Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

57
LAPORAN PENGENALAN KEHIDUPAN BERMASYARAKAT Di Salam Magelang, Jawa Tengah Laporan ini Disusun Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Ujian Akhir dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Sosiologi di SMA Budi Mulia Tahun Pembelajaran 2010/2011 Oleh Astri Wilda Suryani XII-IPS-3 NIS. 080910028 YAYASAN PENDIDIKAN BUDI MULIA LOURDES SEKOLAH MENENGAH ATAS BUDI MULIA

Transcript of Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

Page 1: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

LAPORAN PENGENALAN KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Di Salam Magelang, Jawa Tengah

Laporan ini Disusun Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Ujian Akhir dalam Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia dan Sosiologi di SMA Budi Mulia

Tahun Pembelajaran 2010/2011

Oleh

Astri Wilda Suryani

XII-IPS-3

NIS. 080910028

YAYASAN PENDIDIKAN BUDI MULIA LOURDES

SEKOLAH MENENGAH ATAS BUDI MULIA

JALAN KAPTEN MUSLIHAT No. 22

BOGOR

Page 2: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

2011

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing II Pembimbing I

Anselmus Seng Openg,S.Fil Drs.FelixParmanto,S.Pd.M.M

Bogor, …………………. Bogor,……………………..

Mengetahui dan Menyetujui

Kepala Sekolah

Br. Alexius Kasta Ginting SFK

Bogor, ………………………

Page 3: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul

Pengenalan Kehidupan Bermasyarakat tepat pada waktu yang ditetapkan.

Laporan ini merupakan hasil pelaksanaan kegiatan Pengenalan Kehidupan

Bermasyarakat (PKB) yang diadakan pada tanggal 13 Juli – 20 juli 2010 di

Magelang, Jawa Tengah. Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi syarat

menempuh Ujian Akhir Nasional (UAN) Tahun Ajaran 2010/2011 dan Ujian Akhir

Sekolah (UAS) pada bidang studi Bahasa Indonesia dan Sosiologi. Kegiatan ini juga

memiliki tujuan agar siswa-siswi SMA Budi Mulia Bogor memahami kebudayaan

masyarakat setempat dengan mengindentifikasi unsur-unsur kebudayaan masyarakat

setempat serta melihat hubungan unsur-unsur kebudayaan masyarakat setempat.

Penulis dan siswa-siswi SMA Budi Mulia Bogor di tempatkan di lingkungan

yang berbeda-beda. Ada banyak lingkungan yang sudah dipersiapkan oleh panitia

SMA Budi Mulia Bogor yang bekerja sama dengan Paroki Salam, Magelang , Jawa

Tengah sehingga para siswa –siswi SMA Budi Mulia Bogor dapat terorganisir

dengan cukup baik namun masih ada keterlambatan kendaraan menuju rumah yang

sudah ditetapkan.

Proses Penyelesaian Laporan ini tidak lepas atas doa dan bantuan dari

berbagai pihak, baik dari awal kegiatan PKB, proses PKB, akhir PKB hingga pada

Page 4: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

tahap penyelesaian Laporan ini. Oleh sebab itu, dengan kerendahan hati Penulis

menyampaikan rasa terima kaih kepada :

1. Br. Alexius Kasta Ginting, SFK, selaku kepala sekolah SMA Budi Mulia

Bogor dan yang memberikan izin untuk Pelaksanaan PKB.

2. Drs. Felix Parmanto, selaku guru pembimbing pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia yang telah memberikan pengarahan tentang laporan dan cara-cara

penulisan laporan kepada Penulis.

3. Anselmus Seng Openg, S.Fil, selaku guru pembimbing pada mata pelajaran

Sosiologi yang telah memberikan pengarahan tentang unsur-unsur

kebudayaan kepada Penulis.

4. Wilson Sinaga, S.H dan Agustriani Purba, S.Pd, selaku orang tua kandung

Penulis yang sangat memberikan dukungan dalam penyelesaian Laporan

karya tulis ini.

5. Keluarga Bapak Agustinus Marjinuh, selaku orang tua angkat Penulis di

Magelang, Jawa Tengahyang mau menerima dengan sepenuh hati Penulis.

6. Wiliyanto Sinaga, S.H, selaku kakak laki-laki Penulis yang memberikan

dukungan dan kasih sayangnya kepada Penulis.

7. Sahabat-sahabat Penulis yang telah memberi saran dan juga dukungan yakni

Tresia Juliyanti, Cesilia Avida Sarah, Iren Veronica, Rinawati, gechu,

martina, dan ida.

8. Teman-teman gereja yang telah memberikan dukungan dan juga doa.

Page 5: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

9. Teman-teman sekolah, khususnya teman-teman kelas XII Sosial III yang telah

memberikan saran yang sangat bermanfaat.

10. Tryas, selaku teman serumah di keluarga angkat penulis.

11. Semua pihak manapun yang telah memberikan segala dukungan, bantuan dan

doanya sehingga penulisan laporan ini dapat terselesaikan.

Penulis sangat menyadari bahwa laporan yang penulis buat masih jauh dari

sempurna. Oleh sebab itu, penulis dengan senang hati menerima kritikan dan

saran yang mendukung atau membangun kemajuan laporan ini. Penulis meminta

maaf apabila laporan yang penulis buat terdapat banyak sekali kekurangan. Besar

harapan penulis agar laporan ini dapat diterima oleh pembaca.

Bogor, Agustus 2010

Penulis

Page 6: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Hidup bermasyarakat sering kali membuat kita harus waspada dan menahan

diri. Tentu karena hidup dengan sejumlah orang yang masing-masing memiliki

keinginan dan pendapat yang berbeda-beda. Tak bisa dipungkiri hidup

bermasyarakat akan senantiasa menemui berbagai gesekan-gesekan atau

ketidaksaling pengertian antara satu dengan yang lainnya. Dalam hidup

bermasyarakat harus ada interaksi antara satu dengan yang lain atau saling

pengertian diantara individu masyarakat.

Sebuah masyarakat adalah kumpulan individu yang berinteraksi secara terus

menerus, yang memiliki satu pemikiran, satu perasaan dan di bawah aturan yang

sama. Pada kali ini penulis mempelajari hidup bermasyarakat di sebuah

lingkungan yang bernama Ignatius Loyola Pucanganom II dusun Berokan

Magelang Jawa Tengah. Pada saat yang bersamaan penulis mendapat banyak

pengalaman hidup yang bermasyarakat. Hidup mandiri adalah salah satu yang

penulis dapatkan ketika penulis berada di sana, dimana penulis jauh dari orang tua

sehingga sangat dituntut untuk belajar hidup mandiri, menanamkan jiwa

solidaritas, hidup yang berkecukupan atau hidup sederhana serta bersosialisasi

dengan masyarakat setempat yang berbeda adat istiadatnya.

Page 7: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

Pengenalan kehidupan bermasyarakat adalah sarana untuk menanam

solidaritas , hidup sederhana, dan mengetahui kehidupan masyarakat yang

berbeda adat istiadat. Pada kegiatan ini penulis banyak mendapatkan hal hal baru

yang belum pernah didapatkan penulis. Namun untuk mendapatkan hal-hal baru

tersebut penulis tidak mengalami kesulitan, namun itu meruppakan hal yang

sangat menyenangkan buat penulis. Disamping itu solidaritas dan hidup

sederhana cukup membuat penulis merasa tertantang untuk mengetahuinya. Itu

sangat menarik minat para siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ini, mereka ingin

merasakan secara langsung bagaimana kehidupan yang berbeda dari biasanya.

Bagi remaja masih banyak waktu untuk belajar menanamkan solidaritas, hidup

sederhana serta mengenal hal-hal baru yang berguna untuk masa depan.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dan penulisan laporan kehidupan bermasyarakat adalah untuk

melengkapi salah satu syarat ujian akhir mata pelajaran Bahasa Indonesia dan

Sosiologi.

1.2.1 Tujuan diadakannya PKB

- Siswa mendapat pengalaman hidup baru

- Menumbuhkankembangkan jiwa sosial dan toleransi bagi para siswa

- Memunculkan dan mengembangkan rasa empati

- Menemukan pranata sosial baru dalam masyarakat

- Belajar hidup mandiri dan menyesuaikan hidup dilingkungan baru

Page 8: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

1.3 Nama Kegiatan

Nama Kegiatan ini adalah Pengenalan Kehidupan Bermasyarakat atau

biasa disingkat PKB.

1.4 Ruang Lingkup

Penulis ditempatkan di lingkungan yang bernama Ignatius Loyola

Pucanganom II tepatnya di dusun Berokan . Keadaan lingkungan ini umumnya

sama dengan di lingkungan lain namun di desa ini terdapat sebuah sungai yang

terletak tidak jauh dari rumah keluarga angkat saya dan hanya berjarak beberapa

ratus meter saja, di sungai tersebut terdapat banyak bebatuan dikarenakan untuk

menahan lereng gunung yang mengalir di sepanjang sungai ini agar tidak

berdampak buruk bagi orang-orang disekitarnya.

Sosialisasi di lingkungan ini sangatlah baik sehingga penulis merasa nyaman

berada dilingkungan ini dan biasanya setiap malam diadakan latihan koor untuk

misa baik di kapel atau setiap lingkungan sehingga penulis dan teman-teman yang

berada di dusun berokan dan dusun jarakan dapat belajar bernyanyi dalam Bahasa

Jawa dan mengikuti koor.

1.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data penulis adalah dengan berkunjung ke perpustakaan

dengan membaca atau melihat karya tulis tahun lalu dan menambahkan data-data

yang ada serta terjun langsung ke lingkungan di Magelang, Jawa Tengah.

Page 9: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

1.6 Waktu dan Tempat Kegiatan

1.6.1 Tanggal Kegiatan : 13-19 Juli 2010

1.6.2 Tempat Kegiatan : Paroki salam, Gereja Santa Theresia, Magelang, Jawa

Tengah . Penulis ditempatkan diwilayah/lingkungan

Ignatius Loyola Pucanganom, Magelang, Jawa

Tengah.

Page 10: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

BAB II

PENGENALAN KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

2.1 Sejarah Gereja Santa Theresia

Dalam Gereja Santa Theresia kita dapat menelusuri sejarah dari gereja tersebut :

2.1.1 PAROKI SANTA THERESIA SALAM

Sebelum Kedatangan Pastor van Lith SJ, di Muntilan sudah ada karya

misi yang berkedudukan di Magelang yang dilakukan oleh Pastor F.

Voogel,SJ pada tahun 1892 yang ditandai dengan dibaptisnya 135 orang di

Muntilan. Kehadiran Pastor van Lith dan Hoevenaars pada tahun 1903 dalam

misi Jawa mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan

Gereja. Dalam karya-nya Pastor van Lith memfokuskan pada bidang

pendidikan, kesehatan dan kerasulan awam. Hal ini ditandai dengan

didirikannya sekolah, rumah sakit dan mencari pembantu dan pendamping

pastor dalam kontak dengan umat karena jumlah umat semakin bertambah.

Perkembangan umat katolik juga terjadi di Sumber, Mertoyudan, Mendut dan

sekitar Muntilan seperti Salam, Srumbung dan Ngluwar.

Beberapa tokoh awam yang terlibat dan aktif dalam proses penyebaran

agama katolik antara lain Yoakim Darmaatmaja dari Salam, Bernadus

Sastrodiharjo dari Kedawung, Wiryoatmaja dari Srumbung, Widyasuwito dari

Page 11: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

Cungkup, Hubertus Darmorejo dari Mandungan, Nitiharjo dari Nyluwar yang

dibantu pleh Panca Sudarma. Tokoh-tokoh tersebut kebanyakan bukan dari

kalangan pendidikan tetapi hanya orang-orang biasa yang mata

pencahariannya sebagai petani. Hal ini mempunyai kaitan yang erat dengan

komposisi penduduk yang sebagian besar adalah petani. Sehingga

memudahkan dalam memberikan ajaran-ajaran karena dari golongan yang

sama.

Sejak awal perkembangan, Salam, Srumbung dan Ngluwar mendapat

perhatian pastor Spekle yang rajin berkunjung pada keluarga-keluarga untuk

memberikan pelajaran agama Katolik. Tahun 1950 terjadi perkembangan

dengan munculnya wilayah baru sebagai bagian dari wilayah Muntilan.

Perkembangan itu ditandai masuknya wilayah Salam, Srumbung, Ngluwar,

Dukun, Mungkid, Sawangan, Borobudur dan Mertoyudan. Salam menjadi

salah satu Stasi dari Paroki Muntilan yang meliputi Kring Salam, Mandungan,

Djamus, Kemiren, Jerukagung dan Ngluwar. Tahun 1963 sudah muncul

rencana bagi Salam untuk memisahkan diri dari Muntilan untuk menjadi

paroki baru. Ide pemisahan itu disampaikan oleh pastor Chrysantus

Prawirasuprapta yang tinggal di Muntilan dan diberi tugas untuk membina di

Kring Salam, Srumbung dan Ngluwar. Tetapi untuk mendirikan paroki baru

diperlukan syara-syarat yng menjadi pendukung utama seperti adanya umat

yang cukup dengan menempati wilayah tertentu, gedung gereja, pastoran dan

Page 12: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

pastor paroki yang menetap serta memiliki dana untuk menyelenggarakan

kegiatan gereja. Sebelum memisahkan diri dari Muntilan Pastor Chrysantus

Prawirasuprapta dan Siswoharsono berunding untuk rencana pembangunan

gereja dan pastoran selanjutnya menyampaikan rencanna pembangunan

kepada Keuskupan Agung Semarang. Keuskupan mengarahkan dengan

memberi tanah seluas 9800 m2 yang merupakan milik Yayasan Gereja dan

Papa Miskin yang berada di dusun Jagang Lor Salam. Pertimbangannya

karena tempat ini dekat dengan pusat pemerintahan, sebab Salam terdapat

Kawedanan dan paling strategis. Tahap selanjutnya setelah mendapatkan

lokasi, Pastor Chrysantus Prawirasuprapta dan Siswoharsono merencanakan

pembangunannya dengan membuat gambarn rancangan dan mencari dana

untuk membiayai. Tetapi Pastor Chrysantus Prawirasuprapta tidak dapat

meneruskan pembangunan gereja karena harus pindah tugas. Kemudian

pembangunan diteruskan oleh Pastor Woerkens bersama Siswoharsono.

Kedudukan Pastor Woerkens bukan sebagai pastor kepala tetapi untuk

meneruskan pembangunan. Kemudian Keuskupan Agung Semarang menujuk

Pastor Goei Gwan Soei untuk menjadi pastor di Salam. Pastor Goei Gwan

Soei mulai menata dengan menyusun organisasi Gereja bersama tokoh-tokoh

dan membentuk stasi dan kring.

Tepatnya tanggal 1 Januari 1965 Salam resmi menjadi paroki baru dan

lepas dari Paroki Muntilan meskipun bangunan gereja dan pastoran belum

Page 13: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

sempurna. Urusan administrasi, pendanaan dan kebutuhan pastor diusahakan

oleh umat sedang untuk keperluan misa seperti anggur dan roti masih

mengambil dari Muntilan.

Situasi umat di Paroki Santa Theresia Salam selanjutnya sangat

diwarnai oleh pastor-pastor yang menjabat sebagai pastor paroki. Namun pada

masa tertentu sangat diwarnai oleh sosok pastor yang terkenal di Paroki Salam

namun bukan sebagai pastor paroki yakni Pator YB Mangunwijaya,Pr.

Setelah tahun 1979 Rama Mangun yang terkenal dengan arsitekturnya itu

membangun Wisma Salam sebagai tempat pembinaan para awam seperti

“Seminar Awam”.

Pembinaan-pembinaanuntuk para pengurus dan penggerak paroki ini,

Paroki Santa Theresia Salam tidak luput dari sasaran Pembinaannya, yang

cukup mewarnai adalah gaya arsitekturnya dalam pembangunan kapel.

2.1.2 Pastor-Pastor yang pernah Berkarya di Gereja Santa Theresia Salam

1965 - 1973 : Pastor E. Goei Gwan Soei, Pr.

1974 - 1980 : Pastor FX, Sutawibawa, Pr.

1980 - 1983 : ( Pastor YB. Mangunwijaya, Pr. Wisma Salam)

1980 - 1981 : Pastor Y. Winarto,Pr.

1981 - 1986 : Pastor Kepala: A,K, Wedya Wiratno, Pr.

Page 14: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

(1983-1987 : Merangkap Wisma Salam)

1981 - 1983 : Pastor Pembantu : Nurwiyana, Pr.

1983 - 1986 : Pastor Pembantu : D. Bambang Sutrisno, Pr.

1986 - 1988 : Pastor Kepala : D. Bambang Sutrisno, Pr

Pastor Pembantu : Bambang Relianto, Pr.

1987 - 1991 : Pastor Kepala : Bambang Relianto, Pr.

1988 - 1997 : (Pastor A. Tri Hartono, Pr. Wisma Salam)

1991 - 1995 : Pastor D. Windyawirna, Pr.

1995 - 1999 : Pastor T. Wadji, Pr.

1997 - 2002 : (Pastor B. Benny B. Sumintarto, Pr.)

Wisma Salam dan K3AS

1999 - 2002 : Pastor Ag. Toto Supriyanto, Pr.

2002 - 2003 : (Pastor P. Noegroho Agung S, Pr.)

Wisma Salam dan K3AS

2004 - 2009 : Pastor Y. Bambang Triantoro, Pr.

Page 15: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

2.2 Latar Belakang Keluarga

Keluarga angkat penulis adalah keluarga yang sangat harmonis. Bapak angkat

penulis bernama Agustinus Marjinuh. Beliau memiliki 3 orang anak. Dari ke-3

orang anak Beliau, 1 yang sering berada dirumah. Anak Pertama yang biasa

dipanggil dengan nama Krisna , saat ini mas Krisna sudah bekerja di kota

Yokyakarta yang saat ini sudah bertunangan dengan kekasihnya di saat kami

berada di rumah keluarga ini. Anak kedua saat ini masih menduduki bangku

kuliah di yokyakarta yang biasa dipanggil dengan nama Era. Anak ketiga atau

anak terakhir yang bernama Aditya Kurnia saat ini baru menduduki bangku kuliah

di Universitas Negeri Yokyakarta.

Bapak Angkat Penulis bekerja sebagai Guru Matematika disalah satu sekola

dasar (SD) di sana dan Ibu Angkat Penulis juga bekerja sebagai Guru kelas

disalah satu sekolah dasar (SD) di sana. Namun Orang Tua Angkat Penulis

memiliki sawah yang cukup luas, Kebun Salak yang cukup luas dan hewan untuk

membajak sawah.

2.3 Kegiatan Penulis

Pada Tanggal 13 Juli 2010, seluruh siswa-siswi SMA Budi Mulia Bogor

berangkat menuju Magelang dengan menggunakkan bus Pariwisata Parahyangan.

Bus yang digunakan berjumlah 5 bus. Masing-masing bus ber-AC. Perjalanan

Page 16: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

dari bogor ke Magelang berlangsung kira-kira 14 jam. Karna bus tidak dilengkapi

kamar mandi jadi sesekali berhenti di pom bensin untuk ke wc umum.

2.4 Hari Pertama ( Rabu, 14 Juli 2010)

Hari Pertama di Salam, Magelang, Penulis bersama siswa-siswi lainnya

berkumul di gereja Santa Theresia Salam. Disana, seluruh peserta PKB

membenahi diri, dan bersiap-siap bertemu dengan Orang Tua Angkat dengan

keadaan yang sudah bersih dan wangi ( sudah mandi) dan sebelum mengetahui

wilayah yang ditempatin, disitu penulis dan siswa-siswi yang lainnya menunggu

sambil mendengarkan sambutan dari pihak Paroki Salam dan dari panitia pihak

sekolah.

Sesudah pembagian wilayah , para peserta PKB telah disediakan

snack/makanan dan dipersilahkan untuk makan siang bersama-sama. , Setelah

selesai makan para peserta PKB bersiap-siap menuju wilayah/tempat tinggal

masing-masing dengan menggunakan mobil pick up dan juga angkot.

Sesampainya di rumah ketua lingkungan yaitu Bapak Ari , penulis bersama

siswa-siswi yang berada di lingkungan yang sama bercanda-canda dengan

keluarga Bapak Ari dan dibagikan / diberitahu dimana tempat dan Keluarga

Angkat yang akan penulis tempati. Penulis ditempatkan dikeluarga Bapak

Agustinus Marjinuh. Setibanya dirumah orang tua angkat pada pukul 15.30 WIB,

penulis berkenalan dengan bapak angkat dan kakak angkat , kemudian penulis

Page 17: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

dan juga siswi yang bernama Tryas membereskan barang- barang bawaan dan

bersiap-siap untuk mandi. Setelah selesai mandi, penulis dan Tryas (teman satu

rumah yang juga siswi peserta PKB) membantu mba Nia ( kakak angkat)

mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Pada Pukul 19.30 WIB, Penulis, Tryas dan keluarga angkat bersiap-siap untuk

latihan koor di rumah keluarga Bapak Ari ( Ketua Lingkungan). Setelah selesai

penulis. Tryas dan keluarga angkat kembali pulang kerumah

2.4.1 Refleksi

Penulis bisa belajar hidup mandiri dan jauh dari orang tua kandung di

Bogor dan penulis bisa belajar untuk lebih menghargai hidup dan tidak

menghambur-hamburkan yang sudah disediakan di Boor karna mencari pekerjaan

itu tidak gampang harus dngan kerja keras dan susah payahnya hidup.

2.5 Hari Kedua ( Kamis, 15 Juli 2010)

Pada Pukul 05.00 WIB, penulis bangun dari tidur dan membereskan kamar,

penulis dan Tryas teman penulis bersiap-siap membantu orang tua angkat dengan

memotong sayur, memasak sayur dan memasak jenis makanan lainnya. Setelah

membantu memasak, penulis beserta teman satu rumah membatu membersihkan

rumah dengan menyapu halaman, membakar sampah, membereskan piring dan

pekerjaan lainnya.

Page 18: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

Setelah mengerjakan pekerjaan rumah, penulis beserta teman satu rumah

penulis yang juga peserta PKB, bebincang-bincang dengan kakak angkat penulis

yang bernama mba Nia yang biasa kami menyebutnya dengan nama itu., penulis

bertanya apa kebiasaan-kebiasaan yang ada di dusun tersebut, ternyata disana

tidak semua beragama Katolik, dan penulis, teman penulis serta mba Nia,

bercerita-cerita tentang sekolah, PKB tahun lalu yang kebetulan yang pernah

tinggal dirumah itu penulis kenal orangnya.

Sesudah penulis berbincang-bincang dengan kakak angkat lalu penulis

meminta izin untuk mengunjungi rumah peserta PKB yang lain, namun sebelum

pergi, penulis sudah membereskan rumah dengan rapih. Penulis mengunjungi

rumah Pak Ari dan juga melihat- lihat sawah Bapak Ari kemudian berfoto-foto

karena pemandangan di dusun tersebut sangatlah bagus.

Penulis tidak mau menyia-nyiakan waktu yang ada, penulis kembali ke rumah

untuk kembali membantu-bantu kakak angkat penulis untuk kembali

membereskan rumah yang terlihat banyak sekali debu bekas padi-padi yang sudah

diambil dari sawah. Penulis merasa tidak nyaman bila ada sedikit debu oleh

karena itu, penulis selalu membereskan rumah agar tidak terdapat debu-debu.

Sesudah penulis mengerjakan pekerjaan rumah, mba nia kakak angkat penulis

mengajak penulis dan teman satu rumah penulis untuk bersama-sama makan

siang. Sesudah penulis makan siang lalu penulis beserta teman satu rumah penulis

Page 19: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

membantu bapak angkat penulis mengangkat kayu sehingga kayu-kayu itu terlihat

lebih rapih dan tersusun. Setelah membantu bapak angkat, penulis dan teman satu

rumah penulis pun beristirahat sejenak untuk merenggangkan badan agar tidak

terasa sakit,.

Pada pukul 14.30 WIB, penulis dan teman satu rumah penulis diajak kakak

angkat penulis untuk pergi kesawah untuk melihat-lihat dan mengantarkan

makanan kepada para petani dan membantu meringankan pekerjaan para petani,

sehingga penulis mengetahui cara-cara memotong padi yang benar dan cara

menanam padi yang benar.

Setelah penulis dan teman satu rumah penulis pulang dari sawah, penulis dan

teman satu rumah penulis beserta mba Nia bertemu dengan guru-guru yang

sedang mencari kami. Disitu penulis dan teman satu rumah penulis berfoto-foto

dengan guru-guru dan bercanda-canda dengan guru-guru agar suasana menjadi

lebih akrab. Setelah bertemu guru-guru , penulis, teman satu rumah penulis serta

mba Nia pulang ke rumah lalu mandi dan makan malam bersama orang tua ankat

seta brbincang-bincang dengan keluarga angkat agar suasana menjadi lebih akrab

sekalian bertanya bagaimana cara menanam pohon salak dan cara memetik buah

salak yang benar.

Pada pukul 19.30 WIB, penulis, teman satu rumah penulis beserta keluarga

angkat penulis berangkat menuju tempat untuk latihan koor. Disini penulis belajar

Page 20: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

bernyanyi Bahasa Jawa, walaupun sedikit agak sulit bernyanyi dalam bahasa Jawa

namun harus terus dipelajari sampai bisa.

Tepatnya pukul 20.00 WIB, latihan koor itu selesai dan penulis, teman satu

rumah penulis serta keluarga angkat penulis pulang ke rumah karna sudah larut

malam. Namun penulis dan teman satu rumah penulis tidak langsung begegas

untuk istirahat tetapi kami bersaat teduh dulu karna itu kewajiban kami sebagai

umat beragama Kristen. Setelah saat teduh selesai, penulis dan teman satu rumah

penulis bergegas untuk istirahat malam.

2.5.1 Refleksi

Pada hari kedua penulis berada di rumah keluarga angkat, banyak

pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan. Penulis bisa belajar lebih

mendalam tentang hal-hal yang belum pernah diketahui oleh penulis seperti

Berbahasa Jawa, yang sebelumnnya penulis hanya tahu Bahasa Jawa iya sekarang

meningkat menjadi lebih mengerti Bahasa Jawa . Penulis pun bisa belajar lebih

mandiri lagi, walaupun penulis merasa kangen dengan keluarga di Bogor namun

penulis tidak boleh terpuruk dengan itu.

2.6 Hari Ketiga ( Jumat, 16 Juli 2010 )

Pada hari ini, penulis bangun pukul 05.00 WIB, lalu merapikan tempat tidur.

Setelah itu penulis beserta teman satu rumah penulis segera menuju dapur dan

membantu Bapak memasak dan mencuci piring. Setelah mencuci piring, penulis

Page 21: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

disuruh Ibu angkat penulis untuk mencari tukang sayur untuk membeli sayur dan

semacamnya. Setelah mencari tukang sayur dan membeli sayur, penulis

ditawarkan untuk sarapan pagi bersama Kakak angkat penulis. Setelah sarapan

pagi, penulis memncuci pakaian kotor yang sudah menumpuk agar pakaian-

pakaian kotor itu menjadi bersih dan bisa dipakai keesokan harinya.

Setelah mencuci pakaian, penulis beserta teman satu rumah diajak untuk

melihat-lihat sungai yang ada di dusun Jarakan. Sungainya sangat bagus dan

masih alami tanpa tersentuh teknologi. Biasanya sungai ini airya dipakai untuk

membersihkan ikan hasil pancingan dari kolam. Di sungai tersebut penulis beserta

teman-teman penulis bermain air, bercanda-canda, berfoto-foto dan lain

sebagainya sehingga mendapatkan pengalaman yang sangat menyenangkan.

Setelah beberapa jam, penulis beserta teman-teman penulis yang juga peserta

PKB kembali pulang ke rumah masing-masing. Setelah penulis sampai di rumah,

penulis kembali mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci piring dan

sesudah mencuci piring penulis bergegas untuk mandi karena penulis, teman-

teman penulis dan umat Katolik di dusun Berokan dan Jarakan diajak untuk

mengunjungi tempat untuk melihat pemandangan gunung Merapi dari jauh yang

biasa disebut warga disitu adalah Ketep Pass. Di sana Penulis beserta teman-

teman yang lain sangat antusias dan senang karena selain bisa melihat

pemandangan yang sangat bagus juga bisa menonton film letusan gunung Merapi

yang mana bisa dijadikan pengetahuan umum dan bermanfaat bagi penulis.

Page 22: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

Setelah pergi ke Ketep Pass, penulis, teman-teman penulis dan yang lainnya

kembali pulang ke rumah. Penulis diajak membantu Bapak angkat penulis untuk

memetik buah salak dan mengetahui secara langsung cara memetik buah salak

yang baik dan benar agar tidak merusak pohonnya kemudian Penulis mengangkat

jemuran karena sudah menjelang malam. Sekitar pukul 18.30 WIB setelah

membantu Bapak angkat, penulis dan teman satu rumah penulis diajak untuk

makan malam bersama keluarga angkat sambil bercanca-canda.

Sekitar pukul 19.30 , penulis dan teman satu rumah penulis kembali diajak

untuk latihan koor di tempat yang sama. Penulis dan teman satu rumah penulis

sangat antusias karena bisa manambah kegiatan. Setelah selesai latihan koor

penulis, teman satu rumah penulis, dan keluarga angkat penulis bergegas untuk

pulang karna hari sudah larut malam. Tetapi sesampainya di rumah, penulis dan

teman satu rumah penulis tidak langsung beristirahat karena harus menjalankan

kewajiban umat Kristen yaitu bersaat teduh atau yang biasa penuli singkat dengan

sate. Dengan bersaat teduh penulis bisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan

memohon pertolongan kepada Tuhan. Setelah bersaat teduh penulis dan teman

satu rumah penulis bergegas untuk istirahat malam karna banyak hal yang akan

dikerjakan keesokan harinya.

Page 23: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

2.6.1 Refleksi

Pada hari ketiga ini, penulis mendapatkan banyak pelajaran mulai dari

melihat pemandangan, mengetahui cara –cara menanam padi, cara memotong

padi, cara-cara memetik buah salak dan lain sebagainya. Disinii penulis

mendapatkan banyak pengalaman yang belum pernah didapat sebelumnya.

Sementara di Bogor penulis hanya tahu cara memakan buah salak saja dan

sekarang sudah tahu cara menanam pohon salak dan memetik buah salak dan baik

dan benar. Dan disinii penulis banyak mempelajari tentang susahnya hidup karena

sebelumnya penulis kurang begitu mengerti bahwa mencari sesuap nasi itu susah

atau tidak gampang dan penulis berjanji untuk tidak menghambur-hamburkan

yang ada lebih baik dikasih ke orang yang lebih membutuhkan daripada terbuang

begitu saja tidak ada manfaatnya.

2.7 Hari Keempat ( Sabtu, 17 Juli 2010 )

Pada hari keempat, penulis bangun pukul 05.00 WIB, seperti biasanya setelah

bangun dan beres-beres kamar penulis dan teman satu rumah penulis menuju

dapur untuk membantu Bapak angkat memasak dan mencuci piring. Setelah

memcuci piring, penulis beserta teman satu rumah penulis diajak untuk sarapan

pagi bersama mba Nia kakak angkat penulis. Sesudah sarapan, penulis dan teman-

teman / peserta PKB yang lain berkumpul untuk berdiskusi dan menyiapkan

apresiasi untuk malam perpisahan yang diadakan pada pukul 19.00 wib nanti

Page 24: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

malam. Penulis dan teman-teman penulis yang lain memikirkan apa yang akan

ditunjukkan kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu anggota lingkungan, disitu penulis

dan teman-teman yang lain bersepakat untuk bernyanyi 2 lagu gereja yang

diiringi oleh gitar.

Setelah penulis dan teman-teman yang lain menemukan jalan tengahnya,

penulis beserta teman-teman yang lain bergegas pulang untuk mandi dan sarapan.

Sekitar pukul 13.00 WIB, penulis dan teman satu rumah penulis diajak teman-

teman yang lain untuk latihan apresiasi untuk malam nanti di rumah ketua

lingkungan yaitu Bapak Ari yang juga orang tua angkat Winda dan Mercy. Disitu

penulis dan teman-teman yang lain, latihan dengan penuh semangat karena

penulis dan teman-teman penulis mengangap kami harus memberikan yang

terbaik sebelum pada akhirnya penulis dan teman-teman penulis yang lain

kembali ke Bogor.

Sekitar pukul 15.00 WIB, penulis dan teman-teman penulis kembali pulang

untuk bersiap-siap berangkat ke kapel untuk ibadah dan bernyanyi koor gereja

bersama warga sekitar. Penulis awalnya bingung dengan ibadah gereja katolik

dengan di Jawa Tengah, namun ini menjadikan salah satu pelajaran bila suatu saat

nanti akan kembali ke Jawa Tengah untuk mengunjungi keluarga angkat.

Setelah selesai ibadah di kapel, penulis temu kangen dengan teman-teman

penulis yang berada di dusun yang berbeda-beda sambil berfoto-foto. Namun

Page 25: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

waktu penulis dan teman-teman tidaklah lama Karena harus pulang ke rumah

masing-masing. Sesampainya dirumah penulis dan teman satu rumah penulis

membatu menyapu sebentar. Setelah menyapu penulis dan teman satu rumah

penulis diajak untuk malam malam bersama keluarga angkat, sambil bercanda-

canda agar suasana menjadi lebih akrab lagi.

Namun pada pukul 19.00 WIB, penulis, teman satu rumah penulis dan

keluarga angkat penulis harus bersiap-siap pergi ke rumah salah satu warga untuk

latihan koor dan acara perpisahan dimana penulis beserta teman-teman yang lain

harus menyiapkan apresiasi. Sebelum penulis dan teman-teman bernyanyi ada

suatu kebaktian dahulu dan sharing tentang apa yang sudah didapat di dusun

Berokan dan dusun Jarakan baik orang tua angkat maupun anak angkat yang

bersangkutan. Penulis sendiri sharing tentang apa yang sudah penulis dapatkan

selama PKB ini, penulis mendapatkan banyak sekali pengalaman hidup yang

sangat berharga dan penulis pun tentunya tidak lupa untuk mengucapkan terima

kasih banyak kepada ketua lingkungan yaitu Bapak Ari yang juga orang tua

angkat Winda dan Mercy, begitu juga Orang tua angkat penulis yaitu Bapak

Agustinus Marjinuh dan memberikan satu kata perpisahan yaitu “ Jangan

Lupakan kami yang disini ya Pak “. Penulis sangat bersedih namun dibalik

peetemuan pasti ada perpisahan. Meskipun penulis bersedih namun harus tetap

semangat karna pertemuan itu tidak berhenti sampai disitu saja pasti suatu saat

nanti penulis bisa bertemu lagi baik orang tua angkat maupun semua warga

Page 26: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

didusun Berokan dan dusun Jarakan. Satu per satu orang tua angkat dan teman-

teman PKB menyampaikan perasaan sedihnya karena harus berpisah dengan

semuanya. Sesudah satu per satu menyampaikan perasaannya, tibalah saatnya

bagi penulis dan teman-teman penulis yang tinggal di dusun Berokan dan dusun

Jarakan yang berjumlah 11 orang ini memberikan suatu apresiasi dengan

bernyanyi dengan sungguh-sungguh karna ini terakhir kalinya penulis dan temen-

teman penulis bisa bernyanyi bersama. Suasana saat itu sangatlah sedih karena

penulis, teman-teman penulis, warga sekitar, dan semua orang tua angkat sudah

sangat begitu dekat. Setelah selesai acara perpisahan, penulis dan teman-teman

penulis tidak langsung pulang tetapi bermain kartu agar suasana menjadi lebih

semangat dan tidak bersedih-sedih terus. Namun itu tidaklah lama, karna penulis

dan teman-teman yang lain harus segera pulang ke rumah karena sudah larut

malam. Sesampainya dirumah penulis dan teman satu rumah penulis tidak

langsung beristirahat tetapi bersaat teduh dulu seperti biasanya namun sesaat

bersaat teduh ada seekor tikus yang lewat dekat kamar penulis dan teman satu

rumah penulis. Penulis langsung menjerit karna ketakutan dan segera keluar dari

kamar dan mengambil sapu untuk mengusir tikus tersebut. Saat ini keluarga

angkat penulis belum tidur kaena besok ada acara pertunangan antara anak

pertama yaitu mas Krisna (biasa penulis menyebutnya) dengan pacarnya.

Kemudian mas Krisna pun membantu penulis untuk mengusir tikus tersebut

namun tidak ketemu juga sampai pada akhirnya kamar pun dibuka agar tikus

tersebut keluar dengan sendirinya.

Page 27: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

Sebelum beristirahat, penulis, teman satu rumah penulis dan tetangga-tetangga

membantu Ibu angkat penulis memasak untuk acara besok. Namun karena sudah

pukul 02.00 WIB, orang tua angkat menyuruh penulis dan teman satu rumah

penulis untuk beristirahat sebab besok ada acara dan sudah kecapean. Lalu

penulis pun beristirahat malam

2.7.1 Refleksi

Pada hari keempat ini, banyak sekali pengalaman yang penulis dapat.

Penulis sangat nyaman berada di lingkungan Ignatius Loyola Pucanganom II

dusun Jarakan ini. Penulis mendapatkan banyak pengalaman hidup yang sangat

berguna untuk masa depan namun setiap pertemuan pasti ada perpisahan maka

dari itu penulis sangatlah sedih bila harus berpisah dengan keluarga angkat di

magelang, Jawa Tengah. Suatu hal yang luar biasa pernah tinggal di rumah

keluarga Bapak Agustinus Marjinuh karena orangnya sangat baik, ramah, dan

pintar menyanyi. Sementara di Bogor penulis sangat sibuk les pelajaran dan

menjadikan penulis mempunyai waktu yang sangat sedikit untuk berkumpul dan

bercanda-canda dengan keluarga.

2.8 Hari Kelima ( Minggu, 18 Juli 2010)

Hari Kelima tanggal 18 Juli 2010 adalah hari terakhir dan malam terakhir

pelaksaan PKB tahun ajaran 2010/2011. Pagi hari penulis bangun sekitar pukul

05.30 WIB. Walau tidurnya tidak cukup namun harus tetap bantu-bantu keluarga

Page 28: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

angkat. Setelah penulis dan teman satu rumah penulis membereskan kamar, lalu

penulis dan teman satu rumah penulis menuju dapur untuk bantu-bantu memasak,

meyiapkan makanan dan membereskan rumah sebelum tamu-tamu istimewa itu

datang.

Setelah membereskan rumah dan rumah sudah tertata rapih, penulis dan teman

satu rumah penulis mengisi waktu luang dengan mengisi sebagian laporan.

Setelah penulis dan teman satu rumah penulis selesai mengisi laporan, penulis dan

teman satu rumah penulis bergegas untuk mandi sebelum tamu-tamu istimewa itu

datang. Tidak lama kemudian para tamu-tamu itu pun datang dan keluarga angkat

menyambut kedatangan mereka dengan senyuman dan ramah.

Sekitar pukul 12.00 WIB, penulis dan teman satu rumah penulis bermain ke

salah satu rumah teman penulis yang juga peserta PKB sambil menunggu para

tamu-tamu istimewa itu pulang. Kebetulan teman satu rumah penulis ingin

meminjam casan karna pada malam harinya akan dibagikan handphone yang

dikumpulkan sebelum PKB. Namun penulis dan teman satu rumah penulis tidak

mempunyai waktu banyak untuk bermain karena harus pulang kerumah orang tua

angkat karena harus membersihkan piring-piring kotor bekas piring makan para

tamu. Setelah selesai memcuci piring kotor, penulis dan teman satu rumah penulis

diajak ke ruang tamu untuk berkenalan dengan keluarga besar orang tua angkat

mulai dari sepupu hingga kakak kandung dari Ibu angkat. Disitu penulis

berkenalan sambil bercanda-canda dengan keluarga besar orang tua angkat karena

Page 29: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

penulis sudah dianggap bagian dari keluarga yang sampai saat ini msih

berhubungan jauh.

Sekitar pukul 14.30 WIB, penulis, teman satu rumah penulis harus bersiap-

siap karena ada misa kecil disalah satu rumah warga yang dimana juga adalah

orang tua angkat dari Matthew dan Patrick. Disana penulis mengikuti dengan

seksama acara misa tersebut dan makan sore bersama. Setelah selesai misa,

penulis dan teman-teman yang lain bercanda-canda sambil menunggu waktu

bertemu dengan guru-guru di kapel . tepat pada pukul 05.00 WIB, penulis, teman-

teman peserta PKB, dan para orang tua angkat berangkat menuju kapel untuk

bertemu dengan guru-guru.

Disana penulis dan teman-teman PKB yang lain sebelum memulai acara,

peserta PKB mengumpulkan kuisioner yang sudah di tanda tangan oleh orang tua

dan menerima cinderamata untuk orang tua sesuai dengan pilihan yang ada. Kira-

kira pukul 18.30, Bu Linda memperrsilahkan kepada orang tua angkat peserta

yang hadir untuk memberikan kritik dan saran atau pesan dan kesan kepada

peserta PKB. Setelah itu pengembalian handphone kepada peserta dan kemudian

peserta kembali pulang ke rumah untuk packing dan beristirahat karena keesokan

harinya pagi-pagi sudah harus berkumpul di Paroki Salam.

Sesampainya dirumah, penulis membereskan kembali barang-barang supaya

besok tidak repot dalam membereskan barang. Setelah membereskan barang,

Page 30: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

penulis dan teman satu rumah penulis yang juga peserta PKB bersaat teduh

dahulu sejenak dan berdoa supaya besok kembali ke Bogor dalam keadaan

selamat dan tidak kurang suatu apapun. Setelah selesai bersaat teduh, penulis dan

teman saru rumah penulis beristirahat malam karena besoknya harus bangun pagi-

pagi.

2.8.1 Refleksi

Pada hari kelima ini, penulis kembali menyadari bahwa betapa

pentingnya menghargai hidup. Mendengar sejarah dari Romo yang memimpin

misa kecil hidup itu tidaklah gampang, banyak persoalan, cobaan dan lain

sebagainya namun kita harus tetap percaya sama Tuhan dan selalu berdoa agar

terus dalam perlindungannya. Dan selama ini, saat penulis berada dirumah jarang

sekali membantu orang tua karena sibuk bersekolah dan les Mata Pelajaran.

Namun penulis berjanji akan selalu berusaha membatu orang tua disaat ada waktu

luang dan selalu terus berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk semuanya

dan hidup haruslah semangat dan hadapi cobaan hidup dengan senyuman maka

itu semua akan berjalan dengan mudah tetapi tidak luput dari doa.

2.9 Hari Keenam ( Senin, 19 Juli 2010)

Hari kepulangan seluruh peserta PKB ke Bogor pun akhirnya tiba. Sekitar

pukul 05.00 WIB, penulis dan Tryas teman satu rumah yang juga peserta PKB

sudah bangun tidur dan segera bersiap-siap untuk mandi. Sesudah mandi, penulis

Page 31: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

dan Tryas bersiap-siap untuk berkumpul di Rumah Bapak Ari untuk ke Paroki

Salam bersama-sama dengan teman-teman yang lain. Namun tidak lupa penulis

dan Tryas memberikan cinderamata dan Orang tua angkat pun tak lupa untuk

memberikan oleh-oleh kepada penulis dan Tryas.

Setelah penulis dan Tryas berjalan menuju rumah Bapak Ari, ternyata penulis

dan Tryas ditinggalkan oleh yang lain, lalu penulis dan Tryas diantarkan memakai

motor oleh mas Krisna dan Mas Era kakak angkat penulis. Tetapi sebelum

berangkat penulis dan Tryas ingin berfoto-foto dahulu dengan keluarga angkat

dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agustinus Marjinuh

beserta Ibu, mba Nia, Mas Krisna dan mas Era.

Sesudah berpamitan dan mengucapkan terima kasih, kami pun Lalu

berangkat menuju Paroki Salam atau Gereja Santa Theresia Salam. Disana

disediakan 5 Bus yang akan membawa seluruh peserta PKB kembali ke Bogor

yang sudah siap menunggu kami semua.

Sebelum perjalanan dimulai, seluruh peserta dan guru-guru berkumpul

digereja untuk mengucapkan terima kasih dan menyampaikan pesan serta kesan

dari pihak SMA Budi Mulia Bogor maupun dari Pihak Gereja Paroki Salam yang

sudah menyiapkan tempat untuk melaksanakan PKB SMA Budi Mulia tahun

ajaran 2010/2011 dan tak lupa kata sambutan dari Bruder Alexius Kasta Ginting

selaku kepala sekolah SMA Budi mulia Bogor.

Page 32: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

Setelah semua selesai saatnya seluruh Peserta PKB dan guru-guru kembali

pulang ke Bogor. Sebelum ke Bogor, seluruh peserta diberi waktu untuk

berekreasi ke Malioboro dan Candi Borobudur. Para siwa lalu dibebaskan namun

harus kembali ke bus sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

Sekitar pukul 17.30 WIB, seluruh kegiatan berakhir dan saat itu dimulailah

Perjalanan menuju Bogor. Namun bis berhenti di rumah makan untuk

dipersilahkan seluruh siswa untuk makan. Namun banyak sekali yang tidak

makan karena sakit atau muntah-muntah dijalan. Setelah selesai makan,

perjalanan menuju Bogor pun dilanjutkan tanpa berhenti selama perjalanan. Kami

semua bermalam di bus dan tiba dibogor pada tanggal 20 Juli 2010 sekitar pukul

07.30 WIB dan orang tua kandung penulis sudah menjemput.

2.9.1 Peta Paroki Salam

Page 33: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kegiatan PKB (Pengenalan Kehidupan Bermasyarakat) ini, sangan

bermanfaat sekali untuk para siswa karena dengan diadakannya PKB ini, para

siswa dapat belajar menjalankan kehidupan sehari-hari dengan lingkungan , adat

istiadat, bahasa, suasana yang berbeda dari biasanya. Para siswa juga bisa lebih

memahami arti kehidupan dan belajar menanamkan jiwa solidaritas dan cara

hidup sederhana.

Dari Kegiatan ini banyak sekali pengalaman dan hal-hal baru yang belum

pernah didapatkan sebelumnya. Dengan kegiatan PKB ini pun para siswa belajar

hidup mandiri dan jauh dari orang tua dan jauh dari perkotaan dan tidak banyak

menggunakan teknologi dan lebih belajar menghargai hidup. Dengan adanya

PKB ini pun pasti ada sedikit perubahan dari para siswa menjadi lebih baik dari

yang sebelumnya dan lebih mensyukuri hidup.

Dengan kegiatan PKB pun kita belajar lebih dekat sama Tuhan, takut akan

Tuhan dan melakukan segala perubahan supaya hidup menjadi lebih sempurna.

Kegiatan PKB ini pun sangat bermanfaat bagi para siswa-siswi SMA Budi Mulia

Bogor yang sudah memduduki kelas XII yang sebentar lagi akan mengalami

Page 34: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

hidup yang sesungguhnya dan jauh dari orang tua dan dengan kegiatan

Pengenalan Kehidupan Bermasyakat ini pun bila belajar berinteraksi dan

beradaptasi karna kita adalah makhluk social yang pastinya sangatlah

membutuhkan orang lain dan belajar untuk hidup sederhana serta apa adanya

sangat dibutuhkan untuk membentuk pribadi yang lebih baik seperti yang

seharusnya dilakukan dan disukai oleh Tuhan.

3.2 Kritik

Kritik Penulis untuk PKB tahun ajaran 2010/2011 kendaraanya kurang

nyaman terlalu sempit sehingga tidak leluasa untuk bergerak dan pengaturan

waktu ke lingkungan masih diulur-ulur dan menjadikan peserta PKB terlambat

untuk datang ke rumah keluarga angkat padahal orang tua angkat sudah bersiap-

siap.

3.2 Saran

Saran penulis untuk PKB tahun ajaran 2010/2011 adalah sarana transportasi

dibuat lebih nyaman agar peserta PKB yang akan datang tidak merasakan hal

yang sama. Dan peserta PKB yang akan datang tetap diperkenankan untuk tidak

membawa alat-alat elektrinik seperti HP dll kecuali kamera digital .

Page 35: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

LAMPIRAN

Page 36: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

…………………………………………………. ii

KATA PENGANTAR

………………………………………………………. iii

DAFTAR ISI

………………………………………………………………… iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

……………………………………………………

1.2 Tujuan Penulisan

…………………………………………………………….

1.3 Nama Kegiatan

………………………………………………………………

1.4 Ruang Lingkup

………………………………………………………………

1.5 Teknik Pengumpulan Data

……………………………………………………

Page 37: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

1.6 Waktu dan Tempat Kegiatan

…………………………………………………

1.6.1 Waktu Kegiatan

…………………………………………………………

1.6.2 Tempat Kegiatan

……………………………………………………….

BAB II PENGENALAN KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

2.1 Sejarah Gereja Santa Theresia

…………………………………………………

2.1.1 Paroki Santa Theresia Salam

……………………………………………

2.1.2 Pator-pastor yang pernah berkarya di Gereja Santa Theresia

Salam …..

2.2 Latar Belakang Keluarga

……………………………………………………...

2.3 Kegiatan Penulis

………………………………………………………………

2.4 Hari Pertama

……………………………………………………………

Page 38: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

2.5 Hari Kedua

……………………………………………………………..

2.6 Hari Ketiga

……………………………………………………………..

2.7 Hari Keempat

…………………………………………………………..

2.8 Hari Kelima

…………………………………………………………….

2.9 Hari Keenam

……………………………………………………………

2.9.1 Peta Paroki Salam

……………………………………………..

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

…………………………………………………………………..

3.2 Kritik

…………………………………………………………………………

Page 39: Laporan Pen Gen Alan Kehidupan Bermasyarakat

3.3 Saran

…………………………………………………………………………