Penataan lingkungan pemukiman sedulur sikep dengan memperhatikan perubahan
-
Upload
banar -
Category
News & Politics
-
view
1.245 -
download
6
description
Transcript of Penataan lingkungan pemukiman sedulur sikep dengan memperhatikan perubahan
PADA PERMUKIMAN SEDULUR SIKEP DI DESA KLOPODUWUR KECAMATAN BANJAREJO
KABUPATEN BLORA
PERILAKU TRADISIONALMASYARAKAT SEDULUR SIKEP DI DESA KLOPODUWUR KEC.
BANJAREJO KAB. BLORA
PERILAKU TRADISIONALPLUS
KETAHANAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
POLA PENATAAN PEMUKIMAN SEDULUR SIKEP DI DESA KLOPODUWUR KECAMATAN BANJAREJO
KABUPATEN BLORA
PERLU MEMPERHATIKAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
A. KONDISI UMUM KABUPATEN BLORA
1. Letak Geografis dan Administrasi
Secara geografis Kabupaten Blora terletak di antara 111°016' s/d111°338' Bujur Timur dan diantara 6°528' s/d 7°248' Lintang Selatan.Secara astronomis, Kabupaten Blora terletak di antara 111°016' s/d111°338' Bujur Timur dan diantara 6°528' s/d 7°248' Lintang Selatan.
2. Topografi
Ditinjau dari ketinggiannya Kabupaten Blora terbagi dalam tiga bagianyaitu:
Ketinggian 25 - 40 m dari permukaan laut, terdapat di daerah Kradenan,Kedungtuban dan Cepu.
Ketinggian 40 - 100 m dari permukaan air laut, terdapat di daerah Jati,Randublatung, Kradenan, Kedungtuban, Cepu, Sambong, Jiken, Jepon,Blora, Tunjugan , Banjarejo, Japah, Ngawen, Kunduran dan Todanan.
Ketinggian 100 - 500 m dari permukaan air laut, terdapat di derah Jati,Randublatung Kradenan, Kedungtuban, Sambong, Jiken, Bogorejo,Tunjungan, Japah , Ngawen, Kunduran , dan Todanan
3. Jenis Tanah
Berdasarkan teksturnya tanah di Kabupaten Blora dibedakan menjadihalus, sedang, dan kasar. Komposisi terbesar adalah tekstur sedang yaituseluas 152.626,44 Ha (84,10%), kemudian tekstur halus 28.480,36 Ha(15,39%), sedangkan untuk tekstur kasar hanya seluas 952,00 Ha (0,15%)dan terdapat di Kecamatan Todanan. JenisTanah Kabupaten Blora:
Tanah Grumosol (56,00%)
Tanah Mediteran (39,00%)
Tanah Alluvial (5,00%)
4. Hidrologi
Wilayah Kabupaten Blora termasuk dalam wilayah aliran Daerah AliranSungai (DAS) Jratun Seluna, sub DAS Lusi dan Sub DAS Juana serta DASBengawan Solo. Sub DAS Lusi meliputi Kecamatan Blora, Tunjungan,Banjarejo, Jepon, Jiken, Ngawen, Kunduran danTodanan bagian selatan.Sub DAS Juana meliputi Kecamatan Todanan bagian Utara.Sedangkan DASBengawan solo meliputi Kecamatan sambong, Cepu, Kedungtuban,Kradenan, Randublatung dan Jati.
5. Klimatologi
Banyaknya hari hujan di Kabupaten Blora selama tahun 2007 relatif lebihrendah dibanding dengan tahun sebelumnya. Sedang hari hujan terbanyaktercatat pada bulan Desember kemudian April masing-masing 19 hari dan13 hari dalam sebulan
6. Kemampuan Tanah
Jenis tanah yang ada di Kabupaten Blora terdiri dari Grumosol, Aluvial, danMediteran. Adapun lokasi persebarannya adalah Tanah Aluvial, TanahGrumosol dan Tanah Mediteran.
7. Penggunaan Lahan
Kabupaten Blora dengan luas wilayah 182.059,797 Ha, terbesarpenggunaan arealnya adalah sebagai hutan yang meliputi hutan negara danhutan rakyat, yakni 90.416,52 Ha, tanah sawah 46.104,869 Ha dan sisanyasebesar 45.538,408 Ha digunakan sebagai pekarangan, tegalan, waduk,perkebunan rakyat dan lain-lain..
B. KONDISI UMUM DESA KLOPODUWUR
Kondisi Geografis :
Luas wilayah : 5.877,05 ha
Jumlah Dusun : 6
Batas Wilayah :
Utara : Desa Gedongsari
Selatan : Desa Semanggi
Barat : Desa Sumberagung
Timur : Desa Jepangrejo
Klimatologi :
Suhu : 27-35 oC
Curah Hujan : 2010/3000 mm
Luas lahan pertanian :
Sawah tadah hujan : 187,213 ha
Hutan yang ditanami rakyat : 80 ha
Luas lahan permukiman : 39 ha
Kondisi Sosial :
Jumlah penduduk : 5.031 jiwa
Jumlah KK : 1.258 KK
Jumlah laki-laki : 1246 jiwa
0-15 th : 313 jiwa
16-55 th : 843 jiwa
diatas 55 th : 90 jiwa
Jumlah perempuan : 1229 jiwa
0-15 th : 300 jiwa
16-55 th : 842 jiwa
diatas 55 th : 87 jiwa
Kesejahteraan sosial :
Jumlah KK Prasejahtera : 211Jumlah KK Sejahtera : 100Jumlah KK Kaya : 10Jumlah KK Sedang : 200Jumlah KK Miskin : 263
Mata Pencaharian :
Buruh Tani ; 423
Petani : 100
Pedagang : 54
Tukang Kayu : 25
Tukang Batu : 57
Penjahit : 15
PNS : 7
Pensiunan : 7
TNI / Polri : 1
Perangkat desa : 9
Dilihat dari kondisi kesejahteraan sosialnya makaDesa Klopoduwur termasuk Desa Tertinggal, dengan
jumlah KK Prasejahtera dan Miskin adalah 474 KK atau 60% dari KK yang ada
(sumber : RPJMDes Tahun 2010-2015
Desa Klopoduwur)
C. MASYARAKAT SEDULUR SIKEP SEBAGAI BAGIAN DARIMASYARAKAT DESA KLOPODUWUR
1. PERILAKU TRADISIONAL SEDULUR SIKEP
2. PERUBAHAN IKLIM DAN AKIBATNYA TERHADAP PERILAKUTRADISIONAL SEDULUR SIKEP
3. PERAN PEMERINTAH MEMBANTU SEDULUR SIKEP MENGHADAPIPERUBAHAN IKLIM
4. PERILAKU TRADISIONAL PLUS KETAHANAN MENGHADAPIPERUBAHAN IKLIM
1. PERILAKU TRADISIONAL SEDULUR SIKEP
Ajaran Samin :
a. Ajaran Samin (Saminisme) disebarkan oleh SaminSurosentiko (1859-1914) sebagai konsep penolakanterhadap penjajahan Belanda.
b. Bentuk penolakannya adalah perlawanan tanpa kekerasandengan mengutamakan 4 hal dalam hubunganbermasyarakat : Keseimbangan, Harmoni, Kesetaraan danKeadilan.
c. Wujud penolakannya adalah gerakan tidak membayarpajak penjajah, tidak menyumbangkan tenaga untukpemerintah kolonial dan menentang peraturan agrariakolonial.
Istilah “Samin” dan “Sikep“
• Istilah “samin” berarti mengakui kesamaan kedudukansemua orang (bs. Jw : sami). Istilah ini mengandungpenghayatan bahwa semua makhluk hidup, baik manusia,tumbuhan, binatang dan ciptaan lain adalah saudarasehingga harus diperlakukan dengan baik;
• Istilah “sikep” artinya “kawin”. Penghayatan terhadapistilah ini adalah bahwa semua orang memiliki tanggungjawab. Kawin dipahami sebagai wujud tanggung jawab.Sikap tanggung jawab ini selain terhadap keluarga jugaterhadap lingkungan baik manusia maupun ciptaan lain.
Walaupun setelah penjajahan berakhir para sedulur sikepmenyatakan perlawanannya juga berakhir, tetapi polaperilaku perlawanannya beberapa masih terbawa antaralain menolak perdagangan yang dianggap mengandungunsur ketidakjujuran.
Perilaku terhadap lingkungan :
a. Memanfaatkan alam apa adanya, secukupnya dan tidakmengeksploitasi, sesuai sikap yang apa adanya, tidakberlebihan dan sederhana.
b. Berdasarkan pada musim hujan dan kemarau dalammenentukan jenis tanaman dan mengolah tanah.
2. PERUBAHAN IKLIM DAN AKIBATNYA TERHADAPPERILAKU TRADISIONAL SEDULUR SIKEP :
a. Karena bergantung pada hasil hutan dan pertanian apaadanya tanpa pengolahan yang baik maka sedulur sikepkurang mampu mengadaptasi perubahan iklim yangberpengaruh pada hutan dan hasil pertanian.
b. Fasilitas pemukiman seperti MCK dan drainase lingkunganyang kurang dikenal dapat mempengaruhi kesehatanmasyarakat setempat.
3. PERAN PEMERINTAH MEMBANTU SEDULURSIKEP MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM :
a. Membentuk lembaga masyarakat untuk pengelolaanlingkungan antara lain membantu masyarakat untukbekerja sama dengan Perhutani dalam pengelolaan hutan;
• Desa Klopoduwur bersama Perum Perhutani telahmembentuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan “WargoMulyo” yang kelembagaannya telah disahkan denganakta pendirian dari Notaris Elizabeth Estiningsih, S.H,nomor 135 tanggal 29 Agustus 2005 denganmelibatkan tokoh masyarakat sedulur sikep sebagaipenasihat;
b. Membantu penyediaan MCK di beberapa titik di areapemukiman;
• Pada beberapa titik di pemukiman warga telahdibangun fasilitas MCK yang dapat digunakan olehbeberapa keluarga.
c. Menyediakan sumur di area pemukiman;
• Untuk membantu penduduk memperoleh sumber airbersih baik untuk konsumsi, MCK maupun pengairanlahan, telah dibangun beberapa sumur di sekitarpemukiman warga sedulur sikep;
d. Memperbaiki drainase lingkungan serta perkerasan jalan;
• Untuk menghindari penyakit akibat air yangmenggenang di pemukiman maka telah dibangunperkerasan jalan beserta drainase di sekitar rumahmasyarakat sedulur sikep.
d. Mengajak masyarakat sedulur sikep untuk terbuka padamasyarakat luar sekaligus tetap mempertahankan polaperilaku tradisional;
• Pemerintah Daerah telah berhasil membujukmasyarakat sedulur sikep untuk menerimapembangunan jalan menuju permukiman mereka;
• Pemerintah telah berhasil membujuk masyarakatsedulur sikep untuk menerima program bantuanpemugaran rumah dari pemerintah demimewujudkan rumah yang sehat;
4. PERILAKU TRADISIONAL PLUS KETAHANAN MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
a. Mau menggunakan MCK;
b. Mau bekerjasama dengan Perhutani untuk mengelolahutan;
c. Mengolah lahan lebih modern dengan menggunakan traktordan pupuk organik serta membentuk kelompok tani.
d. Masyarakat sedulur sikep menerima fasilitas BalaiPertemuan yang dapat mendukung perilaku tradisionaluntuk bermusyawarah.