PENCIPTAAN KARYA SENIdigilib.isi.ac.id/4313/1/BAB I.pdfii SISI GELAP PERILAKU WANITA . SEBAGAI IDE...
Transcript of PENCIPTAAN KARYA SENIdigilib.isi.ac.id/4313/1/BAB I.pdfii SISI GELAP PERILAKU WANITA . SEBAGAI IDE...
SISI GELAP PERILAKU WANITA
SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS
PENCIPTAAN KARYA SENI
Diajukan oleh:
Fredericus Darmawan Adhi Surya
NIM 1312411021
PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI
JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2019
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
ii
SISI GELAP PERILAKU WANITA
SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS
PENCIPTAAN KARYA SENI
Diajukan oleh:
Fredericus Darmawan Adhi Surya
NIM 1312411021
Tugas akhir ini diajukan kepada Fakultas Seni Rupa
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana dalam bidang Seni Rupa Murni
2019
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
iv
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fredericus Darmawan Adhi Surya
NIM : 1312411021
Judul Skripsi/Penciptaan : Sisi Gelap Perilaku Wanita Sebagai Ide Penciptaan
Seni Lukis
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan Tugas Akhir ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan sebelumnya untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi manapun dan sepengetahuan saya tidak ada
karya atau pendapat tentang penulisan laporan Tugas Akhir yang pernah ditulis /
diterbitkan sebelumnya yang serupa seperti naskah ini, kecuali yang secara tertulis
sebagai acuan dalam Tugas Akhir ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa laporan
Tugas Akhir ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Yogyakarta, 17 Januari 2019
Fredericus Darmawan Adhi Surya
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
v
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan diucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan berkah, kasih dan karunia-Nya yang luar biasa, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul “SISI GELAP PERILAKU
WANITA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS” ini dengan lancar.
Adapun tujuannya adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan di dalam
mengakhiri pendidikan Program Studi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa Institut
Seni Indonesia Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan motivasi, semangat dan membantu penulis
dalam menyelesaikan laporan ini. Segala kesulitan dan hambatan yang dialami
selama menyusun laporan ini bisa terselesaikan berkat dukungan dan bantuan
berbagai pihak. Untuk itu secara khusus penulis mengucapkan rasa terima kasih
yang setulusnya kepada :
1. Bapak Setyo Priyo Nugroho, M.Sn., selaku Pembimbing I yang telah
memberi pengarahan, mendukung, memberikan masukan dan mengajarkan
pelajaran berharga selama penyusunan laporan Tugas Akhir.
2. Bapak I Gede Arya Sucitra, S.Sn., M.A., selaku Pembimbing II yang banyak
membimbing dalam proses akademik selama masa perkuliahan dan proses
penulisan Tugas Akhir sampai selesai.
3. Bapak Wiyono, M.Sn, selaku dosen wali yang banyak membimbing dalam
proses akademik selama masa perkuliahan.
4. Ibu Nadiyah Tunnikmah S.Sn., M.A, selaku cognate yang menjadi penguji
dalam ujian tugas akhir serta banyak membimbing dalam proses akademik
selama masa perkuliahan.
5. Bapak Lutse Lambert Daniel Morin, M.Sn., selaku Ketua Jurusan Seni
Murni, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
6. Ibu Dr. Suastiwi, M.Des., selaku Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Seni
Indonesia.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
vi
7. Bapak Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum., selaku Rektor Institut Seni
Indonesia Yog yakarta.
8. Seluruh staff Dosen Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni
Indonesia Yogyakarta yang telah mengajarkan berbagai pelajaran berharga
selama masa perkuliahan.
9. Seluruh staff Sekretariat Fakultas Seni Rupa yang telah memberikan
dukungan dalam bidang administrasi dari awal hingga akhir selama menjadi
mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
10. Kedua orang tua dan keempat kakakku, terutama ayahku yang selalu
memberi motivasi dan membantu biaya perkuliahan, dan terlebih mendiang
ibuku tercinta yang selalu memberikan semangat dan doa.
11. Para kolega, Mbah Singgih Trianto, Om Nanang Sarifudin, Om Katuang
Wiralangkit, Pakdhe Taufik Hidayat, Pakdhe Mario Martono, Pakdhe
Angga Febrianto, Tante Ramadhyan Putri, dan Bang Bayoe Adjie.
12. Teman-teman angkatan dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
13. Linkin Park (Chester Bennington, Mike Shinoda, Brad Delson, Dave
‘Phoenix’, Mr. Joe Hahn, dan Rob Bourdon) dan Disturbed (David
Draiman, Dan Donegan, Mike Wengren, dan John Moyer) yang telah
memberikan terapi jiwa dengan lagu-lagunya yang luar biasa.
14. Berbagai pihak terkait yang telah memberi variasi bantuan sehingga dapat
terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
Laporan Tugas Akhir ini, karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah
milik Sang Pencipta. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kemajuan yang lebih bermutu. Akhir
kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat luas.
Yogyakarta, 17 Januari 2019
Fredericus Darmawan Adhi Surya
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR ............................................................................ i
HALAMAN JUDUL DALAM ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN HASIL UJIAN TUGAS AKHIR .................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 2
B. Rumusan Penciptaan ...................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat ....................................................................... 9
D. Makna Judul ................................................................................... 10
BAB II KONSEP ............................................................................................ 13
A. Konsep Penciptaan ......................................................................... 13
B. Konsep Perwujudan ....................................................................... 21
BAB III PROSES PEMBENTUKAN ............................................................. 33
A. Bahan.............................................................................................. 33
B. Alat ................................................................................................. 35
C. Teknik ............................................................................................ 36
D. Tahapan Pematangan Ide ............................................................... 37
E. Tahap Visualisasi ........................................................................... 37
BAB IV DESKRIPSI KARYA ........................................................................ 40
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
viii
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 83
LAMPIRAN ..................................................................................................... 85
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Contoh garis yang digunakan. (sumber : Buku karya Sadjiman
Ebdi Sanyoto, berjudul “Nirmana Elemen-Elemen Seni dan
Desain”), 2018 …………………………………………………... 22
Gambar 2 : Bending up right line. (sumber : www.dictio.id, diakses pada 12
Desember 2018, pukul 08.12 WIB)………………………………. 23
Gambar 3 : Upward spray line. (sumber : www.dictio.id, diakses pada 12
Desember 2018, pukul 08.15 WIB)………………………………. 23
Gambar 4 : Rhythmic curve line. (sumber : www.dictio.id, diakses pada 12
Desember 2018, pukul 08.17 WIB)............................................... 23
Gambar 5 : Lukisan Fredericus Darmawan “Penjajah Wanita”. Diperlihatkan
deformasi palu yang sebagai simbol keadilan. (sumber: dok.
Fredericus Darmawan), 2018…………………………………….. 25
Gambar 6 : Lukisan Fredericus Darmawan “Penyamaran Karakter”.
Diperlihatkan deformasi topeng sebagai simbol watak/karakter
(sumber:dok. Fredericus Darmawan), 2018………………………. 25
Gambar 7 : Alphonse Mucha, Princess Hyacint, 1911. (sumber:
www.wikiart.org, diakses 20 November 2018, pukul 15.00 WIB)… 27
Gambar 8 : Alphonse Mucha, Monaco Monte Carlo, 1897. (sumber:
www.wikiart.org, diakses 20 November 2018, pukul 15.02 WIB)… 27
Gambar 9 : William Morris, Snakehead, 1876. (sumber : www.wikiart.org,
diakses pada 21 November 2018, pukul 19.00 WIB)…………….... 28
Gambar 10: Jean Dunand, Lacquer on wood, 1926. (sumber : dokumentasi
pribadi dari Art Deco book, pada 21 November 2018, pukul 13.00
WIB)……………………………………………………………..… 29
Gambar 11: Jean Dupas, An Elaborate Gouache, 1928. (sumber : dokumentasi
pribadi dari Art Deco book, pada 21 November 2018, pukul 12.49
WIB………………………………………………………………… 29
Gambar 12: Karakteristik menurut Prof. Khaled M. Dewidar, Art Noveaux Style
(1890-1910), (sumber: Diktat Kuliah Architecture Art, Ain Shams
University of Cairo, Egypt, 2017)…………………………………. 29
Gambar 13: Gambar Ilustrasi karya Ozabu (sumber: Instagram Ozabu diakses
pada 26 Mei 2018, 13.19 WIB)…………………………………… 30
Gambar 14: “Aqua Coloni” karya Gabriel Moreno (sumber: Instagram
Gabrielmorenoart, diakses pada 12 Mei 2018, 14.12 WIB)………. 30
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
x
Gambar 15: “The Beauty of The Beast” oleh Ermambang Bendung W, (sumber:
www.indoartnow.com, diakses pada 29 Mei 2018, 15.12 WIB)..... 31
Gambar 16: Lukisan karya James Jean (sumber: Instagram jamesjeanart,
diakses pada 14 Oktober 2017, 13.05 WIB)…………………….. 31
Gambar 17: Gambar ilustrasi karya James Jean (sumber:Instagram
jamesjeanart, diakses pada 4 Oktober 2016, 14.05 WIB)……….. 31
Gambar 18: Cat akrilik, 2018 (sumber: dok. Fredericus Darmawan)……………. 33
Gambar 19: Kanvas, 2018 (sumber: dok. Ramadhyan Putri Pertiwi)…………… 34
Gambar 20: Kuas, 2017 (sumber: dok. Nanang Sarifudin)…………………….. 34
Gambar 21: Drawing pen, 2018 (sumber: dok. Fredericus Darmawan)……….. 35
Gambar 22: Pensil, 2018 (sumber: dok. Fredericus Darmawan)………………. 35
Gambar 23: Brush pen, 2018 (sumber: dok. Fredericus Darmawan)………….. 35
Gambar 24: Pisau Palet, 2017 (sumber: dok. Ramadhyan Putri Pertiwi)……… 36
Gambar 25: Tahap 1. Sketsa karya (sumber: dok.Fredericus Darmawan,2017).. 38
Gambar 26: Tahap 2. Pembentukan objek dan pewarnaan, (sumber: dok.
Fredericus Darmawan, 2017)……………………………………... 38
Gambar 27: Tahap 3. Pewarnaan objek sudah jadi (sumber: dok.Fredericus
Darmawan, 2017)…………………………………………………. 39
Gambar 28: Tahap 4. Karya sudah jadi, namun belum finishing touch. (sumber:
dok. Fredericus Darmawan, 2018)………………………………… 39
Gambar 29: Karya sudah jadi …………………………………………………. 40
Gambar 30: Karya 1, Aroma Keindahan, 2018, Cat akrilik, pensil dan drawing
pen pada kanvas, 80x60cm (sumber:dok. Fredericus Darmawan)... 41
Gambar 31: Karya 2, Penyamaran Karakter, 2017, cat akrilik, pensil, dan
drawing pen pada kanvas, 100x80 cm (sumber: dok. Fredericus
Darmawan)…………………………………………………………. 43
Gambar 32: Karya 3, If I Just Let Go,I’d be Set Free, 2017, cat akrilik, pensil,
dan drawing pen pada kanvas, 100x80 cm (sumber: dok. Fredericus
Darmawan)…………………………………………………………. 45
Gambar 33: Karya 4, Tersesat dalam Keputusasaan, 2018, cat akrilik, pensil,
brush pen dan drawing pen, 100x80 cm (sumber: dok. Fredericus
Darmawan)………………………………………………………… 47
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xi
Gambar 34: Karya 5, Puncak Kenikmatan, 2018, cat akrilik, pensil, dan
drawing pen, 80x60 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)…….. 49
Gambar 35: Karya 6, Setelah Kemarin, 2017, cat akrilik, pensil, dan drawing
pen, 60x60 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)…………….. 51
Gambar 36: Karya 7, Bersolek, 2018, cat akrilik, pensil, dan drawing pen pada
kanvas, 100x80 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)……….. 53
Gambar 37: Karya 8, Kamar Rahasia, 2018, cat akrilik, pensil, dan drawing
pen, 100x80 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)…………... 55
Gambar 38: Karya 9, Muak, 2017, cat akrilik, pensil, dan drawing pen,
80x60 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)………………….. 57
Gambar 39: Karya 10, Penjajah Wanita, 2017, cat akrilik, pensil, dan drawing
pen, 100x80 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)………..…. 59
Gambar 40: Karya 11, Kesendirian, 2018, cat akrilik, pensil, dan drawing pen
pada kanvas, 100x80 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)….. 61
Gambar 41: Karya 12, Stressed Out, 2017, cat akrilik, pensil, dan drawing pen,
100x80 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)…………………. 63
Gambar 42: Karya 13, Penyamaran Karakter II, 2017, cat akrilik, pensil, dan
drawing pen, 100x80 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)….. 65
Gambar 43: Karya 14, Di Atas Normal, 2018, cat akrilik, pensil, dan drawing
pen, 80x60 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)…………..... 67
Gambar 44: Karya 15, From Noise Comes Chaos, 2017, cat akrilik, pensil,
dan drawing pen, 100x80 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan).69
Gambar 45: Karya 16, Perang Pikiran, 2018, cat akrilik, pensil, dan drawing
pen, 100x80 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)…………… 71
Gambar 46: Karya 17, Belenggu Depresi, 2018, cat akrilik, pensil, dan drawing
pen, 100x80 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)…………… 73
Gambar 47: Karya 18, Inside of Me, 2019, cat akrilik, pensil, brush pen dan
drawing pen, 60x60 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)…… 75
Gambar 48: Karya 19, Tertekan, 2018, cat akrilik, pensil, dan drawing pen,
50x40 cm (sumber: dok. Fredericus Darmawan)…......................... 77
Gambar 49: Karya 20, Belenggu Depresi II, 2019, cat akrilik, pensil, brush pen
& drawing pen, 200x150 cm (sumber:dok. Fredericus Darmawan). 79
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN ..................................................................................................... 85
A. Data Diri Mahasiswa .................................................................................. 85
B. Foto Poster Pameran……………………………………………………… 87
C. Foto Situasi Pameran.…………………………………………………….. 88
D. Foto Display Karya……………………………………………………….. 89
E. Katalogus…………………………………………………………………. 90
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
Secara kodrati manusia merupakan makluk ciptaan Tuhan yang paling
mulia, berakal budi, mempunyai perasaan dan pemikiran yang logis. Manusia
dianugerahi sifat dasar yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti
dan tabiatnya. Dengan anugerah itu manusia dibekali tiga hal dalam dirinya. Ketiga
hal itu adalah cipta, rasa, dan karsa. Didasari ketiga hal tersebut, dapat diciptakan
suatu karya seni, salah satu karya seni itu adalah lukisan. Lukisan itu sendiri
merupakan wujud karya seni rupa.
Pada dasarnya suatu karya seni diawali dengan adanya rangsangan tentang
kegelisahan batin yang kemudian diwujudkan lewat karya seni melalui proses
tertentu. Karya seni menjadi sarana komunikasi visual yang mengandung maksud
tertentu. Makna yang terkandung dalam karya seni dapat merepresentasikan
pengalaman batin. Suatu karya seni tidak bisa lepas dari lingkungan dimana
seniman itu berada. Hal ini terjadi karena lingkungan sangat berpengaruh terhadap
pengolahan karya, tergantung bagaimana mencari objek-objek yang sesuai dengan
hasrat jiwa untuk dituangkan dalam sebuah media. Objek yang dipilih salah satunya
adalah manusia. Rasa ketertarikan kepada manusia menumbuhkan rasa ingin
menggambarkan fenoma yang terjadi pada manusia, khususnya wanita.
Penulis memiliki pemikiran bahwa pose serta gerak-gerik tubuh wanita
merupakan momen estetis dan menjadi keindahan tersendiri (dilihat dari sisi
lainnya). Fenomena tentang wanita ini menjadi pemikiran, permasalahan dan
perenungan tentang pengalaman diri sendiri maupun yang berada di lingkungan
sekitar. Perihal ini berkaitan dengan hal psikologis dan gaya hidup, seperti
permasalahan tentang sisi gelap perilaku wanita.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
2
A. LATAR BELAKANG
Tema tentang wanita adalah yang dipilih dalam mencipta karya seni
lukis pada Tugas Akhir ini. Wanita adalah makluk ciptaan Tuhan yang sangat
misterius, dapat dibuktikan dengan melihat dunianya yang khas dan dengan
segala tingkah lakunya, ada sisi gelap dari perilaku wanita yang menggoda dan
unik untuk dikulik. Perilaku ini yang menimbulkan stimulan dan memunculkan
gagasan untuk berempati mengenai fenomena yang terjadi kepada wanita lewat
karya seni rupa (seni lukis).
Sebenarnya yang menyebabkan sisi gelap dari perilaku wanita begitu
penting untuk dijadikan ide dalam membuat karya seni pada tugas akhir ini
adalah berkaitan dengan sudut pandang dalam melihat sisi gelap perilaku
wanita. Menurut sudut pandang penulis hal tersebut merupakan keindahan yang
nyeleneh atau anti-mainstream (gaya hidup yang berbeda pada umumnya dan
menarik), sehingga berupaya ingin mengabstraksikan atau memanifestasikan
sisi gelap wanita yang mempunyai perasaan, perilaku, dan kepribadian yang
khas ke dalam wujud lukisan. Wanita punya perasaan yang sulit ditebak, dalam
sisi gelap perilakunya bisa diartikan sebagai sebuah kemunafikan. Hal ini cukup
sulit sebenarnya diwujudkan, tetapi penulis mencoba untuk paling tidak
memberi gambaran tentang sisi gelap perilaku wanita, dikarenakan antara apa
yang diucapkan, apa yang dipikirkan, dan apa yang dirasakan semuanya bisa
berbeda (tidak klop). Sulit diidentifikasi manakah yang benar atau tidak hanya
dengan menerka-nerka dari fenomena yang terlihat.
Berlatar belakang tinggal di daerah yang notabene adalah kawasan yang
cukup dekat dengan lokalisasi prostitusi, di sebuah kota A di daerah Jawa
Tengah, sehingga mempunyai pemikiran yang cukup terpengaruh dengan
situasi sosial lingkungan sekitar. Dilingkungan tersebut tentu banyak kaum
wanita yang punya cara bergaul tidak sehat, namun tidak semuanya seperti itu,
hanya oknum tertentu saja. Akan tetapi oknum tersebut menimbulkan dampak
buruk, khususnya pada kaum wanita remaja sampai dewasa.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
3
Perilaku wanita tidak lepas dari tabir gelap yang menyelimuti kehidupan
mereka. Di dalam hal ini wanita yang dimaksud adalah wanita remaja atau lebih
tua kisaran umur dua puluh sampai tiga puluh lima tahun. Hal ini merujuk pada
problematika untuk mencari harta dan kepuasan batin. Sumber dari
problematika ini sebagian besar adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
hidup yang semakin “mencekik leher”. Banyak wanita yang terjerumus dalam
dunia kelam prostitusi karena salah pergaulan, hal ini disebabkan kebanyakan
dari mereka ‘dicekik’ oleh keinginan memenuhi kebutuhan hidup di era modern
ini yang semakin meningkat tajam. Berdasarkan problem tersebut mulailah
timbul perilaku-perilaku negatif yang penuh kemunafikan yang menunjukkan
sisi gelap perilakunya.
Sisi gelap perilaku wanita yang terbilang masih abstrak ini menjadi
sebuah tantangan untuk diidentifikasi lebih lanjut. Diperlukan observasi yang
mendalam, kemudian terjun langsung ke tempat mereka beraktivitas untuk
bergaul secara intens, melakukan interaksi yang cukup sering sehingga
menimbulkan keakraban, lewat keakraban maka akan lebih mudah mengetahui
tentang pemikiran, isi hati, dan imbasnya pada perilaku wanita. Langkah
selanjutnya lalu melakukan kontemplasi (perenungan) agar bisa mereka-reka
atau mengimajinasikan bagaimanakah perilaku, pemikiran, dan perasaan
wanita. Melalui tahap-tahap itu niscaya muncul gambaran yang dapat
divisualkan ke dalam wujud yang terindra oleh mata.
Ketertarikan awal melukiskan sisi gelap kehidupan wanita berawal dari
pengalaman pribadi tentang bergaul dan mengamati aktivitas wanita dan dalam
gerak gerik langkahnya yang identik dengan keindahan. Pengamatan ini
berlangsung kurang lebih dua belas tahun di lingkungan sekitar tempat tinggal
yang notabene dekat dengan lokalisasi prostitusi. Pengaruh lingkungan ini
memengaruhi kepribadian wanita, mulai dari kondisi jiwa (perasaan),
pemikiran dan sikap (perilaku) wanita yang sangat sulit dipahami, secara garis
besar berbeda dengan laki-laki. Perbedaan secara anatomis dan fisiologis
menyebabkan perbedaan pula pada struktur tingkah laku wanita. Hal inilah yang
menjadi alasan mengapa melukis figur-figur wanita.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
4
Sebenarnya, wanita secara alami telah memiliki daya tariknya sendiri
dimata laki-laki. Daya tarik secara alami ini yang mungkin dianggap “sexy”
atau biasa disebut sex appeal, ada beberapa daya tarik wanita yang mengacu
pada ide yang menjadi alasan untuk melukiskan figur-figur wanita, antara lain
daya tarik dari mata, senyuman dan lekuk tubuh. Salah satu yang paling
menggoda adalah lekuk tubuh wanita. Bagaimanapun juga tidak dapat
dipungkiri bahwa lekuk tubuh wanita adalah hal terindah untuk dipandang dan
dinikmati. Apalagi ditambah gestur dan ekspresi yang memperkuat esensi dari
daya tarik tersebut, maka dari itu sosok wanita dapat dikulik lebih dalam.
Pengalaman sejak kecil sampai remaja sudah hidup di lingkungan yang
tidak jauh dari sosok wanita. Baik itu wanita dari dalam keluarga maupun
wanita dilingkungan sekitar tempat tinggal. Berlatar belakang tinggal di daerah
yang notabene adalah kawasan yang cukup dekat dengan lokalisasi prostitusi,
sehingga mempunyai pemikiran yang cukup terpengaruh dengan situasi sosial
lingkungan sekitar. Di lingkungan tersebut tentu banyak kaum wanita yang
punya cara bergaul tidak sehat, namun tidak semuanya seperti itu, hanya oknum
tertentu saja. Akan tetapi oknum tersebut menimbulkan dampak buruk,
khususnya pada kaum wanita. Banyak wanita yang terjerumus dalam dunia
kelam prostitusi karena salah pergaulan, hal ini disebabkan kebanyakan dari
mereka ‘dicekik’ oleh keinginan memenuhi kebutuhan hidup di era modern ini
yang semakin meningkat tajam.
Berawal dari pengalaman mempunyai seorang teman wanita. Teman
lama yang merupakan seorang dengan latar belakang keluarga orang berada
namun bukan berasal dari keluarga yang harmonis (broken home).
Kehidupannya sebenarnya diselimuti kemewahan namun tidak tentram bahagia
dan malah identik dengan kehidupan yang haus akan kasih sayang. Kurangnya
kasih sayang dari kedua orang tua menjadi pemicunya. Hal ini dikarenakan
kedua orang tuanya sudah bercerai karena kasus perselingkuhan. Secara
psikologis tentu hal ini berdampak buruk bagi kondisi emosional. Hal ini
menjadi salah satu alasan untuk memilih jalan pintas menuju pergaulan yang
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
5
salah (kelam), namun tidak semua orang dengan latar belakang broken home
menjadikan alasan tersebut sebagai kilahan untuk masuk dunia yang kelam.
Di sisi lain ada banyak oknum-oknum yang berasal dari latar belakang
broken home yang hidupnya biasa saja bahkan hidupnya justru cenderung
bahagia. Namun terkadang ada yang menjadikan masalah broken home hanya
sebagai alasan untuk berbuat ‘nakal’, bukan semata-mata untuk mencari materi
atau dengan kata lain hanya untuk mencari kepuasan nafsu saja atau istilah
kerennya just for fun. Akan tetapi disisi lain ada juga orang korban broken home
yang masuk ke dunia prostitusi, mereka punya tujuan utama mencari materi
untuk menghidupi dirinya dari hari ke hari.
Seorang teman lama yang dapat dikatakan adalah teman masa kecil dan
masih berkomunikasi sampai saat ini, akan tetapi tingkat pertemanannya sudah
sangat dekat (lebih intim), sebut saja namanya “Mawar”. Relasi dengan Mawar
sudah cukup akrab karena seringnya berinteraksi, bahkan juga sering bercerita
perihal apapun (curhat). Baik perihal yang berbau suka cita maupun perihal
yang menyedihkan dalam hidupnya.
Kisah hidupnya yang kelam di mulai dari masalah perceraian kedua
orang tuanya, kemudian memaksanya hidup di bawah tekanan broken home saat
masih duduk di bangku sekolah dasar, hidup tanpa kasih sayang dari kedua
orang tua. Hal ini membuat Mawar lari dari kenyataan dan memilih jalan hidup
yang kelam dengan memilih berprofesi sebagai seorang pekerja seks komersial.
Awalnya hanya coba-coba dengan teman sepermainan, namun akhirnya jadi
benar-benar terjerumus dunia kelam karena desakan ekonomi yang
mengharuskannya punya uang untuk bertahan hidup. Di sisi lain Mawar
sebenarnya adalah seorang pribadi yang baik dan ramah, apa yang terjadi dalam
hidupnya saat ini bukan sepenuhnya karena keinginannya tetapi keadaanlah
yang memaksanya masuk dunia prostitusi.
Seringnya komunikasi dan interaksi dengan Mawar memberikan
kemudahan untuk memahami karakternya. Awalnya dengan melihat kemurahan
senyum dari Mawar. Senyum itu terlihat selalu nampak dari raut mukanya yang
sayu walaupun sebenarnya mungkin hatinya hancur karena hidupnya begitu
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
6
suram. Selain hal itu ada hal yang membuat kesan salut kepada Mawar karena
ketegarannya menjalani hidup dibawah tekanan dan ungkapannya bahwa sebisa
mungkin Mawar masih bisa menjaga teman-temannya agar tidak terjerumus ke
dunia prostitusi.
Ungkapan bahwa Mawar dapat menjaga teman-temannya mungkin
hanyalah sebuah alibi (alasan). Masih abu-abu apakah kata-katanya adalah
sebuah kejujuran atau sebaliknya adalah sebuah wujud dari kemunafikannya.
Hal tersebut tidak dapat sepenuhnya dipercaya, karena setiap untaian kata yang
terucap mengandung makna terselubung, terlebih bahasa tubuh dan ekspresi
yang ditampilkan kadang bertolak belakang. Banyak pertanyaan yang terlintas,
salah satunya adalah bagaimana Mawar bisa menyelamatkan teman-temannya
padahal Mawar sendiri masih terjerat dalam dunia hitam. Sepertinya jika lepas
dari jerat dunia hitam itu mungkin belum bisa, namun jika dikatakan
mengurangi dampaknya mungkin bisa. Mengurangi dampak misalnya dengan
membatasi intensitas menjadi ‘penjual cinta’, melarang keras teman dekat main
ke tempat Mawar bekerja, dan sebagainya. Akan tetapi hal itu belum cukup
untuk memutus rantai koneksi dengan jaringan prostitusi yang keji karena
banyak hal yang saling kait mengait yang sulit terlepas. Di sisi lain Mawar
mencoba bersikap baik-baik saja diluar lingkungan tempat bekerja karena tidak
ingin teman kampusnya atau keluarganya tahu akan kondisinya yang
sebenarnya, bahkan Mawar masih sempat menamatkan kuliahnya yang dibiayai
dari hasil kerjanya sebagai seorang pekerja seks komersial. Di sisi lain mungkin
hatinya menangis pilu karena tidak bisa lepas dari jerat dunia hitam itu karena
rantai prostitusi sangat sulit diputus begitu saja tanpa ada efek samping.
Akhirnya hanya gesture tubuh yang dibuat-buat agar terlihat seakan semua
baik-baik saja ditambah sedikit senyum. Kondisi Mawar ini merujuk kepada
sebuah kepura-puraan. Hal ini dikarenakan Mawar menutupi diri dari kondisi
yang sebenarnya atau malah sebaliknya mungkin Mawar coba menutup diri
untuk menjadi dirinya yang sebenarnya.
Apa yang dimanifestasikan mengenai perasaan adalah ungkapan tentang
“kejujuran”. Kejujuran ini belum tentu benar adanya sebab faktanya masih jadi
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
7
misteri, namun benar ataupun salah dan baik atau buruknya mungkin hanya
Tuhan yang bisa menghakimi. Taraf antara kejujuran dan kebohongan beda
tipis, sebab kejujuran bisa berarti kebohongan yang terselubung. Hal ini
dikarenakan kebohongan bisa berlapis-lapis tebalnya, namun secara sederhana
dapat dipetik satu hal dari kondisi ini bahwa sesuatu yang terlihat mata belum
tentu benar adanya.
Dalam hal ini bukan hanya Mawar sebagai objek manifestasi perilaku
wanita, namun ada beberapa yang lain, misalnya adalah sebut saja “Melati”.
Melati adalah sosok pelajar yang masih duduk dibangku sekolah menengah
atas. Melati adalah orang dari golongan menengah yang kehidupannya hanya
sederhana tetapi mempunyai perawakan yang cantik seperti model sampul
majalah pria dewasa. Dengan bekal fisik yang memadai tersebut, tidak susah
bagi Melati jika hanya menggaet pria-pria tampan yang kaya raya bahkan
sekelas “om-om” juga bisa diraihnya, akan tetapi Melati tidak melakukan hal-
hal tersebut, Melati hanya ingin dengan teman-teman yang seumuran.
Sebenarnya bukan semata-mata uang yang dicari, namun hanya ingin mencari
kesenangan dengan banyak pria, namun sebenarnya Melati merupakan cewek
yang cukup matrealistis, karena walaupun tidak meminta uang namun Melati
sering meminta barang-barang hadiah yang cukup mewah. Tanpa diberi
imbalan pun Melati sebenarnya rela melayani para pria asalkan sesuai
seleranya. Mungkin istilah pada zaman sekarang Melati ini adalah seorang
“bispak” alias bisa dipakai. Selama ini penampilan sederhananya hanya sebuah
kedok. Kepolosan mukanya yang sederhana hanyalah topeng agar dikasihani
para pria, sedangkan perawakan tubuhnya yang bagaikan seorang model adalah
nilai tambah untuk menggaet dan merangsang para pria hidung belang untuk
memberinya kepuasan batin. Situasi yang sedemikian rupa menimbulkan
sebuah imajinasi untuk memvisualkan atau mewujudkan (memanifestasikan)
perilaku dan kepribadian Melati dalam bentuk nyata melalui karya lukisan.
Selanjutnya, ada seorang yang bernama “Lintang”. Lintang ini hanyalah
orang yang berasal dari kalangan bawah (miskin). Namun Lintang ini adalah
orang yang cerdas, walau pendidikannya hanya sampai kelas sebelas sekolah
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
8
menengah atas. Lintang tidak lulus sekolah karena kendala biaya. Hal ini
membuatnya terjerumus pada pergaulan yang salah, menjadikannya pribadi
yang liar, suka mencuri uang bersama para teman-teman tongkrongannya, mulai
merokok, mabuk-mabukan, bahkan sampai memakai dan jadi pecandu obat-
obatan telarang. Hal ini mungkin semata-mata adalah pelarian dari kondisi stres
dalam kehidupannya. Perubahan ini tentu memengaruhi kondisi psikologisnya,
menjadikannya pribadi yang temperamental, bahkan tidak segan-segan
melakukan tindakan yang kasar kepada orang lain yang dianggap
mengganggunya, tidak terkecuali orang tuanya. Fenomena ini seperti
menyiratkan bahwa tubuh fisiknya hanyalah jubah (cangkang) dari setan dalam
dirinya yang tidak terkontrol karena faktor lingkungan. Di sisi lain sebenarnya
Lintang adalah sosok yang mudah bergaul dan supel. Selalu asik dalam
pergaulan dengan teman tongkrongannya itu mungkin saat ini diasumsikan
sebagai salah satu kebaikan yang masih ada dalam dirinya.
Kondisi ini sangat emosional, menimbulkan gejolak yang tidak dapat
terdefinisikan, hanya bayang-bayang semu dalam benak yang terlintas. Lambat
laun menimbulkan sebuah tekanan yang membuat imajinasi membayangkan
hal-hal yang berisi kebencian dan amarah. Hal ini termasuk dari sisi gelap
perilaku wanita. Bayang-bayang imajinatif ini coba diwujudkan atau coba
dimanifestasikan atau diabstraksikan ke dalam gambar-gambar nyata melalui
lukisan.
Gambaran dari beberapa contoh peristiwa di atas cukup memberikan
sebuah pembelajaran. Banyak hal tidak terduga dan tidak terkira dalam proses
perjalanan memahami tentang perilaku wanita. Banyak kepura-puraan, banyak
kepalsuan, namun ada pula yang berjuang dengan ketegaran dan senyuman
dibalik kesedihan untuk tujuan yang baik. Diantara beberapa uraian tersebut ada
manifestasi lain dari perilaku wanita, misalnya hanya dari ekspresi muka.
Dengan demikian cakupan tentang apa yang termanifestasi dari fenomena
terhadap wanita sangat beragam. Banyak perilaku terselubung dan tersembunyi
yang menarik untuk diungkap dari berbagai pengalaman (problematika) atau
dari aktivitas kesehariannya.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
9
Berdasarkan dari pengamatan pada fenomena yang terjadi pada wanita
dan kaitannya dengan dunia seni, ada ketertarikan yang sangat besar terhadap
momen estetik tersebut, karena jika diamati dari sudut pandang yang berbeda,
sisi gelap wanita itu mungkin adalah salah satu keindahan yang anti-
mainstream. Banyak masalah-masalah tersembunyi dan hal-hal menarik
perhatian yang menjadi inspirasi dan kemudian menumbuhkan daya imajinasi
untuk menggambarkan sisi gelap dari perilaku wanita ke dalam media yang
mampu memanifestasikannya secara visual yaitu lukisan.
B. RUMUSAN PENCIPTAAN
Dari uraian mengenai latar belakang masalah, maka penulis
merumuskan beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang, adapun
sebagai berikut:
1. Sisi gelap perilaku wanita yang seperti apakah yang menarik untuk
ditampilkan dalam karya lukisan?
2. Bagaimana memanifestasikan sisi gelap perilaku wanita ke dalam karya
lukisan?
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan :
a. Tujuan pembuatan karya Tugas Akhir ini adalah :
1. Sebagai sarat untuk mencapai kelulusan dalam Tugas Akhir dan
sebagai media ekspresi untuk menuangkan nilai estetis yang
disajikan kepada para pecinta seni.
2. Untuk memvisualkan sisi gelap perilaku wanita yang dianggap
menarik. Sisi gelap perilaku wanita menjadi menarik dan penting
karena menurut sudut pandang penulis hal tersebut merupakan
keindahan yang nyeleneh atau anti-mainstream (kondisi emosional,
kepribadian, dan gaya hidup yang berbeda pada umumnya;
menarik), sehingga berupaya ingin memanifestasikan sisi gelap
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
10
wanita yang mempunyai perasaan, perilaku, dan kepribadian yang
khas ke dalam wujud lukisan.
b. Cara untuk memanifestasikan sisi gelap perilaku wanita adalah dengan
mengabstraksikan pengalaman empirik ke dalam wujud gambar yang
dideformasi menggunakan perpaduan simbol-simbol metafor,
diaplikasikan pada bidang dua dimensional. Tahapan perwujudan karya
melalui tahap-tahap pematangan ide, tahap visualisasi karya sampai
tahap finishing.
2. Manfaat :
a. Sebagai sarana ekspresi diri dan juga studi pembelajaran dalam proses
akademik dan berkesenian dalam koridor seni rupa.
b. Untuk memberi pemahaman atau pembelajaran dengan bahasa visual,
menyadarkan lewat gagasan yang dituangkan dan memperlihatkan
kepada penikmat seni bahwa sesuatu yang terlihat mata belum tentu
benar adanya. Sesuatu yang terlihat dari gambaran sisi gelap perilaku
wanita, baik itu dari ekspresi muka maupun gerak-geriknya itu belum
tentu makna sesungguhnya yang ditampilkan, dengan kata lain bisa jadi
adalah kemunafikan (menipu makna).
D. MAKNA JUDUL
Untuk menghindari kemungkinan terjadi kesalahpahaman pengertian
serta penafsiran terhadap kata-kata yang dipergunakan pada judul, maka
dijelaskan batasan arti kata judul yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Sisi
Menurut W.J.S Poerwodarminta, sisi adalah samping, sebelah; tepi,
pinggir; rusuk; garis lurus yang membatasi suatu bidang; pihak.1
1 W.J.S Poerwodarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1976), p. 1075.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
11
2. Gelap
Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, gelap adalah kondisi tidak
ada cahaya; kelam; tidak terang; samar; rahasia.2
3. Perilaku
Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, perilaku adalah tanggapan
atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.3
4. Wanita
Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, wanita adalah perempuan
dewasa; kaum putri.4
Menurut Mansour Fakih, wanita adalah orang (manusia) yang mempunyai
vagina, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak dan menyusui.5
5. Ide
Dalam Eksiklopedia Nasional Indonesia, ide yaitu rancangan yang tersusun
di dalam pikiran (gagasan).6
Menurut Budhiharjo Wirjodirdjo, ide/pemikiran/konsep merupakan
segala gambaran cita rasa yang dapat membentuk dalam diri kita,
yang menggelisahkan diri kita, suatu kualitas abstrak non material
yang selanjutnya diejawantahkan ke dalam laku dan karya yang kita
buat.7
6. Penciptaan
Menurut W.J.S Poerwodarminta, penciptaan adalah suatu perbuatan (hal
dan lain sebagainya) untuk menciptakan.8
2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), p. 344. 3 Ibid., p. 859. 4 Ibid., p. 1268. 5 Mansour Fakih, Analisis Gender & Transformasi Sosial, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2013), p. 45. 6 Tim Penyusun, Ensiklopedia Nasional Indonesia, (Jakarta: Cipta Adi Pustaka,
1991), jilid 18, p. 319. 7 Budhihardjo Wirjodirdjo,“Ide Seni”, dalam Jurnal Sani edisi April, STSRI “ASRI”
(Yogyakarta, 1983), p. 23. 8 W.J.S Poerwodarminta, Op. Cit., p. 280.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
12
7. Seni Lukis
Seni Lukis adalah suatu pengucapan pengalaman artistik yang
ditumpahkan ke dalam bidang dua dimensional dengan menggunakan garis
dan warna.9
Berdasarkan uraian, yang dimaksud Sisi Gelap Perilaku Wanita
sebagai Ide Penciptaan Seni Lukis adalah mengungkapkan suatu kejadian,
fenomena, atau peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan kelam wanita yang
termanifestasikan melalui perilaku yang menyimpang dari norma umum untuk
dijadikan ide dalam penciptaan karya lukisan.
9 Soedarso SP, Tinjauan Seni, Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni, (Yogyakarta:
Saku Dayar Sana, 1987), p. 10.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta