Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

37
1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992. Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama dengan prinsip yang diakui dunia internasional dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya penjelasan mengenai SHU (Sisa Hasil Usaha). Koperasi sejak lama telah menjadi badan usaha yang strategis dalam meningkatkan ekonomi anggotanya maupun masyarakat pada umumnya. Sejumlah fakta menunjukkan bahwa keberadaan organisasi koperasi di sektor pertanian diakui atau tidak sangat membantu petani dalam proses produksi pangan baik padi maupun palawija. Keberhasilan program

description

koperasi

Transcript of Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

Page 1: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh

orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan

berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas

kekeluargaan. Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan

sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip

koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan. Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU

No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992. Prinsip koperasi di

Indonesia kurang lebih sama dengan prinsip yang diakui dunia internasional

dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya penjelasan mengenai SHU

(Sisa Hasil Usaha).

Koperasi sejak lama telah menjadi badan usaha yang strategis dalam

meningkatkan ekonomi anggotanya maupun masyarakat pada umumnya.

Sejumlah fakta menunjukkan bahwa keberadaan organisasi koperasi di

sektor pertanian diakui atau tidak sangat membantu petani dalam

proses produksi pangan baik padi maupun palawija. Keberhasilan program

Bimas dan Inmas di masa lalu tidak terlepas dari peranserta

koperasi/KUD sejak dari penyediaan prasarana dan sarana produksi

sampai dengan pengolahan hingga pemasaran produk.

Di sektor pertanian peran serta koperasi di masa lalu cukup efektif

untuk mendorong peningkatan produksi khususnya di subsektor pangan.

Selama era tahun 1980-an, koperasi terutama KUD mampu memposisikan

diri sebagai embaga yang diperhitungkan dalam program pengadaan pangan

nasional. Sementara itu, di dalam negeri telah terjadi berbagai perubahan

seiring dengan berlangsungnya era globalisasi dan liberalisasi ekonomi dan

kondisi tersebut membawa konsekuensi serius dalam hal pengadaan bahan

pangan. Secara konseptual liberalisasi ekonomi dengan menyerahkan kendali

1

Page 2: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

2

orda perekonomian kepada mekanisme pasar ternyata dalam prakteknya

belum tentu secara otomatis berpihak kepada komunitas ekonomi lemah atau

kecil.

Dalam menghadapi persaingan di abad ke-21, UKM dituntut untuk

melakukan restrukturisasi dan reorganisasi dengan tujuan untuk memenuhi

permintaan konsumen yang makin spesifik, berubah dengan cepat, produk

berkualitas tinggi, dan harga yang murah. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan UKM adalah melalui hubungan kerjasama dengan usaha besar

(UB). Kesadaran akan kerjasama ini telah melahirkan konsep supply chain

management (SCM) pada tahun 1990-an. Supply chain pada dasarnya

merupakan jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama

bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan

pemakai akhir. Pentingnya persahabatan, kesetiaan, dan rasa saling percaya

antara industri yang satu dengan lainnya untuk menciptakan ruang pasar

tanpa pesaing, yang kemudian memunculkan konsep blue ocean strategy.

Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua

pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan

bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.

Kemitraan merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan mengenal

calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya,

memulai membangun strategi, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi

sampai target tercapai.

Lokasi praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis bertempat di

KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) dan BALITSA (Balai

Penelitian Tanaman Sayuran) di Bandung Utara. Praktikum Koperasi dan

Kemitraan Agribisnis ini diadakan pada hari Kamis tanggal 2 Desember

2011. Lokasi tersebut dipilih karena perusahaan ini mempunyai kreadibilitas

dan akuntabilitas yang baik dengan mempertimbangkan aspek efektivitas,

urgensi dan spesialisasi yang dimiliki oleh lokasi. Praktikum ini dilaksanakan

guna untuk mensinergikan antara teori pada pertemuan tatap muka dengan

aplikasinya di lapangan, mengidentifikasi permasalahan koperasi dan

Page 3: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

3

kemitraan di bidang agribisnis dan menerapkan ilmu tentang koperasi dan

kemitraan untuk mengatasi permasalahan dan melakukan pengembangannya.

B. Permasalahan

1. Bagaimana organisasi yang meliputi struktur, koordinasi, pembagian

kerja, tugas dan wewenang, tanggung jawab, sistem pengambilan

keputusan, pola komunikasi organisasi pada koperasi KPSBU (Koperasi

Peternak Susu Bandung Utara)?

2. Bagaimana hubungan kemitraan di BALITSA dan kelompok tani Mekar

Tani Jaya?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktikum Koperasi dan

Kemitraan Agribisnis di KPSBU (Koperasi Peternak Susu

Bandung Utara) dan BALITSA (Balai Penelitan Tanaman

Sayuran) di Lembang, Bandung Utara adalah:

a. Mahasiswa dapat mengetahui organisasi yang meliputi struktur,

koordinasi, pembagian kerja, tugas dan wewenang, tanggung jawab,

sistem pengambilan keputusan, pola komunikasi organisasi pada

KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara).

b. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan kemitraan di BALITSA dan

kelompok tani Mekar Tani Jaya.

2. Kegunaan

Kegunaan dilaksanakannya praktikum Koperasi dan

Kemitraan Agribisnis di KPSBU (Koperasi Peternak Susu

Bandung Utara) dan BALITSA (Balai Penelitan Tanaman

Sayuran) di Lembang, Bandung Utara adalah:

a. Bagi Koperasi Peternak Susu Bandung Utara dan Balitsa

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan

koperasi dan dapat menambah informasi untuk memperluas jaringan

usaha koperasi dan kemitraan.

b. Bagi Fakultas Pertanian UNS

Page 4: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

4

Hasil praktikum ini diharapkan dapat mendukung kelengkapan

dalam penerapan kurikulum pendidikan pertanian.

c. Bagi Mahasiswa

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang koperasi

dan kemitraannya, sekaligus sebagai syarat kelulusan mata kuliah

Koperasi dan Kemitraan Agribisnis.

d. Bagi Pembaca

Menambah pengetahuan, informasi dan pemahaman tentang koperasi.

Page 5: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

5

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Koperasi

Organisasi koperasi adalah suatu cara atau sistem hubungan kerja

sama antara orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama antara

orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama dan bermaksud

mencapai tujuan yang ditetapkan bersama-sama dalam suatu wadah

koperasi. Sebagai organisasi koperasi mempunyai tujuan organisasi yang

merupakan kumpulan dari tujuan-tujuan individu dari anggotanya, jadi

tujuan koperasi sedapat mungkin harus mengacu dan memperjuangkan

pemuasan tujuan individu anggotanya, dalam operasionalnya harus

sinkron (Anonim, 2010).

Pada kondisi ini masyarakat telah merasakan bahwa manfaat dan

peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain. 

Keterlibatan anggota (atau juga bukan anggota) dengan koperasi adalah

karena pertimbangan rasional yang melihat koperasi mampu memberikan

pelayanan yang lebih baik. Koperasi yang telah berada pada kondisi ini

dinilai berada pada ‘tingkat’ yang lebih tinggi dilihat dari perannya bagi

masyarakat.  Beberapa KUD untuk beberapa kegiatan usaha tertentu

diidentifikasikan mampu memberi manfaat dan peran yang memang

lebih baik dibandingkan dengan lembaga usaha lain (Santosa, 2004).

2. Kemitraan

Kemitraan usaha agribisnis adalah hubungan bisnis usaha pertanian

yang melibatkan satu atau sekelompok orang atau badan hukum dimana

masing-masing pihak memperoleh penghasilan dari usaha bisnis yang

sama atau saling berkaitan dengan usaha menjamin terciptanya

keseimbangan, keselarasan, dan keterpaduan dilandasi rasa saling

menguntungkan, memerlukan dan saling melaksanakan etika bisnis

(Suwandi, 1995).

5

Page 6: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

6

Pada usaha pertanian berorientasi pasar, pendekatan yang sesuai

adalah agribisnis. Kemitraan di antara pelaku usaha di bidang agribisnis

merupakan salah satu cara untuk memperbesar peluang keberhasilan.

Tulisan ini menggambarkan kemitraan hortikultura yang ada di Provinsi

Sumatera Utara dalam upaya menyempurnakan serta merevitalisasi

kemitraan yang pernah dikembangkan. Pola kemitraan yang ada di sentra

produksi hortikultura umumnya bersifat lokal, pola inti-plasma, dan

bentukan pemerintah. Kemitraan usaha yang bersifat lokal terbentuk

karena adanya kebutuhan bersama dari pelaku kemitraaan usaha,

sehingga relatif melembaga karena adanya nilai-nilai kepercayaan dan

kejujuran. Kemitraan usaha dengan pola inti plasma diatur dan dikontrol

oleh aturan-aturan yang bersifat formal, yang telah disetujui dan

ditandatangani bersama. Pola kemitraan yang dibentuk oleh pemerintah

terutama bertujuan sesuai dengan program pembangunan pedesaan, dan

sampai saat ini tampaknya relatif sulit melembaga. Hal ini antara lain

disebabkan adanya anggapan bahwa setiap bantuan yang diberikan oleh

pemerintah merupakan hibah, sehingga tidak perlu dikembalikan. Oleh

karena itu peran pemerintah harus ditingkatkan dan koordinasi antar

lembaga terkait lebih diintensifkan (Valeriana,2006).

Hubungan antar pelaku usaha yang didasarkan pada ikatan usaha

yang saling menguntungkan antara hubungan kerja yang sinergis, yang

hasilnya bukanlah suatu zero-sum-game atau win-win situation dengan

kata lain kemitraan usaha merupakan hubungan kerjasama antar usaha

yang sejajar , dilandasi prinsip saling menunjang, dan saling menghidupi

berdasarkan asas kekeluargaan dan kebersamaan (Kartasasmitra, 1996).

B. Kerangka Teori

Struktur organisasi adalah konfigurasi peran formal yang didalamnya

dimaksudkan sebagai prosedur, governansi dan mekanisme kontrol,

kewenangan serta proses pengambilan kebijakan (Anonim, 2010). Struktur

organisasi koperasi dibentuk sedemikan rupa sesuai dengan idiologi dan

strategi pengembangan untuk memperoleh Strategic competitiveness sehingga

Page 7: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

7

setiap koperasi boleh jadi mempunyai bentuk yang berbeda secara fungsional

karena menyesuaikan dengan strategi yang sedang dikembangkan tetapi

secara basic idologi terutama terkait dengan perangkat organisasi koperasi

akan menunjukan kesamaan.

Selanjutnya dalam melaksanakan roda organisasinya koperasi harus

tunduk pada tata nilai tertentu yang merupakan karakteristik koperasi tata

nilai ini dapat kita baca di Undang-undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian terutama pasal 2 s/d 5, yang lazim disebut : Landasan Asas,

Tujuan, Fungsi dan Peran serta Prinsip-prinsip koperasi.

Kemitraan usaha agribisnis adalah hubungan bisnis usaha pertanian

yang melibatkan satu atau sekelompok orang atau badan hukum dimana

masing-masing pihak memperoleh penghasilan dari usaha bisnis yang sama

atau saling berkaitan dengan usaha menjamin terciptanya keseimbangan,

keselarasan, dan keterpaduan dilandasi rasa saling menguntungkan,

memerlukan dan salaing melaksanakan etika bisnis (Suwandi, 1995).

Indonesia mempunyai potensi besar di sektor agribisnis. Kekayaan sumber

daya agribisnis sangat besar, agribisnis berperan sebagai mata pencaharian

sebagian besar penduduk, serta agribisnis mempunyai potensi menghasilkan

pemasukan devisa bagi negara. Ironisnya, potensi sektor agribisnis belum

tergarap secara optimal. Pertumbuhan kapasitas produksi dan utilisasi

agribisnis dirasakan masih lambat. Akibatnya, keinginan untuk mengandalkan

sektor agribisnis sebagai salah satu faktor pendu-kung stimulasi pemulihan

ekonomi dirasakan masih akan menghadapi kendala.

Penerapan pola kemitraan agribisnis bertujuan untuk mengatasi

masalah-masalah keterbatasan modal dan teknologi bagi petani kecil,

peningkatan mutu produk, dan masalah pemasaran. Namun pada

kenyataannya penerapan kemitraan tersebut sering menghadapi masalah, baik

yang bersumber dari petani mitra maupun dari pihak perusahaan yang

menyebabkan kemitraan yang dibangun tidak dapat berkelanjutan. Melihat

potensi dan tantangan penerapan pola kemitraan sebagai suatu inovasi dalam

peningkatan kinerja petani kecil, maka penting menganalisis faktor-faktor

Page 8: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

8

yang mempengaruhinya penerapan pola kemitraan agribisnis dan

merumuskan strategi kemitraan yang berkelanjutan (Ninuk, 2000).

          Organisasi adalah suatu cara atau sistem hubungan kerja sama antara

orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama antara orang-orang

yang mempunyai kepentingan yang sama dan bermaksud mencapai tujuan

yang ditetapkan bersama-sama dalam suatu wadah. Sebagai organisasi

koperasi mempunyai tujuan organisasi yang merupakan kumpulan dari

tujuan-tujuan individu dari anggotanya, jadi tujuan koperasi sedapat mungkin

harus mengacu dan memperjuangkan pemuasan tujuan individu anggotanya,

dalam operasionalnya harus sinkron begitupun juga organisasi dalam

kemitraan.

Page 9: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

9

III. METODOLOGI

A. Metode Dasar

Metode dasar yang digunakan dalam laporan Praktikum Koperasi dan

Kemitraan Agribisnis ini adalah metode deskriptif analistis. Metode deskriptif

dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan/melukiskan keadaan subjrk/objek penelitian (seseorang,

lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-

fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Sutrisno, 1989). Metode

deskriptif digunakan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis,

faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta sifat dan hubungan dengan

fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif analistis yang dilakukan adalah

dengan pendekatan studi kasus dimana data yang diperoleh selama praktikum

diolah, serta diproses lebih lanjut berdasarkan teori yang telah dipelajari.

B. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan yang dilakukan dalam penyusunan laporan

Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini adalah:

1. Observasi

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi adalah

melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan melihat objek

penelitian.Dalam hal ini penulis menggunakan teknik observasi terstruktur

yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang

akan diamati dan dimana tempatnya. Praktikan telah mengetahui dengan

pasti variabel apa yang akan diamati.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang kedua dalam penyusunan laporan ini

adalah teknik wawancara/interview dengan daftar pertanyaan yang sudah

dipersiapkan. Wawancara dilakukan melalui tatap muka dengan

narasumber yang berkaitan. Dalam hal ini peneliti menggunakan daftar

pertanyaan yang berkaitan dengan tema praktikum yang telah dipersiapkan

9

Page 10: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

10

terlebih dahulu, lalu mengadakan tanya jawab dengan narasumber dimana

praktikum dilaksanakan.

3. Pencatatan

Teknik pencatatan adalah teknik pengumpulan data dengan

menggunakan media catatan oleh peneliti mengenai data atau informasi

penting yang diperoleh dari narasumber atau objek penelitian.Pencatatan

data dapat dilakukan dengan mencatat data dari brosur, papan informasi

ataupun buku-buku yang tersedia di perusahaan tersebut.

C. Metode Analisis Data

Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara serta pengamatan

yang dilakukan ditempat praktikum dianalisis dengan tabulasi persentatif.

Data adalah informasi tentang sesuatu. Data yang dikumpulkan berapapun

banyaknya, bukanlah merupakan tujuan dari penelitian. Akan tetapi data

dapat merupakan sarana untuk memudahkan penafsiran dan memahami

maknanya. Jadi pengambilan (pengumpulan) data merupakan langkah yang

penting dalam penelitian. Agar memudahkan untuk penafsiran, data yang

sudah terkumpul harus ditabulasikan.

Cara-cara tabulasi data dapat dipelajari saat kita mempelajari Statistik.

Data yang sudah ditabulasi, jika diperhatikan dengan cermat dan sungguh-

sungguh menimbulkan sejumlah pertanyaan, atau dapat mengungkapkan hal-

hal tertentu. Kemungkinan, kita akan melihat sejumlah keganjilan atau

penyimpangan sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa bisa terjadi

demikian. Meskipun tanpa atau belum menggunakan perhitungan-perhitungan

statistik, hanya menggunakan pikiran, imajinasi dan kecermatan

pengamatan kita dapat mendekati makna data yang kita hadapi. Dengan selalu

menggunakan pertanyaan pertanyaan kita mencoba berusaha memperoleh

jawaban dari data itu. Dengan menggunakan statistik, data dapat diolah

dengan lebih eksak. Dengan statistik mungkin dapat pula mengungkapkan

aspek-aspek baru, sehingga dapat memancing pemahaman baru yang dapat

membantu kita dalam menelaah data yang kita kerjakan.

Page 11: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis

1. KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara)

KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) berdiri pada

tanggal 8 Agustus 1971 dengan hak badan hukum No. 4891/BH/Dk-

102/21. Pada awal mula berdirinya, KPSBU (Koperasi Peternak Susu

Bandung Utara) hanya mempunyai 35 orang anggota sebagai perintis dan

jumlah anggotanya terus bertambah dari tahun ke tahun. Sapi perah

diperkenalkan oleh Bangsa Belanda. KPSBU (Koperasi Peternak Susu

Bandung Utara) dibawah kerjasama Pemerintah Indonesia dan Belanda,

kemitraan CCA, KPSBU dalam Program INCODAP Extension, memiliki

slogan yaitu “Murni koperasinya, murni susunya. Koperasi Peternak Sapi

Bandung Utara (KPSBU) terletak di Kecamatan Lembang, 15 km sebelah

utara kota Bandung. Lokasi ini tergolong dataran tinggi dengan ketinggian

mencapai kurang lebih 1200 meter di atas permukaan laut.

KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) merupakan

koperasi yang mengumpulkan hasil susu dari sapi perah dari peternak yang

akan dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi setelah melalui beberapa

proses dan terus berupaya mencapai tujuan menjadi koperasi susu terdepan

di Indonesia dalam menyejahterakan anggotanya. Keunggulannya adalah

anggota KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) setia dan aktif

dalam menjalankan semua kewajibannya. KPSBU (Koperasi Peternak

Susu Bandung Utara) menghasilkan produk bermutu tinggi, yakni susu

segar yang dihasilkan peternak sebagai produk bermutu tinggi di pasaran.

Susunan kinerja dari KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara)

sudah tersusun rapi baik dari proses produksinya, organisasinya,

manajemen dan sebagainya.

KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) memiliki 7000

anggota (peternak) dengan jumlah sapi perahnya mencapai 21.036 yang di

quarter mulai September 2011 yang lalu. Produksi Susu segar yang

11

Page 12: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

12

dihasilkan lebih dari 110.000 kg / hari yang nantinya akan dikirim ke

pabrik IPS (Industri Pengolah Susu) misalnya, Danone, eskrim diamond

dan susu bendera. Penentuan harga susu untuk peternak berdasarkan

kualitas. Harga susu pada level peternak antara Rp. 3.000 s/d Rp 3.450 /

liter.

KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) juga memiliki

fasilitas-fasilitas untuk para anggotanya diantaranya pelayanan kredit

melalui proses yang mudah, cepat dan tanpa bunga, layanan antar sembako

dan sapronak, kredit sapi bergulir (tanpa bunga), pendidikan dan pelatihan,

pelayanan kesehatan hewan, inseminasi buatan dan potong kuku,

pelayanan kesehatan bagi anggota dan sebagainya. KPSBU (Koperasi

Peternak Susu Bandung Utara) juga bekerjasama dengan PERUM

PERHUTANI dalam penyediaan lahan untuk rumput sebagai pakan sapi.

2. BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran)

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) merupakan suatu

wadah yang berfungsi untuk mengembangkan IPTEK dalam hal tanaman

sayuran agar mendapatkan hasil berupa komoditas unggulan. BALITSA

(Balai Penelitian Tanaman Sayuran) bernaung di bawah Departemen

Pertanian Republik Indonesia, yang berkedudukan di Jalan Margasatwa,

Ragunan, Jakarta Selatan. Oleh karena itu lembaga ini merupakan salah

satu Balai Penelitian Tanaman Sayuran yang berstatus sebagai instansi

pemerintah.

BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) mempunyai areal

seluas 36 hektar yang terletak di Kp. Margahayu, Desa Cikole, Kecamatan

Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Tipe tanah yang

terdapat di BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) adalah tanah

andosol yang berasal dari abu vulkanik Gunung Tangkuban Perahu.

Struktur tanah adalah remah dan gembur dengan tekstur tanah terdiri dari

debu, lempung berdebu dan lempung. Balai Penelitian Tanaman Sayuran

(BALITSA) memiliki beberapa komoditas unggulan yang dibagi menjadi

empat prioritas, yaitu:

Page 13: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

13

a. Komoditas utama : Kentang, cabai merah, bawang merah,

kubis, tomat, buncis, kacang panjang dan

jamur

b. Komoditas unggulan : Kentang, cabai merah dan kacang merah

c. Komoditas prospektif : Terung dan Mentimun

d. Komoditas trendsetter : Sayuran tropis asli Indonesia

BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) mengembangkan

kerjasama melalui pola kemitraan dengan beberapa kelompok tani di

beberapa daerah diantaranya kelompok tani yang berasal dari Jawa Timur,

Jawa Tengah, Sumatra, Kalimantan dan lain lain. Dari kegiatan kemitraan

tersebut kelompok tani mengaplikasikan IPTEK yang didapat dari

BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) kemudian diterapkan

dalam kerja nyata. Dalam hal kemitraan dengan BALITSA (Balai

Penelitian Tanaman Sayuran) petani di lembanglah yang paling sering

salah satunya adalah kelompok tani Mekar Tani Jaya.

3. Kelompok Tani Mekar Tani Jaya

Untuk kemitraan dalam praktikum kali ini adalah kemitraan antara

Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya dengan BALITSA (Balai

Penelitian Tanaman Sayuran). BALITSA bekerja sama dengan kelompok

tani dengan mengaplikasikan teknologi pada petani sehingga produksi

petani dapat meningkat, dari hasil tersebut BALITSA juga memperoleh

keuntungan dari petani dengan jumlah yang telah disepakati antara

BALITSA dan Kelompok Usaha Tani. Kelompok Usaha Tani Mekar Tani

Jaya berada di Jl. Cibea (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) nging No 85

RT 02/10 Cibodas Lembang Bandung Barat. Kelompok Usaha Tani Mekar

Tani Jaya berdiri tanggal 10 Oktober 1987. Bidang usahanya antara lain

perdagangan hasil panen, warung produksi dan sarana produksi pertanian.

Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya merupakan penerus dari

kelompok tani Ciung Wanara. Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya

bergerak di bidang agribisnis dan dalam pelaksanaannya diusahakan secara

kolektif (berkelompok).

Page 14: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

14

Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya bertujuan untuk mencapai

usaha yang menguntungkan berkelanjutan dan berkesinambungan demi

meningkatkan kesejahteraan petani. Produk-produk sayuran yang

dihasilkan dipasarkan di supermarket, hotel, restaurant, catering bahkan

sudah menjadi komoditas ekspor. Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya

menyelenggarakan pelatihan dan magang bagi petani nasional, calon

pensiunan dari BUMN, petani pemula dan mahasiswa disertai dengan

beberapa fasilitas diantaranya tutor dan pembimbing yang sudah ahli.

B. Kondisi Organisasi

1. KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara)

KPSBU merupakan koperasi primer yang merupakan milik

anggota dalam struktur organisasi. KPSBU (Koperasi Peternak Susu

Bandung Utara) sama seperti koperasi lainnya bahwa RAT (Rapat

Anggota Tahunan) merupakan pemegang kekuasaan yang paling tinggi

yang berwenang untuk memilih pengurus dan pengawas. Rapat Anggota

merupakan wadah anggota untuk mengambil keputusan dan pemegang

kekuasaan tertinggi yang bertugas untuk: 1) Penetapan anggaran dasar, 2)

Kebijaksanaan Umum (manajemen, organisasi dan usaha koperasi), 3)

Pemilihan, pengangkatan & pemberhentian pengurus & pengawas , 4)

Rencana kerja,rencana budget & pendapatan serta pengesahan laporan

keuangan, 5) Pengesahan pertanggung jawaban , 6) Pembagian SHU, 7)

Penggabungan, pendirian, peleburan dan pembubaran.

Pengurus menjadi pemegang kuasa rapat anggota. Tugas

pengurus adalah mengelola koperasi dalam usahanya, mengajukan

rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan

dan belanja koperasi, menyelenggarakan rapat anggota, mengajukan

laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas,

menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib, dan

memelihara daftar buku anggota dan pengurus. Sedangkan wewenang

yang dimiliki pengurus adalah: 1) Mewakili koperasi didalam dan luar

pengadilan, 2) Memutuskan penerimaan, penolakan anggota baru &

Page 15: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

15

pemberhentian anggota 3) Memanfaatkan koperasi sesuai dengan

tanggungjawabnya.

Pengawas merupakan perangkat organisasi yang dipilih dari

anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap

jalannya organisasi dan usaha koperasi. Pengawas bertanggung jawab

kepada Rapat Anggota. Pengawas bertugas melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, dan

membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. Karyawan di

KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) diangkat dan

diberhentikan oleh manajer berdasarkan Rapat Anggota. Pengawas dalam

melaksanakan tugasnya berwenang untuk melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan organisasi. Dalam

rangka pelaksanaan tugas pengawas yaitu berkewajiban membuat laporan

tentang hasil kepengawasanya dan merahasiakan hasil laporanya kepada

pihak ketiga. Pengawas berwenang untuk meneliti catatan dan fisik yang

ada dikoperasi dan mendapatkan keterangan yang diperlukan.

Untuk menjadi anggota tetap koperasi KPSBU (Koperasi

Peternak Susu Bandung Utara) memerlukan proses selama 2 tahun.

Calon anggota diberikan beberapa uji kelayakan untuk menjadi anggota

tetap diantaranya pendidikan dasar-dasar koperasi dan pada uji terakhir

dengan wawancara. Setelah dinyatakan layak maka calon anggota

kopeerasi memperoleh sertifikat dan menjadi anggota tetap di KPSBU

(Koperasi Peternak Susu Bandung Utara). Kewajiban dari para anggota

koperasi antara lain: 1) Mengamalkan asas, landasan dan sendi koperasi,

2) Menghadiri dan aktif dalam Rapat Anggota, 3) Melunasi simpanan

yang telah ditentukan, 4) Aktif dalam proses usaha koperasi, 5)

Mengikuti pendidikan yang diadakan tentang perkoperasian, 6)

Kewajiban bersama atas kerugian yang diderita. Anggota dapat berhenti

sebagai anggota ketika anggota tersebut meminta berhenti atas kemauan

sendiri atau anggota tersebut meninggal dunia. Anggota dapat

Page 16: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

RAPAT ANGGOTA

PENGURUS

MANAGER

PENGAWAS

UNIT UNIT USAHA

UNITUSAHA UNIT

UNIT USAHA

ANGGOTA

16

diberhentikan ketika tidak lagi memenuhi syarat keanggotaan koperasi

dan merugikan koperasi.

Struktur organisasi di KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung

Utara) merupakan kebutuhan mendasar karena mengarahkan langkah

koperasi mau dibawa kemana. Dalam struktur organisasi memiliki tugas

dan wewenang masing-masing individu.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPSBU

KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) memiliki

jumlah pengurus dan pengawas masing-masing 3 orang. Antara pengurus

dan pengawas dihubungkan dengan garis putus-putus yang merupakan

garis koordinasi (tidak saling memerintah), sedangkan untuk garis yang

tidak terputus merupakan garis komando. Berikut susunan pengurus dan

pengawas di KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) :

Page 17: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

17

a. Pengurus

Ketua : Drs. Dedi Setiadi, SP

Sekretaris : drh. Ramdan Sobahi

Bendahara : Toto Abidin

b. Pengawas

Ketua : Jajang Sumarno, BE

Anggota : 1. H. Asep Hamdani, ST

2. Mansyur Hamzah

Sistem Pemilihan Pengurus dan Pengawas “ One Member One

Vote “.Komitmen Pengurus, Pengawas dan Menejer “ tidak membawa

saudara / keluarga untuk bekerja di KPSBU (Koperasi Peternak Susu

Bandung Utara).“

c. Manajemen

Meneger : Agus Rahmat Indra Jaya , SE

Manager merupakan karyawan atau pegawai yang diberikan

kuasa dan wewenang oleh pengurus untuk mengembangkan usaha

koperasi dengan efisien dan profesional. Hubungannya dengan

pengurus bersifat kontrak kerja dan diangkat serta dibehentikan oleh

pengurus. Tugas dan tanggung jawab Manager di koperasi antara

lain: 1) Memimpin tiap unit usaha dan anggota, 2) Membantu

memberikan usulan kepada pengurus dalam  menyusun perencanaan,

3) Merumuskan pola pelaksanaan kebijaksanaan pengurus  secara

efektif dan efisien, 4) Membantu pengurus dalam menyusun uraian

tugas  bawahannya, 5) Menentukan standart kualifikasi dalam

pemilihan dan promosi  pegawai.

2. BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran)

BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) merupakan

organisasi yang berstatus sebagai instansi pemerintah. Organisasi ini

dipimpin oleh seorang kepala. Kekuasaan tertinggi terletak pada kepala

dan kebijakannya sangat mempengaruhi organisasi.

Page 18: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

Kepala BALITSA

Kelompok Jabatan Fungsional

Seksi Pelayanan Teknik

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi Jasa Penelitian

Ekofiologi

Pranata Komputer

Fisiologi

Pemuliaan Pustakawan Hama dan Penyakit

Teknik Litkayasa

18

Gambar 4.2 Struktur Organisasi BALITSA (Balai Penelitian Tanaman

Sayuran)

Dalam struktur organisasi pada BALITSA (Balai Penelitian

Tanaman Sayuran) kekuasaan tertinggi dipegang oleh seorang Kepala

BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran). Kepala dalam

menjalankan tugasnya dibantu oleh Sub Bagian Tata Usaha yang

mengurusi bagian administrasi, keuangan dan kepersonaliaan di lembaga

dan Seksi Jasa Penelitian yang menyediakan jasa untuk kepentingan

penelitian. Seksi Pelayanan Teknik bertugas menyediakan pelayanan

secara teknis terhadap kebutuhan lembaga. Dibawah kepala terdapat

Page 19: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

Ketua Penasehat

Wakil Ketua

Sekertaris

Bendahara

Seksi-seksi

Jasa Humas

Saprodi

Pengolaha

n Hasil

Kemitraan

Pemasaran Hasil

SDM

19

kelompok Jabatan Fungsional yang terbagi menjadi beberapa kelompok

peneliti, antara lain: Ekofisiolog, Pranata komputer, Fisiologi, Pemuliaan,

Pustakawan, Teknik Litkayasa dan hama penyakit. Kelompok-kelompok

tersebut bertugas untuk mencari suatu cara, teknik dan inovasi dalam

mengembangkan produksi sayuran dari sejumlah penelitian sesuai

dengan keahlian mereka.

3. Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya

Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya bergerak di bidang

agribisnis dan dalam pelaksanaanya di usahakan secara kolektif atau

berkelompok. Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah

mufakat. Berikut struktur organisasi dari Kelompok Usaha Tani Mekar

Tani Jaya:

Gambar 4.3 struktur Organisasi Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya

Page 20: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

20

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kekuasaan tertinggi

pada ketua kelompok yang berkoordinasi dengan penasehat yang

digambarkan dengan garis putus-putus. Di sini penasehat hanya berperan

sebagai pengawas atau yang dimintai pertimbangan dalam mengambil

keputusan. Ketua bertugas sebagai pimpinan dalam organisasi tersebut

yang memiliki komando atas struktur di bawahnya, namun untuk

pengambilan keputusan tetap saja dilakukan secara musyawarah mufakat

dari anggota kelompok yang dipimpin ketua. Wakil ketua sebagai

pengganti ketua apabila ketua tidak dapat hadir dalam suatu rapat atau

acara lainnya dengan persetujuan ketua. Sekertaris bertugas untuk

mengurusi masalah administrasi lembaga baik surat menyurat maupun

pencatatan dan Bendahara berfungsi menangani masalah keuangan di

lembaga. Dalam menjalankan fungsinya, struktur organisasi memiliki

seksi-seksi yang terbagi menjadi beberapa, antara lain: SDM, Pemasaran

Hasil, Kemitraan, Jasa, Humas, Saprodi dan Pengolahan Hasil.

SDM (Sumber Daya Manusia) bertugas untuk mengembangkan

kualitas anggota baik berupa keahlian maupun pengetahuan. Pemasaran

Hasil berfungsi untuk menentukan tempat yang berpotensi untuk

memasarkan hasil produksi agar bisa terjual. Kemitraan berfungsi untuk

menjalin kerjasama dan membina hubungan baik dengan lembaga lain

agar masing-masing pihak mendapatkan keuntungan. Seksi pada Jasa

adalah berkaitan dengan fasilitas penyediaan jasa. Humas bertugas untuk

menjaga hubungan baik dengan pihak eksternal misalnya pada

masyarakat luar. Saprodi bertugas untuk penyediaan kebutuhan dalam hal

budidaya tanaman seperti benih, pupuk, pestisida dan sebagainya.

Pengolahan hasil bertugas untuk menjalankan pengolahan dari produksi

tanam yang dihasilkan.

BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) bermitra dengan

kelompok tani Mekar Tani Jaya. Dalam hal ini, bagian seksi kemitraan

bertugas untuk menjalin kerjasama dan hubungan baik dengan kelompok

tani Mekar Tani Jaya. BALITSA bekerja sama dengan kelompok tani

Page 21: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

21

dengan mengaplikasikan teknologi pada petani sehingga produksi petani

dapat meningkat, dari hasil tersebut BALITSA juga memperoleh

keuntungan dari petani dengan jumlah yang telah disepakati antara

BALITSA dan Kelompok Usaha Tani.

Page 22: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

22

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas antara lain:

1. Dalam struktur organisasi KPBSU (Balai Penelitian Tanaman Sayuran)

RAT (Rapat Anggota Tahunan) merupakan pemegang kekuasaan yang

paling tinggi. Antara pengurus dan pengawas dihubungkan dengan garis

putus-putus yang merupakan garis koordinasi (tidak saling memerintah),

sedangkan untuk garis yang tidak terputus merupakan garis komando.

2. Dalam struktur organisasi Kelompok Tani Mekar Tani Jaya kekuasaan

tertinggi pada ketua kelompok yang berkoordinasi dengan penasehat yang

digambarkan dengan garis putus-putus. Ketua bertugas sebagai pimpinan

dalam organisasi tersebut yang komando atas struktur di bawahnya, namun

untuk pengambilan keputusan tetap saja dilakukan secara musyawarah

mufakat dari anggota kelompok. Wakil ketua sebagai pengganti ketua.

3. BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) mengembangkan

kerjasama melalui pola kemitraan dengan beberapa kelompok tani di

beberapa daerah diantaranya kelompok tani yang berasal dari Jawa Timur,

Jawa Tengah, Sumatra, Kalimantan dan lain lain. Dari kegiatan kemitraan

tersebut kelompok tani mengaplikasikan IPTEK yang didapat dari

BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) kemudian diterapkan

dalam kerja nyata.

4. Kelompok Usaha Tani Mekar Tani Jaya bergerak di bidang agribisnis dan

dalam pelaksanaanya di usahakan secara kolektif atau berkelompok.

B. Saran

Berdasarkan kegiatan praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis

yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan antara lain:

1. Dalam pengawasan koperasi pada KPSBU (Koperasi Peternak Susu

Bandung Utara) lebih ditingkatkan kembali agar usaha yang dijalankan

bisa berjalan dengan baik.

22

Page 23: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

23

2. Sebaiknya pada KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara)

dilakukan upaya peningkatan SDM dengan memberikan pelatihan-

pelatihan tidak hanya dari kalangan tertentu tetapi juga pada masyarakat

sekitar.

3. Untuk pemasaran susu pada KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung

Utara) lebih diperluas lagi.

4. Kemitraan yang dilakukan BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran)

pada kelompok tani hendaknya banyak menguntungkan petani.

5. Sebaiknya dilakukan pengenalan lebih intensif pada petani terhadap

teknologi yang berkembang terutama dalam mengembangkan produksi

pertanian.

Page 24: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

24

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Organisasi Koperasi. http://www.gusbud. web.id /2010/04/ manajemen-koperasi-struktur-organisasi.html. Diakses pada tanggal 5 Desember 2011 pukul 16.00 WIB

Kartasasmitra, ginanjar.1996. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan Dan Pemerataan. Cides. Jakarta

Ninuk. 2000. Strategi Kemitraan Agribisnis Berkelanjutan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 15 no. 2

Santosa, Budi. 2004. Eksistensi Koperasi Peluang dan Tantangan di Era Pasar Global.http://eprints.undip.ac.id/13998/1/Eksistensi_Koperasi_Peluang_dan_Tantangan_Di_Era_Pasr_Global. Diakses pada tanggal 5 Desember 2011 pukul 16.00 WIB

Suwandi.1995. Strategi Pola Kemitraan Dalam Menunjang Agribisnis. ISPI. Bogor

Valeriana, Darwis. 2006. Kemitraan Dan Kelembagaan Agribisnis. Jurnal Agro Ekonomi Vol.24 no.02. Universitas Mulawarman. Samarinda

24

Page 25: Pendahuluan-dapus Ardianti Nur o

25