Pen Gen Alan Tool Set Dan Alat Ukur

download Pen Gen Alan Tool Set Dan Alat Ukur

of 25

Transcript of Pen Gen Alan Tool Set Dan Alat Ukur

PENGENALAN TOOL SET DAN ALAT UKUR LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRIK DASAR Dosen : Dandhi Kuswardhana, S. Pd., M. T. Iwan Kustiawan, S. Pd., M. T.

disusun oleh : HANDI AGUS H. (0908810)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2011

1

2

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRIK DASAR I. JUDUL Dari hasil praktikum yang telah dilakukan di hari pertama praktek, maka diberilah judul laporan ini dengan judul: Pengenalan Tool Set dan Alat Ukur. II. TUJUAN Adapun tujuan melakukan praktikum adalah sebagai berikut: 1. Mengenal alat-alat yang digunakan dalam praktikum teknik elektro, 2. Mengetahui cara penggunaan alat-alat praktikum, dan 3. Mengetahui fungsi dari alat alat kerja praktikum. III. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Micrometer Sekrup b. Jangka Sorong c. Wire Stripper atau Wire Cutter d. Hand Riveter e. Tube Bender f. Tubing Cutter g. Cutter h. Obeng (Positif dan Negatif) i. Tespen j. Pinset k. Solder dan Penyangganya l. Tang Lancip m. Tang Pemotong n. Tang Kombinasi o. Tang Krimping

3

IV.

TEORI PENDUKUNG 1. Mikrometer Sekrup Micrometer sekrup adalah alat ukur presisi yang digunakan untuk

mengukur dimensi luar suatu benda, seperti tebal atau diameter luar poros. Secara umum Micrometer mempunyai ketelitian 0,01 mm. Namun ada juga yang mempunyai ketelitian hingga 0,001 mm.

Gambar 1. Bagian Micrometer Sekrup Skala pengukuran pada Micrometer terdiri dari : a) Skala Atas (A) menunjukkan ANGKA DI DEPAN KOMA. b) Skala Bawah (B) menunjukkan nilai 0,50 mm dari Skala Atas. c) Skala Samping (S) menunjukkan ANGKA DI BELAKANG KOMA. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, maka alat ukur harus dikalibrasi terlebih dulu sebelum digunakan untuk pengukuran. Kalibrasi pada Micrometer adalah sebagai berikut : 1. Bersihkan alat ukur yang akan digunakan. 2. Tempatkan Micrometer pada

Ragum dengan menjepitnya pada bagian Tangkai Micrometer. Gambar 2. Batang Kalibrasi

4

3. Ambil Batang Kalibrasi yang sesuai Range-nya dan tempelkan salah satu ujungnya pada Anvil. (Pada Micrometer dengan Spesifikasi Range 0 ~ 25 mm tidak menggunakan Batang Kalibrasi). 4. Putar Thimble sehingga unjung Spindle mendekati ujung lainnya dari Batang Kalibrasi. 5. Putar Ratchet Stopper untuk mengencangkan Spindle hingga terdengar suara sebanyak 2 ~ 3 putaran. (Pastikan posisi Batang Kalibrasi sudah benar atau tidak miring). Lalu Baca hasil kalibrasi. Hasil kalibrasi yang benar adalah : 1. Skala Samping berhimpit dengan strip yang menunjukkan angka NOL (0) pada Skala Atas. 2. Angka NOL (0) pada Skala Samping tepat segaris dengan garis tengah Sleeve. Gambar 3.Skala Mikrometer Jika kondisi tersebut tidak tercapai, maka lakukan hal berikut : 1. Kuncilah Spindel dengan

Pengunci Spindle. 2. Ambil Kunci Penyetel

(Adjuster Clamp) yang disertakan pada alat ukur. Gambar 4. Mengunci Penyetel 3. Masukkan ujung Kunci Penyetel pada lubang yang terdapat pada Outer Sleeve.

5

4. Putar Outer Sleeve dengan Kunci Penyetel sehingga diperoleh kalibrasi yang benar. 5. Periksa kembali kalibrasi. Jika hal tersebut tidak juga mendapatkan kalibrasi yang benar, maka lakukan hal berikut : 6. Kuncilah Spindel dengan

Pengunci Spindle. 7. Ambil Kunci Penyetel (Adjuster Clamp) yang disertakan pada alat ukur. 8. Masukkan ujung Kunci

Penyetel pada lubang yang terdapat pada Ratchet Stopper. Mengunci Penyetel 9. Kendorkan Stopper sampai Thimble bebas. 10. Luruskan strip angka 0 pada Skala Samping dengan Garis Tengah Sleeve. 11. Kencangkan kembali Ratchet Stopper. 12. Periksa kembali kalibrasi. Maka micrometer sekrup siap untuk digunakan. Adapun cara mengukur suatu benda menggunakan micrometer sekrup adalah: a. Pegang micrometer sekrup pada tangkai dan posisikan anvil pada salah satu sisi benda kerja dengan benar. b. Putar thimble untuk mendekatkan ujung spindle dengan benda kerja. c. Jika ujung spindle sudah dekat dengan benda kerja, putar ratchet stopper untuk mengencangkannya. PENTING : Jangan mengencangkan spindle pada benda kerja dengan memutar pada thimble. Gambar 5.

6

d. Periksa bahwa anvil dan ujung spindle menempel dengan benar pada benda kerja (tidak miring). micrometer sekrup harus dapat digerakkan maju dan mundur. anvil dan ujung spindle terasa menggesek pada benda kerja. e. Kunci dengan lock clamp. f. Catat hasil pengukuran. Sedangkan pembacaan hasil pengukuran dengan micrometer

sekrup meliputi pembacaan pada skala atas, skala bawah dan skala samping.

Gambar 6. Skala Micrometer Sekrup Pembacaan hasil pengukuran dengan Micrometer adalah dengan menggunakan rumus: A = Skala Atas A,(B + S) B = Skala Bawah S = Skala Samping Contoh cara pembacaan hasil pengukuran : Pada gambar di samping menunjukkan bahwa : A=2 B = 00 (Skala Samping berhimpit dengan Skala Atas) S = 20 Jadi ukurannya adalah : Pembacaan A,(B+S) = 2, (00 + 20) = 2,20 mm 2. Jangka Sorong atau Vernier Caliper Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk Gambar 7. Contoh

7

mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.

Gambar 8. Jangka Sorong Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong adalah : Dx = x 0,01 cm = 0,005 cm. Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat).Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan jangka sorong untuk keperluan tersebut : a. Mengukur diameter luar 1) Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap). 2) Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang. 3) Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang. 4) Catatlah hasil pengukuran anda.

8

b. Mengukur diameter dalam 1) Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan. 2) Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut. 3) Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur. 4) Catatlah hasil pengukuran anda. c. Mengukur kedalaman 1) Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak. 2) Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya. 3) Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung. 4) Catatlah hasil pengukuran anda. Contoh cara penggunaan : Jangka sorong memiliki dua macam skala: skala utama dan nonius. Lihat contoh cara mengukur di bawah. Lihatlah skala nonius yang berhimpit dengan skala utama. Di contoh, yang berhimpit adalah angka 4 (diberi tanda merah). Itu berarti 0.04 mm. Sekarang lihatlah ke skala utama di sebelah kiri angka nonius 0. Di situ menunjukkan angka 4,7 cm. Berarti hasil pengukurannya adalah 4,7 cm + 0.04 cm = 4,74 cm. Untuk pembacaan ke inch prinsipnya sama, hanya saja harus pintar menggunakan skala yang berbeda.

Gambar 9. Cara Mengukur Dengan Jangka Sorong 3. Wire Stripper atau Wire Cutter

9

Wire stripper atau wire cutter (Pemotong kabel) adalah alat yang digunakan untuk mengelupaskan isolasi atau pembungkus kabel dan memotong kabel.

Gambar 10. Wire Stripper Cutter

Gambar

11.

Wire

Cara penggunaannya bisa digunakan sebagai pengupas maupun pemotong kabel. Untuk mengupas, kabel dimasukan ke bagian pisau pengupas dan kita cukup menarik tangkainya saja. Kulit kabel akan tertarik secara otomatis. Tapi ada juga jenis stripper yang bila digunakan untuk mengupas kabel, kita perlu menarik kulit kabel secara manual. Sedangkan bila digunakan untuk memotong, cara kerjanya hampir sama dengan menggunakan tang. 4. Hand Riveter Hand Riveter adalah jenis alat yang digunakan untuk menggerakkan paku keling. Hampir semua senjata paku keling pneumatik powered. Hand riveter berfungsi untuk menyambungkan benda (contohnya menyambungkan plat dengan plat) dengan paku rivet, selain itu juga bisa digunakan untuk

memasang/mengencangkan paku keling kepada plat secara permanen Riveting adalah suatu dari metoda penyambungan yang sederhana. Penggunaan metoda penyambungan dengan riveting ini sangat baik digunakan untuk penyambungan pelat-pelat alumnium, sebab plat plat aluminium ini sangat sulit disolder atau dilas.

10

Gambar 12. Hand Riveter Cara penggunaannya ialah dengan memasukan paku keling atau paku rivet kedalam kepala rivet gun, pasangkan paku keling yang terpasang di kepala rivet gun pada benda yang akan disambungkan,dan setelah itu remas pegangan untuk menarik ekor paku keling untuk menggabungkan benda dengan paku rivet. 5. Tube Bender Tube Bender digunakan membengkokkan pipa metallic. Bending copper tubing adalah proses untuk membengkokkan pipa tembaga lunak dengan menggunakan tube bender agar diperoleh hasil bengkokkan yang tepat dan rapi. Pemakaian tube bender juga dapat menghindarkan pipa menjadi gepeng atau rusak pada saat pipa dibengkokkan. Secara mekanika proses penekukan ini terdiri dari dua komponen gaya yakni: tarik dan tekan. Langkah proses penekukan pelat dapat dilakukan dengan mempertimbangkan sisi bagian pelat yang akan dibentuk. Langkah penekukan ini harus diperhatikan sebelumnya, sebab apabila proses penekukan ini tidak menurut prosedurnya maka akan terjadi salah langkah. Salah langkah ini sangat ditentukan oleh sisi dari pelat yang dibengkokan dan kemampuan mesin bending/tekuk tersebut. Komponen pelat yang akan dibengkokan sangat bervariasi. Tujuan proses pembengkokan pada bagian tepi maupun body pelat ini diantaranya adalah untuk memberikan kekakuan pada bentangan pelat.

Gambar 13. Tube Bender

11

Cara penggunaan tube bender: a) Siapkan dua batang pipa tembaga diameter 1/4 masing-masing sepanjang 30 cm. b) Ambil sebatang pipa tembaga kemudian masukkan kira-kira 10 cm ke dalam celah yang terdapat di bending tool.

Gambar 14. Bending Pipa c) Tarik pivot handle dan sesuaikan garis penunjuk pada forming shoe tepat pada angka nol yang terdapat pada forming wheel.

Gambar 15. Membengkokkan Pipa0

d) Untuk membengkokkan pipa dengan hasil sudutnya 90 , tarik pivot handle ke bawah sampai garis penunjuk tepat pada angka 90. e) Jika telah dicapai hasil yang diinginkan, tarik kembali pivot handle ke atas dan keluarkan pipa dari bending tool. f) Ulangi langkah-langkah di atas dengan menggunakan pipa yang tersisa,0

kemudian buat sudut bengkokkannya sebesar 180 . g) Hasil yang baik diperoleh jika diameter pipa setelah dibengkokkan tetap dan pipa tidak gepeng atau rusak.

12

Gambar 16. Membengkokkan Pipa 6. Tubing Cutter . Tubing Cutter / alat pemotong pipa berfungsi untuk memotong pipa tembaga lunak sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan dan menghasilkan potongan yang rapi dan baik. Tubing cutter digunakan agar potongan menjadi rata dan pipa tetap bulat serta tidak ada retakan, hal ini penting agar pada saat pipa di flare atau di swage pipa tidak pecah dan hasilnya baik. Apabila kita memotong suatu pipa tembaga lunak menggunakan gergaji maka hasil yang akan dicapai berbeda dengan kita memotong menggunakan tubing cutter. Biasanya apabila kita menggunakan gergaji maka hasil potongan tidak akan lurus tetapi akan miring dan dapat merusak pipa tembaga.

Untuk memotong pipa tembaga lunak ujung pipa setelah di potong bagian dalamnya akan mengecil, maka kita harus memakai reamer agar pipa bisa rata sehingga apabila selanjutnya akan di potong dengan tubing cutter itu dapat di lakukan. Pada saat memotong tembaga menggunakan tubing cutter agar dicapai hasilnya baik karena apabila kita memotong pipa tembaga dengan cepat maka hasil yang di capai tidak akan baik dan dapat merusak pisau pada tubing cutter.

Gambar 17. Tubing Cutter Cara kerja tubbing cutter: a) Siapkan pipa tembaga ukuran 1/4, 3/8, 1/2".

13

b) Potong pipa tembaga sepanjang 15 cm dengan menggunakan tube cutter. c) Langkah pemotongan: 1) Tempatkan pipa tembaga pada rollers cutter 2) Putar knob cutter sampai pipa tembaga terjepit diantara cutting wheel dan rollers. Sesuaikan tekanan jepitan, jangan terlalu kencang. 3) Putar cutter pipa perlahan-lahan mengelilingi pipa tembaga sampai roller cutter terdorong ke dalam pipa. Buat sehalus mungkin potongannya.

Gambar 18. Memotong Pipa

4) Setiap satu putaran, putar kembali knob secara perlahan sampai diperoleh tekanan jepitan yang sesuai antara pipa dengan cutting wheel. 5) Ulangi langkah-langkah di atas sampai proses pemotongan pipa selesai. d) Bersihkan ujung pipa tembaga hasil pemotongan dengan

menggunakan reamer atau kikir segitiga. e) Bersihkan ujung pipa dengan menggunakan reamer. Posisi ujung pipa harus menghadap ke bawah guna menghindari masuknya beram (limbah pemotongan) ke dalam pipa.

14

Gambar 19. Membersihkan Ujung Pipa Tubbing cutter bisa berubah fungsinya jika cutting whell pada alat tersebut ditukar dengan roda penekan roda yang tumpul. Fungsinya untuk menekan pipa tembaga hingga sebagian dari pipa tersebut diameternya mengecil hingga dapat disambung dengan pipa yang lebih kecil diameternya, sampai didapat kelonggaran kelonggaran yang tepat, lalu sela-selanya diisi dengan las perak.

7. Cutter Alat yang digunakan untuk memotong biasanya untuk bahan bahan yang lunak seperti kertas. Akan tetapi. pada praktikum elektronika bisa digunakan sebagai pengupas kabel.

Gambar 20. Cutter 8. Obeng (Positif dan Negatif) Obeng adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengencangkan atau mengendorkan sekrup. Ada beberapa model obeng yang digunakan di seluruh dunia. Obeng merupakan alat yang paling penting dalam melakukan perbaikan. Obeng ada bermacam-macam bentuknya mulai dari obeng positif (+), obeng negatif(-), serta obeng bintang/kembang. Untuk melakukan perbaikan perlu dipersiapkan obeng dari berbagai ukuran. Obeng merupakan peralatan yang paling sering digunakan karena biasanya obeng digunakan untuk membuka baut - baut yang ada dalam.

15

Gambar 21. Obeng Negatif (-) (+)

Gambar 22. Obeng Positif

Cara penggunaannya ialah dengan cara memegang bagian atas obeng kemudian memutarnya. Jenis obeng yang digunakan harus sesuai dengan jenis skrup yang akan dibuka atau dipasang. 9. Test Pen Test pen merupakan alat bantu pengukuran sederhana, test pen digunakan untuk mengetahui apakah suatu penghantar listrik (kabel atau kawat) memiliki tegangan listrik atau juga bisa digunakan untuk memasang/membuka sekrup. Didalam test pen terdapat lampu petunjuk (indicator) yang akan memberikan tanda, apabila menyala maka pada bagian sumber terdapat tegangan, sebaliknya apabila tidak menyala maka pada bagian sumber tidak terdapat tegangan. Cara penggunaan test pen sebagai berikut : 1. Pegang test pen dengan ujung-ujung jari 2. Letakkan jari telunjuk pada bagian atas (tempat jari tangan) 3. Pastikan bahwa jari-jari tangan anda tidak menyentuh bagian sumber dan buatlah

pengukuran menjadi nyaman 4. Tempelkan ujung bagian bawah test pen (tempat sumber) dengan penghantar yang akan diuji. 5. Perhatikan lampu petunjuk 6. Lepaskan test pen dari penghantar yang diuji Gambar 23. Test Pen 10. Pinset

16

Pinset digunakan untuk memegang komponen komponen elektronik yang sangat kecil. Pinset untuk menjepit komponen supaya terhindar dari minyak di tangan kita, untuk memegang komponen ketika memasang ditempat yang sempit, selain itu juga menjauhkan tangan dari panas besi solder. Cara penggunaannya adalah dengan memegang kedua sisi dari pinset dengan satu tangan, kemudian renggangkan. Jepit komponen dengan menggunakan ujung dari pinset. Pinset biasanya digunakan untuk memegang komponen yang berukuran kecil seperti dioda atau resistor dan juga komponen yang mempunyai sensitivitas tinggi terhadap medan elektromagnetik seperti IC.

Gambar 24. Pinset 11. Solder dan Penyangga Solder berfungsi untuk memanaskan timah yang akan digunakan untuk merekatkan komponen agar tersambung menjadi sebuah rangkaian yang diinginkan. Penyolderan ialah proses penyambuangan dua logam atau lebih dengan cara memanaskan benda tersebut tanpa melakukan peleburan kedua benda yang akan di sambung. Penyangga solder berfungsi sebagai dudukan solder ketika berhenti sejenak ataupun istirahat dalam melakukan penyolderan.

Gambar 25. Solder

Gambar 26. Penyagga Solder

17

Ada beberapa langkah yang harus kita ketahui sebelum kita menyolder, diantaranya: a. Peralatan yang digunakan 1) Timah solder/Tinol (metal yang mempunyai titik cair cukup rendah sehingga mudah mencair) Multitester/Multimeter (digunakan untuk memeriksa komponen sebelum disolder). 2) Penjepit/tang (digunakan untuk menjepit kaki komponen elektronika yang akan di solder, sehingga komponen tersebut mudah dipasang dan tidak terlalu panas karena sebagian panas akan disalurkan pada penjepit). 3) Penghisap solder (digunakan untuk membersihkan tinol baik yang ada pada PCB maupun komponen, juga digunakan untuk mempermudah waktu mencabut komponen dari PCB). 4) Dudukan solder (digunakan untuk menyimpan solder yang panas ketika sedang tidak digunakan). b. Persiapan sebelum penyolderan 1) Dipasaran terdapat solder yang mempunyai rentang daya antara 15 watt s/d 40 watt. Semakin besar tegangannya, solder tersebut akan semakin panas. Dalam pemilihan solder yang harus kita perhatikan adalah benda kerja yang akan di solder. Untuk menyolder komponen elektronika dianjurkan menggunakan solder yang berkekuatan 30 watt, supaya tidak terlalu panas yang menyebabkan komponen yang disolder menjadi rusak. 2) Periksa PCB dan komponen elektronika yang akan di solder. Pastikan bahwa komponen-komponen tersebut bisa berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. c. Proses Penyolderan 1) Bersihkan PCB dari kotoran atau minyak dengan menggunakan kain wol dan thinner atau menggunakan alat pembersih yang lain. Hindarkan alat pembersih yang bisa menyebabkan korosi pada PCB maupun jalur-jalur yang ada pada PCB

18

2) Bersihkan komponen-komponen elektronika yang akan di solder, terutama bagian yang akan di solder (kaki-kakinya) dengan menggunakan kain atau ampelas. 3) Panaskan solder sampai solder tersebut mampu mencairkan tinol 4) Pasang komponen yang akan di solder pada PCB kemudian lakukan penyolderan. Jangan memasang komponen sekaligus tetapi bertahap satu persatu (pasang satu komponen, terus lakukan penyolderan kemudian dipotong kaki-kakinya, setelah selesai baru pasang lagi komponen yang lainnya). Dahulukan menyolder komponen yang paling tahan terhadap panas.. Untuk komponen seperti IC, usahakan jangan menyolder secara langsung ke PCB karena panas akibat penyolderan bisa merusaknya, tetapi gunakan socket/dudukan untuk memasangnya. Socket digunakan untuk menjaga supaya IC tidak terkena panas pada waktu menyolder, selain itu juga untuk mempermudah penggantian bila IC-nya rusak karena IC termasuk komponen yang paling sering mengalami kerusakan. Cara pemasangan komponen pada PCB, yaitu dengan cara menacapkan kaki-kaki komponen tersebut pada lobang yang sudah disediakan pada PCB. Setelah di tancapkan, bengkokkan kakinya + 45o supaya komponen tersebut tidak terlepas dan untuk mempermudah pada waktu

menyoldernya.

Gambar 27. Derajat Penancapan Kaki Solderan yang baik adalah solderan yang berbentuk gunung dengan ketinggian+ 0,75 mm.

19

Gambar 28. Ketinggian Solderan

d. Pemeriksaan Setelah semua komponen di solder, proses terakhir adalah memeriksa jangan sampai ada solderan yang kurang baik atau komponen yang rusak akibat panas dari solder. Juga memerika jalur-jalur yang ada pada PCB jangan sampai ada yang rusak atau saling berhubungan akibat lelehan tinol yang akan mengakibatkan hubungan pendek. TEKNIK PENYOLDERAN YANG BAIK Dalam dunia elektronika audio video soldering yang biasa di gunakan dapat dibedakan menurut daya nya, misalkan 20w, 30w, 40w, 60w dll. Namun yang biasa digunakan dalam teknik perbaikan audio video adalah 40w. Teknik penyolderan yang baik : 1) Sediakan alat penyolderan dan bahan yang akan di solder. 2) Komponen yang akan disolder serta tempat komponen, atau chasis (dalam hal ini kita misalkan pcb). 3) Panaskan soldering dengan cara menghubungkan ke jala -jala listrik, 220 v. 4) Bersihkan kaki komponen yang akan di solder dengan menggunakan pisau, kertas amplas atau alat pembersih lainnya. 5) Bersihkan juga chasis yang akan disolder. 6) Usahakan ujung solder tetap bersih dan mengkilap disarankan

menggunakan soldering mata Kristal. 7) Arahkan mata soldering terlebih dahulu pada kaki komponen dan solder (timah) diarahkan juga pada komponen yang akan disolder. 8) Biarkan beberapa saat agar timah meleleh dan sampai mengkilap, tetapi ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu batas temperatur sebuah komponen, dengan kata lain jika penyolderan terlalu lama maka akan mengakibatkan kerusakan pada komponen itu sendiri. Pada umumnya komponen semi konduktor (transistor,ic) sangat sensitif terhadap panas

20

sehingga perlu di solder belakangan, terlebih dahulu komponen pasif (resistor,kapasitor). 9) Solderan harus benar benar mengkilap dan matang. 10) Volume timah harus seimbang dengan besar kaki komponen yang akan di solder. 11) Volume timah jangan sampai mengganggu ke kaki komponen lain.

Gambar 29. Hasil Patrian 12. Tang Tang adalah alat tangan yang digunakan untuk menyimpan objek tegas, atau untuk memotong dan membungkuk bahan keras seperti kawat. Secara umum, tang terdiri dari sepasang logam tuas kelas pertama bergabung di poros diposisikan lebih dekat dengan salah satu ujung pengungkit, menciptakan rahang pendek di salah satu sisi titik tumpu, dan lagi pegangan di sisi lain. Susunan ini menciptakan keuntungan mekanis, membiarkan kekuatan dari genggaman tangan harus diperkuat dan fokus pada sebuah objek dengan presisi. Rahang juga dapat digunakan untuk memanipulasi objek terlalu kecil atau berat yang dapat dimanipulasi dengan jari. Jenisnya ada bermacam-macam seperti : 1) Tang Lancip atau Tang Jepit Tang jepit atau banyak juga yang menyebutnya tang moncong panjang atau tang lancip, tang ini harus dapat digerakan dengan bebas pada kedua ujung pemegangnya, tidak seret tapi juga tidak kendur. Pada sisi penjepitnya semakin keujung seharusnya semakin meruncing dan lebar ujungnya tidak lebih dari 3 mm. Permukaan penjepit yang bersentuhan minimal 12 mm. Tang ini biasanya juga terdapat fungsi seperti tang potong tapi hanya terbatas pemakaianya dan tidak bisa untuk memotong di tempat-tempat yang sempit. Tang jenis ini mempunyai kegunaan untuk menjepit benda. Cara penggunaannya adalah dengan

21

memposisikan benda ditengah bagian penjepit. Kemudian gunakan kedua tangkai tang sebagai pengganti tangan kita.

Gambar 30. Tang Lancip 2) Tang Pemotong Tang pemotong banyak manfaatnya diantara yang paling sering digunakan dalam elektronika adalah untuk memotong kaki komponen dan kabel ukuran kecil. Cara pemakaiannya adalah dengan memposisikan kabel atau kawat ditengah pemotong. Kemudian kedua tangkai tang kita tekan sehingga kabel atau kawat tersebut terpotong.Pada beberapa jenis yang lebih mahal biasanya disertai dengan per diantara kedua pegangan tangan sehingga posisi tang ini selalu dalam keadaan meregang/membuka sahingga kita tidak perlu capek menggerakan tang untuk meregankanya.

Gambar 31. Tang Pemotong 3) Tang Kombinasi Tang kombinasi adalah tang yang berfungsi ganda karena dapat digunakan sebagai alat menjepit dan memotong. Tang kombinasi memiliki sisi potong, rahang bergerigi sehingga dapat dipakai untuk membengkokkan kawat ukuran tertentu, memegang benda berpenampang bulat, memotong kabel, kawat lunak dan dapat berfungsi sebagai kunci pipa kecil. Tang

22

kombinasi

tidak

berfungsi

sebagai

pangganti

kunci

pas

untuk

membuka/mengencangkan baut/mur . Tang kombinasi berfungsi untuk menjepit benda atau komponen keras, membengkokkan plat atau kabel yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan secara langsung menggunakan tangan. Cara pemakaiannya adalah dengan memposisikan kabel atau kawat ditengah pemotong. Kemudian kedua tangkai tang kita tekan sehingga kabel atau kawat tersebut terpotong.

Gambar 32. Tang Kombinasi

4) Tang Krimping Tang krimping berfungsi untuk memotong kabel UTP dan memasangkan konektor RJ ke kabel tersebut. Cara perakitan atau pemasangan kabel UTP ke konektornya ( RJ-45), dalam bidang teknisi komputer sering dinamakan dengan istilah KRIMPING.

Gambar 33. Tang Krimping Cara Kerja: a) Kupas lapisan luar kabel UTP sepanjang 1 Cm dari ujung, sehingga 8 urat kabel terlihat dari luar. b) Susun urutan warna kabel sesuai dengan standard internasional.

23

c) Masukkan Ujung kabel UTP yang telah disusun menurut urutan internasional, kemudian jepit dengan menggunakan crimping tool sampai berbunyi klik

Gambar 34. Memasang Kabel UTP d) Tes dengan menggunakan LAN Tester e) Kabel UTP siap digunakan.

Gambar 35. Ujung Kabel UTP Perhatian : penyusunan salah atau penjepitan yang salah menyebabkan RJ45 Connector tidak bisa dipakai lagi.

V. No. 1.

HASIL PRAKTIKUM Nama Alat Micrometer Sekrup Fungsi Mengukur dimensi luar suatu benda, seperti tebal atau diameter luar poros Mengukur diameter sebuah kelereng,

2.

Jangka Sorong

diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.

3.

Wire Stripper atau Wire Cutter

Mengelupaskan

isolasi

atau

24

pembungkus kabel dan memotong kabel 4. 5. 6. 7. 8. Hand Riveter Tube Bender Tubing Cutter Cutter Obeng (Positif dan Negatif) Tespen 9. Memasang rivet Membengkokkan benda keras seperti besi Memotong benda keras Memotong benda lunak atau mengupas kabel Melepas atau memasang sekrup Mengetahui ada/tidaknya tegangan

dalam suatu terminal khususnya atau sumber lainnya.

10. 11. 12. 13. 14. 15.

Pinset Solder dan Penyangganya Tang Lancip Tang Pemotong Tang Kombinasi

Mengambil atau memegang benda kecil Untuk melehkan timah dan menyolder Untuk menjepit suatu komponen Untuk memotong suatu komponen Untuk menjepit dan memotong suatu komponen

Tang Krimping

Merekatkan Slot kabel RJ

VI.

KESIMPULAN Pengetahuan tentang berbagai macam alat kerja praktikum serta fungsinya

sangatlah penting. Tanpa mengetahui bentuk dan kegunaan alat tersebut mana mungkin seorang teknisi dapat bekerja secara maksimal. Dengan mengetahui alatalat kerja dan cara penggunaannya seorang mahasiswa bisa bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan efektif, misalnya saja dalam memperbaiki TV dibutuhkan peralatan reparasi yang lengkap seperti solder, obeng, tang, alat ukur, dll. Alat itu digunakan menurut fungsinya masing - masing.misal: obeng digunakan untuk memasang atau membuka baut, solder untuk menyolder beberapa komponen yang dibutuhkan.

25

VII.

REFERENSI

Cooper, D. William. (1993). Instrumentasi Elektronika dan Teknik Pengukuran (terjemahan Sahat Pakpahan). Prentice-Hall. Washington, D.C. Sumber lain: http://elektonika.wordpress.com/ http://dasarelektronik.blogspot.com http://id.wikipedia.org http://dhancool.blogspot.com/