Penanganan Terkini Demam Tifoid.docx

28
Penanganan Terkini Demam Tifoid (Tifus) Demam tifoid, tifus atau typhoid adalah penyakit infeksi yang paling sering dicxemaskan bila saat seseor4ang menderita panas. memang setiap tifus selalu terjadi manifestasi demam tetapi tidak semua demam harus didiagnosis tifus, justru pneyebab paling sering demam adalah infeksi virus. Deteksi dan diagnosis tifus relatif tidak mudah karena pada awalnya manifestasi klinis penyakit ini tidak khas dan mirip berbagai penyakit lainnya. Apalagi pemeriksaan laboratorium yang sering dipakai saat ini tidak sensitif atau sering mengalami bias untuk mengenali tifus. Demam tifoid, atau typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi.Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja. Demam tifoid, juga dikenal sebagai demam enterik, adalah penyakit multisistemik fatal terutama disebabkan oleh Salmonella typhi. Manifestasi protean demam tifoid membuat penyakit ini menjadi tantangan diagnostik benar. Presentasi klasik mencakup demam, malaise, sakit perut menyebar, dan sembelit. Tidak diobati, demam tifoid adalah penyakit melelahkan yang dapat berkembang menjadi delirium, obtundation, perdarahan usus, perforasi usus, dan kematian dalam waktu satu bulan onset. Korban dapat dibiarkan dengan komplikasi neuropsikiatri jangka panjang atau permanen. S typhi telah menjadi patogen utama manusia selama ribuan tahun, berkembang dalam kondisi sanitasi yang buruk, kelebihan populasi, dan kekacauan sosial. Hal itu mungkin karena bertanggung jawab atas Wabah Besar Athena pada akhir Perang Pelopennesian. Typhi Nama S berasal dari typhos Yunani kuno, sebuah asap halus atau awan yang diyakini menyebabkan penyakit dan kegilaan. Pada tahap lanjutan dari demam tifoid, tingkat pasien kesadaran benar-benar mendung. Meskipun antibiotik telah nyata mengurangi frekuensi demam tipus di negara maju, tetap endemik di negara berkembang masih saja terjadi Demam tifoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu s. Typhi, s. Paratyphi A, dan S. Paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain. Demam yang disebabkan oleh s. Typhi cendrung untuk menjadi lebih berat daripada bentuk infeksi salmonella yng lain. Salmonella merupakan bakteri batang gram negatif yang bersifat motil, tidak membentuk spora, dan tidak berkapsul. Kebanyakkan strain meragikan glukosa, manosa dan manitol untuk menghasilkan asam dan gas, tetapi tidak meragikan laktosa dan sukrosa. Organisme salmonella tumbuh secara aerob dan mampu tumbuh secara anaerob fakultatif. Kebanyakan spesies resistent terhadap agen fisik namun dapat dibunuh dengan pemanasan sampai 54,4º C (130º F) selama 1 jam atau 60 º C (140 º F) selama 15 menit. Salmonella tetap dapat hidup pada suhu ruang dan suhu yang rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu dalam sampah, bahan makannan kering, agfen farmakeutika an bahan tinja. Salmonella memiliki antigen somatik O dan antigen flagella HH. Antigen O adlah komponen lipopolisakarida dinding sel yang stabil terhadap panas sedangkan antigen H adalah protein labil panas. Kuman ini dapat hidup lama di air yang 1

description

Penanganan Terkini Demam Tifoid.docx

Transcript of Penanganan Terkini Demam Tifoid.docx

Penanganan Terkini Demam Tifoid (Tifus)Demam tifoid, tifus atau typhoid adalah penyakit infeksi yang paling sering dicxemaskan bila saat seseor4ang menderita panas. memang setiap tifus selalu terjadi manifestasi demam tetapi tidak semua demam harus didiagnosis tifus, justru pneyebab paling sering demam adalah infeksi virus. Deteksi dan diagnosis tifus relatif tidak mudah karena pada awalnya manifestasi klinis penyakit ini tidak khas dan mirip berbagai penyakit lainnya. Apalagi pemeriksaan laboratorium yang sering dipakai saat ini tidak sensitif atau sering mengalami bias untuk mengenali tifus.Demam tifoid, atau typhoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteriSalmonella enterica, khususnya turunannya yaituSalmonellaTyphi.Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja.Demam tifoid, juga dikenal sebagai demam enterik, adalah penyakit multisistemik fatal terutama disebabkan oleh Salmonella typhi. Manifestasi protean demam tifoid membuat penyakit ini menjadi tantangan diagnostik benar. Presentasi klasik mencakup demam, malaise, sakit perut menyebar, dan sembelit. Tidak diobati, demam tifoid adalah penyakit melelahkan yang dapat berkembang menjadi delirium, obtundation, perdarahan usus, perforasi usus, dan kematian dalam waktu satu bulan onset. Korban dapat dibiarkan dengan komplikasi neuropsikiatri jangka panjang atau permanen.S typhi telah menjadi patogen utama manusia selama ribuan tahun, berkembang dalam kondisi sanitasi yang buruk, kelebihan populasi, dan kekacauan sosial. Hal itu mungkin karena bertanggung jawab atas Wabah Besar Athena pada akhir Perang Pelopennesian. Typhi Nama S berasal dari typhos Yunani kuno, sebuah asap halus atau awan yang diyakini menyebabkan penyakit dan kegilaan. Pada tahap lanjutan dari demam tifoid, tingkat pasien kesadaran benar-benar mendung. Meskipun antibiotik telah nyata mengurangi frekuensi demam tipus di negara maju, tetap endemik di negara berkembang masih saja terjadiDemam tifoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu s. Typhi, s. Paratyphi A, dan S. Paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain. Demam yang disebabkan oleh s. Typhi cendrung untuk menjadi lebih berat daripada bentuk infeksi salmonella yng lain. Salmonella merupakan bakteri batang gram negatif yang bersifat motil, tidak membentuk spora, dan tidak berkapsul. Kebanyakkan strain meragikan glukosa, manosa dan manitol untuk menghasilkan asam dan gas, tetapi tidak meragikan laktosa dan sukrosa. Organisme salmonella tumbuh secara aerob dan mampu tumbuh secara anaerob fakultatif. Kebanyakan spesies resistent terhadap agen fisik namun dapat dibunuh dengan pemanasan sampai 54,4 C (130 F) selama 1 jam atau 60 C (140 F) selama 15 menit. Salmonella tetap dapat hidup pada suhu ruang dan suhu yang rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu dalam sampah, bahan makannan kering, agfen farmakeutika an bahan tinja.Salmonella memiliki antigen somatik O dan antigen flagella HH. Antigen O adlah komponen lipopolisakarida dinding sel yang stabil terhadap panas sedangkan antigen H adalah protein labil panas. Kuman ini dapat hidup lama di air yang kotor, makanan tercemar, dan alas tidur yang kotor. Siapa saja dan kapan saja dapat menderita penyakit ini. Termasuk bayi yang dilahirkan dari ibu yang terkena demam tifoid. Lingkungan yang tidak bersih, yang terkontaminasi dengan Salmonella typhi merupakan penyebab paling sering timbulnya penyakit tifus. Kebiasaan tidak sehat seperti jajan sembarangan, tidak mencuci tangan menjadi penyebab terbanyak penyakit ini. Penyakit tifus cukup menular lewat air seni atau tinja penderita. Penularan juga dapat dilakukan binatang seperti lalat dan kecoa yang mengangkut bakteri ini dari tempat-tempat kotor.PatogenesisMasa inkubasi penyakit ini rata-rata 7 sampai 14 hari. Manifestasi klinik pada anak umumnya bervariasi. Demam adalah gejala yang paling utama di antara semua gejala klinisnya. Pada minggu pertama, tidak ada gejala khas dari penyakit ini. Bahkan, gejalanya menyerupai penyakit infeksi akut lainnya. Gejala yang muncul antara lain demam, sering bengong atau tidur melulu, sakit kepala, mual, muntah, nafsu makan menurun, sakit perut, diare atau justru sembelit (sulit buang air besar) selama beberapa hari. Peningkatan suhu bertambah setiap hari. Setelah minggu kedua, gejala bertambah jelas. Demam yang dialami semakin tinggi, lidah kotor, bibir kering, kembung, penderita terlihat acuh tidak acuh, dan lain-lain.S. typhi masuk ketubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. Setelah mencapai usus, Salmonella typhosa menembus ileum ditangkap oleh sel mononuklear, disusul bakteriemi I. Setelah berkembang biak di RES, terjadilah bakteriemi II. Interaksi Salmonella dengan makrofag memunculkan mediator-mediator. Lokal (patch of payer) terjadi hiperplasi, nekrosis dan ulkus. Sistemik timbul gejala panas, instabilitas vaskuler, inisiasi sistem beku darah, depresi sumsum tulang dll. Imunulogi. Humoral lokal, di usus diproduksi IgA sekretorik yang berfungsi mencegah melekatnya salmonella pada mukosa usus. Humoral sistemik, diproduksi IgM dan IgG untuk memudahkan fagositosis Salmonella oleh makrofag. Seluler berfungsi untuk membunuh Salmonalla intraselulerBanyak orang yang tidak terlihat sakit tapi berpotensi menyebarkan penyakit tifus. Inilah yang disebut dengan pembawa penyakit tifus. Meski sudah dinyatakan sembuh, bukan tidak mungkin mantan penderita masih menyimpan bakteri tifus dalam tubuhnya. Bakteri bisa bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Sebagian bakteri penyebab tifus ada yang bersembunyi di kantong empedu. Bisa saja bakteri ini keluar dan bercampur dengan tinja. Bakteri ini dapat menyebar lewat air seni atau tinja penderita.EpidemiologiSejak 1900, sanitasi yang baik dan pengobatan antibiotik yang sukses telah terus menurun kejadian demam tifoid di Amerika Serikat. Pada tahun 1920, 35.994 kasus demam tifoid yang dilaporkan. Pada tahun 2006, ada 314. Antara tahun 1999 dan 2006, 79% kasus demam tifoid terjadi pada pasien yang telah di luar negeri dalam 30 hari sebelumnya. Dua pertiga dari orang-orang ini baru saja berangkat dari anak benua India. The 3 wabah dikenal demam tifoid di Amerika Serikat yang ditelusuri ke makanan impor atau untuk penangan makanan dari daerah endemik. Hebatnya, hanya 17% kasus yang diperoleh di dalam negeri yang dilacak ke carrier .Demam tifoid terjadi di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang yang kondisi sanitasi buruk. Demam tifoid adalah endemik di Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, dan Oceania, tetapi 80% kasus berasal dari Bangladesh, Cina, India, Indonesia, Laos, Nepal, Pakistan, atau Vietnam. Di negara-negara tersebut, tipus demam paling sering terjadi pada daerah tertinggal. Demam tifoid menginfeksi sekitar 21,6 juta orang atau angka kejadian 3,6 per 1.000 penduduk dan membunuh 200.000 orang setiap tahun.Di Amerika Serikat, sebagian besar kasus demam tifoid terjadi pada wisatawan internasional. Insiden tahunan rata-rata demam tifoid per juta wisatawan dari 1999-2006 oleh daerah atau wilayah keberangkatan adalah sebagai berikut: Kanada 0, Belahan Barat di luar Kanada / Amerika Serikat 1,3, Afrika 7,6, Asia 10,5, India 89 (122 tahun 2006) atau Jumlah (untuk semua negara kecuali Kanada / Amerika Serikat) 2,2Dengan terapi antibiotik yang cepat dan tepat, demam tifoid adalah penyakit yang biasanya jangka pendek demam membutuhkan rata-rata 6 hari rawat inap. Diobati, ia memiliki beberapa gejala sisa jangka panjang dan risiko 0,2% dari kematian [17] demam tifoid yang tidak diobati adalah penyakit yang mengancam jiwa durasi beberapa minggu dengan morbiditas jangka panjang sering melibatkan sistem saraf pusat.. Angka kematian di Amerika Serikat pada era pra-antibiotik adalah 9% -13%. Demam tifoid tidak memiliki predileksi rasial. Lima puluh empat persen kasus demam tifoid di Amerika Serikat dilaporkan antara 1999 dan 2006 pria yang sering mengalami. Kasus tipus yang paling banyak melibatkan anak usia sekolah dan dewasa muda. Namun, kejadian benar di antara anak yang sangat muda dan bayi dianggap lebih tinggi. Presentasi dalam kelompok usia mungkin atipikal, mulai dari penyakit demam ringan sampai kejang parah, dan infeksi S typhi mungkin tidak dikenali. Ini dapat menjelaskan laporan yang saling bertentangan dalam literatur bahwa kelompok ini memiliki baik tingkat yang sangat tinggi atau sangat rendah morbiditas dan mortalitasManifestasi klinisKeluhan dan gejala Demam Tifoid tidak khas, dan bervariasi dari gejala seperti flu ringan sampai tampilan sakit berat dan fatal yang mengenai banyak sistem organ. Secara klinis gambaran penyakit Demam Tifoid berupa demam berkepanjangan, gangguan fungsi usus, dan keluhan susunan saraf pusat.1. Panas lebih dari 7 hari, biasanya mulai dengan sumer yang makin hari makin meninggi, sehingga pada minggu ke 2 panas tinggi terus menerus terutama pada malam hari.2. Gejala gstrointestinal dapat berupa obstipasi, diare, mual, muntah, dan kembung, hepatomegali, splenomegali dan lidah kotor tepi hiperemi.3. Gejalah saraf sentral berupa delirium, apatis, somnolen, sopor, bahkan sampai koma.Berbagai tanda dan gejala yang bisa timbul : demam tinggi dari 39 sampai 40 C (103 sampai 104 F) yang meningkat secara perlahan tubuh menggigil denyut jantung lemah (bradycardia) badan lemah (weakness) sakit kepala nyeri otot myalgia kehilangan nafsu makan konstipasi sakit perut pada kasus tertentu muncul penyebaran vlek merah muda (rose spots)Diagnosis Banding Abdominal Abscess Amebic Hepatic Abscesses Appendicitis Brucellosis Dengue Fever Influenza Leishmaniasis Malaria Rickettsial diseases Toxoplasmosis Tuberculosis Tularemia Influenza Malaria Bronchitis Sepsis Broncho Pneumonia I.S.K (Infeksi Saluran kencing) Gastroenteritis (infeksi Saluran Cerna: muntah atau diare) Keganasan : Leukemia Tuberculosa LymphomaDiagnosis Penegakan diagnosis demam tifoid didasarkan pada manifestasi klinis yang diperkuat oleh pemeriksaan laboratorium penunjang. Sampai saat ini masih dilakukan berbagai penelitian yang menggunakan berbagai metode diagnostik untuk mendapatkan metode terbaik dalam usaha penatalaksanaan penderita demam tifoid secara menyeluruh Berbagai metode diagnostik masih terus dikembangkan untuk mencari cara yang cepat, mudah dilakukan dan murah biayanya dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. Hal ini penting untuk membantu usaha penatalaksanaan penderita secara menyeluruh yang juga meliputi penegakan diagnosis sedini mungkin dimana pemberian terapi yang sesuai secara dini akan dapat menurunkan ketidaknyamanan penderita, insidensi terjadinya komplikasi yang berat dan kematian serta memungkinkan usaha kontrol penyebaran penyakit melalui identifikasi karier. Pemeriksaan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis demam tifoid dibagi dalam empat kelompok, yaitu : pemeriksaan darah tepi; pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan kuman; uji serologis; dan pemeriksaan kuman secara molekuler.Identifikasi kuman melalui isolasi atau biakanDiagnosis pasti demam tifoid dapat ditegakkan bila ditemukan bakteri S. typhi dalam biakan dari darah, urine, feses, sumsum tulang, cairan duodenum atau dari rose spots. Berkaitan dengan patogenesis penyakit, maka bakteri akan lebih mudah ditemukan dalam darah dan sumsum tulang pada awal penyakit, sedangkan pada stadium berikutnya di dalam urine dan feses. Hasil biakan yang positif memastikan demam tifoid akan tetapi hasil negatif tidak menyingkirkan demam tifoid, karena hasilnya tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil biakan meliputi jumlah darah yang diambil; perbandingan volume darah dari media empedu; dan waktu pengambilan darah.Identifikasi kuman melalui uji serologis Uji serologis digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis demam tifoid dengan mendeteksi antibodi spesifik terhadap komponen antigen S. typhi maupun mendeteksi antigen itu sendiri. Volume darah yang diperlukan untuk uji serologis ini adalah 1-3 mL yang diinokulasikan ke dalam tabung tanpa antikoagulan.4 Beberapa uji serologis yang dapat digunakan pada demam tifoid ini meliputi : uji Widal; tes TUBEX; metode enzyme immunoassay (EIA), metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA),dan pemeriksaan dipstik. Metode pemeriksaan serologis imunologis ini dikatakan mempunyai nilai penting dalam proses diagnostik demam tifoid. Akan tetapi masih didapatkan adanya variasi yang luas dalam sensitivitas dan spesifisitas pada deteksi antigen spesifik S. typhi oleh karena tergantung pada jenis antigen, jenis spesimen yang diperiksa, teknik yang dipakai untuk melacak antigen tersebut, jenis antibodi yang digunakan dalam uji (poliklonal atau monoklonal) dan waktu pengambilan spesimen (stadium dini atau lanjut dalam perjalanan penyakit). Uji Widal merupakan suatu metode serologi baku dan rutin digunakan sejak tahun 1896. Prinsip uji Widal adalah memeriksa reaksi antara antibodi aglutinin dalam serum penderita yang telah mengalami pengenceran berbeda-beda terhadap antigen somatik (O) dan flagela (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang sama sehingga terjadi aglutinasi. Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum. Teknik aglutinasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji hapusan (slide test) atau uji tabung (tube test). Uji hapusan dapat dilakukan secara cepat dan digunakan dalam prosedur penapisan sedangkan uji tabung membutuhkan teknik yang lebih rumit tetapi dapat digunakan untuk konfirmasi hasil dari uji hapusan. Tes TUBEXmerupakan tes aglutinasi kompetitif semi kuantitatif yang sederhana dan cepat (kurang lebih 2 menit) dengan menggunakan partikel yang berwarna untuk meningkatkan sensitivitas. Spesifisitas ditingkatkan dengan menggunakan antigen O9 yang benar-benar spesifik yang hanya ditemukan pada Salmonella serogrup D. Tes ini sangat akurat dalam diagnosis infeksi akut karena hanya mendeteksi adanya antibodi IgM dan tidak mendeteksi antibodi IgG dalam waktu beberapa menit. Walaupun belum banyak penelitian yang menggunakan tes TUBEXini, beberapa penelitian pendahuluan menyimpulkan bahwa tes ini mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada uji Widal. Metode Enzyme Immunoassay Dot didasarkan pada metode untuk melacak antibodi spesifik IgM dan IgG terhadap antigen OMP 50 kD S. typhi. Deteksi terhadap IgM menunjukkan fase awal infeksi pada demam tifoid akut sedangkan deteksi terhadap IgM dan IgG menunjukkan demam tifoid pada fase pertengahan infeksi. Pada daerah endemis dimana didapatkan tingkat transmisi demam tifoid yang tinggi akan terjadi peningkatan deteksi IgG spesifik akan tetapi tidak dapat membedakan antara kasus akut, konvalesen dan reinfeksi. Pada metode Typhidot-Myang merupakan modifikasi dari metode Typhidottelah dilakukan inaktivasi dari IgG total sehingga menghilangkan pengikatan kompetitif dan memungkinkan pengikatan antigen terhadap Ig M spesifik.4 Uji dot EIA tidak mengadakan reaksi silang dengan salmonellosis non-tifoid bila dibandingkan dengan Widal. Dengan demikian bila dibandingkan dengan uji Widal, sensitivitas uji dot EIA lebih tinggi oleh karena kultur positif yang bermakna tidak selalu diikuti dengan uji Widal positif.2,8 Dikatakan bahwa Typhidot-Mini dapat menggantikan uji Widal bila digunakan bersama dengan kultur untuk mendapatkan diagnosis demam tifoid akut yang cepat dan akurat. Beberapa keuntungan metode ini adalah memberikan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dengan kecil kemungkinan untuk terjadinya reaksi silang dengan penyakit demam lain, murah (karena menggunakan antigen dan membran nitroselulosa sedikit), tidak menggunakan alat yang khusus sehingga dapat digunakan secara luas di tempat yang hanya mempunyai fasilitas kesehatan sederhana dan belum tersedia sarana biakan kuman. Keuntungan lain adalah bahwa antigen pada membran lempengan nitroselulosa yang belum ditandai dan diblok dapat tetap stabil selama 6 bulan bila disimpan pada suhu 4C dan bila hasil didapatkan dalam waktu 3 jam setelah penerimaan serum pasien. Uji Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) dipakai untuk melacak antibodi IgG, IgM dan IgA terhadap antigen LPS O9, antibodi IgG terhadap antigen flagella d (Hd) dan antibodi terhadap antigen Vi S. typhi. Uji ELISA yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya antigen S. typhi dalam spesimen klinis adalah double antibody sandwich ELISA. Pemeriksaan terhadap antigen Vi urine ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut akan tetapi tampaknya cukup menjanjikan, terutama bila dilakukan pada minggu pertama sesudah panas timbul, namun juga perlu diperhitungkan adanya nilai positif juga pada kasus dengan Brucellosis. Uji serologis dengan pemeriksaan dipstik dikembangkan di Belanda dimana dapat mendeteksi antibodi IgM spesifik terhadap antigen LPS S. typhi dengan menggunakan membran nitroselulosa yang mengandung antigen S. typhi sebagai pita pendeteksi dan antibodi IgM anti-human immobilized sebagai reagen kontrol. Pemeriksaan ini menggunakan komponen yang sudah distabilkan, tidak memerlukan alat yang spesifik dan dapat digunakan di tempat yang tidak mempunyai fasilitas laboratorium yang lengkap. Uji ini terbukti mudah dilakukan, hasilnya cepat dan dapat diandalkan dan mungkin lebih besar manfaatnya pada penderita yang menunjukkan gambaran klinis tifoid dengan hasil kultur negatif atau di tempat dimana penggunaan antibiotika tinggi dan tidak tersedia perangkat pemeriksaan kultur secara luas. Metode lain untuk identifikasi bakteri S. typhi yang akurat adalah mendeteksi DNA (asam nukleat) gen flagellin bakteri S. typhi dalam darah dengan teknik hibridisasi asam nukleat atau amplifikasi DNA dengan cara polymerase chain reaction (PCR) melalui identifikasi antigen Vi yang spesifik untuk S. typhi. Kendala yang sering dihadapi pada penggunaan metode PCR ini meliputi risiko kontaminasi yang menyebabkan hasil positif palsu yang terjadi bila prosedur teknis tidak dilakukan secara cermat, adanya bahan-bahan dalam spesimen yang bisa menghambat proses PCR (hemoglobin dan heparin dalam spesimen darah serta bilirubin dan garam empedu dalam spesimen feses), biaya yang cukup tinggi dan teknis yang relatif rumit. Usaha untuk melacak DNA dari spesimen klinis masih belum memberikan hasil yang memuaskan sehingga saat ini penggunaannya masih terbatas dalam laboratorium penelitian.Tes Widal yang tidak akurat sumber kesalahan diagnosis Di Indonesia pemeriksaan widal sebagai pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis tifus paling sering digunakan. Meskipun ternyata pemeriksaan ini sering menimbulkan kerancuan dan mengakibatkan kesalahan diagnosis. Dalam penelitian penulis didapatkan infeksi virus yang sering menjadi penyebab demam pada anak dan orang dewasa ternyata juga terjadi peningkatan hasil widal yang tinggi pada minggu pertama. Interpretasi dari uji Widal ini harus memperhatikan beberapa faktor antara lain sensitivitas, spesifisitas, stadium penyakit; faktor penderita seperti status imunitas dan status gizi yang dapat mempengaruhi pembentukan antibodi; gambaran imunologis dari masyarakat setempat (daerah endemis atau non-endemis); faktor antigen; teknik serta reagen yang digunakan.9,13 Kelemahan uji Widal yaitu rendahnya sensitivitas dan spesifisitas serta sulitnya melakukan interpretasi hasil membatasi penggunaannya dalam penatalaksanaan penderita demam tifoid akan tetapi hasil uji Widal yang positif akan memperkuat dugaan pada tersangka penderita demam tifoid (penanda infeksi). Saat ini walaupun telah digunakan secara luas di seluruh dunia, manfaatnya masih diperdebatkan dan sulit dijadikan pegangan karena belum ada kesepakatan akan nilai standar aglutinasi (cut-off point). Untuk mencari standar titer uji Widal seharusnya ditentukan titer dasar (baseline titer) pada anak sehat di populasi dimana pada daerah endemis seperti Indonesia akan didapatkan peningkatan titer antibodi O dan H pada anak-anak sehat. Dalam penelitian kecil yang dilakukan terhadap 29 anak didapatkan hasil widal yang tinggi pada hari ke tiga hingga ke lima antara 1/320 hingga 1/1280. Setelah dilakukan follow up dalam waktu demam pada minggu ke dua hasil widal tersebut menurun bahkan sebagian kasus menjadi negatif. Padahal seharusnya pada penderita tifus nilai widal tersebut seharusnya semakin meningkat pada minggu ke dua. Dalam follow up pada minggu ke dua ternyata hasil nilai widal menghilang atau jauh menurun. Padahal seharusnya akan pada penderita tifus seharusnya malahan semakin meningkat. Karakteristik penderita adalah usia 8 bulan hingga 5 tahun, dengan rata-rata usia 2,6 tahun. Jenis kelamin laki-laki 41% dan perempuan 59%. Semua penderita menunjukkan hasil kultur darah gall degatif dan semua penderita tidak diberikan antibiotika dan mengalami self limiting disease atau penyembuhan sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa penyebab infeksi pada kasus tersebut adalah infeksi virus. Yang menarik dalam kasus tersebut 10 penderita (34%) sebelumnya mengalami diagnosis penyakit tifus sebanyak 2-4 kali dalam setahun. Sebagian besar penderita atau sekitar 89% pada kelompok ini adalah kelompok anak yang sering mengalami infeksi berulang saluran napas. Dan sebagian besar lainnya atau sekitar 86% adalah penderita alergi. Penelitian lain yang dilakukan penulis pada 44 kasus penderita demam beradarah, didapatkan 12 (27%) anak didapatkan hasil widal O berkisar antara 240-360 dan 15 (34%) anak didapatkan hasil widal O 1/120. Semua penderita tersebut menunjukkan hasil kultar darah gall negatif dan tidak diberikan terapi antibiotika membaik. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada infeksi virus pada penderita tertentu terutama penderita alergi dapat meningkatkan nilai Widal. Banyak penderita alergi pada anak yang mengalami peningkatan hasil widal dalam saat mengalami infeksi virus tampak menarik untuk dilakukan penelitian lebih jauh. Diduga mekanisme hipersensitif atau proses auto imun yang sering terganggu pada penderita alergi dapat ikut meningkatkan hasil widal. Dengan adanya penemuan awal tersebut tampaknya sangat berlawanan dengan pendapat yang banyak dianut sekarang bahwa peningkatan hasil widal terjadi karena Indonesia merupakan daerah endemis tifus. Fenomena ini perlu dilakukan penelitian lebih jauh khusus dalam hal biomolekuler dan imunopatofisiologi. Banyak akibat atau konsekuensi nyang ditimbulkan bila terjadi overdiagnosis tifus. Pertama penderita harus mengkonsumsi antibiotika jangka panjang padahal infeksi yang terjadi adalah infeksi virus. Konsekuensi lain yang diterima adalah penderita seringkali harus dilakukan rawat inap di rumah sakit. Hal lain yang terjadi seringkali penderita seperti ini mengalami diagnosis tifus berulang kali. Semua kondisi tersebut diatas akhirnya berakibat peningkatan biaya berobat yang sangat besar padahal seharusnya tidak terjadi. Belum lagi akbat efek samping pemberian obat antibiotika jangka panjang yang seharusnya tidak diberikan.Penanganan Pasien tanpa komplikasi dapat diobati secara rawat jalan. Mereka harus disarankan untuk menggunakan teknik mencuci tangan yang ketat dan untuk menghindari menyiapkan makanan untuk orang lain selama sakit. Rawat pasien harus ditempatkan di isolasi kontak selama fase akut infeksi. Tinja dan urine harus dibuang secara aman. Pengobatan penderita Demam Tifoid di Rumah Sakit terdiri dari pengobatan suportif melipu+ti istirahat dan diet, medikamentosa, terapi penyulit (tergantung penyulit yang terjadi). Istirahat bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurag lebih selama 14 hari. Mobilisasi dilakukan bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien. Diet dan terapi penunjuang dilakukan dengan pertama, pasien diberikan bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan tingkat dini yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman. Juga perlu diberikan vitamin dan mineral untuk mendukung keadaan umum pasien. Pada penderita penyakit tifus yang berat, disarankan menjalani perawatan di rumah sakit. Antibiotika umum digunakan untuk mengatasi penyakit tifus. Waktu penyembuhan bisa makan waktu 2 minggu hingga satu bulan. Tifus dapat berakibat fatal. Antibiotika, seperti ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciproloxacin sering digunakan untuk merawat demam tipoid di negara-negara barat. Obat-obat pilihan pertama adalah kloramfenikol, ampisilin/amoksisilin dan kotrimoksasol. Obat pilihan kedua adalah sefalosporin generasi III. Obat-obat pilihan ketiga adalah meropenem, azithromisin dan fluorokuinolon. Kloramfenikol diberikan dengan dosis 50 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali pemberian, oral atau intravena, selama 14 hari. Bilamana terdapat indikasi kontra pemberian kloramfenikol , diber ampisilin dengan dosis 200 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian, intravena saat belum dapat minum obat, selama 21 hari, atau amoksisilin dengan dosis 100 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian, oral/intravena selama 21 hari kotrimoksasol dengan dosis (tmp) 8 mg/kbBB/hari terbagi dalam 2-3 kali pemberian, oral, selama 14 hari. Pada kasus berat, dapat diberi seftriakson dengan dosis 50 mg/kg BB/kali dan diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kg BB/hari, sekali sehari, intravena, selama 5-7 hari. Pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan antibiotika adalah meropenem, azithromisin dan fluoroquinolon. Bila tak terawat, demam tifoid dapat berlangsung selama tiga minggu sampai sebulan. Kematian terjadi antara 10% dan 30% dari kasus yang tidak terawat. Vaksin untuk demam tifoid tersedia dan dianjurkan untuk orang yang melakukan perjalanan ke wilayah penyakit ini biasanya berjangkit (terutama di Asia, Afrika, dan Amerika Latin). Pengobatan penyulit tergantung macamnya. Untuk kasus berat dan dengan manifestasi nerologik menonjol, diberi Deksametason dosis tinggi dengan dosis awal 3 mg/kg BB, intravena perlahan (selama 30 menit). Kemudian disusul pemberian dengan dosis 1 mg/kg BB dengan tenggang waktu 6 jam sampai 7 kali pemberian. Tatalaksana bedah dilakukan pada kasus-kasus dengan penyulit perforasi usus Pembedahan biasanya dilakukan dalam kasus perforasi usus. Kebanyakan ahli bedah lebih suka sederhana penutupan perforasi dengan drainase peritoneum. Kecil usus reseksi diindikasikan untuk pasien dengan perforasi ganda. Jika pengobatan antibiotik gagal untuk membasmi kereta hepatobiliary, kandung empedu harus direseksi. Kolesistektomi tidak selalu berhasil dalam memberantas carrier karena infeksi hati yang terus ada. Para peneliti dalam laporan Kamerun bahwa senyawa yang berasal dari biji Turraeanthus africanus, sebuah obat tradisional Afrika untuk demam tifoid, aktif terhadap S typhi secara in vitro.Tim meneliti sedang mengembangkanuntuk menciptakan tambahan untuk efektifitas antimikroba.Rekomendasi Antibiotik sesuai negara dan severitasnyaNegaraSeveritasFirst-Line AntibiotikSecond-Line Antibiotik

South Asia, East AsiaUncomplicatedCefixime POAzithromycin PO

ComplicatedCeftriaxone IVorCefotaxime IVAztreonam IVorImipenem IV

Eastern Europe, Middle East, sub-Saharan Africa, South AmericaUncomplicatedCiprofloxacin POorOfloxacin POCefixime POorAmoxicillin POorTMP-SMZ POor Azithromycin PO

ComplicatedCiprofloxacin IVorOfloxacin IVCeftriaxone IVorCefotaxime IVorAmpicillin IVorTMP-SMZ IV

Unknown geographic origin or Southeast AsiaUncomplicatedCefixime POplusCiprofloxacin POorOfloxacin POAzithromycin PO*

ComplicatedCeftriaxone IVorCefotaxime IV,plusCiprofloxacin IVorOfloxacin IVAztreonam IVorImipenem IV,plusCiprofloxacin IVorOfloxacin IV

Kombinasi dari azitromisin dan fluoroquinolones tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan perpanjangan QT dan relatif kontraindikasi.

Kloramfenikol (Chloromycetin)Mengikat 50S ribosomal subunit-bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis protein. Efektif terhadap bakteri gram negatif dan gram positif. Sejak diperkenalkan pada 1948, telah terbukti sangat efektif untuk seluruh dunia demam enterik. Untuk strain sensitif, masih paling banyak digunakan antibiotik untuk mengobati demam tifoid. Pada tahun 1960, S typh i strain dengan plasmid-mediated resistensi terhadap kloramfenikol mulai muncul dan kemudian menjadi tersebar luas di negara-negara endemik di Amerika dan Asia Tenggara, menyoroti kebutuhan untuk agen alternatif.Menghasilkan peningkatan yang cepat dalam kondisi umum pasien, diikuti oleh penurunan suhu badan sampai yg normal dalam 3-5 d. Mengurangi preantibiotic era fatalitas kasus tarif dari 10% -15% menjadi -4% 1%. Cures sekitar 90% pasien. Diperintah PO kecuali pasien adalah diare atau mengalami mual, dalam kasus tersebut, IV rute harus digunakan pada awalnya. IM rute harus dihindari karena dapat menyebabkan darah tidak memuaskan, menunda penurunan suhu badan sampai yg normal. Amoksisilin (Trimox, Amoxil, Biomox)Mengganggu sintesis dinding sel mucopeptides selama multiplikasi aktif, sehingga aktivitas bakterisidal terhadap bakteri rentan. Setidaknya seefektif kloramfenikol dalam percepatan penurunan suhu badan sampai yg normal dan tingkat kambuh. Kereta pemulihan lebih jarang terjadi dibandingkan dengan agen lain ketika organisme sepenuhnya rentan. Biasanya diberikan PO dengan dosis harian 75-100 mg / kg tid selama 14 d. Trimetoprim dan sulfametoksazol (Bactrim DS, Septra)Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam dihydrofolic. Aktivitas antibakteri TMP-SMZ termasuk patogen saluran kemih biasa, kecuali Pseudomonas aeruginosa. Sama efektifnya dengan kloramfenikol dalam penurunan suhu badan sampai yg normal dan tingkat kambuh. Trimetoprim sendiri telah efektif dalam kelompok kecil pasien. Ciprofloxacin (Cipro)Fluorokuinolon dengan aktivitas terhadap pseudomonad, streptokokus, MRSA, Staphylococcus epidermidis, dan sebagian gram negatif organisme namun tidak ada aktivitas terhadap anaerob. Menghambat sintesis DNA bakteri dan, akibatnya, pertumbuhan. Teruskan pengobatan untuk minimal 2 d (7-14 d khas) setelah tanda dan gejala hilang. Terbukti sangat efektif untuk tifoid dan demam paratifoid. Penurunan suhu badan sampai yg normal terjadi pada 3-5 d, dan kereta sembuh dan kambuh jarang terjadi. Kuinolon lain (misalnya, ofloksasin, norfloksasin, pefloxacin) biasanya efektif. Jika muntah atau diare hadir, harus diberikan IV. Fluoroquinolones sangat efektif terhadap strain multiresisten dan memiliki aktivitas antibakteri intraseluler.Tidak direkomendasikan untuk digunakan pada anak-anak dan wanita hamil karena potensi diamati untuk menyebabkan kerusakan tulang rawan pada hewan berkembang. Namun, arthropathy belum dilaporkan pada anak-anak setelah penggunaan asam nalidiksat (sebuah kuinolon sebelumnya dikenal untuk menghasilkan kerusakan sendi yang sama pada hewan muda) atau pada anak dengan fibrosis kistik, meskipun dosis tinggi pengobatan. Sefotaksim (Claforan)Penangkapan dinding sel bakteri sintesis, yang menghambat pertumbuhan bakteri. Generasi ketiga sefalosporin dengan spektrum gram negatif. Lebih rendah efikasi terhadap organisme gram positif. Sangat baik dalam kegiatan vitro terhadap S typhi dan salmonella lain dan memiliki khasiat yang dapat diterima pada demam tifoid. Hanya IV formulasi yang tersedia. Baru-baru munculnya negeri diperoleh ceftriaxone tahan infeksi Salmonella telah dijelaskan. Azitromisin (Zithromax)Dapat diberikan pada infeksi mikrobaringan sampai sedang. DPemberian PO 10 mg / kg / hari (tidak melebihi 500 mg), tampaknya efektif untuk mengobati demam tipus tanpa komplikasi pada anak 4-17 tahun . Konfirmasi hasil ini bisa memberikan alternatif bagi pengobatan demam tifoid pada anak di negara berkembang, di mana sumber daya medis yang langka. Ceftriaxone (Rocephin)Generasi ketiga sefalosporin dengan spektrum luas gram negatif aktivitas terhadap organisme gram positif; Bagus aktivitas in vitro terhadap S typhi dan salmonella lainnya. Cefoperazone (Cefobid)Dihentikan di Amerika Serikat. Generasi ketiga sefalosporin dengan spektrum gram negatif. Lebih rendah efikasi terhadap organisme gram positif. Ofloksasin (Floxin)Suatu asam turunan piridin karboksilat dengan spektrum luas efek bakterisidal. Levofloksasin (Levaquin)Untuk infeksi pseudomonas dan infeksi karena resistan terhadap organisme gram negatif. KortikosteroidDeksametason dapat mengurangi kemungkinan kematian pada kasus demam tifoid berat rumit oleh delirium, obtundation, stupor, koma, atau syok jika bakteri meningitis telah definitif dikesampingkan oleh penelitian cairan cerebrospinal. Untuk saat ini, percobaan yang paling sistematis ini telah menjadi studi terkontrol secara acak pada pasien berusia 3-56 tahun dengan demam tifoid berat yang menerima terapi kloramfenikol. Penelitian ini membandingkan hasil pada 18 pasien diberikan plasebo dengan hasil pada 20 pasien diberikan deksametason 3 mg / kg IV selama 30 menit diikuti dengan deksametason 1 mg / kg setiap 6 jam selama 8 dosis. Tingkat kematian pada kelompok deksametason adalah 10% dibandingkan 55,6% pada kelompok plasebo (P = .003) [52].Meskipun demikian, hal ini masih diperdebatkan. Sebuah pernyataan 2003, WHO mendukung penggunaan steroid seperti dijelaskan di atas, tapi review oleh penulis terkemuka dalam New England Journal of Medicine (2002) [6] dan British Medical Journal (2006) tidak mengacu pada steroid sama sekali. Sebuah uji coba 1991 dibandingkan pasien yang diobati dengan 12 dosis deksametason 400 mg atau 100 mg sampai kohort retrospektif di antaranya steroid tidak diberikan. Percobaan ini tidak menemukan perbedaan hasil antara kelompok-kelompok. [54]Data adalah jarang, tetapi penulis artikel ini setuju dengan WHO deksametason yang harus digunakan dalam kasus-kasus demam tifoid berat. Deksametason (Decadron) Pemberiandosis tinggi deksametason mengurangi mortalitas pada pasien dengan demam tifoid berat tanpa meningkatnya insiden komplikasi, menyatakan pembawa, atau kambuh antara korban.Komplikasi :Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam :1. Komplikasi intestinal Perdarahan usus Perforasi usus Ileus paralitik2. Komplikasi ekstraintetstinal Komplikasi kardiovaskular: kegagalan sirkulasi perifer (renjatan/sepsis), miokarditis, trombosis dan tromboflebitis. Komplikasi darah: anemia hemolitik, trombositopenia dan atau koagulasi intravaskular diseminata dan sindrom uremia hemoltilik. Komplikasi paru: penuomonia, empiema dan peluritis. Komplikasi hepar dan kandung kemih: hepatitis dan kolelitiasis. Komplikasi ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis dan perinefritis. Komplikasi tulang: osteomielitis, periostitis, spondilitis dan artritis. Komplikasi neuropsikiatrik: delirium, mengingismus, meningitis, polineuritis perifer, sindrim Guillain-Barre, psikosis dan sindrom katatonia.Pada anak-anaka dengan demam paratifoid, komplikasi lebih jarang terjadi. Komplikasi lebih sering terjadi pada keadaan toksemia berat dan kelemahan umum, bila perawatan pasien kurang sempurna.Pencegahan Pencegahan demam tifoid diupayakan melalui berbagai cara: umum dan khusus/imunisasi. Termasuk cara umum antara lain adalah peningkatan higiene dan sanitasi karena perbaikan higiene dan sanitasi saja dapat menurunkan insidensi demam tifoid. (Penyediaan air bersih, pembuangan dan pengelolaan sampah). Menjaga kebersihan pribadi dan menjaga apa yang masuk mulut (diminum atau dimakan) tidak tercemar Salmonella typhi. Pemutusan rantai transmisi juga penting yaitu pengawasan terhadap penjual (keliling) minuman/makanan. (Darmowandowo, 2006) Vaksinasi tifoid sangat dianjurkan untuk mencegah penyakit. Apalagi jika si kecil terkenal doyan jajan. Juga, anak balita yang sudah pandai nenangga, atau yang belum bisa cebok dengan benar. Vaksinasi harus diperkuat setiap 3 tahun. Ini karena setelah kurun waktu itu, kekebalan terhadap penyakit tifus akan berkurang. Umumnya, seusai divaksinasi, tubuh akan kebal, atau kalupun terkena maka penyakit yang menyerang tidak sampai membahayakan anak Ada dua vaksin untuk mencegah demam tifoid. Yang pertama adalah vaksin yang diinaktivasi (kuman yang mati) yang diberikan secara injeksi. Yang kedua adalah vaksin yang dilemahkan (attenuated) yang diberikan secara oral. Pemberian vaksin tifoid secara rutin tidak direkomendasikan, vaksin tifoid hanta direkomendasikan untuk pelancong yang berkunjung ke tempat-tempat yang demam tifoid sering terjadi, orang yang kontak dengan penderita karier tifoid dan pekerja laboratorium. Vaksin tifoid yang diinaktivasi (per injeksi) tidak boleh diberikan kepada anak-anak kurang dari dua tahun. Satu dosis sudah menyediakan proteksi, oleh karena itu haruslah diberikan sekurang-kurangnya 2 minggu sebelum bepergian supaya memberikan waktu kepada vaksin untuk bekerja. Dosis ulangan diperlukan setiap dua tahun untuk orang-orang yang memiliki resiko terjangkit. Vaksin tifoid yang dilemahkan (per oral) tidak boleh diberikan kepada anak-anak kurang dari 6 tahun. Empat dosis yang diberikan dua hari secara terpisah diperlukan untuk proteksi. Dosis terakhir harus diberikan sekurang-kurangnya satu minggu sebelum bepergian supaya memberikan waktu kepada vaksin untuk bekerja. Dosis ulangan diperlukan setiap 5 tahun untuk orang-orang yang masih memiliki resiko terjangkit. Ada beberapa orang yang tidak boleh mendapatkan vaksin tifoid atau harus menunggu. Yang tidak boleh mendapatkan vaksin tifoid diinaktivasi (per injeksi) adalah orang yang memiliki reaksi yang berbahaya saat diberi dosis vaksin sebelumnya, maka ia tidak boleh mendapatkan vaksin dengan dosis lainnya. Orang yang tidak boleh mendapatkan vaksin tifoid yang dilemahkan (per oral) adalah : orang yang mengalami reaksi berbahaya saat diberi vaksin sebelumnya maka tidak boleh mendapatkan dosis lainnya, orang yang memiliki sistem imunitas yang lemah maka tidak boleh mendapatkan vaksin ini, mereka hanya boleh mendapatkan vaksin tifoid yang diinaktifasi, diantara mereka adalah penderita HIV/AIDS atau penyakit lain yang menyerang sistem imunitas, orang yang sedang mengalami pengobatan dengan obat-obatan yang mempengaruhi sistem imunitas tubuh semisal steroid selama 2 minggu atau lebih, penderita kanker dan orang yang mendapatkan perawatan kanker dengan sinar X atau obat-obatan. Vaksin tifoid oral tidak boleh diberikan dalam waktu 24 jam bersamaan dengan pemberian antibiotik. Suatu vaksin, sebagaimana obat-obatan lainnya, bisa menyebabkan problem serius seperti reaksi alergi yang parah. Resiko suatu vaksin yang menyebabkan bahaya serius atau kematian sangatlah jarang terjadi. Problem serius dari kedua jenis vaksin tifoid sangatlah jarang. Pada vaksin tifoid yang diinaktivasi, reaksi ringan yang dapat terjadi adalah : demam (sekitar 1 orang per 100), sakit kepada (sekitar 3 orang per 100) kemerahan atau pembengkakan pada lokasi injeksi (sekitar 7 orang per 100). Pada vaksin tifoid yang dilemahkan, reaksi ringan yang dapat terjadi adalah demam atau sakit kepada (5 orang per 100), perut tidak enak, mual, muntah-muntah atau ruam-ruam (jarang terjadi).

Jenis-jenis Bakteri dan KarakteristikBakteri Yang Merugikan

BAKTERI PERUSAK MAKANANClostridium betulinum= menghasilkan racun betulin pada makanan kalenganPseudomonas cocovenenans= menghasilkan asam bongkrek pada tempe bongkrek, menyebab kematianLeuconostoc mesenteriodes= menyebabkan pelendiran pada nasi sehingga menjadi busuk

BAKTERI DENITRIFIKASIBakteri :-Micrococcus denitrificans- Pseudomonas denitrificans- Clostridium denitrificansKerugian : memecah nitrat menjadi nitrogen sehingga mengurangi kesuburan tanah

BAKTERI PATOGEN PADA MANUSIAN (penyebab penyakit)1.Salmonella typhosa/Rickettsia: Tifus2.Shigella dysentriae: Disentri3.Vibrio comma: Kolera4.Haemophyllus influenza: Influenza5.Diplococcus pneumoniae: Pneumonia (radang paru-paru)6.Mycobacterium tuberculosis: TBC7.Clostridium tetani: Tetanus8.Neiseria meningitis: Meningitis (radang selaput otak)9.Neiseria gonorrhoeae: Gonorrheae / GO (kencing tanah)10.Tryponema pallidium: Sifilis (raja singa)11.Mycobacterium leprae: Kusta/lepra12.Traponema partenue: Puru/patek13.Carynebacterium diphteriae: Dipteri14.Bordetella perfusis: batuk rejan15.Salmonella sp: Keracunan makanan

BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT PADA HEWAN1.Brucea abortus : Brucellosispada sapi2.Streptococcus agalatica: Mastitis pada sapi3.Basillus antharacis: Anthraks4.Atinomyces bovie: Bengkak rahang sapi5.Cytophage columnis: Penyakit pada ikan

BAKTERI PENYEBAB PENYAKIT PADA TUMBUHAN1.Xanthomonas oryzae: menyerang pucuk daun padi2.Xanthomonas campetris: menyerang tanaman kubis3.Pseudomonas solacearum: penyakit layu pada terung-terungan

Peranan Bakteri Yang Menguntungkan Bagi Manusia

BAKTERI NITROGENHidup Bebas :=Azotobacter vinelandii, Clostridium pasteurianum, Rhodospirillium rubrumHidup bersimbiosis pada kacang-kacangan :=Rhizobium leguminosarum, Rhizobium radiculaKemampuan := Memfiksasi/mengikat Nitrogen bebas dari udaraPeranan := Menyuburkan tanah pertanian

BAKTERI NITRIFIKASIBakteri Nitritasi :=Nitrosomonas winigratsky, NitrococcusaerobeaKemampuan : Mengubah amoniak menjadi nitritBakteri Nitratasi :=Nitrobacter sp, Bactoderma spKemampuan : Mengubah nitrit menjadi nitratPeranan bakteri Nitrifikasi= Menyuburkan tanah dengan menyediakan nitrat yang diserap akar tumbuhan.

BAKTERI USUS=Escherichia coli, Aerobacter sp, Klebsiella spKemampuan : Membusukkan sisa-sisa hasil pencernaan di usus manusiaPeranan : Membentuk feses, vitamin B12 dan K

BAKTERI FERMENTASI1.Lactobacillus bulgariusKemampuan : mengubah susu menjadi asam susuPeranan : memfermentasikan susu menjadi lemak2.Streptococcus thermophilusKemampuan : memfermentasikan susu menjadi lemakPeranan : produksi mentega3.Lactobacillus spKemampuan : memfermentasikan buah-buahan menjadi asinan buahPeranan : produksi asinan buah4.Pediococcus cereviceaeKemampuan : memfermentasikan daging menjadi sosisPeranan : produksi sosis5.Streptococcus lactisKemampuan : memfermentasikan susu menjadi kefirPeranan : produksi kefir6.Acetobacter xyliniumKemampuan : memfermentasikan gula menjadi selulosa (nata)Peranan : produksi nata de coco7.Acetobacter spKemampuan : memfermentasikan alkohol menjadi asam cukaPeranan : produksi asam cuka8.Thiobacillus thiozidansKemampuan : memfermentasikan alkohol menjadi asam sulfatPeranan : produksi asam sulfat9.Lactobacillus casseiKemampuan : memfermentasikan susu menjadi asam susu (yoggurt)Peranan : produksi yoghurt

PENGHASIL ANTIBIOTIKPeranan : produksi obat-obatan / antibiotik1.Bacillus brevis: menghasilkan terotrisin2.Bacillus polymixa: menghasilkan polymiksin3.Bacillus sublitis: menghasilkan basitrasin4.Streptomyces aurofasiens: menghasilkan auremisin5.Streptomyces griceus: menghasilkan streptomisin6.Streptomyces venezualae: mengahsilkan kloramiselin

BIODEGRADASI PLASTIKBakteri :Methylococcus capsulatusKemampuan : menghancurkan plastikPeranan : mengatasi pencemaran plastik

BIODEGRADASI MINYAK BUANGANBakteri :Pseudomonas spKemampuan : memanfaatkan minyak sebaga sumber makanannyaPeranan : mengatasi pencemaran minyak

BIODEGRADASI AIR BUANGANBakteri :Nitrobacter sp, Nitrosomonas sp, Pseudomonas sp, Beggiota spKemampuan : sebagai lumpur aktif penyaring air limbahPeranan : pengolahan limbah cair

BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA GENETIKA1.Bacillus thuringiensisKemampuan : penghasil pestisida biologiPeranan : pemberantasan hama2.Thiobacillus ferrooksidanKemampuan : memisahkan logamPeranan : membantu pemurnian emas3.Agrobacterium tumefaciensKemampuan : menyebabkan tumor pada tanamanPeranan : direkayasa sehingga menghasilkan tumbuhan tahan hama4.Escherichia coli(rekayasa gen)Kemampuan : menghasilkan hormon insulinPeranan : menyembuhkan penderita Diabetes Melitus

Macam-macam Bakteri Dan karakteristiknyaLarasati AqilaSeptember 21, 20130 Comment

Anggota kerajaan Monera adalah organisme mikroskopis yang meliputi bakteri dan cyanobacteria . Kedua bakteri dan cyanobacteria adalah prokariota . Prokariota tidak memiliki nukleus , dan mereka tidak memiliki organel kecuali ribosom . Materi herediter ada sebagai loop tunggal dari DNA beruntai ganda di daerah nuklir , atau nucleoid . Anggota kerajaan kalikan dengan proses aseksual yang disebut pembelahan biner . Tidak ada bukti mitosis jelas dalam proses reproduksi .Bakteri hidup di hampir semua lingkungan di bumi , termasuk tanah, air , dan udara . Mereka telah ada selama sekitar 3 miliar tahun , dan mereka telah berevolusi menjadi setiap relung ekologi dibayangkan pada , di atas , dan di bawah permukaan bumi .

Macam-macam Bakteri Dan karakteristiknyaKebanyakan bakteri dapat dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan bentuk mereka . Bakteri bola disebut sebagai cocci (tunggal adalah coccus ) , bakteri berbentuk batang adalah basil (tunggal adalah basil ) , dan bakteri spiral spirochetes jika mereka kaku atau spirilla (tunggal adalah spirillum ) jika mereka fleksibel.Cocci dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Mereka coccus yang muncul sebagai sebuah cluster teratur adalah staphylococci (tunggal adalah staphylococcus ) dan merupakan penyebab Staph infeksi . Cocci dalam rantai beadlike adalah streptokokus , dan bakteri di pasang arediplococci . Satu streptokokus adalah penyebab radang tenggorokan , sementara yang lain adalah organisme berbahaya yang digunakan untuk membuat yoghurt . Sebuah spesies Diplococcus adalah agen pneumonia , sementara penyebab gonore kedua, dan ketiga adalah agen meningitis .Karakteristik bakteriKebanyakan spesies bakteri heterotrofik , yaitu, mereka memperoleh makanan mereka dari bahan organik . Jumlah terbesar bakteri saprobik , yang berarti bahwa mereka memakan bahan organik mati atau membusuk. Sebuah spesies bakteri sedikit yang parasit . Bakteri ini hidup dalam organisme tuan rumah dan menyebabkan penyakit .Bakteri tertentu yang autotrophic , yaitu, mereka mensintesis makanan sendiri . Bakteri tersebut sering terlibat dalam proses fotosintesis . Mereka menggunakan pigmen dilarutkan dalam sitoplasma mereka untuk reaksi fotosintesis . Dua kelompok bakteri ofphotosynthetic adalah bakteri belerang hijau dan bakteri ungu . Pigmen pada bakteri ini mirip pigmen tumbuhan . Beberapa autotrophic bakteri arechemosynthetic . Bakteri ini menggunakan reaksi kimia sebagai sumber energi dan mensintesis makanan sendiri dengan menggunakan energi ini .Bakteri dapat hidup pada berbagai suhu . Bakteri yang hidup pada suhu yang sangat dingin psychrophilic , sedangkan spesies yang hidup pada suhu tubuh manusia dikatakan mesofilik . Bakteri yang hidup pada suhu yang sangat tinggi termofilik . Bakteri yang membutuhkan oksigen untuk metabolisme mereka disebut sebagai aerobik , sementara spesies yang berkembang dalam lingkungan bebas oksigen dikatakan anaerobik . Beberapa bakteri dapat hidup dengan atau tanpa udara , mereka dijelaskan asfacultative . Kebanyakan spesies bakteri hidup di lingkungan pH netral (sekitar pH 7 ) , tetapi beberapa bakteri dapat hidup dalam lingkungan asam (seperti dalam yogurt dan krim asam ) dan lain-lain dapat hidup dalam lingkungan alkalin . Bakteri tertentu yang diketahui hidup pada pH 2 ditemukan di dalam perut manusia.Kegiatan bakteriBakteri memainkan banyak peran bermanfaat dalam lingkungan . Misalnya , beberapa spesies bakteri hidup di akar tanaman polong bearing ( kacang-kacangan ) dan memperbaiki nitrogen dari udara menjadi senyawa organik yang kemudian tersedia bagi tanaman . Tanaman menggunakan senyawa nitrogen untuk membuat asam amino dan protein , memberikan mereka kepada hewan yang mengkonsumsinya. Bakteri lain bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi di tempat pembuangan sampah dan puing-puing lain di lingkungan. Bakteri ini mendaur ulang unsur-unsur penting dalam bahan organik .Dalam industri makanan , bakteri yang digunakan untuk menyiapkan banyak produk , seperti keju , produk susu fermentasi , asinan kubis , dan acar . Dalam industri lainnya , bakteri yang digunakan untuk memproduksi antibiotik , bahan kimia , pewarna , banyak vitamin dan enzim , dan sejumlah insektisida . Hari ini , mereka digunakan dalam rekayasa genetika untuk mensintesis produk farmasi tertentu yang tidak dapat diproduksi sebaliknya.Dalam usus manusia , bakteri mensintesis beberapa vitamin tidak banyak diperoleh dalam makanan , khususnya vitamin K. Bakteri juga sering memecah makanan tertentu yang dinyatakan lolos pencernaan dalam tubuh .Sayangnya , banyak bakteri patogen , yaitu , mereka menyebabkan penyakit pada manusia . Penyakit seperti tuberkulosis , gonore , sifilis , demam berdarah, keracunan makanan , penyakit Lyme , wabah , tetanus , demam tipus , dan sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri . Dalam banyak kasus , bakteri menghasilkan racun kuat yang mengganggu fungsi tubuh normal dan membawa penyakit . The botulisme ( keracunan makanan ) dan racun tetanus adalah contoh . Dalam kasus lain , bakteri tumbuh secara agresif dalam jaringan ( misalnya , tuberkulosis dan tifus ) , menghancurkan mereka dan dengan demikian menyebabkan penyakit .bakteri lainAda beberapa bentuk yang sangat kecil bakteri yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron . Rickettsia adalah satu kelompok . Organisme ultramicroscopic biasanya ditularkan oleh arthropoda seperti kutu , kutu , dan kutu . Mereka menyebabkan beberapa penyakit manusia termasuk Rocky Mountain melihat demam dan tifus .Tipe lain dari bakteri ultramicroscopic adalah klamidia tersebut . Seperti rickettsia tersebut , klamidia dapat dilihat hanya dengan mikroskop elektron . Pada manusia , Klamidia menyebabkan beberapa penyakit , termasuk infeksi mata yang disebut trachoma dan penyakit menular seksual yang disebut klamidia .Mungkin bentuk terkecil dari bakteri adalah mycoplasmas . Mycoplasmas terjadi dalam berbagai bentuk dan tidak memiliki dinding sel . Karakteristik terakhir ini membedakan mereka dari bakteri lain ( di mana dinding sel yang menonjol ) . Mycoplasmas dapat menyebabkan jenis pneumonia.Tipe lain dari bakteri adalah archaebacteria . Archaebacteria adalah spesies bakteri kuno yang diidentifikasi dalam beberapa tahun terakhir . Mereka dipisahkan dari bakteri lain atas dasar struktur ribosom dan pola metabolik . Archaebacteria adalah spesies anaerobik yang menggunakan produksi metana sebagai langkah kunci dalam metabolisme energi mereka . Mereka ditemukan di rawa-rawa dan rawa . Beberapa ilmuwan percaya ada dua subdivisi utama bakteri : yang Archaeobacteria dan semua orang lain , yang mereka menunjuk Eubacteria .Perbedaan bakteri Gram positif dan Gram negatifBaik bakteri Gram positif dan Gram negatif memiliki jenis dinding sel mereka sendiri dan mereka dapat diperiksa di laboratorium medis. Seperti nama yang menyiratkannya, bakteri gram positif dan Gram negatif mengacu pada dua jenis bakteri. Keduanya memiliki fitur yang berbeda. Bakteri Gram positif dan negatif tidak boleh dianggap dari jenis yang sama dengan cara apapun. Penggunaan dan pengaruh keduanya dibahas pada paragraf di bawah.

Perbedaan bakteri Gram positif dan Gram negatifBakteri Gram PositifBakteri Gram positif biasanya adalah dalam nuansa gelap, mereka memiliki warna biru tua dan gelap nuansa ungu ketika mereka menjalani proses mengejan. Fitur utama dari bakteri ini dipelajari berdasarkan dinding membran, sel mereka yang dari jenis sendiri dan terakhir kehadiran sitosol dalam bakteri ini. Tipe ini cukup rumit di alam dan pembentukan protein yang berguna dalam memberikan perlindungan terhadap infeksi. Karena ini adalah bakteri, hal itu jelas memiliki beberapa sisi yang mempengaruhi, para peneliti medis telah bekerja banyak pada mereka, dan mereka telah memberikan beberapa solusi untuk masalah yang disebabkan oleh mereka. Ada solusi perbaikan yang diberikan untuk cacat yang muncul pada dinding sel bakteri. Dalam beberapa tahun ini para ilmuwan telah masuk untuk mengetahui tentang penggunaan dinding sel bakteri Gram positif, digunakan untuk mengawetkan makanan juga. Memiliki dinding sel adalah konstituen utama untuk melindungi, itu membantu berinteraksi dengan lingkungan, dan membuatnya unik dari bentuk-bentuk lain dari bakteri.Bakteri Gram negatifSebuah bakteri gram negatif tidak memiliki dinding sel, tetapi membran dan jalur protein konstituennya yang mengalami interaksi tertentu. Selama proses melelahkan, warna mereka berubah menjadi kemerahan atau dalam nuansa merah muda. Jika semakin parah mungkin sangat berbahaya bagi pasien. Hari ini, antibodi yang hadir untuk memberikan perlindungan terhadap efek. Alasan mengapa mereka disebut sebagai negatif adalah karena hasil penyaringan mereka yang menyatakan bahwa mereka tidak dapat mempertahankan warna aslinya. Bagian yang dipengaruhi dari bakteri ini adalah bahwa setelah mereka masuk ke dalam aliran darah manusia mereka menghancurkan jaringan pada kecepatan yang sangat cepat, dan di sini orang itu dalam bahaya karena meskipun antibodi yang hadir tetapi sangat mustahil untuk membersihkan semua darah yang terinfeksi tubuh. Orang bisa masuk ke dalam keadaan depresi, kelemahan, dingin, dehidrasi dan kram perut. Selain itu mereka juga menyebabkan diare, pneumonia, infeksi dalam aliran darah dan penyumbatan urin.Perbedaan antara bakteri gram positif dan gram negatifPerbedaan utama antara kedua bentuk bakteri adalah antara dinding sel keduanya. Satu positif, seperti disebutkan di atas memiliki lapisan sekitar yang tebal sebagai pelindung, sementara yang lain memiliki lapisan bagian dalam membran. Dinding sel bakteri gram positif lebih kuat dari yang lain. Perbedaan lain yang dibahas adalah perbedaan antara nuansa mereka, setelah proses pewarnaan yang pertama menunjukkan warna gelap ungu, sedangkan yang kedua menunjukkan perubahan dalam nuansa; itu menggambarkan nuansa kemerahan di dalamnya. Membran eksternal, yang gram negatif miliki, tidak hadir pada yang lain. Peptidoglikan dapat ditemukan pada keduanya tetapi harus disadari bahwa lokasi dan lebarnya itu berbeda pada keduanya. Gap dari periplasma tidak diamati dalam gram positif. Sifat racun dan flagella dan daya tahan juga berbeda pada kedua bakteri ini.

Apa itu Bakteri AnaerobBakteri anaerob adalah bakteri yang tidak memerlukan oksigen untuk hidup.Pada manusia, bakteri ini umumnya hidup di saluran pencernaan, tetapi mereka juga dapat ditemukan di luar tubuh, termasuk di tanah, air, dalam makanan, dan hewan.Sebagian bakteri anaerob bermanfaat bagi manusia, tetapi yang lain menyebabkan penyakit seperti radang usus buntu, divertikulitis, dan radang gusi.Infeksi bakteri anaerob umumnya ditandai timbulnya nanah, pembentukan abses, dan kerusakan jaringan.Bermanfaat atau BerbahayaGenus Bacteroides adalah contoh bakteri anaerob yang menguntungkan sekaligus merugikan.Dalam saluran pencernaan, spesies dari genus ini membantu proses pencernaan, tapi ketika berada di daerah lain tubuh dapat menyebabkan trombosis sinus, pneumonia, meningitis, serta penyakit lainnya.Bakteri anaerob lainnya memiliki manfaat lain seperti beberapa spesies Lactobacillus yang digunakan dalam pembuatan keju.Jenis Bakteri AnaerobTerdapat tiga kategori bakteri anaerob: obligat, aerotoleran, dan fakultatif.Anaerob obligat membutuhkan lingkungan bebas oksigen untuk hidup. Bakteri jenis ini tidak bisa hidup di tempat dengan oksigen yang bisa merusak dan menghancurkan mereka.Bakteri aerotoleran tidak menggunakan oksigen untuk hidup, tapi tetap bisa hidup dalam lingkungan dengan oksigen.Anaerob fakultatif menggunakan fermentasi untuk tumbuh di tempat tanpa oksigen, tetapi menggunakan respirasi aerobik di tempat-tempat dengan oksigen.Porphyromonas gingivalis adalah contoh bakteri anaerob obligat yang umumnya ditemukan di mulut, tetapi juga dianggap berhubungan dengan rheumatoid arthritis.Contoh umum bakteri anaerob aerotoleran adalah Propionibacterium acnes yang berkontribusi terhadap munculnya jerawat.Dalam beberapa kasus, bakteri ini bisa memasuki tubuh dan menyebabkan endokarditis, yang merupakan peradangan pada lapisan jantung.Beberapa spesies dalam genus Staphylococcus adalah jenis bakteri anaerob fakultatif dan merupakan penyebab utama keracunan darah.Salah satu contohnya adalah Staphylococcus aureus, yang memicu masalah kulit seperti jerawat, bisul, dan impetigo serta kondisi lain yang lebih serius seperti meningitis, endokarditis, dan pneumonia.Contoh lain anaerob fakultatif adalah Escherichia coli yang memiliki banyak strain bermanfaat serta beberapa strain yang merusak, seperti yang menyebabkan keracunan makanan.Infeksi Bakteri AnaerobBanyak bakteri anaerob menginfeksi luka terbuka, ulkus kulit diabetes, gigitan, dan lesi kulit lainnya.Bacteroides adalah spesies bakteri anaerob umum yang terdapat dalam luka kaki penderita diabetes.Seringkali, bakteri anaerob hidup berdampingan dengan bakteri aerobik dan lazim ditemukan dalam ulkus kaki sehingga membuatnya lebih sulit diobati.Bakteri anaerob lainnya, seperti genus Actinomyces menyebabkan infeksi gigi dalam mulut.Berkumur dengan hidrogen peroksida akan melepaskan oksigen sehingga menghancurkan atau memperlambat pertumbuhan bakteri anaerob.Terkadang bakteri anaerob menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan abses, pneumonia, radang selaput dada purulen, dan pelebaran bronkhus pada paru.Gejala InfeksiGejala infeksi bakteri anaerob bervariasi sesuai dengan lokasi, dengan nyeri dan demam biasanya menjadi gejala umum.Misalnya, infeksi pada gigi dan gusi sering menimbulkan rasa sakit, bengkak, pendarahan gusi, serta bau mulut.Seseorang yang mengalami infeksi tenggorokan mungkin mengalami sakit tenggorokan, sensasi tersedak, demam, serta bau mulut.Orang dengan infeksi paru-paru mungkin mengalami kesulitan bernapas, batuk, nyeri dada, dan demam.Sedangkan infeksi pada aliran darah sering menimbulkan gejala menggigil dan demam tinggi, dan pada kasus parah mengakibatkan kematian.Faktor RisikoTerdapat peningkatan risiko infeksi pada mereka yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh, baru menjalani operasi, atau mengalami luka.Orang dengan diabetes mellitus, penyakit pembuluh darah, kanker, dan tumor juga lebih rentan terhadap infeksi bakteri.Bentuk Bakteri AnaerobBakteri anaerob memiliki banyak bentuk. Actinomyces memiliki bentuk batang yang mungkin lurus, sedikit melengkung, atau bercabang.Propionibacterium juga memiliki beberapa bentuk, seperti oval, batang, serta bercabang.[]

Dasar-dasar Pemeriksaan BakteriUntuk menetapkan nama atau identifikasi suatu kuman (bakteri) dari hasil isolasi, diperlukan urut-urutan pemeriksaan seperti berikut :1.Reaksi terhadap pewarnaan dan morfologi bakteri.2.Sifat-sifat pertumbuhan (media) dan morfologi koloni.3.Pengujian sifat-sifat fisiologis/reaksi biokimia dan gerak.4.Reaksi aglutinasi dan presipitasi.5.Pathogenitet hewan percobaan.6.Test kulit.7.Serologi (reaksi pengikat komplemen).

1.Morfologi dan reaksi terhadap pewarnaan.Untuk mengethui morfologi (bentuk) kuman dan sekaligus reaksi terhadap pewarnaan, dilakukan dengan pewarnaan Gram. Tetapi jika hanya untuk mengetahui adanya kuman dan bentuk saja, dapat diperiksa dengan pewarnaan Methylen biru. Dalamroutinedi laboratorium, biasanya dipulas dengan Gram, kecuali bakteri-bakteri tahan asam. Dengan mengetahui Gramnya suatu bakteri, dapat kita memilih media-media apa yang diperlukan. Dengan pewarnaan Gram dapat dibagi bakteri-bakteri itu atas 2 golongan : Gram positif dan Gram negatif.

Gram positif :a.Semua Bacillus, misalnya: B.substilis, B.anthrax, B.mycoides.b.Semua Clostridium, misalnya: Cl.tetani, Cl.botulinum, Cl.Welchii.c.Semua coccus, misalnya: Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Gaffkya, Tetragena.d.Semua diphtheroid, misalnya: C.B.diphtheri, C.xerosis, C.Hoffman.e.Genus Mycobacterium, misalnya:@#$%tbc, lepra.f.Treponemataceaeg.Sel-sel ragi (yeast).

Gram negatif :a.Bakteri-bakteri usus pathogen, misalnya: B typhus dan paratyphus, B.dysenteri.b.Bakteri-bakteri usus apathogen: E.coli, E.intermedium, A.aerogenes, Paracolobactrum.c.Semua Reisseria, misalnya: Gonococus, Meningococcus dan Neisseria lain.d.Semua bacteroid, misalnya: B.fragillis, B.funduliformis.e.Semua Brucella, misalnya: B.melitensis, B.Ab.Bang.f.Hemophilus2.g.Pasteurella.

2.Media (perbenihan, kultur).Untuk mengisolasi bakteri dari material (bahan) harus ditanam kepebenihan. Atas dasar pengamatan Gram dan morfologi bakteri, kita dapat memilih media apa yang diperlukan. Ada juga bahan yang tidak dapat dilakukan pewarnaan Gram, misalnya terhadap feces, darah. Tetapi dalam hal ini biasanya ada permintaan dari dokter yang ditujukan terhadap pemeriksaan suatu bakteri, misalnya : pemeriksaan terhadap salmonella atau shigella atau vibrio (Salmonella bisa terdapat dalam feces dan darah, sedangkan shigella dan vibrio hanya terdapat dalam feces). Dengan demikian kita dapat memilih media yang selektif untuk Gram negati staf atau media yang eksklusif bagi bakteri-bakteri yang bersangkutan. Bagaimana cara menanam dari material-material tersebutlihat halaman 28, dan bagaimana ciri-ciri (morfologi) koloninyalihat halaman 26. Di bawah ini diberikan contoh-contoh media yang diperlukan untuk mengisolasi bakteri-bakteri.

Media: Untuk bakteri-bakteri:1.Agar biasa dan bouillon : Streptococcus, Staphylococcus.2.Agar darah dan bouillon darah : Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Hemophilus influensa.3.Endo. S.S.agar, Leifson : Salmonella dan Shigella.4.Wilson-Blair : Salmonella typhi.5.Eosin Methylen Blue (E.M.B.agar) : Shigella.6.Levinthal pelat agar : Hemophilus influensa.7.Lowenstein, Finlayson, Dubos : Mycobacterium tuberculose.8.Alkalis pepton : Enrichment untuk Vibrio.9.Gaal, Tetrathionat : Enrichment untuk Salmonella.10.Telluriet, Loffler : Corynebacterium diphtheriae.11.Agar darah-kentang-glycerin : Hemophilus pertusis.12.Soda agar, TCBS, Dieudonne : Vibrio (kolera dan ElTor).13.Vervoort dan Noguchi : Leptospira.14.Tarozzi bouillon : Clostridium (anaerobe).15.Sabouraud agar : Ragi, Saccharomyces, Fungi, Torula, Monilia. dll.

3.Reaksi Bio-Kimia.Untuk membantu determinasi atau identifikasi suatu mikroba diperlukan pengujian sifat-sifat physiologik terhadap beberapa macam gula. Daya fermentasi (peragian) terhadap karbohidrat dari kuman-kuman itu satu sama lain berbeda-beda. Secara pasti sukar dimengerti mengapa suatu kuman dapat meragikan salah satu gula, sedangkan gula yang lainnya tidak. Padahal jika ditinjau dari sudut emphiris, gula itu adalah sama.Hal ini disebabkan mungkin adanya perbedaan letak atom-atom H dan OH di sekitar atom C. Gula-gula yang dipakai adalah monosaccharida, disaccharida, trisaccharida. Tiap jenis gula terdapat dalam air-pepton, kadarnya kira-kira 1%. Dalam tabung-tabung peragian ini dimasukkan satu tabung kecil letaknya terbalik, untuk menampung gas yang terbentuk. Tabung peragian ini disebut tabung Durham. Untuk mengetahui adanya peragian atau tidak maka ke dalam perbenihan dibubuhi suatu indikator sebagai petunjuk asam dan basa. Indikator yang biasanya dipakai dalam peragian gula-gula ini, ialah :a.Azolitmin, dalam keadaan netral atau sedikit basa warnanya violet (ungu), dalam keadaan asam warnanya kuning.b.Phenol-red, dalam keadaan netral atau sedikit basa warnanya merah dan dalam keadaan asam warnanya kuning.Bila suatu bakteri ditanam ke peragian ini, maka terdapat 3 kemungkinan :1.Bakteri tidak meragikan gula atau terbentuk alkalis sedikit, sehingga warna indikator dalam tabung peragian tidak berubah. Kita catat sebagai : Peragian negatif (-).2.Bakteri meragikan gula, tidak membentuk gas. Karena adanya peragian ini terbentuk asam yang menyebabkan warna indikator berubah dan perubahan ini dapat dilihat. Kita catat sebagai : Peragian positif (+).3.Bakteri meragikan gula dan membentuk gas, terjadi perubahan indikator dan gas yang terbentuk masuk ke dalam tabung Durham. Gas ini dapat kita lihat, yaitu isi tabung Durham jernih. Kita catat sebagai : Peragian positif dan membentuk gas (+g).

Untuk melakukan pemeriksaan reaksi bio-kimia, di laboratorium disebut jajaran warna (jajaran panjang) mungkin karena tutup macam-macam gula itu berwarna-warni. Jajaran warna secararoutinebiasanya terdiri dari :

a.Agar miring.b.Glukose.c.Lactose.d.Seitz.e.Mannit.f.Maltose.g.Saccharose.h.Indol.i.Methyl red.j.Simon citrat.k.Voges Proskauer.l.Urea.m.T.S.A (T.S.I).n.Semi-solid.

Sesudah 1-2 hari disimpan pada suhu 37C (kecuali semi-solid disimpan pada suhu kamar), hasil reaksi dan peragian dapat dibaca.

Cara melakukan pemeriksaan reaksi biokimia. Pemeriksaan reaksi biokimia, pada umumnya dilakukan terhadap Gram negatif staf. Material yang telah ditanam pada media untuk Gram negatif staf, seperti Endo agar, S.S. agar dan Leifson secara apusan, sesudahdikerampada inkubator 37C selama 24 jam, tumbuhlah koloni-koloni bakteri.Pilihlah koloni-koloni yang rein, kemudian dengan jarum diambil 1 koloni dan ditanam ke perbenihan bouillon 1 ml. Bouillondierampada suhu 37C kira-kira 30 menit, seterusnya ditanam kejajaran warna seperti di atas, dengan ose dan jarum. Untuk citrat, urea, T.S.A. dan semi solid ditanam dengan jarum, selainnya dengan ose.~Citrat: Tusuk sampai ke dasar tabung, kemudian goreskan pada permukaan citrat agar.~Urea : Penanaman dilakukan dengan melakukan goresan pada permukaan urea-agar.~T.S.A: Tusuk sampai ke dasar tabung, kemudian goreskan pada permukaan.~Semi-solid : Tusuk sampai ke dasar tabung, kemudian jarum ditarik pelan-pelan, melihat gerak.Penanaman harus secepat mungkin dan aseptis.

4.Agglutinasi dan presipitasi.Reaksi agglutinasi dilakukan di atas gelas-objek yang bersih, sedangkan reaksi presipitasi dilakukan pada tabungkecel, dengan memakai antiserum. Antiserum diperoleh dengan menyuntik kelinci beberapa kali dengan kuman yang telah dimatikan. Darah kelinci diambil sesudah dibiarkan membeku dan diputar maka cairan yang jernih sebelah atas tabung putar terdapat serum yang mengandung antibody, misalnya : agglutinin atau presipitin. Serum ini di laboratorium disebut antiserum. Antiserum ini beragglutinasi dengan bakteri yang homolog (sebagai agglutinogen)ranreaksinya adalah khas (spesifik).Reaksi agglutinasi antara lain dilakukan terhadap pemeriksaan : Salmonella, Shigella, Pneumococ, Vibrio. Sedangkan presipitat antara lain dilakukan terhadap pemeriksaan : Brucella, Anthrax (Ascoli test), Yeast dan Fungi, dll. Sebagai contoh dapat dikemukakan di sini :a)Pada pemeriksaan feces (tinja) dari seorang pasien dapat dipisahkan sejenis bakteri yang menurut sifat-sifat pertumbuhan dan sifat-sifat biokimianya seperti kuman typhus (Salmonella typhi). Berdasarkan pengamatan sifat-sifat ini saja belum dapat ditetapkan diagnosa, pemeriksaan harus dilengkapi dengan agglutinasi dengan antiserum typhus. Bila terjadi agglutinasi positif, barulah dapat diberikan/ditetapkan nama kuman tadi. Sebaliknya jika agglutinasi negatif, pasti bukan kuman typhus (Salmonella typhi).b)Demikian juga halnya jika dari urine pasien dapat diisolasi suatu kuman yang sifat-sifat pertumbuhannya dan sifat-sifat biokimianya sama dengan kuman paratyphus, untuk memastikan diagnosa, harus dilengkapi dengan agglutinasi antiserum2 paratyphus.c)Begitu juga kalau dari feces penderita dapat diisolasi suatu kuman yang sifat-sifat pertumbuhan dan sifat-sifat biokimianya sama dengan Shigella. Maka untuk menetapkan diagnosa dan penetapan jenis Shigella tersebut harus dilanjutkan dengan pemeriksaan agglutinasi, dengan mempergunakan antiserum2 Shigella.Dari contoh-contoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk menetapkan diagnosa/nama bakteri yang dapat diasingkan, misalnya untuk Salmonella, Shigella, Vibrio harus dilengkapi dengan agglutinasi.

5.Pathogenitet hewan percobaan.Untuk menetapkan diagnosa terhadap beberapa kuman penyakit diperlukan percobaan hewan.Hewan atau binatang yang dipergunakan harus sensitif (peka = rentan) terhadap kuman yang bersangkutan. Pada hewan-hewan percobaan tersebut harus dijumpai kembali kuman-kuman tersebut, atau menimbulkan gejala-gejala yang spesifik (Postulate Koch).Contoh-contoh :Mycobacterium tuberculose type human dan bovine sensitif terhadap marmut.Tipe bovine saja sensitive terhadapsapi dan kelinci dan sapi.Pasteurella pestis sensitive terhadap marmut.Pneumococcus sensitive terhadap tikus putih kecil.Percobaan rabies binatang kera dan tikus putih kecil (Habel mouse test).

6.Test kulit.Beberapa kuman memerlukan test kulit untukmemperlengkapidiagnosa. Contoh yang dilakukan test kulit, ialah :a.Beta Streptococus.b.Pneumococcus.c.Myc.tuberkulose.d.C.diphtheriae.e.Brucella.f.Yeast dan Fungi, dll.

7.Serologi.Beberapa penyakit dapat diperiksa dengan complement fixation test (reaksi pengikat komplemen).Untuk reaksi ini diperlukan : ekstrak-antigen, amboceptor, serum-pasien, eritrosit biri-biridan serum komplemen. Cara-cara melakukan complement fixation test, lihat diktat serologi. Yang dapat diperiksa dengan test ini, antara lain:a.Gonococcus (gonorrhoea).b.Brucella.c.Yeast dan Fungi.d.Treponema (penyakit syphilis), dll. Di dalamroutine(pekerjaan sehari-hari) pemeriksaan bakteri hanya dilakukan dengan: pewarnaan, kultur (media), reaksi biokimia, agglutinasi dan percobaan hewan.

20