Penalaran Induktif dan Deduktif.docx

5
METODOLOGI PENALARAN ARSITEKTUR (PENALARAN INDUKTIF & DEDUKTIF) Penalaran Induktif dan Deduktif Penalaran merupakan suatu cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang lain. Ada dua macam pola penalaran, yaitu: •Metode Induktif Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Bentuk dari metode induktif adalah generalisasi dan analogi. Penalaran Induktif Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi. Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan NOVERINA DEWINTA PUTERI (25310051) 3TB01

description

Penalaran Induktif dan Deduktif.docx

Transcript of Penalaran Induktif dan Deduktif.docx

Page 1: Penalaran Induktif dan Deduktif.docx

METODOLOGI PENALARAN ARSITEKTUR (PENALARAN INDUKTIF & DEDUKTIF)

Penalaran Induktif dan Deduktif

Penalaran merupakan suatu cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan

sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang lain.

Ada dua macam pola penalaran, yaitu:

•Metode Induktif

Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal

khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena

sejenis yang belum diteliti. Bentuk dari metode induktif adalah generalisasi dan analogi.

Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap

yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut

induksi. Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat.

Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta

dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi

merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala

khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-

gejala yang mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.

Jenis-jenis penalaran induktif antara lain :

1.Generalisasi

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan

umum.

Contoh Generalisasi :

• Nikita Willy adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.

• Marshanda adalah bintang sinetron, dan ia berparas cantik.

NOVERINA DEWINTA PUTERI (25310051) 3TB01

Page 2: Penalaran Induktif dan Deduktif.docx

METODOLOGI PENALARAN ARSITEKTUR (PENALARAN INDUKTIF & DEDUKTIF)

Generalisasi:

Semua bintang sinetron berparas cantik.

Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas

karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

Contoh kesalahannya:

Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.

2. Analogi

Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.

Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :

•Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan

•Meramalkan kesaman

•Menyingkapkan kekeliruan

•klasifikasi

Contoh analogi :

Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan

garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan,

bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

•Metode deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih

dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah

kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan

gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

NOVERINA DEWINTA PUTERI (25310051) 3TB01

Page 3: Penalaran Induktif dan Deduktif.docx

METODOLOGI PENALARAN ARSITEKTUR (PENALARAN INDUKTIF & DEDUKTIF)

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan

ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih

umum. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka,

deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan umum ke individual.

Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk

menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan

implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah

tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru,

melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.

Macam – Macam Penalaran Deduktif 

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya : 

a. Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun

dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain

bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1

kesimpulan.

Contoh Silogisme :

• Semua manusia pasti mati (premis mayor)

• Keke adalah manusia (premis minor)

• Keke pasti mati (kesimpulan/konklusi)

NOVERINA DEWINTA PUTERI (25310051) 3TB01

Page 4: Penalaran Induktif dan Deduktif.docx

METODOLOGI PENALARAN ARSITEKTUR (PENALARAN INDUKTIF & DEDUKTIF)

b. Entimen 

Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme

premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contoh Entimen : 

▪ Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari 

▪ Pada malam hari tidak ada matahari 

▪ Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis

Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan

membawa kita kepada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan

kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif.

NOVERINA DEWINTA PUTERI (25310051) 3TB01