PENATALAKSANAAN PRAKTIK DI RSKGM FKG UI · • Macam-macam kasus kegawatdaruratan telah ditetapkan...

42
PENATALAKSANAAN PRAKTIK DI RSKGM FKG UI Selama Masa Pandemi COVID-19 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 2020

Transcript of PENATALAKSANAAN PRAKTIK DI RSKGM FKG UI · • Macam-macam kasus kegawatdaruratan telah ditetapkan...

  • PENATALAKSANAAN PRAKTIK DI RSKGM FKG UI Selama Masa Pandemi COVID-19

    Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia2020

  • PENATALAKSANAAN PRAKTIKDI RKSGM FKG UI

    Selama Masa Pandemi COVID-19

    Diterbitkan oleh:Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

    Jakarta, 2020

    Hak cipta dilindungi Undang-Undang

    Dilarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku

    ini dengan cara dan dalam bentuk apapun tanpa seizin penulis dan penerbit.

  • Tim Penyusundrg. Nadhia Anindhita Harsas, Sp.Perio(K)

    drg. Fakhrana Ariani Ayub, Sp.Pros

    Tim KontributorDr. drg. Maria Purbiati, Sp.Ort(K)

    Lia Kartika Wulansari Sri Gunoro Puteri, drg., Sp.Pros., PhD drg. Novalino

    dr. Rachman Fadhilla drg. Nada Ismah, Sp.Ort(K) drg. Dwita Pratiwi, Sp. Ort

    drg. Shalina Ricardo, Sp.KG(K) drg. Nadhia Anindhita Harsas, Sp.Perio(K)

    drg. Fakhrana Ariani Ayub, Sp.Pros Reni Elita Dwi Tanjung, SKM Hanifah Nurul Utami, S.Tr.KL

    Desain Coverdrg. Fakhrana Ariani Ayub, Sp. Pros

  • 4

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar.............................................................................................................. 5

    Latar Belakang............................................................................................................... 6

    Kategori Pasien dalam Penanganan COVID-19........................................... 7

    Alur Kerja di RSKGM FKG UI......................................................................,,,,,,.... 8

    Tata Cara Komunikasi dengan Pasien COVID-19........................................ 10

    Pengaturan Jaga IGD Dental.................................................................................. 11

    Kasus Kegawatdaruratan di Bidang Kedokteran Gigi............................... 12

    Standar Prosedur Operasional Kegawatdaruratan Medis...................... 14

    Kemungkinan Transmisi Dalam Praktik Dental............................................. 15

    Tindakan Pencegahan di Ruang Rawat Jalan Dental.................................. 16

    Tata Kerja Pemeriksaan dan Tindakan Gigi dan Mulut.............................. 17

    Langkah-Langkah Pencegahan Standar............................................................. 18

    Alat Pelindung Diri...................................................................................................... 21

    Tata Cara Menggunakan APD Level 3 Bagi Petugas Klinis...................... 30

    Tata Cara Melepas APD Level 3 Bagi Petugas Klinis.................................. 31

    Tata Cara Menggunakan APD Reusable........................................................... 32

    Denah RSKGM FKG UI............................................................................................ 34

    Referensi.......................................................................................................................... 40

  • 5

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-

    Nya. Rumah Sakit Kesehatan Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (RSKGM

    FKG UI) dalam rangka memenuhi standar nasional rumah sakit telah melakukan banyak

    pengembangan baik secara fisik ataupun perbaikan sistem pelayanan dan pemberian

    asuhan bermutu bagi pasien. Pada masa persiapan ini, RSKGM FKG UI menghadapi

    tantangan dengan terjadinya pandemi Covid-19. Pandemi ini menyebabkan RSKGM

    FKG UI harus senantiasa beradaptasi dalam tatalaksana manajemen praktek di rumah

    sakit khusus gigi dan mulut. Upaya ini sangat diperlukan guna memberikan kemungkinan

    pendidikan dan pelayanan dapat dilaksanakan namun harus mencegah dan membatasi

    terjadinya penyebaran Covid-19 yang lebih luas di masyarakat.

    Sivitas hospitalia RSKGM FKG UI baik staf medis, staf non medis ataupun

    mahasiswa harus dapat menerapkan kontrol infeksi dan langkah-langkah preventif

    guna mencegah penyebaran Covid-19. Diperlukan acuan bagi seluruh sivitas hospitalia

    agar dapat bergerak bersama penuh kesadaran dan kedisiplinan untuk mengupayakan

    keselamatan pasien, keluarga, dan sivitas. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka

    RSKGM FKG UI menyusun buku panduan ini dengan kontribusi dari berbagai pihak. Pada

    kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Dekan FKG UI, Prof. Dr. M. F Lindawati S. Kudhany, drg., Sp.Pros(K), beserta

    jajarannya yang senatiasa memberi dukungan bagi RSKGM FKG UI.

    2. Ibu Kolonel Kes Dra. Nilawati., M.M, yang selalu memberi bimbingan selama

    proses akreditasi dan pengembangan RSKGM FKG UI.

    3. Seluruh jajaran Direksi dan seluruh staf medis, staf klinis, dan staf non klinis

    RSKGM FKG UI yang senantiasa bahu membahu berupaya dalam memajukan

    RSKGM FKG UI.

    4. Seluruh Ketua Unit Layanan dan Unit Kerja RSKGM FKG UI yang saling

    mendukung dan bekerja sama bagi RSKGM FKG UI.

    5. Seluruh Tim Akreditasi yang terdiri dari Para Pokja yang telah bekerja keras

    memberikan tenaga dan pikiran dalam proses akreditasi.

    6. Seluruh staf pengajar dan staf kependidikan FKG UI yang turut memberikan

    sumbangsih bagi kemajuan RSKGM FKG UI.

    Penyusunan buku ini dilakukan di tengah keterbatasan karena kondisi

    Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dalam waktu yang singkat, sehingga kami

    menyadari masih perlunya penyempurnaan. Akhir kata kami berharap buku ini dapat

    bermanfaat bagi seluruh sivitas hospitalia RSKGM FKG UI dalam berpraktik aman dan

    selamat selama dan paska masa pandemi Covid-19.

    Jakarta, 8 Juni 2020

    Direktur RSKGM FKG UI

    Dr. drg. Maria Purbiati, Sp.Ort(K)

  • 6

    Coronavirus disease 2019 (COVID-19), merupakan penyakit infeksius yang dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. COVID-19 memiliki

    agen etiologi berupa Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV2). Pada umumnya, tanda dan gejala COVID-19 adalah gejala

    gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas.

    Pada kasus berat, COVID-19 dapat menyebabkan pneumonia, sindrom

    pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

    World Health Organization (WHO) telah menetapkan COVID-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia. Rumah

    Sakit Khusus Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

    Indonesia (RSKGM FKG UI) sebagai salah satu fasilitas layanan kesehatan

    turut serta dalam upaya membatasi atau menanggulangi penyebaran

    penyakit untuk melindungi masyarakat luas. Dokter dan dokter gigi

    bertanggung jawab dalam melakukan usaha prefentif dan kontrol infeksi

    untuk menghindari atau mengurangi semaksimal mungkin transmisi

    mikroorganisme selama prosedur apapun dalam praktiknya.

    Booklet ini berisi tatalaksana pemberian layanan asuhan guna menjaga

    keamanan bagi pasien, keluarga serta staf klinis dan non klinis RSKGM

    FKG UI selama masa pandemi COVID-19.

    LATAR BELAKANG

  • 7

    Kategori Pasien dalam Penanganan COVID-19

    KATEGORI PASIEN

    Kategori Ciri-Ciri

    Pasien Dalam

    Pengawasan

    (PDP)

    • Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) : Demam

    ≥38°C atau riwayat demam dengan salah satu gejala penyakit

    pernapasan : batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/

    pneumonia ringan hingga berat; DAN Tidak ada penyebab lain

    berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan; DAN pada 14 hari

    terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau

    tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal

    • Orang dengan demam (≥38°C) atau riwayat demam atau ISPA

    DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat

    kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.

    • Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan

    perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain

    berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

    Orang Dalam

    Pemantauan

    (ODP)

    • Orang yang mengalami demam (≥38°C) atau riwayat demam;

    atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit

    tenggorokan/batuk DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan

    gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir

    sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di

    negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.

    • Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti

    pilek/sakit tenggorokan/batuk DAN pada 14 hari terakhir sebelum

    timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi

    COVID-19.

    Orang Tanpa

    Gejala (OTG)

    • Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular

    dari orang konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG)

    merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19.

    • Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau

    berada dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter

    dengan kasus pasien dalam pengawasan atau konfirmasi) dalam 2

    hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus

    timbul gejala.

    Kasus

    KonfirmasiSeseorang yang dinyatakan positif melalui tes PCR

  • 8

    Alur Masuk dan Skrining Pasien, Pengunjung, Tenaga Medis, Karyawan, dan Mahasiswa di RSKGM FKG UI

    1. Pasien, pengunjung, tenaga medis, karyawan, dan mahasiswa wajib

    memakai masker.

    2. Pasien dan pengunjung cuci tangan lalu dilakukan skrining (pengukuran

    suhu dan pengisian kuesioner) di area lobby gedung C (gedung utama

    RSKGM FKG UI), kemudian diberi label bertuliskan suhu dan tanggal.

    3. Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), paramedis, dosen non DPJP,

    tendik fakultas, karyawan RSKGM, dan mahasiswa cuci tangan lalu

    dilakukan skrining di emergency exit/pintu merah di samping gedung C, kemudian diberi label bertuliskan suhu dan tanggal.

    ALUR KERJA

    Oral Diagnostik

    Unit Rawat Jalan

    IGD/Ruang Periksa Khusus Penyakit Airborne

    IGD/Ruang Resusitasi

    Pulang atau Rujuk ke RS

    Rujukan

    Pulang atau Rujuk ke RS

    Rujukan

    Rujuk ke RS Rujukan

    Layanan asuhan dilakukan di

    ruang khusus infeksius

    Pulang

    Skrining

    KUNING MERAHHIJAU

    Tidak memiliki gejala demam dan gejala

    gangguan pernapasan serta tidak ada

    riwayat perjalanan dan tidak tinggal di

    daerah transmisi lokal.

    Memiliki riwayat perjalanan, serta

    melakukan kontak dengan kasus

    konfirmasi COVID-19, dan/atau mengalami

    gejala demam dan gejala gangguan

    pernapasan.

    Memiliki demam dan/atau gejala

    pneumonia berat berupa kesulitan bernapas dan

    napas cepat serta memiliki riwayat kontak

    erat dengan kasus konfirmasi COVID-19

    dan/atau tinggal di wilayah yang dilaporkan

    terjadi transmisi lokal COVID-19.

    EmergensiDental

    Non EmergensiDental

    Pendaftaran

  • 9

    4. DPJP, paramedis, dosen, karyawan, serta mahasiswa mengganti baju

    kerja dan berkegiatan di gedung masing-masing.

    ALUR KERJA

    Ruangan Keterangan

    Ruang Ganti Baju

    Gd. A

    • Laki-laki: ruang Ex Pendaftaran/Logistik di

    sebelah Integrasi

    • Perempuan: Ex Klinik IKGA Ged B

    Gd. C

    • Mahasiswa: Gd. C Lt. 1 depan Radiologi

    • DPJP dan karyawan: Gd. C Lt. 6 Ruang Meet-ing

    Ruang Pakai dan

    Lepas APDDisesuaikan di unit masing-masing

    Ruang Bersih-

    Bersih untuk

    Mandi

    Gd. C• R. Rawat Inap Lt. 5

    • R. Dekontaminasi (dekat IGD)

    Lift Gd. C

    • Pasien menggunakan lift lama/kecil

    • DPJP, mahasiswa, dan karyawan menggu-

    nakan lift baru/besar

    Ruang SolatGd. A Musholla Lt. 3

    Gd. C Musholla Lt. 5 Klinik Eksekutif

    Ruang Makan

    Gd. A Area Kantin

    Gd. C

    • Kafetaria Lt.1 untuk mahasiswa

    • R. Meeting Kecil Lt. 6 untuk mahasiswa dan karyawan

  • 10

    Tata Cara Komunikasi dengan Pasien Suspek atau Terkonfirmasi COVID-19

    Bersikaplah hormat, sopan dan empati.

    Ingat, pasien suspek dan terkonfirmasi serta pengunjung yang

    mendampingi mungkin merasa stres atau takut.

    Dengarkan pertanyaan dan kekhawatiran pasien dengan penuh

    perhatian.

    Gunakan bahasa setempat dan berbicara dengan perlahan.

    Berikan jawaban atas setiap pertanyaan dan sampaikan informasi

    yang benar tentang COVID- 19.

    Anda mungkin tidak bisa menjawab semua pertanyaan karena masih

    banyak yang belum diketahui tentang COVID-19. Tidak apa-apa

    mengakui bahwa Anda belum tahu.

    Bagikan pamflet atau selebaran berisi informasi kepada pasien dan

    keluarga.

    Berikan informasi mengenai RS rujukan yang dapat mendiagnosa

    ataupun melakukan perawatan bagi ODP ataupun PDP Covid-19

    lebih lanjut.

    Anda boleh menyentuh, atau menghibur pasien suspek dan

    terkonfirmasi saat memakai APD.

    Kumpulkan informasi akurat dari pasien: nama, tanggal lahir, riwayat

    perjalanan, daftar gejala ,dsb.

    Jelaskan prosedur COVID-19 di fasilitas pelayanan kesehatan,

    seperti isolasi dan pembatasan jumlah pengunjung, dan langkah-

    langkah berikutnya.

    Jika pasiennya anak-anak, persilahkan anggota keluarga atau wali

    untuk mendampingi – pendamping harus diberi dan menggunakan

    alat perlindungan diri yang sesuai.

    Sampaikan perkembangan kepada pengunjung dan keluarga saat

    ada kesempatan.

    1

    2

    3

    4

    6

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    7

    5

    KOMUNIKASI PASIEN

  • 11

    Pengaturan Jaga IGD Dental

    1. Piket on call setiap hari dilakukan bergantian oleh tiap unit dengan pengaturan jaga dari masing-masing unit.

    2. Satu orang mahasiswa PPDGS bertugas untuk skrining triase.

    3. Setiap DPJP dari masing-masing unit bertugas untuk on call dan wajib hadir bila kasus tidak dapat diselesaikan oleh PPDGS.

    4. Pemberian asuhan kepada pasien dilaksanakan dibawah pengawasan

    DPJP, dengan acc tingkat supervisi rendah - moderat (sesuai dengan

    kebijakan di unit masing-masing).

    5. Mahasiswa PPDGS dari seluruh unit memiliki tugas untuk jaga di

    IGD dengan pengaturan sebagai berikut:

    Tugas Jaga Hari Kerja Hari Libur

    TRIASE(Skrining Dental)

    Pagi: - Pagi: 08:00 - 16:00

    Sore: 16:00 - 08:00 Sore: 16:00 - 08:00

    Piket On Call(saat terdapat pasien sesuai dengan unitnya di IGD)

    Pagi: 08:00 - 16:00 Pagi: 08:00 - 16:00

    Sore: 16:00 - 08:00 Sore: 16:00 - 08:00

    6. Tata Cara Jaga IGD

    • PPDGS dari seluruh unit bergantian bertugas untuk skrining

    triase di setiap shift jaga.

    • Piket on call setiap hari dilakukan bergantian oleh tiap unit dengan pengaturan jaga dari masing-masing unit.

    • Mahasiswa yang bertugas piket on call akan datang ke RSKGM FKG UI jika terdapat pasien yang memerlukan penanganan

    sesuai dengan kompetensinya.

    • Setiap DPJP dari masing-masing unit bertugas untuk on call dan wajib hadir bila kasus tidak dapat diselesaikan oleh PPDGS.

    • Pemberian asuhan kepada pasien dilaksanakan dibawah

    pengawasan DPJP, dengan acc tingkat supervisi rendah -

    moderat (sesuai dengan kebijakan di unit masing-masing).

    • Macam-macam kasus kegawatdaruratan telah ditetapkan oleh

    masing-masing unit.

    IGD DENTAL

  • 12

    Bedah Mulut

    Fraktur dentoalveolar Abses odontogen

    Perdarahan di rongga mulut karena tindakan bedah mulut

    Perikoronitis (tidak emergensi tetapi perlu medikasi segera)

    Trauma dan perdarahan pada regio mulut dan wajah baik di jaringan lunak maupun keras

    Kasus Kegawatdaruratan di Bidang Kedokteran Gigi

    Konservasi Gigi

    Pulpitis irreversibel akut Abses periapikal akut

    Periodontitis apikalis akut Avulsi

    Fraktur akarFlare up antar kunjungan dan selama perawatan

    Fraktur mahkota Nyeri paska obturasi

    Prostodonti

    Rasa sakit atau dislokasi TMD Kasus urgent: gigi tiruan cekat anterior lepas, gigi tiruan cekat lepas pada gigi vital (untuk menghilangkan rasa nyeri), gigi tiruan lepasan patah.

    Implant/restorasi cekat dalam keadaan infeksi akut

    Penyakit Mulut

    Kelompok penyakit terkait hipersensitivitas

    Penyakit mulut infeksi virus, bakteri, jamur disertai nyeri

    Trauma akut mukosa oral Mucosal burn

    Penyakit mulut autoimun Mukositis

    Ortodonti

    Jika terdapat kawat atau bracket terlepas/patah sehingga menusuk dan melukai mukosa (ulser)

    Periodonsia

    Abses PeriodontalRadang gingiva dengan perdarahan spontan sedang-berat

    NUG dan NUP Periodontitis akut

    KASUS DARURAT

  • 13

    KASUS DARURAT

    Kasus Kegawatdaruratan di Bidang Kedokteran Gigi

    Kedokteran Gigi Anak

    Jika ada pembengkakan masif secara ekstraoral yang mengganggu jalan nafas dan penelanan atau pembengkakan intraoral (gingiva) disertai nyeri

    tekan yang hebat

    Trauma dental yang menyebabkan gigi lepas/patah seperti : avulsi gigi permanen, fraktur akar, fraktur mahkota dengan pulpa terbuka.

    Perdarahan yang tidak terkontrol

    Nyeri atau sakit di rongga mulut hingga menyebabkan sulit makan/minum

    Persistensi dan kegoyangan gigi dengan pengganggu

    Trauma jaringan lunak akibat alat rawat dental di dalam rongga mulut

    Trauma jaringan lunak pasca anestesi / ekstraksi

    Prioritas perawatan diberikan kepada pasien anak dengan kondisi medis yang memiliki risiko komplikasi jika infeksi tidak segera ditangani dan pada

    pasien anak dengan kebutuhan khusus.

    Geriatri

    Pulpitis irreversibel akut Abses odontogen

    Periodontitis apikalis akut Abses periodontal

    Fraktur akar NUG dan NUP

    Fraktur mahkotaRadang gingiva dengan perdarahan spontan sedang-berat

    Abses periapikal akut Periodontitis akut

    Avulsi Rasa sakit atau dislokasi TMD.

    Flare up antar kunjungan dan selama perawatan

    Implant/restorasi cekat dalam keadaan infeksi akut.

    Nyeri paska obturasi Kasus urgent: gigi tiruan cekat anterior lepas, gigi tiruan cekat lepas pada gigi vital (untuk menghilangkan rasa nyeri), gigi tiruan lepasan patah.

    Perdarahan di rongga mulut karena tindakan bedah mulut

    Fraktur dentoalveolar

  • 14

    SOP CODE BLUE

    Standar Prosedur Operasional Pada Saat Terjadi Kegawatdaruratan Medis

    2nd Responder menginformasikan operator • Sebutkan Code Blue • Sebutkan nama pelapor • Sebutkan lokasi kejadian (unit/lokasi,

    gedung, lantai, ruangan)

    Operator mengumumkan :• Sebutkan “Code blue.. code blue.. code

    blue..” • Sebutkan lokasi kejadian (unit/lokasi,

    gedung, lantai, ruangan)

    Petugas keamanan segera menuju lokasi untuk mengamankan lokasi

    Bila ada kondisi “Code Blue” atau pasien henti napas/jantung

    1st Responder (staf medis / non medis, karyawan RSKGM,

    mahasiswa) melakukan BHD dan meminta staf lain (2nd Responder)

    aktifkan Code Blue

    2nd Responder (staf medis / non medis, karyawan RSKGM,

    mahasiswa) mengaktifkan Code Blue dengan menghubungi

    operator

    Operator memberikan pengumuman dengan speaker

    untuk menghubungi Tim Code Blue

    Tim Code Blue segera menuju lokasi dengan waktu respon tim

    Code Blue maksimal 5 menit

    Tim Code Blue melakukan resusitasi

    Perawat ruangan mendokumentasi semua kegiatan

    Tim Code Blue bertugas hingga ketua tim memutuskan resusitasi

    dihentikan

    • Jika resusitasi berhasil dan pasien stabil (ROSC) dipindahkan ke Unit High Care Unit (HCU) untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut jika keluarga pasien setuju.

    • Jika keluarga pasien tidak setuju atau jika HCU penuh rujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas perawatan intensif.

    • Jika keluarga pasien menolak dirujuk dan meminta dirawat di ruang perawatan biasa keluarga pasien menandatangani surat penolakan.

    • Jika resusitasi tidak berhasil dan pasien meninggal koordinasi dengan bagian bina rohani, pindahkan pasien dipindahkan ke kamar jenazah.

  • 15

    Kemungkinan Transmisi Dalam Praktik Dental

    Staf klinis dental dan pasien memiliki kemungkinan terpapar dengan

    mikroorganisme patologis, termasuk virus dan bakteri yang menginfeksi

    rongga mulut dan jalur napas. Praktisi dental (dokter gigi dan perawat

    gigi) berisiko terpapar infeksi melalui terhirupnya mikroorganisme yang

    bertahan di udara dalam jangka waktu lama, kontak langsung dengan

    saliva, darah atau cairan tubuh lainnya, droplet atau aerosol saat prosedur

    dental, serta kontak tidak langsung dengan instrumen atau permukaan

    yang terkontaminasi.

    Beberapa Contoh Prosedur Dental yang Menghasilkan Aerosol dan Droplets

    1. Penggunaan high speed handpieces2. Penggunaan scaler ultrasonik3. Penggunaan three way syringe4. Foto radiograf intraoral

    5. Pencetakan rahang

    Tindakan Pencegahan di Ruang Tunggu 1. Sediakan cairan desinfeksi di setiap pintu masuk atau di setiap selasar

    ruang tunggu pasien.

    2. Tempat duduk harus diberi jarak 1 m satu dengan lainnya.

    3. Sediakan masker dan tisu di ruang tunggu.

    Droplet

    Pasien yangTerinfeksi

    Praktik Dental

    Staf Klinis Dental

    Droplet dan Aerosol

    Kemungkinan Transmisi dalam Praktik Dental

    Permukaan yang Terkontaminnasi

    Transmisi Melalui Udaara

    su

    Kontak

    Tidak La

    ngsusung

    Kontak Langsung

    Individu Rentan

    TINDAKAN PENCEGAHAN

  • 16

    4. Sediakan tempat sampah yang dibuka tutup dengan injakan.

    5. Hindari menyediakan benda yang dapat digunakan bersama oleh

    pasien, seperti pulpen, kertas, telepon, dan majalah.

    6. Setiap permukaan yang berkontak dengan pasien harus selalu

    dibersihkan dan disanitasi.

    Tindakan Pencegahan di Ruang Rawat Jalan Dental

    1. Ruang rawat jalan diisi maksimal 50% dari kapasitas dental unit.

    2. Ruang tindakan dengan beberapa dental unit harus berjarak mini-

    mal 2 meter per unit, karena cipratan rotasi highspeed dapat terse-bar hingga jarak 2 meter.

    3. Seluruh permukaan yang terpapar aerosol harus selalu didesinfeksi.

    4. Operator dan asisten wajib menggunakan alat pelindung diri (APD)

    lengkap dan terpasang baik. Pada unit Integrasi dan Spesialis, DPJP

    mengawasi pemakaian APD mahasiswa.

    5. Operator melakukan skrining kembali terkait kuesioner COVID-19

    melalui anamnesis sebelum melakukan tindakan dan hasilnya di

    tuliskan di Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).

    6. Minimalisasi prosedur yang menghasilkan aerosol dengan:

    a. Seluruh pemberian layanan asuhan dilakukan dengan four handed dentistry.

    b. Mahasiswa profesi dan Peserta Program Dokter Gigi Spesialis

    (PPDGS), wajib melakukan tindakan four handed dentistry dilakukan dengan teman sesama mahasiswa.

    c. Saliva harus selalui di-suction dengan pompa vakum bervolume tinggi

    d. Radiograf intra oral yang dapat menstimulasi salivasi dan batuk

    dilakukan dengan hati-hati. Penggunaan radiograf ekstra oral

    panoramik atau CBCT lebih disarankan

    e. Hindari penggunaan three way syringe. Lebih disarankan menggu-nakan kapas (roll atau pellet) serta kasa untuk mengeringkan

    6. Wrapping dengan pelindung mekanis PVC film atau kantung plastik permukaan dental unit dan diganti tiap pasien. Permukaan yang

    perlu di wrap adalah:

    TINDAKAN PENCEGAHAN

  • 17

    a. Tombol on/off manual dental unitb. Pegangan lampu

    c. Sandaran kepala

    d. Pegangan dental unit

    e. Kursi Pasien dental unit

    f. High dan low speed handpiecesg. Three way syringeh. Suctioni. Kursi operator

    7. Lakukan desinfeksi setiap akhir perawatan pasien. Pada unit integrasi dan spesialis, desinfeksi dan penggantian wrap dilakukan

    oleh operator dan asistennya.

    Tata Kerja Pemeriksaan dan Tindakan Gigi dan Mulut

    1. Persiapan Petugas Medisa. Sebelum masuk ke ruang poli, petugas mengganti baju yang

    dikenakan menjadi baju kerja di ruangan yang telah ditentukan.

    b. Petugas memakai APD di ruang persiapan (ante room) dengan SPO

    penggunaan APD.

    2. Prosedur Pemeriksaan a. Saat pasien tiba di poli, pasien harus menggunakan masker dan

    diminta untuk membersihkan tangan dengan alcohol-based hand rub selanjutnya dilakukan anamnesis gejala, tanda dan riwayat epidemiologi COVID-19. Hasilnya dituliskan di CPPT.

    b. Jika pasien memiliki gejala, tanda dan riwayat epidemiologi

    COVID-19, pasien diarahkan ke IGD RSKGM FKG UI.

    c. Jika tidak ada gejala, tanda dan riwayat epidemiologi COVID-19,

    pasien dilakukan anamnesis keluhan yang dialami pasien.

    d. Sebelum melakukan pemeriksaan oral, pasien diminta untuk

    mengenakan apron plastik, melepaskan masker dan berkumur

    dengan menggunakan

    • Hidrogen peroksida 0,5%-1% selama 1 menit, atau

    • Povidone inodine obat kumur (1%) selama 15 detik – 1 menit

    TINDAKAN PENCEGAHAN

  • 18

    e. Sebelum melakukan tindakan lakukan informed consent pada pasien.f. Perawatan gigi yang memerlukan tindakan yang bersifat

    menimbulkan aerosol (aerosol generating) dilakukan diruangan khusus tindakan aerosol. Tindakan perawatan gigi disarankan

    menggunakan rubber dam, high volume suction intra oral, dan extra oral suction jika tersedia.

    g. Perawatan gigi dilakukan dengan teknik four handed.h. Selama melakukan tindakan, operator melakukan tindakan untuk

    mengontrol infeksi, mencegah cedera akibat benda tajam, dan

    memperhatikan pembuangan alat tajam.

    i. Setelah melakukan tindakan pasien diminta untuk berkumur

    kembali, mengenakan masker dan melepaskan apron.

    j. Dokter melepaskan gaun dan lapisan sarung tangan terluar dan

    mencuci tangan dengan menggunakan sarung tangan menggunakan

    alcohol-based hand rub. k. Dokter melakukan edukasi dan terapi kepada pasien.

    l. Perawat poli (Klinik Eksekutif) melakukan desinfeksi peralatan,

    dental unit, dan lingkungan kerja dalam waktu sekitar 15 menit.

    Untuk unit integrasi dan spesialis, desinfeksi dilakukan oleh

    operator dan asistennya.

    Langkah-Langkah Pencegahan Standar Untuk Semua Pasien

    Kewaspadaan standar harus selalu diterapkan dalam memberikan

    pelayanan kesehatan yang aman bagi semua pasien dan mengurangi

    risiko infeksi lebih lanjut. Kewaspadaan standar meliputi:

    1. Kebersihan tangan dan pernapasan

    Kebersihan tangan mencakup:

    a. Mencuci tangan dengan sabun dan air selama 60 detik, pastikan

    kontak dengan sabun atau menggunakan sanitizer selama 20

    detik.

    b. Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan

    terutama ketika melepas APD.

    TINDAKAN PENCEGAHAN

  • 19

    Seluruh petugas kesehatan di RSKGM FKG UI harus menerapkan

    “5 Momen Kebersihan Tangan”, yaitu:1. Sebelum menyentuh pasien,

    2. Sebelum melakukan prosedur kebersihan atau aseptik,

    3. Setelah berisiko terpajan cairan tubuh,

    4. Setelah bersentuhan dengan pasien, dan

    5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien, termasuk

    permukaan atau barang-barang yang tercemar.

    Kebersihan pernapasan dilakukan dengan pemberian edukasi

    etika batuk dan cuci tangan, pemberian masker kepada pasien

    dengan gejala pernapasan, pengaturan jarak minimal 1 meter, dan

    penyediaan masker serta tisu disemua area.

    2. Penggunaan APD sesuai risiko

    3. Pencegahan luka akibat benda tajam dan jarum suntik

    4. Pengelolaan limbah yang aman

    5. Pembersihan lingkungan serta sterilisasi linen dan peralatan

    perawatan pasien

    Gosokkan kedua telapak tangan Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan telapak tangan

    kanan dan sebaliknya

    Gosok berputar pada ibu jari tangan kiri dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya

    Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak

    tangan kiri dan sebaliknya

    Gosok kedua telapak dan sela-sela jari tangan

    Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci

    1 2 3

    654

    TINDAKAN PENCEGAHAN

  • 20

    Daftar Barang Bawaan Pribadi

    1. Pakaian scrub dan pakaian ganti bersih untuk tenaga medis, mahasiswa profesi dan PPDGS

    2. Baju kerja bagi dosen non DPJP, tendik, dan karyawan non medis

    yang menggunakan kendaraan umum

    3. Masker kain sebanyak minimal 3 buah

    4. Perlengkapan mandi

    5. Alat makan

    6. Perlengkapan solat

    7. Alat tulis

    8. Hand sanitizer dan tisu

    Tindakan Pencegahan Saat Meninggalkan RSKGM FKG UI atau Tiba di Rumah

    1. Masukkan APD reusable yang sudah didesinfeksi (coverall, gaun surgical, goggles, sepatu boot/shoe cover reusable, faceshield, dental loupe, dsb) ke dalam plastik berperekat.

    2. Sediakan kotak/dus di pintu rumah untuk meletakan tas, kunci atau

    barang pribadi lainnya untuk di dekontaminasi terlebih dahulu.

    3. Saat tiba di rumah jangan menyentuh apapun sebelum mencuci

    tangan.

    4. Lepas sepatu.

    5. Jangan berkontak fisik dengan anggota keluarga terlebih dahulu

    sebelum mandi.

    6. Bersihkan handphone, kacamata, jam tangan, dompet, dll dengan alkohol 70%.

    7. Rendam dan cuci pakaian dalam larutan deterjen.

    8. Mandi, bersihkan muka, tangan, rambut, dan seluruh tubuh.

    9. Disarankan untuk selalu berkumur dan gargling ke area jalur napas dengan mendongakan kepala 45o menggunakan cairan povidine

    iodine setiap 4 jam sekali sebanyak 15 ml selama 30 detik. Lakukan

    dengan memberikan jeda pemakaian +/- 1 minggu setelah melakukan

    prosedur berkumur selama 2 minggu.

    TINDAKAN PENCEGAHAN

  • 21

    ALAT PELINDUNG DIRI

  • 22

    LokasiTarget

    Petugas/Pasien

    Aktivitas Tipe APD dan Prosedur

    Pintu Masuk

    Area Administra-tif

    Semua pekerja

    Semua kegiatan Masker bedah

    Area Screening

    Petugas Pemeriksaan pertama (pengukuran suhu tubuh) yang tidak melibatkan kontak langsung

    • Baju Kerja• Menjaga jarak minimal 1 meter• Masker bedah• Faceshield/goggles

    Pemeriksaan kedua (wawancara pasien dengan demam dan gangguan pernapasan untuk menganalisis lebih lanjut gejala COVID-19 dan riwayat perjalanan)

    • Menjaga jarak minimal 1 meter• Masker bedah• Faceshield/googles

    Petugas Kebersihan

    Membersihkan area tempat dimana pasien dilakukan pemerik-saan

    • Masker bedah • Gaun• Sarung tangan tebal (sarung

    tangan rumah tangga)• Pelindung mata (jika berisiko

    terkena percikan dari bahan organik atau bahan kimia)

    • Pelindung kepala• Sepatu boots

    ALAT PELINDUNG DIRI

  • 23

    LokasiTarget

    Petugas/Pasien

    Aktivitas Tipe APD dan Prosedur

    Unit Gawat Darurat

    Petugas kesehatan

    Pemeriksaan awal yang tidak memerlukan kontak langsung

    • Menjaga jarak minimal 1 meter • Masker bedah• Faceshield

    Pasien tanpa gangguan pernapasan

    Semua kegiatan • Menjaga jarak minimal 1 meter • Masker bedah

    Pasien dengan gangguan pernapasan

    Semua kegiatan • Menjaga jarak minimal 1 meter• Masker bedah

    Petugas kesehatan

    Memberikan pelayanan kesehatan secara langsung pada pasien

    • Baju kerja,• Masker N95 atau ekuivalen• Gaun• Head cap• Sarung tangan • Pelindung mata/pelindung

    wajah • Sepatu boots atau sepatu

    tertutup dengan cover shoesMenerapkan prosedur/ tindakan yang menimbulkan aerosol pada pasien

    • Baju kerja• Masker N95 atau ekuivalen• Gaun coverall• Head cap • Sarung tangan • Pelindung mata dan/atau

    Pelindung wajah• Apron• Sepatu boots atau sepatu

    tertutup dengan cover shoesPetugas kebersihan

    Membersihkan area tempat dimana pasien dilakukan pemeriksaan

    • Masker bedah • Sarung tangan • Pelindung mata (jika berisiko

    terkena percikan dari bahan organik atau bahan kimia)

    • Sepatu boots• Seragam khusus• Apron atau gaun

    ALAT PELINDUNG DIRI

  • 24

    LokasiTarget

    Petugas/Pasien

    Aktivitas Tipe APD dan Prosedur

    Ruang Rawat Jalan

    Ruang tunggu

    Pasien Semua kegiatan • Menjaga jarak minimal 1 meter• Masker kain / masker bedah

    Area administrasi

    Semua pekerja, termasuk petugas kesehatan

    Kegiatan administratif • Menjaga jarak minimal 1meter• Masker kain/masker bedah • Faceshield

    Poli Petugas kesehatan

    Pemeriksaan awal yang tidak memerlukan kontak langsung

    • Menjaga jarak minimal 1meter• Baju kerja • Masker N95• Faceshield

    Tindakan yang menimbulkan aerosol

    • Baju kerja• Masker N95• Coverall• Head cap• Pelindung mata• Pelindung wajah• Sarung tangan medis• Gaun (disposable atau reusable)• Sepatu boots atau sepatu

    tertutup dengan cover shoesPasien Semua kegiatan Masker kain/masker bedah

    Petugas kebersihan

    Membersihkan area tempat dimana pasien dilakukan pemeriksaan

    • Masker bedah • Sarung tangan • Apron• Pelindung mata (jika berisiko

    terkena percikan dari bahan organik atau bahan kimia)

    • Sepatu boots

    ALAT PELINDUNG DIRI

  • 25

    LokasiTarget

    Petugas/Pasien

    Aktivitas Tipe APD dan Prosedur

    Rawat Inap

    Ruang pasien Petugas kesehatan

    Memberikan pelayanan kesehatan secara langsung pada Pasien.

    • Masker N95• Sarung tangan • Faceshield

    Menerapkan prosedur/ tindakan yang menimbulkan aerosol pada pasien.

    • Masker N95 atau ekuivalen• Gaun• Head cap• Sarung tangan• Pelindung mata/pelindung

    wajah• Sepatu boots atau sepatu

    tertutup dengan cover shoesPetugas kebersihan

    Membersihkan area tempat dimana pa-sien dilakukan pe-meriksaan

    • Masker bedah• Head cap• Sarung tangan, pelindung mata

    (jika berisiko terkena percikan dari bahan organik atau bahan kimia)

    • Sepatu boots

    Pasien Semua kegiatan Masker bedah

    Area transit pasien lain (seperti bangsal, koridor)

    Semua pekerja, termasuk petugas kesehatan

    Segala aktivitas yang tidak melibatkan kontak dengan pasien

    Masker bedah

    ALAT PELINDUNG DIRI

  • 26

    LokasiTarget

    Petugas/Pasien

    Aktivitas Tipe APD dan Prosedur

    Ruang Operasi

    Petugas Kesehatan

    Tindakan yang tidak menimbulkan aerosol

    • Baju scrub OK• Masker bedah• Gaun isolasi bedah• Head cap• Pelindung mata• Pelindung wajah• Sarung tangan medis• Sepatu tertutup dengan cover

    shoesTindakan yang menimbulkan aerosol

    • Baju scrub OK• Masker N95• Gaun isolasi bedah• Head cap• Pelindung mata• Pelindung wajah• Sarung tangan medis• Sepatu tertutup dengan cover

    shoesPetugas Kebersihan

    Membersihkan ruangan operasi

    • Baju kerja• Masker bedah• Gaun• Head cap• Pelindung mata• Sarung tangan tebal• Sepatu boots

    Petugas pemeliharaan alat medis/elektromedis

    Pemeliharaan alat • Baju kerja• Masker Bedah / N95• Gaun• Head cap• Pelindung mata• Sarung tangan tebal• Sepatu tertutup dengan cover

    shoes

    ALAT PELINDUNG DIRI

  • 27

    LokasiTarget

    Petugas/Pasien

    Aktivitas Tipe APD dan Prosedur

    Instalasi Sterilisasi

    Petugas diruangan de-kontaminasi

    Petugas yang melakukan pencucian alat instrumen

    • Masker bedah• Gaun• Sarung tangan panjang• Pelidung mata dan atau

    pelindung wajah• Pelindung kepala• apron• Sepatu boots

    Laundri Di ruang penerimaan linen infek-sius dan mes-in infeksius

    Menangani linen infeksius

    • Masker bedah• Gaun• Sarung tangan panjang• Pelindung mata dan atau

    pelindung wajah• Pelindung kepala• Apron• Sepatu boots

    Bagian Admisi

    Bagian pendaftaran pelayanan, petugas kasir

    • Masker bedah • Menjaga jarak dengan pasien 1

    meter• Faceshield

    Rekam Medis

    Petugas Rekam Medis

    • Baju kerja• Masker bedah• Menerapkan handhygene setiap

    selesai bekerja dan melakukan aktivitas lain

    Laboratori-um

    Petugas laboratorium

    Pengelolaan spesimen

    • Masker bedah • Gaun • Sarung tangan • Pelindung mata (jika berisiko

    terjadi percikan)

    ALAT PELINDUNG DIRI

  • 28

    LokasiTarget

    Petugas/Pasien

    Aktivitas Tipe APD dan Prosedur

    Radiologi Petugas Radiografer

    Pengambilan foto rontgen

    • Baju kerja• Masker N95• Kacamata pelindung• Pelindung wajah jika melakukan

    tindakan medis intervensi• Sarung tangan medis• Sepatu tertutup• Alat pengaman diri tambahan

    sesuai analisa risiko aktivitas yang dikerjakan

    Farmasi Petugas Farmasi

    Aktivitas farmasi dan tindakan farmakoterapi

    • Masker bedah sesuai analisa risiko aktivitas pekerjaan

    • Sarung tangan sesuai risiko aktivitas pekerjaan

    • FaceshieldInstalasi Gizi

    Petugas gizi Mengantar makanan • Masker bedah• Sarung tangan medis non steril• Faceshield

    Mengambil alat makan bekas pakai dari pasien dan membuang sisa makanan

    • Masker bedah • Apron• Sarung tangan medis non steril

    Mencuci peralatan bekas makan pasien

    • Masker bedah• Faceshield• Apron plastik• Sarung tangan karet tebal• Sepatu boots

    Petugas Keamanan

    Petugas Keamanan

    Pengamanan lingkungan Rumah Sakit

    • Baju Kerja• Menjaga jarak 1 meter• Masker bedah• Faceshield

    ALAT PELINDUNG DIRI

  • 29

    LokasiTarget

    Petugas/Pasien

    Aktivitas Tipe APD dan Prosedur

    Ambulans Petugas kesehatan

    Mobilisasi pasien dalam pengawasan COVID-19 ke RS Rujukan

    • Baju scrub OK• Masker N95 atau ekuivalen • Gaun• Head cap• Sarung tangan • Pelindung mata

    Supir Terlibat hanya dalam mengemudi kendaraan yang digunakan pasien dalam pengawasan COVID-19 dan tempat pengemudi terpisah dari pasien COVID-19

    • Menjaga jarak minimal 1 meter • Masker bedah

    Membantu memindahkan pasien dalam pengawasan COVID-19

    • Masker N95 atau ekuivalen • Gaun • Sarung tangan • Pelindung mata

    Tidak kontak langsung dengan pasien dalam pengawasan COVID19 tetapi tidak ada jarak antara supir dan tempat pasien

    Masker bedah

    Pasien dalam pengawasan COVID-19

    Transportasi menuju RS Rujukan

    Masker bedah

    Petugas kebersihan

    Membersihkan sebelum dan sesudah pasien COVID-19 dibawa ke RS Rujukan

    • Masker bedah • Gaun • Sarung tangan• Pelindung mata (jika berisiko

    terkena percikan dari bahan organik atau bahan kimia)

    • Sepatu boots

    ALAT PELINDUNG DIRI

  • 30

    Tata Cara Menggunakan APD Level 3 Bagi Petugas Klinis

    Kenakan penutup kepala bedah sekali pakai

    Kenakan goggles Kenakan bagian kepala dari

    coverall

    Kenakan gaun

    Pakai baju kerja lepaskan seluruh

    aksesoris (cicin, jam tangan, gelang)

    1

    Lakukan 6 langkah cuci tangan

    dengan air mengalir dan sabun

    2

    9

    Gunakan sarung tangan nitril atau

    latex

    Kenakan coverall

    5 6

    Kenakan masker N95

    Lakukan hand rub

    4

    7

    Gunakan sarung tangan kedua

    Gunakan faceshield

    1413

    Kenakan shoes cover

    3

    Kenakan masker bedah didepan

    masker N95

    10 1211

    8

    ALAT PELINDUNG DIRI

  • 31

    Tata Cara Melepas APD Level 3 Bagi Petugas Klinis

    9 11

    Lepaskan goggles Lepaskan headcap

    Tinggalkan ruang lepas APD dan

    disarankan untuk mandi dan keramas

    Mengganti pakaian dengan yang bersih

    dan segera meninggalkan area

    RSKGM FKG UI

    7

    Lakukan hand rub

    8

    Lakukan hand rub

    Buka masker bedah dilanjutkan dengan

    masker N95

    10

    Lakukan hand rub Lakukan hand rub

    14 16

    Lakukan hand rub

    12

    13

    19

    Lakukan 6 langkah cuci tangandengan air

    mengalir dan sabun

    18

    Lepaskan sarung tangan pertama

    20

    6

    Lakukan hand rub Lepaskan coverall

    21

    Lepas sarung tangan paling luar, gulung dari dalam keluar

    Lakukan hand rub Lakukan hand rub

    4

    Lepaskan faceshield

    3

    Lepaskan gaun

    5

    Lepaskan shoes cover

    15

    17

    ALAT PELINDUNG DIRI

  • 32

    Tata Cara Menggunakan APD Reusable

    1. Gaun Reuseable, Coverall, Apron, Surgical Hood , Masker KainGaun reuseable, coverall, apron, surgical hood dan masker kain dapat digunakan kembali setelah dilakukan pencucian dan desinfeksi

    dengan cara:

    a. Pencucian gaun dilakukan pada suhu 57,2oC-71oC selama minimal

    25 menit

    b. Desinfeksi yang digunakan adalah klorin dengan konsentrasi 1:99

    2. Masker N95Masker N95 dapat digunakan kembali setelah dilakukan penyimpanan

    atau sterilisasi yang benar. Masker N95 yang telah digunakan

    kemudian dilepas tidak boleh menyentuh bagian dalam dan luar

    masker. Ada beberapa metode agar masker N95 dapat digunakan

    kembali seperti:

    a. Metode 1: masker N95 disimpan di kantong kertas berlabel nama

    petugas tanggal dan jam. Masker N95 dapat dibuka dan dipasang

    kembali sebanyak 5 kali selama 8 jam.

    b. Metode ke 2: masker N95 dapat digunakan kembali setelah

    diletakkan kering di ruang terbuka dalam suhu kamar selama

    3-4 hari. Masker N95 terbuat dari polypropylene yang bersifat hidrophobik dan sangat kering sehingga COVID-19 tidak dapat

    bertahan hidup. Masker N95 tidak boleh dijemur dengan sinar

    matahari langsung maupun sinar ultraviolet karena dapat merusak

    lapisan polypropylene.c. Metode ke 3: sterilisasi dengan menggantung masker N95

    menggunakan jepitan kayu di dalam oven dapur dengan suhu

    70oC selama 30 menit.

    d. Metode ke 4: sterilisasi dengan menggantung N95 diatas uap air

    mendidih selama 10 menit.

    ALAT PELINDUNG DIRI

  • 33

    3. Pelindung Mata dan Pelindung WajahPelindung mata dan pelindung wajah dapat digunakan kembali setelah

    dilakukan pencucian dan desinfeksi oleh petugas yang menggunakan

    sarung tangan dengan cara:

    a. Membersihkan bagian dalam pelindung wajah dengan

    menggunakan kain bersih yang sudah dicelupkan ke detergen.

    b. Membersihkan bagian luar pelindung mata dan pelindung wajah

    dengan mnggunakan kain bersih yang sudah dicelupkan ke

    desinfektan (klorin) dan kemudian dibersihkan kembali dnegan

    menggunakan air bersih atau alkohol untuk melepaskan residu.

    c. Mengeringkan pelindung mata dan pelindung wajah dengan cara

    dijemur atau dilap bersih.

    4. Sepatu Pelindung atau Shoe Cover ReusableSepatu pelindung dapat digunakan kembali setelah dilakukan

    pencucian dan desinfektan oleh petugas yang telah menggunakan

    sarung tangan dengan cara:

    a. Mencuci sepatu pelindung dengan menggunakan deterjen pada

    suhu 20-300C.

    b. Menggunakan desinfektan klorin setelah dibilas dengan

    menggunakan air bersih.

    c. Mengeringkan sepatu pelindung dengan cara dijemur.

    ALAT PELINDUNG DIRI

  • 34

    DENAH

    Denah Lantai 1

  • 35

    DENAH

    Denah Lantai 2

  • 36

    DENAH

    Denah Lantai 3

  • 37

    DENAH

    Denah Lantai 4

  • 38

    DENAH

    Denah Lantai 5

  • 39

    DENAH

    Denah Lantai 6

  • 40

    1. Panduan Tatalaksana Outbreak Terkait Pandemik Covid-19 Di RSKGM FKG UI

    2. Thome G, Bernardes S, et al. Guidelines For Best Practice In Biosafety At The Dental Clinic. Straumann Holding AG; 2020.

    3. Spagnuolo G, De Vito D, Rengo S, Tatullo M. COVID-19 Outbreak: An Overview on Dentistry. International Journal of Environmental Research and Public Health. 2020; 17:1-3.

    4. Liang T, Cai H, Chen Y, et al. Handbook Of Covid-19 Prevention and Treatment. 2020.

    5. World Health Organization Western Pacific Region. Materi Komunikasi Risiko Covid-19 Untuk Pelayanan Kesehatan. 2020.

    6. Meng L, Hua F, Bian Z. Corona Virus Disease 2019 ( COVID-19): Emerging and Future Challenges for Dental and Oral Medicine.

    7. WHO. WHO Director-General’s Remarks at The Media Briefing on 2019-nCoV on 11 February 2020. 2020.

    8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan Infeksi dan Pengendalian Penyakit; 2020.

    9. Tingbo L. Buku Pegangan Pencegahan dan Penatalaksanaan COVID-19. Zhejiang: Zhejian University School of Medicine; 2020.

    10. Imran Agus Nurali. Pengelolaan Limbah Medis Di Era Corona (Virus Disease-19). Jakarta: Direktur Kesehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI; 2020.

    11. Mohammad Nasir. Telusur Titik Kritis Dampak Dan Pengendalian Limbah Medis Pasien Covid-19 Di RS. Jakarta: Kompartemen Manajemen Penunjang Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI); 2020.

    12. Komite PPI RSUP Persahabatan. APD RSUP Persahabatan Di Tanggap Covid-19. Jakarta; 2020.

    13. Surat Edaran PB PDGI No.2776 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelayanan Kedokteran Gigi Selama Pandemi Virus Covid 19. 2020.

    14. Kemenkes RI. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Jakarta: Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit; 2020.

    15. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Penggunaan APD Dalam Menghadapi Wabah Covid 19. Jakarta: Dirjen Pelayanan Kesehatan; 2020.

    REFERENSI

  • RSKGM FKG UI

    https://fkg.ui.ac.id/rskgm

    Jl. Salemba Raya No. 4 Jakarta Pusat

    021-392 3145