Pen Etr Alan

7
Sumber : http://diantox.blogspot.com/2010/01/titrasi-penetralan-dan- aplikasinya-by.html dian wulandari 2010 Titrasi Penetralan dan Aplikasinya bY diaNtox diakses pada 21/11/2014 pukul 22.45 DASAR TEORI : Reaksi penetralan dalam analisis titrimetri lebih dikenal sebagai reaksi asam basa. Reaksi ini menghasilkan larutan yang pH-nya lebih netral. Secara umum metode titrimetri didasarkan pada reaksi kimia sebagai berikut aA + tT ↔ produk dimana a molekul analit A bereaksi dengan t molekul pereaksi T. untuk menghasilkan produk yang sifat pH-nya netral. Dalam reaksi tersebut salah satu larutan (larutan standar) konsentrasi dan pH-nya telah diketahui. Saat equivalen mol titran sama dengan mol analitnya begitu pula mol equivalennya juga berlaku sama. N titran = N analit neq titran = neq analit dengan demikian secara stoikiometri dapat ditentukan konsentrasi larutan ke dua. Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya (Day, dkk, 1986). Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa). H+ + OH- ↔ H2O Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Untuk menetapkan titik akhir pada proses netralisasi ini digunakan indikator. Jalannya proses titrasi netralisasi dapat diikuti dengan melihat perubahan pH larutan selama titrasi, yang terpenting adalah perubahan pH pada saat dan di sekitar titik ekuivalen karena hal ini berhubungan erat dengan pemilihan indikator agar kesalahan titrasi sekecil-kecilnya.

description

fd

Transcript of Pen Etr Alan

Page 1: Pen Etr Alan

Sumber : http://diantox.blogspot.com/2010/01/titrasi-penetralan-dan-aplikasinya-by.html dian wulandari 2010 Titrasi Penetralan dan Aplikasinya bY diaNtox diakses pada 21/11/2014 pukul 22.45

DASAR TEORI :Reaksi penetralan dalam analisis titrimetri lebih dikenal sebagai reaksi asam basa. Reaksi ini menghasilkan larutan yang pH-nya lebih netral. Secara umum metode titrimetri didasarkan pada reaksi kimia sebagai berikutaA + tT ↔ produkdimana a molekul analit A bereaksi dengan t molekul pereaksi T. untuk menghasilkan produk yang sifat pH-nya netral. Dalam reaksi tersebut salah satu larutan (larutan standar) konsentrasi dan pH-nya telah diketahui. Saat equivalen mol titran sama dengan mol analitnya begitu pula mol equivalennya juga berlaku sama.N titran = N analitneq titran = neq analitdengan demikian secara stoikiometri dapat ditentukan konsentrasi larutan ke dua.Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya (Day, dkk, 1986).Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa). H+ + OH- ↔ H2OAsidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Untuk menetapkan titik akhir pada proses netralisasi ini digunakan indikator.Jalannya proses titrasi netralisasi dapat diikuti dengan melihat perubahan pH larutan selama titrasi, yang terpenting adalah perubahan pH pada saat dan di sekitar titik ekuivalen karena hal ini berhubungan erat dengan pemilihan indikator agar kesalahan titrasi sekecil-kecilnya. Larutan asam bila direaksikan dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Sifat asam dan sifat basa akan hilang dengan terbentuknya zat baru yang disebut garam yang memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya. Karena hasil reaksinya adalah air yang memiliki sifat netral yang artinya jumlah ion H+ sama dengan jumlah ion OH- maka reaksi itu disebut dengan reaksi netralisasi atau penetralan. Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah basa. Untuk itu perlu ditentukan titik ekivalen reaksi. Titik ekivalen adalah keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol basa. Untuk menentukan titik ekivalen pada reaksi asam-basa dapat digunakan indikator asam-basa. Ketepatan pemilihan indikator merupakan syarat keberhasilan dalam menentukan titik ekivalen. Pemilihan indikator didasarkan atas pH larutan hasil reaksi atau garam yang terjadi pada saat titik ekivalen. Salah satu kegunaan reaksi netralisasi adalah untuk menentukan konsentrasi asam atau basa yang tidak diketahui. Penentuan konsentrasi ini dilakukan dengan titrasi asam-basa. Titrasi adalah cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang

Page 2: Pen Etr Alan

sudah diketahui konsentrasinya. Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut dengan titrasi adisi-alkalimetri.

Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes. Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik ekivalen, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indiator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indiator disebut sebagai titik akhir titrasi.Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana reaksi telah berjalan dengan sempurna yang biasanya ditandai dengan pengamatan visual melalui perubahan warna indikator. Indikator asam basa akan memiliki warna yang berbeda dalam keadaan tak terionisasi dengan keadaan terionisasi. Sebagai contoh untuk indikator phenolphthalein ( pp ) seperti di atas dalam keadaan tidak terionisasi ( dalam larutan asam ) tidak akan berwarna ( colorless ) dan akan berwarna merah keunguan dalam keadaan terionisasi ( dalam larutan basa ).Warna yang akan teramati pada penentuan titik akhir titrasi adalah warna indikator dalam keadaan transisinya. Untuk indikator phenolphthalein karena indikator ini bertransisi dari tidak berwarna menjadi merah keungguan maka yang teramati untuk titik akhir titrasi adalah warna merah muda. Contoh lain adalah metil merah. Oleh karena metil merah bertransisi dari merah ke kuning, maka bila indikator metil merah dipakai dalam titrasi maka pada titik akhir titrasi warna yang teramati adalah campuran merah dengan kuning yaitu menghasilkan warna orange.

ALAT dan BAHAN :1. Gelas kimia2. Corong3. Pipet tetes4. Kasa dan kaki tiga5. Pembakar spiritus6. Labu ukur7. Gelas ukur8. Spatula9. Erlenmeyer10. Kertas lakmus11. Pipet volume12. Timbangan digital13. Buret14. Na2CO315. Aquades16. HCl17. Indikator metil jingga dan metil merah18. Pupuk ZA19. NaOH20. Indikator metil merah

Berdasarkan logika bahwa pada reaksi penetralan, jumlah ekuivalen (grek) asam yang bereaksi sama dengan jumlah ekuivalen (grek) basa.Dikethui: grek (gram ekuivalen) = Volume (V) X Normalitas (N), maka pada titik ekuivalen = V

Page 3: Pen Etr Alan

asam x N asam = V basa x N basa atau V1.N1 = V2. N2. untuk asam berbasa satu dan basa berbasa satu, normalitas sama dengan molaritas, berarti larutan 1M = 1N

Sumber : http://ihsan24chemistry.blogspot.com/2013/11/pembuatan-larutan-dan-standarisasi-nya.html , Khalidinul Ihsan, 2013. Diakses pada 21/11/2014 pukul 23.19

PEMBUATAN LARUTAN DAN STANDARISASI NYA

Larutan standar kadang dapat disiapkan dng menimbang tepatsuatu zat, kmd dilarutkan dalam volume larutan yg diukur tepat. Namun cara tersebut tidak dapat diterapkan secara umumkarena relatif hanya sedikit reagensia kimia dapat diperoleh dlmbentuk yg murni.

Perubahan gaya antar molekul yang dialami oleh molekul dalam bergerak dari zat terlarut murni atau pelarut ke keadaan tercampur mempengaruhi baik kemudahan pembentukan maupun kestabilan larutan. Presentase massa (dengan istilah biasa adalah persen bobot) sering digunakan sehari-hari dan didefinisikan sebagai presentase berdasar massa suatu zat dalam larutan. Dalam kimia yang paling bermanfaat untuk menyatakan komposisi ialah fraksi mol, molaritas dan molalitas. Salah satu teknik yang paling penting dalam kimia analitik ialah titrasi. Titrasi memungkinkan kimiawan menentukan jumlah zat yang ada dalam sampel (Norman H. Nachtrieb, 1968).

Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau aqueous. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan larutan encer. Istilah larutan biasanya mengandung arti pelarut cair dengan cairan, padatan atau gas sebagai zat yang terlarut (Ralph H. Petrucci, 1985).

Semua perhitungan dalam tetrimetri didasarkan pada konsentrasi titran sehingga konsentrasi titran harus dibuat secara teliti. Titran semacam ini disebut larutan baku (standar). Larutan baku standar ada dua macam yaitu larutan baku primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku primer mempunyai kemurnian yang tinggi. Larutan baku sekunder harus dibakukan dengan larutan baku primer. Suatu proses yang mana larutan baku sekunder dibakukab dengan larutan baku primer disebut dengan standarisasi (Abdul Rohman, 2007).Pembuatan Larutan dan Standarisasinya

Indikator asam basa adalah asam atau basa organik yang mempunyai satu warna jika konsentrasi hidrogen lebih tinggi daripada suatu harga tertentu dan satu warna lain jika konsentrasi itu lebih rendah. Dengan menggunakan keanekaragaman indikator dan mencatat warna-warna dalam larutan-larutan, misalnya orang dapat memperkirakan keasaman atau kebasaan tanah, air, cairan tubuh dan tipe lain larutan-larutan itu. Pemilihan suatu indikator untuk titrasi asam basa tertentu tergantung pada kuat relatif asam dan basa yang digunakan didalam titrasi (Jesse Wood, 1980).

Pertukaran ion merupakan pertukaran kimia dimana zat yang insoluble memisahkan ion-ion bermuatan positif atau negatif dari larutan elektrolit. Ion-ion bermuatan sejenis dilepaskan kedalam larutan yang secara kimiawi jumlahnya sama. Proses pertukaran ion ini tidak menyebabkan perubahan struktur fisik penukar ion (Anderas Djatmiko,2004)

Percobaan kali ini yaitu pembuatan larutan dan standarisasinya. Larutan adalah sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat. Terdiri dari dua komponen yaitu pelarut (solvent) yang memiliki proporsi lebih besar dan zat terlarut (solute) yang proporsi lebih kecil. Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan perlu dilakukan standarisasi. Larutan standar selanjutnya digunakan dalam proses analisis kimia dengan metode titrasi asam basa. Prinsip

Page 4: Pen Etr Alan

prosedur ini adalah untuk menentukan jumlah asam maka ditambahkan basa dalam jumlah yang ekuivalen atau sebaliknya. Proses titrasi diakhiri jika telah mencapai titik ekuivalen, yaitu titik saat penambahan sedikit titran akan menyebabkan perubahan pH yang sangat besar. Indikator adalah molekul pewarna yang warnanya tergantung pada konsentrasi H2O. Indikator ini sesungguhnya merupakan asam lemah atau basa lemah yang konjugasinya menjadi asam-basa menyebabkan perubahan warna.

Hasil analisis pengamatan, diperoleh nilai N HCl sebesar 0,089 N, padahal nilai N HCl seharusnya sebesar 0,1 N. Hal ini merupakan pengaruh dari massa borax yang beratnya 0,408 gram, karena semakin kecil massa borax maka semakin kecil pula nilai N yang dihasilkan dalam standarisasi tersebut. Volume HCl pada awalnya 100 ml, namun pada perhitungan standarisasi ini volume mengalami pengurangan sebesar 26 ml sehingga menjadi 24 ml. Pembuatan Larutan dan Standarisasinya

Perhitungan pada data pengamatan menunjukkan nilai kadar Na2CO3 sebesar 96%. Dalam penentuan kadar Na2CO3 ini melibatkan peran gram Na2CO3, N HCl, V HCl dan massa atom relatif Na2CO3. Gram Na2CO3dihitung sebanyak dua kali yaitu perhitungan pertama menggunakan ketetapan (10/50) dikalikan gram Na2CO3dari penimbangan. Semakin besar gram Na2CO3 pada perhitungannya yang melibatkan V HCl, N HCl dan massa atom relatif Na2CO3 maka semakin besar pula kadar Na2CO3 yang dihasilkan. Hubungan antara gram Na2CO3, V HCl, N HCl dan kadar Na2CO3 adalah bahwa volume HCl selalu berperan dalam perhitungan N HCl, gram Na2CO3 dan kadar Na2CO3. Hal ini disebabkan karena HCl bersifat asam kuat atau elektrolit kuat. Setelah mengalami titrasi maka larutan terjadi perubahan warna. Perubahan warna menunjukkan adanya ekuivalen jumlah antara asam dan basa.

Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan pada acara 1 dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

1. Dalam pembuatan larutan HCl 0,1 N dibutuhkan 0,81 ml HCl pekat.

2. Standarisasi larutan HCl 0,1 N diperoleh 0,089 N.

3. Penentuan kadar Na2CO3 dengan HCl diperoleh 96%.

4. Standarisasi larutan HCl 0,1 N ditambah 3 tetes indikator methyl orange sehingga mengalami titrasi diperoleh warna merah berubah menjadi merah muda

Sumber : http://www.petrokimia-gresik.com/Pupuk/Urea.ZA Petrokimia Gresik 2013 Urea dan ZA diakses pada 21/11/2014 pukul 23.40

PUPUK ZA (SNI 02-1760-2005)

Spesifikasi

o Nitrogen minimal 20,8%

o belerang minimal 23,8%

o Kadar air maksimal 1%

o kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%

o Bentuk kristal

o Warna putih

Page 5: Pen Etr Alan

o Warna orange untuk ZA bersubsidi 

o Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg

Sifat dan keunggulan pupuk ZA

o Tidak higroskopis

o Mudah larut dalam air

o Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan

o Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama

o Dapat dicampur dengan pupuk lain

o Aman digunakan untuk semua jenis tanaman

o Meningkatkan produksi dan kualitas panen

o Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan

o Memperbaiki rasa dan warna hasil panen

Gejala kekurangan unsur hara Belerang pada tanaman

o Produksi protein tanaman menurun, pertumbuhan sel tanaman kurang aktif

o Terjadi penimbunan amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi

tanaman

o Terjadi kerusakan aktivitas fisiologis dan mudah terserang hama penyakit

o Produksi butir daun hijau menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat,

tanaman mengalami klorosis/kekuningan dan hasil panen rendah. 

 

updated, 230513