PENDAHULUAN 1

15
1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur’an adalah firman Allah SWT. yang menjadi petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur’an adalah bacaan yang mulia. Diturunkan oleh Dzat yang telah menciptakan manusia. Dia mengajarkan kepadanya berbicara. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi: ”(Tuhan) yang Maha pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an, Dia menciptakan manusia dan mengajarnya pandai berbicara. matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.”(QS. Ar- Rahman: 1-5) Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. dengan perantara Malaikat Jibril yang dibaca, dipahami, diamalkan dan dijadikan pedoman hidup bagi seluruh umat Islam untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat(M. Hasbi As-Siddiqi, 1945:2) Isi Al- Qur’an mencakup segala pokok syariat yang telah ada dalam kitab-kitab suci sebelumnya. Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia karena di dalamnya terkandung ajaran agama Islam yang mengantar segala aspek kehidupan, dan keselamatan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 89, yang berbunyi: (dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami

Transcript of PENDAHULUAN 1

Page 1: PENDAHULUAN 1

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah firman Allah SWT. yang menjadi petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur’an adalah bacaan yang mulia. Diturunkan oleh Dzat yang telah menciptakan manusia. Dia mengajarkan kepadanya berbicara. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

”(Tuhan) yang Maha pemurah, yang telah mengajarkan Al-Qur’an, Dia menciptakan manusia dan mengajarnya pandai berbicara. matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.”(QS. Ar-Rahman: 1-5)Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang di wahyukan kepada

Nabi Muhammad SAW. dengan perantara Malaikat Jibril yang dibaca, dipahami, diamalkan dan dijadikan pedoman hidup bagi seluruh umat Islam untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat(M. Hasbi As-Siddiqi, 1945:2) Isi Al-Qur’an mencakup segala pokok syariat yang telah ada dalam kitab-kitab suci sebelumnya.

Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia karena di dalamnya terkandung ajaran agama Islam yang mengantar segala aspek kehidupan, dan keselamatan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 89, yang berbunyi:

(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.(QS. An-Nahl:89)Karena begitu pentingnya Al-Qur’an dalam membimbing dan

mengarahkan perilaku manusia, maka wajib bagi setiap muslim untuk mempelajari, memahami dan merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari, disamping itu hal yang tidak kalah penting adalah mengajarkan kembali kepada orang lain seperti keluarga, tetangga, teman-teman dan lain sebagainya.

Fenomena yang terjadi di masyarakat kita, terutama di rumah-rumah keluarga muslim semakin sepi dari bacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal antara lain; munculnya berbagai produk Sain dan Teknologi serta derasnya arus budaya asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur'an sehingga banyak anggota keluarga tidak bisa membaca Al-Qur'an. Akhirnya kebiasaan membaca Al-Qur'an ini sudah mulai langka. Yang ada adalah suara-suara

Page 2: PENDAHULUAN 1

2

HP, TV, Tape recorder, karaoke, dan lain-lain.Keadaan seperti ini adalah keadaan yang sangat memprihatinkan. Belum lagi masalah akhlak, akidah dan pelaksanaan ibadahnya, yang semakin hari semakin jauh dari tuntunan Rasululloh SAW. Maka sangat diperlukan kerjasama dari semua fihak untuk mengatasinya. Yaitu mengembalikan kebiasaan membaca Al-Qur'an di rumah-rumah kaum muslimin dan membekali kaum muslimin dengan nilai-nilai Islam, sehingga bisa hidup secara Islami demi kebahagiaan dunia dan akhirat.

Pada dekade belakangan ini telah banyak metode pengajaran baca tulis Al-Qur'an dikembangkan, begitu juga buku-buku panduannya telah banyak disusun dan dicetak. Para pengajar baca tulis Al-Qur'an tinggal memilih metode yang paling cocok baginya, paling efektif dan paling mudah untuk diajarkan. Dunia pendidikan mengakui bahwa suatu metode pengajaran senantiasa memiliki kekuatan dan kelemahan. Keberhasilan suatu metode pengajaran sangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :1. Kemampuan guru.2. Siswa3. Lingkungan.4. Materi pelajaran.5. Alat pelajaran.6. Tujuan yang hendak dicapai.

Dalam mengajarkan baca tulis Al-Qur'an harus menggunakan metode. Dengan menggunakan metode yang tepat akan menjamin tercapainya tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dan merata bagi siswa(Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam , 1995: 64-65)

Dengan demikian penentuan metode pengajaran Al-Qur’an ini dipandang sangat penting sekali karena ia akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatu pendidikan. Peneliti memilih tempat penelitian di PPQ Al-Mahir yang mana PPQ Al-mahir ini menggunakan metode Al-Mahir. Adapun tujuan dari penggunaan metode Al-Mahir ini diharapkan dapat mempermudah sekaligus mempercepat cara belajar baca Al-Qur’an. Penulis tertarik untuk meneliti metode ini karena beberapa hal; pertma, metode Al-Mahir satu-satunya metode yang menggunakan pendekatan untuk membaca Al-Qur’an yang standar Rosm Utsmani. Kedua, metode ini tidak mengenal usia ini terlihat dari para peserta yang belajar di PPQ Al-Mahir yang mana peserta didiknya mulai dari anak-anak sampai dewasa. Ketiga, metode ini menjanjikan hanya dengan sembilan kali pertemuan bisa membaca Al-Qur’an.

PPQ Al-Mahir merupakan Pusat Pendidikan Al-Qur'an yang berada di Gawanan, Colomadu, Karanganyar. PPQ Al-Mahir ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menggunakan metode cepat dan tepat dalam membaca Al-Qur'an yakni metode Al-Mahir. Berawal dari temuan tersebut, peneliti ingin meneliti tentang bagaimana penggunaan metode pengajaran Al-Mahir dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an di PPQ Al-Mahir dengan baik dan benar.

Page 3: PENDAHULUAN 1

3

Berdasarkan pada latar belakang diatas maka penulis tertarik ingin meneliti tentang bagaimana penggunaan metode pengajaran Al-Mahir dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an. Oleh karena itu penulis mengambil judul ”PENGGUNAAN METODE PENGAJARAN AL-MAHIR DALAM MENINGKATKAN BACA TULIS AL-QUR’AN”.

B. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas arah pembahasan tersebut perlu adanya ruang lingkup pembahasan agar lebih jelas dan lebih terarah tujuannya. Adapun ruang lingkup pembahasan dalam penulisan ini sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan metode pengajaran Al-Mahir dalam

meningkatkan Baca Tulis Al-Qur’an di PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar?

2. Usaha apa yang dilakukan pendidik dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an di PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar?

C. Tujuan Dan Manfaat1. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menjelaskan penggunaan metode pengajaran Al-Mahir

dalam meningkatkan Baca Tulis Al-Qur’an di PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar.

2. Untuk mengetahui Upaya yang dilakukan pendidik dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an di PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar.

2. ManfaatHasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu :1. Teoritis

a. Memperkaya dan menambah teori-teori dalam dunia pendidikan Al-Qur’an.

b. Dapat menjadi acuan pengembangan ilmu pengetahuan.

c. Mengetahui sejauh mana fungsi dari teori-teori dalam belajar Al-Qur’an.

2. Praktis

Page 4: PENDAHULUAN 1

4

a. Sebagai acuan untuk terus mengembangkan metode pengajaran Al-Mahir di PPQ Al-Mahir, Gawanan, Colomadu, Karanganyar.

b. Sebagai bahan masukan bagi lembaga dalam penerapan kebijakan pembuatan metode pengajaran Al-Mahir dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an di PPQ Al-Mahir.

c. Sebagai upaya perbaikan serta peningkatan mutu belajar anak sehingga menghasilkan out put lulusan yang bermutu.

D. Kajian Pustaka

Sejauh pengetahuan penulis, bahwa penelitian tentang penggunaan metode Al-Mahir dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an di PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar belum pernah dilakukan. Namun, penelitian-penelitian mengenai metode pengajaran membaca Al-Qur’an pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, diataranya adalah:

1. Qoyyumamin Aqtoris (2008) dalam skripsinya yang berjudul penggunaan metode pengajaran qiroati dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an di TPQ Wardatul Ishlah Lowokmaru Malang menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian di TPQ Wardatul Ishlah Merjosari maka diperoleh data kesimpulan bahwa penggunaan metode qiroati ini di laksanakan dengan efektif mungkin dengan cara menggunakan metode klasikal dan individual. Akan tetapi dalam hal ini belum terlaksana secara baik sehingga dalam proses belajar mengajar metode qiroati dapat dilaksanakan dengan cara mengelompokkan santri sesuai dengan tingkatan jilidnya, karena penerapan metode qiroati ini tidak melihat usia anak akan tetapi disesuaikan dengan kemampuan anak. Adapun dalam kegiatan belajar mengajar di TPQ Wardatul Ishlah dibedakan sesuai dengan tingkatan antara lain: jenjang pendidikan, kategori umur dan kelas, materi pelajaran, alokasi waktu, dan kurikulum. Adapun faktor pendukung dan faktor penghambat metode pengajaran Qiroati di TPQ Wardatul Ishlah Merjosari adalah sebagai berikut: a. Faktor Pendukung adalah: 1) Santri, 2) Ustadz/ustadzah, 3) Alokasi waktu dan, 4) Adanya media pembelajaran yang disediakan TPQ seperti adanya alat peraga jilid Pra TK sampai jilid enam. b. Faktor Penghambat adalah : 1) Santri, 2) Ustadz/ustadzah dan, 3) Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki TPQ dalam menunjang kegiatan belajar mengajar metode pengajaran Qiroati. 2. Usaha yang dilakukan oleh ustadz/ustadzah dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an adalah menggunakan metode qiroati klasikal, individual, dan memahami perbedaan setiap individu santri.

Page 5: PENDAHULUAN 1

5

2. Komari (Praktisi TK-TPA, Penulis buku-buku pegangan santri TK-TPA, Pengajar di SMPN 24 Makassar.)Disampaikan pada Pelatihan Nasional Guru dan Pengelola TK-TPA, Gedung LAN Makassar 24-26 Oktober 2008; LP3Q DPP Wahdah Islamiyah dalam karya ilmiyahnya yang berjudul macam metode pengajaran baca tulis Al-Qur’an menyimpulkan bahwa Metode apapun yang berkembang, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Efektifitas, efisiensi, cepat mudahnya sebuah metode pengajaran berbeda-beda di tiap daerah. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Penggabungan beberapa metode pengajaran belum tentu membuahkan hasil yang baik. Perlu konsistensi bagi pembina dalam menerapkan sebuah metode apabila telah dipilih, sebab ganti-ganti metode akan menyebabkan kebingungan bagi pembina, terlebih lagi bagi santri.Berdasarkan tinjauan pustaka diatas, tampak belum ada yang secara spesifik meneliti tentang penggunaan metode Al-Mahir dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an. Jadi, penelitian ini telah memenuhi kriteria kebaruan untuk sebuah penelitian.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan persepsi dan kerancuan dalam mendefinisikan judul penelitian ini, maka diberikan definisi operasional sebagai berikut:

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “ metode adalah cara teratur yg digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dng yg dikehendaki; cara kerja yg bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan”(www.kamusbahasaindonesia.com)

2. Metode secara etimologi, istilah ini berasal dari bahasa Yunani ”Metodos” kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu: ”Metha” yang artinya melalui atau melewati dan ”Hodos” yang berarti jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Adapun menurut istilah menurut Abu Bakar Muhammad, metode adalah jalan atau cara yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid.(Abu Baker Muhammad)

3. Pengajaran berasal dari kata ajar ditambah awalan pe dan akhiran an sehingga menjadi kata pengajaran, yang berarti suatu proses penyajian atau bahan pelajaran yang disajikan(Zuhairini dan Abdul Ghofi , 2004: 54)

Page 6: PENDAHULUAN 1

6

4. Metode pengajaran adalah cara menyampaikan bahan pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar(Abu Baker Muhammad)

5. Metode Al-Mahir

Metode ini disusun oleh Team Al-Mahir yang terdiri dari tiga jilid dengan rinciannya sebagai berikut; Jilid satu diperuntukkan bagi peserta yang belum kenal huruf arab sama sekali maupun yang sudah kenal tetapi masih terbata-bata dalam membaca Al-Qur’an. Jilid dua diperuntukkan bagi peserta yang sudah mampu membaca Al-Qur’an namun belum fasih dalam melafalkan huruf-hurufnya dan belum konsisten dalam menjaga hukum-hukum bacaannya, jilid dua ini lebih menekankan kepada tahsin ( pembagusan/pembenaran makroj dan sifatnya ). Jilid tiga diperuntukkan untuk peserta yang mau mendalami tentang ilmu-ilmu tajwid karena didalamnya mengupas tentang teori-teori tajwid sekaligus praktek pengucapannya.

6. Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. dengan perantara Malaikat Jibril yang dibaca, dipahami, diamalkan dan dijadikan pedoman hidup bagi seluruh umat Islam untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat(M. Hasbi As-Siddiq, 1945:2)

7. Al-Qur’an menurut Departemen Agama dalam Al-Qur’an dan terjemahannya adalah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis dimushaf dan diriwayatkan dengan jalan mutawattir dan yang membacanya dianggap beribadah(DEPAG RI , 1993: 16)

8. PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar

Pusat Pendidikan Qur’an Al-Mahir (PPQ Al-Mahir) merupakan sebuah lembaga pendidikan Al-Qur’an berbadan hukum dan bernaung di bawah Yayasan Bakti Nurul Karim, saat ini mengelola progam belajar membaca Al-Qur’an dari pemula, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak, perbaikan bacaan (tahsin), pendidikan untuk guru qur’an, sampai pada progam tahfidz 30 juz.

F. Metode Penelitian

Page 7: PENDAHULUAN 1

7

1. Pendekatan dan Jenis PenelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam

penelitian ini berusaha menelaah fenomena sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau alamiah, bukan dalam kondisi terkendali atau laboratories.

Menurut Bog dan dan Taylor, mendefinisikan pendekatan kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati(Lexy J. Moleong, 2002: 4)

Adapun indikasi dari model penelitian ini yang membedakan dengan jenis penelitian lainnya adalah sebagai berikut:

a. Adanya latar alamiahb. Manusia sebagai alat atau instrumentc. Metode kualitatifd. Analisis data secara induktife. Teori dari dasar (Grounded Theory)f. Deskriptifg. Lebih mementingkan proses dari pada hasilh. Adanya batas yang ditentukan oleh fokusi. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan dataj. Desain yang bersifat sementark. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersamaDengan demikian karena data yang diperoleh berupa kata-kata atau

tindakan, maka jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yakni jenis penelitian yang hanya menggambarkan, meringkas berbagai kondisi atau berbagai variable. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Lexy Moleong, bahwa jenis penelitian deskriptif adalah merupakan penelitian yang datanya dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi karena hanya pada arahnya metode ini lebih banyak digunakan untuk bidang antropologi budaya, disebut metode penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya bersifat kualitatif.

Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Teknik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan/simultan(Sugiono, 2006:15) Oleh karena itu penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih pada makna.

Kriteria pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut.

Dalam penelitian kualiatatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian dilapangan. Oleh karena itu peneliti membiarkan permasalahan-

Page 8: PENDAHULUAN 1

8

permasalahan muncul atau dari data dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Kemudian data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, meliputi deskripsi yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam (interview), serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan. Berdasarkan penguraian diatas penggunaan data kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif tentang penggunaan metode pengajaran Al-Mahir dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an di PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar. PPQ Al-Mahir ini berada di Jl. Adi Sumarmo RT 01 RW 07 Gawanan, Colomadu, Solo, Jawa Tengah.3. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah;

a. Metode Dokumentasi”Metode dokumentasi atau pengumpulan dokumen adalah cara pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatancatatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan lain sebagainya” (Arikunto,1998: 149). Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang pengelolaan materi, metode pengajaran yang diterapkan, struktur kepengurusan, serta komponen pelaksana pendidikan di PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar yaitu data tentang tenaga kependidikan, daftar nama guru dan karyawati, sarana dan prasarana, pedoman metode yang dipakai, serta profil lembaga.

b. Metode Wawancara”Metode observasi adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun daerah” (Nazer, 1985: 65). Objek yang diobservasi meliputi profil lembaga, sarana dan prasarana, dan penggunaan metode dalam pelaksanaan pembelajaran yang ada di PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar.

4. Analisis DataDalam menganalisis data, teknik yang digunakan dalam penelitian

ini adalah deskriptif kualitatif yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Haberman, 1992: 16). Pertama, setelah pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya melakukan reduksi data dengan menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu. Kedua, data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua.

Page 9: PENDAHULUAN 1

9

Metode berpikir yang penulis gunakan untuk menganalisis data ini adalah metode induktif dan deduktif. Metode induktif adalah suatu metode untukmenganalisis masalah yang berangkat dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian ditarik fakta yang bersifat umum. Sedangkan metode deduktif adalah suatu metode yang akan menganalisis suatu maksud dengan berangkat dari hal-hal yang bersifat umum kemudian ditarik fakta yang bersifat khusus (Hadi, 1987: 42).

G. Sistematika PembahasanUntuk lebih terarahnya pembahasan dalam penulisan ini penulis

mensistematikan pembahasan dalam beberapa bab. Adapun sistematika pembahasannya sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, pembahasan dalam bab ini meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan, dan Daftar Pustaka Sementara.

BAB II : Hasil Penelitian. Pembahasan dalam bab ini berisi tentang laporan hasil penelitian dari gambaran obyek penelitian dan gambaran penggunaan metode pengajaran Al-Mahir dalam meningkatkan baca tulis Al-Qur’an di PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar.

BAB III : Profil PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar yang meliputi sejarah berdirinya, letak geografis, struktur kepengurusan, visi dan misi lembaga, keadaan ustadz, ustadzah dan karyawati serta peserta didik, juga mengenai sarana dan prasarana lembaga.

BAB IV Analisis Data, pembahasan dalam bab ini meliputi analisis data tentang (1) Pengelolaan materi di PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar, (2) Penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan di PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar, (3) Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam mengelola materi dan menggunakan metode pengajaran Al-Mahir di PPQ Al-Mahir Gawanan, Colomadu, Karanganyar.

BAB V Penutup, yang berisi tentang kesimpulan, saran, dan kata penutup.

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Page 10: PENDAHULUAN 1

10

Abu Baker Muhammad, Metode Khusus Pengajaran Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Nasional)Al-Qur’an in wordDEPAG RI, Terjemahannya Bab I, (Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993)Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002)M. Hasbi As-Siddiqi, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an Tafsir, (Jakarta: Bulan Bintang, 1945)Metode-metode mengajar Al-Qur'an di sekolah-sekolah Umum, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 1994/1995Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006)www.kamusbahasaindonesia.orgZuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: Penerbit UIN dan UM Press, 2004)