Penatalaksanaa1

5
Penatalaksanaan Terapi suportif merupakan tata laksana standar pada pasien SSJ. Pasien yang umumnya datang dengan keadaan umum berat membutuhkan cairan dan elektrolit, serta kebutuhan kalori dan protein yang sesuai secara parenteral. Pemberian cairan tergantung dari luasnya kelainan kulit dan mukosa yang terlibat. Pemberian nutrisi melalui pipa nasogastrik dilakukan sampai mukosa oral kembali normal. Lesi di mukosa mulut diberikan obat pencuci mulut dan salep gliserin. Untuk infeksi, diberikan antibiotika spektrum luas, biasanya dipergunakan gentamisin 5mg/kgBB/hari intramuskular dalam dua dosis. Pemberian antibiotik selanjutnya berdasarkan hasil biakan dan uji resistensi kuman dari sediaan lesi kulit dan darah. Tujuan : cegah infeksi sekunder : bronkopneumonia. Krn imunitas ps menurun akb th/ KS dosis tinggi AB yang jarang alergi, spektrum luas & bakterisidal Gentamisin : 2 x 60 mg/hr, i.m., i.v. Sefotaksim : 3 x 1 gr/hr, i.v. dibagi 3 – 4 x pemberian Pemberian AB dihentikan bl deksametason tlh capai 5 mg/hr & tanda-tanda infeks (-)

description

m,huhu

Transcript of Penatalaksanaa1

Page 1: Penatalaksanaa1

Penatalaksanaan

Terapi suportif merupakan tata laksana standar pada pasien SSJ. Pasien yang umumnya datang dengan keadaan umum berat membutuhkan cairan dan elektrolit, serta kebutuhan kalori dan protein yang sesuai secara parenteral. Pemberian cairan tergantung dari luasnya kelainan kulit dan mukosa yang terlibat. Pemberian nutrisi melalui pipa nasogastrik dilakukan sampai mukosa oral kembali normal. Lesi di mukosa mulut diberikan obat pencuci mulut dan salep gliserin.

Untuk infeksi, diberikan antibiotika spektrum luas, biasanya dipergunakan gentamisin 5mg/kgBB/hari intramuskular dalam dua dosis. Pemberian antibiotik selanjutnya berdasarkan hasil biakan dan uji resistensi kuman dari sediaan lesi kulit dan darah.

Tujuan : cegah infeksi sekunder : bronkopneumonia.

Krn imunitas ps menurun akb th/ KS dosis tinggi

AB yang jarang alergi, spektrum luas & bakterisidal

Gentamisin : 2 x 60 mg/hr, i.m., i.v.

Sefotaksim : 3 x 1 gr/hr, i.v. dibagi 3 – 4 x pemberian

Pemberian AB dihentikan bl deksametason tlh capai 5 mg/hr & tanda-tanda infeks (-)

Kortikosteroid diberikan parenteral, biasanya deksametason dengan dosis awal 1 mg/kgBB bolus, kemudian selama 3 hari 0,2-0,5 mg/kgBB tiap 6 jam, setelah itu diturunkan berangsur-angsur dan bila mungkin diganti dengan prednison per oral. Pemberian

Page 2: Penatalaksanaa1

kortikosteroid sistemik sebagai terapi SSJ masih kontroversial. Beberapa mengganggap bahwa penggunaan steroid sistemik pada anak bisa menyebabkan penyembuhan yang lambat dan efek samping yang signifikan, namun ada juga yang menganggap steroid menguntungkan dan menyelamatkan nyawa.

Kortikosteroid (KS ) Life-saving

Deksametason : 20 – 30 mg/hr, i.v.

th/ sp lesi baru (-)

Penurunan dosis – cepat : 5 mg/hr, Setelah dosis mencapai 5 mg/hr prednison 20 mg/hr secara oral .Setelah itu dosis diturunkan secara bertahap hentikan

Penggunaan Human Intravenous Immunoglobulin (IVIG) dapat menghentikan progresivitas penyakit SSJ dengan dosis total 3 gr/kgBB selama 3 hari berturut-turut (1 gr/kgBB/hari selama 3 hari). Intravena Imunoglobulin (IVIG). Dosis awal dengan 0,5 mg/kg BB pada hari 1, 2, 3, 4, dan 6 masuk rumah sakit. Pemberian IVIG akan menghambat reseptor FAS dalam proses kematian keratinosit yang dimediasi FAS.

Dilakukan perawatan kulit dan mata serta pemberian antibitik topikal. Pada kulit atau epidermis yang mengalami nekrosis dapat dilakukan debridement. Untuk mencegah sekuele okular dapat diberikan tetes mata dengan antiseptik. terapi sindrom Steven Johnson pada mata dapat diberikan dengan :

Pemberian obat tetes mata baik antibiotik maupun yang bersifat garam fisiologis setiap 2 jam, untuk mencegah

Page 3: Penatalaksanaa1

timbulnya infeksi sekunder dan terjadinya kekeringan pada bola mata. Pemberian obat salep dapat diberikan pada malam hari untuk mencegah terjadinya perlekatan konjungtiva.

Faktor penyebab (obat atau faktor lain yang diduga sebagai penyebab) harus segera dihentikan atau diatasi. Deteksi dari penyebab yang paling umum seperti riwayat penggunaan obat-obatan terakhir, serta hubungannya dengan perkembangan penyakit terutama terhadap episode SSJ, terbukti bermanfaat dalam manajemen SSJ.

Antihistamin bila perlu. Terutama bila ada rasa gatal. Feniramin hidrogen maleat (Avil) dapat diberikan dengan dosis untuk usia 1-3 tahun 7,5 mg/dosis, untuk usia  3-12 tahun 15 mg/dosis, diberikan 3 kali/hari. Sedangkan untuk setirizin dapat diberikan dosis untuk usia anak 2-5 tahun : 2.5 mg/dosis,1 kali/hari;  > 6 tahun : 5-10 mg/dosis, 1 kali/hari. Perawatan kulit dan mata serta pemberian antibiotik topikal.

Bula di kulit dirawat dengan kompres basah larutan Burowi.

Larutan Burowi

Sebagai kompres diencerkan 1 : 10, mengandungAluminium asetat. Efeknya ialah astringen dan antiseptik ringan.

Tidak diperbolehkan menggunakan steroid topikal pada lesi kulit.

Steroid topikal digunakan untuk mengatasi inflamasi/peradangan yang terjadi dan efektif untuk

Page 4: Penatalaksanaa1

mengontrol ’flare-up’ yang membuat rasa gatal dan kering. Steroid bekerja dengan mencegah pelepasan fosfolipid dari membran sel kemudian mencegah perubahannya menjadi prostaglandin dan mediator inflamasi lainnya.

Terapi infeksi sekunder dengan antibiotika yang jarang menimbulkan alergi, berspektrum luas, bersifat bakterisid dan tidak bersifat nefrotoksik,

misalnya klindamisin i.v 8 – 16 mg/kgBB/hari, diberikan 2 x sehari.

Infus dekstrosa 5 %, NaCl 0,9 %, Ringer laktat = 1: 1: 1

Tujuan : Mengatur + mempertahankan keseimbangan cairan & elektrolit

Transfusi darah bila diperlukan.

Lesi mulut diberi kenalog in orabase.

Th/ topikal : PK 1:10.000, kenalog in orabase

Konsultasi disiplin ilmu lain : THT, mata, peny dlm, gilut dll

Obat anabolik

Diet tinggi protein & rendah garam