Pencukuran_Daerah_Operasi.NEW.pdf
-
Upload
raden-kamal -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
Transcript of Pencukuran_Daerah_Operasi.NEW.pdf
-
PENCUKURAN DAERAH OPERASI
Oleh
Tim Kamar Operasi
A. Pendahuluan
Dalam asuhan keperawatan preoperatif salah satu bagian yang penting
adalah pencukuran daerah operasi. Persiapan preoperatif dilakukan untuk
mempersiapkan daerah kulit pasien agar terhindar dari kontaminasi sebelum
dilakukan insisi bedah dan pencukuran daerah operasi dilakukan agar
terciptanya lapangan operasi yang bersih serta mencengah terjadinya infeksi
daerah operasi.
Pencukuran daerah operasi pertama kali dilakukan pada abad ke-19.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Seropian dan Renolds tahun 1971
yang meneliti tentang angka infeksi bila dicukur dengan pisau cukur sebesar
5,6% dengan depilatori 0,6% dan bila tidak dicukur 0,6%. Dan penelitian
dilakukan oleh Alexander dan kawan-kawan meneliti tentang angka infeksi
setelah 30 hari post operasi didapatkan angka infeksi pencukuran dengan pisau
cukur malam hari 8,8% dengan cliping 10%, pencukuran pisau cukur di pagi hari
7,5% dengan cliping 3,2%.
Dari penelitian tersebut apabila diperlukan pencukuran daerah operasi
melakukan pencukuran sesaat sebelum operasi. Hindari mencukur daerah
operasi dengan jeda waktu yang lama sebelum operasi dimulai.
B. Tujuan
Terciptanya area operasi yang bersih (bebas dari rambut/bulu).
Mencegah terjadinya infeksi daerah operasi.
-
C. Persiapan Alat :
Yang harus dipersiapkan sebelum melakukan daerah operasi.
1. Sarung tangan on steril.
2. Perlak.
3. Handuk kecil/waslap.
4. Clipper Electric.
5. Cairan desinfektan/betadine/foam pencukur.
6. Plester.
7. Kom berisi air bersih.
D. Tata Laksana Pencukuran.
Petunjuk yang perlu diperhatikan petugas kamar operasi pada saat
pencukuran adalah sebagai berikut:
1. Waktu yang tepat untuk melakukan pencukuran adalah segera
sebelum operasi dimulai.
2. Dokter harus menulis atau menyampaikan perintah untuk mencukur.
3. Pasien harus menandatangani persetujuan operasi.
4. Daerah yang dicukur harus berupa daerah persegi dengan batas
luarnya kira-kira 2-3 cm daerah insisi sebenarnya.
5. Semua pencukuran dilakukan setelah kulit pasien dibasahi.
6. Gunakan cairan desinfektan/ foam pencukur atau betadine juga dapat
merupakan pilihan, tetapi pastikan bahwa pasien tidak alergi terhadap
cairan desinfektan atau foam tersebut.
7. Jaga rahasia pribadi pasien (patients privacy) dengan membatasi tirai
dan hanya daerah yang akan dicukur diperlihatkan.
8. Gunakan sarung tangan.
-
9. Cukur rambut menggunakan alat cukur elektrik/clipper rambut dengan
gerakan yang tegas ke arah tumbuhnya rambut dan kulit jangan
tergores atau melipat karena mikroorganisme dapat diam pada kulit
yang pecah.
10. Setelah pencukuran selesai, keringkan daerah tersebut dengan
menggunakan handuk atau waslap, angkat semua rambut yang lepas
(menggunakan plester agar lebih mudah dan bersih), dan tinggalkan
pasien dalam keadaan rapi dan nyaman.
11. Setelah selesai pencukuran tulis dan paraflah pada lembar
terintegritas pada status pasien setelah selesai pencukuran.
12. Buang sarung tangan, mata pisau clipper, kassa yang telah digunakan
pada tempat sampah yang sesuai, bersihkan baki, clipper dan
kembalikan pada tempat semula.
Perhatian :
1. Jangan melakukan pencukuran tanpa adanya perintah tertulis.
2. Waktu melakukan pengkajian awal pada kulit pasien laporkan bila sudah ada
luka atau goresan ataupun setiap ruam yang ditemukan sebelum memulai
persiapan prabedah pada pasien.
3. Setiap luka atau goresan pada pasien perlu dilaporkan kepada dokter bedah
dan dibuat laporan kejadian.
4. Semua pencukuran di daerah kepala dilakukan dengan hati-hati.
5. Semua pencukuran sebaiknya dilakukan dalam ruangan persiapan operasi.
-
DAFTAR PUSTAKA
Brunner/Sudart. Texbook Of Medical Surgical Nursing Fifth edition IB. Lippincott
Company.Philadelphia.1984.
Gruendemann, Barbara J. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, Vol. I Prinsip.
Alih bahasa, Brahm U. Pendit. Editor edisi Bahasa Indonesia, Egi Komara
Yudha dan Siti Aminah. Jakarta: EGC.2005.
Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah (Sabistons Essentials Surgery). Alih
bahasa, Petrus Andrianto dkk. Jakarta: EGC. 1995.