Pencemaran Laut

30
PENCEMARAN LAUT Paper Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Oseanografi Perikanan DISUSUN OLEH : FPIK A Dian Fitri Utami (23011012000) Rena Widiyanti (230110120006) Cita Sacita Dewi (230110120011) Wildan Nururfan A. (230110120014) Elvira Avianty (230110120015) Irfan Ahmad Firdaus (230110120026) Putri Wulandari Pohan (230110120032) UNIVERSITAS PADJAJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN 1

description

INI ADALAH PENCEMARAN LAUT TUGAS OSEANOGRAFI BU ISNI, KALO MAU COPAS, JANGAN COPAS BANGET, JADI ORANG JANGAN TOLOL TOLOL BANGET YA.. INGET ORANG TUA LU NGEKULIAHIN LU BIAR LU JADI PINTER BUKAN JADI JAGO COPAS BRO..

Transcript of Pencemaran Laut

Page 1: Pencemaran Laut

PENCEMARAN LAUT

Paper Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Oseanografi Perikanan

DISUSUN OLEH :

FPIK A

Dian Fitri Utami (23011012000)

Rena Widiyanti (230110120006)

Cita Sacita Dewi (230110120011)

Wildan Nururfan A. (230110120014)

Elvira Avianty (230110120015)

Irfan Ahmad Firdaus (230110120026)

Putri Wulandari Pohan (230110120032)

UNIVERSITAS PADJAJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANAN

JATINANGOR

2013

1

Page 2: Pencemaran Laut

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan

HidayahNya sehingga paper Oseanografi Perikanan dengan judul “Pencemaran Laut”

ini dapat diselesaikan pada waktu yang ditentukan. Penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada dosen, teman- teman, dan orang tua yang telah yang memberikan

dukungan demi terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat

keterbatasan dan kemampuan kami dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu, saran

konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan.

Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini dapat berkontribusi dalam

khazanah pengembangan ilmu pengetahuan perikanan bagi pembaca. Semoga

bermanfaat.

Jatinangor, 20 November 2013

                                                                                        Penulis

2

Page 3: Pencemaran Laut

PENCEMARAN LAUT

A. Definisi Pencemaran Lingkungan Laut

Pencemaran lingkungan mempunyai berbagai macam arti dan definisi,

menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1998,

pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya zat, makhluk hidup,

energi ke dalam air, tanah dan udara atau berubahnya tatanan komposisi air, udara,

tanah akibat dari berbagai macam pengaruh kegiatan manusia dan proses alam,

sehingga kualitas air, udara dan tanah menjadi kurang atau tidak sesuai lagi dengan

fungsi awalnya. Menurut MONKARIS (2008), pencemaran lingkungan dapat

diartikan sebagai penambahan atau masuknya zat-zat asing dalam jumlah tertentu,

sehingga dapat menyebabkan ancaman bagi kesehatan manusia, terganggunya

kehidupan, terganggunya ekosistem dan rusaknya sumberdaya alam dalam suatu

ekosistem.

Pencemaran laut sendiri diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan

aktivitas makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Sumber dari pencemaran laut ini

antara lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan proses

di kapal, buangan industri ke laut, proses pengeboran minyak di laut, buangan

sampah dari transportasi darat melalui sungai, emisi transportasi laut dan buangan

pestisida dari perairan. Namun sumber utama pencemaran laut adalah berasal dari

tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai maupun akibat

kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber

pencemaran laut yang selalu menjdi fokus perhatian dari masyarakat luas, karena

akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat

signifikan merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut (Hartanto , 2008).

Sedangkan Menurut UNCLOS (2007) pencemaran laut adalah perubahan dalam

lingkungan laut termasuk muara sungai (estuaries) yang menimbulkan akibat buruk

3

Page 4: Pencemaran Laut

sehingga dapat merugikan sumber daya laut hayati (marine living resources),

membahayakan kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk

perikanan dan penggunaan laut secara wajar, menurunkan kualitas air laut, mutu

kegunaan dan manfaatnya. Pengendalian pencemaran laut merupakan salah satu

wujud pelestarian lingkungan dan sumberdaya alam yangdikandungnya (Clark 2003).

Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya

berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar,

yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air). Dengan

cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan,

semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar

racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini

bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic. Sebagian besar

sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun

melalui tumpahan.

B. Penyebab Pencemaran Laut

Pada banyak kasus pencemaran laut, sebagian besar dari sumber penyumbang

terbesar pencemaran berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun

melalui tumpahan. Menurut sumbernya, pencemaran berasal dari alam disebut

pencemar alami (naturally pollutants) dan pencemar yang berasal dari kegiatan

manusia disebut pencemar nyata (true pollutants atau corollary pollutants).Berikut

merupakan berbagai macam jenis sumber bahan pencemar yang masuk ke lingkungan

laut menurut Mukhtator (2000):

4

Page 5: Pencemaran Laut

a) Limbah Rumah Tangga. Limbah rumah tangga

masuk ke perairan laut secara langsung dari

outfall di pinggir pantai, dari sungai yang

bermuara di laut dan dari aliran sungai.

Penanganan limbah domestik lebih sulit untuk

dikendalikan karena sumbernya yang

menyebar.

b) Limbah Lumpur. Limbah lumpur tersusun oleh padatan yang terpisah dari

limbah rumah tangga, sehingga menimbulkan

akibat hampir sama dengan limbah rumah

tangga, namun seringkali mengandung logam

berat dengan konsentrasi lebih tinggi. Limbah

lumpur merupakan salah satu limbah yang

mendominasi buangan ke laut.

c) Limbah Industri. Limbah industri berasal dari

bermacam-macam pabrik, termasuk industri

makanan dan minuman, penyulingan minyak,

perhiasan logam, pabrik baja/logam, pabrik

kertas serta pabrik kimia organik maupun

anorganik lainnya. Beberapa diantaranya

mengandung unsur yang sangat beracun,

biasanya berupa bahan yang asam, basa,

logam berat, dan bahan organik yang beracun.

5

Page 6: Pencemaran Laut

d) Limbah Pengerukan. Pengerukan,

terutama untuk kegiatan navigasi dan

pelabuhan, merupakan aktivitas

manusia yang terbesar dalam

melimpahkan bahan-bahan buangan

ke dalam laut. Kebanyakan bahan

kerukan (dredgespoils) diambil dari

daerah pelabuhan yang biasanya

sudah sangat tercemar oleh sampah-sampah pemukiman, bahan organik, dan sisa

buangan industri termasuk logam berat dan minyak. Di samping itu, limbah

pengerukan menghasilkan masalah pengeruhan air oleh karena padatan terlarut

(suspended solid) yang dikandungnya.

e) Limbah Eksplorasi dan Produksi

Minyak. Kegiatan operasi

indutri minyak lepas pantai

mengakibatkan beban

pencemaran yang serius pada

lokasi tertentu, mulai dari

pencemaran panas, kekeruhan

akibat padatan terlarut, sampai dengan pencemaran panas, kekeruhan akibat

padatan terlarut, sampai dengan pencemaran kimiawi dari bahan organik dan

logam-logam berbahaya. Beberapa limbah yang berbahaya dihasilkan, seperti

“drilling mud” dan “cutting mud” yang sangat beracun, “produce water”(air yang

ikut terisap bersama minyak), “drill cutting”(buangan sisa pengeboran), “drilling

fluids”(cairan kimia untuk membantu proses pengeboran), “”(asap pembakaran)

sampai tumpahan minyak.

6

Page 7: Pencemaran Laut

f) Tumpahan minyak. Tumpahan minyak, disengaja maupun tidak merupakan

sumber pencemaran yang sangat membahayakan. Tumpahan minyak ke laut

dapat berasal dari kapal tanker yang mengalami tabrakan atau kandas, atau dari

proses yang disengaja seperti pencucian tangki halas, transfer minyak antarkapal

maupun kelalaian awak kapal. Umumnya cemaran minyak dari kapal tanker

berasal dari pembuangan air tangki balas. Sebagai gambaran, untuk tanker

berbobot 50.000 ton, buangan air dari tangki balasnya mencapai 1.200 barel.

g) Limbah Radioaktif. Sisa bahan radioaktif umumnya

sekarang banyak disimpan dalam tempat-tempat

penyimpanan di daratan. Beberapa diantaranya

ditenggelamkan ke dasar laut yang dalam. Dari

kebocoran tempat-tempat penyimpanan inilah

kemungkinan akan terjadi pencemaran bahan

radioaktif di laut.

h) Cemaran Panas. Kehidupan d laut umumnya sangat peka terhadap perubahan

suhu air. Suhu tinggi di laut dapat menyebabkan peneluran dini, migrasi ikan

yang tidak alami, penurunan oksigen terlarut, atau kematian binatang laut. Air

pendingin (Cooling water) dan effluent dari beberapa industri dibuang ke

lingkungan laut pada suhu yang tinggi daripada lingkungan laut itu sendiri.

Begitu juga dengan penggunaan air laut untuk pendingin pembangkit nuklir yang

meningkat dengan cepat. Satu unit pembangkit nuklir memerlukan sekitar 1

milyar gallon air per hari. Dan ini sangat berbahaya apabila tidak direncakan

dengan baik, termasuk air pendingin yang dikembalikan ke laut pada suhu lebih

tinggi 11-200C dibanding suhu air laut normal.

7

Page 8: Pencemaran Laut

i) Sedimen. Sedimen membawa bahan dari daratan yang hanyut oleh air sungai,

dan sebagian besar mengendap di kawasan pesisir dan pantai. Limbah jenis ini

berbahaya bagi kehidupan laut, karena kekeruhan yang ditimbulkan dapat

menutupi insang atau elemen penyaring pada binatang yang makan dengan cara

menyaring air (organisme filter feeder, seperti misalnya jenis kerang-kerangan).

j) Limbah padat. Limbah padat

yang dibuang ke laut berupa

sampah merupakan salah satu

bahan utama yang terkandung

dalam buangan limbah. Di

Indonesia, sampah yang dibuang

ke laut sebenarnya cukup banyak

dan pada saat ini sudah pada kondisi yang memperhatinkan, terutama di perairan

teluk Jakarta dan beberapa perairan lainnya di Indonesia.

k) Limbah dari Kapal. Kegiatan operasional

tersebut dapat berupa pembersihan tangki-

tangki baik secara rutin maupun untuk

pengedokan, pembuangan kotoran yang ada di

saluran got kapal, pembuangan air ballast,

termasuk juga sampah dan limbah minyak dari mesin kapal. Semua kapal yang

beroperasi diwajibkan memiliki penampung limbah.

8

Page 9: Pencemaran Laut

l) Limbah Pertanian. Limbah pertanian

dapat menimbulkan eutrofikasi yang

disebabkan karena akumulasi bahan-

bahan organik seperti sisa tumbuhan

yang membusuk. Secara ekologis

proses kekeruhan karena sedimentasi

dapat menyebabkan terganggunya

penetrasi cahaya matahari ke dal am

perairan, sehingga kegiatan fotosintesa plankton maupun organisme laut lainnya

menjadi terhenti.

m) Pestisida. Pestisida adalah jenis-jenis

bahan kimia yang digunakan untuk

memberantas hama, yang bervariasi

jenisnya dan mempunyai sifat fisik

dan kimia yang berbeda-beda. Di

antara jenis pestisida, insektisida

organoklorin dikenal sangat persisten,

seperti DDT (dikloro difenil

tukloroetana), dieldrin, endrin, klordane dan heptaklor.

n) Cat Antifouling. Penggunaan cat anti organisme

penempel (antifouling) ternyata telah

menimbulkan pencemaran logam berat yang

serius di laut serta sedimen di dekat dok dan

tempat sandar kapal. Cat ini dirancang untuk

secara terus-menerus mengeluarkan racun untuk

membunuh organisme penempel di dasar kapal.

9

Page 10: Pencemaran Laut

o) Limbah Perikanan. Potensi

sumber daya ikan yang

berlimpah menjadikan

banyak tumbuh industri

pengolahan ikan., mulai

dari skala kecil sampai

industri dengan skala yang besar, di Indonesia. aktivitas penangkapan ikan

dengan bahan peledak atau racun kimia mengakibatkan beban pencemaran laut

yang semakin tinggi dan potensi berkurangnya produksi ikan di beberapa daerah.

C. Dampak Akibat Pencemaran Laut Terhadap Sektor Perikanan

Levi (1983) menyatakan bahwa 90 % dari keseluruhan produksi hasil

tangkapan ikan berasal dari paparan benua dari suatu wilayah pesisir. Daerah

tangkapan ini sering dihubungkan dengan perairan dangkal dimana ekosistem pesisir

merupakan wilayah yang tinggi produktivitasnya dengan adanya hutan

Mangrove,terumbu karang, estuaria, laguna, dan padang lamun yang memegang

peranan penentu di dalam penyediaan sistem pendukung kehidupan seperti daerah

tempat pemijahan ikan, pembesaran (nursery) dan daerah tempat mencari makan.

Akibat kegiatan pembangunan yang berlangsung akhir-akhir ini seperti penambangan

minyak bumi, pertambangan, turisme kelautan, pelabuhan-pelabuhan dan fasilitas

energi, baik ekstraksi hasil hutan maupun pembangunan pertanian serta perikanan

(pembangunan tambak) telah menambah tekanan terhadap sumberdaya pesisir. Secara

umum kepekaan organisme perairan terhadap minyak meningkat dari invertebrata

yang lebih rendah ke invertebrata yang lebih tinggi dan ke ikan. Ikan mempunyai

kemampuan berenang dan menjauhi diri dari area yang terkontaminasi minyak. Tahap

larva umumya paling sensitif terhadap minyak dibandingkan dengan lainnya. Telur-

telur, larva dan anak ikan relatif sensitif terhadap minyak (khususnya minyak yang

10

Page 11: Pencemaran Laut

terdispersi dalam badan air), dampak pencemaran minyak dapat terlihat pada

organisme plankton, benthos dan nekton.

a) Plankton

Organisme plankton merupakan populasi organisme berukuran mikro yang hidup

mengapung di permukaan air. Organisme ini melakukan pergerakan pasif atau

pergerakan yang sangat terbatas sehingga tidak mampu melawan arus. Secara

ekologis fitoplankton berperan penting sebagai dasar mata rantai makanan dalam

perairan karena kemampuannya dalam mensintesa bahan anorganik menjadi senyawa

organik dengan bantuan energi cahaya matahari dan klorofil melalui proses

fotosintesis (Nybakken 1992).

Pencemaran minyak menyebabkan gangguan terhadap fitoplankton yang

mengakibatkan terhalangnya proses fotosintesis karena berkurangnya cahaya akibat

tertutupnya permukaan air oleh lapisan minyak. Plankton muda lebih sensitif terhadap

pencemaran minyak dibandingkan dengan plankton dewasa. Oleh sebab itu

pencemaran minyak di perairan dapat menyebabkan gangguan pada produkstifitas

primer (IPIECA 2000).

11

Page 12: Pencemaran Laut

b) Benthos

Bentos merupakan biota yang hidup

di dasar perairan, sebagai pemakan detritus

dan organisme lain. Selain ditentukan oleh

kondisi lingkungan kimia dan biologis,

kehidupan organisme bentos juga sangat

dipengaruhi oleh kondisi fisik substrat

dasar karena sifat hidupnya yang relatif

menetap (Romimohtarto & Juwana, 2001).

Organisme bentik ini sangat baik digunakan sebagai indikator pencemaran perairan.

Pencemaran minyak dapat mengganggu kehidupan hewan dasar laut seperti lobster,

kerang, bintang laut yang pada akhirnya menyebabkan kematian. Jenis substrat

sedimen dapat mempengaruhi lamanya dampak pencemaran minyak terhadap

benthos. Dampak pencemaran minyak terlama terjadi pada sedimen halus di habitat

yang terlindung (Zamora 1996).

c) Nekton (ikan)

Pencemaran minyak dapat mempengaruhi perikanan tangkap dan budidaya

baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung pencemaran minyak

terhadap ikan dapat berupa pengaruh toksik (jangka pendek), pengaruh fisik

(mekanis) dan kontaminasi kronis (jangka panjang). Pengaruh akut secara langsung

mencakup kematian, gangguan sistem syaraf pusat, pengaturan tekanan osmosis yang

12

Page 13: Pencemaran Laut

tidak berfungsi, metabolisme terganggu dan kerusakan jaringan secara histologi.

Gangguan pada sistem syaraf pusat dapat menyebabkan kematian melalui perubahan

tingkah laku dan keseimbangan tubuh (Health 2000). Pengaruh tidak langsung

pencemaran minyak di perairan adalah rusaknya ekosistem mangrove, rumput laut

dan terumbu karang yang merupakan habitat ikan. 30Komponen minyak yang bersifat

folatil dapat merusak kulit, iritasi pada hidung, mata dan mulut ikan.Senyawa

benzena, toluena dan hidrokarbon lainnya yang masuk ke dalam tubuh ikan dapat

merusak sel-sel darah merah, ginjal, hati, sistem kekebalan dan sistem reproduksi

(Connell & Miller,1995). Kualitas daging ikan yang hidup di perairan tercemar akan

menurunkan nilai komersialnya karena minyak dapat meresap masuk melalui insang

dan kulit sehingga tidak enak untuk dikinsumsi karena telah terkontaminasi minyak

(GESAMP 1993).

Pencemaran minyak pada konsentrasi rendah juga dapat mempengaruhi

pertumbuhan, penetasan dini dan perubahan pada proses pertumbuhan dan genetis.

Secara umum telur dan larva lebih peka terhadap pencemaran minyak dari pada anak

ikan. Selanjutnya anak ikan lebih peka terhadap pencemaran minyak bila

dibandingkan dengan ikan dewasa. Ikan yang hidup dengan gerakan lincah akan

berenang menjauhi diri dari perairan yang tercemar minyak. Beberapa jenis ikan

akanmengalami perubahan perilaku yang biasa bergerak maju berubah menjadi

gerakan mundur mengikuti arus perairan yang tercemar (IPIECA 2000)

13

Page 14: Pencemaran Laut

D. Pencemaran Laut Akibat Eutrofikasi

Peristiwa eutrofikasi adalah

kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi,

biasanya senyawa yang mengandung

nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal

ini dapat mengakibatkan peningkatan

produktivitas primer (ditandai peningkatan

pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan

cenderung cepat membusuk). Efek lebih

lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta tentunya

menganggu kestabilan populasi organisme lain.

           Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena

nutrisi yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi.  Nutrisi ini kemudian dibawa

oleh air hujan masuk ke lingkungan laut dan cenderung menumpuk di muara.

           The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia

(kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan

kejadian ini terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai

Selatan Amerika Serikat, dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu contohnya

adalah meningkatnya alga merah (red tide) secara signifikan yang membunuh ikan

dan mamalia laut serta menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan beberapa

hewan domestik. Umumnya terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai.

E. Pencemaran Laut Akibat Bahan-bahan Berbahaya

Limbah kimia yang bersifat toxic (racun) yang masuk ke perairan laut akan

menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Kelompok limbah kimia ini terbagi

dua, pertama kelompok racun yang sifatnya cenderung masuk terus menerus

seperti pestisida, furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur

kimia metalik yang memiliki kepadatan y ang relatif tinggi dan bersifat racun

14

Page 15: Pencemaran Laut

atau beracun pada konsentrasi rendah. Contoh logam berat yang sering

mencemari  adalah air raksa, timah, nikel, arsenik dan kadmium.

Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke

dalam jaring makanan di laut. Dalam jaring makanan, pestisida ini dapat

menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut,

seluruh penyusun rantai makanan termasuk manusia. Racun semacam itu dapat

terakumulasi dalam jaringan berbagai jenis organisme laut yang dikenal dengan

istilah bioakumulasi. Racun ini juga diketahui terakumulasi dalam  dasar perairan

yang berlumpur. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan mutasi keturunan dari

organisme yang tercemar serta penyakit dan kematian secara massal seperti yang

terjadi pada kasus yang terjadi di Teluk Minamata.

Bahan kimia anorganik lain yang bisa

berbahaya bagi ekosistem laut adalah nitrogen,

dan fosfor. Sumber dari limbah ini umumnya

berasal dari sisa pupuk pertanian yang terhanyut

kedalam perairan, juga dari limbah rumah tangga

berupa detergent yang banyak mengandung

fosfor. Senyawa kimia ini dapat menyebabkan

eutrofikasi, karena senyawa ini merupakan

nutrien bagi tumbuhan air seperti alga

dan phytoplankton. Tingginya konsentrasi bahan

tersebut menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air ini akan meningkat dan akan

mendominasi perairan, sehingga menganggu organisme lain bahkan bisa

mematikan.

15

Page 16: Pencemaran Laut

F. Pencemaran Laut Akibat Tumpahan Minyak

Tumpahan minyak di laut berasal dari kecelakaan kapal tanker. Contohnya

tumpahan minyak terbesar yang terjadi pada tahun 2006 di lepas pantai Libanon.

Selain itu, terjadi kecelakaan Prestige pada tahun 2002 di lepas pantai Spanyol.

Bencana alam seperti badai atau banjir juga dapat menyebabkan tumpahan minyak.

Sebagai contoh pada tahun 2007, banjir di Kansas menyebabkan lebih dari 40.000

galon minyak mentah dari kilang tumpah ke perairan itu

Gambar. Surf scoter yang terendam dalam laut yang tercemar limbah minyak bumi.

Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya pencemaran minyak bumi di laut adalah:

1. Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu berwarna

gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan dan

hewan. Gumpalan tar yang terbentuk dalam proses pelapukan minyak akan

hanyut dan terdampar di pantai.

2. Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek letal

yaitu reaksi yang terjadi saat zat-zat fisika dan kimia mengganggu proses sel

ataupun subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan terjadinya kematian.

Efek subletal yaitu mepengaruhi kerusakan fisiologis dan perilaku namun

tidak mengakibatkan kematian secara langsung. Terumbu karang akan

mengalami efek letal dan subletal dimana pemulihannya memakan waktu

lama dikarenakan kompleksitas dari komunitasnya.

16

Page 17: Pencemaran Laut

3. Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa

beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa beracun yang terbentuk

dari proses biodegradasi. Jika jumlah pitoplankton menurun, maka populasi

ikan, udang, dan kerang juga akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut

dibutuhkan manusia karena memiliki nilai ekonomi dan kandungan protein

yang tinggi.

4. Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick

(lapisan minyak di permukaan air). Selain itu, terjadi kematian burung-burung

laut. Hal ini dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih tenang dan

menarik burung untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam mencari

makanan. Saat kontak dengan minyak, terjadi peresapan minyak ke dalam

bulu dan merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga burung akan

kedinginan yang pada akhirnya mati.

G. Cara-cara Penanggulangan Pencemaran Agar Sumberdaya Perikanan Tetap

Lestari

Agar sumberdaya perikanan tetap lestari, terdapat upaya-upaya yang dapat

dilakukan. Untuk menanggulangi banyaknya limbah pestisida yang mengganggu

kelangsungan hidup ikan, penggunaan pupuk organik dan kompos sebagai

pengganti pupuk buatan pabrik adalah alternatif yang tepat untuk mengurangi

pencemaran air. Kompos dan pupuk organik di samping dapat memulihkan

kandungan mineral dalam tanah juga dapat memperbaiki struktur dan aerasi tanah

serta mencegah eutrofikasi. Demikian juga pemanfaatan musuh alami dan

parasitoid dalam pemberantasan hama lebih aman bagi lingkungan. Hama

pengganggu populasinya berkurang, tetapi tidak menimbulkan residu pestisida

dalam tanah dan dalam tubuh tanaman. Pertanian organik sudah dikembangkan di

negara negara maju. Di samping menghasilkan produk yang aman bagi

lingkungan dan kesehatan, produk pertanian organic memiliki nilai jual yang

lebih tinggi.

17

Page 18: Pencemaran Laut

Dalam menangkap ikan, penggunaan racun dan bahan peledak harus dihindari,

lalu beralih ke penggunaan jala dan pancing. Di samping lebih higienis ini juga

tidak akan menimbulkan kerusakan lingkungan, kelangsungan regenerasi ikan

juga dapat berlangsung baik dan akan membuat sumber daya ikan tetap lestari.

Mengupayakan pencegahan kebocoran instalasi pengeboran minyak lepas

pantai, kebocoran tanker minyak yang dapat menimbulkan tumpahan minyak di

laut.

Jika terjadi tumpahan minyak di pantai harus segera dibersihkan sebelum

menimbulkan dampak lebih luas. Pembangunan kawasan industri sebaiknya

disertai dengan perencanaan AMDAL (Analisis Mengenai DampaknLingkungan).

Selain hal tersebut kawasan industri harus memenuhi syarat telah memiliki

instalasi pengolahan limbah, jauh dari pemukiman warga, serta seminimal

mungkin menghasilkan limbah. Limbah cair dari pabrik sebaiknya disaring,

diencerkan, diendapkan dan dinetralkan dulu sebelum dibuang ke sungai.

Demikian pula rumah sakit dan peternakan sebaiknya memiliki bak penampungan

limbah (septick tank) untuk menampung limbah yang dihasilkan.

Untuk mencegah terjadinya banjir dan erosi lapisan tanah diupayakan dengan

gerakan penghijauan, reboisasi, pembuatan jalur hijau, mempertahankan areal

resapan air pada kawasan-kawasan penyangga. Pembuatan sengkedan dan

terasering pada lahan miring juga dapat memperkecil laju erosi, yang akhirnya

dapat mengurangi tingkat pencemaran karena erosi lapisan tanah.

Agar masyarakat sendiri paham, maka diperlukan penyuluhan mengenai

peraturan-peraturan yang berlaku dan persyaratan-persyaratan izin yang

ditentukan dan ada juga beberapa tindakan nyata yang dapat dilakukan agar

pencemaran dan kerusakan ekosistem laut dapat dicegah dan dihindari sedini

mungkin:

18

Page 19: Pencemaran Laut

1. Kegiatan berupa pelarangan dan pencegahan, yaitu melarang dan

mencegah semua kegiatan yang dapat mencemari ekosistem laut.

2. Kegiatan pengendalian dan pengarahan yang meliputi teknik penangkapan

biota, eksploitasi sumberdaya pasir dan batu, pengurukan dan pengerukan

perairan, penanggulan pantai, pemanfaatan dan penataan ruang kawasan

pesisir, konflik, dan pembuangan limbah.

3. Kegiatan penyuluhan tentang keterbatasan sumberdaya, daya dukung,

kepekaan dan kelentingan pesisir, teknik penangkapan, budidaya dan

sebagainya yang berwawasan lingkungan laut kepada pemuka masyarakat.

4. Melakukan kegiatan konservasi yang meliputi konservasi pada kawasan

ekosistem laut (karang, mangrove, lagun, dan rumput laut), biota, kualitas

perairan dan sebagainya.

5. Melakukan kegiatan pengembangan yang meliputi budidaya, penelitian,

pendidikan dan pembuatan buku-buku pedoman dan Perda yang

dijabarkan dari UU lingkungan hidup terkait lingkungan laut.

6. Melakukan kegiatan berupa penerapan dalam kehidupan masyarakat

berupa penerapan peraturan-peraturan dan sanksi hukum yang terkait

dengan pencemaran lingkungan laut.

19

Page 20: Pencemaran Laut

DAFTAR PUSTAKA

Ahmar, Hilal. 2013. Bahan-bahan Pencemaran Laut. http://majalah-

hilalahmarsolo.blogspot.com/2013/03/sehat-lingkungan-bahan-bahan-

pencemar.html.

GESAMP, 1978.  Report and Studies.  Joint Group of Experts on the

Scientific Aspec of Marine Pollution.

IMCO/I-AO/UNESCO-WHO/IAEA/UN/UNDP/10.  

Massa. 2011. Sumber-sumber pencemaran di laut.

http://massal2003.wordpress.com/2011/10/22/sumber-sumber-pencemaran-

laut-sources-of-marine-pollution/.

Nurul, Agus K. 2013. Dampak Pencemaran Laut.

http://agusnurul.blogspot.com/2011/02/marine-pollution-pencemaran-laut-

tugas.html.

Rahim S.W., 1998.  Kajian Distribusi Cemaran Minyak di Sekitar Pelabuhan

Pertamina Ujung Pandang.  Skripsi Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas

Hasanuddin, Ujung Pandang.

Romimohtarto, 1991.  Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik

Pemantauannya.  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,Jakarta.    

Saparinto, C., 2002.  Rabuk Kimia Atasi Cemaran Minyak

di Laut.http://www.suaramerdeka.com,  (15 januari 2005).

Sloan, N. A., 1993.  Effect of Oil on Marine Resources :  Worldwide

Literature Review Relevent to Indonesia.  Environmental Management

Development in Indonesia Project (EMDI).  EMDI Report, 32.  Jakarta dan

Halifax Dallhouse University.  

Suwito, Vivien Anjadi. 2013. Sumber-sumber pencemaran di laut.

http://vivienanjadi.blogspot.com/2012/02/pencemaran-pesisir-dan-laut.html.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/55119/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf

http://prasetyotheocean.wordpress.com/2013/05/24/pencemaran-laut/

20