PENANAMAN KEDISIPLINAN BERIBADAH DI PONDOK...
Transcript of PENANAMAN KEDISIPLINAN BERIBADAH DI PONDOK...
1
PENANAMAN KEDISIPLINAN BERIBADAH
DI PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH KARANGSUCI
PURWOKERTO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd. I )
Oleh:
DINA PUJIANA NIM. 1223308069
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2016
ii
PENANAMAN KEDISIPLINAN BERIBADAH
DI PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH KARANGSUCI
PURWOKERTO
Dina Pujiana
1223308069
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang penanaman kedisiplinan santri di Pondok
Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto. Sudah tidak dipungkiri lagi
bahwasanya pada akhir-akhir ini permasalahan yang sering dibahas adalah
permasalahan seputar tentang kedisiplinan. Kedisiplinan menjadi sorotan penting
baik dalam dunia pendidikan maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Pondok
Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto merupakan salah satu pondok yang
dipandang telah menerapkan kedisiplinan bagi santrinya.
Penelitian ini fokus pada : “Bagaimana penanaman kedisiplinan beribadah
terhadap santri.” Penelitian di laksanakan di Pondok Pesantren Al-Hidayah
Karangsuci Purwokerto karena jumlah santri di Pondok Pesantren tersebut cukup
banyak, dan mayoritas santrinya adalah mahasiswa sehingga apa saja kiat
penanaman kedisiplinan disana menarik untuk diteliti.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif serta menggnkan metode penelitian studi kasus. Data-data
dikumpulkan dengan metode 1) Observasi digunakan untuk memperoleh
gambaran tentang penanaman kedisiplinan di Pondok Pesantren Al-Hidayah, 2)
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan
penanaman kedisiplinan, 3) Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data
tentang sejarah berdirinya pondok pesantren, struktur organisasi, keadaan
ustadzat, santri dan kurikulum. Analisis data menggunakan model Miles and
Huberman, adapun teknik analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penanaman kedisiplinan dilakukan terhadap santri di pondok Pesantren Al-
Hidayah Karangsuci Purwokerto, adapun kiat-kiat menanamkannya meliputi
peningkatan motivasi, pendidikan dan latihan, kepemimpinan, penerapan reward
and punishment, serta penegakan aturan.
Kata kunci: Penanaman, Disiplin, Beribadah dan Pondok Pesantren.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING .............................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Definisi operasional ................................................................ 6
C. Rumusan Masalah ................................................................... 10
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 10
E. Tinjauan pustaka ...................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Disiplin ..................................................................................... 14
1. Pengertian disiplin ............................................................. 14
2. Tujuan Disiplin ................................................................. 17
iv
B. Penanaman Kedisiplinan .......................................................... 19
1. Pengertian Penanaman Kedisiplinan ................................. 19
2. Bentuk-Bentuk Kedisiplinan ............................................. 20
3. Unsur-Unsur Kedisiplinan ................................................ 20
4. Jenis-Jenis Kedisiplinan .................................................... 23
5. Cara Menanamkan Kedisiplinan ....................................... 24
C. Pondok Pesantren ..................................................................... 28
1. Pengertian Pondok Pesantren ............................................ 28
2. Tujuan dan Sistem pengajaran .......................................... 30
3. Unsur-Unsur Pondok Pesantren ........................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 34
B. Sumber Data ............................................................................ 35
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 36
D. Teknik Analisis Data ............................................................... 38
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Hidayah ................... 43
1. Sejarah Singkat Berdiri dan Perkembangannya ................ 43
2. Tujuan Berdirinya ............................................................. 48
3. Visi dan Misi ..................................................................... 49
4. Letak Geografis ................................................................. 50
5. Keadaan Ustadz-Ustadzah dan Santri ............................... 51
6. Struktur Organisasi ........................................................... 55
v
7. Sarana dan Prasarana ......................................................... 64
8. Sistem pendidikan ............................................................. 65
B. Gambaran Umum Tentang Penanaman Kedisiplinan Santri di
Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto ......... 67
C. Penanaman Kedisiplinan Santri di Pondok Pesantren Al-
Hidayah Karangsuci Purwokerto ............................................ 73
D. Analisis Penanaman Kedisiplinan Santri di Pondok Pesantren
Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto ....................................... 91
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 102
B. Saran-Saran ............................................................................. 103
C. Kata penutup ........................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sehubungan dengan degradasi moral yang terjadi pada generasi
penerus bangsa, kini pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada
pembangunan karakter. Pembangunan karakter bangsa menjadi salah satu
perhatian kuat pemerintah. Pendidikan karakter bukanlah kebijakan yang baru
tentang pendidikan melainkan upaya mengembalikan penyelenggaraan
pendidikan kepada esensi yang sesungguhnya, sebagaimana diamanatkan
dalam pasal 1 (1) UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas.
“Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana dan proses belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”1
Oleh karena itu, pendidikan karakter harus dikembangkan dalam
bingkai yang utuh Sistem Pendidikan Nasional dan dalam rangka mencapai
Tujuan Utuh Pendidikan Nasional. Pendidikan karakter merupakan bagian
yang penting dari proses pendidikan. Sehingga sudah seharusnya tidak ada
dikotomi antara pendidikan akademik dan pendidikan karakter.
1 Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2006), hlm. 2.
7
7
Karakter adalah proses perkembangan, dan pengembangan karakter
adalah sebuah proses berkelanjutan dan tak pernah (never ending process)
selama manusia hidup dan selama sebuah bangsa ada dan ingin tetap eksis.2
Pendidikan karakter dapat diibaratkan seperti mengukir. Di dalam
proses mengukir, pengukir harus menggunakan kehati-hatian serta
memberikan sentuhan sehalus mungkin agar ukiran tersebut menjadi bagus
dan memiliki nilai keindahan yang lebih. Sehingga, hal yang sama juga harus
dilakukan dalam pendidikan karakter.
Dalam pendidikan karakter ada 18 nilai yang harus dikembangkan
sekolah dalam menentukan keberhasilan pendidikan karakter yaitu: religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.3
Sudah kita ketahui bahwasanya pada akhir-akhir ini permasalahan
yang sering dibahas adalah permasalahan seputar tentang kedisiplinan.
Kedisiplinan menjadi sorotan penting baik dalam dunia pendidikan maupun
dalam kehidupan bermasyarakat. Sering kita jumpai beberapa pelajar
melakukan tindakan tidak disiplin baik itu disiplin terhadap diri sendiri,
masyarakat, maupun di sekolah. Tindakan tersebut menjadi sorotan
masyarakat sekitar bahwasanya pada lazimnya seorang pelajar harus lebih
mengetahui dan menerapkan perilaku disiplin.
2Thomas Lickona, Character Matters, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.xi.
3Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di
Sekolah,(Yogyakarta: Ar-Russ Media, 2012), hlm.40.
8
8
Biasanya, disiplin dilakukan dengan keterpaksaan. Ketika ada
pengawasan dari petugas (pemimpin) timbulah perilaku disiplin, akan tetapi
bila tidak ada pengawasan dari petugas (pemimpin) maka pelanggaran
dilakukan. Contoh perilaku disiplin dan pelanggarannya yang sering terjadi di
sekolah yaitu siswa yang dituntut untuk mengenakan pakaian dengan rapih
dan sesuai dengan apa yang ditentukan oleh sekolah, akan tetapi biasanya ada
saja siswa yang melanggar peraturan tersebut dengan berpakaian tidak rapih
yang tidak sesuai dengan ketentuan sekolah terutama bila tidak ada petugas
yang mengawasi permasalahan seragam sekolah. Oleh karena itu, disiplin
yang terpaksa identik dengan ketakutan pada hukum. Sedangkan disiplin
karena kesadaran menjadikan hukum sebagai alat yang menyenangkan di jiwa
dan selalu siap sedia untuk menaatinya.
Sebenarnya, untuk menegakan suatu disiplin tidak selamanya harus
melibatkan orang lain, akan tetapi melibatkan diri sendiri juga bisa. Bahkan
melibatkan diri sendirilah yang lebih penting, sebab penegakan disiplin karena
melibatkan diri sendiri berarti disiplin yang timbul itu adalah karena
kesadaran.
Lembaga pendidikan di Indonesia, memiliki tiga jenis lembaga
pendidikan. Yaitu lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal.
Pelajar atau peserta didik tidak hanya terdapat dalam lembaga
pendidikan formal seperti sekolah saja, akan tetapi peserta didik juga terdapat
pada lembaga pendidikan non formal seperti di pondok pesantren yang peserta
9
9
didiknya lebih akrab disebut santri. Pondok pesantren merupakan salah satu
lembaga pendidikan non formal di Indonesia.
Banyak sekali pondok pesantren yang berada di Indonesia salah
satunya yaitu Pondok Pesantren Al-Hidayah yang berada di Purwokerto.
Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto merupakan pondok
pesantren yang memiliki jumlah santri paling banyak dibandingkan dengan
pondok pesantren lainnya yang bekerjasama dengan IAIN Purwokerto.
Pandangan sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa pondok pesantren
Al-Hidayah merupakan pondok yang sangat ketat peraturannya. Berdasarkan
pengalaman sebagian besar santri, dapat diketahui bahwa tidak semua santri
memiliki kesadaran untuk melaksanakan seluruh kegiatan yang diadakan oleh
pihak pengasuh pondok pesantren. Terlebih jika latar belakang mereka berada
di pondok pesantren karena terpaksa. Di Pondok Pesantren Al-Hidayah,
mayoritas santrinya adalah mahasiswa. Seharusnya, mereka sudah lebih
memahami arti pentingnya disiplin. Akan tetapi, dari latar belakang mereka
berada di pondok karena terpaksa sehingga mereka belum memahami sistem
pendidikan di pondok pesantren. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya
disiplin pada setiap kegiatan yang berlangsung di pondok pesantren tersebut.
Oleh karena itu, untuk mengatasi ketidak disiplinan santrinya, pihak pengasuh
pondok menerapkan beberapa aturan yang harus dipatuhi oleh santrinya.
Dalam proses penanaman kedisiplinan tersebut, pihak pengasuh pondok
pesantren mengadakan kepengurusan pondok dan organisasi intern yang
dipercaya dapat membantu kontrol kedisiplinan santri pada setiap kegiatan.
10
10
Berdasarkan hasil observasi tanggal 4 November 2015, dapat diketahui
bahwasanya Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto
merupakan lembaga pendidikan non formal yang menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran berbagai ilmu pengetahuan agama dan berupaya
menanamkan kedisiplinan. Menurut pihak pengasuh pondok, sangatlah
penting mendidik santri dengan menanamkan kedisiplinan. Walaupun
mayoritas dari santrinya berlatar belakang menempuh pendidikan di
Perguruan Tinggi yang seharusnya sudah memiliki kesadaran tentang disiplin,
akan tetapi beliau tetap mengupayakan penanaman kedisiplinan tersebut.
Karena menurut beliau yang namanya manusia itu dapat dengan mudah
berubah-rubah sehingga dengan adanya penanaman kedisiplinan kepada
santrinya, mereka dapat mengingat dan mengontrol diri sesuai dengan etika
santri dan menjiwai perilaku kedisiplinan hingga diharapkan munculah
disiplin itu sebagai kesadaran diri.
Dalam menanamkan kedisiplinan terhadap santrinya, pihak pengasuh
pondok pesantren melakukan beberapa aksi yang dianggap sesuai untuk
membentuk kedisiplinan. Beberapa aksi yang dilakukan oleh pihak pengasuh
Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto meliputi pembuatan
qonun atau peraturan tertulis beserta dengan sanksinya baik yang bersifat
umum untuk seluruh santri, maupun peraturan khusus bagi santri putri dan
santri putra, pembentukan pengurus pondok dan organisasi intern yang
membantu jalannya kegiatan dan kontrol terhadap kegiatan yang berlangsung,
pembuatan kartu izin santri, peraturan madrasah diniah, peraturan madrasah
11
11
Quran dan lain sebagainya. Dengan adanya beberapa peraturan tersebut, dapat
diketahui bahwa santri semakin disiplin dalam mengaji dan mengikuti
kegiatan yang berada di pondok pesantren.
B. Definisi Operasional
Agar terhindar dari kesalahfahaman dan kekeliruan dalam memahami
judul penelitian ini, maka penulis merasa penting untuk menegaskan beberapa
istilah yang penulis pakai dalam penelitian ini yaitu:
1. Penanaman Kedisiplinan
Penanaman berasal dari kata tanam yang artinya menaruh,
menaburkan, (paham, ajaran, dan sebagainya), memasukan,
membangkitkan, atau memelihara (perasaan, cinta kasih, semangat, dan
sebagainya). Sedangkan penanaman itu sendiri berarti proses atau caranya,
perbuatan menanamkan.4
Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang
tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada
dengan senang hati.5
Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan
kehidupan pribadi dan kelompok.6
Perilaku disiplin merupakan perilaku yang timbul dari dalam jiwa
karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib. Dengan itu, dapat
4 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998), hlm. 890. 5 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakter dan Implementasi,
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), hlm. 135. 6 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm.
12.
12
12
dipahami bahwa disiplin adalah tata tertib, yaitu ketaatan (kepatuhan)
kepada peraturan tata tertib dan sebagainya.
Pada dasarnya, disiplin yang dikehendaki itu tidak muncul karena
kesadaran, tetapi ada juga yang paksaan. Karena dengan disiplinlah akan
didapatkan keteraturan dalam kehidupan.
Disiplin adalah sesuatu yang harus dikembangkan dari dalam diri,
seperti tulang belakang, tidak berpatokan dari luar diri, seperti sepasang
belenggu.7
Dalam pendidikan karakter ada 18 nilai yang harus dikembangkan
sekolah dalam menentukan keberhasilan pendidikan karakter yaitu:
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.
Pendidikan karakter menegaskan bahwa disiplin, apabila ingin
berhasil, harus mengubah anak-anak dari dalam diri. Disiplin harus
mengubah sikap mereka, cara mereka berfikir dan merasa. Disiplin harus
mengarahkan mereka untuk ingin berperilaku berbeda. Disiplin harus
membantu mereka mengembangkan kebaikan seringkali berupa rasa
hormat, empati, penilaian yang baik, dan kontrol diri yang pada pokonya
ketiadaannya mengarah ke permasalah disiplin. Apabila kebaikan yang
tidak ada tersebut tidak dikembangkan, bersama-sama dengan komitmen
7 Seorang guru dalam buku Thomas Lickona, Character Matters, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2012), hlm. 175.
13
13
untuk mempraktikannya, maka permasalahan perilaku akan terjadi lagi.
Ringkasnya, disiplin yang efektif harus berbasis-karakter, disiplin ini
harus memperkuat karakter siswa, semata-mata bukan mengontrol perilaku
mereka.8
Dari beberapa definisi diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
penanaman kedisiplinan adalah tindakan yang dilakukan dalam rangka
membentuk perilaku disiplin. Perilaku disiplin, dapat terjadi karena
paksaan maupun kesadaran diri individu yang dapat membentuk sebuah
karakter individu itu sendiri. Sebenarnya, disiplin yang diharapkan adalah
disiplin yang timbul dari kesadaran masing-masing individu. Akan tetapi,
beberapa upaya yang dilakukan untuk membentuk karakter disiplin juga
diperlukan. Penanaman kedisiplinan sedari dini juga dapat menimbulkan
kesadaran terhadap kedisiplinan itu sendiri.
2. Santri Pondok Pesantren
Santri merupakan unsur pokok dari suatu pesantren, santri biasanya
terdiri dari dua kelompok yaitu:9
a. Santri mukim
Santri mukim ialah santri yang berasal dari daerah yang jauh
dan menetap dalam pondok pesantren.
b. Santri kalong
Santri kalong ialah santri-santri yang berasal dari daerah-daerah
sekitar pesantren dan biasanya mereka tidak menetap dalam pesantren.
8 Thomas Lickona, Character Matters, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hlm. 176.
9 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996),
hlm. 49.
14
14
Mereka pulang kerumah masing-masing setiap selesai mengikuti
pelajaran di pesantren.
Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para
santri. Sedangakan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana
yang terbuat dari bambu.
Kata “pondok” mungkin juga berasal dari bahasa Arab “funduq”
yang berarti hotel atau asrama.
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran
agama islam, yang pada umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut
diberikan dengan nonklasikal (sistem bandungan dan sorogan), dimana
seorang kiai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis
dalam bahasa Arab oleh ulama-ulama besar sejak abad pertengahan,
sedang para santri biasanya tinggal dalam pondok atau asrama dalam
pesantren tersebut.10
Dari beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa santri
pondok pesantren adalah beberapa orang yang tinggal di sebuah tempat
yang sering di sebut dengan pondok pesantren dalam rangka menuntut
ilmu agama dari berbagai kajian kitab kuning yang diajarkan baik oleh
pengasuh pondok (kiai) maupun ustadz/ustadzah.
3. Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto
Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto adalah salah
satu lembaga pendidikan nonformal yang ada di Kab. Banyumas yang
10
Hasbullah, Kapita Selekta……………………. hlm. 45.
15
15
didirikan oleh Alm. KH. Muslih dan Dr. KH. Noer Iskandar Al-Barsani,
MA yang berkedudukan di Jl. Letjend. Pol. Soemarto, Gg. Gunung
Dieng, RT 01/IV, Karangsuci, Kelurahan Purwanegara, Kecamatan
Purwokerto Utara, Purwokerto 53126.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi fokus
permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah Penanaman
Kedisiplinan Santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci
Purwokerto?”
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana penanaman kedisiplinan santri di
Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto.
b. Untuk mendeskripsikan bagaimana penanaman kedisiplinan santri di
Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto.
2. Manfaat Penelitian
a. Memberikan informasi terkait dengan bagaimana penanaman
kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci
Purwokerto.
b. Mengetahui tentang bagaimana pemahaman pihak pengasuh Pondok
Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto.
16
16
c. Mengetahui aksi apa saja yang dilakukan oleh pihak pengasuh Pondok
Pesantren dalam menanamkan kedisiplinan terhadap santri.
d. Menambah pengetahuan bagi penulis dan kontribusi untuk dijadikan
referensi bagi Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.
E. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan bagian yang mengungkapkan teori yang
relevan dengan masalah penelitian yang juga merupakan kerangka teoritis
mengenai permasalahan yang akan dibahas.
Dalam tinjauan pustaka ini penulis mengambil sumber dari beberapa
penelitian terdahulu yang berkitan tentang penanaman kedisiplinan, penelitian
oleh saudari Indriyanti Khusnul Musyofah tahun 2013 dalam skripsinya yang
berjudul “Strategi Penanaman Kedisiplinan Siswa di MI Ma’arif NU
Banjarparakan Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran
2012/2013”
Penelitian tersebut membahas tentang bagaimana strategi penanaman
kedisiplinan terahadap siswa MI dengan berbagai cara yang dianggap tidak
memberatkan siswanya dalam melaksanakan perilaku disiplin. Persamaan
dengan skripsi ini yaitu sama-sama meneliti tentang kedisiplinan dan
perbedaan dengan skripsi ini yaitu subyek dan tempat penelitian serta
penelitian yang penulis lakukan lebih menekankan pada penanaman
kedisiplinan di lembaga pendidikan non formal yaitu pondok pesantren.
Penelitian oleh saudari Widyasari Nuria tahun 2013 dalam skripsinya
yang berjudul “Usaha Sekolah dalam Membentuk Kepribadian Siswa Melalui
17
17
Kedisiplinan di MTs Masyitoh Kroya Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran
2012/2013”.
Penelitian tersebut membahas tentang berbagai usaha yang dilakukan
oleh pihak sekolah dalam membentuk kepribadian siswa melalui kedisiplinan.
Seperti pembiasaan melaksanakan shalat barjama’ah, menghafal do’a-do’a,
memakai jilbab bagi siswa perempuan dan memakai kopyah bagi siswa laki-
laki, dan berbagai usaha yang lain. Persamaan dengan skripsi ini yaitu sama-
sama membahas tentang karakter disiplin dan perbedaan dengan skripsi ini
yaitu subyek yang diteliti dalam skripsi saudari Widyasari lebih menekankan
kepada pembentukan kepribadian sedangkan dalam skripsi ini lebih
menekankan pada cara menanamkan kedisiplinan.
Larry J. koening dalam bukunya yang berjudul Smart Discipline
(Menanamkan disiplin dan menumbuhkan rasa percaya diri pada anak)
menjelaskan bahwa ada beberapa cara tepat untuk menanamkan disiplin pada
anak dan penjelasan tentang bagaimana cara menggunakan sistem smart
discipline dengan cepat dan tepat untuk memecahkan masalah-masalah yang
umum terjadi.
Dalam buku tersebut ada lima langkah yang dapat diikuti oleh para
pembaca untuk menanamkan disiplin pada anak. Adapun langkah-langkahnya
disusun secara sistematis. Dijelaskan bahwa langkah pertama untuk
menanamkan disiplin pada anak yaitu mengidentifikasi perilaku kurang baik
yang harus segera diubah. Setelah langkah pertama dilanjutkan langkah kedua
yaitu membuat peraturan dan dalam membuat peraturan tersebut dijelaskan
18
18
bahwa peraturan harus ditulis untuk menghindari perdebatan mengenai aturan
yang telah dibuat. Kemudian setelah langkah yang kedua dilanjutkan dengan
langkah ketiga yaitu memlih konsekuensi yang tepat dalam memilih
konsekuensi, dijelaskan bahwa kita harus menyesuaikan dengan tingkat
kemampuan anak. Setelah langkah ketiga selanjutnya langkah keempat yaitu
membuat tabel smart discipline. Pada tahap ini, kita harus sudah memilih
peraturan-peraturan dan hak istimewa untuk anak. Setelah langkah keempat,
selanjutnya langkah kelima yaitu menjelaskan cara kerja smart discipline. Dan
kemudian diterapkan untuk menanamkan kedisiplinan kepada anak sejak dini.
Persamaan dengan skripsi penulis ini yaitu sama-sama membahas bagaimana
cara menanamkan kedisiplinan dan perbedaan dengan skripsi penulis ini yaitu
subjek penelitian serta sistem yang diterapkan pada buku Larry J. koening
lebih terstruktur dan cenderung memulai menanamkan kedisiplinan tersebut
dalam keluarga. Sedangkan skripsi ini membahas tentang penanaman
kedisiplinan di Pondok Pesantren.
19
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian dan penelaahan serta analisis, maka
selanjutnya penulis dapat menyimpulkan bahwa penanaman kedisiplinan
santri di Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto adalah
sebagai berikut:
Penanaman kedisiplinan terhadap santri yang dilakukan di Pondok
Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto secara umum dapat dikatakan
berjalan sebagaimana mestinya dan sesuai dengan harapan, hal ini dapat
dilihat dari proses penanaman dalam kegiatan sehari-hari yang selalu
berjalan.
Kiat-kiat penanaman kedisiplinan yang dilakukan oleh pihak
pengasuh meliputi beberapa cara. Seperti peningkatan motivasi yang
dilakukan oleh pihak pengasuh, pendidikan dan latihan yang diterapkan
hampir dalam seluruh kegiatan, kepemimpinan yang baik sebagai contoh
dalam menanamkan kedisiplinan, penerapan reward and punishment
walaupun hanya punishment yang dapat dijalankan, serta penegakan aturan.
Kontrol kedisiplinan melalui pengurus dan organisasi-organisasi
yang ada, menunjang keberhasilan dalam menanamkan kedisiplinan terhadap
santri. Di samping itu adanya sanksi terhadap pelanggaran kedisiplinan,
merupakan konsekuensi terhadap pelanggaran kedisiplinan yang telah
20
20
ditetapkan dalam peraturan dan juga dijadikan bahan evaluasi oleh pihak
pengasuh, sebagai dasar kebijakan-kebijakan selanjutnya.
B. Saran-saran
Dalam rangka meningkatkan kualitas kedisiplinan di Pondok
Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto terutama berkaitan dengan
santri yang jumlahnya banyak, perkenankan penulis memberikan masukan
dan saran-saran, kepada:
1. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah
a. Hendaknya sering mengontrol keadaan santri terutama saat beberapa
kegiatan di pondok berlangsung.
b. Mengadakan diklat tentang kedisiplinan, sebagai usaha memberikan
pemahaman awal kapada santri tentang pentingnya kedisiplinan.
c. Mengadakan evaluasi rutin terhadap proses penanaman kedisiplinan
pada khususnya dan seluruh kegiatan dan aktivitas santri pada
umumnya.
2. Organisasi-organisasi Pondok Pesantren Al-Hidayah
a. Hendaknya menjalankan tugas lebih maksimal lagi dan berusaha
untuk istiqomah. Terutama dimasa akhir jabatan.
b. Tingkatkan komunikasi dengan sesama anggota organisasi maupun
dengan organisasi yang lain.
21
21
3. Santri
a. Hendaknya santri memperhatikan aturan-aturan yang telah ditetapkan
dan melaksanakan sebagaimana mestinya. Mengikuti setiap kegiatan
di pondok dengan ikhlas dan penuh kesadaran.
b. Seharusnya santri tidak hanya mengandalkan pengasuh, pengurus,
atau organisasi dalam membantru proses penanaman kedisiplinan.
Baiknya diimbangi dengan kontrol kedisiplinan antar santri satu
dengan yang lainnya.
c. Janganlah kalian beranggapan bahwa peraturan di pondok pesantren
hanya bersifat mengekang saja tanpa adanya tujuan yang jelas.
melainkan belajarlah untuk senantiasa takdzim terhadap pihak
pengasuh pondok pesantren. Karena disiplin merupakan kunci menuju
sukses.
C. Kata Penutup
Setiap ada sebuah kebijakan dapat dipastikan menuai adanya pro dan
kontra dari pihak lain. Kebijakan yang diambil guna mencapai suatu
kebajikan merupakan keijakan yang semestinya mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Pada karya peneliti ini, peneliti merasa karya ini bukanlah
penghapus segala permasalahan yang timbul di lembaga pendidikan baik
formal maupun non formal. Karya ini hanyalah sebuah solusi yang sangat
kecil dari sekian banyak solusi perbaikan yang ada.
Peneliti mengakui bahwa karya ini belum memiliki pengaruh yang
besar, namun sumbangan kecil ini diharapkan dapat menjadi bagian dari
22
22
partisipasi perbaikan dalam proses penanaman kedisiplinan di Pondok
Pesantren Al-Hidayah Karangsuci Purwokerto. Akan tetapi kami masih
merasa bahwa karya ini masih jauh dari sempurna sehingga koreksi dari
peneliti lain sangatlah bermanfaat bagi perbaikan penelitian ini.
Di akhir karya ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya karya ini,
memberikan sumbangsihnya, dan dukungan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
23
23
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2015. Pendidikan Karakter di Sekolah. Bandung: Yrama Widya
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
__________. 2003. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. PT Rineka Cipta
Djamarah, Syaifu lBahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Durkheim, Emile. Pendidikan Moral. Jakarta: Erlangga
Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di
Sekolah. Yogyakarta: Ar-Russ Media
Hamalik, Oemar. 1991. Pendekatan Baru Strategi Belajar-Mengajar Berdasarkan
CBSA. Bandung: Sinar Baru
Hasbullah. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
____________.1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam.Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Hidayatulloh, M.furqon. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Peradaban
Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka
Jhon W. Creswell. 2010. Research Design (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,
dan Mixed). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Khalsa, SiriNam S. 2008. Pengajaran Disiplin dan Harga Diri. Bandung: PT.
Macanan Jaya Cemerlang.
Lickona, Thomas. 2012. Character Matters. Jakarta: Bumi Aksara
24
24
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
___________. 2013.Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara
Naim, Ngainun. 2012. Character Building. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa. 1998. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Roggers, Bill. 2004. behaviour recovery. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sardiman . 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Alfabeta
Uno , Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Woolfok , Anita.2009. Educational Psycology (Active Learning Edition), terj.
Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soejipto . Yogyakarta: Pustaka
Pelajar