PENDAHULUAN-1

45
Scenario A 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Sistem reproduksi adalah blok tujuh belas pada semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang memaparkan kasus Asfiksia Neonatorum. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial. Page 1

Transcript of PENDAHULUAN-1

Page 1: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Sistem reproduksi adalah blok tujuh belas pada semester VI dari Kurikulum

Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang

memaparkan kasus Asfiksia Neonatorum.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system

pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan

pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

Page 1

Page 2: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

Tutor : dr. Dahler Bahrum Sp A

Moderator : M. Kaisar Pahlawan

Sekretaris meja : Siska Purnamasari

Sekretaris papan : Rini Anadofani

Waktu : 1. Selasa, 3 july 2012

2. Kamis, 5 july 2012

Pukul. 13.00 – 15.30 wib.

Rule :

1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.

2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen

3. Izin saat akan keluar ruangan

2.2 Skenario Kasus

Seorang bayi laki-laki lahir di RSMP dari seorang ibu yang bernama Ny. Rahma

usia 17 tahun. Ny Rahma masuk rumah sakit karena mules ingin melahirkan. Ini

merupakan kehamilanya yang pertama. Ny Rahma lupa kapan HPHT nya, tapi menurut

perkiraan, dia hamil 8 bulan. Selama hamil Ny. Rahma menderita darah tinggi. Bayi Ny.

Rahma lahir secara spontan, ketuban pecah satu jam sebelum bayi lahir dan warnanya

jernih. Sayangnya, bayi lahir tidak langsung menangis, merintih dan tampak sianosis.

Nilai skor APGAR 1 menit adalah 4 dan 5 menih adalah 8.

Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum : PB : 40 cm, BBL : 1400 g, LK : 30 cm.

Vital Sign : RR : 70x/menit, Temp : 36 C, HR : 150x/menit.

Pemeriksaan Khusus :

Page 2

Page 3: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

Kepala : hidung : napas cuping hidung (+) merintih

Thorax : retraksi dinding dada (+)

Ekstremitas : Tonus otot menurun, sedikit fleksi pada ekstremitas, plantar creases hanya

1/3 anterior.

Kulit : tipis dan lanugo masih banyak.

2.3 Seven Jump Steps

2.3.1 KLARIFIKASI ISTILAH

HPHT : hari pertama haid terakhir.

Lahir spontan : proses persalinan dengan tenaga mengejan ibu tanpa bantuan alat

apapun.

Ketuban pecah : air yang keluar dari jalan lahir yang mendahului bayi lahir.

Sianosis : diskolorasi kebiruan dari kulit dan membrane mukosa akibat Hb tereduksi

yang berlebihan dalam darah.

Skor APGAR : metode yang digunakan untuk menilai kondisi kesehatan bayi baru

lahir sesaat setelah lahir.

Nafas cuping hidung : pernafasan cuping hidung pada saat inspirasi.

Retraksi dinding dada : penarikan dinding dada.

Tonus otot : kontraksi otot yang selalu dipertahankan keberadaanya oleh otot.

Plantar creases : garis atau cekungan ringan linier pada telapak kaki pada bayi baru

lahir.

Lanugo : rambut-rambut pada tubuh fetus.

Page 3

Page 4: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

2.3.2 IDENTIFIKASI MASALAH

1. Seorang bayi laki-laki lahir di RSMP dari seorang ibu yang bernama Ny. Rahma usia

17 tahun. Ny Rahma masuk rumah sakit karena mules ingin melahirkan.

2. Ini merupakan kehamilanya yang pertama. Ny Rahma lupa kapan HPHT nya, tapi

menurut perkiraan, dia hamil 8 bulan.

3. Selama hamil Ny. Rahma menderita darah tinggi. Bayi Ny. Rahma lahir secara

spontan, ketuban pecah satu jam sebelum bayi lahir dan warnanya jernih.

4. Sayangnya, bayi lahir tidak langsung menangis, merintih dan tampak sianosis. Nilai

skor APGAR 1 menit adalah 4 dan 5 menih adalah 8.

5. Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum : PB : 40 cm, BBL : 1400 g, LK : 30 cm.

Vital Sign : RR : 70x/menit, Temp : 36 C, HR : 150x/menit.

6. Pemeriksaan Khusus :

Kepala : hidung : napas cuping hidung (+) merintih

Thorax : retraksi dinding dada (+)

Ekstremitas : Tonus otot menurun, sedikit fleksi pada ekstremitas, plantar creases

hanya 1/3 anterior.

Kulit : tipis dan lanugo masih banyak.

Page 4

Page 5: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

2.3.3 ANALISIS MASALAH

1. Seorang bayi laki-laki lahir di RSMP dari seorang ibu yang bernama Ny. Rahma usia 17

tahun. Ny Rahma masuk rumah sakit karena mules ingin melahirkan.

a) Apa saja tanda-tanda ibu hamil ingin melahirkan ?

b) Berapa usia ideal seorang wanita untuk hamil ?

c) Apa saja dampak dari kehamilan di usia ibu yang masih muda ?

2. Ini merupakan kehamilanya yang pertama. Ny Rahma lupa kapan HPHT nya, tapi

menurut perkiraan, dia hamil 8 bulan.

a) Bagaimana perkembangan janin pada usia 8 bulan ?

b) Hubungan usia ibu dengan kelahiran pertama ?

c) Apa dampak apabila bayi dilahirkan pada usia 8 bulan kehamilan ?

d) Apa saja factor resiko kelahiran preterm ?

3. Selama hamil Ny. Rahma menderita darah tinggi. Bayi Ny. Rahma lahir secara spontan,

ketuban pecah satu jam sebelum bayi lahir dan warnanya jernih.

a) Bagaimana hubungan riwayat hipertensi ibu dengan riwayat kelahiran bayi ?

b) Apa interpretasi dari lahir spontan, ketuban pecah satu jam sebelum melahirkan

warnanya jernih ?

c) Bagaimana hubungan usia dengan hipertensi pada saat kehamilan ?

4. Sayangnya, bayi lahir tidak langsung menangis, merintih dan tampak sianosis. Nilai skor

APGAR 1 menit adalah 4 dan 5 menih adalah 8.

a) Bagaimana ciri-ciri bayi bugar ?

b) Bagaimana penyebab interpretasi bayi lahir tidak menangis, merintih dan tampak

sianosis ?

Page 5

Page 6: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

c) Bagaimana interpretasi bayi lahir tidak menangis, merintih dan tampak sianosis ?

d) Bagaimana mekanisme interpretasi bayi lahir tidak menangis, merintih dan

tampak sianosis ?

e) Bagaimana interpretasi dari skor APGAR ?

f) Apa saja yang dinilai pada skor APGAR ?

5. Pemeriksaan Fisik :

a) Keadaan Umum : PB : 40 cm, BBL : 1400 g, LK : 30 cm.

b) Vital Sign : RR : 70x/menit, Temp : 36 C, HR : 150x/menit.

6. Pemeriksaan Khusus :

a) Kepala : hidung : napas cuping hidung (+) merintih

b) Thorax : retraksi dinding dada (+)

c) Ekstremitas : Tonus otot menurun, sedikit fleksi pada ekstremitas, plantar

creases hanya 1/3 anterior.

d) Kulit : tipis dan lanugo masih banyak.

7. Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini ?

8. Bagaimana diagnosis banding pada kasus ini ?

9. Apa pemeriksaan penunjunag yang dibutuhkan pada kasus ini ?

10. Bagaimana diagnosis pasti pada kasus ini ?

11. Bagaimana penatalaksaan pada kasus ini ?

12. Bagaimana komplikasi kasus ini jika tidak di tangani dengan baik ?

13. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?

14. Bagaimana kompetensi dokter umum untuk kasus ini ?

Page 6

Page 7: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

15. Bagaimana pandangan islam ?

2.3.4 HIPOTESIS

Seorang bayi laki-laki lahir pada umur kehamilan 8 bulan di RSMP dengan riwayat

kelahiran tidak langsung menagis, merintih dan tampak sianosis karena mengalami

asfiksia neonatorum yang disebabkan penyakit Membran Hyaline serta BBLSR.

2.3.5 KERANGKA KONSEP

Ny. Rahma 17 tahun

Melahirkan bayi preterm dan

BBLSR

Gagal nafas pertama kali

Oksigen di jaringan

berkurang

- Lahir 8 bulan kehamilan

- Lanugo

- 1/3 plantar creaces anterior

- Tonus otot ↓

- BB 1400 g

sianosis

Defisiensi Surfactan Imaturitas paru

Kemampuan paru tidak stabil

Alveoli Colaps

atelektasis

Paru Colaps

Tidak menangis/ merintih

Page 7

Page 8: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

2.3.6 LEARNING ISSUE

No Pokok Bahasan What I know

What I don’t know I have to prove How will I learn

1. Tumbuh Kembang Bayi

Fisiologi Fisiologi - Text book

- Internet

2. Asfiksia Neonatorum Definisi, Epidemiologi,

Etiologi, Faktor Resiko,

Patofisiologi, Manifestasi

Klinik, Diagnosis,

Diagnosis Banding,

Penatalaksanaan,

Komplikasi, Prognosis

Patofisiologi - Text book

- Internet

3. Preeklampsia Definisi, Epidemiologi,

Etiologi, Faktor Resiko,

Patofisiologi, Manifestasi

Klinik, Diagnosis,

Diagnosis Banding,

Penatalaksanaan,

Komplikasi, Prognosis

Patofisiologi - Text book

- Internet

4 Skor APGAR Cara Pemeriksaan Cara Pemeriksaan

- Text book

- Internet

5. Pandangan Islam - Text book

- Internet

Page 8

Page 9: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

2.3.7 SINTESIS

1. Seorang bayi laki-laki lahir di RSMP dari seorang ibu yang bernama Ny. Rahma

usia 17 tahun. Ny Rahma masuk rumah sakit karena mules ingin melahirkan.

a) Apa saja tanda-tanda ibu hamil ingin melahirkan ?

Jawab :

Tanda-tanda akah melahirkan di awali dengan gejala:

Terasa nyeri di selangkangan

Ibu akan merasakan nyeri di bagian selangkangan karena ada tekanan sebagai akibat

posisi kepala janin sudah turun ke bawah, ke daerah rangka tulang pelvis. Lantaran janin

menekan kandung kemih, ibu hamil menjadi sering buang air kecil. Ibu juga merasakan

sakit pada perut, mulas, sering buang air besar, dan buang angin.

Sakit pada panggul dan tulang belakang.

Ibu akan merasakan sakit berlebih pada panggul dan bagian tulang belakang. Rasa sakit

ini disebabkan oleh pergeseran dan pergerakan janin yang mulai menekan tulang

belakang.

Keluarnya Lendir Kental Bercampur Darah

Selama kehamilan bayi anda tersumbat dalam rahim oleh mucus (gumpalan lendir yang

lengket pada leher rahim). Saat persalinan dimulai dan cervix mulai membuka, gumpalan

mucus tadi terhalau. Pada saat bersamaan, membran yang mengelilingi bayi dan cairan

amniotik agak memisah dari dinding rahim. Penampakan dari darah dan mucus yang

keluar tampak bagai cairan lengket berwarna merah muda ini merupakan tanda segera

akan menjalani proses persalinan.

Page 9

Page 10: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

Kontraksi

Adalah tidak biasa bisa suatu persalinan diawali dengan kontraksi yang kuat. Mulanya,

kontraksi tersasa seperti sakit pada punggung bawah, yang berangsur-angsur bergeser ke

bagian bawah perut. Beberapa menggambarkannya mirip dengan mulas saat haid. Saat

mulas bergerak kebagian perut dengan tangan dapat rasakan bagian perut tersebut

mengeras. Kejangnya mirip kontraksi Braxton Hicks (kontraksi palsu), namur terasa

teratur, semakin seiring dengan kemajuan proses persalinan. Rahim tersusun oleh otot-

otot longitudinal involuntary, yaitu otot-otot yang tak dapat anda kontrol sesuka hati.

Selama proses melahirkan, otot-otot tersebut semakin menebal dan memendek seiring

dengan setiap kontraksi, dan saat itu juga otot-otot itu berangsur-angsur berhenti menipis,

atau menghapus cervix. Proses ini berlanjut hingga pembukaan cervix menjadi penuh,

ukuran lebarnya antara 8-10 cm. Dewasa ini besarnya bukaan tidak lagi diukur dengan

jari. Lima jari berarti bukaan penuh.

Tahap awal dilatasi dari 1-4 cm berlangsung paling lama. Kontraksi perlahan dan muncul

setiap 15-20 menit, lalu berangsur menguat dan semakin sering sehingga menjadi setiap

tiga hingga lima menit, yang membuat anda merasa tak nyaman. Bila air ketuban anda

belum pecah, lebih baik mendatangi rumah sakit begitu kontraksi terasa setiap 10 menit.

Begitu dilatasi servix mencapai 4 hingga 5 cm, kontraksi akan terasa semakin cepat

hingga seperti muncul bergelombang. Untuk mengatasinya ambillah nafas pendek-

pendek namun cepat, dan waktu untuk menarik nafas diantaranya akan terasa sangat

singkat. Bisa dikatakan inilah masa terberat melahirkan, yang bisa membuat anda ingin

memperoleh obat penghilang nyeri.

Pecahnya Air Ketuban

Pada beberapa kasus, membran masih utuh hingga akhir tahap pertama persalinan.

Kemudian, desakan kontraksi dan tekanan kepala bayi anda pada mulut cervix

menyebabkan pecahnya air ketuban.

Page 10

Page 11: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

Saat air ketuban mulai bocor, anda akan merasakan semburan air atau hanya rembesan,

namun persitiwa sebenarnya pecahnya air ketuban tidak terasa, karena membran tidak

memiliki syaraf. Tugasnya adalah menampung dua liter air amniotik steril, yang saat

keluar sekaligus juga membersihkan jalur persalinan. Seiring dengan pecahnya membran,

proses melahirkan akan berlangsung cepat. Kepala bayi akan berusaha keras menekan

cervix, untuk membukanya dan merangsang pelepasalan prostaglanding untuk memacu

kontraksi .

b) Berapa usia ideal seorang wanita untuk hamil ?

Jawab : Menurut WHO usia yan dianggap paling aman untuk kehamilan dan persalinan

adalah 20-30 tahun.

c) Apa saja dampak dari kehamilan di usia ibu yang masih muda ?

Jawab :

Resiko bagi ibu

Mengalami perdarahan → perdarahan saat melahirkan antara lain

disebabkan karena oto rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi.

Selain itu juga disebabkan proses pembekuan darah yang lambat dan

adanya robekan pada jalan lahir.

Persalinan lama dan sulit → penyebabnya yaitu kelainan letak janin.

Kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan serta pimpinan

persalinan yang salah.

Keguguran.

Persalinan premature, berat badan lahir rendah dan kelainan congenital.

Page 11

Page 12: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

Mudah terjadi infeksi → keadaan gizi buruk, tingkat social ekonomi yang

rendah dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala

nifas.

Resiko pada bayi

Kelahiran bayi belum cukup bulan (prematuritas).

BBLR < 2500 gram.

Kelainan congenital.

Kematian bayi.

2. Ini merupakan kehamilanya yang pertama. Ny Rahma lupa kapan HPHT nya,

tapi menurut perkiraan, dia hamil 8 bulan.

a) Bagaimana perkembangan janin pada usia 8 bulan ?

Jawab : Janin usia 8 bulan dinamakan Periode Terminal

Minggu 24 - lahir : pada periode ini terjadi penyempurnaan pertumbuhan

bronchioli dan alveoli. Alveoli dibentuk oleh 2 jenis sel : tipe I pneumocytes adalah yang

membentuk sebagian besar alveoli, sedangkan tipe II hanya 2% dari permukaan. Sel tipe II

menghasilkan dan menyimpan cairan surfactant yang menjaga kestabilan tegangan

permukaan alveoli dan menjaga agar alveoli tidak kolaps. Minggu 23-24 mulai dihasilkan

surfactant dalam jumlah kecil, kemudian bertahap meningkat hingga minggu 30. Kelahiran

dan nafas pertama merangsang dan mematangkan produksi surfactant. Menjelang akhir

periode kantong-kantong udara berkembang menjadi alveoli multilokular yang primitif.

Sesudah lahir alveoli berkembang ukuran dan jumlahnya. Pada saat lahir 150 juta,

berkembang menjadi 300-400 juta pada saat umur 3-4 tahun- jumlah yang dibutuhkan orang

dewasa. Tetapi perkembangan alveoli terus berkembang hingga usia 8 tahun.

Perkembangan paru yang perlu dicermati adalah produksi surfactant. Surfactant

baru muncul pada minggu ke 23-24, dan baru berkembang sempurna ketika bayi lahir sesuai

Page 12

Page 13: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

umurnya. Jadi bila bayi lahir prematur, maka terjadi permasalahan dengan produksi

surfactant.

Pada saat pernafasan mulai, cairan paru diserap kembali, kecuali lapisan

pelindung surfaktannya, yang mencegah menguncupnya alvoli pada ekspirasi dan

menurunkan tegangan permukaan pada interface udara-kapiler darah. Tidak ada atau

kurangnya surfaktan pada bayi premature menyebabkan RDS karena menguncupnya alveoli

primitive (penyakit membrane hialin).

b) Hubungan usia ibu dengan kelahiran pertama ?

Jawab : Usia melahirkan yang berisiko (17 tahun) dapat meningkatkan resiko kelahiran bayi

premature sehingga akan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah selain itu

organ-organ pada bayi belum matang dengan sempurna (paru) defisiensi surfaktan

Respiratory Disstress Syndrome

c) Apa dampak apabila bayi dilahirkan pada usia 8 bulan kehamilan ?

Jawab :

Usia gestasi 8 bulan termasuk ke dalam kehamilan preterm (<37 minggu). Berarti

bayi yang dilahirkan bersifat prematur. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan dan

perkembangan paru belum sempurna pada saat lahir dibandingkan dengan aterm.

Akibatnya terjadi defisiensi pembentukan surfaktan yang pada akhirnya akan

mengakibatkan kolapsnya alveoli dan terjadi RDS.

Kurangnya sintesis surfaktan ini mengakibatkan kompliansi paru menurun,

atelektasis, gangguan pergantian gas di alveoli, hipoksia berat, dan asidosis.

Selain itu, bayi prematur ini juga memerlukan tenaga yang lebih besar untuk

mengembangkan paru-parunya yang ditandai oleh salah satunya berupa

mendengkur.

Resiko lain yang mungkin terjadi pada bayi premature; BBLR, kulit yang belum

matang sehingga kemerahan, banyaknya rambut-rambut muda tipis (lanugo), dan

garis pada telapak kakinya hanya ada sepertiga.

Page 13

Page 14: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

d) Apa saja factor resiko kelahiran preterm ?

Jawab : Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti persalinan preterm tidak diketahui.

Berbagai sebab dan faktor demografik diduga sebagai penyebab persalinan preterm,

seperti: solusio plasenta, kehamilan ganda, kelainan uterus, polihidramnion, kelainan

congenital janin, ketuban pecah dini dan lain-lain. Penyebab persalinan preterm bukan

tunggal tetapi multikompleks, antara lain karena infeksi. Infeksi pada kehamilan akan

menyebabkan suatu respon imunologik spesifik melalui aktifasi sel limfosit B dan T

dengan hasil akhir zat-zat yang menginisiasi kontraksi uterus. Terdapat makin banyak

bukti yang menunjukkan bahwa mungkin sepertiga kasus persalinan preterm berkaitan

dengan infeksi membran korioamnion.

3. Selama hamil Ny. Rahma menderita darah tinggi. Bayi Ny. Rahma lahir secara

spontan, ketuban pecah satu jam sebelum bayi lahir dan warnanya jernih.

a) Bagaimana hubungan riwayat hipertensi ibu dengan riwayat kelahiran

bayi ?

Jawab : Hipertensi pada ibu (pre eklampsia atau eklampsia) memberi pengaruh buruk

pada kesehatan janin yang disebabkan oleh menurunya perfusi utero

plasenta,hipovalemia,vasopasme,dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta/

Dampak preeklampsia dan eklampsia pada janin adalah:

o Intrauterine growth restriction(IUGR) dan oligohidromnion

o Kenaikan morbiditas dan mortalitas janin,secara tidak langsung akibat

intraunterine growth restriction, prematuritas, oligohidramnion, dan solusi

plasenta.

Page 14

Page 15: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

b) Apa interpretasi dari lahir spontan, ketuban pecah satu jam sebelum

melahirkan warnanya jernih ?

Jawab :

Lahir spontan → normal.

Ketuban pecah satu jam sebelum melahirkan warnanya jernih → normal.

Warna cairan ketuban normal adalah bening atau kekuningan. Warna

ab-normal pada tes amniosintesis atau pada kelahiran kadangkala

menunjukkan adanya masalah. Cairan berwarna kecoklatan atau hijau

umumnya mengindikasikan bahwa bayi telah mengeluarkan tinja, yang

menunjukkan bahwa bayi dalam kondisi stress. Cairan berwarn merah

muda mengindikasikan perdarahan, sementara warna merah anggur

mengindikasikan perdarahan sebelumnya (lampau). Kondisi ini mungkin

tidak atau memiliki sedikit konsekuensi, tetapi tes-tes yang berkaitan

sebaiknya dilakukan untuk menemukan penyebabnya.

c) Bagaimana hubungan usia dengan hipertensi pada saat kehamilan ?

Jawab : Usia merupakan faktor resiko terjadi hipertensi terhadap kehamilan,karena salah

satu faktor resiko terjadi hipertensi saat kehamilan ialah umur yang ekstrim

4. Sayangnya, bayi lahir tidak langsung menangis, merintih dan tampak sianosis.

Nilai skor APGAR 1 menit adalah 4 dan 5 menih adalah 8.

a) Bagaimana ciri-ciri bayi bugar ?

Jawab :

Bayi menangis dengan keras dan nyaring.

Warna kulit kemerahan, dari muka, bibir, hingga tangan dan bagian kaki

Page 15

Page 16: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

Lengan dan tungkai bergerak aktif, tangan mengepal dan menekuk di siku,

tungkai setengah tekuk di sendi paha dan lutut.

Napas bayi teratur dan tenang, dinding dada dan dinding perut bergerak teratur

Semua anggota badan lengkap sempurna, dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Tak terkecuali lubang mulut, lubang dubur dan pusar.

Tinja pada hari pertama sampai ke-7 berwarna hijau, hari berikutnya berubah jadi

kuning.

Sedangkan warna urin jernih atau kekuningan.

Warna putih mata tetap putih, tidak kuning.

jika di usia 4 minggu dinilai semua fungsi tubuh baik, berarti normal.

b) Bagaimana penyebab bayi lahir spontan tidak menangis, merintih dan

tampak sianosis ?

Jawab :

Etiologi:

a. transient tachypnea in new born

b. croup

c. meconium aspiration

d. pneumonia

e. RDS

bayi lahir spontan

Lahir spontan berarti lahir tanpa harus dibantu dengan alat bantu lahir seperti forspe dan

vacum.proses persalinan yang cepat kemungkinan diakibatkan oleh kecilnya tubuh bayi

dari jalan lahir.

Tidak menangis spontan

Bayi lahir tidak menangis dikarenakan karena tidak berhasil pada pernafasan pertama

kegagalan nafas pertama ini bisa desebabkan karena bayi lahir preterm sehingga dinding

dada lemah dan tidak dapat membantu proses bernafas.

Page 16

Page 17: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

Pada saat bayi dilahirkan maka paru-paru bayi mengambil alih fungsi sebagai alat

respiratori. Paru-paru bayi mengembang alami untuk memasukkan oksigen, secara

otomatis mulut bayi terbuka untuk membantu oksigen masuk ke paru-paru dengan

melewati pita suara sehingga timbul tangisan bayi. Secara singkat, tangisan merupakan

bantuan untuk membuka paru-paru agar oksigen bisa masuk.

Tidak menagis menandakan bayi mengalami asfiksia (kurang masukan oksigen

dalamtubuh).

Merintih(Grunting)

merupakan tanda dari respiratory distress pada bayi baru lahir biasanya terjadi

bersamaan dengan nasal flaring dan retraksi intercostal atau subcostal.

Suara yang keluar terjadi karena tertutupnya glotis selama ekspirasi yang dapat

meningkatkan tekanan akhir ekspirasi pada paru (end-expiratory pressure) sebagai

usaha meningkatkan oksigenasi pada bayi.

Cyanosis

Cyanosis adalah warna kebiruan pada kulit dan membrane mukosa karena adanya

hemoglobin yang terdeoksigenasi dengan kadar > 5g/dl di pembuluh darah yang dekat

dengan permukaan kulit.

Walaupun normalnya darah manusia berwarna merah, namun karena warna merah

tua dari darah yang telah terdeoksigenasi membuat darah terlihat berwarna kebiruan.

Karena adanya cyanosis tadi yang disebabkan kurangnya oksigen juga semakin

meningkatkan vasokontriksi yang menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan di

perdarahi oleh darah yang terdeoksigenasi tadi menyebabkan effect optic blue shifting

lebih terlihat jelas. Terutama pada bibir dan membrane mukosa.

Page 17

Page 18: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

c) Bagaimana interpretasi bayi lahir tidak menangis, merintih dan tampak

sianosis ?

Jawab :

Tidak menangis spontan, merintih dan sianosis

a. Tidak menangis spontan ( Abnormal )

Pada saat bayi dilahirkan maka paru-paru bayi mengambil alih fungsi sebagai alat

respiratori. Paru-paru bayi mengembang alami untuk memasukkan oksigen, secara

otomatis mulut bayi terbuka untuk membantu oksigen masuk ke paru-paru dengan

melewati pita suara sehingga timbul tangisan bayi. Secara singkat, tangisan

merupakan bantuan untuk membuka paru-paru agar oksigen bisa masuk.

Tidak menagis menandakan bayi mengalami asfiksia (kurang masukan oksigen

dalamtubuh).

b. Grunting/ merintih ( Abnormal )

Grunting atau merintih merupakan tanda dari respiratory distress pada bayi baru

lahir biasanya terjadi bersamaan dengan nasal flaring dan retraksi intercostal atau

subcostal.

Suara yang keluar terjadi karena tertutupnya glotis selama ekspirasi yang dapat

meningkatkan tekanan akhir ekspirasi pada paru (end-expiratory pressure) sebagai

usaha meningkatkan oksigenasi pada bayi.

c. Sianosis ( Abnormal )

Cyanosis adalah warna kebiruan pada kulit yang disebabkan desaturasi oksigen

(>5g/dl).

Keterangan :

Cyanosis dengan kesulitan bernafas mungkin disebabkan gangguan pada saluran

pernapasan.

Page 18

Page 19: PENDAHULUAN-1

prematureMaturasi paruBlm sempurna

surfaktanPada paru2

Blm mencukupiSurfaktan diperlukan

u/ mempertahankan alveoli agar tdk kolaps

Alveoli kolaps setiap ekspirasi

Rusaknya cel-cel (membran hyallin) pd jalan nafas

Semakin mempengaruhi kemampuan bernafasBayi berusaha lebih keras u/ bernafas & mengembangkan paru

grunting

Sedikitnya udara yg masuk ke paru

Oksigenasi berkurang

hipoksemia

Oksigen yg diikat Hb ber<

cyanosis

Di otak << Tidak menangis spontanTidak menangis spontanAlveoli kolaps setiap ekspirasi

Scenario A 2012

Sementara cyanosis tanpa kesulitan bernapas mungkin disebabkan kelainan pada

system cardiovascular

d) Bagaimana mekanisme interpretasi bayi lahir tidak menangis, merintih

dan tampak sianosis ?

Jawab:

Page 19

Page 20: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

e) Bagaimana interpretasi dari skor APGAR ?

Jawab :

1 menit adalah 4 ( bayi mengalami sesak nafas sedang atau asfiksia sedang )

5 menit adalah 8 ( bayi dalam kondisi baik/ bugar )

f) Apa saja yang dinilai pada skor APGAR ?

Jawab :

Penilaian pada satu menit pertama:

a. total nilai 7 - 10 : bayi dalam kondisi baik, sehat, vigorous baby

b. total nilai 4-6 : bayi mengalami sesak nafas (asfiksia) sedang, mild-moderate asphyxia,

pada pemeriksaaan fisis akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot

kurang baik atau baik, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada.

c. total nilai < 4 : bayi asfiksia berat.

Page 20

Kriteria 0 1 2

Activity (tonus otot) LumpuhFleksi tungkai atas dan

bawahGerakan aktif

Pulse

(denyut jantung)Tidak ada < 100x/min > 100x/min

Grimace

(refleks iritabilitas)Tidak ada respon Meringis

Bersin atau batuk, menjauh saat saluran

napas distimulasi

Appearance

(warna kulit)

Biru - abu-abu atau pucat di seluruh tubuh

Badan merah, kaki dan tangan (ekstremitas)

biru

Seluruh tubuh dan anggota gerak merah

Respiration

(pernapasan)Tidak bernapas

Menangis lemah; terdengar seperti merengek atau

mendengkur; Lambat, ireguler

Baik, menangis kuat

Page 21: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

Asfiksia berat (skor APGAR 0-3). Pada pemeriksaan fisis ditemukan frekuensi jantung

kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat,

refleks irritabilitas tidak ada

Asfiksia berat dengan henti jantung.

Dimaksudkan dengan henti jantung adalah keadaan :

1. Bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap

2. Bunyi jantung bayi menghilang post partum.

Dalam hal ini, pemeriksaan fisis lainnya sesuai dengan yang ditemukan pada penderita

asfiksia berat.

* Penilaian 5 menit kemudian gunanya untuk menilai keberhasilan resusitasi terhadap

bayi. Nilai APGAR yang jelek pada lima menit akan menghasilkan kematian bayi atau

komplikasi syaraf pada bayi seperti cerebral palsy.

5. Pemeriksaan Fisik :

a) Keadaan Umum : PB : 40 cm, BBL : 1400 g, LK : 30 cm.

Jawab :

PB : 40 cm ( normal )

30 minggu = 37.5 cm

32 minggu = 40 cm

34 minggu = 42.5 cm

36 minggu = 45 cm

40 minggu = 50 cm

BBL : 1400 g. menunjukkan BBLSR

mekanisme: preterm perkembangan organ & pembentukan otot belum

sempurna BBLR

Berdasarkan berat badan lahir:

Page 21

Page 22: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

a. <2500 gram : berat badan lahir rendah

b. <1500 gram : berat badan lahir sangat rendah

c. <1000 gram : berat badan lahir sangat ekstrim rendah

LK : 30 cm ( normal )

31-36 cm (aterm)

32 minggu = 27-32 cm

34 minggu = 29-34 cm

b) Vital Sign : RR : 70x/menit, Temp : 36 C, HR : 150x/menit.

Jawab :

RR : 70x/menit ( takipneu ) → 30-40 x/menit.

T : 36 C ( abnormal ) → 36,5-37,5 C.

HR : 150x/menit ( normal ) → 85-200x/menit.

6. Pemeriksaan Khusus :

a) Kepala : hidung : napas cuping hidung (+) merintih

jawab : Abnormal → akibat dari RDS → usaha untuk mendapatkan oksigen

→ NCH dan merintih.

b) Thorax : retraksi dinding dada (+)

Jawab : Abnormal → akibat dari RDS → usaha untuk mendapatkan oksigen

→ retraksi dinding dada.

Page 22

Page 23: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

c) Ekstremitas : Tonus otot menurun, sedikit fleksi pada ekstremitas,

plantar creases hanya 1/3 anterior.

Jawab :

1. Tonus otot lemah

normal: mampu melakukan gerakan aktif

interpretasi: terdapat keterbatasan gerakan

mekanisme: preterm paru belum sempurna bayi berusaha memenuhi

kebutuhan oksigennya energy yg dibutuhkan banyak cadangan energy bayi

akan makin berkurang tonus otot melemah.

2. Flexi ekstremitas kurang

normal: mampu memflexikan sampai mencapai sudut terkecilnya

interpretasi: menunjukan bahwa makin aterm, makin kecil sudut yang bisa

dibentuk.

mekanisme: perkembangan motorik terjadi dari proksimal ke distal karena

bayi masih preterm Flexi extrimitas kurang

3. Plantar crease 1/3 anterior

normal: meliputi 2/3 anterior (pada usia 37-38 minggu)

interpretasi: tanda bayi premature.

d) Kulit : tipis dan lanugo masih banyak.

Jawab : Abnormal → akibat prematuritas.

normal: tidak ada lagi, kecuali kadang-kadang terdapat lanugo disekitar

punggung (pada usia 37-38 minggu)

Page 23

Page 24: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

7. Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini ?

Jawab :

a. Anamnesis

Bayi laki-laki baru lahir tidak menangis spontan serta mengalami grunting dan sianosis

Anak pertama, usia ibu 17 tahun.

Riwayat kelahiran tidak cukup bulan (prematuritas) dan lahir spontan.

Riwayat hari pertama haid terakhir

Riwayat persalinan sebelumnya dan sekarang

Paritas, jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan selama hamil

Aktivitas

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

b. Pemeriksaan fisik

Skor APGAR menit pertama 1, menit kelima 8

Berat lahir rendah (1400 gram)

Panjang badan 40 cm, lingkar kepala 30 cm

Kulit tipis, banyak lanugo di seluruh tubuh

Lipatan plantar 1/3 anterior

Sianosis

takhipneu (> 60 x/i ),

pernafasan mendengkur / merintih

pernafasan cuping hidung,

tonus otot menurun

8. Bagaimana diagnosis banding pada kasus ini ?

Page 24

Page 25: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

a. Penyakit membran hialin (PMH)

b. Takipneu sementara pada neonatus (TTP)

c. Aspirasi mekonium

d. Pneumonia

e. Kelainan jantung kongenital (PDA)

Gejala/ tanda PMH TTP Aspirasi

mekonium

Pneumonia PDA

Usia

kehamilan

Preterm Aterm/preterm Aterm/preterm Aterm/preterm Aterm/preterm

Onset

timbulnya

gejala

Segera (primary

distress)

Beberapa saat

setelah lahir

Beberapa saat

setelah lahir

Beberapa saat

setelah lahir

Segera

Grunting + + + + +

Sianosis ++ +/- ++ +/- ++

Perbaikan

dengan O2

Sementara Membaik dengan

oksigen minimal

Sementara Membaik Sementara

Gejala khas

lain

Retraksi dinding

dada

Penyembuhan

yang mendadak,

jarang ada

retraksi dan

sianosis

Adanya cairan

amnion yang

berwarna

kehijauan pada

saat kelahiran

Adanya ronki

dan leukositosis

Ada bising

jantung, ↑

kebutuhan O2,

kardiomegali

Gambaran

Rontgen

Gambaran

retikuloendotelial

dan berkabut

“ground glass”

“star burst”

Banyak corakan

vaskuler di

bagian tengah

Terdapat bercak

infiltrat yang

kasar atau

berkabut

Terdapat

infiltrat dan

konsolidasi paru

Kardiomegali

9. Apa pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan pada kasus ini ?

Jawab :

Page 25

Page 26: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

Foto rontgen

akan terlihat bercak difus berupa infiltrat retikulogranular disertai adanya tabung-

tabung udara bronkus (air bronhcogram).

Gambaran retikulogranular ini merupakan manifestasi adanya kolaps alveolus se-

hingga apabila penyakit semakin berat gambaran ini akan semakin jelas.

Pemeriksaan faal paru

Gas darah (tes untuk oksigen, karbon dioksida dan asam dalam darah arteri) - sering

menunjukkan menurunkan jumlah oksigen dan karbondioksida meningkat.

Pemeriksaan darah ( Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, CRP )

Kadar gula darah (hypoglikemia )

Kultur darah ( sepsis, pneumonia )

Elektrokardiografi (EKG) - kadang-kadang digunakan untuk menyingkirkan masalah

jantung yang mungkin menyebabkan gejala mirip RDS. Sebuah elektrokardiogram

merupakan ujian yang mencatat aktivitas listrik jantung, menunjukkan irama yang

abnormal (aritmia atau disritmia), dan mendeteksi kerusakan otot jantung.

10. Bagaimana diagnosis pasti pada kasus ini ?

Jawab : Asfiksia neonatorum akibat penyakit membrane hialin disertai BBLSR.

11. Bagaimana penatalaksaan pada kasus ini ?

Jawab :

a. Perawatan awal

Kontrol suhu tubuh (Cegah hipotermia)

- Keringkan bayi terlebih dahulu

- Ganti segera handuk yang telah basah dengan handuk kering

- Pasang topi pada kepala bayi

- Suhu bayi dijaga agar tetap normal (36,3 – 37°C) dengan meletakkan bayi

dalam inkubator antara 70 – 80%.

Page 26

Page 27: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

Nutrisi dan cairan

- Dalam 48 jam pertama biasanya cairan yang diberikan terdiri dari

glukosa/dekstrose 10% dalam jumlah 100 ml/KgBB/hari.

- Dengan pemberian secara ini diharapkan kalori yang dibutuhkan (40

kkal/KgBB/hari) untuk mencegah katabolisme tubuh dapat dipenuhi.

- Monitor kadar glukosa serum dan segera koreksi jika menurun

Atasi asidosis jika terjadi asidosis

- cairan yang diberikan dapat pula berupa campuran glukosa 10% dan na-

trium bikarbonat 1,5% dengan perbandingan 4 : 1

- Jumlah bikarbonat = B.E X BB (kg) X 0,3

b. Tindakan khusus

Oksigen : Intra nasal, head box, continous positive airway pressure (CPAV)

atau bisa dengan ventilator

- Konsentrasi O2 yang diberikan harus dijaga agar cukup untuk

mempertahankan tekanan PaO2 antara 80 – 100 mmHg

- Oksigen intranasal 1-2 liter/menit dan rangsangan taktil dengan menepuk

telapak kaki atau memijit tendo achilles atau mengusap punggung bayi

- Pada PMH yang berat, kadang-kadang perlu dilakukan ventilasi dengan

respirator. Cara ini disebut Intermitten Positive Pressure Ventilation

(I.P.P.V.). I.P.P.V. ini baru dikerjakan apabila pada pemeriksaan O2

dengan konsentrasi tinggi (100%), bayi tidak memperlihatkan perbaikan

dan tetap menunjukkan : PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 lebih dari

70 mmHg dan masih sering terjadi asphyxial attact

Pemberian surfaktan

Page 27

Page 28: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

- Dulu dapat diberikan Aminofilin dan kortikosteroid IV pada bayi untuk

membantu pematangan paru.

- Surfaktan artifisial yang dibuat dari dipalmitoilfosfatidilkolin dan fosfa-

tidilgliserol dengan perbandingan 7 : 3

- Bayi tersebut diberi surfaktan artifisial sebanyak 25 mg dosis tunggal den-

gan menyemprotkan ke dalam trakea penderita.

- Akhir-akhir ini telah dapat dibuat surfaktan endogen yang berasal dari

cairan amnion manusia. Surfaktan ini disemprotkan ke dalam trakea. Be-

berapa jenis surfaktan endogen yang dapat digunakan yaitu :

ALEC (Pumactant) : 100 mg (1,2 ml) diulang setelah 1 dan 24

jam

Curosurf (Poractant) : 100 mg/kg (1,25 ml/kg) bisa diulang sete-

lah 12 dan 24 jam

Exosurf (Colfosceril) : 67,5 mg/kg (5 ml/kg) diulang setelah 12

dan 24 jam

Survanta (Beractant) : 100 mg/kg (4 ml/kg) diulang tiap 6 jam

c. Pemberian antibiotik

Setiap penderita PMH perlu mendapat antibiotika untuk menegah

terjadinya infeksi sekunder.

Antibiotik diberikan adalah yang mempunyai spektrum luas

penisilin (50.000 U-100.000 U/KgBB/hari) atau ampicilin (100

mg/KgBB/hari) dengan gentamisin (3-5 mg/KgBB/hari).

Antibiotik diberikan selama bayi mendapatkan cairan intravena

sampai gejala gangguan nafas tidak ditemukan lagi.

d. Perawatan bayi BBLR & Prematur:

Dirawat dalam inkubator, jaga jangan sampai hipotermi, suhu 36,5-37,5°C

Page 28

Page 29: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

Bila bayi <1500 gram, pindah rawat bagian IKA dan beri ASI/LLM

Bayi-bayi KMK (Kecil Masa Kehamilan) diberi minum lebih dini (2 jam

setelah lahir)

Periksa gula darah dengan dekstrostik bila ada tanda-tanda hipoglikemia

Jenis cairan

BB <2000 gr : dekstrose 7,5% 500cc dan NaCl 15% 6cc

Hari ketiga diberi protein 1gr/kgBB/hari

Dinaikkan perlahan-lahan 1,5gr, 2gr, 2,5gr, 3gr.

Pemberian minum tiap 2-3 jam pada bayi dengan BB<1500gr secara

sonde dan dilanjutkan dengan menghisap langsung ASI dari ibu,

secara bertahap 1x/hari dilanjutkan 2-3x/hari dan seterusnya

akhirnya sampai penuh sampai bayi dipulangkan.

12. Bagaimana komplikasi kasus ini jika tidak di tangani dengan baik ?

Jawab :

a. Dini / akut :

Pneumotoraks (air leak), dengan tanda-tanda :

- Status tiba-tiba mundur

- Sering pada bayi yang dipasang ventilator

- Segera lakukan radiograph toraks

Duktus arteriosus paten (PDA)

- Kebutuhan oksigen ↑

- Bising jantung /murmur

- Kardiomegali

- Asidosis

- Oliguria

Perdarahan peri intra ventrikuler

- Status mundur mendadak

Page 29

Page 30: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

- Fontanel nenonjol, pucat, TD ↓

- Sering terjadi pada usia gestasi rendah < 33 minggu

b. Lanjut :

Penyakit paru kronik ( BPD )

Retinopathy of prematurity

13. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?

Jawab : Tergantung dari tingkat prematuritas dan berat penyakit. Bayi dengan

perawatan yang baik/ intensif ,masih mempunyai kepandaian dan keadaan neurologis

yang sama dibandigkan dengan bayi premature lain yang masa gestasinya sama pula.

Dengan kata lain, jika anak Ny.Rahma mendapatkan perawatan yang intensif, maka

prognosisnya adalah dubia at bonam

14. Bagaimana kompetensi dokter umum untuk kasus ini ?

Jawab :

3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-

pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan

laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi

pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).

15. Bagaimana pandangan islam pada kasus ini ?

Page 30

Page 31: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

Jawab :

Optimisme merupakan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal serta

kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang menyenangkan. Optimisme dapat juga

diartikan berpikir positif. Jadi optimisme lebih merupakan paradigma atau cara

berpikir. Dalam menangani kasus sekalipun sulit, dokter layaknya bersikap optimis

terhadap kinerjanya. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT:

Artinya :

”Janganlah kamu bersikap lemah (pesimis), dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,

padahal kamu adalah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang -

orang yang beriman”. (Q.S. Ali Imran : 139)

Page 31

Page 32: PENDAHULUAN-1

Scenario A 2012

BAB III

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Nelson, Waldo, dkk. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15, Jilid 1. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2005. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :

Percetakan Infomedika

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008. Buku Ajar Neonatologi Bab 5 Pemeriksaan Fisis pada Bayi

Baru Lahir. Jakarta : Badan Penerbit IDAI

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga, Jilid 2 Hal. 507-509. Jakarta

: Media Aesculapicus

Bagian Ilmu Kesehatan Anak. 2010. Standar Penatalaksanaan Ilmu Kesehatan Anak RSMH.

Palembang

Professor Pat's Nursing Pages www. faculty.lagcc.cuny.edu/pdillon/FetalCirc/

Page 32