Pendahuluan

1
Pendahuluan Berbagai kasus pelanggaran dan penyelewengan dalam perusahaan-perusahaan besar di level multinasional telah mendorong berbagai pihak untuk membuat suatu aturan mengenai batasan- batasan etis yang mengatur tata kelola perusahaan, akuntabilitas, juga persaingan bisnis yang sehat. Perusahaan-perusahaan multinasional dinilai masih abai terhadap nilai-nilai tersebut, padahal perusahaan-perusahaan tersebut memiliki peran dan imbas yang besar bagi perkenomian suatu negara, bahkan, dalam skala yang lebih besar, kinerjanya dapat memengaruhi perekonomian dunia. Praktik tata kelola perusahaan yang baik dianggap sebagai sesuatu yang fundamental dalam membangun fondasi perusahaan agar terus going concern, dan resistant terhadap segala jenis fraud maupun kesalahan sistemik di dalam perusahaan itu sendiri. Belajar dari berbagai kasus besar skandal yang melibatkan korporasi besar, seperti kasus manipulasi laporan keuangan yang melibatkan perusahaan industri energi, Enron dan KAP besar Arthur Andersen di tahun 2001 yang berimbas sangat besar terhadap pasar modal dengan lesunya pergerakan dan turunnya harga saham secara drastis, dan mengakibatkan perusahaan tersebut bangkrut dan meninggalkan utang sebesar $31 Milyar. Maka, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan sebuah Undang-undang yang mengatur tentang tata kelola perusahaan yang dinamakan Sarbanes-Oxley Act, sebagai standar prosedur penilaian akuntabilitas demi menata ulang fungsi akuntansi perusahaan publik, tata kelola perusahaan, keterbukaan informasi, serta melindungi dan menegaskan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat dan berkepentingan dalam kegiatan usaha perusahaan sehingga meningkatkan kepercayaan publik terhadap perusahaan yang telah go public, terutama perusahaan yang listing di bursa efek new york. Produk hukum ini memperketat syarat disclosure tentang laporan keuangan dan kinerja perusahaan, kode etik eksekutif di bidang keuangan serta independensi auditor dan tata kelola perusahaan yang baik. Instrumen ini menjadi acuan dasar dalam standar tata kelola perusahaan bagi perusahaan di berbagai negara dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Diharapkan langkah awal ini menjadi solusi perventif tindakan curang pelaku bisnis (seperti praktik suap dan persaingan tidak sehat) yang memanfaatkan lemahnya tata kelola pemerintahan sehingga berpotensi melahirkan krisis.

Transcript of Pendahuluan

Page 1: Pendahuluan

Pendahuluan

Berbagai kasus pelanggaran dan penyelewengan dalam perusahaan-perusahaan besar di level

multinasional telah mendorong berbagai pihak untuk membuat suatu aturan mengenai batasan-

batasan etis yang mengatur tata kelola perusahaan, akuntabilitas, juga persaingan bisnis yang sehat.

Perusahaan-perusahaan multinasional dinilai masih abai terhadap nilai-nilai tersebut, padahal

perusahaan-perusahaan tersebut memiliki peran dan imbas yang besar bagi perkenomian suatu

negara, bahkan, dalam skala yang lebih besar, kinerjanya dapat memengaruhi perekonomian dunia.

Praktik tata kelola perusahaan yang baik dianggap sebagai sesuatu yang fundamental dalam

membangun fondasi perusahaan agar terus going concern, dan resistant terhadap segala jenis fraud

maupun kesalahan sistemik di dalam perusahaan itu sendiri. Belajar dari berbagai kasus besar

skandal yang melibatkan korporasi besar, seperti kasus manipulasi laporan keuangan yang

melibatkan perusahaan industri energi, Enron dan KAP besar Arthur Andersen di tahun 2001 yang

berimbas sangat besar terhadap pasar modal dengan lesunya pergerakan dan turunnya harga saham

secara drastis, dan mengakibatkan perusahaan tersebut bangkrut dan meninggalkan utang sebesar

$31 Milyar.

Maka, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan sebuah Undang-undang yang mengatur tentang

tata kelola perusahaan yang dinamakan Sarbanes-Oxley Act, sebagai standar prosedur penilaian

akuntabilitas demi menata ulang fungsi akuntansi perusahaan publik, tata kelola perusahaan,

keterbukaan informasi, serta melindungi dan menegaskan hak dan kewajiban pihak-pihak yang

terlibat dan berkepentingan dalam kegiatan usaha perusahaan sehingga meningkatkan kepercayaan

publik terhadap perusahaan yang telah go public, terutama perusahaan yang listing di bursa efek

new york.

Produk hukum ini memperketat syarat disclosure tentang laporan keuangan dan kinerja perusahaan,

kode etik eksekutif di bidang keuangan serta independensi auditor dan tata kelola perusahaan yang

baik. Instrumen ini menjadi acuan dasar dalam standar tata kelola perusahaan bagi perusahaan di

berbagai negara dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Diharapkan langkah awal ini menjadi solusi

perventif tindakan curang pelaku bisnis (seperti praktik suap dan persaingan tidak sehat) yang

memanfaatkan lemahnya tata kelola pemerintahan sehingga berpotensi melahirkan krisis.