 orang laki-laki) dan hal
ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 91 kasus. Penyakit
jantung mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, menjadi
penyebab kematian kedua setelah ketuaan dengan perbandingan laki-laki
:perempuan = 1:1.Kematian pada janin karena fetal distress juga mengalami
peningkatan menduduki peringkat 3. Tahun 2009 IUFD (Intra Uterine Fetal
Distress) menduduki peringkat 9 dari 10 penyebab kematian .
Tabel 7.31. Sepuluh Penyebab KematianTerbanyak Berd asarkan
Laporan Puskesmas di Kota Padang Tahun 2010
NO JENIS PENYAKIT LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 Lansia/Ketuaan 44 54 98 2 Penyakit Jantung 41 41 82 3 IUFD 21 23 44 4 DM 11 26 37 5 Hypertensi 17 18 35 6 Kecelakaan Lalin 19 15 34 7 Stroke 15 18 33 8 Keganasan 8 9 17 9 Asma Bronchial 6 7 13 10 TB Paru 9 4 13
Laporan dari Rumah Sakit di Kota Padang menunjukkan hasil yang
berbeda dengan laporan Puskesmas,Tabel 37 memperlihatkan sepuluh
penyakit penyebab kematian tertinggi berdasarkan hasil pelaporan dari
beberapa rumah sakit di Kota Padang. Pada table tersebut terlihat bahwa
penyebab kematian tertinggi di Kota Padang adalah Demam Berdarah Dengue
sebanyak 218, diikuti oleh diare (82 kasus) dan pneumonia (76 kasus).
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 171
Meskipun DBD merupakan penyebab terbanyak, namun Case Fatality Ratenya
bukanlah yang tertinggi. Case Fatality Rate ( CFR ) yang tertinggi adalah
malaria yaitu sebesar 16,8% (grafik 26). Angka ini jauh lebih tinggi
dibandingkan DBD (CFR=12%). Sedangkan peringkat kedua CFR tertinggi
adalah kasus rabies dimana dari 6 orang penderita rabies 1 orang diantaranya
meninggal dunia (CFR = 16,7%).
Tabel 32. Sepuluh Penyakit Penyebab Ke matian Tertinggi
di Rumah Sakit Kota Padang Tahun 2010
NO JENIS PENYAKIT JUMLAH MENINGGAL
1 DBD 1818 218
2 Diare & GE 1294 82
3 Pneumonia 471 76
4 Malaria 339 57
5 Inf. Sal. napas bag atas akut lainnya 267 29
6 Tuberkulosis paru lainnya 303 28
7 Demam tifoid dan paratifoid 330 26
8 Tuberkulosis (TB) paru BTA (+) 167 15
9 Bronkitis akut dan bronkiolitis akut 151 15
10 Hepatitis virus 70 9
Grafik 7.72. Sepuluh Penyakit Menular penyebab kema tian dgn CFR
Tertinggi di RS Kota Padang Tahun 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 172
Jika dibandingkan dengan tahun 2009, penyebab kematian ini
mengalami perubahan dimana yang tertinggi yaitu Pneumonia dan penyakit
paru, tapi paradigmanya belum beralih dari penyakit menular.
7.4.3. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA )
Pelaksanaan kegiatan Program KIA mengacu pada Standar Pelayanan
Minimal yang ditetapkan Kep.Menkes Republik Indonesia
No.741/MENKES/PER/VII/2008 sebagai target yang digunakan untuk acuan
dalam perencanaan pelaksanaan program yang berbasis kinerja. Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan target pencapaian program KIA tahun 2010
dapat dilihat pada tabel 7.37.
Tabel 7.33. Target Pencapaian Program KIA sampai Ta hun 2015
No JENIS PELAYANAN TARGET (%)
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
I PENYELENGARAAN PEL AYANAN KESEHATAN DASAR 1 Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak - Cak. Kunjungan Bumil K1 93 95 96 97 98 99 100 -Cakp.kunjungan Bumil K4 87 90 91 92 93 94 95 - Cakp. pertolongan
persalinan oleh Bidan/Nakes yg memiliki kompetensi kebidanan
85 88 90 91 92 93 95
- Bumil Resti yang dirujuk 100 100 100 100 100 100 100 - Cakupan ibu hamil, bersalin,
nifas dengan komplikasi yang ditangani (PK)
- 60 63 67 72 75 80
- Cakupan Pelayanan Ibu Nifas - 84 86 88 89 90 90 - Cakupan Kunjungan Neonatus 85 86 87 88 89 90 90 - Cakupan neonatus dengan
komplikasi yang ditangani - 89 89 89 89 89 89
- Cakupan Kunjungan Bayi 90 90 91 92 93 94 95 -Cakupan Pelayanan
Kesehatan Anak Balita - 78 80 82 84 86 90
- Cakp.Bayi BBLR yang ditangani
100 100 100 100 100 100 100
- Bayi mendapat ASI Eksklusif 80 80 80
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 173
No JENIS PELAYANAN TARGET (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
- % PUS yang menjadi peserta KB Aktif (CPR)
- 73 74 75 75 75 75
2 Pely. Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia S ekolah - Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan setingkat
100 100 100 100 100 100
- Cakp. DDTK Anak Balita dan Pra Sekolah
60 80 80 82 84 86 90
- Cakupan Pemeriksaan kesehatan siswa SD & setingkat oleh Ten.kes/ terlatih (Guru UKS, Dokter Kecil)
100 100 100 100 100 100 100
- Cakupan Pelayanan kesehatan Remaja
70 70 70
Dari target yang telah ditetapkan, dapat dilihat pencapaian program
Kesehatan Ibu Anak pada tahun 2010 serta kesenjangan yang masih ditemukan
pada tabel berikut ini :
Tabel 7.34. Pencapaian Kinerja Program KIA
NO KINERJA PROGRAM PENCAPAIAN TARGET
2010 KESENJA
NGAN 2010 2009 2010 2009 2010 KES %
I PENYELENGAGARAAN PEL AYANAN KESEHATAN DASAR
1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
- Cak. Kunjungan Bumil K1 97.7 94.8 93 95 - 0.2 - Cakp.kunjungan Bumil K4 89.3 90.3 87 90 + 0.3 - Cakp.pertolongan persalinan oleh
Bidan/ Nakes yang memiliki kompetensi kebidanan
87.8 90.6 85 88 + 2.6
- Cakupan ibu hamil, bersalin, nifas dengan komplikasi yang ditangani (PK)
50.30 77.8 90 60 + 17.8
- Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF 1)
54.88 90.6 50 84 + 6.6
- Cakupan Pelayanan Ibu Nifas (KF 3)
79.7 77.4 87 84 - 6.6
- Cakupan deteksi Bumil Resiko tinggi
17.2 15.6 20 20 - 4.4
- Bumil Resti yang dirujuk 25.3 12,8 100 100 - 87,2 - Persalinan yang ditolong dukun 0.05 0.016 - - - Cakupan. Kunjungan Neonatus
Lengkap 82.8 82,6 85 86 - 3.4
- Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani
88.46 97.3 85 89 + 8.2
- Cakupan Kunjungan Bayi 89.8 90.1 89 90 + 0.1
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 174
NO KINERJA PROGRAM PENCAPAIAN TARGET
2010 KESENJA
NGAN 2010 2009 2010 2009 2010 KES %
- Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
53.19 79.71 60 78 + 1.7
- Cakp.Bayi BBLR yang ditangani 74.3 100 100 100 - % PUS yang menjadi peserta KB
aktif 72.94 71.69 70 70 + 1.69
- Bayi mendapat ASI Eksklusif 69.2 78.9 100 80 - 1.06 2 Pely. Kesehatan Anak Pra Sekolah Dan Usia Sekolah
- Cakp. DDTK Anak Balita dan Pra Sekolah
53.9 79.7 80 80 - 0.3
- Cak Skreening murid SD 92.31 92,9 100 100 - 7.1 - Cak Skreeining remaja (SMP) 88.5 92.4 80 80 + 12.4 - Cak Skreening remaja (SMU) 86.2 87.5 80 80 + 7.5
...............................................................................................................
Dari tabel diatas terlihat bahwa pencapaian kinerja program K1, K4,
Kunjungan Neonatus (KN), Persalinan oleh Tenaga Kesehatan/Nakes (PN),
Komplikasi kebidanan yang ditangani, Pelayanan Nifas 1, Neonatus komplikasi
yang ditangani, Pelayanan kesehatan bayi, Pelayanan kesehatan balita sudah
mencapai target yang ditetapkan untuk tahun 2010 (K4 = 90.3 %, KN = 90.3%,
dan PN = 90.6%, PK 77.8 %, Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 1 (90,6%), Neonatus
komplikasi yang ditangani 97.3 %, Pelayanan kesehatan bayi 90.1 %, Pelayanan
kesehatan balita 79.7 %). Hal ini disebabkan karena sudah mulai adanya
kerjasama yang baik dalam melaksanakan pemantauan wilayah setempat antara
Puskesmas dengan Bidan Praktek Swasta (BPS) yang berpraktek di wilayah kerja
Puskesmas, sehingga kunjungan K1, K4, KN, KF, PN, PK, PF terpantau dan
terlaporkan dengan lebih baik.
Namun untuk kunjungan nifas lengkap masih belum mencapai target (-6.6
%). Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan ibu tentang
pentingnya follow up sampai habis masa nifas, begitu juga dengan cakupan
deteksi ibu hamil resiko tinggi masih belum mencapai target (- 4.4 %), dan masih
ada persalinan yang ditolong oleh dukun sebanyak 3 orang. Hal ini disebabkan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 175
karena masih kurangnya partisipasi masyarakat, terutama kader untuk membantu
tenaga kesehatan dalam memantau dan melaporkan ibu hamil resiko tinggi yang
ada di wilayahnya serta kurangnya pengetahuan dan kepedulian ibu hamil dan
masyarakat akan tanda-tanda bumil resiko tinggi.
Cakupan ibu hamil resiko tinggi (resti) yang dirujuk, dari 3127 orang bumil
resti yang dideteksi, baru 12,8% yang dirujuk. Sementara 87,2% masih ditangani
oleh Puskesmas dan BPS. Hal ini dikarenakan adanya faktor penolakan dari
pasien untuk dirujuk ke sarana yang lebih lengkap, yang disebabkan dengan
berbagai alasan, terutama alasan ekonomi dan keluarga.
Dari tabel 3 juga terlihat bahwa cakupan ASI Eksklusif masih belum
mencapai target (- 1.06 %). Hal ini disebabkan karena masih rendahnya
kesadaran ibu-ibu yang memiliki bayi, terutama ibu yang bekerja dalam
memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Promosi ASI Eksklusif kalah bersaing
dengan promosi susu formula, dan mudahnya mendapatkan susu formula bayi di
pasaran tanpa ada aturan-aturan yang mengikat serta masih kurangnya dukungan
dari atasan bagi ibu-ibu bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya,
juga karena masih kurangnya kualitas pelaksanaan kelas ibu hamil.
Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) Anak Balita juga belum
mencapai target (- 0.3 %). Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya Alat
Permainan Edukatif (APE) dan belum tersosialisasikannya DDTK ke semua
pembina wilayah serta belum semua petugas KIA Anak dilatih SIDDTK sehingga
pelaksanaan dan hasilnya belum maksimal.
Selain DDTK Anak Balita, pada tabel juga terlihat bahwa cakupan
skreening anak SD juga belum mencapai target (- 7.1 %). Hal ini disebabkan
karena adanya anak SD yang tidak masuk sekolah saat skreening dilakukan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 176
A. Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS KIA)
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) harus dipantau secara
berkesinambungan dan terpadu di tiap wilayah kerja Puskesmas melalui kegiatan
PWS KIA, mulai dari Ante Natal Care (ANC) sampai persalinan, nifas, neonatus,
bayi dan balita, serta untuk melihat derajat kesehatan anak. PWS juga berguna
untuk melakukan tindak-lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah kerja yang
cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah.
Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan kesehatan ibu hamil (K1,
K4, ibu hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan/masyarakat, kesehatan ibu
bersalin (persalinan oleh tenaga kesehatan (PN), persalinan oleh dukun),
pemantauan kesehatan ibu nifas (pelayanan ibu nifas) dan pemantauan
kesehatan anak (Kunjungan Neonatus/KN, Kunjungan Bayi, Pelayanan Kesehatan
Anak Balita). Hasil cakupan ini dinilai dan digunakan sebagai intervensi terhadap
puskesmas yang belum mencapai target pada tahun ini.
Cakupan pelayanan Ibu Hamil K1 adalah Kunjungan Ibu Hamil yang
pertama kali pada masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan 7 T,
minimal 5 T. Standar pelayanan 7 T tersebut mencakup: 1. Timbang berat badan
dan ukur tinggi badan, 2. Ukur tekanan darah, 3. Skrining status imunisasi tetanus
dan pemberian Tetanus Toksoid, 4. Ukur tinggi fundus uteri, 5. Pemberian tablet
besi (90 tablet selama kehamilan), 6. Temu wicara (pemberian komunikasi
interpersonal dan konseling), 7. Test laboratorium sederhana (HbsAg, Sifilis, HIV,
Malaria, TBC).
Cakupan pelayanan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali. Pelayanan ibu hamil
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 177
yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada
triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.
Cakupan pelayanan Ibu hamil K 1 tahun 2010 sedikit dibawah target yaitu
94.8 % (95 %). Hal ini disebabkan karena target ibu hamil yang diberikan tidak
sesuai dengan ibu hamil yang ada dilapangan terutama pada puskesmas yang
wilayah kerjanya berdekatan dengan pantai karena masih adanya trauma akan
terjadinya tsunami sehingga banyak warga termasuk ibu hamil yang pindah atau
eksodus ketempat lain, sementara cakupan pelayanan K 4 sudah mencapai
target yaitu 90.3 % (90 %)
Grafik 7.73. Pencapaian K1 dan K4 empat ta hun terakhir
PENCAPAIAN K1 DAN K4 DINAS KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2007 - 2010
99,3 94,897,990,590,3
81,3 88 89,3
020406080
100120
2007 2008 2009 2010K1 K4
Dari grafik di atas terlihat bahwa pencapaian K4 mengalami peningkatan
pada 4 tahun terakhir dan K1 mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya.
Cakupan pertolongan persalinan tenaga kesehatan (PN) adalah cakupan
ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 178
Cakupan PN Kota Padang pada tahun 2010 adalah 90.6%, sementara target
yang ditetapkan adalah 88 %.
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan
komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang
mendapat penanganan defenitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan
terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas,
Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).
Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas
yang mengancam jiwa ibu dan/ atau bayi. Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani Kota Padang pada tahun 2010 sudah mencapai target yaitu 77.8 %,
sementara target yang ditetapkan 60 %.
Cakupan Pelayanan Nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada
masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Pelayanan
Nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6
jam pasca persalinan s.d 3 hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI
termasuk pemberian Vitamin A- 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB
Pasca Persalinan. Cakupan Kunjungan Nifas 1 Kota Padang tahun 2010 adalah
90.6 % (target 84 %) sementara Kunjungan Nifas 3 adalah 77,4 % (target 84 %).
Hal ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran ibu nifas
untuk memeriksakan kesehatannya sampai habis masa nifas.
Cakupan kunjungan neonatal adalah pelayanan kesehatan kepada
neonatus pada masa 6 jam sampai dengan 28 hari setelah kelahiran sesuai
standar, di fasilitas kesehatan, posyandu maupun kunjungan rumah. Standar
Pelayanan Minimalnya adalah satu kali pada 6 - 48 jam (KN 1), satu kali pada 3 -
7 hari (KN 2), satu kali pada 8 - 28 hari (KN 3). Pencatatannya dengan memakai
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 179
Formulir Bayi Muda dan Register Kohort Bayi. Cakupan Kunjungan Neonatus
tahun 2010 adalah 90.3 %, sementara target yang ditetapkan adalah 86 %.
Pencapaian Persalinan Nakes, Kunjungan Neonatal dan Kunjungan Nifas
terlihat pada grafik di bawah ini
Grafik 7.74. Cakupan deteksi Bumil Resti dan Linake s Kota Padang
15,617,218,118,5
90,6
87,883,880,9
0
20
40
60
80
100
2007 2008 2009 2010Resti PN
Grafik di atas menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan
pencapaian Persalinan Nakes (PN) 3 tahun terakhir. Untuk Deteksi bumil resti
terjadi penurunan pencapaian. Hal ini disebabkan karena deteksi bumil resti oleh
masyarakat tidak begitu maksimal, sebagian besar pendeteksian dilakukan oleh
tenaga kesehatan. Peran kader kesehatan yang lebih berkualitas diharapkan akan
dapat membantu pendeteksian ibu hamil resiko tinggi.
Grafik 7.75.Cakupan KN dan KF lengkap Kota Padang
84,9 87,7 82,382,6
55,3
77,4
0
20
40
60
80
100
2007 2008 2009 2010KN Lengkap KF Lengkap
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 180
Dari Grafik di atas terlihat bahwa cakupan Kunjungan Neonatus (KN)
lengkap terjadi peningkatan pada tahun terakhir. Meskipun demikian, hasil
tersebut belum mencapai target yang diharapkan (86%). Untuk Kunjungan Nifas
lengkap terlihat ada peningkatan cakupan. Namun hasil ini juga belum mencapai
target (84%)
B. Pemantauan Kasus Kematian Maternal dan Perinatal
Kasus kematian ibu, bayi dan balita tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 7.35. Data Kasus Kematian Maternal, Perina tal dan Anak Balita Kota
Padang Tahun 2010
No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010
1 Kasus
Kematian
Maternal
7 org
/15.586
KLH
20 org
/14.264
KLH
15 org
/15.693
KLH
14 org
/16.449
KLH
15 org/
16.492
KLH
2 Kasus
Kematian
Perinatal
Org
/15.586
KLH
197 org
/14.264
KLH
142 org
/15.693
KLH
85 org
/16.449
KLH
83 org
/16.492
KLH
3 Kasus
Kematian
Bayi
42 org
/15.586
KLH
235 org
/14.264
KLH
164 org
/15.693
KLH
107 org
/16.449
KLH
86 org
/16.492
KLH
4 Kasus
Kematian
Anak Balita
- 33org
/14.264
KLH
14 org
/15.693
KLH
10 org
/16.449
KLH
10 org
/16.492
KLH
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 181
Tabel.diatas menunjukkan bahwa dari laporan kematian yang masuk ke
Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2010 terjadi penurunan kasus kematian bayi
dari 107 orang menjadi 86 orang, akan tetapi kematian perinatal (IUFD + kematian
bayi 0-7 hari ) terjadi peningkatan dari 85 org menjadi 89 org sementara kasus
kematian ibu dan anak balita hampir sama dengan tahun sebelumnya.
Kecenderungan kasus kematian ibu, perinatal dan bayi dapat dilihat pada grafik di
bawah ini.
Grfaik 7.76.Trend Kasus Kematian Maternal di Kota P adang
1514
20
15
0
5
10
15
20
25
2007 2008 2009 2010
Grafik di atas memperlihatkan bahwa kasus kematian maternal mengalami
stagnansi pada tiga tahun terakhir. Diharapkan tidak ada peningkatan kasus di
tahun depan dan pemantauan kasus kematian maternal akan lebih maksimal dan
ada penurunan kasus yang signifikan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 182
Tabel 7.36. Data Penyebab Kematian Bayi Kota Pa dang Tahun 2010
NO PENYEBAB KASUS % 1 Prematur 19 22,1 2 Asfiksia 13 15,1 3 BBLR 12 13,9 4 Kelainan Kongenital 11 12,7 5 DLL 11 12,7 6 Ikterus 6 6,9 7 Kelainan jantung 5 5,8 8 Aspirasi Pneumonia 2 2,4 9 Diare 2 2,4 10 Pneumonia 1 1,2 11 Tetanus 1 1,2 12 Asma 1 1,2
13 Hipotermi 1 1,2
14 Udema Paru 1 1,2
Total 86 100
Tabel 7.37. Data Penyebab Kematian Neonatus Kota Padang Tahun 2010
NO PENYEBAB KASUS %
1 Prematur 18 25
2 Asfiksia 13 18,1
3 BBLR 12 16,7
4 Kelainan Kongenital 10 13,9
5 Ikterus 5 6,9
6 Kelainan Jantung 3 4,2
7 Aspirasi Pneumonia 2 2,7
8 Tetanus 1 1,4
9 Udema Paru 1 1,4
10 Hipotermia 1 1,4
11 DLL 6 8,3
TOTAL 72 100
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 183
Tabel 7.38. Data Penyebab Kematian Perinatal Kota Padang Tahun 2010
NO PENYEBAB KASUS %
1 IUFD 50 60,2 2 BBLR 12 14,5 3 Prematur 7 8,4 4 Asfiksia 3 3,6 5 Kelainan kongenital 3 3.6 6 Hipotermia 1 1,2 7 Ikterus 1 1.2
8 Aspirasi Pneumonia 1 1.2
9 Udema Paru 1 1.2
10 Dll 4 4.9
TOTAL 83 100
Dari tabel 7.40 dan 7. 41 menunjukkan bahwa penyebab kematian neonatal
dan bayi yang terbanyak adalah prematur (25% dan 22,1%), Asfiksia (18,1% dan
15,1%) dan BBLR (16,7% dan 13,9%).
Pada tabel 7.42 terlihat bahwa kematian Perinatal terbanyak disebabkan
oleh IUFD (60,2%), BBLR (14,5%), Prematur (8,4%) dan Asfiksia (3,6%). Kondisi
ini disebabkan karena masih banyak Bidan yang belum terlatih penanganan BBLR
dan Asfiksia (tahun 2009 baru 36 orang).
Tabel 7.39. Data Penyebab Kematian Anak Balita Kota Padang Tahun 2010
NO PENYEBAB KASUS % 1 Kelainan Jantung 2 20
2 Diare 2 20
3 Demam Kejang 1 10
4 Abses Cerebri 1 10
5 Pneumonia 1 10
6 DBD 1 10
7 Kecelakaan/Terbakar 1 10
8 Tenggelam 1 10
Total 10 100
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 184
Pada tabel 7.43 terlihat penyebab kematian anak balita terbanyak adalah
Kelainan Jantung (20%) dan Diare (20 %).
Tabel 7.40. Data Penyebab Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2010
NO PENYEBAB KASUS % 1 Perdarahan 5 33,3 2 Gagal Jantung 3 20
3 Eklamsia 1 6,7 4 Hipertiroid 1 6,7
5 Sepsis 1 6,7 6 Hiperemesis 1 6,7
7 Hepatitis 1 6,7 8 Diarhe 1 6,6
9 Lupus Erimathosus 1 6,6 TOTAL 15 100
Masih tinggi penyebab kematian maternal karena perdarahan terlihat pada
tabel 9, yaitu 33,3%. Hal ini disebabkan karena belum maksimalnya pelaksanaan
P4K dimasyarakat, sehingga masih ada masyarakat yang lebih memilih bersalin
dengan Bidan walaupun kondisinya sudah harus dirujuk ke pelayanan yang lebih
lengkap. Masih kurangnya bidan yang terlatih APN di Kota Padang dapat menjadi
penyebab timbulnya kondisi ini.
C. Pemantauan Buku KIA
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) adalah buku yang berisi catatan
kesehatan ibu (hamil, bersalin, nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak
balita) serta berbagai informasi tentang cara memelihara dan merawat kesehatan
ibu dan anak. Buku ini digunakan sejak ibu hamil sampai anak berusia lima tahun.
Buku KIA ini harus dimiliki dan disimpan oleh keluarga dan dapat dipergunakan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 185
disetiap pelayanan kesehatan. Penanggung jawab penggunaannya adalah
petugas kesehatan.
Buku KIA dapat dipakai sebagai alat komunikasi, informasi, dan penyuluhan
kesehatan terhadap ibu dan anak serta dapat juga dipakai sebagai alat untuk
deteksi dini gangguan atau masalah kesehatan pada ibu dan anak. Buku KIA
tersedia di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Pustu, Posyandu, Polindes /
Poskesdes, Dokter Praktek, Bidan, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit. Pengadaan
Buku KIA berasal dari bantuan Dinas Kesehatan Propinsi, APBD dll. Pengadaan
dan pendistribusian buku KIA dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 7.41. Data Pencetakan dan Pendistribusian Buku KIA Kot a Padang
No Tahun Cetak Buku Din.Kes Propinsi Pendistribusian %
1 2006 10.000 - 18.760 98,0 %
2 2007 10.000 6.979 16.979 90,5 %
3 2008 10.000 9.224 19.224 97,8 %
4 2009 - 5.400 11.301 57.5 %
5 2010 - 15.191 16.289 81.1 %
Pada tahun 2010, Dinas Kesehatan Kota Padang tidak mencetak buku KIA
dari anggaran APBD karena tidak ada alokasi dana untuk hal tersebut. Namun
Kota Padang mendapat bantuan buku KIA dari Dinas Kesehatan Propinsi
Sumatera Barat sebanyak 15.191 buah ditambah dengan sisa tahun 2009
sebanyak 1225 buah. Pendistribusian sebanyak 16.289 buah dilakukan ke 20
Puskesmas dan masing-masing Puskesmas mendapat prosentase yang sama
yaitu 81,1 % berdasarkan sasaran ibu hamil yang ada di lapangan. Pemantauan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 186
penggunaan buku KIA pada ibu hamil dan balita juga dilakukan ke Puskesmas
dan Posyandu.
Buku KIA merupakan buku wajib untuk dibaca oleh ibu hamil dan keluarga
karena berisikan infomasi penting dan berguna bagi kesehatan ibu dan anak.
Penggunaan buku KIA secara baik tidak terlepas dari penyuluhan oleh bidan dan
tenaga kesehatan lain pada setiap kunjungan ibu hamil.
D. Pemantauan dan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dan I bu Balita
Kualitas penggunaan buku KIA di masyarakat dapat ditingkatkan dengan
melaksanakan Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita. Kelas Ibu Hamil adalah
kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan usia kehamilan antara 20 minggu s/d 32
minggu dengan jumlah peserta maksimal 13 orang, di kelas ini para ibu hamil
akan mendapatkan penyuluhan (seperti perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan termasuk P4K, perawatan nifas, bayi, mitos,
penyakit menular, akte kelahiran dll), belajar bersama, diskusi dan tukar
pengalaman dengan sesama anggota. Pertemuan dilakukan sebanyak 3 kali
pertemuan selama hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan.
Kelas Ibu hamil di Kota Padang pada tahun 2010 dibantu oleh dana BNPB
sebesar 1.424.469.000, hanya saja sebagian kecil dari dana tersebut yang
dicairkan oleh puskesmas. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan / tenaga
kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu Hamil, Buku Pegangan
Fasilitator Kelas ibu hamil dan buku senam ibu hamil.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 187
E. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak
Upaya Kesehatan Anak dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di
dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya yang ditujukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup
anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik, mental, emosional
maupun sosial serta memiliki intelegensia majemuk sesuai dengan potensi
genetiknya. Program Kesehatan Anak di tahun 2010 masih berfokus kepada
Kunjungan Neonatus, Pemberian ASI Eksklusif, Pelayanan Kesehatan Bayi dan
Balita, Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) Balita, Pelaksanaan Kelas Ibu
Balita, serta meningkatkan derajat kesehatan anak usia prasekolah dan usia
sekolah.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai umur
sekitar 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan
lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih. Cakupan ASI eksklusif
tahun 2010 adalah 78.9 %, sedikit dibawah target yang ditetapkan yaitu 80 %.
Cakupan ASI Eksklusif terlihat pada grafik 7.90 di bawah ini:
Grafik 7.77.Cakupan Asi Ekslusif pada Bayi 0-6 Bln di Kota Padang
78,9
44,236,4
69,2
0
20
40
60
80
100
2007 2008 2009 2010
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 188
Dari grafik di atas terlihat bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif
mengalami trend peningkatan pada 4 tahun terakhir. Pada tahun 2010 cakupan
ASI Eksklusif telah mendekati target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota
Padang, yaitu 80 %. Hal ini disebabkan karena petugas kesehatan terutama Bidan
sudah memasukkan materi penyuluhan tentang mamfaat pemberian ASI Eksklusif
kepada bayi, ibu dan keluarga terutama pada kelas ibu hamil dan para penolong
persalinan sudah mulai melaksanakan IMD sehingga pemberian ASI Eksklusif
kepada bayi lebih meningkat. Meskipun demikian, Promosi pemberian ASI
Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan masih tetap perlu ditingkatkan, dan masih perlu
adanya pengawasan kepada Bidan Praktek Swasta (BPS) yang masih
menggunakan susu formula bayi di tempat praktek pribadinya. Konseling ibu
menyusui dan program inisiasi dini juga masih perlu lebih ditingkatkan, baik dari
segi kuantitas maupun kualitas.
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas
dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang balita melalui program DDTK di Puskesmas,
Posyandu, PAUD dll. Memberikan stimulasi yang memadai berarti kita sudah
merangsang otak balita sehingga perkembangan, kemampuan gerak, bicara dan
bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita bisa berlangsung secara optimal
sesuai dengan umur anak.
Melaksanakan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya
melakukan skrining atau mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orangtua terhadap
permasalahan tumbuh kembang anaknya dengan menggunakan Instrumen
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan pada balita dan anak prasekolah.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 189
Instrument ini diuraikan dalam pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Hasil cakupan DDTK balita Kota Padang dapat dilihat pada grafik di bawah ini
Grafik 7.78. Cakupan DDTK Anak Balita dan Pra Sekol ah
di Kota Padang
53,9
79,7
26,9
40,7
0
20
40
60
80
100
2007 2008 2009 2010DDTK
Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan cakupan DDTK pada Anak
Balita dan Prasekolah pada empat tahun terakhir, tapi masih belum mencapai
target yaitu 80 %, sehingga masih perlu ditingkatkan, baik dari segi kuantitas
maupun kualitas seperti penyediaan peralatan permainan edukatif (APE) dan
pelatihan DDTK kepada petugas yang belum dilatih
Cakupan Kunjungan Bayi adalah cakupan bayi post neonatal yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan,
perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali (1 kali
pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3 – 5 bulan, 1 kali pada umur 6 – 8
bulan, 1 kali pada umur 9 – 11 bulan) di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Standar Pelayanan dalam Kunjungan Bayi 1 – 11 bulan adalah: Vaksinasi
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 190
dasar lengkap, Vitamin A 1 x pada umur 6 bulan, SDIDTK 4 x / tahun serta MTBS
dll. Cakupan Kunjungan Bayi Kota Padang terlihat pada grafik di bawah ini .
Grafik 7.79.Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Padang
90,1
89,8
84,7
85
82
84
86
88
90
92
2007 2008 2009 2010Kj. Bayi
Grafik 7.92 menunjukkan adanya peningkatan cakupan kunjungan bayi
pada dua tahun terakhir, tapi jika dibandingkan dengan satu tahun terakhir,
cakupan kunjungan bayi tahun 2010 tidak memberikan peningkatan yang
signifikan.
Pelayanan Anak Balita adalah cakupan pelayanan anak balita usia 12 – 59
bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, di fasilitas kesehatan,
posyandu maupun kunjungan rumah. Standar Pelayanan minimalnya adalah:
pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun, pemantauan perkembangan
minimal 2 x setahun, dan pemberian vitamin A 2 x setahun. Pencatatan memakai
Register Kohort anak balita dan prasekolah serta SIDDTK.
Hasil cakupan pelayanan anak balita Kota Padang dapat dilihat pada grafik di
bawah ini :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 191
Grafik 7.80. Cakupan Pelayanan Anak Balita dan Pra Sekolah
Di Kota Padang
53,9
79,7
0
20
40
60
80
100
2009 2010
Grafik .7.93 di atas menunjukkan adanya peningkatan cakupan Pelayanan
Anak Balita pada satu tahun terakhir, secara kuantitas target program sudah
tercapai (78 %), tapi secara kualitas cakupan pelayanan anak balita masih perlu
ditingkatkan.
Tabel 7.42. Data Proporsi 10 Penyakit Terbanyak Pa da Balita Tahun 2010
NO
PENYAKIT
JUMLAH
%
1 ISPA 47.599 60,94
2 PENYAKIT KULIT INFEKSI 13.814 17,69
3 DIARE 5.381 6,89
4 DEMAM 3.684 4,72
5 CACINGAN 2060 2,64
6 GIGI DAN MULUT 1.529 1,96
7 ALERGI KULIT 1.260 1,61
8 RADANG TELINGA 1.146 1,47
9 CACAR AIR 854 1,09
10 PNEUMONIA 780 0,99
JUMLAH 78.107 100
Tabel 7.47. menunjukkan bahwa 10 penyakit yang terbanyak diderita oleh
balita di Puskesmas adalah ISPA (60.94%) dan paling sedikit adalah Pneumonia
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 192
(0,99%). Jika dibandingkan dengan kondisi tahun sebelumnya, penyakit ISPA
pada balita sudah mengalami penurunan kasus 2,48 % (tahun 2009, 63,42 %),
tetapi masih tetap menempati urutan tertinggi, untuk urutan penyakit yang
terendah sama dengan tahun 2009 yaitu pneumonia.
F. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
Peningkatan pelayanan kesehatan anak sekolah bertujuan untuk
memantau status kesehatan dan status gizi anak sekolah melalui kegiatan
screening kesehatan anak baru masuk sekolah serta pembinaan UKS ke sekolah.
Cakupan penjaringan/screening kesehatan anak baru masuk sekolah (SD, SMP,
SMU) dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 7.81. Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak Bar u Masuk Sekolah di
Kota Padang
87,5
92,392,9
94,794,1
88,5
92,492,792,1
89,9
86,9 86,2
808284868890929496
2007 2008 2009 2010SD SMP SMU
Dari grafik di atas terlihat adanya kecendrungan peningkatan cakupan
penjaringan kesehatan anak baru masuk sekolah di tingkat SD, SMP, dan SMU di
tahun 2010, tetapi belum mencapai target untuk skrening anak SD. Hal ini
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 193
disebabkan karena banyaknya siswa SD yang tidak masuk sekolah sewaktu
pelaksanaan skrening kesehatan.
7.5. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN
7.5.1. Seksi Jaminan Kesehatan
A. JAMKESMAS
Jamkesmas adalah Program Jaminan Kesehatan bagi masyarakat
miskin dan tidak mampu dengan jumlah sasaran kuota ditetapkan
Pemerintah.
Dana Jamkesmas adalah bantuan sosial bagi dari Departemen
Kesehatan kepada masyarakat peserta Jamkesmas yang dititipkan di
rekening giro pos atas nama puskesmas sehingga masih menjadi dana
peserta Jamkesmas apabila belum dipakai untuk pelayanan kepada
peserta Jamkesmas dan pendukung pelayanan.
Verifikasi adalah kegiatan menguji kebenaran administrasi
pertanggung jawaban pelayanan yang telah dilaksanakan oleh PPK.
Verifikasi di Puskesmas dilaksanakan oleh Tim Pengelola Jamkesmas
Kabupaten/Kota sedangkan verifikasi di PPK Lanjutan dilakukan oleh
Verifikator Independen. Verifikasi Program JPKM meliputi verifikasi
administrasi kepesertaan, administrasi pelayanan dan administrasi
keuangan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 194
A.1. Kepesertaan Jamkesmas
Kepesertaan Jamkesmas Kota Padang ditetapkan berdasarkan
sasaran peserta yang ditetapkan Menkes berjumlah 185.001 jiwa , sesuai
dengan data yang terdaftar di BPS serta laporan bulanan peserta yang
memilki kartu Jamkesmas yaitu sebanyak 185.001 jiwa (100%).
Tabel. 7.43. Kepersertaan Jamkesmas Perpuskesmas Ta hun 2010
NO PUSKESMAS TERDAFTAR SESUAI BPS
MEMILIKI KARTU JAMKESMAS
1 PADANG PASIR 14269 14269 2 ALAI 5141 5141 3 LAPAI 3505 3505 4 NANGGALO 6931 6931 5 LUBUK BUAYA 17779 17779 6 AIR DINGIN 13429 13429 7 AIR TAWAR 2877 2877 8 ULAK KARANG 4638 4638 9 ANDALAS 19528 19528 10 SEBERANG PADANG 4500 4500 11 RAWANG 6151 6151 12 PEMANCUNGAN 6424 6424 13 PAUH 11517 11517 14 LUBUK KILANGAN 7251 7251 15 LUBUK BEGALUNG 17338 17338 16 PEGAMBIRAN 9913 9913 17 KURANJI 4320 4320 18 BELIMBING 11122 11122 19 AMBACANG 9647 9647 20 BUNGUS 8721 8721 JUMLAH 185.001 185.001
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa masyarakat miskin dan tidak
mampu Kota Padang berjumlah 185.001 jiwa dari 856.815 jiwa jumlah ( 21,60
%) dimana masyarakat miskin terbanyak terdapat di wilayah Kecamatan Koto
Tangah yaitu Puskesmas Lubuk Buaya berjumlah : 17.779 jiwa (9,6%) karena
sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Kota Tangah
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 195
adalah petani, buruh dan nelayan, sedangkan yang paling sedikit yaitu di
wilayah Kecamatan Padang Utara di Puskesmas Air Tawar berjumlah 2877 jiwa
(1,56%), hal ini disebabkan karena sebagaian besar masyarakat yang ada
diwilayah Air Tawar mata pencaharian adalah pegawai negeri sipil serta daerah
kawasan mahasiswa.
A.2. Kunjungan Puskesmas
Grafik. 7.82. Kunjungan Maskin Ke-Puskesmas sekota Padang
Tahun 2010
Dari grafik diatas dapat dilihat kunjungan maskin ke puskesmas
terbanyak adalah Puskesmas Ambacang diikuti oleh Lubuk Buaya dan Lubuk
Begalung .Dimana sasaran kuota Puskesmas Ambacang termasuk urutan ke 9
dari 20 Puskesmas lainnya hal ini disebabkan karena akses Puskesmas
Ambacang sangat mudah untuk wilayah Kecamatan Kuranji dengan Puskesmas
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 196
yang ada yaitu :Ambacang, Kuranji Belimbing. Sedangkan kunjungan maskin
terendah adalah Puskesmas Air Tawar sebanyak 2.325 jiwa sesuai denga
sasaran kuota terendah adalah Air Tawar. Beda dengan tahun 2009 dimana
kunjungan terbanyak pengguna kartu Jamkesmas adalah di Puskesmas Lubuk
Buaya yang merupakan jumlah penduduk miskin terbanyak.
Untuk cakupan kunjungan rawat jalan tingkat pertama (RJTP) di
puskesmas adalah sebanyak 226.035 jiwa (122,18 %), untuk cakupan RITP
sebanyak 321 jiwa (0,14 %), dan cakupan rujukan sebanyak 21.065 jiwa (9.4
%).Visite Rate Maskin :1,22.
Tabel.7.44. Visite Rate Maskin Sekota Padang Tahun 2010.
No Puskesmas Jumlah kunjungan Visite Rate 2009 2010 2009 2010
1 PADANG PASIR 24.026 16.932 1.68 1.18 2 ALAI 3.772 4.193 0.74 0.81 3 LAPAI 7.440 6.954 2.30 1.98 4 NANGGALO 9.969 8.701 1.44 1.25 5 LUBUK BUAYA 27.303 20.311 1.54 1.14 6 AIR DINGIN 18.672 18.449 1.39 1.37 7 AIR TAWAR 2.550 2.325 0.89 0.80 8 ULAK KARANG 10.737 9.706 2.31 2.09 9 ANDALAS 17.710 18.027 0.91 0.92 10 SEBERANG PDG 7.324 4.007 1.63 0.89 11 RAWANG 10.616 7.785 1.72 1.72 12 PEMANCUNGAN 9.727 8.816 1.51 1.26 13 PAUH 16.208 16.765 1.4 1.45 14 LUBUK KILANGAN 5.962 3.949 0.83 0.54 15 LUBUK BEGALUNG 17.825 18.459 1.02 1.06 16 PEGAMBIRAN 12.385 10.071 1.25 1.01 17 KURANJI 13.010 10.570 3.02 2.44 18 BELIMBING 9.595 7.766 0.87 0.69 19 AMBACANG 22.831 21.724 2.36 2.25 20 BUNGUS 11.184 10.525 1.28 1.21
JUMLAH 241.106 226.035 1.30 1.22
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 197
Grafik.7.83. Visit Rate dan Kunjungan Puskesmas tah un 2009- 2010
Dari grafik di atas dapat dilihat visite rate maskin ke puskesmas pada
tahun 2010 menurun dari tahun 2009 yakni dari 1.33 menjadi 1.22. Dimana
standar visite rate Kota Padang adalah 1.5.Hal ini dapa disebabkan pencatatan
yang belum optimal dari laporan kunjungan yang masih rendah sedangkan
akses Puskesmas sangat baik.
A.3. Pola Penyakit
Berdasarkan hasil rekapan tahunan Puskesmas diperoleh pola penyakit
terbanyak adalah dengan kasus ISPA karena daerah kita adalah daerah
dengan iklim tropis sehingga kemungkinan terkena ISPA itu sangat cukup tinggi
hal ini perlu lebih ditingkatkan penyuluhan untuk mengurangi kasus ISPA di
wilayah Kota Padang.
A.4. Upaya Penanganan Keluhan
Dalam pelaksanaan program Jamkesmas selama ini Puskesmas dan
Dinas Kesehatan Kota serta tenaga verifikator masih ada menghadapi masalah
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 198
masalah/ keluhan dalam pelaksanaan dilapangan ,dimana pada saat ini Kota
Padang setelah Pasca Gempa 30 September 2009 banyak masyarakat yang
kehilangan pekerjaan, rumah yang rusak berat/sedang serta kehilangan
keluarga sehingga menimbulkan goncangan ekonomi yang mengakibatkan
tidak sanggupnya mengeluarkan biaya untuk pengobatan khususnya pada PPK
tingkat lanjutan, dimana masih banyak masyarakat yang belum terdata pada
pendataan tambahan peserta Jamkemas Program 100 hari Presiden RI bulan
Desember 2009, hal ini dapat kami lihat dari kunjungan masyarakat yang
datang ke Dinas Kesehatan Kota Padang setiap harinya setelah pendataan
Desember 2009 sehingga mengganggu kegiatan rutinitas tim pengelola yang
membutuhkan waktu untuk melayani masyarakat yang belum didata di
kelurahannya. Hal ini perlu di lakukan peningkatan sistem pendataan
masyarakat miskin dan tidak mampu di kelurahan dan serta perlu adanya
kembali bagian Unit Pengaduan dan Keluhan Program Jamkesmas.
A.5. Pendanaan
1. Puskesmas untuk tahun 2010 tidak memperoleh dana dari Dep.Kes RI
(APBN) untuk pelayanan kesehatan dasar dan persalinan, tetapi alokasi
dana 2010 ditetapkan berdasarkan sisa saldo dana puskesmas per 31
Desember 2009 sebanyak Rp 2.370.526.335.47,-, pada dasarnya
pemakaian dana masih kurang, dengan adanya sisa dana akhir Desember
2010 sebesar Rp.690.327.821.47 (29.12%) ,hal ini disebabkan karena
sering terlambatnya pedoman teknis yang diberikan oleh Depkes ke Dinas
Kesehatan Kota Padang dan adanya pemeriksaan dari BPK RI yang
melarang kegiatan-kegiatan tertentu dari hasil auditnya sehingga
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 199
puskesmas masih merasa ragu-ragu untuk dalam pemakaian dana serta
sisa dana lama yang masih banyak.
Grafik 7.84. Pemakaian Dana Jamkesmas Puskesmas Tah un 2010.
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa bahwa pemanfaatan dana
terbanyak adalah Puskesmas Padang Pasir berjumlah Rp. 154.658.100,-
sedangkan berdasarkan persentase pemanfaatan dana dari jumlah dana
yang dimiliki Puskesmas Padang Pasir termasuk urutan ke 9 ( sembilan)
yaitu 85,46 % , hal ini kemungkinan di sebabkan Puskesmas Padang Pasir
adalah 5 besar sasaran kuota Jamkesmas dengan akses pelayanan yang
mudah dijangkau. Sedangkan pemanfaatan dana terendah Puskesmas Alai
sebanyak Rp.93.562.429 dengan sasaran kuota jamkesmas terendah serta
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 200
persentase pemanfaatan dana dari jumlah dana yang dimiliki yaitu 23,51 %
atau urutan ke 20.
A.6. Persalinan
Persalinan yg dilakukan selama 2010 di wilayah kerja Puskesmas berjumlah
1282 persalinan
Grafik 7.85. Jumlah Persalinan di wilayah kerja Pus kesmas Kota Padang
B. JAMKESDA
Jamkesda merupakan program jaminan kesehatan yang diberikan
pada masyarakat yang miskin, tidak mampu dan hampir miskin yang tidak
terdaftar dalam Jamkesmas.
Tujuannya untuk meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan untuk
masyarakat miskin dan tidak mampu. Jamkesda ini diatur dalam Peraturan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 201
Gubernur No.40 dan 41 Tahun 2007 tentang Program Jamkesda di Sumatera
Barat. Jumlah peserta Jamkesda di Kota Padang adalah 27.984 jiwa. Jumlah
peserta meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 23.896 jiwa. Program
Jamkesda ini didanai dari APBD Kota Padang berpa Kegiatan Kemitraan
Asuransi Kesehatan Masyarakat Rp. 2.258.767.000 terealisasi sebesar Rp.
2.244.394.500,- (99,36%)
C. ASKES PNS
Kegiatan Askes PNS yang ada pada Dinas Kesehatan Kota Padang
merupakan pengembalian Jasa Askes yang pada tahun sebelumnya langsung
diluncurkan dari PT Askes ke rekening Puskesmas. Oleh karena adanya
peraturan baru, dana tersebut pada mulai tahun 2009 harus dimasukkan ke
APBD Kota Padang, kemudian Puskesmas melakukan pencairan dana sesuai
DPA.
Jasa pengembalian Askes PNS pada tahun 2010 sebesar
Rp.1.804.537.000,- terealisasi sebesar Rp. 1.755.454.781,- (97,8 %). Selisih
jumlah dana Askes dan realisasi disebabkan karena kapitasi yang berubah
setiap bulan sehingga memerlukan dana cadangan.
7.5.2. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
Seksi Sarana dan Alat Kesehatan melaksanakan kegiatan-kegiatan
pokok yang sifatnya Proyek didukung oleh Dana Alokasi Khusus Bidang
Kesehatan ( DAK ) dan APBD Kota Padang.
Adapun hasil pencapaian kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama tahun
2010 meliputi :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 202
A. Pembangunan Puskesmas
Pada Tahun 2010 Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan melaksanakan
pembangunan puskesmas antara lain :
A.1. Pembangunan Rumah Dokter & Paramedis Puskesmas Air Tawar
Tujuan dilaksanakannya Pembangunan Rumah Dokter & Paramedis
Puskesmas Air Tawar adalah terbangunnya kembali rumah dokter &
paramedis baru untuk Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan
daerah Air Tawar . Sasaran dari kegiatan pembangunan Rumah Dokter
& Paramedis Puskesmas Air Tawar adalah masyarakat sekitar daerah
Air Tawar khususnya dan masyarakat Kecamatan Padang Utara
umumnya.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 218.681.100,- terdiri dari Dana DAK sebesar Rp. 198.801.000,- dan
APBD Pendamping sebesar Rp. 19.880.100,-
Kegiatan Pembangunan Puskesmas terealisasi 100% baik Fisik maupun
Keuangan.
A.2. Pembangunan Pagar dan Pos Jaga Puskesmas Lubuk Buaya
Kegiatan Pembangunan Pagar dan Pos Jaga Puskesmas Lubuk Buaya
bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah
Lubuk Buaya. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar
wilayah Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah.
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.
85.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp.
77.272.727,- dan APBD pendamping sebesar Rp. 7.727.273,-.Kegiatan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 203
Pagar dan Pos Jaga Puskesmas Lubuk Buaya terealisasi 100 % baik
Fisik maupun keuangan.
A.3. Pembuatan WC Puskesmas Sementara Lapai
Tujuan dari pembuatan WC Puskesmas Sementara Lapai adalah untuk
peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Lapai Kecamatan
Nanggalo.
Sasaran dari pembuatan WC Puskesmas Sementara Lapai adalah
masyarakat yang berdomisili di sekitar wilayah Puskesmas Lapai
Kecamatan Nanggalo.
Total dana yang disediakan untuk Pelaksanaan Kegiatan ini sebesar Rp.
1.500.000,- yang terdiri dari dana DAK sebesar Rp. 0,- dan APBD
Pendamping sebesar Rp. 1.500.000,-
B. Pembangunan Puskesmas Pembantu
B.1. Pembangunan Puskesmas Pembantu Rimbo Kaluang
Tujuan dari kegiatan pembangunan Puskesmas Pembantu Rimbo
Kaluang adalah tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang baik
yaitu Puskesmas Pembantu yang baru. Sasaran dari kegiatan ini
adalah masyarakat sekitar wilayah Rimbo Kaluang Kecamatan Padang
Barat.
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.
319.436.700,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar
Rp. 290.397.000,- dan dana Pendamping APBD Rp.29.039.700,- .
Kegiatan ini terealisasi 100% fisik maupun keuangan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 204
B.2. Pembangunan Puskesmas Pembantu Air Pacah
Tujuan dari kegiatan pembangunan Puskesmas Pembantu Air Pacah
adalah tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang baik yaitu
Puskesmas Pembantu yang baru. Sasaran dari kegiatan ini adalah
masyarakat sekitar wilayah Air Pacah Kecamatan Koto Tangah.
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar
Rp. 230.872.400,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
sebesar Rp. 209.884.000,- dan dana Pendamping APBD
Rp.20.988.400,- . Kegiatan ini terealisasi 100% fisik maupun keuangan.
B.3. Pembangunan Puskesmas Pembantu Piai Tangah
Tujuan dari kegiatan pembangunan Puskesmas Pembantu Piai
Tangah adalah tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang baik
yaitu Puskesmas Pembantu yang baru. Sasaran dari kegiatan ini
adalah masyarakat sekitar wilayah Piai Tangah Kecamatan Pauh.
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar
Rp. 248.634.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
sebesar Rp. 226.030.000,- dan dana Pendamping APBD
Rp.22.603.091,- . Kegiatan ini terealisasi 100% fisik maupun
keuangan.
B.4. Pembangunan Pagar dan Paving Pustu Pampangan
Tujuan dari kegiatan pembangunan Pagar dan Paving Puskesmas
Pembantu Pampangan adalah tersedianya sarana pelayanan
kesehatan yang baik yaitu Puskesmas Pembantu yang baru. Sasaran
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 205
dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar wilayah Pampangan
Kecamatan .
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar
Rp. 100.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
sebesar Rp. 90.909.091,- dan dana Pendamping APBD
Rp.9.090.909,-. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik maupun keuangan.
C. Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
C.1. Pengadaan Almari
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya almari untuk Dinas
Kesehatan Kota Padang dan Puskesmas. Sasaran dari kegiatan ini
adalah Dinas Kesehatan Kota Padang dan Puskesmas.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp.
99.640.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
Rp.90.581.818,- dan Rp. 9.058.182,- dana pendamping dari APBD
Kota Padang. Kegiatan ini terealisasi 100 % secara fisik dan keuangan
sebesar 100 %.
C.2. Pengadaan Note Book
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya Note Book untuk pegawai
Dinas Kesehatan Kota Padang. Sasaran dari kegiatan ini adalah
pegawai Dinas Kesehatan.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp.
36.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp.
32.727.273,- dari DAK dan sebesar Rp. 3.272.727,- untuk dana
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 206
pendamping dari APBD. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan
keuangan sebesar 100%.
C.3. Pengadaan Meubiller
Tujuan kegiatan ini adalah mencukupi kekurangan meubiller dan
tersedianya meubiller untuk Kantor Dinas Kesehatan Kota Padang.
Sasaran dari kegiatan ini adalah Dinas Kesehatan Kota Padang dan
Puskesmas Dadok Tunggul Hitam.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp.
64.800.000, terdiri dari dana DAK Rp. 58.909.091,- dan, Pendamping
APBD Rp. 5.890.909,- . Realisasi Fisik 100%, dan Realisasi Keuangan
100%.
C.4. Pengadaan Teralis, Pallet dan Folding Gate GFK
Tujuan kegiatan ini adalah melengkapi sistim keamanan kantor
Gudang Farmasi Kota Padang karena Gudang Farmasi merupakan
Pusat penyimpanan obat untuk wilayah Dinas Kesehatan Kota
Padang. Sasaran dari kegiatan ini adalah Gudang Farmasi Kota
Padang.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp.
50.000.000, terdiri dari dana DAK Rp.45.454.545,- dan dana
Pendamping APBD Rp.4.545.455,-. Realisasi Fisik 100%, dan
Realisasi Keuangan 99.66%.
D. Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Pembantu
Pada Tahun 2010 Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan melaksanakan
Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Pembantu antara lain :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 207
D.1. Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Ganting Selatan
Tujuan dilaksanakannya Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Ganting
Selatan adalah renovasi kembali puskesmas pembantu untuk
peningkatan cakupan pelayanan kesehatan Daerah Ganting Selatan.
Sasaran dari Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu Ganting
Selatan adalah Masyarakat sekitar daerah Ganting Selatan khususnya
dan Masyarakat Kecamatan Padang Timur umumnya.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 75.813.114,-
terdiri dari Dana DAK sebesar Rp. 69.921.013,- dan APBD pendamping
sebesar Rp.6.892.101,-. Kegiatan Rehabilitasi Puskesmas Pembantu
Ganting Selatan terealisasi 100% baik Keuangan maupun Fisik.
E. Pembangunan Poskesdes
E.1. Pembangunan Poskeskel Rawang Ketaping
Kegiatan Pembangunan Poskeskel Rawang Ketaping bertujuan untuk
peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Rawang Ketaping
Kecamatan Kuranji. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat
sekitar wilayah Rawang Ketaping Kecamatan Kuranji.
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar
Rp. 214.500.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar
Rp. 195.000.000,- dan APBD pendamping sebesar Rp.19.500.000,-.
Kegiatan Pembangunan Poskeskel Rawang Ketaping Kecamatan
Kuranji terealisasi 100 % baik fisik maupun keuangan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 208
E.2. Lanjutan Pembangunan Poskeskel Kampung Tangah
Kegiatan Lanjutan Pembangunan Poskeskel Kampung Tangah
bertujuan untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah
Kampung Tangah. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar
wilayah Kampung Tangah Kecamatan Kuranji.
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar
Rp. 100.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar
Rp. 90.909.091,- dan APBD pendamping sebesar Rp.9.090.909,-.
Kegiatan Pembangunan Poskeskel kampung Tangah terealisasi 100 %
baik Fisik maupun keuangan.
E.3. Pembangunan Pagar & Paving Poskeskel Pisang
Kegiatan Pembangunan Pagar & Paving Poskeskel Pisang bertujuan
untuk peningkatan cakupan pelayanan kesehatan daerah Pisang
Kecamatan Pauh. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat sekitar
wilayah Pisang Kecamatan Pauh.
Total dana yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar
Rp. 100.000.000,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
sebesar Rp. 90.909.091,- dan APBD pendamping sebesar Rp.
9.090.909,-. Kegiatan Pembangunan Pagar & Paving Poskeskel
Pisang terealisasi 100 % baik Fisik maupun keuangan.
F. Pengadaan Obat Program dan Vaksin
F.1. Pengadaan Obat Program dan Vaksin
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya Obat Program dan Vaksin
untuk Puskesmas Dinas Kesehatan dalam rangka peningkatan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 209
cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sasaran dari
kegiatan ini adalah Masyarakat yang berobat ke Puskesmas di Kota
Padang.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar
Rp. 4.734.897.936,- yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK)
Rp. 4.675.400.000,- dari DAK dan sebesar Rp. 59.497.936,- untuk
dana pendamping dari APBD. Kegiatan ini terealisasi 100% fisik dan
keuangan sebesar 100%.
G. Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Labor
G.1. Pengadaan Alat Kedokteran dan Alat Labor
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya Alat Kesehatan lainnya
untuk Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam rangka peningkatan
cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sasaran dari
kegiatan ini adalah Masyarakat yang berobat ke Puskesmas di Kota
Padang.
Total dana yang disediakan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 30.903.000
yang terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. 28.093.351,- dan
Rp. 2.808.649,- untuk dana pendamping dari APBD. Kegiatan ini
terealisasi 100% fisik dan keuangan sebesar 100%.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 210
Pada Tahun 2010 sudah ada beberapa bangunan yang direhabilitasi dan
rekonstruksi bangunan dinas kesehatan, puskesmas , puskesmas pembantu
dan rumah dinas dokter yang rusak pasca gempa bumi 7,9 skala richter 30
september 2009, baik dari dana DAK, APBD, Batamindo, PNPM maupun bantuan
dari luar negeri.
Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada uraian dibawah ini :
1. Puskesmas Padang Pasir
Puskesmas Padang Pasir termasuk Puskesmas yang mengalami rusak berat
pasca gempa bumi 30 September 2009 yang lalu. Pembangunan kembali
Puskesmas Padang Pasir yang baru di bantu oleh P.T. Bank Mandiri. Untuk
proses perubuhan bangunan yang rusak, Dinas Kesehatan Kota Padang
sudah membuat usulan ke Pemerintah Kota Padang. Proses tender (lelang)
telah dilaksanakan pihak Bank Mandiri untuk membangun Puskesmas Padang
Pasir yang baru di lokasi yang sama.
2. Puskesmas Lapai
Puskesmas Lapai mengalami rusak berat pasca gempa bumi 30 September
2009 yang lalu. Untuk pembangunan Puskesmas Lapai dibantu oleh
Pemerintah Amerika Serikat. Perubuhan bangunan lama yang rusak sudah
dilaksanakan. Proses pembangunannya sudah mulai ditenderkan oleh
pemerintah Amerika Serikat di lokasi bangunan lama yang rusak berat.
Sementara Puskesmas Sementara Lapai di bantu oleh IOM.
3. Puskesmas Pembantu Air Pacah
Puskesmas Pembantu air Pacah mengalami kerusakan pasca gempa bumi 30
September 2009 yang lalu. Untuk pembangunan sebagian Puskesmas
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 211
Pembantu Air Pacah dibantu oleh Batamindo. Proses Rehabilitasi Pustu sudah
selesai dilaksanakan oleh pihak Batamindo.
4. Puskesmas Pembantu Timbalun
Puskesmas Pembantu Timbalun mengalami kerusakan pasca gempa bumi
30 September 2009 yang lalu. Untuk pembangunan Puskesmas Pembantu
Timbalun dibantu oleh Batamindo. Proses rehabilitasi sudah selesai
dilaksanakan oleh pihak Batamindo
5. Puskesmas Pembantu Kampung Koto
Puskesmas Pembantu Kampung Koto mengalami kerusakan pasca gempa
bumi 30 September 2009 yang lalu. Untuk pembangunan Puskesmas
Pembantu kampung Koto dibantu oleh Batamindo. Proses rehabilitasi
Puskesmas Pembantu sudah selesai dilaksanakan oleh pihak Batamindo.
6. Puskesmas Pembantu Pasar Gadang
Puskesmas Pembantu Pasar Gadang mengalami kerusakan pasca gempa
bumi 30 September 2009 yang lalu. Untuk pembangunan Puskesmas
Pembantu Pasar Gadang dibantu oleh PNPM. Proses rehabilitasi sudah
selesai dilaksanakan oleh pihak PNPM.
7. Pembangunan/rehabilitasi dari dana DAK tahun 2 009 :
a. Puskesmas Alai
b. Puskesmas Ulak Karang
c. Puskesmas Andalas
d. Puskesmas Ambacang
e. Puskesmas Belimbing
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 212
f. Puskesmas Air Tawar
g. Puskesmas Lubuk Begalung
h. Puskesmas Pauh
i. Puskesmas Lubuk Kilangan
j. Puskesmas Pemancungan
8. Pembangunan/rehabilitasi dari dana DAK Tahun 201 0 :
a. Puskesmas Pembantu Rimbo Kaluang
b. Puskesmas Pembantu Piai Tangah
c. Rumah Dinas Dokter HC. Air Tawar
d. Puskesmas Pembantu Ganting
e. Pembangunan pagar Puskesmas Lubuk Buaya
f. Poskeskel Rawang Ketaping
g. Poskeskel Kampung Tangah
h. Puskesmas Pembantu Aie Pacah
i. Pembangunan Pagar dan Paving Puskesmas Pembantu Pampangan
j. Pembangunan Pagar dan Paving Poskeskel Pisang
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 213
9. Pembangunan/rehabilitasi Puskesmas Pembantu Bala i Kota Padang
didanai dari dana APBD Sekretariat Kota Padang
Tabel 7.45. Usulan Program/ Kegiatan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pasca
Gempa Bumi 30 September 2009 Dari Dana Rehabilitasi Dan Rekonstruksi
No. Program/Kegiatan Vol Kebutuhan
Dana
Tahun Anggaran Penjelasan
2011 2012 2013
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Dinas Kesehatan 1 Pkt 7,759,125,000 3.879.562.500 3.879.562.500
Gedung lama tidak
layak pakai, sekarang
meminjam gedung
Puskesmas Dadok T.
Hitam
2
Gudang Farmasi
(GFK) 1 Pkt 3,103,650,000 - 3,103,650,000
Sekarang berada di
zona merah,
sementara GFK
merupakan pusat
logistik obat
3
Rumah Dinas
Dokter Pusk. Lapai 1 Pkt 300,000,000 300,000,000 -
Lokasi sudah
dirobohkan, dan siap
untuk dibangun
4 Puskesmas Alai 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
5
Puskesmas
Bungus 1 Pkt 75,000,000 75,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
6
Pustu Air Tawar
Barat 1 1 Pkt 100,000,000 100,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
7 Pustu Batang Arau 1 Pkt 100,000,000 100,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
8 Pustu Ganting 1 Pkt 75,813,000 75,813,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
9
Pustu Sungai
Beremas 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
10 Pustu Gaung 1 Pkt 65,000,000 65,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
11 Pustu Jawa Gadut 1 Pkt 65,000,000 65,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
12 Pusk. Seb. Padang 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
13 Pusk. Rawang 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
14
Pusk.
Pemancungan 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
15 Pusk. Nanggalo 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
16 Pusk. Kuranji 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 214
No. Program/Kegiatan Vol Kebutuhan
Dana
Tahun
Anggaran Penjelasan
No. Program/Kegiatan
2011 2012
1 2 3 4 5 6 1 2
17 Pusk. Air Dingin 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yg
rusak
18 Pusk. Pagambiran 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
19 Pustu Berok Nipah 1 Pkt 32,635,000 32,635,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
20 Pustu Parak Kopi 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
21
Pustu Air Tawar
Barat 2 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
22
Polindes Ulak
Karang 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
23 Pustu Alang Laweh 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
24
Pustu Rawang
Timur 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
25 Pustu Air Manis 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
26
Pustu Parak
Karakah 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
27 Pustu Jati Gaung 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
28 Pustu Tarandam 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
29 Pustu Kurao 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
30 Pustu Taruko 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
31
Pustu Gunung
Sarik 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
32
Pustu Bungo
Pasang 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
33
Pustu Kampung
Jua 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
34
Pustu Padang
Sarai 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
35
Pustu Pasir
Sebelah 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
36
Pustu Lubuk
Minturun 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
37 Pustu Banuaran 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
38 Pustu Koto Baru 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
39 Pustu Batu Busuk 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 - Perlu perbaikan
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 215
No. Program/Kegiatan Vol Kebutuhan
Dana
Tahun
Anggaran Penjelasan
No. Program/Kegiatan
2011 2012
1 2 3 4 5 6 1 2
40 Pustu Mata Air 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 - perbaikan yang rusak
41 Pustu Batang Arau 1 Pkt 50,000,000 50,000,000 -
Perlu perbaikan yang
rusak
42 Pengadaan Alkes 1 Pkt 2,000,000,000 2,000,000,000 -
Perlu pengantian
yang rusak dan
penambahan baru
43
Pengadaan
mebeulair 1 Pkt 1,000,000,000 1,000,000,000 -
Perlu pengantian
yang rusak dan
penambahan yang
baru
44
Pengadaan
komputer dan
printer 1 Pkt 500,000,000 500,000,000 -
Perlu penambahan
komputer dan printer
45
Pengadaan rak dan
lemari obat di GFK 1 Pkt 200,000,000 200,000,000 -
Perlu penambahan
lemari obat
JUMLAH 16,926,223,000 9.943.010,000 6.983.212,500
7.5.3. Seksi Kefarmasian
Seksi Kefarmasian mempunyai 1 Program dengan 4 kegiatan dengan
anggaran sebesar Rp. 16.700.000,- dan untuk penunjang pelaksanaan kegiatan
sebesar Rp. 3.264.000,-. Anggaran Seksi Kefarmasian semuanya berjumlah Rp.
19.964.000,- berasal dari dana Anggaran Pembangunan Belanja Daerah Kota
Padang dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 216
Tabel.7.46. Realisasi anggaran Seksi Farmasi di Kot a Padang
No Kegiatan Tujuan Sasaran Dana dan Realisasi
A 1 2 3 4 B 1 2 3
Program/kegiatan: Pembinaan Pengelolaan Obat Terpadu dan Pemakaian Obat Rasional ke Puskesmas Pembinaan dan Pengawasan Peredaran Obat di Toko Obat dan Apotek Pembinaan keamanan pangan Industri Rumah Tangga Pangan Pengawasan Parcel & Makanan Minuman yang tidak memenuhi syarat pada sarana distribusi Penunjang Kegiatan : Pengadaan ATK Penggandaan/cetak Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan
Meningkatkan pengetahuan & keterampilan manajemen pengelola obat /pelayanan kesehatan Menertibkan toko obat & apotek dalam penyelenggaraan kefarmasian Memberikan pengetahuan dan mengawasi kegiatan kepada pelaku industri pangan tentang pengolahan makanan agar terhindar dari bahaya bahan tambahan yang dilarang Melindungi masyarakat dari bahaya pangan yang tidak memenuhi syarat (kadaluarsa, rusak, mengandung bahan berbahaya) yang dijual di sarana/ dsistributor pangan Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan program Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan program Memonitoring & Evaluasi pelaksanaan kegiatan program
Dokter, asisten apoteker di 20 Puskesmas 16 Toko Obat 49 Apotek 60 Industri pangan rumah tangga 8 sarana (Toko, Swalayan ,Mini market) Kertas HVS, Map Snelhecter , Tinta Printer Penjilidan & foto copy Penanggung jawab kegiatan
Rp.3.200.000 Realisasi 100 % Rp.6.500.000 Realisasi 100 % Rp. 6.000.000 Realisasi 100 % Rp. 1.000.000, Realisasi 100 % Rp. 921.500,- Realisasi 100 % Rp. 217.500,- Realisasi 100 % Rp. 2.125.000,- Realisasi 100 %
A. Kegiatan Rutin:
Disamping kegiatan yang bersifat pengawasan dan pembinaan terhadap
sarana pelayanan kefarmasian, Seksi Kefarmasian Bidang Jaminan dan
Sarana Kesehatan juga melaksanakan kegiatan rutin seperti:
A.1. Pemantauan penulisan resep Obat Generik di puskesmas dan
jaringannya.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 217
Guna memantau penulisan obat generik dan ketersediaan obat di
puskesmas. Peresepan/penulisan obat generik di puskesmas dan
jaringan telah mencapai 93,97%.
A.2. Penyuluhan dan Pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah.
Telah dilakukan penyuluhan dan pengawasan terhadap penjaja pangan
anak sekolah dan anak didik serta guru-guru di 27 sarana sekolah.
Dari 27 sarana sekolah dijadikan sampling yang tidak memenuhi
syarat 4 sekolah. Kegiatan ini dilakukan guna melindungi anak didik dari
bahaya pangan yang disinyalir mengadung bahan berbahaya atau
pangan yang tidak memenuhi syarat untuk dikomsumsi.
A.3. Penyuluhan dan Investigasi Keracunan Pangan.
Dibanding dengan tahun 2009 pada tahun 2010 terjadi penurunan dari
4 kasus menjadi 1 kasus.
A.4. Pembinaan dan Pengawasan Pangan dan Kosmetika.
Menjelang dan selama bulan puasa kegiatan ini dilakukan terhadap
penjaja makanan-minuman di pasar pabukoan (Komplek Imam Bonjol,
Pasar Alai, Pasar Nanggalo, Pasar Tabing, Pasar Pagi, Pasar Lubuk
Begalung), juga pembinaan dan pengawasan terhadap distributor dan
penjual kosmetik yang disinyalir mengandung bahan berbahaya.
A.5. Pembinaan dan Pengawasan Obat Tradisional
Pembinaan dan pengawas ini dilakukan terhadap Obat Tradisional
yang disinyalir mengandung bahan kimia / tidak memenuhi syarat yang
beredar di pasaran.
A.6. Memberikan Penyuluhan Pangan Industri Rumah Tangga.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 218
Sasarannya difokuskan kepada produsen makanan-minuman Industri
Rumah Tangga dan menerbitkan Sertifikat P-IRT apabila Industri
Rumah Tangga tersebut telah memenuhi persyaratan, terutama
sanitasi lingkungan, hygiene dan terhindar dari penggunaan bahan
tambahan pangan yang dilarang.
Penerbitan Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Badan Pengawasan Obat & Makanan Republik Indonesia
Nomor : HK.00.05.5.1.1640 tanggal 30 April 2003 tentang Sertifikat
Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT).
Selama tahun 2010 Sertifikat P-IRT yang dikeluarkan sebanyak 57
lembar. Apabila dibandingkan dengan tahun 2009, penerbitan Sertifikat
P-IRT pada tahun 2010 ini terjadi penurunan 47,11% dari 121 menjadi
57 sertifikat. Hal ini disebabkan karena lokasi kantor sementara dinas
kesehatan yang jauh dari jangkauan masyarakat.
Total sertifikat P-IRT yang telah dikeluarkan sampai saat ini telah
berjumlah 673 lembar dengan rincian :
- Tahun 2005 : 119 lembar
- Tahun 2006 : 102 lembar
- Tahun 2007 : 117 lembar
- Tahun 2008 : 157 lembar
- Tahun 2009 : 121 lembar
- Tahun 2010 : 57 lembar
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 219
BAB VIII
MASALAH DAN UPAYA YANG DILAKUKAN
8.1. SEKRETARIAT
A. MASALAH
a. Adanya pengurangan anggaran dari APBD Kota Padang
b. Data hibah aset dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat tahun 2006 –
2008 yang tidak akurat dan sulit ditelusuri.
c. Bantuan aset dari beberapa donatur yang tidak mencantumkan harga barang
sehingga menyulitkan untuk memasukan data aset.
d. Masih banyaknya PNS yang terlambat memasukkan bahan administrasi
kepegawaian baik untuk kenaikan pangkat, cuti dan kenaikan gaji berkala
e. Aplikasi Infokes : kurangnya kemampuan SDM Puskesmas (pengelola
SIKDA) dalam pengoperasian aplikasi karena bukan berbasic IT sehingga
belum optimalnya aplikasi infokes di Puskesmas.
B. PEMECAHAN MASALAH
a. Menyesuaikan pelaksanaan kegiatan realisasi program berdasarkan
anggaran yang tersedia
b. Melakukan bimbingan teknis ke Puskesmas dalam rangka pendataan aset
hibah propinsi
c. Menghubungi perwakilan UNFPA di Jakarta untuk konfirmasi harga/nilai
bantuan dari UNFPA
d. Memberitahukan kepada PNS yang akan naik pangkat dan berkala agar
memasukkan bahan paling lambat satu (1) bulan sebelum naik pangkat /
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 220
berkala, serta memasukkan surat permohonan cuti paling lambat 2 (dua)
minggu sebelum cuti
e. Melaksanakan pelatihan secara berkala tentang aplikasi infokes kepada
pengelola SIKDA Puskesmas dan pemberian honorarium pada pengelola
sebagai prestise.
8.2. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
A. MASALAH :
1. Masih ada tenaga fungsional kesehatan yang tidak membuat dan memiliki
DUPAK.
2. Kegiatan Kelurahan Siaga belum aktif sesuai dengan struktur
kepengurusan yang ada, bidan yang dilatih belum bisa mengaplikasikan
hasil pelatihannya termasuk juga untuk pelaksanaan Survey Mawas Diri
(SMD).
3. Pendataan tentang Batra yang belum optimal
4. 75 % Posyandu masih mempunyai D/S dibawah 65 %
5. Masih adanya Posyandu yang masih menumpang atau tempat yang tidak
representatif.
6. Masih kurangnya frekwensi penyuluhan yang dilaksanakan dimasing-
masing Puskesmas.
7. Masih ada sarana pelayanan kesehatan dan praktek tenaga kesehatan
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat belum memiliki izin
operasional atau masa berlakunya izin sudah habis.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 221
B. PEMECAHAN MASALAH :
1. Bagi tenaga fungsional yang tidak membuat DUPAK lebih dari 5 tahun akan
diberhentikan sementara dari jabatan fungsional kesehatan.
2. Bimbingan teknis ke seluruh kelurahan siaga dengan mengadakan
pertemuan yang pesertanya terdiri dari pengurus kelurahan siaga, kader,
dan petugas puskesmas terkait serta meningkatkan pembinaan kepada
bidan kelurahan siaga
3. Meningkatkan pendataan tentang Batra
4. Meningkatkan pembinaan kepada kader tentang upaya peningkatan
kunjungan ke Posyandu
5. Puskesmas mendorong tokoh masyarakat untuk menyediakan tempat yang
representatif untuk satu Posyandu
6. Peningkatan penyebarluasan informasi kesehatan melalui media cetak
seperti leaflet, brosur maupun foto kopi bahan penyuluhan.
7. Pembinaan pada sarana pelayanan kesehatan tentang ketentuan peraturan
perundangan izin operasional sarana pelayanan kesehatan.
8.3. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK)
A. MASALAH
1. Cakupan imunisasi pada anak sekolah masih belum mencapai target
( 88.4 % ) belum sesuai dengan yang diharapkan, hal ini disebabkan masih
adanya beberapa sekolah dan orang tua murid yang menolak untuk
pelaksanaan imunisasi ini.
2. Ditemukannya 1 kasus dipteri pada wilayah kerja Puskesmas Pegambiran .
Dari hasil pemeriksaan labor salah satu sample menunjukkan hasil positif
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 222
positif yaitu pada kakek penderita. Dari hasil pelacakan kelapangan
diketahui bahwa anak tersebut status imunisasinya tidak lengkap.
3. Cakupan ABJ rata – rata pada kelurahan sudah lebih dari 95 % akan tetapi
masih ditemukan kasus DBD.
4. Masih tingginya kasus gigitan HPR di Kota Padang, ( 208 kasus dimana 2
diantaranya meninggal ) hal ini disebabkan oleh masih tingginya populasi
anjing serta masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk vaksinasi anjing.
5. Menigkatnya jumlah kasus HIV/AIDS memerlukan perhatian yang serius
tidak hanya bagi Dinas Kesehatan tetapi juga dari Rumah Sakit, sektor
terkait, lintas agama, LSM yang bergerak di bidang HIV/AIDS dan
sebagainya.
6. Rendahnya cakupan penemuan penderita TB Paru ( 48.6 % ) dan BTA +
yang masih dibawah target ( 62 % ) masih dibawah standar WHO ( 70 % ) .
7. Masih adanya kasus – kasus PD3I seperti kasus positif campak dan
diptheri.
8. Adanya kecenderungan peningkatan trend dari kasus – kasus penyakit tidak
menular / degeneratif seperti Diabetes Mellitus dan Hypertensi,
9. Akses keluarga yang menggunakan air bersih masih rendah, baru 65,2 %
sedangkan target air bersih untuk perkotaan 84 % . Perumahan sehat di kota
Padang 71,8 % dari target yang diharapkan ( 75 % ), Cakupan saluran
Pembuangan Air Limbah ( SPAL ) juga masih rendah yaitu baru 65,3 %.
10. Pencapaian TTU dan TPM yang memenuhi syarat masih kurang dari target
yang diharapkan,
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 223
B. PEMECAHAN MASALAH
1. Perlu sosialisasi dan koordinasi yang lebih intensif lagi dengan pihak sekolah
melalui komite sekolah dan dinas terkait
2. Perlu peningkatan kewaspadaan terhadap KLB Dipteri melalui peningkatan
cakupan imunisasi DPT di seluruh wilayah posyandu.
3. Diharapkan pemeriksaan jentik yang lebih valid tidak hanya oleh Jumantik
juga dengan didampingi oleh Puskesmas secara berkala serta peningkatan
sosialisasi tentang penyakit DBD dan perkembangannya. Disamping itu
diperlukan pemberian abate pada beberapa tempat penampungan air yang
tidak memungkinkan untuk dikuras.
4. Perlu perhatian yang lebih serius lagi dengan meningkatkan sosialisasi
penanganan rabies serta meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor
terkait dalam penanganan anjing terutama anjing liar.
5. Sosialisasi tentang penyakit ini perlu lebih ditingkatkan lagi untuk
kewaspadaan dan pencegahan terjadinya peningkatan kasus HIV/AIDS
serta peningkatan jasa konseling bagi masyarakat ( ODHA ) yang
membutuhkannya.
6. Penjaringan kasus TB Paru ini akan lebih ditingkatkan lagi melalui
peningkatan kerjasama dengan dokter praktek swasta, Rumah Sakit, PKK, ,
Aisyiah, BP4 dan melalui pemeriksaan awal Calon Jemaah Haji, sehingga
penemuan kasus TB Paru dengan BTA + akan lebih banyak. Dengan
demikian diharapkan akan terjadi penurunan penularan TB Paru BTA
positif. Kemudian penderita yang sudah ditemukan dengan BTA + diberi
tambahan makanan ( susu ) disamping OAT yang di berikan .
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 224
7. Akan lebih di tingkatkan integrasi dan kerjasama lintas program sehingga
angka kasus bisa ditekan.
8. Perlu penanganan yang lebih terpadu mulai dari promoptif dan preventif,
sehingga angka kasus / kunjungan bisa di turunkan,
9. Diharapkan adanya peningkatan pencapaian dari indikator kesehatan
lingkungan ini melalui kegiatan kelembagaan Pamsimas dan STBM di tingkat
kelurahan
10. Diharapkan untuk masa akan datang adanya peningkatan sosialisasi,
promosi dari DKK, Pusjkesmas, Lintas Sektor, PKK serta lembaga lain nya
sehingga jumlah TTU dan TPM yang memenuhi syarat bisa lebih
ditingkatkan.
8.4. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
A. MASALAH
1. Kurangnya pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang tanda-tanda
bahaya persalinan
2. Masih rendahnya kualitas ANC, belum maksimalnya pelaksanaan kelas
ibu hamil dan pelaksanaan P4K yang belum maksimal
3. Masih kurangnya pengetahuan petugas kesehatan terutama BPS tentang
manajemen laktasi dan inisiasi menyusui dini yang merupakan faktor
penentu dalam keberhasilan ASI Eksklusif
4. Kurangnya pamplet/poster/leaflet untuk promosi ASI Eksklusif
5. Metoda pencatatan dan pelaporan ASI Eksklusif yang kurang akurat
sehingga sumber data tidak maksimal
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 225
6. Belum adanya komitmen dari pemerintah daerah untuk membuat
kebijakan yang mendukung ibu menyusui yang bekerja untuk
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.
7. Pelaksanaan UKS yang belum maksimal
8. Masih tingginya kasus kematian ibu dan bayi
9. Tidak adanya anggaran dana dari Pemko Padang untuk pelaksanaan
pelatihan APN dan Penanganan Asfiksia – BBLR bagi bidan praktek
swasta di tahun 2010
10. Rendahnya pencapaian D/S yaitu sebesar 57,9 % (-7,1%)
11. Daerah Kecamatan Rawan Gizi pada tahun 2009 merupakan daerah
yang sama dengan untuk 2010.
12. Prevalensi status gizi BB/U dan BB/TB cendrung meningkat (2007-2010)
13. Dana PMT untuk balita gizi buruk tidak mencukupi sehingga PMT yang
diberikan tidak sesuai dengan protap penanggulangan gizi buruk.
14. Masih ditemukan petugas yang belum memahami penentuan kasus gizi
buruk
15. Tidak cukupnya timbangan digital setaip posyandu sehingga sweeping
balita mengalami kendala, masih ditemukannya dacin yang tidak layak
dipakai dan tidak akurat
16. Gudang tempat penyimpanan MP-ASI tidak dimiliki oleh Puskesmas.
17. Koordiansi lintas sektor dan lintas program masih kurang terutama dalam
penanggulangan gizi buruk.
18. Data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) belum diolah secara optimal
sehingga permasalahan diwilayah setempat belum teratasi dengan baik.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 226
19. Belum terlaksananya kegiatan sikat gigi massal di seluruh sekolah
20. Pelayanan kesehatan gigi, masih ada beberapa Puskesmas yang tinggi
perbandingan tambal dengan cabut.
21. Cakupan pelayanan kesehatan Lansia pada beberapa Puskesmas masih
jauh dari target yang ditetapkan.
22. Adanya peralatan kesehatan gigi yang rusak dan tidak dapat
dipergunakan dengan baik.
23. Format laporan yang berbeda-beda sehingga sulit direkap
24. Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan petugas pelayanan
kesehatan tentang manajemen data.
25. Masih banyak rumah sakit yang tidak memberikan laporan rutin ke DKK
Padang.
26. Masih ada pimpinan Puskesmas yang tidak memahami tentang tujuan
pelaksanaan Lokmin.
B. PEMECAHAN MASALAH :
1. Adanya komitmen dari Puskesmas dan BPS untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas pelayanan terhadap ibu nifas dan neonatus
2. Sistim pencatatan dan pelaporan data yang lebih akurat
3. Meningkatkan pengetahuan kader dan masyarakat tentang tanda-tanda
ibu hamil risiko tinggi dan tanda bahaya dalam persalinan
4. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu hamil tentang tanda
bahaya dalam kehamilan dan persalinan melalui pemanfaatan buku KIA
dan penyuluhan pada kelas ibu hamil dan meningkatkan kualitas
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 227
pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K)
5. Meningkatkan kegiatan-kegiatan Gerakan Sayang Ibu (GSI)
6. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan
terutama bidan dalam pelaksanaan manajemen laktasi dan inisiasi
menyusui dini
7. Meningkatkan kualitas pelaksanaan kelas ibu hamil dalam
mempersiapkan ibu hamil untuk memberikan ASI Eksklusif bagi bayinya
8. Meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama keluarga tentang
mamfaat pemberian ASI Eksklusif
9. Adanya komitmen dari pemerintah daerah dalam mendukung ibu
menyusui yang bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya
10. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam melakukan DDTK
balita
11. Penambahan pengadaan APE untuk Puskesmas
12. Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan DDTK balita
13. Meningkatkan promosi penggunaan buku KIA
14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dalam memberikan
Asuhan Persalinan Normal yang aman dan nyaman, serta penanganan
bayi baru lahir melalui pembinaan dan pelatihan-pelatihan yang
berkualitas
15. Meningkatkan pemantauan dan pembinaan ke BPS dalam memberikan
pelayanan yang sesuai standar praktek kebidanan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 228
16. Bekerja sama dengan organisasi Profesi Bidan (IBI) dalam swadaya dan
swadana Pelatihan APN dan penanganan Bayi Baru Lahir dan Asfiksia,
karena keterbatasan dana APBD untuk pelatihan
17. Melakukan koordinasi dengan lintas sektor dan lintas program untuk
mengatasi masalah gizi
18. Meningkatkan koordinasi tim SKPG dalam penanggulangan kecamatan
rawan gizi dengan melibatkan lintas sektor dan program .
19. Meningkatkan kembali fungsi Puskesmas Nanggalo sebagai puskesmas
rawat inap dan jalan bagi pasien balita gizi buruk.
20. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan program untuk melaksanakan
kegiatan program kesehatan khusus.
21. Meningkatkan pembinaan dan monitoring pelaksanaan program
kesehatan khusus baik di puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Kota.
22. Meningkatkan penyuluhan program kesehatan khusus baik di dalam
maupun di luar Puskesmas.
23. Perlu dilakukan pemantapan & penyamaan persepsi tentang definisi
operasional berbagai bentuk pelaporan melalui pertemuan-pertemuan.
24. Perlu dilakukan pertemuan manajemen Puskesmas sehingga
pelaksanaan Lokmin lebih berkualitas
8.5. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN
A. MASALAH
1. Untuk Pembangunan Puskesmas Pembantu Rimbo Kaluang, sempat
terhenti sementara pembangunannya karena belum selesainya pengurusan
Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 229
2. Rencana pembangunan Puskesmas Pembantu Piai Tangah pada tanah
Fasilitas Umum (Fasum). Ketika pembangunan akan dimulai, digugat oleh
warga komplek perumahan karena tanah fasum tersebut akan dibangun
Kantor Lurah yang rusak akibat Gempa 30 September 2009.
3. Karena keterlambatan keluarnya Petunjuk Teknis (Juknis) DAK sehingga
berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan. Pada petunjuk teknis (juknis)
kegiatan lebih ditekankan pada pembangunan fisik dan obat-obatan, tetapi
yang telah direncanakan pada anggaran 2010, lebih banyak ke rehabilitasi
baik puskesmas maupun puskesmas pembantu karena banyak
puskesmas/pustu yang rusak akibat gempa 30 September 2009. Hal ini
agak sedikit menghambat pelaksanaan kegiatan karena perlu dilakukan lagi
perubahan perencanaan pada anggaran perubahan tahun 2010.
4. Belum semua bangunan Puskesmas/Pustu yang rusak pasca gempa
30 September 2009 diperbaiki. Hal ini disebabkan belum ada anggaran
untuk membangun/merehabilitasi semua bangunan-bangunan yang rusak.
Hanya beberapa bangunan yang telah dibantu pembangunan
baru/rehabilitasi baik oleh Bank Mandiri, Batamindo, PNPM, Pemerintah AS
maupun dari dana DAK Tahun anggaran 2009 dan 2010.
5. Masih ada pengelolaan obat di apotek swasta masih belum memenuhi
ketentuan
6. Belum berjalannya Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 di Apotek
serta pada jam buka apotek masih ada yang tidak mempunyai tenaga
teknis farmasi dalam memberikan pelayanan obat kepada pasien.
7. Masih ada makanan minuman yang tidak mempunyai label Sertifikat
Pangan Industri Rumah Tangga ( P-IRT).
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 230
8. Masih ditemukan toko makanan-minuman/swalayan/distributor menjual
makanan-minuman yang kurang memperhatikan tanggal kadaluarsa dan
rusak/tidak layak dikomsumsi ataupun makanan-minuman yang tidak
memenuhi syarat/ tidak ada izin edar.
9. Sering terlambatnya pedoman teknis yang diberikan oleh Departemen
Kesehatan ke Dinas Kesehatan Kota Padang dan adanya pemeriksaan dari
BPK RI yang melarang kegiatan-kegiatan tertentu dari hasil auditnya
sehingga puskesmas masih merasa ragu-ragu untuk dalam pemakaian
dana serta sisa dana lama yang masih banyak.
B. PEMECAHAN MASALAH
1. Dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, dan akhirnya IMB
diterbitkan oleh Dinas TRTB dan pembangunan Puskesmas Pembantu
Rimbo Kaluang dilanjutkan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Setelah diadakan koordinasi dengan Pihak Kelurahan, termasuk RT, RW
dan masyarakat, akhirnya masyarakat setuju Puskesmas Pembantu Piai
Tangah dibangun pada tanah fasum tersebut.
3. Beberapa kegiatan telah dilaksanakan sesudah RKPA ditetapkan.
4. Pelaksanaan kegiatan menunggu anggaran DAK Tahun 2011
5. Melakukan pembinaan ke pemilik Apotek
6. Sosialisasi Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009 kepada pengelola
Apotek
7. Pembinaan dan pelatihan sertifikasi produksi industri rumah tangga pangan
8. Melakukan razia terpadu dan penarikan produk yang tidak memenuhi syarat
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 231
9. Menggunakan petunjuk teknis yang lama sampai petunjuk teknis yang baru
keluar atau berdasarkan surat edaran dari kementerian kesehatan.
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2010 EDISI 2011
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG 232
BAB IX
PENUTUP
Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang ini, berisi kebijakan dan
Program yang selanjutnya dirinci dalam bentuk kegiatan yang dilakukan pada
tahun 2010. Pada tahun ini, Dinas Kesehatan melaksanakan 46 kegiatan dalam
17 program untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan.
Berbagai kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, sebagian kegiatan
lainnya yang dilaksanakan dengan menjalin kerja sama dengan organisasi lain
serta pihak lain yang berkompeten.
Pembangunan Kesehatan di Dinas Kesehatan tahun 2010 secara umum
dapat berjalan dengan baik. Sebagian kegiatan tahun 2010 mempunyai kendala
dan hambatan pelaksanaan kegiatannya, antara lain terlambatnya pencairan
anggaran, keterbatasan tenaga dan sarana yang secara umum dapat
mengganggu pencapaian tingkat kinerja.
Demikianlah laporan tahunan 2010 Dinas Kesehatan ini disusun semoga
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.