PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

21
PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK RUMAH TINGGAL ( Studi Kasus Kawasan Khusus Hunian atas Laut Keturahan Bontang Kuala Kecamatan Bontang Utara Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur) SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAl SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH SEBUTAN SARJANA SAINS TERAPAN Oleh: HENDRA 1RAWAN NIM. 2091692 / P BADAN PERTANAHAN NASIONAL SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL YOGYAKARTA 2004

Transcript of PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

Page 1: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUKRUMAH TINGGAL

( Studi Kasus Kawasan Khusus Hunian atas Laut Keturahan Bontang Kuala KecamatanBontang Utara Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur)

SKRIPSI

DIAJUKAN SEBAGAl SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEHSEBUTAN SARJANA SAINS TERAPAN

Oleh:

HENDRA 1RAWAN

NIM. 2091692 / P

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL

YOGYAKARTA

2004

Page 2: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

INTISARI

Rumah tinggal adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia.Dalam memenuhi kebutuhan rumah tinggal, manusia sering menggunakanruang daratan yang dianggap layak sebagai tempat untuk memenuhinya. Halini menjadi suatu permasalahan ketika ruang daratan yang tersedia dalamsuatu daerah ternyata tidak sesuai dengan harapan, disebabkan karenadaerah tersebut sebagian besar terdiri dari perairan yang berupa sungai danlaut ditambah daratan yang tersedia telah digunakan sebagian besar untukindustri juga faktor ekonomi masyarakat merupakan hambatan dalammemiliki ruang daratan yang layak.

Dalam memenuhi kebutuhan pokok tersebut, salah satu pilihanmasyarakat untuk rumah tinggal adalah dengan melakukan penguasaankawasan laut. Hal ini menjadi permasalahan baru ketika kebutuhan rumahtinggal tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan mereka, disaat kepemilikantersebut berada dikawasan atas laut yang rawan sekali terjadinyapencemaran dan kerusakan lingkungan hidup seperti yang terjadi diKelurahan Bontang Kuala Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur.Pemerintah Daerah berupaya untuk menata penguasaan masyarakat, namundasar hukum yang dapat dijadikan acuan belum cukup sebagai sumberkebijakan yang dapat diterapkan dalam penataan rumah tinggal diatas laut.

Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan mengamatikasus yang terjadi di Kelurahan Bontang Kuala serta literatur yangberhubungan, dari literatur tersebut dicoba untuk memahami permasalahandan kebutuhan yang ada. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secarakualitatif dan berusaha untuk mendapatkan suatu pemecahan yang relevanterhadap berbagai variabel yang terkait.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, kebijakan yang dapatdijadikan sumber acuan bagi pemerintah daerah mengenai penataankawasan atas laut untuk rumah tinggal di Kelurahan Bontang Kuala belumcukup oleh itu diperlukan pengaturan yang lebih tegas dan jelas mengenaipenguasaan tersebut. kedua, diperlukan pemberian hak yang lebih formilkepada masyarakat agar menjadi jelas hak dan kewajiban mereka, jugapemerintah memiliki kejelasan dalam menata kawasan yang ada, ketigadiperlukan pembatasan pembatasan baik yang bersifat yuridis dan fisiksebagai upaya mengendalikan penguasaan masyarakat dan menjagakelestarian lingkungan keempat, surat keputusan Walikota yang akandikeluarkan belum cukup sebagai upaya dalam penataan kawasan diperlukankebijakan daerah yang lebih tinggi setingkat Peraturan Daerah, kelima perluditingkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnyamenjaga kelestarian lingkungan dalam pemanfaatan laut untuk rumah tinggal.

Page 3: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

DAFTAR ISI

hal

HALAMANJUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN i

KATA PENGANTAR »'

INTISARI v

DAFTAR ISI

DAFTAR GAM BAR

DAFTAR LAMP IRAN

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

C. Pembatasan masalah

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN.

A. Tinjauan Pustaka

B. Kerangka Pemikiran

C. Anggapan Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode yang digunakan.

VI

ix

x

1

1

7

8

8

10

10

27

31

32

32

Page 4: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

1. Metode Deskriptif 32

2. Metode Hermeneutika 33

3. Metode Inferensial 34

B. Pendekatan Penelitian 34

C. Variabel Penelitian 35

D. Metode/Tehnik pengumpulan data 36

1. Studi Kepustakaan 36

2. Studi Dokumen 36

E. Analisisdata 36

BAB IV GAMBARAN DAERAH PENELITIAN 37

A. Umum 37

B. Deskripsi Wilayah 38

1. Aksebilitas Wilayah 38

2. Luas Wilayah 38

3. Kondisi FisikDasar 41

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47

A. Umum 47

B. Penataan Kawasan 52

1. Dasar Hukum 52

2. Kebutuhan dasar hukum 56

C. Pembatasan Penguasaan 62

Page 5: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

1. Pengembangan Swadaya oleh Masyarakat 62

2. Pembatasan Penguasaan

dan kebijakan pemerintah 66

D. Eksistensi Hak 77

1. Perbuatan hukum dan peristiwa hukum 77

a. Warisan 77

b. Jualbeli 79

c. Sewa menyewa 80

d. Hibah 81

e. Penjaminan bangunan 83

2. Hak yang dapat diberikan 87

E. Pengawasan 102

F. Partisipasi masyarakat 103

BABVIPENUTUP 106

A. Kesimpulan 1°6

B. Saran-saran 1°8

DAFTAR PUSTAKA 110

DAFTAR PERATURAN 112

LAMPIRAN 113

RIWAYATHIDUP

Page 6: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam pelaksanaan pembangunan, tanah memegang peranan

yang sangat penting dan stategis. Tanah sebagai tempat manusia

menyelenggarakan hidup dan kehidupannya. Sementara kebutuhan

tanah untuk menampung kegiatan dan tempat tinggal guna

menyelenggarakan hidup terus bertambah karena bertambahnya jumlah

manusia maupun kualitas kebutuhannya juga meningkat. Dengan

semakin meningkatnya kegiatan pembangunan, masalah tanah semakin

meningkat dan masalah tersebut sudah melibatkan lintas sektoral yang

mempunyai dimensi sosial budaya dimensi politik dan bahkan dimensi

pertahanan dan keamanan.

Berbagai kegiatan pembangunan yang dilaksanakan tentu saja

membutuhkan ruang yang memadai untuk dapat menampung berbagai

kegiatan yang dilakukan diatasnya, baik kegiatan tersebut

diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat.

Pembangunan dalam arti development adalah sebuah proses,proses yang secara berkala, berulang. Proses senantiasa berulangtetapi sub sistemnya berbeda selalu, karena proses berikutnya

Page 7: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

menghadapi kondisi yang lebih baik atau lebih maju daripada kondisiyang mendahului (I Made Sandy, 1989 : 5)

Diatas tanah manusia melakukan usaha untuk mencukupi

kebutuhan, membangun rumah tinggal, membangun industri,

membangun jaringan transportasi dan telekomunikasi, serta diatas

tanah pulalah manusia dapat melindungi kelestarian lingkungan hidup

dengan cara meningkatkan kesuburan akan tanah dan menjaga

ekosistem yang ada disekitar lingkungannya.

Penguasaan untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia padagaris besarnya dibedakan menjadi dua gclongan, yaitu :1. Penguasaan tanah dalam kaitannya dengan pemanfaatan potensi

alamiahnya misalnya kesuburan tanah, kandungan mineral ataukarena terdapatnya endapan bahan galian pertambangandibawah permukaannya.

2. Penguasaan tanah dalam kaitannya dengan pemanfaatan tanahsebagai ruang pembangunan yang tidak secara langsungmemanfaatkan potensi alam dari tanah tersebut, tetapi lebihditentukan oleh adanya hubungan hubungan tata ruang denganpenguasaan lainnya yang telah ada, diantaranya ketersediaanprasarana dan fasilitas umum lainnya (MaryudiSastromiharjo,1993:4)

Mengingat pentingnya tanah untuk berbagai aktivitas, mendorong

masyarakat untuk memiliki tanah yang layak yang salah satu tujuannya

adalah untuk rumah tinggal. Kebutuhan akan ruang untuk rumah tinggal

tersebut menjadi kebutuhan primer yang mendorong masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan tersebut dengan berbagai cara, hingga berbagai

upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Page 8: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

Kebutuhan akan tanah yang semakin hari semakin menjadi

kebutuhan pokok salah satunya adalah dalam menunjang untuk rumah

tinggal. Hal ini menjadi sangat penting ketika kebutuhan akan ruang

yang layak untuk rumah tinggal tersebut menjadi sulit didapatkan dan

tidak terjangkau. Maka berbagai kegiatan masyarakat yang menjadi

alternatif pemenuhan kebutuhan inipun dilakukan dengan penguasaan

pada daerah-daerah yang seharusnya tidak boleh dikuasai untuk

berbagai kegiatan tertentu yang salah satunya adalah rumah tinggal.

Salah satu alternatif penguasaan tersebut adalah pada laut yang

menggunakan dasar lautnya untuk mendirikan tiang pancang sebagai

penyangga rumah tinggal. Penguasaan masyarakat tersebut seiring

dengan semakin meningkatnya pemenuhan kebutuhan ruang untuk

tempat tinggal yang semakin diharapkan masyarakat. Kegiatan tersebut

berlangsung terus menerus bahkan menjadi suatu pilihan alternatif yang

menjanjikan bagi masyarakat hingga penggunaan untuk keperluan

tersebut semakin hari semakin berkembang.

Pemerintah Kota Bontang yang menyadari hal demikian merasa

perlu untuk mengatur tatanan yang sudah ada maupun yang akan ada

nantinya, agar kebutuhan masyarakat akan ruang untuk rumah tinggal

tersebut, tidak mengganggu dan mempengaruhi lingkungan.

Permasalahan yang terjadi adalah disatu sisi masyarakat yang semakin

Page 9: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

hari menuntut kebutuhan ruang untuk pemenuhan rumah tinggal yang

dilakukan dengan penguasaan kawasan atas laut untuk rumah tinggal,

disatu sisi pemerintah merasa kesulitan untuk menertibkan penguasaan

tersebut karena belum memiliki peraturan dan perundangan yang layak

untuk mengatur hal tersebut. Hal inilah yang kemudian menjadi

permasalahan dan hal ini pula yang bisa membawa menjadi bahan

konflik.

Sebagai daerah yang banyak terdapat perairannya, Provinsi

Kalimantan Timur memiliki potensi dalam mengelola sumber daya alam

tersebut. Kondisi alam yang seperti itu memberikan keuntungan

tersendiri bagi pemerintah maupun masyarakat yang berada disekitar,

demikian juga masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan yang

memanfaatkan sumber daya alam ini khususnya laut untuk menopang

kehidupannya. Hal ini pulalah yang mengilhami penguasaan masyarakat

Kelurahan Bontang Kuala terhadap kawasan atas laut, yang menjadi

alternatif sebagai rumah tinggal atau hunian. Kegiatan ini berlangsung

terus menerus dan turun temurun, dimana masyarakat yang tinggal

pada kawasan tersebut sebagian besar berprofesi sebagai nelayan,

hingga mereka memandang bahwa hunian tersebut dapat menunjang

mata pencahariannya dalam mencari ikan dilaut.

Page 10: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

Penguasaan masyarakat pada kawasan laut tersebut khususnya

pada tanah yang digenangi air laut untuk tiang penyangga rumah

semakin hari semakin bertambah, seiring berjalannya waktu dan

tuntutan akan pemenuhan ruang untuk bertempat tinggal, hingga

menjadi suatu kawasan yang tertata rapi dan sistematis serta

terorganisasi. Hal ini menjadi permasalahan baru ketika pemerintah

berkeinginan untuk mengatur lebih lanjut mengenai kawasan tersebut,

agar kawasan yang semula berkembang tidak terarah, menjadi kawasan

yang tertata dan teratur dalam arti pengendalian pertumbuhan dan

penguasaan atas laut tersebut agar menjadi hunian yang terkendali dan

berwawasan lingkungan.

Kebijaksanaan pembangunan dengan wawasan lingkungan hidupperlu diusahakan demi perluasan dimensi pembangunan itu sendiri.Pembangunan bukan hanya penting untuk meningkatkan taraf hidupdalam arti material, melainkan juga dalam rangka meningkatkanmutu kehidupan yang hakiki. Lagipula peningkatan mutu kehidupanjuga akan lebih berarti bagi masyarakat apabila pola pembangunanyang dilaksanakan berhasil membuka kemungkinan bagi setiaporang untuk mengadakan pilihan antara berbagai ragam kegiatanhidup. (Moh. Soerjani, Rofiq Ahmadi, Rozy Munir 1999)

Permasalahan yang ada adalah upaya pemerintah untuk mengatur

kawasan tersebut menjadi kawasan yang berwawasan lingkungan

belum mempunyai perangkat hukum yang cukup, dalam hal ini adalah

peraturan yang mengatur lebih lanjut tentang kawasan hunian atas air

tersebut, terutama perangkat peraturan yang mengenai pengaturan

Page 11: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

penguasaan tanah yang dibawah air laut sebagai penyangga hunian

untuk tempat tinggal. Belum adanya pengaturan tersebut menyebabkan

banyak terjadi pertumbuhan pemukiman yang tidak terarah dan kurang

tertata yang dilakukan masyarakat. Selain itu pranata hukum pertanahan

kita belum secara nyata mengatur mengenai penguasaan atas dasar

laut, hal ini menjadi suatu kebutuhan akan pengaturan mengenai objek

tersebut karena seperti kita ketahui penguasaan atas dasar laut terdapat

pada hampir setiap daerah yang memiliki potensi laut dan sungai.

Penataan penguasaan kawasan atas laut untuk rumah tinggal juga

mempunyai implikasi terhadap lahirnya suatu hak baru yang perlu

dijadikan perhatian serta pemikiran untuk mengatur mengenai

penguasaannya.

Kebutuhan akan lahirnya perangkat peraturan yang mengatur

mengenai penguasaan tersebut, tentu saja tidak boleh bertentangan

dengan peraturan yang telah ada dan peraturan yang lebih tinggi. Maka

berbagai peraturan yang terkait termasuk menjadi pertimbangan dalam

lahirnya suatu kebijakan dan pemikiran kedepan dalam penguasaan

tanah dibawah laut untuk rumah tinggal nantinya.

Melihat hal diatas, maka dipandang perlu untuk mencoba mengkaji

lebih jauh mengenai upaya yang dapat dijadikan sebagai bahan bagi

penyusunan perangkat peraturan yang mengatur mengenai penguasaan

Page 12: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

kawasan atas laut sebagai tempat tinggal, agar penguasaan yang ada

dan yang akan ada menjadi jelas status hukumnya serta memberikan

keleluasaan bagi masyarakat untuk menggunakan, sekaligus bagi

pemerintah untuk mengatur dan menata kawasan tersebut.

Dari permasalahan diatas maka penulis menganggap perlu untuk

mencoba mengkaji lebih lanjut mengenai instrumen dari perangkat

peraturan yang relevan yang mengatur mengenai penguasaan

dimaksud, sehingga penulis mengangkat judul "PENATAAN

PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK RUMAH TINGGAL"

studi kasus Kelurahan Bontang Kuala Kecamatan Bontang Utara Kota

Bontang Provinsi Kalimantan Timur.

B. Perumusan masalah

Dari uraian diatas maka penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Apakah diperlukan perangkat peraturan mengenai penataan

penguasaan kawasan atas laut untuk rumah tinggal di Kelurahan

Bontang Kuala Kecamatan Bontang Utara Kota Bontang Provinsi

Kalimantan Timur?

2. Apakah diperlukan pemberian hak tertentu pada penguasaan

tersebut baai kawasan hunian atas laut khususnva di Kelurahan

Page 13: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

Bontang Kuala Kecamatan Bontang Utara Kota Bontang Provinsi

Kalimantan Timur?

3. Apakah diperlukan pembatasan penguasaan pada kawasan atas

laut untuk rumah tinggal di Kelurahan Bontang Kuala Kecamatan

Bontang Utara Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur?

C. Pembatasan Masalah

Agar penulisan ini menjadi terfokus maka penulis membatasi atau

mengkhususkan pada permasalahan penataan penguasaan kawasan

atas laut untuk rumah tinggal di Kelurahan Bontang Kuala Kecamatan

Bontang Utara Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur.

D. Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

a. Untuk menelaah perangkat peraturan yang bisa diterapkan

pada penataan penguasaan kawasan atas laut untuk rumah

tinggal khususnya di Kelurahan Bontang Kuala Kecamatan

Bontang Utara Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur.

b. Untuk menelaah kemungkinan pemberian hak tertentu yang

sesuai kepada para penghuni dikawasan laut tersebut, melihat

Page 14: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

relevansinya dengan UUPA dan peraturan lainnya yang

berhubungan.

2. Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

bagi penulis mengenai pengendalian penguasaan kawasan

hunian atas laut.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, khususnya bidang hak hak atas tanah.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan

masukan bagi pemerintah khususnya Kota Bontang dalam

mengendalikan kawasan hunian atas laut tersebut agar

terkendali dan berwawasan lingkungan.

d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

referensi bagi penelitian yang serupa.

Page 15: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

BAB VI

PENUTUP

106

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian penataan penguasaan kawasan atas laut untukrumah tinggal di kelurahan Bontang Kuala Kecamatan Bvontang Utara

Kota Bontang, maka dapat dibuat kesimpulan :

Dalam menata penguasaan kawasan atas laut yang dilakukan oleh

masyarakat untuk rumah tinggal, memerlukan pengaturan sertapenataan yang jelas dan tegas agar dapat terkendali danberwawasan lingkungan. Hal itu juga untuk menghindari terjadinya

konflik antara masyarakat dan masyarakat dengan pemerintah juga

untuk menjaga kondisi lingkungan agar tetap terlindungi.

Agar terdapat kejelasan antara hak dan kewajiban masyarakatserta pemerintah dalam kawasan atas laut, diperlukan pemberianhak yang lebih formil dalam pemilikan bangunan oleh masyarakat.Jenis hak yang sesuai dengan kondisi serta kepentingan yang ada

diwilayah tersebut adalah pemberian Hak Pakai berjangka waktu

diatas tanah negara. Dengan pemberian hak pakai maka

masyarakat mempunyai perlindungan hukum terhadap hak-

1.

Page 16: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

107

haknya, selain itu pemerintah mempunyai kewenangan serta tetap

dapat mengendalikan penguasaan rumah tinggal diatas laut

dengan pemberian hak berjangka waktu.

3. Dalam pemberian hak pakai, diperlukan pembatasan-pembatasan

lebih lanjut karena kawasan yang digunakan rawan terhadap

kerusakan lingkungan. Pembatasan tersebut dapat dituangkan

dalam peraturan yang lebih lanjut agar upaya perlindungan

terhadap lingkungan tetap diperhatikan oleh masyarakat. Upaya

menuangkan pembatasan yang diperlukan dapat dituangkan dalam

bentuk Peraturan Daerah (Perda) yang selanjutnya ditindak lanjuti

dengan Surat Keputusan Walikota (SK Walikota) sebagai peraturan

pelaksanaan lebih lanjut dari Perda.

1. Surat Keputusan Walikota yang akan dikeluarkan yang mengatur

mengenai kawasan atas laut tersebut, belum cukup bila

dibandingkan dengan materi yang akan diatur serta ditangani.

Perlu dituangkan dalam peraturan lebih tinggi yaitu peraturan

setingkat Peraturan Daerah (Perda), agar materi materi yang akan

diatur dapat lebih komprehensif dan lebih kuat karena melibatkan

pihak DPRD sebagai perwakilan dari masyarakat daerah.

3. Perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya

menjaga kondisi lingkungan dalam pemanfaatan kawasan atas laut

Page 17: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

108

untuk rumah tinggal. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran

juga diperlukan dalam setiap perbuatan dan peristiwa hukum yang

dilakukan.

Saran-saran

Perlu peraturan yang lebih tinggi secara jelas dan tegas dalam

pemanfaatan kawasan atas laut untuk rumah tinggal agar

Pemerintah Daerah yang memiliki kawasan serupa mempunyai

arah dan gerak yang jelas dalam menata dan mengendalikan

penguasaan yang dilakukan oleh masyarakat.

Kebijakan yang akan dilahirkan tersebut, hendaknya tetap

menghormati hak hak masyarakat yang telah ada dan tetap

menjadikan kelestarian lingkungan hidup sebagai bagian yang

harus diperhatikan dalam penyusunan kebijakan.

Untuk menyerap berbagai aspirasi masyarakat dan hambatan serta

harapan yang dinginkan masyarakat, dalam menyusun kebijakan

daerah agar melibatkan peran serta masyarakat dalam

penyusunan kebijakan tersebut.

Pemerintah Daerah agar dapat lebih berperan aktif untuk mendata

serta mengadministrasikan setiap perbuatan hukum dan peristiwa

Page 18: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

109

hukum yang dilakukan oleh masyarakat terhadap hak-hak atas

bangunan-bangunan rumah tinggal yang dimiliki.

Perlu sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang

pentingnya menjaga kualitas lingkungan agar selain memenuhii

kebutuhan untuk rumah tinggal juga tetap memperhatikan kondisi

lingkungan, soaialisasi dan penyuluhan juga diperlukan dalam

menjelaskan mengenai aspek perbuatan serta peristiwa hukum

yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.

Page 19: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

110

Daftar Pustaka

1. Dianto Bachriadi, Erpan Faryadi, Dan Bonnie Setiawan (1997)

Reformasi Agraria Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia

2. Hadi Sabari Yunus (2002) Struktur Tata Ruana Kota. Pustaka

Pelajar

3. Harsono, Boedi (2002) Hukum Agraria Indonesia Djambatan

4. Harsono, Boedi (2003) Menuiu penvemournaan Hukum Tanah

Nasional. Universitas Tri Sakti

5. Herman Soesangobeng, (2002) Sinkronisasi Peraturan

Perundang JjnHanggn mengenai Sumber Dava Alam,

Makalah pada Seminar Nasional Pembaruan Agraria.

Yogyakarta.

6. Irawan Soejito (1989) Tehnik membuat Peraturan Daerah Bina

Aksara

7. J. Kaloh (2002) Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Rineka Cipta

8. Kartini Muljadi, Gunawan Widjaja (2004) Hak-Hak Atas Tanah

Kencana

Page 20: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

Ill

9. Moh. Soerjani, Rofiq Ahmadi, dan Rozy munir (1999)

Lingkungan : Sumberdaya alam dan kependudukan dalam

pembangunan Jakarta

10. Richard E. Palmer, (2003) Hermeneutika (teori baru mengenai

Interpretasi) Pustaka Pelajar. Jakarta

11. Rusmadi Murad (1991) Penyelesaian Sengketa Hukum Atas

Tanah, Alumni

12. Rokhmin Dahuri, Jacub Rais, Sapta Putra Ginting, M. J. Sitepu

(1996) Pengelolaan sumber daya wilavah pesisir dan

lautan secara terpadu Pradnya Paramitha

13. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (2003). Pedoman

Penulisan Proposal Penelitian dan Skripsi Pada Sekolah

Tinggi Pertanahan Nasional (tidak dipublikasikan)

Yogyakarta

14. Tim Kajian Kadaster Kelautan, Direktorat Pengukuran dan

Pemetaan BPN Paper Bahan Diskusi tentang Kadaster

Kelautan I di Indonesia (tidak dipublikasikan), Jakarta

15. Yando Zakaria dkk (2001) Mensiasati Otonomi Daerah Demi

Pembaharuan Agraria, Lapera

Page 21: PENATAAN PENGUASAAN KAWASAN ATAS LAUT UNTUK

112

Daftar Peraturan

1. Undang Undang No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok Pokok Agraria

2. Undang Undang No.24 tahun 1992 tentang penataan ruang.

3. Undang Undang No. 4 th 1992 tentang perumahan dan

pemukiman

4. TAP MPR No. IX/MPR/2001 tentang pembaruan agraria dan

pengelolaan sumber daya alam

5. PP No. 19 th 1999 tentang pengendalian pencemaran dan /

atau kerusakan laut.

6. PP No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan

kewenangan propinsi sebagai daerah otonomi

7. Keputusan Presiden No 34 tahun 2003 tentang Kebijakan

Nasional dibidang pertanahan

7. PP No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan

kewenangan propinsi sebagai daerah otonomi