PENDAHULUAN A. Latar Belakang -...

21
3 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses yang sangat unik. Artinya, kegiatan yang terjadi dalam komunikasi interpersonal tidak seperti kegiatan lainnya, seperti misalnya menyelesaikan tugas pekerjaan rumah, mengikuti perlombaan cerdas cermat, menulis artikel.Komunikasi interpersonal melibatkan paling sedikit dua orang yang mempunyai sifat, nilai-nilai, pendapat, sikap, pikiran, dan perilaku yang khas dan berbeda- beda. Selain itu, komunikasi interpersonal juga menuntut adanya tindakan saling memberi dan menerima di antara pelaku yang terlibat dalam komunikasi, dengan kata lain para pelaku komunikasi saling bertukar informasi, pikiran, gagasan dan sebagainya (Rakhmat, 2001). Komunikasi interpersonal ini terus menerus terjadi selama proses kehidupan manusia. Komunikasi interpersonal dapat diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan manusia. De Vito (1997) menjelaskan komunikasi interpersonal sebagai pengiriman pesan-pesan dari seorang atau sekelompok orang (komunikator) dan di terima oleh orang yang lain (komunikan) dengan efek dan umpan balik yang langsung. Berdasarkan pengamatan awal, penulis menemukan adanya metode pembelajaran yang dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga seperti; bertanya kepada dosen dan sesama mahasiswa, diskusi kelompok, dan mempresentasikan tugas adalah beberapa proses pembelajaran yang di tempuh oleh mahasiswa. Dalam hal ini, mahasiswa dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan komunikasi dengan baik agar dapat menempuh proses pembelajaran tersebut. Namun tidak jarang ditemukan mahasiswa yang sulit untuk mengungkapkan pemikirannya secara lisan, baik dalam diskusi kelompok, saat mempresentasikan tugas, dan melewati ujian lisan. Kesulitan dalam mengungkapkan pemikiran tersebut dapat berbeda-beda, misalnya; ketidaksiapan mahasiswa dalam memahami materi, berdiskusi dengan

Transcript of PENDAHULUAN A. Latar Belakang -...

Page 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

3

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses yang sangat

unik. Artinya, kegiatan yang terjadi dalam komunikasi interpersonal tidak

seperti kegiatan lainnya, seperti misalnya menyelesaikan tugas pekerjaan

rumah, mengikuti perlombaan cerdas cermat, menulis artikel.Komunikasi

interpersonal melibatkan paling sedikit dua orang yang mempunyai sifat,

nilai-nilai, pendapat, sikap, pikiran, dan perilaku yang khas dan berbeda-

beda. Selain itu, komunikasi interpersonal juga menuntut adanya tindakan

saling memberi dan menerima di antara pelaku yang terlibat dalam

komunikasi, dengan kata lain para pelaku komunikasi saling bertukar

informasi, pikiran, gagasan dan sebagainya (Rakhmat, 2001). Komunikasi

interpersonal ini terus menerus terjadi selama proses kehidupan manusia.

Komunikasi interpersonal dapat diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan

manusia. De Vito (1997) menjelaskan komunikasi interpersonal sebagai

pengiriman pesan-pesan dari seorang atau sekelompok orang

(komunikator) dan di terima oleh orang yang lain (komunikan) dengan

efek dan umpan balik yang langsung.

Berdasarkan pengamatan awal, penulis menemukan adanya metode

pembelajaran yang dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga seperti; bertanya kepada dosen dan sesama

mahasiswa, diskusi kelompok, dan mempresentasikan tugas adalah

beberapa proses pembelajaran yang di tempuh oleh mahasiswa. Dalam hal

ini, mahasiswa dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan komunikasi

dengan baik agar dapat menempuh proses pembelajaran tersebut. Namun

tidak jarang ditemukan mahasiswa yang sulit untuk mengungkapkan

pemikirannya secara lisan, baik dalam diskusi kelompok, saat

mempresentasikan tugas, dan melewati ujian lisan. Kesulitan dalam

mengungkapkan pemikiran tersebut dapat berbeda-beda, misalnya;

ketidaksiapan mahasiswa dalam memahami materi, berdiskusi dengan

Page 2: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

4

mahasiswa lain yang belum dikenalnya, berada dalam kelas yang baru,

atau kurangnya minat mahasiswa.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi

interpersonal.Menurut Bandura (1999), faktor tersebut diantaranya adalah

trust, perilaku sportif, sikap terbuka dan self efficacy.Di dalam penelitian

ini peneliti akan menggunakan satu faktor yaitu self efficacy, yaitu

keyakinan tentang sejauhmana individu untuk mampu mempertahankan

kemampuan dirinya dalam melaksanakan suatu tugas atau melakukan

suatu tindakan tertentu yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil

tertentu (Bandura, 1999). Self-efficacy merupakan keyakinan individu

bahwa ia dapat menguasai situasi dan memperoleh hasil yang positif.

Penilaian seseorang terhadap self-efficacy memainkan peran besar dalam

hal bagaimana seseorang melakukan pendekatan terhadap berbagai

sasaran, tugas, dan tantangan (Bandura, 1999).

Dalam penelitianya, Byers dan Weber (1995) menyatakan bahwa

seorang yang mempunyai kesulitan dalam berkomunikasi tidak dianggap

secara positf oleh orang lain. Mereka tidak dianggap responsif, tidak

komunikatif, sulit untuk mengerti, tidak memiliki ketertarikan sosial, tidak

kompeten, tidak dapat dipercaya, tidak berorientasi pada tugas, tidak suka

bergaul, tidak suka menjadi pemimpin dan tidak produktif dalam

kehidupan profesionalnya. Intinya bahwa kesulitan dalam berkomunikasi

menghasilkan pengaruh yang negatif terhadap kehidupan ekonomi,

akademis, politik dan sosial individu.

Nuraeni (2010) mengungkapkan dalam penelitianya berdasarkan

hasil korelasi analisis uji korelasi product moment antara self efficacy

dengan komunikasi interpersonal siswa SLTPN 1 Lumbang

Pasuruan.Analisis semakin tinggi kepercayaan diri siswa maka semakin

rendah komunikasi interpersonalnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti akan mengkaji

penelitian yaitu hubungan antara self-efficacy dengan komunikasi

Page 3: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

5

interpersonal pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Satya Wacana (UKSW).

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan signifikan dan positif antara self efficacy

dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa psikologi di Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga.

C. Tujuan Penelitian

Menguji secara empirik hubungan yang signifikan dan positif

antara self efficacy dengan komunikasi interpersonal pada mahasiswa

psikologi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

pengetahuan dan bahan reverensi penelitian yang akan datang, khususnya

dalam bidang Psikologi Sosial dan Psikologi Komunikasi.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara umum diharapkan dapat menjadi masukan bagi

mahasiswa psikologi, dan secara khusus bagi mahasiswa terkait dapat

dilakukan dengan mengambil langkah-langkah yang lebih bijak.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi Interpersonal

1. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan

setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik

verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2004). Komunikasi interpersonal

Page 4: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

6

atau komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan

pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-

orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika

(Muhammad, 2004).

Komunikasi interpersonal menurut De Vito (1997) adalah suatu

proses mengirim dan menerima pesan antara dua individu atau lebih, atau

antara suatu kelompok kecil individu dengan beberapa efek dan umpan

balik segera.

Jadi dalam penelitian ini, yang dimaksud komunikasi interpersonal

adalah komunikasi interpersonal adalah suatu proses mengirim dan

menerima pesan antara dua individu atau lebih, atau antara suatu

kelompok kecil individu dengan beberapa efek dan umpan balik segera.

2. Aspek-Aspek Komunikasi Interpersonal

Menurut Devito (1997) aspek komunikasi Interpersonal dimulai

dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan

(openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap

positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).

a. Keterbukaan (Openness)

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga indikator dari

komunikasi interpersonal.Pertama, komunikator interpersonal yang

efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi.Ini

tidak berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua

riwayat hidupnya, sebaliknya harus ada kesediaan untuk membuka

diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan

pengungkapan diri ini patut.

Indikator keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan

komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang

datang.Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada

umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita

ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan.

Page 5: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

7

Indikator ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran

(Bochner dan Kelly, 1974).Terbuka dalam pengertian ini adalah

mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang dilontarkan dapat

dipertanggung jawabkan.Cara terbaik untuk menyatakan tanggung

jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata

ganti orang pertama tunggal).

b. Empati (empathy)

Empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui apa

yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut

pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Bersimpati, di

pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih,

sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang

mengalaminya dengan cara yang sama.

Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman

orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan

mereka untuk masa mendatang. Seseorang dapat mengkomunikasikan

empati baik secara verbal maupun non verbal.Secara nonverbal, kita

dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan

keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-

gerik yang sesuai, konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur

tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik, serta sentuhan atau

belaian yang sepantasnya.

c. Sikap mendukung (supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana

terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb.Komunikasi

yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang

tidak mendukung.Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan

bersikap deskriptif, bukan evaluatif; spontan, bukan strategis; dan

provisional, bukan sangat yakin.

Page 6: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

8

d. Sikap positif (positiveness)

Seseorang mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi

interpersonal dengan sedikitnya dua cara: menyatakan sikap positif dan

secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.

Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi

interpersonal.Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang

memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.Kedua, perasaan

positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk

interaksi yang efektif.

e. Kesetaraan (Equality)

Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara.

Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak

sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak

mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu

hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,ketidak-

sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk

memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan

untuk menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita

menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan

nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau

menurut istilah Carl Rogers, kesetaraan meminta seseorang untuk

memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada orang lain.

Aspek-aspek komunikasi interpersonal dari Devito (1997) ini yang

akan digunakan sebagai pedoman pembuatan penyusunan angket dalam

penelitian.

B. Self Efficacy

1. Pengertian Self Efficacy

Bandura (dalam Feist & Feist, 2006) mendefinisikan self-efficacy

sebagai keyakinan manusia pada kemampuan mereka untuk melatih

sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan kejadian-

Page 7: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

9

kejadian di lingkungannya. Bandura (dalam Indarti & Rostiani, 2008)

mendefinisikan efikasi diri sebagai kepercayaan seseorang atas

kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Sedangkan Cromie (dalam Indarti & Rostiani, 2008) menjelaskan

bahwa efikasi diri mempengaruhi kepercayaan seseorang pada tercapai

atau tidaknya tujuan yang sudah ditetapkan. Mattenson dan Ivancevich

(dalam Innovani, 2002) menyatakan bahwa self-efficacy berhubungan

pada keyakinan individu mengenai kompetensi dan kemampuan. Lebih

lanjut secara khusus dikatakan pula bahwa self-efficacy menunjuk pada

keyakinan individu atas kemampuannya untuk menyelesaikan tugas

secara sukses. Individu-individu dengan tingkat self-efficacy yang tinggi

yakin terhadap kapabilitas performasi mereka.

Schunk (dalam Miskiyah, 2003) memberikan batasan mengenai

self-efficacy sebagai suatu perkiraan seseorang mengenai seberapa jauh

dirinya mampu mengorganisasikan dalam melakukan tindakan-tindakan

yang diperlukan untuk menghadapi situasi-situasi pada masa mendatang

yang mengandung kekaburan, tidak dapat diramalkan dan seringkali

penuh takaran.

Penelitian ini menggunakan definisi dari Bandura (2001), bahwa

self-efficacy merupakan keyakinan tentang kemampuan dalam

melakukan tugas yang diberikan atau melakukan suatu tindakan yang

diperlukan dalam mencapai hasil tertentu.

1. Aspek-aspek Self Efficacy

Gerrits(1999) dalam penelitiannya menggunakan 3 (tiga) aspekself-

efficacy, yaitu:

a. Pengharapan hasil (out-come expectancy), yaitu harapan terhadap

kemungkinan hasil dari suatu perilaku. Dengan kata lain, out-come

expectancy merupakan hasil pikiran atau keyakinan individu bahwa

perilaku tertentu akan mengarah pada hasil tertentu.

Page 8: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

10

b. Pengharapan efikasi (efficacy expectancy), yaitu keyakinan seseorang

bahwa dirinya akan mampu melakukan tindakan yang diperlukan

untuk mencapai hasil. Aspek ini menunjukkan bahwa harapan

individu berkaitan dengan kesanggupan melakukan suatu perilaku

yang dikehendaki.

c. Nilai hasil (out-come value), yaitu nilai kebermaknaan atas hasil yang

diperoleh individu. Nilai hasil (out-come value) sangat berarti

mempengaruhi secara kuat motif individu. Untuk memperolehnya

kembali, individu harus mempunyai out-come value yang tinggi untuk

mendukung out-come expectancy dan efficacy expectancy yang

dimiliki.

Selanjutnya aspek-aspek self-efficacy yang dikemukakan oleh Gerrits

tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun angket self-

efficacy.

C. Hubungan Antara Self Efficacy Terhadap Komunikasi Interpersonal

Permasalahan utama dalam kemampuan komunikasi interpersonal adalah

adanya rasa khawatir tentang respon atau penilaian orang lain terhadap dirinya

(apa yang disampaikannya dan bagaimana ia menyampaikannya) akibat dari

rendahnya kepercayaan diri yang dimiliki. Jika seseorang memiliki

keterampilan dalam berkomunikasi maka itu akan menjadi dasar yang baik

bagi pembentukan sikap percaya diri (Bandura, 1997).

Keyakinan diri (self efficacy) mempunyai peranan yang penting dalam

kehidupan seseorang. Dengan keyakinan diri (self efficacy) seseorang akan

mengusahakan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap

diri sendiri maupun terhadap lingkungan dan situasi yang dihadapi. Keyakinan

diri (self efficacy) merupakan petunjuk bahwa seseorang tersebut merasa

memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa (Bandura,

1997).

Bandura (1997) menggunakan istilah keyakinan diri (self efficacy) dalam

menjelasakan tentang rasa percaya diri individu. Menurutnya keyakinan diri

Page 9: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

11

(self efficacy) mengarah pada keyakinan individu bahwa dirinya mempunyai

kemampuan dalam batasan tertentu untuk melakukan suatu kegiatan. Selain

itu, Schwarzer (2001) menjelaskan bahwa keyakinan diri yang rendah akan

diasosiasikan dengan keadaan depresi, kecemasan serta ketidakberdayaan.

Dalam hal pemikiran keyakinan diri dapat mempengaruhi proses kognitif

seseorang termasuk didalamnya adalah kemampuan pengambilan keputusan

yang tepat serta pencapaian prestasi. Dalam hal tindakan keyakinan diri dapat

meningkatkan atau menghambat motivasi seseorang. Individu dengan

keyakinan diri tinggi akan memilih melakukan tugas-tugas yang lebih

menantang, dirinya akan menetapkan tujuan yang tinggi serta berusaha untuk

mencapainya sampai berhasil (Bandura, 1997).

Bandura (1997) berpendapat bahwa harapan mengenai kemampuan

untuk melakukan tindakan yang diperlukan itu menentukan apakah orang

yang bersangkutan akan berusaha untuk melakukannya, seberapa tekun

seseorang melakukannya, dan pada akhirnya akan menentukan seberapa

keberhasilan yang akan diperolehnya. Hal ini juga sesuai dengan pendapat

Lent (1991) bahwa keyakinan yang kuat dalam diri untuk mencapai

performansi yang diharapkan akan memberi dorongan dan kekuatan pada diri

individu itu sendiri. Selain itu, Myers (1996) menambahkan bahwa

individu dengan self efficacy yang tinggi tidak mudah mengalami kesulitan

dalam berkomunikasi secara interpersonal serta memiliki pola hidup yang

terfokus, sehingga dapat hidup lebih sukses dalam bidang akademis.

Dari Uraian di atas menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki

keyakinan diri (Self efficacy) dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang

sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik, merasa berharga,

mempunyai keberanian, dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya,

mempertimbangkan berbagai pilihan, serta membuat keputusan sendiri

merupakan perilaku yang mencerminkan keyakinan diri. Selain itu, dengan

seseorang memiliki keyakinan diri (Self efficacy) juga akan memiliki tingkat

berkomunikasi interpersonal yang baik.

Page 10: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

12

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yg digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif.

B. Partisipan Penelitian

Dalam penelitian ini karakteristik partisipan yang ditetapkan peneliti

adalah sebagai berikut:

a. Mahasiswa psikologi UKSW

b. Angkatan aktif (2008-2013)

c. Melakukan registrasi kuliah

Tabel 1

Jumlah Populasi dan Sampel

Angkatan Jumlah Mahasiswa Jumlah Sampel

2008 81 17

2009 130 28

2010 115 18

2011 113 18

2012 133 30

Total 572 111

Untuk menganalisis antara self-efficacy dengan komunikasi interpersonal,

digunakan analisis korelasi. Metode analisa yang digunakan adalah korelasi

product moment.

C. Teknik Pengambilan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan angket berisi skala likert dari 2 bentuk, yaitu angket

self efficacy dan angket komunikasi interpersonal.Untuk angket self-efficacy

Page 11: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

13

peneliti menggunakan aspek yang dikemukakan oleh Bandura (1997), dan

untuk angket komunikasi interpersonal peneliti menggunakan aspek yang

dikemukakan oleh Devito (1997).

a. Angket Self-Efficacy

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur self efficacy, adalah

skala self efficacy yang dirancang berdasarkan aspek-aspek yang self-

efficacy yang digunakan oleh Gerrits (2009) yaitu komponen

pengharapan hasil, pengharapan efikasi dan nilai hasil.

Tabel 2

Sebaran Item Angket Self-Efficacy

No

.

ASPEK Indikator Item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1. Pengharapan

hasil

Harapan

terhadap

kemungkinan

hasil dari

perilaku

Perilaku tertentu

mengarah pada

hasil tertentu

1, 7, 10,

13, 17

4, 16, 22, 21,

27

10

2.

Pengharapan

efficacy

Harapan

individu berbuat

dengan

kesanggupan

melalui suatu

perilaku yang

dikehendaki

2, 5, 8, 14

20

11, 18, 23,

25, 28

10

Page 12: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

14

3. Nilai hasil Nilai

kebermaknaan

atas hasil yang

dicapai individu

Nilai hasil

sangat berarti

mempengaruhi

secara kuat

motif individu

3, 9, 15,

19

6, 12, 24, 26 8

Total Item 28

b. Angket Komunikasi Interpersonal

Untuk mengukur komunikasi interpersonal, dalam penelitian ini

menggunakan aspek yang dikemukakan oleh Devito (1997) yaitu

keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan

kesetaraan.Model skala ini menggunakan skala likert.

Tabel 3

Sebaran Item Angket Komunikasi Interpersonal

No ASPEK Indikator Item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1. Keterbukaan

Efektif, harus terbuka

kepada orang yang

diajak berinteraksi

Kesediaan

komunikator untuk

bereaksi secara jujur

terhadap stimulus

yang datang

1, 13, 25 7, 19, 27 6

Page 13: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

15

Perasaan dan pikiran

yang dilontarkan dapat

dipertanggung-

jawabkan

2.

Empati

Mengetahui apa yang

sedang dialami orang

lain pada suatu saat

tertentu, dari sudut

pandang orang itu,

melalui kacamata

orang lain

2, 14, 26 6, 8, 20 6

3. Sikap

mendukung

Sikap mendukung

dengan bersifat

deskriptif, bukan

evaluative; spontan,

bukan strategis; dan

propovisional, bukan

yakin

3, 9, 15 18, 21, 30 6

4. Sikap positif Memiliki sikap positif

terhadap diri sendiri

Komunikasi pada

umumnya sangat

penting untuk

interaksi yang

efektif/pentingnya

komunikasi untuk

interaksi yang efektif

4, 16, 28 10, 12, 22 6

5. Kesetaraan Upaya memahami

perbedaan

5, 17, 29 11, 23, 24 6

TOTAL 30

Page 14: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

16

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Deskriptif

a. Self-Efficacy

Dari hasil analisa deskriptif menunjukan bahwa variabel self-

efficacy memiliki nilai mean sebesar 72,8018 dan nilai standart deviasi

sebesar 8,81096. Kemudian dilakukan pengkatagorian terhadap skor

nilai dan rata-rata self-efficacy. Dari 24 item yang digunakan sebagai

alat ukur self-efficacy, diketahui skor terendah adalah 54 dan skor

tertinggi adalah 96 dengan 5 katagori yaitu sangat tinggi, tinggi,

sedang, rendah dan sangat rendah.

Berikut adalah pengkatagorian tinggi rendahnya atau interval

self-efficacy:

KategoriJumlah

MinimalSkor - MaksimalSkor Efficacy -Self Interval

5

24-96Efficacy -Self Interval

Tabel 4

Interval self-efficacy

Skor Kriteria Frekuensi

(F)

Presentase

(%)

Min Max Mean

24≤ x<38,4 Sangat rendah 0 0 24

38,4≤ x<52,8 Rendah 0 0

52,8≤ x<79,2 Sedang 92 82,88 72,8018

79,2≤ x<87,6 Tinggi 12 10,81

87,6≤ x≤96 Sangat tinggi 7 6,30 96

Jumlah 111 100 SD = 8,81096

x = skor self-efficacy

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa 82,88% mahasiswa

fakultas psikologi UKSW memiliki tingkat self-efficacy yang sedang.

10,81% mahasiswa yang memiliki self-efficacy yang tinggi. Kemudian

Page 15: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

17

terdapat 6,30% mahasiswa yang memiliki self-efficacy yang sangat

tinggi. Nilai rata-rata diperoleh sebesar 72,8018 yang termasuk dalam

kategori sedang dalam tingkat self-efficacy. Skor minimum adalah 24

dan skor maksimum adalah 96 dengan standar deviasi 8,81096.

b. Komunikasi Interpersonal

Dari hasil analisa deskriptif menunjukan bahwa variabel

komunikasi interpersonal memiliki nilai mean sebesar 68,9459 dan

nilai standart deviasi sebesar 8,04062. Kemudian dilakukan

pengkatagorian terhadap skor nilai dan rata-rata komunikasi

interpersonal. Dari 22 item valid diketahui skor terendah 45 dan skor

tertinggi adalah 88 dengan 5 katagori yaitu sangat tinggi, tinggi,

sedang, rendah dan sangat rendah.

Berikut adalah rumus pengkatagorian tinggi rendahnya atau

interval komunikasi interpersonal:

KategoriJumlah

MinimalSkor - MaksimalSkor Efficacy -Self Interval

5

22-88Efficacy -Self Interval

Tabel 5

Interval Komunikasi Interpersonal

Skor Kriteria Frekuensi

(F)

Presentase

(%)

Min Max Mean

22≤ x<35,2 Sangat rendah 0 0 22

35,2≤ x<48,4 Rendah 3 2,70

48,4≤ x <61,6 Sedang 8 7,20

61,6≤ x<74,8 Tinggi 61 54,95 68,9459

74,8≤ x≤88 Sangat tinggi 39 35,13 88

Jumlah 111 100 SD = 8,04062

x = skor komunikasi interpersonal

Page 16: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

18

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa 2,70% dari mahasiswa

Fakultas Psikologi UKSW memiliki komunikasi interpersonal yang rendah

dan 7,20% mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW memiliki komunikasi

interpersonal yang sedang. 54,95% mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

memiliki komunikasi interpersonal yang tinggi. Kemudian 35,13%

mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW memiliki komunikasi interpersonal

yang sangat tinggi. Nilai rata-rata yang diperoleh 68,9459 yang termasuk

dalam kategori komunikasi interpersonal tinggi. Skor minimum adalah 22

dan skor maksimum adalah 88 dengan standar deviasi 8,04062.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara self-efficacy dan

komunikasi interpersonal dengan menggunakan SPSS version 15.0 for

windows dengan pengujian korelasi Pearson Product Moment diperoleh

hasil rxy = 0,551 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan hubungan positif dan

signifikan antara self-efficacy dengan komunikasi interpersonal.Maka

semakin tinggi tingkat self-efficacy maka semakin tinggi tingkat

komunikasi interpersonal.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dari Bandura (1999), ada

beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi

interpersonal, faktor tersebut diantaranya adalah trust, perilaku sportif,

sikap terbuka dan self-efficacy. Prakosa (1996) keyakinan terhadap diri

sendiri sangat diperlukan mahasiswa. Keyakinan ini akan mengarahkan

kepada pemilihan tindakan, pengerahan usaha, serta keuletan individu.

Keyakinan yang didasari oleh batas-batas kemampuan yang dirasakan

akan menuntut kita berperilaku secara mantap dan efektif.

Menurut Bandura (dalam Golightly, 2007) self-efficacy dipercaya

memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan suatu tugas.Self-efficacy yang

tinggi menciptakan perasaan yang tenang ketika mendapati tugas yang

sulit, sementara itu self-efficacy yang rendah menunjukan perasaan bahwa

tugas tersebut lebih sulit dari kenyataan sehingga menciptakan perasaan

Page 17: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

19

stress, cemas, dan pemikiran yang dangkal untuk menyelesaikan suatu

tugas (Eccles dalam McGrew, 2008).

Menurut hasil deskriptif self-efficacy, nilai rata-rata yang diperoleh

dari penelitian ini adalah 72,8018 dengan persentase sebesar 82,88%. Hal

ini berarti tingkat rata-rata self-efficacy dari 111 mahasiswa Fakultas

Psikologi berada dalam kategori tinggi.

Dalam dunia pendidikan komunikasi memegang peranan yang

penting untuk kelancaran proses belajar dan hasil yang baik. Menurut

Jourdan (dalam Yusuf 1990) bidang pendidikan tidah akan berjalan tanpa

dukungan komunikasi. Seorang mahasiswa diharapkan dapat menjadi

pembicara, pendengar, dan pelaku media (media participant) yang

kompeten dalam berbagai setting lingkungan, seperti dalam situasi

personal dan sosial, di dalam kelas, di tempat kerja, maupun sebagai

anggota masyarakat. Di dalam setting kelas pada khususnya, esensi dari

proses belajar mengajar adalah komunikasi yang terdiri dari transaksi

verbal dan nonverbal antara dosen dan mahasiswa maupun antar

mahasiswa (Connor, 1996).

Berdasarkan tabel deskriptif komunikasi interpersonal diperoleh

nilai rata-rata komunikasi interpersonal sebesar 68,9459 dengan persentase

54,95% dalam kategori tinggi dan 35,13% berada dalam kategori sangat

tinggi.

Berdasarkan hasil analisis korelasi didapatkan sumbangan efektif

dari self-efficacy terhadap komunikasi interpersonal sebanyak 30,36% dari

seluruh sumbangan efektif (100%), sementara 69,44% berasal dari faktor

lainnya.

Page 18: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

20

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara self-efficacy dengan

komunikasi interpersonal pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar r = 0,551 (p < 0.05).

Hal ini berarti semakin tinggi self-efficacy maka semakin tinggi

komunikasi interpersonal.

2. Self-efficacy menghasilkan nilai rata-rata sebesar 72,8018 yang

termasuk dalam katagori sedang.Komunikasi Interpersonal

menghasilkan nilai rata-rata sebesar 68,9459 yang termasuk dalam

katagori tinggi.

3. Sumbangan efektif self-efficacy terhadap komunikasi interpersonal

sebesar 30,36%.

B. Saran

1. Bagi mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

Mahasiswa sangat diharapkan memiliki serta menumbuhkan self-

efficacy mereka agar dapat mencapai prestasi dalam bidang akademik.

Dengan adanya komunikasi interpersonal pada mahasiswa Fakultas

Psikologi UKSW, mahasiswa diharapkan agar tidak menjadikannya

hanya sebatas komunikasi saja, namunmahasiswa diharapkan mau

melatih komunikasi interpersonal mereka bukan hanya sebatas untuk

keperluan pergaulan saja tetapi juga untuk kepentingan peningkatan

prestasi mereka.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Untukmeningkatkan kualitas peneilitan lebih lanjut, khususnya

yang berhubungan dengan self-efficacy dan komunikasi interpersonal.

Peneliti yang mendatang diharapkan dapat membuat penelitian yang

lebih luas, misalnya saja dengan memperluas ruang populasi ataupun

Page 19: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

21

menambah variabel lain yang ikut memberikan sumbangan efektif

kepada komunikasi interpersonal.

Daftar Pustaka

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta:

Rineka Cipta

Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Edisi Revisi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar Offset.

, S. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Bandura, A, (1991), Self Efficacy Mechanism in Psychological and Health-

Promoting Behavior, Prentice Hall, New Jersey.

, A (1997). Self-Efficacy (The Exercise Of Control).New York: W. H.

Freeman and Company.

, A. (1999). Self efficacy : toward a unifying theory of behavior change.

Psychological Review. No 84 : 191-215

, A., Barbaranelli, C., Caprara, G. V., & Pastorelli, C. (2001). Self‐efficacy

beliefs as shapers of children's aspirations and career trajectories.Child

Dev, 72(1), 187‐206.

Connor, M. A. (1996).The importance of Speaking, Listening and Literacy.[On-

line]. (http://WWW.scassn.org/k12stds.htm).

Devito, Joseph, A. (1997). Komunikasi Antar Manusia Edisi Kelima, Professional

Books, Jakarta

Feist, J. & Feist, G.J. (2006).Theories of Personality, ed. VI.Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

George dan Cristian. (1990). Counselling Theory and Practice. Boston: Allyn and

Bacon

Golightly. (2007). Devining The Components Of Academic Self Efficacy In

Najavo American Indian High School Students. Departement of

Counseling Psychology and Special Education Brigham Young University

(http://contentdm.lib.byu.edu/ETD/image/etd1592.pdf).

Gerrits, C. D. (2009). Hubungan Self-Efficacy Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Ambon Di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Skripsi (tidak

Page 20: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

22

diterbitkan). Salatiga. Fakultas Psikologi. Universitas Kristen Satya

Wacana.

Indarti, Rostiani. (2008). Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan

Antara Indonesia, Jepang, dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis

Indonesia, vol.23, no. 4, Oktober 2008.

(http://nurulindarti.files.wordpress.com/2009/03/indarti-rostiani-jebi-

2008.pdf)

Liliweri, Alo. (1991). Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti

Martiani, (1991). Kompetensi social dan kepercayaan diri remaja. Jurnal

Psikologi, thn XVIII, 1, 17-20

McGrew. (2008). Academic Self Efficacy: Definition and Conceptual

Background. (http://www.iapsych.com/acmcewok/academicself-

efficacy.html)

Mohammad, (2004). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT

Bumi Aksara

Mulyana, Deddy, (2004). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja

Rosda Karya. 2004

Nuraeni, (2010). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Komunikasi

Interpersonal Pada Siswa Kelas Vii & Viii Di Sltpn I Lumbang Pasuruan.

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (Uin) Maulana Malik Ibrahim

Malang

Partini, (2011). Motivasi Belajar Ditinjau Dari Komunikasi Interpersonal

Kelompok Belajar Dan Self Efficacy. Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Prakosa, H. (1996). Cara Penyampaian Hasil Belajar untuk Meningkatkan Self

Efikasi Mahasiswa. Jurnal Psikologi. No.2, 11-22.

Rakhmat, J. (2001). Psikologi Komunikasi edisi Revisi. Bandung: Remaja Karya.

Schwarzer, R. (2001-in press). Social-cognitive factors in changing health-related

behavior. Current Directions in Psychological Science

Sendjaja, Djuarsa, Sasa. , (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka, Jakarta

Page 21: PENDAHULUAN A. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12445/2/T1_802010703_Full... · terdapat sikap mendukung (supportiveness).Suatu konsep yang

23

Yusuf, P. (1990). Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.