pendahuluan

2
PENDAHULUAN Infeksi kulit merupakan infeksi yang sering terjadi di Negara berkembang. Infeksi kulit dapat disebabkan oleh virus, jamur, atau bakteri. Tubuh memiliki system imun untuk melindungi tubuh itu sendiri dari berbagai mikroba pathogen yang membahayakan. Sistim imun tediri dari dua macam yaitu system innate imun atau bawaan dan system imun adaptif. Kedua macam system imun ini memiliki komponen-komponen sendiri- sendiri yang intinya saling bekerjasama untuk memberikan pertahanan bagi tubuh sehingga tidak mudah terserang oleh berbagai penyakit khususnya yang ditimbulkan dari mikroba pathogen. Studi epidemiologi mengenai penyakit kulit di Indonesia masih terbatas. Data yang didapatkan dari beberapa studi dengan tema prevalensi penyakit kulit berbasis komunitas di negara berkembang mengindikasikan bahwa penyakit kulit di negara berkembang sering ditemukan, yaitu sekitar 20-80%, dan yang paling sering adalah infeksi, misalnya mikosis superfisial, pioderma, dan infestasi skabies (Al-Hoqail, 2013).

description

pendahuluan

Transcript of pendahuluan

Page 1: pendahuluan

PENDAHULUAN

Infeksi kulit merupakan infeksi yang sering terjadi di Negara berkembang. Infeksi

kulit dapat disebabkan oleh virus, jamur, atau bakteri. Tubuh memiliki system imun untuk

melindungi tubuh itu sendiri dari berbagai mikroba pathogen yang membahayakan. Sistim

imun tediri dari dua macam yaitu system innate imun atau bawaan dan system imun

adaptif. Kedua macam system imun ini memiliki komponen-komponen sendiri-sendiri yang

intinya saling bekerjasama untuk memberikan pertahanan bagi tubuh sehingga tidak mudah

terserang oleh berbagai penyakit khususnya yang ditimbulkan dari mikroba pathogen.

Studi epidemiologi mengenai penyakit kulit di Indonesia masih terbatas. Data yang

didapatkan dari beberapa studi dengan tema prevalensi penyakit kulit berbasis komunitas di

negara berkembang mengindikasikan bahwa penyakit kulit di negara berkembang sering

ditemukan, yaitu sekitar 20-80%, dan yang paling sering adalah infeksi, misalnya mikosis

superfisial, pioderma, dan infestasi skabies (Al-Hoqail, 2013).

Namun, kasus penyakit kulit sampai saat ini belum dianggap sebagai masalah

kesehatan yang penting dalam perencanaan strategi kesehatan masyarakat, meskipun pola

penyakit kulit merupakan salah satu di antara parameter lain sebagai tolok ukur

perkembangan kesehatan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan.

Untuk menilai faktor risiko penyakit kulit banyak hal yang harus dipertimbangkan

antara lain ekologi dan lingkungan. Faktor risiko yang dapat meningkatkan prevalensi

kelainan kulit adalah status sosio-ekonomi rendah, malnutrisi, wilayah padat penduduk, dan

tingkat kebersihan yang rendah. Studi epidemiologi dapat memberikan informasi mengenai

prevalensi, umur, predileksi seks, dan distribusi regional dari penyakit kulit.