PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama...

25
BUKU PEDOMAN PENANGGULANGAN KORBAN diterbitkan oleh MARKAS BESAR PALANG MERAH INDONESIA thn. 1984.

Transcript of PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama...

Page 1: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

B U K U P E D O M A N

PENANGGULANGAN KORBAN

diterbitkan oleh MARKAS BESAR

PALANG MERAH INDONESIA thn. 1984.

Page 2: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

1

K A T A P E N G A N T A R

Buku Pedoman Bencana Alam terbitan MB.PM I thn. 1984 ini, merupakan hasil tinjauan terhadap Buku Pedoman Bencana Alam terbitan MB. PM1 thn. 1972.

Dalam Buku Pedoman Bencanaa Alam terbitan thn. 1984 ini terdapat perubahan dalam penempatan Bab dan pasal-pasal. sistimatika yang lebih disederhanakan, disamping penyesuaian istilah-istilah, bahasa atau susunan kalimat-kalimat yang dianggap lebilt serasi dengan kelaziman yang dipergunakan pada dewasa ini. Namun demikian pokok - isi serta maksud dan tujuannya dibanding dengan Buku Pedoman terbitan thn. 1972, pada dasamya masih tetap sama. Hal tersebut sesuai keputusan yang telah digariskan dalam Mukernas PMI thn. 1983.

Semoga Buku Pedoman Bencana Alam terbitan baru ini dapat diterima dengan baik oleh semua pimpinan/petugas dan semua unsur PMI ditingkat Pusat. Daerah dan Cabang-Cabang, untuk kemudian dipergunakan sebagai landasan - dasar dalam menjalankan tugas diwaktu teijadinya bencana-bencana alam.

Akhirul kata, dalam masalah penanggulangan bencana alam agar semua pimpinan maupun para petugas PMI tidak melupakan kerja sama yang teratur dengan fihak Pemerintah disegala tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah para pimpinan dan khususnya para tenaga lapangan PMI memaklumi dan mempelajari Keputusan Presiden R.I. No. 28 tentang tugas Bakornas PBA/Satkorlak PBA.

Jakarta 17 September 1984.

PENGURUS PUSAT

PALANG MERAH INDONESIA

Page 3: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

2

D A F T A R I SI

BAB U R A I A N HALAMAN

I. PENDAHULUAN.Tujuan, tugas PMI, landasan, definisi bencana alam, penggo-longan bencana alam, dan prinsip-prinsip bantuan Palang Merah.................. 3 — 6

II. POLA KEBIJAKSANAAN.

Kesiap-siagaan, desentralisasi kewajiban dan wewenang, dekonstrasi logistik, pemberian bantuan, kordinasi dankeijasama ............................................................................................................ 6 — 7

III. PERENCANAAN.

Organisasi, tenaga, fasilitas, perbekalan dan angkutan, survai, pertolongan, pengungsian, penampungan darurat, bantuan pangan, bantuan sandang, hubungan masyarakat, bantuandan tanggung jawab administrasi, la p o ra n ....................................................... 8 — 18

IV. PELAKSANAAN.

Pengurus Cabang, Pengurus Daerah dan Pengurus P u s a t ............................... 18 —21

V. PETUNJUK PELAKSANAAN.

Usaha kesiap-siagaan, waktu b en can a ........................................................... 21 — 24

VI. P E N U T U P ......................................................................................................... / . . . 24»i-

Page 4: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

3

BAB IP E N D A H U L U A N

1. T U J U A N : a. Tujuan Buku Pedoman ini dimaksudkan sebagai pegangandasar bagi Palang Merah Indonesia Pusat, Daerah, Cabang, Ranting dan unsur-unsur pimpinan Pelaksana disemua tingkatan agar supaya pelaksanaan tugas dan kewajiban- nya berdasarkan pola kebijaksanaan yang seragam.

b. Instruksi-instruksi dan petunjuk-petunjuk sebagai pegang-*■ an didalam menghadapi bencana alam sudah banyak di-

berikan, akan tetapi dirasakan perlu adanya suatu buku • Pedoman yang memuat segala permasalahan yang diang-

gap penting dan lebih mendasar.

c. League of Red Cross Societies (LRCS) sudah menerbitkan sebuah ’’Disaster Relief Hanbook”, akan tetapi untuk penggunaan di Indonesia, terutama oleh Cabang-cabang

4 Handbook ini perlu disesuaikan dengan kondisi dansituasi yang khas Indonesia.LRCS menyadari hal ini dan menganjurkan agar supaya setiap Perhimpunan Palang Merah menyusun buku Pe­doman sendiri.

d. Dikarenakan jenis, bentuk dan sifat bencana alam di Indonesia sangat beraneka ragam, sehingga sulit untuk menentukan suatu teknik pengaturan yang tepat dan memadai bagi setiap kasus, maka penggunaan buku Pedoman ini supaya disesuaikan dengan kondisi dan situasi daripada tiap-tiap bencana alam yang terjadi.

2. T U G A S PMI Pasal 5 Anggaran Dasar PMI berbunyi, bahwa tujuan PMIadalah meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya.Dengan demikian tugas PMI luas sekali. Mengingat keadaan dan kemampuan, untuk sementara PMI harus membatasi diri dan menentukan target berdasarkan urutan prioritas. Salah satu target yang penting ialah turut membantu me­ringankan korban bencana alam.

Perlu ditegaskan disini, bahwa PMI dalam melakukan tugas- nya :

Page 5: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

4

3. L A N DA S A N

4. DEFINISI BENCANA ALAM

a. Terutama menghadapi manusia sebagai korban bencana alam.

b. memberikan bantuan pertama pada bencana alam, pada dasarnya tidak turut dibidang pencegahan dan rehabilitasi.

Disamping itu diakui, bahwa banyak lagi pihak-pihak lain yang mengeijakan hal yang sama.

Didalam melakukan tugasnya dibidang bencana alam, PMImenyandarkan did pada landasan hukum sebagai berikut :a. Keputusan Presiden RIS No. 25/1950, tentang penge-

sahan dan pengakuan berdirinya Perhimpunan PMI;

b. Anggaran Dasar PMI, terutama Bab II pasal-pasal 2,4 dan 5 ;

c. Anggaran Rumah Tangga PMI, terutama Bab III pasal 3 dan 4;

d. Keputusan Presiden RI No. 28 tahun 1979 tentang pembentukan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Alam (BAKORNAS PBA).

e. Peraturan Menteri Kesehatan No. 23/Birhup/1972 tentang kegiatan Palang Merah dibidang kesehatan.

Pada dasarnya dipergunakan definisi League of Red Cross Societies (LRCS) didalam ’’Red Cross Disaster Handbook” , yang bunyinya dalam bahasa Inggris sebagai berikut :”A natural disaster is a catastrophic situation, in which

the day today to patterns of life are suddenly disrupted and people are plunged into helplessness an suffering, and as a result, need protection, food, clothing, shelter, medical car and other necessities of life.” .Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut : ’’Bencana alam adalah suatu situasi gawat, dimana kehidupan sehari-hari mendadak terganggu dan orang banyak terje- rumus kedalam keadaan tidak berdaya dan menderita, dan sebagai akibat daripadanya memerlukan perlindungan, makanan, pakaian, pemondokan, pengobatan dan lain- lain kebutuhan hidup” .

Page 6: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

5

5. PENGGOLONGAN : BENCANA ALAM

6. PRINSIP-PRINSIP BANTU AN PALANG MERAH.

Bencana alam dapat digolongkan sebagai berikut :a. Bencana alam ringanb. Bencana alam sedang.c. Bencana alam berat.

Kriteria yang dipergunakan bagi penggolongan ini ialah sebagai berikut :

a. Bencana alam ringan ialah bencana yang dapat dihadapi oleh Cabang yang bersangkutan itu sendiri tanpa membu- tuhkan bantuan Daerah dan atau Cabang-cabang lain.

b. Bencana alam sedang ialah bencana alam yang tidak cukup hanya dihadapi oleh Cabang yang bersangkutan itu sendiri, melainkan membutuhkan bantuan Daerah dan atau Cabang- cabang lain terutama Cabang tetangga.

c. Bencana alam berat ialah bencana alam yang tidak dapat dihadapi hanya oleh Cabang ybs. itu sendiri maupun dengan tambahan bantuan Daerah/Cabang-cabang lain, sehingga membutuhkan bantuan Pusat secara khusus. Bahkan apabila keadaannya berat sekali, maka bencana alam itu harus dihadapi dengan minta bantuan dari luar.

Didalam Red Cross Disaster Handbook dicantumkan prin- sip-prinsip Palang Merah dalam memberikan bantuan kepa- da para korban, yang sebagian besar dapat berlaku bagi PMI dan bunyinya sebagai berikut :

a. Didalam usaha untuk menghindarkan dan meringankan penderitaan manusia, Palang Merah menganggap sebagai tugasnya yang besar untuk membantu korban bencana.

b. Adalah kewajiban Palang Merah untuk mempersiapkan diri guna memberikan bantuan apabila teijadi suatu bencana.

c. Usaha menghindarkan bencana, pemberian bantuan ke- pada para korban dan pemulihan, pertama-tama dan terutama adalah tanggung jawab Pemerintah. Pada dasar- nya bantuan-bantuan Palang Merah bersifat tambahan

Page 7: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

6

dan melengkapi serta diberikan didalam tahap bantuan darurat.Akan tetapi apabila keadaan mengharuskan dan sumber- sumber serta kemampuan Palang Merah teijamin, Palang Merah dapat memberikan bantuan untuk jangka waktu yang lebih panjang.

d. Bantuan Palang Merah kepada para korban diberikan dengan cuma-cuma tanpa memungut bayaran apapun juga dan tanpa membedakan kebangsaan, kesukuan, agama, tingkat sosial dan paham politik dari pada para korban.

BAB IIPOLA KEBLJAKSANAAN

Untuk pemberian bantuan kepada korban-korban bencana alam ditetapkan pola kebijak- sanaan dasar yang berlaku- secara umum bagi Palang Merah yaitu :

KESIAP-SIAGAAN Bencana alam biasanya sukar atau bahkan tidak dapat dike- tahui kapan dan ditempat mana akan teijadi, sekalipun Lembaga Meteorologi dan Ge.ofisika serta Jawatan Vulkano- logi dapat memberikan ramalan. Oleh karena itu PMI harus selalu bersiap-siap, mengingat bahwa bantuan harus diberi­kan secara cepat dan tepat.

Untuk kesiap-siagaan diperlukan :a. organisasi yang memadai disegala tingkat ;b. pimpinan yang baik ;c. perencanaan yang matang ;d. logistik dan dana yang memadai;e. tenaga pelaksana yang terlatih dan berpengalaman.

DESENTRALISASI KEWAJIBAN DAN WEWENANG

Berhubung dengan keadaan geografi negara kita dan alat alat pengangkutan serta perhubungan yang masih kurang, perlu diadakan desentralisasi dengan memberikan kewajiban dan wewenang yang cukup luas kepada Cabang serta Daerah agar supaya mereka dapat segera bertindak dan tidak perlu menunggu instruksi serta petunjuk dari Pusat.

Dengan demikian tidak perlu tiap kali ada bencana alam, Pusat mengirim tim survai atau tim operasi. Hanya saja pada setiap kejadian cabang harus membuat laporan sesuai dengan tata cara yang berlaku.

Page 8: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

7

3. DEKONSENTRASI LOGISTIK

4. PEMBERIAN BANTUAN :

5. KOORDINASI DAN KERJASAMA

Hal yang sama seperti disebut pada butir 2 diatas mengharus- kan adanya dekonsentrasi logistik.Di Markas Besar persediaan hanya secara minimal, yaitu un- tuk dapat menghadapi bencana berat sampai diperoleh tambahan logistik baik dari dalam maupun dari luar negeri.

— Di Markas Daerah didirikan Disaster Preparedness Prog­ramme Warehousing System, agar supaya persediaan logistik serta alat-alat yang diperlukan dekat dengan daerah tempat teijadinya bencana, sehingga setiap saat siap-sedia dapat memenuhi permintaan Cabang-cabang yang membutuhkan bantuan.

— Di Markas Cabang perlu diadakannya persediaan logis­tik khususnya untuk dapat menghadapi bencana alam ringan.

a. Bantuan diberikan oleh petugas-petugas sukarela. Ketentuan ini sesuai dengan prinsip PMI sebagai suatu organisasi yang berdasarkan kesukarelaan.Dengan demikian setiap Cabang harus mempunyai tenaga sukarela yang cukup jumlah serta kwalitasnya.

b. Pada dasarnya para petugas pelaksana memberikan bantuan langsung kepada korban bencana alam.

a. Didalam melaksanakan tugasnya, PMI berada dibawah koordinasi Satkorlak PBA, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.PMI disetiap tingkat harus menjadi anggota yang effektif daripada badan-badan koordinasi relief yang dibentuk oleh Pemerintah misalnya SATKORLAK PBA sebagai- mana halnya Pusat menjadi anggota BAKORNAS PBA.

b. Keijasama yang harmonis dengan berbagai instansi Pemerintah/Swasta khususnya pada setiap teijadi benca­na alam, harus dilakukan sebaik-baiknya dengan tidak melupakan identitas dan segala peraturan yang berlaku dikalangan PMI sendiri.

Page 9: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

8

BAB IIIP E R E N C A N A A N

Perlu disusun suatu perencanaan yang baik mengenai pelak- sanaan bantuan yang meliputi dukungan logistik, pembiaya- an dan tenaga.Demikian pula perlu perencanaan yang lebih terperinci lagi mengenai :

— survai,— pemberitahuan/laporan yang cepat,— pertolongan pertama pada kecelakaan,— perhubungan/komunikasi,— hubungan keluarga,— pengungsian/penampung darurat/registrasi,— dapur uraum,— pertanggungan j awab administrasi,— laporan-laporan.

Rencana Pusat perlu disesuaikan dengan rencana Nasional, paling tidak dengan kebijaksanaan BAKORNAS PBA.Rencana Daerah perlu disesuaikan dengan rencana Pusat dan rencana Pemerintah Daerah dan atau kebijaksanaan SAT- KORLAK PBA Tk. I.Rencana Cabang disesuaikan dengan rencana Pusat, Daerah,Pemerintah setempat serta kebijaksanaan SATKORLAK PBA Tk. II.

1. ORGANISASI a. PUSATDitingkat Pusat yang menentukan kebijaksanaan dalam pemberian bantuan adalah Pengurus Pusat.

b. DAERAHPengurus Daerah bertugas mengkoordinasikan pemberian bantuan; tidak langsung menjadi pelaksana operasional. Daerah berkewajiban pula untuk memberikan bantuan kepada Cabang dalam hal bencana alam sedang atau berat.Dengan mempergunakan logistik dan peralatan yang ter- sedia di Warehouse DPP Daerah dapat membantu Cabang yang ditimpa bencana alam berat atau sedang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 10: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

9 \

2. T E N A G A

c. CABANGYang paling pertama harus menghadapi bencana alam adalah Cabang, karena Cabang merupakan tingkat orga- nisasi paling bawah dan mempunyai tugas serta wewe- nang operasional.Pengurus Cabang menentukan kebijaksanaan dan menga- wasi pelaksanaan pemberian bantuan.

Pemberian bantuan tidak dapat dilaksanakan tanpa tenaga yang cukup, dan tenaga ini pada dasarnya adalah tenaga sukarela.Sesuai dengan sifat sebagian besar bencana-bencana yang teijadi, perlu disusun suatu kelompok diantara tenaga-tenaga sukarela yang mampu melaksanakan tugas lapangan, siap sedia setiap saat, secara fisik memenuhi syarat dan dapat dipergunakan dalam jangka waktu tertentu. Tenaga yang demikian itu disebut Korp Sukarela (KSR).Perlu direncanakan pula program pendidikan dan latihan, oleh karena banyak segi pemberian bantuan yang membu- tuhkan keahklian, seperti antara lain PPPK.Disamping itu masih ada tenaga yang tergabung dalam Palang Merah Remaja, terutama kelompok Wira dan tenaga Sukarela PMI (TSR) yang dapat dikerahkan untuk melaksa­nakan tugas tugas kepalang merahan sesuai dengan kemam- puan dan kesempatan yang ada padanya.Apabila tenaga-tenaga sukarela PMI sendiri tidak mencukupi, melalui keijasama/pendekatan yang baik dapat meminjam tenaga-tenaga lain misalnya dari Depkes, Depsos, Pramuka dsb. Selama bertugas untuk PMI tenaga ini merupakan tenaga Sukarela langsung dibawah pengendalian dan panji-panji PMI.Kelompok-kelompok KSR yang dapat dimobilisasikan seti­ap saat ditugaskan sebagai satuan tugas guna menolong korban seperti misalnya dalam memberi pertolongan PPPK, menyelenggarakan transport orang sakit, mengadakan pos- pos PPPK, Dapur Umum, membantu pengungsian, penam- pungan darurat, dsb.Tugas-tugas yang tidak memerlukan suatu keakhlian tertentu dapat pula dilakukan oleh tenaga sukarela lainnya seperti misalnya pembagian barang relief, membantu pengangkutan logistik, menyelenggarakan registrasi para pengungsi, mem­bantu penyelenggaraan Dapur Umum dll.

Page 11: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

10

3. FASILITAS

4. PERBEKALAN DAN PENGANGKUTAN

Yang dimaksud dengan fasilitas disini ialah setiap alat atau jasa yang disediakan oleh pihak ketiga bagi Palang Merah untuk memungkinkan atau memudahkan bantuan kepada para korban.Fasilitas ini beraneka ragam, akan tetapi yang disebut disini hanyalah fasilitas transport dan komunikasi.Sebagai contoh, dibidang transport dapat disebut pesawat terbang, kereta api dan kendaraan lainnya.

Dinegara kita PJKA menyediakan reduksi bagi petugas- petugas PMI sebanyak 50% dari harga karcis. Fasilitas kenda­raan bermotor dapat disediakan oleh fihak Pemerintah, ABRI maupun Swasta.

a. Adanya persediaan logistik, peralatan dan kebutuhan lainnya di Markas Cabang, Markas Daerah dan Markas Besar memerlukan suatu tempat penyimpanan yang aman dan memenuhi syarat.Barang-barang tsb. harus disimpan secara teratur, disusun dengan baik dan dikelompokkan berdasarkan jenis dan bentuknya, misalnya :— barang-barang makanan dalam karung, kaleng dsb.— obat-obatan,— peralatan kedokteran,— alat-alat dapur umum,— alat-alat olah raga/rekreasi dan— alat-alat tulis menulis, dst.

Perhatikan benar-benar syarat-syarat penyimpanan dan kondisinya bagi tiap-tiap golongan/macam barang khususnya bagi barang makanan dan obat-obatan sede- mikian rupa agar mudah diperiksa dan diawasi untuk mencegah kerusakan dan agar segera dapat diketahui dengan mudah bila ada yang akan segera kadaluwarsa.

Administrasi gudang sebaiknya diserahkan kepada seo- rang tenaga tetap yang cukup-cakap dan ditugaskan kepadanya membuat kartu-kartu untuk semua jenis barang, agar keluar masuknya barang-barang setiap waktu dapat diketahui dan dapat dibuat laporan berkala dari stock barang yang tersedia.

Page 12: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

11

b. Persediaan barang-barang relief di Cabang pada umum- nya dapat dibagi untuk dua keperluan pokok, yaitu :1. Khusus diperuntukkan keperluan bencana alam.2. Untuk keperluan rutin.Seandainya terdapat barang-barang (terutama obat- obatan) yang sudah hampir kadaluwarsa dalam perse­diaan relief untuk bencana alam, dapat dipinjamkan dulu untuk keperluan rutin.

Pengurus Cabang barus merencanakan dan melakukan kebijaksanaan pemakaian barang-barang relief begitu rupa sehingga dalam keadaan normal terdapat persedia­an untuk jangka waktu yang layak.

Pengurus Cabang harus merencanakan sistim pengadaan alat-alat angkutan untuk mengangkut barang-barang relief, para korban, pengungsi dan para petugas bila sewaktu-waktu diperlukan khususnya dalam mengha- dapi bencana.

c. Pengurus Daerah selain mempunyai bufferstock/perse- diaan barang-barang relief, dibeberapa Depot Daerah tertentu dipusatkan suatu logistik khusus Bencana Alam.Peralatan yang ditempatkan di Depot Daerah ini adalah peralatan untuk Cabang yang belum mampu mengusaha- kannya atau dianggap tidak mutlak harus dimiliki oleh Cabang, berhubung pemakaiannya jarang sekali. Seperti misalnya perahu karet, perahu bermotor, generator listrik, alat-alat Dapur Umum, tenda-tenda dsb.

Peralatan tersebut, diharapkan dapat dipergunakan secara effisien oleh Cabang yang memerlukannya dan segera dikembalikan lagi setelah selesai digunakan.

Pemegang Depot Logistik harus menguasai keadaan logistik sepenuhnya dan berkewajiban membuat laporan teratur dan berkala tentang keadaan Depot Logistik ke Markas Besar, agar Markas Besar dapat merencanakan pembaharuan/penggantian stock.

Page 13: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

12

5. SURVAI

6. PERTOLONGAN

Penelitian adalah dasar dari pada setiap operasi relief. Sebaik- nya seorang anggota Pengurus Cabang duduk dalam tim Sur- vai yang dibentuk oleh Pemerintah untuk meneliti dan me- ngumpulkan data-data yang diperlukan segera setelah teijadi bencana.Data-data yang diperoleh harus disusun secara teratur, dalam jumlah-jumlah satuan yang riil sehingga memudahkan membuat rencana penanggulangannya.

Markas Besar telah membuat suatu blanko isian (formulir) untuk memudahkan Cabang-cabang melaporkan hasil survai- nya.

Ada dua macam formulir, yaitu laporan hasil survai I dan for­mulir laporan hasil survai II.Untuk menyelenggarakan pemberian pertolongan sebaik-ba- iknya kepada para korban bencana alam dan mencegah timbulnya akibat yang lebih fatal karena suatu kesalahan, kelalaian atau ketidak mahiran sipenolong, Pengurus Cabang perlu menyiapkan regu-regu penolong ini sebaik-baiknya dan direncanakan dengan matang.

Yang dimaksud dengan pertolongan disini ialah :a. Menyelamatkan mereka yang luka dan cedera dengan

pemberian PPPK oleh tenaga yang benar-benar akhli dan terlatih ditempat bencana atau pos-pos PPPK yang terdekat.

b. Mengadakan seleksi diantara yang luka-luka dan mengi- rim mereka yang paling parah secepat mungkin ke R.S. pada kesempatan pertama dan dengan kendaraan yang tersedia.

c. Turut membantu mengobati/merawat para korban yang *luka parah dalam Rumah Sakit-rumah sakit Darurat,apabila oleh satu sebab khusus tak dapat segera diadakan *

penampungan di RS—RS.Untuk pertolongan tersebut pada butir b dan c diatas, dibutuhkan tenaga-tenaga yang sudah mendapatkan pendidikan dan latihan yang intensip (KSR dan perawat). Sedangkan untuk (c) juga diperlukan dokter dan tenaga para medis yang pengarahannya dapat diatur lewat Bu- pati Kepala Daerah Tk. II selaku Ketua SATKORLAK PBA TK. II.

Page 14: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

13

7. PENGUNGSIAN

Untuk memperoleh tenaga yang trampil dan berkwali- tas perlu diadakan program pendidikan/latihan PPPK, PK bagi KSR dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya seperti, pekeija-pekeija pabrik, murid-murid sekolah, pramuka dsb.

1) merencanakan/mendirikan Pos PPPK.2) mempersiapkan peralatan PPPK.3) mempunyai daftar RS yang ada di wilayah keija

Cabang lengkap dengan fasilitas lainnya.

Bencana alam tertentu (banjir, gunung meletus, gempa bumi) umumnya dapat diperkirakan peningkatan baha- yanya, dan penduduk didaerah bahaya dapat diungsikan ketempat aman sebelum terjadi peningkatan bencana. Kewenangan untuk memerintahkan penduduk agar mengungsi ada pada pemerintah, dan PMI memberikan jasa-jasanya dalam pelaksanannya.Pelaksanaan pengungsian seharusnya diusahakan sebelum terjadinya peningkatan bencana.

Pengungsian ini diatur oleh Pemerintah setempat baik mengenai fasilitas transportasinya maupun mengenai penunjukan tempat-tempat guna penampungan semen- tara.

Didalam keadaan darurat-bencana kadang-kadang tidak cukup tenaga untuk dapat mengungsikan para korban bencana dengan cepat. Apalagi apabila tenaga yang terse- dia tidak memiliki pengetahuan sama sekali tentang cara cara mengungsikan orang orang yang pada umumnya sedang panik, yang sering sering ada pula sakit, hamil luka-luka, cedera dsb.

Oleh karena itu PMI perlu memiliki tenaga-tenaga suka- rela yang dibekali pengetahuan dan ketrampilan menge­nai pengungsian ini.Tenaga-tenaga tsb. sebaiknya terdiri dari anggota-ang- gota KSR sebagai tenaga inti disamping TSR dan ang- gota PMR dari kelompok Wira.

Page 15: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

14

8. PENAMPUNGAN DARURAT

Pada tahap pertama dan untuk sementara tempat penam- pungan ini dapat dilakukan dirumah-rumah sanak sau- dara, bangunan-bangunan umum seperti sekolah, masjid, gelanggang olah raga, balai desa, madrasah dsb.

Penunjukan/pengosongan bangunan-bangunan yang akan dipergunakan sebagai tempat penampungan sementara perlu diatur dengan Pemerintah/Satkorlak PBA Tk. II setempat.

Untuk keperluan penampungan ini ada baiknya apabila PMI dapat mengusahakan sumbangan-sumbangan logistik: tikar, balai-balai, selimut, veldbed, lampu patromak, sapu, sabun dsb. Ditempat penampungan ini perlu diper- hatikan kebutuhan air minum dan MCK serta dipelihara kebersihan lingkungannya.

Setibanya para korban ditempat penampungan harus segera diadakan registrasi oleh seorang petugas khusus. Untuk itu harus sudah tersedia kertas-kertas registrasi rangkap tiga.Satu copy sebagai tanda pengenal bagi sikorban ybs, satu copy ditahan ditempat registrasi dan aslinya disimpan di Markas Cabang.

Diusahakan agar penempatan para korban ditempat pe­nampungan sementara diatur sebagai berikut :— para korban dikelompokkan dalam kelompok ke-

luarga atau kerabat/tetangga terdekat untuk memu- dahkan pengawasan/pengamanan.

— pria dewasa terpisah dari tempat wanita dewasa.— para korban yang menderita sakit, tua/jompo dan

hamil diberikan tempat yang lebih khusus.

Sebagian besar dari pada bencana alam yang menyebab- kan sejumlah korban kehilangan harta bendanya dan harus meninggalkan tempat tinggalnya.Sebagai akibat dari padanya timbul keharusan untuk menyediakan tempat-tempat penampungan sebagai tem­pat sementara yang dianggap cukup aman dan jauh dari tempat bahaya.

Page 16: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

15

9. BANTU AN PANGAN : Dalam peristiwa-peristiwa bencana alam sering persedia-an makanan berikut alat-alat rumah tangga musnah atau hancur, sehingga para korban tidak memiliki lagi bahan makanan sama sekali dan ada kalanya bahan yang dapat diselamatkan tidak mungkin untuk dapat dimasak. Oleh karena itu pada hari-hari pertama mereka memer- lukan bantuan makanan.

Pemberian bantuan makanan ini dapat ditempuh dengan berbagai cara, antara lain :— mendirikan dapur umum.— mengusahakan sumbangan nasi bungkus.— memberikan bahan mentah kepada keluarga korban

terdekat yang tidak terkena bencana supaya mem- bantu memasak.

Kebutuhan makanan pokok yang paling utama adalah beras. Disamping itu secara minimal dibutuhkan pula bahan makanan yang cukup mengandung protein dan dapat disimpan lama, misalnya ikan asin. Susu bubuk yang harganya jauh lebih mahal, apabila dapat diusaha- kan dari sumbangan, dapat diberikan melalui dapur susu.

Penyelenggaraan dapur umum ini harus dibatasi hanya untuk beberapa hari saja. Oleh karena itu perlu diusa- hakan secepat mungkin para korban dapat memasak makanannya sendiri dengan mengusahakan bantuan alat-alat masak dan bahan bakar yang sangat diperlu- kan.

Apabila para korban bencana sudah dapat masak makan­annya sendiri, kepada mereka cukup diberikan bahan mentah secara teratur dan berkala. Untuk korban bencana alam ringan dan sedang pemberian bantuan pangan ini paling lama untuk dua minggu saja.

Dalam peristiwa bencana alam berat tidak ada pemba- tasan waktu, melainkan tergantung dari keadaan, kebu­tuhan dan kemampuan.

Kebutuhan akan bahan pangan ini diusahakan dari sum­bangan-sumbangan masyarakat, apabila tersedia dana hendaknya dibelikan bahan pangan dari pasaran lokal.

Page 17: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

16

Selain persediaan bahan makanan tahan lama, Cabang perlu memiliki peralatan untuk penyelenggaraan dapur uraum atau dapur lapangan.

10. BANTU AN SANDANG : Tidak pada setiap bencana alam para korban kehilangansemua pakaiannya, akan tetapi dalam keadaan tertentu kemungkinan itu dapat teijadi, misalnya pada bencana kebakaran dan banjir bandang.

Bantuan sandang yang diperlukan bagi para korban adalah berupa pakaian jadi, siap untuk dipakai baik baru maupun bekas.

Dalam pengadaan pakaian-pakaian ini, kecuali yang diperoleh dari sumbangan (biasanya pakaian bekas) dianjurkan agar mempunyai persediaan sandang yang serba-guna, misalnya sarung dan kaos oblong untuk dewasa dan anak-anak.

Penerangan yang baik merupakan unsur yang sangat penting bagi suksesnya suatu operasi. Petugas penerang­an PMI dalam keadaan bencana alam harus mampu menyebarluaskan segala keterangan yang diperlukan dengan ringkas dan jelas, terutama mengenai peranan PMI dalam melaksanakan misi kemanusiaannya dalam menolong para korban bencana.Disamping itu Petugas penerangan ini harus memiliki daya pesona, mampu membangkit kesadaran berkorban, mampu menarik simpati dan dukungan masyarakat luas, agar masyarakat dengan sukarela turut berpartisipasi dalam penanggulangan bencana tsb.

Didalam situasi gawat-bencana, Petugas Penerangan ini mampu pula memberikan penjelasan-penjelasan dan informasi-informasi kepada para korban, sehingga dapat mengurangi kegelisahan mereka.

Oleh karena itu adanya petugas-petugas penerangan yang cukup cakap (berbobot) diperlukan disemua tingkatan organisasi PMI baik di Pusat, Daerah maupun Cabang.

11. HUBUNGAN MASYARAKAT

Page 18: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

17

12. BANTU AN DAN TANGGUNG JAWAB ADMINISTRASI

Disamping tersedianya logistik, suatu operasi relief memerlukan biaya yang harus sudah tersedia sejak saat teijadinya bencana alam.Biaya tersebut harus direncanakan jauh sebelumnya, misalnya :

a. setiap tahun anggaran menyisihkan sekian prosen dari hasil Bulan Dana idengan ketentuan yang ada.

b. menggali sumber-sumber baru yang tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada.

c. menghimpun dana dari hasil appeal kepada masyarakat pada saat teijadinya bencana alam. Dalam hal ini media massa dapat diminta bantuannya untuk meng-appeal masyarakat.

Dalam bencana alam yang sangat berat, atas permintaan Pengurus Pusat, dapat diperoleh sumbangan-sumbangan dari Perhimpunan-perhimpunan Palang Merah diluar negeri melalui Liga Palang Merah, yang penggunaannya harus dipertanggung jawabkan oleh Pusat.

Untuk penetapan biaya operasi relief harus didasarkan pada suatu perkiraan kebutuhan masing-masing kegiat- an, Rencana Anggaran Belanja untuk keseluruhan dapat diperkirakan apabila telah diketahui jumlah orang yang akan cliberikan bantuan.Pemberian bantuan kepada para korban hanya diberikan dalam bentuk natura.

Untuk pertanggungan-jawab, harus diadakan pembukuan yang cermat disertai bukti-bukti yang syah. Penyeleng- garaan administrasi ini sebaiknya dilakukan oleh tenaga- tenaga berpengalaman dalam bidang administrasi baik tenaga fulltimer atau honorair.

Laporan-laporan pertanggungan-jawab keuangan dikirim ke Markas Besar lewat Markas Daerah untuk pengelolaan lebih lanjut.

13. LAPORAN a. Laporan-laporan diperlukan untuk dua hal :1) sebagai sumber informasi2) sebagai alat untuk perencanaan pengambilan kepu-

tusan dan pengawasan.

Page 19: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

18

1. PENGURUS CABANG

b. Macam laporan :1) laporan pendahuluan2) laporan pertama3) laporan perkembangan4) laporan akhir

BAB IVPELAKSANAAN

a. Sesaat setelah teijadi/mendengar teijadinya bencana alam disalah satu daerah dalam wilayah keija Cabang segera menentukan kebijaksanaan mengenai tindakan yang perlu segera dilaksanakan.

b. Menghubungi Kepala Daerah Tk. II/Walikota selaku Ketua SATKORLAK PBA Tk. II untuk mengetaui berbagai informasi yang diperlukan dan tindakan apa yang akan segera dilakukan. Disamping itu memberita- hukan/melaporkan tentang apa yang dapat dilakukan dan yang telah dilakukan PMI.

c. Terutama dalam hal bencana berat, melalui saluran ko- munikasi tercepat yang ada dan pada kesempatan per­tama segera melaporkan peristiwa tsb. kepada Markas Besar/Daerah dalam bentuk laporan pendahuluan yang disusul kemudian dengan laporan pertama dan kedua setelah mempunyai data-data yang diperlukan.

d. Seorang atau lebili anggota Pengurus ikut serta sebagai anggota Tim Survai yang dibentuk oleh Pemerintah setempat.

e. Laporan hasil survai segera dikirimkan ke Markas Besar /Daerah guna diproses dalam rangka menentukan lang- kah-langkah kebijaksanaan mengenai bantuan yang di­perlukan.

f. Segera memanggil semua anggota KSR, TSR dan PMR/ Wira dan apabila ternyata tenaga sukarelawan PMI tidak

Page 20: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

19

mencukupi, dapat minta bantuan tenaga dari instansi- instansi lain seperti Dep.Sosial, Dep. Kes, dan Pramuka untuk bertugas sebagai TSR PMI sementara atau minta bantuan tenaga dari Cabang-cabang lainnya, melalui Pengurus Daerah/Cabang ybs.

g. Membentuk satuan gerak yang berintikan regu-regu KSR dibantu oleh TSR, PMR/Wira dan tenaga TSR PMI sementara dengan tugas untuk :— memberikan PPPK;— menyelenggarakan pengungsian dan penampungan

darurat;— menyelenggarakan dapur umum dan distribusi

bantuan relief;— menyelenggarakan urusan pengadaan dan transpor-

tasi.Untuk mengorganisasikan tenaga-tenaga ini, Markas Besar telah menerbitkan buku-buku pedoman yang mengatur tentang komposisi dalam kelompok, tugas kewajiban masing-masing anggota kelompok dll.

h. Agar tugas penerangan dapat berhasil dengan baik, diwaktu bencana alam terjadi, Palang Merah perlu :— meningkatkan keijasama dengan semua unsur Media

masa, misalnya dengan kalangan press, radio TVRI, radio-radio swasta dll;

— memberikan penerangan seluas-luasnya tentang peranan Palang Merah dalam waktu bencana kepada masyarakat, termasuk tempat-tempat penampungan, pusat-pusat pembagian relief, P3K dll;

— mendirikan pusat-pusat penerangan dalam komplek operasi relief untuk menghimpun berbagai keterang- an dari daerah-daerah yang terkena bencana. Mengumpulkan foto-foto dokumentasi, peta-peta dll;

— membuat tanda indentifikasi/pengenal seperti ben- dera, ban lengan, tanda yang menunjukkan tempat tempat operasi relief, P3K, Dapur Umum dll.

i. Didalam menghadapi bencana alam berat, perlu diben- tuk tim/satuan tugas penanggulangan yang diketahui oleh petugas yang bertanggung jawab menyelenggarakan operasi relief, administrasi keuangan/logistik dan laporan -laporan.

Page 21: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

20

2. PENGURUS DAERAH :

3. PENGURUS PUSAT

Terutama didalam menghadapi bencana berat, segerasetelah diterima laporan dari Cabang yang terkenabencana alam, Pengurus Daerah segera mengambillangkah yang diperlukan.

a. menghubungi SATKORLAK PBA TK. I untuk mencek kebenaran berita yang diterima dari Cabang ybs., menge- tahui tindakan apa yang telah dilakukan dan yang dapat dilakukan oleh PMI.

b. Ikut serta dalam Tim survai yang dibentuk oleh Peme- rintah Daerah setempat.

c. Mengirim laporan ke Markas Besar, memberitahukan bencana tsb., tindakan-tindakan mendesak yang telah dilakukan, rencana apa yang akan dilakukan yang perlu mendapat persetujuan Pusat terutama yang me- nyangkut penggunaan logistik DPP.

d. Setelah diperoleh hasil survai segera memberikan laporan kepada Markas Besar disertai evaluasi perkembangan keadaan bencana serta usul-usul dan saran-saran kepada Markas Besar dalam rangka menghadapi bencana alam ini selanjutnya.

e. Menunjuk seorang petugas yang diserahi tanggung jawab pelaksanaan pemberian bantuan bantuan yang diperlu­kan, mengatur pelaksanaan pengiriman bantuan baik logistik/peralatan maupun tenaga dari cabang-cabang lain. Bila dianggap perlu menunjuk seorang perwira penghubung untuk membantu kelancaran pemberian bantuan dan pengawasan jalannya operasi.

f. Bila diperlukan appeal kepada masyarakat, segera mem- buat rencana persiapan appeal ini dan Menghubungi pejabat Pemerintah yang berwenang dan pimpinan mass media, radio/T.V.,radio-radio swasta, pers dsb.

a. Setelah mempelajari isi laporan Daerah/Cabang dan per­kembangan situasi, Pengurus Pusat menentukan kebijak- sanaan yang diperlukan dalam rangka membantu para korban bencana.

Page 22: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

21

1. USAHA KESIAP. SI AG A AN

b. Bila untuk menghadapi bencana tersebut diperlukan bantuan Pusat secara khusus dan lebih besar lagi, dengan keija sama dengan Bakornas PBA, PMI segera mengada­kan persiapan-persiapan yang diperlukan seperti misal- nya mengadakan survai, mengappeal masyarakat secara nasional, minta bantuan Sister Societies dsb.

c. Menunjuk seorang petugas yang selaku Penghubung dalam rangka membantu Daerah/Cabang dalam melak- sanakan pemberian bantuan.

d. Apabila tenaga yang tersedia di Daerah/Cabang-cabang ybs. tidak mencukupi, Pengurus Pusat dapat minta bantuan Cabang-cabang lain melalui Pengurus Daerahnya masing-masing.

e. Petugas yang diserahi tanggung jawab pelaksanaan pem­berian bantuan dari Pusat, diwajibkan secara berkala dan teratur memberikan laporan pertanggungan jawab seluruh kegiatan yang telah dilakukan dan rencana kegiatan selanjutnya serta rencana anggaran yang diper­lukan.

f. Pada akhir pelaksanaan operasi relief, penanggungjawab diwajibkan membuat laporan pertanggungan jawab ke- uangan kegiatan dan hasil yang telah dicapai.

BAB VPETUNJUK PELAKSANAAN

a. Sekretaris/Kepala Markas Cabang menjadi anggota yang effektip dari pada Badan Koordinasi relief yang dibentuk oleh Pemerintah setempat.

b. Mengadakan pendekatan dengan instansi Pemerintah/ Swasta untuk penggunaan fasilitas komunikasi/transpor- tasi, pembelian barang-barang relief dll.

c. Kepala Markas dalam melaksanakan tugas-tugasnya di- bantu oleh beberapa orang tenaga fulltimer, apabila keuangan mengizinkan, yaitu untuk tugas-tugas :1) Bagian Administrasi;

— pengawasan kendaraan- tata-usaha perencanaan logistik;

Page 23: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

22

— pembukuan keuangan.— pembuatan laporan.

2) Bagian bantuan merencanakan organisasi bantuanuntuk tugas-tugas :— penelitian— pertolongan— pengungsian— penampungan darurat— perawatan medis— bantuan relief— komunikasi antar regu dan Markas Cabang/

ketenagaan— pendidikan/latihan dan pengerahan tenaga.

3) Bagian Humas :— menghimpun informasi yang diperlukan untuk

penerangan kepada masyarakat dan pihak-pihak yang memerlukan serta kepada para korban diwaktu terjadi bencanaj

— mengumpulkan/membuat catatan dan foto-foto dokumentasi pada setiap peristiwa penting teruta- ma mengenai peristiwa bencana alam;

— membuat poster, slide, bulletin dalam rangka pe- ngumpulan dana,

— membuat surat-surat ucapan terima kasih kepada para dermawan/simpatisan PMI ;

— menghubungi/memelihara keijasama dengan apa- rat Humas dari Instansi Pemerintah,Swasta, Pers dan pimpinan media masa.

2. WAKTU BENCANA : a. Cabang1) Pengurus Cabang/Kepala Markas mengadakan hu-

bungan keijasama dengan instansi Pemerintah/ Swasta dibawah koordinasi SATKORLAK PBA TK. II dan membentuk regu survai untuk diikut serta- kan pada Tim Survai Pemerintah (Laporan survaidibuat untuk Pusat dan Daerah serta bah an pene­rangan).

2) Bagian bantuan menyiapkan/mengirimkan :— Satuan gerak/satuan tugas yang terdiri dari

anggota-anggota KSR dibantu TSR dan PMR kelompok Wira dengan perlengkapan untuk per­tolongan pertama pada kecelakaan, pengungsian penampungan darurat, dapur umum dsb.

Page 24: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

23

— regu-regu TSR dan PMR kelompok Wira untuk pembagian bantuan relief, perawatan medis, kurir/penghubung antar regu dan Markas Cabang;

— Bagian Humas memberi penerangan kepada masyarakat antara lain mengenai penyelengga- raan pengumpulan dana/barang relief yang diper- lukan dll;

— Bagian administrasi mepibuat laporan perkem- bangan, penyelenggarakan tata usaha operasi bantuan dan membuat laporan akhir apabila operasi telah selesai (Untuk Pengurus Daerah, Pengurus Pusat, Satkorlak/Pemerintah setempat).

b. Daerah :1) Pengurus Daerah/Markas Daerah menerima laporan

bencana alam dari Cabang, mengadakan evaluasi, membantu Cabang, dan meneruskan laporan kepada pengurus Pusat.

2) Pengurus Daerah/Markas Daerah memberi petunjuk dan mengawasi serta mengkoordinasikan pelaksa- naan operasi bantuan dari Cabang-cabang.

3) Pengurus Daerah/Markas Daerah mengadakan hubu- ngan kerjasama dengan instansi Pemerintah/Swasta ditingkat Propinsi dibawah koordinasi Gubernur selaku Ketua SATKORLAK PBA TK I.

4) . Pengurus Daerah/Markas Daerah memberi bantuanlogistik/Dana kepada Cabang-cabang yang memer- lukannya.

5) . Pengurus Daerah/Markas Daerah mengadakan ataumemperkuat seruan kepada masyarakat untuk mem­bantu para korban bencana alam.

c. Pusat :1) Pengurus Pusat/Markas Besar menerima dan mene-

liti laporan-laporan bencana alam dari Cabang dan Daerah.

2) Memberi petunjuk dan mengkoordinasikan pelaksa- naan operasi bantuan lewat Pengurus Daerah/Mar­kas Daerah.

Page 25: PENANGGULANGAN KORBAN · 2020. 7. 4. · tingkatan serta organisasi-organisasi lainnya terutama dengan fihak BAKORNAS PBA/SAT- KORLAK PBA. Sehubungan dengan hal tersebut sewajarnyalah

24

3) Mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi Pemerintah/Swasta tingkat Nasional.

4) Memberikan bantuan logistik/dana kepada Cabang- cabang yang memerlukan lewat Pengurus Daerah/ Markas Daerah.

5) Mengadakan dan atau memperkuat appeal kepada masyarakat/Liga Palang Merah untuk pengumpulan sumbangan bagi para korban bencana alam, apabila diperlukan.

BAB VI P E N U T U P

Buku Pedoman ini menggariskan tindakan-tindakan dan kebijaksanaan -kebijaksanaan yang perlu diambil oleh Pengurus Cabang, Pengurus Daerah dan Pengurus Pusat baik pada masa pra bencana maupun pada saat teijadinya bencana alam, agar setiap pemberian bantuan kepada para korban bencana alam, dilakukan dengan sebaik-baiknya serta penuh tanggung-jawab.

Prosedure Pelaksanaan Tetap Khusus tentang pelaksanaan teknis penanggulangan setiap jenis bencana alam dan bentuk-bentuk laporannya akan ditebitkan melalui Surat Edaran Extern. Pengurus Pusat atau melalui cara lain agar lebih mudah disesuaikan dengan perkembangan.

Hal-hal yang belum tercantum dalam Buku Pedoman ini diatur kemudian.